bab ii tinjauan pustaka a. emosi 1. …repository.ump.ac.id/3181/3/bab ii_ratih f syarif...1 bab ii...
TRANSCRIPT
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Emosi
1. Pengertian Emosi
Emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehingga tidak
dapat satu pun definisi yang diterima secara universal. Para ahli
mencoba mendefinisikan teori sehingga didapatkan tiga grand theory
mengenai emosi, yaitu :
a. Teori James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan
tubuh. Salah satu dari toeri paling awal dalam emosi dengan
ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika Wiliam James. James
mengusulkan serangkain kejadian dalam keadaan emosi yaitu kita
menerima situasi yang akan menghasilkan emosi, kita bereaksi ke
situasi tersebut dan kita memperhatikan reaksi kita. Persepsi kita
terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami.
Sehingga pengalaman emosi atau emosi yang dirasakan terjadi
setelah perubahan tubuh memunculkan pengalam emosional.
b. Teori Cannon-Bard
Teori ini menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan
respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri. Menurut teori
ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan
dari dunia luar, kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti 13
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
2
hipotalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian
mengirim out put dalam 2 arah yaitu pertama ke organ-organ tubuh
dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi
tubuh, kedua ke korteks cerebral diaman pola buangan dari daerah
otak lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan.
c. Teori Schachter-Singer (Interpretasi tentang pembangkitan tubuh)
Teori kontemporer ini menyatakan bahwa emosi yang kita
rasakan adalah benar dari interpretasi kita tentang sesuatu yang
membangkitkan keadaan tubuh. Schachter dan Singer berpendapat
bahwa keadaan tubuh dari keterbangkitan emosional adalah sama
pada hampir semua emosi yang kita rasakan dan itu terjadi jika
perbedaan psikologis dalam pola respon tubuh. Orang dikatakan
memiliki perbedaan subjektif dalam emosi karena perbedaan dalam
cara mereka mengartikan atau mempersepsikan keadaan psikologis
mereka.rangkaian kejadian dalam memproduksi emosi menurut
teori ini adalah pertama, persepsi dari situasi potensial yang
menghasilkan emosi kedua, keadaan tubuh yang terbangkitkan
dengan hasil dari persepsi ini yang ambigus dan ketiga, interpretasi
dan menamai keadaan tubuh sehingga cocok dengan situasi yang
diterima.
Franken (Baihaqi dkk, 2007) menjelaskan bahwa emosi
merupakan hasil interaksi antara faktor subyektif (proses kognitif),
faktor lingkungan (hasil belajar), dan faktor biologik (proses
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
3
hormonal). Dengan kata lain, emosi muncul pada saat manusia
berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya untuk
beradaptasi dengan lingkungannya (Baihaqi dkk, 2007).
Menurut pandangan neurologi, emosi mengandung dua
keadaan yaitu cara bertindak (ekspresi emosional) dan cara merasa
(pengalaman emosional). Sedangkan Bard mengungkapkan bahwa
ekspresi emosional tergantung dari aksi integratif hyphotalamus,
dan bukan oleh kerja thalamus atau cortex cerebri. Sedangkan
menurut pandangan psikologi emosi adalah pengalaman yang sadar
dan kompleks yang memberi pengaruh pada aktivitas-aktivitas
tubuh, menghasilkan sensasi-sensasi organis dan kinestetik, disertai
dengan penjelmaan yang jelas, impuls-impuls yang bersamaan
serta nada perasaan yang kuat (Baihaqi dkk, 2007).
Berdasarkan teori-teori diatas, dapat kita ketahui bahwa
emosi adalah interpretasi kita meliputi aspek fisiologi terhadap
sesuatu yang membangkitkan keadaan tubuh kita, menghasilkan
sensasi-sensasi organis dan kinestetik sehingga kita bereaksi ke
situasi tersebut dan kita memperhatikan reaksi kita.
2. Bentuk-Bentuk Emosi
Goleman (2009) menggolongkan bentuk emosi sebagai berikut:
a. Amarah yaitu beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel,
kesal hati, terganggu, tersinggung, bermusuhan, hingga tindakan
kekerasan dan kebencian patologis.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
4
b. Kesedihan yaitu pedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri,
kesedihan, ditolak, dan depresi berat.
c. Rasa takut yaitu takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
sekali, waspara, tidak senang, ngeri, takut sekali, fobia dan panic.
d. Kenikmatan yaitu bahagia, gembira, puas, terhibur, bangga, takjub,
terpesona, senang sekali dan manis.
e. Cinta yaitu persahabatan, penerimaan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa dekat, bakti, hormat.
f. Terkejut yaitu terpana dan takjub.
g. Jengkel yaitu hina, jijik, muak, benci.
h. Malu yaitu rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan
hati hancur lebur.
3. Macam - Macam Emosi
Goleman (2009) mengemukakan beberapa macam emosi yaitu
amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel,
dan malu. Dia juga menyatakan bahwa perilaku individu yang
muncul sangat banyak diwarnai emosi. Emosi dasar individu
mencakup emosi positif dan emosi negatif. Emosi negatif yaitu
perasaan-perasaan yang tidak diinginkan dan menjadikan kondisi
psikologis yang tidak nyaman.
Menurut Lazarus (1991) emosi-emosi yang terdapat pada
seorang individu, yaitu: anger (marah), anxiety (cemas), fright
(takut), jealously (perasaan bersalah), shame (malu), disgust (jijik),
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
5
happiness (gembira), pride (bangga), relief (lega), hope (harapan),
love (kasih sayang), compassion (kasihan).
Sedangkan menurut Descrates (Gunarsa, 2003), ada 6 emosi dasar
pada setiap individu, terbagi atas : desire (hasrat), hate (benci),
sorrow (sedih/duka), wonder (heran atau ingin tahu), love (cinta)
dan joy (kegembiraan).
Jadi, berdasarkan uraian para ahli diatas disimpulkan bahwa
terdapat berbagai macam emosi yaitu amarah, kesedihan, rasa takut,
terkejut, cemas, perasaan bersalah, malu, jijik, hasrat, benci, gembira,
bangga, lega, harapan, kasih sayang, dan mengasihi.
B. Regulasi Emosi
1. Pengertian Regulasi Emosi
Regulasi emosi ialah strategi yang dilakukan secara sadar
ataupun tidak sadar untuk mempertahankan, memperkuat atau
mengurangi satu atau lebih aspek dari respon emosi yaitu
pengalaman emosi dan perilaku. Seseorang yang memiliki regulasi
emosi dapat mempertahankan atau meningkatkan emosi yang
dirasakannya baik positif maupun negatif. Selain itu, seseorang
juga dapat mengurangi emosinya baik positif maupun negatif
(Gross, 2007).
Sementara itu, menurut Shaffer (2005) menyatakan bahwa
regulasi emosi ialah kapasitas untuk mengontrol dan menyesuaikan
emosi yang timbul pada tingkat intensitas yang tepat untuk mencapai
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
6
suatu tujuan. Regulasi emosi yang tepat meliputi kemampuan untuk
mengatur perasaan, reaksi fisiologis, kognisi yang berhubungan
dengan emosi, dan reaksi yang berhubungan dengan emosi.
Sedangkan menurut Gottman dan Katz (Wilson, 1999) regulasi
emosi merujuk pada kemampuan untuk menghalangi perilaku tidak
tepat akibat kuatnya intensitas emosi positif atau negatif yang
dirasakan, dapat menenangkan diri dari pengaruh psikologis yang
timbul akibat intensitas yang kuat dari emosi, dapat memusatkan
perhatian kembali dan mengorganisir diri sendiri untuk mengatur
perilaku yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Walden dan Smith (Eisenberg, Fabes, Reiser & Guthrie
2000) juga menjelaskan bahwa regulasi emosi merupakan proses
menerima, mempertahankan dan mengendalikan suatu kejadian,
intensitas dan lamanya emosi dirasakan, proses fisiologis yang
berhubungan dengan emosi, ekspresi wajah serta perilaku yang dapat
diobservasi.
Thompson (dalam Eisenberg, Fabes, Reiser & Guthrie
2000) mengatakan bahwa regulasi emosi terdiri dari proses intrinsik
dan ekstrinsik yang bertanggung jawab untuk mengenal, memonitor,
mengevaluasi dan membatasi respon emosi khususnya intensitas dan
bentuk reaksinya untuk mencapai suatu tujuan. Regulasi emosi yang
efektif meliputi kemampuan secara fleksibel mengelola emosi sesuai
dengan tuntutan lingkungan.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
7
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
regulasi emosi ialah suatu proses intrinsik dan ekstrinsik yang
bertanggung jawab untuk menerima, mempertahankan dan
mengendalikan emosi yang muncul dalam keadaan sadar ataupun
tidak sadar pada tingkat intensitas yang tepat untuk mencapai
suatu tujuan yang meliputi kemampuan mengatur perasaan, reaksi
fisiologis, cara berpikir seseorang, dan respon emosi (ekspresi
wajah, tingkah laku dan nada suara) serta dapat dengan cepat
menenangkan diri setelah kehilangan kontrol atas emosi yang
dirasakan untuk mencapai suatu tujuan.
2. Bentuk-Bentuk Regulasi Emosi
Pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia,
khususnya untuk mereduksi ketegangan yang timbul akibat emosi
yang memuncak. Emosi menyebabkan terjadinya keseimbangan
hormonal di dalam tubuh, memunculkan ketegangan psikis, terutama
pada emosi-emosi negatif. Emosi adalah suatu gejala psiko-fisiologis
yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta
dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan secara psiko-fisik
karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Menurut Atwater
(1991), ekspresi pengendalian emosi dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu :
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
8
a. Represi
Represi merupakan suatu proses ketidaksadaran. Pada
represi, diri menyangkal untuk mengetahui perasaan dan jika
sengaja mengajui dapat menjadi ancaman yang besar. Biasanya
individu cenderung untuk melupakan berbagai hal yang
merupakan ancaman, misalnya kegagalan-kegagalan yang
memalukan. Pada represi juga terdapat penipuan terhadap diri
sendiri yang meliputi ketidaktahuan individu pada ancaman atau
rasa cemas. Biasanya individu akan menekan emosi yang belum
terselesaikan ke dalam alam ketidaksadaran.
b. Supresi
Dalam supresi, individu biasanya menyadari emosi-emosi
yang terjadi, individu secara sadar menolak perasaan-perasaan
yang dirasakan dan memikirkan hal yang lain. Namun, kebiasaan
supresi emosi menyebabkan efek-efek yang dapat mempengaruhi
rasio dan tidak tidak berkonsentrasi dengan baik. Supresi kronik
(menahun) dapat menyebabkan tingkah laku yang meledak-ledak
dan dapat memperburuk masalah. Dengan kata lain, supresi
kronik tidak lebih menyehatkan dari pada represi, meskipu secara
umm tidak berbahaya terhadap kesehatan jiwa, karena supresi
terjadi dengan kesengajaan maka individu mengetahui apa yang
dilakukan.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
9
c. Ekspresi Verbal
Jika anda tiba-tiba menjadi marah, takut atau gembira,
mungkin anda tidak berpikir tentang apa yang ingin anda katakan
sebelum anda mengatakannya. Tapi pemikiran itu merupakan
bagian yang penting dalam mengekspresikan emosi yang sehat.
Dalam emosi terdapat elemen kognitif yaitu interpretasi dan
penilaian.Sebaliknya, berpikir juga meliputi proses yang tidak
rasional, seperti : imajinasi, imagery, memori dan intuisi serta
alasan abstrak. Jadi hal itu bukan merupakan hal yang
mengejutkan bahwa individu menginginkan pengendalian secara
rasional untuk mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi
secara verbal. Mengekspresikan emosi secara bebas dan terbuka
biasanya membantu dalam menghadapi situasi-situasi yang
menyakitkan.
d. Ekspresi Wajah dan Tubuh
Emosi biasanya dapat ditunjukkan melalui komunikasi non-
verbal dan komunikasi verbal. Gerakan tubuh berbicara dan
ekspesi wajah yang khas mungkin merupakan indikator yang kuat
mengenai apa yang dirasakan oleh individu. Penelitian antar
budaya dengan menggunakan foto pada beberapa ekspresi wajah
menunjukkan beberapa kesamaan pada beberapa emosi dari
beberapa negara diantaranya Jepang, Brazil, dan Amerika Serikat.
Kesamaan yang terbanyak ditemukan apada beberapa ekspresi
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
10
senang, marah, dan takut. Sedangkan ekspresi sedih dan jijik lebih
sedikit ditemukan kesamaannya. Perbedaan komponen-komponen
ekspresi wajah terhadap emosi diantara berbagai kelompok yaitu
a). rangsangan yang sama dapat menimbulkan emosi yang brbeda
pada budaya yang berbeda pula. b) kebudayaan tertentu memiliki
harapan yang berbeda dimana emosi dapat dikendalikan atau
ditunjukkan. c). konseksuensi dari emosi yang berbeda dari
masing-masing budaya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa emosi dapat
dikendalikan melalui represi, supresi, akspresi verbal, ekspresi wajah,
maupun ekspresi tubuh dan keadaan rileks.
3. Ciri – Ciri Regulasi Emosi
Individu dikatakan mampu melakukan regulasi emosi jika
memiliki kendali yang cukup baik terhadap emosi yang muncul.
Kemampuan regulasi emosi dapat dilihat dalam lima kecakapan yang
dikemukakan oleh Goleman (2004), yaitu :
a. Kendali diri, dalam arti mampu mengelola emosi dan impuls yang
merusak dengan efektif.
b. Memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain.
c. Memiliki sikap hati-hati.
d. Memiliki adaptibilitas, yang artinya luwes dalam menangani
perubahan dan tantangan.
e. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
11
f. Memiliki pandangan yang positif terhadap diri dan ingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
individu yang dapat melakukan regulasi emosi ialah memiliki
kendali diri, hubungan interpersonal yang baik, sikap hati-hati,
adaptibilitas, toleransi terhadap frustasi, dan memiliki pandangan
yang positif.
4. Aspek-Aspek Regulasi Emosi
Regulasi emosi merupakan faktor yang sulit, mungkin karena
keadaaan dan sumber perasaan tersebut tidak teridentifikasi secara
jelas. Meregulasi emosi berarti mampu mengenali dan memahami
perasaan serta mengelola emosi pada diri sendiri. Menurut Gross
(2007) ada empat aspek yang digunakan untuk menentukan
kemampuan regulasi emosi seseorang yaitu :
a. Strategies to emotion regulation (strategies) ialah keyakinan
individu untuk dapat mengatasi suatu masalah, memiliki
kemampuan untuk menemukan suatu cara yang dapat mengurangi
emosi negatif dan dapat dengan cepat menenangkan diri kembali
setelah merasakan emosi yang berlebihan.
b. Engaging in goal directed behavior (goals) ialah kemampuan
individu untuk tidak terpengaruh oleh emosi negatif yang
dirasakannya sehingga dapat tetap berpikir dan melakukan sesuatu
dengan baik.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
12
c. Control emotional responses (impulse) ialah kemampuan individu
untuk dapat mengontrol emosi yang dirasakannya dan respon
emosi yang ditampilkan (respon fisiologis, tingkah laku dan nada
suara), sehingga individu tidak akan merasakan emosi yang
berlebihan dan menunjukkan respon emosi yang tepat.
d. Acceptance of emotional response (acceptance) ialah kemampuan
individu untuk menerima suatu peristiwa yang menimbulkan
emosi negatif dan tidak merasa malu merasakan emosi tersebut.
Jadi menurut Menurut Gross (2007) bahwa terdapat empat aspek
regulasi emosi yaitu strategi regulasi emosi , tujuan regulasi emosi,
dorongan hati untuk mengontrol emosi, dan penerimaan emosi.
5. Strategi Regulasi Emosi
Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam melakukan
regulasi emosi. Menurut Gross (2007) regulasi emosi dapat dilakukan
individu dengan banyak cara, yaitu:
a. Situation selection
Suatu cara dimana individu mendekati atau menghindari
orang atau situasi yang dapat menimbulkan emosi yang
berlebihan. Contohnya, seseorang yang lebih memilih nonton
dengan temannya daripada belajar pada malam sebelum ujian
untuk menghindari rasa cemas yang berlebihan.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
13
b. Situation modification
Suatu cara dimana seseorang mengubah lingkungan
sehingga akan ikut mengurangi pengaruh kuat dari emosi
yang timbul. Contohnya, seseorang yang mengatakan kepada
temannya bahwa ia tidak mau membicarakan kegagalan yang
dialaminya agar tidak bertambah sedih.
c. Attention deployment
Suatu cara dimana seseorang mengalihkan perhatian
mereka dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menghindari
timbulnya emosi yang berlebihan. Contohnya, seseorang yang
menonton film lucu, mendengar musik atau berolahraga untuk
mengurangi kemarahan atau kesedihannya.
d. Cognitive change
Suatu strategi dimana individu mengevaluasi kembali
situasi dengan mengubah cara berpikir menjadi lebih positif
sehingga dapat mengurang pengaruh kuat dari emosi.
Contohnya, seseorang yang berpikir bahwa kegagalan yang
dihadapi sebagai suatu tantangan daripada suatu ancaman.
a. Acceptance
Mengacu pada pola pikir menerima dan pasrah atas
kejadian yang menimpa dirinya.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
14
b. Refocus on planning
Mengacu pada pemikiran terhadap langkah apa yang
harus diambil dalam mengahadapi peristiwa negatif yang
dialami.
c. Positive refocusing
Kecenderungan individu untuk lebih memikirkan hal-hal
yang lebih menyenangkan dan menggembirakan daripada
memikirkan situasi yang sedang terjadi.
d. Positive reappraisal
Kecenderungan individu untuk mengambil makna positif
dari situasi yang sedang terjadi.
Dari penjelasan strategi-strategi diatas, dapat disimpulkan
bahwa strategi regulasi emosi yang perlu dimiliki seseorang yaitu
situation selection, situation modification, attention deployment,
cognitive change, acceptance, refocus on planning, positive
refocusing, dan positive reappraisal.
6. Faktor - Faktor Regulasi Emosi
Menurut Hurlock (2006), beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi regulasi emosi antara lain :
a. Kondisi kesehatan
Kesehatan yang baik mendorong emosi yang positif
menjadi dominan, sedangkan kesehatan yang buruk menyebabkan
emosi yang negatif menjadi dominan.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
15
b. Suasana rumah
Individu yang tumbuh dalam lingkungan rumah dengan
kondisi yang menyenangkan jauh dari suasan pertengkaran,
cemburu, dendam atau suasana yang tidak menyenangkan akan
mempunya kesempatan yang lebih baik untuk timbul menjadi
individu bahagia.
c. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan yang tidak rukun dan harmonis diantara orang
tua atau saudara akan banyak menimbulkan kemarahan dan
kecemburuan sehingga emosi ini cenderung menguasai kehidupan
individu.
d. Hubungan dengan teman sebaya
Jika individu meras diterima dengan baik oleh kelompok
teman sebayanya, maka emosi yang positif akan
mendominasi.namun, sebaliknya , jika individu ditolak oleh
kelompok teman sebanyanya maka emosi yang negatif akan
mendominasi.
e. Bimbingan mengendalikan emosi
Bimbingan dengan titik berat pada penanaman pengertian
bahwa mengalami frustasi kadang diperlukan, dapat mencegah
kemarahan dan kebencian menjadi emosi yang dominan.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
16
Selain itu menurut Brener dan Salovey (Salovey &
Skufter, 1997) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
regulasi emosi, yaitu :
a. Usia
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seiring
berjalannya usia, semakin dewasa individu semakin adaptif
strategi regulasi emosi yang digunakan (Gross, Richards, &
John, 2004).
b. Gender
Penelitian dilakukan oleh Karista (2005)
memperlihatkan bahwa perbedaan gender juga berhubungan
dengan perbedaan strategi regulasi emosi yang digunakan.
Karista menemukan bahwa laki-laki dewasa muda lebih banyak
menyalahkan diri sendiri saat meregulasi emosinya, sedangkan
perempuan dewasa muda lebih sering menyalahkan orang
lain.
c. Hubungan Interpersonal
Salovey dan Sluyter (1997) juga mengemukakan
bahwa hubungan interpersonal dan individual juga
mempengaruhi regulasi emosi. Keduanya berhubungan dan
saling mempengaruhi, sehingga emosi meningkat bila
individu yang ingin mencapai suatu tujuan berinteraksi
dengan lingkungan dan individu lainnya. Biasanya emosi positif
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
17
meningkat bila individu mencapai tujuannya dan emosi
negatif meningkat bila individu kesulitan dalam mencapai
tujuannya.
d. Pengetahuan Mengenai Emosi
Pengetahuan mengenai emosi berhubungan dengan
bagaimana orang tua memperkenalkan emosi-emosi tertentu
kepada anaknya. Orang tua yang mengajarkan anaknya
mengenai emosi yang ia rasakan dan memberikan label
terhadap emosi yang dirasakan oleh orang lain , akan dapat
membantu mereka melakukan regulasi emosi secara lebih
adaptif (Brener & Salovey dalam Salovey & Skufter, 1997).
Berdasarkan teori diatas disimpulkan bahwa terdapat 8 faktor
yang mempengaruhi regulasi emosi yaitu usia, gender, kondisi
kesehatan, suasana rumah, hubungan dengan anggota keluarga,
hubungan dengan teman, pengetahuan mengenai emosi dan bimbingan
mengendalikan emosi.
7. Fungsi dan Proses Regulasi Emosi
Menurut Goleman (2002) tujuan dari regulasi emosi ini bukan
untuk menekan emosi yang akan diekspresikan , tetapi
mengendalikan luapanluapan emosi yang dirasa akan hilang kendali
agar kestabilan emosi tetap terjaga. Emosi berlebihan yang
meningkat dengan intensitas terlalu lama akan mengoyak
kestabilan diri dari individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
18
kemampuan individu dalam meregulasi emosi merupakan salah satu
indikator dari kecerdasan emosionalnya.
Gross dan Thompson (2007) menjelaskan bahwa ada lima
point dalam proses regulasi dengan fungsi yang berbeda-beda pada
setiap penggunaannya, antara lain:
a. Pemilihan kondisi atau situasi, merupakan bentuk dari proses
regulasi dimana individu memilih situasi-situasi tertentu agar
emosi yang di ekpresikan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir atau memaksimalkan
ekspresi dari emosi yang dirasakan.
b. Modifikasi situasi, disini regulasi emosi terjadi dengan mengubah
atau memodifikasi situasi yang menjadi stimulus munculnya
emosi. Regulasi emosi yang dilakukan dengan memodifikasi
situasi salah satunya dengan merubah suasana tegang yang dirasa
akan menstimulus emosi negatif menjadi suasana yang lebih
nyaman.
c. Memfokuskan atau menjaga perhatian, dilakukan dengan cara
memfokuskan perhatiannya untuk mempengaruhi emosinya
dan dilakukan saat usaha regulasi emosi dengan mengubah
situasi tidak mungkin dilakukan.
d. Merubah kognitif, adalah bentuk regulasi emosi yang
dilakukan dengan merubah pemahaman individu terhadap
stimulus yang memicu emosinya.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
19
e. Modulasi respon, merupakan regulasi emosi yang dilakukan
karena emosi sudah muncul dan mempengaruhi kognitif serta
fisik dari individu.
Jadi, dalam prosesnya terdapat 5 fungsi regulasi emosi yang
berbeda-beda yaitu pemilihan kondisi atau situasi, modifikasi situasi,
menjaga perhatian, merubah kognitif, dan modulasi respon.
C. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
Cobb (Taylor, 1995) menyebutkan bahwa dukungan sosial
adalah informasi dari individu lain bahwa seorang individu
dicintai, diperhatikan, dihargai, dan dihormati dan menjadi bagian
jaringan komunikasi dan kontrak kerja yang saling
menguntungkan. Informasi tersebut dapat berasal dari pasangan hidup
atau kekasihnya, rekan kerja, teman, kelompok lain (Siegel, dalam
Taylor, 1995). Ganellen dan Blaney (Kurnia, 1996) menyatakan
bahwa dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan
kepada individu, khususnya sewaktu dibutuhkan, oleh orang-orang
yang memiliki kaitan erat dengan individu itu.
Dukungan sosial berarti informasi ( tindakan nyata atau
berupa potensi ) yang membuat individu berkeyakinan bahwa mereka
disayangi, diperhatikan, akan mendapat bantuan dari orang lain
bila mereka membutuhkannya. Dukungan sosial diartikan sebagai
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
20
sumber coping yang mempengaruhi situasi yang dinilai stressful dan
membuat orang yang stres mampu mengubah situasi, mengubah arti
situasi atau mengubah reaksi emosinya terhadap situasi yang ada
(Thoits, dalam Major, dkk, 1997).
Hobfoll (Norris dan Kaniasty, 1996) mendefinisikan dukungan
sosial sebagai interaksi atau hubungan sosial yang memberikan
individu-individunya bantuan nyata atau yang membentuk
keyakinan individu dalam suatu sistem sosial bahwa dirinya
dicintai, disayangi dan ada kelekatan terhadap kelompok sosial
atau pasangannya. Definisi ini menunjukkan ada dua aspek utama
dalam dukungan sosial yaitu : received support (dukungan yang
diterima) dan perceived support (dukungan yang dirasakan).
Received support artinya perilaku membantu yang muncul secara
alamiah yang diberikan, sedangkan perceived support diartikan
sebagai keyakinan bahwa perilaku membantu akan tersedia ketika
diperlukan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial adalah informasi yang diterima individu berupa
tindakan nyata seperti kasih sayang, perhatian dan penghargaan dari
orang-orang disekitanya yaitu keluarga, tetangga, dan teman-teman
sehingga individu mampu mengubah arti situasi yang buruk menjadi
lebih baik.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
21
2. Aspek- Aspek Dukungan Sosial
Menurut Sarafino (2002), ada lima bentuk dukungan sosial, yaitu:
1) Dukungan emosional
Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut
prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan
penerima dukungan merasa nyaman tentram kembali, merasa
dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi bantuan
dalam bentuk semangat, kehangatan personal, dan cinta.
2) Dukungan penghargaan
Dukungan ini ada ketika seseorang memberikan
penghargaan positif kepada orang yang sedang stres, dorongan
atau persetujuan terhadap ide ataupun perasaan individu, ataupun
melakukan perbandingan positif antara individu dengan orang
lain. Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima
dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri, dan
merasa bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika
individu mengalami stres karena tuntutan tugas yang lebih besar
daripada kemampuan yang dimilikinya.
3) Dukungan instrumental
Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk
didefinisikan, yaitu dukungan yang berupa bantuan secara
langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau
membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
22
4) Dukungan informasi
Orang-orang yang berada di sekitar individu akan
memberikan dukungan informasi dengan cara menyarankan
beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan individu dalam
mengatasi masalah yang membuatnya stres Terdiri dari nasehat,
arahan, saran ataupun penilaian tentang bagaiman individu
melakukan sesuatu. Misalnya individu mendapatkan informasi
dari dokter tentang bagaimana mencegah penyakitnya kambuh
lagi.
5) Dukungan kelompok
Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu
merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok
dimana anggota-anggotanya dapat saling berbagi. Misalnya
menemani orang yang sedang stres ketika beristirahat atau
berekreasi.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 5
aspek dukungan sosial diantaranya dukungan emosional, penghargaan,
instrumental, informasi dan kelompok.
3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Dukungan Sosial
Cohen & Syme (Ika, 2008) menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dukungan sosial adalah :
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
23
a. Pemberi Dukungan Sosial.
Dukungan yang diterima melalui sumber yang sama
akan lebih mempunyai arti daripada yang berasal dari sumber
yang berbeda-beda setiap saat. Hal ini berkaitan dengan
kesinambungan dukungan yang diberikan yang akan
memberikan keakraban dan tingkat kepercayaan penerima
dukungan.
b. Jenis Dukungan.
Jenis dukungan yang diterima akan mempunyai arti
bila dukungan itu bermanfaat dan sesuai dengan situasi yang
dihadapi, seperti orang yang kekurangan pengetahuan,
dukungan informatif yang diberikan akan lebih bermanfaat bagi
dirinya.
c. Penerima Dukungan.
Karakteristik atau ciri-ciri penerima dukungan akan
menentukan keefektifan dukungan yang diperoleh.
Karakteristik tersebut diantaranya kepribadian, kebiasaan, dan
peran sosial. Proses yang terjadi dalam pemberian dan
penerimaan dukungan itu dipengaruhi oleh kemampuan
penerima dukungan untuk mencari dan mempertahankan
dukungan yang diperoleh.
Menurut Stanley (2007), faktor- faktor yang mempengaruhi
dukungan sosial adalah sebagai berikut :
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
24
a. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial.
Adapun memnuhi kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan dan
papan. Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan fisiknya maka
inidivdu kurang mendapat dukungan sosial.
b. Kebutuhan Sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih
dikenal oleh manyarakat daripada orang yang tidak pernah
bersosialisasi di masyarakat. Untuk itu pengakuan masyarakat
sangat diperlukan untuk memberikan penghargaan.
c. Kebutuhan Psikis
Dalam kebutuhan psikis terdapat rasa ingin tahu, rasa aman,
perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang
lain. Apalagi jika inidividu tersebut sedang menghadapi masalah
baik ringan maupun berat, maka inidividu tersebut akan cenderung
mencari dukungan sosial dari sekitarnya sehingga dirinya merasa
dihargai, diperhatikan dan dicintai.
Berdasarkan toeri diatas terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi dukungan sosial yaitu pemberi dukungan sosial, jenis
dukungan sosial, penerima dukungan sosial. Serta kebutuhan fisik,
kebutuhan sosial dan kebutuhan psikis.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
25
4. Sumber Dukungan Sosial
Menurut Rook dan Dootey (Kuntjoro,2002), terdapat dua
sumber dukungan sosial yaitu :
a. Dukungan sosial artifisial
Dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang
dirancang ke dalam kebutuhan primer individu. Misalnya
dukungan sosial akibat bencana melalui berbagai sumbangan
sosial.
b. Dukungan sosial natural
Dukungan sosial natural adalah dukungan sosial yang
natural diterima individu melalui interaksi sosial dalam
kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di
sekitarnya. Misalnya anggota keluarga (suami, istri, anak dan
kerabat), teman dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat non
formal.
Jadi, terdapat dua dukungan sosial yaitu dukungan sosial
artifisial yaitu dukungan yang dirancang ke dalam kebutuhan
primer individu dan dukungan sosial natural yang mana inidividu
menerima dukungan sosial melalu interaksi dalam kehidupan
sehari-harinya.
5. Manfaat Dukungan Sosial
Setiap orang mempunyai pengalaman yang secara langsung
atau tidak langsung dipengaruhi oleh hubungan antar individu
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
26
dalam kelompok dan hubungan antar kelompok satu dengan
lainnya, dimana dari hubungan tersebut memberikan manfaat pada
setiap individu. Manfaat jenis-jenis hubungan sosial yang dirasakan
seseorang menurut Cohen dan Syme, 1985 ( Ika, 2008) tergantung
pada ketepatan dukungan yang diberikan ketika menghadapi situasi
yang tengah terjadi dan tergantung pada penerimaan orang yang
diberi dukungan tersebut.
Tingkatan dukungan sosial tersebut dapat berbeda-beda
antara satu orang dengan orang lainnya. Hal tersebut disebabkan
persepsi yang berbeda dalam menerima dan merasakannya. Dukungan
akan dirasakan artinya apabila diperoleh dari orang-orang yang
dipercayainya. Dengan demikian individu mengerti bahwa orang lain
memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya. Hal tersebut dapat
mengurangi rasa cemas yang dirasakan dalam mengatasi
permasalahannya.
Manfaat dukungan sosial dalam bidang klinis sangat besar
karena terbukti dapat membantu manusia dalam mencapai
perkembangan yang maksimal. Penelitian La Rocco, dkk
(Sarafino, 2002) menyimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki
peranan yang sangat besar terhadap kesehatan mental. Dukungan sosial
berhubungan dengan berkurangnya kecemasan, gangguan umum,
somatisasi, dan depresi.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
27
D. Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes mellitus
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tertua pada
manusia dan dikenal dengan kencing manis. Diabetes mellitus
berasal dari bahasa Yunani yaitu diabetes berarti pancuran, mellitus
berarti madu atau gula. Diabetes mellitus merupakan kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan
kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut
atau relatif dan berlangsung menahun, bahkan seumur hidup.
Hal ini yang menjadikan masyarakat pada umumnya melihat
Diabetes mellitus sebagai suatu penyakit yang sangat menakutkan
dimana penderita akan menyandang gelar sebagai penderita selama
hidupnya ( Almatsier, 2005 ). Menurut Sudoyo (2009) Diabetes
mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok. Bentuk paling umum dari diabetes melitus adalah
diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes
melitus gestasional (CDC, 2012). Pada diabetes melitus tipe 1 atau
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi gangguan proses
autoimun dimana tubuh menyerang sel beta pankreas sedangkan pada
diabetes melitus tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
28
Mellitus (NIDDM), dapat terjadi dua kondisi dimana pankreas
memproduksi insulin , tetapi jumlah insulin yang diproduksi tidak
adekuat atau terjadinya resistensi insulin ( Rizzo, 2001).
2. Penyebab Diabetes Mellitus
Menurut Smeltzer & Bare (2001) Penyakit diabetes mellitus
biasanya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
a. Kelainan genetik
Faktor keturunan sangat memungkinkan seseorang
menderita diabetes mellitus karena jika ada riwayat keluarga yang
ada salah satu anggotanya menderita diabetes mellitus
dimungkinkan akan menurunkan kepada anaknya.
b. Usia
Faktor usia memungkinkan pada orang dewasa yang
berusia 45 tahun ke atas atau orang – orang yang berusia dibawah
45 tahun tetapi mengalami kegemukan
c. Stres
Stres kronis cenderung membuat seseorang makan
makanan yang manis- manis untuk meningkatkan kadar lemak
serotonin otak. Serotonin ini mempunyai efek penenang
sementara untuk meredakan stresnya . Tetapi gula dan lemak
berbahaya bagi mereka yang beresiko mengidap penyakit diabetes
mellitus.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
29
d. Pola makan yang salah
Pola makan yang cenderung mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula dan bersifat manis akan cepat meningkatkan
kadar gula darah seseorang sehingga pola makan yang salah
harus dikendalikan dengan cara mengendalikan mengkonsumsi
makanan yang bersifat manis.
E. Dinamika Psikologi
Dinamika Psikologi Penderita Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular yang banyak
mengakibatkan perubahan bagi penderita baik secara biologis maupun
psikologis. Dampak biologis yang timbul diantaranya perubahan pola
hidup, perubahan pola makan dan aktivitas, kebutaan, mengganggu syaraf
hingga amputasi. Selanjutnya dampak psikologis yang ditimbulkan juga
menjadi masalah yang dialami penderita diabetes mellitus diantaranya
muncul perasaan khawatir, cemas, perasaan takut, merasa terbebani, dan
merasa jenuh dengan pola hidup baru.
Saat penderita mengalami perasaan-perasaan diatas dan tidak
mampu mengatur perasaan-perasaan negatif tersebut maka muncul
keadaan stres. Saat stres, tubuh mempersiapkan diri dengan memastikan
bahwa gula atau energi sudah tersedia. Kadar insulin yang menurun,
glukogen dan epinefrin (adrenalin) meningkat dan banyak glukosa
dilepaskan dari hati. Pada saat yang sama, tingkat hormon pertumbungan
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
30
dan kortisol meningkat, yang menyebabkan jaringan tubuh (otot dan
lemak) menjadi kurang sensitif terhadap insulin akibatnya, lebih banyak
glukosa tersedia dalam aliran darah.
Hal ini merupakan siklus metabolisme yang normal pada manusia
namun berbeda dengan orang yang berstatus sebagai penderita diabetes
mellitus. Hormon kortisol merupakan musuh dari insulin sehingga
membuat gula darah meningkatkan (Watkins, 2010). Peningkatan gula
darah ini berbahaya bagi penderita diabetes mellitus karena dapat
menurunkan kesadaran penderita sehingga terjadi koma diabetika dimana
penderita membutuhkan perawatan intensif oleh dokter dan pihak rumah
sakit (Johnson, 2005).
F. Hubungan Dukungan Sosial dengan Regulasi Emosi pada Penderita
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Melihat komplikasi pada
diabetes mellitus dapat mengenai berbagai organ, maka penting sekali
untuk melakukan pencegahan, agar tidak terjadi komplikasi. Salah satu
untuk mencegah komplikasi terebut, tingkat stress harus selalu di
kendalikan (Rasmun, 2004). Vranic et al. (2000) menyebutkan stres pada
penderita diabetes mellitus dapat mengakibatkan gangguan pada
pengontrolan kadar gula darah yang dilakukan oleh hormon dan pada
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
31
keadaan stress akan terjadi peningkatan ekskresi hormon katekolamin,
gkukagon, glukokortikoid, β-endorfin, dan hormon pertumbuhan.
Penderita diabetes merasa bahwa penyakit ini mengganggu
aktivitas keseharian penderita sehingga kelancaran aktivitas itu sendiri
berjalan kurang baik (Tjikroprawino, 2001). Walaupun diabetes
menggaggu sistem fisiologis manusia, kenyataan yang ditemukan di
lapangan adalah penderita diabetes juga mengalami gangguan pada
kondisi psikisnya. Ini ditandai dengan perubahan perilaku para penderita
yang mudah menjadi emosi, kekhawatiran akan komplikasi seperti
diabetic food, vaskuler hingga stroke serta kurang dapat mengendalikan
diri dengan baik, terutama dalam hal menjaga pola makan pola hidup sehat
untuk mengurangi gejala diabetes. Oleh karena itu dibutuhkan cara agar
penderita menjaga kondisinya agar tetap stabil yaitu dengan pengaturan
emosi atau regulasi emosi.
Regulasi emosi ialah kapasitas untuk mengontrol dan
menyesuaikan emosi yang timbul pada tingkat intensitas yang tepat untuk
mencapai suatu tujuan. Regulasi emosi yang tepat meliputi kemampuan
untuk mengatur perasaan, reaksi fisiologis, kognisi yang berhubungan
dengan emosi, dan reaksi yang berhubungan dengan emosi (Shaffer,
2005). Menurut Brener dan Salovey dan Hurlock bahwa beberapa faktor
pendukung adanya pengaturan atau regulasi emosi adalah usia, gender,
kondisi kesehatan, suasana rumah, hubungan dengan anggota keluarga,
hubungan dengan teman, pengetahuan mengenai emosi dan bimbingan
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
32
mengendalikan emosi. Semua factor pendukung dari para ahli tersebut
masuk dalam kategori dukungan sosial.
Sejalan dengan teori diatas, terdapat sebuah analisis secara
kualitataif oleh Kafil (2012) pada klinik dokter keluarga Korpagama
Sleman, yakni bentuk dukungan keluarga yang diberikan kepada penderita
diabetes mellitus adalah dukungan informasional, instrumental,
emosional, dan penghargaan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
dukungan keluarga penderita diabetes mellitus sangat penting karena
partisipasi aktif dari penderita dan keluarga sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan pengelolaan kadar glukosa darah, mencegah komplikasi,
dan meningkatkan kondisi penderita. Namun, banyak penderita belum
menerima dukungan sosial.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
33
G. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pikir
Penderita Diabetes
mellitus
Aspek regulasi emosi Gross (2007), yaitu
1. Strategi regulasi emosi, (keyakinan untuk
mengatasi masalah , menemukan cara
untuk mengurangi emosi negatif serta
menenangkan diri kembali)
2. Tujuan regulasi emosi (tidak terpengaruh
oleh emosi negatif, tetap berpikir dan
melakukan sesuatu dengan baik.)
3. Mengontrol emosi (kemampuan
mengontrol dan menunjukkan emosi yang
tepat)
4. Penerimaan emosi (menerima peristiwa
yang menimbulkan emosi negatif dan
tidak merasa malu merasakan emosi
tersebut)
Aspek Dukungan sosial (Sarafino, 2002), yaitu
1. Dukungan emosional (perhatian, empati,
dan prihatin)
2. Dukungan penghargaan (dorongan atau
persetujuan terhadap ide ataupun perasaan
individu) 3. Dukungan instrumental (bantuan nyata
seperti memberi atau meminjamkan
uang,membantu meringankan tugas)
4. Dukungan informasi dan kelompok
(individu merasa bahwa dirinya merupakan
bagian dari kelompok dimana anggota-
anggotanya dapat saling berbagi)
Tinggi
Rendah Rendah
Tinggi
Perubahan psikologis, timbul emosi
negatif (kaget, sedih, khawatir, cemas)
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016
34
H. Hipotesis
Berdasarkan data dan studi pendahuluan diatas maka hipotesis yang
dapat diambil yaitu “ada hubungan antara dukungan sosial dengan regulasi
emosi pada penderita Diabetes mellitus di Komunitas PROLANIS
(Program Penyuluhan Penyakit Kronis) Sokaraja.
Hubungan Antara Dukungan..., Ratih F. Syarif, Fakultas Psikologi UMP, 2016