bab ii tinjauan pustaka a. 2.1 arus kas pengertian...
TRANSCRIPT
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
2.1 Arus Kas
2.1.1 Pengertian Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas.
Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun
mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam
kelangsungan aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus,
karena pengelolaan kas yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam
kas. Manajemen harus mendayagunakan kas, khususnya kas atau uang yang
sementara menganggur dan tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan
normalnya, hal ini diperlukan untuk menghindari resiko rugi.
Menurut Harahap (2010 : 258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1) setiap saat dapat ditukar menjadi kas 2) tanggal jatuh temponya sangat dekat 3) kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk
menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surplus kas.
Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga
(efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham
11
Universitas Sumatera Utara
24
biasa, dan saham preferen. Pembelian efek dilakukan untuk menjaga likuiditas
karena hakikatnya efek tersebut ialah uang tunai, artinya mudah dijual di pasar
bursa dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas
dasar pembedaan harga jual dan harga beli.
2.1.2 Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan
perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan
laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk
periode penyajian laporan keuangan. Agar menghasilkan keuntungan tambahan,
perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang
dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian
perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil
daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Universitas Sumatera Utara
25
Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendiri
didefinisikan sebagai berikut :
“Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang
melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu”.
Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa :
”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan
mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.
Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan
arus kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas
keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan atau pembiayaan.
2.1.3 Kegunaan Arus Kas
Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2009), Laporan arus kas disusun
dengan tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
Universitas Sumatera Utara
26
laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. informasi tersebut
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena
dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010 : 257), yaitu dapat
mengetahui :
1. kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lau;
2. kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;
3. informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan;
4. kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang;
5. alas an perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;
6. pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.1.4 KLasifikasi Laporan Arus Kas
a. Aktivitas operasi
Dalam PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama
dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Universitas Sumatera Utara
27
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 : 40). Arus kas dari
aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas.
Pada umumnya arus kas tersebut berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penentapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari
aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 paragraf 14 (IAI: 2009) adalah:
a. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa. b. penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain. c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. d. pembayaran kas kepada karyawan. e. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya. f. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b. Aktivitas investasi
Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali.
Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan
yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih
pinjaman. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Syakur, 2009 : 40).
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
Universitas Sumatera Utara
28
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut
PSAK No. 2 paragraf 16 (IAI: 2009) adalah:
a. pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;
c. perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain; d. pang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keungan); e. pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contras,
option contracts, dan swap contracts kecuali apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
c. Aktivitas pendanaan
Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana
kas diperoleh dari dan dibayarkan kembeli kepada para pemilik dan kreditor.
Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Menurut (Syakur, 2009: 4) Aktivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus kas yang timbul
dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan
oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 17 (IAI: 2009) adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya. b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman lainnya.
Universitas Sumatera Utara
29
d. Pelunasan pinjaman. e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)
2.1.5 Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut Skousen dkk (2009:289) dua metode yang dapat digunakan untuk
menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yaitu :
1) Metode langsung Pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (atau akun) laporan
laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut, dan cara terbaik untuk melakukan metode langsung adalah mengurutkan secara sistematis daftar pos-pos dilaporan laba rugi dan menghitung berapa banyak kas yang terkait dengan setiap pos. 2) Metode tidak langsung
Dengan metode tidak langsung, laporan arus kas dimulai dengan laba bersih, yang memasukkan pengaruh bersih dari seluruh laporan laba rugi, dan kemudian melaporkan penyesuaian yang diperlukan untuk mengubah seluruh akun laporan laba rugi menjadi angka-angka arus Kas. Hanya penyesuaian saja yang dilaporkan. Seperti halnya dengan metode langsung, cara terbaik untuk menampilkan metode tidak langsung adalah dengan melihat laporan laba rugi akun demi akunnya.
Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari
kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional
dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar
dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.
Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan
dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan
beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar
serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Arus kas yang berasal dari kegiatan
Universitas Sumatera Utara
30
operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan
kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional.
Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis
kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada
penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari
kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.
2.2 Likuiditas
2.2.1 Pengertian Likuiditas
Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk
dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan yang dilihat dari
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Pengertian likuiditas menurut Mardiyanto (2009;54) ialah : “Likuiditas
mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka
pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang
yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan”.
Menurut Munawir (2007:31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai
berikut : “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
Universitas Sumatera Utara
31
Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mampu
melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka
panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika suatu
perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban finansialnya tersebut digolongkan
kedalam perusahaan yang likuid. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai
likuiditas maka penulis menyimpulkan bahwa likuiditas merupakan suatu
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek
maupun jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan yang harus
segera dipenuhi.
2.2.2 Rasio likuiditas
Menurut Menurut Harahap (2010 : 301) ” Rasio likuiditas menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-
rasio ini dapat dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar.” Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas.
a. Rasio lancar (current ratio)
Current Ratio merupakan rasio yang digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi
utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo atau yang akan segera dibayar.
Menurut Sugiono (2009 ; 68) current ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
32
Current Ratio = lancarkewajiban Total
Lancar Aktiva Total
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar 2:1 atau 200% berarti 2 aktiva lancar mampu menutupi 1
hutang lancar. Artinya, dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa
berada dititik aman dalam jangka pendek.
b. Rasio Cepat
Rasio cepat = %100Lancar gtan
Piutang BerhargaSurat Kasx
Hu
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut
juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.
c. Rasio Kas atas Aktiva Lancar
Rasio Kas atas aktiva lancar = %100Lancar
xAktiva
Kas
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
2.3 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori sinyal (Signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan
Universitas Sumatera Utara
33
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang
daripada pihak luar (investor, kreditor). Teori sinyal juga mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh : investor).
Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi
akuntansi, sinyal yang dimaksud seperti laporan keuangan. Laporan apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau
bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya
memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali
karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya,
yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan
sejenis, termasuk laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan bagian dari
laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk
pengambilan keputusan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna
bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan menyajikan laporan
arus yang menunjukkan nilai arus kas yang selalu positif, maka perusahaan itu
dikatakan likuid yaitu mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek
maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
34
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
1. Ahmad Arief Herudiningrat (2008)
Ahmad Arief Herudiningrat (2008) melakukan penelitian mengenai
Pengaruh informasi laporan arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi
tanaman pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Variable
independen yaitu Rasio kecukupan arus kas, Rasio reinvestasi kas, Rasio
pengeluaran modal. Variabel dependennya adalah Keputusan investasi
tanaman. Periode yang digunakan tahun 2005-2007. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ; secara parsial rasio kecukupan arus kas dan rasio
reinvestasi kas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi
tanaman. Sedangkan untuk rasio pengeluaran modal secara parsial
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap investasi tanaman. Dan secara
simultan rasio kecukupan arus kas, rasio reinvestasi kas dan rasio pengeluaran
modal berpengaruh signifikan terhadap investasi tanaman pada PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan.
2. Christrova Hasugian (2010)
Christrova Hasugian (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh free
cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III
(Persero) Medan. Variabel independen yaitu free cash flow dan Profitabilitas,
Variabel dependennya adalah kebijakan hutang. Periode yang digunakan
adalah tahun 2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: secara parsial
free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
35
kebijakan hutang. Dan secara simultan free cash flow dan profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III
(Persero) Medan.
3. Nurul Hayati dan Crhistina Riani (2011)
Nurul Hayati dan Crhistina Riani (2011) melakukan penelitian Pengaruh
Arus Kas terhadap tingkat likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang
terdaptar di Bursa Efek Indonesia. variabel independen yaitu nilai arus kas dari
aktivitas operasi , aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Variabel
dependennya adalah tingkat likuiditas. Periode yang digunakan adalah tahun
2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan arus kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas. Secara parsial hanya aktivitas pendanaan yang berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas.
4. Gusmiati (2011)
Gusmiati (2011) melakukan penelitian Pengaruh Arus Kas Operasi
Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yaitu arus kas dari
aktivitas operasi. Variabel dependennya adalah tingkat likuiditas. Periode yang
digunakan adalah tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
36
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Peneliti Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh informasi laporan arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Ahmad Arif Herudiningrat (2008)
Variable independen :Rasio kecukupan arus kas,Rasio reinvestasi kas, Rasio pengeluaran modal. Variabel dependennya : Keputusan investasi tanaman.
Menunjukkan bahwa: secara parsial rasio kecukupan arus kas dan rasio reinvestasi kas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi tanaman. Sedangkan untuk rasio pengeluaran modal secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap investasi tanaman. Dan secara simultan rasio kecukupan arus kas, rasio reinvestasi kas dan rasio pengeluaran modal berpengaruh signifikan terhadap investasi tanaman pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan.
Christrova Hasugian (2010)
Variabel independen : free cash flow dan Profitabilitas Variabel dependennya : kebijakan hutang
Menunjukkan bahwa: secara parsial free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. secara simultan free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan.
Universitas Sumatera Utara
37
Sumber: Diolah Peneliti (2011)
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 28). Kerangka
konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan
penelitian, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :
Pengaruh Arus Kas terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaptar di BEI.
Nurul hayati Dan Christina Riani (2011)
variabel independen: nilai arus kas operasi , nilai arus kas investasi, nilai arus kas pendanaan. variabel dependen: likuiditas
Menunjukkan bahwa : Secara simultan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial hanya aktivitas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas
Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Gusmiati (2011)
Variabel Independen : Arus kas aktivitas operasi Variabel Dependen : Tingkat Likuiditas
Menunjukkan bahwa Secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
38
H1
H2
H3
H4
Sumber: Diolah Peneliti (2011)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Hubungan arus kas operasi dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa
jumlah arus kas dari aktivitas operasi akan mempengaruhi aktiva lancar dan
hutang lancar. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan diperoleh
dari aktivitas utama pendapatan perusahaan seperti penerimaan dari pelanggan,
penerimaan bunga, penerimaan deviden, penerimaan kas lainnya, pembayaran
bunga. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam bentuk aktiva bersih perusahaan
dan struktur keuangan. Likuiditas perusahaan mengarah pada kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar
L I K U I D I T A S
( Var Y)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
(Var X1)
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Var X2)
Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan (Var X3)
Universitas Sumatera Utara
39
yang dimilikinya, Simamora (2000:523). Artinya, semakin besar nilai arus kas
dari aktivitas operasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo.
Hubungan antara arus kas investasi dengan likuiditas didasarkan pada
asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas investasi akan mempengaruhi jumlah
kas dan setara kas yang digunakan untuk perolehan dan pelepasan aktiva tetap,
sehingga akan mempengaruhi tingkat likuiditas mengingat kas merupakan aktiva
lancar yang paling likuid. Artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas
investasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jatuh tempo. Arus kas investasi mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas sehubung dengan suber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa mendtang. Laporan arus kas dapat
memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan.
Hubungan antara arus kas pendanaan dengan likuiditas didasarkan pada
asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi
jumlah kas dan setara kas yang digunakan untuk menambah atau mengurangi
jumlah dan komposisi modal serta hutang jangka panjangnya. Kas merupakan
aktiva lancar yang paling likuid, sehingga semakin besar nilai arus kas dari
aktivitas pendanaan yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya saat jatuhtempo. Arus kas yang
timbul dari aktivitas pendanaan diungkapkan secara terpisah untuk memprediksi
Universitas Sumatera Utara
40
klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal (investor) perusahaan.
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan.
Likuiditas merupakan kunci utanma dalam upaya mempertahankan suatu
usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup
dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga
terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam
menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek
dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset
yang dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan.
Pada gambar 2.1 merupakan kerangka konseptual yang akan diteliti oleh
penulis tentang pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
sebagai variable independen ( variable X ) terhadap variable dependen ( variable
Y ) yaitu rasio likuiditas.
D. Hipotesis
Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41), menyatakan hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat
diuji secara empiris.
Dari kerangka konseptual maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh secara parsial terhadap
likuiditas
Universitas Sumatera Utara
41
H2 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh secara parsial
terhadap likuiditas
H3 : Arus kas dari aktivitas pendanaan secara parsial berpengaruh
terhadap likuiditas
H4 : Arus kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan secara
simultan berpengaruh terhadap likuidita.
Universitas Sumatera Utara