bab ii rkpd - · pdf filerencana kerja pemerintah daerah kota semarang tahun 2010 7 ......
TRANSCRIPT
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 7
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2010
merupakan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2005-2010. Sebagai keberlanjutan pembangunan maka dalam
penyusunan RKPD tahun 2010 dirumuskan dengan mendasarkan pada evaluasi kinerja
pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya yang meliputi evaluasi pencapaian kinerja
makro pembangunan, evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan
serta isu-isu yang mendesak yang harus ditangani Pemerintah Kota Semarang Tahun 2010.
2.1 Evaluasi Pencapaian Kinerja Makro Pembangunan Daerah
Keberhasilan pembangunan Kota Semarang, dapat dilihat dari kondisi
pencapaian kinerja makro pembangunan daerah terdiri dari indikator ekonomi dan
sosial. Pencapaian indikator makro pembangunan Kota Semarang tidak hanya
merupakan kinerja Pemerintah Kota Semarang, juga merupakan kinerja bersama
antara Pemerintah Kota, masyarakat serta swasta. Capaian indikator makro
pelaksanaan pembangunan Kota Semarang Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Indikator Makro Ekonomi
Kondisi perekonomian Kota Semarang, selama 2 (dua) tahun terakhir dapat
dilihat dengan berbagai indikator seperti Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Pendapatan perkapita, Inflasi serta
perkembangan investasi.
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha
dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar
penghitungannya. Berdasarkan harga berlaku (2000), PDRB Kota Semarang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 8
pada tahun 2008 sebesar Rp. 34,407.228.000.000,- atau naik sebesar 12,75%
dibanding tahun 2007 sebesar Rp. 30.525.736.000.000,-.
Tabel 2.1
Nilai Produktivitas Sektor Usaha Pembentuk PDRB
Kota SemarangTahun 2006 – 2008 (jutaan)
No Sektor Usaha 2006 2007 2008
1. Pertanian 321,780 365,094 414,238
2. Pertambangan & Penggalian 52,326 57,062 62,227
3. Industri Pengolahan 7,147,347 7,883,532 8,695,545
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 487,538 532,279 581,126
5. Bangunan 4,445,307 5,414,829 6,595,804
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7,480,617 8,635,562 9,968,821
7. Pengangkutan dan komunikasi 2,762,149 3,073,387 3,419,695
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 772,160 889,126 1,023,810
9. Jasa-Jasa 3,155,016 3,664,861 4,257,096
J U M L A H
Dilihat dari produktivitas dari masing-masing sektor pembentuk
PDRB Kota Semarang Tahun 2008, sumbangan terbesar pada sektor
Perdagangan Hotel dan Restoran yakni sebesar 30,29%, berturut-turut sektor
Industri Pengolahan sebesar 27,50%, sektor Bangunan 15,10%, dan sektor
Jasa-jasa sebesar 12.00%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 9
Tabel 2.2
Kontribusi Sektor Usaha Pembentuk PDRB
Kota SemarangTahun 2006 – 2008
No Sektor Usaha 2006 2007 2008
1. Pertanian 1.25 1.21 1.17
2. Pertambangan & Penggalian 0.17 0.17 0.17
3. Industri Pengolahan 27.6 27.55 27.50
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.32 1.3 1.28
5. Bangunan 14.76 14.93 15.10
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 30.27 30.28 30.29
7. Pengangkutan dan komunikasi 9.58 9.62 9.66
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
2.96 2.9 2.84
9. Jasa-Jasa 12.08 12.04 12.00
Sektor Perdagangan hotel dan restoran memberikan sumbangan sebesar
30,29 persen untuk pembentukan PDRB Kota Semarang Tahun 2008.
Besarnya sumbangan sektor Perdagangan hotel dan restoran. Andil terbesar
kedua diberikan oleh sektor industri pengolahan dengan sumbangan sebesar
27,50 persen. Besarnya peranan sektor Perdagangan hotel dan restoran
terhadap perekonomian menyebabkan pembangunan sektor ini perlu
mendapat prioritas utama dalam program pembangunan. Pembangunan sektor
Perdagangan hotel dan restoran pada akhirnya akan memacu usaha industri
pengolahan dan juga akan memacu pertumbuhan sektor ekonomi lainnya.
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang pada tahun 2008 mengalami
pertumbuhan positif sebesar 6,79 % dibanding tahun 2007 sebesar 5,98 atau
mengalami peningkatan sebesar 0,81 %, hal ini dipengaruhi antara lain oleh
kenaikan produksi pada beberapa sektor unggulan.
Pertumbuhan LPE daerah tidak lepas dari kinerja makro ekonomi secara
nasional belum memperlihatkan peningkatan secara signifikan, disamping
faktor internal, yaitu ekspektasi para pelaku ekonomi terhadap kondisi
ekonomi daerah serta iklim investasi yang belum mengarah pada proses
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 10
penciptaan lapangan kerja baru yang secara langsung akan menambah
produktifitas daerah. Dalam kaitannya dengan struktur perekonomian Kota
Semarang yang didominasi sektor tersier, diharapkan dapat sebagai sektor
yang mampu mendorong kegiatan sektor lain secara optimal, baik pada sektor
primer maupun pada sektor sekunder.
c. Inflasi dan investasi
Sebagai salah satu indikator ekonomi, nilai inflasi menggambarkan
laju kenaikan harga barang-barang secara agregat dalam 1 (satu ) tahun.
Perhitungan nilai inflasi ini menjadi penting mengingat besaran nilai inflasi
akan berdampak terhadap penentuan kebijakan ekonomi Pemerintah Pusat
maupun Daerah. Dampak dari tingginya angka inflasi adalah meningkatnya
overhead cost bagi kegiatan usaha, sehingga nilai pengembalian keuntungan
(IRR) juga relatif rendah. Nilai inflasi pada tahun 2008 sebesar 7,49 % atau
mengalalami peningkatan dari tahun 2007 yang sebesar 6,75 %.
Kenaikan angka inflasi tahun 2008 tersebut disebabkan oleh kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) yang secara tidak langsung berdampak pada
komoditas kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 10,91%, diikuti
dengan kelompok sandang sebesar 9,01%, dan kelompok makanan jadi,
tembakau dan rokok sebesar 8,21%, kemudian kelompok pendidikan, rekreasi
dan olah raga sebesar 8,04%, pada kelompok kesehatan mencapai 3,15%,
serta kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,67%.
Nilai investasi merupakan salah satu indikator penentu kegiatan
perekonomian Daerah. Realisasi Nilai investasi PMA tahun 2007 sebesar
US $ 317.165.100 meningkat menjadi US $ 1.835.125.390,- pada tahun
2008. Sedangkan realisasi nilai investasi PMDN tahun 2007 sebesar
Rp. 1.191.875.230.000,- meningkat menjadi Rp. 2.518.121.150.000,- pada
tahun 2008. Peningkatan nilai Investasi dan nilai PDRB akan mendorong
besarnya investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan satu unit output atau
nilai tambah atau ICOR ( Incremental Capital Output Ratio), dimana nilai
ICOR merupakan perbandingan antara Nilai Investasi terhadap Nilai PDRB.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 11
d. PDRB per kapita/pendapatan per kapita
Dibandingkan tahun sebelumnya, angka pendapatan per kapita
masyarakat mengalami peningkatan meskipun peningkatannya belum
menunjukkan distribusi pendapatan secara terperinci kepada kelompok
penerima pendapatan.
Pada tahun 2008 pendapatan perkapita masyarakat sebesar Rp. 11.905.074,70
atau sebesar Rp. 992.089,54 perbulan, mengalami kenaikan dibanding tahun
sebelumnya sebesar Rp. 11.486.461,36 atau sebesar Rp. 957.205,11 per
bulan. Kenaikan pendapatan perkapita pada satu sisi memperlihatkan
kemampuan daya beli masyarakat rata-rata selama tahun bersangkutan. Akan
tetapi dikaitkan dengan tingkat inflasi yang masih relatif tinggi, maka
pendapatan perkapita masyarakat belum dapat dijadikan indikator
kesejahteraan masyarakat yang mencerminkan kemampuan daya beli
masyarakat. Peningkatan nilai pendapatan perkapita masyarakat sebesar
3,64 % pada kenyataannya tidak sebanding dengan tingkat inflasi yang
mencapai 7,49 %., Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi
penurunan daya beli masyarakat di Kota Semarang, sehubungan kenaikan
harga berbagai barang kebutuhan pokok. Untuk melihat perbandingan antara
LPE dan tingkat inflasi seperti pada tabel berikut ini ;
Tabel 2.3
Perbandingan Kenaikan Pendapatan Perkapita Terhadap Inflasi
Tahun 2007 – 2008
Tahun Pendapatan
Perkapita (Rp)
Kenaikan LPE
(%)
Inflasi
(%)
2007 11.486.461,36 5,98 6,75
2008 11.905.074,44 6,79 7,49
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 12
2. Indikator Sosial /Sosio Demografi.
Ada beberapa indikator sosial yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pelaksanaan pembangunan daerah yaitu penduduk, angkatan kerja, kemiskinan,
kesehatan dan pendidikan.
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2008 sejumlah
1.481.640 jiwa yang terdiri dari laki-laki 735.457 jiwa dan perempuan
sebanyak 746.183 jiwa. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,86 %
dibanding tahun 2007 yang berjumlah 1.454.594 jiwa.
Kota Semarang termasuk kota yang mempunyai tingkat kepadatan
yang tinggi, pada tahun 2007 tingkat kepadatannya mencapai 3.892 jiwa per
km². Sedangkan kepadatan penduduk pada tahun 2008 mencapai 4.411 jiwa
per km², atau mengalami kenaikan sebesar 519 jiwa per km². Kepadatan
penduduk tertinggi berada pada wilayah yang terletak di pusat kota. Wilayah
yang terpadat adalah wilayah Kecamatan Semarang Selatan (14.444
jiwa/km²), kemudian berturut-turut Kecamatan Candisari (12.318 jiwa/km²),
Kecamatan Semarang Tengah (12.158 jiwa/km²), Kecamatan Semarang Utara
(11.468 jiwa/km²) dan Kecamatan Gayamsari (11.274 jiwa/km²).
b. Angkatan Kerja
Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, jumlah angkatan kerja juga
terus mengalami peningkatan. Jumlah angkatan kerja di Kota Semarang
pada tahun 2008 tercatat sebanyak 744.439 orang atau meningkat 0,5 %
dibanding tahun 2007 yang sebanyak 748.439 orang.
Penduduk Kota Semarang yang bekerja tahun 2007 berjumlah 599.000 orang,
sedangkan tahun 2008 sebanyak 615.229 orang, atau ada peningkatan sebesar
2,7 %.
Dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yaitu perbandingan
antara angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja, TPAK pada tahun 2008
mengalami peningkatan dimana pada tahun 2007 sebesar 59,29% naik
menjadi 85 %, pada tahun 2008.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 13
Berdasarkan data yang ada pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun
2008 tercatat 51.404 orang pencari kerja, sedangkan terbatasnya kesempatan
kerja tercermin dari penempatan tenaga kerja pada tahun 2008 sebesar 8.975
orang yaitu penempatan melalui mekanisme AKAL sebesar 8.579 orang,
AKAD 58 orang, dan AKAN 338 orang.
c. Penduduk Miskin
Penduduk miskin Kota Semarang selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
menunjukan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut
disebabkan belum terpadunya indikator kemiskinan. Oleh karena itu
berdasarkan data dari BLT, Jamkesmas, Jamkesmaskot, Raskin dan Hasil
verifikasi kelurahan sementara, jumlah Keluarga Miskin kota semarang
mencapai 133.099 KK atau 486.175 Jiwa
Dari jumlah penduduk Kota Semarang sebanyak 1.481.640 jiwa adalah
penduduk miskin atau sekitar 32,8 % dari jumlah penduduk Kota Semarang.
Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang ada di masyarakat
antara lain :
1) Terbatasmya kesempatan kerja/berusaha
Terbatasnya kesempatan kerja/berusaha berdampak pada meningkatnya
jumlah pengangguran mengindikasikan bahwa pertumbuhan lapangan
kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja.
2) Terbatasnya akses terhadap faktor produksi, seperti terbatasnya
ketrampilan, dan modal.
3) Tingginya biaya kesehatan dan pendidikan.
4) Rendahnya akses terhadap sarana dan prasarana lingkungan
Keterbatasan sarana dan parasarana lingkungan yang memadai masih
sangat kurang, hal ini terlihat dari masih adanya penduduk yang tinggal
di wilayah-wilayah yang tidak layak huni (kumuh)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 14
d. Kesehatan
Kondisi Kesehatan di Kota Semarang dapat terlihat pada perkembangan
derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2008 derajat kesehatan
menunjukkan perubahan yang positif pada indikator yang berpengaruh pada
derajat kesehatan masyarakat, antara lain menurunnya Angka Kematian Bayi
sebesar 203 kematian dari 25.160 Kelahiran Hidup atau sebesar 8,11 per
1.000 Kelahiran Hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu sebesar 10
kematian dari 22.346 Kelahiran Hidup atau 44,7 per 100.000 Kelahiran
Hidup. Angka Harapan Hidup Kota Semarang mampu dipertahankan sebesar
70 tahun diatas angka harapan hidup tingkat Nasional sebesar 65 tahun .
e. Pendidikan
Kondisi pendidikan di Kota Semarang, dapat dilihat dari Angka Partisipasi
Kasar (APK) pada setiap jenjang pendidikan. Angka ini menunjukan rasio
jumlah siswa yang sedang sekolah pada jenjang tertentu terhadap jumlah
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan
tertentu. Pada tahun 2008 APK SD/MI sebesar 105,65 %. Demikian pula
untuk APK SLTP/MTs pada tahun 2008 sebesar 92,46 dan APK
SMA/MA/SMK sebesar 89,37%.
Jumlah anak putus sekolah (dropout) pada tahun 2008 yang disebabkan
alasan ekonomi sebanyak 33 siswa atau mengalami penurunan yang sangat
signifikan dibanding tahun 2007 sebanyak 381 siswa.
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun lalu dan Realisasi
RPJMD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan
operasional tahunan yang menjadi pedoman/acuan bagi Pemerintah Daerah dalam
menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun yang
bersangkutan. Oleh karena itu dalam melakukan evaluasi terhadap dokumen RKPD
dilakukan dengan membandingkan perencanaan program dan kegiatan yang termuat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 15
dalam Dokumen Rencana Kerja Daerah (RKPD) dengan Realisasi program dan
kegiatan pada RAPBD, sesuai dengan kelompok prioritas pembangunan di daerah.
Evaluasi terhadap Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Kota Semarang sampai
dengan Tahun 2008, dikelompokan menurut prioritas pembangunan sebagaimana
ditetapkan dalam RPJMD Kota Semarang Tahun 2005-2010, adalah sebagai berikut :
1. Penguatan Ekonomi Masyarakat
Prioritas pembangunan dalam rangka Penguatan ekonomi masyarakat ditujukan
untuk mendorong peningkatan kemampuan masyarakat sehingga memiliki
kemampuan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan.
Pelaksanaan pembangunan pada upaya penguatan ekonomi masyarakat dapat
dilihat dari kinerja pelaksanaan pembangunan pada urusan kewenangan
Pemerintah Daerah yakni :
a. Pembangunan Urusan Koperasi dan UKM
Kebijakan pembangunan urusan koperasi dan usaha kecil menengah
pada tahun 2008 diarahkan untuk mendorong dan memfasilitasi masyarakat
dalam rangka menciptakan iklim usaha dan lingkungan usaha yang kondusif
menuju pada perwujudan sistem ekonomi kerakyatan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan koperasi dan
UKM tahun 2008 dilaksanakan melalui :
1) Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (IKM) melalui Pemberian
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan
peningkatan daya saing.
2) Peningkatan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai
penyedia barang dan jasa pada pasar domestik yang semakin berdaya
saing dengan produk impor, khususnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
3) Pembenahan dan penguatan kelembagaan guna menciptakan iklim usaha
dan lingkungan usaha yang kondusif bagi kemajuan Koperasi, serta
kepastian hukum yang menjamin terlindunginya Koperasi dan atau
anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 16
4) Peningkatan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku
kepentingan ( stakeholders ) kepada Koperasi;
5) Peningkatan kemandirian gerakan Koperasi.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan koperasi dan UKM sampai
dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Bertambahnya jumlah koperasi dimana pada tahun 2007 jumlah Koperasi
tercatat sebanyak 1.000 unit, sedangkan pada tahun 2008 bertambah
menjadi sebanyak 1.030 unit atau meningkat 3 %.
2) Peningkatan jumlah koperasi diikuti dengan peningkatan jumlah koperasi
aktif sebesar 7,81 % dari 653 unit koperasi aktif pada tahun 2007
bertambah menjadi 704 unit koperasi aktif pada tahun 2008
3) Peningkatan jumlah anggota koperasi 1,52 % dari tahun 2007 sejumlah
144.290 anggota menjadi 146.290 anggota pada tahun 2008
Peningkatan jumlah KUMKM berpengaruh pada peningkatan jumlah
penyerapan tenaga kerja disektor Usaha Mikro Kecil Menengah sebesar 14.36
%, dimana jumlah tenaga kerja yang terserap pada 2007 sebanyak 13.367
orang menjadi 15.287 orang pada tahun 2008.
Dalam kelembagaan koperasi, untuk Klasifikasi A sebanyak 89, B sebanyak
234, dan Klasifikasi C sebanyak 100 atau meningkat sebesar 2,21 % di
banding tahun sebelumnya.
Demikian pula yang terjadi pada jumlah jumlah omzet Koperasi Usaha Mikro
Kecil Menengah, dimana jumlah omzet Koperasi tahun 2007 sebesar
Rp. 882.773.645.000,- menjadi Rp. 936.748.541.000 pada tahun 2008 atau
meningkat 6.1 %, sedangkan jumlah omzet tahun 2007 UMKM sebesar
Rp. 115.767.193.716,- menjadi Rp. 147.053.000.000,- pada tahun 2008 atau
meningkat 27.02 %.
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) mengalami pertumbuhan 53,21 %
dibanding tahun 2007 dimana jumlah Lembaga Keuangan Mikro pada tahun
2007 sebanyak 171 unit bertambah menjadi 262 unit pada tahun 2008.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 17
b. Pembangunan Urusan Tenaga Kerja
Kebijakan pembangunan urusan tenaga kerja diarahkan pada
penanggulangan pengangguran, perluasan kesempatan kerja, peningkatan
kualitas tenaga kerja dan transmigrasi sehingga lebih kompeten, produktif,
mandiri dan berdaya saing tinggi dalam rangka menghadapi globalisasi,
berkesejahteraan dan terlindungi hak-haknya, serta terwujudnya hubungan
industrial yang harmonis, manusiawi dan berkeadilan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan tenaga kerja
dilakukan melalui :
1) Peningkatan kualitas dan pengetahuan tenaga pelatih yang juga akan
berdampak pada peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
2) Penyediaan media informasi yang mudah diakses pencari kerja , sehingga
dapat meningkatkan kesempatan kerja
3) Peningkatan kualitas hubungan industrial khususnya yang menyangkut
tentang hubungan kerja agar dapat lebih mengoptimalkan pengawasan
ketenagakerjaan serta penegakan hukum
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan tenaga kerja sampai dengan
tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yaitu perbandingan antara
angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja, kinerja penyelenggaraan
urusan ketenagakerjaan juga menunjukkan adanya kenaikan, pada tahun
2007 sebesar 59,29% naik menjadi 85 %, pada tahun 2008.
Jumlah pengangguran terbuka tercatat sebanyak 322.748 orang atau
30,66 % dari angkatan kerja pada tahun 2007, sedangkan tahun 2008
meningkat menjadi 347.139 orang atau 32,44 % dari jumlah angkatan
kerja, fenomena ini dipengaruhi oleh adanya dampak krisis ekonomi
global, sehingga berpengaruh juga terhadap kinerja industri yang akhirnya
juga berdampak pada kebijakan pemerintah.
Pencari kerja sampai dengan tahun 2008 tercatat 51.404 orang, sedangkan
terbatasnya kesempatan kerja tercermin dari penempatan tenaga kerja
pada tahun 2008 sebesar 8.975 orang yaitu penempatan melalui
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 18
mekanisme AKAL sebesar 8.579 orang, AKAD 58 orang, dan AKAN 338
orang.
2) Rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja / buruh dapat dilihat dari
indikasi besarnya Upah Minimum karena adanya peningkatan biaya
hidup. Upah minimum kota / regional tahun 2008 sebesar Rp. 715.700
sudah mencapai 100 % KHL, namun demikian masih ada sebagian
pengusaha yang belum melaksanakan ketentuan yang menyangkut hak
dasar pekerja seperti misalnya upah minimum, upah lembur, cuti tahunan
maupun cuti haid bagi pekerja wanita, kebebasan berserikat bagi para
pekerja / buruhnya. Disisi lain masih adanya pekerja anak yang terpaksa
bekerja dan masih banyaknya kasus kecelakaan kerja dimana pada tahun
2008 tercatat 423 orang dengan rincian kecelakaan di tempat kerja 241
orang, kecelakaan lalu lintas 182 orang. Adapun perinciannya yaitu 11
orang meninggal dunia, 29 orang cacat dan 383 0rang Sementara Tidak
Mampu Bekerja (STMB) .
3) Hubungan Industrial di Kota Semarang secara umum dapat dikatakan
cukup kondusif, walaupun masih terjadi beberapa kejadian unjuk rasa.
Beberapa kejadian Hubungan industrial yang terjadi seperti Unjuk rasa /
mogok kerja tahun 2008 sebanyak 9 kasus yang melibatkan 11.980 orang
karyawan dan jam kerja yang hilang 100.570 jam. Perselisihan
Hubungan Industrial ( PHI ) dan PHK tahun 2008 tercatat PHK 215 kasus
dengan jumlah tenaga kerja 988 orang, PHI 71 kasus dengan jumlah
tenaga kerja 16.389 orang.
c. Pembangunan Urusan Penanaman Modal
Kebijakan pembangunan pada urusan bidang penanaman modal diarahkan
pada peningkatan investasi dalam rangka peningkatan ekonomi daerah
melalui (1) penciptaan iklim yang kondusif, (2) peningkatan
investasi/penanaman modal, (3) pemberdayaan BUMD dan optimalisasi
manajemen aset daerah; (4) Peningkatan pelayanan perijinan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 19
Pembangunan urusan penanaman modal pada tahun 2008 dilaksanakan
melalui :
1) Pengembangan potensi unggulan daerah, peningkatan koordinasi dan
kerjasama regional, nasional dan internasional.
2) Peningkatan iklim dan realisasi investasi di Kota Semarang
3) Penyediaan hasil-hasil kajian potensi yang terkait dengan investasi di
Kota Semarang yang selanjutnya ditawarkan kepada calon investor yang
berminat.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan penanaman modal
sampai dengan tahun 2008 meliputi :
1) Meningkatnya realisasi jumlah nilai investasi PMA dan PMDN, dimana
realisasi PMA tahun 2007 sebanyak 82 proyek dengan nilai investasi
sebesar US $ 317.165.100 dan pada tahun 2008 meningkat sebesar
US $ 1.835.125.390 sebanyak 58 proyek.
Realisasi PMDN tahun 2007 sebanyak 15 proyek dengan nilai investasi
sebesar Rp. 1.191.875.230.000, dan meningkat sebanyak 14 proyek
dengan nilai investasi Rp. 2.518.121.150.000,- pada tahun 2008.
2) Perolehan laba (rugi) BUMD tahun 2007 sebesar Rp. 3.824.208.317,-
sedangkan tahun 2008 sebesar Rp. 5.405.367.935,- atau mengalami
kenaikan sebesar 41,34 %.
3) Nilai aset milik Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2007 sebesar
Rp. 4.384.143.056.705,- menjadi Rp.4.573.281.172.000 pada tahun 2008
atau mengalami peningkatan sebesar 4,3 %. Kontribusi aset yang
dikerjasamakan sebesar Rp. 1.240.000.000,-
d. Pembangunan urusan Pertanian
Kebijakan pembangunan urusan bidang pertanian diarahkan pada
pemanfaatan sumber daya pertanian secara optimal dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan melalui (1) peningkatan kualitas SDM pelaku
Pertanian; (2) Intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian dengan produk
yang mempunyai nilai tambah; (3) Peningkatan pengelolaan hasil pertanian.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 20
Pelaksanaan pembangunan urusan pertanian pada tahun 2008
dilakukan melalui :
1) Peningkatan kemampuan lembaga tani melalui pelatihan, penyuluhan dan
pendampingan petani dan pelaku agribisnis sehingga berdampak
kesejahteraan petani.
2) Peningkatan ketersediaan pangan non beras sehingga dapat
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan.
3) Peningkatan pemasaran produk pertanian melalui fasilitasi kerja sama
regional / nasional / internasional.
4) Peningkatan produktivitas usaha pertanian melalui pengadaan sarana dan
prasarana teknologi pertanian / perkebunan tepat guna.
5) Peningkatan produksi hasil pertanian melalui penyuluhan, penyediaan
sarana produksi pertanian serta pengembangan bibit unggul.
6) Peningkatan upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
menular ternak melalui peningkatan ketrampilan petugas vaksinator dan
fasilitasi klinik hewan.
7) Peningkatan kegiatan penyuluhan di bidang pertanian dan perkebunan.
8) Peningkatan produksi hasil peternakan melalui penyuluhan kualitas gizi
dan pakan ternak.
Kinerja pelaksanaan pembangunan pertanian sampai dengan tahun
2008 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya produksi tanaman pangan 1,5 %.
- Produksi Padi tahun 2008 naik : 11,04 % atau menjadi : 27.352 ton,
dibanding produksi tahun 2007 sebesar : 24.632 ton.
- Produksi Jagung tahun 2008, naik : 5,20 % atau menjadi : .283 ton,
dibanding tahun 2007 sebesar : 4.071 ton
2) Produksi tanaman hortikultura mengalami perkembangan yang fluktuatif
pada masing-masing komoditas
- Produksi Durian turun 58,80 % dibanding tahun 2007
- Produksi Rambutan turun 55,99 % dibanding tahun 2007
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 21
- Produksi Mangga naik : 285,97 % dibanding tahun 2007.
- Produksi Jambu Air turun 23,67 % dibanding tahun 2007.
- Produksi Pisang turun 35,89 % dibanding tahun 2007.
- Produksi Manggis turun 23,61 % dibanding tahun 2007.
- Kondisi tahun 2008. Produksi Kunyit naik 3,95 % dibanding tahun
2007.
- Produksi Temulawak naik 10,61 % dibanding tahun 2007.
- Anggrek sebagai komoditas pertanian unggulan Kota Semarang sudah
mulai berkembang, namun produksinya masih fluktuatif. Pada tahun
2007 sebanyak 1.013.919 tangkai dan tahun 2008 Produksi Anggrek
menurun 36,19 % disebabkan menurunnya volume permintaan pasar,
karena tergeser oleh Tanaman Hias Daun.
3) Meningkatnya produksi hasil peternakan rata-rata 1,17%,
- Produksi daging Non Unggas naik sebesar 2,75 % atau 5.675.270 kg
di banding produksi tahun 2007 sebesar 5.523.518 kg.
- Produksi daging Unggas naik sebesar 1.10 % atau sebesar 7.176.348
kg pada tahun 2008 dibandingkan produksi tahun 2007 sebesar
7.097.912 kg
- Produksi telur naik sebesar 0.70 % atau 6.542.132 kg pada tahun 2008
dibandingkan produksi tahun 2007 sebesar 6.496.782 kg.
- Produksi susu naik sebesar 0.15 % atau 3.049.130 liter pada tahun
2008 dibandingkan produksi tahun 2007 sebesar 3.044.612 liter
4) Meningkatnya produksi komoditas perkebunan rata-rata 8,71% dibanding
tahun 2007 yang rata-rata 3,25%.
e. Pembangunan urusan Kehutanan
Kebijakan Pembangunan Urusan Kehutanan diarahkan pada
peningkatan dan pengelolaan sumber daya alam/ hutan sehingga dapat
berfungsi secara optimal sebagai media pengatur taat air dan kelestarian
lingkungan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 22
Pembangunan urusan kehutanan dilaksanakan melalui upaya-upaya
memperbaiki kerusakan lahan dan mengembalikan fungsi asalnya melalui
rehabilitasi hutan dan lahan. Sampai dengan tahunn 2008 total lahan kritis di
Kota Semarang yang telah tertangani seluas 7.549 Ha .
f. Urusan Pariwisata
Kebijakan pada Pembangunan urusan Pariwisata diarahkan pada
optimalisasi dan pengembangan potensi-potensi wisata, peningkatan
manajemen pengelolaan pariwisata serta peningkatan kualitas sumberdaya
manusia di bidang kepariwisataan.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam pembangunan urusan pariwisata
dilakukan melalui :
1) Peningkatan dan pengembangan promosi pariwisata
2) Peningkatan dan pengembangan kondisi sarana dan prasarana pariwisata
3) Pengembangan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain, peningkatan
koordinasi dan peningkatan peran serta masyarakata dalam usaha bidang
pariwisata.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pariwisata sampai dengan
tahun 2008 antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan, tingkat hunian
hotel, dan lama tinggal wisatawan.
1) Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang
sebesar 1.465.105 orang pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 0,52%
dibanding dengan tahun 2007 sebanyak : 1.457.554 orang.
2) Meningkatnya tingkat hunian hotel sebesar 1 %, pada tahun 2007
menunjukkan angka sebesar 67% dan tahun 2008 sebesar 68%.
3) Meningkatnya lama tinggal wisatawan asing di Kota Semarang sebesar
0,02%, pada tahun 2007 : 2,42 hari, dan pada tahun 2008 sebesar 2,44
hari.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 23
g. Urusan Kelautan dan Perikanan
Kebijakan Pembangunan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
diarahkan pada peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan laut dan
darat secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan melalui
peningkatan kualitas SDM nelayan, pengelolaan potensi kelautan secara
optimal dan pengembangan perikanan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan Kelautan dan
Perikanan dilakukan melalui :
1) Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir melalui pembinaan,
pendampingan pengembangan pada kelompok tani pembudidaya ikan.
2) Peningkatan produktivitas usaha perikanan masyarakat
3) Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pelaku usaha perikanan
4) Peningkatan pendapatan pengrajin ikan melalui kajian optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan kelautan dan perikanan
sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya produktivitas perikanan hasil tangkapan laut, pada tahun
2007 sebesar 472,27 ton menjadi 486,44 ton pada tahun 2008
2) Meningkatnya produktivitas perikanan darat, pada tahun 2007 sebesar
470.77 ton meningkat menjadi 488.5 ton pada tahun 2008
h. Urusan Perdagangan
Kebijakan Urusan Perdagangan diarahkan pada tersedianya kebutuhan
pokok dan jasa yang terjangkau daya beli masyarakat, pengembangan
perdagangan dan jasa sebagai lapangan usaha masyarakat.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan Perdagangan
adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan perlindungan dan pengawasan peredaran produk konsumsi
mayarakat melalui pengawasan peredaran barang jasa dan prngrmbangan
kemetrologian daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 24
2) Peningkatan ekspor komoditas non migas melalui koordinasi fasilitasi
produk unggulan daerah dan pengembangan produk unggulan daerah
3) Peningkatan kualitas pelayanan perpasaran, meningkatkan stabilitas
harga dan menurunkan inflasi
4) Peningkatan ketertiban Pedagang Kaki Lima
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan perdagangan di Kota
Semarang sampai dengan tahun 2008 menunjukan peningkatan.
1) Meningkatnya sarana perdagangan modern baik secara kualitas dan
kuantitas diantaranya Pasar modern (Mall, Swalayan, Supermarket, dan
lain-lain) Pada tahun 2007 sebanyak 133 buah dan tahun 2008 menjadi
160 buah atau meningkat sebanyak 25%.
Sentra Perdagangan/Ruko/Rukan berjumlah 145 lokasi terdiri dari 1.980
unit toko. Sedangkan jumlah sentra perdagangan/ruko/rukan pada tahun
2008 sebanyak 2.160 unit yang tersebar di 153 lokasi.
2) Dengan menjamurnya mini market, supermarket dan hypermarket
berdampak pada lesunya transaksi penjual dan pembeli di pasar-pasar
tradisional. Disisi lain kondisi pasar – pasar tradisional saat ini cukup
memprihatinkan baik kondisi bangunan, kondisi lingkungan dan prasarana
yang lain. Penurunan kualitas Pasar tradisional di Kota Semarang
ditunjukkan dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai, sampai
dengan tahun 2008 terdapat 44 pasar tradisional tetapi 44 % kondisi
bangunannya sudah rusak.
i. Urusan Industri
Kebijakan Urusan Perindustrian diarahkan pada pengembangan
industri terutama industri kecil/home industri, pengembngan sistem ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar dengan pengembangan
ekspor dan penguatan institusi pasar ekspor.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam pembangunan urusan industri adalah
sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 25
1) Peningkatan sistem pengembangan mutu dan peluang usaha
2) Pengembangan usaha industri
3) Peningkatan produktifitas industri.
4) Peningkatan populasi sentra-sentra industri potensial
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan industri sampai dengan
tahun 2008 menunjukan kinerja yang lebih baik dimana ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah usaha industri dari 3.387 unit pada tahun 2007
menjadi 3440 unit usaha pada tahun 2008 atau terjadi peningkatan 2%,
yang terdiri dari industri besar 155 unit usaha, industri kecil dan menengah
sejumlah 1.513 unit usaha serta industri non formal berjumlah 1.772 unit
usaha. Sedangkan jumlah kawasan dan sentra industri berdasarkan
pendataan yang dilakukan pada tahun 2008 terdapat 10 lokasi kawasan
industri dan 26 lokasi sentra industri.
Kenaikan Industri Sedang sebesar 0,78 % dari 644 unit menjadi 649
unit usaha sedangkan Industri Besar sebesar 13,14 % yaitu dari 137 unit
menjadi 155 unit sampai akhir tahun 2008.
Peningkatan omzet industri dalam negeri tidak banyak menguntungkan
terutama IKM pada tahun 2008. Omzet IKM formal dari
Rp. 771.456.000.000,- menjadi Rp. 816.482.000.000,- sedangkan pada
IKM non formal omzet yang diperoleh pada tahun 2007 sebesar
Rp. 253.058.000.000,- menjadi 296.816.000.000,-. Peningkatan omzet IKM
Formal sebesar 5,8 % sedangkan omzet IKM Non Formal sebesar 17,29 %.
2. Peningkatan Pelayanan Publik
Pembangunan pelayanan publik dilakukan untuk mewujudkan pelayanan
yang mudah, cepat, tepat dan murah/terjangkau demi tercapainya pelayanan
prima. Guna mewujudkan hal terebut diperlukan aparatur pemerintah
profesional, bersih dan berkarakter yang ditunjang dengan sarana dan prasarana
pelayanan secara memadai. Salah satunya dengan mengembangkan Pelayanan
satu atap (One Stop Service) dan pengembangan Electronic Goverment (E-Gov).
Dengan pelayanan publik yang baik diharapkan dapat menumbuhkan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 26
kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah, mengurangi biaya tinggi serta
mendorong aktivitas perekonomian.
Pelaksanaan pembangunan pada upaya peningkatan pelayanan publik dapat
dilihat dari kinerja pelaksanaan pembangunan pada urusan kewenangan
pemerintah daerah yakni :
a. Urusan Perencanaan Pembangunan
Kebijakan Urusan Perencanaan Pembangunan tahun 2008 diarahkan
pada peningkatan efektifitas dan keterpaduan pelaksanaan pembangunan
terhadap dokumen perencanaan pembangunan daerah, peningkatan kerjasama
pembangunan daerah, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunan daerah.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pembangunan urusan
perencanaan pembangunan dilakukan melalui :
1) Peningkatan kerjasama perencanaan pembangunan, melalui fasilitasi
kerjasama dengan dunia usaha/lembaga berupa kerjasama penelitian dan
pengabdian masyarakat dengan Perguruan Tinggi dan Koordinasi dalam
pemecahan masalah-masalah kota berupa penyelenggaraan seminar,
workshop pemecahan masalah kota
2) Peningkatan ketersediaan dokumen perencanan pengembangan kota,
melalui koordinasi penyelesaian permasalahan transportasi perkotaan,
perencanaan air minum, drainase dan sanitasi perkotaan, Koordinasi
Perencanaan Penanganan Pusat-pusat Industri
3) Peningkatan ketersediaan dokumen perencanan pengembangan kota
melalui Peningkatan kemampuan teknis aparatur perencana
4) Peningkatan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah, melalui
penyelenggaraan Musrenbang Kota dalam rangka penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA),
PPAS dan RAPBD.
5) Peningkatan ketersediaan perencanaan pembangunan ekonomi, melalui
penyusunan masterplan pembangunan ekonomi daerah, penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 27
indikator ekonomi daerah dan penyusunan masterplan penanggulangan
kemiskinan,
6) Peningkatan ketersediaan dokumen perencanaan sosial dan budaya
7) Peningkatan perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam
melalui kegiatan koordinasi penyusunan Masterplan Pengendalian SDA
dan Lingkungan.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan perencanaan pembangunan
sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai
acuan/pedoman dalam penyusunan program dan kegiatan pembangunan
di Kota Semarang, antara lain RKPD, Perda Master Drainase, Masterplan
Transportasi, Rancangan RPJPD 2005-2025 dan Naskah Akademis
RPJPD.
2) Tersedianya data dan informasi sebagai bahan dalam penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan dan pengambilan
keputusan/kebijakan antara lain data statistik daerah, Dokumen FS.
Pasar Rasamala, Dokumen FS Pasar Damar, 8 kajian penelitian bidang
ekonomi, sosial budaya, pemerintahan, lingkungan hidup dan Teknologi
Tepat Guna.
3) Terkoordinasinya program dan kegiatan pembangunan di Kota Semarang
baik yang dibiayai oleh dana Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Daerah
yakni PAMSIMAS, TMMD, Sosialisasi Revisi RPJMD, Monev PKPS-
BBM, fasilitasi kegiatan KKN, P2KP dan PNPM, Polder Authority Kali
Banger Project dan DAM Jatibarang serta program-program
penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang.
b. Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil
Kebijakan Pembangunan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
tahun 2008 diarahkan pada upaya pengelolaan administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 28
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan kependudukan
dan catatan sipil dilakukan melalui peningkatan pengelolaan dan penataan
administrasi kependudukan dan catatan sipil.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan kependudukan dan catatan
sipil sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Tersedianya database kependudukan yang akurat dan berkelanjutan
sebesar 90 %.
2) Meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan Kependudukan dan
Catatan Sipil antara lain dengan terbangunnya Kantor Dispenduk dan
Capil 100 % dan pos pelayanan di Kecamatan yang representatif, serta
pelayanan administrasi kependudukan dilakukan dengan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara on line di 16
Kecamatan, namun sistem belum berjalan secara optimal masih
diperlukan perbaikan-perbaikan baik hardware maupun software agar
secara optimal. Penerapan SIAK merupakan solusi untuk memudahkan
masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.
3) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap tertib administrasi
kependudukan dan capil, yang ditandai dengan jumlah dan KTP dan Akte
Kelahiran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Kartu Tanda Penduduk yang dikeluarkan pada tahun 2007 sejumlah
277.577, pemohon Akte Kelahiran mencapai 34.265 buah.
Pada tahun 2008 permohonan KTP sejumlah 135.685 pemohon dan akte
kelahiran 26.314 pemohon.
c. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kebijakan pembangunan pada urusan kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri tahun 2008 adalah meningkatkan, mengembangkan sumber
daya manusia dan sarana prasarana pendukung dalam rangka menegakkan
Peraturan Daerah sehingga terwujud lingkungan yang aman, tertib serta
terciptanya iklim politik yang kondusif.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 29
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan kesatuan bangsa
dan politik dalam negeri dilakukan melalui :
1) Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, melalui penegakan
peraturan daerah;
2) Peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa
3) Peningkatan hubungan kemitraan dalam pengembangan wawasan
kebangsaan
4) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam ketertiban dan keamanan
lingkungan
5) Penurunan peredaran narkoba dan minuman keras
6) Peningkatan pendidikan politik masyarakat
7) Pencegahan dan Penanggulangngan korban bencana alam
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat dari kondisi keamanan,
ketentraman dan ketertiban mayasyarakat serta stabilitas politik di Kota
Semarang. Kondisi daerah yang aman, tentram dan tertib merupakan syarat
yang mendukung terciptanya penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan
dan kegiatan masyarakat yang kondusif.
Meski tingkat unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
masyarakat masih cukup tinggi, yaitu pada tahun 2007 terjadi 102 kali unjuk
rasa yang terdiri dari 72 unjuk rasa bidang politik dan 30 unjuk rasa bidang
ekonomi, sementara pada tahun 2008 hanya terjadi 103 kali unjuk rasa yang
terdiri dari 73 unjuk rasa bidang politik dan 30 unjuk rasa bidang ekonomi.
Namun demikian, situasi dan kondisi sosial politik di Kota Semarang masih
tetap kondusif karena unjuk rasa dilakukan dengan tertib dan tidak
memunculkan tindakan anarkhis di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
partisipasi demokrasi masyarakat telah berlandaskan etika dan moral.
Pada tahun 2007 jumlah kasus pelanggaran hukum yang tercatat di Poltabes
Semarang berjumlah 1.914 kasus. Jumlah ini naik dari jumlah kasus pada
tahun 2006 yang berjumlah 1.649 kasus.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 30
Guna mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat, hingga saat ini terdapat 3.567 poskamling aktif dari 4.673
poskamling yang tersebar di 16 Kecamatan. Setiap tahunnya poskamling aktif
tersebut akan ditingkatkan dan dilengkapi sarana dan prasarananya.
Sedangkan jumlah aparat/petugas dari satuan Perlindungan Masyarakat
(Linmas) pada tahun 2007 terdapat 6.130 Orang dan pada tahun 2008 terdapat
6.104. Penurunan jumlah ini dikarenakan pada tahun 2008 sebanyak 26 orang
anggota Linmas meninggal dunia.
Untuk menjamin terlaksananya Peraturan Daerah, maka diperlukan
adanya kegiatan penegakan Perda yang dilakukan oleh Satpol PP Kota
Semarang. Selama tahun 2007, Satpol PP melaksanakan kegiatan penertiban
sebanyak 1.541 kasus. Sampai dengan akhir tahun 2008 jumlah perda yang
menjadi obyek penegakan sejumlah 35 perda yang mengandung sanksi
hukum. Sedangkan untuk kejadian kebakaran, selama tahun 2007 terjadi 225
kejadian dengan nilai kerugian yang mencapai Rp. 49 Milyar. Dengan
kondisi kota yang terus berkembang, Kota Semarang memerlukan sarana dan
prasarana penanggulangan kebakaran yang memadai sehingga dapat
mengurangi jumlah kerugian.
Tingkat partisipasi politik dalam pemilu dan pilkada menunjukan
perkembangan yang positif. Pada tahun 2004, jumlah pemilih yang
menggunakan haknya pada Pemilihan Legislatif mencapai 83,28 persen,
Pemilu Presiden Putaran I sebesar 78,70 persen, dan pada Pemilu Presiden
Putaran II sebesar 78,70 persen. Tingkat partisipasi tersebut diatas rata-rata
angka partisipasi tingkat nasional. Pada Pilkada Kota Semarang tahun 2005
jumlah pemilih sebanyak 997.200 pemilih dan yang menggunakan hak
pilihnya sebesar 664.897 pemilih. Sementara pada Pemilu Legislatif tahun
2009, dari jumlah pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT)
sejumlah 1.087.463 pemilih, yang menggunakan haknya sebanyak 776.540
atau mencapai 71 persen.
Perkembangan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) di Kota Semarang dari tahun ke tahun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 31
mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, jumlah Ormas di Kota Semarang
tercatat sebanyak 254, sementara pada tahun 2008 ini tercatat sebanyak 261
atau mengalami peningkatan sebesar 2,76 %. Sedangkan jumlah LSM di Kota
Semarang pada tahun 2007 tercatat sebanyak 76 , dan hingga tahun 2008 ini
LSM yang terdaftar sejumlah 85 atau mengalami peningkatan sebesar
11,84%.
d. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
Kebijakan pembangunan urusan ini diarahkan pada peningkatan
kualitas pelayanan publik melalui upaya (1) pengembangan kapasitas aparat
Pemerintahan Daerah, 2) peningkatan kapasitas kelembagaan Pemerintahan
Daerah; 3) peningkatan sarana prasarana pelayanan publik; 4) peningkatan
pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel;
5) Peningkatan kualitas dan kuantitas produk –produk hukum daerah; 6)
peningkatan kerjasama antar daerah; 7) peningkatan peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; (8) peningkatan kualitas
persandian daerah.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian dan persaindian antara lain dilakukan melalui :
1) Peningkatan kualitas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
melaksanakan tugas – tugas legeslatif termasuk dalam
mengakomodasikan kepentingan dan aspirasi masyarakat
2) Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah.
3) Meminimalkan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4) Peningkatan pengetahuan Sumberdaya manusia aparatur pengawasan
5) Peningkatan kualitas pelayanan pemerintah Kota Semarang kepada
masyarakat/publik.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 32
6) Peningkatan kualitas pelayanan/penanganan pengaduan masyarakat/
publik..
7) Peningkatan ketaatan pelaksanaan peraturan perundang-undangan,
pemberian fasilitasi terhadap penyelesaian permasalahan hukum yang
terjadi di Pemerintah Kota Semarang, peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia aparatur dalam penyusunan / perancangan produk-produk
hukum daerah, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pemahaman
tertib hukum dan HAM, serta peningkatan kepastian hukum pada
produk-produk hukum daerah sebagai landasan hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
8) Peningkatan kualitas kelembagaan perangkat daerah dan peningkatan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
9) Peningkatan kemampuan manajerial, teknis dan fungsional aparatur
melalui Diklat Prajabatan, Diklat Struktural dan Diklat Teknis & Fungsi
Bagi PNS Daerah.
10) Peningkatan pengembangan SDM aparatur melalui penataan sistem
administrasi Kenaikan Pangkat otomatis PNS,
Pembangunan/pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah dan
Penyusunan Instrumen Analisis Jabatan PNS, Pemberian Bantuan Tugas
Belajar dan Ikatan Dinas;
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian dan persandian sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai
berikut :
1) Meningkatnya kualitas dan fungsi legislasi, pada tahun 2007
penyelenggaraan ligislasi RAPERDA sebanyak 13 Perda, dan tahun 2008
telah diselenggarakan program legislasi raperda sebanyak 20 Raperda.
2) Sebagai penyelenggara Pemerintahan dalam fungsinya memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat, telah dilakukan penataan
kelembagaan dilingkungan Pemerintah Kota Semarang melalui Peraturan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 33
Daerah Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah yang
disesuaikan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Pemerintah Kota Semarang telah membentuk Kantor pelayanan satu pintu
yaitu Kantor Pelayanan Terpadu serta Pusat Penanganan Pengaduan
Pelayanan Publik (P5). Disamping itu setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang memberikan pelayanan langsung kepada
masyarakat telah memiliki standar Pelayanan Minimal, sehingga
diharapkan masyarakat dapat terlayani secara cepat, mudah, murah,
efisien serta efektif.
3) Efektifitas pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kota menerbitkan
buku pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD)
Kota Semarang, pengendalian pengelolaan barang daerah termasuk
dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota
Semarang, serta penataan dan pengamanan aset-aset Pemerintah Kota
Semarang.
4) Dalam rangka penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan kepada
Aparat maupun masyarakat telah dilaksanakan sosialisasi produk hukum.
Sedangkan untuk mengoptimalkan produk produk hukum telah
dilaksanakan dokumentasi dan publikasi peraturan perundang-undangan
melalui pembuatan buku himpunan peraturan perundang-undangan,
himpunan Keputusan Walikota Semarang, Lembaran Daerah (LD) lepas
atas Peraturan Daerah dan Berita Daerah (BD) lepas atas Peraturan
Walikota, CD paparan himpunan Perda, leaflet produk hukum dan
pembelian buku-buku hukum untuk pustaka JDI Hukum serta
penyebarluasan produk hukum kepada setiap SKPD, masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten/Kota lain se-Jawa Tengah. Sedangkan dalam
rangka pembinaan dan pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi
Hukum (JDIH) telah dilakukan sosialisasi JDI hukum kepada semua
SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang dan pembinaan kepada
Unit Jaringan Penunjang (UPJ) di Kecamatan/Kelurahan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 34
5) Guna meningkatkan kinerja penyelenggaraan tata pemerintahan dan
menindaklanjuti amanat Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005
tentang Kelurahan, dimana diatur bahwa Kelurahan sebagai perangkat
daerah yang bertanggung jawab kepada Walikota melalui Camat, dan
memiliki tugas antara lain : Pelaksanaan kegiatan pemerintahan
kelurahan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat,
penyelenggara ketentraman dan ketertiban umum, serta melaksanakan
pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum, telah ditetapkan Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Kelurahan yang
mengatur tentang tata cara pembentukan, penghapusan, penggabungan
kelurahan di Kota Semarang, serta tata cara penyelenggaraan
pemerintahan kelurahan.
6) Dalam rangka peningkatan kualitas SDM Aparatur diselenggarakan
pendidikan dan pelatihan yang merupakan proses penyelenggaraan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. Pendidikan dan
Latihan menyentuh empat dimensi utama yaitu spiritual,intelektual,mental
dan fisikal yang mengarah pada perubahan mutu terwujudnya sosok
aparatur sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Berdasarkan analisis
kebutuhan diklat tahun 2007 (AKD) seluruh SKPD Pemerintah Kota
Semarang terdapat 235 jenis kebutuhan diklat antara lain diklat
kepemimpinan,diklat teknis dan fungsional, diklat pra jabatan
e. Urusan Statistik
Kebijakan pembangunan urusan statistik tahun 2008 diarahkan untuk
ketersediaan data statistik yang lengkap dan akurat dalam rangka mendukung
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.
Upaya –upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan statistik adalah
dengan melakukan kerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam
penyediaan Data-data statistik Daerah Kota Semarang.
Kinerja pelaksanaan pembangunan utusan statistik sampai dengan
tahun 2008 antara lain tersedianya data statistik daerah Kota Semarang yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 35
meliputi Buku Kota Semarang Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka,
PDRB, Statistik Kesejahtaraan Sosial Kota Semarang, Indikator
Kesejahteraan Masyarakat, Indikator Ekonomi Kota Semarang, Buku Saku
Kota Semarang, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indek Harga
Konsumen (IHK) dan Inflasi dan Buku Statistik Industri Kota Semarang.
f. Urusan Kearsipan
Kebijakan pembangunan pada Urusan Kearsipan diarahkan pada
peningkatan pengelolaan dan pelayanan arsip daerah melalui pembinaan dan
pelatihan pengelolaan arsip daerah, perawatan arsip, pengembangan sistem
informasi arsip daerah dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
arsip daerah.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan kearsipan
meliputi :
1) Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip Daerah.
2) pemeliharaan pelayanan administrasi perkantoran guna menunjang
Urusan Kearsipan
3) meningkatkan kualitas pelayanan informasi guna menunjang Urusan
kearsipan
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan kearsipan sampai dengan
tahun 2008 antara lain telah dilaksanakan pengelolaan arsip yang berada di
depo penyimpanan arsip sejumlah 2.300 berkas arsip yang berasal dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang.
g. Urusan Komunikasi dan Informatika
Kebijakan pembangunan pada urusan Komunikasi dan Informasi
diarahkan pada upaya peningkatan proses komunikasi dua arah antara
pemerintah dan masyarakat secara optimal, sehingga terwujud transparansi
informasi dan membentuk masyarakat yang responsif terhadap pembangunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 36
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan komunikasi dan
informatika meliputi :
1) Pengembangan komunikasi dan informasi dua arah antara pemerintah dan
masyarakat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan seperti dialog
interaktif baik langsung maupun melalui media massa.
2) Pengembangan sarana prasarana informatika dan telematika atau sistem
informasi pembangunan kota Semarang yang dapat diakses oleh
publik/masyarakat umum.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan komunikasi dan informasi
sampai dengan tahun 2008 antara lain :
1) Terselenggaranya dialog pemerintah dengan masyarakat.
Dialog interaktif pada tahun 2008 sebanyak 62 kali dengan peserta
mencapai sebanyak 640 orang. Sedangkan dialog melalui media massa,
terutama media elektronik (dialog melalui TV lokal dan nasional) adalah
sebanyak 57 kali, dan dialog melalui radio baik Radio Republik Indonesia
(RRI) maupun radio swasta sebanyak 135 kali.
2) Terbangunnya sistem informasi manajemen daerah antara lian Sistem
Informasi Manajemen (SIM) Bantuan Sarana dan Prasarana,
penyempurnaan Aplikasi SIMPAD (Pendapatan Asli Daerah), SIM Gaji,
SIM Kepegawaian, Situs Badan Kesbanglinmas, CD Interaktif tentang
Profil Kota Semarang, Bintek ketrampilan komputer dan kelengkapan
peralatan jaringan. Selain itu juga menyediakan media center komunikasi
pemerintah dan wartawan dalam meliput berbagai pelaksanaan
pembangunan kota Semarang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 37
3. Peningkatan Infrastruktur Kota
Pembangunan infrastruktur kota ditekankan pada peningkatan kualitas,
kapasitas prasarana kota dan pengembangan wilayah pinggiran terutama yang
mendukung kelancaran arus barang dan jasa, meningkatkan daya tarik investasi
dan mendukung aktivitas perekonomian lokal.
a. Urusan Pekerjaan Umum
Kebijakan pembangunan Urusan Pekerjaan Umum diarahkan pada
perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah,
pembentukan struktur jaringan jalan sesuai dengan hirarki dan pelayanan
jalan, interkoneksi antar bagian wilayah pengembangan dan antar pusat
pelayanan transportasi dan pusat pelayanan perkotaan serta peningkatan
kapasitas jalan, pengendalian banjir dan penanggulangan rob dengan
pembangunan system drainase wilayah dan kawasan, dan pemenuhan
kebutuhan air bersih masyarakat serta menjaga kualitas dan kuantitas sumber
daya air.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan pekerjaan
umum meliputi :
1) Peningkatan kelancaran arus lalulintas barang dan jasa
2) Mempertahankan fungsi jalan dan jembatan
3) Penyediaan data, informasi bidang jalan dan jembatan
4) Pemeliharaan dan operasional alat-alat berat yang layak pakai.
5) Penanganan sebagian area genangan banjir
6) Pengembangan dan pengelolaan konservasi Sungai, Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
7) Pemenuhan kebutuhan air minum yang sehat serta peningkatan kualitas
lingkungan
8) Penanganan sebagian areal genangan rob
9) Peningkatan sarana dan prasarana wilayah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 38
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pekerjaan umum sampai
dengan tahun 2008 antara lain :
1) Jalan dan jembatan
Panjang jaringan jalan di Kota Semarang adalah 2.762,371 km. Dari
panjang jaringan jalan tersebut, 59,760 km merupakan jalan nasional;
28,890 km merupakan jalan Provinsi; dan 2.673,721 km merupakan jalan
Kabupaten/lokal. Prasarana jalan di Kota Semarang yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 tercatat
sepanjang 846,31 km dengan kondisi ruas jalan baik sebesar 58,28 %,
kondisi sedang sebesar 29,30 % dan kondisi rusak sebesar 12,42 %.
Walaupun secara terus menerus dilakukan pemeliharaan sarana jalan
namun kondisinya tiap tahun tetap mengalami kerusakan, hal ini
disebabkan kondisi geografis Kota Semarang yang spesifik antara lain
rob, banjir dan longsor.
Pada tahun 2008, telah dibangun jalan sepanjang 5 km yaitu dari lapangan
golf Sendangmulyo sampai TVRI. Pembangunan Jembatan Kartini baru
terlaksana sebagian yaitu pondasi, karena hal ini terkendala dengan tidak
terealisasinya anggaran dari pusat yang sedianya untuk membangun
kerangka sehingga dianggarkan kembali dari APBD Kota Semarang pada
tahun anggaran 2009.
Dalam rangka mempertahankan fungsi jalan dan jembatan dengan
penanganan jalan dan jembatanyang rusak pada tahun 2008 telah
tertangani sebesar 28 %.
2) Saluran/Drainase
Panjang Sungai dan Saluran Drainase yang dikelola Pemerintah
Kota Semarang sebesar 206.506 m telah dilakukan
pembangunan/peningkatan sepanjang 15.476,9 m atau sebesar 7,489 %
dan pemeliharaan sepanjang 4.089,4 meter atau 1,98%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 39
3) Pemenuhan Air bersih dan Sanitasi
Jangkauan pelayanan air bersih baru mencapai 70% wilayah Kota
Semarang dan belum dapat menjangkau wilayah pinggiran dan wilayah
pemekaran. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih diwilayah tersebut
dilakukan melalui pembangunan SIPAS, Terminal Air Bersih dan
Pemanfaatan Sumur Dalam.
Pada tahun 2008 untuk pemenuhan air dan dan sanitasi telah dibangun
Sumur Dalam, pembangunan Instalasi Pengolah Air Sederhana (SIPAS),
pembangunan Tower/Reservoar Air, dan Pembangunan Treatment
diwilayah pinggiran dan pemekaran. Dari pembangunan tersebut dapat
mencakup layanan air bersih dan sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK)
bagi 5.847 KK di wilayah pinggiran dan wilayah pemekaran.
4) Rob dan banjir
Perhatian Pemerintah Kota Semarang terhadap penanganan
masalah rob dan banjir dari tahun ke tahun sudah semakin meningkat.
Pada tahun 2007, melalui upaya normalisasi saluran dan optimalisasi
sistem pengendalian banjir. luas genangan rob dan banjir sudah
mengalami penurunan kurang lebih sebesar 17 % dibanding tahun
sebelumnya, lama genangan berkurang menjadi 1 s/d 2 jam. Sampai
dengan tahun 2008 luas area genangan rob mencapai 8.000 hektar.
Dalam penanganan banjir dilakukan melalui Pembangunan
saluran/drainase/talud/gorong-gorong dan Pemeliharaan saluran /
drainase/talud/gorong-gorong, serta Pembangunan Stasiun Pompa Gudang
Senjata dengan Tangkapan 50 Ha, O & M Pompa Banjir.
5) Irigasi
Sarana irigasi sekunder di Kota Semarang sepanjang 46,38 km
dengan areal pelayanan irigasi seluas 4.152 Ha hanya berfungsi maksimal
sebesar 69 %, hal ini disebabkan karena umur konstruksi, peningkatan
sedimentasi dan pemeliharaan yang belum optimal. Pada tahun 2007
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 40
areal irigasi yang dapat dioptimalkan dan dipertahankan fungsinya
bertambah 4 % dibandingkan tahun 2006 walaupun adanya perubahan
fungsi (lahan pertanian berubah fungsi lahan permukiman) hal ini
dikarenakan peningkatan type Irigasi dari tahun 2006.
Pada Tahun 2008, areal pelayanan irigasi berkurang + 5 Ha menjadi 4.147
Ha, yaitu dengan adanya pengurangan 1 (satu) daerah irigasi di
Kecamatan Pedurungan, sebagai konsekuensi perubahan fungsi lahan
pertanian berubah fungsinya menjadi fungsi permukiman.
b. Urusan Perumahan
Pembangunan urusan bidang perumahan rakyat diarahkan pada
terpenuhinya kualitas dan kuantitas kebutuhan perumahan masyarkaat
melalui (1) peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
konsep rumah sehat; (2) meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, dan ; (3) mendorong investasi
swasta dalam pengadaan rumah sehat sederhana.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan perumahan
dilakukan melalui :
1) Peningkatan ketersediaan perumahan yang layak dan sehat
2) Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
3) Peningkatan komunikasi perumahan di kota Semarang
4) Peningkatan sarana dan prasarana perumahan yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat
5) Peningkatan sarana dan prasarana penanggulangan/bencegahan kebakaran
6) Peningkatan pengelolaan areal pemakaman dan pelayanan pemakaman
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan perumahan sampai dengan
tahun 2008 antara lain :
1) Meningkatnya penyediaan perumahan yang layak/sehat sebesar 7,5 %
atau sekitar 7.392 unit rumah. Pada tahun 2007 jumlah rumah sebanyak
326.924 unit meningkat menjadi 334.316 unit rumah pada tahun 2008.
Hal ini terlihat dengan terbangunnya rumah susun sederhana sewa di
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 41
Kelurahan Kaligawe Kecamatan Gayamsari sejumlah 672 unit dan
pembangunan rumah sederhana sehat oleh pengembang dan masyarakat
kurang lebih sejumlah 6.720 unit.
Dari jumlah rumah tersebut masih ada sebagian masyarakat yang belum
mempunyai tempat tinggal yang layak, penduduk kurang mampu tinggal
dikawasan kumuh yang diperkirakan tersebar di 42 titik kawasan kumuh.
Dalam penyediaan rumah yang layak/sehat bagi masyarakat kurang
mampu, telah dibangun RUSUNAWA di Kelurahan Kaligawe Kecamatan
Gayamsari. Pembangunanya dilakukan secara bertahap mulai tahun 2004
dengan pengurugan rawa dengan rata-rata ketinggian ± 2,5 m dengan luas
± 54.600 m2, sampai tahun 2008 telah terbangun rusunawa sejumlah 7
twin blok.
Disamping itu untuk efektifitas pembangunan perumahan telah tersusun
Dokumen Rencana Induk Pengelolaan dan Pengembangan Perumahan
Daerah (RP4D) Kota Semarang sebagai acuan/pedoman masyarakat
Pemerintah/masyarakat dalam pengelolaan pembangunan perumahan di
Kota Semarang.
2) Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman sebesar
20 %, hal ini dapat dilihat jumlah perbaikan sarana dan prasarana
lingkungan permukiman. Pada tahun 2007 telah dilaksanakan perbaikan
jalan lingkungan71.298 m2, saluran lingkungan 861 m, sedangkan pada
tahun 2008 jalan lingkungan 47.416 m2, saluran lingkungan 1.591 m,
MCK 13 unit dan air bersih .
3) Meningkatnya komunitas perumahan sebesar 18 %, hal ini terlihat dari
jumlah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Pada tahun sebanyak 94
KSM dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 116 KSM, dimana KSM
tersebut adalah kelompok-kelompok atau paguyuban-paguyuban di Kota
Semarang. Meskipun dari paguyuban (KSM) ada yang tidak jalan
(berhenti), namun ada penambahan paguyuban yang baru.
4) Meningkatnya areal Tempat Pemakaman Umum (TPU). Hal ini dapat
terlihat dengan dibukanya TPU Banjardowo Kecamatan Genuk, yang saat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 42
ini lokasinya masih belum terisi karena merupakan lahan baru sesuai
dengan keputusan Walikota Semarang No. 143/221 tgl 24-08-2006
sebagai alih fungsi tanah bengkok menjadi TPU Banjardowo. Sedangkan
di tahun anggaran 2008 dengandana bantuan Keuangan Provinsi Jawa
Tengah telah dilakukan perluasan makam K. PANJI di RT 01 RW 01
Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen seluas 3500 m2.
Dalam rangka pengelolaan dan tarif retribusi pemakaman, maka pada
tahun 2008 telah diselesaikan dokumen Raperda tentang Penyelenggaraan
dan Retribusi Pemakaman di Kota Semarang, yang diharapkan akan
segera dapat di-Perda-kan.
c. Urusan Penataan Ruang
Kebijakan Pembangunan Urusan Penataan Ruang diarahkan pada
upaya menghasilkan suatu dokumen rencana tata ruang yang realistik dan
implementatif, yang menjadi landasan atau acuan kebijakan spasial bagi
pembangunan lintas sektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat
sinergis, serasi dan berkelanjutan, didukung penegakan hukum (law
enforcement) yang tegas, dan tersedianya aparat pelaksana yang bertanggung
jawab.
Kegiatan Penataan Ruang di Kota Semarang Tahun 2000-2010
didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2000-2010 dan Peraturan Daerah
Nomor 6 sampai Nomor 15 Tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kota, Bagian Wilayah Kota (BWK I) sampai Bagian Wilayah Kota (BWK)
X, Tahun 2000-2010.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan penataan ruang antara
lain meliputi :
1) Penyiapan revisi Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) sebagai
amanat ditetapkannya UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
serta penyiapan rencana tata ruang teknis/RTBL untuk kawasan-kawasan
strategis.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 43
2) Pemanfaatan ruang kota sesuai struktur dan pola tata ruang sebagaimana
telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan penataan ruang sampai
dengan tahun 2008 antara lain meliputi :
1) Meningkatnya ketersediaan dokumen rencana tata ruang.
Pada tahun 2007, telah tersusun 1 (satu) dokumen untuk kegiatan
Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan, 2 (dua) dokumen
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, 1 (satu) dokumen
Revisi Rencana Tata Ruang (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW), serta
1 (satu) dokumen Kebijakkan Pengelolaan Bangunan Cagar Budaya.
Pada tahun 2008, telah tersusun Dokumen Rencana Reklamasi Kota
Semarang serta Rencana Teknik Ruang Kawasan Dam Jatibarang, dan
Dokumen Revisi RDTRK BWK I-X Tahun 2010-2030.
2) Meningkatnya pemanfaatan ruang kota sesuai dengan peruntukannya
sebesar 60 % dari rencana tata ruang wilayah.
Pada tahun 2008 telah diproses : SP 1 sebanyak 457, SP 2 sebanyak 176
dan SP 4 sebanyak 94 buah. Penyusunan Dokumen Rencana Detail Tata
Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang BWK I s/d X Tahun 2010-2030
telah dilaksanakan dan telah selesai 100 %. Pada tahun-tahun selanjutnya
penyusunan dokumen Perda Rencana Tata Ruang Wilayah dan dokumen
RDTRK tersebut diharapkan dapat effektif menjadi Perda selambatnya
pada tahun 2010.
d. Urusan Perhubungan
Kebijakan pembangunan urusan perhubungan diarahkan pada upaya
meningkatkan kelancaran dan pengembangan jejaring transportasi dan
sekaligus mendorong transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan
orang, barang, dan jasa yang menjadi pangsa pasar bisnis transportasi yang
saling menguntungkan; disamping juga untuk menciptakan jaringan
pelayanan secara intern dan antar moda angkutan melalui pembangunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 44
prasarana dan sarana transportasi, khususnya pada kawasan yang cepat
tumbuh.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan perhubungan
antara lain sebagai berikut :
1) Peningkatan kualitas pengelolaan sarana prasarana dan fasilitas
Perhubungan.
2) Peningkatan kualitas rehabilitasi & Pemeliharaan Prasarana & Fasilitas
LLAJ
3) Peningkatan Pelayanan Angkutan
4) Peningkatan Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan perhubungan sampai
dengan tahun 2008 antara lain meliputi :
1) Pelayanan angkutan umum kepada masyarakat.
- Pelayanan angkutan umum di terminal terboyo.
Pada tahun 2007 Pelayanan angkutan di Terminal Terboyo
mengalami peningkatan sebesar 742.217 rit atau meningkat 1,05%
dibanding tahun tahun 2006 sebesar 671.455 rit. Namun jumlah
penumpang mengalami penurunan sebesar 41.299 orang (0,9 %) dari
4.643.044 orang pada tahun 2006 menjadi 4.601.745 orang pada tahun
2007.
Pada tahun 2008, tingkat pelayanan angkutan umum di Terminal
sebesar 712.798 rit atau mengalami penurunan sebesar 3,96 %.
- Pelayanan angkutan umum di terminal Mangkang.
Pada Tahun 2007, Pelayanan angkutan di Terminal Mangkang
mengalami peningkatan sebesar 9.784 rit (5,9 %), dimana pada tahun
2006 sebesar 165.923 rit menjadi 175.707 rit pada tahun 2007.
Disamping itu jumlah penumpang yang dilayani juga mengalami
peningkatan sebesar 271.819 orang (25 %) yaitu sebanyak 1.073.997
orang pada tahun 2006 menjadi 1.345.816 orang pada tahun 2007.
Pada Tahun 2008, tingkat pelayanan angkutan umum sebesar 158.136
rit.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 45
- Pelayanan Angkutan Umum di terminal Penggaron meningkat
sebesar 6,5%.
Pelayanan angkutan di Terminal Penggaron mengalami peningkatan
sebesar 672 rit (0,4 %), dimana pada tahun 2006 sebesar 167.178 rit
menjadi 167.850 rit pada tahun 2007. Disamping itu jumlah
penumpang yang dilayani juga mengalami peningkatan sebesar
187.159 orang (18,9 %) dimana pada tahun 2006 sebanyak 987.791
orang menjadi 1.174.950 orang pada tahun 2007.
Pada Tahun 2008, Pelayanan angkutan di terminal Penggaron
mengalami peningkatan sebesar 10.989 rit (6,5 %) dimana pada tahun
2007 sebesar 167.850 rit menjadi 178.839 rit pada tahun 2008.
sedangkan jumlah penumpang juga mengalami peningkatan sebesar
76.923 orang (6,5 %) dimana pada tahun 2007 sebanyak 1.174.950
orang menjadi 1.251.873 orang.
- Pelayanan trayek angkutan sebesar 80 %.
Pada tahun 2008 kondisi pelayanan angkutan dengan trayek tetap dan
teratur terdiri dari 3 trayek yaitu : Utama, Cabang dan Ranting. Trayek
Utama terdiri dari 33 jalur yang dilayani oleh 757 armada jenis bus
sedang dan bus besar, sedangkan trayek cabang terdiri dari 12 jalur
yang dilayani oleh 1488 armada jenis mobil penumpang umum dan
trayek Ranting terdiri dari 33 jalur yang dilayani oleh 877 armada
jenis mobil penumpang umum. Untuk pelayanan tidak dalam trayek
(taksi) dilayani oleh 1620 armada jenis sedan.
Jumlah armada pelayanan angkutan umum di Kota Semarang tersebut
ada peningkatan sebesar 4,4 % (200 kendaraan) yaitu dari 4.542
kendaraan pada tahun 2007 menjadi 4.742 kendaraan pada tahun
2008. Sedangkan dari sisi pelayanan trayek tidak ada penambahan
trayek baru, dari 78 trayek pada tahun 2007 tetap sebanyak 78 trayek
pada tahun 2008.
- Tingkat operasi angkutan umum rata-rata sebesar 70 % atau 3.320
kendaraan dari jumlah angkutan yang ada sebanyak 4.742 kendaraan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 46
- Cakupan pelayanan angkutan umum di wilayah Kota Semarang (16
Kecamatan) sampai tahun 2007 sudah terlayani + 90 %, sedangkan
pengembangan pelayanan angkutan diwilayah kota Semarang yang
belum terlayani (10%) terkendala oleh kondisi prasarana yang belum
memungkinkan.
- Pelayanan pengujian kendaraan bermotor tahun 2007 ada penurunan
jumlah kendaraan yang uji yaitu sebesar 1.917 kendaraan (2,2 %)
yang mana pada tahun 2006 kendaraan yang uji sebesar 86.215
kendaraan, sedangkan pada tahun 2007 kendaraan yang uji sebesar
84.298 kendaraan. Hal ini disebabkan banyak kendaraan yang
numpang uji diluar daerah. Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor
pada tahun 2008 ada peningkatan menjadi sebesar 85.559 kendaraan
2) Meningkatnya Manajemen transportasi. Dengan tersusunnya dokumen
Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kota Semarang tahun 2007,
maka Pemerintah Kota Semarang memandang perlu bahwa dokumen
tersebut dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah yang akan menjadi
payung hukum dalam penetapan kebijakan dibidang transportasi. Sebagai
langkah awal dalam tahun 2008 telah disusun Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah Kota Semarang tentang Tataran Transportasi
Lokal Kota Semarang. Penyusunan Draft Raperda tentang Tataran
Transportasi Lokal (Tatralok) Kota Semarang telah selesai 100 %.
Selanjutnya, dalam Prolegda (Program Legeslasi Daerah) draft tersebut
dijadwalkan untuk dibahas di DPRD Tahun Anggaran 2010.
Disamping itu untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi telah
dioperasikan Bus Rapit Transit (BRT). Untuk mendukung pengoperasian
BRT koridor I (Terminal Mangkang – Terminal Penggaron), departemen
perhubungan pada APBN tahun 2008 telah memberikan bantuan antara
lain : (a) Studi angkutan umum massal berbasis jalan di kota Semarang,
(b) 20 bus besar berkapasitas 83 penumpang, (c) 53 Halte (d) 53
Ticketting melekat pada halte. Sedangkan dukungan dari Pemerintah
Propinsi Jawa Tengah melalui APBD tahun 2008 dengan memberikan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 47
bantuan berupa Marka dan Rambu Lalu Lintas pada koridor I,yang
pelaksanaannya dilakukan pada tahun anggaran 2009.
3) Meningkatnya fasilitas sarana dan prasarana transportasi,
Fasilitas sarana dan prasarana transportasi (rambu, marka dan APILL)
terpasang mengalami peningkatan 7 % dimana rata – rata fasilitas sarana
dan prasarana transportasi menjadi 86 % pada tahun 2007.
Pada tahun 2008, Rambu lalu lintas terpasang 1.979 buah, atau
mengalami peningkatan sebesar 17,6 % dibanding tahun sebelumnya,
Pembuatan Marka sebanyak 39.744 m2 atau mengalami peningkatan
14,1 % dibanding tahun sebelumnya. Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas
(APILL) tidak ada tambahan pemasangan sehingga jumlah APILL
terpasang tetap sebanyak 85 unit.
4. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan subjek dan sekaligus objek
pembangunan, oleh karena itu diperlukan kualitas manusia yang terdidik, sehat,
berbudipekerti dan berbudaya.
Pelaksanaan pembangunan dalam kerangka peningkatan sumberdaya manusia
dilakukan melalui pembangunan pada urusan pendidikan, kesehatan, keluarga
berencana dan keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlinduan
anak serta pembangunan urusan sosial.
a. Pembangunan Urusan Pendidikan
Kebijakan pembangunan urusan pendidikan diarahkan pada
peningkatan kualitas pendidikan dan pemerataan pelayanan pendidikan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan pendidikan
antara lain dilakukan melalui :
1) Pemberian kesempatan yang sama kepada semua anak usia dini (0-6
tahun) untuk tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi dan
tahap perkembangan usianya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 48
2) Peningkatan pemerataan dan perluasan layanan pendidikan dasar yang
bermutu dan terjangkau, serta mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun.
3) Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah umum dan
kejuruan dalam upaya mewujudkan rintisan wajar Dikmen 12 tahun.
4) Pemberian pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum
sekolah, tidak pernah sekolah atau buta aksara, putus sekolah, dan
masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui
jalur pendidikan formal.
5) Pengembangan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
dalam rangka peningkatan potensi diri, pengetahuan dan ketrampilan
6) Mendorong minat dan budaya baca pada masyarakat serta pengembangan
mutu pelayanan perpustakaan.
7) Peningkatan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang berbasis
sekolah/masyarakat.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pendidikan sampai dengan
tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan data pada tahun 2007 jumlah penduduk usia 4 – 6 tahun naik
dari 74.528 menjadi 75.274 pada tahun 2008. Sejalan dengan kenaikan
tersebut Jumlah siswa TK naik dari 35.355 menjadi 36.131 dengan
kenaikan APK TK dari 42,89 % menjadi 48%. Jumlah penduduk usia 7 –
12 tahun pada tahun 2007 adalah 120.053 pada tahun 2008 naik menjadi
121.254 orang, dengan APK cenderung tetap berkisar pada angka 105 %
,untuk APM berkisar pada angka 90%. rasio murid/guru tetap sebesar 11,
jumlah guru naik dari 7.695 menjadi 7.772, rasio Murid/Rombongan
Belajar tetap sebesar 32 dengan jumlah ruang belajar naik dari 4.626
menjadi 4.672.
2) Berdasarkan data yang ada pada Tahun Pelajaran 2007/2008, jumlah SMP
dan MTs sebanyak 187, siswa seluruhnya tahun 2007 sebesar 72.086 dan
tahun 2008 sebanyak 72.807. Untuk menampung sejumlah siswa tersebut
tersedia ruang kelas tahun 2007 sebanyak 2.082 sedangkan tahun 2008
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 49
naik sebanyak 2.103. Guru yang mengajar di SMP dan MTs sebanyak
4.813 tahun 2007 dan naik menjadi 4.861. Untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar di SMP dan MTs rasio murid dibanding guru adalah 1 :
17.
3) Berdasarkan data yang ada pada Tahun 2008 jumlah SMA, SMK, dan
MA sebanyak 157, siswa baru tingkat I sebesar 24.318, siswa seluruhnya
sebesar 70.038 lebih besar dibanding tahun 2007 sebanyak 69.345. Untuk
menampung sejumlah siswa tersebut tersedia ruang kelas sebanyak 2.171
pada tahun 2007 dan naik tahun 2008 menjadi 2.193. Guru yang mengajar
di SMU, SMK dan MA sebanyak 3.124 tahun 2007 dan 3.155 tahun 2008.
Bila dibandingkan jumlah siswa antara SMA dengan SMK pada tahun
2008 yaitu 34.710 dengan 30.792, ternyata jumlah siswa SMA lebih
besar. Hal ini disebabkan jumlah SMA juga lebih besar jika dibandingkan
dengan jumlah SMK. Selain itu pembangunan SMA lebih murah sehingga
wajar jika SMA lebih banyak. Sesuai dengan banyaknya siswa yang ada,
lulusan SMA juga lebih banyak jika dibandingkan dengan lulusan SMK.
Jumlah ruang kelas sebanyak 2.171 pada tahun 2007 naik menjadi 2.193
tahun 2008. Selanjutnya jika dilihat jumlah guru tahun 2007 sebanyak
3.124 menjadi 3.155 pada tahun 2008 dengan rasio 1 : 16. Sedangkan
angka kelulusan SMA meningkat dari 91,8 % pada tahun 2007 meningkat
menjadi 94,6 % pada tahun 2008. Untuk SMK meningkat dari 96,2 %
menjadi 97,32 %.
4) Pada tahun 2009 telah berhasil dilakukan sertifikasi guru sebanyak 1203
guru. Sedangkan subsidi untuk studi lanjut ke program strata 1 (S1)
sebanyak 1529 guru.
5) Angka putus sekolah karena alasan ekonomi menurun tajam. Kalau pada
tahun 2007 sebanyak 381 siswa menurun menjadi 44 siswa pada tahun
2008.
6) Di Kota Semarang pada tahun 2007 Sekolah Standar Nasional (SSN) SD
berjumlah 13 Sekolah dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 15 sekolah
SSN SD . Sedangkan untuk SMP yang sudah menjadi Sekolah Standar
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 50
Nasional (SSN) pada tahun 2007 sebanyak 19 sekolah dan pada tahun
2008 menjadi 26 sekolah. Untuk SMA Sekolah Standar Nasional disebut
dengan Sekolah Kategori Mandiri (SKM SMA) pada tahun 2008 terdapat
21 Sekolah, yang mana kategori SKM SMA ini baru ada pada tahun 2008.
7) Pada tahun 2007 terdapat 11 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) dari jenjang TK sampai dengan SMA, Sedangkan tahun 2008
bertambah 5 menjadi 12 sekolah. Dimana 1 TK dan 1 SD baru dibuka
pada tahun ajaran 2007/2008. Sedangkan SMP Negeri 5 baru
mendapatkan Surat Keputusan dari Depdiknas pada Tahun 2008, yang
akan dibuka pada tahun pelajaran 2008/2009.
b. Pembangunan Urusan Kesehatan
Kebijakan pembangunan urusan kesehatan diarahkan pada
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan pelayanan
kesehatan dasar khususnya bagi masyarakat kurang mampu, peningkatan
kualitas pelayanan kualitas kesehatan serta peningkatan perlikau dan
kemandirian masyarakat pada upaya promotif dan preventif.
Upaya-upaya yang dilaksaksanakan dalam pembangunan urusan kesehatan
antara lain dilakukan melalui :
1) Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan, keamanan dan kemanfaatan
penggunaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan
2) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar, khusus dan rujukan.
3) Penurunan angka kesakitan dan mencegah penyebaran penyakit.
4) Peningkatan kualitas lingkungan hidup yang sehat
5) Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam menumbuhkan
perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.
6) Peningkatan kesadaran gizi keluarga dan status gizi masyarakat terutama
pada ibu hamil, bayi dan balita.
7) Peningkatan penyediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan dalam
rangka upaya meningkatkan, memantapkan dan mempertahankan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 51
jangkauan dan pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
Kinerja pelaksanaan pembangunan kesehatan sampai dengan tahun
2008 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya jumlah kematian bayi dan kematian ibu melahirkan di
kota Semarang.
Pada tahun 2007 berdasar survey tercatat 192 dari 24.936 kelahiran hidup
(KH) dan naik menjadi 204 dari 25.160 KH pada tahun 2008. Sedangkan
jumlah kematian ibu melahirkan di kota Semarang pada tahun 2007
tercatat sebesar 20 orang dari 24.936 KH. Pada tahun 2008 jumlah
kematian naik menjadi 27 orang dari 25.160 KH. Walaupun secara
harafiah terdapat kenaikan kematian ibu melahirkan antara tahun 2007
dan tahun 2008 akan tetapi apabila dikalkukasikan melalui prosentase
jumlah kelahiran hidup terjadi kecenderungan penurunan jumlah kematian
ibu melahirkan.
2) Kasus penyakit menular.
- Jumlah penderita DBD mengalami peningkatan dari 2602 kasus di
tahun 2007 menjadi 5249 penderita di tahun 2008.
- Jumlah penderita TB Paru BTA (+) mengalami penurunan dari 747
penderita di tahun 2007 menjadi 424 penderita di tahun 2008.
- Jumlah HIV positif mengalami peningkatan, pada tahun 2007 terdapat
195 penderita dan meningkat menjadi 199 penderita di tahun 2008.
- Jumlah penderita AIDS mengalami penurunan dari 33 orang di tahun
2007 menjadi 15 orang di tahun 2008. Disamping itu masih perlu
diwaspadai penyakit-penyakit yang mudah menjadi Kejadian Luar
Biasa (KLB) seperti campak, difteri, hepatitis, keracunan makanan
dan acute flacid paralysis.
- Jumlah kasus Kejadian Luar Biasa mengalami penurunan dari tahun
2007 sampai 2008, yaitu berturut-turut 44 kasus dan 36 kasus. Di sisi
lain penyakit tidak menular juga terjadi peningkatan jumlahnya
diantaranya adalah jumlah penderita Diabetes Melitus mengalami
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 52
kecenderungan meningkat tajam dari 51.324 penderita di tahun 2007
menjadi penderita 52.669 di tahun 2008. Jumlah penderita hipertensi
juga terlihat memiliki kecenderungan peningkatan yaitu dari 109.499
penderita di tahun 2007 menjadi 113.771 penderita di tahun 2008.
3) Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
Hasil pemantauan status gizi tahun 2007 didapatkan prevalensi gizi
kurang sebesar 15,19%, prevalensi gizi buruk sebesar 1,57%. Prevalensi
gizi kurang dan buruk di tahun 2008 menjadi berturut-turut 13,82% dan
1,69%.
Dalam rangka meningkatkan ketahan fisik siswa sekolah yang merupakan
bagian dari upaya perbaikan gizi dan kesehatan anak- anak, khususnya
siswa SD/MI yang berada di daerah rawan kemiskinan, maka Pemerintah
Kota Semarang menyelenggarakan program pemberian makanan
tambahan anak sekolah (PMT-AS). Program Nasional PMT AS ini
merupakan program berkesinambungan.
4) Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS).
Perkembangan PHBS dari tahun 2007-2008, dilihat dari indikator rumah
tangga sehat (utama dan paripurna) yang memperlihatkan kenaikan,
dimana pada tahun 2007 tercatat 80,26% sedangkan pada tahun 2008
menjadi 81,18%.
Angka bebas jentik dari tahun 2007 sampai 2008 menunjukkan
peningkatan dan masih dibawah target nasional (95%), yaitu berturut-
turut sebesar 85,37% dan 89,88%. Melihat angka bebas jentik ini dapat
dikatakan bahwa peran serta masyarakat masih rendah dalam
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk yang menambah
kompleksitas upaya penanggulanagan demam berdarah.
Bentuk peran serta masyarakat yang lain dalam pembangunan kesehatan
adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). UKBM
yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat kota Semarang salah
satunya adalah dalam bentuk posyandu. Jumlah posyandu
memperlihatkan peningkatan, yaitu dari 1450 buah pada tahun 2007 naik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 53
menjadi 1480 buah di tahun 2008. Peningkatan kuantitas posyandu ini
ternyata juga diikuti peningkatan kualitasnya (strata). Hal ini terlihat dari
strata posyandu purnama mengalami peningkatan dari 43,65% di tahun
2007 menjadi 44,14% di tahun 2008 demikian halnya dengan strata
mandiri juga meningkat dari 20,97% di tahun 2007 menjadi 21,15%
pada tahun 2008.
5) Lingkungan sehat
Katagori rumah yang memenuhi syarat kesehatan sejak tahun 2007
sampai 2008 cakupannya memperlihatkan peningkatan yaitu berturut turut
82,7% menjadi 83%.
Cakupan air bersih memiliki kecenderungan meningkat yaitu berturut
turut 92,90% dan 93%.
Cakupan kesehatan tempat umum dan tempat pengelolaan makanan sehat
dari tahun 2007 sampai 2008 menunjukkan peningkatan tercatat berturut-
turut sebagai berikut : 81,79% dan 83%.
6) Peningkatan pelayanan kesehatan masyrakat.
Pelayanan kesehatan dasar telah tersedia 37 puskesmas dimana 11
diantaranya telah ditingkatkan menjadi puskesmas perawatan yang
memiliki sarana tempat tidur, 33 puskesmas pembantu dan 37 puskesmas
keliling. Dengan demikian, maka rata-rata 1 kecamatan memiliki kurang
lebih 2 puskesmas induk.
Pelayanan kesehatan ibu hamil (K-4) memperlihatkan kecenderungan
meningkat dari tahun 2007-2008. Hal ini terlihat dari pencapaiannya yaitu
berturut-turut : 89,04% dan 92,15%. Persalinan oleh tenaga kesehatan
juga meningkat secara signifikan yaitu berturut-turut 90,17% dan 92,15%.
Pelayanan kesehatan pada bayi juga memperlihatkan peningkatan yang
signifikan dari 2007-2008, hal ini ditunjukkan oleh kunjungan bayi yaitu
berturut turut 96% dan 104,7%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 54
c. Urusan Pemberdayaan Dan Perlindungan Anak
Kebijakan Pembangunan urusan Pemberdayaan Perempuan tahun
2008 diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan perempuan
demi mewujudkan adanya kesetaraan peran gender dalam pelaksanaan
pembangunan melalui penguatan organisasi perempuan dan optimalisasi
hasil karya perempuan dibidang pembangunan.
Upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan pemberdayaan dan
perlindungan anak adalah :
1) Meningkatkan kualitas organisasi perempuan dalam rangka meningkatkan
peran serta perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan
2) Meningkatkan promosi hasil karya perempuan di bidang pembangunan.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Jumlah perempuan yang menduduki eselon II hingga IV masih lebih
sedikit dibanding laki-laki, yaitu sebesar 30,87 persen. Di lembaga
legislatif, dari 45 orang anggota DPRD Kota Semarang, hanya terdapat 5
orang perempuan atau mencapai 11 persen.
2) Meningkatnya keberdayaan perempuan melalui organisasi PKK. Pada
tahun 2008, jumlah kader aktif PKK meningkat menjadi 97.723 orang,
meningkat dari tahun 2007 yang hanya berjumlah 77.736 orang.
3) Meningkatnya peran serta perempuan/organisasi wanita dalam
pembangunan di Kota Semarang, hal ditandai dengan jumlah organisasi
wanita yang aktif berperan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan
di Kota Semarang antara lain PKK, DPW, GOW dan GOPTKI.
d. Pembangunan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan keluarga
berencana dan keluarga sejahtera dilakukan melalui :
1) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk ber- KB
2) Mempertahankan angka kelahiran (TFR) bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
3) Peningkatan pelayanan Alat Kontrasepsi KB pada masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 55
4) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB / KR.
5) Peningkatan pelayanan informasi dan konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja.
6) Peningkatan ketersediaan bahan informasi tentang pengasuhan
pembinaan tumbuh kembang anak
7) Peningkatan kuantitas tenaga pendamping kelompok bina keluarga.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya partisipasi masyrakat dalam ber-KB
Pahun 2007 tingkat partisipasi masyarakat dalam ber-KB yaitu jumlah
Peserta KB aktif 191.896 dibanding Pasangan Usia Subur 243.194
sebesar 78,91 %, dan pada tahun 2008 angka tersebut dapat
dipertahankan, bahkan dapat meningkat menjadi 78,93 % ( Peseta KB
aktif 195.137 dibanding PUS 247.228 ). Peserta KB baru tahun 2007
sebesar 33.874, pada tahun 2008 naik menjadi 39.285.
Penundaan usia perkawinan (PUS < 20 tahun dibanding total PUS ) dapat
dipertahankan < 1 % (tahun 2007 = 0,54 % dan tahun 2008 = 0,38 % ).
Sedang Total Fertility Rate (TFR) berada di bawah angka 2 ( < 2).
Partisipasi masyarakat yang demikian memberikan dampak positif pada
pengendalian pertumbuhan penduduk.
2) Meningkatkan keluarga sejahtera.
Pada tahun 2007, jumlah keluargaq sejahtera sebanyak 31,87 % yakni
Keluaga Pra Sejahtera sejumlah 114.246 KK dan Sejahtera I sejumlah
358.434 KK.
Pada tahun 2008 sebesar 31,45 %, Keluarga Pra S sejumlah 115.643
KK dan jumlah Keluarga Sejahtera I sebanyak 367.701 KK.
e. Pembangunan Urusan Sosial
Kebijakan pembangunan urusan sosial diarahkan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial serta meningkatkan kepedulian dan peran serta
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 56
masyarakat, mengembangkan dan menyerasikan kebijakan untuk penanganan
masalah-masalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial,
meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial dalam
mendayagunakan sumber-sumber kesejahteraan sosial, meningkatkan
pelayanan bagi korban bencana alam dan sosial: dan meningkatkan prakarsa
dan peran aktif masyarakat termasuk masyarakat mampu, dunia usaha,
perguruan tinggi, Orsos, dan LSM dalam penyelenggaraan pembangunan
kesejahteraan sosial secara terpadu dan berkelanjutan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan sosial antara
lain dilakukan melalui :
1) Peningkatan pelayanan Rehabilitasi Sosial dalam rangka menciptakan
program K3 di Kota Semarang serta penanganan permasalahan sosial,
khususnya gelandangan, pengemis, PSK dan waria.
2) Peningkatan kualitas pembinaan anak terlantar
3) Peningkatan pelayanan panti asuhan/panti jompo melalui Operasional
pemeliharaan sarana dan prasarana panti asuhan/panti jompo
4) Peningkatan pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan sosial sampai dengan tahun
2008 adalah sebagai berikut :
1) Jumlah anak penyandang masalah sosial yang telah ditangani sebanyak 1.561
anak, wanita rawan sosial ekonomi sebanyak 103 orang, Lanjut usia terlantar
sebanyak 16 orang, dan korban tindak kekerasan sebanyak 699 orang.
2) Penanganan penyandang cacat tubuh, tuna wicara, cacat netra dan penyandang
cacat eks penyakit kronis pada tahun 2008 sebanyak 1.125 orang, sedangkan
Penanganan terhadap Penyandang HIV/AIDS, Tuna Susila, Pengemis,
Gelandangan dan bekas nara pidana sebanyak 1.135 orang.
3) Penanganan Keluarga penyandang masalah sosial pada tahun 2008 adalah
sebagai berikut keluarga fakir miskin sebanyak 425.669 KK, keluarga yang
tinggal di rumah tak layak huni sebanyak 9.415 KK, keluarga bermasalah sosial
psikologis sebanyak 116 KK, keluarga rentan bermasalah sebanyak 265 KK,
korban bencana alam sebanyak 7.096 KKdan korban bencana sosial/pengungsi
sebanyak 52 KK.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 57
4) Pembinaan terhadap organisasi kesejahteraan sosial kemasyarakat dan
pemberian bantuan operasional terhadap panti rehabilitasi sosial, wreda, jompo,
panti asuhan dan lain-lain.
f. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kebijakan pembangunan urusan wajib Pemberdayaan Masyarakat
diarahkan untuk menanggulangi kemiskinan melalui (1) penguatan kapasitas
kelembagaan (capacity building) lembaga- lembaga masyarakat guna lebih
meningkatkan keberdayaan lembaga tersebut dalam meningkatkan perannya
dalam proses pembangunan, (2) pemberian dana stimulan guna mendorong
partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana umum di
tingkat kelurahan, (3) peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta
peningkatan akses permodalan bagi masyarakat guna mendorong kemandirian
berwirausaha masyarakat.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan pemberdayaan
masyarakat dilakukan melalui :
1) Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat seperti RT/RW, LPMK,
KIM/FIM dan BKM.
2) Peningkatan partisipasi masyakatar dalam melaksanakan pembangunan sarana
dan prasarana di tingkat kelurahan, melalui musyawarah pembangunan
kelurahan dan pemberian stimulan pembangunan di tingkat kelurahan, serta
pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa (P3MD)
3) Peningkatan kemampuan berwirausaha masyarakat melalui penguatan
permodalan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam berusaha dan
berwirausaha.
4) Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur kelurahan khususnya di
bidang manajemen kelurahan.
5) Peningkatan ketrampilan masyarakat mitra di kelurahan
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pemberdayaan masyarakat
sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan, pada tahun
2007 Kota Semarang memiliki 8.974 RT dan 1.376 RW. Sejalan dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 58
perkembangan jumlah penduduk, pada tahun 2008 jumlah RT dan RW
mengalami peningkatan menjadi 9.199 RT dan 1.395 RW.
2) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah, pada
tahun 2008 jumlah swadaya masyarakat dalam pembangunan wilayah
sebesar Rp.8.484.410.472,-, hal ini menunjukkan bahwa proses
pemberdayaan masyarakat mempunyai perkembangan yang positif.
3) Meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan di kelurahan/desa,
hal ini dapat terlihat dari banyaknya kaum perempuan dalam gerakan-
gerakan di masyarakat misal PKK, Dharma Wanita, Kelompok Tani
Wanita, dan Usaha ekonomi wanita lainnya.
5. Penanganan Lingkungan Hidup
Upaya penanganan lingkungan hidup dimaksudkan untuk menjamin
pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat saat ini dan bagi
generasi mendatang. Pembangunan Lingkungan Hidup bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan sumber daya alam, menurunkan tingkat
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, meningkatkan kualitas sumber
daya alam dan daya dukung lingkungan, peningkatan kapasitas kelembagaan,
sumber daya manusia, pembangunan sarana dan prasarana pengendalian dampak
lingkungan, peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat local, dalam
rangka mengemban terjaminnya pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable
Development).
Kinerja pembangunan dalam upaya penanganan lingkungan hidup dapat
dilihat pada pelaksanan pembangangun sesuai dengan urusan kewenangan
pemerintah Kota Semarang.
a. Urusan Lingkungan Hidup
Kebijakan Pembangunan urusan lingkungan hidup diarahkan pada
mewujudkan kualitas lingkungan dalam rangka meningkatkan daya dukung
lingkungan terhadap pembangunan berkelanjutan melalui (1) penegakan
hukum lingkungan yang adil dan tegas; (2) peningkatan peran pemangku
kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup; (3) Peningkatan kesadaran
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 59
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan
lingkungan hidup dilakukan melalui :
1) Peningkatan perlindungan Sumberdaya alam dan lingkungan hidup
2) Optimalisasi kinerja pengelolaan sampah dengan pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
3) Peningkatan peringkat kinerja perusahaan, penyusunan kebijakan
pengendalian pencemaran lingkungan hidup, penyelesaian kasus sengketa
lingkungan dan koordinasi penilaian kota sehat / adipura;
4) Peningkatan peran serta masyarakata dalam perlindungan dan konservasi
lingkungan hidup
5) Penyusunan kebijakan, norma, Standard, prosedur dan manual
pengelolaan RTH
6) Peningkatan aksesibilitas masyarakat dan kemudahan informasi di bidang
pengelolaan lingkungan hidup
7) Peningkatan kelancaran pengumpulan, pengangkutan dan pengelolaan
sampah
8) Peningkatan efisiensi pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir
9) Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan
mekanisme pengelolaan sampah.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan lingkungan hidup
sampai dengan tahun 2008 antara lain sebagai berikut :
1) Kasus pencemaran lingkungan,
Pada tahun 2007, kasus pencemaran lingkungan sebanyak 37 kasus atau
menurun sebesar 34 % dibanding tahun 2006 yang sebanyak 45 kasus.
Pada tahun 2008, Jumlah kasus sengketa lingkungan yang terjadi
sebanyak 45 kasus, termasuk 1 (satu) Kasus lanjutan.
2) Dalam rangka pemantauan kualitas lingkungan hidup, pada tahun 2008
telah dilakukan pemantuan kualitas air sungai dan air laut pada 10 sungai
dan 3 Kecamatan wilayah pesisir dan hasilnya menunjukkan kualitas air
diatas baku mutu yang dipersyaratkan untuk parameter BOD, COD dan
sulfida. Dari hasil pemantauan Kegiatan Pengawasan pencemaran
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 60
lingkungan dari kegiatan industri/usaha, penambangan galian gol.C dan
ABT menunjukkan bahwa : (a) Industri yang taat peraturan , belum taat
47,92 %, dan tidak taat 33,33 % , (b) RS yang belum taat 75 %, RS yang
tidak taat 25 %, (c) Hotel yang taat 50 %, Hotel yang belum taat 25 %,
Hotel yang tidak taat : 25 %, (d) Swalayan yang tidak taat 100 %, (e)
Perumahaan yang taat 11,11 %, Perumahaan yang belum taat : 77,78 %
Perumahaan yang tidak taat : 11,11 %. Untuk pengawasan kerusakan
lingkungan dilakukan terhadap pemanfaatan Air Bawah Tanah (ABT),
menunjukkan bahwa pada 25 lokasi, hanya 7 yang berijin. Pengawasan
perijinan untuk penecgahan kerusakan lingkungan pada pengusahaan
Galian Golongan C menunjukkan bahwa dari 12 lokasi hanya 5 lokasi
yang berijin.
Dan untuk pemantauan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
terlah tersedia 2 unit uji emisi, 3unit alat uji ambien.
3) Keindahan /keasrian kota.
Sampai dengan tahun 2007 jumlah taman sebanyak 181 buah dengan
taman aktif sebanyak 38 buah dan taman pasif sebanyak 145 buah.
Jumlah taman tersebut belum sebanding dengan perkembangan jumlah
kepadatan penduduk, dan aktivitas masyarakat kota. Disisi lain elemen
dalam penataan dekorasi kota belum berjalan secara secara optimal,
pengelolaannya diperlukan inovasi dan kreasi yang disesuaikan dengan
perkembangan kota. Pada tahun 2008, dilaksanakan pemeliharan Taman
Kota 10 lokasi dan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) 198 titik.
4) Jangkauan pelayanan pengelolaan sampah Kota Semarang telah
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan
Pada tahun 2007, pengelolaan sampah menjangkau 132 Kelurahan dari
177 Kelurahan yang ada di Kota Semarang dan sampah yang terangkut
baru 70 % dari seluruh produksi sampah total Kota Semarang sebesar ±
3500 m3/hari.
Pada tahun 2008 telah menjangkau 133 Kelurahan atau ± 75,14 %
wilayah kota, dengan kemampuan pengangkutan mencapai ± 73% dari
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 61
seluruh produksi sampah total Kota Semarang sebesar ± 3675 m3/hari
atau setara dengan 1010 ton.
b. Urusan Pertanahan
Pembangunan urusan bidang pertanahan diarahkan pada upaya
peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah
atau konflik pertanahan dalam rangka mewujudkan catur tertib pertanahan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan pertanahan
dilakukan melalui :
1) Fasilitasi peningkatan tertib administratif data pertanahan
2) Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan melalui pelaksanaan
koordinasi dengan instansi terkait
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pertanahan sampai dengan
tahun 2008, dapat dilihat dari penyelesaian permasalahan pertanahan baik
pengadaan tanah untuk kepentingan umum maupuan
perselisihan/sengketan/konflik pertanahan.
Dalam rangka pengadaan tanah untuk kepentingan umum, maka dalam
pelaksanaannya Pemerintah Kota Semarang telah berkoordinasi dengan
Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang mana telah dituangkan dalam
Keputusan Walikota Semarang No. 593.05/241 tanggal 24 Agustus 2007
tentang Pembentukan Panitia bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum Kota Semarang. Panitia pengadaan tanah untuk
kepentingan umum ini, mendasarkan kepada Surat Keputusan Kepala BPN
No. 3 tahun 2007 tanggal 21 Mei 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 telah melaksanakan tugasnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku terakhir, yaitu : (a) Pengadaan tanah untuk
pembangunan Waduk Jatibarang. Normalisasi Banjir Kanal Barat dan
Drainase Perkotaan seluas ± 223,58 Ha terletak di Kelurahan Kandri,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 62
Kelurahan Jatirejo Kecamatan Gunungpati dan Kelurahan Kedungpane,
Kelurahan Jatibarang Kecamatan Mijen, (b) Pengadaan tanah untuk Jalan
Tol Semarang – Solo, Ruas Semarang Bawen berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Jawa Tengah No. 620/13/2005 tanggal 9 Agustus 2005 tentang
Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo,
khusus Kota Semarang panjang jalan tol ± 6,3 Km dengan estimasi jalan yang
dibutuhkan ± 632.842 m2 yang meliputi 6 kelurahan dalam 2 kecamatan, dan
(c) Pengadaan tanah untuk Jalan Tol Semarang – Batang, berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur jawa Tengah No 620/21/2006 tanggal 18 Desember
2006 tentang Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan Jalan Tol
Semarang – Batang. Untuk perkiraan panjang jalan dan kebutuhan tanah dari
Simpang Susun Kaliwungu – Simpang Susun Krapyak 11 Km dengan lahan ±
69,84 Ha.
Dalam penyelesaian perselisihan/konflik pertanahan, Pemerintah Kota
Semarang banyak menerima pengaduan masalah pertanahan baik dari
masyarakat maupun lembaga pemerintah dan lembaga lainnya. Dalam
penanganan pengaduan ini, Pemerintah Kota Semarang bertindak sebagai
fasilitator untuk pihak-pihak yang bersengketa. Pada tahun 2007, sengketa
tanah yang perlu mendapatkan penyelesaian sebanyak 59 kasus, yang sudah
selesai tuntas sebanyak 5 kasus, sedangkan sisanya masih dalam proses
penyelesaian. Pada tahun 2008, sengketa tanah yang perlu mendapatkan
penyelesaian sebanyak 41 kasus, yang semuanya sudah terselesaikan melalui
rapat dan peninjauan langsung ke lapangan. Dalam rangka penyelesaian
sengketa / konflik pertanahan yang terjadi di Kota Semarang, maka perlu
penanganan yang serius, sehingga diperlukan kooordinasi Instansi yang
terkait dalam penyelesaian agar didapat hasil yang maksimal dan tidak ada
pihak-pihak yang dirugikan.
c. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
Kebijakan pembangunan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
diarahkan untuk mengendalikan pemanfaatan air bawah tanah, sehingga
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 63
sesuai dengan sumber daya air dan daya dukung lingkungan yang tersedia.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan energi dan
sumberdaya mineral dilakukan melalui pengendalian dan pengawasan atas
pemanfaatan air bawah tanah (ABT), utamanya oleh dunia usaha dan industri
serta peningkatan kerjasama regional.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan energi dan sumberdaya
mineral sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pemanfaatan air bawah
tanah (ABT). Perkembangan pemanfaatan ABT dari tahun 1990 sampai
dengan tahun 2008 mengalami peningkatan yang significan. Jumlah sumur
ABT tahun 1990 sebanyak 300 buah meningkat menjadi lebih dari 1.500
buah pada tahun 2008.
Tabel 2.5
Sumur ABT dan Kapasitas Sumur ABT
NO TAHUN JUMLAH SUMUR PENGAMBILAN
(M3/Thn)
1 1990 300 23.000.000
2 1995 320 27.000.000
3 2000 1.050 38.000.000
4 2008 > 1.500 *) (angka perkiraan) 45.000.000
6. Pengembangan Seni dan Budaya
Pengembangan seni dan budaya dimaksudkan untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya dan agama yang mengakar dari warisan leluhur, dengan
harapan dapat membentuk nilai-nilai kepribadian masyarakat yang mertabat .
Upaya untuk melestarikan seni dan budaya dilakukan melalui pengenalan kepada
masyarakat sejak usia dini (pra sekolah), memasukan kurikulum muatan lokal
pendidikan dasar, menggali dan menghidupkan kembali kesenian tradisional serta
konservasi bangunan yang mempunyai nilai-nilai sejarah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 64
Kinerja pembangunan dalam kerangka pengembangan seni dan budaya
dapat dilihat dari pelaksanaan pembangunan pada urusan kebudayaan dan urusan
pemuda dan olahraga.
a. Urusan Kebudayaan
Pembangunan pada urusan Kebudayaan diarahkan untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya yang mengakar dari warisan leluhur,
ditujukan untuk mebentuk nilai-nilai kepribadian masyarakat yang
bermartabat. Pelestarian seni dan budaya diharapkan dapat meningkatkan
jumlah dan kegiatan sanggar seni budaya daerah serta meningkatknya
peminat seni budaya daerah.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan kebudayaan
dilakukan melalui :
1) Pelestarian budaya lokal melalui pelestarian dan aktualisasi adat budaya
daerah, gamelan laras pelog dan slendro, penyelenggaraan upacara
tradisional dugderan serta pentas seni padgang bulan.
2) Pelestarian budaya lokal melalui pelestarian seni tradisional/budaya
daerah serta pendataan dan pengawasan peninggalan sejarah museum
purbakala.
3) Peningkatan even-even seni budaya dalam rangka pengembangan
kesenian dan kebudayaan daerah.
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan kebudayaan sampai dengan
tahun 2008 antara lain sebagai berikut :
1) Memeningkatnya kecintaan terhadap adat budaya daerah, hal ini dapat
dilihat dari even-event seperti Upacara Dugderan menjelang bulan Puasa,
Upacara Sesaji Rewondo 3 hari sesudah hari raya Idul Fitri, Pentas
Padhang Bulan setiap bulan purnama. Sedangkan untuk mengembangkan
kesenian dan kebudayaan telah berupaya meningkatkan keragaman
budaya melalui penyelenggaraan pentas seni tradisional (wayang kulit,
ketoprak, apresiasi seni dan pentas akhir bulan), sarasehan-sarasehan
pedhalangan dan event-event kesenian dan kebudayaan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 65
2) Dari jumlah BCB yanga ada di Kota Semarang sebanyak 327 buah, pada
tahun 2008 termonitor / terdata 180 buah.
b. Urusan Pemuda dan Olahraga
Kebijakan pembangunan Urusan Pemuda dan Olah Raga pada tahun
2008 diarahkan pada peningkatan pembinaan dan pengembangan sikap
perilaku yang baik di kalangan generasi muda secara dini, terpadu dan
berkelanjutan, peningkatan peran serta organisasi pemuda sebagai
pengembangan bakat, minat, kreatifitas dan ketrampilan pemuda dan
peningkatan peran organisasi olahraga dalam meningkatkan prestasi olahraga.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pembangunan urusan pemuda dan
olahraga dilakukan antara lain melalui :
1) Peningkatan kualitas, partisipasi dan kreatifitas pemuda.
2) Peningkatan profesionalisme tenaga keolahragaan dan pemantapan
kelembagaan organisasi keolahragaan
3) Peningkatan prestasi olah raga
Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pemuda dan olahraga
sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1) Organisasi kepemudaan sebanyak 33 organisasi
Meningkatnya meningkatkan kualitas dan menumbuhkan partisipasi dan
kretifitas pemuda, hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah-sekolah seperti pembinaan ekstrakurikuler, lomba
wawasan wiyata mandala, pembinaan organisasi kepramukaan.
Disamping itu juga dilakukan pembinaan kepada organisasi kepemudaan,
Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan, Fasilitasi Pekan Temu
Wicara Organisasi Pemuda, Penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba
di kalangan generasi muda, Lomba kreasi dan karya tulis ilmiah di
kalangan pemuda, Pembinaan PPAP, PPAN, Kapal Pemuda Nusantara
dan Pemuda Pelopor Pembangunan, dll.
Dalam upaya menggali potensi bakat, diadakan Identifikasi Bakat dan
Potensi Pelajar dalam Olahraga, Pembinaan Cabang Olahraga Prestasi di
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2010 66
Tingkat Daerah, Penyelenggaraan Kompetensi olah raga (POPDA SD,
POPDA SMP dan POPDA SMA/SMK), pemasyarakatan olah raga bagi
pelajar, mahasiswa dan masyarakat berupa penyediaan sarana prasarana
olah raga yang memadai dan Pemberian Penghargaan Bagi Insan
Olahraga yang Berdedikasi dan Berprestasi.
2) Meningkatnya sarana dan prasarana olahraga sebesar 75 %.
Jumlah sarana prasarana olahraga yang ada sebanyak bola voli 10 buah,
sepak bola 75 buah, Tenis lapangan 3 buah, bulu tangkis 1 buah, Atletik
1 buah dan GOR 3 buah. Sedangkan untuk organisasi olahraga
sebanyak 8 organisasi.
2.3 Isu Strategis dan Masalah Mendesak
Hasil identifikasi permasalahan mendesak yang perlu segera dituntaskan pada
tahun 2010 dari RKP Tahun 2010, RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan Isu
strategis yang terdapat dalam RPJMD Kota Semarang Tahun 2005-2010, dan untuk
tahun 2010 dirumuskan beberapa isu mendesak yang dihadapi Kota Semarang
antara lain :
1. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran;
2. Rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat;
3. Masih rendahnya pengembangan industri dan perdagangan, khususnya dalam
pengembangan potensi lokal, akses pemasaran dan permodalan;
4. Tingginya tingkat kerusakan infrastruktur terutama jalan;
5. Belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam bagi masyarakat;
6. Tingginya intensitas bencana terutama banjir dan rob, kerusakan lingkungan dan
abrasi;
7. Belum optimalnya tingkat pelayanan Publik dan sumber dana pembangunan yang
terbatas;