handout apk
DESCRIPTION
Uploaded from Google DocsTRANSCRIPT
HANDOUT
MATA KULIAH ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA
OLEH :WENY FINDIASTUTI, ST.,MTISSA DYAH UTAMI, ST., MT
PERTEMUAN KE-1
PROSES PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS
Perkembangan pabrik dan sistem industri didunia
Kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinyapergeseran tenaga manusia untuk kemudiandigantikan dengan mesin atau peralatanproduksi lainnya
Upaya-upaya manusia untuk meningkatkanproduktivitas kerja
PENDAHULUAN
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan mempelajarikonsep proses produksi danproduktivitas adalah untukmemahami persoalan-persoalanyang berkaitan dengan strategipeningkatan produktivitas di sektorindustri secara lebih baik
SUB MATERI
Definisi proses produksi dan produktivitasPengukuran produktivitasHubungan antara produktivitas dankualitas hasil kerjaFaktor-faktor yang mempengaruhi usahapeningkatan produktivitas
Produktivitas berkaitan erat pengertiannya dengan sistem produksi yaitu sistem dimana faktor-faktor seperti tenaga kerja (direct atau indirect labour) dan modal/kapital ( mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik, dll) dikelola dalam suatu cara yang terorganisir untuk mewujudkan barang (finished good product) atau jasa (service) secara
efektif dan efisien.
1. DEFINISI PROSES PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
Proses produksi : serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mengolah ataupun merubah sekumpulan masukan (input) menjadi sejumlah keluaran (output) yang memiliki nilai tambah (added value) .
Nilai tambah (added value) yang dimaksudkan adalah nilai keluaran yang bertambah baik nilai fungsional (kegunaan) atau nilai ekonomis
BAGAN INPUT OUTPUT
•Bahan baku &penunjang
•Tenaga kerja
•Mesin & fasilitasproduksi lainnya
•Informasi
•Energi
•Waktu
•dll
1 Kegiatan produktif•Transformasi fisik dan/ non fisik•Proses nilai tambah (nilai fungsional dan ekonomis)
2.Kegiatan non produktif(merupakan focus kajian ergonomi, studi gerak dan waktu•Idle/delays•Set up, loading unloading, material handling, dll
•Produk/jasa
•Limbah (padat,cair, dan gas)
•Informasi sebagai feed back
Masukan/input Proses Produksi(through put)
Keluaran/output
Produktivitas adalah perbandingan (rasio) antara input dengan outputProduktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (input) untuk menghasilkan barang dan jasaNilai (indeks) produktivitas berguna untuk mengetahui seberapa efektif proses produksi telah didayagunakan untuk meningkatkan output dan seberapa efisien sumber-sumber input telah berhasil dihemat.
Peningkatan nilai produktivitas dapat dilakukan dengan :1. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan
yang produktif 2.Meminimalisasi kegiatan-kegiatan
yang tidak produktif seperti loading,unloading, delay, set up, dsb
2. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Produktivitas dibedakan menjadi :1. Produktivitas sebagian (parsial)2. Produktivitas total faktor3. Produktivitas total
Produktivitas sebagian = rasio antara output dengan input tertentu
1. Produktivitas TK =
2. Produktivitas bahan baku =
3. Produktivitas modal =
4. Produktivitas energi =
PRODUKTIVITAS SEBAGIAN
inputTKoutput
bakuinputbahanoutput
alinputoutput
mod
iinputenergoutput
PRODUKTIVITAS TOTAL DAN TOTAL FAKTOR
Produktivitas Total Faktor (PTF) : rasio antaraoutput dengan input tenaga kerja dan modal
PTF =
Produktivitas Total (P) : rasio antara output dengan semua input
P =
alinputTKnetoutput
mod+
inputoutput
CONTOHData output yang dihasilkan dan input yang digunakan PT ABC adalah sebagai berikut :
output : 1000input TK : 300input material : 200input modal : 300input energi : 100input lainnya : 50
Hitung produktivitas sebagian, produktivitastotal dan produktivitas total faktor !
JAWAB :Produktivitas sebagianProduktivitas TK = output/input TK
= 1000/300 = 3.33 Produktivitas material = output/input material
= 1000/200 = 5Produktivitas modal = output/input modal
= 1000/300 = 3.33Produktivitas energi = output/input energi
= 1000/100 = 10Produktivitas input lainnya = output/input lain
= 1000/50 = 20
Produktivitas total = Output/input = 1000/950 = 1,053
Produktivitas total faktor = output/(input TK + input modal)net output = 1000 – (200 + 300 + 100 + 50) = 350PTF = 350/300 + 300 = 0,583
PRODUKTIVITAS KERJA MANUSIA
Beberapa masukan (input) mudah diukur ataudinilai secara eksak dalam bentuk nyata dankuantitatif (measurable input) tetapi adabeberapa yang sulit diukur besarnya karenasifatnya yang abstrak (invisible input)
Pengukuran produktivitas invisible inputdikonversikan terlebih dahulu ke dalam bentuknilai mata uang
Input (masukan) :1. Input yang dapat diukur ( measureable input) : bahan baku, tenaga kerja, mesin, dll2. Input bayangan ( invisible input) :
• Tingkat pengetahuan• Kemampuan teknis• Metodologi kerja dan pengetahuan organisasi• Motivasi kerja
Produktivitas = )()( invisibleinputmeasurebleinputoutput
+
Produktivitas akan bertambah jika ada penambahan secara proporsional dari nilai keluaran per masukan
Penambahan unit output produksi belum tentu meningkatkan produktivitas jika nilai masukan yang digunakan untuk menghasilkan output ikut bertambah
Produktivitas dapat optimal jika terjadi peningkatan output dan disisi lain terjadi penurunan input.
3. Hubungan antara Produktivitas dengan kualitas kerja
Dari grafik dapat dilihat bahwa kecepatan kerja yang tinggi akanmenghasilkan keluaran yang tinggi pula tetapi pada titik tertentu kecepatan kerja yang tinggi menyebabkan terjadinya kesalahan yang tinggi pula sehingga malah menyebabkan terjadinya kerugian.
Kecepatan kerja
Jumlah output
Waktu
Kesalahan
Penambahan tingkat produktivitas haruslah tetap diiringi dengan pengendalian kualitas ( control quality) dari keluaran yang dihasilkan
Peningkatan produktivitas tidak saja dengan penambahan kecepatan kerja karena adakalanya kerja yang semakin cepat dapat menyebabkan banyak terjadinya kesalahan sehingga banyak menghasilkan produk cacat.
Pengurangan kesalahan dapat dilakukandengan :
1. Analisa metode kerja yang lebih baik2. Training kepada operator3. Penggunaan mesin yang lebih akurat4. Penetapan kecepatan kerja yang
menghasilkan waktu kerja yang optimal
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi UsahaPeningkatan Produktivitas
1. Faktor teknis : faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih efektif dan efisien dan/ penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis
2. Faktor manusia : faktor yang mempengaruhi terhadap usaha-usaha yang dilakukan manusia di dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab. Dua hal pokok yang menentukan yaitu kemampuan kerja dan motivasi kerja
Pada industri yang banyak menggunakan mesin produksi atau otomatisasi fasilitas produksinya maka usaha peningkatan produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor teknis. Dengan demikian penelitian mengenai produktivitas dititikberatkan pada faktor pengembangan teknologi bukan pengembangan sumber daya manusia
Sebaliknya usaha yang banyak menggunakan unsur manusianya, maka pengembangan dititikberatkan pada faktor manusianya untuk usaha peningkatan produktivitasnya.
SUMMARYPemahaman terhadap proses produksi danproduktivitas sangat penting dalam rangkamemahami persoalan-persoalan yang berkaitandengan strategi peningkatan produktivitas di sektorindustriDalam melakukan perhitungan produktivitas terutamaproduktivitas kerja manusia perlumempertimbangkan invisible input Upaya peningkatan produktivitas penting dilakukandengan memperhatikan faktor teknis dan manusiatetapi tetap diiringi dengan pengendalian kualitas (control quality) dari keluaran yang dihasilkan
SOAL1. Mengapa studi tentang produktivitas dan upaya-upaya
peningkatannya dianggap penting dan apa pula kaitannyadengan efektivitas maupun efisiensi kerja? Jelaskanjawaban saudara!
2. Data output yang dihasilkan dan input yang digunakan PT X adalah sebagai berikut :
output : 2100input TK : 600input material : 400input modal : 650input energi : 250input lainnya : 100
Hitung produktivitas sebagian, total dan total faktor !3. Bagaimanakah melakukan pengukuran produktivitas kerja
manusia? Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan !
REFERENSI– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design
and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York – Sumanth, J. David, 1985, Productivity Engineering and
Management, McGraw- Hill Book co, New York– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung– Wayne C. Turner, 2000, Pengantar Teknik dan Sistem
Industri, Edisi ketiga, PT Guna Widya, Jakarta – Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERANCANGAN/PENELITIAN KERJA
(WORK DESIGN/STUDY)
PERTEMUAN KE-2
PENDAHULUAN1. Penelitian kerja/ Methods Engineering Work Design/
Work Study/ Job Design : suatu aktivitas yang ditujukan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik guna mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik
2. Prinsip-prinsip dan teknik-teknik kerja ini digunakanuntuk mengatur komponen yang ada dalam sistemkerja yang terdiri dari manusia, bahan baku, mesindan peralatan kerja lainnya serta lingkungan kerja fisiksehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi
SUB MATERI
• Dasar-dasar perancangan/penelitiankerja
• Elemen dasar dalam penelitian kerja• Ruang lingkup dan fase penelitian
kerja• Latar belakang sejarah dan
perkembangan studi penelitian kerja
1. Dasar-Dasar Perancangan/ Penelitian Kerja
Dalam mempelajari prinsip-prinsip dan teknikkerja yang ada, ruang lingkup yang dipelajaritidak hanya gerakan kerja saja melainkansemua perancangan sistem kerja seperti tataletak fasilitas kerja dan peralatan sesuaidengan manusia pekerjanya dan lingkungan
Aktivitas penelitian kerja akan mencoba meneliti 3 hal yaitu :1.Siapa yang akan melaksanakan kegiatan/ kerja tersebut ?2.Bagaimana kegiatan tersebut akan diselesaikan ? Adakah metode kerja yang diterapkan sudah dirancang dengan baik ? Bagaimanakah dengan penggunaan fasilitas kerja ? Apakah fasilitas kerja mampu memberikan hasil yang lebih efektif dan efisien ?3.Dimana kegiatan tersebut akan diselenggarakan? Apakah lingkungan kerja sudah dirancang dengan layak?
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian kerja
• Penelitian kerja harus dilaksanakan oleh personal yang berpengalaman dan memiliki latar belakang pengetahuan tentang penelitian kerja yang cukup
• Penelitian kerja harus konsisten dengan arah tujuan organisasi
• Penelitian dan hasil-hasil kerja serta analisisnya harus dibuat secara tertulis
• Penelitian harus diketahui dan disetujui oleh pihak manajemen dan personal yang diamati performance kerjanya
2. Elemen-Elemen Dasar dalam Penelitian Kerja
1. Pemikiran ke arah usaha pencapaian efisiensi kerja ( konsep manajemen ilmiah yang dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor.
2. Pemikiran yang mempertimbangkan perilaku manusia sebagai unsur pokok suksesnya pelaksanaan kerja
Pemikiran ke arah usaha pencapaian efisiensi kerja (konsep manajemen ilmiah yang dikembangkan oleh
Frederick Winslow Taylor.
Prosedur yang digunakan :· Dapatkan fakta yang berkaitan dengan situasi dan kondisi
kerja yang ada. Gali semua informasi yang berkaitan· Identifikasi dan formulasikan masalah-masalah secara jelas
yang harus dipecahkan· Pertimbangkan prinsip dan landasan teoritis yang
berhubungan dengan permasalahan yang ada· Formulasikan alternatif- alternatif penyelesaian
· Pilih salah satu alternatif· Tes dan cek apakah alternatif yang dipilih tersebut benar-
benar mampu menyelesaikan permasalahan yanga da· Implementasikan alternatif yang dipilih
Pemikiran yang mempertimbangkan perilaku manusia sebagai unsur pokok suksesnya
pelaksanaan kerja
• Kenyataan manusia merupakan mahkluk yang kompleks yang kadang-kadang sulit didekati secara
rasional
• Penelitian kerja untuk menambah motivasi kerja
• Pertimbangkan konsep job enlargement, job rotation, job enrichment dan otomatisasi peralatan
kerja yang ada
3. RUANG LINGKUP DAN FASE - FASE PENELITIAN KERJA
Penelitian Kerja
Prinsip-Prinsip PengaturanMetode Kerja•Ergonomi•Studi gerakan•Ekonomi gerakan
Teknik- Teknik PengukuranKerja•Pengukuran Waktu•Pengukuran Tenaga•Pengukuran Dampak Psikologisdan Sosiologis
Beberapaalternatifsistemkerja lebihbaik
Alternatifsistemkerjaterbaik
Produktivitaslebih tinggi
RUANG LINGKUP PENELITIAN KERJA
1. Studi Tata Cara Kerja ( Methods Study)
- Studi gerakan kerja (motion study)- Memperbaiki tata cara bekerja- Aplikasi metode ilmiah vs trial error- Eliminasi gerakan/kerja yang tidak perlu, kombinasi
operasi kerja, merubah urutan kerja, dan penyederhanaan kerja
- Standarisasi operasi/ metode kerja dalam hal pemakaianmaterial, mesin/peralatan kerja,informasi dan lingkunganfisik kerja, dll
2. Pengukuran Kerja (Work Measurement)-Pengukuran kerja (waktu, energi, dan dampak sosial psikologis)
-Menilai dan menetapkan tolok ukur efektivitas dan efisiensi kerja
-Menetapkan waktu standart, output standart, insentif, idle/delays, dll
-Realisasi konsep “ the fair day’s pay for the fair day’s work”
-Macam kegiatan pengukuran waktu kerja
@ secara langsung ( stop watch time study, sampling kerja)
@ tidak langsung ( standart data, PMTS, dll)
4. LATAR BELAKANG DAN SEJARAH PENELITIAN KERJA
1. Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915)
• Tahun 1881, FW Taylor bekerja di Midvale Steel Company, ia melihat bahwa para pekerja tidak menunjukkan prestasi sebagaimana semestinya, mereka menghasilkan output di bawah sebenarnya yang dapat mereka hasilkan
• Taylor menduga, hal ini disebabkan oleh pengaturan jam kerja yang tidak benar
• Masing- masing pekerja hanya mampu memuatkan tidak lebih dari 12,5 ton bijih besi per harinya
• Taylor melakukan eksperimen dengan menunjuk seorang pekerja yang bertubuh kuat dan sehat dan sanggup mengikuti semua instruksi yang ia perintahkan
• Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hasil kerja sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja dan lamanya waktu istirahat.
• Taylor mengatur proses kerja secara eksak dan mencegah terjadinya pemborosan tenaga serta pemberian istirahat yang cukup, didapatkan hasil yang mencengangkan yaitu pekerja mampu mencapai prestasi tidak kurang dari 47,5 ton atau meningkat 4x dari sebelumnya
• Atas jasanya Taylor mendapat gelar “The Father of Scientific Management atau The Father of Industrial Engineering”
•Nama Gilberth menyangkut pasangan suami istri yaitu Frank BunkerGilberth dan Lillian Moler Gilberth. Frank Bunker Gilberth merupakan sarjana Teknik Sipil yang banyak berjasa dalam penelitian metodekerja
•Konsep-konsep ia kembangkan pada saat ia masih mahasiswa dan menjadi tukang batu di Whidden Company. Disini ia mengamati ada 3 gerakan kerja yang berbeda pada saat memasang batu bata. Cara pertama untuk kerja cepat, cara kedua untuk kerja lambat dan cara ketiga untuk mendidik calon tukang batu
•Melihat kenyataan ini, Gilberth beranggapan bahwa ada satu cara atau kombinasi ketiganya merupakan cara yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan pekerjaan
Frank Bunker Gilberth (1868 – 1924)
•Secara perlahan-lahan diubahnya metode kerjanya sehingga ia mampu mengubah output yang dihasilkan dari 120 menjadi 350 batu bata yang bisa tersusun per jamnya
•Gilberth menyadari bahwa untuk membuat analisa yang tepat diperlukan rekaman gambar, oleh karena itu ia menciptakan alat ”Microchronometer/ Wink Counter”yaitu suatu jam besar yang jarumnya mampu bergerak dengan ketelitian 1/2000 detik kemudian disempurnakan menjadi “Cronocyclegraph”
• FB Gilberth juga menciptakan simbol-simbol standar untuk menganalisa kerja manual yang ditunjukkan berdasarkan elemen dasar kerja tangan manusia yang kemudian dikenal dengan nama “THERBLIGS”
• FB Gilberth juga merumuskan aturan-aturan dasar untuk ekonomi gerakan yang disebut dengan “Rules for Motion Economy and Efficiency atau The Principles of Motion Economy”
Tokoh (Pioneers) lain :• 1760 – Jean R. Peronnet
melaksanakan time study pada proses pembuatan pasak (pin)• 1776 – Adam Smith
Mempublikasikan bukunya” The Wealth of Nations”Memperkenalkan konsep spesialisasi kerja dan aplikasi“division of labor”
• 1832- Charles Babbage Mempublikasikan bukunya “On the Economy of Machinery and Manufactures”Mengawali pengembangan pendekatan ilmiah dalam studimanajemenMenekankan pentingnya pembagian kerja dalam elemen-elemen yang terspesialisasi dan adanya keseimbangan kerja
• 1858 –Robert OwenMengingatkan arti pentingnya perencanaan tata letakfasilitas kerja dalam upaya peningkatan produktivitas
• 1901 – Henry L. GanttMengembangkan sistem pemberian upah dan bonus kerjaMengintroduksikan peta “Gantt” sebagai alat perencanaandan pengendalian kerja
• 1911- Harington EmersonMempublikasikan kerja ilmiahnya“Efficiency as a Basis for Operation and Wages” dan The 12 Principles of Efficiency”
• Henry FordMengaplikasikan konsep “ Moving Assembly Line” padaproses produksi di pabrik mobilnya di Detroit, USA
SUMMARY• Penelitian kerja (work study/job design)
dilakukan untuk mengatur komponen-komponenyang ada di sistem kerja untuk meningkatkantingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas
• Didalam aktivitas penelitian kerja perludiperhatikan siapa, bagaimana dan dimanakegiatan tersebut dilaksanakan
• Aktivitas penelitian/ perancangan kerja dalamperkembangannya tidak terlepas dari dua buahnama Frederick W. Taylor dan Frank B. Gilbreth
SOAL1. Material handling pada hakekatnya merupakan
langkah kegiatan yang tidak produktif yang diupayakan untuk dihilangkan atau ditekankhususnya dalam proses perancangan layout pabrik. Benarkah demikian. Jelaskan jawabansaudara !
2. Apakah yang dimaksudkan dengan “scientific method”. Bagaimana langkah-langkah pemecahanpersoalan dengan menggunakan metode ini!
3. Sebutkan dan jelaskan tokoh-tokoh yang berjasadalam penelitian/ perancangan kerja !
REFERENSI– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study :
Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., London
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, StudiGerak dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
ANALISA
DAN
PERANCANGAN KERJA
(BAGIAN 1)
PERTEMUAN KE-3
PENDAHULUAN
Walaupun sekarang ini terjadi pengembangan teknologi, elemen manusia tetap merupakan komponen kerja yang signifikan dalam sistem produksiKemajuan teknologi merubah rancangan kerja yang bersifat manual menjadi semi otomatis atau otomatispenuhMeskipun demikian, baik dalam sektor manufakturmaupun jasa pelayanan (service), peran manusiajuga lebih diandalkan sebagai komponen kerjadalam proses produksi
SUB MATERI
Analisa kerjaManusia sebagai komponen dalam
sistem manusia mesin
Tugas pokok dalam perancangan suatusistem produksi :
Menetapkan secara rinci dan spesifik langkah-langkah operasional dalam proses transformasi
input menjadi finished good output yang dikehendaki
·
1. ANALISA KERJA
Maksud dan tujuan melakukan perancangan kerja (work design atau redesign) adalah untuk meningkatkan produktivitas dan performansi kerja dari seluruh sistem produksi yang dicapai melalui :
Pengembangan tata cara kerja lebih efektif dan efisienPengaturan kondisi lingkungan kerja yang lebih ergonomisPemanfaatan dan pendayagunaan secara maksimal semua potensi SDM secara terorganisir melalui analisis jabatan secara tepat
Langkah Perancangan Kerja : Langkah studi dan analisis tata cara kerja(methods study atau job design)Langkah pengukuran kerja (work measurement atau time study)
Analisa kerja dipengaruhi oleh macam operasi yang berlangsung dalam sistem produksi : flow shop, job shop, project
Tipe flow shop :1. Proses produksi berlangsung secara terus
menerus
2. Menghasilkan produk dalam jumlah besar,spesifikasi sedikit dan standart dalam jangka waktu yang lama, serta siklus produksi yang singkat
3. Pada tipe ini, analisa kerja dilakukan sedetail mungkin pada setiap stasiun kerja termasuk menganalisa gerakan-gerakan manual ataupun mesin dalam skala mikro.
Tipe job shop :1.Proses produksi berdasarkan pesanan yang spesifikasinya mengikuti kemauan kustomer
2. Produk yang dihasilkan umumnya fleksibel , tidak standart dan bervariasi.
3.Analisa kerja tidak perlu dilakukan secara detail karena volume produksi yang kecil.
4. Analisa kerja dapat dilakukan untuk mengurangi mateial handling, penjadwalan produksi yang lebih efektif supaya dapat memenuhi pesanan tepat pada waktunya.
Pada tipe project :1. Produk yang dihasilkan sangat unit/khusus
dengan aktivitas kerja yang kompleks dan saling tergantung satu dengan lainnya
2. Peningkatan produktivitas sangat tergantung pada penjadwalan yang efektif dan ketat serta koordinasi kerja yang baik terhadap proses pengadaan material kerja dan penugasan pekerja.
2. MANUSIA SEBAGAI KOMPONEN DALAM SISTEM MANUSIA MESIN
Sistem manusia mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin dimana salah satu dengan lainnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh
Mesin disini mempunyai cakupan yang cukup luas yaitu semua objek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa digunakan oleh manusia
Hubungan Sistem Manusia Mesin :
a. Manual Man Machine System
b.Semi Automatic Man Machine System
c. Automatic Man Machine System
Manual Man Machine System
Penyimpaninformasi
Pemrosesan
PenginderaanMasukan
TindakanKeluaran
Umpan Balik
Manual Man Machine System :
Dalam sistem ini input akan ditransformasikan langsung oleh manusia menjadi output. Manusia berfungsi sebagai sumber tenaga dan pengendali langsung. Contoh :Manusia menghaluskan permukaan meja dengan menggunakan kikir. Disini manusia memegang kendali penuh sedangkan kikir bersifat hanya menambah kemampuan menghaluskan permukaan meja.
Semi Automatic Man Machine System
Masukan
Display
Penyimpaninformasi
Tindakan
Pemrosesan
MekanismePengendali
Proses
Umpan Balik Keluaran
Penginderaan
Semi Automatic Man Machine System :
Pada sistem ini ada mekanisme khusus yang akan mengolah input sebelum masuk ke dalam sistem kerja manusia dan reaksi yang berasal dari manusia akan dikontrol terlebih dahulu melalui mekanisme tertentu sebelum berhasil diubah menjadi sebuah output.
Pada sistem ini mesin yang memberikan tenaga sedangkan manusia hanya sebagai fungsi kontrol.
Contoh : Sistem Kerja Mobil
Dalam mobil terdapat display yang menunjukkan kecepatan mobil yang sedang berjalan, jumlah bahan bakar dalam tangki dan sebagainya. Pengemudi tidak bisa menggerakkan mobil secara langsung. Melainkan mesin mobil yang membagi tenaga sehingga sistem bisa berjalan. Pengemudi hanya mampu melakukan fungsi kontrol seperti kemudi, rem, gas dan sebagainya.
Automatic Man Machine System
Masukan
Penyimpaninformasi Tindakan
Pemrosesan
Penginderaan
Proses
Keluaran
Display Sistem Manusia Mekanisme Pengendali
Umpan Balik
Pada hubungan otomatis ini, mesin akan melakukan dua fungsi yaitu menerima rangsangan dari luar dan pengendali kegiatan.
Fungsi operator hanya memonitor dan menjaga agar mesin tetap berjalan dengan baik serta memasukkan data atau mengganti program bila diperlukan.
Automatic Man Machine System :
Keterbatasan manusia sebagai komponendalam proses produksi dibandingkan
dengan mesin
Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupuntekanan dalam jumlah yang besar
Tidak bisa menggunakan kekuatan ototnyadengan intensitas yang tetap dan/ tingkatakurasi yang tinggi
Tidak bisa menampilkan kecepatan kerjayang tinggi dan gerakan-gerakan yang berulang tanpa kenal lelah, bosan maupunmenimbulkan kesalahan
Tidak bisa melakukan analisa dan kalkulasiperhitungan masalah yang terlalu komplekssecara cepat dan tepat
Tidak bisa mengerjakan berbagai macamtugas yang berbeda-beda secara serentakdalam waktu yang relatif bersamaan
Tidak bisa menyimpan dan memanggil/mengingatkembali sejumlah data dalam jumlah yang besarsecara tepat dan akuratTidak bisa memberikan tanggapan secara cepatterhadap sinyal kendali yang berubah-ubah dalamfrekuensi yang seringkaliTidak bisa memberikan performans dan fungsi kerjasecara memuaskan bilamana kondisi lingkunganfisik kerja panas, dingin, bising, kelembapan dansebagainya berada di ambang bataskesanggupannya
Tidak bisa memberi tanggapan terhadap perintah-perintah yang diluar batas kemampuan yang telahdirancang sebelumnya
Tidak bisa memberi tanggapan terhadap kejadian-kejadian yang tidak diramalkan sebelumnya
Tidak bisa berfikir induktif yaitu menarik kesimpulanumum dari hal-hal yang bersifat khusus
Keterbatasan mesin sebagai komponen dalamproses produksi dibandingkan dengan
manusia:
Tidak bisa berfikir kreatif sepertimengembangkan cara atau pola barudalam melaksanakan aktivitas operasional
Tidak bisa bertindak fleksibel, sepertimenggunakan alternatif-alternatif baru yang tidak dirancang/diprogram sebelumnya
Tidak bisa berfungsi secara layak diluarbatas beban atas kapasitas normalnya
Perbandingan Antara Manusia Mesin Ditinjau Dari Beberapa Aspek
NO Masalah Manusia Mesin
1 Kecepatan Kerja Lambat dan terbatas Cepat dan dapat diatur
2 Tenaga (power) Kecil, terbatas, berubah-ubah Dapat diatur dengan baik, bisa besar, tetap
3Keseragaman
Tidak dapat diandalkan, perlu dimonitor
Seragam/ standart, cocok untuk pekerjaan yang ruitn, berulang-ulang dan perlu ketetapan
4 Ingatan (memori) Bisa mengingat segala macam dengan pendekatan dari berbagai macam sudut, baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi
Baik untuk meyimpan dan memproduksi sesuatu yang sudah ditentukan, baik jangka panjang maupun pendek
5 Berpikir Induktif baik Deduktif baik
6 Kalkulasi Lambat & sangat mungkin melakukan kesalahan, tetapi memiliki kemampuan untuk kalkulasi
Cepat dan tepat, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk kalkulasi
7 Reaksi terhadap yang berlebihan
Degradasi, kemampuan akan turun secara bertahap
Kerusakan terjadi tiba-tiba
8Kepintaran
Dapat menyesuaikan sesuatu yang terduga, dapat meramal, menganalisa & membuat keputusan
Tidak ada, hanya bisa memutuskan ya/tidak sesuai dengan program yang ada
SUMMARY
Perancangan kerja (work design) dilakukan untukmeningkatkan produktivitas dan performans kerjaseluruh sistem produksiDalam melakukan analisa kerja perlumemperhatikan tipe produksi yang ada di sistemproduksiPerbedaan yang dimiliki oleh manusia dan mesindiharapkan dapat membuat hubungan sistemmanusia mesin saling melengkapi
SOAL
1. Dalam memilih diantara manusia dan mesin sebagaikomponen sistem produksi, kelebihan maupunketerbatasan apakah yang dijumpai dari masing-masing alternatif tersebut?
2. Jelaskan bagaimana proses produksi tipe flowshop, job shop serta tipe project !
3. Jelaskan Manual Man Machine System, Semi Automatic Man Machine System,dan Automatic Man Machine System!
REFERENSIBarnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., LondonPolk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkSutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, BandungWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak danWaktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-4
ANALISA DAN
PERANCANGAN KERJA(BAGIAN II)
PENDAHULUAN
Perancangan kerja dapat dilakukanapabila kita telah melakukan prosesanalisa kerjaDalam melakukan analisa kerja, kita perlumemperhatikan jenis/ tipe suatu prosesproduksiDalam Perancangan Kerja (Job Design) harus dipertimbangkan secara seksamapendayagunaan secara efektif tentangfungsi dan peran manusia sebagaikomponen dalam sistem produksi
Perancangan Kerja (Job Design)
Dalam memainkan perannya sebagai komponendalam satu atau lebih aktivitas operasional danproses produksi manusia mempunyai tanggungjawab terhadap tiga fungsi dasar :1.menerima data/informasi mengenai apa yang
harus dikerjakan2.mengolah informasi, membentuk persepsi dan
membuat keputusan berdasarkan informasi yangditerima
3.melakukan tindakan sesuai dengan keputusanyang diambil
Perancangan Kerja dalam SistemProduksi
Informasi
Bahan Baku(Masukan)
Produk Jadi(Keluaran)
Proses Transformasi(Mesin)
AktivitasManual
Job Design
Aktivitas Mental
Aktivitas Fisik
Spesialisasi Kerja
Adam Smith (1776) dalam bukunya The Wealth of Nation mengemukakanbeberapa manfaat spesialisasi kerja antara lain :
• Mengurangi learning time untuk penyelesaian aktivitas-aktivitas tertentu• Waktu pelatihan relatif singkat dan bisa memanfaatkan tenaga unskilled• Lebih ekonomis karena waktu tidak produktif seperti set up bisa dikurangi• Kecepatan kerja bisa dikembangkan karena disini operator dapat mengkhususkan diri pada satu atau dua jenis kegiatan saja• Memungkinkan diaplikasikan proses mekanisasi khususnya untuk kegiatan yang sederhana• Memungkinkan untuk mengelola TK tanpa supervisi terlalu ketat
• Kemungkinan pengembangan ketrampilan lain di luar spesialisasinya jadi terlambat
• Suasana kerja terasa monoton, rutin, membosankan sehingga akhirnya “ labor turnover” dan ketidakhadiran tinggi
• Adanya perasaan terasing akibat kesulitan di dalam membuat identifikasi terhadap output/hasil kerja
Dampak Negatif Spesialisasi Kerja :
Untuk mengatasi dampak negatif psikologis yang ditimbulkan akibat spesialisasi kerja dilakukan :
Job Rotation
Job Enlargement
Job Enrichment
Beberapa Pendekatan dalam Restrukturisasi Kerja
ROTASI KERJA
Rotasi kerja (job rotation) : Pertukaran kerja diantara kelompok kerja dalam frekuensi yang cukup sering
Manfaat :1. Problem rutinitas, monoton dan kebosanan akibat
kerja dapat diatasi2. Mengembangkan kemampuan/ ketrampilan lain
dan belajar lebih banyak untuk menyelesaikanrangkaian proses kerja selengkapnya
3. Mengurangi labor turn-over dan absenteeism
Hambatan dalam rotasi kerja :
Keengganan pekerja untuk melakukanperubahan, karena setiap perubahanmemerlukan waktu penyesuaian
Sebagian pekerja justru lebih senang denganapa yang rutin dikerjakan dan enggan untukmulai dari awal lagi (learning curve period)
PEMBESARAN KERJA (Job Enlargement)
Jenis Job Enlargement :1. Horizontal Job Enlargement2. Vertical Job Enlargement
Aktivitas yang dilakukan pekerja akandiperluas/diperbanyak sesuai dengankeinginan pekerja sebagai pemuasanpsikologis untuk memberikan kontribusisebesar-besarnya dalam aktivitas produksiatau pelayanan jasa (service)
Horizontal Job Enlargement :
Pekerja akan dibebani dengan tugas/ aktivitas yang samatetapi dengan target output yang lebih besar
Pemberian insentif dilakukan secara proporsional terhadapkenaikan output, agar pekerja melupakan rasa bosannyaterhadap rutinitas pekerjaan
Horizontal Job Enlargement kurang bisa membawaperubahan dalam kepuasan yang bisa dicapai pekerja, karena kemampuan atau variasi kegiatan pekerja tidakbanyak bertambah
Vertical Job Enlargement
Pekerja akan diberi tugas dan tanggungjawab yang lebih bervariasi dibandingkandengan sebelumnya
Variasi tugas dapat berupa :1. perencanaan kerja2. pengendalian kualitas output3. perawatan fasilitas kerja
Job Enrichement
Maksud dari Job Enrichement : untuk membuat pekerjaanagar lebih menarik dan memuaskan sehinggaproduktivitas akan bisa diperbaiki, moral dan legalitaspekerja akan bertambahJob Enrichement akan memberikan dampak yang lebihpositif dibandingkan dengan Job Enlargement dan rotasikerjaKesulitan : menentukan tolok ukur optimal tidaknya suatuperubahan telah berhasil dicapai
Menurut Louis E. Davis (1979), dalam bukunya “Design of Jobs, perancangan kerja diartikan sebagai :
“Specification of the contents, methods and relationships of job in order to satisfy technological dan organizational requirements, as well as the social and personal requirements of the job older”
Komponen teknologi ataupun organisasi akan memegangperanan penting dan menjadi salah satu faktor yang harustetap diperhitungkan dalam menetapkan aktivitas-aktivitaspekerja dalam sistem produksi yang ada
AUTONOMOUS WORK GROUP
Diperkenalkannya kelompok-kelompok kerjatanpa memerlukan pengawasan dantanggung jawab didelegasikan sepenuhnyaSetiap kelompok mampu mengatur danmengendalikan pekerjaanya sendiriPemberian insentif berdasarkan group bonus planPengembangan lebih lanjut sepertiManagement by Objective (MBO), Participative Management, TQC/QCC, dsb
SUMMARY
Walaupun banyak perubahan yang mengarahkepada peningkatan produktivitas sebagaikonsekuensi dari spesialisasi kerja ternyata banyakdijumpai dampak negatifnya
Beberapa pendekatan yang dilakukan untukmengatasi dampak negatif psikologis akibatspesialisasi kerja adalah rotasi kerja (job rotation), pembesaran kerja (job enlargement) danpengkayaan kerja (job enrichment)
SUMMARY
Dalam proses perancangan kerja seberapa jauhfaktor manusia dapat dipertimbangkan sedemikianrupa sehingga adaptasinya terhadap proses, produkdan fasilitas kerja yang harus dioperasikan akanmampu memaksimalkan kepuasan pekerja tersebut
Pekerja sebagai elemen kerja dalam sistem produksiyang ada haruslah diberi kepuasan sosial psikologissebagai mana halnya dengan persyaratan-persyaratan yang dijumpai di dalam penerapanteknologi
STUDI KASUS
Perakitan Komponen Elektronik
Suatu kelompok kerja terdiri dari 10 orang pekerjawanita, bertanggung jawab untuk merakit peralatanelektronik secara serial. Dengan menggunakanperalatan kerja secara sederhana (obeng, solder, dsb), masing-masing pekerja akan merakitkomponen-komponen sesuai dengan modulspesialisasinya. Setiap kali modul selesai dirakit, selanjutnya akan diletakkan di sebuah ban berjalanyang bergerak secara otomatis setiap 2 menit.
Rancangan layout kerja diatur berbentuk oval untukmenghemat area kerja yang ada. Pada salah satuujung, seorang mandor bertindak sebagai petugasinspeksi mengecek hasil kerja anak buahnya. Dengan cara kerja semacam ini, masing-masingpekerja akan menghabiskan waktu yang samauntuk setiap siklusnya. Untuk menjaga harmonisasikerja, sistem bonus diberikan secara group bonus incentive. Bonus akan dibayarkan sesuai dengankelebihan output yang melebihi standar.
Pertanyaan :
1. Berdasarkan tata cara kerja yang lama tersebut, permasalahan apa yang akanmenimpa pekerja yang pada akhirnya akanmenimbulkan penurunan produktivitas maupunmoral kerja?
2. Lakukan perbaikan untuk mengatasipermasalahan yang timbul akibat tata carakerja yang lama tersebut!
REFERENSIBarnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., LondonPolk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkSutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, BandungWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak danWaktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
Ergonomi:
Faktor Manusia dalam Sistem Produksi
PERTEMUAN KE-5
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang penting yang menunjukkan karakteristik masyarakat industriadalah banyaknya orang yang hidup dalamlingkungan fisik hasil budi daya manusia (man made)Perubahan waktu telah merubah manusia dariprimitif menjadi modern/berbudaya, sehinggamanusia mengadaptasikan dirinya dengansituasi dan kondisi lingkunganSalah satu bukti manusia menyesuaikan denganlingkungan adalah perubahan rancanganperalatan yang dipakai
SUB MATERI
Definisi, maksud dan tujuan ergonomi
Interaksi manusia dan mesinAnthropometri, cara pengukuran
dan aplikasinya Aspek ergonomi dalam
perancangan produk, fasilitas dan lingkungan kerja
1. Definisi, Maksud dan Tujuan ergonomi
Ergonomi/ergonomic berasal dari bahasa Yunani : Ergo : kerja dan nomos : hukum, Ergonomi berarti disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antaramanusia dengan pekerjaannya, di Eropa dikenal Human Factors Engineering atau Human Engineering
Fokus perhatian dari ergonomi ialah berkaitan dengan aspek-aspek manusia di dalam perencanaan man made objects dan lingkungan kerja
Ergonomics is discipline concerned with designing man made objects so that people can use them effectively and safely and creating environment suitable for human living and work
Maksud dan tujuan utama dari pendekatan disiplin ergonomi diarahkan untuk memperbaiki performance kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, ketelitian, keselamatan kerja dan menurunkan datangnya kelelahan yang terlalu cepat
Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia di dalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai
Analisis dan penelitian ergonomi akan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan :1. anatomi, fisiologi dan anthropometri tubuh2. psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia3. kondisi kerja yang menciderai dan yang tidak menciderai
2. Interaksi Manusia dan Mesin dalam Sistem Produksi
Display instrument
AktivitasProduksi
Mekanisme kontrol(lever, knob, pedal, dll)
Persepsi
Interpretasikeputusan
Display instrumen akan mencatat dan memberikan informasi mengenai perkembangan proses produksiyang berlangsung, operator kemudian menyerap informasi ini secara visual/suara dan mencoba menginterpretasikannya dengan seksama kemudian operator membuat keputusan.
Keputusan yang diambil oleh operator dikomunikasikannya ke mesin melalui mekanisme kontrol. Instrumen kontrol memberikan gambaran mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan oleh operator, selanjutnya sistem kerja mesin akan memberikan proses kegiatan produksi sesuai dengan program yang diberikan oleh operator tersebut. Demikian seterusnya siklus ini akan berlangsung .
Anthropometri berasal dari kata : anthro : manusia dan metri : ukuran, anthropometri berarti studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia
Anthropometri secara luas akan digunakansebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomisdalam proses perancangan (design) produkmaupun sistem kerja yang memerlukan interaksidengan manusia
3. Anthropometri, Cara Pengukuran danAplikasinya
Aplikasi data anthropometri :
1. Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil)2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti
pakaian, kursi, dll4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia
1. Umur2. Jenis kelamin3. Suku bangsa
4. Posisi tubuh (structural bodydimension & functional body dimension)
5. Cacat tubuh6. Tebal tipisnya pakaian
7. Kehamilan
Posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh, dikenal dua cara pengukuran yaitu (structural body dimension & functional body dimension) :
Structural body dimensionTubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan
tidak bergerak. Dimensi tubuh yang diukur dalam posisi tetap antara lain berat badan, tinggi badan, tinggi lutut dan sebagainya.
Functional body dimensionPengukuran tubuh dilakukan pada saat posisi tubuh
melakukan gerakan-gerakan tertentu sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
Aplikasi distribusi normal dalam penetapan data anthropometri
95 %
2,5 %
2,5 %
N (X,x)
1,96 x 1,96 xx 97,5 th percentile97,5 th percentile
Data anthropometri diperlukan agar produk sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya.
Mengingat ukuran individu bervariasi, maka disini akan timbul permasalahan yaitu ukuran siapakah yang akan dipakai sebagai acuan?
Untuk itu perlu penetapan data anthropometri yang sesuai dengan populasi yang menjadi target sasaran produk tersebut.
Distribusi normal ini umum diterapkan untuk penetapan data anthropometri pemakaian.
Distribusi normal diformulasikan berdasarkan harga rata-rata dan standart deviasinya.
Percentile dapat ditetapkan sesuai dengan probabilitas distribusi normal.
Percentile merupakan suatu nilai yang menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut.
Macam Percentile dan Cara Perhitungannya
x
σ
x
σ
x σ
x
σ
x σ
x
x
σ
x
σ
Percentile Perhitungan
1-st - 2,325 x
2,5-th - 1,96 x
5-th - 1,645 x
10-th - 1,28 x
50-th
90-th + 1,28 x
95-th + 1,645 x
97,5-th + 1,96 x
99-th + 2,325 xx
σ
CONTOH :Dari hasil pengukuran tubuh manusia Indonesia (dewasa, laki-laki umur 19 – 40 tahun) diperoleh data berdistribusi normal dengan tinggi rata-rata 169,5 cm dan standart deviasi 6,9 cm. Berapakah ukuran 95-th percentilenya?
Jawab : 95-th = X + 1,645 x = 169,5 + 1,645 (6,9) = 180,85 cm
σ
Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk/Fasilitas Kerja
Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrimPerancangan produk dibuat agar bisa memenuhi sasaran:1. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang ekstrim2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang mayoritas
Dimensi minimum digunakan percentile besar seperti 90-th, 95-th dan 99-th percentile
Dimensi maksimum digunakan percentile kecil seperti 1-st, 5-th
Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentuRancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan
Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rataProduk dirancang untuk ukuran rata-rata , untuk ukuran ekstrim dibuatkan ukuran tersendiri
Rekomendasi berkaitan dengan aplikasi data anthropometri dalam proses perancangan produk :
Pertama, tetapkan anggota tubuh mana yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikanrancangan tersebutTentukan dimensi tubuh yang penting dalamproses perancanganTentukan populasi terbesar yang harusdiakomodasi dan menjadi target utamapemakai rancangan produk tersebut
Tetapkan prinsip ukuran yang harusdiikuti (ekstrim atau rata-rata)
Pilih prosentase yang harus diikuti : 95-th, 99-th, 5-th
Tetapkan nilai ukuran dimensi tubuhdari tabel anthropometri yang ada
Beberapa faktor ergonomi yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan areal/stasiun kerja :
• Sikap dan posisi kerja
• Anthropometri dan dimensi ruang kerja
• Kondisi lingkungan kerja
• Efisiensi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja
• Energi kerja yang dikonsumsikan
4. Aspek ergonomi dalam perancangan produk, fasilitas dan lingkungan kerja
Sikap dan posisi kerja yang disarankan dan sesuai dengan pertimbangan ergonomi yaitu :
Mengurangi sikap posisi tubuh menbungkuk dengan frekuensi yang serting dan dalamjangka waktu lamaOperator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan yang maksimumTidak duduk/ berdiri pada saat bekerja dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, kaki, dada berada dalam sikap miringTidak bekerja dalam waktu yang lama jika tangan/ lengan dalam posisi diatas level siku normal
Anthropometri dan dimensi ruang kerja :
Anthropometri pada dasarnya menyangkut ukuran fisik tubuh manusia yang diadalamnya menyangkut ukuran, berat, volume, ruang gerak dan lainnya.
Data Anthropometri juga sangat bermanfaat dalam perancangan fasilitas kerj adan ruang kerja.
Dimensi ruang kerja meliputi situasi fisik dan situasi kerja yang ada.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dimensi ruang kerja adalah jarak jangkau operator, ruang yang nyaman, area minimum yang harus dipenuhi untuk melakukan kegiatan-kegaitan tertentu.
Kondisi lingkungan kerja (temperatur, kelembapan, siklus udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis, dan warna) :
Kondisi lingkungan kerja harus dibuat senyaman mungkin agar pekerja dapat melaksanakan tugas dengan baik dan nyaman.
Adanya lingkungan fisik kerja yang panas, bergetar, atmosfir yang tercemar akan dapat memberikan dampak yang negatif terhadap performansi pekerja dan dapat menyebabkan stres.
Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperaturakan memberikan pengaruh yang berbeda-beda sebagaiberikut :± 49o C = aktivitas mental dan daya tanggap menurun dan cenderung membuat kesalahan
± 30o C = aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung membuat kesalahan
± 24o C = kondisi optimum
± 10o C = kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul
± 24oC-27o C = produktivitas manusia akan mencapaitingkat yang paling tinggi
TEMPERATUR
KELEMBAPAN
Kelembapan adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %)
Sangat berhubungan dengan temperatur udara
Kelembapan tinggi menimbulkan pengurangan panas tubuh secara besar-besaran, denyut jantung semakin cepat, peredaran makin aktif
SIKLUS UDARAUdara mengandung sekitar 21 % oksigen, 0,03 % karbondioksida, dan 0,9 % gas lainnyaUdara kotor : kadar oksigen dalam udara berkurangdan terus bercampur dengan gas-gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatanUdara kotor menyebabkan sesaknya pernafasan dan mempercepat proses kelelahanVentilasi yang cukup dan menaruh tanaman(landscape office) akan mampu mengganti udarayang kotor
PENCAHAYAANPencahayaan sangat mempengaruhi manusia untukmelihat obyek secara jelas, cepat tanpamenimbulkan kesalahanKurangnya pencahayaan menyebabkan lelah mata. Lebih jauh menyebabkan lelah mental dan rusaknya mataFaktor yang mempengaruhi kemampuan mata untukmelihat obyek dengan jelas :1. ukuran obyek2. derajat kontras antara obyek dengan sekelilingnya3. lumnisi (brightness)4. lamanya waktu untuk melihat obyek
KEBISINGAN (NOISE)
Noise : bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki olehtelinga kitaNoise dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan komunikasiTiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang menentukan tingkat gangguan terhadap manusia :1. lama waktu bunyi tersebut terdengar2. intensitas3. frekuensi suara
BAU-BAUAN
Bau-bauan yang dipertimbangkan sebagai polusidapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja
Penggunaan Air Conditioning (AC) dapat membantumenghilangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja
GETARAN MEKANIS
Merupakan getaran-getaran yang ditimbulkan olehalat-alat mekanis yang sebagian dari getaran inisampai ke tubuh dapat menimbulkan akibat-akibatyang tidak diinginkan pada tubuh kitaGangguan yang ditimbulkan :1. mempengaruhi konsentrasi kerja2. menyebabkan kelelahan3.gangguan pada mata, syaraf, otot dan lainnya
WARNA
Warna disini adalah warna tembok ruangan daninterior di sekitar tempat kerja
Warna berpengaruh terhadap kemampuanmelihat obyek, memberikan pengaruh yang lain terhadap manusia seperti :1. warna merah bersifat merangsang2. warna kuning memberikan kesan luas terangdan leluasa3. warna hijau dan biru memberi kesan sejuk, aman dan menyegarkan4. warna gelap memberikan kesan sempit5. warna terang memberi kesan leluasa
Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikanprosedur-prosedur yang dapat mengekonomisasikan gerakan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja
Pertimbangan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakandiberikan selama tahap perancangan sistem kerja bergunauntuk mempermudah modifikasi dalam hardware, prosedurkerja dan lainnya
Berikut beberapa prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja :
Atur fasilitas kerja yang memudahkan operator mengetahui letak material, display dan peralatan kerja
Rancang fasilitas kerja seperti meja, kursi, dan lain-lain dengan dimensi sesuai dengan Anthropometri (range 5-th sampai 95-th percentile) agar operator bisa bekerja dengan leluasa dan tidak cepat lelah
Atur pengiriman material dan peralatan kerja secara teratur ke stasiun kerja yang membutuhkan
Bakukan rancangan lokasi peralatan untuk menghindari kesalahan dan pelatihan ulang
Buat rancangan kegiatan kerja
Atur tata letak fasilitas pabrik(facilities layout) sesuai denganaliran proses produksinya
Kombinasikan dua atau lebihperalatan kerja sehinggaakanmemperketat proses kerja
Energi kerja yang dikonsumsikanEnergi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melaksanakan kegiatan merupakan faktor yang begitu kurang diperhatikan
Energi yang besar dalam waktu yang lama akan dapat menimbulkan kelelahan fisik dan lebih bahaya lagi jika kalau terjadi kelelahan mental
SUMMARYDisiplin ergonomi adalah cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasimengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusiauntuk merancang suatu sistem kerja sehingga dapatbekerja dan hidup dengan baikAnthropometri secara luas akan digunakan sebagaipertimbangan ergonomis dalam proses desain produkmaupun sistem kerja yang memerlukan interaksi denganmanusiaDalam melakukan desain, perlu memperhatikan kondisilingkungan fisik kerja karena dapat mempengaruhiaktivitas kerja manusia
SOAL1. Pendekatan ergonomis diharapkan menghasilkan sebuah
rancangan yang “fit to the user” bukan “fit to the design”. Jelaskan
2. Jelaskan keterkaitan ergonomi dengan studi tata cara kerja. Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan agar proseskerja dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
3. Banyak kecelakaan kerja yang sering dikatakan sebagaikesalahan manusia (human error). Jelaskan hal tersebutbila dikaitkan dengan pendekatan ergonomis
4. Sebutkan tiga rancangan produk yang tidak memperhatikanfaktor ergonomi dan bagaimana langkah untukmemperbaiki hal tersebut?
REFERENSI– Nurmianto, Eko,– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and
Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik TataCara dan Pengukuran Kerja ,”PT GunaWidya, Jakarta
TELAAH METODE
Pengembangan Metode Untuk Mengefektifkan dan Mengefisiensikan
Kerja
PERTEMUAN KE-6
PENDAHULUAN
Telaah metode :Kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk melaksanakan kerja Sasaran pokok : Mencari, mengembangkan dan menerapkan metode kerja yang efektif dan efisiesi sehingga waktu penyalesaian pekerjaan akan lebih singkat
SUB MATERI
Prosedur telaah metodeAnalisa gerakan dan prinsip ekonomi gerakanStudi gerakan untuk menganalisa metode kerja yang efektif dan efisienAnalisa gerakan kerja dengan rekaman film
1.PROSEDUR TELAAH METODE
SISTEM KERJA•Pekerja•Material•Mesin dan Peralatan•Lingkungan fisik kerja
Telaah Metode
Beberapa alternatifSistem Kerja
PemilihanAlternatif Sistemkerja terbaik
Efektif & Efisien
KOMPONEN SISTEM KERJA
Komponen materialBagaimana cara menempatkan material, jenis mateial yang mudah diproses danlain-lainMaterial (bahan baku, supplies, limbah, produk jadi, dll)
Komponen manusiaBagaimana sebaiknya posisi orang padasaat proses kerja berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakanyang efektif dan efisien
Komponen mesinBagaimana desain dari mesin/ peralatankerja lainnya, apakah sesuai denganprinsip ergonomi?
Komponen lingkungan kerja fisikBagaimana kondisi lingkungan kerja fisiktempat operasi kerja tersebutdilaksanakan? Apakah dirasakan cukupaman dan nyaman?
TUJUAN POKOK TELAAH METODE
Perbaikan proses dan tata cara pelaksanaanpenyelesaian pekerjaan
Perbaikan dan penghematan penggunaan material, tenaga kerja, tenaga mesin dan fasilitas kerja lainnya
Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangankeletihan yang tidak perlu
Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikansuasana lingkungan kerja yang nyaman dan aman
Prosedur Telaah Metode
Identifikasi operasi kerja yang akan diamati dan dipelajariDapatkan input data dari pekerja atau supervisorDokumentasikan metode kerja yang sesuai dengan langkah urutan kerja yang sistematis
Buat usulan metode baru yang lebih efisien dan efektifBuat beberapa alternatif dan pilih alternatif terbaikTerapkan alternatif yang terbaik dan buktikan perbaikan yang didapatkan
Gejala-gejala dimana telaah metode harus dilakukan :
Material handling dengan frekuensi yang seringPergerakan operator yang sering dari satu tempat ke tempat lain dengan jarak tempuh yang jauhAdanya bottle neck
Adanya operasi yang dilakukan berulang-ulang dan berlangsung dalam jangka waktu yang lamaMeningkatnya scrap atau biaya untuk reworkKualitas produk tidak konsistenAdanya sejumlah keluhan dari para pekerja
Aktivitas kerja yang menimbulkan kelelahanSering dijumpai over timeTerbukti ada pabrik yang sama tapi lebih efisien dan efektifBanyaknya labor turn over
2. Analisa Gerakan dan Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan
Prinsip-prinsip ekonomi gerakanPrinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/anggota tubuh manusiaPrinsip ekonomi gerakan dihubungkan
dengan tempat kerja berlangsungPrinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan yang digunakan
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/anggota tubuh manusia
Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi keterbatasan dalam melaksanakan kerjaBila mungkin kedua tangan harus memulai dan mengakhiri kerja dalam waktu yang bersamaanKedua tangan jangan menganggur secara bersamaan kecuali waktu istirahat
Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arahHanya bagian tubuh yang dibutuhkan saja untuk menyelesaikan pekerjaan agar tidak menghamburkan tenagaHindari gerakan patah-patah untuk mengurangi kelelahanPekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada bidang yang menyenangkan tanpa perlu mengubah fokus
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung
Pada tempat-tempat tertentu diletakkan alat dan bahan untuk menimbulkan kebiasaan rutinLetakkan alat dan bahan pada jarak yang mudah dijangkau oleh operatorTata letak alat dan bahan diatur sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yang terbaik
Tinggi tempat kerja harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia agar operator nyaman dalam bekerjaKondisi ruangan baik temperatur, pencahayaan, kelembapan, ventilasi, dan lain –lain yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis harus diperhatikan dengan baik agar diperoleh area kerja yang nyaman
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan yang digunakan
Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh apabila pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan alatGunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai macam pekerjaanLetakkan peralatan kerja pada tempat yang tepat untuk memudahkan pemakaianJika tiap jari melakukan pekerjaan tertentu maka beban untuk masing-masing jari harus seimbang
3. Studi gerakan untuk menganalisa metode kerja yang efektif dan efisien
Studi gerakan (motion study) : suatu studi tentang gerakan-gerakan yang
dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, tujuannya untuk memperoleh
gerakan yang efektif dan efisien
Nama Therbligs Lambang Huruf Kode Warna Lambang Gambar
Mencari (search) Sh Black
Memilih (select) Sl Gray , Light
Memegang (Grasp) G Lake Red
Menjangkau tanpa beban TE Olive Green
Menjangkau dengan beban TL green
Memegang (Hold) H Gold Ochre
Melepas RL Carmine Red
Merakit A Violet, Heavy
Memakai (use) U Purple
Elemen Gerakan Therbligs
4. Analisa gerakan kerja dengan rekaman film ( Micromotion Study)
Kegiatan Micromotion Study mengharuskan untuk merekam setiap gerakan kerja yang ada secara detail dan memberi kemungkinan-kemungkinan analisa setiap gerakan-gerakan kerja yang ada secara lebih baik dibandingkan dengan visual motion study
( Micromotion Study)
Teknik yang paling dianggap paling teliti gunamenganalisa gerakan kerja manual secaramendetail (micro)Pengukuran waktu berdasarkan per frame gambar yang terekamModel standar untuk peralatan inimemungkinkan kecepatan gambar/kamera 1 frame per detik (fps), 10 fps bahkan 1000 fpm
Langkah-langkah Micromotion Study :
1.Merekam gerakan kerja dari siklus kerja dengan menaruh micro chronometer di belakang operator
2.Gambar film kan menjadi rekaman permanen yang bisa dianalisa setiap saat
3.Membuat kesimpulan dari analisa gerakan yang telah diamati dan menggambarkannya dalam peta SIMO (Simultaneous Motion Chart)
4. Menetapkan alternatif gerakan yang lebih baik
Manfaat Micromotion Study
Untuk meneliti siklus operasi kerja yang pendek yang berlangsung secara berulang-ulang dan dilaksanakan secara manualUntuk meneliti aktivitas-aktivitas yang menghasilkan jumlah output yang besarUntuk meneliti aktivitas-aktivitas yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh seorangoperator
MEMOTION STUDY
Dikembangkan oleh Marvin MundelMemberikan hasil yang lebih detail dibandingkan dengan Micromotion Study Kecepatan film yang digunakan adalahsekitar 60-100 fpmKeuntungan : biaya lebih murah danproses analisa lebih cepat
SUMMARYTelaah metode dilakukan pada semua komponen sistem kerja(material, manusia, mesin dan lingkungan fisik) untukmendapatkan sistem kerja yang efisien dan efektifUntuk melakukan analisa kerja perlu mendapatkan data yang berhubungan dengan seluruh kegiatan operasi,fasilitas kerja, waktu penyelesaian elemen kerja, transportasi, inspeksi danaktivitas lain yang tercakup dalam aliran prosesPrinsip ekonomi gerakan (the principles of motion economy) digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi metode kerjauntuk memperoleh metode kerja yang lebih efisienStudi gerakan digunakan untuk mengeliminir gerakan-gerakanyang tidak perlu (efektif)Perekaman gerakan kerja dengan kamera film akan mengatasikesulitan dalam menentukan batas-batas elemen yang satudengan lainnya karena waktu gerakan yang sangat singkat
SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian bahwa kerjaharuslah dengan cara yang lebih cerdik bukannya denganyang lebih keras (working smarter not harder)
2. Apakah yang dimaksud dengan work simplification?3. Studi tentang tata cara tidak bisa dilepaskan dengan studi
tentang gerakan-gerakan kerjanya (motion study). Jelaskanmengapa demikian ?
4. Buatlah analisa gerakan-gerakan yang akan dilakukan olehtangan untuk melaksanakan perakitan komponen-komponenU-bolt, clamp dan nut (2 buah). Elemen-elemen Therblig apasaja yang akan terlihat dalam aktivitas ini.
REFERENSIBarnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., LondonHeiland, Robert E and Wallace J. Richardson, 1957, Work Sampling, McGraw- Hill Book co, New YorkPolk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkSutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, BandungWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak danWaktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PETA KERJASEBAGAI ALAT UNTUK
MENGANALISA AKTIVITAS KERJA
PERTEMUAN KE-7
PENDAHULUAN
Peta kerja /Peta proses (Process Chart) : alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhirInformasi dalam peta kerja : benda kerja proses, jenis alat dan mesin, waktu standart, kapasitas mesin, dan sebagainya
1. JENIS PETA KERJA
Peta kerja guna menganalisa proses kerja keseluruhan
Peta kerja guna menganalisa proses kerja setempat
Peta kerja guna menganalisa proses kerja keseluruhan :
1.Peta proses operasi (Operation ProcessChart)
2.Peta proses produk banyak (Multi ProductProcess Chart)
3.Peta aliran proses (Flow Process Chart)4.Diagram aliran (Flow Diagram)
Peta kerja guna menganalisa proses kerja setempat :
1. Peta pekerja dan mesin (Man and MachineProcess Chart)
2. Peta kelompok kerja (Gang Process Chart)3. Peta tangan kiri dan tangan kanan (Left and
Right Process Chart atau Peta operator(Operator Process Chart)
2. Simbol ASME ( American Society of Mechanical Engineers)
Kegiatan Lambang Contoh
Operasi Memaku, mengebor benda, mengelas, dll
Transportasi Material handling
Inspeksi Meneliti benda kerja, menghitung jumlah benda
Menunggu Material menuungu untuk diproses
Menyimpan Bahan baku disimpan dalam gudang
Aktivitas ganda
Kegitan operasi dan pemeriksaan
OPERASIKegiatan operasi terjadi apabila suatu proyek(material) akan mengalami perubahan sifat baikfisik maupun kimiawi dalam suatu prosestransformasiKegiatan operasi termasuk kegiatanmerakit,menerima informasi, membuat informasi, membuat planning, kegiatan kalkulasiKegiatan ini baik dilakukan oleh manusia, mesinataupun keduanya
CONTOH OPERASI KERJAMaterial Process Chart :1. Material dikerjakan dengan mesin engine lathe,
milling machine, grinding machine, dsb2. Billet dipanaskan dalam furnace3. Kertas diketik dengan mesin ketik dalam kegiatan
administrasi
CONTOH OPERASI KERJA
Man Process Chart :1. Gerakan tangan operator untuk pemakanan
feeding dalam proses membubut, mengedrill, 2. Memasang mur dan baut pada proses
merakit3. Memukul palu
TRANSPORTASI
Kegiatan operasi terjadi apabila fasilitas kerja bergerakberpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari suatuoperasi kerja
Contoh kegiatan transportasi :1. memindahkan material dengan tangan, holist, truck,conveyor, 2. bergerak, berjalan membawa obyek dari suatu lokasi kerja ke
lokasi kerja lainnya3. memindahkan material menuju atau dari mesin, container,
conveyor, dll4. membuat gambar kerja dari bagian disain ke bagian produksi
INSPEKSIKegiatan inspeksi atau pemeriksaan terjadi apabilaobyek diperiksa baik kualitas maupun kuantitas, apakahsudah sesuai dengan karakteristik performans yang distandarkan
Contoh kegiatan inspeksi ;1. meneliti dimensi benda kerja dengan
menggunakan alat ukur (gage)2. membaca dial indicator atau instrumen pengukur
lainnya3. menghitung jumlah benda yang diterima dari hasil
pembelian
MENUNGGU (DELAY)Proses menunggu terjadi apabila material, bendakerja, operator atau fasilitas kerja dalam kondisiberhenti dan tidak terjadi kegiatan apapun selainmenungguContoh delay :1. material atau benda kerja diletakkan di kontainer,
menunggu untuk dipindahkan ke stasiun kerjalainnya
2. obyek menunggu untuk diproses atau diperiksa3. material menunggu diproses karena adanya
kerusakan teknis pada mesin
MENYIMPAN (STORAGE)
Proses menyimpan terjadi apabila obyek disimpandalam jangka waktu yang cukup lama
Contoh Storage :1. bahan baku, suplies, dan lain-lain disimpan dalam
gudang pabrik2. dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak3. uang atau surat berharga lainnya yang disimpan
dalam brankas
AKTIVITAS GANDA
Kondisi dimana dua elemen harus dikerjakansecara bersamaan
Contohkegiatan operasi yang harus dilaksanakansecara bersamaan dengan kegiatanpemeriksaan pada stasiun yang sama pula
Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
Peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan ke dalam elemen operasi yang detail
Simbol ASME : operasi dan inspeksi
0 -N
I-N
Material(Mt)
Material(Mt)
Material(Mt)
W
W
M
W
Komponen (K)
Komponen (K)
Komponen (K)
Peta Proses Produk BanyakPeta yang digunakan untuk menggambarkan pengerjaaan sejumlah produk pada
mesin atau fasilitas yang hampir sama
Aktivitas Produk
PackDespatch
Drill
Inspect
Press test
Mill
Mould
ImpregnateGrin
Turn
SlitStore
Bantalan Sudu Pompa
2
1
2
23
3
1
34
42
45
5
5
6
6
6
7
7
8
8
9
10
11
12
1
Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
Peta aliran proses merupakan suatu peta yang menggambarkan aktivitas baik produktif maupun tidak produktif.
Metode penggambarannya seperti pada peta proses operasi tetapi disini jauh lebih lengkap dan detail.
Dengan demikian ada tambahan tiga simbol yaitu simbol panah (transportasi), setengah lingkaran/ huuf “D” (delay) dan simbol segitiga terbalik (storage).
Diagram Aliran (Flow Diagram)
Diagram aliran pada dasarnya samadengan OPC tetapi penggambarannyadiatas gambar layout dari fasilitas kerja
Manfaat : 1. Untuk mengevaluasi langkah-langkah
proses dalam situasi yang lebih jelas2. Untuk perbaikan desain layout fasilitas
kerja
Peta Pekerja dan Mesin
Menunjukkan hubungan waktu kerja antara sikluskerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesinatau fasilitas kerja yang ditangani oleh operator tersebutPeta ini merupakan alat analisa yang baik gunamengurangi waktu menganggurPeta ini juga merupakan alat yang efektif gunamerealisir konsep machine coupling dalam rangkamemenuhi prinsip “a fair day’s work for a fair day’s pay”
Peta Kelompok Kerja
Adaptasi dari peta pekerja dan mesinMenunjukkan hubungan antara siklusmenganggur dan siklus waktu operasi darimesin/proses dan waktu menganggur sertawaktu kerja per siklus dari pekerja-pekerja yang akan melayani mesin atau proses tersebutManfaat : untuk memperbaiki kondisi kerjadengan jalanmengurangi waktu menganggur
Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri
Peta kerja setempat yang bermanfaat untukmenganalisa gerakan tangan manusia di dalammelakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifatmanualMenggambarkan semua gerakan dan delay yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kirisecara mendetail sesuai dengan elemen TherbligPembuatan peta operator ini untuk gerakan-gerakan yang repetitif dan bersifat manual seprtipada proses perakitan
Elemen Therblig yang digunakan :1. Reach (RE)2. Grasp (G)3. Move (M)4. Position (P)5. Use (U)6. Release (RL)7. Delay (D)8. Hold (H)
SUMMARYPeta kerja dibedakan menjadi dua yaitu peta kerjaguna menganalisa proses kerja keseluruhan dansetempatPeta kerja guna menganalisa proses kerjakeseluruhan meliputi OPC, FPC, Multi Product Process Chart) dan flow diagramPeta kerja guna menganalisa proses kerja setempatmeliputi peta pekerja dan mesin, peta kelompok kerjadan peta operator (tangan kanan dan tangan kiri)Simbol-simbol standart yang dipakai untukpembuatan peta kerja adalah simbol ASME (Amarican Society of Mechanical Engineers) yang meliputi operasi,transportasi, inspeksi, delay, storage dan aktivitas ganda
SOAL1. Pabrik gula Y dioperasikan dengan proses sufitasi dan secara
skematis memiliki urutan kegiatan produksi dari awal (tebu) sampaiakhir (gula) sebagai berikut :a. tebu ditanam di ladang, setelah tebu tua diperiksa, ditebang dankemudian diangkut ke pabrik. Sebelum digiling diadakan penimbunansementara, diperiksa, ditimbang kemudian dicacah atau digilingb. hasil dari proses penggilingan tebu akan menghasilkan nira, kemudian nira dipompa ke timbangan, dimurnikan, dipanasi, dimasak. Kemudian diputar dengan sentrifuge untuk mendapatkan kristal gula. Kristal gula diperiksa secara sampling kemudian ditimbang dandimasukkan ke karung (100 kg). Dan seterusnya diangkut ke gudang, disimpan dan didistribusikan ke pasar (konsumen)
c. Selain nira, proses penggilan tebu juga akanmenghasilkan ampas tebu (baggase) yang mana ampasini akan dikirim ke pabrik kertas untuk dijadikan bahanbaku pembuatan kertas
Dari informasi tersebut diatas buatlah peta aliran proses(FPC) dari saat proses dimulai (tebu) sampai denganproses terakhir (gula dan baggase)
2. Gambarkan Peta Manusia Mesin (Man Machine Process) untukmenunjukkan kegiatan operator yang akan mengoperasikan duabuah mesin semi automatic lathes. Siklus kegiatan kerja akan terdiridari :
Pemasangan material di mesin (loading mesin) : 0,75 menitOperasi permesinan : 1,5 menitPengambilan material yang selesai diproses (unloading mesin) : 0,5 menit
kedua mesin sama persis, setelah kegiatan permesinan dilakukan, mesin secara otomatis berhenti dan menunggu dilayani operator. Gambarkan petanya mulai operator menstarter mesin sampaimasing-masing menghasilkan 2 unit produk!
REFERENSIBarnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., LondonPolk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkSutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, BandungWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak danWaktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
METODE KUANTITATIF UNTUK MENGANALISA SISTEM MANUSIA
MESIN
PERTEMUAN KE-9
PENDAHULUANPeta manusia mesin dapat digunakan untukmenentukan berapa jumlah fasilitas kerja yang bisa ditangani oleh seorang operator. Metodeanalisa ini cukup sederhana, praktis dan bisaberlangsung cepatKesulitannya adalah penggambaran petanyayang membutuhkan ketelitian di dalampenentuan skala waktunyaDikembangkan metode kuantitatif dengan model matematis karena lebih mudah dan teliti danlebih penting lagi memasukkan unsur biaya
1.Hubungan aktivitas manusia mesin
Secara umum hubungan aktivitas manusia mesin dibagi menjadi :Synchronous servicing (pelayanan sinkron)Completely random servicing (pelayanan acak penuh)Kombinasi keduanya
Synchronous Servicing (Pelayanan Sinkron)
Penugasan seorang operator untukmenangani lebih dari satu mesin dalamkondisi ideal akan mengahsilkan bentukhubungan manusia mesin yang sinkron
Manusia (operator) dan mesin-mesin yang dilayani masing-masing akan melaksanakanaktivitasnya secara penuh dalam siklus waktuyang tersedia
Jumlah mesin/fasilitas yang bisa dilayani oleh seorang operator dapat dihitung dengan :N = (L+M)/L dimana : N = Jumlah mesin/fasilitas yang bisa dilayaniL = total operator servicing time per mesin (loading & unloading dalam jam)M= total machining time dalam jam
CONTOH :
Total waktu operator untuk melayani sebuah mesin adalah 1 menit, sedangkan siklus waktu permesinan adalah 4 menit, maka jumlah mesin yang dilayani oleh seorang operator adalah :N = (1+4)/1 = 5 buah mesin
Prosedur yang dilakukan jika terjadi pembulatanangka :• Estimasikan jumlah fasilitas yang bisa dilayani ,
dengan rumus N =
W = waktu handling operator• TECN1 =
K1 = labor cost (Rp/jam)K2 = machine cost (Rp/jam)
• TECN2 = (L + W) ( K1+K2xN2)• Bandingkan harga TECN1 dan TECN2, pilih TEC yang
terkecil
WLML
++
1)211)((
NxKNKML ++
CONTOH :Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator jika diketahui : waktu loading dan unloadning per mesin = 1, 41 menit,waktu yang diperlukan operator pindah dari satu mesin ke tempat mesin = 0,08 menit, waktu permesinan = 4, 34 menit, direct labor cost = Rp. 8.500,00 per jam serta biaya mesin = Rp. 15.000,00 per jam
Jawab :N = (L+M)/(L+W) = (1,41+4,34)/(1,41+0,08)
= (5,75)/(1,49) = 3,86 maka N1= 3 dan N2 = 4
TECN1 = (L+M) (K1+N1xK2)/N1
= (5,75/60)x(8500+3x15000)/3 = Rp. 1.709,00
TECN2 = (L + W) ( K1+K2xN2) = (L + W) ( K1+K2xN2)
= (1,49/60)(8500+ 4 x15.000) = Rp. 1.701,00
Keputusan : 1 operator mengoperasikan 4 mesin
Completely Random Servicing
Dalam kasus ini banyak hal yang tidak diketahuiberkaitan dengan kapan suatu fasilitasmemerlukan pelayanan dan berapa lama pelayanan terhadap fasilitas tersebut berlangsung
Kapan suatu fasilitas memerlukan pelayanan danberapa lama pelayanan terhadap fasilitasberlangsung secara acak (random)
CONTOHDalam sebuah bengkel permesinan seorang operator ditugaskan untuk melayani beberapa mesin turret-lathes, diestimasikan rata-rata mesin bisa dioperasikan sebesar 60 % dan 40 % sisanya akan merupakan waktu dimana operator bertugas melayani mesin tersebut. Tentukan berapa jam kerja mesin yang hilang per harinya untuk melayani 3 mesin ?
JAWAB :
R = 0.6
D = 0.4
R = 0.6
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Probabilitas
R = 0.6
R = 0.6 (0.6) (0.6) (0.6) = 0.216D = 0.4 (0.6) (0.6) (0.4) = 0.144R = 0.6 (0.6) (0.4) (0.6) = 0.144D = 0.4 (0.6) (0.4) (0.4) = 0.096
D =0.4
R = 0.6 (0.4) (0.6) (0.6) = 0.144D = 0.4 (0.4) (0.6) (0.4) = 0.096
D= 0.4R = 0.6 (0.4) (0.4) (0.6) = 0.096D = 0.4 (0.4) (0.4) (0.4) = 0.064
Total = 1
Jml Mesin yang Berhenti
Probabilitas Jam Kerja Yang Hilang / 8 jam kerja/hari
0 0.216 0
1 0.432 0
2 0.288 (1) (0.288) (8) = 2.304
3 0.064 (2) (0.064) (8) = 1.024
3.328
Proporsi waktu mesin yang hilang = (3,329/3 x 8) x 100% = 13.9 %
Perhitungan yang sama dapat dibuat untukpengoperasian mesin dalam jumlah yang lebih besar atau kurang guna menetapkanpengoperasian yang paling efisien dalam haldown time mesin yang terkecilPengaturan yang baik menggunakanpertimbangan TEC per unit produk yang paling kecil
PERHITUNGAN TEC
TEC = (K1+NxK2)/jumlah produk yang dihasilkan dari N buah mesin
Dimana :K1 = upah operator (Rp/jam) N = biaya pemakaian mesin (Rp/jam) K2 = jumlah mesin yang dioperasikan
CONTOH :Ada 5 buah mesin yang harus dilayanioleh seorang operator dengan waktupermesinan per unit produk = 0,82 jam, waktu pelayanan untuk sebuah mesin per unit produk = 0,17 jam, rata-rata mesindown time = 0,11 jam per mesin per 1 jam kerja, upah operator = Rp. 5000/jam, sertaongkos pemakaian mesin sebesar Rp. 10.000/jam
JAWAB :
Waktu tersedia untuk kegiatan produksiuntuk setiap mesin = 0,89 jam/1 jam kerjarata-rata waktu yang diperlukan untukmenghasilkan suatu unit produk/mesin= (0,82+0,11)/0,89 = 1,11 jamuntuk 5 buah mesin = 5/1,11 = 4,5 unit produksi/jamTEC = 5000 + (5) (10000)/4,5 = Rp. 12.220,00
2. Analisa Antrian dalam Sistem Manusia Mesin
Kedatangan fasilitas yang memerlukan pelayanan secara acak mengikuti distribusi Poisson sedangkan waktu antar kedatangan (T) dan waktu pelayanan (S) mengikuti distribusi eksponensial. P(T) = e - T
P(S) = μ e-μS
dimana = laju kedatangan rata-rata
1/μ = rata-rata waktu pelayananλ
λ λ
λλ
λρ = pendayagunaan fasilitas pelayanan = / μ , bilamana ρ ≤ 1, maka aliran lancar, ρ > 1, maka terjadi antrian
Lq = dan Wq =
Lq = jumlah kedatangan yang membentuk antrianWq = waktu menunggu rata-rata dalam antrian
λ
)(
2
λμμλ− )( λμμ
λ−
SISTEM ANTRIAN1. Single Channel, Single Operation
Aliran KedatanganS
Fasilitas Pelayanan
Pelayanan SelesaiAntrian
Multiple Channel, Single Operation
S
Antrian S
SAliran Kedatangan
Pelayanan Selesai
Fasilitas Pelayanan
ρ = , Lq = dan Wq =
Po = probabilitas tidak ada fasilitas yang harus dilayani dalam sistem antrian
Po =
μλS 2)1(!
)(
ρ
ρμλ
−S
Po S
λLq
∑−
= −+
1
0 )1(!
)(
!
)(
1
S
n
Sn
Sn ρμλ
μλ
Multiple Channel, Multiple Operation
S
AntrianS
SAliranKedatangan
S
S
S
FasilitasPelayanan
FasilitasPelayanan
Antrian
PelayananSelesai
CONTOH :
Pada periode tertentu rata-rata kedatangan nasabah adalah 3 orang/mnt, rata-rata pelayanan yang diberikan seorang teller adalah 0,75 menit.
Analisa Perhitungannya
1. Sistem antrian dengan operasi tunggal
Antrian dipecah dalam 3 jalur, laju kedatangan per antrian = 3/3 = 1 nasabah/menit ( )rata-rata waktu pelayanan (μ ) = 1/0,75 = 1,33 menitρ = /μ = 1/1,33 = 0,75
Lq = = = 2,25 menit ( untuk setiap jalurantrian)
Wq = = = 2,25 menit
λ
λ
)(
2
λμμλ− )133,1(33,1
12
−
)( λμμλ− )133,1(33,1
1−
ρ = = = 0,75
Po = = = 0,0748
Lq = = = 1,717
Wq = = = 0,57 menit
μλ
33,133
x
∑−
= −+
1
0 )1(!
)(
!
)(
1
S
n
Sn
Sn ρμλ
μλ
)75,01(1.2.3
)33,13(
2
)33,13(
33,131
132
−+++
2)1(!
)(
ρ
ρμλ
−S
Po S
2
3
)75,01(!3
75,0)33,13(0748,0
−
λLq
3717,1
2. Sistem antrian operasi tunggal dengan 3 fasilitas pelayanan
SUMMARYSecara umum hubungan aktivitas manusia mesin dibagi menjadi : Synchronous servicing (pelayanan sinkron),Completely random servicing (pelayanan acak penuh) serta kombinasi keduanyaKondisi yang dijumpai dalam sistem manusia mesian adalahsiklus waktu kegiatan permesinan dan kegiatan pelayanansecara konstan dan dapat diprediksikan dan berlangsungsecara acakSistem antrian : single channel single operation, multiple channel single operation, multiple channel multiple operation
SOAL1. Tentukan berapa banyak mesin yang seharusnya mampu
dioperasikan oleh seorang operator yang paling ekonomis jikadiketahui :a.waktu baku loading dan unloading : 1,25 menitb.waktu jalan antara dua mesin : 0,10 menitc.waktu proses/permesinan : 1,25 menitd.biaya tenaga kerja langsung : Rp.60.000/haria.biaya mesin : Rp.100.000/hariBilamana satu shift kerja = 8 jam
2. Dari suatu pengamatan yang dialkukan di gerbang jalantol, didapatkan ;
rata-rata kedatangan kendaraan yang masuk jalurantrian adalah 5 kendaraan/menitRata-rata pelayanan yang diberikan oleh petugastiket tol sebesar 0,6 menit per loketPengamatan dialkukan pada jam 06.00-18.00
Dari data tersebut maka sistem/ model antrian yang bagaimanakah yang sebaiknya diaplikasikan dalamkasus diatas dan berapakah jumlah loket pelayanan yang sebaiknya dioperasikan
REFERENSI
– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., London
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak danWaktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE PENGUKURAN
LANGSUNG :
STOP WATCH TIME STUDY
PERTEMUAN KE-10
Penelitian kerja dan analisa metode kerjamemusatkan perhatian pada bagaimanasuatu pekerjaan akan diselesaikanAplikasi prinsip dan teknik pengaturan kerjaakan memberikan alternatif metode terbaikyang akan memberikan hasil yang optimalSuatu pekerjaan dikatakan efisien jika waktupenyelesaiannya singkatUntuk menghitung waktu standartdiperlukan prinsip dan teknik pengukurankerja (work measurement atau work time study)
PENDAHULUAN
SUB MATERI :1. Teknik pengukuran waktu kerja2. Stop watch time study3. Performance rating4. Waktu longgar5. Waktu standart dan output standart
Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran waktu kerja berhubungan denganusaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaanWaktu baku adalah waktu yang dibutuhkan olehseorang pekerja yang memiliki tingkatkemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatupekerjaanMetode penetapan keseimbangan antara kegiatanmanusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan
Manfaat Waktu BakuMan Power PlanningEstimasi biaya untuk upah karyawanPenjadwalan produksi dan dan penganggaranPerencanaan sistem pemberian insentifOutput standart yang dapat dihasilkan oleh karyawan
1. TEKNIK PENGUKURAN KERJA
Pengukuran waktu kerja secara langsung1. jam henti (stop watch time study)2. sampling kerja (work sampling)
Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung1. Data waktu baku2. Data waktu gerakan (Predetermined time
system)
2. Jam Henti(Stop Watch Time Study)
Diperkenalkan oleh F.W Taylor sekitarabad 19Untuk pekerjaan yang berlangsung singkat, repetitip (berulang-ulang) danseragamIsi pekerjaan harus homogenOutput dapat dihitung secara nyataPekerjaan tersebut cukup banyakdilaksanakan dan teratur sifatnya sehinggaakan memadai untuk diukur dan dihitungwaktu bakunya
Langkah-langkah stop watch time study
Definisikan pekerjaan yang akan diukur daninformasikan maksud dan tujuan pengukuran kepadaoperator atau supervisorCatat semua informasi yang berkaitan erat denganpenyelesaian pekerjaanBagi operasi kerja ke dalam elemen yang lebih detail tetapi tetap dalam batas-batas kemudahan untukpengukuranAmati, ukur dan catat waktu penyelesaian pekerjaanoleh operator
Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dandicatat
Tetapkan rate of performance dari operator
Sesuaikan waktu pengamatan dengan performance kerja yang ditunjukkan oleh operator
Tetapkan waktu longgar (allowance) gunamemberikan fleksibilitas
Tetapkan waktu baku (standart)
Asumsi Dasar Stop Watch Time Study
Metoda dan fasilitas untuk penyelesaianpekerjaan harus samaOperator harus memahami benar prosedur danmetoda kerja sebelum dilakukan pengukurankerjaKondisi lingkungan fisik pekerjaan juga relatiftidak jauh berbeda dengan kondisi pada saatpengukuran dilakukanPerformance kerja mampu dikendalikan padatingkat yang sesuai untuk seluruh periode kerjayang ada
3. PERFORMANCE RATING
Performance rating merupakan aktivitas untukmenilai atau mengevaluasi kecepatan kerjaoperatorSecara umum dapat didefinisikan sebagai “ a process during which the time study analyst compare the performance (speed or tempo) of the operator under observation with the observer’s own concept of normal performance”
FAKTOR PENYESUAIAN (RATING P)
Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas normal maka rating faktor ini akan lebih dari 1 (p >1 atau p > 100 %)
Apabila operator dinyatakan terlalu lambat yaitu bekerja dibawahnormal maka rating faktor ini akan kurang dari 1 (p <1 atau p < 100 %)
Apabila operator dinyatakan bekerja secara normal maka rating faktorini akan sama dengan 1 (p =1 atau p = 100 %)
SISTEM PERFORMANCE RATING
Sistem Performance Rating dibedakan menjadi :1. Skill dan Effort Rating2. Westing House System’s Rating3. Synthetic Rating4. Performance Rating (Speed Rating)
Skill dan Effort Rating
Diperkenalkan tahun 1916 oleh Charles E. BedauxRating hanya dipengaruhi oleh faktor Skil dan usaha pekerja Bedaux menetapkan 60 Bs sebagai performance standar per jamInsentif diberikan jika pekerja mempunyai performance antara 70 – 85 Bs per jam
Westing House System’s Rating
Diperkenalkan oleh Westing House Company(1972)Faktor yang dipertimbangkan :
1.Skill2.Effort3.Condition 4.Consistency
CONTOH :Apabila diketahui waktu rata-rata suatu elemenkerja adalah 0,50 menit dan performance rating operator memenuhi klasifikasi berikut :1. excellent skill : +0,082. good effort : +0,023. good condition : +0,024. good consistency : +0,01
total : +0,13maka waktu normal untuk elemen kerja : 0,50 x 1,13 = 0,565 menit
Synthetic Rating
Merupakan metode untuk mengevaluasi tempo kerjaoperator berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkanterlebih dahulu (predermined time value)Prosedur :1.melaksanakan pengukuran waktu kerja seperti biasa2. membandingkan waktu yang diukur dengan waktuelemen kerja sebelumnya yang sudah diketahuiwaktunyaRating faktor (R) = P/A dimana : P = predermined time untuk elemen kerja yang ditetapkan (menit)A = rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)
Performance Rating (Speed Rating)
Faktor yang dipertimbangkan hanya operator speed/ tempoPenetapan rating performance dilakukan oleh analyst sendiri, dinyatakan dengan prosentase dimana performance kerja normal = 100 % atau 1.
4. WAKTU LONGGAR (ALLOWANCE)
Kelonggaran waktu diberikan untuk:Kebutuhan personal Sebesar 2 – 5 % atau 10 sampai 24 menit denganperhitungan 8 jam bekerja tanpa istirahat)Melepaskan lelahLama waktu istirahat berkisar 5 – 15 menitKelambatan-kelambatan (delay)Keterlambatan disini disebabkan oleh faktor-faktor yang sulitdihindarkan (unavoidable delay) dan faktor-faktor yang sebenarnya masih bisa dihindari
5. WAKTU STANDART DAN OUTPUT STANDART
Waktu standart meliputi waktu normal ditambah denganallowance
Waktu standart (WS) = waktu normal x
Waktu normal = waktu pengamatan x
Output standart (OS) = 1/WS
allowance%%100%100
−
%100%orratingfakt
SUMMARYStop watch time study adalah salah satuteknik pengukuran kerja dengan metodepengukuran langsungStop watch time study cocok untuk pekerjaanyang repetitif, uniform, homogen, dan output dapat dihitung secara nyataWaktu standart (WS) = waktu normal x 100%/(100%-% allowance) sedangkan Output Standart (OS)=1/WS
SOAL
0,1000,0950,1050,1000,0950,1000,0900,0954
0,1950,2000,2050,2000,2100,2000,1950,2053
0,1000,0900,1050,1100,1100,1000,0900,1102
0,0110,0090,0100,0090,0120,0090,0100,0111
87654321
Pembacaan Stop Watch (menit)ElemenKerja
1. Data time study analyst :
Pada saat pengamatan, operator mempunyaikarakteristik performans : ketrampilan(excellent), usaha (good), consistency (excellent) dan lingkungan kerja dalam situasiyang cukup (fair). Selanjutnya bila diketahuiwaktu longgar untuk melepas lelah sebesar 5 %, menunggu 7 % dan kebutuhan personil 9 %. Hitunglah waktu standar untukmenyelesaikan pekerjaan ini dan output standar.
REFERENSIBarnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., LondonPolk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkSutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, BandungWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak danWaktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PERTEMUAN KE-11
PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE
PENGUKURAN LANGSUNG :WORK SAMPLING
PENDAHULUAN
Digunakan pertama kali oleh seorangsarjana Inggris L.H.C Tippet dalam aktivitaspenelitiannya di industri textile
Ratio Delay Study/ Random Observation Method : suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas dari mesin, proses atau pekerja
SUB MATERI:1. Manfaat work sampling2. Langkah-langkah sistematis work
sampling3. Aplikasi work sampling
Pelaksanaan work sampling sangat sederhanayaitu melakukan pengamatan aktivitas kerjaterhadap satu atau lebih mesin / operatorkemudian mencatatnya ke dalam keadaan bekerja atau delay dalam selang waktu diambil secara acak
Metode sampling kerja sangat cocok untukdigunakan pada pekerjaan yang sifatnya tidakberulang yang memiliki siklus waktu yang relatifpanjang
1.MANFAAT WORK SAMPLING
Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin, operator/karyawan atau fasilitas kerjalainnyaMenetapkan performance level dariseseorang selama waktu kerjanyaMenentukan waktu baku untuk suatuproses/operasi kerja
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII I
IIII IIII II
Kegiatan Tally Total
Kerja 36
Idle 12
CONTOH
Prosentase waktu kerja = 36/48 x 100% = 75 %Sedangkan waktu idle = 100 % - 75 % = 25 %
2. Langkah-langkah sistematis dari Work Sampling
Persiapan awal1. Catat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati2. Rencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip
randomisasi (aplikasi tabel)Pre Work Sampling1. Laksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu
secara acak2. Hitung pengamatan awal (%) untuk N pengamatan tersebutCek keseragaman dan kecukupan dataHitung derajat ketelitian dari data pengamatan yang diperoleh
Keseragaman dan Kecukupan Data
Keseragaman data
1. batas kontrol : 3
2. common sense
Kecukupan data : N’ =
Npp )1( −
pSpk
2
2 )1( −
±
DERAJAT KETELITIAN
Derajat ketelitian dari data pengamatanyang diperoleh adalah
Sp = k N
pp )1( −
3. APLIKASI WORK SAMPLING
Untuk penetapan waktu bakuStandart time per unit produk =
Untuk penetapan waktu allowanceUntuk aktivitas maintenanceUntuk kegiatan perkantoran
xsilkanukyangdihaJumlahprod
ceratingxperformanjaxwaktujamWaktutotal (%)(%)ker)(allowance−%100
%100
CONTOH Berikut adalah hasil pengukuran aktivitas kerja dengan metodesampling kerja untuk proses perakitan PT SELALU UNTUNG. Kegiatan pengukuran dilakukan selama 8 minggu (8 jam/hariatau 40 jam/minggu) dengan hasil sebagai berikut :- Total produk rakitan yang dihasilkan pada akhir periode
pengukuran = 5.000- jumlah pengamatan selama 8 minggu kerja adalah 2.000 kali pengamatan (35 x per hari), dimana perincian aktivitas yang diamati adalah :
1. aktivitas perakitan = 1.475 kali2. delay = 525 kali
- performance operator 10 % dibawah normal rata-rata operator yang ada dan allowance time = 12,5 %
Berdasarkan informasi tersebut maka :
a. Hitung waktu normal dan waktu standart untukmenyelesaikan kegiatan perakitan tersebut
b. Berapakah jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan untuk kegiatanpengukuran kerja ini agar data bisa dipercayadengan tingkat keyakinan 95 % dan derajatketelitian 3 %
c. Hitung pula derajat ketelitian yang bisadicapai dari 2000 kali pengamatan yang telahdilaksanakan
JAWAB
Waktu normal = (total waktu pengukuran x % work activity x rating faktor %) / (total unit produk yang dihasilkan selamasampling kerja dilakukan)= (8 x 40 jam) x 1475/2000 x 0,9 / 5000 unit produk= 0,04248 jam/unit produk
Waktu standart = waktu normal x 100% / (100% - % allowance)= 0,024248 x 100% / (100% - 12,5%)= 0,04855 jam/unit produk
Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukanuntuk kegiatan pengukuran kerja dengan 95 % confidence level dan 3 % degree of accuracy adalah :N’ = k2 (1 – p) / s2 x p
= 22 (1 – 525/2000) / 0,032 x (525/2000)= 12.487 pengamatan
Dari 2000 kali pengamatan yang telah dilaksanakanmaka derajat ketelitiannya adalah :
S = k/p ((p(1 – p)/N))0,5
= 2/26,25((0,2625(1 – 0,2625)/2000))0,5
= 0,1463 atau 14,63 %
SUMMARYWork sampling merupkan metode pengukuran kerjalangsung yang cocok untuk digunakan padapekerjaan yang sifatnya tidak berulang yang memilikisiklus waktu yang relatif panjangPelaksanaan work sampling sangat sederhana yaitumelakukan pengamatan aktivitas kerja terhadap satuatau lebih mesin / operator kemudian mencatatnyake dalam keadaan bekerja atau delay dalam selang waktu diambil secara acakWork sampling digunakan untuk penetapan waktubaku, waktu allowance, aktivitas maintenance, dankegiatan perkantoran
PRAKTEK LAPANGANTujuan Praktek Lapangan
– Melatih mahasiswa dalam memberikan pengalaman praktis untuk melaksanakan kegiatan pengukuran waktu kerja dengan pemahaman dan penguasaan materi mengenal sampling kerja (work sampling)
– Memahami sampling kerja sebagai alat untuk melakukan Time Study
– Memahami dan mengaplikasikan dasar-dasar teori antrian dan hubungannya dengan sampling kerja
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN
Menyiapkan proposal penelitian work sampling yang menyebutkan tempat, elemen-elemen yang diamati, dan tujuan penelitian. Tempat work sampling antar kelompok harus berbeda. Proposal harus disetujui sesuai dengan waktu yang sudah ditentukanMenetapkan derajat ketelitian dan derajat kepercayaanMembuat tabel bilangan random dan konversinya pada lembar pengamatanMelakukan pre work sampling untuk menentukan jumlah data yang dibutuhkan. Pre work sampling berisi 100 data (bilangan random). Pengamat memberi tally pada elemen kerja yang sedang dilakukan oleh server sesuai dengan random waktu yang telah dibuatMelaksanakan work sampling sebanyak hasil pre work sampling
Tabel 1 :Pre Work Sampling dan Work Sampling
DstDst
09:094
08:103
08:022
08:001
........Elemen 2
Elemen 1
Perforamance
Rating
PanjangAntrianDelay
Elemen KerjaWaktuNo
Waktu Pelaya
nan
Selesai Pelaya
nan
Mulai Pelaya
nanLaju
KedatanganWaktu
KedatanganNo
TABEL 2 : ANALISA ANTRIAN
LAPORANElemen-elemen kerja dan hasil rekapitulasi work samplingPengujian kecukupan data dan keseragaman dataPengujian distribusi waktu antar kedatangan pelangganPerhitungan waktu standar dan output standarHasil analisa work samplingPerhitungan utilitas dan panjang antrian maksimal yang diperbolehkan dalam sistemKelemahan sistem kerja dan buat perbaikan secukupnya
REFERENSI– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design
and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York – Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study,
Pitmans Books, ltd., London– Heiland, Robert E and Wallace J. Richardson, 1957, Work
Sampling, McGraw- Hill Book co, New York– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work
Measurement, McGraw- Hill Book co, New York– Sutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja,
Departemen Teknik Industri , ITB, Bandung– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE PENGUKURAN
TIDAK LANGSUNG
PERTEMUAN KE-12
PENDAHULUAN
Pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran tidak langsung merupakanpengukuran kerja dimana operator tidak perludatang ke tempat pekerjaan yang akan diukur
Perhitungan waktu kerja dilakukan denganmembaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkanmengetahui elemen-elemen pekerjaan atauelemen-elemen gerakan
Metode pengukuran waktu kerja secaratidak langsung dibedakan :1.Metode Standart data/formula2 Metode Analisa Regresi3.Metode Data Waktu Gerakan
(Predetermined Motion Time Sistem)
SUB MATERI:1. Metode Standart data/formula2. Metode Analisa Regresi3.Metode Data Waktu Gerakan (Predetermined Motion Time Sistem)
1. Metode Standart Data/Formula
Beberapa aktivitas pengukuran biasanya digunakan untuk satu jenis operasi tertentu dan tidak ada pemikiran untuk memanfaatkannya untuk operasi kerja lainnya. Hal ini merupakan langkah yang tidak efisienPenetapan waktu baku dengan standart data sangat sederhanaKegiatan pengukuran dengan stopwatch dilakukan sekali, kemudian digunakan untuk jenis operasi kerja lain
Manfaat Metode Standart Data
Mengurangi aktivitas pengukuran kerjaMempercepat penetapan waktu baku Digunakan untuk problem konstan seperti set up, loading/unloading, handling machine
2. METODE ANALISA REGRESI
Metode pengukuran kerja dengan menggunakan rumus(formula ) klasik yang dikembangkan melalui rumus-rumus standart/teoritis maupun yang bersifat permanenseringkali akan sangat bermanfaat dalam kasus dimanaelemen-elemen kerja tidak berupa variabel-variabel yang sama dengan yang telah didefinisikan atau distandartkan
Pendekatan dengan analisa regresi akan dapatdiaplikasikan yaitu bilamana sejumlah data waktu yang diperoleh melalui beberapa eksperimen dan dikaitkandengan satu atau beberapa variabel lain
a. Regresi linier
y = a + bx
a =
b =
Standart error = Sy =
∑ ∑∑ ∑ ∑
−
−22 )()(
))(()(xxN
yxxyN
∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑
−
−22
2
)()())(())((
xxNxyxxy
2)ˆ( 2
−
−∑N
yy
b. Regresi Kuadratik
y = a + bx + cx2
ΣY = aN + bΣX + cΣX2
ΣXY = aΣX + bΣX2 + cΣX3
ΣX2Y = aΣX2 + bΣX3 + cΣX4
Standart error = Sy = 2
)ˆ( 2
−
−∑N
yy
3. Metode Data Waktu Gerakan (Predetermined Motion Time Sistem)
Predetermined Motion Sistem terdiri dari suatu kumpulan data waktu dan prosedur sistematik dengn menganalisa dan membagi-bagi setiap opearsi kerja (manual) yang dilaksanakan oleh operator ke dalam gerakan-gerakan anggota tubuh, kemudian menetapkan nilai waktu masing-masing berdasarkan waktu yang ada
METODE PENENTUAN WAKTU BAKU SECARA SINTESA
Analisa waktu gerakan (Motion Time Analysis)Waktu gerakan baku (Motion Time Standart)Waktu Gerakan Dimensi (Dimension Motion Time)Faktor-faktor kerja (Work factors)Pengukuran Waktu Gerakan (Motion Time Measurement)Pengukuran Waktu Gerakan Dasar ( Basic Motion Time)
Kelebihan Predetermined Motion Time System
Setiap elemen gerakan sudah diketahui waktunyaPenentuan waktu baku untuk setiap operasi lebih cepatBiaya untuk menetapkan waktu baku lebih murahUntuk mengembangkan metoda yang adaMembantu perancangan produk
Keuntungan pokok metode Predetermined Motion Time System dibandingkan denganteknik pengukuran kerja yang lain adalah sistemini bisa digunakan untuk menetapkan waktubaku suatu operasi kerja apabila pola gerakandiketahui
KeuntunganPredetermined Motion Time System
Sistem Faktor Kerja (Work Factor System)
Work Factor System adalah salah satu Predetermined Motion Sistem yang paling awal dan secara luas diaplikasikanVariabel utama : 1. anggota tubuh yang digunakan2. jarak yang harus ditempuh3. kontrol manual 4. berat yang menghambat
Anggota Tubuh Yang Digunakan
Ada enam anggota tubuh yang diperhatikan :1. jari atau telapak tangan2. lengan3. putaran lengan4. badan bagian atas5. telapak kaki6. kaki
Jarak yang Harus Ditempuh
Jarak yang harus ditempuh yang dimaksud disini adalah jarak lurusantar titik dimulainya gerakan sampaisaat gerakan tersebut berhenti sepertiditunjukkan oleh gerakan angota tubuh
KONTROL MANUALSemakin besar kontrol manual diperlukan, semakin lama pula waktuyang dibutuhkan
Besar kecilnya kontrol dipengaruhi oleh empat faktor :1. Faktor kerja dari keadaan perhentian yang pasti (definite stop
work factor)2. Faktor kerja pengarahan (directional control work factor)3. Faktor kerja kehati-hatian (care work factor)4. Faktor kerja perubahan arah gerak (change of direction work
factor)
ELEMEN-ELEMEN STANDART DALAM SISTEM FAKTOR KERJA
Transport, Reach dan Move (TRP)Grasp (G)Pre-Posistion (PP)Assembly (ASY)Use (manual, process, or machine time)- (US)Diassemble (DSY)Mental Process (MP)Release (RL)
Methods Time Measurement (MTM)
MTM (pengukuran waktu metoda ) adalahsuatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambargerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerjaindustri yang direkam dalam film
Unit waktu yang digunakan dikenal denganTMU (Time Measurement Unit). 1 TMU = 0,00001 jam = 0,0006 menit
GERAKAN-GERAKAN DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM MTM
menjangkau (reach)mengangkut (move)
memutar (turn)menekan (apply pressure)
memegang (grasp)mengarahkan (position)
melepas (release)melepas rakit (disassemble)
gerakan mata (eye times)gerakan angggota badan, kaki,
dan telapak kaki
SUMMARY
Pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran tidak langsung merupakan pengukuran kerja dimanaoperator tidak perlu datang ke tempat pekerjaan yang akan diukurPerhitungan waktu kerja dilakukan dengan membacatabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahuielemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakanPengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran tidak langsung dibedakan menjadi metode StandartData, Analisa Regresi dan Predetermined Motion Time System
SOAL1.Berdasarkan eksperimen yang dilaksanakan untuk
kegiatan jasa pelayanan pembersihan gedung (cleaning service), telah berhasil dikembangkan formulasi empirisyang mengikuti model persamaan garis regresi linier untuk pembersihan lantai sebagai berikut :
Tw = a + bX = 126,70 + 5,30 Xdimana : Tw = waktu untuk pembersihan lantai (s)X = total luas area lantai yang akan dibersihkan (m2)a. Berdasarkan hal tersebut diatas hitung waktu yang
diperlukan untuk membersihkan lantai gedung dari :- Gedung Surabaya Towers seluas 10000 m2
- Kantor konsultan manajemen seluas 496 m2
b. Bilamana kegiatan tersebut harus diselesaikan antarajam 07.00-08.00 pagi setiap harinya, maka:
- estimasikan jumlah tenaga kerja yang diperlukanuntuk masing-masing kegiatan pelayanankebersihan pada kedua gedung
- hitung biaya yang harus dikeluarkan oleh keduainstansi diatas selama 1 tahun (250 kerja) untukkontrak pelayanan pembersihan bila ongkospelayanan pembersihan sebesar Rp. 10.000,- perjam (sudah termasuk material, upah, pajak, dsb)
2.Jelaskan langkah-langkah umum yang harusdikerjakan dalam proses pengukuran kerjasecara tidak langsung dengan mengaplikasikanmetode PMTS! Variabel-variabel apa yang harus diperhatikan dalam hal ini?
3. Apakah yang dimaksudkan dengan unit satuanTMU? Jelaskan!
4. Apakah yang dimaksud dengan indirect time study ? jelaskan! Dan apa pula bedanyadengan direct time study?
REFERENSI
Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., LondonPolk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerakdan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
PENGUKURAN ENERGI FISIK SEBAGAI TOLOK UKUR
PERBAIKAN TATA CARA KERJA
PERTEMUAN KE-13
PENDAHULUAN
Pada saat tata cara kerja secara perlahan-lahandirubah ataupun diperbarui agar bisa lebih cepat, sederhana dan atau mudah dikerjakan, makakecenderungan yang dijumpai dalam upayaperubahan adalah menghindari kegiatan-kegiatanyang harus dilaksanakan dengan menggunakanenergi otot manusia dengan mekanisasi ataumachine power
Studi ergonomi dalam kaitannya dengankerja manusia digunakan untukmengevaluasi dan merancang kembali tatacara kerja yang harus diaplikasikan agar bisamemberikan peningkatan efektivitas danefisiensi, juga kenyamanan dan keamananmanusia
Salah satu tolok ukur untuk mengevaluasi apakah tata cara sudah dirancang dengan baik, selain waktu adalah dengan mengukur penggunaan energi kerja yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas
Berat ringannya pekerjaan bisa ditentukan melalui :
laju detak jantung (heart rate)tekanan darah (blood pressure)temperatur badan (body temperature)laju pengeluaran keringat (sweating rate)konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption)kandungan kimiawi dalam darah ( lactic acid content)
Manfaat pengukuran energi selain digunakan untukevaluasi dan perancangan adalah untuk aplikasipada permasalahan :
1. Keselamatan (safety)2. Pengaturan jadwal periode istirahat3. Spesifikasi jabatan4. Evaluasi jabatan5. Tekanan dari faktor lingkungan
KERJA FISIK DAN KONSUMSI ENERGI KERJA
Kerja fisik : kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganyaProses metabolisme : penghasil energi untuk kerja fisikenergi yang dikonsumsikan dinyatakan dalam kilo kalori/Kcaldalam fisiologi kerja, energi yangdikonsumsikan bisa diukur langsung melalui konsumsi energi , 1 liter O2 = 4,8 Kcal = 20 Kj
Untuk mengetahui besarnya energi kerja fisik bisa dilakukan dengan membandingkan konsumsi oksigen dengan laju detak nadi/jantung1. Untuk operator laki-laki yang melakukan
aktivitas kerja fisik dengan pulsa 75denyut/menit = 0,5 liter/menit = 2,5 Kcal
2. Wanita : lebih tinggi ± 10 denyut/menit3.Istirahat : pulsa 62 denyut/menit = 250
ml/menit = 1,25 kcal/menit
BASAL METABOLISMEKonsumsi energi tetap diperlukan meskipun orang tidakmelakukan aktivitas fisik. Kondisi inilah yang dinamakan basal metabolismeEnergi kimiawi dari makanan hampir seluruhnya dipakai untukmenjaga panas badan agar manusia tetap hidupFaktor yang berpengaruh terhadap metabolisme basal = berat badan, tinggi dan jenis kelaminMetabolisme basal :1. pria dewasa berat 70 kg = 1,2 Kcal/menit = 1700 Kcal/24 jam2. wanita dewasa berat 60 kg = 1 Kcal/menit= 1450 kcal/24 jam
KONSUMSI ENERGI KERJAAdanya kerja fisik akan menyebabkan penambahan energi
Kalori kerja : kenaikan konsumsi energi dalam kerja fisik
Konsumsi energi untuk kerja fisik (metabolisme kerja) = basal metabolisme + nilai kalori kerja
Untuk kegiatan yang memerlukan gerakan fisik anggota dalamklasifikasi ringan (berjalan, duduk/berdiri, berpakaian dan alian-lain) memerlukan tambahan kalori kerja sebanyak 600 – 700 Kcal/24 jam atau total kebutuhan energi sebesar 2300 -2400 Kcal/24 jam
STANDART UNTUK ENERGI KERJA
Konsumsi energi maksimum untuk kerja fisikberat/kasar secara terus menerus sebesar 5,2 Kcal/menitNilai 5,2 Kcal/menit jika dikonversikan dengan :a. konsumsi oksigen = 5,2/ 4,8 = 1,08 liter oksigen/ menitb. tenaga/daya = 5,2 x 4,2 KJ/menit = 21,84 KJ/menit atau 21,48 x 1000/60 = 364 watt
KAPASITAS ENERGI
Usia (tahun) % Kemampuan20 - 30 100%
40 96%50 90%60 80%65 75%
PENJADWALAN WAKTU ISTIRAHAT
Orang yang bekerja berat secara perlahan-lahan akan mengalami kelelahan sehingga perlu istirahat sebesar :
R =
dimana : R = waktu istirahat (menit)T = total waktu yang dipergunakan untuk kerja (menit)K = rata-rata energi yang dikonsumsikan (Kcal/menit)S = standart beban kerja normal (Kcal/menit)
5,1)(
−−
KSKT
CONTOH
Dari suatu aktivitas kerja memerlukan energi rata-rata sebesar 5,2 Kcal/menit selama periode 1 jam.Standart beban kerja normal= 4 Kcal/menitakanmemerlukan waktu istirahat sebesar :R = T(K-S)/K-1,5
= 60 (5,2 – 4)/(5,2 – 1,5) = 19,45 menit
Peningkatan Efisiensi Kerja FisikAgar penggunaan tenaga otot bisa optimal, makapengaturan cara kerjanya otot harus diperhatikandengan benar
Dalam hal ini kegiatan otot dapat dibedakan dalam 2 hal :
1. Kerja otot dinamik (berirama)2. Kerja otot statik (kerja bersikap/tetap)
Pengukuran fisiologi kerja terhadap cara membawa beban (load carrying) :
- double pack : konsumsi energi O2 kecil (100% )- head pack : konsumsi energi O2 105 % dibanding
double pack- yoke pack : konsumsi energi O2 130 % dibanding
double pack- hand pack : konsumsi energi O2 145% dibanding
double pack
Macam-macam kelelahan
- lelah otot : gejala kesakitan pada otot yangmenerima beban
- lelah visual : ketegangan pada organ mata- lelah mental ; lelah yang disebabkan kerja mental
(seperti pada proses berpikir)- lelah monotonis : lelah yang disebabkan olehaktivitas kerja yang bersifat rutin, monoton/lingkungan kerja yang sangat menjemukan
Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelahkronis dapat dicirikan seperti : 1. meningkatnya emosi dan rasa jengkel
sehingga orang menjadi kurang toleran ataua-sosia terhadap orang lain
2. munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan3. depresi yang berat
Pengaturan jadwal waktu kerja dan istirahat- pemberian waktu istirahat ± 15 % dari
waktu kerja- pengaturan jadwal istirahat yang lebih
sering akan memberikan total produktivitasyang konstan
SUMMARY1. Berat ringannya pekerjaan bisa ditentukan melalui gejala-
gejala perubahan dan dapat diukur melalui :heart rate, blood pressure, body temperature, sweating rate,oxygen consumption,serta lactic acid content
2. Konsumsi energi maksimum untuk melaksanakan kerja fisikyang berat adalah sebesar 5,2 Kcal/menit
3. Kapasitas energi yang mampu dihasilkan seseorangdipengaruhi oleh faktor usia. Kapasitas maksimum akandihasilkan seseorang yang berusia 20 – 30 tahun
4. Pengaturan jadwal istirahat yang lebih sering akan memberikan total produktivitas yang konstan
SOALDidalam pengukuran kerja selain pengukuran waktukerja yang tidak kalah pentingnya adalah melakukanpengukuran energi fisik yang digunakan untukmelakukan pekerjaan. Apakah maksud, tujuan danalasan-alasan perlunya melakukan pengukuranfisiologis ini?Apakah yang dimaksud dengan kelelahan kerja itu? Sebutkan macam-macam kelelahan yang andaketahui dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya!
SOALSeorang pekerja pabrik setiap jam kerjanya harusmelaksanakan tiga macam aktivitas fisik yang berbeda-bedadengan proporsi yang relatif sama. Dari hasil pengukuran energifisik yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas tersebutadalah : aktivitas x = 5,2 Kcal/mnt, aktivitas y = 4,7 Kcal/mntserta aktivitas z = 5,8Kcal/mnt. Bilamana standart energy cost ditetapkan 4 Kcal/mnt, tentukan berapa lama waktu istirahatyang seharusnya diberikan kepada pekerja tiap jamnya? Apakah yang dimaksudkan dengan beban kerja statik danbeban kerja dinamik? Manakah dinatara keduanya yang dianggap paling baik untuk kerja fisik manusia? Jelaskan alasansaudara!
REFERENSI– Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study :
Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York
– Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., London
– Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New York
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerakdan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, Jakarta
– Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
LINE BALANCING
PERTEMUAN KE-14
PENDAHULUAN
Aliran proses proses produksi dari suatu departemen ke departemen yang lainnya membutuhkan waktu proses produk, apabila terjadi hambatan atau ketidakefisienan dalam suatu departemen akan mengakibatkan tidak lancarnya aliran material ke departemen berikutnya, sehingga terjadi waktu menunggu (idle time) dan penumpukan material (Bottleneck).
Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi bagi setiap departemen dan berusaha memenuhi rencana produksi yang telah ditetapkan, sehingga diupayakan untuk memenuhi perbedaan waktu kerja dan memperkecil waktu tunggu.Konsep keseimbangan lini produksi sangat cocok untuk diterapkan bagi perusahaan bertipe produksi massal.Pada produksi masal, penurunan sedikit waktu siklus produksi akan memberikan penghematan besar dalam biaya produksi.Lini produksi yang seimbang, berarti tidak ada operasi-operasi yang menganggur, juga akan memberikan efisiensi yang bermuara pada optimalitas biaya produksi.
LINI PRODUKSI
Lini produksi adalah penempatan area-area kerja dimana operasi-operasi diatur secaraberurutan dan material bergerak secarakontinyu melalui operasi yang terangkaisecara seimbang.
JENIS LINI PRODUKSI
Menurut karakteristik proses produksinya, liniproduksi dibagi menjadi:Lini fabrikasi, merupakan lintasan produksiyang terdiri dari sejumlah operasi pekerjaanyang bersifat membentuk atau mengubahbentuk benda kerja.Lini perakitan, merupakan lintasan produksiyang terdiri dari sejumlah operasi perakitanyang dikerjakan pada beberapa stasiun kerjadan digabungkan menjadi benda assembly dan subassembly.
Keuntungan Perencanaan Lini Produksi
Jarak perpindahan yang minim diperoleh dengan cara mengatur susunan dan tempat kerjaAliran benda kerja atau material mencakup gerakan dari benda kerja yang kontinyu, alirannya diukur dengan kecepatan produksi dan bukan oleh jumlah spesifik.Pembagian tugas terbagi secara merata yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing pekerja sehingga pemanfaatan tenaga kerja lebih efisien.Pekerjaan operasi yang serentak yaitu setiap operasi dikerjakan pada saat yang sama di seluruh lintasan operasi.operasi unit, lintasan dimaksudkan sebagai penghasil unit tunggal, satu seri operasi atau grup pekerja ditugaskan untuk suatu produk, seluruh lintasan merupakan satu unit produksi.Gerakan benda kerja tetap sesuai dengan set-up dari lintasan dan bersifat tetap Proses memerlukan waktu yang minimum.
Persyaratan untuk menunjang kelangsungan lintasan produksiantara lain:
Pemerataan distribusi kerja yang seimbang di setiapstasiun kerja yang terdapat dalam suatu lintsanproduksi fabrikasi atau suatu lintasan perakitan yang bersifat manual.Pergerakan aliran benda kerja yang kontinyu padakecepatan yang seragam yang alirannya tergantungpada waktu operasi.Arah aliran material yang harus tetap sehinggamemperkecil daerah penyebaran dan mencagahtimbulnya waktu menuggu Karena keterlambatanbenda kerja.Produksi yang kontinyu guna menghindari adanyapenumpukan benda kerja lain sehingga diperlukanaliran benda kerja pada lintasan produksi yang kontinyu.
LINE BALANCING
Kriteria umum keseimbangan lintasan produksi adalahuntuk memaksimalkan efisiensi atau meminimumkanbalance delay, dengan tujuan pokok dari metode iniadalah untu mengurangi atau meminimumkan waktumenganggur pada lintasan yang ditentukan oleh operasiyang paling lambat.Tujuan perancangan keseimbangan lintasan adalahmendistribusikan unit-unit kerja atau elemen kerja padasetiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiunkerja pada lintasan produksi dapat ditekan seminimalmungkin sehingga pemanfaatan dari peralatan maupunoperator dapat digunakan seminimal mungkin.
KOMPONEN LINE BALANCING
Precendence diagramAssembly product
Work elemenWaktu operasi (TiWork stasiun (WS)
Cycle time (CT)Station timeIdle time (I)
Balance delay (D)Line effisciency (LE),Smoothes index (SI),Output produksi (Q),
Precendence Diagram
Merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, sertaketergantungan pada operasi kerja lainnya dengan tujuannya untukmemudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkaitdidalamnya, adapun tanda-tanda yang digunakan adalah sebagaiberikut:
Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor didalamnyamempermudah identifikasi dari suatu proses operasi.Tanda panah menunjukkan adanya ketergantungan dariurutan proses operasi, dalam hal ini operasi yang beradapada pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panahSimbol Angka diatas lingkaran adalah waktu standart yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi.
Assembly productAdalah produk yang melewati urutan work stasiun dimana tiap stasiun kerjamemberikan proses tertentu hingga selesaimenjadi produk ahir pada perakitan ahir.Work elemenElemen kerja/operasi merupakan bagian dari seluruh proses perakiatan yang dilakukan.Waktu operasi (Ti), adalah waktu standart untuk menyelesaikan suatu proses operasi.
Work Stasiun (WS)
Adalah tempat pada lini perakitan dimana proses perakitan dilakukan. Setelah menentukan interval waktu siklus, maka jumlah stasiun kerja efisien dapat ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:Ti = waktu operasi/elemen (i=1,2,3,….)C = jumlah elemenKmin= jumlah stasiun kerja minimum
C
tiK
n
i∑== 1min
Cycle Time (CT)Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk per satu stasiun. Apabila waktu produksi dan target produksi telah ditentukan, maka waktu siklus dapat diketahui dari hasil waktu produksi dan target produksi. Waktu siklus harus sama atau lebih besar dari waktu operasi terbesar yang merupakan penyebab terjadinya kemacetan (bottleneck) dan waktu siklus juga harus sama atau lebih kecil dari jam kerja efektif per hari dibagi dari jumlah produksi per hari, yang secara matematis dapat dituliskansebagai berikut:
Dimanatimaks = waktu operasi terbesar pada lintasanCT = waktu siklusP = jam kerja efektif per hariQ = jumlah produksi per hari
QPCTtimaks ≤≤
Station time, jumlah waktu elemen kerja yang dilakukan pada suatu stasiun kerja yang samaIdle time (I), merupakan selisih antara cycle time (CT) denganstation time (ST) atau I = CT-STBalance delay (D)Adalah ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dariwaktu menganggur sebenarnya yang disebabkan karenapengalokasian yang kurang sempurna diantara stasiun-stasiunkerja. Balance delay ini dinyatakan dalam prosentase, dandirumuskan sebagai berikut:
Dimanan = jumlah stasiun kerjaC = waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
= jumlah waktu operasi dari semua operasiti = waktu operasiD = balance delay (%)
%100)(
)(1 x
nxC
tinxCD
n
i∑=
−=
∑ti
Line Efficiency (LE)
Line efficiency (LE) adalah rasio dari total waktu distasiun kerja dibagi dengan waktu siklus dikalikan jumlahstasiun kerja
Dimana Sti = waktu stasiun dari stasiun ke-iK = jumlah stasiun kerjaCT = waktu siklus
%100))((
1 xCTK
StiLE
K
i∑−=
Smoothes Index (SI)
Smoothes index (SI), adalah suatu index yang menunjukkan kelancaran relative dari penyeimbangan lini perakitan tertentu.
DimanaSTmax = maksimum waktu di stasiunSTi = waktu stasiun di stasiun kerja ke-i
∑=
−=K
i
STiSTiSI1
max
2
)(
Output Produksi (Q)
Output produksi (Q), adalah jumlah waktu efektif yang tersedia dalam suatu periode dibagi dengan cycle time.
Dimana T = jam kerja efektif penyelesaian produkC = waktu siklus terbesar
CTTQ =
Metode Penyeimbangan Lintasan
Metode Bobot Posisi (Rule Positional-Weight) Metode Pembebanan Berurut (Largest Candidates Rule)Metode Pendekatan Wilayah (Killbridge-WesterHeuristic)
Metode Bobot Posisi(Rule Positional-Weight)
Metode bobot posisi merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan, yaitu oleh W.B.Helgeson danD.P. Birnie. Langkah-langakah penyelesaian dengan menggunakanmetode ini adalah sebagai berikut:Hitung waktu siklus, yaitu waktu waktu siklus yang diinginkan atau waktu operasi terbesar jika waktuoperasi terbesar itu lebih besar dari waktu siklus ynsagdiinginkan.Buat precendence diagram untuk tiap proses.Hitung bobot posisi tiap operasi yang dihitungberdasarkan jumlah waktu operasi tersebut dan operasi-operasi yang mengikutinya.
Urutkan operasi-operasi mulai dari bobot posisi tebesar sampai bobot posisi terkecil.Lakukan pembebenan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi dengan bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil, dengan kriteria total waktu operasi lebih kecil dari waktu siklus.Hitung efisiensi rata-rata dari stasiun kerja yang terbentuk.Gunakan prosedur trial and error untuk mencapaipembebanan yang akan menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar dari efisiensi pada langkah diatas.Ulangi langakah 6 dan 7 sampai tidak ditemukan lagistasiun kerja yang memiliki efisiensi yang lebih tinggi.
Metode Pembebanan Berurut(Largest Candidates Rule)
Langkah-langkah penyelesaian dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:Hitung waktu siklus yang diinginkanBuat precendence diagram untuk tiap prosesBuat matrik operasi pendahulu dan operasi pengikut untuk setiap operasi berdasarkan precendence diagramLakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai operasi yangmemiliki operasi pendahulu paling sedikit (mulai operasi yang tidak memiliki operasi pendahulu) dan waktu operasi terbesar dengan ketentuan bahwa waktu total operasi tidak melebihi waktu siklus.Hitung efisiensi rata- rata stasiun kerja yang terbentuk.Gunakan prosedur trial and error untuk mencari pembebenan yang akanmenghasilkan efisiensi lebih besar dari efisiensi rata- rata pada langkahdiatas.Ulangi langkah 5 dan 6 sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang memiliki efisiensi rata-rata yang lebih tinggi
Metode Pendekatan Wilayah(Killbridge-Wester Heuristic)
Metode ini dikembangkan oleh BedworthHitung waktu siklus yang diinginkanBuat precendence diagram untuk tiap prosesBagi jaringan kerja kedalam wilayah dari kiri kekananDalam tiap wilayah urutkan pekerjaan mulai dari waktu operasi terbesar sampai terkecil.Bebankan pekerjaan dengan urutan daerah yang paling kiri terlebih dahuluPada akhir tiap pembebanan stasiun kerja tentukan apakah utilitas waktu telah dapat diterima, jika tidak periksa seluruh pekerjaan yang memenuhi keterkaitan dengan operasi yang telah dibebankan.
Cara untuk memperoleh keseimbanganlintasan
• Memperbaiki metode kerja khususnya padastasiun-stasiun yang kritis, yaitu stasiun kerja yang cenderung melanggar batas waktu siklus yang telah ditetapkan
• Merubah kecepatan proses kerja• Menempatkan operator yang memiliki keterampilan
terbaik pada stasiun yang kritis• Hindari terjadinya penumpukan material (work in-
process storage) dengan melakukan kerja extra (overtime)
• Gunakan stasiun kerja ganda untuk melaksanakanelemen-elemen aktivitas yang sama untukmeningkatkan waktu secara efektif.
Contoh : Penggunaan Metode Line Balancing : Rank Positional Weight
53
6
5
62
1
3
5
2
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Elemen Bobot Posisi
1 6 + 2 + 2 + 6 + 5 + 6 + 5 + 7 + 1 + 3 + 5 = 482 2 + 2 + 6 + 5 + 6 = 213 5 + 3 + 5 + 6 = 194 7 + 3 + 5 + 6 = 215 1 + 3 + 5 + 6 = 156 2 + 6 + 5 + 6 = 197 3 + 5 + 6 = 148 6 + 5 + 6 = 179 5 + 6 = 11
10 5 + 6 = 1111 6
Urutan berdasarkan bobot posisi terbesar : (1), (2), (4), (3), (6), (8), (5), (7), (9), (10), (11)
Stasiun Kerja I II III IV V VI
Elemen Aktivitas 1, 2 , 6
4, 5 3, 7 8 9, 10 11
Waktu Stasiun Kerja (Tsj)
10 8 8 6 10 6
BBalance delay stasiun = 10 – 6 = 4
BBalance delay lintasan = L = x 100% = 20%
•)106(48)106(
xx −
Beberapa petunjuk praktis untuk memperoleh lintasan yang seimbang
memperbaiki metode kerja khususnya untuk stasiun kerja yang kritismerubah kecepatan proses kerjamenempatkan operator terbaik pada stasiun kritishindari in proses storagegunakan stasiun ganda
SUMMARY
Konsep keseimbangan lini produksi sangat cocok untuk diterapkan bagi perusahaan bertipe produksi massal.Lini produksi yang seimbang, berarti tidak ada operasi-operasi yang menganggur, juga akan memberikan efisiensi yang bermuara pada optimalitas biaya produksi.Komponen line balancing : Precendence diagram, Assembly product, Work elemen, Waktu operasi (Ti), Work stasiun (WS), Cycle time (CT),Station time, Idle time (I), Balance delay (D), Line effisciency (LE), Smoothes index (SI), serta Output produksi (Q)Metode penyeimbangan lintasan : Metode Bobot Posisi (Rule Positional-Weight), Metode Pembebanan Berurut (Largest Candidates Rule) dan Metode Pendekatan Wilayah (Killbridge-Wester Heuristic)
SOAL
53
6
5
62
1
3
5
2
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1. Jika diketahui nilai Tc = 11 maka hitunglah nilai balance delay dan balance efficiencynya dengan menggunakan ketiga metodepenyembangan lintasan : metode bobot posisi, pembebananberurut serta pendekatan wilayah !
REFERENSI
Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Currie, R.M and Joseph E. Faraday, 1982, Work Study, Pitmans Books, ltd., LondonPolk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkSutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, BandungWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak danWaktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara danPengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta
KOMPENSASI FINANSIAL
DAN
SISTEM PEMBERIAN INSENTIF
PERTEMUAN KE-15
PENDAHULUAN
Waktu standart atau output standart merupakantolok ukur dan target yang harus dicapai olehseorang pekerjaBagi para pekerja yang mampu melampauistandart yang telah ditetapkan, akan dihargaidengan memberikan insentif (bonus) yang layakdan sesuai dengan prestasi yang telahditunjukkanTujuan utama pemberian insentif adalah untukmeningkatkan dan menjaga motivasi pekerjadalam kaitannya dengan peningkatanproduktivitas
KOMPENSASI FINANSIAL
Berbicara masalah insentif, secara umum selaludikaitkan dengan uang, walaupun kita mengenalbentuk insentif lain seperti promosi, pujian akankemampuan, hadiah barang dan sebagainyaPemberian insentif didefinisikan sebagai ”extra pay for extra performance”Upah yang diberikan pada operator yang berprestasi adalahTotal upah = upah dasar + insentif
DASAR PENETAPAN INSENTIF KERJA
Efisiensi kerja operator (labor efficiency)Kehadiran, disiplin kerja, kreativitas kerjaPendayagunaan fasilitas kerja (equipment utilization)Penghematan pemakaian material dan penekananskrap/wastePenghematan pemakaian energiPeningkatan kualitas output kerja dan menghindaricacat
TATA CARA PEMBERIAN UPAH DAN INSENTIF KERJA
Metode pembayaran upah berdasarkan hasil kerja (Daywork dan Measured Daywork)Metode pembayaran upah dan insentif kerja berdasarkan unit produk yang dihasilkan (Pierce Work Incentive)Metode pembayaran upah dan insentif kerja berdasarkan jam kerja standard yang dicapai (Standar Hour Incentive)Metode pembayaran upah dan insentif kerja berdasarkan prestasi kerja kelompok (Group Incentive)
PERTIMBANGAN KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF
Besarnya bonus/insentif yang diberikanFrekuensi pemberian bonus/insentifSiapa yang berhak menerima (group/ individual bonus)
Daywork
Tidak dikenal pemberian insentif langsung (direct incentive)Pekerja dibayar berdasarkan upah dasar (base rate) yang tergantung pada jumlah jam kerja danbesarnya ditentukan berdasarkan job evaluationtidak memperdulikan efisiensi kerja yang dicapaiTidak ada penetapan standar kerja baik waktumaupun tempat standartTidak ada upaya memotivasi pekerja untuk bekerjalebih keras
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE DAYWORK
Keuntungana. Tidak ada paksaan untuk mengikuti standard kerjab. Sederhana, mudah diaplikasikan dan bersifat
langsungKerugiana. Laju kecepatan produksi lambat dan tidak
beralasanb. Jadwal produksi dan evaluasi sulit ditetapkan
dengan keyakinan tinggi
Measured Daywork
Menggunakan standar kerja dan laporan periodik untuk dasar penetapan upahManajemen bisa menilai seberapa jauh pekerjabebas memberikan performans kerja terbaiknyaKenaikan upah harus bisa diberikan sebagaihasil performanse kerja yang bagusLaju produksi lebih tinggi, lebih teratur, jadwal produksi dan estimasi biaya lebih bisa dipercaya
Pierce Work Incentive
Pemberian insentif memenuhi konsep“Operator is bussiness for himself”Pembayaran upah operator secaralangsung terkait proporsional dengan unit produk (output) yang dihasilkanPara pekerja diberi upah minimal meskipun tidak mencapai target/standar kerja
CONTOH
Upah dasar operator untuk melakukan pekerjaan ditetapkan Rp. 15.000/jam, WS/unit = 0,3 menit OS = 60 menit /0,3 menit = 200 unit/jam Upah = 15.000/200 = 75/unit
Unit output/jam Upah dasar/insentif Upah /jam (Rp)
150 Upah dasar 15.000175 Upah dasar 15.000200 Upah dasar 15.000220 Insentif 16.500240 Insentif 18.000260 Insentif 19.000300 Insentif 22.500
Standar Hour Incentive
upah kerja berdasarkan jam kerja yang dicapai
Contoh : diketahui upah dasar Rp. 6000/jam dan WS = 0,3 menit / 0,005 jam/unit
•
Unit output/jam Upah dasar/insentif Jam kerja Upah (Rp/jam)
160 Upah dasar 0,8 6.000
180 Upah dasar 0,9 6.000
200 Upah dasar 1,0 6.000
220 Insentif 1,1 6.600
240 Insentif 1,2 7.200
260 Insentif 1,3 7.800
280 Insentif 1,4 8.400
Group Incentive
Pemberian insentif didasarkan pada output yang dihasilkan oleh kelompokKeuntungan : masalah kerja kelompok akan terjaga, ketegangan antar individu bisa dihindari Kerugian : individu yang performancenya jauh lebih menonjol dari anggota lainnya tidak puas karena insentifnya sama dengan anggota lain yang performancenya rendah
Pengukuran Output KerjaDidalam menghitungbonus/insentif, efisiensi (x) harus ditetapkan terlebihdahuluFormulasi efisiensi ;efisiensi =
Problem yang dijumpai dalam insentif berdasarkan output
1. Waktu siklus tidak sepenuhnya dikendalikan oleh manusia tetapi sebagian oleh mesinPermasalahan yang timbul adalah dalam kondisi kerja tertentu sering dijumpai bahwa operator tidaklah memiliki kesempatan untuk memperoleh bonus yang sama dengan operator yang melaksanakan pekerjaan dimana seluruh waktu kerja yang dimiliki berada pada kontrolnya secara penuh.
Problem yang dijumpai dalam insentif berdasarkan output
2. Kualitas ProdukKualitas output kerja akan cenderung menurun karena operator cenderung untuk menghasilkan output sebanyak-banyaknya. Orientasi yang lebih mementingkan kuantitas ini akan membawa penurunan kualitas pada produk yang dihasilkan.
3.Learning ProsesSemua operator tanpa kecuali seharusnya mampu berpartisipasi dalam incentive plan termasuk operator baru yang masih belum berpengalaman. Untuk memungkinkan operator baru mendapatkan bonus selama proses belajar, maka pada operator baru tersebut dapat diberi rangsangan untuk memperolehnya secara khusus. Misalnya denganpemberian bonus tetap selama proses belajar atau dengan cara memperbesar waktu standar yaitu dengan menambah waktu longgar.
Problem yang dijumpai dalam insentif berdasarkan output
SUMMARY
Insentif (bonus) diberikan kepada para pekerja yang mampu melampaui standart kerja yang telahditetapkan serta sesuai dengan prestasi yang telahditunjukkanInsentif diberikan dengan tujuan untuk meningkatkandan menjaga motivasi pekerja dalam kaitannyadengan peningkatan produktivitasTata cara pemberian upah dan insentif yang umumdiaplikasikan antara lain : daywork dan measured daywork, pierce work insentive, standar hour insentive dan group insentive.
SOAL
1. Diketahui upah dasar operator untuk melakukan pekerjaan ditetapkan Rp. 20.000/jam sedangkanWaktu Standar/unit = 0,4 menit. Berdasarkan data diatas hitunglah upah dan insentif yang diterimaoperator dengan berbagai jumlah output denganmetode :a.standar hour insentiveb.pierce work insentive
REFERENSI
Barnes, Ralph M, 1982, Motion and Time Study : Design and Measurement of Work, John Wiley & Sons, New York Polk, Edward J, 1984, Methods Analysis and Work Measurement, McGraw- Hill Book co, New YorkSutalaksana, Iftikar, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri , ITB, BandungWignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, StudiGerak dan Waktu, “ Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,”PT Guna Widya, JakartaWignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja ,”PT Guna Widya, Jakarta