bab ii pgn sicanang

35
BAB II DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN 2.1 Nama Kegiatan Nama kegiatan ini adalah pemasangan pipa gas 12” sepanjang 10,5 km dari stasiun pengatur tekanan gas Paya Pasir yang berada di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan sampai stasiun Perusahaan Listrik Negara yang berada di Kelurahan Sicanang Belawan Kecamatan Medan Belawan. 2.2 Lokasi Kegiatan Secara administratif lokasi kegiatan terletak di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan dan Kelurahan Belawan Pulau Sicanang Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Jalur pipa direncanakan melewati Jalan Titi Pahlawan, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Simpang Sicanang yang lebar jalannya kurang lebih 6-12 m dengan sirkulasi arus lalu lintas ramai dan lancar, serta menyeberangi Sungai Deli yang memiliki lebar 30-40 m dengan sirkulasi lalu lintas perairannya sangat sepi karena sangat jarang dilalui transportasi air. Peta lokasi pemasangan pipa gas, peta layout dan peta lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat pada lampiran. Jalur pemasangan pipa gas Paya Pasir-Sicanang ini menggunakan pipa gas yang panjangnya adalah 12 meter per batang dengan diameter 12”, sehingga untuk jalur pipa sepanjang 10,5 km PT. PGN menyediakan sekitar 875 batang pipa gas. UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT II - 1

Upload: eka-regar

Post on 11-Aug-2015

79 views

Category:

Environment


19 download

TRANSCRIPT

BAB II

DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1 Nama Kegiatan

Nama kegiatan ini adalah pemasangan pipa gas 12” sepanjang 10,5 km dari stasiun

pengatur tekanan gas Paya Pasir yang berada di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan sampai stasiun Perusahaan Listrik Negara yang berada di Kelurahan Sicanang

Belawan Kecamatan Medan Belawan.

2.2 Lokasi Kegiatan

Secara administratif lokasi kegiatan terletak di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan dan Kelurahan Belawan Pulau Sicanang Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

Jalur pipa direncanakan melewati Jalan Titi Pahlawan, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Simpang

Sicanang yang lebar jalannya kurang lebih 6-12 m dengan sirkulasi arus lalu lintas ramai

dan lancar, serta menyeberangi Sungai Deli yang memiliki lebar 30-40 m dengan sirkulasi

lalu lintas perairannya sangat sepi karena sangat jarang dilalui transportasi air.

Peta lokasi pemasangan pipa gas, peta layout dan peta lokasi pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat pada lampiran.

Jalur pemasangan pipa gas Paya Pasir-Sicanang ini menggunakan pipa gas yang panjangnya

adalah 12 meter per batang dengan diameter 12”, sehingga untuk jalur pipa sepanjang

10,5 km PT. PGN menyediakan sekitar 875 batang pipa gas.

Adapun titik awal rencana pemasangan pipa gas dimulai dari stasiun pengatur tekanan gas

Paya Pasir dengan titik koordinat 030 42’ 60,1” LU - 980 39’ 85,3” BT dan berakhir pada

stasiun Perusahaan Listrik Negara dengan titik koordinat 030 46’ 22,3” LU - 980 40’ 17,8” BT.

Jarak dengan permukiman penduduk di lokasi kegiatan pemasangan pipa gas sejauh lebih

kurang 5 m.

Beberapa titik koordinat yang dilalui untuk pemasangan pipa gas dapat dilihat pada tabel

2.1.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 1

Gambar 2.1. Skematik Jalur Pemasangan Pipa Gas Paya Pasir – Sicanang

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

Komplek Perumahan PT. PLN

II - 2

Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa jalur pipa gas yang akan dipasang melewati komplek

perumahan PLN yang ada di Jalan M. Basir, kemudian akan menyeberangi (crossing) Jalan Titi

Pahlawan, secara garis besar pipa gas ditanam di sebelah kiri Jalan Titi Pahlawan ke Jalan Yos

Sudarso, menyeberangi (crossing) Sungai Deli sampai pertengahan Jalan Simpang Sicanang, dari

pertengahan Jalan Simpang Sicanang ini, pipa gas yang ditanam berada di sebelah kanan jalan

(crossing), secara otomatis bagian sebelah kiri pipa gas merupakan jalan raya. Dalam hal ini

pemasangan pipa gas secara umum melewati pemukiman penduduk yang berada di kiri Jalan

Titi Pahlawan dan Jalan Yos Sudarso serta melewati pemukiman penduduk yang ada disebelah

kanan Jalan Simpang Sicanang. Jalur pemasangan pipa gas berakhir di PT. Perusahan Listrik

Negara yang berada di Jalan Simpang Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Secara umum jalur

yang dilalui pipa gas dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan pada lampiran foto kegiatan.

Tabel 2.1 Titik koordinat yang dilalui untuk pemasangan pipa gas Paya Pasir - Sicanang

Titik Koordinat Keterangan Gambar

030 42’ 60,1” LU - 980 39’ 85,3” BTTitik awal

pemasangan pipa gas

030 43’ 03,7” LU - 980 39’ 15,6” BT Crossing di Jl. Titi Pahlawan

030 43’ 23,1” LU - 980 40’ 33,9” BTCrossing Sungai Deli (Jembatan

Paya Pasir

030 45’ 15,1” LU - 980 40’ 33,9” BTCrossing Sungai Deli (Jembatan

Labuhan)

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 3

Titik Koordinat Keterangan Gambar

030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 37,0” BT Crossing di Jl. Simpang Sicanang

030 46’ 22,3” LU - 980 40’ 17,8” BTTitik akhir (Stasiun Perusahaan Listrik

Negara)

2.3 Skala Usaha dan Kegiatan

2.3.1 Bahan dan Material

Pemasangan pipa gas ini merupakan pemasangan pipa gas dengan dasar desain standar

API (American Petroleum Institute) yang telah dituangkan dalam Standar Pertambangan

Migas (SPM) 50.54.2-1992. Dalam standar tersebut telah dipertimbangkan:

Kekuatan pipa terhadap tekanan

Umur pipa yang dikehendaki

Perhitungan proses korosi

Gangguan atau beban dari lingkungan di sekitar jaringan pipa

Kapasitas gas yang akan dialirkan dengan proyeksi sampai beberapa tahun ke depan.

Pipa gas segmen Paya Pasir – PLN Sicanang terbuat dari baja API-5L-Gr B (SMYS = 35,000

psi) dengan diameter 12”. Pipa gas ini beroperasi dengan tekanan 10-16 Bar. Pipa gas

diperoleh dari PT. Krakatau Steel (Persero).

Pipa ditanam di bawah tanah dengan kedalaman 1,5-2 m. Data desain serta parameter

operasi dari pipa gas 12” dapat dilihat pada gambar dan tabel 2.2.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 4

Gambar 2.2Pipa gas standar API (American Petroleum Institute) yang digunakan di lapangan

Secara umum factor design pipa gas adalah sebagai berikut :

1. Kedalaman pipa minimum (di onshore tentu saja) adalah 1 m

2. Untuk pipa dari sumur minyak/gas jarak minimum dengan fasilitas

proses/bangunan lain adalah 4 m.

3. Untuk pipa penyalur minyak yang bertekanan lebih dari 16 bar(g) jarak minimum

adalah 9 m dan perancangannya harus memenuhi minimum location classification

class 2.

4. Untuk pipa pengalir (trunklines) gas/minyak, jarak minimum adalah 9 m dan

harus memenuhi minimum kelas 1 location classsification.

5. Jika jarak minimum pada no 3 dan no. 4 di atas tidak terpenuhi maka class

pipa harus dinaikkan satu tingkat di atasnya.

6. Jika jarak minimum pada no.3 dan no.4 di atas tidak terpenuhi, jaraknya bisa

diperpendek menjadi MINIMUM 3 meter dengan jalan design factor tidak lebih dari

0.3 (untuk diameter pipa < 12 inch), untuk pipa berdiameter > 12 inch design

factor 0,3 dan minimum wall thickness 0,468 inch.

7. Jika wall thickness pada No. 4 diatas tidak terpenuhi, jarak minimum adalah 3

m, dan design factor sama seperti tertera di No.4 di atas atau perlu penetapan

fasilitas penyelamat yang dipasang oleh Kepala Inspeksi Pertambangan.

8. Untuk pipa penyalur gas (transmission pipeline) pada tekanan 4 - 16 bar(g),

harus memenuhi class 4 location classification dan dipasang dengan jarak minimum

2 m

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 5

9. Jika jarak 2 m tidak terpenuhi, maka pipa harus dirancang dengan class 4

location classification, dengan factor design tidak lebih dari 0.3 atau perlu

penetapan fasilitas penyelamat yang dipasang pada Kepala Inspeksi Pertambangan.

Kesimpulannya Design factor < 0.3 dan memiliki Class 4, Location Classification,

maka jaringan pipa PGN tersebut tidak bermasalah dipasang di bahu jalan.

Tabel 2.2. Desain serta Parameter Operasi Pipa

Parameter Besaran Nilai dan UnitKualitas Material API-5L-Gr BSMYS 35,000 psiDiameter Pipa 12 inchTekanan Desain 40 Bar (580 psi)Tekanan Operasi 10 - 16 Bar (145-232 psi)Suhu Desain 300 CKatup ANSI 300Pelapis 47 mm Pengikat (Tape)Ketebalan Nominal Pipa 0,358 inchKetebalan Minimum Pipa 7,52 mmUmur pipa 30 tahunProteksi Katoda Arus terpasangFluida Produk dalam Pipa Metana dan Etana (C1) sebelum kebocoran

(dalam keadaan operasi maupun standby/no flow) dan nitrogen

Panjang pipa dari Paya pasir ke Stasiun PLN Sicanang

10,5 km

CP Value (pipe to soil potential) 1326 mV (in average)Injeksi Penghambat Korosi Tersedia pada Wampu StationPembersihan Tidak dilakukan kecuali dalam pipa ada flow Gas untuk pemeliharaan pipa Nitrogen (N2)

Sumber Data : PGN SBU III

2.3.2 Alat Kerja dan Tenaga Kerja

Peralatan yang digunakan dalam pengerjaan pemasangan pipa gas berbagai jenis dari

alat ringan sampai berat dan jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak 150 orang,

secara rinci tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.3. Alat Kerja dan Tenaga Kerja

No. Uraian Kegiatan Alat Kerja Tenaga Kerja

a. Pengangkatan Pipa Crane : 1 unitTruck : 1 unit 10 orang

b. Penjajaran Pipa Di Jalur Pipa Crane : 3 unit 5 orangc. Penggalian Tanah Cangkul, Dandang, Sekop, dll 20 orangd. Pengelasan Mesin Las : 10 unit 20 orang

e. Penurunan Dan Penimbunan PipaTreepot : 3 unitChain Blok : 3 unit 15 orang

f. Pengecekan Hasil Sambungan Alat Test : 10 unit 15 orang

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 6

No. Uraian Kegiatan Alat Kerja Tenaga Kerja

(non desctructive test)

g. HydrotestTreepot : 1 unitChain Blok : 1 unitPompa : 2 unit

5 orang

h. Pengeboran (crossing jalan raya)

Treepot : 4 unitChain Blok : 4 unitAuger Boring : 1 unitCrane : 1 unit

20 orang

i.Pengeboran Horizontal Langsung/HDD (sungai besar)

Treepot : 4 unitChain Blok : 4 unitHDD Machine : 1 unitCrane : 1 unit

20 orang

j. Pembuatan Jembatan

Treepot : 3 unitChain Blok : 3 unitCrane : 1 unitExcavator : 1 unitPiling Mesin : 1 unit

20 orang

Jumlah Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan pemasangan pipa gas 150 orangSumber Data : PGN SBU III

Tenaga kerja yang bekerja pada pemasangan pipa gas dibagi dalam 3 shift yaitu pukul

08.00-16.00 WIB, 16.00-24.00 WIB dan 24.00-08.00 WIB, dimana setiap shift terdiri dari

8 jam.

Faktor keselamatan kerja menjadi prioritas utama dalam pekerjaan ini, maka PT. PGN

menyediakan peralatan pelindung diri (APD) maupun pelindung peralatan. Hal-hal yang

berkaitan dengan tenaga kerja dan keselamatan kerja, PT. PGN akan melaksanakan

antara lain :

Untuk menjaga keselamatan kerja personil, PT. PGN menyediakan peralatan K3PL

untuk setiap orang yang bekerja dalam lingkup pekerjaan ini.

Masing-masing pekerja diharuskan menggunakan minimal peralatan pelindung diri

K3 pada pekerjaan ini diantaranya helm safety, kacamata dan sepatu safety.

Seluruh pekerja yang berada di lokasi pekerjaan dilarang merokok.

Menempatkan peralatan dan material saat bekerja atau saat penyimpanannya tidak

membahayakan pekerja dan orang lain.

Mempunyai organisasi keselamatan yang jelas serta tanggung jawab untuk setiap

personel selama keproyekan berlangsung.

Program keselamatan pekerja dibuat secara tertulis dan memadai serta jelas dan

kapan terakhir dipakai.

Menyediakan personil yang berpengalaman di bidangnya serta bersertifikat sesuai

dengan keahliannya.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 7

Memakai Safety Officer yang berpengalaman dan bersertifikat dalam menangani

pekerjaan K3.

Memiliki peralatan kerja yang terkalibrasi dan bersertifikat yang berasal dari badan

sertifikasi yang diakui.

Membuat peraturan dan sanksi untuk pekerja yang tidak mentaati prosedur.

Setiap pekerja mempunyai asuransi kecelakaan.

Gambar Struktur Organisasi yang dimiliki PT. Perusahaan Gas Negara dapat dilihat berikut ini:

Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara

2.3.3 Penggunaan Energi Listrik

Penggunaan energi listrik diperlukan dalam pengerjaan pengelasan pipa besi

bersumber dari genset dengan kapasitas 100 KVA sebanyak 10 unit dengan bahan

bakar solar.

2.3.4 Penggunaan Bahan Bakar

Pekerjaan kontruksi diperkirakan selama 3 bulan. Perkiraan pemakaian bahan bakar

khusus peralatan memakai solar sebesar 117.788 liter dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.4. Penggunaan Bahan Bakar

No. Nama Peralatan Pemakaian Solara. Truk/ Crane/ Chain Blok 20.250b. Mesin bor 3.038c. Mesin Las/Genset 94.500

Total Pemakaian 117.788Sumber Data : PGN SBU III, 2011

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

DIREKTUR Tenaga Ahli

Pengawasan Tata Usaha

Pergudangan

Perlengkapan

Administrasi Keuangan

Security & K3

Rekrutmen

Personalia

Teknik & Perencanaan

Hub. Pemerintah

Hub. Sosial

Humas

II - 8

2.3.5 Penggunaan Oli

Pemakaian oli untuk semua alat kerja selama kegiatan berlangsung diperkirakan

sebesar 70 liter/bulan, pelaksanaan konstruksi diperkirakan selama 3 bulan, sehingga

total pemakaian oli sekitar 210 liter. Secara rinci penggunaan oli dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 2.5. Penggunaan oli

No. Nama Peralatan Jumlah (unit) dan kapasitas

Pemakaian Oli

a. Mesin Las 10 unit x 3 liter 30 literb. Genset 10 unit x 2 liter 20 literc. Mesin bor 1 unit x 4 liter 4 literd. Crane 5 unit x 2 liter 10 litere. Truk 1 unit x 6 liter 6 liter

Total Pemakaian 70 literSumber Data : PGN SBU III, 2012

Penanganan oli bekas yang dihasilkan dari mesin genset dan lainnya sementara di

kumpulkan di dalam drum, lama penyimpanan oli bekas ini tidak melebihi 90 hari,

selanjutnya akan diserahkan kepada pengelola limbah B3 yang memiliki izin dari

Kementerian Lingkungan Hidup.

2.3.6 Penggunaan Air

Sumber air untuk kebutuhan minum pekerja disuplai bagian logistik. Selanjutnya dalam

kegiatan hydrotest akan menggunakan air PDAM sebanyak 1.200 m3 berdasarkan

perhitungan volume pipa keseluruhan. Kegiatan hydrotest diperkirakan memerlukan

waktu kurang lebih satu minggu, setelah itu air uji hydrotest dibuang ke drainase

umum.

2.3.7 Tahapan Rencana Kegiatan

Secara garis besar, proses kegiatan pemasangan pipa gas pada tahap konstuksi

direncanakan akan dimulai pada bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

Sedangkan jadwal kegiatan operasional dilakukan setelah selesainya tahap konstruksi.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

a Tahap Prakonstruksi1 Studi Kelayakan2 Penyediaan lahan

b Tahap Konstruksi 1 Pemasangan pipa

c Tahap Operasional1 Pengoperasian 2 Pemeliharaan

Kegiatan No 2012 2013Tahun

2014 s/d 2024 dst

Tabel 2.6. Tahapan Rencana Kegiatan pemasangan pipa gas diameter 12” sepanjang 10,5 km

dari stasiun pengatur tekanan gas Paya Pasir sampai stasiun PLN Sicanang.

Sumber Data : PGN SBU III, 2012

2.4 Komponen Pelaksanaan Rencana Kegiatan

Untuk lebih memudahkan dalam mengidentifikasi dampak yang akan terjadi pada

kegiatan ini, maka rencana kegiatan pemasangan pipa gas dia. 12” ini akan diuraikan pada

tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasional dan pasca operasional.

2.4.1. Tahap Pra Konstruksi

Berikut ini uraian kegiatan-kegiatan pada tahap pra konstruksi yang meliputi :

1. Studi Kelayakan

Studi kelayakan yang dilakukan bertujuan untuk menentukan bagaimana kelayakan

secara ekonomi, teknologi dan ketersediaan lahan yang menjadi pertimbangan

dalam menentukan rencana kegiatan. Studi kelayakan terkait rencana pemasangan

pipa gas mempertimbangkan :

Kebutuhan pelanggan

Ketersediaan tata struktur

Rencana pengembangan sesuai kondisi

Proyek lanjut kedepan

2. Penyediaan Lahan

Adapun luas lahan yang diperlukan untuk pemasangan pipa gas dia 12” dari stasiun

pengatur tekanan gas Paya Pasir sampai Stasiun PLN Sicanang adalah 525.000 m2 dari

perhitungan lebar 50 cm dikali panjang 10.500 m. Jalur pipa melewati daerah milik

jalan (DMJ) yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada skematik dibawah ini.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 10

Gambar 2.4. Skematik Jaringan Pipa Gas Wilayah Medan

Gambar 2.4. Skematik Jaringan Pipa Gas Wilayah Medan

2.4.2. Tahap Konstruksi

Pada umumnya kegiatan konstruksi pemasangan pipa gas diuraikan sebagai berikut :

1. Penyiapan Lahan

Dalam tahap ini seluruh lahan yang telah direncanakan sebagai jalur pipa

diperlakukan secara khusus sehingga pipa siap digelar. Kegiatan ini terdiri dari :

- Pengukuran dan pematokan.

Sebelum pelaksanaan konstruksi, harus dilakukan survei mengenai kelayakan

dan kejelasan rute jalur pipa serta pengumpulan data yang relevan tentang

jalur pipa yang akan dibangun pada saat survei awal.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 11

Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a) Rintangan (obstacle) yang dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi:

- Utilitas existing : utilitas PAM, Pertamina, PLN, Telpon dan instalasi

bawah tanah lainnya.

- Bangunan semi permanen: warung, kios, taman, tempat parkir dll.

b) Periksa kondisi dan keadaan jalan disekitar jalur sebelum penggalian, catat

dan potret hasilnya.

c) Periksa dan catat keadaaan lalu lintas di sekitar rencana jalur pipa yang

dekat dengan perumahan, pasar dll.

d) Periksa dan catat jalur rencana pipa yang berhubungan langsung dengan

jalan dan juga disesuaikan dengan desain penampang sungai, agar tidak

mengganggu typical sungai. Setelah survei, harus diberi tanda untuk

memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.

- Pembersihan jalur pipa

Pelaksanaan persiapan jalur pipa harus berada pada jalur yang telah ditetapkan

pada survei konstruksi. Jenis peralatan untuk pembersihan dan persiapan lahan

harus memperhatikan kondisi lapangan dan jenis pipa yang akan dipasang,

pekerjaan persiapan/pembersihan jalur pipa yang akan melewati jalan-jalan

rumah, pintu masuk ke tanah milik pribadi atau jalur-jalur jalan akses lainnya,

harus memberikan pemberitahuan sebelumnya setidaknya selama 24 jam dan

tidak lebih dari 48 jam tentang penyelesaian proses. Penebangan pohon hanya

dilakukan jika benar-benar diperlukan, dan diusahakan seminimal mungkin

terutama daerah jalur hijau, pohon-pohon tanaman pelindung dan semak-

semak juga tidak boleh ditebang tanpa seizin dari pemiliknya. Jika diperlukan

pembersihan dan pengerukan pada daerah luas dan terbuka dapat dilakukan

dengan memakai excavator, dozer dan dump truck.

- Pembuatan tanda pengaman dan pemasangan rambu

Pengamanan di jalur pemasangan pipa gas sangat wajib dilakukan. Rambu-

rambu dipasang sebelum dan pada jalur pemasangan pipa gas dan dipastikan

rambu-rambu dapat terlihat jelas, hal ini bertujuan untuk mencegah dampak

kecelakaan kerja bagi pekerja konstruksi, masyarakat sekitar, pengguna jalan

dan juga untuk kenyamanan serta kelancaran lalu lintas. Selain itu juga

ditugaskan 2 (dua) orang pengatur jalan untuk mencegah kemacetan lalu lintas

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 12

di sepanjang pemasangan pipa gas, yang mana mereka bekerja secara shift

(bergantian) dari pukul 08.00-16.00 wib dan 16.00-24.00 wib.

- Pembuatan base camp serta bangunan pengawas lapangan.

Base camp (pangkalan) merupakan titik kumpul bagi para pekerja maupun

pengawas lapangan untuk melakukan review selama melakukan kegiatan

pemasangan pipa gas di lapangan.

- Pembuatan papan nama proyek.

Pemasangan papan proyek merupakan salah satu keharusan sebagai suatu

identitas pelaksanaan kerja di lapangan.

2. Mobilisasi Peralatan dan Material

Penempatan peralatan pada saat pelaksanaan konstruksi diupayakan agar tidak

mengganggu arus lalu lintas. Alat berat akan digunakan seperlunya sesuai kondisi

lapangan.

Bahan yang digunakan adalah pipa baja, beton siap pakai, besi beton, semen, baut,

mur dan pelapis. Untuk meminimasi peningkatan debu akibat mobilitas peralatan

dan material akan dilakukan upaya pembatasan kecepatan dan optimasi

pengangkutan. Jika peralatan yang dibutuhkan tersedia di Kota Medan, maka

dilakukan mobilisasi melalui jalan-jalan dalam kota yang cukup baik kondisinya.

Peralatan dari luar medan didatangkan melalui pelabuhan Belawan.

3. Pemasangan Pipa Gas

Langkah-langkah pekerjaan pemasangan pipa adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan Stock Pile

Pipa yang akan dipasang didatangkan dari pabrik ke lokasi, dilakukan penimbunan

pada jalur pipa dan pipa tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah,

tetapi harus diberi penyangga dari kayu.

Pada setiap penimbunan pipa, kayu penyangga yang berada di bawah berukuran

paling sedikit 150 mm x 100 mm, bila penimbunan tersebut dilakukan di tanah yang

keras, dan kayu dengan ukuran yang lebih besar bila penimbunan pipa dilakukan di

tanah yang lunak. Selanjutnya kayu penyangga tersebut dibuat cukup tinggi untuk

menahan timbunan pipa pada jarak paling sedikit 100 mm dari permukaan tanah

dan dibuat cukup lebar untuk menghindari amblasnya pipa ke dalam tanah lunak.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 13

b. Penjajaran (stringing)

Penjajaran pipa dilakukan sebelum pekerjaan pengelasan dan penurunan.

Penjajaran pipa dilakukan sangat hati-hati untuk menghindari kemungkinan

terjadinya kerusakan. Pipa yang telah dijajarkan di dekat rencana jalur diamankan

dari kemungkinan tertabrak kendaraan. Sebagai alat pengaman digunakan drum-

drum yang diisi tanah sampai penuh dan dilas tutupnya kemudian di cat zebra

warna kuning. Bila penjajaran dilakukan sepanjang jalan raya, jalan masuk/keluar

rumah atau kantor diusahakan tetap terbuka.

Gambar 2.5Ilustrasi penjajaran pipa gas di lapangan

c. Pengelasan (welding)

Pengelasan dilakukan sesuai prosedur pengelasan, yaitu pipa diletakkan diatas

balok kayu setebal 100 mm. Untuk mendapatkan kelurusan yang baik antara kedua

pipa yang akan disambung, digunakan line up clamp. Jarak antara kedua ujung pipa

yang akan dilas minimal 1 mm dan maksimal 2,5 mm untuk menjamin agar terjadi

penetrasi lengkap, tanpa terjadinya burn trough. Setelah pipa dilas kedua ujungnya

dilakukan pemeriksaan hasil pengelasan dan sambungan dengan sinar x.

Sambungan yang telah lulus uji selanjutnya diberi coating joint untuk perlindungan

terhadap korosi.

Setiap hari apabila pekerjaan pengelasan dihentikan, maka sebelum ditinggalkan

kedua ujung pipa ditutup.

Metode pengelasan yang digunakan adalah las oksi asetilen yang merupakan

proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan

dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilen melalui pembakaran UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 14

C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Pembakaran gas C2H2 oleh

oksigen (O2) dapat menghasilkan suhu yang sangat sangat tinggi sehingga dapat

mencairkan logam. Logam dalam hal ini merupakan pipa gas yang terbuat dari baja

yang panjang satu batangnya adalah 12 m dan merupakan baja tahan karat

austenitik yang mengandung nikel dan berkadar krom tinggi.

Gambar 2.6Ilustrasi pengelasan pipa gas di lapangan

Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar serta debu asap las yang

dapat membahayakan juru las dan pekerja lain di sekitar pengelasan. Komposisi

kimia dari debu asap las terdapat fluor (F) dan oksida kalium (K2O). Gas-gas yang

terjadi pada waktu pengelasan adalah gas karbon monoksida (CO), karbon dioksida

(CO2), ozon (CO3) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Oleh karena itu, untuk mencegah

hal-hal yang tidak diinginkan maka semua pekerja diwajibkan menggunakan

peralatan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diantaranya helm, sarung tangan,

sepatu, pelindung mata, masker dan lain sebagainya.

d. Penggalian Parit

Sebelum melaksanakan penggalian parit maka harus diketahui keberadaan

instalasi-instalasi di bawah tanah, seperti pipa-pipa gas atau air, kabel listrik, kabel

telepon, dan gorong-gorong di sepanjang jalur pipa yang telah ditentukan. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam penggalian parit peletakan pipa adalah :

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 15

Lebar Parit Galian

Lubang galian dibuat cukup lebar, sehingga pada waktu menurunkan pipa

dinding lubang galian tersebut tidak rusak dan memungkinkan pengurugan

kembali. Lebar lubang penggalian yang diperkenankan adalah selebar diameter

pipa yang telah dicoating, ditambah 30 cm. Pada daerah tertentu dimana

keadaan tanahnya labil, akan dibuat penguat/pengaman pada dinding lubang

galian untuk menghindari longsoran. Untuk keperluan tie ins, lebar lubang

galian harus dibuat sedemikian rupa sehingga pengelasan tie ins dan

pemeriksaan radiography dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Dasar Parit Galian

Dasar parit galian dibentuk rata dan bebas dari batu-batu, kayu-kayu, akar-akar

dan sampah. Dasar lubang akan diberi pasir setebal kurang lebih 15 cm,

sehingga dasar parit galian rata. Hal ini ditujukan untuk mencegah genangan

dan rembesan air, dan tidak merusak coating pipa. Pada galian tanah yang

berbatu, penyeberangan jalan atau di tempat-tempat yang ditentukan oleh

proyek, kedalaman lubang ditambah 15 cm dan diurug pasir setebal 15 cm

sebagai penempatan pipa, sedangkan bagian di atas pipa ditimbun pula dengan

pasir setebal 25 cm.

Panjang Galian yang Terbuka

Batas maksimum panjang galian yang terbuka berkisar 200 m dengan Lebar 50

cm x Tinggi 120 cm, sesuai petunjuk Dinas Bina Marga. Galian baru akan

dilaksanakan setelah batas panjang maksimum diselesaikan.

Catatan penting dalam proses penggalian

Dari proses penggalian tersebut, maka dapat diambil catatan penting yang harus

dilaksanakan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan kedepannya,

yakni:

Bekerjasama, berkoordinasi serta memliki izin dari dinas maupun instansi

terkait termasuk izin dari Dinas Bina Marga.

Tidak merusak bangunan masyarakat seperti tempat jualan, jalan/jembatan

masuk ke rumah penduduk ataupun gang dan sebagainya.

Tidak merusak utilitas yang ada pada jalur lintasan pipa seperti jaringan

Telkom, listrik maupun jaringan air PDAM yang berada di dalam tanah.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 16

Bilamana jaringan pipa melewati vegetasi, maka vegetasi yang di tebang

akan diganti, dengan memperoleh izin dari Dinas Pertamanan.

Jika melewati areal kegiatan padat penduduk seperti perumahan, maka

akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu dan membuat pengumuman

rencana kegiatan di areal tersebut.

Penggalian jaringan pipa akan dilakukan dengan cara pengeboran (boring),

jika situasi penyeberangan (crossing) pipa melalui ruang galian yang

sempit/sulit, menyeberangi jalan raya dan sungai.

Pembelokaan jaringan pipa akan dilakukan jika ada perubahan arah jalur

pipa yang disebabkan adanya utilitas, misalnya : tiang listrik.

Pengelolaan tanah galian/lumpur diselesaikan dalam waktu 24 jam pada

tahap penggalian sampai tahap penimbunan sepanjang 200 m.

Pada tahap penimbunan dilakukan pemadatan tiap 30 cm, sehingga

meminimalisir limbah tanah galian pada saat penimbunan pipa. Jika

diperlukan pembersihan hasil galian dapat dilakukan dengan menggunakan

dump truct.

Gambar 2.7Ilustrasi penggalian tanah dengan menggunakan alat secara manual

untuk mengantisipasi jaringan kabel atau pipa lain yang ada di dalam tanah

e. Pengujian Coating Pipa

Pengujian dilakukan sebelum pipa ditanam dalam parit galian. Untuk mengetahui

kerusakan coating pada pipa digunakan alat spark tester (holiday detector). Alat ini

diset pada tegangan 10.000 sampai 12.000 volt. Bila terjadi kerusakan, maka

coating tersebut diperbaiki sampai dinyatakan baik dan pipa siap ditanam.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 17

f. Penurunan dan Penimbunan Pipa

Peletakkan pipa dilakukan menggunakan kaki tiga dan derek manual, setelah pipa

diletakkan di dasar lubang, tanah galian dikembalikan untuk menutup lubang galian

yang telah berisi pipa. Lahan timbunan ini selanjutnya dipadatkan menggunakan

compactor. Rambu dan tanda berupa patok berwarna kuning akan dipasang

sebagai tanda keberadaan pipa gas. Interval peletakan rambu tersebut adalah

setiap 100 meter.

Ujung-ujung pipa yang telah tersambung dan akan diletakkan didalam lubang

galian harus ditutup dengan cat dari plat besi. Penggunaan cap ini dimaksudkan

untuk menghindari masuknya kotoran-kotoran dan hal-hal lain (batu, kayu,

sampah, air dan binatang-binatang). Pipa-pipa yang sudah disambung, kedua

ujungnya juga harus ditutup. Tutup dibuka apabila pekerjaan akan dilanjutkan. Cap

tersebut tidak boleh dilas ke badan pipa. Apabila terjadi perubahan arah jalur

pemasangan pipa, maka pembelokan pipa dilakukan menggunakan natural bends

dari pipa yang dipakai.

Gambar 2.8

Ilustrasi penurunan pipa gas di lapangan

g. Pengecekan Hasil Sambungan (non desctructive test)

Aktivitas pekerjaannya melakukan pengecekan hasil penyambungan pipa dengan

alat Radiography (Gamma Ray). Kebutuhannya untuk melihat hasil penyambungan

pipa apakah tidak ada cacat, bila ada dilakukan perbaikan (repair) dan di test

kembali sampai tidak ada cacatnya.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 18

h. Pemasangan Pipa Melewati Jalan Raya

Sistem paling umum yang akan digunakan adalah auger boring. Dalam sistem ini,

kedua sisi jalan digali sampai kedalaman yang diperlukan untuk pipa. Dari lubang

galian di salah satu sisi jalan, dimasukkan bor datar sampai menembus lubang di

sisi jalan seberangnya.

Jalur Perlintasan (Crossing)

Gambar 2.9 Ilustrasi pipa gas yang sudah ditanam dalam tanah

Dari gambar 2.9 diatas dapat dilihat bahwa jalur pemasangan pipa gas juga akan

melintasi (crossing) jalan raya. Crossing jalan raya dilakukan pada Jalan Titi Pahlawan

yang berada pada koordinat 030 43’ 03,7” LU - 980 39’ 15,6” BT dan pada Jalan Simpang

Sicanang yang berada pada koordinat 030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 36,7” BT.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 19

Gambar 2.10. Ilustrasi alat pengeboran yang akan digunakan di lapangan

i. Pemasangan Pipa Melewati Sungai

Aktivitas pekerjaan dilakukan dengan pengeboran horisontal langsung (HDD)

dengan posisi melengkung dibawah permukaan dasar sungai. Pengeboran akan

dilakukan pada Sungai Deli yang berada di Jalan Titi Pahlawan yakni pada titik

koordinat 030 43’ 23,1” LU - 980 40’ 33,9” BT dan Sungai Deli yang berada di

Jalan Yos Sudarso yakni pada titik koordinat 030 45’ 15,1” LU - 980 40’ 33,9” BT

serta sungai kecil yang berada pada Jalan Simpang Sicanang dengan titik

koordinat 030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 37,0” BT.

Pemasangan pipa gas melalui pengeboran dibawah dasar Sungai Deli akan

dilakukan dengan kedalaman 7 m. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu

aktifitas masyarakat maupun kegiatan transportasi air yang ada pada sungai

tersebut. Dalam hal ini hanya sebagian kecil masyarakat yang menggunakan air

sungai untuk keperluan MCK.

Detail pengeboran sungai dapat dilihat pada lampiran.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 20

Gambar 2.11. Ilustrasi pipa gas yang ada di bawah dasar sungai

D’ = 7 m

L = 30-40 m

Gambar 2.12Ilustrasi alat pengeboran langsung (HDD) untuk mengebor dibawah permukaan dasar sungai

4. Pembersihan Pipa dari Kotoran

Pembersihan dilakukan dengan cara peluncuran pig. Pig berupa bahan padat yang

dimasukkan kedalam pipa dan ditekan dengan kompresor. Pig akan keluar di ujung

pipa. Dilakukan dua kali pembersihan, yaitu setelah seluruh pipa terpasang dan

setelah uji hidrostatik. Pigging pertama menggunakan brush pig dan poly pig,

ditujukan untuk membersihkan kotoran padat di dalam pipa.

5. Uji Hidrostatik

Uji hidrostatik dilakukan terhadap pipa transmisi. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui kelaikan pipa dari kemungkinan kebocoran dan ketahanan tekanan.

Prinsip uji ini adalah pengamatan perbedaan tekanan pipa di sepanjang ruas pipa UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 21

yang diuji. Jika terdapat perbedaan tekanan pipa, maka dalam ruas tersebut

terdapat kebocoran.

Uji ini dilakukan dengan mengalirkan air kedalam pipa. Air yang dialirkan ditekan

dengan kompresor sampai pada tekanan tertentu. Pada titik-titik tertentu, tekanan

pipa diamati selama beberapa saat.

Volume air yang dimasukkan sesuai dengan volume ruas pipa yang diuji. Air yang

digunakan adalah air bersih yang tidak korosif. Dalam pengujian ini juga tidak

digunakan bahan kimia atau bahan tambahan yang lain.

6. Pengisian dengan Nitrogen

Pengisian akan dilakukan bila uji hidrostatik dan pigging telah selesai dilakukan.

Pengisian nitrogen bertujuan untuk menghilangkan oksigen yang dapat

menyebabkan terjadinya pengapian pada saat masuknya gas. Pengisian ini

dianggap selesai bila pada ujung pipa kandungan oksigen kurang dari 2%.

Konsentrasi oksigen diperiksa dengan oxygen detector.

7. Pengelolaan Limbah Konstruksi

Limbah yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari limbah padat dan limbah cair.

Masing-masing jenis limbah dikelola sebaik mungkin, sehingga tidak menimbulkan

gangguan terhadap lingkungan disekitar tempat penggelaran pipa.

- Limbah Padat

Sumber penghasil limbah padat adalah kegiatan pekerja (limbah domestik),

limbah hasil uji hidrostatik dan limbah kegiatan pengelasan. Pada kegiatan

pekerja potensi limbah berupa: botol bekas minuman, sisa makanan, kertas,

bungkus makanan dan kayu. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke

lokasi pembuangan sampah terdekat.

- Limbah cair

Limbah cair yang terbanyak pada tahap ini bersumber dari kegiatan uji

hidrostatik. Limbah ini tergolong tidak toksik, karena air yang digunakan

adalah air bersih dan tidak menggunakan bahan kimia.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 22

2.4.3. Tahap Operasional

Setelah selesai tahap konstruksi, segera dilaksanakan tahap operasi. Peralihan antara

tahap konstruksi dengan tahap operasi terjadi saat aliran gas dimasukkan ke dalam

jaringan sistem perpipaan. Langkah ini disebut gas in, dilakukan dengan mengalirkan gas

dibawah tekanan operasinya, sampai nitrogen yang telah diisikan ke dalam jaringan pipa

terdorong keluar semua. Jika konsentrasi gas alam ini telah mencapai lebih dari 95%,

maka operasi penuh siap dilaksanakan. Beberapa tahapan kegiatan pada tahap

operasional diantaranya:

1. Pengoperasian

Pengoperasian adalah menjalankan sistem jaringan dan fasilitas transmisi gas

sesuai dengan yang direncanakan yaitu untuk menyalurkan gas mulai titik serah

terima (awal) sampai stasiun pengatur tekanan (akhir).

2. Pencegahan dan Penanganan Keadaan Darurat Saat Gas Dioperasikan

Penanggulangan bahaya jika terjadi kebocoran, tanggap darurat saat gas

dioperasikan, penanganan gas liar dan pedoman pengoperasian pipanisasi dalam

perubahan tekanan, inspeksi berkala dalam keadaan normal, pemeriksaan

ketebalan pipa secara periodik sudah mencakup pedoman dan merupakan suatu

kesatuan SOP operasi distribusi gas.

a. Pencegahan kerusakan jaringan

Bila konstruksi dan prosedur pemliharaan selalu dipatuhi, maka yang paling

mungkin menjadi penyebab kemacetan pasokan gas adalah kerusakan karena

sebab-sebab luar. Oleh karena itu tindakan pencegahan perlu diupayakan dari

kemungkingan kerusakan, diantaranya:

- Inspeksi saluran pipa secara teratur

- Pemberitahuan resmi dan prosedur komunikasi dengan instansi-instansi

lain mengenai tempat dan gardu pipa gas.

- Pemasangan papan nama atau keterangan-keterangan lain yang perlu

diketahui masyarakat umum ditempat-tempat strategis.

- Letak susunan kran dan block valve sebagai katup pengaman selalu dalam

keadaan aman saat patroli keliling.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 23

b. Survei Kebocoran Gas

Urutan kegiatan yang wajib dilakukan untuk menanggulangi kebocoran gas

antara lain

- Mengamankan jiwa manusia di sekitar lokasi kebocoran

- Mencari penyebab kebocoran dan memperbaikinya.

- Mengamankan harta benda dari kerusakan.

- Memeriksa perbaikan tersebut.

- Pengaturan dan pemeriksaan MRS secara berkala

- Penutupan valve.

Pengaturan, pemeriksaan MR/S dan pengaturan valve dilakukan dalam sistem

zona.

c. Kesiagaan Waktu untuk Menangani Gas Liar/Bocor

Gas yang bocor dari pipa yang tertanam biasanya mencari alur yang mudah

untuk lepas ke udara bebas. Bila pipa gas tertutup oleh permukaan keras dan

padat (jalan atau trotoar), maka gas bocor dapat terlepas ke udara melalui

parit/got, pipa dan jalur kabel tanam. Bila memungkinkan, buangan gas liar ini

diperkecil selama pekerjaan berlangsung. Beberapa tindakan yang dilakukan:

- Menutup dan mematikan semua kemungkinan sumber api, agar tidak

menimbulkan kebakaran.

- Jika terpaksa harus memotong pipa logam, maka pipa yang dipotong harus

dibalut atau mengisolasi CP impressed current system untuk mencegah

penjalaran.

- Pemasangan papan peringatan di sekitar lokasi kebocoran

- Memperkecil timbulan listrik statis dan percikan api dari alat kerja

penanggulangan.

d. Pencegahan Kebakaran

Untuk mengantisipasi, mencegah dan meminimalisir bahaya kebakaran yang

mungkin bisa timbul di areal pipa gas maupun stasiun pengatur tekanan gas,

PT. PGN menyiagakan diri dan memiliki fasilitas untuk penanggulangan

terjadinya kebakaran tersebut dengan peralatan yang meliputi racun api,

hidrant, dan selang air serta rambu-rambu anti kebakaran di areal stasiun

pengatur tekanan gas, sedangkan pada jalur pipa akan dipasang rambu-rambu

peringatan pada tiap-tiap 100-500 m untuk memberitaukan kepada

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 24

masyarakat sekitar bahwa di areal tersebut terdapat pipa gas bertekanan

tinggi.

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan pipa ditujukan agar bahan konstruksi pipa tetap aman dipakai

sampai dengan batas umur pakainya. Perawatan khusus akan dilakukan secara

intensif jika terjadi keadaan yang luar biasa seperti gempa bumi.

Kegiatan pemeliharaan meliputi :

a. Kontrol Korosi

- Pemeliharaan kontrol korosi internal dapat dilakukan dengan inhibitor

dan/atau intelligent pig untuk pendeteksian korosi dalam pipa.

- Pemeriksaan Korosi Atmosferik (eksternal pipa) yakni memeriksa dan

memastikan permukaan luar semua jaringan dan fasilitas pipa gas yang

berada diatas permukaan tanah yang dilakukan secara visual untuk

mengetahui kondisi cat apakah ada kerusakan, retak, pengelupasan dan

korosi.

b. Inspeksi Jaringan Pipa

- Pemeriksaan dan pemantauan terhadap kondisi di atas jalur pipa dan

fasilitas pendukungnya meliputi: Kondisi jalur pipa, perubahan lingkungan

di sekitas jalur pipa, tingkat kepadatan bangunan di sekitarnya, tingkat

kepadatan lalu lintas di jalur perlintasan pipa, aktifitas pihak ketiga di

sepanjang jalur pipa.

- Pemeriksaan dan pengetesan terhadap jaringan pipa dan fasilitas

pendukung yang berada di atas tanah (jembatan) meliputi : kondisi coating

(cat) pipa, kondisi support pipa, kondisi pagar pengaman jembatan pipa,

kondisi fisik dan coating (cat) jembatan pipa, dan ketebalan pipa.

- Pengukuran terhadap sistem proteksi pipa secara sampling.

- Pemeriksaan kondisi dan fungsi kerangan meliputi : kondisi fisik bak

kerangan, kondisi fisik kerangan, kondisi coating kerangan, fungsi kerja

kerangan.

c. Patroli Jaringan

Patroli jaringan dilakukan pada area sepanjang jalur pipa untuk mengamati

adanya aktifitas konstruksi, erosi, pipa yang terekspos, kebocoran serta faktor-

faktor lain yang dapat mempengaruhi keselamatan pengoperasian pipa.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 25

Patroli dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang lain yang berkaitan

seperti pemberian tanda pada jalur pipa, survey kebocoran, monitoring

(pencatatan) dan kegiatan lainnya.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBKSBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

II - 26