bab ii pembahasan 2.1 pengertian introver · kepribadian itu pula manusia memandang dunia. beberapa...
TRANSCRIPT
SMP Labschool Jakarta
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Introver
Manusia dilahirkan dengan sifat, karakteristik, dan kepribadian yang
berbeda-beda. Kepribadian yang dibawa sejak lahir akan terus melekat dalam diri
setiap orang. Kepribadian itu membuat manusia mewarnai hidupnya, dan dalam
kepribadian itu pula manusia memandang dunia. Beberapa orang ada yang
dilahirkan dan memiliki sifat yang pendiam, selalu berpikir, senang mengamati
dan menyukai ketenangan. Seandainya sifat-sifat tersebut diberi nama, maka para
ahli menyebutnya “kepribadian introver”.
Menurut Carl Jung, seorang psikolog asal Swiss, introver adalah
kepribadian seseorang yang dianggap memperoleh energi atau gairah saat
menyendiri, sementara menurut Eysenck (1993) seorang psikolog Jerman,
introver adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi-ekstroversi dengan
karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka merenung, dan
menghindari resiko (Pervin, 1993 : 302).
Introver menurut Rani Agias Fitri, seorang penulis buku ‘Ada Apa
Dengan Introver’ adalah tipe orang yang berpikir dahulu sebelum berbicara. Ia
lebih suka mengais ide sendiri dalam pikiran nya dibandingkan berdiskusi serta
mengobrol. Itu sebabnya introver terlihat sebagai sosok yang pendiam, berpikir
banyak, namun berbicara seperlunya dan lebih suka langsung pada tujuan, tanpa
basa-basi.
4
SMP Labschool Jakarta
5
Introver merupakan kepribadian yang sangat peka. Karena itu akan ada
banyak hal yang masuk ke dalam pikiran nya, dan seorang introver akan
memikirkan hal-hal yang masuk ke dalam pikiran secara mendalam. Hal tersebut
menyebabkan introver tidak suka keramaian dan biasanya akan menghindari
kebisingan. Karena jika semakin ramai, semakin banyak hal yang ia pikirkan
sehingga banyak energi yang terkuras. Untuk me-‘recharge’ diri atau
menjernihkan pikiran, introver akan menyendiri dan menikmati kesunyian, pada
saat itu introver memperoleh energi nya kembali. Di dalam ketenangan, introver
lebih bisa berpikir jernih, juga bisa tampil tenang.
Penulis telah mewawancarai beberapa siswa SMP Labschool Jakarta
angkatan 25 dengan pertanyaan “apa dan seperti apa itu introver”. Salah satu siswi
kelas 8F, Maulida Britania beranggapan bahwa seorang introver bukan orang
yang banyak bicara, tidak suka kegiatan outdoor, kegiatan yang butuh banyak
tenaga, dan lebih serius dalam menjalankan hidup, serta pembuat rencana yang
baik.
Menurut salah satu siswa kelas 8A, Anugrah Ardi, ia beranggapan bahwa
introver adalah orang yang memilih untuk tidak bersosialisasi dengan orang lain.
Sementara, menurut Allula Karin, salah satu siswi 8C, introver itu orang yang
tidak suka keramaian, pendiam dan tidak terbuka. Salah satu siswi kelas 8E,
Alisha Nismaranjani juga beranggapan bahwa introver adalah orang yang
dianggap pemalu tetapi sebenarnya ia sedang mencari ketenangan untuk dirinya
sendiri.
Selain itu, Rachmanesia Fatikha kelas 8B berpendapat bahwa introver
adalah sikap keseluruhan pada lingkungan sekitarnya, biasanya disebut
SMP Labschool Jakarta
6
kepribadian tertutup, karena tertutup, orang yang berkepribadian ini cenderung
lebih pendiam daripada orang ekstrover. Biasanya orang introver tidak terlalu
banyak bicara dan tidak ‘banyak tingkah’ serta kurang cakap dalam
mengekspresikan diri.
Dengan karakteristik yang dimiliki oleh seorang introver, beberapa mitos
mulai bermunculan. Yaitu aneh, kutu buku, tidak punya jaringan yang bagus, dan
senang menyendiri. Mitos suka menyendiri ini tidak sepenuhnya salah, karena
memang introver tidak suka suasana yang ramai dan berisik. Ia akan menyendiri
dan memilih tempat yang lebih tenang untuk berpikir.
Dalam catatan editorial Eve-Cahoon (2003) dituliskan bahwa introver ada
yang dominan pada otak kiri atau otak kanan. Dua hal yang paling melekat pada
kepribadian introver yang dominan di otak kiri adalah selalu menganilisis pro dan
kontra terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan. Misalnya jika ada pemilihan
ketua kelas, lalu murid A yang menjadi ketua kelas. Namun ada beberapa anak
yang tidak setuju jika murid A menjadi ketua. Akhirnya diadakan voting. Seorang
introver yang dominan otak kiri akan menganalisis dahulu mengapa sebagian
setuju dan sebagian lagi tidak, setelah itu dia akan mengambil keputusan siapa
yang akan dia pilih. Introver yang dominan otak kiri akan membuat keputusan
berdasarkan fakta.
Sedangkan yang dominan di otak kanan akan merespon terhadap suatu
peristiwa dengan menggunakan emosi. Misalnya jika kita di dalam angkutan
umum dan mempersilakan introver duduk, introver yang dominan otak kanan bisa
jadi sangat terharu. Seorang introver yang dominan otak kanan juga memproses
SMP Labschool Jakarta
7
informasi secara subjektif, melihat dari sudut pandang dirinya dan berpikir secara
mendalam.
2.2 Sisi Negatif dan Positif Introver
Setiap manusia pasti memiliki sifat negatif dan positif, begitupula dengan
masing-masing kepribadian pada umumnya. Sisi negatif kepribadian introver
diantaranya adalah :
1. Kurang spontan.
Introver akan berpikir panjang dan mempertimbangkan dulu sebelum
menyampaikan pendapat. Dia akan berpikir jauh ke depan, memprediksi apa kira-
kira yang akan terjadi jika ia melakukan suatu tindakan atau menyampaikan
pendapat. Kebiasaan berpikir panjang ini kadang membuat pendapatnya menjadi
tidak tersampaikan.
2. Tipe orang yang berkomunikasi dua arah.
Introver lebih suka bentuk komunikasi personal, ia tidak suka berinteraksi
dengan banyak orang karena walaupun hanya mengobrol, itu bisa menguras
energinya. Hal ini akan sedikit merugikan jika introver harus terlibat komunikasi
dengan banyak orang secara langsung atau diskusi kelompok.
3. Cenderung menyukai bekerja sendirian.
Kecenderungan ini tentu akan menjadi masalah saat introver harus bekerja
secara berkelompok atau tim.
SMP Labschool Jakarta
8
Bukan hanya negatif, introver juga memiliki sisi positif dalam dirinya.
Diantaranya adalah :
1. Fokus saat bekerja.
Seorang yang introver lebih suka bekerja sendiri, itu membuat introver
lebih fokus karena tidak ada hal-hal yang mengganggu.
2. Pendengar yang baik.
Introver tidak suka banyak bicara. Hal tersebut yang membuat introver
lebih sering mendengarkan dan memperhatikan karena ia bisa sekaligus
mengumpulkan informasi dari apa yang dia dengarkan.
3. Pengamat yang handal.
Karena introver lebih banyak diam, ia juga sekaligus mengamati. Misalnya
pada suatu tempat yang ramai, ia akan lebih memilih menyendiri dalam diam dan
mengobservasi, lalu memikirkan apa yang ia amati. Dengan cara observasi itu-lah,
introver mendapatkan lebih banyak informasi.
2.3 Perbedaan Introver dan Ekstrover
Introver dan ekstrover merupakan dua kepribadian dengan sifat yang
berlawanan. Jelas, masing-masing mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut
terdiri dari :
SMP Labschool Jakarta
9
2.3.1 Perbedaan Utama
Menurut Laney (Eve-Cahoon, 2003) ada tiga perbedaan utama kepribadian
introver dan ekstrover, yaitu :
1. Penciptaan energi.
Introver mendapatkan energi dari ‘dunia internal’ atau dari dalam dirinya
sendiri. Jika introver seperti ‘menarik diri’, itu sebenarnya ia sedang berusaha
memfokuskan pada apa yang ada di kepalanya. Introver lebih nyaman sendirian.
Sementara ekstrover, ia fokus dan mendapat energi pada hal-hal di luar
dirinya, atau dengan dunia ‘eksternal’. Itu sebabnya ekstrover selalu butuh
terkoneksi dengan orang lain. Bukan hanya bertatap muka, melalui telepon, chat
atau apapun yang bisa membuat ekstrover mempunyai kontak sosial dengan yang
lain.
Jika ia tidak terkoneksi dengan orang lain, ekstrover akan merasa gelisah
dan tidak nyaman. Ia akan berusaha membuat dirinya melakukan hal-hal lain,
seperti mengetuk tangan ke meja, atau bermain telepon genggam. Ia akan mencari
cara agar bisa berinteraksi dengan hal-hal di luar dirinya.
http://cendolgan.com/kepribadian/683-7-ilustrasi-ini-cuma-dipahami-orang-yang-suka-kemana-
mana-sendiri.html
SMP Labschool Jakarta
10
2. Respon terhadap stimulasi.
Seorang yang ekstrover ingin mengalami banyak hal, sementara seorang
introver ingin mengetahui banyak hal tentang apa yang akan dialaminya. Maka
introver lebih senang berdiam dan berpikir karena introver lebih mudah
terstimulasi (peka). Jika ia mendapat terlalu banyak stimulasi, maka pikiran nya
akan ‘kewalahan’.
Sedangkan ekstrover lebih suka bergerak dan berinteraksi karena ia justru
tidak mudah terstimulasi. Akibat jika ekstrover mendapat terlalu banyak stimulasi
adalah ia akan menjadi lebih semangat, karena dari hal tersebut ia mendapatkan
energi. Jika stimulasi yang dia dapat kurang, maka energinya akan terkuras.
3. Pendekatan terhadap ilmu pengetahuan.
Introver lebih menyukai kedalaman suatu materi. Ia senang mendapatkan
topik yang membuat dirinya merenung, memikirkan secara mendalam, dan
melakukan pengamatan pada fenomena-fenomena yang ia pikirkan. Introver juga
tidak mudah terdistraksi sehingga membuatnya lebih fokus terhadap suatu
pekerjaan.
Sementara ekstrover lebih menyukai keluasan. Ia lebih senang mengetahui
banyak hal meskipun tidak mendalam sehingga ekstrover mendapatkan kesan
mempunyai wawasan yang luas. Pikiran ekstrover mudah terdistraksi apabila jika
sedang fokus dengan suatu hal, tiba-tiba ada hal lain yang menarik perhatian nya.
hal itu-lah yang membuat ekstrover kadang tidak fokus pada pekerjaan yang
sedang dikerjakan.
SMP Labschool Jakarta
11
2.3.2 Perbedaan Biologis
Selain itu, perbedaan introver dan ekstrover bukan hanya dari
karakteristiknya saja. Tapi juga bisa dilihat dari konteks biologis, karena adanya
keterkaitan antara fisik dengan psikis. Tokoh psikologi bernama Murray
mengatakan “no brain, no personality”, tidak ada otak, maka tidak ada
kepribadian.
Perbedaan secara konteks biologis diantaranya:
1. Level dasar dari sistem aktivitasi retikular atau Reticular Activating
System.
Retikular adalah suatu set di inti otak yang saling berhubungan dan berperan
dalam proses keterjagaan serta transisi antara tidur dan bangun. Pada pagi hari
saat bangun tidur, level keterjagaan ekstrover di bawah level optimal. Ekstrover
kurang bersemangat (mengantuk dan lelah) dan ekstrover akan mencari energi
dari hal-hal di sekelilingnya.
Sebaliknya, introver sudah waspada dan fokus. Ia biasanya akan
menyendiri, menghindari kebisingan atau membaca koran maupun mendengarkan
musik di tempat yang tenang.
2. Perbedaan utama dari sistem saraf.
Sistem kontrol pusat pada manusia adalah otak. Otak akan memberikan
perintah pada sistem saraf dan dilanjutkan ke organ lain agar dapat bergerak.
Perbedaan seorang introver dan ekstrover terdapat pada sistem saraf otonom.
SMP Labschool Jakarta
12
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf tak sadar, dapat bekerja tanpa harus
diatur lebih dahulu. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, parasimpatik dan
simpatik.
Sistem saraf otonom yang utama pada introver adalah sistem saraf
parasimpatik. Fungsi parasimpatik adalah menghambat atau memperlambat kerja
organ. Hal ini membuat introver bereaksi dengan lambat, pendiam, dan sering
membutuhkan istirahat untuk memulihkan energinya.
Berlawanan dengan introver, sistem saraf otonom yang utama pada
ekstrover adalah simpatik. Fungsinya untuk mempercepat kerja organ. Hal ini
membuat ekstrover bereaksi cepat, dan menikmati kondisi terus bergerak seperti
olahraga, serta mempunyai level energi yang tinggi.
2.4 Introver dan Pemalu
Supriyo (2008: 32) menyebutkan bahwa pemalu adalah rasa tidak nyaman,
cemas di dalam setiap kegiatan sosial khususnya karena mereka tidak memahami
lingkungannya.
Menurut Swallow (2007) dalam Supriyo (2008:32) mendefinisikan sifat
pemalu sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang dimana orang tersebut sangat
peduli dengan penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa takut atau cemas
karena penilaian tersebut, sehingga cenderung untuk menarik diri.
Banyak orang yang menganggap introver sama dengan pemalu. Seorang
introver dan pemalu dianggap suka menyendiri dan tidak mau bicara dengan
banyak orang, tertutup, susah bergaul, tidak punya banyak teman, dan tidak berani
untuk tampil maupun hanya sekedar menyampaikan pendapat.
SMP Labschool Jakarta
13
Sebelas siswa SMP Labschool Jakarta kelas 8 telah diminta pendapatnya
tentang “apakah pemalu dan introver sama?”. Dari sebelas siswa yang menjawab,
lima berpendapat introver sama dengan pemalu.
Afif Adrian, seorang siswa kelas 8B berpendapat, introver itu pemalu,
karena menurutnya banyak orang yang berkata seperti itu. Sementara menurut
Kanya Wijayanti kelas 8D, introver adalah orang yang pendiam, dan introver
jarang bersosialisasi. Menurut Kanya, Introver dan pemalu sama karena keduanya
pendiam.
Selain itu, Yasmin Nafisah kelas 8A juga berpendapat, karena keduanya
pendiam dan malu untuk berteman, maka introver dan pemalu itu sama. Tsurayya
Putri kelas 8E beranggapan, introver sama seperti pemalu karena keduanya susah
bergaul. Sementara Wahyukandi Shafira kelas 8D berpendapat bahwa introver
dan pemalu itu sama karena keduanya orang yang pemalu, tertutup, dan suka
memendam perasaan serta masalah.
Dari sebelas orang yang diminta pendapatnya, sebagian siswa berpendapat
bahwa introver dan pemalu berbeda. Anugrah Ardi kelas 8A mengatakan bahwa
perbedaan pemalu dan introver menurutnya adalah introver tidak mau
bersosialisasi, sementara pemalu tidak berani. Menurut Allula Karin kelas 8C,
pemalu itu tidak mau ‘nampak’ atau berinteraksi dengan yang lain, dan lebih
pendiam dari introver. Menurut Andine kelas 8G, introver belum tentu pemalu.
Sementara menurut Rachmanesia Fatikha kelas 8B, introver dan pemalu
berbeda karena introver adalah kepribadian, sedangkan pemalu adalah sikap.
Orang introver bisa saja pemalu, tapi orang pemalu belum tentu introver.
SMP Labschool Jakarta
14
Jawaban dari pertanyaan “apakah introver dan pemalu itu sama?” adalah
tidak. Keduanya memang membatasi interaksi sosial, namun alasan dibalik itu
berbeda. Pemalu, ia sebenarnya sangat ingin berinteraksi sosial dengan orang lain
namun baginya itu sangat sulit. Pemalu terlalu memikirkan apa yang orang lain
akan pikirkan tentang dirinya. Ia takut untuk berinteraksi dengan hal-hal di
sekitarnya.
Sementara introver memang ingin lebih punya waktu untuk menyendiri. Ia
sebenarnya bisa dan nyaman bersosialisasi, namun ia akan justru seakan
‘terbanjiri’ oleh interaksi sosial itu. Akibatnya, ia lebih senang untuk menyendiri.
https://www.brilio.net/news/7-ilustrasi-beda-orang-pemalu-dengan-introvert-kamu-baru-
tahu-ya-1701163.html
Ibaratnya jika di sebuah pesta ada introver dan pemalu, keduanya duduk di
pojok ruangan sendirian menghadap tembok. Introver punya tujuan, yaitu me-
‘recharge’ dirinya akibat keramaian dan energinya terkuras. Sementara pemalu, ia
terlalu takut untuk berinteraksi dengan keadaan ramai di sekitarnya, hinggga ia
tidak mempunyai pilihan selain menyendiri.
SMP Labschool Jakarta
15
Hal yang melekat pada diri pemalu adalah tidak percaya diri atau tidak
berani tampil depan banyak orang. Kebanyakan pemalu akan mengalami ‘demam
panggung’. Gejala yang dialami diantaranya adalah pipi merah, tangan
berkeringat, keringat dingin, dan jantung berdegup kencang (akibat gugup dan
takut) jika diminta tampil atau bicara depan umum.
http://amilatunsakinah.blogspot.co.id/2016/05/ngomongin-zootopia-la-mila.html
Sementara introver lebih senang bekerja ‘di balik panggung’ sebagai orang
yang memikirkan konsep dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Mendapatkan pujian saat tampil bukan sesuatu yang menarik bagi seorang
introver. Karena introver berpikir dulu sebelum bicara, bisa dianggap introver
tidak lancar berinteraksi dengan orang lain, itu sebabnya ia kelihatan tidak
percaya diri.
Misalnya, pada acara pentas seni angkatan di sekolah, pemalu tidak mau
tampil karena takut dan juga tidak mau menjadi panitia karena takut melakukan
kesalahan di mata orang lain. Sementara introver, ia tidak mau tampil, ia lebih
memilih menjadi panitia acara tersebut.
SMP Labschool Jakarta
16
2.5 Berinteraksi di Kehidupan Sosial
Interaksi sosial adalah sebuah kontak atau hubungan timbal-balik atau
interstimulasi dan respons antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan
kelompok (Maryati dan Suryawati : 2004).
Kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya mengandung unsur
sosial. Kehidupan sosial merupakan tempat dimana interaksi sosial itu
berlangsung, misalnya sekolah dan lingkungan masyarakat.
2.5.1 Seorang Introver di Sekolah
Introver di sekolah, akan menghindari kebisingan. Jika suasana ramai,
akan sulit baginya untuk berpikir dan mencerna materi. Seorang siswa introver
akan sedikit bicara, tapi banyak bertindak. Misalnya jika satu kelas diberikan
tugas oleh guru, seorang introver akan diam-diam saja, namun beberapa saat
kemudian ia sudah mengumpulkan tugasnya. Seorang murid yang introver juga
banyak menyimak, terencana, dan selalu berusaha untuk bisa memenuhi deadline
tugas.
Introver terorganisasi. Namun organisasi yang dimaksud lebih ke arah
perencanaan kerja, dan memikirkan konsep suatu acara. Banyak yang berpikir
introver bukan pemimpin yang baik. Mitos yang satu ini beredar di masyarakat
karena introver terlihat tidak punya rasa percaya diri, serta lebih suka bekerja
sendiri. Dengan alasan seperti itu, tidak heran jika introver dianggap tidak bisa
menjadi pemimpin yang baik, entah pemimpin dalam struktur kelas atau dalam
sebuah organisasi seperti OSIS.
SMP Labschool Jakarta
17
Namun dalam alasan lain, introver sebenarnya bisa menjadi pemimpin. Ia
akan mendengarkan saran, ide, dan keluhan para anak buahnya. Lewat
kecenderungan alamiahnya yang suka berpikir, ia bisa menganalisis kondisi yang
mungkin menghambat keberhasilan dan segala keputusan akan dipikirkan matang-
matang. Seorang introver juga lebih banyak menggunakan sudut pandangnya
sendiri.
Seseorang berkepribadian introver juga lebih suka berkomunikasi lewat
media sosial, atau lebih tepatnya disebut dengan online person. Dengan cara
menulis, ia akan lebih mudah menyampaikan pendapat dan informasi secara
detail. Hasil penelitian oleh Illie & Cocorada (2004) menunjukkan bahwa seorang
introver lebih senang belajar dalam forum diskusi online, seperti e-learning.
Introver punya cara kerja sendiri, meskipun ia sedang dalam kerja
kelompok. Ia juga perfeksionis dalam menjalankan tugas. Buruknya, introver
jarang memberikan feedback atau umpan balik pada teman-teman nya, meskipun
ia tahu betul kekurangan temannya, tapi dia akan merasa sulit untuk menegur.
Akan ada perasaan tidak nyaman jika harus menyampaikan kritik, dan jika harus
berbicara langsung, karena ia bingung bagaimana cara menyampaikan kritiknya.
2.5.2 Seorang Introver Kala Berteman
Baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, seseorang
kemungkinan tidak berteman dengan manusia lain sangatlah kecil, terlebih jika di
lingkungan sekolah.
Introver lebih senang jika memiliki sedikit teman namun sangat akrab.
Istilahnya, tidak penting bagi introver berapa banyak jumlah teman yang ia miliki,
SMP Labschool Jakarta
18
namun jauh lebih penting melihat kualitas pertemanannya. Konsekuensi hal
tersebut adalah introver biasanya tidak populer.
Seorang introver itu superselektif. Ia bisa ramah pada semua orang, namun
tidak bisa akrab dengan seluruhnya. Introver cenderung memilih dan hanya
membangun kedekatan dengan orang yang menurutnya sangat nyaman dan bisa
diajak bertukar pikiran. Seorang introver akan membedakan cara ia
berkomunikasi dengan orang yang ia anggap penting dan dekat, dengan yang
biasa-biasa saja.
Jika teman nya mulai membagi hal-hal personal, maka introver akan mulai
terbuka. Saat orang lain percaya padanya, maka introver akan percaya pada orang
tersebut. Karena lebih banyak mendengar, seorang introver merupakan ‘tempat
curhat’ yang logis bagi teman-teman dekatnya. Ia akan mendengarkan keluhan,
namun tetap memakai logika.
Introver dikenal ‘loyal’ atau setia kawan pada teman. Jika ada teman yang
meminta untuk menjaga rahasianya, maka introver akan memegang teguh
janjinya, bisa dipercaya, juga merupakan tipikal orang yang jujur dan tulus, serta
selalu berusaha menghindari pertengkaran dengan orang lain. Jika ada teman yang
menurutnya ‘menjengkelkan’, yang ia lakukan hanya mengeluh dalam hati. Ia
akan berpikir dan berusaha mencari klarifikasi atau penjelasan dengan
menganalisis.
Sebagai manusia yang banyak berpikir, introver biasanya kurang
berempati pada teman. Misalnya jika ada teman yang menangis karena patah hati,
introver akan bingung apa yang harus ia perbuat, sekalipun itu adalah teman
dekatnya. Yang ia lakukan hanya diam dan mendengarkan.