bab ii metode lagu dalam pengajaran...
TRANSCRIPT
BAB II
METODE LAGU DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA ANAK PRASEKOLAH
A. PENDIDIKAN ANAK PRASEKOLAH
Pada dasarnya, pendidikan prasekolah (preschool) adalah pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani anak didik
di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. TK sebagai
salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah
merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik
dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga kependidikan
sekolah.1
Menginjak periode estetik, anak sudah dapat dididik secara langsung,
yaitu melalui pembiasaan kepada hal-hal yang baik. Bimbingan kearah
pembiasaan ini dilaksanakan melalui belajar sambil bermain atau dapat pula
dengan cara bergurau yang berupaya memberikan pengajaran dengan cara
menggembirakan hati anak, atas dasar kasih sayang.2
1. Pengertian Anak Prasekolah
Menurut Biechler dan Snowman (1993), sebagaimana dikutip
oleh Soemiarti Patmonodewo, mengatakan bahwa :
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan – 5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak.3
1 Lift Anis Ma’shumah, Pembinaan Kesadaran Beragama Pada Anak, dalam Ismail SM
(eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 216-217. 2 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. 1,
hlm. 131. 3 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2003), Cet. 2, hlm. 19.
17
Masa Balita akhir dalam istilah psikologi disebut dengan masa
kanak-kanak awal yaitu masa yang dimulai pada akhir masa bayi (usia 2-
5) tahun. Pada perkembangan anak normal awal masa kanak-kanak, anak
sudah mempunyai kemampuan untuk bisa berjalan dengan baik dan
sudah mulai dapat mengkomunikasikan keinginannya, pikirannya,
dengan menggunakan bahasa lisan.4
Menurut Erik Erikson, bahwa : “Perkembangan kepribadian
sesorang dengan titik berat pada perkembangan psikologi tahapan (0-1
tahun berada tahapan oral sensorik, tahapan (3-6) tahun mereka berada
dalam tahapan dengan krisis autonomy versus shame dan doubt.”5
Sedangkan Piaget mengatakan : “Perkembangan kognitif,
perkembangan dari tahapan sensorimotor (0-2 tahun), praoperasional (2-
7 tahun), operasional konkret (7-12 tahun), maka perkembangan kognitif
anak masa prasekolah pada tahap praoperasional.”6
2. Aspek Perkembangan Anak Prasekolah
Perkembangan anak tidak sama dengan pertumbuhannya. Bila
pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam ukuran, sedangkan
perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.7
Pada perkembangan anak normal awal masa kanak-kanak, anak
sudah mempunyai kemampuan untuk dapat berjalan dengan baik dan
sudah mulai dapat mengkomunikasikan keinginannya, pikirannya dengan
menggunakan bahasa lisan.8
Pada dasarnya pendidikan prasekolah (preschool) adalah
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
4 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM
Press, 2002), Cet. 2, hlm. 78. 5 Soemiarti Patmonodewo, loc. cit. 6 Ibid. 7 Ibid, hlm. 20. 8 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, loc. cit.
18
rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar.9
Aspek perkembangan ini meliputi; fisik, kognitif (kecerdasan),
emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan kesadaran beragama.
a. PERKEMBANGAN FISIK
PERKEMBANGAN FISIK MERUPAKAN DASAR BAGI KEMAJUAN
PERKEMBANGAN BERIKUTNYA. DENGAN MENINGKATNYA PERTUMBUHAN
TUBUH, BAIK MENYANGKUT UKURAN BERAT DAN TINGGI, MAUPUN
KEKUATANNYA MEMUNGKINKAN ANAK UNTUK DAPAT LEBIH
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN FISIKNYA, DAN EKSPLORASI TERHADAP
LINGKUNGANNYA DENGAN TANPA BANTUAN DARI ORANG TUANYA.10
PADA SAAT ANAK MENCAPAI TAHAPAN PRASEKOLAH (3-6 TAHUN)
ADA CIRI YANG JELAS BERBEDA ANTARA ANAK USIA BAYI DAN ANAK
PRASEKOLAH. PERBEDAANNYA TERLETAK PADA PENAMPILAN, PROPORSI
TUBUH, BERAT, PANJANG BADAN DAN KETERAMPILAN YANG MEREKA
MILIKI. GERAKAN ANAK PRASEKOLAH LEBIH TERKENDALI, DAN
TERORGANISASI DALAM POLA-POLA SEPERTI; MENEGAKKAN TUBUH
DALAM POSISI BERDIRI, TANGAN DAPAT TERJUNTAI SECARA SANTAI, DAN
MAMPU MELANGKAHKAN KAKI DENGAN MENGGERAKKAN TUNGKAI DAN
KAKI. TERBENTUKNYA POLA-POLA TINGKAH LAKU INI, MEMUNGKINKAN
ANAK UNTUK BERESPONS DALAM BERBAGAI SITUASI.11
MASA KANAK-KANAK AWAL MERUPAKAN MASA PEKA ATAU MASA
YANG PALING IDEAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KARENA
TUBUH ANAK MASIH SANGAT LENTUR SEHINGGA LEBIH MUDAH MENERIMA
BERBAGAI LATIHAN KETERAMPILAN MOTORIK BARU, DI SAMPING PADA
USIA INI ANAK BELUM BANYAK MEMILIKI KETERAMPILAN SEHINGGA
9 Lift Anis Ma’shumah, op. cit., hlm. 216. 10 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. 2, hlm. 163. 11 Soemiarti Patmonodewo, op. cit., hlm. 24- 25.
19
KETERAMPILAN YANG BARU TIDAK BANYAK BERBENTURAN DENGAN
KETERAMPILAN-KETERAMPILAN LAIN YANG TELAH DIMILIKI TERDAHULU.12
PERKEMBANGAN KETERAMPILAN CEPAT BERKEMBANG MELALUI
LATIHAN BERMAIN YANG BERSIFAT FISIK MELALUI BERBAGAI KEGIATAN,
SEPERTI: MELOMPAT, MEMANJAT, LARI DAN MENGENDARAI SEPEDA RODA
TIGA. KETERAMPILAN MOTORIK KASAR DAN HALUS SANGAT PESAT
KEMAJUANNYA PADA TAHAPAN ANAK PRASEKOLAH. KETERAMPILAN
MOTORIK KASAR ADALAH KOORDINASI SEBAGIAN OTOT TUBUH MISALNYA
MELOMPAT, MAIN JUNGKAT JUNGKIT, DAN BERLARI. SEDANGKAN
KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ADALAH KOORDINASI BAGIAN KECIL DARI
TUBUH TERUTAMA TANGAN, MISALNYA: KEGIATAN MEMBALIK HALAMAN
BUKU, MENGGUNAKAN GUNTING DAN SEBAGAINYA.13
SEIRING DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK INI, BAGI ANAK USIA
PRASEKOLAH (TAMAN KANAK-KANAK), TEPAT SEKALI DIAJARKAN ATAU
DILATIHKAN TENTANG HAL-HAL BERIKUT:
a) Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin)
dan menggambar
b) Keterampilan berolahraga (seperti senam) atau menggunakan
alat-alat olah raga
c) Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat, dan
berlari
d) Berbaris-baris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan
kedisiplinan dan ketertiban
e) Gerakan-gerakan ibadah shalat.14
b. PERKEMBANGAN KOGNITIF
12 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, op. cit., hlm. 80. 13 Soemiarti Patmonodewo, op. cit., hlm. 26. 14 Syamsu Yusuf LN., op. cit., hlm. 105.
20
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau
berpikir. KOGNITIF adalah pengertian yang luas mengenai berpikir
dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan
orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengetahuan.15
PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK-ANAK DIJELASKAN
DENGAN BERBAGAI TEORI DAN BERBAGAI PERISTILAHAN. PANDANGAN
ALIRAN TINGKAH LAKU (BEHAVIORISME) BERPENDAPAT BAHWA
PERTUMBUHAN KECERDASAN MELALUI TERHIMPUNNYA INFORMASI YANG
MAKIN BERTAMBAH. SEDANGKAN ALIRAN ‘INTERACTIONIST’ ATAU
‘DEVELOPMENTALIS’ BERPENDAPAT BAHWA PENGETAHUAN BERASAL DARI
INTERAKSI ANTARA ANAK DENGAN LINGKUNGAN ANAK. SELANJUTNYA
DIKEMUKAKAN BAHWA PERKEMBANGAN KECERDASAN DIPENGARUHI
OLEH FAKTOR KEMATANGAN DAN PENGALAMAN.16
c. Perkembangan Bahasa
Anak-anak yang berada pada tahap usia prasekolah, sudah
mampu berbahasa dan mensimbolisasikan obyek-obyek melalui
kata-kata. Akan tetapi pemikiran mereka masih bersifat egosentris.
Artinya masih bersifat pada diri mereka sendiri. Dengan demikian
walaupun dia sudah mampu menggunakan kata-kata untuk
mensimbolisasikan obyek tapi ia tidak mengetahui bahwa satu
obyek, benda dapat dideskripsikan oleh lebih dari satu kata/ konsep
dapat dikenakan pada benda lain.17
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah, dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tahap yaitu sebagai berikut :
a) TAHAP PERTAMA (2,0-2,6) YANG BERCIRIKAN:
15 Soemiarti Patmonodewo, op. cit., hlm. 27. 16 Ibid.
21
1) ANAK SUDAH MULAI BISA MENYUSUN KALIMAT TUNGGAL YANG
SEMPURNA
2) ANAK SUDAH MULAI BISA MEMAHAMI TENTANG PERBANDINGAN.
3) ANAK BANYAK MENANYAKAN NAMA DAN TEMPAT: APA, DI MANA
DAN DARI MANA
4) ANAK SUDAH BANYAK MENGGUNAKAN KATA-KATA YANG
BERAWALAN DAN YANG BERAKHIRAN.
b) Tahap Kedua (2,6-6,0) yang bercirikan:
1. Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta
anak kalimatnya
2. Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, banyak menanyakan
soal waktu-sebab akibat melalui pertanyaan-pertanyaan :
kapan, ke mana, mengapa, dan bagaimana.18
d. PERKEMBANGAN EMOSI
PERKEMBANGAN EMOSI BERHUBUNGAN DENGAN SELURUH
ASPEK PERKEMBANGAN ANAK. PADA TAHAP INI EMOSI ANAK PRASEKOLAH
LEBIH RINCI, BERNUANSA ATAU DISEBUT TERDIFERENSIASI. IMAJINASI
ATAU DAYA KHAYALNYA LEBIH BERKEMBANG.19
PADA USIA EMPAT TAHUN ANAK SUDAH MULAI MENYADARI BAHWA
DIRINYA BERBEDA DENGAN ORANG LAIN ATAU BENDA. KESADARAN INI
DIPEROLEH DARI PENGALAMANNYA BAHWA TIDAK SETIAP KEINGINANNYA
DIPENUHI OLEH ORANG LAIN. BERSAMAAN DENGAN ITU, BERKEMBANG
PULA PERASAAN HARGA DIRI YANG MENUNTUT PENGAKUAN DARI
LINGKUNGAN.20
17 Fawziah Aswin Hadis, Pendidikan Agama dan Perkembangan Jiwa Anak, dalam
Muchlas Fauzi dan A. Hasan Basri, Jurnal Pendidikan dan Psikologi, (Jakarta : Direktorat Pembinaan PAI, 2000), hlm. 31.
18 Syamsu Yusuf LN., op. cit., hlm. 170. 19 Soemiarti Patmonodewo, op. cit., hlm. 30. 20 Syamsu Yusuf LN, op. cit., hlm. 167.
22
KEMAMPUAN UNTUK BEREAKSI SECARA EMOSIONAL SUDAH ADA
SEJAK ANAK DILAHIRKAN, NAMUN PERKEMBANGAN EMOSIONAL
BERIKUTNYA TIDAKLAH BERJALAN DENGAN SENDIRINYA, TETAPI SANGAT
DIPENGARUHI OLEH PERAN PEMATANGAN DAN PERAN PROSES BELAJAR
YANG DILAKUKAN. DALAM KENYATAAN KEHIDUPAN PENGENDALIAN
EMOSIONAL SANGAT BERPENGARUH TERHADAP PENYESUAIAN PRIBADI
YANG PADA GILIRANNYA AKAN MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ASPEK
PSIKOLOGIS YANG LAIN.21
e. Perkembangan Sosial
Menurut Endang Purwanti dan Nur Widodo, berpendapat
bahwa “Perkembangan sosial adalah proses untuk melakukan
komunikasi dengan orang lain, berupaya diterima lingkungan dan
memperoleh kemampuan untuk mengekspresikan pola perilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial.”22
Untuk menjadi manusia yang mampu bermasyarakat
diperlukan tiga proses yang terpisah tetapi berjalan secara seiring
yaitu:
1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.
2) Untuk hidup bermasyarakat maka anak harus mengetahui standar
perilaku bagi anggota kelompok.
3) Berperilaku sesuai dengan standar dan pola perilaku yang dapat
diterima.23
Pada usia prasekolah (terutama mulai usia 4 tahun),
perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah
mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-tanda
perkembangan pada tahap ini adalah:
21 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, op. cit., hlm. 84. 22 Ibid., hlm. 86. 23 Ibid.
23
1) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan
keluarga maupun dalam lingkungan bermain
2) Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan
3) Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain
4) Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman
sebaya (peer group).24
Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai
perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat di mana anak
berada. Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari,
bukan sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial anak
diperoleh selain dari proses kematangan juga melalui kesempatan
belajar dari respons terhadap tingkah laku.25
f. Perkembangan Kepribadian
Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris personality. Menurut Abin Syamsuddin Makmun yang
dikutip oleh Soemiarti Patmonodewo, bahwa: “Kepribadian dapat
juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak
dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara
unik”.26
Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan
aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi; karakter,
temperamen, sikap, stabilitas emosional, responsibilitas, (tanggung
jawab), dan sosiabilitas.27
24 Syamsu Yusuf LN., op. cit., hlm.170. 25 Soemiarti Patmonodewo, op. cit., hlm. 31. 26 Syamsu Yusuf LN., op. cit., hlm. 126-128. 27 Ibid.
24
Perkembangan pola kepribadian mulai terbentuk pada masa
bayi di masa kanak-kanak awal, sehingga orang tua dan sanak
saudara merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep diri
yang merupakan inti pola kepribadian yang sedang berkembang.28
g. Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap
moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan
teman sebaya). Pada usia prasekolah berkembang kesadaran sosial
anak, yang meliputi sikap simpati, generosity (murah hati), atau
sikap altruism, yaitu kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.29
Pada awal masa kanak-kanak ini, perkembangan moral masih
berada pada taraf yang sangat sederhana, karena perkembangan
intelektual dan penalaran anak belum memungkinkan anak untuk
menerima dan menerapkan prinsip-prinsip yang abstrak yang
menyangkut nilai benar dan salah, serta tatanan moral dan sosial
yang lain.30
Selaras dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan
moral anak usia prasekolah memiliki pertimbangan moral yang
bersifat obyektif. Artinya dalam memberikan pertimbangan moral,
anak usia ini melihat suatu tingkah laku hanya dari segi tingkah laku
itu sendiri. Perbuatan salah atau benar misalnya, ditentukan oleh
pertimbangan konsekwensi dari perbuatan itu sendiri.31
Dalam kajian teoritis Kohlberg dalam penelitian panjangnya
menyimpulkan bahwa : "Perkembangan moral anak akan sejalan
28 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, op. cit., hlm. 93. 29 Syamsu Yusuf LN., op. cit., hlm. 175-176. 30 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, op. cit., hlm. 91. 31 Fawziah Aswin Hadis, loc. cit.
25
dengan perkembangan penalaran moral yang terdiri dari moral
reasoning, moral thinking, dan moral judgment."32
h. PERKEMBANGAN KESADARAN BERAGAMA
Kesadaran BERAGAMA pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1) SIKAP KEAGAMAANNYA BERSIFAT RESEPTIF (MENERIMA) MESKIPUN
BANYAK BERTANYA
2) PANDANGAN KETUHANANNYA BERSIFAT ANTHTROPORMORPH
(DIPERSONIFIKASIKAN)
3) PENGHAYATAN SECARA ROHANIAH MASIH SUPERFICIAL (BELUM
MENDALAM) MESKIPUN MEREKA TELAH MELAKUKAN ATAU
BERPARTISIPASI DALAM BERBAGAI KEGIATAN RITUAL
4) HAL KETUHANAN DIPAHAMKAN SECARA IDEOSYNCRITIC (MENURUT
KHAYALAN PRIBADINYA) SESUAI DENGAN TARAF BERPIKIRNYA YANG
MASIH BERSIFAT EGOSENTRIK.33
Sesuai dengan perkembangan intelektualnya (berpikirnya)
yang TERUNGKAP dalam kemampuan berbahasa, yaitu sudah dapat
membentuk kalimat, mengajukan pertanyaan dengan kata-kata: apa,
siapa, di mana, dari mana dan ke mana, maka pada usia ini kepada
anak sudah dapat diajarkan syahadat, bacaan dan gerakan shalat,
do’a-do’a dan al-Qur’an.34
3. METODE-METODE PENGAJARAN DI TK
32 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, op. cit., hlm. 92. 33 Syamsu Yusuf LN., op. cit., hlm. 176-177.
26
a. Metode Lagu
Metode lagu adalah metode yang menarik perhatian anak,
digemari dan mudah untuk diingat.35 Lagu dapat merangsang anak,
menumbuhkan motivasinya, dan membuat pengetahuan-pengetahuan
dapat sampai kepadanya dengan mudah, dapat tertanam dengan
kokoh, dan dapat membuat anak menyukai pembahasannya.36
Penerapan metode lagu ini dapat divariasikan dengan metode bermain.
Maksudnya, sambil bermain guru menghidupkan lagu-lagu
keagamaan atau lagu-lagu yang bernuansa Islami. Dari sini secara
tidak langsung anak akan merekam lagu serta makna dan nilai yang
terkandung dalam sebuah lagu. Sehingga lambat laun rasa keagamaan
akan tertanam dalam jiwa anak didik.37
b. METODE BERMAIN
BERMAIN MERUPAKAN PEKERJAAN MASA KANAK-KANAK DAN
CERMIN PERTUMBUHAN ANAK YANG MEMBERIKAN KESENANGAN DAN
DILAKSANAKAN UNTUK KEGIATAN ITU SENDIRI, YANG LEBIH DITEKANKAN
PADA CARANYA DARI PADA HASIL DARI KEGIATAN ITU. BERMAIN BERARTI
BERLATIH, MENGEKSPLOITASI, MEREKAYASA, MENGULANG LATIHAN
APAPUN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENTRANSFORMASI SECARA
IMAJINATIF HAL-HAL YANG SAMA DENGAN DUNIA ORANG DEWASA.38
BERMAIN MERUPAKAN TUNTUTAN DAN KEBUTUHAN YANG ESENSIAL
BAGI USIA PRASEKOLAH. KARENA DENGAN BERMAIN AKAN MEMPUNYUAI
MAKNA PENTING BAGI PERTUMBUHAN ANAK. BERMAIN TIDAK SAJA DAPAT
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR
34 Ibid. hlm. 177. 35 Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, (Jakarta : Arroyan, 2001), Cet. 1, hlm.
34. 36 Muhammad Said Mursi, Melahirkan Anak Masyaallah, (Jakarta : Cendikia Sentra
Muslim, 2001), Cet. 1, hlm. 30. 37 Lift Anis Ma’shumah, op. cit., hlm. 229.
27
SAJA, TETAPI JUGA PERKEMBANGAN BAHASA, DISIPLIN, MORAL,
KREATIFITAS, SOSIAL DAN LAIN-LAIN.39
c. Metode Cerita
Cerita adalah metode yang paling menarik, paling disukai dan
paling menempel ingatan seorang anak. Karena sebuah cerita sulit
untuk dilupakan dan membuat pendengarnya suka kepada orang yang
menceritakannya.40
Cerita mempunyai babarapa makna penting bagi
perkembangan anak TK, antara lain : dapat mengkomunikasikan nilai-
nilai budaya, sosial, keagamaan dan dapat menanamkan etos kerja,
etos waktu dan etos alam.41
d. METODE BERCAKAP-AKAP (HIWAR)
BERCAKAP-CAKAP MEMPUNYAI MAKNA PENTING BAGI
PERKEMBANGAN ANAK TK. KARENA DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG LAIN, MENINGKATKAN KETERAMPILAN
DALAM MELAKUKAN KEGGIATAN BERSAMA DAN MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENYATAKAN PERASAAN SERTA GAGASAN ATAU PENDAPAT
SECARA VERBAL.42
MENURUT AN NAHLAWI YANG DIKUTIP OLEH LIFT ANIS
MA’SHUMAH, BAHWA : “DALAM AL QUR’AN DAN SUNNAH NABI TERDAPAT
BERBAGAI JENIS CERITA ATAU HIWAR YANG TUJUAN AKHIRNYA ADALAH
PENDIDIKAN RASA YANG MEMBENTUK SIKAP DAN TINGKAH LAKU.”43
38 MOESLICHATOEN R, METODE PENGAJARAN DI TK, (JAKARTA : PT. RINEKA CIPTA, 1999),
CET. 1, HLM. 24. 39 LIFT ANIS MA’SHUMAH, OP. CIT., HLM. 228. 40 Muhammad Said Mursi, Melahirkan Anak Masyaallah, op. cit., hlm. 35. 41 Moeslichatoen R, op. cit., hlm. 26. 42 Ibid. 43 LIFT ANIS MA’SHUMAH, OP. CIT., HLM. 223.
28
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN PRASEKOLAH METODE HIWAR INI
DAPAT DITERAPKAN DENGAN CATATAN MATERI HIWAR SESUAI DENGAN
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK.44
e. Metode Pembiasaan
Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, karena kebiasaan akan menghemat kekuatan pada manusia,
tetapi juga akan menjadi penghalang manakala tidak ada
penggeraknya. Ditinjau dari segi perkembangan anak, pembentukan
tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak tumbuh dan
berkembang secara seimbang.45
Penerapan kebiasaan dan kedisiplinan adalah faktor pendidikan
yang paling baik serta sarana yang paling efektif untuk menumbuhkan
keimanan dan akhlak pada anak.46
B. PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TK
Istilah pengajaran diartikan sebagai proses penyajian bahan oleh
seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain itu menerima,
menguasai dan mengembangkan bahan itu. Bahan pelajaran di sini berarti
“sesuatu” yang dapat berwujud pengetahuan, kecekatan atau keterampilan,
aktivitas serta hasil-hasil budaya pada umumnya.47
Sikun Pribadi, guru besar IKIP Bandung sebagaimana dikutip oleh Dr.
Ahmad Tafsir, menjelaskan:
Pengajaran ialah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognnitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya
44 Ibid. 45 Ibid., hlm. 224-225. 46 Muhammad Said Mursi, Melahirkan Anak Masyaallah, op. cit., hlm. 142. 47 Ign. S. Ulihbukit Karo-karo, et. al., Metodologi Pengajaran, (Salatiga: CV. Saudara,
1981), hlm. 3-4.
29
anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berfikir kritis, sistematis, objektif, serta terampil dalam mengajarkan sesuatu.48
Pengajaran yang di maksudkan disini ialah pengajaran agama Islam..
Islam adalah suatu agama yang berisi ajaran tentang tata hidup yang
diturunkan Allah kepada umat manusia melalui para Rasul-Nya, sejak dari
Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Ajaran Islam yang di
bawa oleh Muhammad dari Allah ini berisi pedoman pokok yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya (Allah), dengan dirinya sendiri, dengan
manusia sesamanya, dengan makhluk bernyawa yang lain, dengan benda mati
dan alam semesta ini. Ajaran ini diturunkan Allah untuk kesejahteraan hidup
manusia di dunia ini dan akhirat nanti.49
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Marasuddin Siregar berpendapat bahwa :
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.50
Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan
kepada salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim
dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu.51
Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam berarti bidang
studi agama Islam.52 Sedangkan menurut Zuhairini, dkk, “Pendidikan
48 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 7. 49 Ibid. 50 Marasuddin Siregar, Pengelolaan Pengajaran (Suatu Dinamika Profesi Keguruan),
dalam Chabib Thoha, et. al., PBM-PAI Di Sekolah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), Cet. 1, hlm.180.
30
Agama Islam yaitu selaras sistematis dalam membantu anak didik supaya
mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam”.53
Sejak dilahirkan anak membawa fitrah beragama. Fitrah ini baru
berfungsi setelah melalui proses bimbingan dan latihan. Tanda-tanda
keagamaan pada diri anak tumbuh terjalin secara integral dengan
perkembangan fungsi-fungsi kejiwaan pada diri anak. Melihat begitu
pentingnya bimbingan dan pemeliharaan potensi beragama sejak usia
dini dan dengan melihat bahwa ada tahapan perkembangan agama pada
anak, maka hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana upaya orang
tua (pendidik) dalam membina rasa beragama pada anak.54
Banyak ayat al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang secara langsung
atau tidak langsung mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan
pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam yaitu ditujukan kepada
orang tua sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat at-
Tahrim ayat 6 :
ايآأيارن كمليأهو كمفسآ أنا قوونأم نا الذي6: التحرمي ( .ه(
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. At-Tahrim: 6).55
Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan satu
sistem akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup dan
kehidupan manusia dalam berbagai hubungan.56
51 Karnadi Hasan, Pendidikan Dasar dalam Sistem Pendidikan Nasional dan Implikasi
Terhadap Pendidikan Islam, dalam Ismail SM, (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2001), hlm. 244.
52 Chabib Thoha, (eds), Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 4.
53 Zuhairini, et. al., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), hlm.25.
54Lift Anis Ma’shumah, op. cit., hlm. 219-221. 55 Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : CV. Al-Waah, 1989), hlm.
951.
31
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam di TK
Tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh
potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangan yang sempurna,
yaitu perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Selain itu tujuan
pendidikan harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar
dapat hidup di masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan
pekerjaan atau keahlian sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan
dan potensi yang dimilikinya.57
Tujuan pendidikan TK adalah membantu meletakkan dasar ke
arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta
yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.58
Tujuan pendidikan sekarang tidak cukup hanya memberikan
bekal pengetahuan, keterampilan, keimanan dan ketaqwaan saja, tetapi
juga harus diupayakan melahirkan manusia kreatif, inovatif, mandiri dan
produktif, mengingat dunia yang akan datang adalah dunia yang
kompetitif.
Menurut Marasuddin Siregar bahwa:
Tujuan pendidikan agama Islam yaitu meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.59
Sejalan dengan petunjuk al-Qur’an, bahwa dalam kaitan dengan
dimensi ruang dan waktu, secara garis besar pendidikan Islam diarahkan
56 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1997), hlm. 51. 57 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta : Raja Grafindo,
2001), hlm. 67. 58 Dewan Pimpinan Daerah GOPTKI, Materi Pelatihan KBK bagi Guru TK Swasta,
(Semarang : 2004), hlm. 2.
32
pada dua tujuan utama yaitu untuk memperoleh keselamatan di dunia dan
kesejahteraan di akhirat, sebagaimana firman Allah dalam surat al-
Baqarah ayat 201:
اب ومنهم من يقول ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى األخرة حسنة وقنا عذ )201: البقرة . (النار
Dan di antara mereka ada yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.(Q.S al-Baqarah : 201).60
Mengenai pentingnya menanamkan nilai-nilai agama kepada anak
usia prasekolah Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa :
Umur taman kanak-kanak adalah umur yang paling subur untuk menanamkan rasa agama kepada anak, umur penumbuhan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama melalui permainan dan perlakuan dari orang tua dan guru. Keyakinan dan keprcayaan gguru TK itu akan mewarnai pertumbuhan agama pada anak.61
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di TK
Ruang lingkup agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara:
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT
2. Hubungan manusia dengan sesama manusia
3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.62
59 Marasuddin Siregar, op. cit., hlm. 181. 60 Soenarjo, op. cit., hlm. 49. 61 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1990) Cet. 12, hlm.
111. 62 Marasudin Siregar dalam Chabib Thoha (eds), op. cit., hlm. 183.
33
Dalam kurikulum TK tahun 2004, ruang lingkup pengajaran
Pendidikan Agama di TK adalah menanamkan pada anak tentang nilai-
nilai moral agama dan budi pekerti.63
Sedangkan kompetensi dasar yang diharapkan adalah anak
mampu mengucapkan bacaan do’a atau lagu-lagu keagamaan, meniru
gerakan beribadah dan mengikuti aturan, serta dapat mengendalikan
emosi.64
Pada tingkat TK peserta didik dituntut dengan standar-standar
baku tertentu karena kondisinya yang belum memungkinkan berharap
terlalu besar terhadap hasil penanaman nilai-nilai religius pada proses
belajar mengajar agama Islam di tingkat taman kanak-kanak. Yang
penting pada tingkat TK peserta didik sudah dapat :
a. TERBIASA MELAKUKAN IBADAH MAKHDHAH
b. Mulai tertanam rasa keimanan kepada Allah SWT
c. Terbiasa berperilaku sopan santun kepada semua orang
d. Mulai mengenal huruf-huruf al-Qur’an.65
Dalam rangka menjelaskan ruang lingkup pengajaran agama,
berikut ini akan dikemukakan beberapa bidang pembahasan pengajaran
agama itu yang sudah menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri di
perguruan agama.
a. Pengajaran Keimanan di TK
66.وعمل باألركان, وتصديق باالقلب, اإليمان باهللا اإلقرارباللسان
63 Dewan Pimpinan Daerah GOPTKI Jawa Tengah, Materi Pelatihan KBK Bagi Guru TK
Swasta, (Semarang: 2004), hlm.44. 64 Ibid. 65 Depag RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 2001), hlm. 8. 66 Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar As-Suyuti, Jami’ as-Shaghir, Juz I,
(Bairut Libanon : Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1990), hlm. 185.
34
MAKSUD DARI DALIL TERSEBUT DI ATAS BAHWA IMAN KEPADA
ALLAH ITU DENGAN CARA MENGIKRARKAN DENGAN LISAN (UCAPAN) DAN
membenarkan DALAM HATI, SERTA MENGAMALKAN DENGAN PERBUATAN.
PENGAJARAN KEIMANAN DI TK YAITU ANTARA LAIN DENGAN
MENGENALKAN CIPTAAN-CIPTAAN TUHAN, SEPERTI : MANUSIA, BUMI,
LANGIT, TANAMAN, HEWAN, DAN SEBAGAINYA.67
ADAPUN RUANG LINGKUP PENGAJARAN KEIMANAN ITU MELIPUTI
RUKUN IMAN YANG ENAM, YAITU : PERCAYA KEPADA ALLAH, KEPADA PARA
RASUL ALLAH, KEPADA MALAIKAT, KEPADA KITAB-KITAB SUCI YANG
DITURUNKAN KEPADA RASUL ALLAH, DAN KEPADA HARI AKHIRAT SERTA
KEPADA QADHA DAN QADAR.68
SUATU HAL YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN OLEH GURU IALAH
BAHWA PENGAJARAN KEIMANAN ITU LEBIH BANYAK BERHUBUNGAN
DENGAN ASPEK KEJIWAAN DAN PERASAAN. NILAI PEMBENTUKAN YANG
DIUTAMAKAN DALAM MENGAJAR IALAH KEAKTIFAN FUNGSI-FUNGSI JIWA
(PEMBENTUKAN FUNGSIONAL). PENGAJARAN LEBIH BANYAK BERSIFAT
AFEKTIF, MURID JANGAN TERLALU DIBEBANI HAFALAN-HAFALAN, ATAU
HAL-HAL YANG LEBIH BANYAK BERSIFAT PIKIRAN, TERUTAMA DI SEKOLAH
TINGKAT RENDAH. YANG PENTING ANAK DIAJARKAN SUPAYA MENJADI
ORANG BERIMAN, BUKAN AHLI PENGETAHUAN TENTANG KEIMANAN.69
b. Pengajaran Akhlak di TK
Pengajaran akhlak di TK yaitu membiasakan kegiatan sehari-
hari dengan mengucapkan bacaan do’a-do’a sederhana, misalnya :
berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan.70
67 Dewan Pimpinan Daerah GOPTKI Jawa Tengah , op. cit., hlm. 143. 68 Zakiah Daradjat, et. al., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), Cet. 1, hlm. 67-68. 69 Ibid., hlm. 68. 70 Dewan Pimpinan Daerah GOPTKI Jawa Tengah , op. cit.
35
Dalam bahasa Indonesia, secara umum akhlak diartikan
dengan “tingkah laku” atau “budi pekerti”. Menurut Imam Ghazali,
sebagaimana dikutip oleh Zakiah Daradjat bahwa : “Akhlak ialah
suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa
seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku), bukan
karena suatu pemikiran dan bukan pula karena suatu
pertimbangan.”71
Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam jilid 1, sebagaimana
dikutip oleh Muhammad Daud Ali, menjelaskan bahwa :
Suatu perbuatan baru dapat disebut pencerminan akhlak jika memenuhi beberapa syarat yaitu antara lain : (1) dilakukan berulang-ulang, jika dilakukan sekali saja atau jarang-jarang tidak dapat dikatakan akhlak, (2) timbul dengan sendirinya, tanpa dipikir-pikir atau ditimbang berulang-ulang karena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya.72 Pemberian pelajaran akhlak tidak hanya sekedar menyuruh
menghafal nilai-nilai normatif akhlak secara kognitif, kemudian
diberikan dalam bentuk ceramah dan diakhiri dengan ulangan.
Akhlak harus diajarkan sebagai perangkat sitem yang satu sama lain
saling terkait dan mendukung yang mencakup guru agama, guru
bidang studi lain, pimpinan sekolah, kurikulum, metode, bahan dan
sarana, tetapi juga mencakup orang tua, tokoh masyarakat dan
pimpinan formal. Akhlak tidak akan tumbuh tanpa diajarkan dan
dibiasakan. Oleh karena itu ajaran agama, selain sebagai ilmu yang
diajarkan secara bertahap, juga harus diikuti secara terus menerus
bentuk pengalamannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah dan
di lingkungan rumah.73
71 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus dalam Pengajaran PAI, op. cit., hlm. 68. 72 Muhammad Daud Ali, op. cit., hlm. 348. 73 Husni Rahim, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Moral dan Ahklak dalam Muchlas
Fauzi dan A. Hasan Basri, Jurnal Pendidikan dan Psikologi, (Jakarta : Direktorat Pembinaan PAI, 2000), hlm 5-6.
36
Pada masa anak-anak atau pada umur sekolah rendah, sifat-
sifat baik dan terpuji itu diberikan kepada anak-anak melalui cerita-
cerita para pahlawan dan tokoh-tokoh agama yang banyak
memperlihatkan sifat-sifat terpuji itu. Dan tentu saja lebih tepat kalau
diberikan melalui sejarah atau hikayat para Nabi dan Rasul, para
sahabat Nabi dan imam mujtahid.74
c. Pengajaran Ibadah di TK
IBADAH MENURUT BAHASA, ARTINYA TAAT, TUNDUK, TURUT, IKUT
DAN DO’A.75
Dalam PENGERTIAN yang luas, ibadah itu ialah bentuk
pengabdian yang ditujukan kepada Allah semata yang diawali oleh
niat. Ada bentuk pengabdian itu yang secara tegas digariskan oleh
syari’at Allah, seperti; shalat, puasa, zakat, haji, dan ada pula yang
tidak digariskan cara pelaksanaannya dengan tegas, tetapi diserahkan
saja kepada yang melakukannya, asal tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip ajaran Islam.
Pengajaran ibadah di TK yaitu dengan mengajarkan kepada
anak untuk meniru pelaksanaan kegiatan ibadah secara sederhana.76
SEMUA PERBUATAN BAIK DAN TERPUJI MENURUT NORMA AJARAN
ALLAH DAPAT DIANGGAP IBADAH DENGAN NIAT YANG IKHLAS KARENA
ALLAH SEMATA. IBADAH DALAM ARTI YANG KHUSUS IALAH SUATU
UPACARA PENGABDIAN YANG SUDAH DIGARISKAN OLEH SYARI’AT ALLAH,
BAIK BENTUKNYA, CARANYA, WAKTUNYA, SERTA SYARAT DAN RUKUNNYA,
SEPERTI : SHALAT, PUASA, ZAKAT, HAJI DAN SEBAGAINYA.77
ANAK SEKOLAH RENDAH (TK) SEBAIKNYA TIDAK DITUNTUT UNTUK
MENGHAFALKAN BACAAN-BACAAN YANG SUKAR YANG BUKAN MERUPAKAN
74 Zakiah Daradjat,Metodik Khusus dalam Pengajaran PAI, hlm. 72-73. 75 Muhammad Daud Ali, op. cit., hlm. 244. 76 Dewan Pimpinan Daerah GOPTKI Jawa Tengah , loc. cit. 77 Zakiah Daradjat, et. al., op. cit., hlm. 73.
37
POKOK MATERI YANG MENJADIKAN PERBUATAN IBADAH SAH. SETIAP GURU
HARUS MENGERTI DAN SADAR BAHWA PENGAJARAN IBADAH ITU ADALAH
PENGAJARAN KEGIATAN BERAMAL/ BEKERJA DALAM RANGKA BERIBADAH
.78
d. Pengajaran al-Qur’an di TK
Al-Qur’an itu ialah wahyu Allah yang dibukukan, yang
diturunkan kepada Nabi SAW sebagai mukjizat, membacanya
dianggap ibadah, sumber utama ajaran Islam. Adapun ruang lingkup
pengajaran al-Qur’an ini lebih banyak berisi pengajaran keterampilan
khusus yang memerlukan banyak latihan dan pembiasaan.79
Pengajaran al-Qur’an pada tingkat pertama berisi pengenalan
huruf hijaiyah dan kalimah (kata). Selanjutnya diteruskan dengan
memperkenalkan tanda-tanda baca. Sebaiknya tentu kata yang
terdapat dalam al-Qur’an itu sendiri yang digunakan sebagai bahan.80
Pengajaran al-Qur’an di TK Islam Terpadu “Pelita Hati”,
yaitu dengan mengenalkan huruf-huruf hijaiyyah dan ayat-ayat
pendek al-Qur’an yang sederhana, seperti : surat al Baqarah ayat 20
tentang kekuasaan Allah atas segala sesuatu.81
Jadi bagi setiap orang wajib untuk belajar agama melalui
kitab yang diturunkan oleh Allah SWT, sebagaimana firman Allah
dalam surat Shaad ayat 29:
لي كاربم كإلي لناهزأن ابااأللبابكتلواو ذكرتليوآ أيته وربد . )29: ص (
Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya
78 Ibid., hlm. 76. 79 Ibid., hlm. 89-93. 80 Ibid. 81 Observasi pada tanggal 08 September 2004.
38
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shaad : 29).82
C. METODE LAGU DALAM PENGAJARAN PAI DI TK
Apabila kita menganalisis beberapa faktor yang secara simultan
bekerjasama ketika pengajaran/ praktek pendidikan berlangsung, maka akan
kita dapati komponen-komponen seperti guru (pendidik), siswa (anak didik),
materi/ bahan, tujuan, bentuk, metode, dan lain-lain. Masing-masing
komponen di atas tidak bisa berdiri sendiri namun secara bersama saling
mempengaruhi dalam proses pendidikan. Salah satu komponen yang
kedudukannya tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya adalah metode.
Dalam dunia pendidikan, metode pengajaran berfungsi sebagai salah satu alat
untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, walaupun di sini ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam
pemilihan dan penggunaan suatu metode.
Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih
berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode
merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan kegiatan.83
Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya melaksanakan
kegiatan. Namun yang harus diingat bahwa pengajaran di taman kanak-kanak
mempunyai metode yang khas. Oleh karena itu ada metode-metode yang
lebih sesuai bagi anak TK dibandingkan dengan metode-metode lain.84
Sebagaimana dikemukakan bahwa metode itu merupakan cara yang
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagai
alat untuk mencapai tujuan kegiatan tidak selamanya berfungsi secara
memadai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan
82 Depag RI, op. cit., hlm. 736. 83 Moeslichatun R. , Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 1999), Cet 1, hlm. 7. 84 Ibid.
39
dipergunakan dalam program kegiatan anak ditaman kanak-kanak guru perlu
mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan
metode tersebut, seperti; karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak
yang diajar.85
Ada hal yang harus dimengerti oleh seorang pendidik ketika
berinteraksi dengan anak, khususnya ketika ingin menyampaikan sebuah
materi ilmiah atau pengetahuan tertentu kepadanya adalah memilih cara yang
bagus dalam menyampaikan materi atau pengetahuan tersebut. Pendidik juga
harus mengerti bagaimana hal itu diserap oleh anak khususnya pada masa ini
di mana yang ingin disampaikan kepada anak adalah pengertian-pengertian
yang abstrak, seperti : Malaikat, kebiasaan dan cinta. Metode ini harus
dimengarti oleh setiap pendidik, baik ibu, ayah, atau guru. Di antaranya ialah
metode lagu.86
Lagu adalah ragam suara yang berirama (dalam bercakap, bernyanyi,
dan membaca).87
Lift Anis Ma’shumah mengatakan bahwa :
Lagu-lagu keagamaan atau ke-Islaman adalah salah satu metode yang menarik dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam pada anak prasekolah, sebab secara tidak langsung anak akan mampu merekam lagu serta makna atau nilai yang terkandung di dalamnya dan lambat laun rasa keagamaan akan tertanam dalam jiwa anak didik.88
85 Ibid., hlm. 9. 86 Muhammad Said Mursi, Melahirkan Anak Masya Allah, (Jakarta : CV. Cendekia Sentra
Muslim, 2001), hlm. 30. 87 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), hlm. 624. 88 Lift Anis Ma’shumah, op. cit., hlm. 229.
40
Nasyid Islam atau syair-syair manis yang menyenangkan hati adalah
cara yang cukup efektif untuk membantu anak dalam memahami banyak
hal.89
Lagu dapat merangsang anak, menumbuhkan motivasinya, dan
membuat pengetahuan-pengetahuan dapat sampai kepadanya dengan mudah,
dapat tertanam dengan kokoh, dan dapat membuat anak menyukai
pembahasannya.90
Sebagian besar anak kecil cenderung untuk menyukai lagu-lagu yang
indah dan suara yang merdu, terutama jika menggunakan kata-kata yang
mudah dihapal. Lagu-lagu tersebut dapat diperoleh dengan cara :
1. Secara lisan
2. Melalui kaset
Adapun tema dari lagu-lagu tersebut adalah tema-tema yang dapat
membantu dan memudahkan si anak dalam memperoleh pengetahuan,
seperti :
1. Kisah-kisah yang terdapat dalam al-Qur’an seperti kisah-kisah tentang
binatang dan para Nabi
2. Perbuatan-perbuatan yang baik seperti jujur, membaca al-Qur’an dan
ketulusan.91
Akan tetapi, satu hal yang perlu diperhatikan adalah lagu-lagu
tersebut harus menggunakan nada yang enak didengar dan kata-kata yang
sesuai dengan usia dan akal mereka. Lagu-lagu semacam ini dapat kita
temukan pada perpustakaan-perpustakaan Islam dan tempat-tempat lainnya.92
89 Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, (Jakarta : Arroyan, 2001), Cet. 1, hlm.
95. 90 Muhammad Said Mursi, Melahirkan Anak Masya Allah, loc. cit. 91 Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, (Jakarta : Arroyan, 2001), Cet. 1, hlm.
144. 92 Ibid, hlm. 145.
41
Tidak semua lagu itu dibolehkan menurut syari’at Islam. Lagu yang
dibolehkan adalah lagu yang syair-syairnya tidak bertentangan dengan ajaran
Islam, aqidah, syari’ah dan akhlak.93
Sebaiknya anak-anak dijauhkan dari segala bentuk lagu yang
menyesatkan dan tidak bermanfaat. Usahakan lagu yang akan diberikan
kepada anak-anak itu memiliki acuan yang jelas dan sesuai dengan kurikulum
yang ditetapkan.94
1. Contoh Jenis Lagu Keagamaan
Ada beberapa lagu keagamaan yang sangat bermanfaat bagi anak-
anak dan mengandung unsur pendidikan yang terpuji bagi anak itu
sendiri, seperti lagu-lagu yang menyebutkan keagungan Allah,
menyanjungkan pujian kepada-Nya. Beberapa contoh lagu keagamaan
yang bermanfaat bagi anak adalah sebagaimana di bawah ini :
a. Allah Maha Pencipta
Mata untuk apa?
Untuk melihat,
Siapa yang menciptakan mata?
Allah Subhanahu Wata’ala
Telinga untuk apa?
Untuk mendengar,
Siapa yang menciptakan telinga?
Allah Subhanahu Wata’ala
Gigi untuk apa?
Untuk makan,
Siapa yang menciptakan gigi?
Allah Subhanahu Wata’ala
93 Yusuf al Qardlawy, Nasyid Versus Musik Jahiliyyah, (Bandung : Mujahid Press, 2001),
Cet. 1, hlm. 21. 94 Jaudah Muhammad Awwad, Mendidik Anak Secara Islam, (Jakarta : Gema Insani
Press, 1995), Cet. 1, hlm. 30.
42
Siapa yang menciptakan langit dan bintang?
Allah Subhanahu Wata’ala
Siapa yang menciptakan binatang?
Allah Subhanahu Wata’ala
b. Nabi Muhammad Yang Jujur dan Terpercaya
Nabi Muhammad SAW tidak suka bohong
Nabi Muhammad SAW suka menepati janji
Nabi Muhammad SAW tidak pernah mencuri
Anak yang jujur akan diberi hadiah
Anak yang suka bohong tidak mencintai Nabi
Anak yang baik harus meniru Nabi
c. Mengenalkan Rukun Iman
Aku beriman kepada Allah
Aku beriman kepada malaikat
Aku beriman kepada kitab suci
Aku beriman kepada Rasulullah
Aku beriman kepada hari kiamat
Aku beriman kepada qadha dan qadar
d. Mengenalkan Rukun Islam
Rukun Islam ada lima
Aku tidak boleh lupa
Yang pertama adalah syahadat
Yang kedua adalah shalat
Yang ketiga adalah zakat
Yang keempat adalah puasa Ramadhan
Yang kelima adalah ibadah haji
43
Aku harus takut kepada Allah
Aku harus meniru Nabi Muhammad SAW
Aku tidak boleh lupa shalat
Aku tidak boleh lupa puasa Ramadhan
Ayah, Ibu, kita harus berzakat
Besar nanti, aku ingin pergi haji
e. Mengenalkan Shalat
Shalat Subuh dua rakaat
Bacaan Shalat Subuh nyaring
Sebelum matahari terbit, kita dapat Shalat Subuh
Shalat Dzuhur empat rakaat
Bacaan Shalat Dzuhur perlahan
Setelah matahari tergelincir, kita boleh Shalat Dzuhur
Shalat Asar empat rakaat
Bacaan Shalat Asar perlahan
Setelah matahari terbenam, kita boleh Shalat Maghrib
Shalat Isya empat rakaat
Bacaan Shalat Isya nyaring
Setelah warna merah di langit hilang, kita boleh Shalat Isya95
f. Mengenalkan al Qur’an
ك ك ك ك ك ض ض ض ض ض د د د د د ا ا ا ا ا
ل ل ل ل ل ط ط ط ط ط ذ ذ ذ ذ ذ ب ب ب ب ب
م م م م م ظ ظ ظ ظ ظ ر ر ر ر ر ت ت ت ت ت
ن ن ن ن ن ع ع ع ع ع ز ز ز ز ز ث ث ث ث ث
و و و و و غ غ غ غ غ س س س س س ج ج ج ج ج
95 Jaudah Muhammad Awwad, op. cit., hlm. 31-43.
44
ه ه ه ه ه ف ف ف ف ف ش ش ش ش ش ح ح ح ح ح
ي ي ي ي ي ق ق ق ق ق ص ص ص ص ص خ خ خ خ خ
- : Kubelajar Membaca (4x)
- : Kubelajar Di sini (4x)
- : Belajar dengan Bu Guru (4x).96
2. Manfaat Lagu Bagi Anak TK
Lagu adalah bagian dari musik. Lagu tiada lain adalah suatu
bentuk ungkapan pikiran dan perasaan seseorang melalui nada dan kata,
berwawasan citra rasa estetika. Dikatakan juga lagu merupakan alat
untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. Lagu
memiliki fungsi sosial selama syair dan lagu-lagu itu dikomunikasikan.97
Kekuatan lagu pada fungsi ini dapat kita lihat pada pendidikan.
Melalui lagu, kita berupaya membantu diri anak menuju kedewasaan
dalam hal menumbuh-kembangkan aspek intelegensi, emosi, dan rasa
sosial anak.98
Lagu untuk anak-anak sangatlah penting karena mempunyai
beberapa manfaat, antara lain;
1. Menimbulkan rasa senang dan gembira dalam diri seseorang anak.
2. Memperkaya imajinasi si anak dan meningkatkan daya kreasinya
3. Meningkatkan kemampuan berbahasa
4. Meningkatkan jiwa seni dan sastra dalam diri mereka
96 Uswatun Chasanah dan Wiwiek JS, Belajar Huruf Hijaiyyah Usia Dini, (Muntilan
Magelang : Kaset Tape Recorder). 97 Chandrawaty, et. al., Kumpulan Lagu-lagu Raudhatul Athfal, (Jakarta : CV. Nyo-Patra
Corporation, t.th.), hlm. 2. 98 Ibid., hlm. 1-2.
45
5. Meningkatkan kemampuannya untuk mengkritik dan melakukan
pembenaran
6. Mencerdaskan akal, membina jiwa dan meningkatkan daya
imajinasinya
7. Menambah kecintaan si anak kepada sastra dan seni.99
Menurut Chandrawaty, lagu anak-anak mempunyai beberapa
fungsi, yaitu:
a. ANAK DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN MELATIH OTOT TUBUHNYA SEPERTI
PADA SENAM
b. ANAK DAPAT MENAMBAH PERBENDAHARAAN KATA-KATA (BAHASA),
MENIRU, BERIMAJINASI, BERFANTASI
c. ANAK DAPAT MENYALURKAN EMOSINYA DAN MERASA SENANG
d. SEPERTI PADA LAGU DOLANAN, ANAK BELAJAR BERSAMA MEMATUHI
ATURAN PERMAINAN; MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN
KECENDERUNGAN MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI.100
Sedangkan menurut Ibu Kasur menyebutkan bahwa :
Ada enam fungsi lagu dalam pendidikan anak, yaitu: Pertama, memperhalus jiwa anak. Kedua, memberikan sentuhan cita-rasa seni bagi anak. Ketiga, membentuk kepribadian agar anak berkepribadian luhur. Keempat, proses bagi anak untuk mengenal lingkungan. Kelima, terciptanya komunikasi yang setara antara anak dan pendidik. Keenam, anak-anak dapat mengekspresikan dirinya di samping menghibur dirinya.101
3. Pola Pengajaran Melalui Lagu di TK
99 Muhammad Said Mursi, op. cit., hlm. 145. 100 Chandrawaty, et. al., op. cit., hlm. 1-2. 101 Muclas Fauzi dan A. Hasan Basri, Jurnal Pendidikan, (Jakarta : Direktorat Pembinaan
PAI, 2000), hlm. 28.
46
Pengajaran melalui lagu pada anak prasekolah (TK) dapat
diterapkan bersama-sama dengan metode-metode lain yang sesuai
denagn usia anak dan materi yang akan disampaikan. Metode-metode
yang dapat diterapkan bersama-sama dengan metode lagu antara lain ;
metode karyawisata, metode bermain dan metode cerita.
Pembelajaran melalui lagu yang divariasikan dengan metode
karyawisata yaitu anak-anak diajak jalan-jalan untuk melihat alam sambil
bernyanyi, kemudian anak diberi pengertian untuk menghargai ciptaan
Tuhan.102
Jaudah Muhammad Awwad juga mengatakan bahwa : "Lagu-lagu
tentang ciptaan Tuhan bisa disampaikan dengan cara saling menimpali,
yaitu seorang anak bernyanyi dan lainnya menimpali."103
Sedangkan pembelajaran melalui lagu yang divariasikan denagn
metode bermain, yaitu ; sambil bermain guru dapat menghidupkan lagu-
lagu keagamaan.104
Pengajaran melalui lagu yang divariasikan dengan metode cerita
yaitu ; setelah guru bercerita sebelum selesai ceritanya, anak-anak
disuruh menyanyi bersama-sama, kemudian guru kembali melanjutkan
ceritanya.105
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
lagu cukup efektif untuk diterapkan dalam Pendidikan Agama Islam pada
anak sejak usia dini, yaitu dimulai pada anak usia prasekolah. Pendidikan
agama penting dalam rangka pembentukan kepribadian seseorang. Untuk
mengajarkan agama pada anak prasekolah diperlukan suatu metode yang
tepat, mengingat pemikiran anak yang terbatas dan konsep agama yang
bersifat abstrak. Dalam hal ini metode lagu merupakan cara yang tepat dan
efektif dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam pada anak prasekolah
102 Lift Anis Ma’shumah, op. cit., hlm. 228-229. 103 Jaudah Muhammad Awwad, op. cit., hlm. 31. 104 Lift Anis Ma’shumah, op. cit., hlm. 229.
47
sebab lagu adalah sesuai dengan dunia anak-anak yang mempunyai
kecenderungan untuk menyukai hal-hal yang indah dan menyenangkan.
105 Jaudah Muhammad Awwad, op. cit., hlm. 33.