studi manajemen kesiswaan dalam …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... ·...

92
i STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA NEGERI DEMAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : ROIS ALI MAKSUM NIM : 073311025 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Upload: dinhcong

Post on 06-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

i

STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM

MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI

MA NEGERI DEMAK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

ROIS ALI MAKSUM

NIM : 073311025

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rois Ali Maksum

NIM : 073311025

Jurusan/Program Studi : Kependidikan Islam

Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk

sumbernya.

Page 3: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

iv

Page 4: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

v

Semarang, 28 Mei 2012

NOTA PEMBIMBING

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang

di Semarang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Studi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Potensi

Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak

Nama : Rois Ali Maksum

NIM : 073311025

Jurusan : Kependidikan Islam (KI)

Program Studi : Kependidikan Islam (KI)

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding Munaqasyah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Page 5: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

vi

Semarang, 28 Mei 2012

NOTA PEMBIMBING

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang

di Semarang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Studi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Potensi

Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak

Nama : Rois Ali Maksum

NIM : 073311025

Jurusan : Kependidikan Islam (KI)

Program Studi : Kependidikan Islam (KI)

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding Munaqasyah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Page 6: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

vii

ABSTRAK

Judul : Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi

Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak

Penulis : Rois Ali Maksum

NIM : 073311025

Penelitian ini membahas tentang manajemen kesiswaan dalam

meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Kajian ini

dilatar belakangi oleh Organisasi siswa merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang

berfungsi sebagai wahana untuk berlatih di bidang keorganisasian, kepemimpinan

dan keterampilan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan:

Pertama, bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan

potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Kedua, Bagaimana

pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA

Negeri Demak. Ketiga, Bagaimana pelaksanaan evaluasi siswa dalam

meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak.

Penelitian ini merupakan penelitian deskritif. Metode deskritif kualitatif

di pergunakan untuk pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat dan

tujuannya adalah untuk mencari gambaran yang sistematis, fakta yang akurat.

Analisis data dalam penelitian ini berupa teknik analisis field research, yaitu

metode analisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.

Hasil penelitian ini yaitu meliputi: Pertama, Dalam pelaksanaan

rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi siswa kepala sekolah tidak

bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama dengan Waka Kesiswaan beserta

Waka Kurikulum. Waka Kesiswaan dalam pelaksanaan perikrutan dan seleksi

sebelumnya melakukan pendataan sekolah tingkat SMP/MTs dan memberikan

undangan atau selebaran brosur dengan tujuan untuk mempromosikan MA

Negeri. Kedua, Dalam pelaksanaan pembinaan dalam meningkatkan potensi

siswa di MA Negeri telah menggunakan teknik external control, teknik inner

control dan teknik cooperative control. Pembinaan ini bertujuan untuk

mendisiplinkan peserta didik MA Negeri. Kemudian dalam pembinaan intra yaitu

Osis yang ada di MA Negeri, pembinaan yang diberikan yaitu memberikan

praktek tentang memimpin seorang peserta didik, memberikan pengalaman

bekerjasama dalam kelompok, demokratis, berjiwa toleransi, mengendalikan

organisasi, dan Memiliki Jiwa Keikhlasan. Untuk pembinaan yang lain

disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Ketiga, Dalam teknik

evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu bervariasi. Teknik ini menyesuaikan

dengan jenis ekstra yang akan dievaluasi.

Dari kajian dan temuan tersebut kiranya dapat dijadikan acuan untuk

meningkatkan potensi berorganisasi siswa di lembaga pendidikan. Selanjutnya,

penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan masukan bagi pengelola

manajemen kesiswaan di MA Negeri, guru dan pembina Osis, bahan informasi

bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 7: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena ijin dan ridha-Nya

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Manajemen Kesiswaan

dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak”.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi

akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam. Dalam penulisan

ini, peneliti menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini terlepas dari

keterbatasan peneliti sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kekhilafan.

Tidak ada kata yang pantas peneliti ungkapkan kepada pihak-pihak yang

membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dr. Suja’i, M.Ag.

2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang Dr. Musthofa, M.Ag.

3. Pembimbing I Dr. Fahrurrozi, M.Ag. dan pembimbing II Dr. Musthafa

Rahman, M.Ag yang telah berkenan untuk meluangkan waktu, tenaga dan

pikirannya, untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dosen jurusan Kependidikan Islam yang telah membekali peneliti dengan

berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman.

5. Kepala MA Negeri Demak yang telah memberikan kesempatan kepada

peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Ayanda Sulkhan dan Ibunda Umi Kulsum tercinta yang telah mencurahkan

segenap kasih dan sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya.

7. Teman-teman seperjuangan KI ’07 yang senantiasa memberikan do’a dan

dukungannya, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

8. Semua pihak yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Page 8: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

ix

Kepada mereka semua, peneliti ucapkan “Jazakumullah Khairan Katsiran“.

Semoga amal baik dan jasa-jasanya diberikan oleh Allah balasan yang sebaik-

baiknya.

Akhirnya, peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan beberapa aspek

inti di dalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.

Amin.

Semarang, 19 Juni 2012

Peneliti

Rois Ali Maksum

NIM. 073311025

Page 9: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................ iii

NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 6

A. Kajian Pustaka .................................................................................. 6

B. Kerangka Teoritik............................................................................. 7

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 35

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35

B. Tempat dan waktu Penelitian ......................................................... 35

C. Sumber Penelitian .......................................................................... 36

D. Fokus Penelitian ............................................................................ 36

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 41

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 41

1. Rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi siswa 41

2. Pembinaan dalam meningkatkan potensi siswa .................. 47

3. Evaluasi dalam meningkatkan potensi siswa ...................... 56

Page 10: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

xi

B. Pembahasan ................................................................................. 59

1. Rekrutmen dan seleksi ........................................................... 59

2. Pembinaan ............................................................................. 61

3. Evaluasi ................................................................................. 63

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 65

A. Simpulan ....................................................................................... 65

B. Saran ............................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu dimensi pembangunan. Proses

pendidikan terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan

diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan pembangunan dibidang ekonomi, yang saling menunjang satu

dengan yang lainnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional.

Proses pendidikan berkenaan dengan semua upaya untuk mengembangkan

mutu sumber daya manusia, sedangkan manusia yang bermutu itu pada

hakikatnya telah dijabarkan dan dirumuskan secara jelas dalam rumusan

tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan itu sendiri searah dengan tujuan

pembangunan secara keseluruan.1

Hal ini selaras dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan

bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.2

Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, salah satu usahanya yaitu

dengan adanya manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan merupakan

suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta

didik, yaitu mulai dari masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya

peserta didik tersebut dari suatu lembaga.3

1 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Rosdakarya, 2010),

Hlm. 75. 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung; Fokusmedia,

2006), hlm. 7. 3 Hendyat Suetopo, Wasti Soearto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan,

(Surabaya: Buana Offset, 1982), hlm.98.

Page 12: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

2

Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen intergral dan

tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruan. Alasannya

tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara

optimal, efektif dan efisien dalam rangka inilah tumbuh kesadaran akan

pentingnya manajemen berbasis sekolah (MBS).4

Mulyono, dalam manajemen administrasi dan organisasi pendidikan

mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan

yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara

kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang

bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien.5

Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu

terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar

secara efektif dan efesien, mulai dari penerimaan peserta didik hingga

keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.6

Kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan siswa di antaranya

adalah organisasi siswa. Organisasi pada dasarnya merupakan wadah

sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.7

Kita tahu bahwa kemampuan dalam berorganisasi memang harus

dimiliki oleh setiap peserta didik. Oleh karena itulah, siswa perlu dibekali

kemampuan dalam berorganisasi, karena tugas peserta didik disekolah tidak

hanya belajar, selain itu peserta didik juga ditutut untuk mengamalkan

ilmunya di masyarakat untuk mengajar, dan membimbing masyarakat.

4 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Kompetensi Dan AplikasinyA, (Bandung: Rosda

karya, 2003), hlm.20. 5 Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2008), hlm. 178. 6 Ary Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1996), Cet.I, hlm.9. 7 MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara,

2008), hlm. 104.

Page 13: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

3

Mengingat tugas dan kewajiban tersebut, maka sudah sepatutnya para

peserta didik selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya guna

menghadapi tugas di masa depan. Dan seiring dengan dinamika kemajuan

zaman dan tuntutan perkembangan masyarakat, maka para peserta didik juga

harus terus berupaya membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

teknologi serta berbagai metodologi dakwah, sehingga dapat mengiringi

kemajuan masyarakat, dan kegiatan dakwahnya dapat diterima di

masyarakat.8

Mengingat proses pembelajaran di dalam kelas tidak cukup untuk

memberikan bekal tentang organisasi dan metode bermasyarakat, maka peran

organisasi siswa menjadi sangat penting bagi peserta didik. Organisasi siswa

dengan berbagai kegiatan ekstra kurikulernya akan berfungsi sebagai wahana

untuk berlatih di bidang keorganisasian, kepemimpinan dan keterampilan.

Organisasi siswa yang ada di sekolah salah satunya adalah OSIS

(Organisasi Siswa Intra Sekolah). Secara mendasar OSIS merupakan

organisasi peserta didik yang resmi diakui dan diselenggarakan di sekolah

dengan tujuan untuk melatih kepemimpinan peserta didik serta memberikan

wahana bagi murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang

sesuai.9

Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah pengalaman memimpin,

pengalaman bekerjasama, hidup demokratis, berjiwa toleransi dan

pengalaman mengendalikan organisasi.10

Karena OSIS merupakan salah satu

wadah dari manajemen kesiswaan, maka perlu adanya usaha dari fungsi

manajemen kesiswaan untuk mencapai tujuan, tentunya untuk meningkatkan

potensi berorganisasi peserta didik itu sendiri.

8 MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, hlm. 110.

9 Drs. H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), cet.

III, hlm. 62. 10

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, (Malang: FIP

IKIP Malang, 1989), cet. II, hlm. 127.

Page 14: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

4

Berangkat dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi

Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka ada

fokus penelitian yang menarik, yang perlu dikaji dalam skripsi ini, antara

lain:

1. Bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan

potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak?

2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan potensi

berorganisasi di MA Negeri Demak?

3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi siswa dalam meningkatkan potensi

berorganisasi di MA Negeri Demak?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam

meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan

potensi berorganisasi di MA Negeri Demak.

3. Untuk menemukan apa saja bentuk evaluasi siswa dalam meningkatkan

potensi berorganisasi di MA Negeri Demak.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan

langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh

selain diperguruan tinggi.

2. Peneliti ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan.

3. Peneliti diharapkan dapat menambah khazanah intelektual keilmuan.

Page 15: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

5

4. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangsih pemikiran guna

meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.

Page 16: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku,

hasil penelitian, karya ilmiah, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti

sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang peneliti lakukan.

Peneliti akan mengambil beberapa sumber sebagai bahan rujukan atau

perbandingan baik dari buku-buku maupun dari hasil penelitian.

Adapun karya ilmiah yang membahas tentang manajemen kesiswaan,

di antaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Istatho’ah (3101045), Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang, pada tahun 2006, yang berjudul “Studi tentang

Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda Mangkang”. Beliau

membahas tentang penerapan manajemen kesiswaan dan hambatannya

yang dihadapi serta tindakan yang ditempuh madrasah dalam menghadapi

permasalahan.1

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah (3104345), Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang, tahun 2009, yang berjudul Peran “Manajemen

Kesiswaan untuk Meningkatkan Mutu MTs N Model Brebes”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan bagi peningkatan

mutu sangat penting karena manajemen kesiswaan adalah salah satu

bagian dari komponen madrasah yang dikelola dan diatur oleh kepala

madrasah untuk menghasilkan mutu yang berorientasi pada input, proses,

dan output.2

3. Penelitian yang dilakukan oleh Farida Tasriroh (3101282), Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang berjudul “Studi Tentang

Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA Unggulan Pondok

Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang” konsep manajemen secara

sederhana yakni unsur inti yang sering dikenal dengan POAC (Planning,

1 Istatho’ah, “Studi tentang Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda Mangkang”

2 Nur Azizah, “Peran Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu di MTs Model

Brebes”

Page 17: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

7

Organizing, Actuating, dan Controlling) dan terfokus pada bimbingan dan

konseling dengan menggunakan contoh beberapa kasus yang berhasil

dijumpai dilapangan.3

Peneliti mengangkat beberapa kajian di atas karena, skripsi pertama

memaparkan tentang manajemen kesiswaan secara global. Kemudian skripsi

kedua menjelaskan peran manajemen kesiswaan untuk meningkatkan mutu

madrasah (MTs N). Sedangkan skripsi ketiga menjelaskan tentang konsep

manajemen secara sederhana dan fokus pada bimbingan dan konseling

dengan menggunakan contoh beberapa kasus yang berhasil dijumpai

dilapangan.

Setelah menelaah berbagai karya tulis berupa hasil penelitian yang ada

peneliti belum menemukan pebahasan manajemen kesiswaan yang lebih

spesifik. Khususnya yang membahas tentang potensi berorganisasi

siswa.mOleh karena itu, peneliti mencoba untuk membahas permasalahan

tersebut dengan mengambil lokasi penelitian di MA Negeri Demak.

B. Kerangka Teoritik

1. Manajemen Kesiswaan

a. Pengertian Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal

yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari

perencanaan penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik

berada di sekolah, sampai dengan peserta didik menamatkan

pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap

berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.4

Mulyono, dalam Manajemen Administrasi dan Organisasi

Pendidikan mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh

proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta

3 Farida Tasriroh, “Studi Tentang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA

Unggulan Posndok Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang” 4 W. Mantja, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan dan

Supervisi Pengajaran, (Malang: Elang Mas, 2007) hlm. 35.

Page 18: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

8

pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga

pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM

dengan efektif dan efisien.5

Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara

kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses

belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta

didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.6

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang

berkaitan dengan peserta didik mulai dari penerimaan peserta didik

hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.

b. Dasar Manajemen Kesiswaan

Dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah secara hierarkis

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang

mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.7

2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, yang menyatakan: Pada satuan pendidikan

SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat,

kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dibantu

minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing-

masing secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan

prasarana, serta kesiswaan (pasal 50 bab VIII tentang standar

pengelolaan).8

5 Mulyono, Manajemen Administrasi hlm. 178.

6 Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, hlm. 9.

7 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD ’45 dan Amandemennya, (Surakarta:

Pustaka Mandiri), hlm. 2. 8 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

(Jakarta: Bp. Cipta Jaya, 2005), hlm. 27.

Page 19: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

9

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan:

a) Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu (pasal 5).

b) Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,

intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan

khusus (pasal 5).

c) Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5).

d) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuannya (pasal 12).9

Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa

dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah yaitu setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan baik yang

memiliki potensi kecerdasan maupun memiliki kelainan fisik.

c. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional

yang penting dalam kerangka manajemen sekolah.10

Tujuan umum

manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam

bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan

lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.11

Adapun fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah

sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal

mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi

9 Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Biro Hukum dan

Organisasi, 2003), Cet. 1, hlm. 12-15. 10

Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi

Daerah, (Makassar: Aksara Madani, 2008), hlm. 155. 11

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),

hlm. 46.

Page 20: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

10

sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi

peserta didik (siswa) yang lainnya.12

Jadi tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan ialah untuk

mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan serta sebagai

wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin.

d. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan

Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip

dasar yang harus mendapat perhatian berikut ini, yaitu :

1) Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga

harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan

pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.

2) Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,

kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh

karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap

siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.

3) Pada dasarnya siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka

menyenangi apa yang diajarkan.

4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,

tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.13

Adapun kewajiban siswa adalah:

a) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali siswa

yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan

peraturan undang-undang yang berlaku.

b) Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku.

c) Menghormati tenaga kependidikan.

d) Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan

ketertibanserta keamanan sekolah yang bersangkutan.14

12

Imron A., dkk., Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam

Institusi Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 53. 13

Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya

terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 121-122. 14

Mulyono, Manajemen Administrasi, hlm. 179.

Page 21: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

11

Jadi dalam manajemen kesiswaan perlu memperhatikan prinsip-

prinsip yang ada agar siswa melaksanakan kewajibannya dan

mendapatkan haknya.

e. Tugas Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan memiliki beberapa tugas yang tentunya

berkaitan dengan bidang kesiswaan. Yang menjalankan tugas tersebut

ialah wakil kepala sekolah (waka kesiswaan) namun kepala sekolah juga

tidak lepas dari tugas tersebut, mengapa demikian karena meskipun ada

wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kepala sekolah tetap memegang

peran sangat penting karena keputusan akhir setiap kegiatan ada pada

kepala sekolah.15

Seorang kepala sekolah harus menyadari bahwa titik pusat tujuan

sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang direncanakan

untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan,

pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan individu para

siswa.16

Indikator keberhasilan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin

adalah kepuasan kerja guru, sebagai internal customer dan kepuasan

siswa serta orang tua siswa sebagai external customer.17

Tugas kepala sekolah (dibantu wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan) meliputi: perencanaan di bidang kesiswaan, penerimaan

siswa baru, pengaturan siswa dalam kelompok-kelompok, pembinaan

siswa, berakhir dengan pelepasan siswa dari sekolah, serta kegiatan-

kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan siswa.18

15

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Manajemen Sekolah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum,

1999), hlm. 85-86. 16

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 239. 17

Hari Suderajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: CV Cipta

Cekas Grafika, 2005), hlm. 50. 18

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press), hlm.

75.

Page 22: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

12

Oleh karena itu, tugas manajemen kesiswaan akan membahas

pengelompokan secara berturut-turut: perencanaan kesiswaan,

pengelolaan kesiswaan, kegiantan ekstra kelas, intra sekolah dan

kelulusan.

1. Perencanaan kesiswaan

Secara umum perencanaan kesiswaan terkait dengan dua hal yaitu

mengenai sensus sekolah dan jumlah siswa yang diterima disekolahan.

a) Sensus Sekolah

Sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang

diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa. Sensus sekolah akan

lebih lengkap apabila pencatatan itu tidak saja menghasilkan jumlah

calon siswa, tetapi juga dilengkapi dengan minat kemana mereka itu

ingin melanjutkan sekolah.

1) Fungsi sensus sekolah

Pencatatan anak usia sekolah merupakan salah satu komponen

penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang diperoleh dari

sensus sekolah maka akan dapat ditetapkan:

a) Jumlah dan lokasi sekolah.

b) Batas daerah penerimaan siswa disuatu sekolah.

c) Jumlah fasilitas transportasi.

d) Layanan program sekolah.

e) Laju pertumbuhan pendudukan, khususnya anak-anak usia sekolah

di daerah sekitar sekolah.

2) Pelaksanaan sensus sekolah

Dalam pelaksanaan sensus sekolah memang tidak mudah

ditetapkan, sebab sangat dipengaruhi oleh tujuan sensus tersebut.

Mungkin sensus sekolah perlu dilaksanakan dalam tahun ajaran yang

sedang berjalan dengan harapan agar tahun ajaran yang akan datang

dapat dipersiapkan kebutuhan pengajar dan fasilitas guna menampung

calon siswa.

Page 23: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

13

b) Penentuan siswa yang diterima

Berapa calon jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah

sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang

tersedia. Prakiraan jumla siswa yang akan diterima bisa dibuat

berdasarkan prakiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah. Sebagian

besar siswa yang akan meninggalkan sekolah ialah siswa-siswa yang

duduk di kelas terakhir, dan sedikit atau bahkan mungkin tidak ada dari

kelas-kelas dibawahnya.

Dalam penentuan jumlah siswa yang akan diterima disekolah

biasanya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Kebijakan dalam penerimaan siswa baru

Dalam kegiatan penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan

yang wajib diperhatikan, kerena kebijakan-kebijakan tersebut akan

menjadi landasan kerja dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa

baru. Kebijakan-kebijakan tersebut salah satunya terdapat dalam UUD

1945.

Dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa

salah satu tujuan nasional ialah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini

berarti bahwa pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban atau

tanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada bangsa Indonesia.

2) Penerimaan Siswa Baru

Pengelolaan penerimaan siswa baru harus dilakukan sedemikian

rupa, sehingga kegiatan mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada hari

pertama setiap tahun ajaran baru.19

Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang

dilakukan seperti: penetapan persyaratan siswa yang akan diterima,

pembentukan panitia penerimaan siswa baru.20

19

B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),

hlm. 74. 20

Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2008),

hlm. 25.

Page 24: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

14

a) Penetapan persyaratan siswa yang akan diterima

Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan calon

siswa yang akan diterima. Pada umumnya persyaratan itu menyangkut

aspek: umur, kesehatan, kemampuan hasil belajar dan persyaratan

administrasi lainnya.

Pemerintah dalam hal ini departemen pendidikan dan

kebudayaan, melalui kantor wilayah tingkat propinsi selalu memberikan

pedoman kepada setiap tingkat dan jenis sekolah menjelang awal masa

penerimaan siswa baru. Kewajiban kepala sekolah untuk aktif mencari

informasi baru tentang ketentuan- ketentuan tersebut.

Persyaratan untuk masuk SMA adalah sebagai berikut:

1) Salinan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang disahkan.

2) Salinan raport kelas tertinggi.

3) Surat keterangan kelahiran.

4) Surat keterangan kesehatan.

5) Surat keterangan kelakuan baik.

6) Mengisi formulir pendaftaran.

7) Pas foto ukuran 3 x 4 atau 4 x 6.

8) Membayar biaya pendaftaran.

Adapun persyaratan yang telah ditentukan hendaknya dapat

dikomunikasikan kepada masyarakat luas beberapa hari sebelum waktu

pendaftaran dimulai.

Cara penerimaan siswa baru yaitu: Pertama, berdasarkan hasil tes

masuk, yaitu siapa yang diterima dari calon peserta didik yang

mendaftar, ditentukan berdasarkan hasil tes yang diadakan. Sekolah

menentukan nilai batas lulus, calon yang memperoleh nilai tes masuk

sama atau lebih tinggi dari nilai batas lulus dinyatakan diterima. Kedua,

berdasarkan hasil evaluasi akhir atau NEM, yakni singkatan Nilai

Ebtanas Murni (Ebtanas singkatan dari Evaluasi Belajar Tahap Akhir

Nasional). Dengan cara ini filter atau penyaring diterimanya calon

peserta didik yang mendaftar didasarkan pada posisi jumlah NEM yang

Page 25: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

15

dimiliki dikaitkan dengan posisi jumlah NEM dari semua pendaftar.

Semua calon diranking menurut jumlah NEM, penentuan siapa yang

diterima didasarkan pada ranking NEM, dimulai dari NEM tertinggi

hingga NEM tertentu, sampai jumlah peserta didik yang diperlukan

sekolah terpenuhi.21

b) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru

Pembentukan panitia penerimaan siswa baru dilakukan sekali

setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan

setelah kegiatan selesai.22

Panitia penerimaan siswa baru terdiri dari kepala sekolah dan

beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang

diperlukan yakni:

a. Syarat-syarat pendaftaran murid baru.

b. Formulir pendaftaran.

c. Pengumuman.

d. Buku pendaftaran.

e. Waktu pendaftaran.

f. Jumlah calon yang diterima.23

3) Orientasi Siswa Baru

Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu

bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah

yang digunakan untuk memberi kegiatan ini. Istilah-istilah itu di

antaranya ialah Masa Orientasi Siswa (MOS) dan pengenalan kampus

menjadi OSPEK. Tujuan orientasi siswa baru ialah memperkenalkan

berbagai masalah tentang sekolah, agar siswa baru dapat segera

menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah.24

21

Harbangan Siagian, Administrasi Pendidikan: Suatu Pendekatan Sistemik, (Semarang:

Satya Wacana), hlm. 101-102. 22

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, hlm. 127. 23

B. Suryosubroto, Manajemen, hlm. 74-75. 24

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 75.

Page 26: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

16

Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa di kelas-kelas, ada

sejumlah kegiatan yang harus diikuti oleh mereka selama OSPEK,

kegiatan-kegiatan itu diantaranya, yaitu :

1) Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah.

2) Perkenalan dengan siswa lama.

3) Perkenalan dengan pengurus OSIS.

4) Penjelasan tentang tata tertib sekolah.

5) Mengenal dan meninjau fasilitas-fasilitas sekolah, misalnya

laboratorium, perpustakaan, ruang senam, sanggar tari, sanggar

musik, dan lain sebagainya.25

2. Pengelolaan Kesiswaan

Pengelolaan kesiswaan ialah keseluruhan hasil proses

penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam

rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan sekolah. Tujuan pengelolaan

kesiswaan ialah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan

agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib, dan

teratur, tercapainya apa yang menjadi tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah.

Kegiatan pengelolaan kesiswaan mencakup kegiatan-kegiatan

dimulai dari perencanaan dibidang kesiswaan, penerimaan siswa baru,

pengaturan siswa dalam kelompok-kelompok, pembinaan siswa, berakhir

dengan pelepasan siswa dari sekolah, serta kegiatan-kegiatan lain yang

berhubungan langsung dengan siswa.

Pengelompokan siswa dilakukan terutama bagi siswa yang baru

diterima dalam kegiatan penerimaan siswa baru. Tujuannya agar program

kegiatan belajar bisa berlangsung dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu

setiap sekolah setiap tahunnya pastilah selalu melaksanakan

pengelompokan siswa.26

25

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 98. 26

Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 34.

Page 27: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

17

a) Pengelompokan siswa

Setelah proses penerimaan siswa baru, maka kegiatan kesiswaan

selanjutnya yang perlu dilaksanakan ialah pengelompokan siswa.

Pengelompokan siswa diadakan dengan maksud agar pelaksanaan

kegiatan proses belajar dan mengajar di sekolah bisa berjalan lancar,

tertib dan bisa tercapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah

diprogramkan.

Ada beberapa jenis pengelompokan siswa yang sering

dilaksanakan, diantaranya adalah:

1) Pengelompokan dalam kelas-kelas

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, maka siswa

dalam jumlah besar perlu dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil

yang disebut kelas. Banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah murid

yang diterima sedangkan jumlah murid untuk setiap kelas (class size)

berbeda untuk setiap tingkat dan jenis sekolah.27

Dalam menentukan

berapa besar kelas ini, berlaku prinsip: semakin kecil kelas semakin

baik. Karena, dengan demikian guru akan bisa lebih memperhatikan

murid-murid secara individual.28

2) Pengelompokan berdasarkan bidang studi

Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim disebut juga

dengan istilah penjurusan. Ialah pengelompokan siswa yang

disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat

siswa didasarkan pada hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata

pelajaran yang diikuti. Berdasarkan hasil-hasil yang dicapai dalam

berbagai mata pelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada jurusan di

mana ia memperoleh nilai-nilai baik pada mata pelajaran untuk jurusan

tersebut.29

27

W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 38. 28

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 99. 29

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 76.

Page 28: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

18

3) Pengelompokan berdasarkan spesialisasi

Pengelompokan berdasarkan spesialisasi hanya terdapat di sekolah-

sekolah kejuruan. Pada hakikatnya, penjurusan sama dengan

pengelompokan berdasarkan bidang studi, namun lebih menjurus ke

arah yang lebih khusus.30

4) Pengelompokan dalam sistem kredit

Pengajaran dengan sistem kredit ialah sistem yang menggunakan

ukuran satuan kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata

pelajaran bobot satu kredit, lengkapnya satu satuan kredit semester (1

SKS). Pengajaran dengan sistem kredit bisa dilaksanakan dengan dua

cara yaitu: sistem kredit dengan sistem paket dan sistem kredit dengan

sistem pilihan. Sistem kredit yang dilaksanakan di SMA dewasa ini

ialah sistem kredit dengan sistem paket, di perguruan tinggi

dilaksanakan sistem kredit dengan sistem paket dan pilihan.31

5) Pengelompokan berdasarkan kemampuan

Pengelompokan ini didasarkan atas kemampuan siswa di mana

siswa yang pandai dikumpulkan dalam kelompok siswa yang pandai,

dan siswa yang kurang pandai berada dalam kelompok kurang pandai

atau lambat.32

6) Pengelompokan berdasarkan minat

Pengelompokan berdasarkan minat banyak dilaksanakan dalam

kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena kegiatan-kegiatan ekstra

kurikuler cukup banyak jenisnya, maka kepada para siswa diberi

kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang sesuai dengan

minatnya.33

30

W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 38. 31

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 77. 32

W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 39. 33

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi. hlm. 77.

Page 29: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

19

b) Kehadiran siswa di sekolah

Kehadiran siswa di sekolah biasa disebut dengan istilah prestasi

siswa. Pengertian prestasi siswa mengandung dua arti, yaitu masalah

kehadiran di sekolah (school attendance) dan ketidakhadiran di sekolah

(non school attendance). Karena hal ini sangat erat hubungannya dengan

prestasi belajar siswa. Di samping itu, kehadiran dan ketidakhadiran

siswa di sekolah bisa merupakan gambaran tentang ketertiban suatu

sekolah.

1) Faktor-faktor Penyebab Ketidakhadiran Siswa

Masalah ketidakhadiran siswa bisa ditinjau dari dua segi, yaitu

faktor-faktor penyebab dan sumber-sumber penyebab ketidakhadiran.

Faktor ketidakhadiran pada penyebab ketidakhadiran siswa, pada

umumnya dibedakan kedalam dua jenis, yaitu faktor kesehatan dan non

kesehatan.

2) Sumber-sumber Penyebab Ketidakhadiran

Pada dasarnya sumber-sumber ketidakhadiran siswa di

sekolahdapat dibedakan dalam empat jenis yaitu: lingkungan rumah

tangga, lingkungan masyarakat dan siswa sendiri.

c) Pembinaan disiplin siswa

Masalah disiplin merupakan suatu masalah penting yang dihadapi

sekolah-sekolah dewasa ini. Bahkan sering masalah disiplin digunakan

sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam

memimpin sekolahnya.34

Disiplin juga sangat penting artinya bagi siswa. Oleh karena itu, ia

harus ditanamkan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan bagi

siswa. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing

umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang

gagal, umumnya tidak disiplin.

Apa yang dimaksud dengan disiplin? Disiplin adalah suatu keadaan

di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya,

34

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 108.

Page 30: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

20

serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau

tidak langsung.

Adapun pengertian disiplin siswa adalah suatu keadaan tertib dan

teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran-

pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa adalah sebagai berikut:

1) Teknik external control, ialah suatu teknik di mana disiplin siswa

haruslah dikendalikan dari luar siswa.35

Teknik external control ini

berupa bimbingan dan penyuluhan. Sering external control dalam

arti “pengawasan” perlu diperketat, namun hendaklah secara

“human” (kemanusiaan). Yang perlu diperhatikan ialah, bahwa

penggunaan teknik ini hendaklah disesuaikan dengan tingkat

perkembangan anak didik.36

2) Teknik inner control, atau internal control. Teknik ini merupakan

kebalikan dari teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar siswa

dapat mendisiplinkan diri mereka sendiri. Siswa disadarkan akan arti

pentingnya disiplin. Jika teknik inner control ini yang dipilih oleh

guru, maka guru haruslah bisa menjadi teladan dalam hal

kedisiplinan. Sebab, guru tidak akan dapat mendisiplinkan siswa,

tanpa ia sendiri harus berdisiplin.

3) Teknik cooperative control. Menurut teknik ini, antara guru dan

siswa harus saling bekerjasama dengan baik dalam menegakkan

disiplin. Guru dan siswa lazimnya membuat semacam kontrak

perjanjian yang berisi aturan-aturan kedisiplinan yang harus ditaati

bersama-sama. Sanksi atas pelanggaran disiplin juga ditaati dan

dibuat bersama.37

35

Ali Imron, dkk., Perspektif Manajemen 93-94. 36

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 110. 37

Ali Imron, dkk., Perspektif Manajemen, hlm. 94-95.

Page 31: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

21

3. Kegiatan Ekstra Kelas

Langkah tepat yang harus diambil kepala sekolah dan para guru

harus mengembangkan pengertian yang lebih besar dan memahami isi

hati para siswa, untuk melibatkan para siswa secara aktif di dalam

berbagai keputusan.

Wahana yang paling tepat untuk melibatkan para siswa tersebut

adalah kegiatan kegiatan di luar kurikuler atau kegiatan ekstrakelas.38

Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kelas di sini adalah kegiatan di

luar jam-jam pelajaran resmi. Artinya di luar jam-jam pelajaran yang

tercantum dalam jadwal pelajaran.39

Kegiatan semacam itu biasanya dikategorikan sebagai kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler dimaksudkan untuk

mengembangkan pribadi siswa karena kegiatan-kegiatan itu walaupun

tidak secara langsung menuju kegiatan kurikuler yang berdampak

pengajaran, namun ekstrakurikuler berdampak pengiring, yang

kemungkinan hasilnya akan berjangka panjang.

Tujuan ekstra kurikuler adalah agar siswa dapat memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan

sikap demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Jenis-jenis

kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disediakan seperti: Pramuka,

olahraga dan sebagainya.40

4. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Arti organisasi secara umum ialah suatu sistem kerjasama antara

dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan.41

Selain itu organisasi juga

merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang

38

Wahyosumidjo, Kepemimpinan, hlm. 239. 39

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, ,Administrasi, hlm. 122. 40

W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 40-41. 41

Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,

(Jakarta: CV Rajawali, 1990), hlm. 17.

Page 32: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

22

memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai

melalui tindakan individu secara terpisah.42

Sedangkan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan

wadah atau arena tempat kehidupan siswa di sisi lain, yaitu kehidupan

siswa sebagai calon-calon anggota masyarakat.43

OSIS merupakan satu-

satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai

salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.44

Oleh karena

itu di bawah ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan OSIS.

a) Latar belakang berdirinya OSIS

Tujuan Nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur

melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara ditetapkan bahwa

pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk

meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan

dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian

dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat

menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun

dirinya sendiri serta bersama- sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa.

Garis-Garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa

generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus

42

Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1997), hlm. 5. 43

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 125-126. 44

Wahyosumidjo, Kepemimpinan, hlm. 244.

Page 33: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

23

cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan

nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang

ditetapkan baik di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

maupun di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara amat luas

lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan

yang merupakan alur pendidikan formal yang sangat penting dan

strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses

belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan

ekstrakurikuler.45

b) Nilai dan Fungsi OSIS

OSIS adalah suatu organisasi. Oleh karena itu, nilai dari OSIS

ialah nilai berorganisasi. Pengalaman-pengalaman berorganisasi ini di

antaranya ialah:

1) Pengalaman memimpin

Ini khususnya bagi anggota pengurus, yang duduk sebagai ketua

organisasi maupun ketua-ketua seksi. Namun sebenarnya secara tidak

langsung yang tidak menjadi ketua pun mendapatkan pengalaman

memimpin.

Seperti hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:

(رواه البخارى)ُكّلُكْم َراٍع َوُكّلُكْم َمْسُؤٌل َعْن َراِعَيِتِه

Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Al-Bukhari)47

2) Pengalaman bekerjasama

Seluruh pengurus, dan juga anggota, untuk melaksanakan program-

program harus saling bekerjasama.48

Perlunya bekerja sama seperti yang

ada dalam Al-Qur'an surat 9 : 71.49

45

http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, download Senin 09 Agustus 2011. 46

Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz I, (Indonesia:

Maktabah Dahlan, 1996), hlm. 346. 47

Muhadi Zainuddin dan Abd. Mustaqim, Studi Kepemimpinan Islam, (Semarang: PT

Karya Toha Putra, 2005), hlm. 18.

Page 34: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

24

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan

Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.51

3) Hidup demokratis

Dalam organisasi tidak bisa seseorang memaksakan kehendaknya

begitu saja kepada orang lain, anggota organisasi tersebut. Semua

anggota mempunyai hak dan kedudukan yang sama.

4) Berjiwa toleransi

Anggota dari suatu organisasi bisa mempunyai pendapatdan

pandangan yang berbeda-beda. Setiap anggota harus rela menerima

keberbedaan itu, dan berusaha memadukannya menjadi suatu yang

berguna.

5) Pengalaman mengendalikan organisasi

Pengalaman ini meliputi pengalaman bagaimana merencanakan

program-program kegiatan. Bagaimana mengorganisasikan kegiatan,

bagaimana memilih orang-orang untuk melaksanakan kegiatan,

48

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, hlm. 127. 49

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003), hlm. 190. 50

Imam Abil Hasan Ali Bin Ahmad Al-Wahidi, Tafsir Al-Munir, Juz I, (Indonesia:

Maktabah Daarun Ahya’), hlm. 347. 51

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-Art,

2007), hlm. 198.

Page 35: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

25

bagaimana menggerakkan dan mengarahkan orang-orang, bagaimana

menilai dan mengukur keberhasilan dari suatu organisasi.

Adapun fungsi dari OSIS ialah fungsi pembinaan siswa.

Pembinaan siswa mempunyai tujuan agar siswa nantinya bisa menjadi

warga negara yang baik dan berguna.52

Secara khusus, tujuan OSIS dirumuskan sebagai berikut:

1) Mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang memiliki

jiwa Pancasila, berkepribadian luhur, moral dan mental yang tinggi,

berkecakapan serta memiliki pengetahuan siap untuk diamalkan.

2) Mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi

kepada Tuhan YME, tanah air dan bangsanya.

3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di

sekolah dalam satu wadah OSIS, dan

4) Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan

mencegah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta

kepentingan suatu golongan, dalam rangka usaha peningkatan

ketahanan sekolah.53

c) Struktur OSIS

Pada dasarnya, setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur

organisasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:

(1) Ketua Pembina (biasanya kepala sekolah)

(2) Wakil Ketua Pembina (biasanya wakil kepala sekolah)

(3) Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh sekolah)

(4) Ketua Umum

(5) Wakil Ketua I

(6) Wakil Ketua II

(7) Sekretaris Umum

(8) Sekretaris I

52

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 127-128. 53

W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 41.

Page 36: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

26

(9) Sekretaris II

(10) Bendahara

(11) Wakil Bendahara

(12) Ketua Sekretaris Bidang (SekBid) yang mengurusi setiap kegiatan

siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.

Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki

beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-

masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. 54

d) Tugas kewajiban dan bidang kegiatan OSIS

Secara singkat dapat dikatakan bahwa tugas kewajiban OSIS ialah

membantu mengusahakan kelancaran pelaksanaan program pengajaran

dan pembinaan generasi muda di sekolah.

Adapun segi-segi pembinaan generasi muda ini meliputi antara

lain:

(1) Mempertinggi moral dan etik.

(2) Memperdalam kesadaran rasa kebangsaan.

(3) Memperdalam rasa cinta tanah air dan lingkungan.

(4) Memajukan kesenian.

(5) Memajukan olahraga.

(6) Mengobarkan semangat belajar dan bekerja keras.

(7) Menggiatkan pengabdian pada masyarakat.

(8) Menggiatkan usaha-usaha sosial.

Adapun bidang-bidang kegiatan OSIS bisa bermacam-macam, di

antaranya ialah:

(1) Kegiatan bidang ilmiah, seperti ceramah-ceramah, diskusi-diskusi.

(2) Kegiatan bidang olahraga, seperti senam, permainan, beladiri

(3) Kegiatan bidang kesenian, seperti tari, drama, seni suara, seni rupa,

dan sebagainya.

(4) Kegiatan bidang kesehatan, seperti masalah gizi, kesehatan

lingkungan.

54

http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, download Senin 09 Agustus 2011.

Page 37: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

27

(5) Kegiatan bidang pencinta alam, seperti mendaki gunung, tamasya,

kemah.

(6) Kegiatan bidang sosial, seperti pengumpulan dana korban bencana

alam, pengumpulan donor darah.

(7) Kegiatan bidang keagamaan, seperti pengumpulan zakat fitrah,

santunan anak yatim.

(8) Kegiatan bidang koperasi (sekolah), seperti usaha melengkapi

kebutuhan siswa, melengkapi perpustakaan sekolah.55

e) Pembinaan OSIS

Salah satu segi dalam pendidikan ialah membina siswa agar dapat

berdiri sendiri (memiliki sifat mandiri). 56

Dalam pembinaan OSIS, kepala sekolah dapat melakukan beberapa

langkah, yaitu:

(1) Mengkoordinasikan berbagai kegiatan dengan guru mata pelajaran

dan wali kelas. Hal itu dimaksudkan agar jangan terjadi tumpang

tindih kegiatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas.

(2) Memberikan kepercayaan kepada siswa mengelola kegiatannya.

(3) Menjalin kerjasama dengan berbagai unit kegiatan remaja di luar

sekolah seperti: Palang Merah Remaja, Kwartir Pramuka, dan lain-

lain.

(4) Melibatkan orang tua dan pihak terkait dalam kegiatan yang

relevan.

Bagaimanapun pembinaan kesiswaan sebagai bagian dari

pelaksanaan manajemen kesiswaan berkaitan dengan menyiapkan lulusan

berkualitas di setiap sekolah. Untuk kelancaran program pembinaan

kesiswaan ini, karena melibatkan para staf, guru dan pegawai bahkan dari

pihak luar, maka kepala sekolah perlu menjalin koordinasi, kerjasama

dan komunikasi melalui adanya:

55

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 130-131. 56

Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1994), hlm. 129.

Page 38: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

28

(1) Rapat koordinasi secara periodik yang dapat dilaksanakan setiap

akhir dukungan yang diperlukan.

(2) Rapat evaluasi program pembinaan kesiswaan, yang dilaksanakan

setiap akhir tahun program pengajaran untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pelaksanaan program pembinaan siswa.57

Demikianlah sekilas gambaran tentang OSIS, satu-satunya

organisasi siswa, satu-satunya wadah tempat pembinaan siswa, sebagai

calon-calon generasi muda, pemegang dan penentu masa depan bangsa.

5. Evaluasi Kelulusan

Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak

hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan

oleh guru.58

Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari

manajemen kesiswaan. Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah sebagai

suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang

harus diikuti oleh siswa. Setelah seorang siswa selesai mengikuti seluruh

program pendidikan di suatu sekolah, dan berhasil lulus dalam EBTA,

maka kepadanya diberikan surat keterangan atau sertifikat, yang

umumnya disebut Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).

Proses kelulusan biasanya ditandai atau dikukuhkan dalam suatu

upacara, yang biasa disebut “upacara kelulusan”. Akhir-akhir ini istilah

kelulusan banyak diganti dengan istilah “wisuda”. Dalam wisuda ini, di

samping mewisuda siswa-siswa yang lulus, sekaligus sekolah

“melepas”siswa dan “menyerahkan kembali” kepada para orang tua.

Dengan demikian “habislah” (dalam arti telah selesai) hubungan ikatan

antara sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan hubungan para lulusan

(alumni) dan sekolah diharapkan masih akan tetap terjalin.

57

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005),

hlm. 266-267. 58

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. 7 ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2008) hlm.156.

Page 39: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

29

Hubungan sekolah dan alumni memang perlu tetap dipelihara.

Dari hubungan dengan alumni ini, sekolah bisa memanfaatkan hasil-

hasilnya. Sekolah bisa menjaring berbagai informasi. Misalnya,

informasi tentang materi-materi pelajaran mana yang kiranya sangat

membantu studi di perguruan tinggi. Mungkin juga informasi tentang

lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni yang tidak melanjutkan

studi.

Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara

lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni,

yang biasa disebut dengan istilah “reuni”.59

2. Potensi Berorganisasi Siswa

a. Pengertian Potensi Berorganisasi Siswa

Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan

yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu

dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Kemampuan (ability)

adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawaan

dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat

dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan pendidikan

agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.60

Dalam kamus bahasa Indonesia, Potensi adalah daya, kekuatan,

kemampuan, kesanggupan, kekuasaan, kemampuan yang mempunyai

kemungkinan untuk dapat dikembangkan, atau sesuatu yang dapat

menjadi actual.61

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa bakat merupakan kemampuan yang ada pada diri seseorang yang

masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.

Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas

kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh

59

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, ,Administrasi, hlm. 120-121. 60

Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 180. 61

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. III,

hlm. 890.

Page 40: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

30

sekelompok orang untuk mmencapai suatu tujuan.62

Untuk lebih

jelasnya, berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian organisasi,

antara lain:

1) Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly

Mendefinisikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan

masyarakat dapat meraih hasil, yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh

individu secara sendiri-sendiri. Lebih jauh ketiganya menyebutkan

bahwa organisasi adalah suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua

orang berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.

Definisi ini menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan

bersama secara efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit

organisasi.63

2) Menurut Stephen P. Robbins

Kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja

atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan

bersama atau sekelompok tujuan. Definisi dari robbins tersebut,

menekankan bahwa organisasi adalah suatu sistem sosial yang perlu

dikoordinasi dalam arti perlu manajemen.

3) Menurut Oteng Sutisna

“Organisasi adalah mekanisme yang mempersatukan kegiatan-

kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan”. Definisi ini

menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai

tujuan.64

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah

suatu sistem interaksi antar orang untuk mencapai tujuan organisasi,

62

Komang Ardana dkk, Perilaku Keorganisasian, (Jogyakarta: Graha Ilmu, 2008),

hlm.1. 63

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,(Bandung:

Alfabeta,2009),hlm. 69. 64

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, hlm. 70.

Page 41: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

31

dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota

organisasi.

Sedangkan pengertian siswa adalah orang yang melakukan

aktifitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena

perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa

bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa

bukan barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang

memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.65

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa potensi berorganisasi siswa

adalah kemampuan yang ada pada diri seorang siswa yang perlu

dikembangkan dan dilatih melalui suatu sistem interaksi antar orang

untuk mencapai tujuan, dimana sistem tersebut memberikan arahan

perilaku bagi anggota organisasi.

b. Karakteristik Anak Berbakat

Sebagai makhluk sosial, anak berbakat mengalami pertumbuhan

dan berkembangan yang sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat, pemikiran,

sikap, dan aktivitas anggota masyarakat yang lain. Dalam pergaulan

inilah, mereka merasa sedih atau bahagia. Ditinjau dari segi budaya, anak

berbakat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi

tingkat kebudayaan tempat mereka memperoleh pengalaman budaya.

Selain itu, faktor agama akan memberikan dasar dan norma pribadi anak

berbakat.

Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat

beberapa segi diantaranya sebagai berikut:

1) Potensi

Pada dasarnya anak berbakat memiliki potensi yang unggul.

Potensi ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan, seperti yang

dilakukan oleh Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan bahwa

65

Riduwan, Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm. 108.

Page 42: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

32

tidak ada keraguan bahwa faktor genetika mempunyai andil besar

terhadap kemampuan mental seseorang.

Sedangkan Menurut French dan Gearheart anak berbakat memiliki

stabilitas emosi yang mantap sehingga mereka akan mampu

mengendalikan masalah-masalah personal. Rasa tanggung jawab mereka

pun sangat tinggi serta mempunyai cita rasa humor yang tinggi pula.

2) Cara menghadapi masalah

Cara menghadapi masalah di sini adalah keterlibatan seluruh aspek

psikologi dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan

dengan masalah tersebut. Mereka akan memilih metode, pendekatan, dan

alat strategis sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah yang efektif

dan efisien. Langkah awal dapat dilihat bahwa setiap anak berbakat

mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahui banyak hal,

kemudian mereka akan melakukan ekspedisi dan eksplorasi terhadap

pengukuran saja. Setelah berfikir dengan baik, mereka akan

memunculkan hasil pemikiran dalam bentuk dan tingkah laku yang

dimunculkan ialah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara kritis.

Pertanyaan ini ditujukan pada diri sendiri atau orang lain.

Karakteristik yang dimiliki anak berbakat dalam menghadapi

masalah di antaranya:

a) Mereka mampu melihat hubungan permasalahan itu secara

komprehensif dan juga mengaplikasikan konsep-konsep yang

kompleks dalam situasi yang konkret.

b) Mereka akan terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan.

c) Mereka suka bekerja secara independen dan membutuhkan

kebebasan dalam bergerak dan bertindak.

d) Mereka menyukai cara-cara baru dalam mengerjakan sesuatu dan

mempunyai intens untuk berkreasi.

3) Prestasi

Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis,

akademik, dan sosial. Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak

Page 43: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

33

berbakat ialah memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi

gerak fisik yang harmonis.

Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal

dibandingkan dengan anak-anak normal. Secara psikologis, anak

berbakat memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial pada

umumnya mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah

diterima. Berdasarkan prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya

memiliki sistem syarat pusat yang prima. Oleh karena itu, mereka dapat

mencapai tingkat kognitif yang tinggi. Menurut bloom, kognitif tingkat

tinggi meliputi berpikir aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan juga

kognitif tingkat rendah terdiri dari berpikir, mengetahui, dan

komprehensif.

Dalam usia lebih muda dari anak-anak normal, anak-anak berbakat

sudah mampu membaca dan kemampuan ini berkembang terus secara

konsisten. Selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, menurut

swassing anak berbakat mempunyai karakteristik negatif, yaitu:

a) Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan

pemahaman pengetahuan yang sedikit.

b) Dapat mendominasi diskusi.

c) Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya.

d) Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu.

e) Frustasi disebabkan tidak jalannya aktifitas sehari-hari

f) Menjadi bosan karena banyak hal yang terulang-ulang.

Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan umtuk

mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut :

1) Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan

bagi anak untuk mengembangkan bakat khususnya.

2) Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi

tinggi dikalangan anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga

maupun sekolah.

Page 44: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

34

3) Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja

dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.

4) Mengembangkan program pendidikan berdiferensi disekolah guna

memberikan pelayanan yang lebih efektif.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bakat Siswa

Bakat merupakan potensi yang masih harus dikembangkan dengan

kemampuan yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu banyak faktor

yang dapat mempengaruhi apakah bakat itu dapat berkembang sesuai

dengan apa yang kita harapkan atau tidak.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya keberbakatan

seorang anak, antara lain:

a) Hereditas, adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi

kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan

seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan adanya

faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga

berbeda setiap orangnya.

b) Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak

berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan

masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam

mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak

mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya

dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat

tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan

berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan

keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun

memeksimalkan bakatnya tersebut.66

66

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/anak-berbakat/. di akses tanggal 20

September 2011.

Page 45: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah

pendekatan kualitatif metode dekriptif, metode ini dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau

apa adanya, metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada menemukan

fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.1

Pendekatan penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan metode deskriptif. Jadi jenis penelitian ini digunakan untuk

mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan manajeman

kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri

Demak.

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan prilaku yang

kemudian hasil penelitian tersebut penulis ungkapkan dalam bentuk

kalimat. Dalam hal ini menelusuri fenomena dan memperoleh data yang

ada di lapangan sehubungan dengan manajemen kesiswaan dalam

meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Negeri Demak, tepatnya terletak

di Jl. Diponegoro Po. Box 107 Demak Telepon/Faximile (0291) 681219,

penelitian akan diadakan selama tiga minggu. Yaitu sejak tanggal 25

Oktober s/d 12 November 2011 dan waktu penelitian terbagi menjadi 3

tahapan. Tahapan pertama digunakan untuk survey pendahuluan. Kedua,

proses pencarian data di lapangan. Ketiga, tahapan pelaporan atau

penulisan hasil penelitian. Berikutnya waktu dipakai untuk proses

1 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 14.

Page 46: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

36

pembimbingan oleh dosen skripsi dilanjutkan dengan seminar hasil

penelitian (Ujian Munaqosah).

C. Sumber Penelitian

Yang menjadi sumber penelitian di sini yaitu kepala sekolah, wakil

kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,

Pembina osis dan Pembina ekstrakulikuler yang ada di MA Negeri Demak.

Dari kepala sekolah akan dihasilkan data bagaimana sistem koordinasi

antara pihak yang bertugas dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi,

pelaksanaan pembinaan, dan pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan

potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.

Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bertugas memberikan data

seputar proses pengkoordinasian antara Pembina ekstrakulikuler, Pembina

intra sekolah (Osis), guru dan siswa. Sedangkan wakil kepala sekolah

bidang kurikulum akan diungkap bagaimana proses perumusan kurikilum

ekstra. Dari Pembina intra sekolah maupun Pembina ekstrakurikuler untuk

mengetahui pembinaan dan evaluasi yang diberikan pada siswa dalam

meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Peneliti

mencari sumber data ini agar dapat menjawab pelaksanaan manajemen

kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri

Demak.

D. Fokus Penelitian

Peneliti memfokuskan penelitian pada pelaksanaan rekrutmen dan

seleksi, pembinaan, dan evaluasi dalam meningkatkan potensi

berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal

atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau

seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian, atau cara yang

Page 47: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

37

dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.2 Pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan teknik:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra.3 Dalam praktiknya di

lapangan peneliti mengamati bagaimana pelaksanaan pembinaan dan

evaluasi dalam meningkatkan berorganisasi siswa di MA Negeri Demak

secara langsung. Diharapkan dengan teknik observasi ini peneliti betul-

betul bisa mengamati secara langsung. Kemudian hasil data dari observasi

dipertegas lagi dengan teknik wawancara. Dengan begitu peneliti

mendapatkan data baik secara mengamati langsung dan mendengarkan

informasi melalui teknik wawancara.

Dari data observasi ini data yang di dapatkan yaitu pelaksanaan

proses penerimaan peserta didik, jumlah peserta didik yang diterima,

pelaksanaan pembinaan pada peserta didik. Dari hasil Penelitian ini,

peneliti melakukan observasi pada tanggal 25 Oktober 2011.

2. Metode Interview (wawancara)

Interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsentrasikan makna dala

suatu topik tertentu. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung

dengan cara tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber

informasi (interviewee).4 Bentuk memperoleh informasi yang tepat dan

objektif, setiap interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik

dengan interviewee.5

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan

manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di

MA Negeri Demak. Sedangkan obyek yang diwawancarai adalah kepala

2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 100.

3 Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 122.

4 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 72.

5 Margono,S, Metodologi, hlm. 165.

Page 48: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

38

sekolah, waka kesiswaan, pembina organisasi siswa serta pengurus

organisasi siswa tersebut.

Dari hasil wawancara peneliti melakukan wawancara dengan Bapak

muhammad shaleh selaku kepala sekolah, Bapak Wahyu selaku waka

kesiswaan, dan bapak sya’roni selaku waka kurikulum. Untuk

mendapatkan data tentang pelaksanaan rekrutmen dan seleksi peserta

didik. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada tanggal 28-29 Oktober

2011 di kantor guru. Kemudian selain dari itu peneliti melakukan

wawancara dengan dengan waka Bk yaitu Bapak Abdullah dan Bapak Nur

kholis selaku pembina untuk menjawab permasalahan pada pembinaan

peserta didik. Wawancara ini di laksanakan pada tanggal 02 sampai 03

November di kantor Bk. Sedangkan dalam evaluasi peneliti melakukan

wawancara dengan kepala sekolah dan pengurus osis pada tanggal 04

sampai 05 November.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditunjukkan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.6

Dokumen merupakan catatan peristiwa lampau. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.7

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan

dengan poin-poin pokok pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, pelaksanaan

pembinaan, dan pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi

berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Data dokumen yang dibutuhkan

dari penelitian ini antara lain arsip data rekrutmen siswa, pembinaan, dan

evaluasi.

6 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 87. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R &

D), (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 82.

Page 49: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

39

Dalam teknik dokementasi peneliti menghasilkan data berupa brosur

MA Negeri Demak, sistem penerimaan peserta didik, tujuan osis MA

Negeri dan jumlah kegiatan yang ada di MA Negeri. Peneliti melaksanaan

dokumentasi pada tanggal 31 Oktober 2011.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi.8 Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis

secara bertahap. Mempertimbangkan rumusan dan tujuan penelitian di

atas, maka penelitian ini termasuk analisis non statistik yaitu menggunakan

analisis data yang diwujudkan bukan bentuk angka, melainkan bentuk

laporan deskriptif. Seperti hasil kuesioner, wawancara, observasi,

dokumen dan uraian deskriptif. Diterangkan dalam bentuk kata-kata, dan

gambar kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan

kenyataan realitas.

Adapun analisis yang digunakan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian,

seseorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan

data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode

wawancara, observasi atau dari berbagai dokumen yang berhubungan

dengan potensi berorganisasi siswa di MAN Demak.

Selama proses reduksi data peneliti dapat melanjutkan ringkasan,

pengkodean, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama

penelitian dilapangan sampai pelaporan penelitian selesai.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Biasanya dalam penelitian, kita mendapatkan data banyak. Data

yang kita dapat tidak mungkin kita paparkan secara keseluruan. Untuk itu,

dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara

8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 335.

Page 50: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

40

sistematis, atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan

dan menjawab permasalahan yang diteliti.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi

data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih

berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara,

masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan dengan cara

merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman

sejawat, sehingga kebenaran ilmiah dapat dicapai. 9

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.10

Oleh karena itu, dalam analisis data ini peneliti menggunakan

analisis deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan

dan menginterpretasikan bagaimana implementasi manajemen kesiswaan

dalam meningkatkan potensi siswa di MAN Demak.

9 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif),

(Jakarta: GP. Press, 2009), hlm. 222-224. 10

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 345.

Page 51: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Rekrutmen dan Seleksi dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi

Siswa.

Bapak Muhammad Sholeh, selaku kepala sekolah mengatakan

bahwa, dalam tahap rekrutmen dan seleksi di MA Negeri Demak sudah

merupakan agenda tahunan. Dan itu biasanya dilaksanakan pada awal

tahun setelah HUT MA Negeri, pada awal tahun yaitu bulan Januari.

Kemudian beliau selaku kepala sekolah merekomendasikan kepada waka

kesiswaan untuk kegiatan pelaksanaan rekrutmen beserta seleksinya.

Dalam pelaksanaan HUT MA Negeri, kepala sekolah selalu

mengundangan sekolah-sekolah SMP/MTs dan menyebarkan selebaran

brosur untuk menghadari acara yang diselenggarakan di sekolah. Kegiatan

ini merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan sekolah madrasah

aliyah kepada siswa SMP maupun MTs.1

Dalam pelaksanaan pengelolaan siswa disini di koordinatori oleh

waka kesiswaan langsung untuk mengatur atau mengelola peserta didik

mulai dari masuknya peserta didik sampai keluarnya atau lulusnya peserta

didik di MA Negeri Demak . Untuk itu, waka kesiswaan sebelum

pelaksanaan penerimaan peserta didik di mulai, beliau melakukan sesuai

prosedur atau peraturan dari pusat yaitu Kemenag.2

Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi ada beberapa komponen

yang harus dipersiapkan,yaitu:

a. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi

Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan MA Negeri

Demak, sebelum melaksanakan penerimaan siswa baru. Perencanaan

1 Wawancara dengan Bapak Muhammad Shaleh, selaku Kepala Sekolah, pada tanggal 28

Oktober 2011, jam 11. 30 wib. 2 Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 25 Oktober 2011.

Page 52: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

42

Perekrutan dan Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan

penetapan calon siswa baru yang akan diterima. Dalam hal sensus sekolah,

biasanya kepala sekolah dibantu para guru serta wali murid, yaitu dengan

cara memperkirakan anak-anak tamatan SMP/MTs yang akan masuk

tingkat MA Negeri Demak, yang diperkirakan di sini adalah peserta didik

yang berada di sekitar lingkungannya.

Perencanaan Perekrutan dan Seleksi ini perlu dilakukan karena

perencanaan Perekrutan dan Seleksi juga akan mempengaruhi penetapan

penentuan jumlah siswa baru yang akan diterima. Selanjutnya penentuan

jumlah siswa yang diterima MA Negeri Demak itu bergantung pada

jumlah kelas maupun tempat duduk yang ada di kelas. Karena jumlah

kelas yang ada selama ini ada 8 kelas dan masing-masing biasanya berisi

45-50 siswa.3 Selain itu juga bergantung pada perkiraan peserta didik yang

akan naik kelas ataupun yang tinggal kelas. Karena itu sangat berpengaruh

sekali dalam perencanaan perekrutan peserta didik baru.

Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan jumlah siswa

baru yang akan diterima tepat dilakukan oleh MA Negeri Demak. Karena

dengan melakukan kedua kegiatan tersebut bisa menghindarkan

kekurangan jumlah tempat duduk nantinya. Sehingga dengan begitu

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

b. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru di MA Negeri dilakukan setiap satu tahun

sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh MA Negeri dalam

penerimaan siswa baru yaitu: penentuan persyaratan siswa yang akan

diterima, waktu dan tempat pendaftaran, sistem penerimaan siswa baru,

pembentukan panitia penerimaan siswa baru, serta orientasi siswa baru.

1) Penentuan persyaratan siswa yang akan diterima

Persyaratan siswa baru MA Negeri Demak ditentukan oleh kepala

MA Negeri Demak. Persyaratan untuk masuk MA Negeri Demak ialah

sebagai berikut:

3 Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 25 Oktober 2011.

Page 53: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

43

a) 1 lembar foto copy Ijazah STTB MTs/SLTP yang telah dilegalisir

oleh kepala sekolah/madrasah.

b) 1 lembar fotocopy Surat Tanda Kelulusan (STK) 1 lembar.

c) 1 lebar fotocopy NISN (Nomor Induk Siswa Nasional).

d) 6 lembar pas foto hitam putih ukuran 3x4.

e) Umur maksimal 18 tahun.

f) Belum menikah dan bersedia untuk tidak menikah selama dalam

masa pendidikan di MA Negeri Demak.

g) Biaya administrasi formulir pendaftaran Rp 50.000 (lima puluh ribu

rupiah).4

2) Waktu dan tempat pendaftaran

Mengenai waktu pendaftaran untuk calon siswa baru MA Negeri

Demak, Bapak Wahyu mengemukakan bahwa pelaksanaan pendaftaran

dilaksanakan setiap hari, yang mana untuk pagi hari dimulai dari jam

08.00- 12.00 WIB. Sedangkan tempat pendaftarannya ialah di kampus MA

Negeri Demak yang terletak di Jl. Diponegoro PO BOX 107 Demak

Telepon/Faximile (0291) 681219.5

Pendaftaran tersebut yaitu melalui panitia penerimaan siswa baru,

tempat pendaftaran siswa baru biasanya tepatnya di depan kantor MA

Negeri Demak.

3) Sistem penerimaan siswa baru

Di setiap sekolah berbeda dalam menentukan sistem penerimaan

siswa baru, di MA Negeri Demak sistem penerimaan siswa terdiri dari dua

cara yaitu:

a) Melalui tes

Sistem ini berlaku bagi semua peserta didik baru, tes tersebut

biasanya mengerjakan soal umum dan keagamaan serta peserta didik

mengerjakan atau menulis tentang BTA (Baca Tulis Al- Qur'an).

4 Brosur Pendaftaran Siswa Baru Tahun 2011/2012.

5 Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 27 Oktober 2011.

Page 54: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

44

b) Berdasarkan hasil evaluasi akhir atau NEM (Nilai Ebtanas Murni).

Sistem ini yaitu calon peserta didik pertama dilihat ijazahnya, kemudian

dirangking dari yang tertinggi sampai NEM tertentu, hingga jumlah siswa

yang dibutuhkan Ma negeri terpenuhi.6

Dalam pelaksanaan tes ini diberlakukan bagi semua peserta didik

baik itu dari lulusan SMP ataupun dari MTs dan tidak ada pengecualian.

4) Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru

Bapak wahyu selaku waka kesiswaan mengemukakan bahwa dalam

pembentukan panitia peserta didik baru di MA Negeri Demak itu

dilakukan satu kali dalam satu tahun. Sehingga setiap selesai kegiatan

penerimaan panitia peserta didik baru, susunan panitia tersebut

dibubarkan. Yang menentukan siapa saja yang menjadi panitia penerimaan

panitia peserta didik baru adalah kepala MA Negeri Demak. Dan yang

menjadi panitia penerimaan panitia peserta didik baru adalah guru-guru

yang loyal. Mengapa demikian? Yaitu supaya koordinasi sesama panitia

maupun dengan kepala MA Negeri Demak lebih mudah. Selain itu juga

karena pendaftaran calon panitia peserta didik baru waktunya sampai jam

15.00 Wib.7 Susunan kepanitiaan PSB MA Negeri Demak adalah sebagai

berikut:

Struktur Panitia Penerimaan Siswa Baru

6 Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 26 Oktober 2011.

7 Wawancara dengan Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan, pada tanggal 27 Oktober

2011, jam 11. 30 wib

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

PENDAFTAR

ULANG

PENDAFTAR KOPERASI

Page 55: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

45

c. Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD)

Di MA Negeri Demak istilah orientasi siswa baru ialah (MOPD)

masa orientasi peserta didik. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik

saling mengenal antara teman yang satu dengan yang lain. Selain itu juga

bertujuan agar peserta didik mengetahui kegiatan apa saja yang ada di

sekolahan, sehingga nantinya peserta didik bisa mengembangkan bakat

atau potensi yang dimiliki peserta didik.

Dalam kegiatan masa orientasi peserta didik ini banyak hal atau

ilmu yang didapatkan oleh peserta didik, selain ilmu juga pengalaman-

pengalaman berorganisasi.8

Di bawah ini beberapa manfaat dari orientasi bagi siswa baru,

yaitu:

1) Siswa mengerti apa MA Negeri Demak.

2) Siswa mengerti sejarah berdiri serta visi dan misi MA Negeri Demak.

3) Siswa memahami bagaimana sistem pendidikan MA Negeri Demak.

4) Siswa memahami bagaimana tata tertib MA Negeri Demak.

d. Pengelompokan Siswa

Bapak Sya’roni Selaku Waka Kurikulum, mengemukakan bahwa

setelah melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari perencanaan

perekrutan, penerimaan peserta didik baru, orientasi peserta didik, langkah

selanjutnya adalah pengelompokan peserta didik. Adapun jenis-jenis

pengelompokan yang ada di MA Negeri Demak adalah sebagai berikut:

1. Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan

Pengelompokan berdasarkan kemampuan diperuntukkan bagi siswa

baru (yang akan masuk kelas satu), yang mana pengelompokan ini

berdasarkan didasarkan atas kemampuan siswa, di mana siswa yang pandai

dikumpulkan dalam kelompok yang pandai dan siswa yang kurang pandai

dikumpulkan dalam kelompok yang kurang pandai. Pengelompokan ini,

bertujuan agar nantinya dalam pembinaan bisa dicontrol dengan mudah.

8 Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 26 Oktober 2011.

Page 56: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

46

2. Pengelompokan Berdasarkan Bidang Studi

Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim juga disebut

dengan penjurusan. Penjurusan di MA Negeri Demak dilakukan ketika

peserta didik berada di kelas dua MA Negeri Demak. Adapun jurusan yang

ada di MA Negeri Demak adalah IPA, IPS dan Agama.

Beberapa sistem yang dipakai di MA Negeri Demak dalam

menentukan kelompok berdasarkan bidang studi adalah sebagai berikut:

a) Atas kemauan siswa

Penentuan pengelompokan berdasarkan bidang studi yang pertama

ialah berdasarkan kemauan siswa. Siswa yang menginginkan masuk

jurusan IPA, maka mereka akan dimasukkan pada kelas Jurusan IPA,

siswa yang menginginkan masuk jurusan IPS, maka mereka akan

dimasukkan di kelas Jurusan IPS, sedangkan siswa yang menginginkan

masuk jurusan Agama, maka mereka akan dimasukkan di kelas Agama.

b) Berdasarkan nilai murni mata pelajaran IPA, IPS dan Agama

Sistem ini yaitu waka kesiswaan bekerjasama dengan wali kelas

ataupun TU. Yaitu dengan cara melihat nilai murni IPA, IPS dan Agama

di raport. Sistem ini merupakan sistem untuk melihat kemampuan siswa

namun tidak secara langsung, karena yang dilihat adalah raport.

c) Berdasarkan guru bidang studi

Dalam hal ini waka kesiswaan bekerjasama dengan guru bidang

studi, yaitu untuk mengetahui apakah siswa mampu pada pelajaran IPA,

IPS atau Agama, sistem ini bersifat langsung, karena guru bidang studi

benar-benar memahami kemampuan siswa.

Dari beberapa sistem di atas tidaklah selalu berjalan lancar seperti

contoh dari guru bidang studi menentukan anak tersebut mampu di jurusan

IPA/ IPS akan tetapi anak tersebut menolak, dan dia lebih memilih masuk

Agama. Ketika menemui masalah tersebut maka waka kesiswaan

Page 57: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

47

bekerjasama dengan waka BK (Bimbingan Konseling) yaitu dengan cara

anak tersebut dipanggil dan diberi pengarahan maupun gambaran.9

Jadi wali kelas, guru, serta waka BK selalu memberikan arahan

yang terbaik buat peserta didik, karena yang lebih mengetahui psikologi

anak adalah orang yang sering dijumpai oleh siswa dalam kelas.

2. Pembinaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa.

a. Pembinaan disiplin ilmu

Menurut bapak Abdullah Solahudin, selaku koordinator Bimbingan

Konseling, mengemukakan dalam pembinaan disiplin di MA Negeri

Demak merupakan masalah yang penting. Karena proses belajar mengajar

dapat berjalan dengan lancar di antaranya dikarenakan adanya

kedisiplinan. Begitu pentingnya arti disiplin, sekolah maju tidaknya itu

dilihat dari tata tertib yang di laksanakan dan di amalkan dalam

keseharian.10

Pembinaan disiplin tidak bisa terlepas dari tata tertib dan sanksi.

Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa di MA Negeri Demak adalah

sebagai berikut:

1. Teknik Kontrol Eksternal

Teknik ini yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan, dalam hal ini

biasanya waka kesiswaan dibantu waka BK, kemudian waka BK terjun

langsung ke kelas-kelas untuk memberi bimbingan. Biasanya kalau ada

waktu luang, karena belum ada jam tersendiri untuk BK.11

Sebenarnya

pembinaan ini kurang waksimal karena tidak tersedianya jam khusus

dalam pengontrolan pada peserta didik.

2. Teknik Kontrol Internal

Teknik ini yaitu berupa upaya-upaya peserta didik agar mampu

mendisiplinkan dirinya sendiri dan peserta didik mampu memahami

9 Wawancara dengan Bapak Sya’roni Selaku Waka Kurikulum, tanggal 29 Oktober

2011, jam 09: 30 wib. 10

Wawancara dengan Abdullah Solahudin, Selaku Waka BK, tanggal 02 November

2011, jam 12.30 wib. 11

Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011.

Page 58: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

48

pentingnya disiplin. Dalam teknik ini sikap keseharian para guru akan

dinilai oleh peserta didik. Guru merupakan suri tauladan bagi peserta

didik, sehingga tata tertib diberikan tidak hanya kepada peserta didik

melainkan gurupun memiliki tata tertib. Penanganan disiplin MA Negeri

Demak ketika ada peserta didik yang melanggar maka langkah pertama

adalah peringatan, kalau melanggar lagi maka diberi peringatan kedua

serta diberi sanksi.12

Jadi pembinaan disini juga diharapkan antara guru

dan peserta didik saling mematuhi apa yang sudah kewajibannya, yaitu

mentaati tata tertib yang ada.

Selain pembinaan disiplin ilmu, Bapak Wahyu selaku Waka

Kesiswaan mengemukakan bahwa peserta didik juga diberikan bimbingan

lain selain dari BK yaitu waka kesiswaan bekerja sama dengan pembina-

pembina ekstra maupun intra yang ada di sekolah untuk mengarahkan

siswa.13

Disini diharapkan dalam pelaksanaan pembinaan peserta didik

bisa terkontrol secara maksimal.

b. Kegiatan Intra Sekolah (OSIS).

Menurut Bapak Nur kholis, selaku sebagai pembina Osis MA

Negeri Demak, menuturkan bahwa Osis itu merupakan tempat

pembenihan pemimpin- pemimpin organisasi. Di MA Negeri Demak

organisasi siswa yang ada di antaranya ialah Organisasi Siswa intra

sekolah (OSIS). Hal itu merupakan pelajaran berorganisasi persemaian

benih-benih organisator yang akan ditanam di masyarakat. Masyarakat

bagaikan tanah atau sawahnya, kalau benih ditanam di tanah yang subur,

insya Allah akan menjadi pohon yang besar dan rindang daunnya serta

dapat dijadikan tempat berteduh.

Dalam pelaksanaan kegiatan intra sekolah, pembina organisasi intra

sekolah (Osis) melakukan seleksi secara dua langkah. Yang pertama yaitu

12

Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011. 13

Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 22 Oktober 2011, jam 13.30 wib.

Page 59: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

49

tahap sebelum peserta didik menjadi pengurus dan yang kedua yaitu tahap

setelah peserta didik menjadi pengurus Osis.14

1) Sebelum peserta didik menjadi pengurus OSIS

Dalam pelaksanaan pembinaan intra sekolah dilakukan melalui

beberapa langkah diantaranya sebagai berikut:

(a) Langkah pertama yang ditempuh yaitu peserta didik selama 3 bulan

mengikuti training/kaderisasi, dalam hal ini peserta didik yang

berpotensi diberi kepercayaan untuk membantu pengurus OSIS.

Langkah ini biasanya diperuntukkan untuk peserta didik yang akan

dicalonkan menjadi ketua OSIS, sehingga ketika nanti mereka terpilih

menjadi ketua, mereka sudah mengetahui tindakan apa yang

seharusnya mereka ambil.

Dalam waktu tiga bulan ini, dirasa cukup untuk memberi mereka

pengalaman dalam hal organisasi, kemudian selanjutnya akan mereka

terapkan ketika sudah menjadi pengurus OSIS.

(b) Langkah yang kedua adalah peserta didik mengikuti pembekalan

latihan dasar kepemimpinan (LDK). Di MA Negeri Demak

kegiatannya lazim disebut juga dengan istilah Latihan Dasar

Kepemimpinan (LDK). Berbeda dari langkah pertama hanya untuk

peserta didik yang akan dicalonkan menjadi ketua, pembekalan ini

diberikan kepada semua peserta didik kelas 1 sampai kelas 2 MA

Negeri Demak yang berpotensi menjadi pengurus OSIS.

Dalam Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) ini, peserta didik

diberi materi-materi tentang kepemimpinan dan organisasi, pelaksanaan

pembekalan ini selama tiga hari. Walaupun dalam waktu singkat

diharapkan peserta didik mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan

hal kepemimpinan dan organisasi, walau pada hakikatnya prakteknya

adalah ketika mereka sudah menjadi pengurus.

14

Wawancara dengan Bapak Nur Kholis Selaku Pembina Osis, tanggal 24 Oktober 2011,

jam 12.30 wib.

Page 60: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

50

(c) Langkah yang ketiga, bagi calon-calon ketua yang terpilih, akan

mengikuti debat kandidat. Pelaksanaan debat kandidat adalah di depan

semua peserta didik, sehingga para peserta didik akan mengetahui

sejauh mana kemampuan dari setiap calon ketua. Kriteria dari calon

ketua ini adalah cerdas, wibawa dan rajin. Dengan kecerdasan,

kewibawaan dan rajin diharapkan nantinya akan menjadi suri tauladan

yang baik bagi para pengurus dan anggota Osis lainnya.

(d) Setelah mengadakan debat kandidat langkah selanjutnya adalah

pemilihan ketua OSIS, pemilihan ketua OSIS di MA Negeri Demak

dilaksanakan secara demokratis. Pelaksanaannya yaitu seluruh peserta

didik berkumpul di tempat pemungutan suara yaitu lapangan sekolah,

kemudian satu persatu memilih ketua sesuai dengan pilihannya,

kemudian pemilihannya dilaksanakan secara tersembunyi (tempat

tertutup).

Dari beberapa tahapan diatas semua harus di jalankan oleh peserta

didik yang akan menjadi pengurus. Ini semua merupakan tahapan yang

diberikan pembina kepada peserta didik. Tahapan ini semua belum cukup

sampai disini, akan tetapi akan dilanjutkan setelah menjadi pengurus.

2) Setelah peserta didik menjadi pengurus OSIS

Menurut bapak Nur Kholis, selaku pembina Osis peserta didik

setelah melewati langkah pertama kemudian akan di Follow Up dengan

tahap yang kedua, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengadakan kumpulan rutin yang dilaksanakan setiap satu minggu

sekali, satu bulan sekali serta pada akhir tahun.

Untuk kumpulan mingguan membahas hal-hal yang terjadi selama

satu minggu, kemudian mengevaluasi apa saja yang sudah berjalan dan

apa saja yang belum berjalan serta apa saja yang akan dijalankan dalam

minggu depan.15

15

Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011.

Page 61: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

51

Kemudian untuk rapat bulanan dan akhir tahun sifatnya lebih global

karena isinya pembahasan kegiatan selama sebulan dan selama satu tahun

mereka menjalankan kepengurusan.

b) Peserta didik diberi kepercayaan untuk mengelola organisasinya atau

kegiatannya.

Menurut Bapak Syafi’ udin, selaku pembina menuturkan bahwa

dalam pelaksanaan pembinaan untuk menjadi pengurus Osis dua tahapan

itu dirasa sudah bagus. Tentunya dalam pelaksanaannya peserta didik

sudah mendapatkan bekal yang cukup dalam melaksanakan masa baktinya

selama satu periode kepengurusan.

Itu semua merupakan pembinaan yang dapat diberikan pada peserta

didik dan semata-mata untuk mengarahkan peserta didik agar nantinya

waktu berjalan bisa berjalan secara maksimal.

Adapun dalam kegiatan pembinaan yang diberikan kepada peserta

didik yang melalui dua tahapan yang dilakukan oleh pembina, tentunya

banyak kelebihan dan kekurangan dari langkah-langkah yang ada.

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) Kelebihan dari training adalah mereka akan menjadi lebih siap ketika

nantinya benar-benar menjadi pengurus.

b) Untuk kelebihan dari mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan

(LDK) mereka akan mendapatkan tambahan ilmu.

c) Untuk kelebihan debat kandidat, akan terlihat siapa yang pantas

menjadi ketua OSIS.

d) Kelebihan dari pemilihan ketua OSIS secara demokratis yaitu

seluruh peserta didik dapat menyampaikan aspirasinya. Kemudian

kelebihan dari pelaksanannya secara tersembunyi (tempat tertutup)

adalah peserta didik dapat terhindar dari pengaruh luar.

e) Untuk kelebihan dari rapat ialah yang awalnya ngedrop, mereka

akan semangat kembali. Serta mengetahui hal-hal yang sudah

terlaksana atau belum.

Page 62: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

52

f) Kelebihan dari pemberian kepercayaan, para pengurus dapat berlatih

bagaimana mengelola organisasi, sehingga dapat diterapkan kelak

ketika terjun dimasyarakat.

2) Kekurangan

Setelah diuraikan tentang kelebihan yang ada di atas tentunya

dalam pembinaan pasti ada juga kekurangannya. Di antaranya adalah

sebagai berikut:

(a) Kekurangannya terlihat ketika ada peserta didik yang nakal dan

melanggar, maka dia tidak mau diatur oleh calon pengurus dengan

kata lain mereka menyepelekannya.

(b) Kekurangan dari Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) adalah

terbatasnya waktu serta fasilitas kurang memadai.

(c) Tidak ada kekurangan dalam kegiatan debat kandidat.

(d) Tidak ada kekurangan dalam pemilihan secara demokratis dan

tersembunyi (tempat tertutup).

(e) Untuk kekurangan dari rapat adalah pengurus terkadang ada yang

tidak datang dengan alasan merasa jenuh karena selalu rapat.

(f) Untuk poin diberi kepercayaan mengelola organisasinya atau

kegiatannya tidak ada kekurangan.16

Namun pembinaan yang dilakukan oleh pembina beserta jajarannya

setiap pergantian kepengurusan pasti ada perbaikan dalam kinerja

pembinaan, di harapkan agar kinerja di tahun berikutnya kukurangan dapat

terminilisir.

Menurut Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan suatu organisasi

yang ada di sokolah pasti mempunyai nilai dan tujuan yang didapatkan

dari sebuah organisasi. Adapun nilai dan tujuan yang di dapatkan adalah

sebagai berikut:

16

Wawancara dengan Bapak Syafi’udin Selaku Pembina Osis, tanggal 24 Oktober 2011,

jam 13.30 wib.

Page 63: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

53

1. Nilai dan Tujuan (OSIS).

Dalam suatu organisasi tentunya memiliki nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya, begitupun dalam Osis MA Negeri Demak. Nilai-

nilai tersebut di antaranya ialah mendapatkan pengalaman- pengalaman

berorganisasi, pengalaman-pengalaman tersebut di antaranya ialah sebagai

berikut:

a) Pengalaman Memimpin

Pengalaman memimpin di sini khususnya yaitu bagi pengurus OSIS,

baik ketua OSIS maupun para ketua seksi, dan pada umumnya bagi

yang tidak menjadi ketua. Karena yang tidak menjadi ketuapun

mereka tetap memimpin para anggota OSIS.

b) Pengalaman Bekerjasama

Pengalaman bekerjasama yang dimaksud di sini adalah kerjasama

antara pengurus yang satu dengan pengurus yang lain, serta kerjasama

antara pengurus dengan anggota OSIS. Karena tanpa adanya

kerjasama tersebut program-program yang ada tidak akan berjalan

dengan lancar.

c) Hidup Demokratis

Hidup demokratis di sini nampak karena tidak adanya pemaksaan

kehendak terhadap anggota organisasi. Pengurus memiliki batasan-

batasan dalam menyampaikan hal apapun.

d) Berjiwa Toleransi

Antara ketua, pengurus maupun anggota OSIS saling menghargai satu

sama lain. Hal tersebut terlihat apabila terdapat perbedaan pendapat

mereka bisa menerima perbedaan tersebut dan akhirnya mencari titik

tengah.

e) Pengalaman Mengendalikan Organisasi

f) Pengalaman mengendalikan organisasi di OSIS MA Negeri Demak

yaitu meliputi pengalaman bagaimana merencanakan kegiatan,

bagaimana menyusun struktur kepanitiaan dalam kegiatan, bagaimana

menggerakkan serta mengarahkan orang- orang (panitia tersebut) dan

Page 64: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

54

yang terakhir bagaimana mengevaluasi keberhasilan dari sebuah

kegiatan.

g) Memiliki Jiwa Keikhlasan

Bagi pengurus OSIS MA Negeri Demak dilatih untuk menjadi orang

yang ikhlas. Ikhlas di sini karena para pengurus dilatih untuk tidak

minta jasa akan tetapi dilatih untuk berjasa. Ini nampak dalam hal

pengurus ikut mendisiplinkan sekolah.17

Adapun Tujuan dari OSIS ialah sebagai berikut:

1) Untuk mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang baik,

yang memiliki pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan

berorganisasi yang siap diamalkan kelak.

2) Mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi

kepada Allah SWT, agama, bangsa serta berbakti kepada orang tua.

3) Menggalang persatuan yang baik dalam wadah Organisasi Siswa

(OSIS).

4) Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh negatif.18

2. Struktur OSIS

Menurut Muhammad Zainudin, selaku ketua Osis mengemukakan

bahwa di MA Negeri Demak dalam struktur kepengurusan OSIS kepala

sekolah dan waka kesiswaan menjabat sebagai pelindung dan penasehat.

Sedangkan struktur kepengurusan Osis terdiri atas pelindung, penasehat,

pembina, ketua, sekretaris, bendahara, serta bagian-bagian yang mengurusi

setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab

bagiannya.19

3. Tugas dan Kewajiban Pengurus OSIS

Di MA Negeri Demak terdapat beberapa tugas dan kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh pengurus OSIS, tugas dan kewajiban tersebut

secara umum adalah sebagai berikut:

17

Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib. 18

Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011. 19

Wawancara Muhammad Zainudin selaku Ketua Osis, tanggal 05 November 2011,

jam 10.00 wib.

Page 65: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

55

a) Membantu kepala MA Negeri Demak dalam menegakkan disiplin.

b) Berusaha menjaga dan menambah inventaris.

c) Memberi suri tauladan yang baik kepada anggota OSIS.

d) Berusaha mempraktekkan bahasa Arab dan Inggris dalam

percakapan sehari-hari.

e) Bekerjasama antara pengurus yang satu dengan yang lain.

f) Melaksanakan program kerja masing-masing bagian.20

Untuk tugas dan kewajiban pengurus ini harus dilaksanakan

sebagai mana mestinya yang tertera dalam aturan kepengurusan osis, jadi

aturan yang berlaku ini harus dijalankan, karena aturan iniyang membuat

adalah pengurus dan pembina.

c. Kegiatan Ekstrakulikuler

Menurut Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan menuturkan

bahwa kegiatan ekstrakulikuler di MA Negeri Demak menyadari kelak

nantinya siswa alumni pasti akan menjadi bagian dari masyarakat yang

menduduki lapisan pemimpin baik tingkat kecil atau atas, maka MA

Negeri Demak menyelenggarakan pendidikan ketrampilan atau pedidikan

ekstrakurikuler dengan tujuan memberi bekal skiil pada siswa.21

Adapun

kegiatan ektrakulikuler yang ada di MA Negeri sebagai berikut:

Daftar Ekstrakulikuler

20

Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011. 21

Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib.

No Jenis

Ekstrakulikuler

Bentuk dan Tujuan Kegiatan Jadwal

1. Pramuka Kegiatan pramuka bertujuan untuk

mendidik siswa, generasi muda agar

memiliki kepribadian, watak, mental dan

akhlak yang mulia sebagai bekal ia hidup

di masyarakat dalam upaya menegakkan

Agama, Bangsa dan Negara.

Jum’at

2. KIR Tujuan dari kegiatan KIR ini untuk

membekali siswa agar dapat menghargai

Selasa

Page 66: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

56

alam.

3. Paskibra

Tujuan dari paskibra adalah untuk

membekali siswa untuk jadi pengibar

bendera yang profesional.

Selasa

4. PMR

Kegiatan bertujuan untuk menjadi siswa

yang peduli sama yang lemah, artinya jiwa

sosialnya tinggi.

Senin

5. Volly Ball

Tujuan kegiatan volly ball agar siswa tetap

sehat dengan melakukan olahraga.

Senin

6. Rabana Dengan adanya grup rebana modern,

marawis dan gambus diharapkan siswa

menyukai musik-musik Islami.

Kamis

7. Taekwondo

Tujuan ialah memberikan bekal siswa

untuk mampu menjaga diri serta

berkompetisi dengan yang lain.

Sabtu

8. Seni Baca Al-

Qur’an

Dapat melantunkan ayat-ayat suci Al-

Qur'an dengan indah dan lebih enak

didengarkan.

Senin

9. Musik

Memberikan stimulan agar siswa dapat

menghilangkan rasa penat dalam diri

siswa.

Kamis

10. Teater

Memberikan bekal siswa untuk mampu

menjadi orang yang percaya diri dengan

yang dimilikinya.

Jum’at

11. Pengetahuan

(Bahasa Inggris,

Bahasa Arab, IPA,

dan IPS).

Memantap pengetahuan siswa yang di

dapatkan dari kelas.

Rabu &

kamis

Page 67: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

57

Dalam pelaksanaan ekstrakulikuler yang ada mempunyai guru

atau pelatih berbeda-beda. Untuk setiap koordinator cabang ekstra

memiliki tanggung jawab penuh dari setiap cabang yang ada. Dari pihak

sekolah sudah menyediakan segala fasilitas yang di butuhkan dari masing-

masing cabang ekstra, guna untuk menunjang agar potensi yang di miliki

peserta didik benar-benar bisa terasah.22

3. Evaluasi dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa.

Setelah melalui beberapa tahapan mulai dari pelaksanaan tahap

rekrutmen dan seleksi, pelaksanaan pembinaan, maka diperlukan langkah

akhir yaitu tahap evaluasi. Akan tetapi sebelum pelaksanaan evaluasi

dimulai pengawasan secara berkelanjutan untuk memberikan

pendampingan kepada peserta didik secara maksimal, setiap bulan guru

atau pembina kegiatan intra maupun ekstrakurikuler memberikan laporan

kepada waka kesiswaan.

Kemudian pembina intra & pembina ekstrakurikuler memberikan

laporan kepada waka kesiswaan sebagai laporan tiap bulan sekali, dan

selanjutnya diberikan kepada kepala sekolah. Menindaklanjuti evaluasi

tersebut apabila terjadi kekurang optimalan kinerja guru atau pembina

biasanya dilakukan secara teguran lisan yang berbentuk peringatan dari

waka kesiswaan.23

Dalam proses pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi

peserta didik di MA Negeri dilakukan pengawasan secara kontinyu dan

berkelanjutan. Dalam hal ini koordinasi dilakukan setiap saat. Hal ini

sering digunakan untuk melakukan pengawasan yaitu melalui SMS (pesan

singkat) atau berbicara langsubg melalui handphone. Jadi mempermudah

dalam koordinasi antara pembina dengan waka kesiswaan.

Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu

bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan

dievaluasi. Biasanya penilaian ini sering dilakukan di sekolahan ini yaitu

22

Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011.

23

Wawancara dengan Kepala Sekolah, tanggal 04 November 2011, jam 09. 30 wib.

Page 68: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

58

sifatnya praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk mengukur

ranah kognitif karena pada dasarnya pengembangan potensi peserta didik

ini di luar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan bakat

dan minat dari masing-masing peserta didik. Kegiatan evaluasi

diselenggarakan setelah selesai melakukan pembelajaran per indikator.

Setiap akhir pertemuan guru maupun pembina dari intra sekolah maupun

pembina ekstra melakukan evaluasi.24

Kegiatan penilaian intra maupun ekstrakulikuler ini seperti

kegiatan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi di nilai dari aspek penilaian

harian, keaktifan, absensi, dan nilai akhir. Berbeda dengan sekolah yang

lain, di MA Negeri peserta didik akan menerima raport yang berisi hasil

penilaian khusus kegiatan yang di ikuti oleh peserta didik. Disinilah

keunggulan kegiatan dalam meningkatkan potensi peserta didik di MA

Negeri. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat

peserta didik untuk berlatih mengasah bakatnya sehingga menjadi peserta

didik yang berprestasi baik di tingkat intern sekolah maupun pada saat

mengikuti kejuaraan umum bertanding dengan sekolah-sekolah yang

lain.25

Proses kegiatan manajemen kesiswaan dari mulai perekrutan dan

seleksi, pembinaan dan pengawasan yang secara kontinyu ini diharapkan

akan mampu menghasilkan prestasi baik yang berupa fisik (piala atau

piagam) atau performance dalam kegiatan intern sekolah. Pada akhir

tindak penilaian ini pembina, waka kesiswaan, waka kurikulum, BK dan

kepala sekolah melakukan koordinasi lagi untuk mengevaluasi program

intra maupun ekstra selama setahun. Penilaian ini didasarkan dari detail

perencanaan yang berisi target, indikator keberhasilan dari setiap jenis

ekstra yang diagendakan, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang

sekolah.

24

Wawancara dengan Pembina, tanggal 05 November 2011, jam 13. 30 wib. 25

Wawancara dengan kepala sekolah, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib.

Page 69: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

59

Adapun prestasi dari peserta didik MA Negeri sudah tidak

diragukan lagi. Pencapaian prestasi yang telah diraih oleh peserta didik

baru sampai tingkat kabupaten. Perolehan prestasi ini merupakan bukti

kualitas dari peserta didik MA Negeri bahwa selama ini yang dilakukan

disekolah memperoleh hasil.

Berikut adalah catatan prestasi yang telah diraih oleh peserta didik

di bidang ekstrakulikuler.26

Prestasi selama setahun ke belakang ini

menjadi bukti bahwa MA Negeri Demak memang betul-betul mampu dan

berhasil menelorkan bibit-bibit peserta didik yang berpotensi. Bisa

dikatakan bahwa setiap mendelegasikan cabang perlombaan selalu

mendapatkan gelar juara. Baik itu di tingkat SMA/MA se-Kab. Demak,

MA Negeri mampu mendapatkan gelar. Perlombaan yang pernah di raih

oleh peserta didik MA Negeri Demak diantaranya:

1. Lomba Pidato Bahasa Inggris mendapatkan juara II

2. Lomba Rabana Modern mendapatkan juara I

3. Lomba Seni Baca Al-qur’an mendapatkan juara I

4. Lomba Volly Ball putra mendapatkan juara I

Selain prestasi yang di dapatkan, biasanya sekolah ikut

berpartisipasi di kegiatan pengibaran bendera. Di MA Negeri mengirimkan

anggota paskibra, untuk mengikuti upacara Agustusan di Kabupaten.

B. Pembahasan

Untuk menghasikan kesimpulan penelitian yang komprehensif

peneliti sekiranya perlu membahas perihal manajemen kesiswaan dalam

meningkatkan potensi siswa di MA Negeri Demak yang berhubungan

dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab II. Dalam hal ini

peneliti akan mengkomparasikan teori yang ada dengan hasil di lapangan.

1. Rekrutmen dan Seleksi

Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal

yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari

26

Dokumentasi prestasi MA Negeri Demak tahun 2011/2012.

Page 70: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

60

perencanaan penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik

berada di sekolah, sampai dengan peserta didik menamatkan

pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap

berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.27

Sama halnya di MA Negeri Demak, manajemen kesiswaan juga

menangani perihal perekrutan dan seleksi yaitu mulai dari adanya

perencanaan kesiswaan, pembentukan panetia, melakukan MOPD (masa

orientasi peserta didik), kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan

peserta didik. Namun yang menjadikan kelebihan dalam perekrutan di MA

Negeri yaitu melaksanakan acara pada saat ulang tahun MA Negeri

kemudian menyebarkan undangan ke sekolah-sekolah tingkat SMP/MTs.

Disini bertujuan untuk memperkenalkan sekolah MA Negeri kepada

peserta didik tinggat SMP/ MTs.

Dalam proses pelaksanaan perekrutan dan seleksi peserta didik

waka kesiswaan melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan kesiswaan

Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan MA Negeri

Demak, sebelum melaksanakan penerimaan siswa baru. Perencanaan

Perekrutan dan Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan

penetapan calon siswa baru yang akan diterima. Dalam hal sensus sekolah,

biasanya kepala sekolah dibantu para guru serta wali murid, yaitu dengan

cara memperkirakan anak-anak tamatan SMP/MTs yang akan masuk

tingkat MA Negeri Demak, yang diperkirakan di sini adalah peserta didik

yang berada di sekitar lingkungannya.

Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan jumlah siswa

baru yang akan diterima tepat dilakukan oleh MA Negeri Demak. Karena

dengan melakukan kedua kegiatan tersebut bisa menghindarkan

kekurangan jumlah tempat duduk nantinya. Dalam pelaksanaan perekrutan

peserta didik waka kesiswaan sudah melakukan sesuai peraturan.

b. Pembentukan panitia khusus

27

W. Mantja, Profesionalisasi Tenaga, hlm 35.

Page 71: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

61

Pembentukan panitia penerimaan siswa baru dilakukan sekali

setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan setelah

kegiatan selesai.28

Pembentukan panitia peserta didik baru di MA Negeri Demak

dilakukan satu kali dalam satu tahun. Sehingga setiap selesai kegiatan

penerimaan siswa baru, susunan panitia tersebut dibubarkan. Pembentukan

kepanitiaan ini sifatnya hanya sementara.

c. Melakukan kegiatan orientasi

Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu

bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah

yang digunakan untuk memberi kegiatan ini. Istilah-istilah itu di antaranya

ialah Masa Orientasi Siswa (MOS) dan pengenalan kampus menjadi

OSPEK.29

Di MA Negeri Demak istilah orientasi siswa baru ialah masa

orientasi peserta didik (MOPD). Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik

saling mengenal antara teman yang satu dengan yang lain. Selain itu juga

bertujuan agar peserta didik mengetahui kegiatan ekstra apa saja yang ada

di sekolahan, sehingga nantinya peserta didik bisa mengembangkan bakat

atau potensi yang dimiliki peserta didik.

d. Pengelompokan peserta didik

Setelah melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari perencanaan

perekrutan, penerimaan siswa baru, orientasi peserta didik, langkah

selanjutnya adalah pengelompokan siswa. Adapun jenis-jenis

pengelompokan yang ada di MA Negeri Demak yaitu dengan cara

pengelompokan berdasarkan kemampuan pengelompokan berdasarkan

bidang studi.

Dengan adanya Perekrutan dan seleksi yang merupakan kegiatan

rutin tahunan disini peneliti menemukan bahwa waka kesiswaan disini

tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya bantuan dari waka kurikulum.

28

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, hlm. 127. 29

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 75.

Page 72: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

62

Dalam proses seleksi waka ikut andil dalam pengelompokan peserta didik,

sehingga dalam proses seleksi sampai penempatan berjalan dengan lancar.

2. Pembinaan

Disiplin merupakan keadaan tertib di mana para guru, staf sekolah,

dan peserta didik yang tergabung dalam sekolah tunduk pada peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. Berdasarkan definisi

tersebut, pembinaan disiplin peserta didik itu dapat didefinisikan sebagai

kegiatan pembinaan ketertiban peserta didik. Ketertiban di sini ditandai

dengan perilaku peserta didik yang tunduk kepada peraturan-peraturan

yang berlaku di sekolah.30

Teknik-teknik pembinaan disiplin peserta didik menurut Ali Imron,

dkk, terdapat tiga jenis teknik, pertama teknik external control, yang kedua

teknik inner control serta yang ketiga adalah teknik cooperative control.

Sama halnya yang ada di MA Negeri Demak pembinaan disiplin peserta

didik merupakan hal yang perlu diperhatikan, dan ditekankan. Pembinaan

yang dilakukan secara kontinyu, baik dalam hal disiplin ilmu maupun

pembinaan diluar jam sekolah yaitu organisasi intra maupun

ekstrakulikuler yang ada di sekolah.

Kemudian dalam upaya penegakan disiplin, ada dua teknik yang

dipakai di MA Negeri Demak, yaitu teknik kontrol external dan teknik

kontrol internal yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan dari waka BK,

biasanya pemberian bimbingan dan penyuluhan hanyalah ketika ada jam

kosong saja sehingga kurang optimal, langkah tepat untuk itu adalah

adanya jam khusus bagi BK. Sedangkan teknik kontrol internal yaitu

berupa upaya supaya peserta didik mampu mendisiplinkan dirinya sendiri.

Dalam teknik ini sikap keseharian guru MA Negeri Demak dinilai oleh

peserta didik, guru MA Negeri Demak merupakan suri tauladan bagi

peserta didiknya.

30

Ibrahim Bafadal, Dasar-dasar Manajemen hlm. 34.

Page 73: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

63

Jika dikaitkan dengan teori di atas berarti teknik yang ada di MA

Negeri Demak belum menerapkan satu jenis teknik, yaitu teknik

cooperative control. Teknik ini sebenarnya baik jika diterapkan, karena

teknik ini antara guru dan peserta didik saling bekerjasama dengan baik

dalam menegakkan disiplin. Teknik cooperative control ini belum berjalan

secara maksimal.

Selain dari teknik di atas, MA Negeri Demak dalam penanganan

disiplin apabila ada anak yang melanggar, yaitu langkah pertama

peringatan I, kalau melanggar lagi maka diberi peringatan II serta diberi

sanksi. Menurut pengamatan peneliti, hal tersebut efektif karena peserta

didik akan merasa jera dengan perbuatannya.

Selain pembinaan disiplin ilmu peserta didik juga diberikan

pembinaan keterampilan. Pembinaan peserta didik dalam meningkatkan

potensi guru ataupun pembina memberikan pembinaan latihan harian yang

di jadwalkan dari masing-masing bidang yang di tekuninya. Peserta didik

diharapkan bisa mengembangkan potensi yang ada pada diri dengan

mengikuti kegiatan itu.

Untuk pembinaan intra sekolah di MA Negeri Demak pembina

memberikan bekal sesuai dengan nilai dan tujuan dari osis yaitu

memberikan bimbingan tentang Pengalaman Memimpin, Pengalaman

Bekerjasama, Hidup Demokratis, Berjiwa Toleransi, Pengalaman

Mengendalikan Organisasi, Memiliki Jiwa Keikhlasan. Sedangkan untuk

pembinaan ekstrakulikuler pembina memberikan pembinaan secara

kontinyu. Sesuai dengan cabang ekstra peserta didik masing-masing.

Jadi menurut peneliti di MA Negeri sudah memberikan pembinaan

sesuai dengan tujuan. Kemudian dalam pelaksanaan pembinaan waka

kesiswaan bekerja secara kolektif dengan pembina masing-masing cabang

lomba. Dan diharapkan pembinaan ini bisa di tambah jam pertemuan lagi

agar peserta didik bisa lebih maksimal dalam mengembangkan potensinya.

3. Evaluasi

Page 74: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

64

Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak

hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan

oleh guru.31

Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus

dilakukan oleh seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,

intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian

siswa. Aktifitas penilaian ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur

tingkat ketercapaian kemampuan siswa dalam kurun waktu satu semester.

Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan

kemajuan hasil pengembangan bakat, sehingga dapat diketahui perbaikan-

perbaikan yang barang kali perlu dilakukan.

Sama halnya yang ada di MA Negeri Demak, penilaian merupakan

salah satu yang harus dilakukan oleh guru ataupun pembina untuk

mengetahui pengembangan hasil belajar dan bakat dari peserta didik.

Kegiatan evaluasi berupa penilaian ini dalam rangka mengukur tingkat

ketercapaian kemampuan dari peserta didik yang disesuaikan dengan

indikator.

Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu juga

bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan

dievaluasi. Biasanya penilaian ini sering dilakukan di sekolahan ini yaitu

sifatnya praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk mengukur

ranah kognitif karena pada dasarnya pengembangan potensi peserta didik

ini di luar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan bakat

dan minat dari masing-masing peserta didik.

Kegiatan penilaian intra maupun ekstrakulikuler ini seperti

kegiatan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi dinilai dari aspek penilaian

harian, keaktifan, absensi, dan nilai akhir. Berbeda dengan sekolah yang

lain, di MA Negeri peserta didik akan menerima raport yang berisi hasil

penilaian khusus kegiatan yang di ikuti oleh peserta didik. Di sinilah

31

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm.156.

Page 75: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

65

keunggulan kegiatan dalam meningkatkan potensi peserta didik di MA

Negeri. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat

peserta didik untuk berlatih mengasah bakatnya sehingga menjadi peserta

didik yang berprestasi baik di tingkat intern sekolah maupun pada saat

mengikuti kejuaraan umum bertanding dengan sekolah-sekolah yang lain.

Page 76: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “Studi

Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa

di MA Negeri Demak”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi

siswa kepala sekolah tidak bekerja sendiri melainkan dengan bekerja

sama dengan waka kesiswaan beserta waka kurikulum. Waka

kesiswaan dalam pelaksanaan Perekrutan dan seleksi melakukan

pendataan sekolah tingkat SMP/MTs dan memberikan undangan untuk

menghadiri HUT MA Negeri dengan tujuan mempromosikan MA

Negeri.

2. Dalam pelaksanaan pembinaan dalam meningkatkan potensi siswa, di

MA Negeri telah menggunakan teknik external control, yang kedua

teknik inner control serta yang ketiga adalah teknik cooperative

control. Dengan tujuan untuk mendisiplinkan peserta didik MA Negeri.

Kemudian untuk pelaksanaan pembinaan ini yang bergerak ikut serta

mulai dari waka kesiswaan, waka BK, guru dan pembina. Pembinaan

peserta didik ini dilakukan secara kontinyu setiap hari. Untuk

pembinaan di luar jam sekolah juga dilakukan agar peserta didik lebih

cepat dalam menguasai ekstra yang di pilihnya. Kemudian dalam

pembinaan intra yaitu osis, pembinaan yang diberikan yaitu

memberikan pengalaman praktek tentang memimpin seorang peserta

didik, memberikan pengalaman bekerjasama dalam kelompok,

demokratis, berjiwa toleransi, pengalaman mengendalikan organisasi,

dan Memiliki Jiwa Keikhlasan. Untuk pembinaan yang lain disesuaikan

dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Untuk pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi siswa, di MA

Negeri Demak kepala sekolah melakukan penilaian. Karena penilaian

merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh

Page 77: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

67

seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan

penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,

intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan

kepribadian siswa. Aktifitas penilaian ini dilakukan dalam rangka untuk

mengukur tingkat ketercapaian kemampuan siswa dalam kurun waktu

satu semester. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan

penyusunan laporan kemajuan hasil pengembangan bakat, sehingga

dapat diketahui perbaikan-perbaikan yang barang kali perlu dilakukan.

Disinilah nilai keunggulan di MA Negeri Demak, dengan cara seperti

ini akan mengetahui bibit-bibit unggul yang ada di sekolahan. Dan

diharapkan dengan adanya evaluasi ini kemampuan peserta didik disa

terlihat. Kemudian yang belum menguasai akan diberikan pembinaan

lanjut.

B. Saran

Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan penelitian dan tanpa

mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, penulis berusaha

memberikan saran-saran demi tercapainya studi manajemen kesiswaan

dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak,

saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebaiknya memberikan pelatihan yang

intensif kepada guru ektra maupun pembina sehingga kompetensi

keahlian mereka nantinya akan lebih berkwalitas. Dengan adanya

pelatihan ini diharapkan para guru dan pembina mampu memberikan

pelayanan yang lebih baik bagi pengembangan potensi peserta didik di

MA Negeri Demak.

2. Bagi waka kesiswaan

Sebaiknya waka kesiswaan menguasai beberapa cabang

ekstrakulikuler sehingga secara tidak langsung dapat memberikan

pembimbingan prima dalam kegiatan yang ada di MA Negeri. Di

Page 78: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

68

samping itu, peran sesungguhnya waka kesiswaan yaitu bertanggung

jawab mengelola semua kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik

baik mulai dari peserta didik masuk sampai peserta didik di wisuda.

Dengan demikian program kesiswaan akan mengalami perebuhan

lebih baik dan mampu bersaing dengan lulusan lembaga pendidikan

lainnya.

3. Bagi Guru/ Pembina

Saran yang bisa disampaikan kepada guru/pembina yaitu perlunya

menjaga kedisiplinan dalam memberikan pembinaan pada peserta

didik. Penggunaan metode pembinaan yang menyenangkan itu juga

penting, karena untuk menghindari agar peserta didik tidak merasa

jenuh/ bosan. Metode yang kreatif dan variatif bisa menjadikan solusi

untuk tetap memompa semangat peserta didik dalam menerima

materi. Kemudian peserta didik yang berprestasi diberikan

penghargaan dari kepala sekolah agar lebih semangat dalam berkarya.

4. Bagi peserta didik

Peserta didik harus tetap bersemangat dalam mengasah bakat, minat

dan potensinya baik melalui kegiatan Intra Sekolah (Osis) maupun

kegiatan akstrakulikuler dan semua sarana prasarana yang menunjang

kegiatan sudah difasilitasi oleh sekolah. Bimbingan ini merupakan

rangka membentuk pribadi yang berkualitas dan mampu

mengembangkan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.

Page 79: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Juz I, Indonesia:

Maktabah Dahlan, 1996.

Al-Wahidi, Imam Abil Hasan Ali Bin Ahmad, Tafsir Al-Munir, Juz I, Indonesia:

Maktabah Daarun Ahya’.

Ardana Komang dkk, Perilaku Keorganisasian, Jogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan, Jakarta: CV Rajawali, 1990.

_____________, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Azizah Nur, “Peran Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu di MTs

Model Brebes”.

Bafadal, Ibrahim, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.

Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:

Biro Hukum dan Organisasi, 2003.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan

Menengah Umum, 1999.

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit J-Art,

2007.

Gunawan, Ary, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1996.

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosdakarya,

2010.

_____________, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Page 80: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya

terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006.

Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1997.

Hasan Iqbal M, Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalian Indonesia, 2002.

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif),

Jakarta: GP. Press, 2009.

Imron A., dkk., Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam

Institusi Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003.

Istatho’ah, “Studi tentang Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda

Mangkang”.

Kasan, Tholib, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studi Press.

Mantja, W., Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan dan

Supervisi Pengajaran, Malang: Elang Mas, 2007.

Matry, Nurdin, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi

Daerah, (Makassar: Aksara Madani, 2008.

Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Kompetensi Dan Aplikasinya, Bandung: Rosda

karya, 2003.

__________., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007.

Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2008.

MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, Jakarta: Media

Nusantara, 2008.

Mustaqim Abd, Muhadi Zainuddin dan. Studi Kepemimpinan Islam, Semarang: PT

Karya Toha Putra, 2005.

Page 81: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Moloeng, Lexy j., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Jakarta: Bp. Cipta Jaya, 2005.

Riduwan, Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung:

Alfabeta, 2009.

Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003.

Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, Bandung: PT Refika Aditama, 2008.

S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.

Sahertian, Piet, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya:

Usaha Nasional, 1994.

Siagian, Harbangan, Administrasi Pendidikan: Suatu Pendekatan Sistemik,

Semarang: Satya Wacana.

Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Suderajat, Hari, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Bandung: CV

Cipta Cekas Grafika, 2005.

Suetopo, Hendyat, Wasti Soearto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan,

Surabaya: Buana Offset, 1982.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.

__________, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R & D), Bandung: Alfabeta, 2007.

Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004.

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat Press, 2005.

Tasriroh Farida, “Studi Tentang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA

Unggulan Posndok Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang”.

Page 82: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, Malang: FIP

IKIP Malang, 1989.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung:

Alfabeta,2009.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD ’45 dan Amandemennya,

Surakarta: Pustaka Mandiri.

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung;

Fokusmedia, 2006.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.

http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, di akses tanggal 09 Agustus 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, di akses tanggal 09 Agustus 2011.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/anak-berbakat/. di akses tanggal 20

September 2011.

Page 83: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Transkip Hasil Wawancara

Nama : Bapak Wahyu

Jabatan : Waka Kesiswaan

Tanggal : 27 Oktober 2011

Jam : 10.30 wib

Tempat : Ruang Guru

No Pertayaan Jawaban

a. Bagaimana langkah-langkah

dalam perekrutan dan seleksi?

Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan

MA Negeri Demak, sebelum melaksanakan

penerimaan siswa baru. Perencanaan Perekrutan dan

Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan

penetapan calon siswa baru yang akan diterima.

Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan

jumlah siswa baru yang akan diterima tepat

dilakukan oleh MA Negeri Demak.

b. Bagaimana bentuk koordinasi

antara waka kesiswaan dengan

Pembina?

Bentuk koordinasi dilakukan dengan cara SMS untuk

mudah mengontrol dalam pembinaan.

c. Kapan pelaksanaan kegiatan

evaluasi diterapkan?

Kegiatan evaluasi diselenggarakan setelah selesai

melakukan pembelajaran per materi. Setelah akhir

pertemuan Pembina juga memberikan evaluasi.

d. Bagaimana teknik evaluasi? Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri

itu bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis

ekstra yang akan dievaluasi. Biasanya penilaian ini

sering dilakukan di sekolahan ini yaitu sifatnya

praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk

mengukur ranah kognitif karena pada dasarnya

pengembangan potensi peserta didik ini di luar jam

pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan

bakat dan minat dari masing-masing peserta didik.

e. Bagaimana follow up dari hasil

evaluasi?

Menindaklanjuti evaluasi tersebut jika terjadi

kekurangoptimalan kinerja biasanya dilakukan secara

teguran lisan yang berbentuk peringatan. Akan tetapi

kita tidak serta merta menegur melainkan lebih

mementingkan pencarian opsi solusi untuk

memecahkan yang tengah dihadapi. Adapun

permasalahan peserta didik dipecahkan dengan cara

pemberian sanksi edukatif. Jika dimungkinkan tidak

bisa diberikan ampun maka diadakan open house

atau berkunjung kerumah peserta didik untuk

menyampaikan permasalahan yang terjadi pada anak.

f. Apa harapan dari waka kesiswaan

dari program ini?

Harapan saya ke depan setiap periode yang telah di

didik dan dibimbing dalam pelaksanaan berorganisasi

dengan cara mengikuti kegiatan yang ada di sekolah

Page 84: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

bisa dikembangkan lagi. Sehingga bakat peserta didik

tidak berhenti sampai disini. Berikutnya jangan

sampai alumni MA Negeri melupakan nama baik

lembaga yang telah menggembleng mereka sejak

awal masuk disekolah. Kalau bisa menjaga nama

almamater baik.

Page 85: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Transkip Hasil Wawancara

Nama : Muhammad Shaleh

Nara Sumber : Kepala Sekolah

Tanggal : 28 Oktober 2011

Jam : 11. 30 wib

Tempat : Kantor Kepala Sekolah

No Pertayaan Jawaban

1. Pelaksanaan Rekrutmen dan

Seleksi

a. Tahapan perencanaan dalam

perekrutan dan seleksi?

Secara umum tahapan yang dilalui, pertama

rapat kerja awal tahun selanjutnya dilakukan

tindak lanjut dari hasil rapat tersebut. Follow

up dibahas intern antara kepala sekolah

dengan waka kesiswaan. Berikutnya

melibatkan bagian waka kurikulum untuk

menentukan apa saja yang akan dilakukan.

Tahap perencanaan ini dimulai dengan cara

mensensus sekolah-sekolah tingkat SMP/MTs

kemudian sampai dengan pengelompokan

peserta didik.

b. Siapa saja yang terlibat dalam

perencanaan rekrutmen dan seleksi?

Yang terlibat adalah kepala sekolah, waka

kesiswaan, waka kurikulum, dan panitia

pelaksana yaitu guru.

c. Kapan kegiatan perencanaan dalam

rekrutmen dan seleksi?

Kegiatan ini dimulai ketika sekolah MA

Negeri Demak melaksanakan

HUT,pelaksanaannya di awal tahun yaitu

bulan januari.

2. Pelaksanaan Pembinaan

a. Siapa saja yang terlibat dalam

pelaksanaan pembinaan?

Yang ikut terlibat dalam pelaksanaan

pembinaan peserta didik yaitu kepala sekolah,

waka kesiswaan, waka BK, dan Pembina Osis

serta Pembina cabang ekstra.

b. Kendala atau hambatan dalam

pembinaan?

Kurangnya jam untuk waka BK, karena dalam

pembinaan ini sebenarnya membutuhkan jam

khusus, karena itu sangat penting. Kemudian

juga peserta didik ada yang sering absen

karena faktor dari peserta didik itu sendiri.

3. Pelaksanaan Evaluasi

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan

evaluasi?

Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan

berkelanjutan.

b. Siapa saja yang terlibat dalam

kegiatan evaluasi?

Kepala sekolah, waka kesiswaan, dan

pembinaa atau guru dari masing-masing

cabang ekstra.

Page 86: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Transkip Hasil Wawancara

Nama : Muhammad Zainudin

Nara Sumber : Pengurus Osis

Tanggal : 05 November

Jam : 10. 00 wib

Tempat : Ruangan Osis

No Pertayaan Jawaban

a. Apa yang kalian dapatkan waktu

jadi pengurus osis disini?

Kami mendapat banyak hal yang tidak kami

dapatkan dalam kelas. Di MA Negeri Demak

terdapat beberapa tugas dan kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh pengurus OSIS, tugas

dan kewajiban tersebut secara umum adalah

sebagai berikut:

a) Membantu kepala MA Negeri Demak

dalam menegakkan disiplin.

b) Berusaha menjaga dan menambah

inventaris.

c) Memberi suri tauladan yang baik kepada

anggota OSIS.

d) Berusaha mempraktekkan bahasa Arab

dan Inggris dalam percakapan sehari-

hari.

e) Bekerjasama antara pengurus yang satu

dengan yang lain.

Tugas dan amanah yang diberikan kepada

kami ini memberi warna dalam kehidupan

kami. Dan kami merasa senang bisa

membantu sekolah ini.

Page 87: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Transkip Hasil Wawancara

Nama : Bapak Syafi’udin

Nara Sumber : Pembina Osis

Tanggal : 03 November 2011

Jam : 13.30 wib

Tempat : Ruang Guru

No Pertayaan Jawaban

a. Nilai-nilai apa saja yang

ditamankan dalam berorganisasi?

Adapun nilai dan tujuan yang di dapatkan

adalah sebagai berikut:

1. Nilai dan Tujuan (OSIS).

Dalam suatu organisasi tentunya

memiliki nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya, begitupun dalam Osis MA

Negeri Demak. Nilai-nilai tersebut di

antaranya ialah mendapatkan pengalaman-

pengalaman berorganisasi, pengalaman-

pengalaman tersebut di antaranya ialah

sebagai berikut:

a) Pengalaman Memimpin

Pengalaman memimpin di sini

khususnya yaitu bagi pengurus OSIS,

baik ketua OSIS maupun para ketua

seksi, dan pada umumnya bagi yang

tidak menjadi ketua. Karena yang

tidak menjadi ketuapun mereka tetap

memimpin para anggota OSIS.

b) Pengalaman Bekerjasama

Pengalaman bekerjasama yang

dimaksud di sini adalah kerjasama

antara pengurus yang satu dengan

pengurus yang lain, serta kerjasama

antara pengurus dengan anggota

OSIS. Karena tanpa adanya kerjasama

tersebut program-program yang ada

tidak akan berjalan dengan lancar.

c) Hidup Demokratis

Hidup demokratis di sini nampak

karena tidak adanya pemaksaan

kehendak terhadap anggota organisasi.

Pengurus memiliki batasan-batasan

dalam menyampaikan hal apapun.

d) Berjiwa Toleransi

Page 88: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Antara ketua, pengurus maupun

anggota OSIS saling menghargai satu

sama lain. Hal tersebut terlihat apabila

terdapat perbedaan pendapat mereka

bisa menerima perbedaan tersebut dan

akhirnya mencari titik tengah.

e) Pengalaman Mengendalikan

Organisasi

Pengalaman mengendalikan

organisasi di OSIS MA Negeri Demak

yaitu meliputi pengalaman bagaimana

merencanakan kegiatan, bagaimana

menyusun struktur kepanitiaan dalam

kegiatan, bagaimana menggerakkan

serta mengarahkan orang- orang

(panitia tersebut) dan yang terakhir

bagaimana mengevaluasi keberhasilan

dari sebuah kegiatan.

f) Memiliki Jiwa Keikhlasan

Bagi pengurus OSIS MA Negeri

Demak dilatih untuk menjadi orang

yang ikhlas. Ikhlas di sini karena para

pengurus dilatih untuk tidak minta

jasa akan tetapi dilatih untuk berjasa.

Ini nampak dalam hal pengurus ikut

mendisiplinkan sekolah.

Page 89: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Transkip Hasil Wawancara

Nama : Bapak Sya’roni

Nara Sumber : Waka Kurikulum

Tanggal : 29 Oktober 2011

Jam : 09. 30 wib

Tempat : Ruang Guru

No Pertayaan Jawaban

a. Bagaimana mekanisme dalam

pengelompokan peserta didik?

Adapun jenis-jenis pengelompokan yang ada di

MA Negeri Demak adalah sebagai berikut:

1. Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan

Pengelompokan berdasarkan kemampuan

diperuntukkan bagi siswa baru (yang akan

masuk kelas satu), yang mana pengelompokan

ini berdasarkan didasarkan atas kemampuan

siswa, di mana siswa yang pandai dikumpulkan

dalam kelompok yang pandai dan siswa yang

kurang pandai dikumpulkan dalam kelompok

yang kurang pandai. Pengelompokan ini,

bertujuan agar nantinya dalam pembinaan bisa

dicontrol dengan mudah.

2. Pengelompokan Berdasarkan Bidang Studi

Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang

lazim juga disebut dengan penjurusan.

Penjurusan di MA Negeri Demak dilakukan

ketika peserta didik berada di kelas dua MA

Negeri Demak. Adapun jurusan yang ada di MA

Negeri Demak adalah IPA, IPS dan Agama.

Beberapa sistem yang dipakai di MA Negeri

Demak dalam menentukan kelompok

berdasarkan bidang studi adalah sebagai berikut:

a) Atas kemauan siswa

Penentuan pengelompokan berdasarkan bidang

studi yang pertama ialah berdasarkan kemauan

siswa. Siswa yang menginginkan masuk jurusan

IPA, maka mereka akan dimasukkan pada kelas

Jurusan IPA, siswa yang menginginkan masuk

jurusan IPS, maka mereka akan dimasukkan di

kelas Jurusan IPS, sedangkan siswa yang

menginginkan masuk jurusan Agama, maka

mereka akan dimasukkan di kelas Agama.

b) Berdasarkan nilai murni mata pelajaran

IPA, IPS dan Agama

Sistem ini yaitu waka kesiswaan bekerjasama

Page 90: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

dengan wali kelas ataupun TU. Yaitu dengan

cara melihat nilai murni IPA, IPS dan Agama di

raport. Sistem ini merupakan sistem untuk

melihat kemampuan siswa namun tidak secara

langsung, karena yang dilihat adalah raport.

c) Berdasarkan guru bidang studi

Dalam hal ini waka kesiswaan bekerjasama

dengan guru bidang studi, yaitu untuk

mengetahui apakah siswa mampu pada pelajaran

IPA, IPS atau Agama, sistem ini bersifat

langsung, karena guru bidang studi benar-benar

memahami kemampuan siswa.

Page 91: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

Transkip Hasil Wawancara

Nama : Abdullah Solahudin

Nara Sumber : Waka BK

Tanggal : 02 November 2011

Jam : 12.30 wib

Tempat : Kantor Waka BK

No Pertayaan Jawaban

a. Bagaimana mekanisme

Pembinaan Disiplin Siswa?

Dalam pembinaan disiplin di MA Negeri Demak

merupakan masalah yang penting. Karena proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar di

antaranya dikarenakan adanya kedisiplinan.

Pembinaan disiplin tidak bisa terlepas dari tata

tertib dan sanksi. Teknik-teknik pembinaan

disiplin siswa di MA Negeri Demak adalah

sebagai berikut:

1. Teknik Kontrol Eksternal

Teknik ini yaitu berupa bimbingan dan

penyuluhan, dalam hal ini biasanya waka

kesiswaan dibantu waka BK, waka BK terjun

langsung ke kelas-kelas untuk memberi

bimbingan. Biasanya kalau ada waktu luang,

karena belum ada jam tersendiri untuk BK.

2. Teknik Kontrol Internal

Teknik ini yaitu berupa upaya-upaya siswa agar

mampu mendisiplinkan dirinya sendiri dan siswa

mampu memahami pentingnya disiplin. Dalam

teknik ini sikap keseharian para guru akan dinilai

oleh siswa. Guru merupakan suri tauladan bagi

siswa, sehingga tata tertib diberikan tidak hanya

kepada siswa melainkan gurupun memiliki tata

tertib.

Page 92: STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... · Program Studi : Kependidikan Islam ... bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Rois Ali Maksum

Tempat /Tanggal Lahir : Demak, 13 Maret 1989

Jenis Kelamin : Laki- Laki

Agama : Islam

Alamat : Ds. Doreng, RT. 02/ RW. 02,

Kec. Wonosalam, Kab. Demak, Kode Pos. 59571

HP : 085 7400 666 82

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan:

1. Pendidikan Formal:

a. SD I Doreng Lulus : Tahun 2001

b. MTs Nurul Huda Dempet Lulus : Tahun 2004

c. MA Negeri Demak Lulus : Tahun 2007

d. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007

Semarang, 19 Juni 2012

Rois Ali Maksum

NIM: 073311025