bab ii management

Upload: reza-saputree

Post on 09-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kcvkclvcnvcnvmccx,cnx,nkcn v

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN TEORITISA. Pengertian Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999 dikutip dari Nursalam, 2007).Manajemen adalah proses ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (Swanburg, 2000)

Manajemen keperawatan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan institusionalyang spesifik dan obyektif. (Huber, 2000)

Swansburg (2000) menyatakan bahwa, manajemen keperawatan berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) aktivitas-aktivitas upaya keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan dari sub unit departemen.

Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metode proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien dengan mengaitkan pada fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Setiap fungsi ini tidak dapat dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Implementasi menerapkan fungsi pengorganisasian dan pengarahan, dan evaluasi menerapkan fungsi pengendalian. (Keliat, 2000)

Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah yang disebut Modal Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).B. Fungsi Manajemen

Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Manajemen diartikan sebagai suatu proses bekerja melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.Seorang manajer keperawatan perlu melakukan fungsi manajemen dalam memberikan perawatan kesehatan pada klien (Gillies, 1986).Perawat manajer (administrator) bekerja pada semua tingkat untuk melaksanakan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teoriteori manajemen keperawatan. Perawat manajer mengatur lingkungan organisasi untuk menciptakan lingkungan dengan suasana optimal untuk persyaratan pengawasan keperawatan oleh perawat-perawat klinis. Perawat klinis mengatur seleksi sumber daya manusia dan materi dan memberikan masukan tambahan kedalam proses manajemen.Tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien. Proses manajer keperawatan sejajar dengan proses keperawatan yaitu dirancang untuk memudahkan pekerjaan.Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada abad ke-20. Ketika itu ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.Menurut DEPKES RI (2001), menyebutkan yang diambil dari fungsi manajemen menurut George Terry yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC). Diruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing) dan pengendalian (controling).C. Manajemen Keperawatan Ruang MPKP Proses manajemen pada model praktik keperawatan professional terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendaliaan (controlling).

1. Perencanaan (Planning)Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan seagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan, sehingga perencanaan yang matang akan member petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan kegiatan.

1) Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi.a) FilosofiFilosofi adalah statemen yang mencerminkan nilai-nilai, visi dan misi dari suatu organisasi. Filosofi memuat seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Pernyataan tertulis dari filosofi menunjukan nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut administrasi keperawatan dalam institusi atau organisasi.Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu yang mengemukakan pandangan praktisi dan manajer perawat tentang apa yang mereka yakini dari manajemen dan praktek keperawatan. Idealnya seluruh personal pegawai keperawatan harus berpartisipasi dalam menyeleksi suatu teori atau kerangka kerja konseptual dan filosofi untuk kepentingan praktek. Setelah hal ini disepakati, para manajer dan seluruh spesialis keperawatan mulai menyusun suatu pernyataan visi dan misi untuk mengarahkan dan mengintegrasikan aktifitas-aktifitas kelompok. Pernyataan filosofi adalah abstrak dan terdiri dari nilai-nilai kemanusiaan.b) Visi

Langkah pertama dalam merencanakan manajemen keperawatana membuat kesepakatan terhadap visi dan misi yang akan dijadikan sebagai suatu hal yang dicita-citakan oleh organisasi. Statemen visi dirancangan untuk mengilhami dan memotivasi karyawan untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan.Visi ini dirumuskan bersama oleh kepala ruangan dengan memperhatikan masukan-masukan dari stakeholder dan visi seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan ipteks dan masyarakat. Visi ruangan diturunkan dari visi rumah sakit yang merupakan pengembangan yang disesuaikan dengan ruang masing-masing.c) Misi

Misi seharusnya memberikan arahan dalam mewujudkan visi dan dinyatakan dalam tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu yang mengandung pokok-pokok dan bentuk kegiatan utama yang dapat menjadi landasan hubungan kerja serta mengalokasikan sumberdaya ke segenap pihak yang berkepentingan. Misi seharusnya menjadi tolak ukur di revisi secara berkala sesuai dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan masyarakat. Misi harus berasal dari misi lembaga keseluruhan dan untuk memutuskan misi diruangan keperawatan para perencana harus terlebih dahulu meniali, lingkungan internal dan eksternal bagian dari keperawatan.Untuk mengetahui bahwa misi yang dibuat realistik para perencana harus mengetahui ukuran dan karakter wilayah jangkauan, masalah-masalah sosial dan kesehatan yang umum serta kelebihan dan kekurangan para anggota staf keperawatan. Setelah misi ditentukan para pemimpin keperawatan dan staff harus mengemukakan suatu pernyataan keyakinan untuk mendukung serta mengilhami aktifitas-aktifitas keperawatan. Pernyataan ini mencangkup keyakinan para anggota mengenai sifat kehidupan, kesehatan, penyakit, pasien dn keluarga.Waterman (1982), mengemukakan bahwa nilai yang tersebar diantara karyawan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap keberhasilan organisasi dari pada melaksanakan struktur organisasi, sumber-sumber ekonomi atau kemampuan teknologi.d) Tujuan

Tujuan adalah pernyataan konkret dan spesifik dimana misi akan dicapai dan filosofi keyakinan berlangsung. Tujuan harus hidup yang memuat pernyataan konkret yang menjadi standar agar kinerja dapat diukur. Tujuan dalam keperawatan diperlukan dalam semua area dimana pelayanan keperawatan berlangsung.Tujuan memberikan abonement dari produk perawatan kesehatan yang diperlukan oleh pasien.Setelah filosofi, visi, dan misi bagian keperawatan dimunculkan, tujuan departemen harus dikembangkan untuk memenuhi visi dan misi yang dipilih sesuai dengan keyakinan-keyakinan yang dinyatakan oleh kelompok. Jika semua perawat telah menyetujui pernyataan-pernyataan visi, misi didistibusikan ke semua karyawan keperawatan dan di pasang disetiap unit keperawatan.Para manajer keperawatan berkewajiban menyebarkan visi dan misi akan dikenal luas untuk meningkatkan kreativitas serta membuat para karyawan terfokus pada upaya-upaya kearah pencapaian visi.Hubungan selanjutnya dalam rantai perencanaan adalah setiap kepala perawat atau coordinator harus mengarahkan para perawat profesionalnya untuk mengembangkan pernyataan tentang filosofi, visi, misi dan tujuan unit keperawatan. Sebagai contoh jika filosofi organisasi mengacu kepada keyakinan agama, maka pernyataan visi, misi dan tujuan juga mencerminkan keyakinan yang sama.Jika visi departemen menyatakan maksud untuk menyiapkan pasien kearah perawatan diri, maka pernyataan visi , misi dan tujuan unit harus juga menyebutkan maksud-maksug yang sama.

e) Menyusun kebijakanKebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan. Analisis kebijakan merupakan nasehat atau bahan pertimbangan pembuatan kebijakan yang berisi tentang masalah yang dihadapi, tugas yang mesti dilakukan oleh organisasi yang berkaitan dengan masalah tersebut, dan juga berbagai alternatif kebijkan yang mungkin bisa diambil dari berbagai penilaian berdasarkan tujuan kebijakan. Kebijakan yang disusun didalam ruang MPKP antara lain kedisplinan, aturan dinas, rotasi, jenjang karir dan lain-lain.f) Penyusunan Standar KinerjaSalah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian ialah perumusan berbagai ketentuan formal yang harus ditaati oleh semua orang dalam organisasi, secara populer sering dikatakan bahwa ketentuan formal itu berperan sebagai peraturan permainan yang harus ditaati. Beberapa contoh ketentuan formal adalah standar hasil pekerjaan yang harus dipenuhi, yaitu hasil pekerjaan yang harus dipenuhi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan displin organisasi yang merupakan salah satu kewajiabn yang harus ditunaikan oleh semua organisasi. Displin organisasi menyangkut banyak hal antara lain ketertarikan pada norma-norma moral dan etika, keberadaan ditempat tugas sesuai dengan jam kerja yang berlaku dalam organisasi, kesediakan bekerja lembur apabila diminta, kewajiban melapor kepada atasan apabila seseorang terpaksa mangkit atau sakit, kesediaan ditempatkan.g) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen Rumah Sakit menjadi faktor penting untuk meingkatkan pelayanan sekaligus penghematan bagi rumah sakit dan kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah rumah sakit. Otomatisasi/ komputerisasi system pelayanan dan system informasi manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Banyak lembaga kesehatan dan rumah sakit telah mendapat manfaat dari peralatan canggih ini. SIM Rumah Sakit adalah solusi yang tepat untuk rumah sakit.Jenis-jenis Pelayanan yang diterapkan di MPKP yaitu:

a) Jenis perencananJenis perencanaan yang diterapkan diruang MPKP adalah perencanaan jangka pendek yang terdiri dari rencana harian, bulanan, dan tahunan.

(1) Rencana Harian

Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang dilakukan oleh perawat asosiet/pelaksana, perawat primer/ katim, dan kepala ruangan.KARU

i) Rencana Harian Kepala RuanganIsi kegiatan kepala ruangan meliputi semua kegiantan yang dilakukan oleh seluruh SDM yang ada diruangan dalam rangka menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Kepala ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan mempunyai hubungan keluar dengan unit yang terkait untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai narasumber utama atau konsultan untuk menjamin terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di ruangan. Berikut isi rencana harian kepala ruangan : (a) Asuhan keperawatan(b) Supervisi katim dan perawat pelaksana(c) Supervisi tenaga selain perawat(d) Kerjasama dengan unit yang terkait

ii) Rencana bulanan karu

Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatam kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan karu adalah:

(a) Membuat jadwal dan memimpin case conference(b) Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

(c) Membuat jadwal dinas

(d) Membuat jadwal petugas menerima pasien baru

(e) Memimpin rapat bulanan perawat

(f) Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana

(g) Melakukan audit dokumentasi

(h) Membuat laporan bulanan.

iii) Rencana tahunan karu

Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:

(1) Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP baik proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan.(2) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.

(3) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual, untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.KEPALA TIMiv) Rencana harian Ketua TimIsi rencana harian ketua tim antara lain : (a) Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien di timnya(b) Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk menilai kompetensi secara langsung dan tidak langsung, serta on the job trainning yang dirancang(c) Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnyaKetua tim sebaiknya hanya dinas pagi, karena pada pagi hari banyak kegiatan atau tindakan yang dilakukan dan merencanakan kegiatan sore dan malam.

i) Rencana Bulanan Ketua TimSetiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan didalam timnya yaitu askep dan kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil tersebut, dibuat rencana tindak lanjut untukmperbaikan pada bulan berikutnya. Ketua tim membuat laporan evaluasi rencana kegiatan harian asuha keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana dan melaporkan hasil audit asuhan keperawatan serta melakukan perbaikan asuhan keperawatan dengan merencanakan diskusi langsung. Kegiatan- kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah : (a) Mempersentasikan kasus dalam case conference (b) Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga(c) Melakukan supervisi perawat pelaksana PERAWAT PELAKSANA

v) Rencana Harian Perawat PelaksanaIsi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan untuk sejumlah klien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencan harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan post dan preconference. Perawat pelaksana akan membuat rencana yang ditujukan pada tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang di rawat pada shift dinasnya.Rencana catatan harian perawat pelaksana/ assosiet (PP/PA) pada shift sore dan malam agak berbeda jika hanya 1 (satu) orang dalam satu tim. Perawat tersebut akan berperan sebagai ketua tim dan PP/PA, sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference. 2. PengorganisasianPengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah rumah sakit, puskesmas, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan dan lain sebagainya. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas apa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan. Karakteristik sistem kerjasama dapat dilihat, antara lain:a. Ada komunikasi antara orang yang bekerjasamab. Individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerjasama

c. Kerjasama itu ditujukan untuk mencapai tujuan.

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya manusia, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi. Apabila serangkaian kegiatan telah disusun dalam rangka mencapai tujuan organisasi, maka untuk pelaksanaan kegiatan tersebut harus diorganisasikan. Agar organisasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan secara efektif, maka dalam fungsi organisasi harus terlihat pembagian tugas dan tanggung jawab orang-orang atau karyawan yang akan melakukan kegiatan masing-masing.Pengorganisasian di ruangan perawatan MPKP menggunakan pendekatan sistem/metode antara lain adalah pembuatan struktur organisasi, daftar dinas, dan daftar pasien.a. Struktur organisasiPengorganisasian di ruangan MPKP menggunakan pendekatan sistem/metode penugasan tim. SDM perawat diorganisasikan dengan menggunakan metode penugasan perawat primer dan tim keperawatan yang dimodifikasi. Perawat dibagi dalam tim sesuai dengan jumlah pasien di ruangan. Jumlah pasien untuk tiap tim 8-10 orang, dan jumlah perawat antara 6-10 orang, untuk itu akan dibuat struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien.Struktur organisasi ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok klien.Gambar 2.1

Uraian tugas masing-masing personil diatas antara lain :1) Kepala ruangana) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan, dan harian.b) Mengorganisir pembagian tim dan pasien.c) Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di ruangan.d) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangane) Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lain.f) Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangan, kemudian menindak lanjutinya.g) Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya.2) Ketua Tim / Perawat Primera) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.b) Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan.

c) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota timnya.

d) Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan.

e) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.f) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab timnya.

g) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.3) Uraian tugas perawat pelaksana :a) Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.b) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi dengan pasien dan keluarganya.c) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.Contoh Jadwal Dinas Ruangan A

NoNamaSeninSelasaRabuKamisJumatSabtuMinggu

1.KaruP

Tim I

Katim PA. 1

PA. 2

PA. 3

PA. 4

PA. 5P

M

S

M

S

P

Katim

PA. 1

PA. 2

PA. 3

PA. 4

PA. 5P

M

S

M

S

L

Pagi

Sore

Malam

a. Daftar PasienDaftar pasien adalah daftar semua pasien yang menjadi tanggung jawab tiap kelompok selama 24 jam. Secara individu,setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Hal ini menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah perawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien ruangan diisi oleh katimContoh Daftar Pasien di Ruangan A

No.Nama PasienDokterPerawat Primer/ Ketua TimPA/PP22-10-0923-10-0924-10-09

PagiSoreMalam

1Tim 1

1. Beri2. Hanif3. Boni4. Tiara5. Okva6. Mutia

Dr. YetDr. YetDr. YetDr. YetDr. YetDr. YetSetiadi

Setiadi

Setiadi

Setiadi

Setiadi

SetiadiAnton

Meri

Jafar

Atus

Tono

HariAnton*

Meri

Jafar

Atus

Tono

Hari*Anton

Meri*

Jafar

Atus*

Tono

HariAnton

Meri Jafar*

Atus

Tono*

Hari

b. Klasifikasi Pasien

Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien :

1) Perawatan total, yaitu klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam2) Perawatan persial, yaitu klien memerlukan 4 jam perawatan langsung/ 24 jam3) Perawatan mandiri, yaitu klien memerlukan 2 jam perawatan langsung/ 24 jam

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai berikut :1) Kategori 1 : perawatan mandiri/ self careKegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pengantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan sederhana.

2) Kategori II : perawatan sedang/ parsial/ intermediate careKegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk mendukung emosi 5-10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20-30 menit/shift atau 30-60 menit/shift dengan mengopservasi efek samping obatau reaksi alergi.3) Kategori III : perawatan total/ intensive careKebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus menerus.Petunjuk penetapan jumlah berdasarkan derajat ketergantungan :1) Dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang sama dan sebaliknya dilakukan oleh perawat yang selama 22 hari.2) Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien ( minimal memenuhi tiga kriteria)

3) Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (1) pada jolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui beberapa jumlah pasien yang ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total.

4) Bila hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi tersebut maka pasien dikelompokan pada klasifikasi di atasnya.Klasifikasi Pasien Berdasarkan Derajad Ketergantungan

Kriteria KetergantunganJumlah Pasien Perhari Sesuai Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

Perawatan minimal :

1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

2. Makan dan minum dilakukan sendiri

3. Ambulasi dengan pengawasan

4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift

5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil

6. Pengobatan prosedur memerlukan pengobatan

Perawatan parsial :

1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu dilakukan sendiri

2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

4. Folley kateter, intake output dicatat

5. Pasien dengan pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan total :

1. Segalanya diberi bantuan

2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi

4. Pemakaian suction

5. Gelisah/ disorientasi

Jumlah

Dalam satu penelitian Douglas (1975, dalam Sudarsono, 2000) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel berikut:

Jumlah Tenaga Perawat yang Dibutuhkan pada Suatu Ruangan

Jumlah pasien Klasifikasi Pasien

MinimalParsialTotal

pagisiangmalampagisiangmalampagisiangmalam

0.170.140.100.270.150.070.360.300.20

0.340.280.200.540.300.140.720.600.40

0.510.480.300.180.450.211.080.900.60

Dst

Dari tabel diatas, dapat diambil contoh : Suatu ruangan rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal, 14 pasien dengan perawat intermediet dan 5 pasien dengan perawatan total) maka jumlah perawat yang dibutuhkan :a) Dinas pagi :3 x 0.17 = 0,5114x 0.27 = 3,785x 0,36 = 1,90Jumlah 6,19 6 orang b) Dinas siang 3x 0,14 = 0,4214x 0,15 = 2.105x 0.30 = 1,50Jumlah 4,02 4 orang

c) Dinas malam 3x 0,10 = 0,3014x 0.07 =0,985x 0,20 = 1,00Jumlah 2,28 2 orang Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa total jumlah kebutuhan perawat untuk dinas pagi, sore dan malam sebanyak 12 orang.Pada ruang MPKP, penerapan jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien bedasarkan derajat ketergantungan selama 1 (satu bulan) dan jumlahperawat yang dibutuhkan untuk setiap hari. Penerapan satu bulan diharapkan sudah dapat mencerminkan perubahan jumlah dan variasi pasien di ruang rawat tersebut. Kepala rungan mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien.

3. PengarahanPengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki. Pengarahan ini termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi, pengembangan motivasi yang efektif. Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak aka nada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasikan aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang organisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan pengawasan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.

Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu program motivasi, manajemen konflik, pendelegasian, supervise dan komunikasi efektif.a. Program motivasiProgram motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM dengan mengungkapkannya melalu pujian (reinforcement) pada setiap orang yang bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan pendorongan kuat untuk fokus pada potensi pada masing-masing anggota. b. Manajemen konflikMPKP merupakan pendekatan baru, maka kemungkinan menimbulkan konflik yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapatan yang berbeda. Untuk itu dilakukan dalam implementasi MPKP, kepala subdepartemen keperawatan (kasubdepwat), kepala ruangan (kalak) dan katim agar melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk mencegah dan menyelesaikan konflik. Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada penyelesaian konflik dengan win-win solution. c. SupervisiPengawasan merupakan hal yang paling penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan mengandung makna pembinaan.Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang berlangsung, misalnya perawat pelaksana sedang melakukan ganti balutan, maka tim mengobservasi tentang pelaksanaan dengan memperhatikan apakah standar kerja dijalankan. Pengawsan terkait pula dengan kinerja dan kompetisi perawat, yang akan berguna dalam program jenjang karir perawat bersangkutan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui pelaporan atau dokumen yang menguraikan tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan.

Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih berpengalaman, ahli atau atasan kepada perawat dalam pelaksanaan kegiatan atau tindakan. Agar hasil pengawasan dapat ditindak lanjuti maka sebaliknya disediakan instrument pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan, penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan denga fokus yang telah ditetapkan.Diruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat. Pengawasan terhadap ketua tim dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat pelaksana dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan dan tim.Diruang MPKP supervisi berjenjang dilakukan sebagai berikut:

a. Kepala seksi keperawatan atau konsultan melakukan pengawasan terhadap kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksanab. Kepala ruangan melakukan pengawasan terhadap ketua tim dan perawat pelaksana

c. Ketua tim melakukan pengawasan terhadap perawat pelaksana

Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk kepala ruang materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan asuhan keperawatan. Ketua tim supervisi terkait dengan kemampuan pengelolahan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan, sedangkan untuk perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.

Agar supervise dapat meenjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu disusun standart dan jadwal pasti dalam supervise. Untuk evaluasi fungsi pengarahan ini, kepala ruangan menyusun rencana terhadap ketua tim dan perawatan pelaksana sebagai rencana bulanan. d. PendelegasianPendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar aktifitas organisasi tetap berjalan. Pendelegasian dilakukan melalui proses sebagai berikut:1) Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan2) Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

3) Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

4) Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuaanya.

5) Buat vatas waktu dan monitor penyelesaian tugas

6) Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi narasumber untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

7) Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

8) Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

Penerapan delegasi di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala ruangan kepada ketua tim dan ketua tim kepada perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas dilakukan secara berjenjang yang penerapanya dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pendelagian terencana dan pendelegasian insidentil.1) Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan diruang MPKP. Bentuknya antara lain adalah :a) Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan tugas sementara tugas kepala ruang karena alas an tertentu.b) Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shif.c) Pendelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalm pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.2) Pendelegasian insidentil, yang terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir, sehingga pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah seksi perawatan, kepala ruangan, ketua tim atau penanggung jawab shif dan tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanisme yang dilakukan adalah sebagai berikut :a) Bila kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu ketua tim untuk menggantikan tugas kepala ruangb) Bila ketua tim berhalangan hadir, amak kepala ruangan menunjukan salah satu anggota tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas ketua timc) Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir, sehingga satu tim kekurangan personil maka kepala ruangan berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.Prinsip pendelegasian tugas di MPKP antara lain adalah:a) Pendelegasian tugas harus menggunakan format pendelegasian.b) Personil yang menerima pendelegasian adalh personil yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya.c) Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal, terinci dan tertulis.d) Pejabat yang mengatur pendelegasian wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi.e) Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilakukan dan hasilnya.1. Fungsi PengendalianPengendalian (controlling) adalah proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Pengawasan (controlling) dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Adalah wajar jika terjadi kekeliruan-kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan dan petunjuk-petunjuk yang tidak efektif hingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari pada tujuan yang ingin dicapai.Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan eksis tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian dan penggerakkan sebelumnya. Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan beberapa kondisi yang harus diperhatikan yaitu:a. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem pelayanan kesehatan, yaitu relevansi, efektivitas, efesiensi, dan produktivitas.b. Agar standar pengawasan berfungsi efektif maka harus dipahami dan diterima oleh setiap anggota organisasi sebagai bagian integral, misalnya sistem standar kendali mutu harus dianggap normal dan perlu.c. Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan.Ada dua tujuan pokok, yaitu: untuk memotivasi dan untuk dijadikan patokan guna membandingkan dengan prestasi. Artinya jika pengawasan ini efektif akan dapat memotivasi seluruh anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi. Karena tantangan biasanya menimbulkan berbagai reaksi, maka daya upaya untuk mencapai standar yang sulit mungkin dapat membangkitkan semangat yang lebih besar untuk mencapainya dari pada kalau yang harus dipenuhi itu hanya standar yang udah.Namun demikian, jika target terlampau tinggi atau terlalu sulit kemungkinan juga akan menimbulkan patah semangat. Oleh karena itu tidak menetapkan standar yang terlampau sulit sehingga bukan meningkatkan prestasi, malah menurunkan prestasi.

a. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. Disini perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-tugas yang telah digariskan dalam uraian tugas (job discription).b. Banyaknya pengawasan harus dibatasi. Artinya jika pengawasan terhadap karyawan terlampau sering, ada kecenderungan mereka kehilangan otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai pengekang.c. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control) tanpa mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel, artinya sistem pengawasan menunjukkan kapan dan dimana tindakan korektif harus diambil.d. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan alternatif perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.e. Pengawasan hendakanya mengacu pada prosedur pemecahan masalah, yaitu: menemukan masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan, mengecek timbulnya masalah yag serupa.

Dalam bidang keperawatan pengendalian merupakan upaya mempertahankan mutu, kualitas atau standar. Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar) yang telah diciptakan. Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output (hasil) yaitu kepuasan pelanggan, keluarga, perawat dan dokter. Indikator mutu yang merupakan output (hasil) adalah BOR, LOS, TOI dan Audit dokumentasi keperawatan. Kepala ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang dilakukan (proses evaluasi = audit proses) terkait dengan MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerjasama denga tim rumah sakit atau ruangan membuat sendiri.Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan meberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP.Langkah-lanngkah yang harus dilakukan dalam pengendalian/pengontrolan meliputi:

a. Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerjab. Melakukan pengukuran prestasi kerjac. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standard. Mengambil tindakan korektif

Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah dilakukan.Terdapat tiga kategori audit keperawatan, yaitu:1) Audit strukturBerfokus pada sumber daya manusia, lingkungan perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik, pelanggan (internal maupun eksternal). Standar dan indikator diukur dengan menggunakan checklist.2) Audit prosesMerupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat retrospektif, concurrent, atau peer review. Retrospektif adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi. Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peer review adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.3) Audit hasilAudit haasil adlah produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi SDM dapat berupa efktifitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indikatir mutu berupa BOR, ALOS, TOI, angka infeksi nosokomial dan angka dekubitus.Pada pelaksanaan MPKP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran :1) Indikator mutu umum

a) Penghitungan lama hari rawat (BOR)

BOR (bed occupancy rate) adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberi gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80-90%. Standar nasional BOR adlah 70-80%.Rumus penghitungan BOR:

Rumus :

jumlah hari rawatan

Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu X 100%

Keterangan:

1) Jumlah hari rawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari dikali jumlah hari dalam satuan waktu

2) Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31 hari, tergantung jumlah hari dalam bulan tersebut

b) Penghitunga rata-rata lama dirawat (ALOS)

ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum ALOS ideal 6-9 hari.RumusRumus : jumlah hari perawatan pasien kelur X 100%

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Keterangan :

1) Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu

2) Jumlah pasien keluar (hidup+mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode tertentuc) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)

TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idelanya tempat tidur kosong 1-3 hari.Rumus penghitungan TOI :

Rumus : (Jumlah TT x hari) - hari perawatan RS X 100%

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Keterangan :

1) Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki

2) Hari perawatan : jumlah total hari rawatan pasien yang keluar hidup dan mati

3) Jumlah pasien keluar (hidup+mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari atau meninggal

d) Indikator mutu khusus

(1) Kejadian infeksi nosokomial

Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama dalam perawatan di rumah sakit.

(2) Kejadian cedera

Angka cedera adlah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan jatuh, fikasi dan yang lainnya. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya tidak ada kasus pasien yang cedera.(3) Kondisi pasien

(a) Audit dokumentasi asuhan keperawatan

Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yag sedang dirawat lalu dibuat rekapiulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Kedua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP.(b) Survey masalah baruSurvey masalh keperawatan adalah survey dengan standar NANDA untuk pasien baru opname yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan).(c) Kepuasan pasien dan keluargaKepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan sseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang di rasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Survey kepuasan yang dilakukan duruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.(d) Kondisi SDM

a. Kepuasan tenaga kesehatan (perawat dan dokter)

b. Penilaian kinerja perawat

Keempat fungsi manajemen ini merupakan suatu rangkaian (proses) kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Jika tujuan organisasi belum tercapai atau masih ada kesenjangan pihak manajemen harus mampu menganalisa kembali kelemahan pelaksanaan salah satu atau beberapa fungsi manajemen. Untuk itu fungsi manajemen ini memerlukan perumusan standar untuk kerja yang jelas yang digunakan untuk menilai hasil kegiatan staff atau unit kerja. Apakah ada penyimpangan dan jika ada penyimpangan kegiatan manajerial ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen

D. Metode TimYaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien. Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :a) Ketua timb) Pelaksanaan perawatanc) Pembantu perawatanAdapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.a. Kelebihan metode tim :1) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.2) Pasien dilayani secara komfrehesif3) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan4) Tercipta kerja sama yang baik .5) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal6) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.b. Kekurangan metode tim:1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya.2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.4) Akuntabilitas dalam tim kabur.E. Operan

1. Pengertian

Operan yang sering disebut timbang terima atau over hand. Timbang terima memiliki banyak istilah diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover, dan crosscoverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Menurut Friesen (2008) mengatakan handover adalah transfer tentang tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Menurut Nursalam (2008) Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. 2. Tujuan Operan

a. Menyampaikan maslah, kondisi atau keadaan klien secara umum

b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien

c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya

d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

3. Fungsi Overan

a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekpresikan perasaan perawat

b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.

4. Langkah-Langkah Operan

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap

b. Petugas shift yang akan mengoperkan mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan

c. Perawat primer atau ketua tim menyampaikan pada penanggung jawab shift berikutnya meliputi :

1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum

2) Tindak lanjut untuk untuk dinas yang menerima operan

3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operand. Penyampaian operan harus jelas dan tidak terburu-buru

e. Perawat primer atau ketua tim dan anggota kedua shift observasi langsung keadaan klien.5. Hal-Hal Yang Perlu Disampaikan Selama Operan

a. Identitas pasien dan diagnosa medis

b. Masalah keperawatan yang muncul

c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum

d. Intervensi kolaboratif dan dependensi

e. Rencana umun dan persiapan lainnya6. TAHAPAN OPERAN

a. Persiapan yang dilakukan oleh peraat yang akan melimpahkan tanggung jawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnyab. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawata yang akan pulang dan datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran yang memungkinkan adanya komunikai dua arah antara perawat shift sebelumnya dengan perawat yang akan datang.

c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada MR atau pada pasien langsung.

7. METODE DALAM OPERAN

1) Operan dengan metode tradisional

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kassesan dan Jagoo tahun 2005 operan secara tradisional meliputi :

a. Dilakukan hanya dimeja perawat

b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi

c. Jika ada pengecekan kepada pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum

d. Tidak ada konstribusi atau feedback dari pasien atau keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.2) Overan dengan metode bedside handoverMenurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.

b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat. c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khusus. Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:

a. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.

b. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi, pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.

c. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau mengklarifikasi.

d. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan terapi sebelumnya.

e. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan informasi atau terlupa. F. Pre dan Post Conference

1. Conferencea. PengertianConference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi. Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan pada pasien.Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Konferense sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.b. Tujuan umum conferenceSecara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M. Marelli, et.al, 1997).

c. Pedoman pelaksanaan conference1) Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan2) Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok3) Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan memberi umpan balik4) Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik5) Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda6) Raung diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi7) Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan.2. Pre Conference a. DefinisiPre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan penanggung jawab tim(Modul MPKP, 2006). Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan pada pasien.b. Tujuan1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil 2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan 3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.c. Syarat pelaksanaanMenurut Jean,et.Al, 1973, syarat pelaksanaan pre conference adalah:1) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.d. Pelaksanaan 1) Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim2) Isi conference:Rencana tiap perawat (rencana harian),Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim 3) Waktu .Dilakukan setelah operan4) Tempat. Dilakukan di meja masing masing tim5) Penanggung jawab, Ketua tim atau penanggung jawab tim kegiatan a) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara b) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencana harian masing masing perawat pelaksana c) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.STANDAR OPERASIONAL (SOP)

PRE CONFERENCENoTindakan

1.Persiapan

1. Ruangan

2. Staff

2.Tatalaksana

Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.

Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim

Isi conference:

Rencana tiap asuhan (rencana harian)

Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim

Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh dinas malam

Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing masing.

Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi

Keluhan pasien

TTV dan kesadaran pasien

Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru

Masalah keperawatan

Rencana keperawatan hari ini

Perubahan keadaan terapi medis

Rencana medis

Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang meliputi :

Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti: keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.

Ketepatan pemberian infuse

Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan

Ketepatan pemberian obat / injeksi

Ketepatan pelaksanaan tindakan lain

Ketepatan dokumentasi

Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masingmasing perawatan asosiet.

Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan.

3. Post Conferencea. PengertianPost conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).

b. Tujuan post conferenceTujuan post conference adalah: untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.c. Pelaksanaan post konfrence1) Waktu

: Sebelum operan ke dinas berikutnya.2) Tempat

: Meja masing masing tim.3) Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim4) Kegiatan :a) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.b) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.c) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.d) Ketua tim atau PP menutup acara

d. Syarat Post Conference1) Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan4) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.G. Komunikasi Efektif

1. Pengertian

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif, antara lain:a.Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

b. Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.c. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.2. TUJUAN

Tujuan komunikasi efektif adalah :a. Memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas danlengkapb. Pengiriman dan umpan balik seimbangc. Melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik3. MANFAAT

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya adalah:a. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.

b. Adanya saling kesefahaman antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.

c. Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau perkumpulan4. PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIFAgar komunikasi menghasilkan komunikasi yang efektif, seseorang harus memahami prinsip-prinsip dalam berkomunikasi. Ada lima prinsip komunikasi yang efektif yang harus dipahami. Lima prinsip tersebut disingkat dengan REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible, Care,dan Humble. Lima prinsip komunikasi yang efektif itu adalah sebagai berikut:a. Respect

Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan kita sampaikan.

b. Empathy

Komunikasi yang efektif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empathy. Empathy artinya kemampuan seorang komunikator dalam memahami dan menempatkan dirinya pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.c. Audible

Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan melalui media atau delivery channel.

d. Care

Care berarti komunikator memberikan perhatian kepada lawan komunikasinya. Komunikasi yang efektif akan terjalin jika audience lawan komunikasi personal merasa diperhatikan.

e. Humble

Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai.5. Langkah-Langkah Untuk Membangun Komunikasi EfektifAdapun langkah-langkah untuk membangun komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut:a. Memahami Maksud dan Tujuan Berkomunikasi

b. Mengenali Komunikan

c. Menyampaikan Pesan dengan Jelas

d. Menggunakan Alat Bantu yang Baik

e. Memusatkan Perhatian

f. Menghindari Gangguan Komunikasi

g. Membuat Suasana yang Menyenangkan

h. Menggunakan Bahasa Tubuh( body language) yang BenarAdapun aspek yang harus dibangun dalam komunikasi efektif adalah :

a. Kejelasan. Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.b. Ketepatan. Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.c. Konteks. Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.d. Alur. Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.e. Budaya. Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tata krama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.6. Unsur-Unsur Dalam Membangun Komunikasi Efektif a. Berhadapan

b. Mempertahankan kontak mata

c. Membungkuk ke arah klien

d. Mempertahankan sikap terbuka

e. Tetap relaxKomunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: niat,minat, pandangan, lekat, dan libat.

a. Niat menyangkut:

1) Apa yang akan disampaikan

2) Siapa sasaranya

3) Apa yang akan dicapai

4) Kapan akan disampaikan b. Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:

1) Factor obyektif: merupakan rangsang yang kita terima

2) Fakto subyektif: merupakan factor yang menyangkut diri si penerima stimulus

c. Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran,menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan,pekerjaan, pengalaman dan kerangka piker seseorang.

d. Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.

e. Libat,merupakan keterlibatan panca indra sebanyak-banyaknya.7. BENTUK KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Komunikasi Verbal Efektif

a. Berlangsung secara timbal balik

b. Makna pesan ringkas dan jelas

c. Bahasa mudah dipahami

d. Cara penyampaian mudah diterima

e. Disampaikan secara tulus

f. Mempunyai tujuan yang jelas

g. Memperlihatkan norma yang berlaku

2. Komunikasi Non Verbal Efektif

Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :

a. Penampilan fisik.

b. Sikap tubuh dan cara berjalan.

c. Ekspresi wajah.

d. Sentuhan8. PROSES KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi efektif merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;

a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.

Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa:

1. Informasi

2. Ajakan

3. Rencana kerja

4. Pertanyaan dan sebagainya

b. Simbol atau isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang managemenyampaikan peasan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian muka lainnya ).

Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

b. Media atau penghubung

Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.c. Mengartikan kode atau isyarat

Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata dst)maka si penerima pesan harus dapat mengartikan symbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.

e.Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.

f.Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Bailkan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.

g.Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

Umpan Balik

Ganguan9. TAHAPAN KOMUNIKASI EFEKTIFa. Pengirim mempunyai gagasan (ide )

b. Pengirim mengubah gagasan menjadi pesan ( yang dapat dipahami oleh penerima )

c. Pengirim mengirim pesan, melalui media perantara ( verbal/non verbal,lisan /tulisan dan medium (telpon, komputer /memo).10. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI EFEKTIF

a. Hambatan Dari Proses Komunikasi

1. Hambatan dari pengirim pesan

Hal ini dapat terjadi misalnya, pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

2. Hambatan dalam Penyediaan / Symbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih atau satu,symbol yang di[ergunakan antara sipengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

3. Hambatan Media

Merupakan hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

4. Hambatan dalam bahasa sandi

Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.

5. Hambatan dari penerima pesan

Misalnya kurangnya perhatian pada saat penerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

6. Hambatan dalam memberikan balikan

Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberika interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

b. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dll. Misalnya :gangguan kesehatan,gangguan alat komunikasi dan sebagainya.c. Hambatan Semantik

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

d. Hambatan Psikologis

Hambatan spikologis dan social kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.11. KRITERIA KEBERHASILAN KOMUNIKASI

Untuk memperoleh keefektifan komunikasi , seseorang harus memperhatikan beberapa kriteria komunikasi sebagai berikut:

a. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan tingkat hubungan dengan orang lain.

b. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal balik .

c. Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal yang bisa terjadi secara simultan.

d. Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap peran yang di terima baik secara langsung maupun tidak langsung ,verbal maupun non verbal.

e. Pesan yang di terima tidak selalu di asumsikan sama antara penerima dan pengirim.

f. Pertukaran informasi di butuhkan ilmu pengetahuan.

g. Pesan yang di kirim dan di terima di pengaruhi oleh pengalaman masa lalu,pendididkan, keyakinan dan budaya.

h. Komunikasai di pengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang di komunikasikan orang lain.

i. Posisi seseorang di dalam system sosio cultural dapat mempengaruhi proses komunikasi.Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.

Faktor yang dapat mendukung komunikasi efektif :

a. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.

b. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.

c. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.

Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif yaitu:

a. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak efektif.

b. Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga.

c. Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan.

d. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan pendidikan kesehatan.

e.

Organizing

Actuating

Planning

Controlling

Pesan

Saluran

Komunikan

Komunikator

Jadi isi pesannya ini yah pak

Dikonfirmasikan

Yah.. benar.

Komunikan

Dibacakan

Ditulis

Isi pesan

Komunikator

72