bab ii landasan teori - library & knowledge...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Strategik
2.1.1 Definisi Manajemen Strategik
Strategi merupakan suatu perencanaan yang komplit yang
mengidentifikasikan cara-cara jangka panjang sebuah organisasi dan menunjukkan
penggunaan sumber daya yang ada untuk mendapatkan tujuan-tujuannya dengan
memelihara competitive advantage. Konsep strategi merupakan rencana induk dari
manajemen strategik
Manajemen strategik merupakan proses dari formulasi dan implementasi
strategi-strategi untuk mendapatkan tujuan-tujuan jangka panjang dan memelihara
competitive advantage (Schermerhorn, 2002, p203)
2.1.2 Pentingnya Manajemen Strategik dalam Mengelola
Suatu Bisnis
Didunia bisnis yang semakin kompetitif ini menuntut setiap perusahaan untuk
memiliki ataupun menciptakan suatu strategi dalam menjalankan perusahaannya.
Strategi yang dijalankan oleh setiap perusahaan mungkin berbeda mungkin juga
6
7
sama, hal ini sangat ditentukan oleh visi dan misi dari perusahaan yang bersangkutan
serta posisi perusahaan dalam menempatkan diri dalam level strategi.
2.2 Level Strategi
2.2.1 Strategi tingkat perusahaan (corporate strategy)
Strategi ini dirumuskan oleh manajemen puncak untuk mengatur kepentingan
dan kegiatan organisasi yang mencakup lebih banyak dari pada suatu unit usaha.
Menurut Peter Drucker (Drucker), operating objectives sebuah perusahaan
harus mencakup 8 hal, yakni :
1. Profitability, menghasilkan profit dalam bisnis
2. Market share, kedudukan pasar
3. Human talent, dalam hal menrekrut dan memelihara kualitas para karyawan
4. Financial health, acquiring capital and earning positive returns
5. Cost efficiency, memanfaatkan resource dengan tepat
6. Product quality, produktivitas
7. Innovation, selalu mengembangkan produknya
8. Social responsibility, tanggung jawab publik
2.2.2 Strategi tingkat unit usaha atau bisnis (business
strategy)
Strategi ini menyangkut pengelolaan kepentingan dan operasi unit usaha
tertentu. Sebuah unit usaha strategik mengelompokkan semua aktivitas usaha dalam
sebuah perusahaan multiusaha yang menghasilkan jenis produk atau jasa tertentu dan
8
memperlakukannya sebagai unit usaha tunggal. Strategi tingkat perusahaan
memberikan seperangkat pedoman untuk unit usaha strategik, yang kemudian
mengembangkan strateginya sendiri berdasarkan strategi tingkat unit usaha.
2.2.3 Strategi tingkat fungsional (functional strategy)
Strategi ini menciptakan kerangka untuk manajemen fungsi-seperti keuangan,
riset dan pengembangan, serta pemasaran – sehingga sesuai dengan strategi tingkat
unit usaha. Misalnya, strategi unit usaha menghendaki pengembangan sebuah produk
baru, bagian riset dan pengembangan akan membuat rencana mengenai bagaimana
produk tersebut akan dikembangkan.
Division 1 Division 2 Division 3
Corporation
Research andDevelopment
HumanResources Manufacturing Marketing
Corporate Strategy
Business Strategy
Functional Strategy
Gambar 2.1 Level-level Strategi
9
2.3 Tahapan Proses Manajemen Strategi
2.3.1 Strategy Formulation
The company without a strategy is willling to try anything (Michael Porter,
D’Aveni, Hyper-Competition, op cit., pp. 13-16, 21-24).
Strategy formulation ini terdiri dari 3 tahap awal dalam proses strategi
managemen, antara lain :
1. Mengidentifikasi and menganalisa misi, obyektif, dan strategi perusahaan.
Tahap ini merupakan tahap pertama dimana akan mendeskripsikan visi dan
misi perusahaan, obyektif nya dan strategi yang akan digunakannya.
2. Menganalisa lingkungan eksternal and internal.
Pada tahap ini kita akan menentukan opportunities, threats, strength dan
weaknesses dari perusahaan. Dengan menentukan tiap-tiap point ini, maka
kita dapat mengetahui kesiapan perusahaan dalam bersaing dengan kompetitor
yang ada serta dapat menentukan langkah apa yang bisa kita jalankan untuk
menghadapi kompetitor termasuk resikonya.
3. Revise mission and objectives.
Setelah menentukan visi misi perusahaan dan obyektif nya maka perusahaan
harus menetapkan masing-masing level strategi yang akan digunakan untuk
mencapai visi misinya.
10
2.3.2 Strategy Implementation
Strategi implementasi terdiri dari 2 tahap yang merupakan lanjutan dari
strategi formulasi, yakni
1. Pengimplementasian strategi.
Setelah menentukan strategi, maka ada 3 hal yang perlu diperhatikan
dalam mengimplementasikannya, yakni corporate governance, management
systems and practices, dan strategic leadership.
2. Mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses strategy
management, yang terdiri dari strategi kontrol dan renew strategic
management process. Pada tahap ini. kita akan mengontrol proses jalannya
strategi yang telah kita terapkan dan kemungkinan renew strategi baru apabila
strategi yang kita terapkan ini kurang exist.
2.4 Model Bisnis
Secara umum, perusahaan yang menghubungkan bisnisnya dengan internet
untuk memfasilitasi bisnisnya dalam mengirimkan informasi, barang atau jasa kepada
pelanggannya, menggunakan satu dari delapan model bisnis. Menurut Thomas R.
Eisenmann (Thomas, 2002, pp.12-14), ada 8 jenis bisnis model, antara lain :
• Internet access provider
Menghubungkan pelanggan dan perusahaan dengan internet melalui
sambungan telepon baik narrowband maupun broadband, kable TV (kabel
11
vision), dan teknologi wireless (handphone, transmisi gelombang mikro
(microwave transmission) atau satelit.
• Online portals
User dimungkinkan untuk menemukan dan menghubungkan ke pihak ketiga
yang dapat berupa konten online maupun commerce offerings (contoh
Yahoo!).
• Online content providers
Internet digunakan untuk mendistribusikan / menyebarkan informasi dan
konten hiburan yang dipatenkan (contohnya boston.com, BET.com).
• Online retail of physical goods
Berhubungan dengan service provider pihak ketiga (UPS, Fedex) dalam
mengirimkan barang dari remote warehouse (contoh : Petstore.com)
• Online brokers
Internet digunakan untuk membantu klien mengidentifikasi partner trading
yang prospektif dan terkadang membantu klien dalam transaksi lengkap
(contoh : Microsoft Carpoint, Rosenbluth International’s Biztravel)
• Online market makers
Mirip seperti Online broker, dimana Online market makers adalah perantara
(intermediaries) yang memfasilitasi sebuah proses penemuan informasi.
Tujuannya adalah mengorganisasi sebuah marketplace, dimana Online market
makers menyediakan tempat (baik secara fisik maupun virtual) untuk
melakukan trading, dan infrastruktur pendukungnya.
12
• Networked utility providers
Contohnya Adobe System dengan Acrobat Reader dan AOL dengan ICQ
instant messaging service, dimana mereka mendistribusikan software yang
bisa di-download sehingga memungkinkan user terhubung ke website tujuan
atau terhubung satu sama lain.
• Application service providers (ASPs)
Memungkinkan customer untuk menggunakan internet dalam mengakses
software aplikasi pada remote servers.
Selain bisnis model yang digunakan, sangatlah umum bagi para manager dari
perusahaan internet dalam menghadapi pertanyaan mendasar mengenai ruang lingkup
aktivitas dari perusahaannya. Ada empat macam ruang lingkup aktivitas :
1. Breadth of Target Customers Segments
Pasar dapat disegmenkan berdasarkan kebutuhan dari group customer yang
berbeda. Segmentasi bisa dilakukan hanya dengan satu segmen maupun
banyak segmen. Fokus pada satu segmen digunakan untuk meningkatkan
loyalitas pelanggan, sedangkan jika menggunakan banyak segment
memungkinkan perusahaan menggunakan media masa dengan lebih efisien
dalam membangun brand mereka.
2. Product Line Diversification
Perusahaan yang segmennya terfokus akan menawarkan produk atau jasa
yang lebih sempit jangkauannya, sedangkan perusahaan yang mempunyai
13
banyak segmen (one-stop shopping) mempunyai jangkauan produk atau jasa
yang lebih luas
3. Vertical Integration
Terdiri dari empat level destination websites, portals yang membantu user
dalam mencari destination website, access providers yang memberikan
koneksi internet kepada user, providers of the hardware and software
infrastructure yang dibutuhkan oleh ketiga level diatas.
4. Business Model Hybridization
Karena setiap bisnis model menciptakan nilai kepada end user dengan cara
yang unik, maka model campuran (hybrid) memungkinkan sebuah website
memenuhi kebutuhan user yang sangat luas. Walaupun demikian, mengatur
banyak bisnis model dapat memperbesar kapabilitas manajemen dan
terkadang dapat menciptakan konflik dengan website partner kita.
2.5 Porter’s Generic Strategy
Menurut Porter (Porter, 1980, pp 35-39), keputusan strategi level tingkat
usaha dipengaruhi oleh 2 faktor antara lain market scope (mengenai target market)
dan sumber dari competitive advantage, yang akan menganalisa bagaimana caranya
memenangkan competitive advantage, dengan harga yang murah atau inovasi produk.
14
Kombinasi dari kedua faktor dapat menciptakan 4 generic strategik, yaitu :
1. Cost leadership strategy
Perusahaan yang sukses menerapkan strategi ini biasanya akan terlihat secara
keseluruhan dalam perusahaan itu sendiri, seperti didukung oleh efisiensi
yang tinggi, biaya operasional yang rendah, mampu menghasilkan profit,
tidak ada toleransi terhadap pemborosan, monitor yang intensif terhadap
setiap permintaan dana, ada pengontrolan yang ketat, reward-reward yang
dihubungkan untuk pengontrolan biaya dan adanya ikut serta karyawan dalam
pengontrolan biaya yang besar. Strategi ini akan sangat mudah ditiru oleh
kompetitor yang ada.
2. Differentiation strategy
Strategi yang berbeda menawarkan kuantitas dari differentiation yang berbeda
pula. Perusahaan yang sukses menerapkan strategi ini berarti mempunyai
greater product flexibility, greater compatibility, lower cost, improved
service, less maintenance, greater convenience, or more features. Umumnya
persyaratan untuk kesuksesan strategi ini harus memiliki koordinasi yang kuat
antara bagian Research and Development dengan fungsi marketingnya dan
substantial amenities to attract scienticts dan orang-orang yang kreatif.
3. Focused strategy
Kesuksesan strategi ini tergantung segmen industri itu sendiri yang cukup
besar, mempunyai pertumbuhan yang potensial, dan tidak menjadi critical
untuk kesuksesan pesaing lainnya. Strategi-strategi seperti market penetration
dan market development menawarkan substansi yang fokusnya pada
15
keuntungan-keuntungan. Resiko dari penerapan strategi ini antara lain strategi
ini akan mudah ditiru oleh pesaing untuk mencapai kesuksesannya. Strategi
ini dapat dibagi 2, antara lain focused cost leadership dan focused
differentiation
Broad
Narrow
Low Price Uniqueness
Market Scope
Source of Competitve Advantage
Cost leadership strategy
Focused low cost strategyFocused
differentiation strategy
Differentiation Strategy
Gambar 2.2 Porter’s Generic Strategies
2.6 SWOT Analysis
2.6.1 Internal Strengths and Weaknesses
Kekuatan dan kelemahan secara internal mencakup semua aktivitas yang ada
pada organisasi, seperti manajemen, marketing, keuangan, akuntansi, operasional,
riset dan pengembangan serta sistem informasinya.
16
2.6.2 External Opportunities and Threats
External Opportunities and threats mencakup peluang-peluang yang ada dan
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis pada perusahaan dan ancaman-
ancaman yang akan menganggu aktivitas bisnis perusahaan.
2.7 Porter’s Competitive Forces Strategy
Menurut Porter (Turban, 2004, p 98), Ada beberapa bagian dari model ini,
antara lain :
1. Potential new entrant
Masuknya pemain baru dalam suatu industri dapat meningkatkan tingkat
kompetisi. Hal ini sangat bergantung dari faktor-faktor yang mempersulit
(Barriers to Enter) suatu perusahaan untuk masuk meramaikan suatu industri,
antara lain : Economies of Scale, modal (Capital), peraturan pemerintah, dan
lain-lain.
2. Bargaining power of supplier
Supplier merupakan bagian yang sangat penting dalam mempersiapkan bahan
baku produksi suatu produk dari sebuah perusahaan. Supplier yang kuat
mampu untuk menaikan harga. Hal ini terutama dipengaruhi oleh : keunikan
dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh supplier kepada suatu perusahaan.
Semakin sedikit supplier yang kita miliki, maka semakin banyak kita
membutuhkan produk atau jasa mereka sehingga supplier memiliki kekuatan
untuk mengkontrol kita.
17
3. Bargaining power of customer
Produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan tentunya harus dibutuhkan
oleh customer-nya. Bargaining power of customer akan kuat jika : persediaan
lebih banyak dari permintaan, produk yang dihasilkan sudah terstandarisasi,
4. Threat of substitute product of service
Munculnya produk pengganti dapat mengurangi keuntungan suatu industri
sehingga industri tersebut sudah tidak menarik lagi untuk digarap sebab
tingkat harga sudah dibatasi. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh : kemauan
pembeli terhadap produk pengganti, harga dan performa dari produk
pengganti, serta switching cost dari produk pengganti.
5. Rivalry among existing firm
Intensivitas diantara kompetitor dalam industri yang sejenis antara lain
dipengaruhi oleh : struktur kompetisi, struktur dari biaya industri, degree of
differentiation, switching cost, strategi perusahaan di dalamnya, dan exit
barriers.
2.8 Porter’s Value Chain
Value chain ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang-peluang
untuk meningkatkan keunggulan bersaing teknologi informasi karena memiliki
analisis sistematis dari serangkaian kegiatan yang masing-masing terkait untuk dapat
memberikan sebuah produk maupun jasa kepada pelanggan. Tujuan penganalisan ini
adalah untuk menghasilkan proses-proses yang bertujuan untuk pembentukan
18
nilai/value bagi nasabah serta penetapan strategi yang akan dilakukan perusahaan
terhadap produk-produknya (Lynda M, 2003, p 75).
2.9 Pendekatan Langkah Demi Langkah untuk Menganalisa
Bisnis Model
Langkah-langkah dalam menganalisa bisnis model :
1. Mengidentifikasikan bisnis model sekarang.
2. Menentukan bagaimana pengembangan bisnis model sekarang dan
identifikasikan bisnis model baru yang akan dibentuk.
3. Menggunakan analisa kerangka model bisnis untuk memprioritaskan model
baru.
4. Mengembangkan real time performance monitoring system dengan
menggunakan langkah ketiga sebagai benchmark.
5. Memperbaharui strategi, rencana implementasi, dan sistem pengukuran
performa pada sistem yang sedang berjalan.
2.10 Competitive Advantage
Ketika suatu perusahaan mampu mempertahankan keuntungan yang melebihi
dari rata-rata keuntungan dalam suatu industri, maka perusahaan tersebut dikatakan
sudah mencapai competitive advantage dari para kompetitornya. Tujuan dari strategi
bisnis adalah untuk mencapai competitive advantage yang berkelanjutan.
19
Menurut Michael Porter ada dua tipe dasar dari competitive advantage, yaitu
cost advantage dan differentiation advantage. Competitive advantage ada ketika
suatu perusahaan mampu mendapatkan keuntungan yang sama dengan kompetitior
tetapi dengan biaya produksi yang lebih rendah (cost advantage), atau mampu
mendapatkan keuntungan yang melebihi dari produk yang dihasilkan (differentiation
advantage). Sehingga competitive advantage memungkinkan perusahaan untuk
menciptakan nilai yang lebih bagi pelanggannya dan juga memberikan keuntungan
bagi dirinya sendiri.