bab ii landasan teori ii.1 sistem informasi akuntansi...

Download BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-00976-AKSI-bab 2.pdf · menggunakan data biaya lancar ... suatu cek pembayaran

If you can't read please download the document

Upload: vankhanh

Post on 06-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    II.1 Sistem Informasi Akuntansi

    II.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

    Berdasarkan Gelinas dan Oram (1996), Sistem informasi akuntansi adalah

    suatu subsistem khusus dari sistem informasi manajemen yang bertujuan yang

    mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan

    transaksi-transaksi keuangan (p.16).

    Menurut Bodnar yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2000), Sistem

    informasi akuntasi didefinisikan sebagai kumpulan sumber daya, seperti manusia dan

    peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (p.1).

    Sedangkan menurut Moscove, dkk (2001), Sistem informasi akuntansi adalah

    subsistem informasi dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan informasi dari

    berbagai subsistem suatu entitas dan mengkomunikasikannya kepada subsistem

    pengolah informasi organisasi (p.7).

    Berdasarkan informasi diatas, maka dapat disimpulkan sistem informasi

    akuntasi adalah kombinasi dari berbagai sumber daya yag dirancang untuk

    mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh

    manajemen.

  • 10

    II.1.2 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi

    Menurut Hall (2001), Sistem informasi akuntasi terdiri atas tiga subsistem

    utama antara lain sebagai berikut :

    1. Sistem pemrosesan transaksi (SPT) / transaction processing system (TPS)

    merupakan pusat dari seluruh fungsi sistem informasi informasi dengan:

    a. Mengkonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan.

    b. Mencatat transaksi keuangan dalam record akuntansi (jurnal dan buku besar).

    c. Mendistribusikan informasi keunagan yang utama ke personel operasi untuk

    mendukung kegiatan operasional harian mereka.

    2. Sistem pelaporan buku besar/keuangan (SBB/PK) / General Ledger / Financial

    Reporting System (GL/FRS).

    Sistem buku besar (SBB) dan sistem pelaporan keuangan (SPK) adalah

    subsistem yang saling erat terkait. Namun demikian, karena interdependensi

    operasional mereka, keduanya dipandang sebagai suatu sistem tunggal yang

    integratif-SBB/PK. Besarnya input ke sistem BB datang dari siklus transaksi.

    Rangkuman aktivitas siklus transaksi ini diproses oleh SBB untuk

    memperbaharui akun-akun kontrol buku besar.

    Sedangkan sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan status

    sumber daya keuangan dan perubahan dalam sumber daya-sumber daya tersebut,

    informasi ini dikomunikasikan terutama bagi pemakai eksternal.

    3. Sistem Pelaporan Manajemen (Management Reporting System).

    Menyediakan informasi keuangan internal yang diperlukan untuk

    memanajemen sebuah bisnis. Para manajer memerlukan informasi yang berbeda

  • 11

    untuk berbagai jenis keputusan yang harus dilakukan. Laporan yang dihasilkan

    meliputi anggaran, laporan varians, analisis biaya-volume-laba, dan laporan yang

    menggunakan data biaya lancar (bukan yang historis) (p.12).

    II.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

    Romney dan Steinbart (2003) menyatakan. Sistem Informasi Akuntansi terdiri

    dari lima komponen, yaitu :

    1. People, yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.

    2. Procedures, baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan

    pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.

    3. Data, tentang kegiatan / proses bisnis organisasi.

    4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

    5. Information, technology, infrastructure, termasuk didalamnya komputer,

    peralatan komunikasi jaringan (p.2).

    II.1.4. Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi

    Menurut Boockholdt (1999), siklus transaksi akuntansi dibagi menjadi empat

    bagian, yaitu :

    1. Financial Cycle. Consists of those accounting transactions that record the

    acquisition of capital from owner and creditor, the use of that capital to acquire

    productive assets, and the reporting to owners and creditors on how is used.

    Dapat diartikan Siklus keuangan terdiri dari transaksi akuntansi yang mencatat

    akuisisi modal dari pemilik dan kreditur, yang penggunaannya untuk

    memperoleh asset produktif yang dilaporkan kepada pemilik dan kreditur.

  • 12

    2. Expenditure Cycle. Consist of those transactions incurred to acquire material

    and overhead items for the conversion proses of the bussiness. Dapat diartikan

    siklus pengeluaran terdiri dari transaksi yang terjadi untuk memperoleh bahan

    baku dan barang overhead yang digunakan dalam proses konversi.

    3. Conversion Cycle. Contains those transaction incurred when input are converted

    into salable goods or services. Dapat diartikan siklus konversi terdiri dari

    transaksi yang terjadi pada saat input dikonversi menjadi barang yang dapat

    dijual atau jasa.

    4. Revenue Cycle. Includes the accounting transactions that record the generation

    of revenue from the output of the conversion proses. . Dapat diartikan siklus

    pendapatan termasuk dalam transaksi akuntansi yang mencatat generasi

    pendapatan dari otput yang dihasilkan dalam proses konversi (p.520-523).

    Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.1 dibawah ini :

    Expenditure Cycle

    Inventory

    Inventory

    Property

    Cash

    Cash

    Vendors

    Owner Creditor

    Customers

    EmployeesConvertion Cycle

    Revenue CycleFinancial Cycle

    Gambar 2.1 Siklus Sistem Informasi Akuntansi

    Sumber : Boockholdt (1999,p)

  • 13

    II.2 Sistem Informasi Akuntansi Umum / Sistem Buku Besar Umum / Pelaporan

    Keuangan (General Ledger/Financial Report System-GL/FRS)

    II.2.1 Record (Catatan) Akuntansi

    II.2.1.1 Sistem Manual

    Mengacu pendapat Hall (2001), catatan-catatan akuntansi tradisional yang

    digunakan dalam sistem informasi akuntansi manual diantaranya sebagai berikut:

    1. Dokumen

    Sebuah dokumen menyediakan bukti dari peristiwa ekonomi dan dapat

    digunakan untuk memulai pemrosesan transaksi. Ada tiga jenis dokumen yang

    digunakan: dokumen sumber, dokumen produk, dan dokumen turnaround.

    a. Dokumen Sumber.

    Peristiwa-peristiwa ekonomi menimbulkan dokumen-dokumen yang

    diciptakan pada awal (sumber) transaksi. Dokumen sumber digunakan untuk

    menangkap dan memformalisasi data transaksi yang diperlukan untuk

    memproses siklus transaksi. Misalnya, pesanan penjualan multipartai yang

    merupakan bukti formal bahwa suatu penjualan terjadi. Salinan dokumen

    sumber ini memasuki sistem penjualan dan digunakan untuk membawa

    informasi ke berbagai fungsi, seperti penagihan, pengiriman, dan piutang

    dagang.

    b. Dokumen Produk.

    Dokumen produk adalah hasil transaksi pemrosesan, bukan dokumen yang

    memicu mekanisme proses. Misalnya, suatu cek pembayaran gaji yang

    diberikan kepada pegawai adalah sebuah dokumen produk dari sistem gaji.

  • 14

    c. Dokumen Turnaround (Berbalik).

    Dokumen turnaround adalah dokumen produk dari satu sistem yang menjadi

    dokumen sumber dari sistem lainnya. Misalnya, surat tagihan yang dihasilkan

    oleh sistem penjualan akan dikirimkan kepada pelanggan. Pada saat

    pelanggan membayar tagihan tersebut, pelanggan akan memberikan cek yang

    disertai dengan surat tagihan, surat tagihan tersebut akan kemudian menjadi

    dokumen sumber bagi bagian kasir untuk mencatat penerimaan kas.

    2. Jurnal

    Sebuah jurnal adalah sebuah record ayat-ayat (jurnal) yang dicatat secara

    kronologis. Pada titik tertentu dalam proses transaksi ketika semua fakta yang

    relevan tentang transaksi diketahui, peristiwa dicatat dalam sebuah jurnal dalam

    urutan kronologis. Dokumen-dokumen adalah sumber data primer bagi jurnal.

    Terdapat dua jenis jurnal:

    a. Jurnal Khusus. Jurnal khusus digunakan untuk mencatat kelas transaksi

    spesifik yang muncul dalam volume tinggi. Yang termasuk dalam jurnal

    khusus antara lain: jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas

    dan jurnal pengeluaran kas.

    b. Jurnal Umum. Perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat

    transaksi yang jarang terjadi atau tidak termasuk dalam jurnal-jurnal khusus

    yang ada.

    Register. Istilah register merujuk ke jenis-jenis tertentu dari jurnal khusus.

    Misalnya, jurnal pembayaran gaji sering disebut sebagai register gaji.

  • 15

    3. Buku Besar (Ledger)

    Buku besar adalah sebuah buku akun-akun keuangan, yang mencerminkan efek-

    efek keuangan dari transaksi perusahaan setelah mereka diposkan dari berbagai

    jurnal. Sebuah buku besar menunjukkan kenaikan, penurunan, dan saldo lancar dari

    setiap akun. Terdapat dua jenis buku besar dasar:

    a. Buku besar umum (general ledger), yang berisi informasi akun-akun

    perusahaan dalam bentuk rangkuman dari akun-akun kontrol.

    b. Buku besar pembantu (subsidiary ledger), yang berisi rincian akun

    individual yang membentuk akun kontrol partikular. Pemisahan ini

    memungkinkan kontrol dan dukungan ke kegiatan operasi dengan lebih baik

    (p.58).

    II.2.1.2 Sistem Komputerisasi Akuntansi

    Mengacu pendapat Hall (2001), record akuntansi dalam sistem yang

    berdasarkan komputer disajikan dalam empat jenis file magnetis yang berbeda, yaitu:

    1. File Induk

    Sebuah file secara umum berisi data-data akun. Buku besar umum dan buku

    besar pembantu adalah contoh dari file induk. Nilai data-data dalam file induk

    diperbaharui dari transaksi.

    2. File Transaksi

    Sebuah file transaksi adalah file sementara yang menyimpn record transaksi

    yang akan digunakan untuk mengubah atau memperbaharui data dalam file induk.

    Pesanan penjulan, penerimaan persediaan, dan penerimaan kas adalah contoh-contoh

    dari file transaksi.

  • 16

    3. File Referensi

    Sebuah file referensi menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk

    memproses transaksi. Contoh file referensi adalah tabel pajak, daftar harga, dan file

    kredit pelanggan.

    4. File Arsip

    Sebuah file arsip berisi record-record tentang transaksi masa lalu yang

    dipertahankan untuk referensi yang akan datang. File arsip meliputi jurnal-jurnal,

    informasi pembayaran gaji periode sebelumnya, daftar nama pegawai sebelumnya,

    dan buku besar periode sebelumnya (p.66).

    II.2.2 Skema Pengkodean Data

    II.2.2.1 Pengertian dan Tujuan Pengkodean

    Mengacu pendapat Mulyadi (1997), kode adalah suatu rerangka (framework)

    yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi

    tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat.

    Dalam sistem pengolahan data akuntansi, kode memiliki berbagai tujuan berikut ini:

    1. mengidentifikasi data akuntansi secara unik;

    2. meringkas data;

    3. mengklasifikasi rekening atau transaksi; dan

    4. menyampaikan makna tertentu (p.127).

    Sedangkan mengacu pendapat Hall (2001), tujuan penggunaan kode yang

    umum adalah sebagai berikut:

  • 17

    1. dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang kompleks yang jika tidak dikode

    akan berantakan;

    2. menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang diproses;

    3. mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file;

    4. mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif. (p.432).]

    II.2.2.2 Skema Pengkodean Numerik dan Alfabetis

    Mengacu pendapat Hall (2001), skema pengkodean numerik dan alfabetis adalah

    sebagai berikut:

    1. Kode Sekuensial (sequential code)

    Kode sekuensial mewakili item-item dalam tatanan yang berurutan (menurun

    atau menaik). Suatu aplikasi yang umum dari kode sekuensial numerik adalah

    dokumen sumber yang sudah diberi nomor sebelumnya.

    2. Kode Blok (block code)

    Kode blok numerik merupakan variasi dari pengkodean sekuensial yang

    dirancang untuk mengatasi sebagaian dari kelemahannya. Pendekatan ini dapat

    mewakili seluruh item-item kelas dengan membatasi setiap kelas ke kisaran

    spesifik dalam skema pengkodean. Aplikasi umum dari pengkodean blok adalah

    pembuatan chart of account (daftar akun). Semakin luas daftar akunnya, semakin

    tepat perusahaan dapat mengklasifikasikan transaksinya dan semakin besar

    kisaran informasi yang dapat disediakan untuk pemakai internal dan eksternal.

    3. Kode Grup (group code)

    Kode grup numerik digunakan untuk mewakili item-item atau peristiwa yang

    kompleks yang melibatkan dua atau lebihdata yang saling berkaitan. Kodenya

  • 18

    terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki makna spesifik. Misalnya,

    sautu departemen toko berantai dapat mengkodekan transaksi pesanan penjualan

    dari toko-toko cabangnya sebagai berikut:

    Nomor Toko Nomor Dept. Nomor Item Petugas Penjualan

    04 09 476214 99

    4. Kode Alfabetis (alphabetic code)

    Kode alfabetis dapat digunakan untuk banyak tujuan yang samas eperti kode

    numerik. Karakter alfabet dapat ditempatkan secara berurutan (dalam urutan

    alfabetis) atau dapat digunakan dalam teknik pengkodean blok atau grup.

    5. Kode Mnemonik (mnemonic code)

    Kode mnemonik adalah karakter alfabetis dalam bentuk akronim dan

    kombinasi lainnya yang bermakna. Misalnya, seorang siswa yang mendaftar di

    kursus sekolahnya dapat memasukkan kode kursus berikut ini di dalam formulir

    pendaftaran (p432) :

    Jenis Kursus Nomor Kursus

    Acctg 101

    Pysc 110

    Mgt 270

    II.2.3 General Ledger

    II.2.3.1 Pengertian General Ledger

    Menurut pendapat Mulyadi (1997), General ledger merupakan kumpulan

    rekening-rekening yang digunkan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah

    dicatat dalam jurnal. Sedangkan rekening adalah judul suatu catatan akuntansi yang

  • 19

    umumnya berbentuk T, yang dibagi menjadi dua bagian, sebelah kiri disebut debit dan

    sebelah kanan disebut kredit, sebagai alat untuk mengklasifikasikan dan mencatat

    transaksi berdasar prinsip tata buku berpasangan (double entry bookkeeping) (p.120).

    Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar dan buku pembantu

    disebut dengan pembukuan (posting). Dalam sistem manual, kegiatan posting ini

    memerlukan empat tahap sebagai berikut ini :

    1. Pembuatan rekapitulasi jurnal.

    2. Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi.

    3. Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan.

    4. Pengembalian rekening ke dalam arsip pada urutan semula.

    II.2.3.2 Aplikasi General Ledger

    Berdasarkan pendapat Fitria D.A (1994), dalam sistem komputerisasi akunting,

    dikenal adanya aplikasi yang bernama General Ledger. Fungsi General Ledger adalah

    untuk menampilkan laporan-laporan keuangan utama, yang berupa neraca (balance

    sheet), laba-rugi (profit-loss statement), buku-besar (ledger), dan aliran dana (cashflow)

    (p.3).

    Mengacu pendapat Leman-Eko Pranoto (1998), program ini akan sangat

    membantu dalam menyelesaikan siklus akuntansi dengan hanya memasukkan data jurnal

    harian, seterusnya komputer yang akan mengolah data mulai dari memposting ke buku

    besar, buku pembantu, dan mencetak laporan keuangan beserta analisanya dengan hanya

    menekan keyboard saja. Dengan dimanfaatkannya program ini, sangat diharapkan segala

    informasi (laporan) yang dibutuhkan dapat diperoleh secara cepat, tepat, dan lengkap

    tanpa harus melalui proses pencatatan (pengisian) yang berulang kali (p.7).

  • 20

    II.2.4 Sistem Buku Besar Umum (General Ledger System)

    Menurut Hall (2001), GLS sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem-

    sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Siklus transaksi memproses

    peristiwa individual yang dicatat di dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu.

    Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber input

    untuk sistem pelaporan manajemen dan pelaporan keuangan (p.436).

    II.2.4.1 Voucher Jurnal

    Menurut Hall (2001), Voucher jurnal merupakan input bagi buku besar

    umum. Voucher jurnal dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang

    serupa atau satu transaksi yang unik, mengidentfikasi jumlah keuangan dan akun buku

    besar umum yang dipengaruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup,

    semuanya dimasukkan ke buku besar umum dari voucher jurnal (p.436).

    II.2.4.2 Database Sistem Buku Besar Umum (General Ledger System-GLS)

    Mengacu pendapat Hall (2001), database GLS terdiri atas sejumlah file

    transaksi, file induk, dan file arsip. File-file ini bervariasi antara satu perusahaan dengan

    perusahaan lainnya (p.436).

    File induk buku besar umum merupakan file utama dalam database GLS. Basis

    dari file ini adalah kode daftar akun perusahaan. Setiap record dalam file induk buku

    besar umum bisa merupakan akun GL yang terpisah atau akun kontrol untuk file buku

    besar pembantu korespondennya dalam sistem pemrosesan transaksi. Sistem pelaporan

    keuangan mengambil dari induk GLS untuk menghasilkan laporan keuangan

  • 21

    perusahaan. Sistem pelaporan manajemen juga menggunakan file ini untuk mendukung

    kebutuhan informasi internal.

    File sejarah buku besar umum mewakili format yang sama dengan induk GL.

    Tujuan utama file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis

    hsitoris.

    File voucher jurnal adalah total voucher jurnal yang diproses pada periode saat

    ini. File voucher jurnal historis berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu. Baik file

    voucher jurnal saat ini maupun historis merupakan jaringan yang penting dalam jejak

    audit perusahaan.

    File pusat pertanggungjawaban berisi data pendapatan, pengeluaran, dan utilisasi

    sumber daya lainnya untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Sistem

    pelaporan manajemen mengambil data-data ini untuk dimasukkan dalam persiapan

    laporan pertanggungjawaban manajemen.

    File anggaran induk berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber

    daya lainnya untuk pusat pertanggungjawaban. Data-data ini, dalam kaitannya dengan

    file pusat pertanggungjawaban, merupakan basis dari akuntansi pertanggungjawaban.

    II.2.5 Sistem Pelaporan Keuangan (Financial Reporting System / FRS)

    Mengacu pendapat Hall (2001), sumber-sumber input untuk FRS terdiri atas

    file induk buku besar umum saat ini, file historis buku besar umum, dan input langsung

    (jurnal penyesuaian dan jurnal penutup) dari kelompok pelaporan keuangan. Output

    yang paling umum dari FRS adalah laporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba

    rugi, dan laporan arus kas (p.439).

  • 22

    II.2.5.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan

    Mengacu pendapat Larson, dkk (2002), laporan keuangan (financial statement)

    melaporkan kinerja keuangan dan kondisi dari suatu organisasi (p.36). Jenis-jenis

    laporan keuangan menurut Larson, dkk (2002), adalah sebagai berikut:

    1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah suatu laporan yang

    melaporkan pendapatan yang diperoleh dikurangi beban-beban yang terjadi

    dalam suatu bisnis selama periode tertentu.

    Pendapatan adalah pemasukan atas aktiva atau modal pemilik sebagai

    hasil dari perubahan atas produk atau jasa yang disediakan untuk pelanggan

    sebagai bagian dari operasi perusahaan.

    Biaya adalah aliran ke luar atas penggunaan lebih aktiva dalam proses

    penyediaan produk atau jasa kepada pelanggan.

    2. Laporan Perubahan Modal Pemilik (The Statement of Changes in

    Owners Equity/SCOE). Laporan perubahan modal pemilik menunjukkan pada

    tuntutan pemilik atas aktiva. Laporan perubahan modal pemilik melaporkan

    perubahan modal dalam suatu periode laporan.

    3. Neraca (Balance Sheet) atau yang dikenal juga sebagai statement of

    financial positions adalah suatu laporan yang melaporkan posisi keuangan dari

    suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, biasanya pada akhir bulan, kuartar,

    atau tahun.

    Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki atau dikontrol oleh perusahaan,

    yang menyediakan keuntungan atau manfaat akan datang yang diharapkan

    untuk perusahaan.

  • 23

    Hutang adalah kewajiban dari suatu perusahaan yang menunjukkan klaim

    dari pihak lain terhadap aktiva perusahaan.

    Ekuitas adalah tuntutan (klaim) dari pemilik atas aktiva perusahaan.

    4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah suatu laporan yang

    mendeskripsikan sumber-sumber (arus masuk) dan penggunaan-penggunaan

    (arus keluar) dari kas untuk suatu periode tertentu. Laporan arus kas terdiri dari

    3 (tiga) aktivitas utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas

    pendanaan (p.37).

    II.2.5.2 Proses Akuntansi Keuangan

    Mengacu pendapat Hall (2001), sistem pelaporan keuangan pada kenyataannya

    merupakan langkah terakhir dalam seluruh proses akuntansi keuangan yang dimulai dari

    siklus akuntansi. Proses akuntansi keuangan dimulai dari status bersih di awal tahun

    fiskal yang baru, hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari

    tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut

    ini:

    1. Mencatat transaksi pada dokumen sumber yang tepat.

    2. Mencatat di jurnal khusus atau umum.

    3. Memposkan ke buku besar pembantu.

    4. Memposkan ke buku besar umum.

    5. Menyiapkan neraca percobaan sebelum penyesuaian.

    6. Melakukan jurnal penyesuaian.

    7. Menjurnal dan memposkan ayat jurnal persediaan.

    8. Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan.

  • 24

    9. Menyiapkan laporan keuangan.

    10. Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penutup.

    11. Menyiapkan neraca percobaan pasca penutupan.

    Proses akuntansi keuangan yang disebutkan di atas memiliki tiga tahap yang

    berbeda, setiap tahap melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem

    informasi.

    Tahap 1 - Prosedur harian. Subsistem pemrosesan transaksi mencatat transaksi

    harian di dokumen sumber, kemudian mencatatnya di jurnal khusus, memposkan

    transaksi individual ke buku besar pembantu, dan menyiapkan voucher jurnal.

    Tahap 2 Prosedur akhir periode. Voucher jurnal dimasukkan ke buku besar

    umum secara periodik. Hal ini melibatkan sistem pemrosesan transaksi dan buku besar

    umum.

    Tahap 3 Prosedur pelaporan keuangan. Analisis akun-akun buku besar umum

    dan langkah-langkah yang mengarah ke produksi laporan keuangan (persiapan neraca

    percobaan, ayat jurnal penyesuaian, ayat juranal penutup, dan sebagainya) melibatkan

    sistem pelaporan keuangan maupun buku besar umum (p.439).

    II.2.6 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

    Menurut Mulyadi (2001, p164), unsur- unsur yang mendukung adanya sistem

    pengendalian manajemen :

    1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

    tegas

  • 25

    2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

    perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan

    biaya

    3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

    organisasi

    4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

    II.2.7 Analisis Sistem

    II.2.7.1 Pengertian Analisis Sistem

    Menurut Cushing (1991), Analisis sistem adalah sebagai proses penyelidikan

    kebutuhan informasi pemakai didalam suatu organisasi agar dapat menetapkan tujuan

    dan spesifikasi rancangan suatu sistem informasi (p.327).

    Di lain pihak, menurut Zwass (1992), Analisis sistem adalah sebuah fase awal

    dalam proses perkembangan, yang mengilustrasikan dengan baik pendekatan sistem

    dalam memecahkan masalah (p.402).

    Sedangkan menurut Laudon, dkk (2004), Analisis sistem adalah analisis

    masalah yang akan dipecahkan oleh perusahaan dengan sistem informasi (p.389).

    Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan analisis sistem adalah proses

    awal perkembangan untuk menentukkan kekurangan dalam prosedur, proses data dan

    kebutuhan agar dapat merancang spesifikasi sistem informasi yang baru dalam rangka

    memecahkan masalah perusahaan.

  • 26

    II.2.7.2 Tahapan Analisis Sistem

    Menurut Mulyadi (1997), Analisis sistem dibagi menjadi empat tahap :

    Analisis pendahuluan.

    Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem.

    Pelaksanaan analisis sistem.

    Penyusunan laporan hasil analisis sistem (p.41).

    Mengacu pendapat Mcleod (2001), tahapan analisis sistem terdiri dari :

    Mengumumkan penelitian sistem.

    Mengorganisasikan tim proyek.

    Mendefinisikan kebutuhan informasi.

    Mendefinisikan kriteria kinerja sistem.

    Menyiapkan usulan rancangan.

    Menyetujui atau menolak rancangan proyek (p.138 140).

    II.2.8 Perancangan Sistem

    II.2.8.1 Pengertian Perancangan Sistem

    Menurut Mulyadi (1997), Perancangan adalah proses penerjemah kebutuhan

    pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan pada

    pemakai informasi untuk mempertimbangkan (p.169).

    Mengacu pendapat Larman (1998), perancangan menekankan sebuah solusi

    logika, bagaimana sistem memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (p.6).

  • 27

    Ditambahkan pula oleh pendapat Cushing (1991), selain itu perancangan

    sistem juga merupakan proses penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk

    pengembangan suatu sistem baru (p.438).

    Dari ketiga definisi, dapat disimpulkan perancangan sistem adalah proses

    penyiapan spsefikasi yang terinci untuk menghilangkan kekurangan dan meningkatkan

    kelebihan sistem yang sedang berjalan, yang berguna untuk memberikan gambaran yang

    jelas serta rancang bangun yang lengkap bagi kebutuhan pemakainya.

    II.2.8.2 Tahapan Perancangan Sistem

    Mengacu pendapat Mcleod (2001), langkah-langkah tahap perancangan sistem

    sebagai berikut :

    1. Menyiapkan rancangan sistem yang rinci.

    2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem.

    3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

    4. Memilih konfigurasi yang terbaik.

    5. Menyiapkan usulan penerapan.

    6. Menyetujui atau menolak penerapan system (p.140-143).

    Mengacu pendapat Mulyadi (1997), tahapan perancangan sistem dibagi

    menjadi enam tahapan, antara lain :

    1. Perancangan sistem secara garis besar.

    2. Penyusunan usulan perancangan sistem secara garis besar.

    3. Evaluasi sistem.

    4. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara garis besar.

  • 28

    5. Perancangan sistem secara rinci.

    6. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara rinci (p.51).

    II.2.9 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

    II.2.9.1 Objek

    Menurut Jacobson (1992), Objek adalah sebuah entitas yang dapat

    menyimpan informasi (state) dan menawarkan sejumlah operasi (behaviour) untuk

    mengevaluasi maupun mempengaruhi keadaan entitas tadi. Sebuah objek ditandai

    dengan sejumlah operasi dan sebuah state atau informasi yang mengingat akibat/efek

    dari operasi tersebut (p.44).

    Mengacu pendapat definisi lain yang serupa, Lau (2001), Objek juga

    merupakan abstraksi baik untuk hal-hal konseptual maupun fisik. Objek memiliki

    keadaan dan identitas yang melekat. Objek mencapai tingkah laku tertentu melalui suatu

    kumpulan operasi yang didefinisikan di awal, yang mana dapat masuk atau merubah

    keadaaannya (p.1).

    Menurut Mathiassen (2000), Objek adalah suatu entitas dengan identitas,

    keadaan (tingkatan hidup) dan tingkah laku. Objek merupakan dasar dalam Object

    Oriented Analysis and Design (OOA&D). Setiap objek digambarkan secara

    berkelompok (kumpulan) karana ada beberapa objek yang memiliki sifat atau fungsi

    yang sama yang dikenal dengan istilah kelas. Sedangkan class adalah suatu deskripsi

    atas kumpulan objek yang saling menggunakan struktur, pola tingkah laku, dan attribut

    secara bersama-sama (p.4).

  • 29

    ProblemDomainAnalysis

    ApplicationDomainAnalysis

    ComponentDesign

    text

    ArchitecturalDesign

    Model

    Specifications ofcomponents

    Specificationsof

    Architecture

    Requirementsfor use

    Gambar 2.2 Aktivitas Utama dalam OOAD (Mathiassen (2000, p.15))

    Dapat disimpulkan model yang berorientasi objek terdiri dari sejumlah objek-

    objek yang umumnya berkorespondensi dengan objek pada dunia nyata. Contohnya

    sebuah objek dapat berupa nota pembelian, mobil atau telepon seluler. Karakteristik

    yang dimiliki objek antara lain :

    1. Tiap objek dapat memiliki satu atau lebih informasi individual yang unik. Inilah

    yang disebut attribute dimana tiap attribute mempunyai nilai. Contohnya sebuah

    mobil memiliki attribute warna biru, kuning dan sebagainya.

    2. Objek dapat melakukan suatu operasi yang disebut dengan behaviour. Operasi

    ini dapat dipicu oleh stimulus dari luar maupun dalam objek.

    3. Objek dapat dikomposisikan menjadi bagian-bagian terpartisi yang dinyatakan

    dengan hubungan consist of atau aggregate.

  • 30

    II.2.9.2 System Definition

    Menurut Mathiassen (2000), System definition adalah a concise description

    of a computerized system expressed in natural language (p.24). Definisi sistem

    merupakan suatu gambaran secara umum bagaimana suatu sistem berjalan dalam

    perusahaan tersebut, dalam skripsi ini adalah sistem persediaan.

    Rich Picture

    Menurut Mathiassen (2000), Rich picture adalah an informal drawing that

    presents the illustrators understanding of a situation (p.26). Rich picture juga dapat

    digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi dan menggambarkan

    komunikasi yang baik antara pengguna dengan sistem.

    Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut, yang

    ditentukan oleh pengembang dengan mengunjungi perusahaan untu kemihat bagaimana

    perusahaan itu beroperasi, berbicara dengan orang-orang yang mengerti apa yang terjadi

    atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara informal maupun

    formal.

    II.2.9.3 Analisis Problem Domain

    Mengacu pada Mathiassen (2000), Problem-domain adalah bagian dari

    konteks yang diatur, dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem-domain

    memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan dapat

    menghasilkan sautu model yang merupakan gambaran dari kelas, objek, struktur dan

    perilaku (behaviour) yang ada di dalam problem-domain. Problem-domain analysis

    dibagi menjadi tiga kegiatan, antara lain Class, behaviour, dan structure (p.46).

    Kegiatan dari problem-domain analysis dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.

  • 31

    Classes

    Behavior

    Structure

    Model

    System Definition

    Gambar 2.3 Kegiatan pada Problem-Domain Modeling (Mathiassen (2000, p.46))

    II.2.9.3.1 Class

    Menurut Mathiassen (2000), Class merupakan a description of collection of

    objects sharing structure, behavioural pattern, and attribute (p.53). Class merupakan

    kegiatan yang pertama dilakukan didalam analisis problem-domain. Ada beberapa tugas

    utama yang dilakukan di dalam kegiatan ini yaitu : abstaksi fenomena dari problem-

    domain dalam objek dan event; klasifikasi objek dan event; memilih kelas dan event

    yang akan dipelihara informasinya oleh sistem.

    Pemilihan kelas bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem

    domain, sedangkan pemilihan event bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas dalam

    problem domain. Menurut Mathiassen (2000), Event adalah an instantaneous incident

    involving one or more object. (p.51).

  • 32

    Kegiatan kelas akan menghasilkan suatu tabel event. Dimensi horizontal dari

    tabel event menggambarkan kelas-kelas yang dipilih, sementara dimensi vertikal

    menggambarkan event-event yang terpilih, tanda cek digunakan untuk mengindikasikan

    objek-objek dari kelas yang berhubungan dalam event tertentu.

    Tabel 2.1 Contoh event table (Mathiassen (2000, p.50))

    II.2.9.3.2 Structure

    Mengacu pendapat Mathiassen (2000), kegiatan structure pada analisis

    problem-domain bertujuan untuk mencari hubungan struktural yang abstrak dan umum

    antara kelas-kelas dan mencari hubungan yang konkrit dan spesifik antara objek-objek

    dalam problem- domain.

    Terdapat dua tipe struktur antar kelas yaitu generalisasi dan cluster. Menurut

    Mathiassen (2000), Generalisasi adalah a general class (the super class) describes

    properties common to a grup of specialized classes (the subclasses) (p.72). Hubungan

    spesialisasi ditandai dengan rumusan is-a.

    Classes Events

    Customer Assistant Apprentice Appointment

    Reserved

    Cancelled

    Treated

    Employed

    Resigned

  • 33

    Menurut Mathiassen (2000), Cluster adalah a collection of related class

    (p.74). Cluster adalah kumpulan kelas yang saling berhubungan yang dapat membantu

    memperoleh dan menyediakan ringkasan problem-domain. Contohnya, cluster mobil

    berisi semua kelas yang berhubungan dengan jenis kelas dan komponen-komponennya.

    Terdapat dua jenis hubungan antar objek yaitu : aggregation dan association.

    Aggregation adalah hubungan antara sejumlah objek inferior yang merupakan bagian

    (the parts) dari sebuah objek superior yang merupakan dasar (the whole) bagi beberapa

    objek inferior tersebut. Hubungan tersebut dinyatakan dengan rumus has-a.

    Association adalah hubungan antara sejumlah objek yang memiliki arti dimana objek-

    objek saling berhubungan tersebut tidak merupakan bagian dari objek yang lainnya.

    Hasil dari kegiatan structure adalah class diagram. Class diagram

    menggambarkan seluruh struktur hubungan statik antar kelas maupun antar objek yang

    ada didalam model.

    Customer

    Appointment

    10..*

    Employee Day Schedule

    Apprentice Assistant

    1 0..*

    1 1..*

    Time Period

    11..*

    Work Free Other

    1

    1

    Gambar 2.4 Class diagram (Mathiassen (2000, p.90))

  • 34

    II.2.9.3.3 Behaviour

    Mengacu pendapat Mathiassen (2000), Kegiatan behaviour bertujuan untuk

    memodelkan apa yang terjadi (prilaku dinamis) dalam problem-domain sistem sepanjang

    waktu (p.89). Tugas utama dari kegiatan ini adalah menggambarkan pola prilaku

    (behavioral pattern) dan attribut dari setiap kelas. Hasil dari kegiataan ini adalah

    statechart diagram.

    Open

    / Account opened (date)

    / Amount deposited (date, amount)

    / Account Closed

    / Amount withdrawn (date, amount)

    Gambar 2.5 Contoh statechart diagram (Mathiassen (2000, p.90))

    Prilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan-urutan event (event trace) yang

    harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Contohnya, kelas customer,

    harus melalui event trace sepanjang masa hidupnya yaitu : account opened amount

    deposited amount withdrawn amount deposited account closed.

    Mengacu pendapat Mathiassen (2000), ada tiga jenis notasi untuk behavioral

    pattern yaitu :

    1. Sequence : Events in a set occur one by one.

  • 35

    2. Selection : Exactly one out of set of event occurs.

    3. Iteration : An event occurs zero or more times (p.93).

    II.2.9.3.4 Application Domain Analysis

    Mengacu Mathiassen (2000), Application domain adalah suatu organisasi

    yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem-domain. Application domain

    analysis memfokuskan pada bagaimana target system akan digunakan dengan

    menentukan kebutuhan function dan interface (p.117). Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan pada application domain dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.

    Kegiatan Isi Konsep

    Usage

    Function

    Interface

    Bagaimana system berinteraksi

    dengan orang lain dalam konteks.

    Bagaimana kemampuan system dalam

    memproses informasi

    Kebutuhan antarmuka dari system

    target

    Use case dan

    actor

    Function

    Interface, user

    interface, dan

    system interface.

    Tabel 2.2 Kegiatan Application Domain Analysis (Mathiassen (2000, p.117))

  • 36

    usage

    Functions

    Interfaces

    Gambar 2.6 Kegiatan pada Application Domain (Mathiassen (2000, p.117))

    II.2.9.3.4.1 Usage

    Mengacu pendapat Mathiassen (2000), tujuan dari kegiatan usage adalah untuk

    menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan pengguna atau sistem lain

    berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dan sistem dinyatakan

    dalam use case. Mathiassen (2000) menyatakan, Use case is a pattern for interaction

    between the system and actor in application domain (p.120). Sedangkan Actor adalah

    an abstraction of user or other systems that interact with target system (p.199).

    Hasil dari kegiatan usage adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan

    aktor yang ada, yang digambarkan dalam tabel aktor dan use case diagram. Use case

    diagram adalah diagram yang menggambarkan fungsi dari sebuah sistem dan berbagai

    macam pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem.

    Untuk mengidentifikasi aktor adalah dengan menentukan bagian dan tugas dari

    bagian apa saja yang berhubungan atau terlibat langsung dengan konteks sistem yang

    dituju. Masing-masing aktor memiliki peranan yang berbeda-beda. Aktor dapat

  • 37

    digambarkan dalam actor specification yang memiliki tiga bagian, yaitu tujuan,

    karakteristik, dan contoh. Tujuan menunjukan peranan dari aktor dalam sistem target.

    Sementara karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang penting dari aktor.

    Use case dapat dikatakan gambaran suatu interaksi antara sistem dengan aktor.

    Untuk menggambarkan suatu use case dapat menggunakan statechart diagram, use case

    specification atau keduanya. use case specification terdiri dari tiga bagian, yaitu use

    case, objects dan function. Use case menjelaskan urutan dari sistem yang berjalan,

    objects menunjukan aktor aktor apa saja yang berhubungan dengan aktifitas use case

    tersebut, dan function akan dijelaskan setelah usage.

    Sequence Diagram

    Sequence diagram membantu seorang analis mengindentifikasikan rincian dari

    kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada

    suatu sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada sejumlah

    kemungkinan sequence diagram yang masing masing digram tersebut dapat lebih atau

    kurang memenuhi kebutuhan dari use case. Sequence diagram menunjukan urutan dari

    suatu kegiatan, event atau fungsi pada suatu use case.

    II.2.9.3.4.2 Function

    Mengacu pendapat Mathiassen (2000), kegiatan function memfokuskan pada

    bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan perkerjaan

    mereka. Mathiassen (2000) menyatakan, Function is a facility for making a model

    useful for actors (p.138). Function memiliki empat tipe yang berbeda, yaitu:

  • 38

    1. Update, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh event dari problem-

    domain, dan menghasilkan perubahan dalam state dari model tersebut.

    2. Signal, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh perubahan keadaan

    atau state dari model dan dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini

    dapat berupa tampilan untuk aktor dalam application domain, atau intervensi

    langsung dalam problem domain.

    3. Read, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh kebutuhan informasi

    dalam perkerjaan kantor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

    berhubungan dengan informasi dalam model.

    4. Compute, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh kebutuhan

    informasi dalam perkerjaan aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan

    informasi yang disediakan oleh aktor atau model.

    Hasil dari kegiatan function adalah daftar dari function (function list) yang

    lengkap, yang merinci function-function yang kompleks. Function list dibuat

    berdasarkan dari use case description. Kompleksitas dari function list dimulai dari yang

    simple sampai dengan yang very complex. Untuk mengidentifikasikan function adalah

    melihat deskripsi problem domain yang dinyatakan dalam kelas dan event yang dapat

    menyebabkan munculnya function read dan update, dan melihat deskripsi application

    domain yang dinyatakan use case yang dapat menimbulkan segala macam tipe function.

  • 39

    Planning

    Make schedule very complex Update

    calculate schedule consequences Complex Signal

    Find working hours form previous priod Medium Read

    enter contents into schedule Complex Update

    erase shedule Simple Update

    Tabel 2.3 contoh dari function list (Mathiassen (2000, p.145))

    II.2.9.3.4.3 Interface

    Interface digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sistem. Mathiassen

    (2000) menyatakan, Interface is facilities that make a systems model and functions

    available to actor (p.151). Ada dua jenis dari interface antar muka, yaitu : user

    interface, dan system interface.

    User interface adalah interface untuk pengguna atau users, sedangkan system

    interface adalah interface yang digunakan oleh sistem lain untuk berinteraksi dengan

    sistem yang dibangun. Suatu user interface harus dapat menanggani berbagai macam

    user atau pengguna yang memiliki tingkat kemampuan dan kapabilitas yang berbeda.

    User interface sangat sulit untuk dikembangkan apabila tidak menerima umpan balik

    berupa ide atau masukan yang berarti dari pengguna. Suatu sistem interface tidak hanya

    dapat digunakan untuk sistem administrasi tetapi dapat digunakan pada sistem-sistem

    lainnya. Sistem interface lebih banyak digunakan pada monitoring system dan control

    systems.

  • 40

    Ada empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan interface

    pengguna, yaitu :

    1. Menu selection. Suatu jenis dialog yang terdiri dari daftar pilihan-pilihan

    yang dapat atau mungkin dilakukan dalam user interface.

    2. Form filling. Merupakan pola klasik yang digunakan untuk entri data.

    3. Command language. Merupakan suatu jenis dialog yang memungkinkan

    pengguna memasukkan dan memulai format printah sendiri.

    4. Direct manipulation. User memilih objek dan melaksanakan function atas

    objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut.

    Kegiatan dari interface didasarkan atas hasil dari kegiatan-kegiatan

    sebelumnya yang dilakukan, problem domain, functional dan use case. Hasil dari

    kegiatan ini adalah sebuah deskripsi dari elemen-elemen user interface maupun system

    interface yang lengkap, dimana elemen-elemen tersebut menunjukan kebutuhan dari

    user secara lengkap. Interface element harus juga dilengkapi dengan suatu navigation

    diagram yang menyediakan sebuah ringkasan dari elemen-elemen user interface dan

    perubahan antara elemen-elemen tersebut.

    II.2.9.3.5 Architecture Design

    Tujuan dari kegiatan desain arsitektur adalah untuk membangun sistem yang

    terkomputerisasi. Arsitekur membentuk sistem sesuai dengan fungsi sistem tersebut dan

    dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Mengacu pendapat Mathiassen (2000), Di

    dalam desain arsitektur, terdapat tiga dasar prinsip, yaitu define and prioritize criteria,

    bridge criteria and technical platform, and evaluate designs early (p.175). Kegiatan-

  • 41

    kegiatan yang dilakukan didalam architecture design dapat dilihat pada tabel dan gambar

    berikut ini.

    Criteria

    ComponentArchitecture

    ProcessArchitecture

    AnalysisDocument

    Architecturalspecialication

    Gambar 2.7 Aktivitas pada Architecture Design (Mathiassen (2000, p.176))

    Kegiatan Isi Kondisi

    Criteria

    Komponen

    Proses

    Kondisi dan criteria untuk pendesainan

    Bagaimana system dibentuk menjadi

    komponen-komponen

    Bagaimana proses system didistribusikan

    dan dikoordinasi

    Criterion

    Arsitektur

    komponen

    Arsitektur

    proses

    Tabel 2.4 Kegiatan Architecture Design (Mathiassen (2000, p.176))

  • 42

    II.2.9.3.5.1 Criteria

    Mathiassen (2000) menyatakan, Criterion is a preferred property of an

    architecture (p.177). Ada beberapa prinsip yang digunakan untuk menentukan sebuah

    desain, yaitu :

    1. Sebuah desain yang baik tidak memiliki kelemahan.

    Prinsip ini memperlihatkan tujuan utama atau yang paling mendasar dari object-

    oriented design. Prinsip ini menimbulkan penekanan pada evaluasi kualitas

    berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan prioritas dari

    kriteria. Ada beberapa kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan desain yang

    berorientasi objek, yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

    Criterion Measure of

    Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks,

    organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis.

    Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak

    terotorisasi terhadap data dan fasilitas.

    Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.

    Correct Pemenuhan dari kebutuhan.

    Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan

    fungsi.

    Maintanable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan.

    Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat

    melaksanakan fungsi yang diinginkan.

  • 43

    Fleksible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk.

    Comprhensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman

    terhadap sistem.

    Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem

    lain yang berhubungan.

    Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang

    berbeda.

    Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain

    Tabel 2.5 Classical criteria for software quality (Mathiassen (2000, p.178))

    2. Sebuah desain yang baik memiliki beberapa criteria yang seimbang.

    Tidak semua kriteria memiliki prioritas. Beberapa kriteria dapat menunjukan

    objektivitas secara keseluruhan, sehingga dapat mewakili kriteria lainnya.

    3. Usable, flexible, dan comprehensible.

    Kriteria-kriteria diatas ini bersifat universal dan dapat digunakan pada hampir setiap

    proyek pengembangan sistem, bagaimanapun mengorganisasikannya, menunjukan

    tiga kriteria ideal pada proyek pengembangan sistem.

    Mengacu pendapat Mathiassen (2000), sebuah desain yang baik diperlukan

    pertimbangan mengenai kondisi dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi kegiatan

    desain, antara lain :

  • 44

    a) Technical, yang terdiri dari pertimbangan penggunaan hardware, software dan

    sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan

    penggabungan pola-pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur

    dan kemungkinan pembelian komponen standar.

    b) Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan perjanjian kontrak, rencana untuk

    pengembangan lanjutan, dan pembagian kerja antara pengembang

    c) Human, yang terdiri dari pertimbangan keahlian dan pengalaman orang yang

    terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan

    platform teknis yang akan didesain.

    II.2.9.3.5.2 Component Architecture

    Arsitektur komponen mendefinisikan secara keseluruhan dari struktur sistem

    yang dibangun. Menurut Mathiassen (2000), Component architecture adalah sebuah

    struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan

    (p.190). Component merupakan kumpulan dari bagian-bagian program yang membentuk

    suatu kesatuan dan memiliki fungsi yang jelas.

    Mengacu pendapat Mathiassen (2000), suatu arsitektur komponen yang baik

    menunjukan beberapa prinsip, yaitu mengurangi kompleksitas dengan membagi menjadi

    beberapa tugas, menggambarkan stabilitas dari konteks sistem, dan memungkinkan

    suatu komponen dapat digunakan pada bagian lain (p.191).

    Beberapa pola umum yang ada dalam component architecture :

    1. Layered architecture. Bentuk yang paling umum dalam software, yaitu terdiri

    dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi beberapa lapisan-lapisan

    yang mirip dengan prinsip OSI layer pada model jaringan, dimana lapisan

  • 45

    yang berada diatas bergantung pada lapisan yang berada dibawahnya, begitu

    juga dengan sebaliknya.

    2. A generic architecture. Model ini dibuat berdasarkan model function

    interface framework. Digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari

    interface, function dan model component. Komponen model terletak pada

    lapisan paling bawah, dan diikuti dengan function sistem dan interface pada

    bagian atasnya.

    3. Client-server architecture. Komponen adalah server dan beberapa dari client,

    server memberikan kumpulan operasi, database dan resouce pada client,

    client menggunakan server secara independent dengan menyediakan local

    interface untuk setiap penggunanya. Bentuk distibusi dari bagian sistem

    harus diputuskan antara client dan server.

    Berikut ini adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server

    dimana U adalah user interface, F adalah function, M adalah model.

  • 46

    Tabel 2.6 Client-server architecture (Mathiassen (2000, p.200))

    Hasil dari suatu componet architecture adalah suatu component diagram yang

    menunjukan hubungan antara komponen (dalam hal ini adalah beberapa client dan

    server).

    II.2.9.3.5.3 Process Architecture

    Mathiassen (2000) mendefinisikan, Process architecture adalah struktur

    eksekusi sistem yang terdiri dari proses yang saling bergantungan (interdependent).

    Processor adalah suatu alat yang digunakan untuk mengeksekusi atau menjalankan

    suatu sistem. Sedangkan external device adalah processor khusus yang tidak dapat

    menjalankan program (p.209).

    Kegiatan arsitektur proses bermula dari komponen logik yang dihasilkan oleh

    kegiatan komponen dan bertujuan untuk menentukan struktur fisik dari sebuah sistem

    dengan mendistribusikan komponen program ke processor yang akan digunakan untuk

    eksekusi sistem, aktif objek digunakan untuk mengkoordinasikan pembagian sumber

    Client Server Architecture

    U

    U

    U+F

    U+F

    U+F+M

    U+F+M

    F+M

    F+M

    M

    M

    Distributed presentation

    Local presentation

    Distributed functionality

    Centralized Data

    Distributed Data

  • 47

    daya dan menghasilkan arsitektur yang tidak memiliki hambatan (bottlenecks), hasil dari

    proses architecture adalah deployment diagram.

    Mathiassen (2000) menyatakan, Sumber daya yang biasanya digunakan secara

    bersamaan (shared resouce) adalah :

    1. Processor. Penggunaan processor secara bersamaan terjadi apabila dua atau

    lebih proses dieksekusi secara bersamaan pada satu processor.

    2. Program component. Program component digunakan secara bersamaan bila

    terdapat dua atau lebih proses yang secara bersamaan memanggil operasi

    pada komponen.

    3. External device. External device digunakan secara bersamaan pada saat

    terjadi pemrosesan dua atau lebih pada suatu peralatan. Contohnya, pada

    penggunaan printer yang terhubung melalui jaringan. (p.220-222).

    II.2.10 Delapan Diagram dalam Analisis dan Perancangan Berorientasi Object

    II.2.10.1 Rich Picture

    Rich Picture berisi sebuah pandangan menyeluruh dari people object, process,

    structure, dan problem dalam system problem dan application domain. People dapat

    berupa system developer, user, pelanggan, atau pemain lain. Object dapat berupa banyak

    benda seperti mesin, dokumen, lokasi, departemen, dan yang lainnya. Process

    menguraikan aspek dari sebuah situasi yang berubah, tidak stabil, atau di bawah

    pengembangan.

    Secara grafik, process dugambarkan dengan simbol anak panah. Structure

    menguraikan aspek dari sebuah situasi yang terlihat stabil atau sulit untuk diubah. Secara

    grafik, structure diuraikan dalam satu dua cara, yaitu : menggambarkan garis antara

  • 48

    elemen-elemen atau menempatkan elemen-elemen yang berhubungan dalam sebuah

    figur umum seperti segiempat atau lingkaran.

    Nasabah

    Penyimpan

    Kasir

    Barang lelang

    Barang jaminan

    Peserta lelang

    Panitia Lelang

    menyerahkan suratbukti kredit (SBK)

    memberikan informasi mengenai kredit yang dapat diberikan berdasarkan nilai barangjaminan

    menyerahkan uang dan SBK asli

    Penaksir

    Staf Pelunasan

    Kuasa Pemutus Kredit(Manajer Cabang)

    Rich PictureMasalah terjadi jika nasabah tidaksetuju dengan jumlah kerdit yang

    diberikan

    Mengalami masalah jikapenaksir melakukan salah

    taksir kredit terhadap barangjaminan

    Masalah terjadi padaperbedaan perhitungan

    dengan nasabah terhadapjumlah sewa modal yang

    dikenakanMasalah terkadang terjadi

    jika saat pengambilanbarang hilang atau rusak

    Masalah terjadi jika peserta lelangmengajukan harga lelang yang

    dinilai masih dibawah harga yangditentukan

    melakukan negosiasi bila harga pelanggan tidak setuju dengan niali yang diberikan menyerahkan SBK danbarang jaminan yang

    kreditnya tidak disetujui olehnasabah

    menyerahkan SBK

    menyerahkan SBK untuk pembayaranoleh nasabah

    membayar uang pelunasan

    menyerahkan SBK dan memberitahukan masalah perhitungan yang tidak sesuai

    mengembalikan SBK dan memberikan informasi mengenai jumlah perhitungan yang benar

    menyerahkan SBK untuk mengambil barang jaminan

    menyerahkan kembali SBK yang sudah dicocokkan dengan barang jaminan

    melakukan pengecekan sesuai dengan SBKmenyerahkan barang jaminan sesuai dengan pemiliknya

    barang jaminan yang tidak dilunasi

    memintainformasimengenai

    barangyang tidakdilunasiinfo

    barangyang

    diminta

    melakukan pendataan barang yang tidak dilunasi

    melakukan pengecekan ulang

    menyelenggarakan lelang dan negosiasi harga lelang

    menyerahkan uang sesuai dengan harga yang disetujui

    memberikan form pengajuan kredit (FPK) yang telah terisi besertabarang yang dianggunkan

    Gambar 2.8 Rich Picture

    II.2.10.2 Class Diagram

    Class diagram berisi kumpulan dari class dan hubungan strukturalnya yang

    saling timbal balik. Class adalah uraian dari kumpulan object yang saling berbagi

    structure, behavior pattern, dan attribute.

  • 49

    +Menghasilkan_laporan()+Membagi_data()

    -KdCabang-NamaCabang-Lokasi

    Cabang-KdKaryawan-Golongan-Nama-Alamat-No.Telp

    Karyawan

    +Membuat_laporan_ke_pusat()

    -Cabang-Divisi

    Manajer_Cabang

    +Memasukkan_lembaran_voucher_baru()+Mencatat_stock_voucher()+Membuat_lap_berkala()+Mengecek_stock_voucher()

    -Shift-Spesialisasi

    Petugas_Operasional

    +Mencatat_pembelian_CG_Card()+Mengisi_ulang_voucher()+Menerima_pembayaran()+Membuat_laporan_berkala()

    -ShiftKasir

    +Ditambah()+Dibeli()+Dicatat_stocknya()+Dimasukkan_dalam_mesin()

    -Jenis-Jumlah

    Voucher

    +Diaktifkan_di_mesin_game()+Diisi_ulang()+Dibeli_pengunjung()

    -KdKartu-Jenis-Nilai

    CG Card

    +Membeli_CG_Card()+Menukarkan_voucher()+Mengisi_ulang_CG_Car()+Mengajukan_keluhan()+Menggesek_kartu()+Dicatat_data_pembelian()+Melakukan_pembayaran()+Dicatat_data_pengisian_ulang()

    -KdKartu-Nama-Alamat-No.Telp-Jenis_kelamin

    Pengunjung

    +Tidak_dapat_diisi_ulang()

    -Harga-Nilai_nominal

    Silver_Card

    +Diisi_ulang()

    -Harga-Nilai_nominal

    Gold_Card

    +Diisi_ulang()+Diganti_kartunya()+Dilakukan_pencatatan_user_id()

    -Harga-Nilai_nominal-User_id

    Platinum_Card

    +Pembelian()+Pengisian_ulang_CR_Card()+Pembayaran_pengisian_CG_Card()+Pembuatan_laporan_ke_manajer_cabang()+Pembuatan_laporan_ke_pusat()+Penukaran_hadiah()

    -Nama_karyawan-Shift_karyawan-KdKaryawan

    Transaksi

    +Ditukar()+Ditambah_stocknya()

    -KdHadiah-Jenis

    Hadiah

    1

    1..*

    1 10..* 1 1..*

    1..*

    1

    1..*

    1..*

    0..*

    1..* 1..*

    Gambar 2.9 Class Diagram

    II.2.10.3 Statechart Diagram

    Statechart diagram berisi behavioral pattern yang sah untuk semua object

    dalam sebah class, diuraikan oleh state dan event yang berpartisipasi. Statechart diagram

    dapat juga menguraikan use case, yang transitionnya menyimbolkan action.

    Active/ Dibeli

    / Diaktifkan_di_mesin_game

    / Diisi_ulang

    / End

    Card

    Gambar 2.10 Statechart Diagram

  • 50

    II.2.10.4 Use-case Diagram

    Use case adalah sebuah model untuk interaksi antara sistem dan actor dalam

    application domain. Use case diagram berisi actor eksternal dalam sebuah system

    context, use case dimana sistem mendukung, dan hubungan strukturalnya saling timbal

    balik. Setiap use case menetukan berapa urutan yang penting dalam interaksi antara

    actor dan system, yang diuraikan secara rinci menggunakan use case specification atau

    statechart diagram.

    Sistem Informasi CG Zone

    Kasir.

    Petugas operasional

    Manajer cabang

    Mencatat_pembelian_CG_Card

    Mencatat_pengisian_ulang_CG_Card

    Mencatat_stock_voucher

    Membuat_laporan_ke_pusat

    Gambar 2.11 Use Case Diagram

    II.2.10.5 Sequence Diagram

    Sequence diagram berisi interaksi dari waktu ke waktu antara kumpulan object.

    Sequence diagram dapat menggambarkan perincian tentang sebuah situasi dinamis,

    kompleks yang melibatkan beberapa dari banyak object yang dihasilkan dari class dalam

    class diagram.

  • 51

    Dalam sequence diagram, poros horizotal menunjukkan object yang

    berpartisipasi dan poros vertikal menggambarkan urutan waktu, dimana interaksi yang

    diekspresikan oleh pesan yang dikirim antara object.

    Mencatat pembelian Cg Card

    Object1 : Kasir. Object2 : Pengunjung Object3 : CG Card

    Dibeli_pengunjung()

    Melakukan_pembayaran()

    Dicatat_data_pembelian()

    Gambar 2.12 Sequence Diagram

    II.2.10.6 Navigation Diagram

    Navigation diagram berisi semua window user interface, dan hubungan

    dinamisnya. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang

    memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. Sebuah window

    digambarkan sebagai sebuah state. State tersebut memiliki nama dan mengamdung icon

    (sebuah miniatur window).

  • 52

    II.2.10.7 Component Diagram

    Component adalah sekumpulan dari bagian program yang mewakili

    keseluruhan dan memiliki tanggung jawab yang dirumuskan dengan baik. Componen

    architecture adalah sebuah structure sistem yang disusun dari komponen yang saling

    berhubungan.

    Subsystem A Subsystem B

    Server

    Customer Service

    Function

    Kasir

    function

    Function.

    Model

    Distributed Functionality

    Gambar 2.13 Component Diagram

    II.2.10.8 Deployment Diagram

    Deployment diagram berisi komponen sistem program, external device, dan

    hubungan struktural timbal baliknya. Deployment diagram menguraikan sebuah

    konfigurasi sistem dalam bentuk processor dan object yang dihubungkan ke processor.

  • 53

    : Client

    : Server

    User Interface Sistem Interface

    Function

    Model

    System Interface

    : Client2

    User Interface2 Sistem Interface2

    Function2

    Model2

    Distributed Functionaliy

    Gambar 2.14 Deployment Diagram

    II.2.11 Konsep Dasar Object Oriented dan Metode Tradisional

    Mengacu pada pendapat Mathiassen (2000), dalam metode analisis dan

    perancangan tradisional, fungsi, data dan aliran data adalah kunci dari konsepnya.

    Konsep ini cocok untuk mendeskripsikan kejadian di kantor dan sistem komputerisasi.

    Di lain pihak, objek, keadaan (state) dan tingkah laku (behavior), merupakan konsep

    yang lebih umum dan cocok untuk mendeskripsikan kejadian yang dapat diungkapkan

    dengan bahasa yang alamiah (natural). Objek serupa dengan kata benda (noun),

    merancang sesuatu sebagai orang atau inventaris. Atribut atau state objek, seperti kata

    sifat (adjectives), karakteristik dari sifat/ciri objek. Tingkah laku objek (behavior),

    seperti kata kerja (verbs), menggambarkan aksi atau pengaruh dari tindakannya.

    Dasar kekuatan metode object oriented adalah menyediakan informasi yang

    jelas mengenai konteks/keadaan sistem. Metode tradisional sangat efektif di awal sistem

  • 54

    dirancang, yang biasanya bertujuan untuk mengotomatisasi proses pekerjaan informasi

    yang sering terjadi. Tetapi kini banyak sistem yang harus dikembangkan, dengan sistem

    baru dapat mendukung individu atau perorangan dalam memecahkan masalah,

    berkomunikasi, dan koordinasi. Fungsi akan sistem baru ini tidak hanya menangani

    sejumlah besar data yang sama, tapi juga untuk membagikan data khusus ke seluruh

    organisasi.

    Satu lagi kekuatan metode object oriented adalah hubungannya yang dekat

    diantara analisis object oriented, perancangan object oriented, antar muka (user

    interface) object oriented dan pemograman object oriented. Dalam tahap analisis,

    programmer menggunakan objek untuk menentukkan kebutuhan sistem.

    Objek menyediakan hubungan bahan/materi (material) di dalam struktur

    (structure) sistem. Objek menawarkan programmer cara pemikiran yang alamiah

    (natural) mengenai masalah yang mendukung abstraksi.

    II.2.11.1 Kaitan Analisis dan Perancangan dengan Orientasi Objek

    Mengacu pada pendapat Larman (1998), Untuk merancang suatu aplikasi

    piranti lunak, pada tahap awal diperlukan deskripsi dari permasalahan dan spesifikasi

    aplikasi yang dibutuhkan. Apa saja persoalan yang ada dan apa yang harus dilakukan

    oleh sistem.

    Analisis menekankan pada proses investigasi atas permasalahan yang dihadapi

    tanpa memikirkan definisi solusinya terlebih dahulu. Jadi dalam tahap analisis,

    dikumpulkan informasi mengenai permasalahan, spesifikasi sistem berjalan serta

    spesifikasi sistem yang diinginkan.

  • 55

    Untuk merancang aplikasi membutuhkan solusi logika level tinggi dan detail,

    bagaimana memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan dengan batasan yang ada. Inti dari

    analisis dan perancangan berorientasi objek adalah untuk menekankan pertimbangan

    atas domain permasalahan beserta solusinya dari sudut pandang objek (benda, konsep

    ataupun entitas).

    Tahap analsis berorientasi objek, lebih ditekankan untuk mencari dan

    mendefinisikan objek atau konsep yang ada dalam domain atau wilayah lingkup

    permasalahan. Dalam tahapan perancangan berbasiskan objek, penekanan terletak pada

    bagaimana mendifinisikan objek-objek logika dalam aplikasi (objek software) yang akan

    diimplementasikan kedalam bahasa pemograman berorientasi objek. Object software

    tersebut juga memiliki attribute-attribute dan method-method.

    II.2.11.2 Penerapan Object Oriented dalam Programming

    Mengacu pendapat Larman (1998), bagian perancangan atau desain dilanjutkan

    dengan tahapan construction atau object oriented programming, yakni

    mengimplementasikan perancangan komponen ke dalam bahasa pemograman. (p.6)

    Dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan konsep berorientasi objek

    dapat diaplikasikan ke berbagai bidang termasuk analisis dan perancangan sistem.

    Dalam perancangan aplikasi juga dapat diimplementasikan konsep berorientasi objek

    yang sering disebut sebagai pemograman yang menggunakan berorientasi objek (object

    oriented programming/OOP). Jadi OOP adalah cara pemograman yang menggunakan

    konsep object oriented dan bahasa pemograman yang disebut bahasa OOP adalah bahasa

    pemograman yang mendukung implementasi konsep object oriented.

  • 56

    II.2.12 Sistem Basis Data (Database)

    II.2.12.1 Definisi Database

    Menurut Robert A. Szymanski, Donald P. Szymanski, Donna M. Pulschen

    (1995) database adalah kumpulan dari data yang berhubungan dan mempunyai referensi

    silang yang menciptakan perulangan yang minimal serta dapat untuk memanipulasi data.

    (p.374).Data dalam database disimpan dalam satu dari 3 tipe struktur data yaitu file,

    tabel, dan objek. Keuntungan database adalah :

    Database dapat mengurangi redundansi data.

    Database meningkatkan integritas data.

    Database menjaga independensi data.

    Database meningkatkan keamanan data.

    Database menjaga konsistensi data.

    Database dapat menyediakan manipulasi data yang baik.

    Dengan database data lebih mudah untuk diakses dan digunakan.

    Sistem database adalah tidak lebih dari sistem komputerisasi penyimpanan

    record-record. Database sendiri dapat diumpamakan sebagai lemari penyimpanan

    elektronik, dengan kata lain adalah tempat penyimpanan kumpulan dari file data

    terkomputerisasi. Pengguna dari sistem akan diberikan fasilitas untuk melakukan

    berbagai aksi pada file termasuk :

    Menambah file baru yang kosong ke database.

    Menyisipkan data baru ke file yang sudah ada.

    Memperoleh kembali data dari file yang sudah ada.

    Meng-update data di file yang sudah ada.

  • 57

    Menghapus data dari file yang sudah ada.

    Memindah file yang ada dari database.

    Jadi sistem database pada dasarnya adalah sistem komputerisasi penyimpanan

    record-record, dimana merupakan sistem komputerisasi yang tujuan utamanya adalah

    menjaga informasi dan untuk membuat informasi tersedia jika dibutuhkan.

    Menurut C.J.Date (1995, p112), relational databases adalah database yang

    dilihat oleh pengguna tidak lain hanya sebagai kumpulan tabel-tabel.

    II.2.12.2 Sistem Manajemen Database

    Menurut Robert A. Szymanski, Donald P. Szymanski, Donna M. Pulschen

    (1995), sistem manajemen database (database management system/DBMS) adalah

    perangkat lunak yang mengatur ciptaan, penyimpanan, jalan masuk (access),

    memperbaharui, menghapus dan penggunaan basisdata. Sebuah DBMS dapat akses dan

    mengatur lebih dari satu file, table atau objek di dalam waktu yang bersamaan,

    berhubungan seluruhnya jika dibutuhkan. (p.376).

    Menurut Mcleod yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh (2001), perangkat

    lunak yang mengelola database adalah sistem manajemen database (database

    management system-DBMS). Semua DBMS memiliki pengolah bahasa deskripsi data

    (data description language processor) yang digunakan untuk menciptakan database,

    serta pengelola database yang menyediakan isi database bagi pemakai. Pemakai

    menggunakan manipulasi data dan query language. Orang yang bertanggungjawab atas

    database dan DBMS adalah pengelola database (database administrator), atau disingkat

    DBA. (p.250).

  • 58

    DBMS menyediakan keuntungan yang nyata bagi perusahaan yang

    menggunakan komputer sebagai suatu sistem informasi.

    II.3 Sistem Proses Pesanan Penjualan

    Menurut Hall (2001), Logika aktivitas yang menggambarkan sistem proses

    pesanan penjualan, adalah sebagai berikut :

    1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan.

    2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah melakukan pengesahan

    transaksi dengan melalui proses persetujuan kredit untuk pelanggan.

    3. Saat kredit tersebut sudah disetujui, informasi penjualan akan diteruskan ke

    departemen penagihan, pergudangan dan pengiriman.

    4. Langkah selanjutnya adalah mengirimkan barang dagangan, yang harus

    dilakukan segera setelah persetujuan kredit diperoleh.

    5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan

    dengan transaksi tersebut (produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak

    dan syarat-syarat potongan harga) dan menagihnya ke pelanggan.

    6. Bagian piutang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam

    catatan/laporan pelanggan.

    7. Demikian juga, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari

    berbagai penagihan untuk menyesuaikan data persediaan untuk

    menggambarkan penurunan persediaan.

    8. Secara berkala (setiap batch, harian, mingguan, bulanan dan seterusnya) proses

    penagihan piutang, dan pengendalian persediaan melakukan perhitungan

    rekapitulasi dan meneruskan informasi ini ke proses buku besar umum.