bab ii landasan teori ii.1. dasar perpajakan ii.1.1 ...thesis.binus.ac.id/asli/bab2/2008-2-00015-ak...

21
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1. Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu pada pendapat Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat dipaksakan (karena sesuai undang-undang) dengan tidak mendapat imbalan langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Maka pajak dapat disimpulkan memiliki unsur-unsur : 1. iuran rakyat kepada negara, maksudnya yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang). Dan iuran tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah dan bermanfaat bagi masyarakat luas. 2. berdasarkan undang-undang, maksudnya pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya. Dan dapat juga dipaksakan. 3. tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara secara langsung dapat ditunjuk. 4. digunakan untuk membiayai rumahtangga negara yaitu pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. (h.1)

Upload: nguyenliem

Post on 15-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

BAB II LANDASAN TEORI

II.1. Dasar Perpajakan

II.1.1. Definisi dan Fungsi Pajak

Definisi atau pengertian pajak yang mengacu pada pendapat Prof. Dr. Rochmat

Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat

dipaksakan (karena sesuai undang-undang) dengan tidak mendapat imbalan langsung

dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Maka pajak

dapat disimpulkan memiliki unsur-unsur :

1. iuran rakyat kepada negara, maksudnya yang berhak memungut pajak hanyalah

negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang). Dan iuran tersebut digunakan

untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah dan bermanfaat bagi

masyarakat luas.

2. berdasarkan undang-undang, maksudnya pajak dipungut berdasarkan atau

dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya. Dan dapat juga

dipaksakan.

3. tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara secara langsung dapat

ditunjuk.

4. digunakan untuk membiayai rumahtangga negara yaitu pengeluaran yang

bermanfaat bagi masyarakat luas. (h.1)

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

Fungsi pajak meliputi :

1. fungsi budgeter yaitu pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan

untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

2. fungsi regulerend yaitu pajak sebagi alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh :

- pajak yang tinggi untuk barang-barang mewah agar mengurangi gaya hidup

konsumtif.

- Pajak yang tinggi bagi minuman keras agar mengurangi konsumsi minuman

keras.

- Tarif pajak ekspor sebesar 0% agar mendorong ekspor produksi barang

Indonesia di pasaran dunia.

II.1.2. Asas dan Sistem Pemungutan Pajak

Asas pemungutan pajak:

a. asas domisili (asas tempat tinggal)

yaitu negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang

bertempat tinggal di wilayahnya baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun

luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri. Dan Indonesia

menggunakan asas ini dalam pemungutan pajak.

Contohnya :

Wajib Pajak A yang bertempat tinggal di Indonesia bekerja pada Perusahaan B yang

berada di Indonesia juga dan mempunyai bisnis makanan di Singapura maka negara

akan mengenakan pajak atas penghasilan yang didapatnya dari pekerjaanya di

perusahaan B dan penghasilan dari bisnis makanan yang berada di luar negeri.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

b. asas sumber

negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya

tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. Indonesia juga menganut sistem

ini dalam pemungutan pajak.

Contohnya :

X adalah warga negara asing yang mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan

Indonesia maka penghasilan yang dia dapat selama bekerja di Indonesia akan

dikenakan pajak.

c. asas kebangsaan

pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Asas ini berlaku

untuk Wajib Pajak luar negeri. Di Indonesia tidak menggunakan asas ini dalam

pemungutan pajak.

Sistem pemungutan pajak ialah cara yang dilakukan oleh suatu negara untuk

melakukan pemungutan pajak dalam menentukan besarnya pajak terutang Wajib Pajak.

Sistem Pemungutan pajak terdiri dari :

a. self asssesment system ( semua dilakukan sendiri)

adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib

Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya :

- wajib pajak mempunyai wewenang sendiri untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang.

- Wajib pajak aktif , mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri

besarnya pajak terutang.

- Fiskus hanya mengawasi dan tidak ikut campur.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

Indonesia menggunakan sistem ini dalam melakukan pemungutan pajak. Sistem ini

juga mempunyai arti bahwa penentuan pendapatan besarnya pajak dipercayakan

kepada Wajib Pajak sendiri dalam melaporkan pajak yang terutang dan yang telah

dibayar sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.

Sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan akan berjalan

dengan rapi, terkendali, dan mudah dipahami oleh Wajib Pajak.

b. official assesment system

adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Pemerintah

(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Karena

utang pajak timbul setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ciri-

cirinya :

- fiskus yang mempunyai wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang

- wajib pajak bersifat pasif

- utang pajak akan muncul setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh

fiskus

c. witholding system ( pajak dipotong oleh pihak lain)

adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya :

- wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga,

pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

II.1.3. Tarif pajak

Tarif pajak terdiri dari :

a. tarif sebanding

tarif berupa presentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak

sehingga besarnya pajak yang terutang proposional terhadap besarnya nilai yang

dikenakan pajak.

Contoh :

Dalam penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan dikenakan Pajak

Pertambahan Nilai sebesar 10%.

b. tarif tetap

tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga

besarnya pajak yang terutang tetap.

Contoh :

Besar tarif Bea Meterai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal berapapun adalah

Rp. 1.000,00

c. tarif progresif

persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin

besar.

Contoh :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dan BUT adalah :

- sampai dengan Rp. 50.000.000,00 10%

- diatas Rp. 50.000.000,00 sampai dengan Rp. 100.000.000,00 15%

- diatas Rp. 100.000.000,00 30%

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progersif dibagi :

1. tarif progersif progresif : kenaikan persentase semakin besar

2. tarif progresif tetap : kenaikan persentase tetap

3. tarif progresif degresif : kenaikan pesentase semakin kecil

oleh karena itu, tarif pajak menurut pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan tersebut

diatas termasuk tarif progesif progesif.

d. tarif degresif

persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin

besar.

II.2. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan diatur dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2000 yang

mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001. Undang-undang pajak penghasilan ini mengatur

pajak atas penghasilan (pendapatan dan laba) yang diperoleh baik oleh perorangan

maupun badan.

II.2.1. Subjek dan Objek Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dikenakan tehadap subjek pajak atas penghasilan yang

diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Subjek pajak penghasilan itu terdiri dari :

1. orang pribadi atau warisan yang belum terbagi sebagi satu kesatuan.

2. badan, terdiri dari peseroan terbatas, CV, perseroan lainya, BUMN/BUMD

dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik

atau orgnisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan usaha lainnya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

3. Bentuk Usaha Tetap (BUT). Bentuk usaha dengan tempat usaha yang bersifat

permanen dan digunakan untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dari

orang pribadi yang bertempat tinggal.

Subjek pajak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu subjek pajak dalam negeri dan

subjek pajak luar negeri. Subjek pajak dalam negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah

menerima atau memperoleh penghasilan, subjek pajak luar negeri menjadi Wajib Pajak

sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari sumber penghasilan di Indonesia

atau diperoleh dalam bentuk BUT di indonesia.

Subjek pajak dalam negeri berdasarkan Undang-undang No. 17 tahun 2000 pasal

2 ayat (3) yang dimaksud Subjek Pajak dalam negeri :

1. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada

di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi

yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk

bertempat tinggal di Indonesia;

2. badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia;

3. warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.

Subjek pajak luar negeri bedasarkan Undang-undang No. 17 Tahun 2000 Pasal 2

ayat (4) yaitu :

a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di

Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang

menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia dan dapat menerima

penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha melalui BUT di

Indonesia;

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

b. Badan yang tidak didirikan atau berkedudukan di Indonesia yang

menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia dan dapat menerima atau

memperoleh penghasilan di Indonesia bukan dari menjalankan usaha

melalui BUT di Indonesia.

Sesuai dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2000 Pasal 4 ayat (1) yang menjadi

objek pajak penghasilan adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib pajak, baik berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk

apapun.

Yang termasuk dalam pengertian penghasilan adalah :

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, honorium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali

ditentukan lain dalam undang-undang.

b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.

c. Laba usaha.

d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan kepada

biaya.

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian hutang.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

g. Dividen, dengan nama dalam bentuk apapun termasuk dividen dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil

usaha koperasi.

h. Royalti.

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

k. Keuntungan karena pembebasan hutang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

n. Premi asuransi.

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggota yang terdiri

dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

p. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan belum

dikenakan pajak.

II.2.2. Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan

Untuk dapat menghitung Pajak Penghasilan terlebih dahulu harus diketahui dasar

pengenaan pajaknya. Untuk Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang

menjadi dasar pengenaan pajaknya adalah Penghasilan Kena Pajak. Sedangkan untuk

Wajib Pajak Luar Negeri yang menjadi dasar pengenaan pajaknya dalah penghasilan

bruto. Besarnya Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Badan dihitung sebesar

penghasilan netto, sedangkan untuk Wajib Pajak orang pribadi dihitung sebesar

penghasilan netto dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

II.2.3. Tarif Pajak Penghasilan Menurut Undang-undang No. 17 tahun 2000 pasal 17, tentang tarif pajak yang

ditetapkan atas Pengasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Badan dalam negeri dan

Bentuk Usaha Tetap adalah sebagai berikut :

Lapisan penghasilan kena pajak tarif pajak

sampai dengan Rp. 50.000.000 10%

Diatas Rp. 50.000.000-100.000.000 15%

Diatas Rp. 100.000.000 30%

II.3. Pengertian penghasilan menurut Undang-undang Pajak Penghasilan dan

Standar Akuntansi Keuangan

II.3.1. Penghasilan menurut Undang-undang Pajak Penghasilan

Pengertian penghasilan menurut Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 17

Tahun 2000 terdapat dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah beban kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam

bentuk apapun. Pengertian penghasilan dalam undang-undang pajak penghasilan tidak

memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tapi pada adanya tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak yang berguna untuk kegiatan rutin dan

pembangunan Pemerintah.

Dilihat dari mengalirnya tambahan ekonomis kepada Wajib Pajak penghasilan

dapat dikelompokkan menjadi :

1. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, seperti

gaji, honorium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, penghasilan dari

praktek dokter, notaris, akuntan, pengacara dan sebagainya;

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

2. penghasilan dari usaha kegiatan;

3. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak, tak gerak, seperti bunga,

deviden, royalti, sewa, keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak

dipergunakan untuk usaha dan lain sebagainya;

4. penghasilan lain-lain seperti pembebasan hutang, hadiah dari undian, dll.

Penghasilan ini adalah yang dikenakan pajak yang sifatnya secara final. Yang

dimaksud final adalah :

- pajak dipungut oleh pemungut pajak pada saat penghasilan diterima;

- pajak yang dibayar oleh pemungut pajak pada saat penghasilan diterima;

- PPh Final selalu dikenakan pada penghasilan bruto (nilai penjualan) dengan

mempertimbangkan profit margin rata-rata sektor usaha itu tanpa ada pengurang

atas penghasilan bruto.

II.3.2. Penghasilan menurut Standar Akuntansi Keuangan

Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomis pada suatu periode

akuntansi tertentu, dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal. Penghasilan dalam akuntansi keuangan meliputi berupa

pendapatan dan keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh dari

aktivitas perusahaan selama satu periode tertentu, seperti penjualan, penggunaan

jasa, bunga deviden, royalti dan sewa.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

Berdasarkan PSAK NO.13 (1999:23:3) didefinisikan bahwa :

“pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas

normal perusahaan selama satu periode, bilamana arus masuk itu mengakibatkan

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), pendapatan dapat timbul dari

transaksi dan peristiwa ekonomi sebagai berikut :

1. penjualan barang

2. penjualan jasa

3. penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga,

royalti dan deviden.

II.4. Pengertian Biaya menurut Akuntansi Keuangan dan menurut Undang-

undang Pajak Penghasilan

II.4.1. Biaya menurut Akuntansi Keuangan

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang dapat diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu. Sedangkan menurut PSAK no. 46 definisi biaya mencakup baik kerugian

maupun biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban

yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan meliputi, misalnya beban pokok

penjualan, gaji, dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus kas keluar,

atau berkurangnya aset seperti kas, persediaan dan aset tetap. Kerugian dapat timbul

misalnya dari bencana kebakaran, banjir seperti juga yang timbul dari pelepasan aset

tidak lancar. Definisi beban atau biaya juga mencakup kerugian yang belum direalisasi

misalnya kerugian yang timbul dari kenaikan kurs valuta asing dalam hubungannya

dengan pinjaman perusahaan dalam mata uang tersebut. Kalau kerugian diakui dalam

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos

tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi. Kerugian sering kali

dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penghasilan yang

bersangkutan.(h.14)

Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut :

1. biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

2. diukur dalam satuan ruang.

3. yang telah terjadi secara potensial akan terjadi.

4. pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, dapat

dikelompokkan menjadi 2 golongan :

a. biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah

karena ada sesuatu yang dibiayai.

b. biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh

sesuatu yang dibiayai, tetapi biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan

produk, dengan istilah lainnya biaya produksi tidak langsung.

II.4.2. Biaya menurut Undang-undang Pajak Penghasilan

Dalam Undang-undang Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000 pasal 6, definisi

atau pengertian dari biaya sangat berbeda, hal ini dijelaskan melalui Undang-undang

Pajak Penghasilan yang menjelaskan bahwa biaya dibedakan menjadi biaya yang boleh

dikurangkan dari penghasilan bruto dan tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

Dengan penjelasan sebagai berikut :

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

1. pengeluaran atau biaya yang boleh dikurangkan

Dalam membebankan biaya, Undang-undang Pajak Penghasilan menganut

konsep match and link (pertalian). Maksudnya ialah beban yang dapat

dikurangkan sebagai biaya adalah pengeluaran yang ada hubungan langsung

untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan

objek pajak. Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat

dibagi dalam 2 golongan, yaitu biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1

tahun, Beban yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 tahun merupakan

biaya pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan pengeluaran yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 1 tahun, pembebanannya dilakukan melalui amortisasi.

Pengeluaran atau biaya yang boleh dikurangkan sesuai dengan Pasal 6 undang-

undang pajak penghasilan yaitu :

a. biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,

termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau

jasa termasuk upah gaji, honorarium, bonus, grafikasi, dan tunjangan

yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya

perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi,

dan pajak kecuali pajak penghasilan.

b. penyusutan atau amortisasi; penyusutan atas pengeluaran untuk

memperoleh harta berwujud dan amotisasi atas pengeluaran untuk

memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 1 tahun.

c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan boleh dibebankan sebagai biaya, sedangkan iuran

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya tidak atau

belum disahkan oleh Menteri Keuangan tidak boleh dibebankan sebagai

biaya.

d. kerugian penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan

dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan

memelihara penghasilan.

e. kerugian dari kurs mata uang asing.

f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia.

g. biaya beasiswa, magang dan pelatihan.

h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat tertagih.

2. pengeluaran atau biaya yang tidak boleh dikurangkan. Seperti sudah dibahas

sebelumnya pada prinsipnya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

adalah pengeluaran yang ada hubungan langsung untuk mendapatkan, menagih,

dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak. Sedangkan

pengeluaran yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto meliputi

pengeluaran yang sifatnya adalah pemakai penghasilan atau yang jumlahnya

diatas kewajaran. Yang termasuk dalam pengeluaran yang tidak boleh

dikurangkan sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan Pasal 9 yaitu :

a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti deviden,

termasuk deviden yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang

polis dan pembagian sisa hasil koperasi.

b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang

saham, sekutu, atau anggota.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak

tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk

usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang

ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,

asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika

dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi

Wajib Pajak yang bersangkutan.

e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan

dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman

bagi seluruh pegawai serta penggantian di daerah tertentu dan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pekerjaan yang diterapkan dengan Keputusan Menteri

Keuangan.

f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau

kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan

dengan pekerjaan yang dilakukan.

g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf a dan b, kecuali zakat atas penghasilan

yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama

Islam atau Wajib Pajak Badan yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada

Badan amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah.

h. Pajak Penghasilan.

i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan

komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.

k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana

berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di

bidang perpajakan.

II.5. Laba menurut Akuntansi dan Perpajakan

Laba adalah selisih lebih dari pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi

sehubungan dengan kegiatan usaha. Laba yang diperoleh perusahaan adalah objek pajak

penghasilan. Terdapat perbedaan antara laba komersial (berdasarkan akuntansi) dengan

laba fiskal (berdasarkan perhitungan pajak) yaitu jika laba komersial adalah laba yang

dihitung dengan menggunakan konsep menurut Standar Akuntansi Keuangan,

sedangkan laba fiskal adalah laba yang dihitung dengan menggunakan konsep, cara

pengukuran dan pengakuan menurut ketentuan Undang-undang Perpajakan.

II.6. Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal

KETERANGAN LAPORAN KEUANGAN

KOMERSIAL

LAPORAN KEUANGAN

FISKAL

Dasar penyusunan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan disesuaikan dengan Undang-undang

Konsep

1. dasar akrual 2. mempertemukan beban

dengan pendapatan yang paling tepat

3. konservatif, yaitu konsep hati-hati. Dengan membentuk penyisihan pada akhir tahun atau membuat adjusment.

4. materialitas digunakan oleh Auditor untuk menyatakan

1. akrual stelsel 2. mempertemukan antara

biaya untuk mendapat, menagih dan memelihara penghasilan dan penghasilan yang merupakan objek PPh

3. Konservatif tidak digunakan

4. materialitas tidak digunakan oleh Auditor

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

wajar/tidak wajar dalam penilaian Laporan Keuangan Komersil.

untuk menyatakan wajar/tidak wajar dalam penilaian Laporan Keuangan Komersil tidak digunakan (selain bank & SGU dengan hak opsi, hanya diperkenankan dengan metode langsung).

Tujuan - menghitung laba bersih - mengukur kinerja -mengukur keadaan posisi keuangan

-mengukur keadaan kekayaan -laporannya untuk pihak ketiga dan manajemen

-menghitung besarnya pajak terhutang

-laporannya untuk pihak fiskus

Akibat

penyimpangan

-pengambilan keputusan yang tidak tepat oleh manajemen -opini yang buruk terhadap laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan kreditor, Investor, pemilik perusahaan.

Sanksi di bidang perpajakan : -sanksi administrasi berupa denda, bunga atau kenaikan

-sanksi pidana berupa kurungan atau penjara.

II.7. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan Fiskal

Laporan keuangan komersial dapat diubah menjadi laporan keuangan fiskal

dengan melakukan koreksi seperlunya atau penyesuaian dengan peraturan perpajakan.

Adanya perbedaan tersebut menyebabkan dilakukannya rekonsiliasi.

Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan pengakuan, penghasilan dan biaya,

perbedaan tersebut ialah (Gustian Djuanda,SE, MM & Irwanyah Lubis, SE, 2006) :

a. Beda Tetap atau permanen. Maksudnya ialah perbedaan pengakuan

penghasilan atau biaya berdasarkan ketentuan perundang-undangan

perpajakan dengan prinsip akuntansi yang sifatnya permanen. Dalam arti

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

suatu penghasilan tidak akan diakui selamanya dalam rangka menghitung

penghasilan kena pajak. Hal hal yang termasuk dalam beda tetap :

1. beda tetap penghasilan adalah :

- penerimaan menurut standar akuntansi keuangan merupakan penghasilan tetapi

undang-undang pajak penghasilan bukan penghasilan.

- penerimaan yang menurut standar akuntansi keuangan bukan penghasilan tapi

menurut undang-undang pajak penghasilan merupakan penghasilan.

- penghasilan yang dikenakan pemungutan pajak bersifat final.

2. beda tetap biaya adalah :

- pengeluaran yang menurut standar akuntasi keuangan merupakan beban tetapi

menurut undang-undang pajak penghasilan tidak boleh dikurangi penghasilan

bruto.

3. beda tetap murni adalah :

- biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan

objek pajak.

- biaya untuk mendapat, menagih, memelihara penghasilan yang dikenakan PPh

Final.

- penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa diberikan

dalam bentuk natura atau kenikmatan kecuali di daerah tertentu.

- bantuan atau sumbangan.

- sanksi administrasi perpajakan.

- kerugian usaha dari luar negeri.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

- kerugian karena penjualan atau pengalihan aktiva dan atau hak yang dimiliki

yang tidak dipergunakan dalam kegiatan usaha dalam rangka menagih,

mendapatkan dan memelihara penghasilan.

- PPh pasal 21 dan 26 yang ditanggung oleh pemberi penghasilan kecuali dalam

menghitungnya menggunakan metode gross up.

Beda Tetap yang disebabkan tidak dipenuhi syarat-syarat khusus :

1. biaya perjalanan (biaya perjalanan yang dapat dikurangkan dengan penghasilan

bruto adalah biaya perjalanan pegawai perusahaan untuk kepentingan perusahaan

yang dilengkapi dengan bukti yang sah, misal : tiket, kuitansi hotel. Uang saku

dalam perjalanan dinas merupakan objek PPh 21 dan dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto).

2. biaya promosi ( biaya promosi yang dapat dikurangkan dengan penghasilan bruto

adalah biaya promosi yang didukung bukti pemasangan iklan, pembuatan

barang-barang promosi harus dibedakan dengan sumbangan).

3. biaya entertaiment (biaya entertaiment yang dapat dikurangkan dengan

penghasilan bruto adalah yang dikeluarkan karena ada hubungannya dengan

kegiatan usaha Wajib Pajak dan dibuatkan daftar normatif).

4. biaya penelitian dan pengembangan (biaya penelitian dan pengembangan yang

dapat dikurangkan dengan penghasilan bruto adalah hanya dilakukan di

Indonesia).

5. kerugian Piutang Biaya Penelitian dan Pengembangan dilakukan di Indonesia

(selain Bank dan Sewa Guna Usaha, piutang yang dapat dihapuskan adalah

piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan dibuatkan daftar normatif).

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00015-AK Bab 2.pdf · Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu

Beda Tetap yang disebabkan praktek akuntasi yang tidak sehat :

1. keperluan pribadi pemilik dan keluarga yang dibayar perusahaan dan dibukukan

sebagai beban usaha.

2. keperluan pribadi pegawai perusahaan yang dibayar perusahaan dan dibukukan

sebagai beban usaha.

b. Beda Waktu. Beda Waktu merupakan perbedaan biaya tiap tahun atau

tahun buku karena perbedaan metode digunakan atau perbedaan penilaian

persediaan yang digunakan tetapi secara keseluruhan jumlah yang

dibebankan sebagai biaya adalah sama. Merupakan perbedaan

pembebanan biaya tiap tahun pajak, tahun buku karena perbedaan metode

yang digunakan tetapi secara keseluruhan jumlah yang dibebankan

sebagai biaya adalah sama.

Contoh :

- penyusutan atau amortisasi;

- penilaian persediaaan;

- rugi laba selisih kurs;

- rugi laba atas penilaian efek;

- rugi laba atas penyertaan saham.(h.15-17)