analisis pengaruh profitabilitas, komisaris ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/kelin omega...a)...

166
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018) SKRIPSI Oleh : KELIN OMEGA 20160100015 JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2020

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS

INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2016-2018)

SKRIPSI

Oleh :

KELIN OMEGA

20160100015

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 2: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS

INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2016-2018)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma Tangerang

Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh:

KELIN OMEGA

20160100015

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 3: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 4: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 5: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 6: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 7: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 8: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 9: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

i

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS INDEPENDEN,

KOMITE AUDIT, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX

AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)

ABSTRAK

Tax Avoidance merupakan bagian dari tax planning yang dapat

didefinisikan sebagai suatu kegiatan penghindaran pajak yang dilakukan

perusahaan dengan tetap memperhatikan peraturan dan ketentuan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku. Kegiatan penghindaran pajak yang dilakukan

perusahaan tersebut bertujuan untuk meminimalkan jumlah beban pajak yang

dibayar. Tax Avoidance pada penelitian ini diukur dengan menggunakan

pendekatan CETR (Cash Effective Tax Rate) yaitu kas perusahaan untuk

pembayaran pajak dibagi dengan laba sebelum pajak.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh komisaris

independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap tax

avoidancepada perusahan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018. Jumlah sampel yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 sampel dengan kriteria tertentu.

Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data

penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, komisaris independen, komite

audit, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Secara parsial komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax

avoidance. Sedangkan profitabilitas, komite audit, dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Kata kunci: tax avoidance; profitabilitas; komisaris independen; komite

audit; ukuran perusahaan.

Page 10: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

ii

EFFECT ANALYSIS OF PROFITABILITY, INDEPENDENT

COMMISSIONER, AUDIT COMMITTEE, AND FIRM SIZE ON TAX

AVOIDANCE

(Empirical Study on Manufacturing Companies Consumer Goods Industry

Sector Listed in Indonesia Stock Exchange Years of 2016-2018)

ABSTRACT

Tax Avoidance is a part of tax planning which can be defined as a tax

avoidance activity which conducted by the companies regard to regulatory and

statutory provisions applicable tax. Activities of tax avoidance by the company

aims to minimize the amount of the tax expense paid. Tax Avoidance in this study

was measured using CETR approach (Cash Effective Tax Rate) is the company's

cash for the payment of taxes divided by income before tax expense.

This study aims to analyze how far the effect of independen commissioner,

audit committee, firm size, and profitability on tax avoidance on manufacturing

companies consumer goods industry sector listed in Indonesia Stock Exchange

during years of 2016-2018. The number of sample analyzed in this study were 39

samples with specific criteria. Determination of sample using purpose sampling

method. Research data analysis using multiple linear regression analysis. The

results of this study showed that simultaneously profitability, independen

commissioner, audit committee, and firm size have a significant effect on tax

avoidance. Partially the independent commissioner have a significant effect on

tax avoidance. While the profitability, audit committee, and firm size has no

significant effect on tax avoidance.

Keywords: tax avoidance; profitability; independent commissioner; audit

committee; firm size.

Page 11: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

tepat pada waktu yang diharapkan. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Bisnis Universitas

Buddhi Dharma.

Skripsi yang diajukan oleh penulis berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax

Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)”

Dukungan serta motivasi yang begitu besar dalam bentuk materi maupun

moral yang penulis dapatkan selama menyelesaikan skripsi ini. Karena itu dengan

tidak mengurangi rasa hormat penulis, maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA, selaku Rektor Universitas Buddhi

Dharma.

2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas

Buddhi Dharma.

3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M. Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi S1

Universitas Buddhi Dharma.

4. Bapak Yopie Chandra, S.E., M. Akt, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan selama

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Universitas Buddhi Dharma yang tidak dapat disebutkan satu

per satu yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

6. Papa dan mama yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun

materil, semangat, dan doa yang tidak pernah putus selama menyelesaikan

skripsi ini.

Page 12: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

iv

7. Fedrianto, yang senantiasa mendukung, menyemangati dan membantu penulis

sehingga dapat memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman penulis yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan

dalam penulisan skripsi ini khususnya kepada Cindy Jayanti, Marcellino

Susanto, Budi Setiadi, Ineke Putri, Catty Parametta, Elita Wijaya, Devita

Kumari, Ellita, Lisa, Listiana, Desi Natalia, dan Poppy Aprilliani.

9. Teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut

serta memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang terlibat dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan baik yang disengaja

maupun yang tidak disengaja, dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan dan

wawasan serta pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis memohon maaf

atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri untuk segala saran dan

kritik yang membangun agar skripsi ini lebih baik dan sempurna. Semoga dengan

selesainya skripsi ini mampu membawa manfaat bagi para pembaca dan dapat

menambah ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya.

Tangerang, 14 Desember 2019

Penulis,

Kelin Omega

Page 13: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

v

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR

JUDUL DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 10

C. Rumusan Masalah 10

D. Tujuan Penelitian 11

E. Manfaat Penelitian 12

F. Sistematika Penulisan Skripsi 12

BAB II LANDASAN TEORI 14

A. Gambaran Umum Teori 14

1. Teori Agensi 14

2. Profitabilitas 16

3. Komisaris Independen 18

4. Komite Audit 20

Page 14: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

vi

5. Ukuran Perusahaan 22

6. Pajak 25

a) Definisi Pajak 25

b) Bentuk Perlawanan Pajak 29

1) Tax Avoidance 29

2) Tax Evasion 35

3) Tax Planning 36

4) Tax Haven 37

B. Hasil Penelitian Terdahulu 37

C. Kerangka Pemikiran 42

D. Perumusan Hipotesa 43

BAB III METODE PENELITIAN 47

A. Jenis Penelitian 47

B. Objek Penelitian 48

C. Jenis dan Sumber Data 54

D. Populasi dan Sampel 54

1. Populasi 54

2. Sampel 54

E. Teknik Pengumpulan Data 55

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian 56

1. Variabel Dependen 56

2. Variabel Independen 57

G. Teknik Analisis Data 59

1. Uji Statisik Deskriptif 60

2. Uji Asumsi Klasik 60

1) Uji Normalitas 60

2) Uji Multikolinieritas 61

3) Uji Heteroskedastisitas 62

4) Uji Autokorelasi 62

3. Uji Statistik 63

Page 15: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

vii

1) Uji Koefisien Determinasi (R2) 63

2) Analisis Regresi Linear Berganda 63

4. Uji Hipotesis 64

1) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) 64

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 66

1. Profitabilitas 69

2. Komisaris Independen 72

3. Komite Audit 74

4. Ukuran Perusahaan 77

5. Tax Avoidance 79

B. Analisis Hasil Penelitian 80

1. Hasil Uji Statisik Deskriptif 81

2. Hasil Uji Asumsi Klasik 83

1) Hasil Uji Normalitas 83

2) Hasil Uji Multikolinieritas 85

3) Hasil Uji Heteroskedastisitas 87

4) Hasil Uji Autokorelasi 88

3. Hasil Uji Statistik 89

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 89

2) Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda 90

C. Pengujian Hipotesis 93

1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) 93

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) 95

D. Pembahasan Hasil Penelitian 96

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance 96

2. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance 97

3. Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance 98

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance 99

Page 16: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

viii

BAB V PENUTUP 101

A. Kesimpulan 101

B. Implikasi 103

C. Saran 104

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN RISET PENELITIAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Data Laba Bersih dan Aset Perusahaan Sektor Industri Barang

Konsumsi 2

Tabel I.2 Realisasi Penerimaan Pajak dalam APBN 2018 4

Tabel II.1 Kriteria Ukuran Perusahaan 24

Tabel II.2 Tabel Pengukuran Tax Avoidance 32

Tabel II.3 Hasil Penelitian Terdahulu 38

Tabel IV.1 Proses Pemilihan Sampel 67

Tabel IV.2 Daftar Perusahaan Sampel 68

Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Profitabilitas 70

Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Komisaris Independen 72

Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Komite Audit 75

Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan 77

Tabel IV.7 Hasil Perhitungan Tax Avoidance 79

Tabel IV.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif 81

Tabel IV.9 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov 85

Tabel IV.10 Hasil Uji Multikolinieritas 86

Tabel IV.11 Hasil Uji Autokorelasi 88

Tabel IV.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 89

Tabel IV.13 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda 91

Tabel IV.14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) 93

Tabel IV.15 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 95

Page 18: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran 42

Gambar IV.1 Hasil Uji Normalitas Grafik P Plot 84

Gambar IV.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas 87

Page 19: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Sampel Perusahaan

Lampiran II Daftar Perhitungan Profitabilitas

Lampiran III Daftar Perhitungan Komisaris Independen

Lampiran IV Daftar Perhitungan Komite Audit

Lampiran V Daftar Perhitungan Ukuran Perusahaan

Lampiran VI Daftar Perhitungan Tax Avoidance

Lampiran VII Hasil Pengolahan Data SPSS

Page 20: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan sumber pendapatan paling besar bagi negara. Dalam

rangka menopang anggaran penerimaan negara, pemerintah memaksimalkan

pemungutan pajak dari masyarakat, terutama dari perusahaan-perusahaan

besar. Di Indonesia, pendapatan dari sektor pajak memiliki persentase

tertinggi apabila dibandingkan dengan sumber penerimaan yang lain. Akan

tetapi, dalam pelaksanaan pemungutan pajak, terdapat perbedaan kepentingan

pemerintah dengan wajib pajak. Bagi pemerintah, pajak merupakan sumber

pendapatan bagi negara. Sedangkan bagi wajib pajak, pajak merupakan beban

perusahaan yang dampaknya akan mengurangi keuntungan bersih yang

diperoleh perusahaan dalam suatu periode. Perbedaan paradigma ini

menimbulkan suatu kesenjangan dimana pemerintah yang menginginkan

penerimaan pajak yang sebesar-besarnya, tetapi bertolak belakang dengan

paradigma perusahaan yang selalu berupaya agar pajak yang dibayarkan

seminimal mungkin. Dampak yang ditimbulkan dari praktik penghindaran

pajak ini adalah berkurangnya pendapatan negara dari sektor pajak.

Berikut ini disajikan data lima perusahaan dengan total laba bersih dan

aset terbesar dari masing-masing subsektor pada perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi tahun 2016 hingga 2018.

Page 21: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

2

Tabel I.1

Data Laba Bersih dan Aset Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi

Kode

Perusahaan Subsektor Tahun Total Laba Bersih Total Aset

ICBP Makanan dan

Minuman

2016

3,631,301,000,000.00

28,901,948,000,000.00

2017

3,543,173,000,000.00

31,619,514,000,000.00

2018

4,658,781,000,000.00

34,367,153,000,000.00

GGRM Pabrik

Tembakau

2016

6,672,682,000,000.00

62,951,634,000,000.00

2017

7,755,347,000,000.00

66,759,930,000,000.00

2018

7,793,068,000,000.00

69,097,219,000,000.00

KLBF Farmasi

2016

752,684,488,364.00

3,091,188,460,230.00

2017

2,453,251,410,604.00

16,616,239,416,335.00

2018

2,497,261,964,757.00

18,146,206,145,369.00

UNVR

Kosmetik

dan Barang

Keperluan

Rumah

Tangga

2016

6,390,672,000,000.00

16,745,695,000,000.00

2017

7,004,562,000,000.00

18,906,413,000,000.00

2018

9,109,445,000,000.00

19,522,970,000,000.00

WOOD

Peralatan

Rumah

Tangga

2016

141,081,224,018.00

3,081,874,210,495.00

2017

171,431,807,795.00

3,843,002,133,341.00

2018

242,010,106,249.00

4,588,497,407,410.00

Sumber: BEI, data yang diolah, 2019

Setiap tahunnya pemerintah berupaya meningkatkan penerimaan pajak

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah maupun pembangunan

infrastruktur yang dilaksanakan. Kemampuan negara dalam melaksanakan

pembangunan negara akan semakin besar jika penerimaan pajak yang

diperoleh besar pula. Namun sebaliknya, jika penerimaan pajak negara kecil,

Page 22: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

3

maka kemampuan negara dalam membiayai pembangunannya akan semakin

kecil. Pajak merupakan konteks yang bersifat dinamis, mengikuti

perkembangan sosial dan ekonomi, sehingga menuntut untuk dilakukannya

pemeliharaan, perubahan, maupun pembaruan peraturan perpajakan dari

waktu ke waktu.

Secara jelas, undang-undang tentang perpajakan khususnya di

Indonesia telah mencantumkan kewajiban wajib pajak dalam membayar pajak

sesuai dengan tarif yang telah ditentukan. Jika wajib pajak tidak mampu

memenuhi kewajiban tersebut, maka akan terdapat sanksi yang dikenakan

bagi pelanggar (wajib pajak). Tetapi, pada kenyataannya masih sangat banyak

wajib pajak khusunya perusahaan berskala besar yang melakukan

pengurangan jumlah beban pajak yang seharusnya dibayarkan. Tidak sedikit

pula yang melakukannya dengan cara yang ilegal dan menyimpang dari

peraturan perpajakan. Hal ini mengakibatkan minimnya penerimaan pajak

pada masa sekarang ini.

Upaya pemerintah dalam mengoptimalkan penerimaan sektor pajak

dilakukan melalui usaha intensifikasi dan eksentifikasi penerimaan jumlah

pajak. Pemerintah mengharapkan terciptanya sikap taat pajak dari seluruh

wajib pajak. Akan tetapi, terdapat kendala yang paling utama dalam rangka

meningkatkan penerimaan pajak, yaitu penggelapan pajak (tax evasion) dan

penghindaran pajak (tax avoidance). Terdapat perbedaan antara kedua istilah

di atas, penghindaran pajak merupakan upaya untuk melakukan penghematan

pajak dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku (lawful),

sedangkan penggelapan pajak merupakan upaya wajib pajak dalam

meminimalisir beban pajak dengan menggunakan cara – cara yang melanggar

ketentuan perpajakan atau ilegal. Menurut Cahyono, Andini & Raharjo

(2016), terdapat tiga tahapan yang akan dilakukan perusahaan dalam

meminimalkan beban pajak, yaitu:

1) Perusahaan berupaya menghindari pajak dengan cara yang legal maupun

ilegal.

Page 23: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

4

2) Perusahaan meminimalkan pembayaran pajak hingga serendah mungkin,

baik secara legal maupun ilegal.

3) Apabila kedua langkah tersebut tidak dapat ditempuh, maka perusahaan

akan membayar beban pajak tersebut.

Dalam upaya memaksimalkan penerimaan negara melalui pajak,

pemerintah menetapkan target yang akan dicapai dalam tahun tertentu.

Berikut ini merupakan target dan realisasi penerimaan pajak tahun 2016-

2018.

Tabel I.2

Realisasi Penerimaan Pajak dalam APBN 2018

*angka dalam triliun rupiah

Tahun 2016 2017 2018

Target 1.355,20 1.283,57 1.424,00

Realisasi 1.105,73 1.151,03 1.315,51

Capaian 81,59% 89,67% 92,24%

Sumber: pajak.go.id

Dari tabel diatas, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 1.315,51

triliun sampai dengan Desember 2018. Angka tersebut belum mencapai target

penerimaan pajak yang telah ditetapkan dalam APBN 2018 yaitu sebesar Rp

1.424,00 triliun. Persentase capaian penerimaan pajak pada tahun 2018

sebesar 92,24%, dimana angka tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya.

Saat ini banyak fenomena penghindaran pajak yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, salah satu contohnya adalah

dugaan kasus penghindaran pajak yang dilakukan oleh PT. Bentoel

International Investama (IDX: RMBA) yang merupakan perusahaan rokok

terbesar kedua di Indonesia. Bursa Efek Indonesia melakukan pemantauan

terhadap perusahaan rokok Bentoel dikarenakan mencatat kerugian selama 7

tahun berturut-turut. Praktik penghindaran pajak ini dilakukan dengan cara

Page 24: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

5

mengalihkan transaksi melalui anak-anak perusahaan yang negaranya

memiliki perjanjian pajak dengan Indonesia. Anak perusahaan British

American Tobacco ini melakukan praktik penghindaran pajak dengan dua

cara, yaitu pembayaran bunga utang dan royalti melalui internal perusahaan

(intercompany loan) sebesar US 164 juta atau senilai Rp 2,25 triliun, serta

pembayaran ongkos dan biaya IT sebesar US 19,7 juta kepada induk

perusahaan. Sehingga Bentoel menanggung rugi bersih sebesar 27%.

Berdasarkan laporan dari Tax Justice Network, pembayaran bunga atas

pinjaman dapat mengurangi jumlah penghasilan kena pajak perusahaan di

Indonesia (http://market.bisnis.com).

Mulai September 2018, pemerintah Indonesia menerapkan Sistem

Pertukaran Informasi Otomatis atau Automatic Exchange System of

Information (AEoI). Sistem ini merupakan fasilitas sistem pertukaran

informasi antarnegara yang bertujuan untuk melacak dan mengawasi potensi

pajak di dalam dan di luar negeri. Sistem ini dirancang dengan tujuan untuk

memperbesar jumlah pembayaran pajak terutama bagi kalangan perusahaan

atau Wajib Pajak Badan. Sistem AeoI ini sangat berguna untuk mengurangi

peluang melakukan kecurangan pajak untuk menghindari pembayaran pajak.

Di Indonesia, penerapan sistem AEoI dimuat dalam Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor 39/PMK.03/2017 yang menjadi Revisi PMK

Nomor 125/PMK.10/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran Informasi.

Implementasi Automatic Exchange System of Information di Indonesia akan

sama seperti di negara-negara lain dimana semua negara yang tergabung

dalam AEoI akan menerima dan mengirimkan informasi awal setiap tahunnya

tanpa harus mengajukan permintaan khusus terlebih dahulu. Contohnya, DJP

Indonesia dapat mengakses informasi keuangan Warga Negara Indonesia

(WNI) yang tinggal di negara lain, dan berlaku juga sebaliknya. Dengan

adanya pertukaran informasi dari kedua negara ini, maka sangat kecil

kemungkinan wajib pajak yang dapat menghindari kewajiban perpajakannya.

Page 25: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

6

Tax avoidance atau penghindaran pajak merupakan upaya wajib pajak

untuk melakukan penghematan pajak dengan mengurangi beban pajak yang

seharusnya dibayar, dengan cara yang legal dan tetap menaati peraturan

perpajakan yang berlaku. Tax avoidance merupakan bagian dari tax planning

yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan pembayaran pajak yang

seharusnya ditanggung oleh wajib pajak. Secara hukum pajak, tax avoidance

diperkenankan untuk dilakukan meskipun seringkali mendapat kecaman yang

kurang baik dari kantor pajak, karena dianggap memiliki konotasi yang

negatif. Tax avoidance adalah suatu perbuatan yang ditujukan untuk

meminimalisir pembayaran pajak dengan memanfaatkan celah atau

kelemahan-kelemahan yang ada (loopholes) terhadap ketentuan perpajakan

suatu negara, sehingga masih dinyatakan legal karena tidak melanggar

peraturan perpajakan (Azka, 2019).

Dalam penelitian ini, pengukuran tax avoidance diukur menggunakan

cash effective tax rate (CETR). CETR adalah kas yang dikeluarkan

perusahaan untuk membayar pajak pada periode berjalan dibagi dengan laba

bersih sebelum pajak (Kurniasih dan Sari, 2013). Pembayaran pajak secara

kas terdapat dalam laporan arus kas periode tersebut pada pos pembayaran

pajak penghasilan dalam arus kas untuk aktivitas operasi, sedangkan laba

sebelum pajak penghasilan terdapat dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Dari pengukuran tersebut, diharapkan tindakan tax avoidance yang dilakukan

oleh perusahaan dapat diidentifikasi, dan dapat diketahui apakah suatu

perusahaan melakukan tindakan manajemen pajak yang legal atau tidak.

Profitabilitas adalah pengukuran kinerja perusahaan untuk menganalisis

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan cara

membandingkan total laba bersih yang diperoleh perusahaan pada periode

tertentu dengan total aktiva yang dimiliki pada suatu periode. Perusahaan

yang memiliki nilai cash effective tax rate yang tinggi, biasanya juga

memiliki profitabilitas yang tinggi karena pihak manajemen melakukan

efisiensi terhadap beban pajak dengan tujuan untuk meringankan beban pajak

Page 26: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

7

(Utari dan Supadmi, 2017). Pada penelitian ini digunakan proksi Return On

Asset (ROA) untuk mengukur profitabilitas. ROA adalah rasio profitabilitas

untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya

dengan menilai persentase keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan

total aset. Perusahaan yang memiliki nilai ROA yang tinggi diasumsikan

bahwa pihak manajemen melakukan efisiensi terhadap beban pajak. Laba

bersih yang meningkat menunjukkan profitabilitas perusahaan juga

meningkat, sehingga dalam hal ini jumlah pajak yang harus dibayarkan juga

meningkat. Hal ini dapat diindikasikan adanya kemungkinan upaya

perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak dengan cara memperkecil

beban pajak yang harus dibayar. Dari hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Subagiastra, Arizona, dan Mahaputra (2019), ditemukan

bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax

avoidance. Sedangkan menurut Munawaroh dan Sari (2019), profitabilitas

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.

Praktik penghindaran pajak dalam perusahaan dipengaruhi pula oleh

faktor corporate governance. Menurut Cadbury Committee dalam Forum for

Corporate Governance in Indonesia (FCGI), mengartikan Corporate

Governance atau Tata Kelola Perusahaan sebagai suatu sistem yang mengatur

hubungan antara pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan, misalnya

pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan serta yang berkaitan

dengan hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang

mengelola dan mengendalikan perusahaan. Dengan diterapkannya tata kelola

perusahaan yang baik, akan menghasilkan struktur kerja dan pengawasan

yang baik pula, maka hal ini diasumsikan akan meminimalkan kemungkinan

terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh internal perusahaan.

Terbentuknya corporate governance dalam perusahaan berfungsi untuk

mengawasi kinerja pengelola perusahaan, yang salah satunya berkaitan

tentang perpajakan perusahaan.

Page 27: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

8

Terdapat beberapa mekanisme dalam corporate governance. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan proksi yang digunakan dalam corporate

governance yaitu komisaris independen dan komite audit. Komisaris

independen adalah anggota komisaris yang tidak mempunyai hubungan

afiliasi dengan anggota komisaris lainnya, atau dalam pengertian lain

merupakan komisaris pihak luar yang bukan merupakan pejabat perusahaan

yang dimaksud. Hasil empiris oleh Sari (2014), membuktikan bahwa

komisaris independen berpengaruh signifikan negatif terhadap tax avoidance.

Berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Novita, Titisari, dan

Suhendro (2019) yang menyatakan bahwa komisaris independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Komite audit adalah suatu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

perusahaan, yang berfungsi melakukan pemeriksaaan terhadap pelaksanaan

fungsi direksi dan bekerja sama dengan komisaris independen untuk

mengawasi tindakan yang akan dilakukan manajemen perusahaan. Hasil

penelitian oleh Fadhilah (2014) membuktikan bahwa komite audit

berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan menurut hasil penelitian

Oktamawati (2017), komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance.

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang menggambarkan

apakah sebuah perusahaan termasuk ke dalam golongan perusahaan besar

atau kecil, yang dapat ditunjukkan melalui total aset yang dimiliki, jumlah

penjualan, rata-rata total aset, dan rata-rata total penjualan (Puspita dan

Febrianti, 2017). Besar kecilnya suatu perusahaan juga mempengaruhi total

pajak yang dibayarkannya. Ukuran perusahaan dianggap mampu

mempengaruhi suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya dan

merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tax

avoidance. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan log total penjualan

bersih sebagai skala pengukuran perusahaan yang akan diteliti. Perolehan

laba yang besar dan stabil dari tahun ke tahun menunjukkan potensi yang

Page 28: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

9

besar bagi perusahaan untuk melakukan praktik penghindaran pajak (tax

avoidance). Hasil penelitian terkait yang telah dilakukan oleh Kurniasih dan

Maria (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap tax avoidance. Penelitian lain yang dilakukan oleh Yudea (2018)

menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh siginifkan terhadap

tax avoidance.

Penelitian ini menggunakan perusahaaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur pada sektor industri

barang konsumsi karena perusahaan tersebut melakukan aktivitas usaha

secara menyeluruh mulai dari pembelian bahan baku hingga menjadi barang

jadi dan siap dijual ke pasaran, untuk memenuhi kebutuhan pokok

masyarakat. Selain itu dalam aktivitas usahanya sebagian besar perusahaan

tidak terlepas dari aspek perpajakan. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui hasil yang konsisten atas variabel-variabel bebas tersebut

terhadap penghindaran pajak, mengingat banyak terdapat perbedaan pada

hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini juga untuk

menganalisis bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas tersebut

mempengaruhi penghindaran pajak pada perusahaan-perusahaan manufaktur

di Indonesia, khususnya dalam sektor industri barang konsumsi. Oleh karena

itu, penulis mengambil judul skripsi: “Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2016-2018)”

Page 29: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

10

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba, maka perusahaan

berupaya memanipulasi laba yang diperolehnya pada periode tertentu agar

memperoleh laba yang besar, sehingga beban pajak yang dibayarkan akan

lebih kecil.

2. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar

kemungkinan penghindaran pajak yang akan dilakukan oleh perusahaan

tersebut.

3. Semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin besar pula

kemungkinan perusahaan dalam melakukan penghindaran pajak.

4. Kurangnya pengawasan terhadap manajemen akan berpengaruh terhadap

keputusan perusahaan dalam melakukan penghindaran pajak.

5. Pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan dapat memungkinkan

terjadinya praktik penghindaran pajak.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 ?

2. Apakah komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax

avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 ?

3. Apakah komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 ?

Page 30: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

11

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 ?

5. Apakah profitabilitas, komisaris independen, komite audit, dan ukuran

perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis sejauh mana pengaruh profitabilitas terhadap tax

avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018;

2. untuk menganalisis sejauh mana pengaruh komisaris independen terhadap

tax avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018;

3. untuk menganalisis sejauh mana pengaruh komite audit terhadap tax

avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018;

4. untuk menganalisis sejauh mana pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax

avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018;

5. untuk menganalisis sejauh mana pengaruh profitabilitas, komisaris

independen, komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

Page 31: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

12

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat memberikan penjelasan dan gambaran

dalam hal perpajakan khususnya dalam kasus penghindaran pajak, serta

dapat memberikan pemahaman tentang tax avoidance. Selain itu dapat

dijadikan bukti empiris dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai

perpajakan.

2. Bagi manajemen perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar

pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan mengenai perlakuan

pajak yang dapat diterapkan pada perusahaannya. Selain itu, dapat

digunakan sebagai bahan informasi tambahan bagi manajemen

perusahaan untuk memahami tata cara perpajakan yang benar dan legal.

Diharapkan perusahaan juga dapat menerapkan manajemen perpajakan

dengan tetap memperhatikan peraturan undang-undang perpajakan yang

berlaku.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi maupun

pedoman bagi peneliti selanjutnya di masa mendatang mengenai

penghindaran pajak.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Page 32: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

13

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang diteliti,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang gambaran umum dan teori-teori mengenai

variabel independen maupun variabel dependen. Bab ini juga berisi

tentang hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan

perumusan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, objek

penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, operasionalisasi variabel penelitian, serta teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan deskripsi hasil penelitian, analisis hasil

penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, implikasi,

serta saran bagi pihak lain dan peneliti selanjutnya.

Page 33: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Teori

1. Teori Agensi

Agency Theory dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun

1976, dalam Godfrey et. al, (2006) dalam Resca (2019) bahwa teori agensi

adalah teori yang menjelaskan bahwa hubungan agency akan menjadi

semakin erat saat mereka melakukan kontrak yang disebut sebagai

principal, dimana kontrak ini akan mengikat pihak yang disebut agen

untuk memberikan beberapa pelayanan kepada principal. Dalam hal ini,

manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sedangkan pemilik

perusahaan sebagai principal. Principal berharap agar agen bertindak

sesuai dengan kepentingannya, maka pemegang saham akan

mendelegasikan wewenang kepada agen. Konsep teori keagenan

menyatakan bahwa konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan

antara principal dan agen. Principal akan melakukan kontrol dan

pengawasan dengan mengorbankan sumber daya berupa kompensasi

kepada agen agar tidak melakukan penghindaran pajak. Hal tersebut

dilakukan agar perusahaan terbebas dari konsekuensi jangka panjang dari

perbuatan penghindaran pajak tersebut.

Konsep teori keagenan berkaitan erat dengan penerapan good

corporate governance. Corporate governance adalah suatu rangkaian

proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang diterapkan dalam

perusahaan, yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan suatu

kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai saham tanpa

menghilangkan perhatian terhadap kepentingan pemegang saham

(stakeholders). Pihak-pihak utama yang berperan dalam tata kelola

perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Tata

Page 34: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

15

kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara stakeholders yang

terlibat.

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development

(dalam Ningsih dan Mildawati, 2016) mendefinisikan corporate

governance sebagai suatu sistem yang dipergunakan untuk mengelola dan

mengendalikan kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.

Sedangkan menurut Tunggal (2013:149), corporate governance adalah

sebuah struktur yang digunakan untuk mengelola suatu perusahaan dengan

tujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham (shareholder’s value).

Corporate governance mengatur delegasi tugas, hak dan kewajiban orang-

orang yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan, termasuk para

pemegang saham, manajer, dewan pengurus, dan semua anggota

stakeholders non pemegang saham. Penerapan corporate governance

diharapkan mampu mengatasi permasalahan dalam agensi yang sering kali

dialami oleh perusahaan. Selain itu corporate governance akan

menentukan bagaimana cara perusahaan dalam melakukan manajemen

pajak. Menurut Forum Corporate Governance Indonesia, ada empat

manfaat yang diperoleh dengan adanya penerapan good corporate

governance pada perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, dengan

cara meningkatkan kinerja perusahaan dan efisiensi perusahaan, serta

lebih meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham.

2. Meningkatkan nilai perusahaan, dengan salah satu keuntungannya yaitu

mudahnya memperoleh dana pembiayaan yang murah.

3. Meningkatkan kepercayaan investor lokal maupun asing untuk

berinvestasi di perusahaan tersebut.

4. Dapat meningkatkan shareholder’s value dan dividen apabila

pemegang saham merasa puas dengan kinerja perusahaan.

Page 35: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

16

2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan pengukuran kinerja perusahaan untuk

memperoleh laba setelah dikurangi beban pajak dan beban-beban lainnya.

Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur keefektifan perusahaan

dengan menghubungkan laba bersih terhadap aktiva yang digunakan

perusahaan untuk menghasilkan laba (Sunyoto, 2013:113). Profitabilitas

dalam bentuk bersih dialokasikan kepada para pemegang saham dalam

bentuk pembayaran deviden dan laba ditahan. Laba merupakan

pengukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Selain itu, laba juga menjadi elemen penentu nilai perusahaan yang

menunjukan prospek perusahaan di masa depan. Profitabilitas menjadi

indikator penting bagi perusahaan karena akan menambah daya tarik bagi

pemegang saham atau investor.

Terdapat jenis-jenis profitabilitas yang umumnya digunakan untuk

mengukur laba. Menurut Sunyoto (2013:114), ada tiga jenis rasio

profitabilitas, yaitu sebagai berikut:

1) Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)

Marjin laba bersih merupakan rasio perbandingan total laba bersih

dengan total pendapatan perusahaan. Perhitungan rasio ini bertujuan

untuk mengukur besar atau kecilnya laba yang dihasilkan perusahaan

pada periode tertentu. Semakin tinggi NPM artinya semakin besar laba

yang dihasilkan perusahaan. Hal ini juga menyatakan bahwa

perusahaan secara efisien dapat menekan biaya-biaya operasional yang

tidak diperlukan, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan laba

bersih yang diperoleh. Rumus untuk mengukur persentase marjin laba

bersih atau Net Profit Margin (NPM) adalah sebagai berikut:

Sumber : Sunyoto (2013)

NPM = Laba bersih setelah pajak

Penjualan Bersih

Page 36: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

17

2) Pengembalian Total Aktiva atau Return On Assets (ROA)

Return on Assets atau ROA berfungsi untuk menganalisis

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total

aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA berfungsi untuk menganalisis

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total

aktiva yang dimiliki perusahaan, setelah disesuaikan dengan biaya-

biaya untuk mendanai aktiva tersebut (Cahyono, Andini, dan Raharjo,

2016). Menurut Arizona (2016), ROA merupakan suatu indikator yang

dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan, yang semakin tinggi

nilai suatu ROA perusahaan, maka akan semakin baik pula performa

perusahaan itu. Dengan mengetahui tingkat rasio yang diperoleh, maka

dapat diketahui apakah perusahaan sudah efisien dalam memanfaatkan

asetnya untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Tingginya

tingkat rasio profitabilitas perusahaan memungkinkan dilakukannya

manajemen pajak yang baik, sehingga menghasilkan beban pajak yang

optimal. Rumus untuk mengukur persentase ROA adalah sebagai

berikut :

Sumber : Sunyoto (2013)

3) Pengembalian Modal Sendiri atau Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang

digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dari investasi pemegang saham diperusahaan

tersebut. Dengan kata lain, ROE menunjukkan seberapa banyak

keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan apabila pemegang

saham menginvestasikan satu rupiah. ROE merupakan indikator

investor untuk menilai efektivitas manajemen perusahaan dalam

menggunakan pembiayaan modal untuk mendanai kegiatan operasi dan

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva

Page 37: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

18

mengembangkan perusahaannya. Adapun rumus untuk mengukur

persentase ROE adalah sebagai berikut :

Sumber : Sunyoto (2013)

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa profitabilitas merupakan cara untuk mengukur

kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aset yang dimiliki

perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini

digunakan salah satu jenis profitabilitas saja yaitu ROA, karena penulis

ingin menganalisis seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan dengan

menggunakan aktiva yang dimiliki.

3. Komisaris Independen

Dalam mewujudkan suatu tata kelola perusahaan yang baik,

diperlukan pengawasan yang efektif oleh pihak-pihak yang berkaitan

dengan pengelolaan perusahaan. Komisaris independen merupakan bagian

terpenting terlaksananya konsep corporate governance. (Meilinda, 2013).

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia atau FCGI (2004)

dalam Meilinda (2013), dewan komisaris merupakan sumber perwujudan

kesuksesan suatu perusahaan sekaligus merupakan pusat pertahanan

karena dewan komisaris bertanggungjawab untuk mengawasi segala

tindakan manajemen termasuk dalam hal manajemen pajak, sedangkan

manajemen bertanggungjawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya

saing perusahaan. Istilah independen pada direksi maupun komisaris

independen menunjukkan bahwa keberadaan mereka adalah sebagai wakil

dari pemegang saham independen (minoritas) yang ada diperusahaan

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva – Hutang Lancar

Page 38: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

19

tersebut, termasuk mewakilkan kepentingan lainnya, misalnya investor

(Effendi, 2016:42).

Komisaris independen menurut Agoes dan Ardana (2014:110)

adalah sebagai berikut:

“Komisaris dan direktur independen merupakan seseorang atau lebih

sebagai pihak pewakil pemegang saham independen (pemegang

saham minoritas) dan pihak yang ditunjuk tidak sedang mewakili

pihak mana pun dan semata-mata berdasarkan latar belakang

pengetahuan, pengalaman, dan keahlian profesional yang

dimilikinya untuk sepenuhnya menjalankan tugas demi

kepentingan perusahaan”.

Sedangkan menurut Fadhilah (2014), komisaris independen

didefinisikan sebagai seseorang yang tidak terafiliasi dengan pemegang

saham pengendali, direksi atau dewan komisaris, serta tidak menjabat

sebagai direktur pada suatu perusahaan yang terkait dengan perusahaan

pemilik.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang

Direksi dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik

mendefinisikan komisaris independen sebagai anggota dari Dewan

Komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik. Menurut

peraturan yan dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia, ketentuan jumlah

komisaris independen yang terdapat dalam suatu perusahaan sekurang-

kurangnya berjumlah tiga puluh persen (30%) dari seluruh jumlah anggota

komisaris. Seseorang atau lebih dapat dikatakan sebagai komisaris

independen apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung

jawab untuk mengendalikan kegiatan perusahaan publik dalam waktu 6

(enam) bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali pada

periode selanjutnya;

b) tidak memiliki saham langsung maupun tidak langsung pada

perusahaan publik tersebut;

Page 39: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

20

c) tidak memiliki hubungan dengan perusahaan publik dan pihak

manajemen perusahaan tersebut;

d) tidak mempunyai hubungan usaha langsung maupun tidak langsung

yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan publik tersebut.

Dengan semakin banyaknya jumlah komisaris independen pada

suatu perusahaan, pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan

akan semakin ketat dan menghasilkan laporan yang objektif, sehingga

kecurangan-kecurangan manajemen dalam memanipulasi laporan

keuangan akan berkurang. Komisaris independen akan memberikan advice

kepada manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan melakukan

penghindaran pajak, apakah masih dalam ketentuan hukum atau tidak.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan

bahwa komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

mempunyai hubungan afiliasi dengan direksi maupun pihak manajemen

perusahaan, yang bertujuan untuk melakukan pengawasan secara efisien

terkait dengan laporan keuangan perusahaan.

4. Komite Audit

Menurut Peraturan No. IX.1.5 dalam lampiran Keputusan Ketua

Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 mengemukakan bahwa:

“Komite audit adalah suatu komite yang dibentuk oleh Dewan

Komisaris suatu perusahaan dalam rangka membantu melaksanakan

tugas dan fungsinya.”

Menurut Tunggal (2013:188), komite audit merupakan keanggotaan

yang bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen

kepada anggota dewan komisaris terhadap laporan ataupun hal-hal yang

disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris.

Page 40: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

21

Tujuan dibentuknya komite audit yaitu untuk menjadi pihak yang

netral antara auditor dan manajemen perusahaan apabila terjadi konflik.

Komite audit telah menjadi komponen umum dalam struktur corporate

governance perusahaan publik. Komite ini berfungsi sebagai pengawasan

internal. BEI mewajibkan semua emiten untuk memiliki komite audit yang

diketuai oleh komisaris independen. Keberadaan komite audit diatur

melalui Surat Edaran Bapepam Nomor SE03/PM/2002 dan Keputusan

Menteri BUMN Nomor KEP- 103/MBU/2002. Berdasarkan peraturan

tersebut, komite audit terdiri dari 2 anggota independen dan 1 ketua yang

berasal dari komisaris independen.

Menurut Putra (2018), komite audit memiliki tiga bidang dalam

tanggung jawabnya, yaitu:

1) Laporan keuangan (financial reporting)

Komite audit memastikan bahwa laporan yang dibuat oleh manajemen

telah memberikan pernyataan sebenarnya tentang kondisi keuangan

perusahaan pada periode tertentu.

2) Tata kelola perusahaan (corporate governance)

Komite audit memastikan bahwa usaha yang dijalankan telah sesuai

dengan peraturan undang-undang yang berlaku dan tidak ilegal, serta

melakukan pengawasan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan.

3) Pengawasan perusahaan (corporate control)

Komite audit bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan

perusahaan termasuk hal-hal yang berpotensi mengandung resiko,

melakukan sistem pengendalian internal serta memonitor hal-hal yang

dilakukan oleh pihak manajemen.

Pembentukan komite audit dalam perusahaan bertujuan untuk

(Subagiastra, Arizona, dan Mahaputra, 2016) :

Page 41: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

22

1) Memastikan laporan keuangan yang dipublikasikan agar tidak

menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku

umum.

2) Memastikan internal kontrolnya memadai.

3) Menindaklanjuti dugaan adanya penyimpangan yang bersifat material

di bidang keuangan.

4) Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komite

audit adalah sekelompok orang yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk

melaksanakan pekerjaan tertentu dan bekerja sama dengan anggota dewan

komisaris. Komite audit bertanggung jawab langsung kepada dewan

komisaris. Fungsi komite audit yaitu sebagai pengawas proses penyusunan

laporan keuangan perusahaan serta melakukan pengawasan internal

perusahaan dengan efektif. Keberadaan komite audit dalam perusahaan

mampu mendukung komisaris independen dalam melakukan monitor

terhadap manajemen perusahaan, serta mempengaruhi kegiatan

penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Selain itu, terbentuknya

komite audit dalam suatu perusahaan, membuat pengendalian terhadap

laporan keuangan akan semakin baik sehingga sangat membantu

manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berdampak

untuk meningkatkan profitabilitas. Keberadaan komite audit juga

berpengaruh terhadap tata kelola perusahaan karena mereka akan

memonitor sejauh mana pelaksanaaan corporate governance berjalan

dalam perusahaan (Tunggal, 2013:219).

5. Ukuran Perusahaan

Definisi ukuran perusahaan menurut Cahyono, Andini, dan Raharjo

(2016) adalah sebagai berikut:

“Ukuran perusahaan digunakan sebagai ukuran skala atau nilai yang

dapat mengklasifikasikan suatu perusahaan termasuk kedalam

kategori besar atau kecil menurut aspek yang dapat dilihat seperti

Page 42: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

23

total aktiva atau total aset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata

tingkat penjualan dan jumlah penjualan bersih.”

Ukuran perusahaan menurut Azka (2019) adalah:

“Ukuran perusahaan dapat menjadi tolak ukur bagi investor untuk

mengetahui seberapa besar dan kecilnya suatu perusahaan yang

diwakili oleh aset, penjualan, ataupun nilai equity”.

Dari definisi-definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

ukuran perusahaan merupakan suatu ukuran besar atau kecilnya sebuah

perusahaan yang dapat dinilai dari total aktiva, penjualan, dan nilai equity-

nya, yang berkaitan dengan kegiatan pengendalian usaha untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Ukuran perusahaan menurut UU No. 20 Tahun 2008 dapat

diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kategori yaitu usaha mikro, usaha

kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Pengertian dari usaha mikro,

usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar menurut UU No. 20 Tahun

2008 Pasal 1 (Satu) adalah sebagai berikut:

1) Usaha mikro, adalah usaha produktif milik perorangan maupun badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana

diatur dalam undang-undang ini.

2) Usaha kecil, merupakan usaha yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, yang

memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang ini.

3) Usaha menengah, adalah usaha yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian dengan usaha

kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Page 43: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

24

4) Usaha besar, adalah usaha yang dilakukan oleh badan usaha dengan

sejumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar

dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau

Swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan

ekonomi di Indonesia.

Adapun kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU No. 20

Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Tabel II.1

Kriteria Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan

Kriteria

Aset (Tidak termasuk

tanah dan bangunan

tempat usaha)

Penjualan Tahunan

Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 Juta

Usaha Kecil >50 Juta-500 Juta >300 juta-2.5 M

Usaha Menengah >10 juta-10 M 2.5 M-50 M

Usaha Besar >10 M >50 M

Sumber : UU No. 20 Tahun 2008

Menurut keputusan ketua BAPEPAM No. IX.C.7 komponen ukuran

perusahaan yang biasa dipakai dalam menentukan tingkat perusahaan

adalah:

1) Tenaga Kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan kontraktor yang

terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu.

2) Tingkat Penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan

pada suatu periode tertentu misalnya satu tahun.

3) Total Utang Ditambah Dengan Nilai Pasar saham Biasa, merupakan

jumlah utang dan nilai pasar saham biasa perusahaan pada suatu atau

suatu tanggal tertentu.

Page 44: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

25

4) Total Aset, merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan

pada saat tertentu.

6. Pajak

a) Definisi Pajak

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan

Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.”

Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2016:1) adalah:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

– undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

timbal balik yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

Menurut Andriani dalam Waluyo (2013:2) sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh wajib pajak menurut peraturan – peraturan, dengan

tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk

dan berguna untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum

untuk penyelenggaraan pemerintah.”

Dari beberapa pengertian pajak yang telah diuraikan di atas, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak adalah iuran wajib

kepada negara yang sifatnya memaksa, dan tidak mendapatkan timbal

balik secara langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran umum sehubungan dengan penyelenggaraan pemerintah.

Menurut Resmi (2019:3), terdapat beberapa fungsi pajak, antara lain:

1. Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya.

Page 45: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

26

2. Fungsi Regulerend

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Pada perkembangannya, fungsi pajak tersebut dapat dikembangan

dan ditambah dua fungsi lagi yaitu fungsi demokrasi dan fungsi

distribusi, yaitu:

1. Fungsi Demokrasi

Suatu fungsi yang merupakan salah satu wujud sistem gotong

royong, termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan demi

keselamatan manusia.

2. Fungsi Distribusi

Suatu fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan

keadilan dalam masyarakat.

Dalam hal pemungutan pajak, diperlukan suatu sistem yang jelas

dan telah ditentukan agar dalam perencanaannya berjalan dengan baik.

Sistem pemungutan pajak merupakan suatu sistem yang digunakan

untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang seharusnya dibayarkan

ke negara. Menurut Resmi (2019:10) sistem pemungutan pajak terbagi

menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Official Assessment System

Suatu sistem pemungutan dimana pemerintah memiliki wewenang

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Adapun

ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada

fiskus

2) Wajib pajak pasif

3) Pajak timbul setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

Page 46: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

27

2. Self Assessment System

Suatu sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak itu sendiri

memiliki wewenang untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang. Adapun ciri-cirinya:

1) Wajib pajak berwewenang untuk menentukan besarnya pajak

terutang pada wajib pajak sendiri.

2) Wajib pajak aktif menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri

pajak yang terutang.

3) Tidak ada campur tangan dari fiskus, tugasnya hanya mengawasi

saja.

3. With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak dimana pihak ketiga (bukan fiskus

ataupun bukan wajib pajak yang bersangkutan) berwenang

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Menurut Resmi (2019:7), jenis-jenis pajak yang dapat dikenakan

dapat digolongkan kedalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Menurut golongannya

Jenis-jenis pajak menurut golongannya terbagi menjadi dua, yaitu

pajak langsung dan pajak tidak langsung.

a) Pajak langsung, adalah beban pajak yang harus ditanggung

sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada

orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu-

waktu tertentu. Contoh: Pajak Penghasilan.

b) Pajak tidak langsung, adalah beban pajak yang dapat dilimpahkan

kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi

jika terdapat suatu kegiatan atau perubahan perbuatan yang

menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan

barang atau jasa. Contoh dari pajak tidak langsung adalah Pajak

Pertambahan Nilai. Terdapat tiga unsur untuk menentukan suatu

Page 47: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

28

pajak termasuk ke dalam golongan pajak langsung atau pajak

tidak langsung dalam arti ekonomis, yaitu :

1) Penanggung jawab pajak, adalah orang yang secara formal

yuridis diharuskan melunasi pajak.

2) Penanggung pajak, adalah orang yang dalam faktanya memikul

terlebih dahulu beban pajaknya.

3) Pemikul pajak, adalah orang yang harus dibebani pajak

menurut undang-undang.

Seseorang dapat digolongkan sebagai pajak langsung jika ketiga

unsur tersebut ditemukan. Sedangkan jika ketiga unsur tersebut

terpisah atau terdapat pada lebih dari satu orang maka pajaknya

disebut pajak tidak langsung.

2. Menurut sifatnya

Menurut sifatnya, jenis pajak dapat dibagi dua yaitu:

a) Pajak Subjektif, adalah jenis pajak yang pertama-tama

memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak (subjeknya),

kemudian selanjutnya diperhatikan keadaan objektifnya sesuai

gaya pikul apakah dapat dikenakan pajak atau tidak.

b) Pajak Objektif, adalah jenis pajak yang pertama-pertama melihat

objeknya baik berupa perbuatan atau peristiwa yang

menyebabkan timbulnya kewajiban pajak, kemudian selanjutnya

diperhatikan subjeknya yang mempunyai hubungan hukum

dengan objek yang telah diketahui.

3. Menurut lembaga pemungutannya

Menurut lembaga pemungutnya, jenis pajak dapat dibagi dua yaitu:

a) Pajak Pusat (Pajak Negara) adalah jenis pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh

Departeman Keuangan Direktorat Jendral Pajak. Hasil dari

pemungutan pajak pusat dikumpulkan dan dimasukan sebagai

Page 48: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

29

bagian dari penerimaan APBN (Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara).

b) Pajak daerah adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah yang dalam pelaksanaanya sehari-hari dilakukan oleh

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah, hasil dari

pemungutan pajak daerah dikumpulkan dan dimasukan sebagai

bagian dari penerimaan APBD (Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah).

b) Bentuk Perlawanan Pajak

1) Tax Avoidance

Perusahaan selalu mencari cara untuk memperkecil jumlah

pembayaran pajak. Hal ini bertolak belakang dengan upaya

pemerintah yang menggencarkan penerimaan pajak dengan cara

memperbaharui peraturan perundang – undangan dalam perpajakan.

Akibatnya, perusahaan melakukan cara yang dapat meringankan

pembayaran pajaknya. Ada dua pilihan yang dapat dilakukan oleh

perusahaan dalam rangka penghematan pajak, yaitu dengan cara

yang legal (tax avoidance) atau dengan cara yang ilegal yaitu

penggelapan pajak (tax evasion). Tax avoidance merujuk pada

rekayasa tax affairs yang masih dalam bingkai ketentuan perpajakan,

sedangkan tax evasion berada di luar peraturan perpajakan (Pohan,

2017:25).

Tax avoidance akan berkaitan dengan istilah tax planning

apabila tujuan dari tax planning tersebut adalah untuk merekayasa

agar beban pajak yang dibayarkan dapat diminimalisir sedemikian

rupa sehingga memaksimalkan penghasilan setelah pajak dengan

tetap memperhatikan peraturan perpajakan yang ada.

Menurut Pohan (2013:14) pengertian tax avoidance adalah

sebagai berikut:

Page 49: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

30

“Tax avoidance merupakan upaya penghindaran pajak yang

dilakukan dengan cara yang legal tanpa bertentangan dengan

peraturan perpajakan yang berlaku, dengan menggunakan

metode dan teknik yang cenderung memanfaatkan kelemahan-

kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang

dan peraturan perpajakan itu sendiri untuk memperkecil

jumlah pajak terhutang.”

Menurut Halim, Bawono, dan Dara (2016:8) dalam buku

Perpajakan mendefinisikan bahwa:

“Tax avoidance adalah perencanaan pajak yang dilakukan secara

legal dengan cara mengecilkan objek pajak menjadi dasar

pengenaan pajak yang masih sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.”

Menurut Mardiasmo (2016), tax avoidance adalah upaya wajib

pajak untuk meringankan beban pajak dengan tetap memperhatikan

peraturan undang-undang perpajakan. Penghindaran pajak

merupakan bentuk perlawanan yang dilakukan melalui berbagai cara

yang masih dilegalkan secara hukum, dengan cara memanfaatkan

celah dan kelemahan peraturan perundang-undangan (Resca, 2019)

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Tax

avoidance adalah tindakan wajib pajak untuk meringankan beban

pajak dengan cara memperkecil jumlah pajak terhutang melalui jalur

yang legal, tanpa melanggar undang-undang perpajakan. Latar

belakang perusahaan dalam melakukan praktik penghindaran pajak

yaitu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu tarif pajak yang

tinggi, peraturan undang-undang yang kurang tepat, hukuman yang

tidak memberikan efek jera bagi pelanggar, dan adanya

ketidakadilan (Halim, Bawono, dan Dara, 2016:8). Pada dasarnya,

tax avoidance dibedakan menjadi dua yaitu penghindaran pajak yang

diperbolehkan (acceptable tax avoidance) dan yang tidak

diperbolehkan (unacceptable tax avoidance).

Secara umum, dalam rangka mengurangi beban pajak, terdapat

bentuk-bentuk perlawanan pajak yang dapat dilakukan. Menurut

Page 50: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

31

Mardiasmo (2016:10), perlawanan terhadap pajak dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a) Perlawanan Pasif

Perlawanan pajak secara pasif berupa hambatan yang

mempersulit pemungutan pajak dan berhubungan dengan

struktur ekonomi negara, perkembangan intelektual dan moral

masyarakat, dan teknik pemungutan pajak itu sendiri.

b) Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif merupakan bentuk perlawanan yang terlihat

pada semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan

kepada pemerintah dengan tujuan untuk menghindari pajak.

Bentuknya berupa tax avoidance (penghindaran pajak) dan tax

evasion (penyeludupan pajak).

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Hoque, et al.

(2011) dalam Resca (2019) diungkapkan beberapa cara perusahaan

melakukan penghindaran pajak, yaitu sebagai berikut:

a) Menampakkan laba dari aktivitas operasional sebagai laba dari

modal sehingga mengurangi laba bersih dan utang pajak

perusahaan tersebut.

b) Mengakui pembelanjaan modal sebagai pembelajaan operasional

sehingga mengurangi laba bersih dan utang pajak perusahaan.

c) Membebankan biaya pribadi sebagai biaya perusahaan sehingga

mengurangi laba bersih.

d) Membebankan penyusutan aset tetap yang berlebihan di bawah

nilai penutupan aset sehingga mengurangi laba kena pajak.

e) Mencatat pembuangan yang berlebihan dari bahan baku dalam

industri manufaktur sehingga mengurangi laba kena pajak.

Tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan dapat diukur

dengan berbagai cara. Hanlon dan Heitzman (2010) dalam Resca

Page 51: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

32

(2019) menyebutkan, bahwa terdapat dua belas cara yang dapat

digunakan dalam mengukur tax avoidance. Pengukuran tersebut

disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel II.2

Tabel Pengukuran Tax Avoidance

No Pengukura

n Cara Perhitungan Keterangan

1 GAAP ETR

Total tax

expense per

dollar of

pre-tax

book

income

2 Current

ETR

Current tax

expense per

dollar of

pre-tax

book

income

3 Cash ETR

Cash taxes

paid per

dollar of

pre-tax

book

income

4 Long-run

cash ETR

Sum of cash

taxes paid

over n years

divided by

Page 52: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

33

the sum of

pre-tax

earnings

over n years

5 ETR

Differential

Statutory ETR - GAAP ETR

The

difference of

between the

statutory

ETR and

firm’s

GAAP ETR

6 DTAX

Error term from the following regression: ETR

differential x Pre-tax book income= a + b x Control

+ e

The

unexplained

portion of

the ETR

diffrential

7 Total BTD Pre-tax book income – ((U.S. CTE + Fgn

CTE)/U.S. STR) – (NOLt – NOLt-1))

The total

difference

between

book and

taxable

income

8 Temporary

BTD Deferred tax expense/U.S.STR

The total

difference

between

book and

taxable

income

9 Abnormal

total BTD Residual from BTD/TAit = βTAit + βmi + eit

A measure

of

Page 53: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

34

unexplained

total book-

tax

differences

10

Unrecognize

d tax

benefits

Disclosed amount post-FIN48

Tax liability

accured for

taxes not yet

paid on

uncertain

positions

11 Tax shelter

activity

Indicator variable for firms accused of engaging in

a tax shelter

Firms

identified

via firm

disclosure,

the press, or

IRS

confidental

data

12 Marginal

tax rate Simulated marginal tax rate

Present

value of

taxes on an

additional

dollar of

income

Sumber: Hanlon dan Heitzman (2010) dalam Resca (2019)

Pengukuran penghindaran pajak dengan CETR (Cash Effective

Tax Rate) baik digunakan karena CETR tidak terpengaruh dengan

adanya perubahan estimasi seperti penyisihan penilaian atau

penghindaran pajak. Selain itu, CETR menggambarkan semua

aktivitas tax avoidance yang mengurangi pembayaan pajak kepada

Page 54: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

35

otoritas perpajakan, karena CETR menunjukkan pajak yang benar-

benar telah dibayar pada periode tersebut. Rumus CETR adalah

sebagai berikut:

Sumber : Winda dan Titik (2017)

Menurut Dyreng, et. al (2010) dalam Winda dan Titik (2017),

tax avoidance yang diproksikan dengan menggunakan CETR ini

mengindikasikan bahwa semakin rendah nilai CETR, maka semakin

tinggi tingkat penghindaran pajak. Nilai standar CETR yang baik

adalah CETR yang bernilai 0 sampai 1. Jika bernilai kurang dari 0,

artinya CETR termasuk ke dalam kategori yang buruk karena artinya

tindakan penghindaran pajaknya tinggi. Sedangkan jika CETR bernilai

lebih dari 1, maka tingkat penghindaran pajaknya kecil sehingga

dikategorikan sangat baik.

2) Tax Evasion

Menurut Halim, Bawono, dan Dara (2016:8), tax evasion

merupakan manipulasi secara ilegal terhadap sistem perpajakan untuk

mengelak dalam pembayaran pajak. Tax evasion mengabaikan

peraturan perundang-undangan perpajakan secara sengaja untuk

menghindari pembayaran pajak, misanya pemalsuan pengembalian

pajak. Dengan kata lain, tax evasion merupakan tindakan

penyeludupan pajak. Salah satu cara yang digunakan wajib pajak

dalam melakukan penyeludupan pajak yaitu dengan cara tidak

menyetorkan pajak yang telah dipungut atau dipotong. Hal ini

merupakan tindakan yang menyimpang dan melanggar ketentuan

undang-undang perpajakan yang berlaku.

CETR = Kas yang dibayarkan untuk pajak

Laba sebelum Pajak

Page 55: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

36

3) Tax Planning

Menurut Pohan (2017:8), Tax Planning merupakan:

“Seperangkat strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan

perusahaan yang bertujuan untuk meminimalkan kewajiban

perpajakan dengan menggunakan cara-cara yang sejalan

dengan peraturan perpajakan (in legal way)”

Tax planning dapat diterapkan ketika wajib pajak hendak

memulai kegiatan usahanya hingga penutupan usaha itu sendiri

(likuidasi) jika benar-benar terjadi. Terdapat perbedaan antara

manajemen perpajakan dengan tax planning. Manajemen perpajakan

merupakan upaya yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi maupun

badan usaha untuk mengelola hal-hal yang berhubungan dengan

perpajakan secara baik, efektif, dan efisien, sehingga dapat

memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan dalam

meningkatkan laba. Sedangkan Tax planning adalah suatu proses

untuk mengorganisir usaha wajib pajak baik orang pribadi maupun

badan usaha dengan sedemikian rupa, dengan cara memanfaatkan

berbagai celah yang masih dalam ketentuan peraturan perpajakan,

agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah yang minimum

(Pohan, 2017:18).

Pelaksanaan tax planning yang baik adalah yang tidak

melanggar ketentuan perpajakan. Rekayasa pajak yang dilakukan

bukanlah merupakan tindakan penyeludupan pajak. Selain itu,

implementasi tax planning dalam perusahaan haruslah masuk akal

secara bisnis (reasonable), artinya harus tetap berpegang pada praktik

perdagangan yang sehat. Pelaksanaan tax planning juga harus

didukung oleh bukti-bukti pendukung yang memadai, misalnya

dokumen-dokumen pembukuan seperti faktur, purchase order, atau

delivery order (Pohan, 2017:21).

Page 56: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

37

4) Tax Haven

Tax haven adalah negara yang menawarkan kepada individual

dan perusahaan asing akan kewajiban pajak minimal di lingkungan

politik dan ekonomi yang stabil, dengan sedikit atau tidak

memberikan informasi keuangan sama sekali kepada pihak otoritas

pajak asing (www.investopedia.com). Tax haven countries dikenal

sebagai tempat berlindung pengemplangan pajak. Implikasi dari

praktik tax haven dilakukan dengan cara pengalihan pajak ke negara

tax haven dan penggerusan pajak di negara sumbernya (Pohan,

2019:290). Contoh negara tax haven di Asia yang terdaftar pada

OECD (Organization for Economic Co-operation and Development)

yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Filipina, Hong Kong,

dan Macau.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi acuan penulis dalam melakukan

penelitian, sehingga penulis memperoleh perbandingan dan dapat

mengembangkan teori-teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang

dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan penelitian dengan

judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Akan tetapi, penulis

mengembangkannya lagi dengan studi kasus pada tahun dan sektor yang

berbeda. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal

terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Page 57: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

38

Tabel II.3

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Jumlah

Sampel

Alat

Analisis

Hasil Penelitian

Maria

Meilinda

(2013)

Pengaruh

Corporate

Governance

Terhadap

Manajemen Pajak

(Studi Empiris

Pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Tahun 2009-2011)

153 Analisis

Regresi

Berganda

Jumlah dewan komisaris,

ukuran perusahaan,

kinerja perusahaan, dan

tingkat hutang

perusahaan

mempengaruhi

manajemen pajak secara

signifikan. Persentase

komisaris independen,

kompensasi dewan

komisaris dan dewan

direksi, dan beda tarif

pajak tidak berpengaruh

signifikan terhadap

manajemen pajak

perusahaan.

Gusti Maya

Sari (2014)

Pengaruh

Corporate

Governance,

Ukuran

Perusahaan,

Kompensasi Rugi

Fiskal dan

Struktur

Kepemilikan

Terhadap Tax

46 Analisis

Regresi

Panel

Komisaris independen

berpengaruh signifikan

negatif terhadap tax

avoidance, komite audit

tidak berpengaruh

signifikan terhadap tax

avoidance, ukuran

perusahaan berpengaruh

signifikan negatif

terhadap tax avoidance,

Page 58: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

39

Avoidance (Studi

Empiris Pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEI

Tahun 2008-2012)

kompensasi rugi fiskal

tidak berpengaruh

signifikan terhadap tax

avoidance.

Deddy

Dyas

Cahyono,

Rita

Andini,

Kharis

Raharjo

(2016)

Pengaruh Komite

Audit,

Kepemilikan

Institusional,

Dewan Komisaris,

Ukuran

Perusahaan

(SIZE), Leverage

(DER) Dan

Profitabilitas

(ROA) Terhadap

Tindakan

Penghindaran

Pajak (Tax

Avoidance) Pada

Perusahaan

Perbankan Yang

Listing BEI

Periode Tahun

2011 – 2013

69 Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Kepemilikan

institusional berpengaruh

signifikan terhadap

penghindaran pajak,

sedangkan komite audit,

dewan komisaris

independen, ukuran

perusahaan, leverage,

dan profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap

penghindaran pajak

Komang

Subagiastra,

I Putu Edy

Arizona,

Pengaruh

Profitabilitas,

Kepemilikan

Keluarga, Dan

120 Analisis

Regresi

Linear

Laba atas aset sebagai

proksi dari profitabilitas

berpengaruh positif

terhadap penghindaran

Page 59: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

40

I Nyoman

Kusuma

Adnyana

Mahaputra

(2016)

Good Corporate

Governance

Terhadap

Penghindaran

Pajak

(Studi Pada

Perusahaan

Manufaktur Di

Bursa Efek

Indonesia)

pajak. Kepemilikan

institusional dan proporsi

dewan komisaris

independen sebagai

proksi dari good

corporate governance

juga menunjukkan

pengaruh positif terhadap

penghindaran pajak.

Mayarisa

Oktamawati

(2017)

Pengaruh Karakter

Eksekutif, Komite

Audit, Ukuran

Perusahaan,

Leverage,

Pertumbuhan

Penjualan, Dan

Profitabilitas

Terhadap Tax

Avoidance

540 Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Karakter eksekutif,

ukuran perusahaan,

leverage, pertumbuhan

penjualan, dan

profitabilitas

berpengaruh terhadap tax

avoidance.

Sedangkan komite audit

tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Mutiah

Munawaroh

dan Shinta

Permata

Sari (2019)

Pengaruh Komite

Audit, Proporsi

Kepemilikan

Institusional,

Profitabilitas Dan

Kompensasi Rugi

Fiskal Terhadap

Penghindaran

Pajak

47 Analisis

Regresi

Berganda

Komite audit dan

kompensasi rugi fiskal

berpengaruh terhadap tax

avoidance, proporsi

kepemilikan institusional

dan profitabilitas tiadk

berpengaruh terhadap tax

avoidance.

Tursia Bella Corporate 87 Analisis Variabel profitabilitas

Page 60: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

41

Novita,

Kartika

Hendra

Titisari,

Suhendro

(2019)

Governance,

Profitabilitas,

Firm Size, Capital

Intensity, dan Tax

Avoidance

Regresi

Data

Panel

dan firm size

berpengaruh negatif

signifikan terhadap tax

avoidance, sedangkan

variabel leverage,

komisaris independen,

dan capital intensity

tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Wardani,

Dyah Ayu

(2019)

Pengaruh Komite

Audit, Leverage,

Return On Assets,

Ukuran

Perusahaan, Dan

Sales Growth

Terhadap

Tax Avoidance

(Studi Empiris

Pada Perusahaan

Manufaktur Yang

Terdaftar Di

Bursa Efek

Indonesia Periode

2014-2016)

167 Analisis

Regresi

Berganda

Komite audit, leverage,

return on assets, ukuran

perusahaan, dan sales

growth berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Sumber: Data diolah, 2019

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Cahyono, Andini, dan Raharjo (2016) yang melakukan

penelitian mengenai tax avoidance. Yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yaitu pada objek penelitian dan tahun penelitian yang

dilakukan, serta beberapa variabel independen yang digunakan. Pada

Page 61: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

42

penelitian sebelumnya objek yang digunakan adalah perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013, sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-

2018. Dalam penelitian sebelumnya digunakan variabel kepemilikan

institusional dan leverage, sedangkan dalam penelitian ini, variabel tersebut

tidak digunakan.

C. Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh antara variabel independen

(Profitabilitas, Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran

Perusahaan) terhadap variabel dependen (Tax Avoidance). Sehingga kerangka

konseptual digambarkan sebagai berikut

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran

Profitabilitas

(X1)

Komisaris Independen

(X2)

Komite Audit

(X3)

Tax Avoidance

(Y)

Variabel Independen:

Variabel Dependen:

Ukuran Perusahaan

(X4)

H1

H3

H2

H5

H4

Page 62: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

43

D. Perumusan Hipotesa

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance

Profitabilitas merupakan cara untuk mengukur kinerja perusahaan

dalam menghasilkan laba melalui aset yang dimiliki perusahaan tersebut

pada suatu peride tertentu. Pada penelitian ini indikator yang digunakan

untuk mengukur persentase profitabilitas adalah Return On Assets (ROA).

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novita dkk (2019),

ditemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tax

avoidance. Sedangkan menurut Munawaroh dan Sari (2019), profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang dapat

diajukan adalah:

H1: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance

2. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance

Komisaris independen mempunyai peranan yang sangat penting

dalam Corporate Governance. Kesuksesan perusahaan terletak pada peran

komisaris independen yang bertanggung jawab, untuk meningkatkan

efisiensi dan daya saing perusahaan. Selain itu, dewan komisaris

ditugaskan untuk menjamin strategi perusahaan dan mewajibkan

terlaksananya akuntabilitas. Semakin besar jumlah komisaris independen

dalam dewan komisaris, maka semakin baik fungsi pengawasan dan

koordinasi dalam perusahaan, untuk mengawasi dan mengontrol tindakan-

tindakan para manajemen perusahaan.

Menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/POJK/.04/2014 tentang direksi dan dewan komisaris emiten atau

perusahaan publik menyatakan bahwa jumlah komisaris independen wajib

kurang lebih 33% dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Apabila

persentase komisaris independen diatas 33%, maka hal ini merupakan satu

indikator bahwa pelaksanaan corporate governance telah berjalan dengan

Page 63: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

44

baik sehingga mampu mengawasi tindakan-tindakan para manajemen

perusahaan yang akan melakukan praktik penghindaran pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) membuktikan bahwa

komisaris independen berpengaruh terhadap tax avoidance. Penelitian

yang dilakukan oleh Subagiastra, Arizona, dan Mahaputra (2016) juga

membuktikan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh

negatif terhadap tax avoidance. Dengan kata lain, semakin besar proporsi

dewan komisaris independen, maka semakin tinggi pengawasan terhadap

manajemen perusahaan dan berakibat semakin rendahnya penghindaran

pajak.

Hasil penelitian lainnya oleh Kurniasih dan Sari (2013) memberikan

hasil yang berbeda, bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini berarti proporsi dewan

komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap tindakan

penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis

yang dapat diajukan adalah:

H2: Komisaris Independen berpengaruh signifikan terhadap Tax

Avoidance

3. Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance

Anggota komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan

komisaris (BAPEPAMLK, 2012). Tanggungjawab komite audit dalam

bidang corporate governance adalah untuk memastikan bahwa perusahaan

telah berjalan sesuai dengan undang – undang dan peraturan yang berlaku,

melaksanakan usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya

secara efektif terhadap kepentingan dan penemuan kecurangan-kecurangan

yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Semakin ketat pengawasan

yang dilakukan oleh komite audit, maka akan menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan kinerja yang efektif (Hanum dan Zulaikha,

Page 64: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

45

2013). Anggota komite audit dengan keahliannya dapat memberikan saran

yang berguna untuk melakukan penghindaran pajak, karena mereka lebih

mengerti celah dalam peraturan perpajakan dan cara yang dapat

menghindari risiko deteksi (Puspita, 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tandean (2015) menyatakan

bahwa keberadaan komite audit memiliki pengaruh terhadap tax

avoidance. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Fadhilah

(2014) bahwa jumlah komite audit berpengaruh signifikan terhadap

aktivitas tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

keberadaan komite audit, maka akan meningkatkan kualitas good

corporate governance, sehingga akan meminimalisir kemungkinan

terjadinya penghindaran pajak.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang belum

memberikan hasil yang konsisten, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H3: Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance

Perusahaan yang memiliki total penjualan bersih yang besar

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap

kemapanan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan

dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif

lama. Sehingga perusahaan yang diklasifikasikan sebagai perusahaan besar

cenderung meminimalkan tindakan pajak agresif karena ketatnya

pengawasan oleh otoritas publik.

Hasil penelitian oleh Wardani (2019) menemukan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh secara positif terhadap tax avoidance. Hasil

penelitian yang sama juga diteliti oleh Puspita dan Febrianti (2017) yang

menyatakan bahwa ukuran perushaan memiliki pengaruh terhadap perilaku

penghindaran pajak pada perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis beberapa peneliti terdahulu, maka

hipotesis yang dapat diajukan adalah:

Page 65: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

46

H4: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Tax

Avoidance

5. Pengaruh Profitabilitas, Komisaris Independen, Komite Audit, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance

Semakin besar jumlah komisaris independen dalam dewan

komisaris, maka semakin baik fungsi pengawasan dan koordinasi dalam

perusahaan, untuk mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan para

direktur eksekutif. Pada perusahaan besar, kemampuan untuk

menghasilkan laba akan semakin besar pula, sehingga semakin tinggi pula

risiko untuk terjadinya penghindaran pajak. Jika laba yang diperoleh cukup

besar pada periode tertentu, maka persentase ROA akan meningkat. Laba

yang besar berarti pembayaran pajak juga ikut membesar, sehingga

perusahaan berupaya untuk memperkecil pembayaran pajak dengan

melakukan praktik tax avoidance.

Dari penjelasan diatas, keempat variabel yang digunakan penulis

dalam penelitian ini diasumsikan membawa pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance. Hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut:

H5: Profitabilitas, Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran

Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.

Page 66: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif, dimana penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka

numerik sebagai alat menganalisis mengenai apa yang akan ditelitiatau

diketahui (Resca, 2019). Metode penelitian kuantitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

menganalisis data pada populasi atau sampel yang telah ditentukan,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan dalam penelitian (Sugiyono, 2017:8).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010)

dalam Desyana (2019) yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah:

“Metode yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis data

dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah

terkumpul sedemikian rupa tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi”

Pada penelitian ini, penulis akan meneliti pengaruh profitabilitas,

komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap tax

avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

Page 67: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

48

B. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian pada penelitian ini adalah laporan

keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai 2018. Sektor

industri barang konsumsi merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan

penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Sektor industri

barang konsumsi sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena meningkatnya

kebutuhan hidup dari tahun ke tahun, selain itu dijadikan sebagai barang

kebutuhan pokok sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, sektor industri barang

konsumsi terbagi menjadi lima subsektor, yaitu subsektor makanan dan

minuman, subsektor pabrik tembakau, subsektor farmasi, subsektor peralatan

rumah tangga, dan subsektor lain-lain.

Berikut ini merupakan data perusahaan yang menjadi sampel penelitian:

1. PT. Akasha Wira International Tbk (ADES)

PT. Akasha Wira International Tbk didirikan dengan nama PT

Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum

dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik

dan perdagangan besar. Kegiatan utama Akasha International adalah

bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam

kemasan (merek Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar

produk-produk kosmetika. Produksi air minum dalam kemasan secara

komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk

kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika

dimulai pada tahun 2012. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan

berlokasi di Jawa Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di

Pulogadung.

2. PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk (ICBP)

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan produsen

jenis makanan dan minuman yang berlokasi di Jakarta, Indonesia.

Page 68: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

49

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono

Salim dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma. Kemudian pada tanggal 5

Februari 1994 menjadi Indofood Sukses Makmur. PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu produsen produk konsumen

bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha yang terbagi

antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi

dan makanan khusus serta minuman. Selain itu, ICBP juga menjalankan

kegiatan usaha kemasan yang memproduksi baik kemasan fleksibel

maupun karton untuk mendukung kegiatan usaha intinya.

3. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

PT. Mayora Indah Tbk didirikan pada tahun 1977 dengan kantor

pusat yang berlokasi di Jakarta Barat. Untuk mendukung produksinya,

hingga saat ini Mayora telah membangun 3 pabrik yang seluruhnya

berlokasi di Tangerang. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan

usaha Perseroan diantaranya adalah dalam bidang industri. Saat ini, PT.

Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang

masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi, yaitu

divisi biskuit, kembang gula, wafer, coklat, kopi, dan makanan kesehatan.

4. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk bergerak di bidang produksi dan

distribusi roti. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1995 sebagai sebuah

perusahaan Penanaman Modal Asing dengan nama PT Nippon Indosari

Corporation yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Pada tahun 1996,

Perusahaan meluncurkan produk komersial pertama dengan merek “Sari

Roti”. Pada tahun 2001, perseroan meningkatkan kapasitas produksi

dengan menambahkan dua lini mesin (roti tawar dan roti manis). Pada

tahun 2003 PT Nippon Indosari Corporation mengubah namanya menjadi

PT Nippon Indosari Corpindo.

Page 69: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

50

5. PT Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk (ULTJ)

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) didirikan

tanggal 2 November 1971. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan Ultrajaya bergerak dalam bidang industri makanan

dan minuman, dan bidang perdagangan. Di bidang minuman Ultrajaya

memproduksi macam-macam jenis minuman seperti susu cair, sari buah,

teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan

teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan

karton aseptik. Di bidang makanan Ultrajaya memproduksi susu kental

manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis.

6. PT Sekar Laut Tbk (SKLT)

Sekar Laut Tbk (SKLT) didirikan 19 Juli 1976. Kantor pusat SKLT

berlokasi di Jakarta, dan kantor cabang berlokasi di Surabaya, serta pabrik

yang berlokasi di Sidoarjo. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan SKLT meliputi bidang industri pembuatan

kerupuk, saos tomat, sambal, bumbu masak dan makan ringan serta

menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Produk-

produknya dipasarkan dengan merek FINNA.

7. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Gudang Garam Tbk (dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap) didirikan

tanggal 26 Juni 1958. Kantor pusat Gudang Garam bertempat di Jawa

Timur, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-

Kartasura, Karanganyar dan Sumenep. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM bergerak di bidang industri

rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Gudang Garam

memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan

nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Merek-merek

Page 70: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

51

rokok GGRM, antara lain: Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam,

Gudang Garam Merah, Gudang Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan

GG Mild.

8. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA)

Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan tanggal 30 April

1976. Kantor pusat DVLA berlokasi di Jakarta, sedangkan pabrik

berlokasi di Bogor. Induk usaha Darya-Varia Laboratoria Tbk adalah Blue

Sphere Singapore Pte Ltd (menguasai 92,13% saham DVLA), merupakan

afiliasi dari United Laboratories Inc, perusahaan farmasi di Filipina.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DVLA

adalah bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa dan

distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia yang berhubungan

dengan farmasi, dan perawatan kesehatan. Kegiatan utama DVLA adalah

menjalankan usaha manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk

farmasi. Merek-merek yang dimiliki oleh Darya-Varia, antara lain: Natur-

E, Enervon-C, Decolgen, Neozep, Cetapain, Paracetamol Infuse, dan

Prodiva.

9. PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA)

Pyridam Farma Tbk (PYFA) didirikan dengan nama PT Pyridam

pada tanggal 27 November 1977. Kantor pusat PYFA terletak di jakarta

Barat dan pabrik berlokasi di Cianjur, Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran

Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PYFA meliputi industri obat-

obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia lainnya, serta

melakukan perdagangan, termasuk impor, ekspor dan antar pulau, dan

bertindak selaku agen, grosir, distributor dan penyalur dari segala macam

barang. Kegiatan usaha Pyridam Farma meliputi produksi dan

pengembangan obat-obatan (farmasi) serta perdagangan alat-alat

kesehatan.

Page 71: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

52

10. PT. Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC)

PT Tempo Scan Pacific Tbk dan entitas anaknya merupakan bagian

dari Tempo Grup yang memulai kegiatan usahanya melalui pendirian PT

PD Tempo pada tanggal 3 November 1953 yang bergerak di bidang

perdagangan produk farmasi. Perseroan dibentuk melalui proses

restrukturisasi pada tahun 1991 dan semula Perseroan bernama PT

Scanchemie yang pada tahun 1970 memulai kegiatan produksi komersial

produk farmasi dalam skala besar. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TSPC bergerak dalam bidang usaha

farmasi. Saat ini, kegiatan usaha TSPC adalah farmasi (obat-obatan),

produk konsumen dan komestika dan distribusi. Produk-produk Tempo

Scan yang telah dikenal masyarakat, diantaranya produk kesehatan

(Bodrex, Hemaviton, NEO rheumacyl, Oskadon, Ipi Vitamin, Brodexin,

Contrex, Contrexyn, Vidoran, Zevit dan Neo Hormoviton), obat resep dan

rumah sakit (Hospira, SciClone, Alif, Ericaf, Timoc, Triptagic dan Trozyn)

serta produk konsumen dan komestika (Marina, My Baby, Total Care,

S.O.S antibakterial, Claudia, Dione Kids, Tamara, Natural Honey dan

Revlon).

11. PT. Kino Indonesia Tbk (KINO)

PT Kino Indonesia Tbk didirikan dengan nama PT Kinocare Era

Kosmetindo pada tanggal 24 Maret 1972. Kantor pusat KINO

berkedudukan di Kota Tangerang. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KINO adalah berusaha dalam bidang

adalah berusaha dalam bidang industri makanan, minuman, obat-obatan

dan kosmetik. Kegiatan usaha utama yang dijalankan saat ini adalah

Industri produk konsumen bermerek yang terintegrasi dengan kegiatan

distribusi meliputi produk pemeliharaan dan perawatan tubuh (dengan

merek utama antara lain: Ellips, Resik-V dan Ovale) , makanan (Kino

Candy, Snackit dan Segar Sari), minuman (Cap Kaki Tiga, Panda dan

Page 72: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

53

Panther) dan farmasi meliputi tiga macam produk balsam dan obat batuk

(Cap Kaki Tiga).

12. PT. Chitose International Tbk (CINT)

Chitose Internasional Tbk didirikan tanggal 15 Juni 1978 dengan

nama PT Chitose Indonesia Manufacturing Limited dan mulai beroperasi

secara komersial mulai tahun 1979. Kantor pusat dan pabrik Chitose

berlokasi di Cimahi, Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CINT adalah bergerak di bidang

perindustrian, perdagangan dan jasa furnitur. Saat ini perusahaan

menjalankan usaha produsen dan distributor produk-produk furnitur yang

meliputi: folding chair; folding chair+memo; hotel, banquet & restaurant;

working & meeting; school education dan hospital items (ranjang rumah

sakit dan perlengkapannya) dengan merek utama "Chitose, Uchida dan

Yamato".

13. PT. Integra Indocabinet Tbk (WOOD)

Integra Indocabinet Tbk (WOOD) didirikan pada tanggal 19 Mei

1989 dengan kantor pusat yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan WOOD

adalah bergerak di bidang pengolahan mebel berbahan dasar kayu dan

produk kayu lainnya, konsesi hutan serta ritel dan distribusi mebel serta

perlengkapan dekorasi rumah. Saat ini, Integra Indocabinet Tbk

memproduksi mebel, pintu dan komponen bangunan berbasis kayu, dan

memiliki 2 konsesi kehutanan seluas 163.425 Ha serta 1 toko ritel dengan

nama Thema Home di Surabaya.

Page 73: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

54

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter.

Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang berupa: faktur, jurnal,

surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan. Data

dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa

yang terlibat dalam suatu kejadian. Data dokumenter dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada situs www.idx.co.id.

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh

langsung dari sumbernya, melainkan diperoleh dari data yang telah ada

sebelumnya.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan

karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh seseorang yang akan

melakukan penelitian, untuk dipelajari dan diteliti sehingga dapat ditarik

kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau

subjek yang sedang diteliti, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat

yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut (Sugiyono 2017, 135).

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan

manufaktur dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai 2018.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang memiliki kriteria

tertentu terhadap objek yang akan diteliti. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan jenis non-probability sampling dengan metode

purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menetapkan

Page 74: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

55

pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (Agung, 2012). Tujuan

penggunaan metode purposive sampling ini adalah agar sampel yang

dipilih memenuhi kriteria yang akan diuji dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini, yang menjadi sampel adalah perusahaan yang memenuhi

kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018;

b. perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember tahun 2016-2018;

c. perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang laba

bersih sebelum pajak dan sesudah pajak tidak mengalami kerugian

selama tahun 2016-2018;

d. perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memiliki

nilai CETR diantara 0 sampai dengan 1;

e. perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memiliki

data yang konsisten atau tidak ada kesenjangan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dimensi waktu dalam penelitian ini adalah cross sectional, yang artinya

penelitian hanya dilakukan satu kali pada waktu tertentu. Data crossection

adalah data hasil observasi entitas yang berbeda dimana variabel tersebut

diukur pada satu titik waktu yang sama (Ghozali, 2018). Penelitian dilakukan

pada bulan September 2019 hingga selesainya penelitian ini. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, serta literatur

pustaka yang dilakukan dengan cara membaca buku, skripsi dan jurnal yang

telah ada sebelumnya, artikel, serta situs internet yang dapat dijadikan

referensi dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini diperoleh dengan

cara mengolah data sekunder yang berkaitan dengan variabel yang diteliti dan

informasi pada laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia tahun

2016 sampai dengan 2018 pada sektor industri barang konsumsi. Data

Page 75: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

56

laporan keuangan diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia

ww.idx.co.id dan web-web perusahaan terkait. Bursa Efek Indonesia (BEI)

dianggap memiliki data-data laporan keuangan yang akurat serta telah

dipublikasi secara lengkap sehingga penulis mudah untuk mengakses data

yang dibutuhkan untuk penelitian ini.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian menurut (Sugiyono, 2015:38)

adalah suatu nilai dari objek yang mempunyai variasi tertentu yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Definisi operasional menjelaskan cara untuk mengukur variabel yang telah

ditetapkan oleh peneliti, dengan menggunakan skala pengukuruan variabel,

sehingga memungkinkan untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara

yang sama atau mengembangkannya dengan lebih baik. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah tax avoidance (penghindaran pajak), sedangkan

variabel independen adalah profitabilitas, komisaris independen, komite

audit, dan ukuran perusahaan. Masing-masing definisi operasional variabel

akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

keberadaannya dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Tax Avoidance

Tax avoidance (penghindaran pajak) adalah tindakan wajib

pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara memperkecil

jumlah pajak terhutang melalui jalur yang legal, tanpa melanggar

undang-undang perpajakan. Skala pengukuran yang digunakan

dalam variabel ini menggunakan skala rasio. Pengukuran yang

digunakan dalam variabel ini yaitu dengan menggunakan CETR

Page 76: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

57

(Cash Effective Tax Rate), dimana semakin rendah nilai CETR maka

semakin tinggi tingkat penghindaran pajak yang dilakukan. Metode

CETR baik digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran

pajak oleh perusahaan karena CETR tidak terpengaruh dengan

adanya perubahan estimasi seperti penyisihan penilaian atau

penghindaran pajak (Resca, 2019). Rumus CETR adalah sebagai

berikut:

Sumber: Winda dan Titik (2017)

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel lain, atau variabel yang menjadi penyebab

terjadinya perubahan pada variabel lainnya. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan cara untuk mengukur kinerja

perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aset yang dimiliki

perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu. Pada penelitian ini,

digunakan Return of Asset (ROA) sebagai pengukuran profitabilitas

perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala rasio. Rasio ROA yang tinggi memiliki arti bahwa

perusahaan memperoleh laba yang besar, artinya tarif pajak yang

diperoleh pun akan lebih besar. Maka dalam hal ini terdapat

kemungkinan perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak

(Mayarisa, 2017). Rumus untuk mengukur variabel profitabilitas

adalah sebagai berikut:

CETR = Kas yang dibayarkan untuk pajak

Laba sebelum pajak

Page 77: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

58

Sumber: Mayarisa Oktamawati (2017)

2) Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang

tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direksi, anggota dewan

komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali. Skala

pengukuran yang digunakan dalam variabel ini yaitu skala rasio.

Adanya komisaris independen dalam suatu perusahaan menunjukan

bahwa semakin banyak jumlah komisaris independen, maka akan

memperkecil tingkat penghindaran pajak yang dilakukan karena

pengawasan yang dilakukan akan semakin ketat (Ida Ayu dan Ketut

Alit, 2016). Rumus untuk mengukur variabel komisaris independen

adalah sebagai berikut:

Sumber: Ida Ayu dan Ketut Alit (2016)

3) Komite Audit

Komite audit merupakan sekelompok orang yang dibentuk

untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya. Komite audit berkedudukan sebagai penengah antara

auditor dengan manajemen perusahaan apabila terjadi perselisihan.

Adanya komite audit di dalam organisasi perusahaan membuat

pengawasan dan pengendalian terhadap manajemen perusahaan

menjadi lebih ketat sehingga dapat meminimalisir terjadinya

penghindaran pajak. Variabel komite audit diukur dengan

menggunakan skala nominal. Indikator yang digunakan untuk

KI = Jumlah anggota komisaris independen

Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

ROA = Laba Bersih

Total Aktiva

Page 78: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

59

mengukur komite audit adalah banyaknya anggota komite audit pada

perusahaan. Rumus untuk mengukur variabel komite audit adalah

sebagai berikut:

Sumber: Mayarisa Oktamawati (2017)

4) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu besar atau kecilnya

sebuah perusahaan yang dapat dinilai dari total aktiva, penjualan,

dan nilai equity-nya. Penelitian ini menggunakan total penjualan

bersih sebagai standar ukuran perusahaan, yang diukur dengan

menggunakan skala ordinal. Skala ordinal merupakan skala yang

mengkategorikan variabel kedalam kelompok, selain itu juga

melakukan ranking terhadap kategori (Ghozali, 2018). Rumus untuk

mengukur variabel ukuran perusahaan adalah sebagai berikut:

Sumber: Ashari Dwi Putranto & Ari Darmawan (2018)

G. Teknik Analisis Data

Tujuan dari menganalisis data yaitu untuk mengolah dan memperoleh

informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut, kemudian

hasilnya digunakan untuk memecahkan suatu masalah (Desyana, 2019).

Masalah tersebut dinyatakan dalam bentuk hipotesis. Penelitian ini

menggunakan metode analisis regresi linear berganda untuk menganalisis

pengaruh tiap variabel independen dan variabel dependen. Pengujian

hipotesis menggunakan program IBM SPSS (Statistical Package for Social

SIZE = Log n(total penjualan bersih)

KA = ∑ Komite Audit

Page 79: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

60

Sciences) versi 25. Adapun pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness atau

kemencengan distribusi (Ghozali, 2018:19). Tujuan dari pengujian statistik

deskriptif adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari data

yang disajikan agar mudah dipahami dan informatif bagi orang yang

membacanya.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji dan mengetahui

kelayakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi

klasik dilakukan sebelum pengujian regresi linear berganda. Hal ini perlu

dilakukan untuk menentukan model regresi yang tepat. Jenis-jenis uji

asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018:161), uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah apabila

variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau

mendekati normal. Pada dasarnya, normalitas dapat dideteksi dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumber dari grafik normal

probability plot. Dasar pengambilan keputusan yang dapat digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Jika titik-titik (data) menyebar disekitar garis diagonal atau

mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya

menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normal.

Page 80: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

61

2. Jika titik-titik (data) menyebar disekitar garis diagonal atau

mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya

menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi

asumsi normal.

Uji lain yang dapat dilakukan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik non-parametik One-Sample Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan

probabilitas (asymtotic Significance) dengan taraf signifikansi 5% atau

0,05, yaitu sebagai berikut:

1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah

normal.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah

tidak normal.

2) Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2018), uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas (independen)

pada model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Yang

dimaksud dengan variabel ortogonal adalah variabel independen yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance lebih

rendah dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF yang lebih besar dari 10.

Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari multikolinieritas

(Ghozali, 2018:107). Adapun dasar pengambilan keputusan tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 81: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

62

1. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, maka dalam hal ini

tidak terjadi multikolinieritas.

2. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dalam hal ini

terjadi multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain dalam model regresi (Ghozali, 2018). Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik merupakan model regresi yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai

prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya

SRESID. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Jika data membentuk pola yang teratur seperti bergelombang,

melebar kemudian menyempit, maka diasumsikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika data membentuk pola yang tidak beraturan dan menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model

regresi linear. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2018:111). Untuk menguji

Page 82: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

63

autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode uji

Durbin-Watson (DW test), dengan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

1. Jika nilai DW terletak diantara batas 0 dan batas bawah (dl), maka

terdapat autokorelasi positif.

2. Jika nilai DW terletak diantara batas bawah (dl) dan batas atas (du),

maka tidak ada keputusan yang diambil.

3. Jika nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan 4 dikurang batas

atas (4-du), artinya tidak ada autokorelasi positif/negatif.

4. Jika nilai DW terletak diantara 4 dikurang batas atas (4-du) dan 4

dikurang batas bawah (4-dl), maka tidak ada keputusan.

5. Jika nilai DW terletak diantara 4 dikurangi batas bawah (4-dl) dan

4, artinya terdapat autokorelasi negatif.

3. Uji Statistik

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau R square (R2) digunakan untuk

menganalisis sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Nilai

koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini yang menggunakan

lebih dari 2 variabel independen, dapat dilihat dari kolom adjusted r

square pada hasil output SPSS versi 25.

2) Analisis Regresi Linear Berganda

Uji analisis regresi linear berganda bertujuan untuk untuk

mengetahui pengaruh secara linear mengenai pengaruh variabel

Page 83: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

64

independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Hipotesis

dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan persamaan analisis

regresi linear berganda, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

secara linear mengenai pengaruh profitabilitas, komisaris

independen, komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap tax

avoidance. Teknik analisis regresi linear berganda ini diuji dengan

tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Adapun model regresi

linear berganda ini dirumuskan sebagai berikut:

CETR = α + β1ROA + β2KI + β3KA + β4SIZE + ε

Keterangan:

CETR : Cash Effective Tax Rate

ROA : Profitabilitas

KI : Komisaris Independen

KA : Komite Audit

SIZE : Ukuran Perusahaan

α : Konstanta

β1-4 : Koefisien regresi untuk setiap variabel independen (X)

ε : Standar error

4. Uji Hipotesis

1) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t atau uji koefisien regresi secara parsial bertujuan

untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen, memiliki pengaruh yang signifikan atau

tidak (Ghozali, 2018). Pengujian hipotesis pada penelitian ini

dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Page 84: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

65

1. Jika nilai Sig < 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel

independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

2. Jika nilai Sig > 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel

independen secara parsial tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F atau ANOVA adalah pengujian terhadap

koefisien regresi secara simultan atau bersamaan (Ghozali, 2018).

Pada penelitian ini, bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh

variabel profitabilitas, komisaris independen, komite audit, dan

ukuran perusahaan terhadap variabel tax avoidance.

Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, dengan

mengolahnya pada program SPSS versi 25 dengan tingkat

signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Pengujian hipotesis pada

penelitian ini dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

1. Jika F hitung < F tabel dan Sig > 0,05 maka H0 diterima,

sehingga seluruh variabel independen secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika F hitung > F tabel dan Sig < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga

seluruh variabel independen secara simultan memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Page 85: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas,

Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax

Avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan

keuangan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan data dari

sektor industri barang konsumsi sebagai populasi. Setelah data terkumpul,

data yang termasuk dalam populasi kemudian diseleksi berdasarkan kriteria-

kriteria pemilihan sampel yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya.

Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, diperoleh 13 perusahaan

yang dapat dijadikan sampel penelitian dengan 3 tahun periode penelitian.

Ringkasan kriteria pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel IV.1 berikut ini:

Page 86: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

67

Tabel IV.1

Proses Pemilihan Sampel

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018 48

2

Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara

lengkap per 31 Desember tahun 2016-2018

(15)

3 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang mengalami kerugian selama tahun 2016-2018 (10)

4 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang memiliki nilai CETR diantara 0 sampai dengan 1 (2)

5

Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang memiliki kesenjangan data atau ketimpangan data

terlalu besar.

(8)

Jumlah Sampel Per Tahun 13

Jumlah Data Observasi Selama Periode Penelitian 39

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Masing-masing variabel penelitian tersebut akan diuji dengan bantuan

program SPSS versi 25. Namun, sebelum data penelitian dianalisis, semua

data harus bisa memenuhi persyaratan uji asumsi klasik, regresi linear

berganda, uji F dan uji t. Pada penelitian ini, terdapat 8 pengamatan data yang

nilainya terlalu ekstrim atau terdapat kesenjangan data, sehingga diperlukan

proses outlier. Menurut Ghozali (2018) data outlier adalah kasus atau data

Page 87: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

68

yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-

observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah

variabel tunggal ataupun variabel kombinasi. Alasan dilakukannya outlier

karena terdapat data dengan nilai yang cukup jauh dengan data lainnya,

sehingga perlu dihilangkan. Deteksi terhadap data outlier dapat diketahui

dalam program SPSS dengan melihatnya pada casewise diagnostic lalu

mencari apakah terdapat data yang memiliki nilai ekstrim, jika ada maka

dapat dihilangkan dengan menghapusnya pada data view. Berikut merupakan

data perusahaan yang telah memenuhi kriteria dan setelah proses outlier:

Tabel IV.2

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan Subsektor

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk Makanan dan Minuman

2 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk Makanan dan Minuman

3 MYOR PT Mayora Indah Tbk Makanan dan Minuman

4 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk Makanan dan Minuman

5 SKLT PT Sekar Laut Tbk Makanan dan Minuman

6 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry and

Trading Company Tbk Makanan dan Minuman

7 GGRM PT Gudang Garam Tbk Rokok dan Tembakau

8 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk Farmasi

9 PYFA PT Pyridam Farma Tbk Farmasi

Page 88: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

69

10 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi

11 KINO PT Kino Indonesia Tbk

Kosmetik dan Barang

Keperluan Rumah

Tangga

12 CINT PT Chitose International Tbk Peralatan Rumah

Tangga

13 WOOD PT Integra Indocabinet Tbk Peralatan Rumah

Tangga

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

1. Profitabilitas

Tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

pada suatu periode tertentu dapat diukur dari rasio profitabilitasnya. Dalam

penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan indikator Return

on Assets (ROA). ROA merupakan salah satu rasio yang menggambarkan

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan

sumber daya yang dimilikinya. ROA diukur dengan cara membandingkan

total laba sebelum pajak dengan total aset perusahaan. Berikut ini

merupakan tabel hasil perhitungan profitabilitas dalam penelitian ini:

Page 89: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

70

Tabel IV.3

Hasil Perhitungan Profitabilitas

No Kode

Tahun

2016 2017 2018

1 ADES 0,07 0,05 0,06

2 ICBP 0,13 0,11 0,14

3 MYOR 0,11 0,11 0,10

4 ROTI 0,10 0,03 0,03

5 SKLT 0,04 0,04 0,04

6 ULTJ 0,17 0,14 0,13

7 GGRM 0,11 0,12 0,11

8 DVLA 0,10 0,10 0,12

9 PYFA 0,03 0,04 0,05

10 TSPC 0,08 0,07 0,07

11 KINO 0,06 0,03 0,04

12 CINT 0,05 0,06 0,03

13 WOOD 0,05 0,04 0,05

Rata-rata per

tahun 0,08 0,07 0,07

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Page 90: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

71

Berdasarkan hasil perhitungan profitabilitas pada tabel IV.3 diatas,

pada tahun 2016 nilai maksimum profitabilitas yang diperoleh adalah

sebesar 0,17 (17%) yang dimiliki oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry and

Trading Company Tbk (ULTJ), sedangkan nilai minimum diperoleh

sebesar 0,03 (3%) yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA).

Nilai rata-rata dari profitabilitas pada tahun 2016 adalah sebesar 0,08

(8%). Adapun pada tahun 2017, nilai maksimum profitabilitas dimiliki

oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk (ULTJ)

dengan nilai sebesar 0,14 (14%), sedangkan nilai minimum dimiliki oleh

PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dan PT. Kino Indonesia Tbk

(KINO). Nilai rata-rata profitabilitas pada tahun 2017 adalah sebesar 0,7

(7%), dalam hal ini artinya nilai rata-rata mengalami penurunan sebesar

0,1 (1%) jika dibandingkan dengan tahun 2016.

Nilai maksimum profitabilitas pada tahun 2018 adalah sebesar 0,14

(14%) yang dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP),

sedangkan nilai minimum profitabilitas di tahun 2018 dimiliki oleh PT.

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dan PT. Chitose International Tbk

(CINT) dengan nilai 0,03 (3%). Nilai rata-rata profitabilitas pada tahun

2018 adalah sebesar 0,07 (7%), hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata

dari tahun 2017 sampai tahun 2018 tidak mengalami perubahan atau stabil.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

profitabilitas pada perusahaan sampel mengalami perubahan yang bersifat

fluktuatif. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan terhadap nilai rata-

rata dari tahun 2016 ke tahun 2017, kemudian tidak mengalami perubahan

dari tahun 2017 ke tahun 2018. Hal ini berarti perolehan laba perusahaan

mengalami penurunan. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan,

maka akan semakin besar tingkat kemungkinan perusahaan dalam

melakukan tindakan penghindaran pajak agar beban pajak yang dibayarkan

tidak terlalu besar.

Page 91: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

72

2. Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris suatu

perusahaan yang tidak mempunyai hubungan relasi dengan direksi,

anggota dewan komisaris lainnya, dan pemegang saham pengendali.

Komisaris independen diukur dengan menggunakan rasio komisaris

independen terhadap total seluruh komisaris dalam perusahaan. Berikut ini

hasil perhitungan dewan komisaris independen:

Tabel IV.4

Hasil Perhitungan Komisaris Independen

No Kode

Tahun

2016 2017 2018

1 ADES 0,33 0,33 0,33

2 ICBP 0,50 0,50 0,50

3 MYOR 0,40 0,40 0,40

4 ROTI 0,33 0,33 0,33

5 SKLT 0,33 0,33 0,33

6 ULTJ 0,33 0,33 0,33

7 GGRM 0,50 0,50 0,50

8 DVLA 0,43 0,43 0,43

9 PYFA 0,50 0,50 0,50

10 TSPC 0,50 0,60 0,60

Page 92: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

73

11 KINO 0,25 0,50 0,50

12 CINT 0,50 0,50 0,50

13 WOOD 0,50 0,50 0,50

Rata-rata per

tahun 0,42 0,44 0,44

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan komisaris independen pada tabel IV.4

di atas, nilai maksimum untuk proporsi komisaris independen pada tahun

2016 dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT.

Gudang Garam Tbk (GGRM), PT. Pyridam Farma (PYFA), PT. Tempo

Scan Pasific Tbk (TSPC), PT. Chitose International Tbk (CINT), dan PT.

Integra Indocabinet Tbk (WOOD) dengan nilai 0,50 (50%), sedangkan

nilai minimum dimiliki oleh PT. Kino Indonesia Tbk (KINO) dari

subsektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga dengan nilai

sebesar 0,25 (25%). Nilai rata-rata proporsi dewan komisaris independen

tahun 2016 adalah sebesar 0,42 (42%), perusahaan yang memiliki nilai di

atas rata-rata yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT.

Gudang Garam Tbk (GGRM), PT. Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA),

PT. Pyridam Farma (PYFA), PT. Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC), PT.

Chitose International Tbk (CINT), dan PT. Integra Indocabinet Tbk

(WOOD).

Nilai tertinggi untuk proporsi dewan komisaris independen tahun

2017 dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC) dengan nilai 0,60

(60%), sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT.Akasha Wira

International Tbk (ADES), PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI),

PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk (ULTJ) dengan nilai 0,33 (33%). Nilai rata-rata proporsi

Page 93: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

74

dewan komisaris independen tahun 2017 adalah 0,44 (44%), perusahaan

yang memiliki nilai di atas rata-rata adalah PT. Indofood CBP Sukses

Makmur (ICBP), PT. Gudang Garam Tbk (GGRM), PT. Pyridam Farma

(PYFA), PT. Kino Indonesia Tbk (KINO), PT. Chitose International Tbk

(CINT), dan PT. Integra Indocabinet Tbk (WOOD).

Tahun 2018 nilai maksimum untuk proporsi dewan komisaris

independen dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC) dengan

nilai 0,60 (60%), sedangkan nilai minimum dimiliki oleh PT.Akasha Wira

International Tbk (ADES), PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI),

PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk (ULTJ) dengan nilai 0,33 (33%). Nilai rata-rata proporsi

dewan komisaris independen tahun 2017 adalah 0,44 (44%), perusahaan

yang memiliki nilai di atas rata-rata adalah PT. Indofood CBP Sukses

Makmur (ICBP), PT. Gudang Garam Tbk (GGRM), PT. Pyridam Farma

(PYFA), PT. Kino Indonesia Tbk (KINO), PT. Chitose International Tbk

(CINT), dan PT. Integra Indocabinet Tbk (WOOD).

Dari penjelasan tersebut, sebagian besar perusahaan memiliki jumlah

dewan komisaris independen yang cukup pada periode 2016-2018,

sehingga dapat disimpulkan bahwa lebih banyak perusahaan yang

memiliki persentase jumlah dewan komisaris yang paling sedikit 33% (tiga

puluh tiga persen) dari jumlah keseluruhan dewan anggota komisaris.

Semakin tinggi persentase dewan komisaris maka semakin tinggi kontrol

terhadap manajemen, artinya semakin rendah kemungkinan penghindaran

pajak yang dilakukan. Namun sebaliknya, apabila semakin kecil proporsi

dewan komisaris independen maka semakin tinggi tingkat penghindaran

pajak.

3. Komite Audit

Komite audit adalah sekelompok orang dalam perusahaan yang

dibentuk untuk membantu tugas anggota dewan komisaris. Selain itu

Page 94: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

75

adanya komite audit membuat kontrol terhadap perusahaan lebih maksimal

sehingga dapat mengurangi tindakan penghindaran pajak. Berikut ini

merupakan hasil perhitungan komite audit:

Tabel IV.5

Hasil Perhitungan Komite Audit

No Kode

Tahun

2016 2017 2018

1 ADES 3,00 3,00 3,00

2 ICBP 3,00 3,00 3,00

3 MYOR 3,00 3,00 3,00

4 ROTI 3,00 3,00 3,00

5 SKLT 0,00 0,00 0,00

6 ULTJ 3,00 3,00 3,00

7 GGRM 3,00 3,00 3,00

8 DVLA 3,00 3,00 3,00

9 PYFA 4,00 4,00 4,00

10 TSPC 3,00 3,00 3,00

11 KINO 3,00 3,00 3,00

12 CINT 3,00 3,00 3,00

13 WOOD 0,00 0,00 0,00

Page 95: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

76

Rata-rata per

tahun 2,83 2,83 2,83

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan komite audit pada tabel IV.5 di atas,

nilai maksimum untuk komite audit pada tahun 2016 adalah sebesar 4,00

yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma (PYFA), sedangkan nilai minimun

pada penelitian ini adalah sebesar 0,00 yang dimiliki oleh PT. Sekar Laut

Tbk (SKLT) dan PT. Integra Indocabinet Tbk (WOOD). Nilai rata-rata

komite audit tahun 2016 adalah sebesar 2,83. Tahun 2017, nilaimaksimum

untuk komite audit dimiliki oleh PT. Pyridam Farma (PYFA) dengan nilai

4,00, sedangkan nilai minimun dimiliki oleh PT. Sekar Laut Tbk (SKLT)

dan PT. Integra Indocabinet Tbk (WOOD) dengan nilai sebesar 0,00. Nilai

rata-rata komite audit tahun 2017 adalah sebesar 2,83.

Tahun 2018, nilai maksimum untuk komite audit dimiliki oleh PT.

Pyridam Farma (PYFA) dengan nilai 4,00, sedangkan nilai minimun

dimiliki oleh PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) dan PT. Integra Indocabinet Tbk

(WOOD) dengan nilai sebesar 0,00. Nilai rata-rata komite audit tahun

2018 adalah sebesar 2,83.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar perusahaan memiliki jumlah komite audit yang cukup pada periode

2016-2018. Jika komite audit melaksanakan fungsinya dengan efektif,

maka akan memperkecil kesempatan perusahaan untuk melakukan praktik

tax avoidance. dalam hal ini diasumsikan bahwa semakin tinggi jumlah

komite audit maka tingkat penghindaran pajak akan menurun.

Page 96: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

77

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan itu

sendiri. Untuk menentukan besar atau kecilnya perusahaan dapat diukur

dari total aset yang dimiliki, total penjualan yang peroleh, ataupun tingkat

modal yang dimilikinya. Pada penelitian ini, indikator yang digunakan

untuk mengukur besar kecilnya perusahaan adalah total penjualan bersih

yang diperoleh. Berikut ini adalah hasil perhitungan ukuran perusahaan

dalam penelitian ini:

Tabel IV.6

Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan

No Kode

Tahun

2016 2017 2018

1 ADES 11,95 11,91 11,91

2 ICBP 13,54 13,55 13,58

3 MYOR 13,26 13,32 13,38

4 ROTI 12,40 12,40 12,44

5 SKLT 11,92 11,96 12,02

6 ULTJ 12,67 12,69 12,74

7 GGRM 13,88 13,92 13,98

8 DVLA 12,16 12,20 12,23

9 PYFA 11,34 11,35 11,40

10 TSPC 12,96 12,98 13,00

Page 97: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

78

11 KINO 12,54 12,50 12,56

12 CINT 11,52 11,57 11,57

13 WOOD 12,12 12,24 12,32

Rata-rata per

tahun 12,48 12,51 12,55

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan ukuran perusahaan pada tabel IV.6

diatas, nilai maksimum untuk ukuran perusahaan pada tahun 2016 adalah

sebesar 13,88 yang dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk (GGRM),

sedangkan nilai minimum dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA)

dengan nilai 11,34. Nilai rata-rata ukuran perusahaan tahun 2016 adalah

sebesar 12,48. Tahun 2017 nilai maksimum ukuran perusahaan sebesar

13,92 dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk (GGRM), sedangkan nilai

minimum sebesar 11,35 yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk

(PYFA). Nilai rata-rata ukuran perusahaan tahun 2017 adalah sebesar

12,51. Nilai maksimum ukuran perusahaan pada tahun 2018 adalah

sebesar 13,98 dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk (GGRM), sedangkan

nilai minimum sebesar 11,40 yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk

(PYFA). Nilai rata-rata ukuran perusahaan tahun 2018 adalah sebesar

12,55.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh

perusahaan memiliki nilai penjualan bersih yang tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari hasil perhitungan ukuran perusahaan menggunakan logaritma

natural total penjualan bersih yang tinggi. Dapat dikatakan bahwa semua

perusahaan yang diteliti termasuk ke dalam golongan ukuran perusahaan

besar. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin besar

laba yang akan diperoleh, hal tersebut dapat diasumsikan bahwa

Page 98: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

79

perusahaan akan melakukan praktik penghindaran pajak untuk

memperkecil jumlah pajak yang harus dibayarakan.

5. Tax Avoidance

Tax avoidance merupakan usaha perusahaan untuk mengurangi atau

meringankan beban pajak yang dibayarkan dengan tidak melanggar

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penelitian ini, tax

avoidance diukur dengan proksi CETR (Cash Effective Tax Rate) dengan

cara membagi kas yang dibayarkan untuk pajak dengan laba bersih

sebelum pajak. Hasil perhitungan tax avoidance disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel IV.7

Hasil Perhitungan Tax Avoidance

No Kode Tahun

Total Rata-rata 2016 2017 2018

1 ADES 0,11 0,12 0,09 0,32 0,11

2 ICBP 0,31 0,36 0,31 0,98 0,33

3 MYOR 0,29 0,27 0,30 0,86 0,29

4 ROTI 0,27 0,26 0,11 0,65 0,22

5 SKLT 0,32 0,30 0,17 0,79 0,26

6 ULTJ 0,27 0,34 0,31 0,92 0,31

7 GGRM 0,27 0,25 0,28 0,80 0,27

8 DVLA 0,19 0,24 0,28 0,71 0,24

9 PYFA 0,32 0,22 0,26 0,80 0,27

10 TSPC 0,65 0,72 0,72 2,10 0,70

11 KINO 0,41 0,39 0,17 0,97 0,32

12 CINT 0,34 0,25 0,46 1,05 0,35

13 WOOD 0,12 0,28 0,27 0,66 0,22

Rata-rata per

tahun 0,30 0,31 0,29 11,61 0,30

Page 99: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

80

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan proksi CETR pada tabel IV.7 diatas,

dapat diperoleh nilai maksimum tax avoidance pada tahun 2016 dimiliki

oleh PT. Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) dengan nilai sebesar 0,65

(65%), sedangkan nilai minimum dimiliki oleh PT. Akasha Wira

International Tbk (ADES) sebesar 0,11 (11%). Nilai rata-rata tax

avoidance pada tahun 2016 diperoleh nilai sebesar 0,30 (30%). Adapun

pada tahun 2017, nilai maksimum tax avoidance dimiliki oleh PT. Tempo

Scan Pacific Tbk (TSPC) dengan nilai sebesar 0,72 (72%), sedangkan nilai

minimum diperoleh sebesar 0,12 (12%) yang dimiliki oleh PT. Akasha

Wira International Tbk (ADES). Nilai rata-rata pada tahun 2017 adalah

sebesar 0,31 (31%), hal ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan rata-rata

sebesar 0,1 (1%) dari tahun 2016 ke tahun 2017.

Tahun 2018 nilai maksimum tax avoidance diperoleh sebesar 0,72

(72%) yang dimiliki PT. Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), sedangkan nilai

minimum diperoleh sebesar 0,09 (9%) yang dimiliki oleh PT. Akasha Wira

International Tbk (ADES). Nilai rata-rata tax avoidance tahun 2018 adalah

sebesar 0,29 (29%), hal ini berarti dari tahun 2017 ke 2018 mengalami

penurunan rata-rata sebesar 0,02 (2%).

Dari penjelasan diatas, tax avoidance mengalami perubahan yang

fluktuatif dari tahun 2016 hingga 2018. Dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar perusahaan sampel memiliki nilai CETR yang tinggi.

Semakin tinggi nilai CETR yang diperoleh, maka akan semakin besar juga

kemungkinan perusahaan melakukan tindakan penghindaran pajak.

B. Analisis Hasil Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Profitabilitas,

Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan sebagai

variabel independen, serta Tax Avoidance sebagai variabel dependen. Berikut

Page 100: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

81

ini merupakan hasil pengujian sampel penelitian yang diolah melalui program

IBM SPSS versi 25 :

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau

deskripsi mengenai data yang disajikan agar lebih mudah dipahami dan

dapat memberikan informasi bagi orang yang membaca. Statistik

deskriptif juga dapat digunakan untuk melihat distribusi data dari sampel

yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif menyajikan

berbagai karakteristik data seperti jumlah (sum), rata-rata (mean), nilai

minimum, nilai maksimum, simpangan baku (standard deviation), varians

(variance), rentang (range), dan sebagainya. Hasil uji statistik deskriptif

untuk variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel IV.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 39 ,03 ,17 ,0765 ,03793

KI 39 ,25 ,60 ,4342 ,08774

KA 39 ,00 4,00 2,6154 1,16111

SIZE 39 11,34 13,98 12,5124 ,74913

CETR 39 ,09 ,72 ,2976 ,14369

Valid N (listwise) 39

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Variabel Independen (X1) yaitu Profitabilitas yang diproksikan

dengan ROA (Return of Assets) menunjukkan nilai terendah (minimum)

sebesar 0,03 sedangkan nilai tertinggi (maksimum) diperoleh dengan nilai

0,17. Nilai rata-rata dari ROA adalah sebesar 0,0765 dengan standar

Page 101: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

82

deviasi sebesar 0,03793. Nilai standar deviasi memiliki nilai yang lebih

kecil dari nilai rata-rata, yaitu 0,03793 < 0,0765, hal ini menunjukkan

bahwa data pada variabel profitabilitas memiliki sebaran data yang baik.

Variabel Independen (X2) yaitu Komisaris Independen yang

diproksikan dengan proporsi dewan komisaris independen menunjukkan

nilai terendah (minimum) sebesar 0,25 dan nilai tertinggi (maksimum)

sebesar 0,60 dengan rata-rata Komisaris Independen sebesar 0,4342,

standar deviasi ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,08774. Nilai standar

deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya yaitu 0,08774 <

0,4342, hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel komisaris

independen memiliki sebaran data yang baik.

Variabel Independen (X3) yaitu Komite Audit yang diproksikan

dengan jumlah komite audit menunjukkan nilai terendah (minimum)

sebesar 0,00 dan nilai tertinggi (minimum) sebesar 4,00, dengan nilai rata-

rata komite audit sebesar 2,6154 dan standar deviasinya sebesar 1,16111.

Nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya

yaitu 1,16111 < 2,6154, hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel

komite audit memiliki sebaran data yang baik.

Variabel Independen (X4) yaitu Ukuran Perusahaan yang

diproksikan dengan SIZE menunjukkan nilai terendah (minimum) adalah

sebesar 11,34, sedangkan nilai tertinggi (maksimum) adalah sebesar 13,98.

Nilai rata-rata dari ukuran perusahaan adalah sebesar 12,5124 dengan

standar deviasi sebesar 0,74913. Dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi

memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai rata-rata, yaitu 0,74913 <

12,5124, hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel ukuran

perusahaan memliki sebaran data yang baik.

Variabel Dependen (Y) yaitu Tax Avoidance yang diproksikan

dengan CETR menunjukkan nilai terendah (minimum) sebesar 0,09

sedangkan nilai tertinggi (maksimum) ditunjukkan dengan nilai sebesar

0,72. Nilai rata-rata dari tax avoidance adalah sebesar 0,2976 dengan

standar deviasi sebesar 0,14369. Dalam hal ini nilai standar deviasi

Page 102: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

83

memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai rata-rata profitabilitas, yaitu

0,14369 < 0,2976, yang berarti data pada variabel tax avoidance memiliki

sebaran data yang baik.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi apakah terjadi

pelanggaran asumsi baik itu normalitas, multikolonieritas,

heteroskedastisitas, ataupun autokorelasi yang menyebabkan persamaan

regresi menjadi tidak layak digunakan dalam penelitian. Berikut hasil

pengujian asumsi klasik pada penelitian ini:

1) Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah data

sampel memiliki distribusi normal atau tidak, dalam model regresi

pada variabel independen dan dependen yang digunakan dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumber dari grafik

normal probability plot. Grafik ini diperlihatkan dengan garis

diagonal dan titik-titik yang mengikuti garis diagonal tersebut. Hasil

uji normalitas disajikan pada tabel dibawah ini:

Page 103: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

84

Gambar IV.1

Hasil Uji Normalitas Grafik P Plot

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Pada grafik normal probability plot diatas, ditunjukkan bahwa

sebaran data error masih ada disekitar garis diagonal. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi tetap memenuhi asumsi

normalitas, atau residu dari model dapat diasumsikan berdistribusi

normal.

Untuk menguji normalitas data juga dapat digunakan Uji One

Sample Kolmogorov-Smirnov test atau statistik non-parametik.

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah residual terdistribusi

secara normal. Data dapat dikatakan normal apabila nilai Asymtotic

Significance melebihi nilai 0,05. Berikut ini disajikan tabel hasil uji

normalitas dengan menggunakan Uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov test:

Page 104: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

85

Tabel IV.9

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 39

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,12439967

Most Extreme Differences Absolute ,122

Positive ,122

Negative -,081

Test Statistic ,122

Asymp. Sig. (2-tailed) ,150c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Pada tabel One Sample Kolmogorov-Smirnov test diatas,

ditunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,150. Angka ini lebih

besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 0,05, hal ini

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

2) Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Ada atau

tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Model regresi yang baik adalah yang terbebas

dari masalah multikolinieritas. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk

menunjukkan bahwa data terbebas dari multikolonieritas adalah nilai

Page 105: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

86

Tolerance sebesar ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Berikut ini

hasil pengujian multikolonieritas yang disajikan pada tabel IV.10 :

Tabel IV.10

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA ,488 2,049

KI ,900 1,112

KA ,874 1,145

SIZE ,516 1,939

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Pada tabel diatas, diketahui nilai VIF untuk variabel profitabilitas

memiliki nilai sebesar 2,049 dengan nilai tolerance sebesar 0,488. Nilai

VIF untuk variabel komisaris independen memiliki nilai sebesar 1,112

dengan tolerance sebesar 0,900. Nilai VIF untuk variabel komite audit

sebesar 1,145 dengan tolerance sebesar 0,874. Sedangkan nilai VIF

untuk variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 1,939 dengan nilai

tolerance sebesar 0,516. Dengan demikian, nilai VIF dari keempat

variabel independen tersebut tidak ada yang lebih besar dari nilai 10 dan

nilai tolerance dari seluruh variabel independen tidak ada yang kurang

dari nilai 0,10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

tejadi multikolinieritas.

Page 106: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

87

3) Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk

menguji apakah terdapat ketidaksamaan antara varians dan residual dari

satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas digunakan grafik Scatterplot, dimana sumbu

X adalah nilai-nilai prediksi ZPRED dengan sumbu Y adalah nilai

SRESID. Hasil uji heteroskedastisitas disajikan dalam gambar berikut

ini:

Gambar IV.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Dari gambar IV.2 diatas, dapat dilihat bahwa data membentuk pola

yang tidak beraturan dan menyebar secara acak baik diatas maupun

dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi

homoskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar

menjauh dari titik-titik lainnya dikarenakan adanya data observasi yang

sangat berbeda dengan data observasi yang lain. Asumsi klasik mengenai

Page 107: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

88

heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi, yaitu terbebas dari

heteroskedastisitas.

4) Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian yang bertujuan untuk

menganalisis apakah ada korelasi terhadap kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)

dalam model regresi linear. Model regresi yang baik adalah regresi yang

terbebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini dideteksi dengan

melakukan uji Durbin Watson (DW test) yaitu jika nilai du ≤ DW ≤ 4-du,

artinya tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi disajikan pada

tabel sebagai berikut:

Tabel IV.11

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,468a ,219 ,124 ,12928 1,933

a. Predictors: (Constant), ROA, KI, KA, SIZE

b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Tabel IV.11 diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson

sebesar 1,933. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai tabel DW

dengan signifikansi 5%. Pada penelitian ini hasil uji dengan jumlah

sampel sebanyak 39 dan jumlah variabel independen (k) adalah 4, maka

diperoleh nilai dU yaitu sebesar 1,7215. Nilai Durbin Watson 1,933 yang

Page 108: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

89

terletak diantara nilai dU dan 4-dU yaitu 1,7215 ≤ 1,933 ≤ 2,2785. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi.

3. Hasil Uji Statistik

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menganalisis sejauh

mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai

R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel

independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Akan tetapi sebaliknya, jika

semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel independen

terbatas dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hasil uji

koefisien determinasi disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel IV.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,468a ,219 ,124 ,12928 1,933

a. Predictors: (Constant), ROA, KI, KA, SIZE

b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Dari tabel IV.12 diatas, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R

Square sebesar 0,124. Nilai tersebut berarti bahwa variabel

independen yaitu profitabilitas, komisaris independen, komite audit,

Page 109: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

90

dan ukuran perusahaan hanya mampu menjelaskan 12,4% terhadap

variabel dependen yaitu tax avoidance, sedangkan sisanya sebesar

87,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Kemampuan variabel independen yaitu profitabilitas,

komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaan dalam

menjelaskan variabel dependen yaitu tax avoidance amat terbatas

karena hanya bernilai 0,124, dimana nilai tersebut mendekati nilai 0.

2) Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian analisis regresi linear berganda bertujuan untuk

untuk menguji pengaruh secara linear mengenai pengaruh komisaris

independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan profitabilitas

terhadap tax avoidance. Dari variabel-variabel tersebut, terbentuk

model persamaan sebagai berikut :

CETR = α + β1ROA + β2KI + β3KA + β4SIZE + ε.

Teknik analisis regresi linear berganda ini diuji dengan tingkat

signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Adapun hasil pengujian analisis

regresi linear berganda disajikan pada tabel berikut ini:

Page 110: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

91

Tabel IV.13

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,509 ,447 -1,139 ,263

ROA -,292 ,805 -,077 -,363 ,719

KI ,679 ,256 ,414 2,647 ,012

KA ,010 ,020 ,084 ,530 ,600

SIZE ,041 ,040 ,211 1,022 ,314

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel IV.13 diatas,

dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

CETR = -0,509 – 0,292 ROA + 0,679 KI + 0,010 KA + 0,041 SIZE + ε

Dari persamaan regresi diatas dapat di interpretasikan sebagai

berikut:

1) Konstanta (α)

Nilai koefisien konstanta ditunjukkan sebesar -0,509, nilai

ini berarti bahwa apabila variabel komisaris independen, komite

audit, ukuran perusahaan, dan profitabilitas bernilai 0, maka

besarnya tax avoidance menurun sebesar 0,509.

2) Profitabilitas (ROA) terhadap tax avoidance

Dari hasil pengujian diatas, nilai koefisien profitabilitas

ditunjukkan dengan nilai sebesar -0,292. Nilai tersebut dapat

diinterpretasikan bahwa apabila profitabilitas mengalami

Page 111: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

92

peningkatan sebesar 1 satuan, maka tax avoidance akan

mengalami penurunan sebesar 0,292. Sedangkan sisanya yaitu -

0,708 dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk

dalam penelitian ini.

3) Komisaris Independen (KI) terhadap tax avoidance

Nilai koefisien komisaris independen pada hasil pengujian

diatas ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,679. Nilai tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa apabila komisaris independen

mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka tax avoidance

akan mengalami peningkatan sebesar 0,679. Sedangkan sisanya

yaitu 0,321 dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak

termasuk dalam penelitian ini.

4) Komite Audit (KA) terhadap tax avoidance

Nilai koefisien komite audit pada hasil pengujian diatas

ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,010. Nilai tersebut dapat

diinterpretasikan bahwa apabila komite audit mengalami

peningkatan sebesar 1 satuan, maka tax avoidance akan

mengalami peningkatan sebesar 0,010. Sedangkan sisanya yaitu

0,990 dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk

dalam penelitian ini.

5) Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap tax avoidance

Dari hasil pengujian diatas, nilai koefisien ukuran

perusahaan ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,041. Nilai

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa apabila ukuran

perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka tax

avoidance akan mengalami peningkatan sebesar 0,041.

Sedangkan sisanya yaitu 0,959 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Page 112: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

93

C. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji koefisien regresi secara parsial ini bertujuan untuk menguji

apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

independen yaitu komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan,

dan profitabilitas terhadap variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu penghindaran pajak (tax avoidance). Berikut ini adalah

hasil pengujian signifikansi parsial:

Tabel IV.14

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,509 ,447 -1,139 ,263

ROA -,292 ,805 -,077 -,363 ,719

KI ,679 ,256 ,414 2,647 ,012

KA ,010 ,020 ,084 ,530 ,600

SIZE ,041 ,040 ,211 1,022 ,314

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung

dengan t tabel dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 25,

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Berdasarkan hasil uji pada

tabel IV.14 diatas, maka dapat ditarik kesimpulan hipotesis sebagai

berikut:

Page 113: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

94

1) Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance

Berdasarkan hasil pengujian parsial, variabel profitabilitas yang

diproksikan dengan ROA memiliki nilai t hitung sebesar -0,363

dimana nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 2,032, sehingga -

0,363 < 2,032 dan nilai signifikansi memiliki nilai 0,719, sehingga

0,719 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Berdasarkan

pada hipotesis yang diajukan, maka H1 ditolak.

2) Pengaruh Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance

Berdasarkan hasil pengujian parsial, variabel komisaris

independen (KI) memiliki nilai t hitung yaitu 2,647 yang lebih besar

dari nilai t tabel adalah 2,032, sehingga nilai 2,647 > 2,032 dan nilai

signifikansi sebesar 0,012 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Komisaris Independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Berdasarkan pada hipotesis yang diajukan, maka H2 diterima.

3) Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance

Berdasarkan hasil pengujian parsial, variabel komite audit (KA)

memiliki nilai t hitung sebesar 0,530 dimana hasil ini lebih kecil dari

nilai t tabel yaitu sebesar 2,032, sehingga 0,530 < 2,032 dan nilai

signifikansi memiliki nilai 0,600 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa Komite Audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax

avoidance. Berdasarkan pada hipotesis yang diajukan, maka H3

ditolak.

4) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance

Berdasarkan hasil pengujian parsial, variabel ukuran perusahaan

(SIZE) memiliki nilai t hitung sebesar 1,022 dimana hasil ini lebih

kecil daripada nilai t tabel yaitu 2,032, sehingga 1,022 < 2,032 dan

nilai signifikansi ditunjukkan dengan nilai 0,314, sehingga 0,314 >

Page 114: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

95

0,05, maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Ukuran

Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Berdasarkan pada hipotesis yang diajukan, maka H4 ditolak.

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F atau ANOVA dilakukan dengan tujuan untuk menguji

signifikansi pengaruh variabel komisaris independen, komite audit, ukuran

perusahaan, dan profitabilitas terhadap variabel tax avoidance secara

bersamaan. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

dengan nilai F tabel, dengan mengolahnya pada program SPSS versi 25

dengan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Berikut ini diperoleh

nilai uji F yang disajikan pada tabel IV.15 dibawah ini:

Tabel IV.15

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,196 4 ,049 2,840 ,039b

Residual ,588 34 ,017

Total ,785 38

a. Dependent Variable: CETR

b. Predictors: (Constant), ROA, KI, KA, SIZE

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Nilai F tabel diperoleh dari hasil perhitungan df1 = k – 1 dan df2 = n

– k, dimana k adalah jumlah seluruh variabel (independen dan dependen)

dan n adalah jumlah sampel perusahaan yang diteliti. Hasil perhitungannya

yaitu df1 = 5 – 1 = 4 dan nilai df2 = 39 – 5 = 34, sehingga diperoleh nilai

F tabel yaitu 2,65. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai F

Page 115: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

96

hitung lebih besar daripada nilai F tabel, sehingga 2,840 > 2,65, dan nilai

Sig 0,039 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu

sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H5 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas, komisaris independen, komite audit, dan

ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh terhadap tax

avoidance yang diproksikan dengan CETR.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance

Variabel Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets

(ROA) ini merupakan salah satu indikator yang mencerminkan performa

keuangan suatu perusahaan sekaligus mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aset yang dimilikinya

selama periode tertentu. Semakin tinggi persentase ROA, maka artinya

semakin besar laba yang diperoleh sehingga performa keuangan

perusahaan semakin baik. Dengan perolehan laba yang tinggi

mengindikasikan bahwa perusahaan akan menerapkan manajemen pajak

untuk meminimalkan jumlah beban pajak, karena perusahaan dengan

profitabilitas tinggi dapat membayar pajak lebih tinggi daripada

perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah (Rahayu, 2019).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dilihat bahwa variabel

profitabilitas dengan variabel tax avoidance memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,719, nilai tersebut jauh lebih besar dari taraf signifikansi yang

telah ditentukan dalam penelitian ini, yaitu 0,05 sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance. Hal ini berarti tinggi atau rendahnya profitabilitas

tidak mempengaruhi praktik tax avoidance yang dilakukan pada

perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya telah

dilakukan oleh Cahyono, Andini, dan Raharjo (2016), Munawaroh dan

Page 116: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

97

Sari (2019), dan Septiani dan Muid (2019) yang menyatakan bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Namun

penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kurniasih dan Sari (2013), Subagiastra, Arizona, dan Mahaputra (2016),

dan Novita, Titisari, dan Suhendro (2019) yang menyatakan bahwa

profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.

2. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance

Pada penelitian ini, jumlah komisaris independen menentukan

pengaruh praktik penghindaran pajak yang dilakukan, karena dengan

adanya jumlah komisaris yang cukup maka perusahaan akan memiliki tata

kelola yang baik (good corporate governance). Selain itu perusahaan akan

memiliki pengawasan yang ketat terhadap manajemen perusahaan

sehingga dapat meminimalisir kecurangan-kecurangan yang dapat

dilakukan oleh perusahaan tersebut, salah satunya adalah penghindaran

pajak. Dengan adanya komisaris independen, manajemen akan lebih

berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Menurut peraturan yang

dikeluarkan oleh BEI, banyaknya jumlah komisaris independen ditentukan

sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris. Jika

semakin banyak jumlah komisaris independen dalam perusahaan, maka

akan semakin kecil kemungkinan perusahaan dalam melakukan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dilihat bahwa variabel

komisaris independen dengan variabel tax avoidance memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,012, nilai tersebut berada dibawah taraf signifikansi

yang telah ditentukan dalam penelitian ini, yaitu 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini dapat diartikan bahwa jumlah

komisaris independen dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi

manajemen perusahaan dalam melakukan tindakan penghindaran pajak.

Page 117: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

98

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Sari (2014), Subagiastra, Arizona, dan Mahaputra (2016),

dan Diantari & Ulupui (2016) yang menyatakan bahwa dewan komisaris

independen yang diukur dengan persentase dewan komisaris independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Namun hasil

penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu

dan Ketut Alit (2016), Irwan dkk (2018), dan Novita dkk (2019) yang

menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

3. Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance

Pada penelitian ini, komite audit diukur dengan banyaknya jumlah

komite audit yang ada pada perusahaan. Adanya komite audit dengan

keahlian dalam bidangnya mampu melakukan pengawasan yang lebih

terhadap manajemen perusahaan, bersama-sama dengan komisaris

independen. Peran komite audit dalam perusahaan akan berpengaruh

terhadap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen, salah satunya

adalah tindakan penghindaran pajak, karena mereka lebih mengerti celah

dalam peraturan perpajakan serta dapat menentukan cara yang dapat

menghindari resiko deteksi (Ningsih dkk, 2019). Berdasarkan ketentuan

BAPEPAMLK, jumlah komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3

(tiga) orang. Semakin banyak jumlah komite audit yang dimiliki

perusahaan, maka akan semakin ketat pengawasan yang dilakukan

terhadap manajemen perusahaan, sehingga meminimalkan tindakan tax

avoidance. Keberadaan komite audit dalam sebuah perusahaan dapat

menciptakan kualitas good corporate governance dan menambah nilai

perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dilihat bahwa variabel

komite audit dengan variabel tax avoidance memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,600, nilai tersebut jauh lebih besar dari taraf signifikansi yang

Page 118: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

99

telah ditentukan dalam penelitian ini, yaitu 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax

avoidance. Dalam hal ini berarti peran komite audit tidak memberikan

pengaruh terhadap tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh

perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Sari (2014), Fitri (2015), dan Oktamawati (2017) yang

menyatakan bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan

penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2014) dan Vivi (2015) yang

menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance

Pada penelitian ini, total penjualan bersih menjadi pengukur variabel

ukuran perusahaan, karena jumlah penjualan yang besar akan menentukan

seberapa besar perusahaan mampu menguasai pasar publik. Seluruh

perusahaan sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang

tergolong ke dalam ukuran perusahaan besar, karena seluruh perusahaan

memiliki total penjualan bersih yang diperoleh sebesar lebih dari Rp

50.000.000.000,-. Ukuran perusahaan yang besar akan mempunyai risiko

yang lebih kecil, karena perusahaan yang berukuran besar dianggap lebih

memiliki akses ke pasar modal (Desyana, 2019). Semakin besar ukuran

perusahaan, semakin besar kemungkinan perusahaan dalam melakukan

tindakan penghindaran pajak.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dilihat bahwa variabel

ukuran perusahaan dengan variabel tax avoidance memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,314, nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi

yang telah ditentukan dalam penelitian ini, yaitu 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini dapat diartikan bahwa tindakan

Page 119: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

100

penghindaran pajak tidak selalu bergantung pada seberapa besarnya

ukuran perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang sebelumnya telah

dilakukan oleh Cahyono, Andini, dan Raharjo (2016), Yudea (2018), dan

Ginting (2019) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Namun penelitian ini

bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewinta dan

Setiawan (2016), Puspita dan Febrianti (2017), dan Wardani (2019) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

Page 120: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menganalisis sejauh mana pengaruh profitabilitas,

komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap tax

avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Penelitian ini

menggunakan 5 variabel yaitu profitabilitas, komisaris independen, komite

audit, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen, dan tax avoidance

sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu

analisis regresi linear berganda dan dalam pengolahan datanya menggunakan

program IBM SPSS versi 25. Data sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebanyak 13 perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan 3 tahun periode

penelitian.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama (H1), variabel profitabilitas yang

diproksikan dengan ROA menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar

dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,719 > 0,05.

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Cahyono dkk

(2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance, sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas

tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Maka H1 dalam

penelitian ini ditolak.

Page 121: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

102

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua (H2), variabel komisaris independen

yang diproksikan dengan KI menunjukkan nilai signifikansi yang lebih

kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan, yaitu 0,012 < 0,05.

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa variabel komisaris independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance, artinya

semakin tinggi jumlah komisaris independen maka akan mempengaruhi

tindakan penghindaran pajak yang akan dilakukan oleh manajemen

perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung pada penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh Subagiastra, Andini, dan Raharjo (2016) yang

menyatakan bahwa dewan komisaris independen yang diukur dengan

persentase dewan komisaris independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tax avoidance, sehingga dapat disimpulkan bahwa

komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Maka H2 dalam penelitian ini diterima.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga (H3), variabel komite audit yang

diproksikan dengan KA menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar

dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan, yaitu 0,600 > 0,05. Hasil

pengujian ini menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Oktamawati (2017)

yang menyatakan bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tax avoidance, sehingga dapat disimpulkan bahwa

komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Maka

H3 dalam penelitian ini ditolak.

4. Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat (H4), variabel ukuran perusahaan

yang diproksikan dengan SIZE menunjukkan nilai signifikansi yang lebih

besar dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,314 >

0,05. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan

tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini

Page 122: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

103

mendukung penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Ginting

(2019) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance. Maka H4 dalam penelitian ini ditolak.

5. Berdasarkan hasil uji hipotesis simultan, ditunjukkan nilai F hitung lebih

besar daripada nilai F tabel, sehingga 2,840 > 2,65, dan nilai Sig 0,039

lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu sebesar

0,05. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa variabel komisaris

independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan profitabilitas secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H5 profitabilitas, komisaris independen, komite audit,

dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

tax avoidance. Maka dalam penelitian ini H5 diterima.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut:

1. Implikasi teoritis

Pada penelitian ini penulis telah menguraikan variabel-variabel yang

digunakan secara detail. Selain itu referensi penulisan skripsi ini diambil

dari berbagai jurnal yang telah ada pada penelitian sebelumnya, akan tetapi

pada penelitian ini terdapat perbedaan-perbedaan dari penelitian yang

dijadikan referensi skripsi ini. Beberapa perbedaannya yaitu rentang waktu

penelitian, jumlah sampel, sektor manufaktur yang digunakan, serta hasil

penelitian hipotesis. Selain itu program pengolahan data yang digunakan

merupakan program versi yang terbaru yaitu SPSS versi 25.

Page 123: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

104

2. Implikasi Manajerial

Bagi manajemen perusahaan sebaiknya mempertimbangkan kembali

apabila ingin melakukan pengurangan jumlah beban pajak, yaitu memilih

cara yang legal serta diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan.

Sehingga tetap tercipta tata kelola perusahaan yang baik serta tidak

mengurangi nilai perusahaan. Hal tersebut sangat penting terutama jika

saham perusahaan dipublikasikan ke seluruh masyarakat. Dengan

demikian akan meningkatkan kredibilitas investor untuk berinvestasi pada

saham yang ditawarkan.

3. Implikasi Metodologi

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Data

yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sampel kemudian diolah

kembali sesuai pengukuran yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hipotesis yang telah diajukan, hipotesis diuji dengan

menggunakan uji signifikansi parsial (uji t) dan uji signifikansi simultan

(uji F atau Anova). Dari hasil pengolahan data yang diuji dengan

menggunakan program SPSS versi 25 ini, penulis telah memperoleh

jawaban atas permasalahan yang dirumuskan, dengan diperkuat oleh teori-

teori yang telah dikemukakan dalam penelitian ini.

C. Saran

Berdasarkan hasi pengujian yang telah dianalisis oleh penulis, adapun

saran-saran yang dapat diberikan bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi pihak Direktorat Jenderal Pajak agar dapat memberikan pengawasan

yang lebih ketat dan rutin dalam melakukan kontrol mengenai kewajiban

perpajakan perusahaan di Indonesia, agar tidak disalahgunakan oleh pihak-

pihak yang tidak bertanggung jawab.

Page 124: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

105

2. Bagi manajemen perusahaan disarankan untuk melakukan praktik

penghindaran pajak yang wajar dan diperkenankan oleh undang-undang

perpajakan. Perusahaan diharapkan untuk membayar kewajiban

perpajakan secara tepat waktu, sesuai dengan tempo waktu yang telah

ditetapkan. Selain itu manajemen perusahaan hendaknya memperhatikan

tata kelola perusahaan sehingga dapat mempertahankan nilai baik yang ada

pada perusahaan itu sendiri.

3. Bagi peneliti selanjutkan disarankan untuk menggunakan sektor non-

manufaktur sebagai objek penelitian, agar dapat menganalisis pengaruh

penghindaran pajak pada lingkup yang berbeda. Peneliti selanjutnya dapat

menggunakan proksi pengukuran lainnya mengenai tax avoidance,

misalnya seperti Effective Tax Rate (ETR). Selain itu peneliti selanjutnya

juga dapat menambah jumlah sampel dan rentang waktu penelitian agar

dapat mengetahui seberapa besar intensitas perusahaan dalam melakukan

praktik penghindaran pajak dalam jangka waktu yang panjang.

Page 125: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Deddy Dyas., Rita A., dan Kharis R.“Pengaruh Komite Audit,

Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (SIZE),

Leverage (DER) Dan Profitabilitas (ROA) Terhadap Tindakan Penghindaran

Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan yang Listing BEI Periode

Tahun 2011 – 2013”, Journal Of Accounting. Maret 2016, hal. 1-10.

http://market.bisnis.com

PMK Nomor 39/PMK.03/2017.

Azka, Rizda Aulia. “Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Profitability Terhadap

Firm Value dengan Tax Avoidance Sebagai Variabel Moderating”, Prosiding

Seminar Nasional Pakar ke-2. 2019, hal. 1-7.

Kurniasih, Tommy dan Maria R.S. “Pengaruh Return Of Assets, Leverage,

Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Kompensasi Rugi Fiskal

Pada Tax Avoidance”, Buletin Studi Ekonomi. 2013, hal. 1-9.

Sari, Gusti Maya. “Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan,

Kompensasi Rugi Fiskal dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tax Avoidance

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun

2008-2012)”, Universitas Negeri Padang. 2014, hal 1-25.

Novita, Tursia Bella., Kartika H., Suhendro. “Corporate Governance,

Profitabilitas, Firm Size, Capital Intensity, dan Tax Avoidance”,Proseding

Seminar Nasional Akuntansi. 2019, hal. 1-13.

Fadhilah, Rahmi. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax

Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI 2009-2011)”, Jurnal Akuntansi. 2014, hal. 1-25.

Page 126: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Oktamawati, Mayarisa. “Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran

Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, Dan Profitabilitas Terhadap

Tax Avoidance”, Jurnal Akuntansi Bisnis. Maret 2017, hal.1-18.

Puspita, Deanna dan Meiriska Febrianti. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penghindaran Pajak Pada Perusahan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”,

Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 2017, hal. 38-46.

Yudea. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan

Leverage Terhadap Tax Avoidance”, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. September

2018, hal. 1-7.

Utari, Ni Kadek Yuliani dan Ni Luh Supadmi. “Pengaruh Corporate Governance,

Profitabilitas Dan Koneksi Politik Pada Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana. 2017, hal. 1-19.

Subagiastra, Komang., I Putu E.A dan I Nyoman Kusuma A.M. “Pengaruh

Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, Dan Good Corporate Governance

Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa

Efek Indonesia)”, Jurnal Ilmiah Akuntansi. Desember 2016, hal. 167-193.

Munawaroh, Mutiah dan Shinta Permata Sari.“Pengaruh Komite Audit, Proporsi

Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Kompensasi Rugi Fiskal

Terhadap Penghindaran Pajak”, Seminar Nasional & Call For Paper Seminar

Bisnis Magister Manajemen. 2019, hal. 1-16.

Resca, Yuliana. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Leverage dan Dewan

Komisaris Independen Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada

Perusahaan Produsen Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2010-2017). Skripsi. Tangerang: Universitas Buddhi

Dharma, 2019.

Ningsih, Winda Fitria dan Titik Mildawati.“Pengaruh Corporate Governance

terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi

XX. 2016, hal. 1-27.

Tunggal, Amin Widjaja. Internal Audit dan Corporate Governance. Jakarta :

Harvarindo, 2013.

Page 127: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Meilinda, Maria. Pengaruh Corporate GovernanceTerhadap Manajemen Pajak

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2009-2011). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro,

2013.

Effendi, Muh Arief. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan

Implementasi. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat, 2016.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014.

Peraturan No. IX.1.5 Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004.

Surat Edaran Bapepam Nomor: SE03/PM/2002.

Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-103/MBU/2002.

Putra, Ardyan Iqbal Ratnandar. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,

Kepemilikan Institusional, Dan Komite Audit Terhadap Tindakan Tax

Avoidance. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2018.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.

Sunyoto, Danang. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis: Teori dan Kasus.

Yogyakarta : CAPS (Center of Academic Publishing Service), 2013.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Mardiasmo. Perpajakan. Edisi 2016. Yogyakarta: ANDI, 2016.

Page 128: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Resmi, Siti. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 11 Buku 1. Jakarta: Salemba

Empat, 2019.

Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono, dan Amin Dara. Perpajakan: Konsep,

Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2016.

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba

Empat, 2014.

Pohan, Chairil Anwar. Manajemen Perpajakan, Strategi Perencanaan Pajak dan

Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Pohan, Chairil Anwar. Manajemen Perpajakan, Strategi Perencanaan Pajak dan

Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017.

https://www.investopedia.com

Wardani, Dyah Ayu. “Pengaruh Komite Audit, Leverage, Return On Assets,

Ukuran Perusahaan Dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2014-

2016)”, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2019, hal. 1-20.

Desyana, Cindy. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan

Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan

Manufaktur Sub Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2013-2017. Skripsi. Tangerang : Universitas Buddhi Dharma, 2019.

Tandean, Vivi Adeyani. “Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Tax Avoidance”, Prosiding Seminar Nasional Multi

Disiplin Ilmu & Call For Papers UNISBANK (SENDI_U). 2015, hal. 1-10.

Sugiyono. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development/R&D). Bandung: CV Alfabeta, 2017.

Page 129: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Agung, Putu Anak Agung. Metodologi Penelitian Bisnis. Malang: Universitas

Brawijaya Press (UB Press), 2012.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.

Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2018.

Prasetyo, Irwan dan Bambang Agus Pramuka. “Pengaruh Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan Proporsi Dewan Komisaris

Independen Terhadap Tax Avoidance”, Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan

Akuntansi (JEBA). 2018, hal. 1-15.

Asri, Ida Ayu Trisna Yudi, dan Ketut Alit Suardana. “Pengaruh Proporsi

Komisaris Independen, Komite Audit, Preferensi Risiko Eksekutif dan

Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak”, E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana. 2016, hal. 72-100.

Dewinta, Ida Ayu Rosa dan Putu Setiawan. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur

Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Tax Avoidance”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2016, hal. 1-30.

Ginting, Christine E.S. “Pengaruh Return On Assets, Leverage dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-

2017)”, Undergraduate Thesis, Universitas Kristen Maranatha, 2019.

Rahayu, Puput. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Sales Growth, dan Capital

Intensity Terhadap Penghindaran Pajak”, STIE Perbanas Surabaya. 2019, hal

1-12.

Diantari, Putu Rista dan IGK Agung Ulupui. “Pengaruh Komite Audit, Proporsi

Komisaris Independen, Dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax

Avoidance”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Juli2016, hal. 1-31.

Damayanti, Fitri dan Tridahus Susanto. “Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit,

Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan, dan Return Of Assets Terhadap

Tax Avoidance”, Jurnal Bisnis dan Manajemen. Oktober 2015, hal. 1-20.

Page 130: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Septiani, Ayu dan Dul Muid. “Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Corporate Governance, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Tax

Avoidance”, Diponegoro Journal Of Accounting. 2019, hal.1-9.

www.idx.co.id

www.kompas.com

www.klikpajak.id

https://www.edusaham.com

Page 131: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Kelin Omega

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 20 Februari 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Buddha

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Vila Tomang Baru Blok D2 No. 1, RT 002/012,

Kel. Gelam Jaya, Kec. Pasar Kemis - Tangerang

Nomor Telepon : 08970187041 / 087888018471

Email : [email protected]

IPK : 3,73

Riwayat Pendidikan

SD : SD Joy

SMP : SMP Strada Santa Maria 2

SMK : SMK Strada Daan Mogot

Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma

Riwayat Pekerjaan

2016 – 2018 : PT. Mega Mustika Gemilang

2018 : PT. Lancar Makmur Mandiri

2019 – sekarang : PT. Indorack Multikreasi

Page 132: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 133: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Lampiran I

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

No Kode Nama Perusahaan Subsektor

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk Makanan dan Minuman

2 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk Makanan dan Minuman

3 MYOR PT Mayora Indah Tbk Makanan dan Minuman

4 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk Makanan dan Minuman

5 SKLT PT Sekar Laut Tbk Makanan dan Minuman

6 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry and

Trading Company Tbk Makanan dan Minuman

7 GGRM PT Gudang Garam Tbk Rokok dan Tembakau

8 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk Farmasi

9 PYFA PT Pyridam Farma Tbk Farmasi

10 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi

11 KINO PT Kino Indonesia Tbk Kosmetik dan Barang

Keperluan Rumah Tangga

12 CINT PT Chitose International Tbk Peralatan Rumah Tangga

13 WOOD PT Integra Indocabinet Tbk Peralatan Rumah Tangga

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Page 134: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Lampiran II

DAFTAR PERHITUNGAN PROFITABILITAS

Kode

Perusahaan Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA

ADES

2016

55.951.000.000,00

767.479.000.000,00 0,07290232

2017

38.242.000.000,00

840.236.000.000,00 0,045513403

2018

52.958.000.000,00

881.275.000.000,00 0,06009248

ICBP

2016

3.631.301.000.000,00

28.901.948.000.000,00 0,125642085

2017

3.543.173.000.000,00

31.619.514.000.000,00 0,112056529

2018

4.658.781.000.000,00

34.367.153.000.000,00 0,135559119

MYOR

2016

1.388.676.127.665,00

12.922.421.859.142,00 0,107462529

2017

1.630.953.830.893,00

14.915.849.800.251,00 0,109343675

2018

1.760.434.280.304,00

17.591.706.426.634,00 0,100071831

ROTI

2016

279.777.368.831,00

2.919.640.858.718,00 0,095825953

2017

135.364.021.139,00

4.559.573.709.411,00 0,029687868

2018

127.171.436.363,00

4.393.810.380.883,00 0,028943315

SKLT

2016

20.646.121.074,00

568.239.939.951,00 0,036333456

2017

22.970.715.348,00

636.284.210.210,00 0,036101344

2018

31.954.131.252,00

747.293.725.435,00 0,042759801

ULTJ

2016

709.825.635.742,00

4.239.199.641.365,00 0,167443314

2017

711.681.000.000,00

5.186.940.000.000,00 0,13720633

2018

701.607.000.000,00

5.555.871.000.000,00 0,12628209

Page 135: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

GGRM

2016

6.672.682.000.000,00

62.951.634.000.000,00 0,105996963

2017

7.755.347.000.000,00

66.759.930.000.000,00 0,116167692

2018

7.793.068.000.000,00

69.097.219.000.000,00 0,112784105

DVLA

2016

152.083.400.000,00

1.531.365.558.000,00 0,099312277

2017

162.249.293.000,00

1.640.886.147.000,00 0,098879068

2018

200.651.968.000,00

1.682.821.739.000,00 0,119235427

PYFA

2016

5.146.317.041,00

167.062.795.608,00 0,030804686

2017

7.127.402.168,00

159.563.931.041,00 0,044668003

2018

8.447.447.988,00

187.057.163.854,00 0,045159714

TSPC

2016

545.493.536.262,00

6.585.807.349.438,00 0,082828651

2017

557.339.581.996,00

7.434.900.309.021,00 0,074962617

2018

540.378.145.887,00

7.869.975.060.326,00 0,06866326

KINO

2016

181.110.153.810,00

3.284.504.424.358,00 0,055140785

2017

109.696.001.798,00

3.237.595.219.274,00 0,033881938

2018

150.116.045.042,00

3.592.164.205.408,00 0,041789862

CINT

2016

20.619.309.858,00

399.336.626.636,00 0,051633906

2017

29.648.261.092,00

476.577.841.605,00 0,062210742

2018

13.554.152.161,00

491.382.035.136,00 0,027583736

WOOD

2016

141.081.224.018,00

3.081.874.210.495,00 0,045777736

2017

171.431.807.795,00

3.843.002.133.341,00 0,044608825

2018

242.010.106.249,00

4.588.497.407.410,00 0,052742779

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Page 136: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Lampiran III

DAFTAR PERHITUNGAN KOMISARIS INDEPENDEN

Kode

Perusahaan Tahun

Jumlah

Komisaris

Independen

Jumlah

Seluruh

Komisaris

KI

ADES

2016 1 3 0.333333333

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

ICBP

2016 3 6 0.5

2017 3 6 0.5

2018 3 6 0.5

MYOR

2016 2 5 0.4

2017 2 5 0.4

2018 2 5 0.4

ROTI

2016 1 3 0.333333333

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

SKLT

2016 1 3 0.333333333

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

ULTJ

2016 1 3 0.333333333

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

GGRM

2016 2 4 0.5

2017 2 4 0.5

2018 2 4 0.5

DVLA

2016 3 7 0.428571429

2017 3 7 0.428571429

2018 3 7 0.428571429

PYFA 2016 2 4 0.5

2017 2 4 0.5

Page 137: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

2018 2 4 0.5

TSPC

2016 3 6 0.5

2017 3 5 0.6

2018 3 5 0.6

KINO

2016 2 4 0.25

2017 2 4 0.5

2018 2 4 0.5

CINT

2016 1 2 0.5

2017 1 2 0.5

2018 1 2 0.5

WOOD

2016 2 4 0.5

2017 2 4 0.5

2018 2 4 0.5

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Page 138: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Lampiran IV

DAFTAR PERHITUNGAN KOMITE AUDIT

Kode

Perusahaan Tahun

Jumlah

Komite

Audit

ADES

2016 3

2017 3

2018 3

ICBP

2016 3

2017 3

2018 3

MYOR

2016 3

2017 3

2018 3

ROTI

2016 3

2017 3

2018 3

SKLT

2016 0

2017 0

2018 0

ULTJ

2016 3

2017 3

2018 3

GGRM

2016 3

2017 3

2018 3

DVLA

2016 3

2017 3

2018 3

PYFA 2016 4

2017 4

Page 139: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

2018 4

TSPC

2016 3

2017 3

2018 3

KINO

2016 3

2017 3

2018 3

CINT

2016 3

2017 3

2018 3

WOOD

2016 0

2017 0

2018 0

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Page 140: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Lampiran V

DAFTAR PERHITUNGAN UKURAN PERUSAHAAN

Kode

Perusahaan Tahun

Total Penjualan

Bersih SIZE

ADES

2016

887.663.000.000,00 11,94824812

2017

814.490.000.000,00 11,91088576

2018

804.302.000.000,00 11,90541915

ICBP

2016

34.466.069.000.000,00 13,53739175

2017

35.606.593.000.000,00 13,55153042

2018

38.413.407.000.000,00 13,58448283

MYOR

2016

18.349.959.898.358,00 13,26363512

2017

20.816.673.946.473,00 13,31841134

2018

24.060.802.395.725,00 13,38131011

ROTI

2016

2.521.920.968.213,00 12,40173147

2017

2.491.100.179.560,00 12,39639119

2018

2.766.545.866.684,00 12,44193787

SKLT

2016

833.850.372.883,00 11,92108813

2017

914.188.759.779,00 11,96103588

2018

1.045.029.834.378,00 12,01912869

ULTJ

2016

4.685.987.917.355,00 12,67080116

2017

4.879.559.000.000,00 12,68838057

2018

5.472.882.000.000,00 12,73821608

Page 141: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

GGRM

2016

76.274.147.000.000,00 13,88237736

2017

83.305.925.000.000,00 13,92067589

2018

95.707.663.000.000,00 13,98094671

DVLA

2016

1.451.356.680.000,00 12,16177416

2017

1.575.647.308.000,00 12,19745901

2018

1.699.657.296.000,00 12,23036136

PYFA

2016

216.951.583.953,00 11,33636283

2017

223.002.490.278,00 11,34830971

2018

250.445.853.364,00 11,39871385

TSPC

2016

9.138.238.993.842,00 12,96086251

2017

9.565.462.045.199,00 12,98070595

2018

10.088.118.830.780,00 13,00381019

KINO

2016

3.493.028.761.680,00 12,54320216

2017

3.160.637.269.263,00 12,49977466

2018

3.611.694.059.699,00 12,55771095

CINT

2016

327.426.146.630,00 11,51511336

2017

373.955.852.243,00 11,57282033

2018

370.390.736.433,00 11,56866012

WOOD

2016

1.323.388.979.039,00 12,12168751

2017

1.734.702.205.527,00 12,23922493

2018

2.101.477.235.890,00 12,32252469

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Page 142: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Lampiran VI

DAFTAR PERHITUNGAN TAX AVOIDANCE

Kode

Perusahaan Tahun

Kas untuk

pembayaran pajak

Laba bersih sebelum

pajak CETR

ADES

2016

6.874.000.000,00

61.636.000.000,00 0,111525732

2017

6.344.000.000,00

51.095.000.000,00 0,124160877

2018

6.113.000.000,00

70.060.000.000,00 0,087253782

ICBP

2016

1.530.642.000.000,00

4.989.254.000.000,00 0,306787748

2017

1.862.383.000.000,00

5.206.561.000.000,00 0,357699257

2018

2.005.525.000.000,00

6.446.785.000.000,00 0,311089171

MYOR

2016

535.595.541.066,00

1.845.683.269.238,00 0,290188219

2017

588.507.286.754,00

2.186.884.603.474,00 0,269107609

2018

724.353.877.022,00

2.381.942.198.855,00 0,304102206

ROTI

2016

101.019.619.984,00

369.416.841.698,00 0,273456996

2017

49.102.534.677,00

186.147.334.530,00 0,263783174

2018

20.320.139.824,00

186.936.324.915,00 0,108700863

SKLT

2016

8.026.883.297,00

25.166.206.536,00 0,318954837

2017

8.237.550.980,00

27.370.565.356,00 0,300963859

2018

6.739.406.776,00

39.567.679.343,00 0,170326056

ULTJ

2016

253.029.785.147,00

932.482.782.652,00 0,271350624

2017

347.000.000.000,00

1.026.231.000.000,00 0,338130499

2018

291.922.000.000,00

949.018.000.000,00 0,307604281

Page 143: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

GGRM

2016

2.405.902.000.000,00

8.931.136.000.000,00 0,269383648

2017

2.638.900.000.000,00

10.436.512.000.000,00 0,252852677

2018

2.897.496.000.000,00

10.479.242.000.000,00 0,276498625

DVLA

2016

40.763.252.000,00

214.417.056.000,00 0,190111984

2017

53.649.116.000,00

226.147.921.000,00 0,237230198

2018

76.348.303.000,00

272.843.904.000,00 0,279824111

PYFA

2016

2.274.563.489,00

7.053.407.169,00 0,32247727

2017

2.094.731.164,00

9.599.280.773,00 0,218217512

2018

2.961.618.997,00

11.317.263.776,00 0,261690375

TSPC

2016

466.394.302.993,00

718.958.200.369,00 0,64870851

2017

538.603.804.385,00

744.090.262.873,00 0,723842027

2018

526.447.491.388,00

727.700.178.905,00 0,723440102

KINO

2016

89.613.261.669,00

219.312.978.691,00 0,408609022

2017

54.442.838.200,00

140.964.951.060,00 0,386215423

2018

34.557.803.047,00

200.385.373.873,00 0,172456714

CINT

2016

9.704.163.694,00

28.172.913.292,00 0,344450132

2017

9.531.314.784,00

38.318.872.398,00 0,248736828

2018

10.193.052.028,00

22.090.078.956,00 0,461431218

WOOD

2016

22.814.825.939,00

195.081.224.522,00 0,116950393

2017

64.586.558.811,00

233.877.590.428,00 0,276155397

2018

88.236.564.069,00

324.612.407.710,00 0,271821292

Sumber : BEI, data yang diolah, 2019

Page 144: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Lampiran VII

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 39 ,03 ,17 ,0765 ,03793

KI 39 ,25 ,60 ,4342 ,08774

KA 39 ,00 4,00 2,6154 1,16111

SIZE 39 11,34 13,98 12,5124 ,74913

CETR 39 ,09 ,72 ,2976 ,14369

Valid N (listwise) 39

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Hasil Uji Normalitas Grafik P Plot

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Page 145: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Grafik Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 39

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,12439967

Most Extreme Differences Absolute ,122

Positive ,122

Negative -,081

Test Statistic ,122

Asymp. Sig. (2-tailed) ,150c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA ,488 2,049

KI ,900 1,112

KA ,874 1,145

SIZE ,516 1,939

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Page 146: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,468a ,219 ,124 ,12928 1,933

a. Predictors: (Constant), ROA, KI, KA, SIZE

b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Page 147: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,468a ,219 ,124 ,12928 1,933

a. Predictors: (Constant), ROA, KI, KA, SIZE

b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,509 ,447 -1,139 ,263

ROA -,292 ,805 -,077 -,363 ,719

KI ,679 ,256 ,414 2,647 ,012

KA ,010 ,020 ,084 ,530 ,600

SIZE ,041 ,040 ,211 1,022 ,314

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Page 148: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,509 ,447

-1,139 ,263

ROA -,292 ,805 -,077 -,363 ,719

KI ,679 ,256 ,414 2,647 ,012

KA ,010 ,020 ,084 ,530 ,600

SIZE ,041 ,040 ,211 1,022 ,314

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,196 4 ,049 2,840 ,039b

Residual ,588 34 ,017

Total ,785 38

a. Dependent Variable: CETR

b. Predictors: (Constant), ROA, KI, KA, SIZE

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 25

Page 149: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Direproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com) dari: http://www.standford.edu Page

Tabel Durbin-

k=1 k=2 k=3 k=4 k=5

n dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU

6 0.6102 1.4002

7 0.6996 1.3564 0.4672 1.8964

8 0.7629 1.3324 0.5591 1.7771 0.3674 2.2866

9 0.8243 1.3199 0.6291 1.6993 0.4548 2.1282 0.2957 2.5881

10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217

11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446

12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061

13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897

14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959

15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198

16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567

17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041

18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600

19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226

20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908

21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635

22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400

23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196

24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018

25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863

26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727

27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608

28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502

29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409

30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326

31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252

32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187

33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128

34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076

35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029

36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987

37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950

38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916

39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886

40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859

41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835

42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202 1.2546 1.7814

43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200 1.2660 1.7794

44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200 1.2769 1.7777

45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762

46 1.4814 1.5700 1.4368 1.6176 1.3912 1.6677 1.3448 1.7201 1.2976 1.7748

47 1.4872 1.5739 1.4435 1.6204 1.3989 1.6692 1.3535 1.7203 1.3073 1.7736

48 1.4928 1.5776 1.4500 1.6231 1.4064 1.6708 1.3619 1.7206 1.3167 1.7725

49 1.4982 1.5813 1.4564 1.6257 1.4136 1.6723 1.3701 1.7210 1.3258 1.7716

50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214 1.3346 1.7708

51 1.5086 1.5884 1.4684 1.6309 1.4273 1.6754 1.3855 1.7218 1.3431 1.7701

52 1.5135 1.5917 1.4741 1.6334 1.4339 1.6769 1.3929 1.7223 1.3512 1.7694

53 1.5183 1.5951 1.4797 1.6359 1.4402 1.6785 1.4000 1.7228 1.3592 1.7689

54 1.5230 1.5983 1.4851 1.6383 1.4464 1.6800 1.4069 1.7234 1.3669 1.7684

55 1.5276 1.6014 1.4903 1.6406 1.4523 1.6815 1.4136 1.7240 1.3743 1.7681

56 1.5320 1.6045 1.4954 1.6430 1.4581 1.6830 1.4201 1.7246 1.3815 1.7678

57 1.5363 1.6075 1.5004 1.6452 1.4637 1.6845 1.4264 1.7253 1.3885 1.7675

58 1.5405 1.6105 1.5052 1.6475 1.4692 1.6860 1.4325 1.7259 1.3953 1.7673

59 1.5446 1.6134 1.5099 1.6497 1.4745 1.6875 1.4385 1.7266 1.4019 1.7672

60 1.5485 1.6162 1.5144 1.6518 1.4797 1.6889 1.4443 1.7274 1.4083 1.7671

61 1.5524 1.6189 1.5189 1.6540 1.4847 1.6904 1.4499 1.7281 1.4146 1.7671

62 1.5562 1.6216 1.5232 1.6561 1.4896 1.6918 1.4554 1.7288 1.4206 1.7671

63 1.5599 1.6243 1.5274 1.6581 1.4943 1.6932 1.4607 1.7296 1.4265 1.7671

64 1.5635 1.6268 1.5315 1.6601 1.4990 1.6946 1.4659 1.7303 1.4322 1.7672

65 1.5670 1.6294 1.5355 1.6621 1.5035 1.6960 1.4709 1.7311 1.4378 1.7673

66 1.5704 1.6318 1.5395 1.6640 1.5079 1.6974 1.4758 1.7319 1.4433 1.7675

67 1.5738 1.6343 1.5433 1.6660 1.5122 1.6988 1.4806 1.7327 1.4486 1.7676

68 1.5771 1.6367 1.5470 1.6678 1.5164 1.7001 1.4853 1.7335 1.4537 1.7678

69 1.5803 1.6390 1.5507 1.6697 1.5205 1.7015 1.4899 1.7343 1.4588 1.7680

70 1.5834 1.6413 1.5542 1.6715 1.5245 1.7028 1.4943 1.7351 1.4637 1.7683

Page 150: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05

df untuk penyebut

(N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92

41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92

42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91

44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90

45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89

Page 151: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Titik Persentase Distribusi t (df = 1 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung

Page 152: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 153: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Notes

Page 154: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Notes

Page 155: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

Notes

Page 156: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

General

Page 157: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 158: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 159: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 160: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 161: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

PT MAYORA INDAH Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan KonsolidasianUntuk Tahun-tahun yang Berakhir31 Desember 2017 dan 2016(Angka – angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

PT MAYORA INDAH Tbk AND ITS SUBSIDIARIESNotes to Consolidated Financial Statements

For the Years Ended December 31, 2017 and 2016

(Figures are Presented in Rupiah,unless Otherwise Stated)

- 11 -

Ringkasan informasi arus kas: Summarized cash flows information:

TES KMG TES KMG

Operasi 797.770.231.208 52.408.649.485 326.898.215.082 (28.152.890.506) OperatingInvestasi (326.064.073.626) (297.017.516) (76.563.590.762) 637.382.898 InvestingPendanaan (749.250.000.000) (27.036.640.259) (30.647.058.820) (28.777.583.934) FinancingKenaikan (penurunan) bersih Net increase (decrease)

kas dan setara kas (277.543.842.418) 25.074.991.710 219.687.565.500 (56.293.091.542) in cash and cash equivalents

2017 2016

d. Dewan Komisaris, Direktur dan Karyawan d. Board of Commissioners, Directors and Employees

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016,susunan pengurus Perusahaan berdasarkanRapat Umum Luar Biasa Pemegang Sahamyang masing-masing diadakan tanggal14 Juni 2017 dan 28 Juni 2016, yang didokumentasikan masing-masing dalam Akta No. 8 dan No. 25 dari Periasman Effendi, S.H., M.H., notaris di Tangerang, adalah sebagai berikut:

As of December 31, 2017 and 2016, based on a resolution during the Extraordinary Stockholders’ Meeting held on June 14, 2017and June 28, 2016, respectively, as documented in Notarial Deed No. 8 andNo. 25, respectively, of Periasman Effendi, S.H., M.H., a public notary in Tangerang, the Company’s management consists of the following:

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja : President CommissionerKomisaris : Hermawan Lesmana

Gunawan Atmadja: Commissioners

Komisaris Independen : Ramli SetiawanSuryanto Gunawan

: Independent Commissioners

Direktur Directors

Direktur Utama : Andre Sukendra Atmadja : President DirectorDirektur : Hendarta Atmadja : Directors

Wardhana AtmadjaHendrik Polisar

Mulyono Nurlimo

Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari tiga (3) orang anggota.

As a publicly listed company, the Company has Independent Commissioners and an Audit Committee as required by Bapepam-LK. The Company’s Audit Committee consisting of three (3) members.

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:

As of December 31, 2017 and 2016, the Company’s Audit Committee consisting of the following:

Ketua : Suryanto Gunawan : ChairmanAnggota : Lenny Halim : Members

Yuyun Susanty

Personil manajemen kunci Perusahaan dan entitas anak terdiri dari Komisaris, Direksi, General Manajer dan Manajer Senior.

Key management personnel of the Company and its subsidiaries consist of Commissioners, Directors, General Managers and Senior Managers.

Page 162: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 163: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 164: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 165: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion
Page 166: ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KOMISARIS ...repositori.buddhidharma.ac.id/646/1/KELIN OMEGA...a) Definisi Pajak 25 b) Bentuk Perlawanan Pajak 29 1) Tax Avoidance 29 2) Tax Evasion

General