tax holiday fix.doc

30
1. LATAR BELAKANG KONDISI PENANAMAN MODAL DI INDONESIA. Selama hampir lebih dari dua dasawarsa proses pembangunan di tanah air tercinta Indonesia, kita menyaksikan dan mengalami pertumbuhan perekonomian yang secara bertahap meningkat dengan pesatnya. Bahkan beberapa Tahun sebelum krisis terjadi, mesin pertumbuhan ekonomi telah terpacu melebihi daya dukung kapasitasnya dengan segala akibat yang harus kita tanggung: seperti melonjaknya hutang luar negeri; misalokasi sumber daya nasional kepada pengembangan sektor manufaktur yang sangat tergantung pada komponen bahan baku impor; suburnya kolusi- korupsi-dan nepotisme; dan yang tidak kalah pentingnya adalah ketimpangan pembangunan antar wilayah (propinsi) di Indonesia. Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi menjadi satu tolok ukur kesejahteraan. Fakta yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa persepsi mengenai pembangunan dan tujuan utama untuk menciptakan kesejahteraan tidak terwujud. Hal ini merupakan isyarat bahwa arah kebijakan ekonomi-politik yang selama ini dijalankan telah salah arah dan perlu ditinjau ulang. Pertumbuhan ekonomi dan indikator ekonomi makro ternyata tidak terkait langsung dengan berkurangnya tingkat kemiskinan secara

Upload: yakob-budiman

Post on 26-Oct-2015

147 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hukum Pajak

TRANSCRIPT

Page 1: Tax Holiday fix.doc

1. LATAR BELAKANG KONDISI PENANAMAN MODAL DI INDONESIA.

Selama hampir lebih dari dua dasawarsa proses pembangunan di tanah air tercinta Indonesia,

kita menyaksikan dan mengalami pertumbuhan perekonomian yang secara bertahap

meningkat dengan pesatnya. Bahkan beberapa Tahun sebelum krisis terjadi, mesin

pertumbuhan ekonomi telah terpacu melebihi daya dukung kapasitasnya dengan segala akibat

yang harus kita tanggung: seperti melonjaknya hutang luar negeri; misalokasi sumber daya

nasional kepada pengembangan sektor manufaktur yang sangat tergantung pada komponen

bahan baku impor; suburnya kolusi-korupsi-dan nepotisme; dan yang tidak kalah pentingnya

adalah ketimpangan pembangunan antar wilayah (propinsi) di Indonesia.

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi menjadi satu tolok ukur kesejahteraan. Fakta yang

terjadi selama ini menunjukkan bahwa persepsi mengenai pembangunan dan tujuan utama

untuk menciptakan kesejahteraan tidak terwujud. Hal ini merupakan isyarat bahwa arah

kebijakan ekonomi-politik yang selama ini dijalankan telah salah arah dan perlu ditinjau

ulang. Pertumbuhan ekonomi dan indikator ekonomi makro ternyata tidak terkait langsung

dengan berkurangnya tingkat kemiskinan secara signifikan. Prestasi pertumbuhan ekonomi

Indonesia (tidak kurang 7 persen per Tahun) yang pernah mendapat sebut salah satu macam

Asia (Asian Tiger) bertahan selama lebih dari 3 dasawarsa. Namun krisis ekonomi Tahun

1998, telah meruntuhkan fondasi ekonomi Indonesia yang telah ditata selama lebih dari 32

Tahun dan ini membuktikan akan kerapuhan resep ekonomi-politik yang diterapkan

pemerintah. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia

Tenggara pada Tahun 1998, masih menyisakan berbagai persoalan bangsa, yaitu mulai dari

masalah ekonomi, juga instabilitas politik dan keamanan. Akibatnya Indonesia mengalami

krisis multidimensi. Harga-harga kebutuhan pokok tidak terjangkau, daya beli masyarakat

menurun, hilangnya minyak tanah di pasaran, kenaikan harga BBM, kenaikan harga beras

Page 2: Tax Holiday fix.doc

sekarang ini, seluruhnya menggambarkan bahwa stabilitas ekonomi makro Indonesia belum

sepenuhnya stabil.

Sejak berakhirnya krisis 1997, banyak negara Asia seperti Thailand dan Korea Selatan telah

bangkit dari keterpurukannya. Hal ini ditandai dari bergeraknya sektor-sektor industri dan

investasi di negara-negara tersebut. Sebagai contoh, investasi di Korea Selatan pasca krisis

telah meningkat sebesar 39%. Dengan peningkatan angka pertumbuhan investasi ini, maka

pertumbuhan ekonomi negara tersebut cepat merangkak yang pada akhirnya mereka segera

bisa keluar dari krisis. Namun apa yang terjadi di Indonesia? Sampai sekarang ini, Indonesia

masih belum keluar dari krisis ini, di mana sektor-sektor penentu pergerakan perekonomian

masih dalam masa yang cukup krisis, seperti sektor keuangan dan perbankan, sektor industri

dan investasi. Bank Dunia menyebutkan Indonesia merupakan negara yang mengalami

penurunan investasi asing yang paling tajam dibanding negara-negara berkembang lainnya.

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dalam laporannya

mengenai investasi dunia pada Tahun lalu menempatkan Indonesia pada urutan ke-138 dari

146 negara (Tahun 2002). 1

Investasi di Indonesia mengalami pasang surut, hal ini tentu tidak terlepas dari pengaruh

ekonomi dan non-ekonomi yang ada. Tahun 1997 merupakan Tahun kejayaan investasi

dalam negeri, dengan nilai persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai

angka tertinggi sejak negeri ini memulai pembangunannya. Pada Tahun 1997 nilai PMDN

yang disetujui mencapai Rp 119.872,9 milyar dengan 717 proyek. Namun, penurunan drastis

terjadi diTahun berikutnya yang terpangkas hampir 50 persen menjadi Rp 60.749,3 milyar

dengan jumlah 320 proyek. Tahun 1999, turun menjadi Rp 53.550 milyar dengan 228 proyek.

Selanjutnya untuk Tahun 2000, meningkat pesat menjadi Rp 92.327,7 milyar dengan jumlah

1 http://www.duniainvestasi.com/

Page 3: Tax Holiday fix.doc

355 proyek. Kemudian pada Tahun 2001, angka investasi kembali anjlok sebesar sekitar 30

persen menjadi Rp 58.674 milyar dengan hanya 249 proyek.2

Kecenderungan penurunan nilai investasi juga terjadi pada Penanaman Modal Asing (PMA).

Angka persetujuan PMA mencapai nilai tertinggi pada Tahun 1997, dimana persetujuan PMA

mencapai angka US dolar 33.832,5 juta, dengan jumlah proyek 783. Kemudian, pada Tahun

1998, nilai investasi asing di Indonesia menurun tajam dan hanya mencapai angka US dolar

13.563,1 juta, kemudian menurun lagi di Tahun 1999 menjadi hanya US dolar 10.890,6 juta.

Pada Tahun 2000 nilai persetujuan PMA naik sekitar 50 persen menjadi US dolar 15.413 juta.

Namun kemudian, di Tahun 2001 nilai investasi kembali menurun tipis menjadi US dolar

15.043,5 juta. Nilai investasi asing di Indonesia kembali menghadapi ancaman dengan

anjloknya nilai investasi sebesar 35% dan menjadi US dolar 9.744,1 juta di Tahun 2002.

Dilihat dari negara asal investor, pada periode sebelum krisis, Tahun 1997, Inggris

menempati urutan pertama investor bila dilihat dari jumlah investasi baru yang masuk,

Inggris menyumbang sebesar 16.18% dari total investasi di Indonesia. Kemudian disusul oleh

Jepang dan Jerman masing-masing 16.02% dan 13.20%. Sementara Taiwan dan Singapura

berada diurutan keempat dan kelima yang mempunya share masing-masing sebesar 10.10%

dan 6.79%. Kemudian pada periode setelah Tahun krisis, 1998-2002, Inggris masih

menempati urutan pertama dengan nilai investasi (yang disetujui) sebesar US dolar 10.077,2

juta atau sekitar 15.58%, kemudian disusul Singapura, China, Jepang dan Malaysia masing-

masing sebesar 10.83%, 9.76%, 8.06% dan 5.76%. Rendahnya investasi Jepang di Indonesia

membuat tingkat investasi juga semakin melorot. Investasi Jepang di Indonesia hanya

mencapai 5.23% pada Tahun 2002. Padahal, investasi Jepang di Indonesia sempat mencapai

20% pada Tahun 1997. 3

2 http://www.bkpm.go.id/

3 http://www-b.tempointeraktif.com/hg/nasional/2003/12/09/brk,20031209-05,id. html

Page 4: Tax Holiday fix.doc

Investasi melalui pasar modal ini relatif lebih rentan terhadap faktor-faktor baik itu ekonomi

maupun non ekonomi, dibandingkan dengan penanaman modal secara langsung. Gejolak

sosial politik di dalam negeri maupun di luar negeri, misalnya, akan direspon dengan sangat

cepat oleh pasar modal ini. Begitu pula hukum yang berlaku di suatu negara akan sangat

berpengaruh bagi perkembangan iklim investasi. Sebenarnya investasi melalu pasar ini, lebih

sulit bagi pemerintah untuk mengontrolnya, kecuali hanya dengan ‘bagaimana menciptakan

suasana yang kondusif di dalam negeri sehingga gejolak yang ada tidak memunculkan

spekulasi yang berlebihan dan ketidakpastian di kalangan pasar modal.

Pemerintahan Indonesia mencoba membentuk kesatuan Indonesia menjadi Negara yang

mengedepankan perekonomian masyarakat. Salah satu cara yang efektif ialah dengan

mendayagunakan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu masyarakat untuk membangun

kegiatan usaha yang menunjang perekonomian mereka, dengan adanya kegiatan usaha yang

dibuat, maka diharapkan akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakatanya sehingga

terselenggaranya kesejahteraan masyrakat. Karena bertumbuhnya perekonomian

mengindikasikan ukuran keberhasilan pembangunan (Menurut Boediono (1999:22)).

Adapun salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia guna mendorong

pembangunan nasional untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang baik yaitu dengan

penanaman modal baik penanaman modal asing mupun modal dalam Negeri. Karena dengan

penanaman modal tersebut dapat mewujudkan kesejahteraan umum dan peningkatan taraf

hidup rakyat, serta merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi, pemerataan pembangunan, dan percepatan pembangunan untuk bidang-bidang

usaha tertentu dan / atau daerah-daerah tertentu. Sehingga dapat memperluas kesempatan

usaha dan lapangan kerja. 

Page 5: Tax Holiday fix.doc

Peranan yang dimainkan oleh penanam modal dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat

banyak masih akan terus berlangsung di masa-masa mendatang.. Ditambah

lagi perekonomian Indonesia sekarang sedang menuju kepada bentuk ekonomi global, yang

menuntut adanya arah kebijaksanaan ekonomi nasional yang lebih serius dalam mengatur dan

mengarahkan kegiatan-kegiatan usaha penanaman modal. Dan juga agar dapat mencapai

tujuan yang diharapkan dan sekaligus juga mencegah akibat negatif yang mungkin timbul

untuk mengantisipasi dan mengatasi tantangan-tantangan serta hambatan yang timbul bagi

perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. 

Dibutuhkannya kebijaksanaan ekonomi nasional dari pemerintah makin dirasa penting ketika

Indonesia menghadapi persaingan yang lebih ketat, khususnya penanaman modal asing Hal

ini disebabkan semakin banyak negara yang membuka diri terhadap penanaman modal asing,

Kemudahan dan iklim penanaman modal yang lebih menarik telah terus diupayakan oleh

banyak negara untuk dikembangkan, antara lain dengan menyediakan sarana dan prasarana

ekonomi yang memadai, peraturan perundang-undangan yang mendukung dan

penyederhanaan prosedur pelayanan penanaman modal serta kebijaksanaan ekonomi makro

yang tepat. 

Karena persaingan yang ketat tersebut dan tidak hanya Indonesia saja yang membuka diri

untuk penanaman modal, maka banyak pengusaha mendesak pemerintah untuk mengeluarkan

kebijakan agar ada banyak investor khususnya investor asing tertarik untuk menanamkan

modalnya di Indonesia.

2. PERMASALAHAN

Tidak adanya kepastian hukum dan keamanan merupakan faktor utama menurunnya angka

investasi di Indonesia dan juga penyebab hengkangnya beberapa investor yang sudah ada ke

Page 6: Tax Holiday fix.doc

luar negeri. Sebagai contoh, ada beberapa perusahaan Jepang yang hengkang ke luar negeri

dan mengalihkan usahanya ke Malaysia dan China Tahun lalu.4 Masalah kemanan juga

menganggu iklim investasi, karena keamanan memegang peranan penting demi lancarnya

suatu usaha. Selama ini para investor masih meragukan tingkat dan sistem kemanan yang ada

di Indonesia. Selain itu, masalah insentif pajak juga masih menjadi kendala bagi investor.

Indonesia belum menerapkan tax holiday bagi PMA baru yang akan berinvestasi di

Indonesia. Sebagai pembanding, Thailand, telah menerapkan kebijakan tax holiday, di mana

para investor baru yang akan berinvestasi diberikan pembebasan pajak selama tiga Tahun

pertama sejak perusahaan itu beroperasi. Sementara Vietnam menawarkan insentif bagi

investor dengan memberikan tax holiday, dimana dalam empat Tahun pertama, investor tidak

dikenai pajak apa pun.

3. TAX HOLIDAY SEBAGAI SALAH SATU INSENTIF PERPAJAKAN YANG

DIBERIKAN PEMERINTAH TERHADAP PARA PENGUSAHA.

Secara umum pajak didefenisikan sebagai suatu kewajiban kenegaraan berupa pengabdian

serta peran aktif warga negara dan amggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai

keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-

undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa (Rimsky K. Judisseno,

1997:7).

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga dapat

dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.5 Pajak dipungut penguasa

berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa

kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Pajak pada dasarnya adalah pemberian harta

4 http://www.kadin-indonesia.or.id/en/berita_isi.php?news_id=3128&title=JETRO+ Jakarta

5 Diktat Perkuliahan Hukum Pajak Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan.

Page 7: Tax Holiday fix.doc

kekayaan rakyat, dan atau badan usaha untuk membiayai kegiatan pembangunan yang

dilakukan oleh negara. Oleh sebab itu pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara

yang dipungut berdasarkan undang-undang. Undang-undang Perpajakan Nomor 9, Nomor 10

dan Nomor 11 Tahun 1994, merupakan Undang-undang yang menjadi acuan dalam

perpajakan.

Pajak bagi negara Indonesia berfungsi sebagai alat penerimaan negara (budgeter) dan

berfungsi sebagai pengatur (regulatory).6 Fungsi pajak yang pertama inilah yang akhirnya

menempatkan pajak sebagai andalan pemerintah untuk menghasilkan penerimaan yang

setingi-tingginya dari sektor pajak. Untuk mewujudkan hal ini, pemerintah yang diwakili oleh

Direktorat Jenderal Pajak membuat suatu kebijakan dalam bentuk tax reform. Tax reform

khusus untuk Pajak Penghasilan, dilakukan dalam bentuk antara lain perluasan subjek dan

objek pajak, perubahan lapisan tarif untuk menentukan pajak penghasilan terutang,

pemberian keringanan dan fasilitas perpajakan untuk kasus-kasus tertentu. Dari kedua fungsi

tersebut di atas, pada dasarnya pemerintah ingin kembali menegaskan tentang peran penting

pajak baik sebagai alat penerimaan negara seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maupun

sebagai alat untuk melaksanakan berbagai kebijakan dibidang ekonomi dan sosial.

Pasal 31A Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 sifatnya mempertegas bentuk

fasilitas perpajakan yang diberikan untuk wajib pajak yang melakukan penanaman modal di

bidang-bidang usaha tertentu atau di daerah-daerah tertentu. Tujuan diberikannya kemudahan

pajak ini adalah untuk mendorong kegiatan investasi langsung di Indonesia baik melalui

penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri di bidang-bidang usaha

tertentu dan daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional,

khususnya penggalakan ekspor. Selain itu kemudahan pajak juga diberikan untuk mendorong

6 Fungsi budgeter pajak berarti pajak dijadikan sebagai alat pemerintah untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk berbagai kepentingan pembiayaan negara. Sedangkan fungsi regulatory pajak berarti pajak dijadikan sebagai alat pemerintah untuk mengatur tercapainya keseimbangan perekonomian dan politik suatu negara.

Page 8: Tax Holiday fix.doc

pengembangan daerah terpencil, seperti yang banyak terdapat di Kawasan Timur Indonesia,

dalam rangka pemerataan pembangunan. Fasilitas yang di atur dalam pasal tersebut adalah

sebagai berikut :

a. pengurangan penghasilan neto paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari jumlah

penanaman yang dilakukan;

b. penyusutan dan amortisasi dipercepat;

c. kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) Tahun; dan

d. pengenaan Pajak Penghasilan atas deviden sebagaimana dimaksud dalam pasal 26

sebesar 10% (sepuluh persen), kecuali apabila tarif menurut perjanjian perpajakan

yang berlaku menetapkan lebih rendah.

Pasal 31 B ini sebelumnya tidak terdapat dalam Undang-Undang Perpajakan Nomor 10

Tahun 1994. Keberadaan atau ditambahkannya pasal 31 B dalam undang-undang baru ini

sebenarnya dilatarbelakangi kondisi dunia usaha yang ada di Indonesia yang terpuruk karena

krisis ekonomi yang berkelanjutan yang menimbulkan dampak negatif yang luas terhadap

sektor perbankan, investasi, kesempatan kerja, dan makro ekonomi. Hal tersebut terjadi

terutama karena banyaknya utang luar negeri dan dalam negeri (dalam valuta asing) yang

mengalami kenaikan drastis sebagai akibat depresiasi nilai rupiah secara signifikan terhadap

mata uang dollar Amerika Serikat. Tingginya utang yang harus dibayarkan oleh para pelaku

dunia usaha, tidak dibarengi dengan kemampuan untuk membayar utang tersebut kembali.

Oleh karena itu di pandang perlu melakukan suatu cara yang dikenal dengan nama tindakan

restrukturisasi. Untuk mempercepat masalah restrukturisasi ini Ditjen Pajak memberikan

rangsangan dalam bentuk fasilitas perpajakan. Badan usaha yang melakukan restrukturisasi

hutang akan dihapuskan utangnya. Sedangkan penghapusan utang itu sendiri merupakan

objek pajak. Atas dasar inilah pasal dalam undang-undang ini ditambahkan. Selengkapnya

Page 9: Tax Holiday fix.doc

bunyi tambahan pasal dalam undang-undang baru ini adalah sebagai berikut: Wajib pajak

yang melakukan restrukturisasi usaha melalui lembaga khusus yang dibentuk Pemerintah

dapat memperoleh fasilitas pajak yang bersifat terbatas baik dalam jangka waktu maupun

jenisnya berupa keringanan Pajak Penghasilan yang terutang atas :

1. pembebasan utang. Pembebasan sebagian serta pengangsuran pembayaran pajak

penghasilan yang terutang atas pembebasan utang yang diberikan oleh kreditur.

2. pengalihan harta kepada debitur untuk penyelesaian utang Pembebasan Pajak

Penghasilan terutang atas pengalihan harta kepada kreditur untuk penyelesaian utang

sepanjang harta tersebut dinilai sebesar nilai buku pihak yang mengalihkan.

3. perubahan utang menjadi penyertaan modal. Pembebasan Pajak Penghasilan yang

terutang atas perubahan utang menjadi penyertaan modal sepanjang penyertaan modal

tersebut dinilai sebesar utang.

Adanya keringanan – keringanan yang diberikan oleh pemerintah seperti yang telah

disebutkan di atas bertujuan untuk mendorong pembangunan perekonomian di Indonesia kea

rah yang lebih baik. Terdapat kebijakan – kebijakan lain yang perlu untuk diterapkan salah

satunya adalah kebijakan yang sangat diharapkan oleh para pengusaha di Indonesia,

kebijakan tersebut salah satunya adalah Tax Holiday. Tax Holiday ialah pembebasan

membayar pajak bagi pengusaha dalam masa tertentu untuk menarik investasi ke tanah air

dengan tujuan untuk menarik calon investor agar berinvestasi dalam berbagai bidang usaha

ataupun proyek yang diprioritaskan. Salah satunya adalah pembebasan Pajak Penghasilan

(PPh) oleh pemerintah terhadap perusahaan – perusahaan yang berkedudukan di Indonesia.

Dengan adanya Tax Holiday di Indonesia, maka Pajak Penghasilan yang dihasilkan oleh para

pengusaha dan para investornya dibebaskan dari pembayaran pajak Penghasilan, sehingga

hal ini dirasa sangat menguntungkan bagi para investor.

Page 10: Tax Holiday fix.doc

Untuk lebih jelasnya lagi, sebelum membahas mengenai Tax Holiday, ada baiknya jika kita

membahas terlebih dahulu mengenai Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan atau yang biasa

disebut PPh, adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau

badan hukum lainnya. Yang menjadi Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan setiap

Tambahan Kemampuan Ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk

apapun.

Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip pemajakan atas penghasilan

dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya yang dapat

dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut.

Pengertian penghasilan dalam undang-undang PPh tidak memperhatikan adanya penghasilan

dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik

mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang

diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan. Dilihat dari penggunaannya,

penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi dan dapat pula ditabung untuk menambah

kekayaan Wajib Pajak.

Karena undang-undang PPh menganut pengertian penghasilan yang luas maka semua jenis

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun pajak digabungkan untuk

mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian, apabila dalam satu Tahun Pajak

suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan

dengan penghasilan lainnya (Kompensasi Horisontal), kecuali kerugian yang diderita di luar

Page 11: Tax Holiday fix.doc

negeri. Namun demikian, apabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang

bersifat final atau dikecualikan dari Objek Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh

digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.

Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa Tax Holiday memang sangat menarik para investor,

terutama investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Karena keuntungan yang

mereka peroleh dari usaha mereka, dalam hal ini disebut dengan penghasilan mereka,

dibebaskan dari Pajak Penghasilan yang seharusnya mereka bayar. Sehingga sangatlah jelas

bahwa hal ini sangat menguntungkan bagi para Pengusaha.

4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Pertumbuhan ekonomi Indonesia memerlukan penggerak, baik yang berasal dari dalam

maupun luar negeri. Salah satu sektor yang bisa diharapkan menjadi penggerak bagi

pertumbuhan ekonomi adalah private investment. Sayangnya, private investment saat ini

belum didukung oleh law enforcement.

Keringanan pajak berupa pembebasan pajak dalam masa tertentu atau lebih dikenal dengan

tax holiday kelihatannya memang akan menguntungkan bagi para investor. Namun, ternyata

tidak demikian yang terjadi karena tax holiday merupakan suatu jenis pembayaran pajak yang

tidak dikenakan di suatu daerah, tetapi bisa dikenakan di daerah asal investor. Misalnya ada

suatu perusahaan asing yang masuk ke Indonesia dan diberikan tax holiday, sehingga si

investor asing dibebaskan dari pajak atas keuntungan yang diperolehnya di Indonesia. Namun

kemudian, keuntungan tersebut dikirimkan ke negara asalnya. Nah di negara asalnya tersebut,

keuntungan itu akan dikenakan pajak juga.

Tiga macam insentif perpajakan yang cukup besar, yaitu pertama, penghapusan pajak yang di

percepat atau accelerated depresiation. "Yang harusnya lima Tahun menjadi dua Tahun. Ini

Page 12: Tax Holiday fix.doc

adalah suatu kebijakan insentif yang cukup tinggi. Kedua, insentif berupa investment

allowance sebesar 30 persen. Maksudnya, terhadap investasi asing yang masuk bisa

dikenakan pengurangan pajak sebesar 30 persen yang bisa dihapuskan selama enam Tahun.

Sehingga, setiap Tahunnya pajak bagi investasi itu bisa dihapus sebesar 5 persen. Selain itu,

insentif ketiga yang diberikan oleh DJP adalah berupa pengurangan PPh deviden, dari sebesar

20 persen menjadi sebesar 10 persen.7

Insentif berupa pembebasan pajak atau tax holiday tidak akan diberikan kepada perusahaan

penanam modal yang sudah ada. Tetapi akan diberikan kepada perusahaan berbadan hukum

baru. Bagi perusahaan penanam modal lama, tetap akan diberikan tax allowance (keringanan

pajak).

Menurut pasal 18 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal yang

berbunyi sebagai berikut:

(1) Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan penanaman

modal.

(2) Fasilitas penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada

penanaman modal yang :

a. melakukan peluasan usaha; atau

b. melakukan penanaman modal baru.

(3) Penanaman modal yang mendapat fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah

yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut ini:

a. menyerap banyak tenaga kerja;

b. termasuk skala prioritas tinggi;

c. termasuk pembangunan infrastruktur;

7 http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=602&q=apindo&hlm=8

Page 13: Tax Holiday fix.doc

d. melakukan alih teknologi;

e. melakukan industri pionir;

f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain

yang dianggap perlu;

g. menjaga kelestarian lingkungan hidup;

h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan,dan inovasi;

i. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; atau

j. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi

di dalam negeri.

(4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dan ayat (3) dapat berupa:

a. pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai tingkat tertentu

terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;

b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau

peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;

c. pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk

keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;

d. pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal

atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di

dalam negeri selama jangka waktu tertentu;

e. penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan

f. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada

wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

(5) Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu

tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industry

Page 14: Tax Holiday fix.doc

pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan

eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilaistrategis

bagi perekonomian nasional.

(6) Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yang melakukan penggantian mesin

atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan

bea masuk.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas fiskal sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) sampai dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Sedangkan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal,

berbunyi:

“Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 tidak berlaku bagi penanaman modal

asing yang tidak berbentuk perseroan terbatas.”

Berdasarkan bunyi kedua pasal di atas, terlihat bahwa pemerintah memberikan keringanan

kepada investor asing berupa pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan. Akan tetapi,

fasilitas ini baru berlaku apabila badan usaha penanam modal asing itu berbentuk perseroan

terbatas.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan

untuk Penanaman Modal di Bidang – bidang Usaha Tertentu dan atau di Daerah-

Daerah Tertentu.

Keuntungan yang ditawarkan oleh insentif yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1

Tahun 2007, yaitu :

Page 15: Tax Holiday fix.doc

1. pengurangan penghasilan neto sebesar 30 persen dari jumlah penanaman

modal yang dibebankan selama enam Tahun, masing-masing sebesar lima

persen per Tahun

2. penyusutan amortisasi dipercepat

3. pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar

negeri dengan tarif lebih rendah, yaitu 10 persen atau tarif menurut

Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku. “Mana yang lebih

rendah yang akan berlaku. Tarif umum yang berlaku biasanya 20 persen

4. kompensasi kerugian yang lebih lama dari lima Tahun tapi tidak lebih dari

10 Tahun dengan kriteria tertentu.

6. KESIMPULAN

Penerapan tax holiday saat ini tidak akan efektif dan potensial dalam upaya menjaring

investor asing masuk ke Indonesia. Alasannya, situasi Indonesia saat ini dinilai belum aman

oleh para pengusaha asing. Jadi seberapapun lamanya tax holiday diberikan, tidak akan

menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia jika situasi di Indonesia masih belum aman.

Telah menjadi rahasia umum bahwa pemberlakuan tax holiday pada masa lalu, banyak

disalahgunakan oleh para pemegang tampuk kekuasaan. Mungkin hal ini mengakibatkan

Page 16: Tax Holiday fix.doc

trauma masyarakat akan pemberlakuan tax holiday. Misalnya saja, PT Kiani Kertas, sebuah

perusahaan milik keluarga Presiden Soeharto memperoleh tax holiday atau pembebasan pajak

selama 10 Tahun bersama lima perusahaan lainnya. Pajak yang seharusnya dibayar

tersebut akan dibayar oleh Pemerintah. Penetapan pembebasan pajak ini dilakukan

sendiri oleh Presiden Soeharto dan diumumkan oleh Menteri Negara Penggerak Investasi/

Ketua BKPM, Sanyoto Sastrowardoyo.8 Namun hal ini bukanlah alasan untuk tidak

diberlakukannya tax holiday pada masa kini. Pasalnya, kondisi dan keadaan pada saat ini

sudah sangat berbeda di mana kontrol dari masyarakat sangat ketat, terutama kontrol melalui

pers.

Indonesia bisa berharap dari hal yang kecil-kecil. Penanaman modal asing bisa juga jadi

penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Namun untuk menggerakkan itu, harus terlebih

dahulu menciptakan kepercayaan dan kepastian terutama kepastian dalam berinvestasi. Kunci

dari semua itu adalah adanya kepastian hukum yang berkaitan dengan kegiatan investasi.

Sayangnya, kepastian hukum inilah yang sampai sekarang belum bisa diharapkan. Hal itu

bisa dilihat dengan kasus-kasus yang terjadi, seperti kasus-kasus yang menyangkut masalah

perburuhan ataupun perpajakan. Untuk faktor dalam negeri, yang bisa jadi penggeraknya

adalah private investment. Tapi untuk itu, kita harus bisa ciptakan confidence. Sayangnya,

sulit mengharapkan enforcement dari lembaga hukum dan political will serta dukungan yang

menyeluruh untuk ini bisa dijalankan dengan baik.

Untuk keluar dari kondisi seperti ini, saat ini diperlukan sebuah solusi sementara. Seperti

misalnya, membentuk sebuah lembaga semacam  crisis centre seperti yang pernah muncul

belakangan.  Lembaga tersebut nantinya bisa menjadi jaminan bagi penyelesaian setiap

permasalahan yang timbul.

8 http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/07/05/brk,20050705-63444,id. html

Page 17: Tax Holiday fix.doc

Ide dibentuknya sebuah lembaga crisis centre merupakan salah satu ide yang baik. Dengan

dibentuknya lembaga tersebut, diharapkan bisa muncul adanya suatu kepastian. Karena

mungkin saja, koordinasi di dalam pemerintahan antara para menteri tidak berjalan dengan

baik, sehingga perlu dibentuk suatu tim khusus yang menangani masalah-masalah yang

dihadapi para investor.

Dalam crisis centre itu nantinya, akan dibuat prioritas permasalahan yang selama ini dihadapi

oleh para investor. Sehingga dengan demikian, lambat laun diharapkan akan muncul jaminan

kepastian dan kepercayaan dari para investor dan para investor pun akan mulai memiliki

kemauan untuk melakukan ekspansi usaha.

Permasalahan utama yang menjadi penyebab enggannya para investor melakukan ekspansi

usaha di Indonesia adalah faktor tenaga kerja dan perpajakan. Perangkat hukum dibidang

tenaga kerja, dipandang sangat tidak memberikan kepastian dalam berinvestasi. Lihat saja

kasus UMP (Upah Minimum Propinsi) yang sedang terjadi, masalah perlindungan buruh, dan

masalah-masalah lainnya. Tidak jarang permasalahan-permasalahan tersebut hanya menjadi

sebuah masalah tanpa ada penyelesaiannya, sehingga menimbulkan ketidakpastian.

Selain masalah peraturan dan ketentuan perburuhan yang sering berubah dan tidak pasti,

faktor lain yang tidak kalah berperan adalah tindak tanduk para pemangku jabatan di sektor

tenaga kerja. Semua itu merupakan sebagian permasalahan yang menunggu untuk

diselesaikan.

Permasalahan lain yang juga menunggu untuk segera diselesaikan adalah peraturan mengenai

perpajakan. Tidak hanya sekadar memberikan tax holiday, tetapi sitem perpajakan yang

belum berjalan dengan baik juga merupakan tantangan bagi masuknya investor ke Indonesia.

Page 18: Tax Holiday fix.doc

Negara membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membiayai berbagai keperluan

pembangunan, antara lain untuk pembayaran gaji pegawai negeri, pembangunan fasilitas-

fasilitas umum seperti jembatan, jalan, terminal, dan untuk keamanan dan fasilitas di bidang

kesehatan. Pertanyaan yang selanjutnya timbul adalah dari mana negara memperoleh dana

untuk membiayai pengeluaran tersebut ?

Pada akhirnya pajak menjadi prioritas penting untuk dijadikan sumber penerimaan utama

negara. Memang jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, penerimaan dari sektor pajak layak

dijadikan tulang punggung penerimaan negara yang paling potensial. Dengan pajak,

pemerintah dapat menyediakan berbagai prasarana ekonomi berupa jalan, jembatan,

pelabuhan, air listrik, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas keamanan dan

berbagai kepentingan umum lainnya yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang

yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan

koordinasi antarinstansi Pemerintah Pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efesien,

kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi,

serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan

perbaikan berbagai faktor penunjang tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan

membaik secara signifikan.

Fasilitas penanaman modal diberikan dengan mempertimbangkan tingkat daya saing

perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus promotif dibandingkan dengan

fasilitas yang diberikan negara lain. Pentingnya kepastian fasilitas penanaman modal ini

mendorong pengaturan secara lebih detail terhadap bentuk fasilitas fiskal, fasilitas hak atas

tanah, imigrasi, dan fasilitas perizinan impor. Meskipun demikian, pemberian fasilitas

penanaman modal tersebut juga diberikan sebagai upaya mendorong penyerapan tenaga

Page 19: Tax Holiday fix.doc

kerja, keterkaitan pembangunan ekonomi dengan pelaku ekonomi kerakyatan, orientasi

ekspor dan insentif yang lebih menguntungkan kepada penanam modal yang menggunakan

barang modal atau mesin atau peralatan produksi dalam negeri, serta fasilitas terkait dengan

lokasi penanaman modal di daerah tertinggal dan di daerah dengan infrastruktur terbatas yang

akan diatur lebih terperinci dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Perekonomian dunia ditandai oleh kompetisi antarbangsa yang semakin ketat sehingga

kebijakan penanaman modal harus didorong untuk menciptakan daya saing perekonomian

nasional guna mendorong integrasi perekonomian Indonesia menuju perekonomian global.

Perekonomian dunia juga diwarnai oleh adanya blok perdagangan, pasar bersama, dan

perjanjian perdagangan bebas yang didasarkan atas sinergi kepentingan antarpihak atau

antarnegara yang mengadakan perjanjian. Hal itu juga terjadi dengan keterlibatan Indonesia

dalam berbagai kerja sama internasional yang terkait dengan penanaman modal, baik secara

bilateral, regional maupun multilateral (World Trade Organization/WTO), menimbulkan

berbagai konsekuensi yang harus dihadapi dan ditaati.