tax treaty
TRANSCRIPT
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 1/37
ERJANJIAN ERJANJIAN ERPAJAKAN ERPAJAKAN
INTERNASIONALNTERNASIONAL Aldi Wibowo Gumilar
Mahrudin
Nur Tri Wahyudi
Sri Wisnu Yunshi Pramono
Supriadi Surya Pratama
Temu Arianto
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 2/37
Perjanjian Internasionaladalah suatu perbuatan hukum yang
mengikat negara pada bidang-bidang
tertentu, termasuk perpajakan, olehkarena itu perjanjian internasionalharus dibuat dengan dasar-dasaryang jelas dan kuat, denganmenggunakan instrumen peraturanperundang-undangan yang jelas.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 3/37
Perjanjian InternasionalBerdasarkan Undang-Undang No. 24
Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional pada pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa, perjanjianinternasional adalah perjanjian,dalam bentuk dan namatertentu, yang diatur dalamhukum internasional yang dibuatsecara tertulis serta
menimbulkan hak dan kewajiban
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 4/37
Perjanjian InternasionalPerjanjian internasional dapat dilakukan
dengan cara: penandatanganan,pengesahan, pertukaran dokumen
perjanjian atau nota diplomatik, cara-cara lain sebagaimana disepakati parapihak dalam perjanjian internasional.
Untuk sahnya sebuah perjanjian harus dibuatdalam bentuk:
1.ratifikasi (ratification);2.aksesi (accession);3.penerimaan (acceptance);4.penyetujuan (approval).
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 5/37
Pengesahan Perjanjian
Intl.dilakukan dengan undang-undang apabilaberkenaan dengan; masalah politik,
perdamaian, pertahanan, dan keamanannegara, perubahan wilayah atau penetapanbatas wilayah negara Republik Indonesia,kedaulatan atau hak berdaulat negara, hak asasi manusia dan lingkungan hidup,
pembentukan kaidah hukum baru, pinjamandan/atau hibah luar negeri. Pengesahanperjanjian internasional yang materinya tidak
termasuk masalah tersebut diatas, dilakukanden an Ke utusan Presiden (Ke res).
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 6/37
Pengesahan Perjanjian
Intl. Jika melihat Pasal 10 Undang-Undang No. 24
Tahun 2000, maka perjanjian persetujuanpenghindaran pajak berganda cukup disahkan
melalui Keputusan Presiden. Hal ini agakberbeda dengan pemahaman Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945, dimana menyatakanbahwa: ”Presiden dengan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat menyatakan perang,membuat perdamaian, dan perjanjian dengannegara lain”.
Segala bentuk perjanjian dengan negara lainhendaknya harus mendapatkan persetujuan
dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sehingga-
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 7/37
Pengesahan PerjanjianIntl.Namun demikian pada pelaksanaannya,
pengesahan tax treaty melalui KeputusanPresiden (Keppres) dilakukan atas perjanjian yangmensyaratkan adanya pengesahan sebelum
memulai berlakunya perjanjian, hal inidikarenakan perjanjian ini memiliki materi yangbersifat prosedural dan memerlukan penerapandalam waktu singkat tanpa mempengaruhiperaturan perundang-undangan nasional.
Dalam contoh tax treaty antara Indonesia denganAmerika Serikat, Presiden Republik Indonesia,Soeharto telah mengesahkan tax treaty padatanggal 11 Juli 1988, kemudian Presiden
memberitahukan kepada Pimpinan DPR padatan al 31 Oktober 1988 tentan en esahan
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 8/37
Syarat Perjanjian
Internasional1.perjanjian internasional harus berdasarkankesepakatan dan dilaksanakan dengan itikadbaik;
2.perjanjian internasional harus berpedoman padakepentingan nasional dan berdasarkan prinsip-prinsip kesamaan, saling menguntungkan, danmemperhatikan, baik hukum nasional maupun
hukum internasional yang berlaku.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 9/37
Tahapan Perjanjian Intl.1.Penjajakan,
2.Perundingan,
3.Perumusan naskah,4.Penerimaan,
5.Penandatanganan.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 10/37
Berakhirnya Perjanjian
Intl.apabila terdapat kesepakatan para pihakmelalui prosedur yang ditetapkan dalamperjanjian, tujuan perjanjian tersebut telahtercapai, terdapat perubahan mendasar yangmempengaruhi pelaksanaan perjanjian, salahsatu pihak tidak melaksanakan ataumelanggar ketentuan perjanjian, dibuat suatuperjanjian baru yang menggantikanperjanjian lama, muncul norma-norma barudalam hukum internasional, objek perjanjian
hilang, terdapat hal-hal yang merugikanke entin an nasional.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 11/37
Jenis Perjanjian
InternasionalMenurut Mochtar Kusumaatmadja :
Perjanjian Bilateral
Perjanjian Multilateral
Sedangkan jika dilihat dari pembuatankontrak perjanjian dan keterikatan negara-negara yang terkait dalam perjanjian,
dibagi dua:Kontrak Perjanjian (treaty contract), dan
Perjanjian-perjanjian yang menimbulkanhukum (law making treaties).
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 12/37
Perjanjian Perpajakan
Intl.adalah suatu perbuatan hukum yangmengikat negara pada bidang-bidangperpajakan. Perjanjian perpajakaninternasional tersebut bentuknya adalah:
1.persetujuan penghindaran pajakberganda (tax treaty)
2.cara penerapan (mode of application)3.tata cara persetujuan bersama (mutual
agreement procedure)
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 13/37
Perjanjian Perpajakan
Intl.Beberapa pasal dalam P3B memerlukan
aturan pelaksanaan yang lebih jelasmengenai ketentuan-ketentuan tersebut
(mode of application), misalnya tentangpasal dividen dan bunga. Sedangkan jikaterdapat perbedaan penafsiran ataupenerapan yang bertentangan dengan
P3B antara kedua negara, makadiperlukan adanya mutual agreement procedure.
Contoh mode of application adalah
sebagaimana diatur dalam SE-04/P .34/2005 tan al 7 uli 2005, an
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 14/37
Beneficial Owner adalah pemilik yang sebenarnya dari penghasilanberupa dividen, bunga atau royalty baik wajib pajakperorangan maupun wajib pajak badan, yang berhak
sepenuhnya untuk menikmati secara langsungmanfaat penghasilan-penghasilan tersebut. Dengandemikian, maka special purpose vehicles dalambentuk conduit company, paper box company, pass through company serta yang sejenis lainnya, tidaktermasuk dalam pengertian beneficial owner .Sehingga pihak-pihak yang bukan merupakanbeneficial owner yang menerima pembayarandividen, bunga dan royalty yang bersumber dariIndonesia, maka pihak yang membayarkan dividen,bunga dan royalty diwajibkan melakukanpemotongan PPh Pasal 26 sesuai dengan Undang-
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 15/37
Kedudukan Tax TreatyPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
memiliki kedudukan yang setara denganundang-undang, karena dalam penerapannyaberfungsi melengkapi.
Perjanjian dianggap sah dan dapat dijalankanoleh penduduk antar negara bila disahkanatau dikuatkan oleh badan yang berwenangdi negaranya, dalam hal ini bisa DPR atau
Presiden. Pengesahan tersebut dikenaldengan istilah ratifikasi.Cara ratifikasi dibagi menjadi tiga:
ratifikasi semata-mata untuk badan eksekutif ratifikasi semata-mata untuk badan legislatif
ratifikasi campuran eksekutif dan legislatif
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 16/37
Kedudukan Tax TreatyPerjanjian penghindaran pajak berganda (Tax
treaty ) diatur dalam Pasal 32 A UU PPh”Pemerintah berwenang untuk melakukanperjanjian dengan pemerintah negara laindalam rangka penghindaran pajak bergandadan pencegahan pengelakan pajak.”
Dalam penjelasan Pasal 32 A UU PPhmenyatakan bahwa ”Dalam rangka
peningkatan hubungan ekonomi danperdagangan dengan negara lain diperlukansuatu perangkat hukum yang berlaku khusus(lex spesialis) yang mengatur hak-hakpemajakan dari masing-masing negara gunamemberikan kepastian hukum danmenghindarkan pemajakan berganda serta
”
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 17/37
e u u an ankaitannya dengan Tax
Treaty Tax treaty hanya mencakup pada Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) dan tidakberlaku untuk Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Ketentuan-ketentuan dalam UU PPh yang terkait denganperpajakan internasional adalah sebagaiberikut:
1.Pasal 2 UU PPh2.Pasal 3 UU PPh
3.Pasal 5 UU PPh
4.Pasal 18 UU PPh
5.Pasal 24 UU PPh
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 18/37
1. Pasal 2 UU PPhPasal 2 Undang-Undang PPh merupakan
pasal yang mengatur tentang subjekpajak, dimana juga mengatur tentangsubjek pajak luar negeri dan bentuk usahatetap.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 19/37
2. Pasal 3 UU PPhSetiap penduduk asing atau badan yang
berada di Indonesia apabila menerimaatau memperoleh penghasilan dariIndonesia dipastikan menjadi subjek pajakkarena atas penghasilannya dikenakanpajak. Untuk penduduk asing yang bekerjadi badan internasional dan kedutaan,apabila penghasilannya semata-matadiperoleh dari badan atau kedutaantersebut, maka tidak dikenakan pajak,
karena bukan subjek pajak.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 20/37
3. Pasal 5 UU PPhPasal ini berisi tentang Bentuk Usaha Tetap
(BUT), hal ini mungkin menimbulkanpertanyaan kenapa BUT dibuat pasaltersendiri, hal ini dikarenakan usaha
penduduk asing di Indonesia, yang tidakingin dicampuri dengan kepemilikan sahamatau kepentingan penguasaan adalahdengan melalui BUT.
Bentuk usaha tetap dikenakan pajak ataspenghasilan yang berasal dari usaha ataukegiatan dan dari harta yang dimiliki ataudikuasainya. Dengan demikian semuapenghasilan yang berasal dari Indonesia
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 21/37
4. Pasal 18 UU PPh
Apabila terdapat transaksi internasional yang tidak wajar,misalnya adanya transfer pricing, untuk penjualan keIndonesia lebih besar dibandingkan dengan pembelianyang dilakukan dari Indonesia, sehingga mengakibatkanusaha di Indonesia mengalami kerugian, maka Dirjen
Pajak akan menghitung kembali jumlah kewajaran ataspenghasilan dan biaya tersebut dalam Pasal 18 UU PPh.
Hubungan istimewa di antara wajib pajak dapat terjadikarena ketergantungan atau keterikatan satu denganyang lain yang disebabkan karena:
1.Kepemilikan atau penyertaan modal;2.Adanya penguasaan melalui manajemen atau
penggunaan teknologi.
Selain karena hal-hal tersebut di atas, hubungan istimewadi antara wajib pajak orang pribadi dapat pula terjadikarena adanya hubungan darah atau karena perkawinan.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 22/37
4. Pasal 18 UU PPh
Untuk menghindari hal ini Menteri Keuanganberwenang mengeluarkan keputusan mengenaibesarnya perbandingan antara utang dan modalperusahaan untuk keperluan penghitungan pajakberdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan,
menetapkan saat diperolehnya dividen oleh wajibpajak dalam negeri atas penyertaan modal padabadan usaha di luar negeri selain badan usaha yangmenjual sahamnya di bursa efek, dengan ketentuan
sebagai berikut:besarnya penyertaan modal wajib pajak dalam negeri
tersebut paling rendah 50% (lima puluh persen)dari jumlah saham yang disetor; atau
secara bersama-sama dengan wajib pajak dalam
negeri lainnya memiliki penyertaan modal paling
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 23/37
4. Pasal 18 UU PPh
Maksud diadakannya ketentuan Pasal 18 adalahuntuk mencegah terjadinya penghindaran pajak,yang dapat terjadi karena adanya hubunganistimewa. Apabila terdapat hubungan istimewa,kemungkinan dapat terjadi penghasilan dilaporkan
kurang dari semestinya ataupun pembebanan biayamelebihi dari yang seharusnya. Dalam hal demikianDirektur Jenderal Pajak berwenang untukmenentukan kembali besarnya penghasilan dan
atau biaya sesuai dengan keadaan seandainya diantara para wajib pajak tersebut tidak terdapathubungan istimewa.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 24/37
4. Pasal 18 UU PPh
Dalam menentukan kembali jumlah penghasilan danatau biaya tersebut dapat dipakai beberapapendekatan, misalnya data pembanding,alokasi laba berdasar fungsi atau peran sertadari wajib pajak yang mempunyai hubungan
istimewa dan indikasi serta data lainnya.Demikian pula kemungkinan terdapat penyertaan
modal secara terselubung, dengan menyatakanpenyertaan modal tersebut sebagai utang, maka
Direktur Jenderal Pajak berwenang untukmenentukan utang tersebut sebagai modalperusahaan. Penentuan tersebut dapat dilakukanmisalnya melalui indikasi mengenai perbandinganantara modal dengan utang yang lazim terjadiantara para pihak yang tidak dipengaruhi oleh
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 25/37
4. Pasal 18 UU PPh
Kesepakatan harga transfer ( Advance Pricing Agreement /APA) adalahkesepakatan antara wajibpajak dengan Direktur Jenderal Pajak mengenaiharga jual wajar produk yang dihasilkannya kepadapihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(related parties) dengannya. Tujuan diadakannya APA adalah untuk mengurangi
terjadinya praktik penyalahgunaan transfer pricingoleh perusahaan multi nasional.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 26/37
4. Pasal 18 UU PPh
Persetujuan antara wajib pajak dengan Direktur Jenderal Pajak tersebut dapat mencakup beberapahal antara lain harga jual produk yang dihasilkan,
jumlah royalti dan lain-lain, tergantung padakesepakatan.
Keuntungan dari APA selain memberikan kepastianhukum dan kemudahan penghitungan pajak, fiskustidak perlu melakukan koreksi atas harga jual dankeuntungan produk yang dijual wajib pajak kepada
perusahaan dalam grup yang sama.APA dapat bersifat unilateral, yaitu merupakan
kesepakatan antara Direktur Jenderal Pajak denganwajib pajak atau bilateral, yaitu kesepakatan antara
Direktur Jenderal Pajak dengan otoritas perpajakannegara lain yang menyangkut wajib pajak yang
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 27/37
5. Pasal 24 UU PPh
Untuk menghindari terjadinya pajak berganda,maka negara Indonesia mengatur dalam Pasal 24tentang pengkreditan pajak luar negeri ataspenghasilan yang diterima atau diperolehpenduduk Indonesia di luar negeri.
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri ataspenghasilan dari luar negeri yang diterima ataudiperoleh wajib pajak dalam negeri bolehdikreditkan terhadap pajak yang terutang
berdasarkan Undang-undang ini dalam tahunpajak yang sama.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 28/37
5. Pasal 24 UU PPh
Pada dasarnya wajib pajak dalam negeri terutangpajak atas seluruh penghasilan, termasukpenghasilan yang diterima atau diperoleh dari luarnegeri. Untuk meringankan beban pajak gandayang dapat terjadi karena pemajakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luarnegeri, ketentuan Pasal 24 UU PPh mengaturtentang perhitungan besarnya pajak ataspenghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajakyang terutang atas seluruh penghasilan wajibpajak dalam negeri.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 29/37
5. Pasal 24 UU PPh
Besarnya kredit pajak adalah sebesar pajakpenghasilan yang dibayar atau terutang di luarnegeri tetapi tidak boleh melebihi penghitunganpajak yang terutang berdasarkan Undang-UndangPPh. Untuk memberikan perlakuan pemajakan
yang sama antara penghasilan yang diterima ataudiperoleh dari luar negeri dengan penghasilanyang diterima atau diperoleh di Indonesia, makabesarnya pajak yang dibayar atau terutang di luar
negeri dapat dikreditkan terhadap pajak yangterutang di Indonesia tetapi tidak boleh melebihibesarnya pajak terutang di Indonesia.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 30/37
5. Pasal 24 UU PPhDalam menghitung batas jumlah pajak yang bolehdikreditkan, penentuan sumber penghasilan adalah sebagaiberikut:
1.penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya adalahnegara tempat badan yang menerbitkan saham atausekuritas tersebut bertempat kedudukan;
2.penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewasehubungan dengan penggunaan harta gerak adalahnegara tempat pihak yang membayar atau dibebanibunga, royalti, atau sewa tersebut bertempatkedudukan atau berada;
3.penghasilan berupa sewa sehubungan denganpenggunaan harta tak gerak adalah negara tempatharta tersebut terletak;
4.penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa,pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak
yang membayar atau dibebani imbalan tersebut
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 31/37
6. Pasal 26 UU PPh
Pasal 26 mengatur tentang PPh Pemotongan ataspenghasilan yang diterima oleh subjek pajak luarnegeri dari Indonesia. Hal ini dikarenakan negaraIndonesia menganut Azas Pemajakan Sumber Penghasilan.
Badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atauperwakilan perusahaan luar negeri lainnya yangmelakukan pembayaran atau membebankan biaya
kepada wajib pajak luar negeri selain bentukusaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar20%
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 32/37
7. Pasal 32 A UU PPh
Berdasarkan Pasal 32 UU PPh, Pemerintahberwenang untuk melakukan perjanjian denganpemerintah negara lain dalam rangkapenghindaran pajak berganda dan pencegahanpengelakan pajak.
Dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi danperdagangan dengan negara lain diperlukan suatuperangkat hukum yang berlaku khusus (lex spesialis) yang mengatur hak-hak pemajakan dari
masing-masing negara guna memberikankepastian hukum dan menghindarkan pemajakanberganda serta mencegah pengelakan pajak.Adapun bentuk dan materinya mengacu padakonvensi internasional dan ketentuan lainnya serta
ketentuan perpajakan nasional masing-masing
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 33/37
Kesimpulan
Perjanjian internasional adalah suatu perbuatanhukum yang mengikat negara pada bidang-bidangtertentu, termasuk perpajakan, oleh karena ituperjanjian internasional harus dibuat dengan dasar-dasar yang jelas dan kuat, dengan menggunakan
instrumen peraturan perundang-undangan yang jelas.
Pembuatan perjanjian internasional harus memenuhisyarat sebagai berikut:
perjanjian internasional harus berdasarkankesepakatan dan dilaksanakan dengan itikad baik;
perjanjian internasional harus berpedoman padakepentingan nasional dan berdasarkan prinsip-prinsip kesamaan, saling menguntungkan, dan
memperhatikan, baik hukum nasional maupun
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 34/37
Kesimpulan
Jenis-jenis perjanjian internasional adalahsebagai berikut:perjanjian bilateral,
perjanjian multilateral.
Perjanjian perpajakan internasional adalahsuatu perbuatan hukum yang mengikatnegara pada bidang-bidang perpajakan.Perjanjian perpajakan internasional tersebut
bentuknya adalah:persetujuan penghindaran pajak berganda (tax
treaty)
cara penerapan (mode of application)
tata cara persetujuan bersama (mutual
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 35/37
Kesimpulan
Perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty )diatur dalam Pasal 32 A UU PPh, ”pemerintahberwenang untuk melakukan perjanjian denganpemerintah negara lain dalam rangka penghindaranpajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak.
Dalam penjelasan Pasal 32 A UU PPh dinyatakan bahwadalam rangka peningkatan hubungan ekonomi danperdagangan dengan negara lain diperlukan suatuperangkat hukum yang berlaku khusus (lex spesialis)
yang mengatur hak-hak pemajakan dari masing-masing negara guna memberikan kepastian hukumdan menghindarkan pemajakan berganda sertamencegah pengelakan pajak. Adapun bentuk danmaterinya mengacu pada konvensi internasional dan
ketentuan lainnya serta ketentuan perpajakan nasional
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 36/37
Kesimpulan
Kedudukan tax treaty dalam pelaksanaannya lebihdiutamakan dari Undang-Undang PPh, oleh karenaitu sepanjang diatur dalam tax treaty, makapemajakan atas penduduk asing atau badan asingmengikuti ketentuan yang diatur dalam tax treaty .
Tax treaty hanya mengenakan pada Undang-UndangPajak Penghasilan (UU PPh) dan tidak berlaku untukUndang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN),Ketentuan-ketentuan dalam UU PPh yang terkait
dengan perpajakan internasional adalah Pasal 2,Pasal 3, Pasal 5, Pasal 18, Pasal 24, Pasal 26, danPasal 32 A.
5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 37/37
TerimaKasih