wipo copyright treaty

15
Junjal Hukum Intemasional WIPO Copyright Treaty Konsep (Concept} WIPO Copyright Treaty atau yang sering disingkat sebagai WCT (selanjutnya disebut sebagai WCT) merupakan perjanjian internasional yang dibentuk pada tahun 1996. WCT ini merupakan instrumen hukum pelengkap the Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works 1886 atau dikenal sebagai Konvensi Berne. Dalam perjanjian ini terdapat ketentuan-ketentuan tambahan yang mengakoraodasi faak-hak para pencipta yang tidak terdapat dalam Konvensi Berne. Latar Belakang (Backgrounds) Teknologi dan informasi merupakan bidang-bidang yang sernakin berkembang seiring dengan perubahan zarnan ke era modern. Sernakin canggihnya kemainpuan kornputer dan rneningkatnya penggunaan kornputer pribadi serta internet mengakibatkan tinibulnya kesadaran untuk mernbentuk instrumen hukum untuk melengkapi Konvensi Berne yang dianggap tidak dapat rnencakup sernua isu terkait dengan perkembangan zarnan dan perkembangan teknologi. Hal ini rnendorong WIPO mengadopsi WCT pada 20 Desember 1996. Dengan dernikian pengadopsian WCT ini dimaksudkan untuk rnengatasi isu-isu di bidang teknologi informasi dan internet yang tidak tercakup dalam Konvensi Berne. Dibandingkan dengan Konvensi Berne, WCT mengenalkan ketentuan baru yang jauh lebih besar pengaruhnya dalam ^ttpV/www.wipo-int/treaties/en/ip/wct/trtdocs^woOSS.html J 3 8 Indonesian Journal of International Law

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WIPO Copyright Treaty

Junjal Hukum Intemasional

WIPO Copyright Treaty

Konsep (Concept}

WIPO Copyright Treaty atau yang sering disingkat sebagai WCT(selanjutnya disebut sebagai WCT) merupakan perjanjianinternasional yang dibentuk pada tahun 1996. WCT ini merupakaninstrumen hukum pelengkap the Berne Convention for theProtection of Literary and Artistic Works 1886 atau dikenal sebagaiKonvensi Berne. Dalam perjanjian ini terdapat ketentuan-ketentuantambahan yang mengakoraodasi faak-hak para pencipta yang tidakterdapat dalam Konvensi Berne.

Latar Belakang (Backgrounds)

Teknologi dan informasi merupakan bidang-bidang yang sernakinberkembang seiring dengan perubahan zarnan ke era modern.Sernakin canggihnya kemainpuan kornputer dan rneningkatnyapenggunaan kornputer pribadi serta internet mengakibatkantinibulnya kesadaran untuk mernbentuk instrumen hukum untukmelengkapi Konvensi Berne yang dianggap tidak dapat rnencakupsernua isu terkait dengan perkembangan zarnan dan perkembanganteknologi. Hal ini rnendorong WIPO mengadopsi WCT pada 20Desember 1996. Dengan dernikian pengadopsian WCT inidimaksudkan untuk rnengatasi isu-isu di bidang teknologi informasidan internet yang tidak tercakup dalam Konvensi Berne.

Dibandingkan dengan Konvensi Berne, WCT mengenalkanketentuan baru yang jauh lebih besar pengaruhnya dalam

^ttpV/www.wipo-int/treaties/en/ip/wct/trtdocs^woOSS.html

J 3 8 Indonesian Journal of International Law

Page 2: WIPO Copyright Treaty

International Law Making

melindungi hak pencipta dalam bidang digital. WCT melindungihasil kaiya berupa program komputer serta kompilasi data daribahan lainnya (database).

Terkait dengan pengadopsian perjanjian ini, pada Mei 2001, TheEuropean Union Information Directive mengupayakan untukmelakukan hannonisasi European copyright laws sesuai denganratrfikasi Uni Eropa terhadap WCT. The European UnionInformation Directive ini menetapkan negara-negara anggota untukmelaksanakan ketentuan perlindungan terhadap tindakan yangdiambil untuk mencegah peniruan atau pengkopiaa dan terhadappembuatan, impor dan pendistribusian alat-alat yang dibuat untukmengelakkan perlindungan tersebut Hal ini merupakan tindakanyang selaras dengan ketentuan pada Pasal 11 perjanjian ini di manapada pasal tersebut prinsip ini dikenal dengan anti-circumventionprinciple.

Tidak hanya di Uni Eropa, Amerika Serikat juga meresponkewajiban yang dirnuat dalam WCT dengan menetapkan DigitalMillennium Copyright Act (DMCA) yang mulai berlaku sejak tahun2000. Undang-undang ini juga memuat ketentuan mengenai anti-circumvention measures.

Prinsip-Prinsip Uroum (General Principles)

Perjanjian ini pada dasarnya merupakan pelengkap dari KonvensiBerne sehingga mengenai prinsip-prinsip umum yang berlaku padaperjanjian ini juga inerujuk pada Konvensi tersebut. Perlindunganhak cipta serta hak eksklusif yang dimilki oleh para pencipta,merupakan bentuk penghargaaa kepada mereka atas kreativitasserta penuangan ide-idenya dalam bentuk yang khas.

Materi Pokok (Main Features)

Konvensi yang terdiri dari 25 pasal ini merupakan specialagreement yang dimaksudkan dalam Pasal 20 Konvensi Berne yangbertujuan untuk rnemberikan hak-hak yang lebih luas daripada yangtelah diakomodasikan dalam Konvensi Beme. Pada Pasal 2

Volume 6No. 1 Oktober2008 139

Page 3: WIPO Copyright Treaty

Jurnal Hufatm Internasional

Perjanjian ini dapat dilihat lingkup dari perlindnngan hak cipta,yang mencakup penuangan ide (bukan ide yang belumdiekspresikan), prosedur dan nietode pelaksanaan konsep.

Perjanjian ini jelas meniiliki keterkaitan dengan Konvensi Bemeyang dapat terlihat pada Pasal 3 yang meniuat ketentuan bahwaperlindungan yang dimuat dalam Konvensi ini berlaku secaramutatis mutandis dengan ketentuan Pasal 2 — 6 Konvensi Berne.Seianjutnya juga dalam Pasal 4 dinyatakan bahwa program-programkomputer dilindungi dalam pengertian Pasal 2 Konvensi Berne.Perlindungan-perlindungan tersebut berlaku terhadap program-program komputer tanpa memandang mode atau bentuknya

Pada Pasal 5 perjanjian ini memuat ketentuan mengenaiperlindungan data atau bahan lainnya yang dalam bentuk apapun,yang dengan alasan pemilihan atau pengaturan isinya menghasilkankarya-karya intelektual. Perlindungan ini tidak mencakup kepadadata atau bahan itu send in. dan tidak merugikan hak cipta yangtennuat dalam kompilasi data atau bahan tersebut.

Mengenai hak-hak yang -iimiliki oleh pencipta tercantum padaPasal 6 - 8 . Pada Pasai 6 diatur tentang Hak Distribusi yangrnenyatakan bahwa pencipta yang merupakan subyek dalamperjanjian ini meniiliki hak eksklusif untuk memberikan wewenangkepada publik atas karya asli dan tiruannya melalui penjualan ataucara pengalihan kepemilikan lainnya. Kemudian pada Pasal 7mengatur mengenai Hak Sewa (Right of Rental) yang dimiliki olehpencipta program-program komputer, karya sinematografi dankarya yang diwujudkan dalam fonogram. Mereka memil:!d hakeksklusif untuk niengkomersialkan sewa karya asli maupuatiruannya tersebut kepada publik. Dalam ayat 2 dimuat mengenaipembatasan-peinbatasan terhadap kondisi tertentu terkait denganayat 1. Seianjutnya, Pasal 8 mengatur mengenai Hak Pengumumankepada Publik (Rights of Communication to the Public). Tanpamengurangi ketentuan pada Pasal ll(l)(ii), \\bis(\)(\) dan (ii),1 lfer(l)(ii), 14(l)(ii) dan \4bis(\) Konvensi Berne, penulis literaturdan karya artistik memiliki hak eksklusif untuk mengumumkankarya mereka, melalui kabel ataupun tidak, termasuk melalui cara

J 4Q Indonesian Journal of International Law

Page 4: WIPO Copyright Treaty

International Law Mating

yang dapat diakses publik dari suatu tempat dan pada waktutertentu.

Kemudian mengenai jangka waktu perlindungan karya fotografisterdapat pada Pasal 9 yang raenentukan bahwa penentuannya tidakmenerapkan Pasal 7 (4) Konvensi Berne, yaitu 25 tahun sejak karyatersebut dihasilkan.

Selanjutnya, pada Pasal 10 diatur tentang pernbatasan danpengecualian yang menentukan bahwa dalam legislasi nasionaldapat ditentukan dernikian terhadap hak penulis atau penghasilkarya dalam kasus-kasus tertentu yang tidak menimbulkan konflikdengan pemanfaatan karya tersebut dan tidak secara lazimmerugikan kepentingan dari pencipta.

Mengenai kewajiban negara-negara peserta, pada Pasal 11 dan 12dimuat kewajiban bagi negara peserta terkait technologicalmeasures dan Rights Management Information. Negara pesertaharus menyediakan perlindungan serta upaya hukum yang efektifbagi para pihak yang melanggar ketentuan dalam WCT maupundalara Konvensi Berne terkait dengan kedua hal tersebut tadi. Padaketentuan pasal 11 dikenal prinsip anti-circumvention. Prinsip inibertujuan untuk rnelindungi pembatasan yang diberikan olehpencipta agar tidak dapat diketahui oleh pihak lain sehingga jikapencipta sengaja rnenggunakan encryptions (penyampaian pesaridengan sandi), maka pihak lain dilarang untuk melakukan decodingatas encryption ini. Untuk raenjamin hal ini, negara peserta harusrnernbuat legislasi nasional yang mengatur larangan mengenai halini. Selanjutnya dalam Pasal-: 12, perjanjian menentukan baginegara-negara anggota untuk menyediakan upaya hukum yangefektif dan memadai atas pihak-pihak yang diketahui rnelaksanakantindakan yang dilarang terkait dengan penghilangan ataupengubahan rights management information.

Selain itu, kewajiban negara peserta juga terdapat pada Pasal 14yang memuat ketentuan mengenai kewajiban negara peserta untukrnengadopsi dalam sistem hukumnya ketentuan-ketentuan yangdiperlukan untuk memastikan pelaksanaan perjanjian ini. Secarakhusus, negara peserta harus memastikan prosedur pelaksanaan

I 'olume 6 No. 1 Oktober 2008 \

Page 5: WIPO Copyright Treaty

Jurnal Hukum Internasional

perjanjian diakomodir dalain hukum nasionalnya. Terdapat jugakeharusan untuk menyediakan upaya cepat untuk rnencegahpelanggaran dan upaya hukum lainnya untuk menghindarkanpelanggaran lebih lanjut

Kernudian, Pasai 15 mengatur ketentuan mengenai Assemblybeserta kewenangan dan tugas-tugasnya. Pasai ini juga memuatketentuan mengenai perwakilan dari negara-negara anggota. Pasai16 mengatur mengenai International Bureau WIPO yang bertugasuntuk rnelaksanakan tugas-tugas terkait dengan perjanjian ini.Seianjutnya, Pasai 25 merupakan ketentuan yang menyatakanbahwa Direktur Jenderal WIPO adalah yang nienyimpan perjanjianini

Mengenai reservasi terhadap perjanjian ini, tidak diperkenankanberdasarkan Pasai 22 WCT.

Keberlakuan (Entry into Force)

Berdasarkan Pasai 20 WCT, WCT akan entry into force sejak 3bulan seteiah 30 instrumen ratifikasi atau aksesi dari negara-negaradidepositkan pada Direl^^r Jenderal WIPO. Dengan adanyaketentuan demikian, pada akhirnya WCT ini baru entry into force 6tahun sejak dibentuknya konvensi, yaitu pada 6 Maret 2002.

(Theopita ladica Tampubolon, S.H.)

Patent Cooperation Treaty

La tar Belakang

Pengajuan permohonan international terhadap suatu paten bertujuanagar paten tersebut mendapat perlindungan di beberapa negara.

http^Avw^.vnpo.iniyexport/sites/www/pct/en/texts/pdfi'pct.pdf

J 42 Indonesian Journal of International Lmv

Page 6: WIPO Copyright Treaty

International Law Malting

Untuk itu, agar paten tersebut diakui di negara lain., maka pemohonharus mengajukannya di setiap negara di rnana perlindunganterhadap paten tersebut dikehendaki. Dengan demikian, setiapkantor paten nasional masing-masing negara harus melaksankanpenelitian terhadap permohonan paten tersebut. Sistem ini tentumemerlukan pekerjaan, waktu, dan biaya yang n'dak sedikit.

Untuk mengakomodasi pennasalahan pendaftaran paten yangdernikian, maka lahirlah Patent Cooperation Treaty (PCT) atauPerjanjian Kerjasama Paten. PCT disetujui pada tanggal 19 Juni1970 di Washington dalani suatu konferensi para diplomat dari 73negara dan 22 organisasi internasional. PCT telah diamandemenpada 28 September 1979 dan draiodirlkasi sebanyak dua kali, yaitu3 Februari 1984 dan 3 Oktober 2001. Dengan adanya PCT ini, sipemohon tidak perlu lagi mendaftarkan patennya ke setiap negarayang dikehendaki. Paten tersebut secara otoniatis terdaftar dandiakui pada negara-negara anggota PCT.

Konsep

PCT merupakan perjanjian kerjasama paten yang mernperkenalkansistern permohonan internasiona! dan publikasi internasional,pemeriksaan pennulaan internasional atas setiap permohonan patenyang lebih berdaya guna, hemat, dan sederhana jika perlindungantersebut dikehendaki secara internasional. Sistem permohonaninternasional rnenurut PCT adalah bahwa setiap warga negara darinegara-negara yang mengadakan perjanjian berhak untukrnengajukan permohonan kepada PCT. Hal ini berdasarkankeinungkinan untuk merninta hak prioritas menurut Konvensi Paris(Paris Convention 1883).

PCT juga memberikan bantuan teknis yang merupakan perhatiankhusus bagi negara-negara berkernbang. PCT sepakat bahwa birointernasional (International Bureau) dengan biaya rendah harusmemberikan pengetahuan teknis dan teknologi untuk negara-negaratersebut, termasuk pengetahuan yang dipublikasikan berdasarkandokumen yang diterbitkan. Menindaklanjuti hal ini, maka sebuahkornisi bantuan teknis telah dibentuk, yang bertugas untukrnenyelenggarakan dan mengawasi bantuan teknis dalam

Volume 6 No. I Oktober 2008 \3

Page 7: WIPO Copyright Treaty

Jtffnal Htikttm internasional

inengembangkan sistem paten berdasarkan wilayah dan secarateipisah.

Prinsip-Prinsip Umura

Berdasarkan tujuan peinbentukan penjanjian ini, sebagaimanaterdapat pada bagian preamble, dapat dilihat bahwa Perjanjian inidibuat untuk memberikan perlindungan hukum terhadap penernuan-penemuaa, yang mana perlindungan tersebut dibutuhkan disejumlah negara. Prinsip lain yang dapat dilifaat dari Perjanjian iniadalah bahwa setiap warga negara dari negara-negara pesertaberhak untuk inengajukan pennohonan kepada PCX. Selain itu,dalam Pasai 1 ayat (2) dinyatakan bahwa tidak ada ketentuan dalamPerjanjian ini yang diinterpretasikan sebagai pengurangan hak-hakyang telah diatur dalam Paris Convention 1883 terhadap setiapwarga negara atau penduduk negara peserta Konvensi tersebut.

Mated Pokok

PCX terdiri dari Ketentuan Pengantar (Introductory Provision) serta8 Bab yang memuat 69 Pasal. Adapun hal-hal yang diatur dalamPCX adalah sebagai berikut:- Introductory Provision (Pasal 1-2)

Ketentuan pengantar ini inengatur mengenai pendirian suatuUnion, yaitu International Patent Cooperation Union, untukerjasama dalam hal penyunpanan, pencarian, dan pemeriksaanpermohonan perlindunga invensi. Selanjutnya, Pasal 2 memuatdefinisi istilah-istilah yang dipakai dalam Perjanjian ini.

- Bab I (Pasal 3-30)Bab ini memuat pengaturan mengenai pennohonaninternasional dan penelitian internasional. Pada Pasal 3 -14diatur hal-hal yang terkait dengan permohonan internasional.misalnya mengenai request, description, claims, drawings,claiming priority, applicant, receiving office dalam permohonaninternasional. Selain itu, diatur pula mengenai tanggalpenyimpanan; pengiriman kepada Biro Internasional dan BadanPenelitian Internasional; tersedianya salinan permohonan untuk

144 Indonesian Journal of International Law

Page 8: WIPO Copyright Treaty

International Law Making

kantor patent yang ditunjuk; serta adanya cacat tertentu (certaindefect) dalam pennohonan internasional tersebut.Sementara itu, pada pasal 15-20 diatur mengenai penelitianintemasional (international search)., yang rnana dijelaskanpernbentukan badan penelitian internasional yang kemudianakan rnelaporkan basil kerjanya kepada pemohoo dan BiroInternasional. Pada pasal selanjutnya, diatur mengenai publikasiinternasional yang diselenggarakan oleh Biro Internasional.

- Bab H (Pasal 31 -42)Ketentuan mengenai perneriksaan pennulaan internasional(International Preliminary Examination) diatur dalarn Bab II.Pada bab ini antara lain dijelaskan mengenai prosedurpelaksanaan perneriksaan pennulaan internasional dan jugalaporannya yang diselenggarakan oleh suatu badan khusus,yakni International Preliminary Examination Authority.

- Bab ffl (Pasal 43 -49)Pada bab ini dirnuat ketentuan-ketentuan umum (commonprovisions), yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur masalahseeking certain kinds of protections; seeking twokinds ofprotection; regional patent treaties; incorrect translation of theinternational application; time limits; delay in meeting certaintime limits; dan juga mengenai right to practice beforeinternational authorities.

- Bab IV (Pasal 50-52)Bab IV PCX mengatur masalah pelayanan teknis, yaitumengenai pelayanan inforiuasi paten dan bantuan teknis. Untuklayanan infarrnasi paten disediakan oleh Biro Internasional.Sementara itu, untuk bantuan teknis akan diselenggarakan olehsuatu panitia khusus, yaitu Committee for Technical Assistance,yang dibentuk oleh Majelis (Assembly).

~ Bab V (Pasal 53-58)Dalam Bab V diatur mengenai ketentuan-ketentuanadministratif. Ketentuan tersebut antara Iain mengatur masalahadministratif yang terkait dengan Majelis (Assembly), KornitePelaksana (Executive Committee), Biro Intemasional

Volume 6 No. I Oktober2008 145

Page 9: WIPO Copyright Treaty

Jurnal Htthm Internasiona!

(Internationa! Bureau), dan Panitia Kerjasama Teknis(Committee for Technical Cooperation). Selain itu diatur pulahala-hala yang terkait dengan tnasalah keuangan dan peraturan-peraturan yang dilampirkan pada Perjanjian ini.

- Bab VI (Pasal 59)Bab VI berisi ketentuan mengenai penyelesaian sengketa antaradua atau lebih negara anggota dalam hal interpretasi ataupelaksanaan perjanjian ataupun peraturan yang terdapat dalamlampirannya.

- BabVH(PasaJ60-61)Bab ini niemuat ketentuan mengenai revisi dan amandenaenPerjanjian. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa Perjanjian inidapat direvisi dari waktu ke waktu melalui konferensi kbususNegara-negara Peserta. Sementara itu, dalam hal pelaksanaanamandemen, usulannya harus diajukan oleh setiap negaraanggota dari Majelis, oleh Komite Pelaksana, ataupun olehDirektur Jenderal.

- Bab Vfll (Pasal 62-69)Bab terakhir dari Perjaijian ini inengatur ketentuan akhir, yaitumengenai ketentuan atau prosedur untuk menjadi pesertaPerjanjian dan juga mengenai waktu dan syarat keberlakuan(entry into force) dari Perjanjian ini. Selin itu, diatur pulamengenai masalah reservasi, pengaduan, penyimpanan,pemberitahuan, penandatanganan dan bahasa, serta gradualapplication.

Penyelesaian Sengketa

Pada Perjanjian ini, masalah penyelesaian sengketa diatur dalamBab VI, yaitu pada Pasal 59 yang diterangkan oleh Pasal 64 ayat(5). Ketentuan dalam pasal tersebut menyebutkan bahwa jika terjadisengketa antara dua atau lebih Negara Peserta terhadap interpretasiatau pelaksanaan Perjanjian, rnaka tidak diselesaikan meialuinegoisasi, akan tetapi salah satu negara terkait dpat membawasengketa itu ke hadapan Mahkarnah Internasional atau InternationalCourt of Justice (ICJ) rnelaliu perrnohonan sesuai dengan Statuta

\^ Indonesian Journal of International Law

Page 10: WIPO Copyright Treaty

International Lcnv Making

ICJ, kecuali jika negara-negara yang bersangkutan menyepakatiraetode penyelesaian sengketa yang lain. Negara Peserta yangmembawa sengketa ini ke Mahkamah Internasionai harusmelaporkan kepada Biro Internasionai. Selanjutnya, BiroInternasionai harus membawa masalah ini untuk diperhatikan olehNegara Peserta yang lain.

Keberlakuan (Entry into Force)

Berdasarkan Pasal 63 ayat (1), dikatakan bahwa PCX berlaku tigabulan setelah 3 negara peserta mendepositkan instnunen ratifikasiatau aksesi, yang mana setidaknya enipat dari kedelapan negaratersebut masing-masing telah memenuhi persyaratan sebagaiberikut:(i) jumlah pennohonan yang diajukan dalam negara tersebut telah

melebihi 40.000 permohonan berdasarkan laporan tahunanterbaru yang dikeluarkan oleh Bi o Internasionai;

(ii) warga negara atau penduduk negara tersebut telah niengajukansetidaknya 1000 permohonan pada satu negara lain berdasarkanlaporan tahunan terbaru yang dikeluarkan oleh BiroInternasonai;

(iii) kantor paten nasional dari negara tersebut telah menerimasetidaknya 10.000 permohonan dari warga negara ataupenduduk negara lain berdasarkan laporan tahunan terbaruyang dikeluarkan oleh Biro Internasionai.

Perjanjian ini berlaku pada 21 Januari 1978 dengan sebanyak 18negara peserta pada awalnya. Saat ini negara peserta PCT sebanyak139 negara. Indonesia sendiri telah resmi menjadi negara pesertapada 5 September 1997.

Peraturan TerkaitParis Convention for the Protection of Industrial Property 1883.

(Keke Vienna, SH)

Volume 6 No. i Oktober 2008 \ J

Page 11: WIPO Copyright Treaty

Jurnal Hithtm Intemasional

Trademark Law Treaty3

Later Belakang

Awalnya traktat ini diajukan karena keinginan yaag tinggi danimpian yang begitu besar yang dirancang oleh World InteJectualProperty Organization (WIPO) untuk mengharmonisasikan hukum-hukum yang caengatur tentang inerk di mancanegara yang menjadianggota traktat ini. WIPO ingin nienharmonisasikan hukum merkbaik secara substantive rnaupun secara administrative tennasuk jugaharmonisasi dari definisi yang dapat diregjstrasikan. Provisi dariregistrasi merk suara, eliminasi dari syarat "doing business" untukdapat memiliki hak merk. Dan juga perlindungan dari merk terkenalmaupun merk yang diketahui masyarakat luas.

Namun pada saat itu, pertentangan datang dari negara-negara Eropamaupun bukan Eropa. Dimana niereka tidak menyetujui hai-halyang dikatakan diatas. Yang akhknya hanipir semua tujuan awaldari traktat tersebut dieliminasi. Dan akhirnya traktat inilah yangmengatur mengenai harmonisasi hukurn adminisitratif tentang merkyang kita dapatkan.

Konsep

Trademark Law Treaty ini nierupakan suatu instrument hukumyang dibuat untuk pengharmonisasian hukuni administrasi merk.Didalam traktat ini diatur mengenai pengertian tentang merk, cararegistrasi9 penandatanganan, kalsifikasi dari barang dan jasa,pergantian nama ataupun alamat, pergantian kepeniilikan, ralat,keberlakuan dan waktu untuk niemperbaharui registrasi, dan lainsebagainya.

Priasip-Prinsip Umum (General Principles)

Prinsip lunum dalam Treaty ini adalah untuk mengharmonisasihukum-hukum nierk yang ada di seluruh dunia, di mana hal-halyang menjadi bagian dalam harmoaisasi tersebut antara Iain adalah:

3http://www.wipo.int/treaties/en/ip/tlt/trtdocs_wo027.html

Indonesian Journal of International Law

Page 12: WIPO Copyright Treaty

Memational Law Making

1. Jangka waktu registrasi dan jangka waktu inemperbaharuiregistrasi merk dagang adalah 10 tahun, dimana pengisisianformulir memperbaharui registrasi merk dagang harusdilakukan 6 buian sebelum jangka waktu merk tersebuthabis.

2. Perlindungan yang diberikan atas merk dagang saina denganperlindungan yang diberikan oieh konvensi pans.

3. hanya diberikan satu pengacara kepada tiap pelamar danNegara anggota tidak niembutuhkan suatu bentukpenandatananganan atau suatu bentuk peiegaiisiran untukmembuktikan atau niensahkan bahwa pengacara tersebutberhak atau inemiliki kapasitas untuk mewakili seorangpelamar.

4. dokumentasi yang tidak praktis atau sulit untukdilaksanakan, seperti perwakalan oieh beberapa pengacara,sertifikasi dari suatu status korporasi, sertifikasi kamardagang, sertifikasi status yr"tg baik, persyaratan adanyasuatu saksi, penibuktian atas sesuatu sertifikasi danlegalisasi akan dikurangi.

5. satu aplikasi diisi untuk mewakili beberapa kelasinteraasional. Walaupun aplikasi demikian dapat dibagi-bagimenjadi beberapa pada saat proses perlawanan, banding atausampai peregister memberikan keputusan untuk membagi-bagi registrasi tersebut yang akan rnerujuk kepada haripertama dari waktu awal pendaftaran niaupunakteditentukannya hasil dari registrasi.

6. Hanya satu dokumen yang diisi sebagai bukti dari beberapaaplikasi dan registrasi

7. Negara anggota dianjurkan untuk \idak meminta bahwamerk dagang tersebut dibuat dengan niat baik, namun initerlihat seperti suatu perubahan prosedur dari padaperubahan substansi.

8. Negara anggota harus menyesuaikan hukum-hukumnyadengan Konvensi Paris. Traktat ini juga menyediakan suatumodel formulir dimana negara anggota dianjurkan untukmengadopsinya untuk kebaikan kantor merk dagangnya.

Volume 6 No. I Oktober 2008 \9

Page 13: WIPO Copyright Treaty

Jurrtal Hukum Intemasional

Materi pokok (Main Features)

Traktat ini berisikan 25 pasal dengan mated pokok antara lain:

1. Pasal 1 Abbreviated Expression yang inengatur mengenaipengertian-pengertian yang berhubungan dengan traktat ini.Yang antara lain mengatur mengenai office, registration,application, Paris Convention, Contracting Party,Organization, Regulation, dan lain sebagainya.

2. Pasal 2 Marks to Which the Treaty Applies mengatur merk-merk yang berada dibawah traktat ini, yang antara lainmengatur mengenai sifat dasar merk yaitu merk yangberbentuk 3 dimensi, namun yang berbentuk hologram danmerk yang tidak terdiii dari tanda yang terlihat oleh mataseperti contohnya adalafa suara. Dan jenis-jenis merk yangberada di bawah aturan dari traktat ini yang antara lainadalab merk yang berhubungan dengan barang maupun jasaatau keduanya, traktat ini tidak mengatur mengenai tandakolektif, tanda sertifikasi dan tanda penjaminan

3. Pasal 3 mengatur tentang aplikasi, dimana di dalamnyamengatur mengenai apa saja yang harus diisi oleh pemohondan bagaimana cara jiengisinya.

4. Pasal 4 mengatur mengenai representation', Address forServices dimana dalam klausula tersebut diatur mengenaiseriap pemohon harus diwakili oleh seorang pengacara, .danbagaimana cara peinberian kuasa serta apa saja kuasa yangdimiliki oleh pengacaranya tersebut dalam mewakilipemohon, serta bahasa yang digunakan.

5. pasal 5 mengatur mengenai Fitting Date dimana didalamnya diatur mengenai kapan rnulai berlakunyakepemilikan hak atas merk yang dalam kalusula inidikatakan hak atas rnerk sudah dapat digunakan pada saatpengisian formulir, namun ada pengecualian yaitu apabilapembayaran belum dilakukan secara penuh maka filling datedianggap ada setelah pembayaran dilaksanakan.

6. Pasal 6 mengatur mengenai Single Registration for Goodsand/or Service in Several Classes dimana dikatakan bahwa1 aplikasi hanya berlaku dalam aplikasi yang sama

J 50 Indonesian Journal of International Law

Page 14: WIPO Copyright Treaty

International Law Making

walaupun barang atau jasa tersebut dapat dikategorikan kedalaxn beberapa kelas.

7. pasal 7 inengatur mengenai Division of Application andRegistration

8. Pasal 8 mengatur mengenai signature dimana di dalamnyadiatur mengenai bagaimana cara berkomunikasi di ataskertas, lewat faxinaili dan elektronik lainnya, dimanapenandatanganan dianggap sab lewat ketiga hal tersebut danNegara anggota tidak diperbolehkan untuk meminta suatuakta yang menyatakan bahwa hal tersebut adalab sab.

9. Pasal 9 mengatur mengenai klasifikasi dari barang dan jasa.10. Pasal 10 mengatur mengenai prosedur penggantian narna

dan alamat Serta pasal 11 mengatur mengenai pergantiankepemilikan dari merk dagang-tersebut.

11. Pasal 12 mengatur mengenai ralat yang dilakuan olehpemohon dimana dikatakan dalam pasal tersebut apabilakesalah dilakuakn pada prose^ registrasi maka para Negaraanggota harus menerinia koreksi yang dilakukan, danapabila kesalahan terjadi karena kesalahan dari formuliraplicati maka hal tersebut tergantiung dari peraturan yangmengatur, dan apabila kesalah dilakukan oleh kantor merkmaka kantor tersebut harus memperbaiknya tanpa ada biayayang dibebankan kepada pemohon.

12. Pasal 13 mengatur mengenai jangka waktu berlakunya hakmerk dan waktu meraperpanjang hak nierk tersebut yangdalam pasal tersebut dikatakan bahwa durasi dari jangkawaktu serta memperbaharui halk merk adalah 10 tahun. Danpasal 14 mengatur mengeni apabila ada hal-hal yang dapatdijadikan sebagai penolakan terhadap permintaan apa yangdikatakan oleh pasal 10-13 dari traktat ini maka kantor merkdapat melakukan observasi etrhadap permintaan tersebut.

13. Pasal 15 sampai pasal 18 mengatur mengenai bahwaNegara anggota merniliki kewajiban untuk tunduk padakonvensi paris dan Negara anggota yang roeregistrasikanrnerk jasa atau apapun yang sesuai dengan jenis merktersebut tunduk pada konvensi paris yang termasuk jugadalam rnerk dagang. Dan juga mengatur mengenaiperaturan-peraturan pelaksana lainnya yang mengaturmengenai administratif dari pendaftaran merk dan

Volume 6 No. I Oktober 2008 \

Page 15: WIPO Copyright Treaty

Jwnalfhtkam Internasional

didalmnya juga diberikan contoh dari model formulir isianuntuk pendaftaran merk tersebut.

14. Pasai 18 mengenai revisi dan protokol, diinana di atur didalmnya mengenai bahwa revisi terhadap traktat ini hanyabisa dilakuakn dalam konferensi diploraatik, dan juga untukterus mendukung hannonisasi dari hukum merk niakaprotokol yang sesuai dengan traktat ini atau yang tidakbertentangan dengan traktat ini di adopsi dalam konferensidiplomatik.

15. Pasal 19 mengatur prosedur dalam menjadi anggota traktatini, dan pasal 20 mengatur mengenai ban mulai berlakunyaratifikasi rnaupun aksesi dari traktat ini.

16. Pasal 21 mengatur mengenai reservasi yang bisa dilakukanoleh negara anggota, diinana reservasi hanya bisa dilakuaknterhadap pasal 2 (l)(a) dan 2 (a), dan juga pasal 3(1) dan (2),5,7,11 dan 13. Selain dari asal tersebut tidak bisa dilakukanreservasi.

17. Pasal 22 mengatur mengenai Transitional Provision18. Pasal 23 mengatur mengenai penarikan diri dari traktat ini,

dimana dikatakan tarik diri harus didaftarkan kepadadirector general dan tarik diri mulai beriaku 1 tahunsemenjak Direktui Jendral menerima pemberitahuantersebut.

19. Pasal 24, dikatakan bahwa bahasa asli dari traktat ini adalah6 bahasa, yaitu Inggris, Arab, Cina, Perancis, Russia, danSpanyol dan semua text tersebut dianggap asli.

20. Pasal 25 mengatakan bahwa Direktur Jendral sebagai tempatpenyimpanan dati traktat ini.

Keberlakuaa (Entry into Force)

Trademark Law Treaty diadopsi pada 27 oktober 1994, danditandatangani di Jenewa pada 28 oktober oleh 39 negara anggotaWorld Intellectual Property Organization (WIPO), dan rnemilikikekuatan mengikat semenjak 1 Agustus 1996, dan sampai sekaranghanya ada 42 negara anggota dari treaty ini. Indonesia menjadianggota dari treaty ini dengan ineratifikasinya pada 5 juni 1997.

(Desy Kristine)

15 2 Indonesian Journal of International Law