bab ii landasan teori - bina sarana informatika · menurut lester robert britel ed (1978:640) dalam...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Prosedur
Susanto dalam jurnal Shinta Dwi Prana Dewi, dkk. Prosedur adalah
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang
sama. (Shinta Dwi Prana Dewi Moch Dzulkirom Dwi Atmanto, 2015)
Kata prosedur biasanya diidentifikasikan sebagai rangkaian aktivitas,
tugastugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan
proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan
suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur
biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
Menurut Cole dalam jurnal Darma wijaya dan Roy Irawan menerangkan
bahwa: Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan-pekerjaan
kerani(clerical) biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau
lebih disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam transaksi-transaksi
perusahaan yang sering terjadi.(Wijaya & Irawan, 2018)
Menurut Ardiyose (2013:734) menyatakan bahwa: “Prosedur adalah suatu
bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa
orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar
suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan
secara beragam”.
7
Menurut Mulyadi (2013:5) menyatakan bahwa: "Prosedur adalah suatu
urutan kegiatan krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang".
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan prosedur adalah suatu tatacara kerja atau kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap
yang telah ditentukan yang menghasilkan suatu tujuan tertentu.
2.2 Pengertian Administrasi
Kegiatan administrasi merupakan salah satu kegiatan penting dalam
sebuah organisasi atau perusahaan karena didalam kegiatan administrasi terjadi
penanganan data-data organisasi secara terstruktur agar dapat menjadi suatu
informasi yang berguna bagi kemajuan perusahaan.
Menurut Siswandi (2017:1) menjelaskan bahwa:
kata administrasi diambil dari kata “ad” dan “ministro”, Ad mempunyai
arti “kepada” dan “ministro” berarti “melayani”. Dengan demikian,
diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.
Selain itu, kata administrate berasal dari bahasa Belanda, yang artinya
lebih sempit dan terbatas pada aktivitas ketata usahaan, yaitu kegiatan
penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis,
yang berfungsi mencatat hal-hal yang terjadi dalam organisasi sebagai
bahan laporan bagi pimpinan, didalamnya merupakan kegiatan kegiatan
tulis menulis, mengirim, dan menyimpan keterangan dan dikaitkan pula
dengan aktivitas administrasi perkantoran yang hanya merupakan salah
satu bidang dari aktivitas administrasi yang sebenarnya.
Menurut Haryadi dalam jurnal (Herliana, 2016) “Administrasi adalah
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya”.
8
Administrasi atau tatausaha yaitu pengelolaan data dan informasi yang
keluar dari dan masuk ke organisasi, maka seluruh rangkaian kegiatan-kegiatan
tersebut terdiri dari penerimaan, pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan,
penyimpanan, pengetikan, penggandaan, pengiriman informasi dan data secara
tertulis yang diperlukan oleh organisasi. Administrasi dalam arti sempit adalah
kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan
tujuan untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya
kembali secara keseluruhan dan dalam satu hubungan satu sama lain. Dari
beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa administrasi adalah
kegiatan pengelolaan data dan informasi yang masuk dan keluar yang meliputi
kegiatan penerimaan, pencatatan pengklasifikasian, pengelolaan, penyimpanan,
pengetikan dan bersifat teknis ketatusahaan/clerical work. (Herliana, 2016)
Menurut Siswandi (2017:1) menjelaskan bahwa:
administrasi berasal dari kata Yunani “Ad” dan “ministrate” yang berarti
pengabdian atau service atau pelayanan. Secara naluriah, manusia ingin
selalu bersama dalam suatu kelompok, hal ini retasa atau tanpak dalam
usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang tidak dapat
dilaksanakan secara individual. Kebutuhan yang menimbulkan tujuan
bersama tersebut, menghendaki suatu kerjasama dari kelompok manusia
sebelum melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu, diperlukan pemikiran pemikiran terlebih dahulu agar
proses pencapaian tujuan itu dapat dijalankan sesuai dengan yang telas
ditetapkan.
Menurut Lester Robert Britel ED (1978:640) dalam Siswandi (2017:1)
menjelaskan pengertian administrasi sebagai berikut:
“The most comprehensive definition views management as an integrating
process by wich authorized individual create, maintain, an operate an
organization in tehe selection an accomplishment of it’s aims”.
9
Definisi paling komperhensif memandang manajemen sebagai proses
integrasi dimana individu mempunyai kewenangan menciptakan, memelihara,
sebuah organisasi beroprasi dalam pemilihan suatu prestasi dari tujuan tujuannya
Administrasi menurut Khaerul umam dalam siswandi (2017:2) mengatakan
bahwa:
ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran penalaran manusia yang
disusun bedasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang
mengungkapkan kejelasan tentang objek formal, yaitu pemikiran untuk
menciptakan keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh
manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas
administrasi dalam bentuk kerjasama menuju terwujudnya tujuab tertentu.
Menurut rahmat dalam siswandi (2017:2) menyebutkan bahwa, administrasi
adalah jenis pekerjaan yang memanfaatkan aktivitas manusia dalam pola
kerjasama sebagai upaya mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
Bedasarkan definisi diatas dapat diambil keputusan bahwa administrasi
dalam arti luas mengandung tiga unsur pokok, yaitu :
1. Kelompok manusia,
2. Kerjasama,
3. Tujuan Tertentu
Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa administrasi dalam
arti luas yaitu keseluruhan proses kerjasama dalam setiap usaha dari dua orang
atau lebih.
2.2.1.Ciri Pokok Administrasi
Menurut Rahmat dalam Siswandi (2017:2) Administrasi memiliki beberapa
ciri pokok administrasi, yaitu :
10
1. Sekelompok orang, artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika
dilakukan oleh lebih dari satu orang.
2. Kerja sama, artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika dua
orang atau lebih bekerja sama.
3. Pembagian tugas, artinya kegiatan administrasi bukan sekedar kegiatan
kerja sama, melainkan kerja sama tersebut harus didasarkan pada pembagian
kerja yang jelas.
4. Kegiatan yang runtut dalam suatu proses, artinya kegiatan administrasi
berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu secara berkesinambungan.
5. Tujuan, artinya sesuatu yang di inginkan untuk dicapai melalui kegiatan
kerja sama.
2.2.2. Fungsi Administrasi
Menurut rahmat dalam siswandi (2017: 2) Kegiatan administrasi sangat
dibutuhkan dalam suatu perusahaan, ada lima jenis fungsi pendukung administrasi
dalam perkantoran, yaitu:
1. Fungsi Rutin, yaitu fungsi administrasi perkantoran yang membutuhkan
pemikiran minimal mencakup pengarsipan dan penggandaan. Biasanya,
fungsi ini dilaksanakan oleh staff administrasi yang bertanggung jawab atas
kegiatan administrasi sehari-hari.
2. Fungsi Teknis, yaitu fungsi administrasi yang membutuhkan pendapat,
keputusan, dan keterampilan perkantoran yang memadai, seperti bisa
menggunakan beberapa program aplikasi komputer. Fungsi ini biasanya
dilakukan oleh staff administrasi yang tergabung dalam departemen
teknologi informasi.
11
3. Fungsi Analisis, yaitu fungsi yang membutuhkan pemikiran yang kritis dan
kreatif, disertai kemampuan untuk mengambil keputusan, seperti membuat
dan menganalisis laporan dan membuat keputusan pembelian. Fungsi ini
biasanya dilakukan oleh seorang manajer yang bertanggung jawab
mensupport keputusan yang akan dibuat oleh atasannya.
4. Fungsi Interpesonal, yaitu fungsi yang membutuhkan penilaian dan analisis
sebagai dasar pengambilan keputusan, serta keterampilan yang berhubungan
dengan orang lain, seperti mengoordinasikan tim proyek. Fungsi ini
biasanya dilakukan oleh staff administrasi sebagai jenjang karir sebelum
naik menjadi manajer pada suatu organisasi.
5. Fungsi Manajerial, yaitu fungsi yang membutuhkan perencanaan,
pengorganisasian pengukuran, dan pemotivasian, seperti pembuatan
anggaran dan pengevaluasian karyawan. Biasanya, fungsi ini dilakukan oleh
staff setingkat manajer yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
sistem dan prosedur administrasi.
2.3. Pengertian Pengadaan Barang
Menurut Wiliem Siahaya (2016:2) ,”Pengadaan barang adalah kegiatan
sistematik dan strategis untuk memperoleh barang berdasarkan prinsip ,
tujuan dan ketentuan yang berlaku mulai dari sumber Pengadaan sampai
tempat tujuan berdasarkan kualitas(quality),jumlah (quantity),biaya (cost),
waktu (delivery),sumber (source)dantempat(place)untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan (costumer ).
Menurut Yahya, dkk dalam jurnal Nur Ilmi Faisal (2017:1124)
mengemukaan bahwa :
Pengadaan barang dan jasa identik dengan adanya berbagai fasilitas baru,
berbagai bangunan, jalan, rumah sakit, gedung perkantoran, alat tulis yang
dilaksanakan disebuah instansi pemerintah. Pengadaan barang dan jasa
sering di sebut tender ini sebenarnya bukan hanya terjadi di instansi
pemerintah. Pengadaan barang dan jasa bisa terjadi di BUMN dan
perusahaan swasta Nasional maupun internasional. Intinya pengadaan
barang dan jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan atau
12
instansi pemerintah akan barang dan jasa yang dapat menunjang kinerja
dan performance mereka.
Menurut Ricky Martono, (2015:30) ,” Pengadaan Barang biasa disebut
dengan bagian puchasing/procurement . Hal yang membedakan purchasing (
pembelian) membeli kebutuhan organisasi , sedangkan procurement (pengadaan)
tidak hanya membeli , namun juga menyewa , menukar , dan meminjam barang-
barang untuk kebutuhan organisasi .
Meskipun demikian , keduanya memiliki fungsi , pekerjaan , dan tujuan
yang hampir sama , yaitu meyediakan barang – barang kebutuhan ( sebagai input ,
atau menyadiakan bahan mentah , barang setengah jadi , maupun barang inventory
yang berfungsi sebagai peralatan pemeliharaan) untuk mendukung kelancaran
proses operasi di Perusahaan. Pengadaan Barang memiliki pertimbangan
organisasi dalam memutuskan membuat barang kebutuhannya sendiri atau
mengadakan / membeli dari pemasok adalah :
1. Menetukan biaya dan kualitas terbaik dengan produksi sendiri atau membeli.
2. Keunggulan Produksi, atau bisnis utama . jika barang yang di butuhkan
merupakan bisnis utama atau keunggulan organisasi , sebaiknya disediakan /
dibuat sendiri.
3. Meningkatkan utilitas sumber daya sendiri
4. Keahlian Khusus yang hanya dimiliki pemasok .misalnya hanya pemasok A
yang memiliki sertifikasi khusus dalam membuat barang , sehingga organisasi
harus membeli barang dari pemasok A.
13
Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian yang meliputi bahan
baku (Raw material ), barang setengah jadi (intermediate product) dan peralatan
(equipment ). Jenis barang secara garis besar dikaterogikan menjadi :
1. Barang konsumsi yaitu barang hasil akhir produksi yang langsung dapat
digunakan ,seperti makanan ,minuman ,obat-obatan dan suku-cadang .
2. Barang produksi adalah barang yang diperluka untuk proses produksi , seperti
bahan baku , barang setengah jadi dan barang jadi untuk perakitan .
3. Barang modal adalah barang yang dapat dipakai berulang kali dan mengalami
penyusutan yang terdiri dari barang modal tetap (Fixed Asset) seperti
bangunan , jembatan , mesin dan barang Modal Bergerak (Movable
Asset),seperti peralatan , alat berat dan kendaraan.
2.3.1 Tujuan bagian pengadaan barang adalah :
Menurut Ricky Martono, (2015:32) Barang – barang ini bisa di sediakan
melalui pembelian dari perusahaan lain ( dari pemasok) atau dengan membuat
sendiri . pertimbangan dalam membeli barang adalah kesesuain dengan spesifikasi
barang yang di butuhkan jumlah dan harganya .
Tugas utama bagian pengadaan barang berupa nilai tambah bagi organisasi
dalam hal harga biaya pengadaan (cost) dan menjamin waktu ketersediaan
barang(Availability). Tujuan bagian pengadan barang adalah :
1. Memperoleh barang dan layanan dari pemasok pada jumlah , harga dan
kualitas yang sesuai kebutuhan
2. Memastikan perusahaan memperoleh pelayanan terbaik dari pemasok
sehingga proses operasi di perusahaan berjalan lancar
14
3. Mengidentifikasi pemasok yang mampu meyediakan barang dan layanan
terbaik dan membina hubungan baik .
4. Menjalin hubungan yang lebih dekat dengan pemasok untuk saling
memahami kebutuham masing – masing.
5. Negoisiasi biaya pembelian dan pengadaan barang.
6. Mempersiapkan kemungkinan akan kelangkaan barang , kenaikan harga , dan
rencana pengembangan produk baru organisasi.
2.3.2 Prinsip Dasar Pengadaan Barang
Menurut Ricky Martono,(2015:30) Pengadaan Barang di laksanakan
denggan menggunakan sebagai berikut :
1. Transparan : semua ketentuan dan informasi baik teknis maupun administratif
termasuk tata cara peninjauan , hasil peninjauan ,dan penetapan penyedia
barang dan jasa yang berminat dan mampu tanpa diskriminasi.
2. Adil : tidak diskriminatif dalam memberikan perlakuan bagi semua calon
peyedia barang / jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan
kepada pihak tertentu dengan cara atau alasaan apapun
3. Bertanggung jawab : mencapai sasaran baik fisik kualitas , kegunaan maupun
mafaat bagi kelancaran pelaksaaanaan usaha sesuai dengan prinsip prinsip
dan kebijakan serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang jasa.
4. Efektif : sesuai dengan kebutuhan yang telah di tetapkan dan dapat
memberikan manfaat yang sebesar –besarnya bagi para pihak terkait.
5. Efisien : menggunakan dana, daya dan fasilitas secara optimum untuk
mencapai sasaran yan telah di terapkan dengan biaya yang wajar dan tepat
pada waktunya.
15
6. Kehati- hatian berarti senantiasa memperhatikan atau patut menduga terhadap
informasi tindakan atau bentuk apapun sebagai langkah antisipasi untuk
menghindari kerugian material dan material selama proses pengadaan proses
pelaksanaan pekerjaan dan paska pelaksanaan pekerjaan .
7. Kemandarian berarti suatu keadaan dimana pengadaan barang jasa di kelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari
pihak manapun.
8. Intergritas berarti pelaksana pengadaan barang jasa harus berkomitmen penuh
untuk memenuhi etika pengadaan .
9. Good Corporate Governance Memenuhi prinsip –prinsip tata kelola
perusahaan yang baik .
2.3.3 Pengertian Stok Opname
Menurut Danang Dwijo Kangko, (n.d.) stock opname adalah pendataan,
inventaris, stocktaking, cacah ulang, simak sediaan. (Figure, n.d.)
Defenisi Stock opname menurut Sulistyo – Basuki (1992), merupakan
pekerjaan yang mencakup verifikasi lokasi dokumen, pemeriksaaan atas dokumen
yang tidak ada di tempat atau hilang atau sedang dipinjam, serta pemeriksaan
keadaan koleksi.(Figure, n.d.)
Pendapat lain dikemukan oleh Stevens (2011) stock opname atau
inventarisasi merupakan bagian penting dari kegiatan perpustakaan untuk
memelihara kualitas koleksi. (Figure, n.d.)
Swart (2006) menyatakan bahwa stock opname merupakan kegiatan
penting dalam pengembangan koleksi perpustakaan dan dapat menjamin koleksi
perpustakaan sesuai dengan data pada katalog atau pangkalan data.(Figure, n.d.)
16
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stock opname
adalah kegiatan pemeriksaan dan pendataan ulang koleksi perpustakaan secara
menyeluruh guna memelihara kualitas koleksi dan memaksimalkan kegiatan
pengembangan koleksi perpustakaan. Dengan pelaksanaan stok opname
perpustakaan dapat melakukan kontrol, sehingga dapat memantau dan mengetahui
aset yang dimiliki.
Menurut Yulia Yuyu (2010), cara melakukan stock opname antara lain
sebagai berikut:
1. Menggunakan daftar buku
2. Mencetak daftar buku berdasarkan nomor klasifikasi sesuai dengan urutan di
rak buku.
3. Mencetak daftar buku yang sedang dipinjam, yang sedang rusak, dan yang
sedang diperbaiki.
4. Cocokkan daftar buku dengan koleksi di rak.
5. Beri tanda jika buku tersebut tidak ada selain dalam hitungan pinjaman,
rusak, yang diperbaiki. Dari data tersebut dapat diketahui jumlah buku yang
hilang.
6. Melakukan Scanning buku yaitu digunakan untuk digitalisasi Koleksi.
Metode ini biasanya dilakukan apabila koleksi buku sudah menggunakan
barcode (No. registrasi buku) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Periksa dan rapikan susunan buku dalam rak berdasarkan No Klasifikasi.
b. Buat struktur data untuk koleksi buku yang akan di scanning.
c. Petugas melakukan scanning buku pada buku yang sudah berbarcode di
rak.
17
d. Cetak juga daftar buku yang dipinjam, rusak, dan yang sedang
direstorasi, serta hitunglah.
e. Bandingkan semua sesuai daftar yang ada sehingga dapat diketahui
jumlah buku yang hilang.(Figure, n.d.)
2.4 Memilih Pemasok
Menurut Ricky Martono, (2015: 34) Jika perusahaan sudah memutuskan
untuk membeli dari pemasok , langkah berikutnya adalah mengenal dan memilih
pemasok yang andal . hal ini dapat dilakukan melalui proses negosiasi atau tender
dengan pertimbangan berikut .
1. Tipe Pemasok :
a. Sole : satu- satunya pemasok yang tersedia di industri, bisa karena
peraturan pemerintah atau pemasok memiliki satu- satunya teknologi
untuk mengakses bukan mentah.
b. Single : ada beberapa pilihan pemasok , tetapi hanya dipilih satu karena
keunikan / kemampuan pemasok yanmg tidak dimiliki perusahaan lain.
Tujuannya adalah : mempermudah transaksi , komunikasi yang lebih baik ,
keamanan pasokan untuk barang- barang kritis.
c. Multiple : memilih beberapa pemasok , biasanya 3-4 pemasok uuntuk
barang-barang yang menjadi inti proses/ input . jumlah pemasok yang
terlalu sedikit akan menurunkan posisi persaingan kita. Disisi lain , terlalu
banyak pemasok akan mempersulit koordinasi dan penilain pemasok.
3-4 pemasok dapat menumbukan persaingan yang sehat antar pemasok.
2. Kualitas managemen dan kesehatan keuangan ( arus kas ) pemasok.
18
Tujuannya untuk menjalin hubungan jangka panjang dan menjaga kelancaran
proses dari pemasok itu sendiri. Kemapuan teknis dan kehandalan pemasok
untuk terus mempertahankan kemampuan teknisnya.
3. Lokasi, Harga dan pelayanan purna jual .
Pertimbangkan keunntungan dan kerugian dari pemasok lokal dan nasional ,
pajak , izin pengiriman barang , pemasok mana yang andal menyesuaikan
dengan kondisi dan budaya di negara konsumen berada dan pemasok yang
memiliki sertifikasi
4. Kerja Sama dengan pemasok :
a. Kunci Utama : Komitmen jangka panjang , saling percaya , berbagi visi
dan misi .
b. Managemen inventory : konsinyasi dan Vendor Managed Inventory
(VMI).
c. Pemasok Internasional ( Global Sourcing ).
Pertimbangannya : biaya produksi lebih murah , ketersediaan tenaga kerja
, mendekati potenai pasar yang lebih besar.
2.4.1 Prinsip Kerja Sama Dengan Pemasok
Menurut Ricky Martono, (2015:41) prinsip –prinsip kerja sama dengan
pemasok :
1. Mempunyai tujuan yang sama
2. Saling menguntungkan
3. Saling Percaya dan terbuka
4. Kerjasama jangka panjang
19
5. Perbaikan berkesinambungan dalam hal mutu dan biaya.
Semua Prinsip diatas mendukung proses pengadaan barang untuk
menciptakan koordinasi dan kerja sama yang baik dengan pemasok untuk berbagi
risiko pengadaan –pengiriman –pembelian barang. Tingkatan kerja sama antar
organisasi perusahaan dengan pemasok (collaborative relationships ) diurutkan
dari yang paling rendah ke paling yang tinngi nilai tambah / value bagi kedua
pihak.
1 Vendors
Kerja sama antara pembeli dan penjual sebatas memenuhi kebutuhan barang
dari pembeli dan memastikan penjual memperoleh pembayaran
2 .Traditional Suplier
Ada interaksi dan komunikasi yang lebih baik antara pemebeli dan penjual
3. Certified Supliers
Tahap berikutnya adalah menyertifikasi kualifikasi pemasok.Peusahaan
pembeli dapat merancang sendiri syarat-syarat memperoleh serifikasi ini atau
merujuk pada sistem manajemen yang diakui Internasional , misalnya ISO 9000 .
jika dikemudian hari pembeli ingin mencari pemasok baru , calon pemasok harus
memenuhi standar sertifikasi untuk memastikan kualitas barang , metode
pengiriman dan kesapatan pembayaran
4. Partnership
Jika pengirman barang sudah dilaksanakan dengan baik dan kerja sama antara
pembeli dan pemasok semakin tinggi , terjalin suplier partnership yang didukung
oleh tiga faktor penting , yaitu : komitmen jangka panjang , kepercayaan , dan
20
berbagi visi .jika kondisi ini tercapai , maka pembeli dan pemasok dapat bekerja
sama dalam meningkatkan efisiensi proses dan pemnyelesaian masalah
5. Strategic Alliances
Cara pandang bagi pembeli dan pemasok adalah menjalin hubungan jangka
panjang. Semua kebijakan diarahkan untk mewujudkan visi yang sejalan.
2.5 Pengertian E-procurement
menurut Sutedi dalam jurnal A. Rosita (2014:356) E-procurement adalah
sebuah sistem lelang dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dengan
memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi berbasis internet, agar dapat
berlangsung secara efektif, efisien, terbuka, dan akuntabel. (Rossita et al., 2014)
Hal ini hampir sama dengan penjelasan dari Indrajit yang dikutip oleh
Andrianto dalam jurnal A. Rosita (2014:356) bahwa e-procurement diartikan
sebagai sebuah proses digitalisasi tender/lelang pengadaan barang/jasa pemerintah
berbantuan internet. (Rossita et al., 2014)
Definisi lebih sederhana disampaikan oleh Andrianto dalam jurnal A.
Rosita (2014:356), bahwa e-procurement adalah proses pengadaan barang/jasa
yang dilakukan melalui lelang secara elektronik.(Rossita et al., 2014)
Menurut Ramli dalam jurnal Seprini (2016:215) Pengadaan secara
elektronik (eprocurement) adalah pengadaan barang/jasa yang
dilaksanakan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pengadaan barang/jasa
secara elektronik dilakukan dengan cara e-tendering atau epurchasing.
(Afrizal Syaer, Tuanku Tambusai Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir
21
Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Layanan Pengadaan Kabupaten Rokan Hulu
Jl Tuanku Tambusai Km, & Pemda Kabupaten Rokan Hulu, 2016)
Sedangkan menurut Anonim dalam jurnal Seprini (2016:215) Pengadaan
secara elektronik atau eprocurement adalah pengadaan barang/jasa yang
dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (Afrizal Syaer et al., 2016)