bab 14 [x-ray spectrometers]_tri siswandi s

16
Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 263 BAB 14 SPEKTROSKOPI SINAR-X Oleh : Tri Siswandi 14.1 Pendahuluan Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, William Conrad Rontgen pada tahun 1895 berhasil menemukan sinar-X atau sinar rontgen. Penemuan sinar-X ini diilhami oleh percobaan-percobaan sebelumnya yang dilakukan oleh J.J.Thompson dan Heinrich Hertz. Percobaan Thompson mengenai tabung katoda dan percobaan Hertz mengenai fotolistrik. Saat itu, Rontgen sedang melakukan percobaan dengan "sinar katoda". Sinar katoda terdiri atas arus elektron. Arus diproduksi dengan menggunakan tegangan tinggi antara elektroda yang ditempatkan pada masing-masing ujung tabung gelas yang udaranya hampir dikosongkan seluruhnya. Pada peristiwa ini, Rontgen sudah sepenuhnya menutup seluruh tabung sinar katoda dengan kertas hitam tebal, sehingga walaupun sinar listrik dinyalakan, tidak ada cahaya yang bisa terlihat dari tabung. Akan tetapi, pada saat Rontgen menyalakan arus listrik di dalam tabung sinar cathode, Rontgen terperanjat melihat bahwa cahaya mulai memijar pada layar yang terletak dekat bangku seperti distimulir oleh sinar lampu. Kemudian ia memadamkan tabung dan layar (yang terbungkus oleh barium platino cyanide) dan cahaya berhenti memijar. Karena tabung sinar katoda sepenuhnya tertutup, Rontgen segera sadar bahwa suatu bentuk radiasi yang tak kelihatan seharusnya datang dari tabung ketika cahaya listrik dinyalakan. Karena ini merupakan hal yang misterius, Rontgen menyebut radiasi yang tampak itu sebagai "sinar-X". Adapun lambang "X" merupakan lambang matematik biasa untuk menyatakan sesuatu yang tidak diketahui. Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik (EM) yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X memiliki beberapa sifat antara lain :

Upload: al-inal

Post on 01-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

x ray

TRANSCRIPT

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 263

    BAB 14

    SPEKTROSKOPI SINAR-XOleh : Tri Siswandi

    14.1 PendahuluanSeorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, William Conrad Rontgen pada tahun

    1895 berhasil menemukan sinar-X atau sinar rontgen. Penemuan sinar-X ini diilhami

    oleh percobaan-percobaan sebelumnya yang dilakukan oleh J.J.Thompson dan Heinrich

    Hertz. Percobaan Thompson mengenai tabung katoda dan percobaan Hertz mengenai

    fotolistrik. Saat itu, Rontgen sedang melakukan percobaan dengan "sinar katoda". Sinar

    katoda terdiri atas arus elektron. Arus diproduksi dengan menggunakan tegangan tinggi

    antara elektroda yang ditempatkan pada masing-masing ujung tabung gelas yang

    udaranya hampir dikosongkan seluruhnya.

    Pada peristiwa ini, Rontgen sudah sepenuhnya menutup seluruh tabung sinar

    katoda dengan kertas hitam tebal, sehingga walaupun sinar listrik dinyalakan, tidak ada

    cahaya yang bisa terlihat dari tabung. Akan tetapi, pada saat Rontgen menyalakan arus

    listrik di dalam tabung sinar cathode, Rontgen terperanjat melihat bahwa cahaya mulai

    memijar pada layar yang terletak dekat bangku seperti distimulir oleh sinar lampu.

    Kemudian ia memadamkan tabung dan layar (yang terbungkus oleh barium platino

    cyanide) dan cahaya berhenti memijar. Karena tabung sinar katoda sepenuhnya

    tertutup, Rontgen segera sadar bahwa suatu bentuk radiasi yang tak kelihatan

    seharusnya datang dari tabung ketika cahaya listrik dinyalakan. Karena ini merupakan

    hal yang misterius, Rontgen menyebut radiasi yang tampak itu sebagai "sinar-X".

    Adapun lambang "X" merupakan lambang matematik biasa untuk menyatakan sesuatu

    yang tidak diketahui.

    Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik (EM) yang sejenis dengan

    gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan

    sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X

    memiliki beberapa sifat antara lain :

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 264

    1. Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus dan dapat

    mempengaruhi film topografi.

    2. Daya tembusnya sangat tinggi.

    3. Dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film

    fotografi.

    4. Memiliki energi E = hv.

    5. Orde panjang gelombangnya berada diantara panjang gelombang sinar gamma dan

    sinar ultraviolet.

    Sinar-X merupakan gelombang EM yang memiliki panjang gelombang yang

    lebih pendek dari pada sinar UV dan memiliki energi lebih tinggi dari sinar UV sinar-X

    dapat memendarkan berbagai jenis bahan kimia, merambat lurus dan tidak dipengaruhi

    oleh medan magnet ataupun medan listrik. Sinar dapat dibuat dengan penembakan

    elektron dengan energi tinggi, kemudian dihentikan oleh elektron permukaan logam

    objek, sehingga energi kinetik elektron berubah menjadi foton sinar-X. Hal ini dapat

    dilihat pada Gambar 14.1.

    Gambar 14.1 Spektrum Gelombang Elektromagnet (id.wikipedia.org)

    Beberapa bentuk spektroskopi yang bekerja atas dasar sifat sinar-X adalah X-

    ray absorption spectroscopy (XAS), X-ray fluorescence (XRF) dan X-ray difraction

    (XRD). Alat ini bekerja pada dengan sistem yang hampir sama, yang berbeda adalah

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 265

    pada proses karakteristik. Misalnya XAS bekerja pada proses absorbsi atau transmisi

    sinar-X yang mengenai sampel, XRF bekerja pada bahan sampel yang bisa ter-

    fluoresens, dan XRD merupakan salah satu metoda untuk mengkarakterisasi sampel

    material dalam bentuk kisi-kisi kristal.

    14.2 Produksi Sinar-XPada umumnya ada tiga metode untuk menghasilkan sinar-X yang digunakan

    dalam analisis di laboratorium, yaitu:

    14.2.1 Tabung Sinar-XTabung sinar-X terdiri dari kawat filamen yang berfungsi sebagai katoda dan

    logam murni seperti tembaga, kromium, molibdenum, rodium, emas, perak, paladium,

    dan tungsten sebagai anoda serta sebuah lubang (window) dari berilium (0,3-0,5 mm)

    untuk memungkinkan sinar-X untuk dapat keluar. Saat kawat dipanaskan, terjadi emisi

    termal dengan pelepasan elektron menuju anoda. Elektron ini berinteraksi dengan atom-

    atom permukaan anoda. Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi beberapa

    elektron atau partikel yang dipercepat dapat menyimpang dan menabrak dinding

    potensial sehingga menimbulkan Bremsstrahlung pada dinding (Gambar 13.2).

    Beda potensial atau tegangan antara kedua elektroda dan jenis anoda yang

    digunakan akan menentukan energi maksimum sinar-X yang terbentuk, sedangkan

    fluks sinar-X bergantung pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai ke bidang

    anoda. Sinar-X yang terbentuk dengan cara ini mempunyai energi paling tinggi, yakni

    sama dengan energi kinetik elektron pada waktu terjadinya perlambatan.

    Gambar 14.2 Diagram Skema Tabung Sinar-X (4kV-50kV)(missanezjutek.blogspot.com)

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 266

    14.2.2 Secondary XRF SourcesPada saat sampel dilewati oleh sinar-X, maka ada sebagian sinar yang diabsorbsi.

    Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berinteraksi dengan elektron yang

    berada di kulit K suatu sampel. Akibat interaksi ini, elektron yang berada di kulit K

    akan memiliki energi kinetik yang cukup untuk melepaskan diri dari ikatan inti,

    sehingga elektron itu akan terpental keluar (terseksitasi) dalam bentuk sinar-X

    secondary. Spektrum yang dihasilkan oleh primary sinar-X (Bremsstrahlung) adalah

    kontinuitas seperti diperlihatkan pada Gambar 13.3 (a), sedangkan yang dihasilkan

    oleh secondary sinar-X bersifat diskrit (Gambar 13.3 (b)).

    Gambar 14.3 Perbedaan spektrum (a) Primary Sinar-X dan (b) Secondary Sinar-X(R.S Khandpur, 2006)

    14.2.3 RadioisotopInti atom yang tidak stabil (radio nuklida) akan mengalami peluruhan radioaktif.

    Partikel-partikel kecil dengan kecepatan tinggi dan sinar-sinar menyebar dari inti atom

    ke segala arah. Para ahli memisahkan sinar-sinar tersebut ke dalam kelompok yang

    berbeda dengan menggunakan medan magnet dan ternyata ditemukan tiga tipe radiasi

    nuklir yang berbeda yaitu sinar alfa, beta, dan gamma (hampir mirip dengan sinar-X),

    seperti terlihat pada Gambar 13.4.

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 267

    Gambar 14.4 Peluruhan sinar gamma (identik dengan sinar-X) dari unsur radioaktif(oscartigasembilan03.blogspot.com)

    Semua radionuklida secara alami memancarkan salah satu atau lebih dari ketiga

    jenis radiasi tersebut. Sinar gamma atau sinar-X merupakan emisi foton-foton yang

    mempunyai daya tembus besar dan berkas sinar ini tidak dapat dibelokkan oleh medan

    listrik maupun medan magnet. Keuntungan radioisotop sebagai sumber sinar-X adalah

    untuk memproduksinya tidak membutuhkan catu daya, tapi lebih lemah daripada sinar-

    X yang dihasilkan dengan tabung dan pengoptimalannya tidak bisa dilakukan dengan

    mengubah tegangan seperti yang dapat dilakukan pada sumber dari tabung. Selain itu

    sinar-X yang dihasilkan tidak dapat dihentikan produksinya.

    14.3 Spektrum Sinar-XPada peristiwa terjadinya tumbukan tak sempurna antara elektron dengan atom

    permukaan anoda (target) akan terjadi dua hal sebagai berikut:

    1. Terjadi radiasi yang dikenal dengan Bremsstrahlung yaitu elektron yang mendekati

    atom target (anoda) akan berinteraksi dengan atom anoda, tepatnya dengan

    elektron luar atom tersebut. atom mengalami perlambatan (defleksi) sehingga

    menghasilkan radiasi. Radiasi ini memiliki aneka ragam panjang gelombang. Oleh

    karena itu proses Bremsstrahlung dapat dialami elektron berulang kali, sehingga

    spektrum radiasi ini bersifat kontinu. Spektrum tersebut mempunyai frekuensi cut

    off (batasan) atau panjang gelombang cut off yang tergantung pada potensial

    percepatan.

    2. Jika elektron yang ditembakkan cukup besar energinya, maka akan mampu

    melepaskan elektron target dari kulitnya. Kemudian, kekosongan kulit yang

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 268

    ditinggalkan elektron akan diisi oleh elektron yang lebih luar dengan

    memancarkan radiasi. Transisi ini akan menyebabkan sederet baris (garis-garis)

    spektrum diskrit. Spektrum ini disebut garis-garis K, K, K dan seterusnya. Pada

    sistem pencitraan sinar-X diperlukan tegangan tinggi, dengan tujuan agar dapat

    dihasilkan berkas sinar-X. Spektrum kontinu dan diskrit dari sinar-X dapat dilihat

    pada Gambar 13.5.

    Gambar 14.5 Spektrum Sinar-X kontinu dan diskrit) (www.miniphysics.com)

    14.4 Instrumentasi Spektroskopi Sinar-XSecara umum, spektroskopi sinar-X terdiri dari: sumber sinar-X dengan panjang

    gelombang dalam orde sekitar 10-9 m yang membawa energi, selektor panjang

    gelombang, kolimator, filter dan detektor. Monokromator pada alat ini digunakan sama

    seperti pada alat spektrokopi yang lainnya untuk merubah hamburan sinar-X yang

    masih bersifat polikromator. Biasanya dipasang didekat sumber sinar-X (telah dibahas

    pada Bab Spektrometer Elektron dan Ion). Pada Gambar 13.6 (a) merupakan gambar

    skema bagian tengah dari XRD sedangkan pada Gambar 13.6 (b) merupakan skema

    secara umum spektrokopi sinar-X. Sinar dari X-ray tube dipilih panjang gelombangnya

    kemudian difokuskan pada kolimator. Setelah itu mengenai sampel. Hasil dari sampel

    ditangkap oleh detektor. Fungsi Detektor disini adalah untuk mendeteksi energi hasil

    interaksi antara sinar-X dengan sampel. Detektor mengubahnya dalam bentuk tegangan

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 269

    kecil. Tegangan kecil ini dikuatkan oleh amplifier, setelah itu di-display dalam bentuk

    grafik.

    (a)

    (b)

    Gambar 14.6 (a) Skema spektrometer sinar-X. (b) Diagram Blok kerja spektrometersinar-X (R.S Khandpur, 2006)

    14.4.1 Sumber Sinar-XSumber sinar-X dapat diperoleh dari salah satu dari tiga buah sumber yang ditulis

    di atas, bisa juga dari synchrotron tapi biasanya untuk keperluan riset, banyak peneliti

    menggunakan dari sumber tabung sinar-X (Gambar 13.7) karena intensitasnya dapat

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 270

    diatur. Tabung sinar-X dilengkapi dengan high voltage generator dan stabilizer. Proses

    yang terjadi pada alat ini adalah proses Bremsstrahlung.

    Gambar 14.7 Tabung Sinar-X (www.miniphysics.com, 2013)

    14.4.2 KolimatorKolimator terdiri atas sejumlah besar timbal dengan beberapa lubang paralel

    yang memiliki tampang lintang yang sama. Kegunaaan kolimator adalah untuk

    memberikan penajaman pada citra karena hanya melewatkan sinar-X yang searah

    dengan orientasi lubang kolimator dan menahan sinar-X hamburan.

    Skema kolimator yaitu memfokuskan sinar atau memilih sinar yang lurus saja

    untuk diteruskan sampel diperlihatkan pada Gambar 13.8.

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 271

    Gambar 14.8 Skema kolimator 9 (en.wikipedia.org, 2013)

    Kolimator ada dua bagian, yaitu:

    a. Kolimator pada tabung sinar-X, yang fungsinya adalah untuk mengurangi dosis

    emisi sebagai pembatas luas bidang penyinaran dan mengurangi bayangan

    penumbra dengan adanya focal spot kecil.

    b. Kolimator pada detektor, yang berfungsi sebagai pengarah radiasi menuju ke

    detektor, pengontrol radiasi hamburan dan menentukan ketebalan lapisan (slice

    thickness).

    14.4.3 DetektorX-ray detector berfungsi untuk mengubah energi foton menjadi pulsa listrik.

    Pulsa listrik dihitung untuk setiap periode waktu. Jumlah rata-rata diartikan sebagai

    jumlah pulsa tiap detiknya yang dikenal sebagai intensitas sinar-X.

    Ada beberapa jenis detektor yang digunakan yaitu propotional counter, ion

    chamber, Geiger-muller counter, scintillation detektor, Imaging Plate Detectors, charge

    coupled device (CCD) dan solid state semiconductor. (telah dibahas pada Bab Instrumen

    Radiokimia). Saat ini yang banyak digunakan adalah detektor solid state

    semiconductor. Hal ini dikarenakan tingkat kecepatan, resolusi dan efisiensinya lebih

    baik dari pada detektor lainya.

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 272

    14.5 XRD (X-Ray Diffraction)XRD merupakan alat yang digunakan untuk mengkarakterisasi struktur kristal

    dan bentuk ukuran kristal dari suatu bahan padat (Gambar 13.9 dan 13.6 (a)). Semua

    bahan yang mengandung kristal tertentu ketika dianalisa menggunakan XRD akan

    memunculkan puncak-puncak yang spesifik. Adapun kelemahan alat ini tidak dapat

    untuk mengkarakterisasi bahan yang bersifat amorf.

    Metode difraksi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang

    belum diketahui yang terkandung dalam suatu padatan dengan cara membandingkan

    dengan data difraksi dengan database yang dikeluarkan oleh International Centre for

    Diffraction Data berupa Powder Diffraction File (PDF).

    Gambar 14.9 X-Ray Diffraction (XRD) (dartmouth.edu)

    Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk mempelajari kisi kristal adalah

    berdasarkan persamaan Bragg:

    n. = 2.d.sin ; n = 1,2,3..

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 273

    Gambar 14.10 Skema X-Ray Diffraction (XRD) (www.chemistryviews.org)

    Dengan adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara dua

    bidang kisi, adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n adalah

    bilangan bulat yang disebut sebagai orde pembiasan.

    Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X dijatuhkan pada sampel

    kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang

    gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut (Gambar 13.10). Sinar

    yang dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah

    puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, makin kuat

    intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak yang muncul pada pola XRD

    mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu tiga

    dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian

    dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk hampir semua jenis material. Standar

    ini disebut Joint Committee on Powder Diffraction Standards (JCPDS)

    Keuntungan utama penggunaan sinar-X dalam karakterisasi material adalah

    kemampuan penetrasinya, dikarenakan sinar-X memiliki energi sangat tinggi akibat

    panjang gelombangnya yang pendek. Metode difraksi sinar-X digunakan untuk

    mengetahui struktur dari lapisan tipis yang terbentuk. Sampel diletakkan pada sampel

    holder difraktometer sinar-X. Proses difraksi sinar-X dimulai dengan menyalakan

    difraktometer sehingga diperoleh hasil difraksi berupa difraktogram yang menyatakan

    hubungan antara sudut difraksi 2 dengan intensitas sinar-X yang dipantulkan. Untuk

    difraktometer sinar-X, sinar-X terpancar dari tabung sinar-X. Sinar-X didifraksikan dari

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 274

    sampel yang konvergen yang diterima slit dalam posisi simetris dengan respon ke fokus

    sinar-X. Sinar-X ini ditangkap oleh detektor sintilator dan diubah menjadi sinyal listrik.

    Sinyal tersebut, setelah dieliminasi komponen noisenya, dihitung sebagai analisa pulsa

    tinggi. Teknik difraksi sinar-X juga digunakan untuk menentukan ukuran kristal,

    regangan kisi, komposisi kimia dan keadaan lain yang memiliki orde yang sama.

    Contoh grafik yang ditampilkan diperlihatkan oleh Gambar 14.11.

    Gambar 14.11 Spektra Hasil XRD (anekakimia.blogspot.com)

    14.6 Fenomena Absorbsi Sinar-XAda beberapa jenis spektrometer yang memanfaatkan sinar-X yaitu spektrometer

    absorbsi sinar-X (XAS). Apabila berkas sinar-X dilewatkan pada bahan logam murni

    yang tipis, maka sebagian dari intensitas sinar-X akan diserap oleh bahan dan sisanya

    akan ditransmisikan. Besarnya penyerapan yang dilakukan oleh sampel dapat dihitung

    dengan menggunakan persamaan Hukum Beers:( ) = ( ) dimana ( ) adalah intensitas sinar-X yang dilewatkan ke bahan, ( ) intensitas yangditeruskan oleh bahan, koefisien penyerapan bahan, kerapatan bahan dan x adalah

    ketebalan bahan. Penyerapan sinar-X memberikan informasi mengenai spektrum

    tertentu yang dapat diserap bahan.

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 275

    Di dalam proses penyerapan, sama seperti spektrometer absorbsi lainnya, bahan

    atau sampel mengalami reaksi yang mengakibatkan perubahan enegi pada kulit k, l atau

    m.

    Gambar 14.12 Spektrum Absorbsi Sinar-X pada Metal Murni (R.S Khandpur, 2006)

    Skema instrumentasi XAS hampir sama dengan XRF, terdiri dari sumber sinar-

    X, monokromator, kolimator, sampel dan detektor (Gambar 13.13)

    Gambar 14.13 Spektrum Absorbsi Sinar-X pada Metal Murni (file.upi.edu,)

    Grafik yang dihasilkan dikeluarkan dari XAS berupa perbandingan sinar yang

    diabsorbsi/transmisikan terhadap energi yang diberikan seperti Gambar 13.13 berikut :

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 276

    Gambar 14.14 Grafik Spektrum Absorbsi Sinar-X pada beberapa sampel(openi.nlm.nih.gov)

    14.7 Fenomena Fluerensensi Sinar-X (XRF)XRF merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia

    beserta konsentrasi unsur-unsur yang terkandung dalam suatu sampel dengan

    menggunakan metode spektrometri. XRF digunakan untuk menganalisis unsur dalam

    mineral atau batuan. Analisis unsur dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.

    Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis jenis unsur yang terkandung dalam

    baha dan analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan konsentrasi unsur dalam

    bahan.

    Prinsip dasar XRF adalah sinar-X akan mengeluarkan elektron yang terdapat

    pada kulit bagian paling dalam (misalnya kulit K) dalam suatu atom, dan menyebabkan

    kekosongan elektron pada bagian ini, sehingga elektron pada kulit yang lebih luar

    (misalnya kulit L, M, N) akan mengisi kekosongan elektron pada kulit bagian dalam

    yang menyebabkan pelepasan energi berupa energi foton atau memancarkan sinar-X

    (Gambar 14.15)

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 277

    Gambar 14.15 Proses X-ray Fluorescence (XRF) (www.acegrinding.com)

    Sinar-X dari tabung sinar-X (atau sumber isotop) akan mengenai sampel. Dalam

    sampel akan terjadi pelepasan elektron pada kulit K, dan elektron dari kulit L dan M

    akan mengisi kekosongan elektron pada kulit K yang akan memancarkan sinar-X.

    Sinar-X dari sampel akan dikirim ke detektor, yang akan didinginkan baik secara

    elektrik atau dengan cairan nitrogen. Sinyal dari detektor akan diproses oleh elektronik

    dan dikirim ke PC komputer yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk spektrum.

    Grafik yang dihasilkan berupa perbandingan antara energi dan logaritma dari

    jumlah cacahan (Gambar 14.6)

    Gambar 14.16 Grafik keluaran X-ray Fluorescence (XRF) Spectroscopy

  • Bab 14 Spektroskopi Sinar-X 278

    REFERENSI

    Cazes Jack. (2005). Analytical Instrumentation Handbook. Florida Atlantic University:Marcel Dekker.

    Khandpur, R. S.1989. Handbooks of Analytical Instrument. Second edition. New Delhi.Tata McGraw-Hill.

    Robinson, W James.2005 Undergraduate Instrumental Analysis. New York: Taylor &Francis e-Library

    Willard, Hobart H. (1974). Instrumental Method of Analysis. Van Nostrand Reinhold.

    http://dunia-wahyu.blogspot.com/2011/11/x-ray-fluorosence-xrf.html (diakses padatanggal 23 April 2013)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_elektromagnetik) (diaskes tanggal 20 April2013)