mobille unit x-ray

121
[Type the document title] BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut mahasiswa untuk selalu siap dalam menghadapinya. Tidak hanya berbekal teoritis semata melainkan juga menuntut aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di dalam dunia perkuliahan akan terasa kurang bermanfaat bila tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan wacana serta gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja serta penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang yang telah ditekuni. Program Studi S1 - Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga memiliki beberapa bidang minat, salah satunya adalah bidang minat Fisika Medis. Di dalam bidang minat Fisika Medis itu sendiri adalah studi penerapan Fisika dalam bidang Kedokteran. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga berupaya untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam dunia kerja. Hal ini dilakukan dengan membentuk mata kuliah [Type text] Page 1

Upload: adi-firmansyah

Post on 11-Jul-2016

87 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

radiasi, radiodiagnostik, x-ray

TRANSCRIPT

Page 1: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

menuntut mahasiswa untuk selalu siap dalam menghadapinya. Tidak hanya

berbekal teoritis semata melainkan juga menuntut aplikasinya dalam dunia kerja

secara nyata. Ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di dalam dunia

perkuliahan akan terasa kurang bermanfaat bila tidak disertai dengan suatu

pengalaman aplikatif yang dapat memberikan wacana serta gambaran bagi

mahasiswa tentang dunia kerja serta penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang

yang telah ditekuni.

Program Studi S1 - Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga memiliki beberapa bidang minat, salah satunya adalah

bidang minat Fisika Medis. Di dalam bidang minat Fisika Medis itu sendiri adalah

studi penerapan Fisika dalam bidang Kedokteran. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Airlangga berupaya untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam dunia kerja.

Hal ini dilakukan dengan membentuk mata kuliah pendukung, yaitu Praktik Kerja

Lapangan (PKL) yang berbobot 2 SKS. Dengan melakukan Praktik Kerja

Lapangan diharapkan dapat memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk

menerapkan ilmunya sehingga memperoleh pengalaman kerja pada Rumah Sakit

atau instansi yang dipilih sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan.

Seiring pesatnya perkembangan teknologi dalam kehidupan dewasa ini,

sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa manusia harus mampu menggunakan dan

mengaplikasikan teknologi dalam kehidupannya. Terutama dalam dunia medis,

tidak sedikit berbagai masalah penyakit dapat diselesaikan tanpa menggunakan

teknologi. Banyak peralatan dan teknologi yang dimiliki oleh suatu instansi rumah

[Type text] Page 1

Page 2: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

sakit dalam upaya menyembuhkan penyakit yang diderita oleh masyarakat luas.

Salah satu teknologi yang sering digunakan dalam dunia medis yaitu dengan

Radiologi, di mana alat yang digunakan adalah pesawat radioterapi mobile unit x-

ray. Yaitu sebuah unit pesawat rontgen yang mampu bergerak dan berindah

kemanapun.

Dengan mengetahui fungsi dari mobile unit x-ray itu sendiri, maka kami

selaku Mahasiswa S1 – Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga berencana untuk melakukan Study tentang

Commissioning Measurements dan Maping Peralatan Siemens Mobillet XP

Hybrid X-Ray di dalam Kamar Pasien, sebagai satu kegiatan yang termasuk

dalam kurikulum pembelajaran untuk perguruan tinggi khususnya jenjang S1

yaitu Praktek Kerja Lapangan. Karena kegiatan ini menjadi salah satu pendorong

utama mahasiswa untuk mengenal dan mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya

dalam dunia kerja.

Program Studi S-1 Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Airlangga memiliki beberapa bidang minat, salah satunya

adalah bidang minat Fisika Medis. Di dalam bidang minat Fisika Medis terdapat

suatu pembelaran tentang penerapan Fisika dalam bidang Kedokteran. Salah satu

penerapan Fisika dalam dunia Kedokteran adalah penggunaan konsep fisika

dalam radiologi yaitu salah satunya mobile unit x-ray.

Dari hal tersebut, maka kami bermaksud untuk melaksanakan kegiatan

Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

yang diharapkan dapat membantu kami dalam mengenal dan mengetahui

perkembangan teknologi dalam dunia Kedokteran agar kami bisa dengan mudah

mengaplikasikan konsep Fisika yang dimiliki dan mengenal dengan dunia kerja

yang berkaitan dengan Fisika Medis.

[Type text] Page 2

Page 3: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

1.2. Tujuan Kegiatan

Secara umum, Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki tujuan :

1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai

persyaratan akademis di Prodi S1-Fisika, Universitas Airlangga.

2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang yang

dipelajari di Prodi S1 - Fisika demi terwujudnya pola hubungan yang jelas dan

terarah antara dunia perguruan tinggi dan pengguna outputnya. Sehingga ada

komprehensi antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan aplikasi di

dunia kerja.

Secara khusus, Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki tujuan :

1. Memahami peran fisika dalam bidang kesehatan khususnya di bidang

radiologi.

2. Memahami penggunaan Mobile Unit x-ray.

3. Memahami struktur Mobile Unit x-ray.

4. Memahami prinsip kerja dan proteksi radiasi baik pada pasien, pekerja dan

lingkungan sekitar pada saat pengunaan Mobile Unit x-ray di kamar pasien.

5. Memahami cara pelaksanaan Quality Countrol (QC) serta Kalibrasi Mobile

Unit x-ray.

1.3. Rumusan Masalah

Permasalahan yang timbul selama proses Praktik Kerja Lapangan (PKL)

adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Mobile Unit x-ray?

2. Bagaimana sejarah munculnya dan perkembangan Mobile Unit x-ray?

3. Apa kegunaan Mobile Unit x-ray bagi aspek biologi?

4. Bagaimana struktur komponen mobile unit x-ray?

[Type text] Page 3

Page 4: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

5. Bagaimana prinsip kerja mobile unit x-ray secara Fisika sebagai penunjang

diagnostik penyakit?

6. Bagaimana pemaparan yang baik pada mobile unit x-ray?

7. Bagaimana hasil paparan yang baik pada pemeriksaan menggunakan mobile

unit x-ray ?

8. Bagaimana proteksi radiasi baik pada pasien, pekerja dan lingkungan sekitar

pada mobile unit x-ray ?

9. Apa kelebihan dan kekurangan pada mobile unit x-ray?

10. Bagaimana cara memaksimalakan foto hasil dari paparan?

11. Bagaimana cara melaksanakan Quality Countrol (QC) dan kalibrasi pada

mobile unit x-ray?

1.4. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat yang didapat dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Bagi Perguruan Tinggi.

Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja sebagai

tambahan referensi dan mampu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan ke

dalam dunia kerja.

2. Bagi Instansi Tempat Praktek Kerja Lapangan.

a. Sebagai sarana penghubung antara Rumah Sakit dengan lembaga

Perguruan Tinggi.

b. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat

menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk menentukan

kebijaksanaan Rumah Sakit di masa yang akan datang.

c. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh Rumah Sakit tersebut.

3. Bagi mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengetahui kenyataan yang ada dalam dunia kerja.

[Type text] Page 4

Page 5: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

b. Mahasiswa lebih mengetahui aplikasi dari ilmu yang telah diterima

selama perkuliahan.

c. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung penerapan konsep - konsep

Fisika Medis di dalam dunia Kedokteran khususnya pada alat diagnosa

mobile unit x-ray.

d. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja sinar - x dan mobile unit x-ray..

e. Mahasiswa dapat memahami penggunaan radiasi pada mobile unit x-ray..

f. Mahasiswa dapat memahami instrumentasi yang terdapat pada mobile

unit x-ray..

g. Mahasiswa dapat memahami proteksi radiasi baik pada pasien, pekerja

dan lingkungan sekitar pada mobile unit x-ray..

h. Mahasiswa dapat memahami proses exsposure pada pemeriksaan

menggunakan mobile unit x-ray.

i. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan Quality Countrol (QC) dan

Kalibrasi pada mobile unit x-ray.

1.5. Metode Penelitian

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama empat minggu mulai

tanggal 11 Januari - 6 Februari 2014 di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum

Haji Surabaya dengan daftar hadir terlampir. Kegiatan ini dilakukan dengan

metode:

1. Pengamatan dan praktek kerja langsung terhadap kegiatan - kegiatan di

Instalansi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

2. Diskusi dengan pembimbing yang ditunjuk oleh Instalansi Radiologi Rumah

Sakit Umum Haji Surabaya.

3. Studi literatur.

4. Pengumpulan data dan dokumentasi.

5. Pengerjaan laporan.

[Type text] Page 5

Page 6: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

BAB 2

TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

2.1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah rumah sakit milik

Pemerintah propinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa yang

menimpa para Jamaah Haji Indonesia di terowongan Mina pada tahun

1990.

Dengan adanya bantuan dana dari Pemerintah Arab Saudi dan

dilanjutkan dengan biaya dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur, berhasil di

bangun gedung beserta fasilitasnya dan resmi di buka pada 17 April 1993

sebagai RSU tipe C. Pada tahun 1998, berkembang menjadi RSU tipe B

Non - Pendidikan. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur tanggal 30

Desember 2008 RSU Haji Surabaya berkembang menjadi RSU pendidikan

tipe B.

Dalam segi pengelolaan berdasarkan SK Gubernur no

188/441/KPTS/013/2008 RSU Haji Surabaya pada tahun 2009 berkembang

menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) secara penuh, sehingga

RSU Haji Surabaya memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, hal

ini akan berdampak pada kemudahan penyelenggaraan pelayanan.

Pada periode 8 tahun terakhir ini RSU Haji Surabaya berkembang

dengan pesat, dengan dimulainya pembangunan gedung rawat jalan pada

tahun 2004, kemudian diikuti pembangunan gedung parkir bertingkat pada

tahun 2005, selanjutnya Gedung Tower Arafah yang selesai dibangun tahun

2008. Dan saat ini sedang diselesaikan secara bertahap Gedung Al Aqsha

yang merupakan gedung untuk pelayanan rawat inap, ICU, hemodialisa,

IGD/VK bersalin dan bedah sentral. Yang sudah beroperasional adalah

[Type text] Page 6

Page 7: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

pelayanan ICU, Hemodialisa, IGD/VK. Seiring dengan pertambahan

gedung tersebut semakin dilengkapi dengan sumber daya manusia dan

peralatan.

Gambar 1. Denah Lokasi RSU Haji Surabaya

Selain penambahan gedung tersebut sejak tahun 2009 bertambah

pula jenis pelayanan yang berupa:

1. Pelayanan Paliatif

2. Pelayanan Tumbuh Kembang Anak

3. Pelayanan Respirologi Anak

4. Pelayanan VCT

5. Pelayanan Fetomaternal

Selain itu telah dilakukan pula perbaikan – perbaikan dalam proses

pelayanan yang mengarah pada peningkatan kecepatan pelayanan, ketepatan

pelayanan disertai dengan upaya – upaya tercapainya keselamatan pasien

sampai dengan peningkatan kenyamanan pelayanan.

Untuk

menjamin

[Type text] Page 7

Page 8: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

terselenggaranya pelayanan sesuai dengan standar maka dilakukan

standarisasi pelayanan dengan menggunakan akreditasi dan ISO 9001:2008.

Gambar 2. Rumah Sakit Umum Haji

2.1.2. Identitas Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

DATA DESKRIPSI DATA ISIAN

Kode Rumah Sakit 3578523

Nama Rumah Sakit RSU Haji Surabaya

Jenis Rumah Sakit Rumah Sakit Umum

Nama Direktur Rumah Sakit dr. Budiharto, Sp.B

Alamat Jl. Manyar Kertoadi Surabaya

Telepon (031) 5924000

Fax (031) 5947890

Email [email protected]

Website rsuhajisby.jatimprov.go.id

Luas Tanah 24000 m2

Luas Bangunan 28254.96 m2

Nomor Surat Ijin Rumah Sakit Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

HK.07.06./III/511/08 tentang Pemberian

Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit

Umum Daerah dengan Nama "Rumah

Sakit Umum Haji Surabaya" Pemerintah

Provinsi jawa Timur

[Type text] Page 8

Page 9: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Tanggal/ Bulan/ Tahun Surat

Ijin Rumah Sakit19 Februari 2008

Surat Ijin Dikeluarkan Oleh Menteri Kesehatan RI

Status Akreditasi Akreditasi 16 Pelayanan Plus

Jumlah Tempat Tidur Kelas

Utama 47

Jumlah Tempat tidur Kelas 1  12

Jumlah Tempat Tidur Kelas 2  91

Jumlah Tempat Tidur Kelas 3/

Jamkesmas 82

Jumlah Tempat Tidur ICU  7

Tabel 1. Identitas Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Jumlah tenaga: 969 orang

Dokter Umum: 26 orang

Dokter Spesialis: 71 orang

Dokter Gigi Umum: 7 orang

Dokter Gigi Spesialis: 6 orang

Paramedis Perawatan: 316 orang

Paramedis Non Perawatan: 180 orang

Non Medis/ struktural, dll: 363 orang

2.1.3. Struktur Organisasi RSU Haji Surabaya

[Type text] Page 9

Page 10: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Bagan 1. Struktur Organisasi RSU Haji Surabaya

2.2. Visi, Misi dan Motto RSU Haji Surabaya

[Type text] Page 10

Page 11: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

- Visi

Rumah Sakit Pilihan Masyarakat, Prima dan Islami dalam Pelayanan,

Pendidikan dan Penelitian.

- Misi

1. Menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkwalitas

melalui sumber daya manusia yang profesional, mukhlis dan komitmen

tinggi.

2. Meningkatkan kwalitas hidup sesuai harapan pelanggan.

3. Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai.

4. Mewujudkan wahana pembelajaran dan penelitian dalam upaya

membentuk profesional yang handal.

5. Menanamkan budaya kerja sebagai bagian dari ibadah dan

profesionalisme.

6. Mengembangkan program unggulan.

7. Mengembangkan jejaring dengan institusi lain.

- Motto

Rumah Sakit Umum Haji mempunyai Motto: “Menebar salam dan

senyum dalam pelayanan”

2.3. Fasilitas Pelayanan

2.3.1. Pelayanan Unggulan

a. Rujukan Haji

RSU Haji Surabaya merupakan satu - satunya rumah sakit di Jawa

Timur yang memiliki pelayanan unggulan sebagai pusat konsultasi

pelayanan Haji. Kegiatan yang diselenggarakan sebagai pusat konsultasi

pelayanan haji adalah:

- Pelayanan Kesehatan Haji

- Pendidikan

- Penelitian Kesehatan Haji

b. Kosmetik Medik

[Type text] Page 11

Page 12: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Pelayanan kosmetik medis RSU Haji Surabaya terletak di tower Arafah

lantai 5. Poliklinik kosmetik medis RSU Haji Surabaya merupakan salah

satu pilihan tepat yang memberikan pelayanan serta perawatan kesehatan

dan kecantikan kulit lewat penanganan dokter spesialis kulit dan bedah

plastik yang berpengalaman.

c. Endoscopy

Pelayanan endoscopy yang disediakan di RSU Haji Surabaya meliputi

Endoscopy di bidang bedah umum orthopedi, obsgyn, THT,

gastroenterology. Pelayanan endoscopy dilaksanakan di Instalasi Bedah

Sentral dan rawat jalan.

d. Pelayanan Diagnostic Intervensi

Merupakan pelayanan radiologi intervensi dengan menggunakan alat

Angiografi untuk melaukan diagnosis dan terapi intervensi dengan

menggunakan peralatan radiologi yang memakai radiasi pengion dan non

pengion yang bersifat minimal invasive.

2.3.2. Radiologi

Pelayanan Radiologi merupakan bagian dari pelayanan penunjang

medis yang memberikan pelayanan Radiodiagnostic dan Imaging. Fasilitas

diagnostic yang tersedia:

2.3.2.1. MRI (Magnetic Resonance Imaging) 1,5 Tesla

Pemeriksaan ini menggunakan prinsip kerja medan magnet

dan gelombang radio frekuensi, tanpa menggunakan sinar-x atau

laser, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi. Pemeriksaan ini bisa

mendeteksi kelainan-kelainan otak, system syaraf tulang belakang,

system pembuluh darah Musculosceletal, saluran empedu, pancreas,

saluran kemih dan kelenjar prostat.

[Type text] Page 12

Page 13: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 3. MRI 1,5 Tesla

2.3.2.2. CT Scan Multi Slice (64 Slice)

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x. Alat

ini bisa mendeteksi adanya kelainan-kelainan otak, jantung,

pembuluh darah dan organ lainnya.

Gambar 4. CT Scan Multi Slice (64 Slice)

2.3.2.3. CT Scan Single slice (untuk Emergency 24 jam)

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x untuk

mendeteksi kelainan otak dan organ lain.

Gambar 5. CT Scan Single Slice

2.3.2.4. Angiography/ Cath Lab

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x untuk

mendeteksi kelainan jantung dan pembuluh darah, seperti

penyumbatan atau kelainan congenital. Juga digunakan untuk

[Type text] Page 13

Page 14: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

tuntunan pasang ring/ katub jantung dan kemoterapi langsung pada

kasus tumor ganas.

Gambar 6. Angiography / Catch Lab

2.3.2.5. USG Colour Doppler

Merupakan pemeriksaan dengan mmenggunakan gelombang

suara, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi/ magnet. Alat ini

digunakan untuk mendeteksi kelainan jaringan lunak dalam perut,

otot dan ligament, serta perkembangan janin.

Gambar 7. USG Colour Doppler

2.3.2.6. Digital Fluoroscopy

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x untuk

membantu pemeriksaan dengan menggunakan kontras seperti

pemeriksaan saluran pencernaan, saluran kemih dan organ dalam

wanita.

[Type text] Page 14

Page 15: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

2.3.2.7. Dental X Ray dan Digital Panoramic Volumetric

Tomography

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X untuk

mendeteksi kelainan pada gigi. Alat ini dilengkapi dengan perangkat

Tomografi untuk Planning Program Dental Implant.

2.3.2.8. Mobile Unit X Ray

Alat mobile pemeriksaan general X - ray, di mana dengan

alat ini pasien yang dalam keadaan kritis dan membutuhkan

pelayanan radiologi tidak perlu harus ke ruangan radiologi akan

tetapi petugas akan mendatangi ke tempat rawat inap pasien tersebut

dengan alat mobile ini.

Gambar 8. Mobile Unit X-ray

2.3.2.9. CR (Computed Radiography)

Merupakan alat digital untuk memproses film sehingga hasil

yang didapat lebih baik dari processing konvensional.

Gambar 9. Computed Radiography

[Type text] Page 15

Page 16: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

2.4. Instalasi Radiologi

2.4.1. Visi, Misi dan Nilai Instalasi Radiologi RSU Haji Surabaya

- Visi

Terwujudnya salah satu Instalasi Radiologi pilihan masyarakat, aman dan

nyaman dengan peralatan yang selalu mengikuti perkembangan IPTEKDOK.

- Misi

1. Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia

2. Menyelenggarakan pelayanan dan Pendidikan Radiologi yang berkualitas

melalui SDM yang profesional, mukhlis dan komitmen tinggi sesuai

perkembangan IPTEKDOK

3. Selalu mengembangkan jenis pelayanan

4. Menciptakan tempat kerja yang aman dan nyaman

5. Menanamkan budaya kerja sebagai bagian dari ibadah dan profesionalisme

- Nilai

Bekerja secara professional yang didasari ibadah.

2.4.2. Tujuan

- Pelayanan Radiologi paripurna sesuai permintaan klinisi dan modalitas untuk

mempercepat penegakan diagnosa tanpa meninggalkan keamanan Radiasi

- Tersedianya pelayanan yang selalu mengikuti perkembangan iptek

- Peningkatan kualitas SDM dengan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan jenis

pelayanan

- Terciptanya siswa didik yang handal

- Tersedianya data dan bahan penelitian yang lengkap

- Terciptanya suasana kerja yang nyaman

2.4.3. Falsafah

Dalam pelayanan harus didasari kejujuran, kedisiplinan dan empati, agar tercipta

pelayanan yang prima.

[Type text] Page 16

Page 17: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

2.5. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSU Haji Surabaya

Bagan 2. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSU Haji Surabaya

[Type text] Page 17

Page 18: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Radiasi

Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari atom dalam bentuk panas, partikel, atau

gelombang. Radiasi berasal dari zat radioaktif. Inti radioaktif itu sendiri adalah unsur inti atom

yang mempunyai sifat memancarkan salah satu partikel alfa, beta atau gamma. Radiasi

dibedakan menjadi dua jenis yaitu radiasi ionisasi dan non ionisasi.

3.1.1. Radiasi Ionisasi

Radiasi ionisasi yaitu partikel atau gelombang elektromagnetik berenergi tinggi

yang apabila melintas dalam bahan atau jaringan maka dapat mengionisasi bahan atau

jaringan yang dilaluinya. Gelombang elektromagnetik adalah pancaran energi dalam

bentuk gelombang elektromagnetik, termasuk di dalamnya adalah radiasi energi matahari

yang kita terima sehari - hari di permukaan bumi. Radiasi ionisasi dibedakan menjadi dua,

yaitu :

1. Radiasi elektromagnetik, misalnya sinar gamma dan sinar-X dengan panjang

gelombang >100 A.

2. Radiasi korpuskuler, misalnya alfa, beta, proton, dan neutron. Radiasi korpuskuler

merupakan radiasi ionisasi karena memiliki sifat induksi sehingga dapat mengionisasi

atom di sekitarnya.

3.1.2. Radiasi Non-Ionisasi

Radiasi non ionisasi adalah radiasi yang apabila melintas di suatu jaringan, maka

energinya akan terserap oleh atom tersebut sehingga tidak mempunyai energi yang cukup

untuk mengionisasi atom yang dilaluinya tetapi hanya menimbulkan panas. Sumber radiasi

non ionisasi memiliki panjang gelombang lebih dari 100 Å dan energinya kurang dari 10

[Type text] Page 18

Page 19: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

eV, misalnya gelombang radio dan televisi, gelombang mikro, sinar inframerah, cahaya

tampak, sinar ultraviolet, laser, dan gelombang ultrasonik.

3.2. Interaksi Radiasi dengan Materi

3.2.1. Interaksi Foton dengan Materi

Interaksi ini melibatkan suatu pemindahan energi dari radiasi tersebut ke materi

yang terdiri dari inti atom dan elektron. Mekanisme interaksi ini dibedakan menjadi:

a. Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik terjadi ketika energi ikat elektron lebih kecil dari pada energi foton

sehingga elektron terlempar keluar dari atom.Dalam batas energi radiologi diagnosa (30 –

150 kVp) absorbsi fotolistrik merupakan cara interaksi antara foton sinar-X dan atom

tubuh pasien. Pada tubuh manusia, perpindahan energi kinetik elektron menyebabkan dosis

absorbsi pasien meningkat dan terjadinya kerusakan biologi jaringan.

Pada batas kilovoltase radiografi, tulang akan mengalami absorbsi fotoelektrik

lebih besar dari pada massa jaringan lunak yang sebanding. Perbedaan sifat absorbsi antara

berbagai struktur tubuh memungkinkan radiograf untuk mendiagnosa. Tulang dengan

nomor atom yang tinggi (13,8) kurang memberi kesempatan untuk lewatnya radiasi

sehingga tampak putih, jaringan lunak memiliki nomor atom 7,4 sehingga tampak abu-abu.

Sedangkan udara memiliki nomor atom dan daya absorbsi rendah sehingga tampak gelap

pada hasil radiograf. Dalam batas energi radiologi diagnosa, makin besar jumlah absorbsi

fotolistrik, makin besar kontras dan kualitas gambar radiograf. Bila absorbsi meningkat,

kemungkinan terjadinya kerusakan biologi juga membesar.

b. Efek Compton

Efek Compton terjadi jika energi elektron lebih kecil dari pada energi foton

sehingga menghasilkan foton lain yang berenergi lebih rendah dari foton datang yang

disebut foton hamburan. Pada saat pengeluaran elektron, sinar-X mengeluarkan sebagian

energi kinetiknya untuk melepaskan elektron dari selubung luar orbit dan elektron ini

disebut elektron pendar compton yang memiliki energi kinetik yang dapat mengionisasi

[Type text] Page 19

Page 20: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

atom. Elektron ini kehilangan energi kinetiknya melalui interaksi dengan atom dan

akhirnya berkombinasi ulang dengan atom yang membutuhkan elektron lain.

Foton sinar-X yang melemah akan mengeluarkan sebagian energinya untuk

membebaskan elektron dari orbit tetapi memiliki arah yang baru. Foton ini memiliki

kemampuan untuk berinteraksi dengan atom lain baik dengan proses absorbsi fotolistrik

atau dengan pendar compton. Pada keadaan ini foton berperan dalam mengurangi kualitas

gambar radiografi atau membahayakan kesehatan operator. Pada radiologi diagnostik,

kemungkinan interaksi compton sedikit berkurang bila energi foton sinar-X bertambah.

c. Produksi Pasangan

Proses ini terjadi apabila radiasi dengan energi yang sangat tinggi mendekati

(memasuki) medan listrik atom atau inti. Pada saat bergerak mendekati inti, energi ini

secara spontan akan menghilang dan muncul kembali sebagai positron dan elektron.

Produksi pasangan terjadi pada terapi radiasi dan merupakan salah satu mekanisme dimana

energi diarahkan ke tumor untuk merusak tumor tersebut. Tetapi radiasi ini tidak memiliki

manfaat untuk radiologi diagnosa.

3.2.2. Interaksi Partikel Radiasi Bermuatan (radiasi Alfa dan Beta) dengan Materi

Interaksi radiasi alfa dan beta dengan materi akan menimbulkan efek:

a. Ionisasi

Ionisasi terjadi apabila ada perubahan suatu atom atau molekul menjadi ion melalui

penambahan atau pelepasan elektron dari atom atau molekul tersebut. Radiasi yang

menimbulkan ionisasi disebut Radiasi Pengion. Misalnya alfa, beta, gamma, sinar-X, dan

neutron. Sedangkan radiasi ionisasi dibedakan menjadi radiasi ionisasi langsung dan tak

langsung. Radiasi ionisasi langsung adalah radiasi yang bermuatan listrik sehingga jika dia

mendekati suatu atom maka dapat menyebabkan ionisasi pada atom yang dilewatinya.

Sedangkan ionisasi tak langsung adalah hanya terjadi jika ada tumbukan. Dengan syarat

bahwa energinya harus besar. Jika energinya kecil, tidak akan terjadi ionisasi melainkan

hanya mengeluarkan panas.

b. Eksitasi

Pada proses eksitasi, elektron berpindah dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih

luar. Setelah terjadi proses eksitasi, energi radiasi akan berkurang karena radiasi

[Type text] Page 20

Page 21: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

mentransfer sebagian atau seluruh energinya kepada elektron, sehingga elektron memiliki

energi yang cukup untuk berpindah lintasan. Proses eksitasi juga dapat berlangsung

berulang kali hingga energi radiasinya habis. Atom yang berada dalam keadaan tereksitasi

ini akan kembali ke keadaan dasarnya (ground state) dengan melakukan transisi elektron.

Salah satu elektron yang berada di lintasan luar akan berpindah mengisi kekosongan di

lintasan yang lebih dalam sambil memancarkan energi dalam bentuk radiasi yang disebut

radiasi sinar-x karakteristik.

Gambar 10. Transisi elektron dari keadaan n1 ke keadaan n2,dan memancarkan sebuah

foton.

Gambar 11. Ionisasi dan Eksitasi

c. Absorbsi

Peristiwa absorbsi adalah peristiwa terserapnya partikel radiasi oleh suatu bahan

yang terkena radiasi. Pada peristiwa absorbsi ini, radiasi dapat terserap seluruhnya oleh

materi atau terserap sebagian oleh materi dan sisanya diteruskan keluar dari materi. Akibat

[Type text] Page 21

Page 22: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

peristiwa absorbsi radiasi oleh suatu bahan (materi), bahan akan menjadi panas sesuai

dengan energi radiasi yang ditransfer ke atom-atom bahan.

Partikel radiasi yang bermassa besar akan lebih mudah terabsorbsi dari pada

partikel yang bermassa kecil. Hal ini dapat terjadi karena massa yang besar relatif gerak

kinetisnya lebih lambat daripada massa yang kecil. Jika ditinjau dari sisi muatan, partikel

radiasi yang bermuatan positif akan lebih mudah tertangkap oleh elektron-elektron bahan.

Dengan kata lain partikel radiasi yang bermuatan positif akan lebih mudah diabsorbsi oleh

materi.

3.2.3. Interaksi Radiasi Pengion dengan Materi Biologi

Interaksi radiasi dengan materi biologi diawali dengan terjadinya interaksi fisik

yaitu terjadinya proses eksitasi dan atau ionisasi. Interaksi ini dibedakan menjadi interaksi

langsung dan interaksi tak langsung. Interaksi secara langsung bila penyerapan energi dari

elektron tersebut langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti

biologi penting (DNA). Interaksi tak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi

dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik

penting. Interaksi ini dapat menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada sel yang akhirnya

menimbulkan efek biologik yang dapat diamati.

3.2.4. Interaksi Radiasi pada Tingkat Molekul

Pada saat terjadi paparan radiasi pada tubuh maka dipastikan akan terjadi interaksi

(penyerapan) antara radiasi dengan molekul air yang disebut dengan proses radiolisis air

yang akan menghasilkan ion radikal dan dalam waktu singkat menjadi radikal bebas (H

dan OH). Radikal bebas sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital tubuh.

Radikal bebas yang terbentuk dapat saling bereaksi menghasilkan suatu molekul hidrogen

peroksida yang stabil dan toksik.

3.2.5. Interaksi Radiasi pada Tingkat Sel

Radiasi menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah dan juga struktur

kromosom (abrasi kromosom) yang memungkinkan timbulnya kelainan genetik.

[Type text] Page 22

Page 23: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Sedangkan kerusakan struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom yang terjadi

secara acak dengan peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi.

Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom dapat menyebabkan sel tetap hidup atau

mati yang sangat bergantung pada proses perbaikan yang terjadi secara enzimatis.

Perubahan fungsi sel atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik

dari radiasi yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis sel dan lainnya.

3.3. Sinar-X

Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang timbul karena adanya

perbedaan potensial arus searah yang besar di antara kedua elektroda (katoda dan anoda)

dalam sebuah tabung hampa. Sifat - sifat sinar-X dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Menghitamkan plat film

2. Mengionisasi gas

3. Menembus berbagai zat

4. Menimbulkan fluorosensi

5. Merusak jaringan

Sinar-X adalah salah satu bentuk energi yang serupa dengan radio, panas, dan sinar

cahaya tampak atau gelombang cahaya, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat

pendek yaitu kurang dari 100 Å. Bila sinar-X masuk ke suatu bahan, sinar akan bergabung

dengan atom - atom bahan tersebut atau melewati bahan tanpa bergabung dengan atom -

atomnya. Bila bergabung, maka energi akan terarbsorbsi ke atom bahan sebagai Dosis

Absorbsi. Makin besar dosis absorbsi diserap oleh atom tubuh pasien, makin besar

kemungkinan terjadinya kerusakan biologi pada pasien tersebut. Jadi, untuk keamanan

pasien, dosis absorbsi harus dibuat sekecil mungkin. Tetapi fenomena absorbsi dan

perbedaan sifat absorbsi dari berbagai struktur tubuh radiograf diagnostik tetap diperlukan

agar berbagai struktur yang berbeda dapat dilihat dan dibedakan.

Sinar-X merupakan jenis radiasi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan

sehari-hari. Semua sinar-X di bumi ini dibuat oleh manusia dengan menggunakan peralatan

listrik tegangan tinggi. Alat pembangkit sinar-X dapat dinyalakan dan dimatikan. Jika

tegangan tinggi dimatikan, maka tidak akan ada lagi radiasi. Sinar-X dapat menembus

[Type text] Page 23

Page 24: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

bahan, misalnya jaringan tubuh, air, kayu atau besi, karena sinar-X mempunyai panjang

gelombang yang sangat pendek. Sinar-X hanya dapat ditahan secara efektif oleh bahan

yang mempunyai kerapatan tinggi, misalnya timah hitam (Pb) atau beton tebal.

CT-Scan adalah salah satu modalitas dalam radiodiagnostik yang menggunakan

sinar-X. Sinar-X memungkinkan orang pertama kali untuk melihat struktur dari tubuh

manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi atau pembedahan. Sinar-X adalah salah

satu bentuk dari radiasi pengion dengan panjang gelombang berkisar antara 0,01 sampai 10

nm dan energinya berkisar antara 120 eV sampai 120 keV. Sinar-X umumnya digunakan

dalam diagnosis gambar medis dan kristalografi sinar-X. Sinar-X yang digunakan dalam

penyinaran medis adalah sinar-X Bremsstrahlung.

Sinar ini dapat dihasilkan melalui pesawat sinar-X atau pemercepat zarah yang terdiri

dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X, sumber tegangan tinggi dan unit pengatur.

Terjadi radiasi yang dikenal dengan “bremstrahlung” yaitu elektron yang mendekati atom

target (anoda) akan berinteraksi dengan inti atom bahan anoda, maka elektron mengalami

perlambatan akibat adanya gaya tarik elektrostatik antara elektron dengan inti atom

sehingga mengeluarkan radiasi dan bersifat kontinyu. Spektrum sinar-X Bremstrahlung

seperti terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Proses terbentuknya sinar-X Bremsstrahlung

3.4. Sejarah Perkembangan Sinar-X

Wilhelm Conrad Rontgen adalah penemu sinar-X berkebangsaan Jerman yang lahir pada

tahun 1845 di Kota Lennep, Jerman. Dia memperoleh gelar doktor pada tahun 1869 dari

[Type text] Page 24

Page 25: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Universitas Zurich dan diangkat sebagai guru besar Fisika serta Direktur Lembaga Fisika

Universitas Wuzburg pada tahun 1888. Pada tahun 1895, Rontgen menciptakan penemuan hebat

di bidang kedokteran. Penemuan itu terjadi pada tanggal 8 Nopember 1895. Saat itu, Rontgen

melakukan percobaan dengan sinar katoda yang terdiri dari arus elektron. Arus tersebut

diproduksi menggunakan voltase tinggi antara elektroda yang ditempatkan pada masing - masing

ujung tabung gelas yang udaranya hampir dikosongkan seluruhnya. Saat itu Rontgen bekerja

menggunakan tabung. Rontgen mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dengan

harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih

ada suatu sinar yang dapat lewat. Dari peristiwa itu, Rontgen menyimpulkan bahwa ada sinar-

sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut.

Peristiwa yang terjadi selanjutnya adalah saat Rontgen menyalahkan sumber listrik tabung

untuk penelitian sinar katoda, beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada

layar yang terbuat dari Barium Platino Cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber

listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Rontgen segera menyadari bahwa sejenis

sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak

pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam

penemuan ini, maka seringkali sinar-X itu disebut juga sebagai sinar Rontgen.

Foto sinar-x atau yang disebut dengan foto rontgen pertama di bidang kedokteran terjadi

beberapa hari kemudian, yaitu pada tanggal 22 Desember, dibuat oleh Rontgen sendiri. Foto

tangan dari istrinya sendiri dikirimkan oleh Rontgen bersama penelitiannya pada sejumlah dokter

ahli sejawatnya sebagai pemberitahuan sementara tentang penelitiannya. Dan akhirnya, Rontgen

menemukan beberapa karakteristik sinar-X yaitu :

- Merambat menurut garis lurus

- Tidak terlihat oleh mata

- Dapat menembus benda-benda tertentu

- Tidak dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik

- Menghitamkan film

- Dapat melepaskan elektron-elektron dari logam yang ditumbuk

[Type text] Page 25

Page 26: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Pada tanggal 6 Januari 1896 dilakukan pertemuan atau rapat dari Persatuan Ahli Penyakit

Dalam di Berlin. Untuk dunia ilmu kedokteran tampaknya penemuan ini sangat penting. Saat ini

sinar rontgen tidak dapat dipisahkan dari dunia kedokteran, baik di bidang diagnostik maupun

terapi. Ilmu bedah dapat mengambil keuntungan dari foto tulang yang dapat dibuat pada manusia

hidup untuk melihat adanya fraktur, liksasi, penonjolan, dan benda asing dapat dilihat dengan

jelas. Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X dimuat pada halaman 132-141 pada Laporan

Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun 1896 reprint laporan Rontgen

dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet,

maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar katoda. Pada saat itu belum ditemukan

fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori partikel dengan

teori gelombang untuk menjelaskan esensi atau substansi sinar-X. Rontgen memperoleh hadiah

nobel yang pertama kalinya di bidang fisika, untuk penemuan sinar-X pada tahun 1901. Penemu

sinar-X ini kemudian tutup usia di Munich, Jerman tahun 1923.

3.5. Dosis Radiasi

3.5.1. Dosis Serap

Dosis serap adalah energi rata - rata yang diberikan oleh radiasi pengion sebesar dE

kepada bahan yang dilaluinya dengan massa dm. Satuan dosis serap adalah joule/kg atau

sama dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah dosis radiasi yang diserap dalam satu joule per

kilogram.

1 gray (Gy) = 1 joule/kg

3.5.2. Dosis Ekivalen

Dosis Ekivalen dapat didefinisikan sebagai dosis serap yang diterima oleh tubuh

manusia secara keseluruhan dengan memperhatikan kualitas radiasi dalam merusak

jaringan tubuh. Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda akan

memberikan efek biologis yang berbeda pada sistem tubuh makhluk hidup. Dosis Ekivalen

merupakan hasil kali antara dosis serap (D), dan faktor kualitas (Q).

H=D ×Q

[Type text] Page 26

Page 27: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Besaran yang merupakan kuantisasi radiasi untuk menimbulkan kerusakan pada

jaringan atau organ dinamakan faktor bobot radiasi (Wr) sehingga rumus dosis ekivalen

adalah sebagai berikut

H=D ×W

Satuan dosis ekivalen adalah Sievert (Sv).

3.5.3. Dosis Efektif

Sangat penting untuk mengetahui bahwa efek biologis dari radiasi tidak hanya

tergantung dari dosis radiasi yang mengenai jaringan atau organ, tetapi juga tergantung dari

sensitivitas biologi dari jaringan atau organ yang terpapar radiasi. 100 mGy dosis yang

pada ekstrimitas tidak sama efeknya dengan 100 mGy pada daerah pelvis. Dosis efektif (E)

adalah gambaran dosis yang direfleksikan dari sensitivitas biologi yang berbeda-beda.

Satuan dari dosis efektif adalah Sievert (biasanya mSv yang digunakan pada radiologi

diagnostik).

E=H × ωt

E = dosis efektif

H = dosis ekivalen

ωt=¿faktor bobot jaringan

3.6. Efek Biologi Radiasi Pada Tubuh

Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila jumlah sel yang mati

atau rusak dalam jaringan atau organ tersebut cukup banyak. Semakin banyak sel yang rusak

atau mati, semakin parah perubahan fungsi yang terjadi sampai akhirnya organ tersebut akan

kehilangan kemampuannya untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Perubahan fungsi sel atau

kematian sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologis yang bergantung pada jenis radiasi,

dosis dan laju dosis, radiasi tunggal dan terbagi, jenis sel dan lainnya.

Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel

telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatis adalah sel lainnya

yang ada didalam tubuh manusia. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas

efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek radiasi yang

[Type text] Page 27

Page 28: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

terjadi pada sel genetik dan dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.

Bila efek radiasi terjadi pada sel somatik dan dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi maka

disebut efek somatik.

Waktu yang dibutukan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga

dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara

klinik sudah dapat teramati pada individu terpapar dalam waktu singkat setelah pemaparan,

seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan ptenurunan

jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.

Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama

(bulanan-tahunan) setelah terkena paparan radiasi, seperti katarak dan kanker.

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan

atas efek stokastik dan efek deterministik. Efek stokastik adalah efek yang tejadi akibat paparan

radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Pada paparan radiasi

dengan dosis yang bisa menyebabkan kematian sel akan timbul efek deterministik. Dosis

radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem

biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak

membunuh sel tetapi mengubah sel. Sel yang mengalami modifikasi atau sel terubah ini

mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk

menghilangkan sel seperti ini.

Efek Deterministik terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang

mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan

radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima

diatas dosis ambang (Threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar

radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih

besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan

mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah

nol. Sedangkan diatas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.

[Type text] Page 28

Page 29: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten

yang lama, tidak ada penyembuhan spontan. Semakin besar dosis, semakin besar peluang

terjadinya efek stokastik, sedangkan keparahannya tidak bergantung kepada dosis. Efek Non

Stokastik adalah efek radiasi yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya

timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek non stokastik memiliki ciri-ciri mempunyai dosis

ambang sekitar 10 Gy yang dapat menyebabkan kematian, umumnya timbul beberapa saat

setelah terkena radiasi, adanya penyembuhan spontan (tergantung tingkat keparahannya),

keparahannya tergantung besarnya dosis radiasi, efek non stokastik ini meliputi beberapa efek

somatik seperti luka bakar, sterilitas (kemandulan), katarak, kelainan congenital (setelah iradiasi

dalam rahim). Efek genetic adalah efek stokastik, sedangkan efek somatic dapat stokastik

(leukemia, kanker) maupun non stokastik.

Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru

tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik. Apabila sel terubah

ini adalah sel somatik maka sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan

pengaruh dari bahan - bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi

jaringan ganas atau kanker.

Paparan radiasi dosis rendah dapat meningkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang

secara statistik dapat di deteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait

dengan paparan individu. Efek radiasi secara biologi terhadap manusia dapat dilihat dari bagan

berikut:

[Type text] Page 29

Page 30: Mobille Unit x-ray

Efek Radiasi

Efek Stokastik

Kanker (somatik)

Penyakit Keturunan (genetik)

Leukimia (somatik)

Luka bakar

Sterilitas / Kemandulan

Katarak

Efek Non-stokastik

Efek SomatikEfek Genetik

[Type the document title]

Bagan 3. Efek Radiasi secara Biologis terhadap Manusia

3.7. Proteksi radiasi

Dalam proses CT-Scan, seorang radiografer atau orang di sekitar sumber radiasi tentunya

akan terkena efek radiasi. Karena pada dasarnya, radiasi dipancarkan ke segala arah. Falsafah

baru tentang proteksi radiasi muncul dengan diterbitkannya Publikasi ICRP No.26 Tahun 1977.

Untuk mencapai tujuan proteksi radiasi, yaitu terciptanya keselamatan dan kesehatan bagi

pekerja, masyarakat dan lingkungan, maka diperkenalkan konsep ALARA (As Low As

Reasonably Achieveble) yang meliputi tiga asas proteksi radiasi, antara lain yaitu :

a. Asas Jastifikasi atau Pembenaran.

Asas ini menghendaki agar setiap kegiatan yang dapat mengakibatkan paparan radiasi hanya

boleh dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian yang cukup mendalam dan diketahui bahwa

manfaat dari kegiatan tersebut cukup besar dibandingkan dengan kerugian yang dapat

ditimbulkan.

b. Asas Optimisasi.

[Type text] Page 30

Page 31: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Asas ini menghendaki agar paparan radiasi yang berasal dari suatu kegiatan harus ditekan

serendah mungkin dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.

c. Asas Pembatasan Dosis Perorangan.

Asas ini menghendaki agar dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang

3.8. Pengertian Mobile Unit x-ray

Mobile Unit x-ray bisa didefinisikan sebagai seperangkat unit x-ray yang memiliki ] roda,

yang mampu dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan relatif mudah. Tujuan utama

penggunaan mobile unit x-ray yaitu untuk mendiagnosa penyakit pada organ tubuh bagian

dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi yang merupakan pengisian

muatan pada kondensator, x ray ini dioperasikan oleh baterai. Digunakan untuk tindakan

radiography dari satu ruangan ke ruangan lainnya.

Pesawat x-ray mobile merupakan pengembangan dari teknologi pesawat rontgen. Pada

umumnya, pesawat rontgen tidak dapat digerakan atau  dengan kata lain hanya diam di satu

tempat. Yang seperti ini biasa disebut Stasionery x-ray Unit. Sedangkan mobile unit x-ray adalah

pesawat rontgen konvensional yang bisa digerakan atau dipindahkan . Proses terjadinya x-ray

pada mobile unit

Pada dasarnya proses terjadinya x-ray pada pesawat rontgen mobile unit sama dengan

pesawat konvensional lainnya. Kebanyakan diagram tabung sinar-x memperlihatkan sinar-x

sebagai bentukan pola segitiga yang teratur seperti yang dihasilkan pada tititk fokus. Hal ini

memberikan tujuan yang baik dalam hal penekanan tentang kerja radiasi sinar-x diluar tabung.

Tetapi radiasi sebenarnya tidak seperti itu. Sebenarnya, sinar-x itu seperti cahaya tampak yang

dalam penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah

kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-x. Karena alasan tersebut maka tabung sinar-x

ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi sinar-

x, hanya sinar-x yang berguna yang dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window.

[Type text] Page 31

Page 32: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Sinar-x yang berguna tadi disebut sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah

garisnya ini disebut central ray.

Bagian-bagian x-ray mobile

Gambar 13. Model bagian-bagian mobillet unit x-ray

Keterangan :

1. Tabung sinar-x                     5. Panel kontrol

2. Kolimator                             6. Pegangan kemudi

3. Lengan penopang                7. Bok kaset

4. Handswitch                           8. Generator tegangan tinggi

1. Tabung Sinar-X

Tabung sinar-X merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-X.  Di dalam

tabung sinar-X terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektron-elektron

dihasilkan.  Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari elektron-

elektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus

(focal spot). Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x.

[Type text] Page 32

Page 33: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 14. Tabung sinar x , tempat terbentuknya sinar x

2. Kolimator

Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai dengan luas

dari objek yang dirontgen.

3. Lengan Penopang

Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat disesuikan dengan

posisi dan jarak objek yang akan dirontgen. Lengan penopang memiliki berbagai gerakan.

4. Panel Operasi

Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus filamen.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Indikator standby, display kV, indikator ready,

tombol setting mAs, indikator x-ray, display mAs, indikator call service, tombol lampu,

tombol power, kunci kontak, tombol setting kV dan generator tegangan tinggi.

[Type text] Page 33

Page 34: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 15. Panel operasi

5. Generator Tegangan Tinggi

Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi ke tabung sinar-x.

6. Handswitch

Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses pembangkitan sinarx.

7. Pegangan Kemudi 

Pegangan kemudi adalah pegangan yang digunakan saat memindahkan pesawat. 

8. Box Kaset

Box kaset adalah tempat untuk meletakkan kaset saat pesawat dipindahkan.

[Type text] Page 34

Page 35: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

BAB 4

MATERI KEGIATAN

4.1. Pertemuan Minggu Pertama

Waktu : 11 Januari-15 Januari 2016

Jam : 07.00-15.00

Materi :

Materi PKL saya dalam minggu pertama ini yaitu pengenalan BHD (Bantuan Hidup

Dasar). BHD atau dalam bahasa inggris bisa disingakt BLS (Basic Life Support) adalah

kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada orang yang mengalami gagal jantung

atau henti nafas. Kemampuan dalam melaksanakan prosedur BHD ini wajib dimiliki seluruh

tenaga medis di rumah sakit. Prosedur pelaksanaan BHD ada beberapa tahap, yaitu :

1. Pastikan terlebih dahulu orang yang pingsan tersebut mengalami gagal jantung, henti

nafas, atau keduanya. Dengan melihat gerak nafas pada rongga dada dan pada hidung

dengan menempelkan telingga tepat di depan hidung orang yang pingsan. Apabila

masih ada nafas bisa dipastikan orang tersebut hanya tertidur.

2. Jika orang yang pingsan tidak menghembuskan nafas dan rongga dada tidak bergerak

bisa dipastikan orang tersebut henti nafas. Ada 2 kemungkinan penyebab berhentinya

nafas yaitu karena tersedak makanan atau karena jantung sudah tidak berdenyut.

3. Segera cek denyut jantung dengan cara meletakkan 2 jari kita pada kelenjar tiroid yang

terdapat pada leher sebelah kanan. Apabila masih ada denyutan maka orang tersebut

bisa dipastikan henti nafas karena tersedak.

4. Cara menolong orang tersedak yaitu dengan memompa dengan kedua tangan bagian

perut orang tersebut, hingga makanan dalam saluran pencernaan yang menghalangi

jalan nafas bisa keluar.

5. Apabila kelenjar tiroid tidak berdenyut, maka kita harus segera melakukan pompa

jantung pada orang tersebut dengan terlebih dahulu meletakkannya pada tempat yang

[Type text] Page 35

Page 36: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

datar dan membebaskan jalan nafasnya dengan membuka bajunya dan mendongakkan

kepalanya.

6. Pompa jantung dilakukan dengan menekan bagian tengah rongga dada tepat pada posisi

jantung. Posisi tangan yang lemah dibwah dan posisi tangan yang kuat diatas dan posisi

badan kita tegak lurus dengan tubuh orang yang dipompa jantung.

7. Pompa jantung dilakukan dengan kecepatan 1 tekanan per detik, tiap 30 tekanan pasien

diberi nafas buatan melalui mulut sebanyak 2 kali hembusan.

8. Seluruh prosedur diatas dilakukan secara urut dan ketikaa sedang melakukannya, kita

wajib minta pertolongan pada orang lain dengan berteriak. Prosedur BHD ini selesai

apabila petugas medis sudah datang.

BHD ini penting bagi tenaga medis, karena dengan pegetahuan BHD potensi untuk

menyelamatkan nyawa seseorang jauh lebih besar. BHD juga banyak diterapkan tidak hanya

dilingkungan medis, tetapi juga di seluruh perusahaan dan instansi pemerintahan. Pada minggu

pertama ini saya juga dikenalkan pada Instalasi Radiologi dan Instalasi Unit Gawat Darurat.

Peralatan yang terdapat didalam instalasi radiologi sudah dijelaskan didalam bab 2. Untuk

Instalasi Gawat Darurat terdapat 3 alat radilogi yang pertama yaitu ct scan single slice, general x-

ray dan mobile unit x-ray. Pada PKL kali ini saya melakukan penelitian mengenai maping

peralatan mobille unit x ray dikamar pasien dan commissioning measurements terhadap mobille

unit x ray, oleh sebab itu pada minggu pertama ini saya mengidentifikaasi peralatan mobille unit

x ray.

Sejarah perkembangan mobille unit x-ray dimulai tahun 1914, oleh seorang tenaga medis

berkembangsaan Prancis yaitu Marie curie, beliau adalah wanita yang meluncurkan sebuah

proyek untuk membangun layanan radiologi untuk tentara Perancis dan membawa mesin x-ray

dekat ke medan perang. Dengan mengkonversi sebuah kendaraan menjadi unit x-ray mobile dan

bekerja dengan produsen peralatan x-ray untuk mendapatkan mesin yang cocok. Peralatan ini

bekerja dengan memanfaatkan sumber energi listrik untuk mendapatkan portabel generator

listrik . Dari bahan-bahan tersebut ia mampu membuat unit radiologi lapangan yang efektif. Pada

akhir perang ia telah membangun dua puluh unit radiologi mobile. Pada tahun 1917 dan 1918 ia

berhasil memasarkan hasil inovasinya lebih dari satu juta unit mobile x-ray. Ia berfikir semakin

banyak yang memiliki x-ray di dekat medan perang berarti dokter dapat menemukan dan

[Type text] Page 36

Page 37: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

mengobati luka dengan lebih cepat dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Unit mobile x ray

milik Curie akhirnya terus di kembangkan dan menjadi lebih modern. Penelitian terbaru

mengenai mobile unit x ray yaitu dengan semaikn kecilnya ukuran seperangakat mobile unit x

ray, sehingga dapat di masukkan kedalam suatu tempat yang mudah di bawa kemana saja.

Di minggu pertama ini saya dikenalkan pada alat yang akan saya observasi yaitu

MOBILETT XP Hybrid Unit X-Ray (30 kW)

.

Gambar 16. Mobilett XP Hybrid Siemens unit x-ray

[Type text] Page 37

Page 38: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Berikut spesifikasi Mobile Unit x-ray yang saya observasi:

Rumah Tabung MOBILETT XP HybridStabilisator Micropocessor controlled dan regulasi selama

paparanMesin Rumah Tabung X-ray Siemens P135/30 RRotasi Anoda 9,000 r.p.m 142 Hz (sudut anoda 150)Kapasitas penyimpanan panas pada anoda 90,000 J = 122,000 HUKapasitas penyimpanan panas pada rumah tabung 800,00 J =1,100,000 HUSistem filtrasiKolimator Min 2,0 mm AI (at 70 kVp)Penggunaan rumah tabung Min 1,9 mm AI (at 70 kVp)Total Min 3,9 mm AIKolimator Bergerak manual dengan kemampuan rotasi ± 900

Cahaya kolimator dan intesitas cahaya lapangan Lampu halogen min. 180 luxPenggunaan Rumah Tabung Temperatir maxsimal 600 C, paparan maksimal

2000 mAs/jam.Besar kebocoran tabung 133 kVp/ 10 mAs, 200 paparan per jamMesin penggerakKecepatan bergerak 0,5-1,35 m/sKemiringan maksimal 70

Sumber DayaBaterai Kapasitas total 168 Ah

Otomatis pengisian baterai ketika lampu indicator menyalaOperasi menggunakan arus AC, Yuasa:NP 7-12 L

Waktu pengisian daya 4-5 jam (typical) , 12 jam untuk pengisian penuhRemote kontrol Penyesuaiaan Penyesuaian menggunakan seluruh sistem

teknologi remote pengubah paparan Teknologi Menggunakan berkas cahaya inframerah, mampu

beroprasi menembus kaca.Jarak pengoprasian Mencapai 36 kaki / 10,9 meterRadius pengoprasian 1800 , sensor remote diarahkan didepan tabung

kolimator.Perlengkapan DAP (Dose Area Product)Teknologi Ionisasi chamber, panel kontrolFiltrasi < 0,4 mm AIWaktu warm – up Siap digunakan setelah 10 detik dinyalakan, untuk

mendapat tingkat akurasi yang baik yaitu digunakan setelah 15 menit dinyalakan.

Transmisi cahaya chamber ≥ 70 %Resolusi DAP 0,1 µGym2

Besar DAP Maksimal 1 x 106 µGym2

Tabel 2. Spesifikasi Mobilett Siemens XP Hybrid Unit x-ray

[Type text] Page 38

Page 39: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Mobille unit x-ray ini diproduksi oleh perusahaan Siemens. Ada 3 jenis mobile unit x-ray

yang di produksi oleh Siemens yaitu mobillet XP, Mobillet XP Hybrid, dan Mobillet XP Eco.

Untuk jenis Mobillet XP Hybrid memiliki tingkat radiasi sedang, yaitu pada kolimator nya

mampu memancarkan radiasi maksimal sebesar 1 x 106 μGym2. Mobillet XP Hybrid mampu

melakukan setidaknya 2000 kali paparan dalam kurun waktu 1 jam, kemampuan ini sudah

melebihi kebutuhan yang ada di rumah sakit umum haji Surabaya ini. Mobille unit ini setiap

harinya digunakan lebih dari 5 kali dan membutuhkan waktu 4-5 jam untuk pengisian dayanya

setiap hari. Perancangan design mobile unit x-ray yang mirip dengan jerapah diharapkan mampu

menghilangkan rasa cemas dan khawatir pada pasien tentang bahaya radiasi yang dikeluarkan

oleh alat tersebut.

Kelebihan mobile unit ini dengan mobile unit yang lain adalah terdapat pada tombol

pemroses paparan nya. Pada Mobillet XP Hybrid terdapat 2 tombol pengaktif paparan, yaitu

dengan tombol yang terhubung langsung ke alat dan tombol paparan melalui remote kontrol.

Penggunaan remote kontrol lebih sering digunakan dalam pelaksanaan paparan radiasi, karena

dengan menggunakan remote kontrol jarak radiographer dengan kolimator bisa lebih jauh jika

dibandingkan dengan menggunkan tombol paparan yang terhubung langsung dengan alat.

Remote kontrol mampu dioprasikan dengan jarak hingga 10,9 meter dari kolimator. Mobillet XP

Hybrid memiliki kecepatan bergerak antara 0,5 – 1,35 m/jam. Dengan kemampuan ini

dibutuhkan waktu ± 5 menit waktu perjalanan untuk bisa sampai di ruang pasien yang berada di

lantai 3. Mobille unit x ray di rumah sakit haji Surabaya terdapat di ruang instalasi gawat

daraurat dan dalam pengawasan Kepala Instalasi Radiologi. Mobille unit x-ray hanya boleh

dioprasikan oleh petugas radiographer yang sudah terjadwal.

Dalam menerapkan prinsip – prinsip fisika dalam menjalankan prosedur radiodiagnostik,

perlu adanya pengetahuan tentang interaksi antara radaisi yang terhambur dari pesawat

radioterapi dengan materi tubuh manusia. Inilah yang melandasi adanya efek biologis yang

menyebabkan kerusakan jaringan tubuh manunsia. Hal ini harus dihindari karena berbagai gejala

penyakit muncul pada tubuh manusia akibat papran radiasi yang intensif.

Sinar x berinteraksi dengan tubuh manusia dan menghasilkan efek biologi, hal ini telah

disadari sejak penemuannya. Efek awal yang diketahui terlebih dahulu yaitu munculnya bercak

kemerahan pada kulit setelah lama tekena paparan radiasi. Paparan radiasi yang berlebihan

[Type text] Page 39

Page 40: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

dengan dosis kecil mampu mnyebabkan induksi kanker pada kulit atau darah bahkan pada

keduanya yang sanggup menyebabkan kematian. Kegiatan penelitian, observasi, dan pelayanan

kesehatan yang menggunakan radiologi, rentan terkena paparan radiasi dengan dosis kecil tetapi

intensif.

Dalam konsep fisika apabila radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang

dapat terjadi yaitu berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika

berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses

ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang

akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan

radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan

muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini

merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis

yang merugikan.

Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat

pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi

pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan

menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom

oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah

molekul-molekul penting dalam sel. Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang

yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada

dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri,

sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak

berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat

menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang

abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.

Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang

diberikan, dan bergantung pula pada lajunya, apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu

seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit).

[Type text] Page 40

Page 41: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh

tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa

persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam

waktu satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang

waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi.

Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400 rem) yang diberikan seluruh

tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu

30 hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu

tahun tidak menimbulkan akibat yang sama.

Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan

yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.

Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh

tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian

karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan.

Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy

tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya

tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis.

Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak ke

seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5

Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama

jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul. Efek radiasi yang langsung

terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi

suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang. Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka

waktu yang agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai

contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena

dosis radiasi 5 Sv atau lebih. Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama

(tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga

tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel

[Type text] Page 41

Page 42: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam

jangka waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai

periode laten.

Efek radiasi yang tidak langsung terlihat disebut Efek Stokastik. Efek stokastik ini tidak

dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya

juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini

mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi

akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2

tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau

lebih.

4.2. Pertemuan Minggu Kedua

Waktu : 18 Januari-22 Januari 2016

Jam : 07.00-15.00

Materi :

Pada Minggu kedua ini saya mempelajari cara mengoprasikan Mobille Unit x-ray. Hal

pertama yang harus dilakukan sebelum alat digunakan pada pasien yaitu terlebih dahulu petugas

radiografer melaksanakan check up alat untuk memastikan bahwa tingkat keakurasian menjadi

normal. Check up mobille unit x ray dilakukan dengan cara menghidupkan alat dan

membiarkannya selama 15 menit sebelum digunakan untuk memeriksa pasien. Hal ini dilakukan

agar mesin dan generator didalam mobile unit x ray melakukan warm up.

Untuk menggurangi tingkat kegagalan dalam proses pemaparan maka langkah-langkah

dibawah ini harus dilakukan secara urut dan benar. Urutan proses pemaparan yang benar yaitu

sebagai berikut :

[Type text] Page 42

Page 43: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

1. Hubungkan injector mobile unit x-ray dengan sumber arus listrik apabila sumber

tegangan dalam alat habis atau kurang dari 10%.

2. Tekan tombol ON.

3. Atur kv dan mAs, dengan menekan tombol panah up dan down pada display..

4. Atur posisi kolimator tepat berada ditengah bagian tubuh yang akan dilakukan

pemaparan.

5. Letakkan kaset dibawah tubuh pasien dengan posisi tepat dengan daerah kolimasi.

6. Jalankan SOP proteksi radiasi dengan menghindarkan pengunjung rumah sakit dan pasien

lain dari paparan radiasi sejauh mungkin.

7. Gunakan apron sebagai alat pelindung untuk pekerja radiasi dari paparan radiasi.

8. Untuk meningkatkan keselamatan terhadap paparan radiasi, pekerja radiasi disarankan

untuk menjauh dari kolimator minimal 3 meter.

9. Tekan tombol paparan (handwitch) dalam posisi ½, dan lihat lampu indikator sampai

menyala.

10. Pemaparan siap dilakukan dan selesai ketika terdengar bunyi indicator paparan.

11. Turunkan besar kV dan mAs pada alat.

12. Tekan tombol OFF untuk mematikan mobile unit x-ray.

13. Kembalikan posisi kolimator seperti semula dan letakkan kaset yang telah di gunakan

untuk pemaparan ditempat yang telah tersedia.

Urutan penggunaan alat mobile unit x-ray ini sesuai dengan peraturan pemerintah no 33

tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif. Pada PP No.

33 tahun 2007 ini juga sudah di tetapkan seluruh sistem kerja dan keselamatan kerja dari semua

alat yang memanfaatkan sumber radiasi.

Dalam pelaksanaan proses paparan ada beberapa teknik yang sering dilakukan ketika

melakukan citobed didalam kamar pasien. Teknik yang digunakan dalam melaksanakan

pemaparann disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasien dalam memposisikan

tubuhnya ketika dilakukan pemaparan. Teknik yang biasa digunakan yaitu dengan mengubah

posisi tempat tidur pasien atau mengubah posisi kolimator. Pada beberapa kasus pengambilan

foto thorak ada 2 teknik yang digunakan yaitu yang pertama dengan memposisikan kolimator

dengan tubuh pasien secara tegak lurus, dengan cara ini posisi tempat tidur pasien tetap dan

[Type text] Page 43

Page 44: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

lengan kolimator yang diposisikan sedemikian rupa sehingga tepat berada tegak lurus diatas

tubuh pasien. Teknik yang kedua yaitu dengan memposisikan meja pasien membentuk sudut 450

dari posisi kolimator sehingga posisi mobille unit menghadap tubuh pasien yang setengah duduk.

Moving alat atau membawa mobile unti x-ray ke dalam kamar pasien juga menggunakan

beberapa teknik, dikarenakan ruangan pasien yang relative jauh dan harus melewati lift.

Menggerakkan mobile unti x-ray dapat menggunakan semacam tombol handling yang berada di

balik pegangan mobile unit x-ray. Ketika tombol ditekan dan diputar kearah depan, maka mobile

unit akan bergerak secara otomatis maju kedepan dan operator hanya mengarahkan gerak mobile

unit. Sedangkan ketika tombol di tekan dan diputar kearah belakang maka secara otomatis

mobile unit akan bergerak mundur. Untuk pengererman bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu yang

pertama dengan melepaskan tombol sehingga mobile unit berhenti bergerak, dan yang ke dua

yaitu dengan menekan tombol berlawanan arah dengan gerak mobile unit. Kecepatan gerak

mobile unit yaitu 0.5–1.35 m/s dengan kecepatan ini dibutuhkan waktu ± 5-10 menit untuk

sampai kekamar pasien yang berada dilantai 3. Dari konsep moving alat seperti ini dirasa sudah

cukup membantu, karena meringankan beban saat mendorong mobile unit yang memiliki massa

cukup berat yaitu 206 kg. Akan tetapi pada saat proses moving terdapat beberapa kendala yang

dialami oleh operator seperti suara keras yang ditimbulkan mobile unit ketika melewati lift,

sehingga mengejutkan pasien lain dan pengunjung rumah sakit. Hal ini terjadi karena tidak

adanya sistem pegas atau shock breaker di bagian roda mobile unit.

Komponen perlengkapan yang digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam proses

pemaparan yaitu;

4.2.1 Apron

Apron adalah salah satu proteksi tubuh yang digunakan untuk

pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi dengan tegangan puncak radiasi sinar x

hingga 150 kVp dengan tebal bahan sekurang – kurangnya 0,5 mm lempengan

Pb.

[Type text] Page 44

Page 45: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 17. Apron sebagai pelindung dari radiasi sinar x

4.2.2 Computer Radiography

Dengan menggunakan computer radiography lebih memudahkan seorang

radiographer dalam mengolah gambar yang telah didapat dari proses paparan.

Komputer radiografi ini telah terinstall sebuah aplikasi khusus yang membantu

seorang radiographer dalam proses editing film sebelum diserahkan kepada pasien

yang bersangkutan agar mudah dibaca oleh dokter. Komputer radiografi juga

mampu memfokuskan gambar yang sebelumnya kurang jelas, dan juga

memberikan tanda atau keterangan pada bagian-bagian tertentu apabila terdapat

kelainan pada bagian tersebut. Biasanya tanda dan keterangan diberikan oleh

radiografer apabila ada kelainan pada struktur tubuh pasien seperti fraktur/ patah

tulang, kangker, tumor, dan kelainan lain. Setelah dirasa gambar sudah memiliki

kualitas bagus dan jelas maka proses selanjutnya adalah pencetakan pada Film

Radiografi.

[Type text] Page 45

Page 46: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 18. Komputer radiografi sebagai penunjang kualitas hasil exsposure

4.2.3 Printer Film

Printer film radiologi yang digunakan di rumah sakit umum haji Surabaya

adalah tipe printer DRYSTAR 5320. DRYSTAR 5302 adalah multi-format

imager digital yang menghasilkan kualitas gambar yang tajam. Fleksibilitas dari

printer ini adalah alat ini mampu memberikan hasil dengan kecepatan tinggi dan

dapat menangani beragam format cetak. Kemampuannya untuk menggabungkan

fitur dari teknologi pencitraan digital langsung, media dan imager. Fitur lain dari

alat ini adalah ukurannya yang ringkas yang memungkinkan untuk disimpan di

mana saja, menghemat ruang di laboratorium dan klinik. Selain itu, perangkat ini

mampu menghasilkan dua ukuran media online.

[Type text] Page 46

Page 47: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 19. Printer film sebagai fiksasi hasil dari proses exsposure

4.2.4 Film Film yang digunakan untuk mencetak hasil dari paparan terbuat dari

lapisan bahan supercoat yang berfungsi sebagai pelindung emulsi film. Emulsi film sendiri tebuat dari silver bromida. Sedangkan alas film terbuat dari polyster base. Dilihat dari tingkat kepekaannya film yang digunakan dibagi menjadi 2 jenis yaitu green sensitive dan blue sensitive. Di RSU Haji Surabaya menggunakan blue sensitive.

[Type text] Page 47

Page 48: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar20. Blue Sensitive Film

4.2.5 Image ReseptorImage reseptor ini merupakan detector sinar x, yang mampu menggantikan

peran dari film dan kaset yang biasa digunakan dalam radiografi konvensional.

Teknologi yang digunakan pada image reseptor yaitu flat panel detector. Flat

panel detector atau bisa disingkat FPDs ini terbuat dari 2 panel tipis yang terbuat

dari bahan amarphous silicon (a-Si) yang merupakan bahan penangkap tidak

langsung sinar-x, karena terlebih dahulu sinar-x yang melewati image rseptor

diubah dalam bentuk cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan

photodioda, dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal digital yang

kemudian dibaca oleh charged couple device yang terdapat dalam komputer

radiografi.

Gambar 21. Cassette film sinar x

Persiapan alat di kamar pasien ada beberapa tahap. Persiapan ini dilakukan bertujuan

untuk meminimalkan paparan radiasi terhadap pengunjung rumah sakit atau pasien lain, dan

[Type text] Page 48

Page 49: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

memaksimalkan hasil pengambilan foto. Beberapa tahap yang selalu dilakukan oleh seorang

radiographer sebelum melaksanakan proses pemaparan yaitu ;

1. Mengamati terlebih dahulu tata letak ruangan pasien

2. Menempatkan mobile unit x-ray pada posisi disamping atau di depan meja pasien,

hal ini bergantung pada tata letak kamar pasien.

3. Memposisikan meja pasien dengan sudut 450 dengan menggunkan teknik

setengah duduk apabila memungkinkan, karena dengan posisi sepert ini hasil foto

lebih maksimal dan mengurangi resiko paparan radiasi terlalu luas.

4. Apabila pasien tidak dimungkinkan untuk posisi setengah duduk maka pemaparan

dapat dilakukan dengan teknik pertama yaitu dengan memposisikan pasien tegak

lurus dengan kolimator.

5. Memperkirakan besar Kv dan mAs yang akan digunkan, besar Kv dan mAs

bergantung pada kondisi pasien saat itu, berat badan, dan umur pasien.

6. Menyalakan sinar kolimator untuk diarahkan pada posisi yang akan dipapar.

7. Pemaparan dapat dilakasanakan melalui 2 tombol , yaitu tombol yang terhubung

langsung dengan alat atau dengan remote kontrol.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh para pekerja radiasi dalam melindungi diri sendiri

dan orang lain yang berada disekitar paparan radiasi. Proteksi radiasi sangat penting diterapkan

dalam setiap prosedur atau tindakan yang melibatkan alat alat penghasil radiasi. Di dalam

rumah sakit haji Surabaya perlindungan terhadap paparan radiasi telah diterapkan dengan tepat.

Cara yang dilakukan oleh para pekerja radiasi di Rumah Sakit Haji Surabaya untuk melindungi

diri, pasien dan pengunjung rumah sakit dari paparan radiasi yaitu dengan :

1. Menggunakan apron

Apron adalah pelindung wajib yang digunakan oleh para pekerja radiasi. Apron

terbuat dari berbagai macam jenis bahan, yang paling baik adalah apron yang terbuat

dari bahan Pb setebal minimal 3 mm. Apron yang digunakan saat pemeriksaan harus

menutupi 2 bagian tubuh yang penting yaitu gonat dan kelenjar tiroid. Penggunaan

apron juga diberikan kepada pasien yaitu bagian gonat, untuk menghindari efek dari

radiasi hambur .

[Type text] Page 49

Page 50: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

2. Menggunakan papan penahan radiasi (shilding)

Papan penahan radiasi terbuat dari bahan kayu setebal 1mm dan didalamnya

terdapat pb setebal 3 mm. dengan papan penahan radiasi ini, mampu mereduksi

paparan radiasi hingga 80%. Papan penahan radiasi biasa dipasang sejauh 3 meter

dari kolimator dan diletakkan di depan meja jaga dokter atau perawat. Papan penahan

radiasi ini dirasa cukup efektif untuk melindungi para tenaga medis dan pasien lain

dari paparan radiasi, akan tetapi massa yang terlalu besar dan ukuran papan penahan

radiasi yang tidak memungkinkan untuk dibawa kemana saja sering kali tidak di

gunakan dalam beberapa tindakan pemeriksaan di kamar pasien.

3. Memaksimalkan jarak

Dengan memaksimalkan jarak dengan pusat radiasi diharapkan mampu

meminimalisir paparan radiasi terhadap tubuh. Saat melakukan pemaparan,

radiographer memposisikan diri sejauh 3 meter dari kolimator sedangkan untuk

pekerja medis lain dan para pengunjung rumah sakit diinstruksikan untuk menjauh

dari ruangan pasien atau keluar dari ruangan. Minimal jarak yang sering

diinstruksikan yaitu 5 meter. Penetapan jarak aman ini berdasarkan persamaan laju

dosis hamburan radiasi yaitu,:

Dr . r 2=K (1)

Dari persamaan diatas menunjukkan bahwa besar laju dosis radiasi (Dr) berantung

pada besarnya tetapan energi yang dikeluarkan sumber radiasi (K) dibagi kuadrat

jarak dari sumber radiasi. Hal ini menunjukkan jika jarak diperbesar 2 kali dari

sumber radiasi maka laju dosis nya akan berkurang hingga ¼ kalinya dan apabila

jarak diperbesar 3 kali maka laju dosis akan berkurang hingga 1/9 kalinya.

4. Meminimalkan dosis

Dengan mensetting besar kV dan mAs pada mobile unit x ray sesuai dengan

kebutuhan dengan mempertimbangakan faktor-faktor keberhasilan paparan, sehingga

mampu memperkecil dosis hamburan sinar x. Meminimalkan dosis radiasi juga dapat

di lakukan dengan mempersingkat waktu paparan.

[Type text] Page 50

Page 51: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Dalam prinsip fisika salah satu karakter sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus

bahan, tetapi hanya yang benar-benar gelombang sinar-x saja yang mampu menembus objek

yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang

mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan

tergantung tiga faktor:

1. Panjang gelombang sinar-X.

2. objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X.

3. Ketebalan dan kerapatan objek.

Faktor diatas merujuk pada rumus penyerapan radiasi oleh suatu bahan yaitu,:I=Io . exp(−μt ) (2)

Persamaan diatas menunjukkan bahwa besarnya penyerapan bergantung pada koefisien pelemahan (μ) yang tiap bahan memiliki nilai yang berbeda-beda. Persamaan ini juga digunakan

untuk menghitung besar ketebalan bahan yang akan digunakan sebagai shilding. Setelah sinar-x

yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang mudah

ditembus sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan kuantitas sinar x sehingga

film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x (seperti tulang) dapat

menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar

sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu

berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang bergantung pada nomor atom, jenis obyek,

dan ketebalan bahan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x disebut Radio-

lucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x

disebut Radio-opaque sehingga film berwarna putih. Semakin pendek panjang gelombang sinar-

x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus

bahan. Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan yaitu unsur yang mempunyai

lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis pada

satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan mempunyai kesamaan

efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding 2,5 cm es karena berat

timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik dibanding air.

Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, ada satu hal yang harus

dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak hanya

[Type text] Page 51

Page 52: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur

pembentuk. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x yaitu seperti

tulang yang lebih banyak menyerap sinar-x dibanding otot/daging dan otot/daging lebih banyak

menyerap dibanding udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan

terjadi perbedaan penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yang

normal. Umur pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulang-

tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x dibanding tulang-

tulang di usia yang lebih muda.

Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya didefinisikan

sebagai kontras subjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek, kualitas radiasi yang

digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu,

mA, jarak dan jenis film yang digunakan.

4.3. Pertemuan Minggu Ketiga

Waktu : 25 Januari-29 Januari 2016

Jam : 07.00-15.00

Materi :

No. Nama Umur (Th)

R .Pasien Kv mas Jarak dari Kolimator (meter)Pasien Pekerja Pasien

lain1 Afir el hakim 2 Marwah 55 4 1 3 32 Debora Anggita 11 Marwah 70 5 1 3 >53 Rusma 50 IGD 50 5 1 3 24 Holicah 36 IGD 55 5 1 3 25 Abdoes Sholeh 83 Emerald 60 5 1 3 >56 Ita tri wahyuni 33 Ruby 60 5 1 2 3

Pada minggu ketiga saya mengambil data di kamar pasien, dengan mencatat beberapa hal

penting yang akan saya observasi. Saya mengambil data dari 6 pemeriksaan dikamar pasien yang

telah tersaji dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Data hasil pengamatan di kamar pasien

[Type text] Page 52

Page 53: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Dari data diatas saya mencoba menganalisis dengan mengacu pada jurnal yang telah disusun

oleh Pratama Kurnia wisnubarata manahsiswa FKM UI yang berjudul “Analisis Jarak Aman

Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi Thorax AP di Unit ICU Rumah

Sakit Tahun 2012” yang menyimpulkan bahwa jarak 100cm, 200 cm, 300 cm, 400 cm dari

kolimator merupakan jarak yang tidak aman dari pemeriksaan radiografi thorax AP tanpa

proteksi radiasi bagi pasien, lingkungan sekitar, radiographer, dan petugas kesehatan lainnya.

Dari kesimpulan ini akan saya bahas di bab 5 untuk proteksi radiasi di kamar pasien.

Pada minggu ketiga ini saya juga mempelajari istilah  pemaparan atau sering diartikan

dengan menekan tombol penuh sebagai proses penentu hasil paparan yang didapat. Dalam

menjalankan proses paparan juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan, diperlukakn

ketelitian dan keahlian khusus. Pada proses paparan terjadi peristiwa pengumpulan sinar x dalam

tabung katoda dan terpancarnya sinar x keluar tabung. Peristiwa paparan terjadi secara berurutan

sebagai berikut :

1. Rangkaian tegangan tinggi tersambung, (tegangan dalam kV, Anoda (+), katode (-),

sehingga terjadi daya tarik elektron bebas ke arah anoda .

2. Elektron bebas berloncatan menuju anoda (disebut arus tabung dalam satuan mA yang

menumbuk bidang target).

3. Hasilnya adalah panas (>99%) dan sinar-X (<1%).

4. Kejadian tersebut hanya berlangsung selama kurang dari 1 detik sesuai dengan

pengaturan waktu paparan (dalam S)

Karena proses paparan terjadi sangat singkat sehingga pelaksanaannya pun harus dilakukan

dengan cepat, hal ini selain untuk menghindari paparan radiasi yang terlalu lama tetapi disisi lain

waktu saat pemaparan juga menentukan kualitas hasil foto.

Pembacaan film hasil proses paparan dilakukan oleh seorang radiogreafer atau dokter. Dari

beberapa film hasil pencitraan Thorax AP pada beberapa pasien teradapat kelainan yang tampak

seperti pada pasien degan penderita Tuberkulosis pada foto thorax AP terlihat ada bercak hitam

disekitar paru-paru kanan atas.

[Type text] Page 53

Page 54: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 22. Hasil Exsposure thorax AP pada penderita tuberculosis

Pada pasien penderita efusi plura terlihat terjadi pembengkakan pada daerah rongga pleura,

pembengkakan ini terlihat sangat terang akibat dari kandunga cairan plura yang abnormal.

Gambar 23. Hasil Exsposure thorax AP pada penderita efusi pleura

[Type text] Page 54

Page 55: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Pada kasus pasien penderita kanker akan tampak sangaat jelas seperti terdapat bulatan

besar ditengah paru-paaru. Apabila kanker masih kecil akan tampak seperti bercak hitam. Akan

tetapi jika kanker sudah mulai mebesar pada film akan muncul bulatan besar yang samar samar.

Gambar 24. Hasil Exsposure thorax AP pada pasien penderita kanker

4.4. Pertemuan Minggu Keempat

Waktu : 1 februari – 5 februari 2016

Jam : 07.00-15.00

Materi :

Pada minggu terakhir saya mempelajari bagaimana cara agar proses pemaparan dikatakan

berhasil dan memenuhi permintaan pasien atau dokter. Pertama yaitu dengan memastikan bahwa

mobile unit x ray telah melalui proses warm up sebelum digunakan pada pasien. Proses

pemaparan harus sesuai dengan prosedur yang telah di jelaskan. Hasil dari pemaparan diedit

sedemikian rupa pada computer radiografi sehingga mampu dianalisis. Keberhasilan proses

paparan ditandai dengan tidak adanya artefak atau bercak yang mengaburkan gambar pada film.

Biasanya artefak juga diartikan sebagai gangguan yang mucul pada film akibat dari kesalahan

prosedur dalam pemaparan.

[Type text] Page 55

Page 56: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 25. Perbedaan foto Thorax AP normal (A) dan Foto thorak AP dengan artefak

(B)

Pada gambar diatas terdapat perbedaan yang mecolok antara foto throrak AP normal dan

foto thorak AP berartefak. Pada foto thorak AP berartefak tidak tampak dengan jelas bagian dari

rongga dada dan struktur tulang tidak tampak jelas. Perpendaran seperti ini yang membuat

analisis penyakit lebih sulit.

Proses pelaksanaan kalibrasi pada alat mobile unit x –ray di RSU Haji Surabaya

dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh BAPETEN ( Badan Pengawas Tenaga Nuklir ). Sehingga

observasi mengenai kalibrasi mobile unit x ray tidak bisa dilakukan, akan tetapi diminggu

keempat saya mempelajari bagaimana menjalankan quality control yang dilaksanakan pada

mobile unit x ray. Dengan menjalankan quality control secara berkala mampu memperpanajng

umur alat dan mencegah kebocoran tabung sianr x. Berikut ini saya sajikan periode perawatan

dan pengecekan bagian dari mobile unit x ray :

[Type text] Page 56

Page 57: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Tabel 4. Periode pelaksanaan quality control

Kelebihan penggunaan mobile unit x ray yaitu alat ini mampu bergerak secara mobile

sehingga sangat membantu pasien dengan kondisi kritis dan tidak memungkinkan untuk dibawa

ke ruang general x ray untuk melakukan diagnosa. Kelebihan yang lain yaitu alat ini tidak

membutuhkan perawatan dan kalibrasi yang detail dalam setiap hari nya berbeda dengan general

x ray yang membutuhkan kalibrasi alat sebelum digunakan pada pasien, dan resiko kebocoran

tabung lebih besar terjadi pada general x ray karena tingkat radiasi yang digunakan juga tinggi.

Kekurangan yang dimiliki mobile unit x ray ini yaitu daya tembus sinar x yang

dikeluarkan oleh mobile unit x ray tidak mampu menghasilkan kualitas pencitraan yang lebih

baik jika dibandingkan dengan menggunakan general x ray, dan dosis hamburan radiasi yang

dikeluarkan oleh mobile unit x ray rentan menganai pasien lain yang berada disekitar pasien

yang sedang di foto rontgen.

[Type text] Page 57

No Kegiatan Pemeliharaan Periode1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 bulan2. Cek keseimbangan 1 bulan3. Cek system pengerahan :

Tube StandTube ArmBucky Table

1 bulan

4. Cek fungsi tombol KV, mAs, expose 3 bulan5. Cek fungsi colimator 3 bulan6. Cek muatan dan kondisi ACCU atau Baterai 3 bulan7. Cek fungsi tombol charge dan discharge 3 bulan8. Cek system catu daya 3 bulan9. Uji kinerja alat 3 bulan10. Cek gerakan dan pengunci tabung X-Ray tube 3 bulan11. Cek tombol pengendali dan pengereman 3 bulan12. Cek fungsi indikator 1 tahun13. Lakukan pengukuran arus bocor dan tahanan

ground1 tahun

14. Cek kondisi HT cable 1 tahun15. Lakukan kalibrasi alat 1 tahun

Page 58: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pengertian Mobile Unit X ray

Mobile Unit x-ray bisa didefinisikan sebagai seperangkat unit x-ray di atas roda yang

mampu dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan relatif mudah, memiliki ukuran

yang lebih besar dari sebuah portabel karena memiliki output yang lebih tinggi dan lebih

canggih. Tujuan utama penggunaan mobile unit x-ray yaitu untuk mendiagnosa penyakit

pada organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi

yang berisi muatan pada kondensator, x ray ini dioperasikan oleh baterai. Digunakan untuk

tindakan radiography dari satu ruangan ke ruangan lainnya.

5.2 Sejarah Munculnya dan Perkembagan Mobille Unit X ray

Pada pecahnya Perang Dunia I pada Agustus 1914 banyak rumah sakit di banyak

negara telah memiliki mesin x-ray. Akan tetapi mesin ini jauh dari medan perang di mana

banyak orang yang mengalami cedera parah hingga menyebabkan banyak kematian karena

penanganan pemeriksaan yang tidak maksimal, karena keadaan perang yang terjadi berlarut-

larut dan korban jiwa semakin banyak. Para tenaga medis menyadari bahwa banyak nyawa

yang seharusnya dapat diselamatkan jika patah tulang atau pun luka akibat tembakan cepat di

diagnosis oleh x-ray.

Salah satu dari tenaga medis tesebut adalah Marie Curie . Pada tahun 1914 Curie

menjadi salah satu wanita paling terkenal di dunia. Delapan tahun sebelum ia menjadi wanita

pertama yang pernah memegang jabatan profesor di Sorbonne, universitas terkenal di

Paris. Dia adalah penerima kedua Hadiah Nobel dalam Fisika dan Hadiah Nobel Kimia. 

Curie adalah seorang ilmuwan brilian yang juga memiliki ketertarikan pada

permasalahan kemanusiaan yaitu trauma yang disebabkan oleh perang dunia ke 1, ia bertekad

untuk melakukan apa pun yang dia bisa untuk mengurangi penderitaan. Curie akhirnya

meluncurkan sebuah proyek untuk membangun layanan radiologi untuk tentara Perancis dan

membawa mesin x-ray lebih dekat ke medan perang. Dia memperoleh kendaraan perang yang

dapat dikonversi menjadi unit x-ray mobile dan bekerja sama dengan produsen peralatan x-

ray untuk mendapatkan mesin yang sesuai. Dia juga bekerja sama dengan produsen listrik

untuk mendapatkan portabel generator listrik . Dari bahan-bahan tersebut ia mampu membuat

unit radiologi lapangan yang efektif.

[Type text] Page 58

Page 59: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Curie terus melakukan inovasi dengan alat buatannya. Dia terus mempelajari cara

penggunaan mesin dan terus-menerus melakukan perbaikan. Pada akhir perang dunia 1, ia

telah membangun dua puluh radiologi mobile unit x ray. Curie sangat bangga dengan

penemuannya karena dengan adanya mobille unit x-ray dekat dengan medan perang berarti

dokter dapat menemukan dan mengobati luka lebih cepat dan menyelamatkan lebih banyak

nyawa.

Gambar 26. Marie Curie pada tahun 1914

Unit mobile Curie memberikan banyak orang kesempatan untuk membantu curie

dalam mengembangkan alat tersebut. Sebagai direktur layanan radiologi tentara, Curie

merekrut sejumlah besar orang untuk membantunya. Ratusan dari mereka berprofesi sebagai

driver, teknisi, dan ahli radiologi adalah seorang perempuan. Upaya Curie selama perang

dunia 1 menyelamatkan ribuan nyawa dan memberi contoh dalam penggunaan teknologi

untuk kepentingan kemanusiaan mampu menginspirasi banyak peneliti untuk

menggembangkan peralatan mobille unit x ray temuan curie.

Sejak saat itu inovasi yang dilandasi rasa kemanusiaan oleh marie curie terus

dikembangkan karena manfaat dari mobile unti x ray yang besar. Saat ini penelitian yang

bertujuan untuk mengembangkan mobile unit x ray telah sampai pada tahap diamana dosis

yang di gunakan sangat kecil tetapi hasil pencitraan lebih baik dengan memanfaatkan sebuah

akselerator x ray dan bentuk dari mobile unit x ray sekarang sudah menjadi lebih kecil dan

bisa di masukkan kedalam suatu tempat yang bisa di bawa kemana saja.

5.3 Kegunaan Mobille Unit X ray bagi Aspek Biologi

Mobille unit x ray secara umum berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada seluruh

organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x. Secara khusus penggunaan mobile unit x

ray yaitu sebagai berikut:

[Type text] Page 59

Page 60: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

5.3.1 Diagnosa bagian Thorak AP

Pada diagnose thorak AP ada 2 teknik yang digunakan, yaitu teknik dengan

mengubah posisi tempat tidur pasien atau mengubah posisi kolimator. Pada beberapa

kasus pengambilan foto thorak ada 2 teknik yang digunakan yaitu yang pertama

dengan memposisikan kolimator dengan tubuh pasien secara tegak lurus. Dengan cara

ini posisi tempat tidur tetap dan lengan kolimator yang diposisikan sedemikian rupa

sehingga tepat berada tegak lurus diatas tubuh pasien. Teknik yagn kedua dengan

memposisikan meja pasien memebentuk sudut 450 dari posisi kolimator sehingga

posisi mobile unit menghadap tubuh pasien yang setengah duduk. Dengan teknik

seperti ini mampu mereduksi dosis hambur pada pasien lain dan hasil pencitraan yang

di dapat juga lebih baik. Diagnosa bagian thorak AP bertujuan untuk meliahat

kelainan pada orang dalam yang berada di dalam thorak yaitu seperti paru- paru,

lambung, usus, ginjal, hati, pangkres. Sehingga dalam mendiagnosa thorak AP

dibutuhkan Kv dan mA yang besar sehingga pencitraan yang didapat bisa lebih dalam

dan kualitas gambar yang dihasilkan lebih baik.

5.3.2 Diagnosa bagian Tulang

Pada diagnose bagian tulang menggunakan Kv dan mAs yang rendah karena

bagian sumsum tulang sangat peka terhadap radiasi dan bisa menyebabkan kanker

pada sel epitel selaput tulang. Diagnosa bagian tulang bertujuan untuk mendeteksi

letak dari fraktur / patah tulang. Teknik yang digunakan berbeda dengan diagnose

bagian thorak AP, karena menggunakan radiasi rendah maka kaset film yang

digunakan berukuran kecil. Dengan begitu selain meminimalkan dosis hambur tetapi

juga mengurangi resiko pencitraan bagaian yang tidak di perlukan.

5.3.3 Diagnoda bagian Cerebal

Pada diagnose cerebal / kepala bertujuan untuk mengetahui kelainan yang

terdapat pada otak, biasanya pemeriksaan cerebal digunakan pada pasien yang

mengalami benturan kepala dikhawatirkan benturan yang dialami pasien

menyebabkan gegar otak atau ke rusakan sistem saraf. Diagnosa pada cerebal juga

menggunakan Kv dan mAs yang cukup besar karena sistem saraf di kepala cuku tahan

[Type text] Page 60

Page 61: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

terhadap radiasi dan pemeriksaan terhadap jaringan otak yang perlu pemeriksaan

hingga mendalam.

5.3.4 Diagnosa pada Pasien Kritis

Penggunaan mobile unit x ray sangat membantu pasien yang kritis sehingga

tidak di mungkinkan untuk dibawa keruang diagnosis, menjadikan mobile unit x ray

selalu dibutuhkan di setiap rumah sakit. Desainnya yang sederhana dan mudah untuk

dipindahkan kemana saja menjadi kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan alat

dignostik lain.

5.4.5 Diagnosa pada Pasien IGD dan ICU

Mobille unit x ray cocok digunakan pada pasien – pasien yang berada di

ruangan instalasi gawat darurat dan ICU. Hal ini disebabkan karena didalam instalasi

gawat darurat penangan pasien harus cepat sehingga tidak dimungkinkan untuk

membawa pasien IGD ke raung radiologi. Sedangakn pada ruang ICU keberadaan

mobile unit x ray sangat dibutuhkan, karena hampir seluruh pasien ICU tidak

dimungkinkan untuk dipindahkan sementara ke ruang radiologi untuk melakukan

diagnosis penyakit. Sehingga pilihan utama adalah mobile unit x ray. Tidak hanya di

RSU Haji Surabaya, tetapi di beberapa rumah sakit besar lain yang memiliki ruang

IGD dan ICU juga banyak menggunakan mobille unit x ray.

5.4 Struktur Komponen Mobille Unit X ray

5.4.1 Tabung Sinar-X

Tabung sinar-X merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-X.  Di

dalam tabung sinar-X terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektron-

elektron dihasilkan.  Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran

dari elektron-elektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda

disebut bidang fokus (focal spot). Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x.

[Type text] Page 61

Page 62: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

5.4.2 Kolimator

Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai

dengan luas dari objek yang dirontgen. Kolimator juga berfungsi sebagai pembatas

daerah yang akan diradiasi. Sehingga besar kecil luas penyinaran kolimasi juga bisa

diatur menyesuaikan daerah yang akan di lakukan pemaparan. Kolimator dapat

dinyalakan dari panel opetaror untuk menunjukkan posisi tubuh pasien yang akan di

papar. Sinar merah yang muncul akan memudahkan petugas radiographer melakukan

penempatan bagian tubuh yang akan di papar dengan tepat.

Gambar 27. Bagian muka kolimator mobille unit x ray

5.4.3 Lengan penopang

Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat disesuikan

dengan posisi dan jarak objek yang akan dirontgen. Lengan penopang memiliki

berbagai gerakan. Mampu berputar hingga 90 0. Lengan penopang pada Mobillet XP

Hybrid mampu menjangkau hingga 2 meter dari posisi generator.

[Type text] Page 62

Page 63: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 28. Bagian lengan mobille unit x ray

5.4.4 Panel Operasi

Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus

filamen. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Indikator standby, display kV,

indikator ready, tombol setting mAs, indikator x-ray, display mAs, indikator call

service, tombol lampu kolimator, tombol power, kunci kontak, tombol setting kV

dan generator tegangan tinggi.

5.4.5 Generator Tegangan Tinggi

Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi ke

tabung sinar-x. Generator tegangan tinggi terhubung langasung dengan sumber daya.

Generator tegangan tinggi harus melakukan warm up sebelum digunakan pada pasien.

5.4.6 Handswitch

Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses pembangkitan

sinar x. Handswitch terhubung langusng dengan alat melalui kabel penghubung yang

panjang nya mencapai 3 meter.

[Type text] Page 63

Page 64: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 29. Bagian Handswitch mobille unit x ray

5.4.7 Remote Kontrol

Remote kontrol memiliki fungsi seperti handswitch, akan tetapi yang membedakan

adalah pada remote kontrol proses exspose dapat dilakukan pada jarak yang lebih jauh

yaitu hingga pada jarak 10,9 meter dari posisi kolimator.Sehingga penggunaan remote

kontrol lebih diminati jika dibandingkan dengan handswitch. Dengan menggunakan

remote kontrol pekerja radiogrfer bisa menghindari paparan radiasi dalam jarak dekat.

Gambar 30. Bagian remote kontrol mobille unit x ray

[Type text] Page 64

Page 65: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

5.4.8 Pegangan Kemudi / Handling

Pegangan kemudi adalah pegangan yang digunakan saat memindahkan

pesawat. Untuk menggerakkan mobile unti x-ray yaitu dengan menggunakan

semacam tombol yang berada di balik pegangan mobile unit x-ray. Apabila tombol

ditekan dan diputar kearah depan maka mobile unit akan bergerak secara otomatis

maju kedepan dan operator hanya mengarahkan gerak mobile unit. Ketika tombol di

tekan dan diputar kearah belakang maka secara otomatis mobile unit akan bergerak

mundur. Untuk pengererman bisa dilaukan dengan 2 cara yaitu yang pertama dengan

melepaskan tombol sehingga mobile unit berhenti bergerak, dan yang ke dua yaitu

dengan menekan tombol berlawanan arah dengan gerak mobile unit. Kecepatan gerak

mobile unit yaitu 0.5 – 1.35 m/s. Tepat dibaawah handling terdapat socket yang

berfungsi untuk menghubungkan mobile unit dengan sumber tegangan. Apabila pada

panel kontrol bagian baterai menunnjukkan kurang dari 10% maka socket harus

segera dihubungkan ke sumber tegangan.

Gambar 31. Bagian handling dan socket mobille unit x ray

5.4.9 Box Kaset

Box kaset adalah tempat untuk meletakkan kaset saat pesawat dipindahkan.

5.4.10 Roda

Berfungsai sebagai penggerak mobile unit. Ada 2 roda utama di belakang dan

1 roda didepan sebagai roda yang membantu mengarahkan laju dari mobile unit.

Terdapat beberapa kekurangan dalam deasain roda pada mobille unit x ray, yaitu tidak

adanya sistem scock breaker menyebabkan mobille unit x ray akan bersuara keras

ketika melewati lift atau terkena lantai rumah sakit yang tidak rata.

[Type text] Page 65

Page 66: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 32. Bagian roda mobille unit x ray

5.4.11 kV (kilo Volt)

Kilo volt atau biasa disingkat dengan kV meruapakan jumlah tegangan yang

diberikan oleh generator tegangan tinggi ke tabung sinar x sebagai pendorong electron

dari katoda. Kilo volt pada mobile unit x ray berfungsi sebagai penentu kualitas/ daya

tembus sinar x menjadi lebih besar. KV juga bisa berfungsi untuk meningkatkan

intensitas radiasi. Semakin besar kV yang digunakan maka semakin pendek panjang

gelombang sinar x yang dikeluarkan oleh tabung sinar x. Panjang gelombang sinar x

yang semakin pendek akan menyebabkan daya tembus sinar x semakin tinggi dan

perpendaran film semakin intensif. Sehingga kualitas film yang dihasilkan semakin

baik.

5.4.12 mA (mili Ampere)

Mili Amper meruapakan pasangan dari kV yang disetting bersamaan sebelum

proses exsposure dilakukan. Mili ampere menyesuaikan besar tegangan kV karena

mA berfungsi sebagai penentu intensitas radiasi. Penentuan besar mA dan kV

bergantung pada ketabalan materi yang akan di exspose. Pada suatu kasus

penggunaan kV dan mA pada anak – anak yaitu sebesar 50 kV dan 40 mA. Pada

kasus lain pada orang dewasa yaitu 60 kV dan 50 mA. Dari kedua kasus ini diketahui

bahwa penggunaan kV dan mA bahwa hasil yang di dapat akan bernilai sama jika kV

dinaikkan sebesar 10 kV maka mA diturunkan sebesar 10 mA. Dari keadaan seperti

ini dalam penggunaan mobile unit x ray petugas radiographer tidak akan

menggunakan setting kV dan mA dengan memperkirakannya.

5.5 Prinsip Kerja Mobille Unit X ray secara Fisika sebagai Penunjang Diagnostic

[Type text] Page 66

Page 67: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Dalam prinsip fisika salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat

menembus bahan. Tetapi hanya yang benar-benar sinar-x saja yang mampu menembus objek

yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang

mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan

tergantung tiga faktor:

4. Panjang gelombang sinar-X.

5. objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X.

6. Ketebalan dan kerapatan objek.

Tabung sinar-X merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-X.  Di dalam tabung

sinar-X terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektron-elektron dihasilkan. 

Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari elektron-elektron yang

dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus (focal spot).

Setelah sinar-x  yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan

difoto. Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak)

meneruskan banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit

ditembus sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya

tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang

sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar

x, yang tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang

mudah ditembus sinar x disebut Radio-lucen yang menyebabkan warna hitam pada film.

Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film berwarna

putih. Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV rendah

akan mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x

(yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus

bahan. Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan yaitu unsur yang mempunyai

lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis

pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga

mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding

2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik dibanding air.

5.6 Proses Pelaksanaan Paparan yang Benar

[Type text] Page 67

Page 68: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Pemaparan atau sering diartikan dengan menekan tombol penuh sebagai proses penentu

hasil paparan yang didapat. Dalam menjalankan proses pemaparan juga tidak sembarangan,

diperlukakn ketelitian dan keahlian khusus. Pada proses pemaparan terjadi peristiwa

pengumpulan sinar x dalam tabung katoda dan terpancarnya sinar x keluar tabung. Peristiwa

pemaparan terjadi secara berurutan sebagai berikut :

5. Rangkaian tegangan tinggi tersambung, (tegangan dalam kV, Anoda (+), katode (-),

sehingga terjadi daya tarik elektron bebas ke arah anoda .

6. Elektron bebas berloncatan menuju anoda(disebut arus tabung dalam satuan mA

menumbuk bidang target.

7. Hasilnya adalah panas (>99%) dan sinar-X (<1%).

8. Kejadian tersebut hanya berlangsung selama kurang dari 1 detik sesuai dengan

pengaturan waktu eksposi (dalam S)

Karena proses pemaparan terjadi sangat singkat sehingga pelaksanaannya pun harus

dilakukan dengan cepat, hal ini selain untuk menghindari paparan radiasi yang terlalu lama

tetapi disisi lain waktu saat pemaparan juga menentukan kualitas hasil foto.

Pemaparann dilakukan dalam 2 tahap yang pertama yaitu menekan tombol pemaparan

secara tidak penuh. Proses ini dilakukan untuk mengumpulkan berkas electron pada katoda

untuk segera ditembakkan pada anoda. Pada fase ini dibuthkan waktu 1-3 detik, setelah itu

penekanan tombol pemaparan secara penuh dilakukan. Menekan tombol pemaparan secara

penuh harus dilakukan dengan cepat. Hal ini untuk menggurangi resiko dosis hambur sinar x

yang telalu besar. Perbedaan mobile unit dengan general x ray pada proses pemaparanan

adalah pada saat menekan tombol secara tidak penuh. Pada general x ray penekanan tombol

secara tidak penuh telah ditetapkan waktunya dalam layar monitor, sehingga tidak

menggunakan perkiraan waktu seperti pada mobile unit x ray. Penekanan tombol secara tidak

penuh juga berpengaruh pada hasil pencitraan. Apabila penekanan tombol pemaparan secara

tidak penuh dilakukan dengan cepat, dapat menyebabkan electron yang terkumpul belum

cukup untuk menumbuk anoda. Akibatnya sinar x yang di hasilkan oleh tabung sinar x

sedikit. Hal ini akan berimbas pada proses perpendaran tidak maksimal. Hasil foto yang

dihasilkan kurang berkualitas. Sedangkan apabila penekanan tombol pemaparan terlalu lama

menyebabkan pengumpulan electron didalam tabung sinar x terlalu banyak menyebabkan

sinar x yang dikeluarkan terlalu besar. Hal ini menyebabkan radiasi hambur semaikn besar.

[Type text] Page 68

Page 69: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

5.7 Hasil Paparan yang Baik

Hasil dari paparan yang baik memenuhi beberapa kriteria, yaitu :

1. Hasil foto yang jelas dan mudah di analisis.

2. Memenuhi prinsip proteksi radiasi.

3. Meminimalkan dosis radiasi.

4. Pelaksanaan editing dan pemberian keterangan pada film.

5. Tidak ditemukannya artefak yang mengganggu proses analisis foto.

6. Tidak munculnya efek samping dari radiasi pada pasien setelah proses paparan.

Kriteria keberhasilan proses pemaparan diatas dapat dicapai apabila petugas radiographer

yang bertugas menjalankan seluruh prosedur kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Prosedur kerja yang meliputi persiapan alat, perawatan dan kalibrasi alat, persiapan pasien di

kamar pasien, proteksi radiasi, dan persiapan tenaga ahli yang berkualitas.

Gambar 33. Foto Thorak AP yang memenuhi kriteria

5.8 Proteksi radiasi bagi pasien, pekerja radiasi, dan lingkungan sekitar

Proteksi radiasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh

radiasi yang merusak akibat paparaan radiasi. Tindakan proteksi radiasi merupakan

tindakan wajib dilaksanakn oleh seluruh instansi yang memanfaatkan radiasi. Tindakan

proteksi radiasi terdiri dari 5 langkah yaitu :

5.8.1. Penggunaan Apron dan Shilding

[Type text] Page 69

Page 70: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Apron adalah salah satu proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan

radiografi atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp dengan

tebal bahan sekurang – kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb. Apron yang

digunakan saat pemeriksaan harus menutupi bagian penting pada tubuh yaitu gonad

dan kelenjar tiroid pada leher. Penggunaan apron tidak hanya pada petugas

radiographer, tetapi juga digunakan pada pasien. Penggunaan apron pada pasien

bertujuan untuk melindungi bagian gonat dan kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan

thorak Ap, Tulang, dan Cerebral tidak akan terganggu apabila ada apron khusus yang

melindungi bagian gonad dan thorak AP. Memaksimalkan proteksi radiasi dengan

menggunakan apron mampu mengurangi dosis hambur dan dosis serap. Penggunaan

apron jangka panjang pada proses pemeriksaan dengan menggunakan mobile unit x

ray mampu mengurangi paparan dosis radiasi pada permukaan kulit hingga 50 %.

Papan penahan radiasi atau biasa disebut dengan shilding merupakan suaut

papan dengan terbuat dari 2 buah papan kayu dengan tebal 2 mm dan ditengahnya

terdapat lapisan Pb dengan tebal minimal 1,5 mm. Di RSU Haji Surabaya shilding

yang digunakan memiliki tebal 3 mm. Shilding biasa ditempatkan diantara petugas

radiographer dengan kolimator, akan tetapi bentuk dari shilding yang besar dan tidak

memungkinkan untuk dipindah – pindahkan, sehingga penggunaan shilding hanya

pada ruang radiologi dan IGD. Pengunaan apron yang sudah efektif untuk melindungi

petugas radiographer dari paparan radiasi menjadikan shilding tidak sering digunakan

pada pemeriksaan dengan menggunakan mobille unit x ray. Akan tetapi shilding harus

tetap digunakan apabila memungkinkan, seperti pada IGD yang memiliki desain

ruang yang cukup terbuka antara pasien satu dengan yang lain.

5.8.2. Faktor Jarak

Pengaruh jarak dari sumber radiasi sangat vital. Seperti yang telah dijelaskan

pada jurnal yang telah disusun oleh Pratama Kurnia wisnubarata manahsiswa FKM UI

yang berjudul “Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada

Pemeriksaan Radiografi Thorax AP di Unit ICU Rumah Sakit Tahun 2012” yang

menyimpulkan bahwa jarak 100cm, 200 cm, 300 cm, 400 cm dari kolimator

merupakan jarak yang tidak aman dari pemeriksaan radiografi. Jika diilustarasikan

dalam bentuk grafik maka paparan radiasi akan tampak seperti gambar di bawah ini,

[Type text] Page 70

Page 71: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Grafik 1. Paparan radiasi dari jarak 100,200, 300,400 cm dari kolimator

Keterangan :

Hitam : Kolomator / sumber radiasi

Merah :Jarak 100 cm dari kolimator

Orange:Jarak 200 cm dari kolimator

Kuning :Jarak 300 cm dari kolimator

Hijau : Jarak 400 cm dari kolimator

Biru : Jarak aman dari paparan radiasi

Pada pemeriksaan menggunakan mobile unit x ray di RSU Haji Surabya dalam

kamar pasien terdapat 5 sampel kamar pasien yang telah saya observasi yaitu kamar

pasien di ruang marwah, ruby, emerald, IGD, ICU. Untuk ruang marwah mampu

menampung 6 pasien sehingga resiko paparan radiasi pada pasien lain yang

bersebelahan lebih besar.

[Type text] Page 71

Page 72: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Gambar 34. Simulasi paparan radiasi pada pasien paling ujung di kamar pasien marwah

Gambar 35. Simulasi paparan radiasi pada pasien yanag berada di tengah di kamar pasien marwah

Pemeriksaan pada pasien paling pojok, paparan radiasi akan sampai pada 1 pasien

yang berada disebelah kanan atau kirinya, sedangkan pasien lain yang berada di depan

tidak sampai terkena paparan radiasi. Pemeriksaan di kamar pasien marwah pada

pasien yang di tengah lebih beresiko karena paparan radiasi akan mengenai 2 pasien

yang berada di kanan dan kirinya.

[Type text] Page 72

Page 73: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Kasus yang sama berlaku pada ruang IGD dan ICU karena desain ruangan yang

hampir sama. Pada kamar pasien di ruang emerald hanya menampung 1 pasien

sehingga pemeriksaan diruang merald tidak akan teralalu beresiko karena paparan

hanya akan langsung mengai pasien yang diperiksa. Pada kamar pasien di ruang ruby

meanpung 2 pasien dalam 1 ruang. Sehingga pemeriksaan yang dilakukan pada salah

satu pasien hanya akan mempengaruhi 1 pasien lain yang berada disebelahnya.

Faktor jarak penting diketahui dalam pelaksanaan proteksi radiasi, karena

dengan memaksimalkan jarak dari sumber radiasi mengurangi resiko terpapar radiasi

secara langsung. Khusus untuk petugas radiographer yang akan menjalankan proses

pemeriksaan, harus menginstruksikan terlebih dahulu kepada pasien lain, pengunjung

pasien maupun para pekerja medis lain untuk menjauhi sumber radiasi minimal 5

meter dari sumber radiasi atau bisa menginstruksikan untuk keluar ruangan. Apabila

ada pasien lain yang tidak memungkinkan untuk menjauh dari sumber radiasi, maka

perlu ada proteksi radiasi khusus dengan menggunakan apron atau shilding kepada

pasien lain tersebut.

Pada Mobillet XP Hybrid sudah dilengkapi dengan remote kontrol yang

membantu petugas radiogrfaer untuk melaksanakan proteksi radiasi terhadap diri

sendiri dengan melakukan pengexsaposan dari jarak sejauh mungkin. Kemampuan

remote kontrol yang menggunakan sensor cahaya mampu melakukan exspsoe dari

jarak hingga 10,9 meter. Dengan jarak ini bisa dipastikan petugas radiographer tidak

akan terkena paparan radiasi meskipun tidak menggunakan pelindung apron. Aakan

tetapi desain ruang kamar pasien yang tidak memungkinkan untuk menjauh dengan

jarak lebih dari 5 meter maka pelindung apron harus tetap digunakan serta menjauh

dari kolimator semaksimal mungkin ketika melakukan pemaparan dengan remote

kontrol.

Faktor jarak juga berlaku pada jarak kolimator dengan tubuh pasien yang akan

diperiksa. Tanpa mengurangi resiko kegagalan dalam proses pencitraan, posisi

kolimator diusahakan tidak terlalu dekat dengan tubuh pasien, dan luas lapangan

kolimasi dibuat sedemikian rupa hingga hanya bagian tubuh yang diperiksa saja yang

terpapar. Pada beberapa pemeriksaan didalam kamar pasien di RSU Surabaya jarak

kolimaotr dengan tubuh pasien rata – rata yaitu 1 meter, jarak ini sudah bisa dikatakan

aman tanpa mengurangi factor keberhasilan proses pencitraan.

[Type text] Page 73

Page 74: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

5.8.3. Faktor Waktu Paparan

Waktu pemaparan berpengaruh pada jumlah sinar x yang akan terpancar dari

tabung sinar x. cepat lambatnya waktu pemaparan menentukan kemampuan sinar x

untuk menembus materi tubuh manusia. Semakin cepat waktu pemaparan yang

dilakukan maka dampaknya pada electron yang terkumpul pada tabung sinar x tidak

maksimal. Efek nya pada sinar x yang dikelaurkan tidak akan mampu menembus

materi tubuh manusia dan perpendaran pada film akan kurang maksimal. Peristiwa

seperti ini akan memunculkan artefak pada film dan beresiko terjadinya pemaparan

ulang. Sedangakan untuk pemaparan yang terlalu lama menyebabkan hamburan

radiasi dari sianr x yang akan lebih lama hilangnya. Hal ini terjadi karena ketika

terlalu lama proses pemaparan, electron akan tertahan pada katoda dan menyebabkan

penumpukan electron dalam tabung sinar x, sehingga medan listrik dalam tabung

sinar x meningkat. Ketika pemaparan dengan menekan tombol secara penuh maka

electron dengan medan listrik akan ikut menumbuk anoda menyebabkan perubahan

kharakteristik panjang gelombang dari sinar x. Hal ini menyebabkan resiko paparan

radiasi terhadap pasien lain dan petugas radiographer meningkat. Dibutuhkan keahlian

khusus dari petugas radiographer dalam menentukan waktu paparan.

5.8.4. Meminimalkan Dosis

Paparan radiasi merupakan besaran yang menyatakan intensitas sinar x yang

dapat menghasilkan ionisasi di udara. Besaran paparan ini mempunyai satuan

coulombs per kilogram udara. Satuan ini diberi nama khusus yaitu rontgen. Satu

ronntgen di definisikan sebagai intensitas sinar x yang menghasilkan ion di udara

sebesar 1,61 x 1015 pasangan ion per kg udara. Karena 1 ion bermuatan listrik

memiliki besar 1,6 x 10-19 C. Sehingga 1 R =1,61 x 1015 /Kg x 1,6 x 10-19 C atau 1 R

akan setara dengan 2,58 x 10-4 C./Kg udara. Masih ada banyak konversi sataun

rontgen lain seperti 1 R= 0,00877 J/Kg. Satuan rontgen inilah yang mendasari

perhitungan sejumlah dosis yang digunakan sebagai pemeriksaan pasien

menggunakan radiasi. Dosis yang muncul ketika pengexsposan berlangsung adalah

dosis hambur dan dosis serap. Dosis hambur terjadi karena sinar x yang terkena

materi tubuh pasien tidak ikut terserap ketubuh pasien yang akhirnya akan

menghambur menyatu dengan udara. Dosis kedua merupakan dosis serap yaitu

[Type text] Page 74

Page 75: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

banyaknya energi dari sinar x yang diserap oleh bahan persatuan massa tubuh

manusia. Dosis serap setiap bagian tubuh manusia berbeda – beda karena materi

penyusunnya berbeda. Dengan mensetting besar kV dan mAs pada mobile unit x ray

sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangakan factor-faktor keberhasilan

paparan diharapkan mampu memperkecil dosis hamburan sinar x. Meminimalkan

dosis radiasi juga bisa di lakukan dengan mempersingkat waktu paparan.

5.8.5. Faktor Kalibrasi

Pelaksanaan kalibrasi alat secara rutin akan mengurangi resiko terjadinya

kebocoran tabung sinar x. Tidak hanya kalibrasi tetapi perawatan alat setiap harinya

mampu mengurangi resiko kerusakan alat sehingga tidak membahayakan pasien.

Kegiatan kalibrasi dan perawatan mobile unit x ray harus dilakukan secara rutin.

Seperti melakukan warm up mesin sebelum digunakan pada pasien selama 15 menit,

kemudian membersihkan alat setiap seleasai digunakan, dan mencegah daya pada

generator tegangan tinggi sampai habis. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan oleh

BAPETEN selama 1 tahun sekali. Sedangkan perawatan alat dilakukan oleh

radiographer yang bertugas. Semua itu dilakukan untuk mencegah terjadinya

kecelakaan dalam proses pemeriksaan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan

tubuh akibat paparan radiasi yang terlalu besar.

5.9. Kelebihan dan Kekurangan Mobille Unti X-ray

5.9.1 Kelebihan

1. Mudah dibawa kemana saja sehingga memungkinkan untuk pemeriksaan di ruang

pasien yang jauh sekalipun.

2. Menggunakan remote kontrol dalam proses exspsosure sehingga jarak paetuga

radiographer bisa lebih jauh.

3. Handling yang dilengkapi motor pengerak lebih memudah kan petugas

radiographer untuk mendorong mobile unit ke ruang pasien.

4. Daya yang disimpan dalam generator tegangan tinggi mampu digunakan untuk

untuk melakukan 200 exspose dalam 1 jam.

[Type text] Page 75

Page 76: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

5. Desain mobile unit x ray yang menyerupai jerapah mengurangi rasa khawatir dan

cemas mengenai bahaya radiasi pada pasien.

5.9.2 Kekurang mobile unit x ray

1. Daya tembus sinar x yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray tidak bisa sefokus

pada pemerikasaan dengan menggunakan general x ray.

2. Dosis hamburan radiasi yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray rentan menganai

pasien lain yang berada disekitar pasien yang sedang di foto rontgen.

3. Massa dari mobile unit x ray yang mecapai 206 kg membuat lantai rumah sakit

mudah rusak. Meskipun handling mudah akan tetapi pada saat masuk ke dalam lift,

mobile unit mengeluarkan suara yang keras. Hal ini disebabkan karena roda dari

mobile unit tidak di lengakpi dengan sistem shock breaker.

4. Dibutuhkan teknik khusus dalam pengexsposan, untuk mengurangi dosis hambur

disekitar kamar pasien.

5.10 Memaksimalkan Hasil Pemaparan

Untuk bisa mendapatkan hasil foto rontgen yang baik dibutuhkan ketelitain serta

keprofesionalitasan para petugas radiographer. Dengan cara mentaati aturan penggunaan alat

dan melaksanakan prosedur kerja secara runtut akan menghasilkan kualitas gambar hasil

pemaparan berkualitas dan tidak ditemuknnya artefak yang bisa menyebabkan pengulangan

proses pemaparan. Apabila proses pemaparan harus diulang maka akan merugikan bagi

pasien karena akan terpapa 2 kali radiasi dalam rentang waktu yang relative singkat.

Pertama yang harus dilakukan sebelum alat digunakan pada pasien yaitu terlebih

dahulu petugas radiographer melaksanakan check up alat agar tingkat keakurasian menjadi

normal. Check up mobille unit x ray dilakukan dengan cara menghidupkan alat dan

membiarkannya selam 15 menit sebelum digunakan. Hal ini dilakukan agar mesin dan

generator didalam mobile unit x ray melakukan warm up.

Untuk menggurangi tingkat kegagalan dalam proses pemaparan maka langkah-

langkah dibawah ini harus dilakukan secara urut dan benar. Urutan proses pemaparan yang

benar yaitu sebagai berikut :

1. Hubungkan injector mobile unit x-ray dengan sumber arus listrik apabila sumber tegangan

dalam alat habis atau kuranag dari 10%.

[Type text] Page 76

Page 77: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

2. Tekan tombol ON.

3. Atur kv dan mAs, dengan menekan tombol panah up dan down.

4. Atur posisi kolimator tepat berada ditengah bagian tubuh yang akan dipapar.

5. Letakkan kaset dibawah tubuh pasien dengan posisi tepat dengan daerah kolimasi.

6. Jalankan SOP proteksi radiasi dengan menghindarkan pengunjung rumah sakit dan pasien

lain dari paparan radiasi sejauh mungkin.

7. Gunakan apron sebagai alat pelindung untuk pekerja radiasi dari paparan radiasi.

8. Untuk meningkatkan keselamatan terhadap paparan radiasi, pekerja radiasi disarankan untuk

menjauh dari kolimator minimal 3 meter.

9. Tekan tombol exsposi (handwitch) dalam posisi ½, dan lihat lampu indikator sampai

menyala.

10. Pemaparan siap dilakukan dan sampai terdengar bunyi indicator.

11. Turunkan besar Kv dan mAs pada alat.

12. Tekan tombol OFF untuk mematikan mobile unit x-ray.

13. Kembalikan posisi kolimator seperti semula dan letakkan kaset yang telah di gunakan untuk

pemaparan ditempat yang telah tersedia.

Urutan penggunaan alat mobile unit x-ray ini sesuai dengan peraturan pemerintah no 33

tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif. Pada PP

No. 33 tahun 2007 ini juga sudah di tetapkan seluruh sistem kerja dan keselamatan kerja dari

semua alat yang memanfaatkan sumber radiasi.

Dalam pelaksanaan proses pemapran ada beberapa teknik yang sering dilakukan ketika

melakukan citobed didalam kamar pasien. Teknik yang digunakan disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan pasien dalam memposisikan tubuhnya ketika dilakukan

pemapran. Teknik yang digunakan yaitu dengan mengubah posisi tempat tidur pasien atau

mengubah posisi kolimator. Pada beberapa kasus pengambilan foto thorak ada 2 teknik yang

digunakan yaitu yang pertama dengan memposisikan kolimator dengan tubuh pasien secara

tegak lurus. Dengan cara ini posisi tempat tidur tetap dan lengan kolimator yang diposisikan

sedemikian rupa sehingga tepat berada tegak lurus diatas tubuh pasien. Teknik yagn kedua

dengan memposisikan meja pasien memebentuk sudut 450 dari posisi kolimator sehingga

posisi mobile unit menghadap tubuh pasien yang setengah duduk.

Apabila semua prosedur diatas dilakukan denga runtut bisa dipastikan hasil pencitraan

dengan mobile unit x ray akan berhasil.

5.11. Pelaksanaan Quality control dan Kalibrasi Alat.

[Type text] Page 77

Page 78: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Quality control merupakan serangkaian kegiatan yang dialakukan oleh seorang tenaga

ahli untuk menjamin kualitas dan keamanan pada suatu mesin. Pada mobile unit x ray

pelaksanaan quality control dilakukan oleh instalasi pemeliharaan dan penyedia alat

kesehatan. Pelaksanaan quality control dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan sekali.

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan

tingkat kepekaan dan akurasi alat. Kalibrasi pada mobile unit x ray dikerjakan oleh

BAPETEN ( Badan Pengawas Tenaga Nuklir ) setiap 1 tahun sekali. Tujuan utama dari

pelaksanaan QC dan kalibrasi alat yaitu untuk menghindari kecelakaan pemeriksaan

menggunakan mobile unit x ray. Penggunaan mobile unit x ray yang intensif membuat alat

ini harus melalu proses kalibrasi tiap tahunnya. Selain pelaksanaan proses QC dan kalibrasi,

pesawat radiodiagnosis yang mobile ini harus dirawat setiap harinya, dengan cara

membersihkan bagian - bagian penting dari debu serta kotoran yang dapat menghalangi

radiasi sinar x. Pembersihan secara berkala sebelum alat digunakan mampu mengurangi

resiko terjadinya penumpukan debu pada kolimator yang menyebabkan tidak maksimalnya

sinar x yang terpancar. Selain pembersihan secara berkala check up alat juga perlu di

lakukan, berikut daftar check up alat dan rentang waktu nya :

[Type text] Page 78

Page 79: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Tabel 5. Periode pelaksanaan check up alat

[Type text] Page 79

No Kegiatan Pemeliharaan Periode

1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 bulan

2. Cek keseimbangan 1 bulan

3. Cek system pengerahan :

Tube Stand

Tube Arm

Bucky Table

1 bulan

4. Cek fungsi tombol KV, mAs, expose 3 bulan

5. Cek fungsi colimator 3 bulan

6. Cek muatan dan kondisi ACCU atau Baterai 3 bulan

7. Cek fungsi tombol charge dan discharge 3 bulan

8. Cek system catu daya 3 bulan

9. Uji kinerja alat 3 bulan

10. Cek gerakan dan pengunci tabung X-Ray tube 3 bulan

11. Cek tombol pengendali dan pengereman 3 bulan

12. Cek fungsi indikator 1 tahun

13. Lakukan pengukuran arus bocor dan tahanan ground 1 tahun

14. Cek kondisi HT cable 1 tahun

15. Lakukan kalibrasi alat 1 tahun

Page 80: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Paktik Kerja Lapangan selama 4 minggu di Rumah Sakit Umum

Haji Surabaya, dapat disimpulkan bahwa Mobille Unit X ray merupakan seperangkat unit x-

ray di atas roda yang mampu dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan relatif

mudah, yang memiliki ukuran lebih besar dari sebuah portabel karena memiliki output yang

lebih tinggi dan lebih canggih, berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada organ tubuh

bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi yang merupakan

pengisian muatan pada kondensator, sehingga mobille unit x ray ini dioperasikan oleh

baterai. Digunakan untuk tindakan radiography dari satu ruangan ke ruangan lainnya di

dalam rumah sakit.

Secara khusus pemeriksaan menggunakan mobille unit x ray hanya di peruntukan

pada pasien yang kritis dan tidak dimungkinkan untuk dibawa ke ruanag general x ray.

Pemeriksaan bagian tubuh dengan menggunakan mobille unit x ray juga terbatas yaitu

Thorak AP, Cerbral, dan Tulang.

Struktu komponen penyusun mobille unit x ray yaitu meliputi :

5. Tabung sinar-x                     5. Panel kontrol

6. Kolimator                             6. Pegangan kemudi

7. Lengan penopang                7. Bok kaset

8. Handswitch                           8. Generator tegangan tinggi

Prinsip kerja mobille unit x ray yaitu dengan memanfaatkan radiasi sinar x yang di

hasilkan dari tabung sinar x. Generator tinggi akan mengalirkan arus dengan sumber

tegangan yang telah diset pada panel kontrol. Arus yang mengalir akan berkumpul pada

katoda membentuk awan- awan elektron, ketika energi elektron dalam katoda melebihi energi

ikat atom, maka eletron dari katoda akan terlepas dan menumbuk anoda. Tumbukan antara

anoda dan eletron ini yang menyebabkan timbulnya sinar x. Sinar x yang telah berhasil di

produksi akan keluar melalui celah yang disebut sebagai kolimator.

[Type text] Page 80

Page 81: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

Hasil pencitraan yang baik oleh mobille unit x ray yaitu dengan tidak ditemukannya

artefak pada film, dan memenuhi prosedur kerja dari alat.

Prinsip proteksi radiasi yang merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan

untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja. Ada beberpa faktor yang perlu

diperhatikan dalam menjalankan proteksi radiasi yatiu faktor pelindung tubuh, faktor jarak,

faktor waktu, faktor dosis, dan faktor keamanan alat. Semua faktor tersebut harus benar benar

diperhtaikan, terutama faktor jarak dan pelindung tubuh dari bahaya radiasi. Untuk faktor

jarak telah diketahui bahwa pada jaarak > 5 meter dari kolimator, dosis radiasi hambur dari

mobille unit x ray dianggap sudah tidak membahayakan. Sedangkan pada faktor pelindung

tubuh, penggunaan apron untuk melindungi tubuh tidak boleh dilupakan. Apron yang

digunakan harus sesuai standart dan menutupi 2 bagian vital tubuh yaitu gonad dan kelenjar

tiroid pada leher.

Salah satu kelebihan yang dimiliki mobille unit x ray yaitu mampu berpindah pindah

tempat dengan mudah sehingga proses pemeriksaan bisa dilaksnakan dimana saja. Sedangkan

salah satu kekurangnnya yaitu daya tembus sinar x yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray

tidak bisa sefokus pada pemerikasaan dengan menggunakan general x ray. Dosis hamburan

radiasi yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray rentan mengenai pasien lain yang berada

disekitar pasien yang sedang di foto rontgen.

6.2. Saran

Adapun saran saya kepada pihak Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji

Surabaya yaitu :

1. Penggunaan mobille unit x ray harus sesuai dengan prosedur kerja yang telah

ditetapkan sehingga tidak terjadi pengulangan pengexsposan.

2. Pelayanan pemeriksaan dengan menggunakan mobille unit x ray harus benar – benar

pasien dalam kondisi kritis dan tidak dimungkinkan untuk dipindahkan ke ruang

general x ray.

3. Disarankan menggunakan shilding ketika pemeriksaaan pada kamar pasien di ruang

IGD dan ICU.

4. Disarankan radiographer yang bertugas menggunakan TLD ( Thermo luminenscent

Dose) sebagai monitor radiasi hambur selama bertugas.

5. Disarankan pekerja medis, pengunjung, dan pasien lain menjauh 5 meter dari

kolimator ketika pemeriksaan berlangsung.

[Type text] Page 81

Page 82: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

6. Disarankan petugas radiographer memberikan tanda khusus kepada seluruh pihak

yang sedang berada di sekitar ruang pasien bahwa akan ada pemeriksaan

menggunakan radiasi.

7. Disarankan petugas radiographer tidak menekuk apron yang telah selesai di pakai.

8. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut menggunakan alat pendeteksi radiasi seperti

survey meter untuk hasil yang lebih terperinci.

9. Perlu adanya perbaikan desain pada bagian roda mobille unit x ray, dengan

menambahkan sistem pegas atau shock breaker.

DAFTAR PUSTAKA

[Type text] Page 82

Page 83: Mobille Unit x-ray

[Type the document title]

1) Herman Chamber. 1983. Introduction to Health Physics, Pergamon Press, Nortwestern

University.

2) Podgorsak, E. B. 2008. Radiation Oncology Physics. MacGill University Health Centre:

Montreal, Canada.

3) Siemens AG. 2007. Siemens Medical Solutions that help. Medical Solutions Computed

Tomography Siemensstr. 1, D-91301 Forchheim Germany.

4) Seeram E, 2001, Computed Tomography: physical principles, clinical applications, and

quality control, Second edition, WB Saunders Company, Philadelphia.

5) Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi

Thorax AP di Unit ICU Rumah Sakit Tahun 2012. oleh .Pratama Kurnia wisnubarata.

6) Quality Assurance Workbook for Radiographers and Radiological Technologists. Oleh P.

J. Lloyd.

7) Rini Indrati, S.Si, M.Kes. Dkk. 2011. Materi Diklat Petugas Proteksi Radiasi Bidang

Radiodiagnostik. Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi POLTEKES

KEMENKES. Semarang.

[Type text] Page 83