bab 2 tinjauan pustaka -...

21
15 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai perancangan infrastruktur teknologi informasi (TI) sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan judul Arsitektur Sistem Informasi Untuk Perguruan Tinggi di Indonesia”. Dalam penelitian tersebut, dibahas mengenai perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi yang merupakan sebuah proses yang kompleks menggunakan kerangka TOGAF dan COBIT, oleh karena itu proses perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk yang jelas dengan tujuan menyelaraskan strategi bisnis organisasi dan strategi teknologi untuk memberikan hasil yang maksimal bagi organisasi. Saat penelitian tersebut dilakukan, belum terdapat kerangka dasar yang khusus untuk melakukan perancangan arsitektur teknologi informasi untuk institusi pendidikan. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM) adalah metode di dalam TOGAF untuk melakukan perencanaan arsitektur sistem informasi (SI) organisasi. Sedangkan COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah suatu metodologi yang memberikan kerangka dasar untuk menciptakan teknologi informasi (TI) yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, COBIT dapat digunakan untuk melakukan pengukuran

Upload: vodang

Post on 04-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

15

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai perancangan infrastruktur teknologi

informasi (TI) sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan

judul “Arsitektur Sistem Informasi Untuk Perguruan Tinggi di

Indonesia”. Dalam penelitian tersebut, dibahas mengenai

perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi yang

merupakan sebuah proses yang kompleks menggunakan kerangka

TOGAF dan COBIT, oleh karena itu proses perencanaan harus

dikelola berdasarkan suatu petunjuk yang jelas dengan tujuan

menyelaraskan strategi bisnis organisasi dan strategi teknologi

untuk memberikan hasil yang maksimal bagi organisasi. Saat

penelitian tersebut dilakukan, belum terdapat kerangka dasar

yang khusus untuk melakukan perancangan arsitektur teknologi

informasi untuk institusi pendidikan. The Open Group

Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development

Method (ADM) adalah metode di dalam TOGAF untuk

melakukan perencanaan arsitektur sistem informasi (SI)

organisasi. Sedangkan COBIT (Control Objectives for

Information and Related Technology) adalah suatu metodologi

yang memberikan kerangka dasar untuk menciptakan teknologi

informasi (TI) yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain

itu, COBIT dapat digunakan untuk melakukan pengukuran

Page 2: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

16

(maturity level) dari TI suatu organisasi. Dengan menggunakan

perpaduan prinsip-prinsip dalam TOGAF ADM dan COBIT

dapat dirancang kerangka dasar SI untuk institusi pendidikan di

Indonesia yang sekaligus mampu mengukur performansi dari

hasil implementasi kerangka dasar tersebut (Mutyarini dan

Sembering, 2006).

Penelitian lainnya adalah dengan judul “Studi dan

Implementasi Framework Zachman dalam Pembangunan Sistem

Informasi, Studi Kasus: Sistem Informasi Potensi Keramik

Daerah pada Balai Besar Keramik Bandung”. Pada penelitian

tersebut, dijelaskan bagaimana memahami pembangunan SI

secara lebih dan bagaimana framework Zachman dapat

menjembatani gap yang biasa terjadi antara pihak perencana dan

pembangun sistem serta implementasi penggunaan framework

Zachman pada pembangunan SI Potensi Keramik Daerah di Balai

Besar Keramik Bandung. Metodologi yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah framework Zachman dengan objek

penelitian pada Balai Besar Keramik Bandung (Adhinugraha,

2005).

Pemodelan mengenai EA dalam suatu organisasi juga

pernah dilakukan dalam penelitian yang berjudul “Pemodelan

Arsitektur Enterprise Menggunakan Enterprise Architecture

Planning untuk Mendukung Sistem Informasi Akademik di

Jurusan Teknik Informatika STMIK Darmajaya Bandar

Lampung”. Dalam penelitian tersebut, dibahas bagaimana cara

Page 3: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

17

untuk menentukan bentuk SI yang dapat memenuhi syarat bisnis

dan selaras dengan pertumbuhan bisnis organisasi yaitu dengan

mengembangkan EA. Konsep EA menetapkan sebuah proses

untuk mengatur dan mengarahkan rencana pengembangan SI,

yang terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur

teknologi untuk mendapatkan komitmen dan dukungan

manajemen dalam mengintegrasikan implementasi

pengembangan SI. Metodologi yang digunakan di dalam model

arsitektur ini adalah Enterprise Achitecture Planning (EAP). EAP

menentukan sebuah proses dari EA yang menekankan pada

kemampuan dan teknik individu untuk mengelola proyek EA,

yang terdiri dari komitmen pengelolaan, mendeskripsikan

rencana pengelolaan dan mengarahkan organisasi melalui transisi

dari implementasi perencanaan. Objek penelitian atau studi kasus

adalah pada Jurusan Teknik Informatika STMIK Darmajaya

Bandar Lampung (Nisar dan Triloka, 2008).

2.2. Orisinalitas Penelitian

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, maka yang menjadi

keunikan dari penelitian ini terletak pada gaya penerapan

metodologi, kasus dan hasil penelitian yang berbeda. Metodologi

yang digunakan adalah TOGAF ADM yang menyediakan

tahapan proses dalam pengembangan arsitektur enterprise yang

berbasis pada infrastruktur TI. Hasil dari penelitian ini akan

menghasilkan sebuah blueprint EA yang dapat digunakan oleh

Page 4: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

18

Pemda Kabupaten Sumba Barat dalam membangun suatu

arsitektur SI/TI.

2.3. Pemerintahan Daerah

Pemerintah Daerah menurut Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu Pemerintahan

adalah semua kegiatan lembaga-lembaga atau badan-badan

publik tersebut dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai

tujuan negara (pemerintah dilihat dari aspek dinamikanya).

Kemudian, pengertian pemerintahan dapat dibedakan dalam

pengertian luas dan sempit. Pengertian pemerintahan dalam arti

luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi

kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam usaha

mencapai tujuan negara, sedangkan dalam arti sempit adalah

segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi

kekuasaan eksekutif saja.

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945. Jadi, dengan demikian

pekerja dapat dikoordinasikan oleh pemerintah atasan kepada

para bawahan yang menjangkau dari puncak sampai dasar dari

seluruh badan usaha. Organisasi (Syafiie, 2003) merupakan:

Page 5: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

19

Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi.

Terjadinya berbagai hubungan antar individu maupun

kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun

keluarga.

Terjadinya kerja sama dan pembagian tugas.

Berlangsungnya prosess aktivitas berdasarka kinerja masing -

masing.

Pelayanan pemerintahan di tingkat provinsi merupakan

tugas dan fungsi utama kepala daerah provinsi sebagai kepala

wilayah dan wakil pemerintah pusat di daerah. Kepala daerah

menerima pelimpahan sebagai kewenangan pemerintahan dari

pusat yang mempunyai tugas pelaksanaan kegiatan pemerintahan

di daerah provinsi, pemberdayaan masyarakat, pelayanan

masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum serta

pertanggungjawaban kepada dewan perwakilan rakyat daerah

propinsi (DPRD) sebagai lembaga legislatif di daerah. Hal ini

berkaitan dengan fungsi dan tugas utama pemerintah secara

umum, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan

pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat maka

pemerintah akan dapat mewujudkan tujuann negara yaitu

menciptakan kesejateraan masyarakat. Pelayanan kepada

masyarakat tersebut terintegrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan.

Page 6: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

20

2.4. Keterbukaan Informasi Publik

Salah satu tema penting dalam perbincangan demokratisasi

di Indonesia adalah keterbukaan informasi publik. Tujuan utama

keterbukaan informasi di setiap negara adalah memastikan bahwa

lembaga publik akan lebih akuntabel dan kredibel dengan

menyediakan informasi dan dokumen sesuai permintaan publik

(Bolton, 1996). Regulasi yang berkaitan dengan kebebasan

informasi atau lebih dikenal keterbukaan informasi publik di

Indonesia akan selalu memuat hak setiap orang untuk

memperoleh informasi, kewajiban badan publik menyediakan dan

melayani permintaan informasi secara cepat dan tepat waktu,

biaya ringan (proporsional), dan cara sederhana, adanya

pengecualian informasi bersifat ketat dan terbatas, serta

kewajiban badan publik untuk membenahi sistem dokumentasi

dan pelayanan informasi (Mendel, 2008).

Regulasi untuk kebebasan atau keterbukaan informasi

publik di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (UU KIP) Nomor 4 tahun 2008 yang menjamin

hak warga atas informasi. Artinya, harapan akan terwujudnya

pemerintahan yang transparan dan akuntabel sudah

terlembagakan. Masyarakat sudah memiliki jaminan hukum yang

mengatur haknya untuk mengakses informasi dari badan publik.

Mereka dapat meminta informasi yang dibutuhkan dalam rangka

ikut mengawasi jalannya pemerintahan. Selain itu, UU KIP

menjadi katalis dalam pemisahan antara informasi yang berhak

Page 7: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

21

didapatkan oleh masyarakat dengan informasi yang bersifat

rahasia. Beberapa hal yang menjadi kewajiban badan publik

sebagaimana terdapat dalam UU KIP antara lain:

Mendokumentasikan, menyediakan dan melayani permintaan

informasi publik (Pasal 1 ayat 9).

Menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi

publik selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan

ketentuan (Pasal 7 ayat 1).

Menyediakan informasi publik yang akurat, benar dan tidak

menyesatkan (Pasal 7 ayat 2).

Membangun dan mengembangkan SI dan dokumentasi untuk

mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga

dapat diakses dengan mudah (Pasal 7 ayat 3).

Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi

publik (Pasal 7 ayat 4).

Memberikan pertimbangan secara tertulis dalam setiap

kebijakan yang memuat pertimbangan politik, ekonomi,

sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan negara

(Pasal 7 ayat 5).

Memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non-

elektronik (Pasal 7 ayat 6).

Menyusun kearsipan dan pendokumentasian informasi publik

(pasal 8 ).

Page 8: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

22

Menunjuk dan menetapkan Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (Pasal 13 ayat 1).

2.5. Infrastruktur Teknologi Informasi

Infrastruktur TI mencakup jaringan komunikasi, perangkat

pemrosesan informasi (server, workstation, dan peripheral

pendukungnya), software system (sistem operasi dan database

RDBMS), dan media penyimpanan data (Depkominfo, 2007).

Infrastruktur TI memberikan pondasi dasar bagi kapabilitas

TI yang digunakan untuk membangun aplikasi bisnis dan

biasanya dikelola oleh kelompok SI (Broadbent dan Weill, 1996).

Tingkat paling dasar dari komponen infrastruktur TI adalah

komponen TI, seperti komputer dan teknologi komunikasi, yang

saat ini merupakan komoditi utama dan dapat dengan mudah

diperoleh di market place. Pada lapisan kedua terdiri dari

serangkaian pelayanan yang tersedia seperti: management of

large scale data processing, provision of electronic data

interchange (EDI) capability, atau management of firm-wide

database. Komponen tingkat dasar diubah ke dalam penggunaan

pelayanan infrastruktur TI oleh human information technology

infrastructure yang merupakan kombinasi dari knowledge, skill

dan experience. Dengan demikian, human information technology

infrastructure mengubah komponen infrastruktur TI menjadi

serangkaian pelayanan infrastruktur TI yang dapat dipercaya.

Investasi TI yang digunakan, dan terletak di atas, merupakan

Page 9: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

23

aplikasi infrastruktur, seperti order entry pembukaan rekening

bank, analisis penjualan dan sistem pembayaran, yang merupakan

bentuk proses bisnis sesungguhnya.

Terdapat empat (4) dimensi dalam infrastruktur teknologi

aspek manusia yaitu: (1) pengetahuan dan keahlian manajemen

tentang TI, (2) pengetahuan dan keahlian fungsional tentang

bisnis, (3) keahlian interpersonal dan manajemen, dan (4)

pengetahuan dan keahlian teknikal. Pengetahuan dan keahlian

manajemen tentang teknologi berhubungan dengan dimana dan

bagaimana menyebarkan TI secara efektif dan menguntungkan

untuk mencapai tujuan-tujuan strategi bisnis. Pengetahuan dan

keahlian fungsional tentang bisnis meliputi tingkat pengetahuan

dan variasi fungsi di dalam bisnis dan kemampuan untuk

mengetahui semua lingkungan bisnis. Keahlian interpersonal dan

manajemen meliputi kemampuan untuk berkomunikasi secara

efektif dengan personal dalam area fungsional dan untuk bekerja

di dalam suatu lingkungan kolaborasi, serta kemampuan untuk

memimpin tim proyek. Pengetahuan dan keahlian teknikal

mengukur dalam dan luasnya keistimewaan teknik TI (sistem

operasi, bahasa pemrograman, sistem manajemen database,

network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam organisasi

(Duncan et al, 1995).

Page 10: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

24

2.6. Enterprise

Menurut para ahli, enterprise didefinisikan sebagai berikut:

1. Enterprise adalah keberfungsian seluruh komponen

organisasi yang dioperasikan di bawah kepemilikan atau

kontrol dari organisasi tunggal. Enterprise dapat berupa

bisnis, layanan (service) atau merupakan keanggotaan dari

suatu organisasi, yang terdiri dari satu atau lebih usaha, dan

dioperasikan pada satu atau lebih lokasi (Bureau, 2004).

2. Enterprise adalah kumpulan organisasi yang memiliki

sekumpulan perintah guna mencapai tujuan (Marc, 1998).

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa enterprise merupakan kumpulan dari integrasi sistem yang

ada di suatu organisasi di bawah kontrol atau pengendalian

berupa bisnis, layanan, maupun keanggotaan guna mencapai

tujuan organisasi.

2.7. Architecture

Architecture berdasarkan definisi para ahli, antara lain:

1. Architecture merupakan dasar sistem organisasi yang terdiri

dari sekumpulan komponen yang memiliki hubungan satu

sama lainnya serta memiliki kerterhubungan dengan

lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan

dan evaluasi (The Open Group, 2009).

Page 11: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

25

2. Architecture adalah cara dimana sebuah sistem yang terdiri

dari networks, hardware dan software distrukturkan.

Arsitektur pada dasarnya menceritakan bagaimana bentuk

konstruksi sebuah sistem, bagaimana setiap komponen sistem

disusun, dan bagaimana semua aturan dan interface

(penghubung sistem) digunakan untuk mengintegrasikan

seluruh komponen yang ada tersebut. Arsitektur juga

mendefinisikan fungsi, deskripsi dari format data dan

prosedur yang digunakan komunikasi diantara setiap node

dan workstation (IBM, 1981).

2.8. Enterprise Architecture

Enterprise architecture (EA) atau lebih dikenal dengan

arsitektur enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang

di dalamnya termasuk informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi

organisasi dan parameter kinerja. EA adalah sebuah sistem atau

sekumpulan sistem (Osvalds, 2001).

Bagaimana implementasi dari EA bisa digunakan oleh

organisasi adalah sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah

metode atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan

pengembangan arsitektur enterprise tersebut. Sehingga, dengan

ada metode EA diharapkan dapat mengelola sistem yang

kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan TI yang akan di

investasikan (Kourdi, 2007). Contoh dari penerapan EA pada

suatu organisasi adalah seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Page 12: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

26

Gambar 2.1. Integrasi Domain Arsitektural pada Enterprise Architecture

(Sumber: Jonkers, 2006)

2.9. Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi

Strategi SI/TI meliputi dua (2) strategi yaitu strategi SI

menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang

dibutuhkan oleh organisasi. Esensi dari strategi SI adalah

menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih

menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur dan keahlian

khusus yang terkait atau guna menjawab pertanyaan

“bagaimana?” (Ward dan Peppard, 2002).

2.10. Unified Modelling Language

Unified Modelling Language (UML) adalah himpunan

struktur dan teknik untuk pemodelan desain object oriented

programming (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi

untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat

atau tools untuk mendukung pengembangan sistem. UML adalah

Page 13: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

27

suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,

memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu

SI. UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk

menentukan, visualisasi, membangun, dan mendokumentasikan

artefak sistem perangkat lunak (IBM, 1997).

Konsep UML bukan sebuah metoda tapi notasi, dan tidak

memiliki sebuah tahapan proses (Berclay dan Savage, 2004). Hal

terpenting dari UML adalah pemodelan dalam bentuk diagram

yang memiliki peranan terpenting dalam pengembangan

perangkat lunak berbasis objek. Tujuan utama dalam perancangan

UML adalah memberikan dasar formal untuk memahami

pemodelan bahasa.

Bentuk diagram UML yang akan dijelaskan antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Use Case Diagram

Diagram use case merupakan salah satu diagram untuk

memodelkan prilaku sistem dan merupakan pusat pemodelan

prilaku sistem, subsistem dan kelas. Masing-masing diagram use

case menunjukan sekumpulan use case, aktor dan hubungannya

(Bambang, 2004). Use case adalah sekumpulan skenario yang

menjelaskan interaksi antara user dan sistem (IBM, 1997).

Tujuan utama pemodelan use case adalah (Bambang, 2004):

a) Memutuskan dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan

fungsional sistem.

Page 14: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

28

b) Memberikan deskripsi jelas dan konsisten dari apa yang

seharusnya dilakukan, sehingga model use case digunakan

diseluruh proses pengembangan untuk mengacu sistem harus

memberikan fungsionalitas yang dimodelkan pada use case.

c) Menyediakan basis untuk melakukan pengujian sistem yang

memverifikasi sistem.

d) Menyediakan kemampuan melacak kebutuhan fungsional

menjadi kelas - kelas dan operasi - operasi aktual di sistem.

Diagram use case memiliki dua komponen penting yaitu

aktor dan use case. Aktor merepresentasikan user atau sistem lain

yang berinterkasi dengan sistem yang akan dimodelkan

sedangkan Use case merupakan pandangan luar sistem yang

merepresentasikan sebuah aksi user.

2. Activity Diagram

Activity diagram merupakan diagram yang

merepresentasikan fungsionalitas dari sistem untuk menjelaskan

aktivitas sistem. Activity diagram berupa operasioperasi dan

aktivitas di uses case, diagram ini dapat digunakan untuk

menjelaskan mekanisme dari aliran kerja bisnis, aksi pemrosesan,

dan aliran eksekusi dari use case.

Beberapa komponen yang digunakan dalam activity

diagram yang meliputi activity, activity initial dan join flow.

Activity merepresentasikan aktivitas sistem atau user, activity

initial merepresentasikan dimulainya aktivitas sistem atau user,

join flow merepresentasikan aktivitas paralel.

Page 15: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

29

3. Class Diagram

Class diagram merupakan diagram yang paling umum

dipakai disemua pemodelan berorientasi objek digunakan untuk

mejelaskan tipe objek dan hubungannya. Class adalah sebuah

spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah

objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain

berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan

(atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan

untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class

diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package

dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment,

pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class terdiri dari tiga bagian

yaitu class name, attribute dan operation.

2.11. Analisa Critical Success Factor

Critical Success Factor (CSF) atau faktor kritikal/kunci

keberhasilan merupakan metode untuk mengidentifikasi beberapa

aktivitas yang bersifat kritis yang harus dilakukan organisasi agar

sukses. Peranan CSF dalam perencanaan strategis SI/TI adalah

sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan

strategi SI/TI. Analisa ini dapat digunakan mulai dari tingkat

yang lebih luas seperti secara keseluruhan, skala organisasi, skala

bisnis unit/fungsi sampei pada tingkat kebutuhan manajer secara

individu.

Page 16: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

30

2.12. Analisa Value Chain

Analisa Value Chain menguraikan organisasi menjadi

aktivitas-aktivitas yang relevan secara strategis untuk memahami

perilaku biaya dan sumber diferensiasi yang sudah ada dan yang

potensial. Metode yang diperkenalkan oleh Michael Porter ini

digunakan untuk memeriksa seluruh kegiatan organisasi, baik

aktifitas utama maupun pendukung (Porter, 1985). Model value

chain dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Model Value Chain (Sumber: Porter, 1985)

2.13. The Open Group Architecture Framework

The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

memberikan metode yang detil bagaimana membangun dan

mengelola serta mengimplementasikan EA dan SI yang disebut

dengan Architecture Development Method (ADM) (The Open

Group, 2009). Elemen kunci dari TOGAF adalah ADM yang

Page 17: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

31

memberikan gambaran spesifik untuk proses pengembangan EA

(Lise, 2006). ADM adalah fitur penting yang memungkinkan

perusahaan mendefinisikan kebutuhan bisnis dan membangun

arsitektur spesifik untuk memenuhi kebutuhan itu. ADM terdiri

dari tahapan-tahapan yang dibutuhkan dalam membangun EA,

tahapan-tahapan ADM ditunjukkan pada Gambar 2.3, juga

merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengantifikasi

berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam

perancangan, karena metode ini bisa disesuaikan dengan

perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan.

Gambar 2.3. ADM Cycle (Sumber: The Open Group, 2009)

Gambar 2.3 juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas

tentang bagaimana melakukan pengembangan EA, prinsip

tersebut digunakan sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan

Page 18: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

32

dari pengembangan EA oleh organisasi (The Open Group, 2009),

prinsip-prinisip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Prinsip Enterprise

Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan

mendukung seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit

organisasi yang membutuhkan.

2. Prinsip Teknologi Informasi (TI)

Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh

bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan

menggunakan.

3. Prinsip Arsitektur

Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses

bisnis dan bagaimana mengimplementasikannya.

Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat

mengimplementasikan TOGAF ADM adalah mendefinisikan

persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi kontek

arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah

mendefenisikan strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian-

bagian arsitektur yang akan dirancang, yaitu mulai dari arsitektur

bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, serta

menetapkan kemampuan dari arsitektur yang akan dirancang dan

dikembangkan (Harrison dan Varveris, 2006).

Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bisa dijelaskan

sebagai berikut:

Page 19: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

33

A. Architecture Vision

Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya

arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang

dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup

dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini

berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk

mendapatkan arsitektur yang ideal.

B. Business Architecture

Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan

model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan

berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode

umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa

digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

C. Information System Architecture

Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana

arsitektur SI dikembangkan. Pendefinisian arsitektur SI dalam

tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi

yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitekur data lebih

memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk

kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang

bisa digunakan dengan yaitu: ER-Diagram, Class Diagram,

dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih menekan

pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan

menggunakan Application Portfolio Catalog, serta menitik

beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik

Page 20: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

34

yang bisa digunakan meliputi: Application Communication

Diagram, Application and User Location Diagram dan

lainnya.

D. Technology Architecture

Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai

dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan

dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang

meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan

ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang

diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang

digunakan meliputi Environment and Location Diagram,

Network Computing Diagram, dan lainnya.

E. Opportunities and Solution

Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh

dari EA yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data,

arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi

dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan

arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan

tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik

Project Context Diagram dan Benefit Diagram.

F. Migration Planning

Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan

rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada

tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik

penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan

Page 21: Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/640/3/T2_972009025_BAB II.… · Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang

35

pendukung dalam organisasi terhadap impelentasi sistem

informasi.

G. Implementation Governance

Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola

implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang

dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi

informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan

ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan

untuk tatakelola seperti COBIT dari IT Governance Institute

(ITGI) (The Open Group, 2009).

H. Arcitecture Change Management

Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang

baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap

perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan

organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan

apakah akan dilakukan siklus pengembangan EA berikutnya.

TOGAF juga merupakan metode yang bersifat generik dan

mudah di implementasikan berdasarkan kebutuhan banyak

organisasi, baik organisasi industri ataupun industri

akademik seperti perguruan tinggi (Mutyarini dan Sembiring,

2006).