pengaruh pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan ...repository.stimart-amni.ac.id/640/2/skripsi...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DISIPLIN KERJA
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA PEGAWAI PADA PT. (Persero) PELAYARAN
BAHTERA ADHIGUNA CABANG SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana ( S1 )
Program Studi Manajemen Transpor
Disusun oleh :
DAMARIS LEWERISSA NIM : 1503.12.005
SEKOLAH TINGGI MARITIM DAN TRANSPOR “ AMNI ” ( STIMART “ AMNI ”)
SEMARANG 2014
2
PENGESAHAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DISIPLIN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
PADA PT. (Persero) PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA
CABANG SURABAYA
Yang Disusun Oleh
DAMARIS LEWERISSA
NIM : 1503.12.005
Program Study : Manajemen Transpor
Telah dinyatakan lulus ujian tanggal 04 - Juli - 2014
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Nuryanto, MM A. Nashirin, MM, M.Mar
Dewan Penguji
Sri Ernawati, S.Sos, MM
Semarang, 04 - Juli - 2014
SEKOLAH TINGGI MARITIM DAN TRANSPOR “AMNI”
(STIMART – AMNI)
Ketua
Ir. Siswadi, MT
NIDN : 0601045901
3
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Damaris Lewerissa
NIM : 1503.12.005
Judul : Pengaruh pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan
motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pada PT.
(Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya
Menyatakan bahwa skripsi yang kemudian belum pernah disampaikan
untuk mendapatkan gelar pada program SI Manajemen Transpor atau
pun pada program yang lain. Karena ini adalah milik saya, karena itu
pertanggungjawabannya sepenuhnya berada dipundak saya.
Yang Menyatakan
Damaris Lewerissa
NIM :1503.12.005
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan,
tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 7 : 1)
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. (Mazmur 126 : 5)
PERSEMBAHAN:
Dengan penuh syukur dan cinta Skripsi ini saya persembahkan Untuk :
1. Tuhan Yesus yang menjadi sumber penolong dan kekuatanku 2. Bapakku tercinta yang membesarkan dan membimbing serta
mengiringi setiap langkahku dengan doa
3. Kakak-kakakku yang selalu memberikan semangat dan doa
4. Kedua keponakanku yang tersayang (Fricilia dan Tamariska)
5. My Honey (Y. T. Wibowo) yang selalu memberi motivasi, dorongan dan doa
6. Teman-teman seperjuangan S1 Ekstensi (Angkatan 2012)
7. Teman-teman kos-kosan Bapak dan Ibu Parno.
5
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya. Rancangan penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, dengan jumlah responden 47 orang.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka t-hitung antara Pendidikan (X1) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y) sebesar 2,563 > t-tabel sebesar 2,0181; berarti secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pendidikan (X1) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Angka t-hitung antara Pelatihan (X2) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y) sebesar 3,147 > t tabel sebesar 20181; berarti secara parsial terdapat pengaruh yang positif an signifikan antara Pelatihan (X2) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Angka t-hitung antara Disiplin Keja (X3) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y) sebesar 2,063 > t tabel sebesar 2,0181; berarti secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Disiplin Kerja (X3) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y).Angka t-hitung antara Motivasi Kerja (X4) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y) sebesar 2,979 > t tabel sebesar 2,0181; berarti secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja (X3) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Dan angka F hitung sebesar 12,703 > F tabel sebesar 2, 5900; artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pendidikan (X1), Pelatihan (X2), Disiplin Kerja (X3) dan Motivasi Kerja (X4) secara simultan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Adapun pengaruh yang positif dan signifikan ini artinya semakin baiknya pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi kerja, maka akan semakin meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Angka koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,504. Hal ini berarti bahwa variabel Pendidikan (X1), Pelatihan (X2), Disiplin Kerja (X3) dan Motivasi Kerja (X4) memiliki kontribusi sebesar 50,4% dalam menerangkan Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Sedangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai kontribusinya sebesar 49,6%, misalnya lingkungan kerja, iklim kerja, tingkat penghasilan, kemampuan kerja, dan faktor lainnya.
Kata Kunci : Pendidikan, Pelatihan, Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Produktivitas Kerja Pegawai meningkat
6
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat – NYA kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
PENDIDIKAN, PELATIHAN, DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. (Persero)
PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA CABANG SURABAYA”.
Maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk
memenuhi persyaratan menyelesaikan studi akhir Strata – 1 Sekolah
Tinggi Manajemen Transpor STIMART – AMNI Semarang.
Atas tersusunnya Skripsi ini, tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak dan Ibu dosen STIMART – AMNI yang telah memberikan bekal
ilmu selama belajar di STIMART – AMNI.
2. Pimpinan, Staff dan Karyawan PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya yang telah memberikan izin serta
kemudahan pada penulis untuk mengadakan penelitan.
3. Seluruh keluargaku terkasih terutama Bapakku tercinta yang telah
memberikan dorongan moral dan spritual sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan lancar.
4. Teman dan semua sobatku yang selalu ada disaat aku membutuhkan
semangat dan bantuan.
5. Dan semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu, terima
7
kasih untuk kritik dan sarannya.
Penulis berharap semoga semua kebaikan yang telah diberikan
akan mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Masih banyak
kekurangan dan kelemahan penulis dalam penyusunan skripsi ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat diterima
dan bermanfaat bagi rekan-rekan, sebagai pandangan dan pengetahuan
dalam menunjang pendidikan.
Semarang, Juli 2014
Penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ...................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... iv
ABSTRAKSI ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................. 6
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu ................................ 8
9
2.1.1 Produktivitas Kerja ...................................................... 8
2.1.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja ............................. 8
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Produktivitas Kerja .............................................. 9
2.1.1.3 Pengukuran Produktivitas Kerja ......................... 11
2.1.1.4 Manfaat dan Penilaian Produktivita ..................... 12
2.1.1.5 Indikator Produktivitas Kerja ................................ 12
2.1.2 Pendidikan .................................................................. 13
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan ........................................ 13
2.1.2.2 Tujuan Pendidikan ............................................... 14
2.1.2.3 Tahapan Pendidikan............................................ 15
2.1.2.4 Unsur-unsur pendidikan ...................................... 17
2.1.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan ..... 18
2.1.3 Pelatihan...................................................................... 20
2.1.3.1 Pengertian Pelatihan ........................................... 20
2.1.3.2 Tujuan Pelatihan ................................................. 21
2.1.3.3 Metode Pelatihan ................................................ 23
2.1.3.4 Indikator Pelatihan ............................................... 24
2.1.4 Disiplin Kerja ................................................................ 25
2.1.4.1 Pengertian Disiplin Kerja ..................................... 25
2.1.4.2 Maksud dan Sasaran Kedisiplinan....................... 26
2.1.4.3 Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja ....................... 28
10
2.1.4.4 Faktor dan Indikator yang mempe-
ngaruhi Disiplin Kerja........................................... 29
2.1.5 Motivasi Kerja .............................................................. 31
2.1.5.1 Pengertian Motivasi Kerja .................................... 31
2.1.5.2 Jenis-jenis Motivasi ............................................. 33
2.1.5.3 Fungsi Motivasi ................................................... 34
2.1.5.4 Faktor-faktor Motivasi .......................................... 34
2.1.5.5 Indikator Motivasi Kerja ....................................... 35
2.1.6 Hubungan antara Variabel Independen
dan Variabel Dependen ............................................... 35
2.1.6.1 Hubungan antara Pendidikan dan
Produktivitas Kerja .............................................. 35
2.1.6.2 Hubungan antara Pelatihan dan
Produktivitas Kerja .............................................. 36
2.1.6.3 Hubungan antara Disiplin Kerja dan
Produktivitas Kerja .............................................. 37
2.1.6.4 Hubungan antara Motivasi Kerja dan
Produktivitas Kerja .............................................. 38
2.1.7 Penelitian Terdahulu .................................................... 39
2.1.8 Pengembangan Penelitian ........................................... 43
2.2 Hipotesis ..... ............................................................................ 45
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitiandan Definisi Operasional ............................. 49
3.1.1 Variabel Idependen .......................................................... 49
11
3.1.2 Variabel Dependen .......................................................... 55
3.2 Penentuan Sampel ................................................................... 57
3.2.1 Populasi ........................................................................... 57
3.2.2 Sampel ............................................................................ 57
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 57
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 61
3.3.1 Jenis Data ........................................................................ 61
3.3.2 Sumber Data .................................................................... 61
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 62
3.5 Metode Analisis ........................................................................ 64
3.5.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ................................. 64
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 66
3.5.3 Analisa Regresi Linier Berganda ...................................... 68
1. Analisis Korelasi Berganda ......................................... 69
2. Pengujian Hipotesis .................................................... 70
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 74
4.1.1 Sejarah singkat PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya ............................... 74
4.1.2 Visi dan Misi PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya ............................................ 77
4.1.3 Landasan Hukum ............................................................ 77
4.1.4 Struktur PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya ............................................ 78
12
4.2 Gambaran Umum Responden .................................................. 86
4.2.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ................... 86
4.2.2 Identitas Responden Menurut Umur ................................ 87
4.2.3 Identitas Responden Menurut Status ............................... 87
4.2.4 Identitas Responden Menurut Pendidikan ........................ 88
4.3 Analisis Kualitatif ...................................................................... 89
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pendidikan ................. 89
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pelatihan .................... 94
4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Disiplin Kerja .............. 99
4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja ............ 104
4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Produktivitas Kerja ..... 109
4.4 Analisis Kuantitatif .................................................................... 114
4.4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.......................................... 114
4.4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 119
4.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 123
1. Uji – t ( pengujian signifikansi parsial ) ............................. 125
2. Uji – F ( pengujian signifikansi simultan ) ......................... 128
3. Koefisien Determinasi ( R2 ) ............................................. 128
4.5 Implikasi Manajerial .................................................................. 130
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 133
5.2 Saran ........................................................................................ 134
DAFTAR PUSTAKA
13
DAFTAR TABEL
Tabel4.1 Identitas responden menurut jenis kelamin .......................... 88
Tabel 4.2 Identitas responden menurut jenis umur ............................. 88
Tabel 4.3 Identitas responden menurut jenis status ............................ 89
Tabel 4.4 Identitas responden menurut jenis pendidikan .................... 90
Tabel 4.5 Tanggapan responden tentang usia seseorang .................. 91
Tabel 4.6 Tanggapan responden tentang satus ekonomi ................... 92
Tabel 4.7 Tanggapan responden tentang status pekerjaan ................ 93
Tabel 4.8 Tanggapan responden tentang lingkungan ......................... 94
Tabel 4.9 Tanggapan responden tentang lingkungan
sosial budaya ...................................................................... 95
Tabel 4.10 Tanggapan responden tentang motivasi dalam pelatihan . 96
Tabel 4.11 Tanggapan responden tentang lingkungan pelatihan ........ 97
Tabel 4.12 Tanggapan responden tentang penerapan materi ............. 98
Tabel 4.13 Tanggapan responden tentang metode pelatihan ............. 99
Tabel 4.14 Tanggapan responden tentang identifikasi ........................ 100
Tabel 4.15 Tanggapan responden tentang keteladanan seorang
Pimpinan ........................................................................... 101
Tabel 4.16 Tanggapan responden tentang pengawasan melekat ....... 102
Tabel 4.17 Tanggapan responden tentang selalu datang tepat waktu 103
Tabel 4.18 Tanggapan responden tentang mengerjakan semua
Pekerjaan dengan baik .................................................... 104
14
Tabel 4.19 Tanggapan responden tentang mematuhi peraturan
Organisasi dan norma yang berlaku ................................ 105
Tabel 4.20 Tanggapan responden tentang pemenuhan kebutuhan ... 106
Tabel 4.21 Tanggapan responden tentang kepuasan terhadap
Pekerjaan......................................................................... 107
Tabel 4.22 Tanggapan responden tentang gaji yang sepadan .......... 108
Tabel 4.23 Tanggapan responden tentang adanya penghargaan
Prestasi kerja ................................................................... 109
Tabel 4.24 Tanggapan responden tentang pengembangan dan
Peningkatan karier ........................................................... 110
Tabel 4.25 Tanggapan responden tentang kualitas kerja................... 111
Tabel 4.26 Tanggapan responden tentang kuantitas kerja ................ 112
Tabel 4.27 Tanggapan responden tentang kemampuan kerja ........... 113
Tabel 4.28 Tanggapan responden tentang motivasi kerja .................. 114
Tabel 4.29 Tanggapan responden tentang ketepatan waktu ............. 115
Tabel 4.30 Pengujian Validitas Variabel Pendidikan .......................... 117
Tabel 4.31 Pengujian Validitas Variabel Pelatihan ............................. 118
Tabel 4.32 Pengujian Validitas Variabel Disiplin kerja ........................ 118
Tabel 4.33 Pengujian Validitas Variabel Motivasi kerja ...................... 119
Tabel 4.34 Pengujian Validitas Variabel Produktivitas kerja ............... 120
Tabel 4.35 Pengujian Reliabilitas Variabel Reliabilitas ....................... 121
Tabel 4.36 Uji Multikolinearitas .......................................................... 125
Tabel 4.37 Pengujian Regresi Linier Berganda .................................. 126
Tabel 4.38 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................ 131
15
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.3 Kerangka pemikiran teoritis ............................................ 46
Gambar4.1 Struktur Organisasi PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya .......................................... 81
Gambar 4.2 Uji Statistik Durbin Watson ............................................. 122
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................. 124
16
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar pertanyaan ( angket )
Tabulasi Data Identitas Responden
Tabulasi Data Tanggapan Responden
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Regresi Linier Berganda
Tabel Validitas ( r – hitung )
Tabel NiLai Durbin Watson
Tabel Nilai t tabel
Tabel Nilai F tabel
Jadwal (Scedule) Penelitian
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era globalisasi, banyak tantangan yang
harus dihadapi oleh organisasi/perusahaan dalam rangka
memenangkan persaingan. Baik perusahaan kecil, menengah
maupun perusahaan besar di indonesia, untuk dapat bertahan dan
memenangkan persaingan tersebut, perusahaan dituntut memiliki
keunggulan bersaing. Salah faktor yang dapat dijadikan pegangan
perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing adalah dengan
keunggulan produk dan sumber daya manusia yang berkualitas yang
akan memberikan kontribusi bagi penciptaan keunggulan bersaing
pada era globalisasi.
Didalam suatu organisasi, faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
mempunyai peranan yang sangat penting dibandingkan dengan faktor
yang lain. Apabila organisasi mengalami kegagalan dalam mencapai
tujuan, maka faktor manusia dapat menjadi penyebab didalamnya.
Oleh karena itu pegawai perlu mendapatkan dorongan atau motivasi
untuk dapat bekerja dengan lebih baik sehingga tercapai atau dapat
meningkatnya produktivitas kerja pegawai. Melihat pentingnya
manusia dalam pencapaian tujuan organisasi, maka diperlukannya
adanya suatu manajemen yang bertugas mengelola SDM tersebut.
18
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2010: 128) Produktivitas
merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan serta
mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber dalm
memproduksi suatu barang atau jasa. Jika produktivitas naik ini hanya
dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu, bahan,
tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
kentrampilan dari tenaga kerjanya. Dalam hal kaitannya dengan
peningkatan produktivitas kerja pegawai diperlukan adanya
pendidikan dan pelatihan yang baik, disiplin kerja yang tinggi, dan
motivasi yang dapat membangkitkan semangat pegawai dalam
bekerja.
Menurut Sedarmayanti (2007: 379) Pendidikan adalah suatu
proses, teknik, dan metode belajar mengajar dengan maksud
mentransfer suatu pengetahuan diri seseorang kepada orang lain
melalui prosedur yang sistematis dan teroganisir. Selain pendidikan,
pelatihan adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pegawai (Kaswan, 2011: 2), kemudian selain pendidikan
dan pelatihan, disiplin merupakan suatu sikap mental yang tercermin
dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau
masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan (obedience) terhadap
peraturan-peraturan yang ditetapkan baik oleh pemerintah atau etik,
norma, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan
tertentu (Muchdarsyah Sinungan, 2000:146). Melatih diri untuk
19
berdisiplin berarti membawa diri untuk bekerja lebih baik dengan
meningkatnya pola kerja yang lebih baik akan meningkatkan
produktivitas kerja pegawai. Kemudian, cara perusahaan
meningkatkan produktivitas kerja pegawai adalah melalui motivasi,
karena pada dasarnya motivasi merupakan hal-hal yang
menyebabkan dan mendorong perilaku manusia supaya mau bekerja
giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal. Motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan
(Malayu S. P Hasibuan, 2006: 219). Faktor pendidikan, pelatihan,
disiplin kerja dan motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja pegawai. Dengan pendidikan dan pelatihan,
pegawai memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai yang
dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan sehingga produktivitas
kerja pegawai dapat meningkat, kemudian penerapan disiplin kerja di
perusahaan dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih rajin, dan
lebih disiplin bekerja sesuai dengan peraturan-peraturan perusahaan.
Kemudian didukung dengan pemberian motivasi yang tinggi akan
meningkatkan produktivitas kerja pegawai itu sendiri (Hani Handoko,
2001: 253).
PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya
adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan
20
laut. Dimana untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada
PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya,
dibutuhkan hal-hal yang mendorong produktivitas kerja pegawai itu
sendiri, antara lain dengan cara adanya dilaksanakan pendidikan dan
pelatihan yang baik, disiplin kerja dan motivasi kerja yang tinggi
kearah pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
menyusun penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan, Pelatihan,
Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai Pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya”.
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah diatas, maka dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah variabel pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas
kerja pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya?
2. Apakah variabel pelatihan berpengaruh terhadap produktivitas kerja
pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya?
3. Apakah variabel disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas
kerja pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya?
21
4. Apakah variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas
kerja pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya?
5. Apakah secara simultan variabel pendidikan, pelatihan, disiplin
kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja
pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisa pengaruh pendidikan terhadap produktivitas
kerja pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna
Cabang Surabaya.
2. Menganalisa pengaruh pelatihan terhadap produktivitas
kerja pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna
Cabang Surabaya.
3. Menganalisa pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna
Cabang Surabaya.
4. Menganalisa pengaruh motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya.
22
5. Menganalisa pengaruh pendidikan, pelatihan dan motivasi
kerja terhadap produktivitas kerja pegawai PT. (Persero)
Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan sebagai input atau bahan
masukan dan sebagai sumbangan pikiran kepada
perusahaan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja
pegawai kearah yang lebih baik.
2. Bagi pihak STIMART “AMNI” Semarang
Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna
untuk menambah wawasan dan pengetahuan penelti
tentang pengaruh pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan
motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai,
khususnya pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori -
teori yang diperoleh di bangku kuliah dan mengaplikasikan
dengan kenyataan yang ada, serta menambah pengalaman
dan pengetahuan penulis akan masalah - masalah yang
23
terjadi dalam perusahaan khususnya dalam peningkatan
produktivitas kerja pegawai.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan penelitian ini penulis menuliskan
sistematika dalam penulisan yang terdiri dari.
Bab I : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka yang menguraikan tentang landasan
teori dan penelitian terdahulu, hipotesis dan kerangka
pemikiran.
Bab III : Metodologi Penelitian yang menguraikan tentang
variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, metode analisis dan tahapan pelaksanaan
kegiatan penelitian.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan yang menguraikan tentang
deskripsi obyek penelitian dan hasil-hasil pengolahan
data baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang
disertai dengan interpretasi data.
Bab V : Penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran-
saran yang didasarkan atas hasil penelitian.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1. Produktivitas Kerja
2.1.1.1. Pengertian Produktivitas Kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha agar pegawainya
bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja
yang maksimal. Produktivitas kerja pegawai bagi suatu
perusahaan, sangatlah penting sebagai alat pengukur
keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi
produktivitas kerja pegawai dalam perusahaan, berarti laba
perusahaan dan produktivitas akan meningkat.
Menurut International Labour Organization (ILO) yang
dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2005: 127) mengungkapkan
bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah
perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan
dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi
berlangsung. Sumber tersebut dapat berupa:
1) Tanah
2) Bahan baku dan bahan pembantu
3) Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat
4) Tenaga kerja
25
Sementara itu ditinjau dari dimensi keorganisasi, konsep
produktivitas secara keseluruhan merupakan dimensi lain dari
pada upaya mencapai kualitas dan kuantitas suatu proses
kegiatan berkenaan dengan bahasa ilmu ekonomi. Oleh karena
itu, selalu berorientasi kepada bagaimana berpikir dan bertindak
untuk mendayagunakan sumber masukan agar mendapat
keluaran yang optimum. Dengan demikian konsep produktivitas
dalam pandangan ini selalu ditempatkan pada kerangka
hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output)
(Kusnedi, 2003: 84).
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan
barang dan jasa dari berbagai sumber daya atau faktor produksi
yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan
di suatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja pegawai tersebut. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai
baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun
faktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan
kebijakan pemerintah secara keseluruhan.
26
Menurut Panji Anorago (2005: 56-60) ada 10 faktor yang
sangat diinginkan oleh para pegawai/karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerja pegawai, yaitu: (1) pekerjaan
yang menarik, (2) upah, (3) keamanan dan perlindungan dalam
pekerjaan, (4) etos kerja dan (5) lingkungan atau sarana kerja
yang baik, (6) promosi dan perkembangan diri mereka sejalan
dengan perkembangan perusahaan, (7) merasa terlibat dalam
kegiatan-kegiatan organisasi, (8) pengertian dan simpati atas
persoalan-persoalan pribadi, (9) kesetiaan pimpinan pada diri
sipekerja, (10) disiplin kerja yang keras.
Kemudian menurut Sedarmayanti (2009: 71), menjelaskan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja, sebagai berikut: sikap mental, pendidikan, keterampilan,
manajemen, hubungan industrial pancasila, tingkat
penghasilan, gisi dan kesehatan, jaminan sosial, lingkungan
dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi, kesempatan
berprestasi.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan kondisi
utama pegawai yang semakin penting dan menentukan tingkat
produktivitas pegawai yaitu pendidikan, motivasi, disiplin,
kentrampilan, tingkat penghasilan, lingkungan, iklim kerja, dan
penguasaan peralatan. Dengan harapan agar pegawai semakin
gairah dan mempunyai semangat dalam bekerja dan akhirnya
27
dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi
dan produktivitas kerja.
2.1.1.3 Pengukuran Produktivitas Kerja
Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang
digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi
kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu:
1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai
oleh perusahaan dalam jumlah tertentu dengan
perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh
perusahaan.
2) Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang
berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan
oleh pegawai, dalam hal ini merupakan suatu kemampuan
pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis
dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan.
3) Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas yang
diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari
sudut koordinasi dengan hasil output memaksimalkan
waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu
diukur dari persepsi pegawai terhadap suatu aktivitas yang
disediakan diawal waktu sampai menjadi output.
28
2.1.1.4 Manfaat dari Penilaian Produktivitas Kerja
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005: 126) manfaat
dari pengukuran produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
1) Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki
produktivitas kerja pegawai/karyawan.
2) Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian
misalnya: pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3) Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya: promosi,
transfer dan demosi.
4) Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.
5) Untuk perencanaan dan pengembangan karier.
6) Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses
staffing.
7) Untuk mengetahui ketidak akuratan informasi.
8) Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.
2.1.1.5. Indikator Produktivitas Kerja
Menurut Sutrisno (2009: 104), mengungkapkan adapun
indikator produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
kemampuan, meningkatkan hasil yang di capai, semangat
kerja, pengembangan diri, mutu dan efisiensi.
Kemudian Seperti dijelaskan Simamora (2004: 612) juga
bahwa faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran
29
produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan
ketepatan waktu.
Dengan kedua pendapat diatas, maka ditarik kesimpulan
bahwa adapun indikator dari produktivitas kerja adalah
kuantitas kerja, kualitas kerja, kemampuan dalam bekerja,
semangat bekerja dan ketepatan waktu.
2.1.2. Pendidikan
2.1.2.1. Pengertian Pendidikan
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pada setiap
unit kerja adalah pendidikan. Pendidikan sebagai bagian dari
pelatihan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan dalam sistem pendidikan yang
berlaku dengan metode yang lebih mengutamakan pada teori.
Pendidikan akan memperkuat fungsinya untuk membantu
pegawai agar lebih memahami dan mengemukakan konsep-
konsep yang berkaitan dengan pekerjaan.
Menurut Siagian (2006: 273) pendidikan adalah
keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam
rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada
orng lain sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2007: 379)
pendidikan adalah suatu proses, teknik, dan metode belajar
30
mengajar dengan maksud mentrasfer suatu pengetahuan diri
seseorang kepada orang lain melalui prosedur yang sistematis
dan terorganisir.
Dari beberapa definisi tentang pendidikan diatas
disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya yang memajukan
timbulnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), dan pikiran
anak untuk menjamin anak didik selaras dengan segala usaha
yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki secara menyeluruh
dalam memasuki kehidupan dimasa yang akan datang.
2.1.2.2. Tujuan Pendidikan
Menurut Djumramsjah (2004: 24) mengatakan bahwa
tujuan pendidikan itu menciptakan integritas atau
kesempurnaan pribadi. Integritas itu menyangkut jasmaniah,
intelektual, emosional, dan etis.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
31
Hal ini berarti tujuan pendidikan itu sangat luas karena
menyangkut perbaikan sikap dan perilaku anak didik.
Manfaatnya terkait dengan seluruh kehidupan manusia itu
sendiri baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat.
2.1.2.3. Tahapan Pendidikan
Menurut Hasibuan (2005: 73) bahwa: Proses atau
langkah-langkah pendidikan hendaknya dilakukan dengan mem
perhatikan: sasaran, kurikulum, sarana, peserta, pelatihan,
pelaksanaan.
Siagian (2008: 275) mengemukakan langkah-
langkah yang perlu ditempuh dalam pendidikan yaitu:
a. Penentuan Kebutuhan
Pendidikan diselenggarakan apabila kebutuhan itu memang
ada. Penentuan kebutuhan itu harus didasarkan pada
analisis yang tepat untuk penyelenggaraan pendidikan.
b. Penentuan Sasaran
Berdasarkan analisis kebutuhan maka sasaran pendidikan
ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai dengan bersifat
teknikal akan tetapi dapat pula menyangkut keperilakuan.
32
c. Penetapan Isi Program
Pada pendidikan harus jelas diketahui apa yang ingin
dicapai sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dan sasaran
yang telah dilakukan.
d. Identifikasi Prinsip-prinsip Belajar
Penerapan prinsip belajar yang baik maka berlangsungnya
proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan cepat, pada
dasarnya prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk
diterapkan.
e. Pelaksanaan Program
Tepat tidaknya teknik mengajar yang digunakan sangat
tergantung pada berbagai pertimbangan yang ingin
ditonjolkan, seperti penghematan dalam pembiayaan, materi
program, tersedianya fasilitas tertentu, preferensi dan
kemampuan peserta, preferensi dan kemampuan pelatih dan
prinsip-prinsip belajar yang hendak diterapkan.
f. Identifikasi Manfaat
Setelah program pendidikan dilaksanakan maka dapat
diidentifikasi manfaat yang diperoleh pegawai, misalnya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai.
g. Penilaian Pelaksanaan Program
Pelaksanaan suatu program pendidikan dapat dikatakan
berhasil apabila dalam diri peserta tersebut terjadi
33
transformasi, dengan peningkatan kemampuan dalam
melaksanakan tugas dan perilaku yang tercermin pada
sikap, disiplin dan etos kerja.
2.1.2.4. Unsur-unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, menurut
Tirtarahardja (2005: 76) yaitu :
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan
moderen cendrung menyebut demikian oleh karena peserta
didik adalah subjek atau pribadi yang otonom yang ingin
diakui kebenarannya.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi
edukatif). Interaksi edukatif pada dasarnya adalah
komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik
yang terarah dengan tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan memanipulasikan isi, metode
serta alat-alat pendidikan.
34
4. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi
pendidikan). Dalam sistem pendidikan, materi telah di buat
dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana
pencapaian tujuan. Materi ini bersifat nasional yang
mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.
5. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan ataupun diadakan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
6. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung
(lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan
keluarga, sekolah dan masyarakat.
2.1.2.5. Faktor atau Indikator yang mempengaruhi tingkat
pendidikan
a). Usia
Usia adalah yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat ia akan berulang tahun. Berbagai macam pendidikan
atau sekolah dibatasi oleh umur. Sehingga
umur mempengaruhi seseorang dalam mengakses
pendidikan (Ahmadi, A dan Uhbiyati, 2001).
35
b). Pekerjaan
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang
harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesui
dengan jabatan atau profesi masing-masing.
Status pekerjaan yang rendah atau tinggi mempengaruhi
tingkat pendidikan seseorang.
c). Status Ekonomi
Status ekonomi berpengaruh terhadap status
pendidikannya. Individu yang berasal dari keluarga yang
status ekonominya menengah dan tinggi dimungkinkan
lebih memiliki pendidikan yang tinggi pula.
d). Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yaitu
yang berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya
yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat di keluarga.
Manusia mempelajari kelakuanya dari orang lain di
lingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam keluarga
meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan adaptasi kebiasaan
dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada
pendidikan seseorang.
e). Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
36
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga
sistem adaptasi yang melibatkan baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam
lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung
untuk mengikuti lingkunganya.
2.1.3. Pelatihan
2.1.3.1. Pengertian Pelatihan
Istilah pelatihan ini digunakan untuk menunjukkan setiap
proses keterampilan dan kecakapan dan kemampuan para
pegawai, sehingga mereka lebih baik menyesuaikan dengan
lingkungan kerja yang mereka geluti.
Berikut pendapat pengertian pelatihan dari para ahli :
Menurut Kaswan (2011: 2), pelatihan adalah proses untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai.
Kemudian menurut Mangkuprawira (2002: 135), bahwa :
“Pelatihan adalah sebuah proses mengajarkan dan keahlian
tertentu serta sikap agar pegawai semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai
dengan standar”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan
merupakan suatu usaha meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan serta kemampuan pegawai agar dapat
37
melaksanakan suatu tugas atau tugas yang dibeban kepadanya
secara efektif dan efisien.
2.1.3.2. Tujuan pelatihan
Pelatihan adalah fungsi operasional kedua dari
manajemen personalia. Pelatihan pegawai perlu dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan. Agar
pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih
dahulu ditetapkan suatu program pelatihan pegawai.
Program pelatihan karyawan hendaknya disusun secara
cermat dan didasarkan pada metode ilmiah serta berpedoman
pada keterampilan yang dibutuhkan perusahaan saat ini
maupun untuk masa yang akan datang. Pelatihan harus
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik
dan mencapai hasil yang optimal.
Tujuan pelatihan menurut Mangkunegara (2006: 52)
antara lain :
a. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology.
b. Meningkatkan produktivitas kerja.
c. Meningkatkan kualitas kerja.
d. Meningkatkan sumber daya manusia.
e. Meningkatkam sikap moral dan semangat kerja.
38
f. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi
secara maksimal.
g. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.
h. Menghidarkan keseragaman.
i. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.
Pelatihan bagi seseorang dalam melaksanakan sesuatu
tugas tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan pengambangan
melalui pelatihan akan terjamin tersedianya tenaga-tenaga
dalam perusahaan yang mempunyai keahlian, terlatih dan
terdidik, menjamin mempergunakan pikirannya dengan kritis.
Disamping hal tersebut latihan dapat membantu stabilitas
pegawai serta mendorong pegawai untuk memberikan jasanya
dalam waktu yang lama. Bila pegawai-pegawai dilatih untuk
merealisasikan potensi dirinya, maka hal itu akan memperbaiki
moral dan kerja pegawai.
Para pegawai akan berkembang lebih cepat dan lebih
baik serta bekerja lebih efisien dan efektif, bila mereka sebelum
bekerja menerima latihan dahulu di bawah pengawasan
seorang pengawas dan instruktur ahli. Pelatihan perlu
dilaksanakan secara sistematis demi memperoleh dan
mencapai hasil pekerjaan yang lebih baik.
39
2.1.3.4. Metode Pelatihan
Setiap perusahaan yang menjalankan pelatihan,
membutuhkan metode yang tepat agar isi pelatihan tersebut
dapat dengan mudah diresap oleh para pegawai yang menjadi
peserta pelatihan.
Berikut ini merupakan metode pelatihan menurut Dr. A. A.
Anwar Prabu Mangkunegara ( 2006: 67), adalah :
1. Metode Pekerjaan (On The Job Training).
Hampir 90 persen dari pengetahuan pekerjaan diperoleh
melalui metode ini. Prosedur metode ini informal, observasi
sederhana, mudah, dan praktis. pegawai mempelajari
pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain yang sedang
bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya.
Misalnya, magang.
2. Metode Balai (Vestibule).
Metode ini adalah suatu ruangan terpisah yang digunakan
untuk tempat pelatihan bagi pegawai baru, yang akan
menduduki suatu pekerjaan. Misalnya, metode kuliah.
3. Metode Demonstrasi dan Contoh.
Suatu demonstrasi menunjukan dan merencanakan
bagaimana suatu pekerjaan atau bagaimana sesuatu itu
dikerjakan. Metode ini melibatkan pemeragaan contoh-
contoh. Misalnya, metode studi kasus.
40
4. Metode Apprenticeship.
Adalah suatu cara mengembangkan ketrampilan. Metode
ini seolah-olah pekerja bekerja, tetapi sambil belajar.
Misalnya, metode konferensi.
5. Metode Simulasi.
Yakni suatu metode yang membuat suatu situasi atau
peristiwa menciptakan bentuk realitas atau imitasi dari
realitas. Misalnya, metode bermain peran.
6. Metode Ruang Kelas.
Metode ini dipakai untuk menambah pengetahuan para
pekerja. Metode ini lebih mudah dipelajari dalam ruangan,
karena yang dibahas biasanya mengenai konsep-konsep,
sikap, teori-teori, dan kemampuan memecahkan masalah
harus dipelajari. Misalnya, metode bimbingan berencana.
Seluruh metode pelatihan ini dapat menggunakan alat bantu
berupa visual. Contoh alat bantu visual, yaitu film, OHP, slide,
video, LCD, papan tulis, poster, dan lainnya.
2.1.3.5. Indikator Pelatihan
Adapun indikator dari pelatihan menurut Kaswan (201:
77) adalah sebagai berikut: identifikasi, motivasi, lingkungan
pelatihan, penerapan, metode pelatihan.
41
2.1.4. Disiplin Kerja
2.1.4.1. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi,
digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara
perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin
bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada,
sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Menurut Henry Simamora (2004: 610) bahwa “Disiplin
adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan
karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan
pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan
menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah
organisasi. Tindakan disipliner menuntut suatu hukuman
terhadap pegawai yang gagal memenuhi standar yang
ditatapkan. Tindakan disipliner yang efektif terpusat pada
perilaku pegawai yang salah, bukan pada diri pegawai sebagai
pribadi”.
Sedangkan Muchdarsyah Sinungan (2005: 143)
menjelaskan: “Disiplin kerja sebagai suatu sikap mental yang
tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan,
kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan
42
(obedience) terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan baik
oleh pemerintah atau etik, norma, dan kaidah yang berlaku
dalam masyarakat untuk tujuan tertentu”.
Pembahasan disiplin dalam manajemen sumber daya
manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia
yang sempurna luput dari kekhilafan dan kesalahan. Disiplin
merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para
anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan
tersebut. Dengan kata lain, kedisiplinan pegawai adalah suatu
bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk
pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga para
pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara
kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan
produktivitas kerjanya. Kedisiplinan diartikan jika pegawai selalu
datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan semua
pekerjaanya dengan baik, mematuhi semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
2.1.4.2. Maksud dan Sasaran Kedisiplinan
Menurut Hani Handoko (2001: 209) berpendapat bahwa
“Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di
waktu yang akan datang bukan menghukum kegiatan di masa
lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan
hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan
43
tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat
salah”. Tindakan negatif ini biasanya mempunyai berbagai
pengaruh sampingan yang merugikan seperti hubungan
emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan,
dan ketakutan pada penyelia.
Sedangkan menurut Bejo Siswanto (2005: 292), Maksud
dan Sasaran dari disiplin kerja adalah terpenuhinya beberapa
tujuan seperti :
1. Tujuan umum disiplin kerja adalah demi kelangsungan
perusahaan sesuai dengan motif perusahaan. yang
bersangkutan, baik hari ini maupun hari esok.
2. Tujuan khusus disiplin kerja :
a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan
kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan
kebijakan perusahaan yang berlaku, baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis, serta melaksanakan
perintah manajemen.
b. Dapat melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya serta
mampu meberikan servis yang maksimum kepada
pihak tertentu yang berkepentingan dengan
perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
44
c. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana barang dan jasa perusahaan dengan
sebaik-baiknya.
d. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-
norma yang berlaku pada perusahaan.
e. Tenaga kerja mampu memperoleh tingkat
produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan
perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
2.1.4.3. Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja
Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan,
perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin
yang telah diatur oleh pimpinan organisasi sedangkan sanksi
pelanggaran kerja adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan
pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar
peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi
(Veithzal Rivai, 2004: 450).
Kemudian menurut Veithzal Rivai (2004: 450), juga
bahwa ada beberapa tingkat dan jenis pelanggaran kerja yang
umumnya berlaku dalam suatu organisasi yaitu:
1. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis: teguran lisan,
teguran tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
45
2. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis: penundaan
kenaikan gaji, penurunan gaji, penundaan kenaikan
pangkat.
3. Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis: penurunan
pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian,
pemecatan.
2.1.4.5. Faktor dan Indikator yang mempengaruhi Disiplin Kerja
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2009: 194) bahwa
kedisiplinan diartikan jika pegawai datang dan pulang tepat
pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik,
mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma yang
berlaku. Beberapa point tersebut dalam penelitian ini akan
dijadikan indikator penelitian. Penjelasan dari ketiga point
tersebut, penulis uraikan dibawah ini :
1. Selalu datang tepat pada waktunya.
Ketepatan pegawai datang dan pulang sesuai dengan aturan
dapat dijadikan ukuran disiplin kerja. Dengan selalu datang
dan pulang tepat dengan waktunya, atau sudah sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan maka dapat
mengindikasikan baik tidaknya tingkat kedisiplinan dalam
organisasi tersebut.
46
2. Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik.
Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik menjadi salah
satu indikator kedisiplinan, dengan hasil pekerjaan yang baik
dapat menunjukkan kedisplinan pegawai suatu organisasi
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
3. Mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma
yang berlaku.
Mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma
yang berlaku merupakan salah satu sikap disiplin pegawai
sehingga apabila pegawai tersebut tidak mematuhi aturan
dan melanggar norma-norma yang berlaku maka itu
menunujukkan adanya sikap tidak disiplin.
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2009: 195), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang
pegawai, di antaranya: tujuan dan kemampuan, teladan
pimpinan, balas jasa, keadilan, waskat, sanksi hukuman
ketegasan, hubungan kemanusiaan
Adapun indikator yang mempengaruhi kedisplinan
pegawai adalah keteladanan pimpinan, pengawasan melekat,
selalu datang tepat pada waktunya, mengerjakan semua
pekerjaan dengan baik, dan mematuhi peraturan organisasi
dan norma-norma-norma yang berlaku.
47
2.1.5. Motivasi Kerja
2.1.5.1. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti
“dorongan atau daya penggerak”. Motivasi mempersoalkan
bagaimana dapat memberikan dorongan kepada pengikutnya
atau bawahan, agar dapat bekerja semaksimal mungkin atau
bekerja dengan bersungguh-sungguh.
Menurut Malayu S. P Hasibuan (2006: 219) “bahwa
motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
untuk mencapai kepuasan”.
Motivasi dari kata “motif”. Menurut Sadirman (2007: 73)
mengemukakan bahwa :
“Kata “motif”, dapat diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
menjadi tujuan sangat dirasakan/mendesak”.
48
Motivasi hanya dapat diberikan kepada orang yang
mampu untuk mengerjakannya. Menurut Malayu S. P Hasibuan
(2005: 93), “memotivasi ini sangat sulit, karena pemimpin sulit
untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan kebutuhan (wants)
yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaan itu”.
Berdasarkan pembahasan tentang berbagai pengertian
motivasi, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
melingkupi berbagai komponen yaitu:
1) Kebutuhan, hal ini terjadi bila seseorang individu merasa
tidak ada keseimbangan antara apa yang dimilki dan yang
diharapkan.
2) Dorongan, dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan perbuatan atau kegiatan tertentu.
3) Tujuan, tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh
individu.
Seseorang yang memiliki tujuan tertentu dalam melakukan
suatu pekerjaan, maka ia akan melakukan pekerjaan tersebut
dengan antusias dan penuh semangat, termasuk dalam
pencapaian cita-cita yang diinginkan. Dengan demikian, antara
minat dan motivasi mempunyai hubungan yang erat, karena
motivasi merupakan dorongan atau penggerak bagi seseorang
dalam pencapaian sesuatu yang diinginkan dan berhubungan
langsung dengan sesuatu yang menjadi minatnya.
49
Motivasi dapat dikatakan sebagai pendukung suatu
perbuatan, sehingga menyebabkan seseorang mempunyai
kesiapan untuk melakukan serangkaian kegiatan. Motivasi yang
tiggi akan membangkitkan individu untuk melakukan aktivitas
tertentu yang lebih fokus dan intensif dalam proses pengerjaan
dan sebaliknya, sehingga tinggi rendahnya motivasi terhadap
diri individu mampu membangkitkan seberapa besar keinginan
dalam bertingkah laki atau cepat lambatnya terhadap suatu
kejadian.
Sehingga dari beberapa definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah keseluruhan daya
penggerak atau tenaga pendorong baik yang berasal dari
dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang
menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas dalam menjankan tugas sebagai
seorang pegawai.
2.1.5.2. Jenis-jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis menurut Malayu S. P Hasibuan (2005: 96), yaitu:
1) Motivasi positif (Insentif positif), manajer memotivasi
bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi baik.
50
2) Motivasi negatif (Insentif negatif), manajer memotivasi
bawahannya dengan memberikan hukuman kepada
mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah).
Penggunaan kedua motivasi tersebut haruslah diterapkan
kepada siapa dan kapan akan berjalan efektif merangsang
gairah bawahan dalam bekerja.
2.1.5.3. Fungsi Motivasi
Menurut Sadirman (2007: 85), fungsi motivasi ada tiga yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan
yanghendak dicapai.
3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
2.1.5.4. Faktor-faktor Motivasi
Motivasi seorang pekerja untuk bekerja biasanya
merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu faktor-faktor
individual dan faktor organisasional. Yang tergolong pada
faktor-faktor yang sifatnya individual adalah kebutuhan-
kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitudes), dan
51
kemampuan-kemampuan (abilities). Sedangkan yang tergolong
pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi
pembayaran atau gaji (pay), pengawasan (supervision), pujian
(praise), dan pekerjaan itu sendiri (job it self), (Faustino
Cardoso, 2003: 180).
2.1.5.5. Indikator Motivasi
Faktor yang mempengaruhi motivasi dan dapat dijadikan
sebagai indikator menurut Hezberg dalam Sutrisno (2009: 131),
sebagai berikut: pemenuhan kebutuhan, kepuasan terhadap
pekerjaan, pencapaian prestasi, peluang yang sama untuk
maju, pengakuan orang lain, gaji yang sesuai atau sepadan,
pengembangan dan peningkatan karir serta tanggung jawab.
2.1.6. Hubungan antara Variabel Dependen dan Variabel Independen
Hubungan antara variabel dependen dengan viabel
independen menjelaskan tentang adanya kemungkinan keterkaitan
antara variabel dependen dengan variabel independen.
2.1.6.1. Hubungan Antara Pendidikan dengan Produktivitas kerja
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin tinggi juga tingkat produktivitas atau kinerja pegawai
tersebut (Simanjuntak, 2000: 30). Pada umumnya orang yang
mempunyai pendidikan formal maupun informal yang lebih
tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas. Tingginya
52
kesadaran akan pentingnya produktivitas, akan mendorong
tenaga kerja yang bersangkutan melakukan tindakan yang
produktif (Kurniawan, 2010: 72).
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat
pendidikan seorang pegawai berpengaruh positif terhadap
produktivitas, karena orang yang berpendidikan lebih tinggi
memiliki pengetahuan yang lebih untuk meningkatkan
kinerjanya.
2.1.6.2. Hubungan antara Pelatihan dengan Produktivitas kerja
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk mencapai
produktivitas kerja yang optimal. Dengan meningkatnya
produktivitas kerja pegawai maka perusahaan akan
mendapatkan manfaat yang lebih yaitu meningkatnya profit
perusahaan.
Menurut Henry Simamora (2004: 612), Setiap pegawai
dalam suatu perusahaan diharapkan dapat bekerja secara
efektif dan efisien, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Untuk meningkatkan kemampuan karyawan tersebut, dalam
suatu perusahaan perlu dilakukan pelatihan. Pelatihan yang
diberikan kepada pegawai pada dasarnya bertujuan untuk
memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan kinerja
pegawai.
53
Produktivitas timbul apabila mendapat pengaruh dari
atasan yang dapat berupa pemberian pelatihan kepada para
bawahannya, adanya pengakuan jujur dan lain-lainnya. Cara
atau bentuk pemberian pelatihan agar pegawai mempunyai
produktivitas tinggi dapat berupa lingkungan pembelajaran,
materi pelatihan dan metode pelatihan. Hal ini memberikan
produktivitas yang tinggi bagi pegawai atau tenaga kerja dalam
mengemban tugas yang diberikan (Kaswan, 2011: 76).
2.1.6.3. Hubungan Antara Disiplin kerja dengan Produktivitas kerja
Seperti dijelaskan diatas bahwa disiplin kerja merupakan
faktor penting dalam pencapaian produktivitas kerja. Disiplin
kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja, maka keberadaan disiplin kerja sangat
diperlukan suatu perusahaan, karena dalam suasana disiplinlah
perusahaan dapat melaksanakan program-program kerjanya
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Muchdarsyah
Sinungan, 2005: 143). Dengan demikian dari beberapa
penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa dalam usaha
meningkatkan produktivitas kerja pegawai salah satu cara yang
dapat dilakukan yaitu dengan memperhatikan disiplin kerja
pegawai.
54
Seseorang akan melaksanakan tugasnya dengan baik
dan penuh rasa tanggung jawab bila pegawai tersebut memiliki
disiplin kerja yang tinggi. Untuk mengusahakan selalu
terbinanya sikap disiplin kerja yang tinggi, maka diperlukan
peraturan dan hukuman dalam perusahaan tersebut. Disiplin
kerja adalah salah satu syarat untuk dapat membantu pegawai
bekerja secara produktif yang akan membantu peningkatan
produktivitas kerja.
2.1.6.4. Hubungan Antara Motivasi dengan Produktivitas kerja
Motivasi merupakan keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi individu timbul karena
adanya kebutuhan dalam diri seseorang yang dituntut adanya
pemuasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Malayu S.P
Hasibuan, 2005: 90). Kebutuhan bawahan merupakan hal yang
harus juga diperhatikan. Kebutuhan pegawai seperti
keselamatan, pengakuan atas pekerjaan, dan gaji haruslah
disesuaikan dengan pengeluaran dari pegawai, karena jika
pengeluaran dari pegawai tidak terpenuhi maka motivasi kerja
dari pegawai akan menurun sehingga produktivitas kerja akan
menurun. Kebutuhan yang terpenuhi maka akan memotivasi
pegawai untuk bekerja lebih baik.
55
2.1.7. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul/Tahun Variabel Hasil
1
2
Mapparent
a,
Fakultas
Ekonomi
UMI
Makassar.
Afni
Fuanida,
jurusan
Ilmu
Administra
si Bisnis.
Pengaruh
pendidikan,
pelatihan dan
disiplin kerja
terhadap
produktivitas
kerja pegawai
sekretariat
Kabupaten
Halmahera
Timur Provinsi
Maluku Utara.
2011.
Pengaruh
pelatihan,
disiplin kerja
dan motivasi
terhadap
produktivitas
kerja karyawan
CV. Sapu
Dunia
Semarang.
2012.
Pendidikan
(X1),
Pelatihan
(X2),
Disiplin
kerja (X3),
dan
Produktivita
s kerja (Y).
Pelatihan
(X1),
Disiplin
kerja (X2),
Motivasi
(X3), dan
Produktivita
s kerja
pegawai
(Y).
Dari hasil analisis menunjukkan
bahwa pendidikan, pelatihan
dan disiplin kerja pegawai
berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja pegawai di
Sekretariat Daerah Kabupaten
Halmahera Timur Provinsi
Maluku Utara. Dimana variabel
yang lebih dominan
pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja pegawai
adalah disiplin kerja. Hal ini bisa
dilihat dari hasil regresi linear
berganda
Y=1,099 + 0,203 X1 + 0,166 X 2 +
0,332 X3.
Hasil penelitian tentang
pengaruh pelatihan, disiplin
kerja dan motivasi terhadap
produktivitas kerja karyawan
pada CV. Sapu Dunia
Semarang ini menunjukkan
bahwa :
1) Variabel pelatihan (X1),
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
produktivitas kerja (Y),
sehingga hipotesis diterima
yaitu 59,8%.
2) Variabel disiplin kerja (X2)
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
produktivitas kerja (Y),
sehingga hipotesis yang
diterima yaitu 57,9%.
3) Variabel motivasi (X3)
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
produktivitas kerja (Y),
56
3
I Made
Hedy
Wartana,
Dosen
pengajar
jurusan
Manajeme
n STIE
Triatma
Mulya.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
produktivitas
kerja karyawan
pada Como
Shambala
Estate At
Begawan
Ubud Bali.
2011.
Pendidikan
dan
Pelatihan
(X1),
Disiplin
kerja (X2),
Kepemimpi
nan (X3),
dan
Produktivita
s kerja (Y).
sehingga hipotesis yang
diterima 28,9%.
4) Variabel pelatihan, disiplin
kerja dan motivasi
mempunyai pengaruh yang
positif terhadap produktivitas
kerja, sehingga hipotesis
yang diterima yaitu 69,3%.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa :
1) Diklat secara parsial memiliki
pengaruh secara positif dan
signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan
di Como Shambala Estate At
Begawan Ubud Bali. Hal ini
berarti bahwa peningkatan
diklat akan mempengaruhi
peningkatan produktivitas
kerja karyawan.
2) Disiplin kerja secara parsial
memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan
di Como Shambala Estate At
Begawan Ubud Bali. Hal ini
berarti bahwa peningkatan
disiplin kerja akan
mempengaruhi peningkatan
produktivitas kerja karyawan.
3) Kepemimpinan secara
parsial memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja
karyawan di Como
Shambala Estate At
Begawan Ubud Bali. Hal ini
berarti bahwa cara
kepemimpinan akan
mempengaruhi peningkatan
produktivitas kerja karyawan.
4) Diklat, Disiplin kerja dan
Kepemimpinan secara
57
4
Moh.
Lukmanui
H.
Lapadeng
an dan
John Hein
Goni.
Pengaruh
faktor
pendidikan /
pelatihan,
motivasi dan
kompensasi
terhadap
kinerja
pegawai Dinas
Penadapatan
Daerah
Provinsi
Sulawesi
Utara. 2004.
Pendidikan
/ Pelatihan
(X1),
Motivasi
(X2),
Kompensas
i (X3) dan
Kinerja
Pegawai
(Y).
simultan memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja
karyawan di Como
Shambala Estate At
Begawan Ubud Bali.
5) Diklat memberikan pengaruh
yag paling dominan
dibandingkan dengan disiplin
kerj dan kepemimpinan di
Como Shambal Estate At
Begawan Ubud Bali. Hal ini
berarti bahwa faktor diklat
sangat lebih mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa :
1) Pendidikan dan Pelatihan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
pegawai. Hal ini berarti
bahwa dengan keikutsertaan
pegawai dalam pelatihan-
pelatihan/kursus-kursus
tentang pajak daerah yang
bersifat fungsional
meningkatkan keterampilan
maupun kemampuan
sehingga meningkatkan
kinerja pegawai di Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara.
2) Motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
peningkatan kinerja pegawai.
Hal ini berarti pegawai yang
mempunyai motivasi tinggi,
kinerjanya juga tinggi.
Motivasi kerja banyak
ditentukan oleh kebutuhan
dan penghargaan,
pembagian tugas dan
tanggung jawab yang sesuai
58
5
Putu Ayu
Lestari
dan Anak
Agung
Ayu
Sriathi,
Fakultas
Ekonomi
Universita
s
Udanaya,
Bali
Indonesia.
Pengaruh
Pelatihan
kerja,
lingkungan
kerja fisik serta
motivasi
terhadap
produktivitas
kerja pegwai
pada PT.
Taspen
(Persero)
Kantor Cabang
Denpasar.
Pelatihan
kerja (X1),
Lingkungan
kerja fisik
(x2),
Motivasi
kerja (X3)
dan
Produktivita
s kerja ((Y).
dengan kemampuan
pegawai dan kerjasama
antara atasan dan bawahan.
3) Kompensasi mempunyai
pengaruh pengaruh yang
positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai.
Hal ini dibuktikan bahwa
kompensasi merupakan
faktor yang paling penting
bagi pegawai maupun
organisasi, karena
merupakan alat untuk
meningkatkan kinerja.
Kompensasi merupakan
kelancaran pembayaran gaji,
pemberian bonus,
penghargaan dan promosi
kenaikan pangkat dapat
Meningkatkan kinerja
pegawai.
4) Faktor-faktor pendidikan /
pelatihan, motivasi dan
kompensasi secara simultan
berpengaruh terhadap
kinerja pegawai di Kantor
Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara.
Hasil analisis menunjukkan
bahwa pelatihan kerja,
lingkungan kerja fisik serta
motivasi secara simultan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas
kerja. Pelatihan kerja,
lingkungan kerja fisik serta
motivasi berpengaruh secara
parsial. Motivasi merupakan
variabel yang dominan
berpengaruh terhadap
produktivitas kerja.
59
2.1.8. Pengembangan Penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas maka bisa diuraikan
pengembangan penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mapparenta, dengan judul
“Pengaruh pendidikan, pelatihan, dan disiplin kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara”. Variabel yang
berpengaruh yang diambil oleh peneliti adalah variabel
pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan produktivitas kerja.
Kemudian dikembangkan lagi oleh peneliti.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Afni Fuanida, dengan judul
“Pengaruh pelatihan, disiplin kerja dan motivasi terhadap
produktivitas kerja karyawan CV. Sapu Dunia Semarang”.
Variabel yang berpengaruh yang diambil oleh peneliti adalah
variabel pelatihan, disiplin kerja dan motivasi. Kemudian
dikembangkan lagi oleh peneliti .
3. Penelitian yang dilakukan oleh I Made Hedy Wartana, dengan
judul “Pengaruh Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan pada Como Shambala Estate At Begawan
Ubud Bali. Variabel yang berpengaruh yang diambil oleh
peneliti adalah disiplin kerja dan produktivitas kerja. Kemudian
dikembangkan lagi oleh peneliti.
60
4. Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Lukmanul H. Lapaden
dengan judul, “Pendidikan/Pelatihan, motivasi dan kompensasi
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara”. Variabel yang berpengaruh yang diambil oleh
peneliti adalah variabel motivasi. Kemudian dikembangkan lagi
oleh peneliti.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Putu Ayu Lestari dan Anak
Agung Ayu Sriathi, dengan judul “Pengaruh pelatihan kerja,
lingkungan kerja fisik, serta motivasi terhadap produktivitas
kerja pegawai pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang
Denpasar”. Variabel yang berpengaruh yang diambil oleh
peneliti adalah variabel pelatihan kerja, variabel motivasi dan
variabel produktivitas kerja. Kemudian dikembangkan lagi oleh
peneliti.
Dari setiap penelitian terdahulu yang penulis ambil diatas
semuanya terdapat tiga variabel independen dan satu variabel
dependen yaitu pendidikan, pelatihan dan disiplin kerja atau
pelatihan, disiplin kerja dan motivasi pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja pegawai. Tetapi disini penulis akan
mengembangkan lagi menjadi empat variabel independen dan satu
variabel dependen yaitu Pengaruh pendidikan, pelatihan, disiplin
kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai.
Dengan tempat penelitian yang berbeda.
61
2.2. Hipotesis
Anggapan dasar merupakan dasar pemikiran yang
memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan
kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang
ditentukan oleh peneliti tetapi harus dibuktikan atau dites atau diuji
kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu dimana penelitian, kita
arah pandangkan kesana sehingga ada yang menuntun kegiatan
(Arikunto, 2006: 71).
Untuk memberikan angka pada penelitian yang dilakukan dan
memberikan jawaban sementara atas masalah yang dikemukakan
diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai.
2. Diduga variabel pelatihan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai.
3. Diduga variabel Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai.
4. Diduga variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai.
5. Diduga pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi kerja
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produktivitas kerja pegawai.
62
H1
H2
H3
H4
H5
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Sumber : Malayu S.P Hasibuan (2009), Kaswan (2011), Malayu S.P Hasibuan
(2009), Sutrisno (2009), Simamora (2004).
X1.1
X1.2
X1.3
Pendidikan (X1)
X2.1
X2.2
X2.3
Pelatihan (X2)
Y2 Y3 Y4
X2.4
Disiplin Kerja (X3)
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
Motivasi Kerja (X4)
X4.1
X4.2
X4.3
X4.4
Produktivitas Kerja Pegawai
(Y)
Y5
X1.4
X1.5
X2.5
X3.5
X4.5
Y1
63
Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran Teoritis
Keterangan :
= Indikator = Pengaruh secara simultan
= Variabel = Pengaruh secara parsial
X1 = Pendidikan
X1.1 = Usia sesorang.
X1-2 = Status ekonomi.
X1-3 = Status pekerjaan.
X1-4 = Lingkungan.
X1-5 = Lingkungan sosial budaya.
X2 = Pelatihan
X2-1 = Motivasi dalam pelatihan.
X2-2 = Lingkungan pelatihan.
X2-3 = Penerapan materi.
X2-4 = Metode pelatihan.
X2-5 = Identifikasi.
X3 = Disiplin Kerja
X3-1 = Keteladanan seorang pimpinan.
X3-2 = Pengawasan melekat.
X3-3 = Selalu datang tepat pada waktunya.
X3-4 = Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik.
X3-5 = Mematuhi peraturan organisasi dan norma yang berlaku.
64
X4 = Motivasi Kerja
X4-1 = Pemenuhan kebutuhan.
X4-2 = Kepuasan terhadap pekerjaan
X4-3 = Gaji yang sepadan.
X4-4 = Adanya penghargaan prestasi kerja.
X4-5 = Pengembangan dan peningkatan karier.
Y = Produktivitas kerja pegawai
Y1 = Kualitas kerja.
Y2 = Kuantitas kerja.
Y3 = Kemampuan pegawai.
Y4 = Motivasi kerja.
Y5 = Ketepatan waktu.
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian ilmiah, metode penelitian
merupakan satuan sistem yang harus dicatumkan dan
dilaksanakan selama proses penelitian tersebut dilakukan. Hal ini
sangat penting karena menentukan proses sebuah penelitian untuk
mencapai tujuan. Selain itu metode penelitian merupakan sebuah
cara melakukan penyelidikan dengan menggunakan cara-cara
tertentu yang telah ditentukan untuk mendapatkan kebenaran
ilmiah, sehingga nantinya penelitian tersebut dapat dipertanggung
jawabkan. (Marzuki, metodologi riset 2000)
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan memberikan
definisi operasional sebagai indikator penelitian dari masing-masing
variabel penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan pada responden dalam memilih skor atau penilaian yang
cocok dan sesuai dengan yang dirasakan responden.
3.1.1 Variabel Independen
Variabel independen disebut juga variabel bebas yang
menjadi timbulnya atau berubahnya variabel dependen.
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
66
(Sugiyono, 2005: 3). Variabel independen pada penelitian ini
adalah :
1. Pendidikan (X1) adalah upaya yang memajukan
timbulnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), dan
pikiran anak untuk menjamin anak didik selaras dengan
segala usaha yang dilakukan untuk menyiapkan peserta
didik agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
secara menyeluruh dalam memasuki kehidupan dimasa
yang akan datang.
Indikator faktor pendidikan pada penelitian ini:
1-1 : Usia adalah yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat ia akan berulang tahun. Berbagai
macam pendidikan atau sekolah dibatasi oleh
umur. Sehingga umur mempengaruhi seseorang
dalam mengakses pendidikan.
1-2 : Status ekonomi berpengaruh terhadap status
pendidikannya. Individu yang berasal dari
keluarga yang status ekonominya menengah dan
tinggi dimungkinkan lebih memiliki pendidikan
yang tinggi pula.
1-3 : Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau
kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesui dengan jabatan
67
atau profesi masing-masing. Status pekerjaan
yang rendah atau tinggi mempengaruhi tingkat
pendidikan seseorang.
1-4 : Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di
sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok. Seseorang yang hidup dalam
lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung
untuk mengikuti lingkunganya.
1-5 : lingkungan sosial budaya dimana seseorang
berada akan ikut berpengaruh pada
pendidikannya.
2. Pelatihan (X2) adalah usaha meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan serta kemampuan pegawai agar dapat
melaksanakan suatu tugas atau tugas yang dibeban
kepadanya secara efektif dan efisien.
Indikator faktor pelatihan pada penelitian ini:
2-1 : Keinginan seseorang untuk mempelajari isi
pelatihan disebut sebagai motivasi belajar dan hal
ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi,
tingkat motivasi pelajar juga dapat dipengaruhi
oleh motivasi dan kemampuan instruktur,
dorongan teman-teman untuk berhasil, tingkat
68
motivasi teman-teman sekelas, lingkungan fisik
ruangan kelas, dan metode-metode yang
digunakan.
2-2 : Lingkungan pelatihan yang didukung dengan
peralatan, dapat meningkatkan keterampilan
pegawai.
2-3 : Penerapan materi yang diberikan dalam pelatihan
akan menambah pengetahuan dan keterampilan
bagi pegawai.
2-4 : Metode yang dipakai pada pelatihan dapat
membantu pegawai bekerja secara efektif dan
efisien.
2-5 : Proses identifikasi dalam pelatihan dapat
mendorong pegawai untuk lebih meningkatkan
keahlian dan keterampilan pegawai dalam
bekerja.
3. Disiplin Kerja (X3) adalah suatu bentuk pelatihan yang
berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,
sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai
tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara
kooperatif dengan para pegawai yang lain serta
meningkatkan produktivitas kerjanya.
Indikator faktor disiplin kerja pada penelitian ini:
69
3-1 : Teladan pimpinan sangat berperan dalam
menentukan kedisiplinan pegawai, karena
pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para
bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh
yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai
kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan
yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan baik.
Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang
berdisiplin), para bawahan pun akan kurang
disiplin.
3-2 : Pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan
paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan
pegawai perusahaan. Karena dengan waskat ini,
berarti atasan harus aktif dan langsung
mengawasi perilaku, moral, gairah kerja, dan
prestasi kerja bawahannya.
3-3 : Selalu datang tepat pada waktunya maka dapat
mengindikasikan baik tidaknya tingkat kedisiplinan
dalam organisasi tersebut.
3-4 : Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik dapat
menunjukkan kedisiplinan pegawai suatu
organisasi dalam mengerjakan tugas yang
dibrikan.
70
3-5 : Mematuhi peraturan organisasi dan norma yang
berlaku merupakan sikap disiplin pegawai,
sehingga apabila pegawai tersebut tidak
mematuhi aturan dan melanggar norma yang
berlaku maka menunjukkan adanya sikap tidak
disiplin.
4. Motivasi Kerja (X4) adalah keseluruhan daya penggerak
atau tenaga pendorong baik yang berasal dari dalam
(intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang
menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas dalam menjankan tugas sebagai
seorang pegawai.
Indikator faktor motivasi kerja pada penilitian ini:
4-1 : untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka
pegawai semangat untuk bekerja
4-2 : Kepuasan terhadap pekerjaan yang di kerjakan
oleh pegawai akan menambah motivasi dalam diri
pegawai untuk bekerja lebih baik.
4-3 : Adanya pemberian gaji yang sepadan/sesuai akan
menambah motivasi pegawai dalam bekerja.
4-4 : Adanya penghargaan prestasi kerja yang
diberikan kepada pegawai lewat hasil kerjanya
71
dapat menambah motivasi dalam diri pegawai
untuk lebih giat bekerja.
4-5 : Pengembangan dan peningkatan karier terhadap
pegawai dapat menambah motivasi pegawai
dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik.
3.1.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah disebut variabel terikat,
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas, (Sugiyono, 2005: 3).
Variabel Dependen pada penelitian ini adalah :
Produktivitas kerja pegawai (Y) adalah hasil kerja yang dapat
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi
perusahaan itu sendiri.
Indikator produktivitas kerja pegawai pada penelitian ini:
1 : Kualitas kerja dalam hal taraf kesempurnaan proses kerja
atau pemenuhan aktivitas kerja yang ideal dan diharapkan.
2 : Kuantitas kerja dalam hal jumlah yang dihasilkan, dalam
konteks nilai uang, jumlah unit, atau jumlah penyelesaian
suatu siklus aktivitas oleh organisasi perusahaan.
3 : Kemampuan dalam hal kecakapan yang dimiliki
berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang
menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja.
72
4 : Motivasi kerja dalam hal perusahaan harus menciptakan
suasana dan lingkungan kerja yang kondusif. Hal ini
meningkatkan semangat kerja pegawai dalam menjalankan
tugas organisasi perusahaan.
5 : Ketepatan waktu dalam arti tingkat penyelesaian suatu
aktivitas yang dikerjakan tepat pada waktu yang diharapkan
oleh organisasi perusahaan.
Indikator tersebut nantinya akan diubah dalam bentuk
pertanyaan yang disertai dengan alternatif – alternatif jawaban
yang harus dipilih oleh responden.
Jawaban pertanyaan tersebut kemudian akan ditentukan
dengan menggunakan skala likert. Bentuk alternatif jawaban
dan skor yang dipakai adalah:
Jawaban Responden Nilai keterangan
A 5 Sangat Setuju
B 4 Setuju
C 3 Cukup Setuju
D 2 Tidak Setuju
E 1 Sangat Tidak Setuju
Jumlah skor dari pertanyaan – pertanyaan tersebut digunakan untuk
mengukur tiap variabel yang bersangkutan.
73
3.2. Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
“Populasi merupakan totalitas dari semua obyek atau
individu yang memiliki karateristik tertentu, jelas dan lengkap
yang akan diteliti (Iqbal Hasan, 2002)”. Dalam melaksanakan
penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua pegawai
pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya sebagai objeknya yaitu sebanyak 47 orang.
3.2.2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil
melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karateristik
tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili
populasi (Iqbal Hasan, 2002)”.
3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel
Adalah suatu cara mengambil sampel yang
representatif dari populasi (Ridwan, 2007: 57). Ada dua
macam teknik sampling dalam penelitian umum :
1. Probability Sampling
Teknik sampling yang memberikan peluang yang sama
pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Yang terdiri dari :
74
a. Area Sampling (sampling daerah atau wilayah) :
Pengambilan sampel dengan cara mengambil wakil dari
setiap wilayah geografis yang ada.
b. Proportionate Stratified Random Sampling :
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara
acak dan berstrata secara proporsional. Dilakukan
apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya di
setiap strata.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling :
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara
acak dan berstrata, tetapi tetap sebagian ada yang
kurang proporsional pembagiannya. Dilakukan apabila
anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). Jumlah
sampel yang diambil yang lebih kecil dibandingkan
yang lain.
d. Simple Random Sampling :
Cara pengambilan sampel dari anggota populasi
dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan
strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
Dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen
(sejenis).
75
2. Nonprobability sampling
Teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan
(peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan
anggota sampel. Yang terdiri dari :
a. Snowball Sampling :
Teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian
anggota sampel (responden) mengajak para
sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya
hingga jumlah sampel semakin membengkak
jumlahnya.
b. Sampling Kuota :
Teknik penentuan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang
dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.
c. Sampling Aksidental :
Teknik penentuan sampel berdasarkan faktor
spontanitas. Siapa saja yang secara tidak sengaja
bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristiknya maka orang tersebut dapat digunakan
sebagai sampel.
76
d. Purposive Sampling :
Dikenal juga sebagai sampling pertimbangan. Teknik
sampling yang digunakan peneliti jika peneliti
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di
dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel
untuk tujuan tertentu.
e. Sampling Jenuh :
Teknik pengambilan sampel apabila semua populasi
digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan
istilah sensus.
f. Sampling Sistematis :
Pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari
populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota
sampel di ambil dari populasi pada jarak atau interval
waktu, ruang dengan urutan yang seragam.
Dari semua teknik pengambilan sampel penulis
menggunakan (Nonprobability sampling) sampling jenuh,
dimana teknik pengambilan sampel yang menggunakan
seluruh anggota populasi. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. (Persero)
Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya yang
berjumlah 47 orang.
77
3.3. Jenis dan Sumber Data
3.3.1. Jenis Data
Pada penelitian ini diperlukan jenis data penelitian sebagai
berikut :
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah merupakan data yang tidak
berbentuk angka. Pada penelitian ini yang termasuk data
kualitatif adalah jawaban responden atau pegawai pada
PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah merupakan data yang berbentuk
angka. Pada penelitian ini yang termasuk data kuantitatif
adalah jawaban responden atau pegawai pada PT.
(Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya,
yang telah diubah dengan menggunakan skor atau nilai
berdasarkan Semantic scale.
3.3.2. Sumber Data
Pada penelitian ini diperlukan data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari responden atau obyek yang diteliti. Dalam hal ini
78
adalah pegawai pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya.
Data yang diambil langsung untuk menyusun
penelitian ini, antara lain :
- Data identitas responden.
- Jawaban responden berdasarkan kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara
mempelajari, mencatat, mengutip dari peneliti terdahulu,
surat kabar, buku-buku acuan dan dari keterangan lain
yang berkaitan dengan penelitian. Data pelengkap yang
digunakan untuk menunjang penyusunan penelitian ini
antara lain:
- PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya.
- Pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.3. Metode Pengumpulan Data
1. Angket
Angket adalah Teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan / mengirimkan pertanyaan untuk diisikan(M.Iqbal,
2002: 83). Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan
penelitian, peneliti menyebarkan pertanyaan secara tertulis dan
sistematik. Jumlah kuesioner yang disiapkan peneliti untuk 47
79
responden, ditujukan kepada pegawai PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya. Data yang diperoleh dari
angket tersebut akan memberikan informasi mengenai adanya
pengaruh pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi kerja
terhadap produktivitas kerja pegawai.
2. Wawancara
Adalah Komunikasi dua arah antara penliti dengan obyek
penelitian, pengumpulan data dengan Tanya jawab kepada pihak
pegawai yang dilaksanakan secara sistematis. Dalam
wawancara, komunikasi dilakukan secara formal terhadap
seluruh pegawai PT. Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero)
Cabang Surabaya.
3. Pengamatan
Adalah pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung pada seluruh pegawai PT.
Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero) Cabang Surabaya..
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau
tanggapan responden terhadap variabel pendidikan, pelatihan,
disiplin kerja dan motivasi kerja.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data sekunder berdasarkan dokumentasi
yang dimiliki perusahaan.
80
5. Studi pustaka
Merupakan Metode pengumpulan data yang diambil dari
buku/teks, jurnal, majalah, penelitian terdahulu dan lain-lain.
3.4. Metode Analisis
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
3.4.1.Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Yaitu suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen
Dalam pengujian validitas ini ingin diketahui butir butir
pertanyaan mana yang dapat mencerminkan ukuran dari
gejala yang diteliti. Apabila suatu butir atau item dinyatakan
memiliki nilai validitas yang signifikan, maka dapat dikatakan
butir pertanyaan yang bersangkutan dinyatakan valid untuk
menggambarkan gejala yang hendak diukur.
Sedangkan untuk mengetahui apakah butir valid atau
tidak dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan nilai r table, dengan alpha 0.05, degree of freedom
(df)= n-k dalam hal ini n adalah jumlah sample dan k adalah
jumlah variable (Imam Ghozali, 2001)
Kriteria penelitian sebagai berikut:
1) Jika r hitung > r table, maka dinyatakan butir pernyataan
yang diuji valid
81
2) Jika r hitung < r table, maka dinyatakan butir pernyataan
yang diuji tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Yaitu suatu alat ukur yang mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi, jika alat ukur berkaitan dengan
masalah ketepatan alat ukur
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan One Shot atau pengukuran sekali saja
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi
16.0 yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau
variable dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpha>0,6 (Imam Gozali, 2001).
82
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
1. Autokorelasi (autocorrelation)
Uji Autokorelasi adalah model untuk menguji
apakah kesalahan observasi berkorelasi satu sama lain.
Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan
Statistik “d” Durbin – Watson (The Durbin Watson d
Statistic) dengan rumus sebagai berikut :
d = ∑( ei – ei – 1 ) ²
Pengambilan keputusan
a. Bila nilai DW terletak antara batas atau upper bound
(du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau
lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih
besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka
koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti
ada autokorlasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak diantara batas (du) dan batas
bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl),
maka hasilnya dapat disimpulan.
∑ei²
83
2. Heteroskedastisitas (Heterocscedasticity)
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan
dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan
untuk semua variable bebas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heterokdastisitas. Heterokdastisitas
dapat diukur dengan Rank Spearman dimana koefisien
regresi berganda dari nilai tolerance > 5 sehingga tidak
terjadi heterokdastisitas. Selain itu dapat pula dideteksi
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
(dapat dilihat dari hasil analisa), dimana sumbu x adalah y
yang telah diprediksi dan sumbu x adalah residual (y
prediksi – y sesungguhnya) yang telah di studentized.
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (points) yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
telah terjadi heterokdastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar
diatas dan tidak membentuk pola tertentu, maka tidak
terjadi heterokdastisitas.
84
3. Multikolinearitas
Penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas
adalah independen yang terdapat dalam model memiliki
hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna.
Diagnosa secara sederhana terhadap adanya
multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai
berikut :
1. Besaran VIF ( Variance Inflation Factor ) dan
tolerance model regresi yang bebas multikolinearitas
adalah:
a. mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
b. mempunyai angka Tolerance mendekati 1
2. Besaran korelasi antar variabel independen
Pedoman suatu model regresi yang bebas
multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar
variabel independen haruslah lemah dibawah (0,05).
Jika korelasi kuat maka terjadi problem
multikolinearitas.
3.4.3 Analisa Regresi Linier Berganda
Analisa ini untuk meneliti pengaruh dari independent
variable (pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi
kerja) terhadap dependen variable (produktivitas kerja).
Adapun rumus sebagai berikut :
85
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + μ
Dimana:
Y = produktivitas kerja pegawai
a = Konstanta
b = Koefisien regresi dari masing masing variabel (b1,b2,b3
dan b4)
X1= Pendidikan
X2= Pelatihan
X3= Disiplin Kerja
X4= motivasi kerja
μ = Variabel yang tidak terdeteksi
Adapun tahapan yang dilakukan dalam menggunakan uji
regresi linier berganda adalah:
1. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda menggambarkan keeratan
hubungan antara variabel X dan Y atau dalam hal ini
variabel pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi
kerja dengan produktivitas kerja pegawai.
Rumus sebagai berikut:
nΣ XiYi – Σ Xi Σyi
√ [ nΣXi² - ( ΣXi ) ² ] [nΣYi² - (ΣYi)² ]
Dalam uji koefisien korelasi berganda jika nilai hasil
perhitungan mendekati angka (1) berarti terdapat
r =
86
hubungan yang erat antara keseluruhan variable
independent terhadap variable dependen. Sebaliknya,
jika nilai perhitungan jauh dari angka (1) berarti bahwa
tidak erat hubungan antara variable independent terhadap
variable dependen.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji “t” atau pengujian signifikan parsial
Uji “t” adalah pengujian signifikan parsial atau
individual yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh independent variable (pendidikan, pelatihan,
disiplin kerja dan motivasi kerja) secara individual
terhadap dependen variable (produktivitas kerja
pegawai).
Langkah langkah pengujian:
Menentukan formulasi Ho dan Ha
Ho : tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan
antara independent variable pendidikan,
pelatihan, disiplin kerja dan motivasi kerja
terhadap dependen variable produktivitas
kerja pegawai.
Ha : ada pengaruh yang positif dan signifikan
antara independent variable terhadap
dependen variable.
87
Level of signifikan (α=0.05)
Sampel n=47
T table = t (α/2, n-k-1)
Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima apabila t hitung < t table
Ha diterima apabila t hitung > t tabel
Cara menghitung
Kesimpulan
Apabila t hitung < t table, maka Ho diterima yang berarti
tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan
antara masing masing independent variable
(pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi
kerja) terhadap dependen variable (produktivitas
kerja). Apabila t hitung > t table, maka Ha diterima
yang berarti ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara masing masing independent
variable pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan
motivasi kerja) terhadap dependen variable
(produktivitas kerja).
Seβi t = b – β
Sb
88
b. Uji “F” adalah pengujian signifikan simultan.
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,
dan X4) yaitu pendidikan, pelatihan, disiplin Kerja dan
motivasi kerja secara bersama sama terhadap
variabel tidak bebas (Y) yaitu produktivitas kerja.
Langkah langkah pengujian:
Menentukan formulasi Ho dan Ha
Ho = secara simultan tidak ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara variable
independent terhadap variable dependen.
Ha = secara simultan tidak ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara variable
independent terhadap variable dependen.
Untuk menghitung f tabel digunakan rumus sebagai
berikut : df =k dan n - k
Dimana :
df = degree of freedom
k = jumlah variable bebas
n = jumlah sampel
Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima apabila f hitung < f table
Ha diterima apabila f hitung > f tabel
89
Menghitung nilai f dengan rumus (Sudjana, 2001)
R²/K
(1-r²) / (n-k-1)
Kesimpulan
Bila f hitung < f table, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
berarti secara simultan tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara independen
variable terhadap dependen variable. Bila f hitung > f
table, maka Ha diterima berarti secara simultan
terdapat pengaruh antara independent variable
terhadap dependen variable.
c. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk
mengetahui prosentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X).
Jika R² semakin besar, maka prosentase perubahan
variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh
variable bebas (X) semakin tinggi. Jika R² semakin
kecil, maka prosentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan variabel bebas (X)
semakin rendah. Adapun rumus sebagai berikut:
R² = r² x 100%.
F=
90
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna
Cabang Surabaya
PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya sangat strategis karena berdekatan dengan jalan
menuju Pelabuhan dan dermaga. Lokasi kantor PT. (Persero)
Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya terletak di jalan
Perak Timur No. 398-400 Surabaya dan memiliki luas daerah ± 10
: 15 m3 yang meliputi :
- Sebelah Utara : Kantor Karisma (Tempat Persewaan Alat
Berat)
- Sebelah Timur : Kantor EMKL/BKI
- Sebelah Selatan : Kantor Pelayaran Samudra Indonesia
- Sebelah Barat : Jalan Raya menuju Pelabuhan JU/JS dan
Pelabuhan Penumpang
Pada tahun 1961 dengan Peraturan Pemerintah Nomor
110/1961, pemerintah mengambil alih (nasionalisasi) NV : NISHM
(Nederlandsch Indische - Steenkolen Handel Maatschappij).
Sebuah perusahaan Belanda yang bergerak dalam pengiriman
Batubara dan penundaan kapal keluar masuk pelabuhan yang
91
didirikan tahun 1914 dan dengan nasionalisasi tersebut, namanya
berubah menjadi PN. Menunda Kapal Tundabara. Pada Tahun
1966, dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Laut Nomor
PC. 8/3/1 Tanggal 8 Januari 1966, PN. Menunda Kapal
Tundabara diubah namanya menjadi PN. Bahtera Adhiguna.
Pada tahun 1971 , berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 35/1971, PN. Bahtera Adhiguna direorganisasi menjadi PT.
Persero Bahtera Adhiguna (Akte Notaris Soeleman Andjasmita,
SH. Nomor 34/1971 dan Akte Perubahan No. 20 Tahun 1985 dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI Nomor 8 Tanggal
26 Januari 1973), tercatat bahwa PT. Pelayaran Bahtera Adhiguna
adalah PN pertama di lingkungan Departemen Perhubungan yang
diubah statusnya menjadi Persero sesuai dengan Undang-Undang
No. 9 Tahun 1969. Pada Tahun 1986 dengan Akte Notaris
Soeleman Andjasmita, SH Nomor 61 Tahun 1986 (Tambahan
Berita Negara RI tanggal 28 Juli 1987 Nomor 60) didirikan anak
perusahaan PT. Pelayaran Bahtera Adhiguna Putera, yang
bergerak dalam kegiatan bongkar muat barang dari/ke kapal.
Sejak dialihkannya usaha penundaan kapal keluar masuk
pelabuhan kepada PT. Pelindo, maka PT. Pelayaran Bahtera
Adhiguna berkosentrasi di bidang jasa angkutan laut beserta
usaha penunjangnya : kegiatan bisnis Bulk dan General Cargo
Carrier, Log Carrier, Agen Perkapalan (Shipping Agency) , Sea
92
Forwarding (EMKL), memuat dan membongkar barang (Loading
and Unloading), Perbaikan Kapal dan Docking (Ship
Maintenance), dan jasa lainnya yang berhubungan
dengantransportasi laut dan instansi.
Kemudian pada bulan Maret 2011, Pemerintah Indonesia
menetapkan penambahan modal Negara ke dalam modal saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara
berasal dari pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Pelayaran Bahtera Adhiguna. Maka pada bulan Mei 2011, Menteri
Badan Usaha Milik Negara mengeluarkan keputusan tentang
pengalihan saham Negara Republik Indonesia pada Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pelayaran Bahtera Adhiguna menjadi
anak Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik
Negara dan bulan Agustus 2011 penandatanganan akta
pemindahan hak atas saham yang dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelayaran
Bahtera Adhiguna ke Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Perusahaan Listrik Negara.Dengan sebagai anak perusahaan dari
PT. Perusahaan Listrik Negara, maka bisnis perusahaan bergerak
dalam kegiatanpelayanan bongkar muat barang dari atau ke
kapal, freight forwarding, keagenan kapal, tunda kapal dan
Manajemen Jetty.
93
4.1.2. Visi dan Misi PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna
Cabang Surabaya
1. Visi PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya adalah Perusahaan angkutan batubara (dan gas) dan
pendukung yang menyediakan layanan yang berkualitas
dengan standar internasional yang dapat memberikan
kontribusi nilai tambah bagi pemegang saham.
2. Misi dari PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya adalah pengorganisasian dan mendukung bisnis
transportasi laut untuk keamanan pasokan batubara (dan gas)
ke pembangkit listrik milik PLN, anak perusahaan PLN dan
Independent Power Producer (IPP) yang dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan.
4.1.3. Landasan Hukum
Dalam penyelenggaraan kegiatan Pelayanan terhadap
kapal-kapal keagenan, maka PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya berpedoman pada landasan hukum
sebagai berikut :
1. Undang -undang Nomor 17 Tahun 2008, Tentang : Pelayaran
Pasal 31, 32, dan 32.
2. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009, tentang :
Kepelabuhanan.
94
3. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010, Tentang : Angkutan
di Perairan Pasal 1 butir 14, Pasal 79 ayat 2, Pasal 80 dan
pasal 207.
4. Keputusan Menteri Perhubungan Laut No. KM 33, Tentang :
Penyelenggaraan Keagenan Angkutan Laut dan Perwakilan
Perusahaan Angkutan Laut Asing Pasal 45 dan Pasal 50.
5. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2002,
Tentang : Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat
barang dari dan ke kapal pada Pasal 1 butir 1 dan 14, Pasal 3
ayat (1), Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 21.
4.1.4. Struktur Organisasi PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya
Struktur organisasi sangat penting bagi perusahaan, karena
struktur organisasi dapat digunakan sebagai dasar dalam
pembagian kerja serta peningkatan efisiensi dan produktivitas
kerja. Dengan organisasi pula adanya penentuan,
pengelompokkan serta pengaturan dari berbagai macam aktivitas
sehingga dapat merupakn satu kesatuan yang baik dalam kerja
sama agar apa yang telah direncanakan oleh pimpinan dapat
dipertanggungjawabkan oleh bawahan.
Adapun struktur organisasi PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya adalah lini staff yang berarti garis
95
bersama kekuasaan dan tanggung jawab bercabang dari setiap
tingkat pimpinan dari atas sampai ke bawah.
Setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan masing-
masing memberi pertanggungjawaban tugasnya kepada satu
orang saja, oleh karena itu atasan dituntut berpengetahuan
serbaguna sebab dia tidak mempunyai pembantu ahli. Tugas dan
tanggung jawab setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi
PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya
adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi
PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya
Sumber : PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya
Gambar 4.1
KEPALA CABANG
BAGIAN USAHA BAGIAN KEUANGAN & ADM
Seksi Pemasaran &
Pengembangan Usaha
Seksi Operasi Pelayanan Jasa
Seksi Perbendaharaan
Seksi Akuntansi
PERWAKILAN CAB. GRATI
PERWAKILAN CAB. SEMARANG
96
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab :
Kepala Cabang
1. Pimpinan Cabang merupakan satu kesatuan dalam tindakan
ke dalam maupun ke luar.
2. Kepala Cabang mewakili perusahaan (Kantor Cabang yang
bersangkutan) di dalam maupun di luar pengadilan.
3. Kepala Cabang bertanggung jawab memimpin/menjalankan
garis pengendalian, mengkoordinir dan mengawasi satuan-
satuan kantor Cabang/Sub Cabang dan menetapkan
kebijaksanaan dengan mengindahkan dan berdasarkan
ketentuan-ketentuan Direksi serta bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
4. Para Kepala Bagian masing-masing menjalankan garis
pengendalian, pengawasan serta koordinasi pelaksanaan atas
kesatuan bagiannya masing-masing dan bertanggung jawab
kepada Kepala Cabang.
5. Dalam hal Cabang berhalangan, tugas-tugas Kepala Cabang
dilaksanakan oleh seorang pejabat yang ditetapkan oleh
Direksi atau dilaksanakan oleh Kepala Bagiannya yang
diusulkan oleh Kepala Cabang dan disetujui oleh Direksi.
Bagian Usaha
a. Bertanggung jawab kepada : Kepala Cabang
b. Jabatan : Kepala Bagian Usaha
97
c. Memimpin : 1) Seksi Pemasaran dan Pengembangan Usaha
2) Seksi Operasi Pelayanan Jasa
d. Tugas Pokok :
1. Mengatur, menyelenggarakan dan meningkatkan usaha
penjualan jasa serta pelayanan baik kapal milik, charter,
dioperasikan, kapal keagenan maupun prinsipal dalam dan
luar negeri serta jasa .
2. Membina dan meningkatkan hubungan baik dengan para
relasi, shippers, consignees, principal, dan asosiasi yang
ada.
3. Menyelenggarakan dan meningkatkan kegiatan canvassing,
cargo booking untuk kapal milik/charter, dioperasikan/
keagenan serta penjualan jasa alat apung lain.
4. Menyelenggarankan dan meningkatkan pelayanan dan
kegiatan usaha guna menambah kapal keagenan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.
1) Seksi Pemasaran dan Pengembangan Usaha :
a. Bertanggung jawab kepada : Kepala Bagian Usaha
b. Jabatan : Kepala Pemasaran dan Pengembangan
Usaha
98
c. Tugas Pokok :
1. Mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan pembuatan tata perhitungan/kalkulasi
penjualan jasa Pemasaran dan Pengembangan
Usaha
2. Mencari order kerja dan mengatur pengawasan
jasa Pemasaran dan Pengembangan Usaha.
3. Menyelenggarakan administrasi dokumen-
dokumen yang menyangkut kegiatan pemasaran
dan pengembangan usaha pelayaran, termasuk
penyediaan fasilitas dan sarana angkutannya.
2) Seksi Operasi dan Pelayanan Jasa :
a. Bertanggung jawab kepada : Kepada Bagian Usaha
b. Jabatan : Kepala Seksi Keagenan
c. Tugas Pokok :
1) Mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan pembuatan tata perhitungan/kalkulasi
penjualan jasa :
- Ruang kapal milik/charter
- Keagenan (Port Agency)
Dan menyusun tata perhitungan/kalkulasinya
untuk selanjutnya menyampaikan kepada Kepala
Bagian Usaha.
99
2) Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan /
pergerakan kapal-kapal yang masuk maupun
yang keluar (clearance in/out, shifting, dan lain
sebagainya sesuai peraturan).
3) Mengumpulkan dan mencatat data pergerakan
kapal dan menyusun laporan pergerakan kapal
tersebut untuk disampaikan ke Kantor Pusat atau
instansi lain yang memerlukannya dengan
melalui Kepala Bagian Usaha, termasuk
pertanggungjawaban biaya yang bersangkutan.
Bagian Keuangan
a. Bertanggung jawab kepada : Kepala Cabang
b. Jabatan : Kepala Bagian Keuangan
c. Memimpin : 1) Seksi Akuntansi
2) Seksi Perbendaharaan
d. Tugas Pokok :
1. Menyelenggarakan tata administrasi keuangan Kantor
Cabang keseluruhannya dan melakukan pengawasan
sesuai sistem/prosedur administrasi yang telah
ditetapkan/berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan
ditinjau dari segi internal maupun eksternal audit.
2. Melakukan dan mengawasi segala aktivitas Kantor Cabang
yang mempunyai akibat keuangan, melaksanakan
100
kebijaksanaan penggunaannya secara ekonomis dan
efisien sehingga terpelihara likuiditas keuangan perusahaan
yang mantap demi tercapainya kelancaran dan
kelangsungan usaha Kantor Cabang.
3. Menyusun anggaran pendapatan dan pembiayaan Kantor
Cabang serta perhitungan hasil usaha secara berkala
(bukan bulanan, triwulan dan tahunan) termasuk
pembuatan/penyusunan laporan keuangan lainnya dan
penyampaian semua laporan-laporan tersebut kepada
Direksi melalui Kepala Cabang.
4. Menyimpan semua surat/kertas berharga milik perusahaan
termasuk pemeliharaan dan pengamanannya.
1) Seksi Akuntansi
a. Bertanggung jawab kepada : Kepala Bagian
Keuangan
b. Jabatan : Kepala Seksi Akuntansi
c. Tugas Pokok :
1. Menyelenggarakan administrasi keuangan
Cabang keseluruhannya dan melakukan
pengawasan sesuai sistem/prosedur administrasi
yang telah ditetapkan.
101
2. Menyusun rencana anggaran/realisasi
perhitungan dan neraca rugi/laba dan laporan-
laporan keuangan lainnya.
3. Membuat kwitansi-kwitansi penagihan dan
melakukan pencatatannya.
2) Seksi Perbendaharaan
a. Bertanggung jawab kepada : Kepala Bagian
Keuangan.
b. Bagian : Kepala Seksi Perbendaharaan.
c. Tugas Pokok :
1. Melaksanakan penerimaan uang dan melakukan
pembayaran-pembayaran sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Menyimpan dan mengawasi keuangan Cabang
yang berupa uang ataupun surat-surat berharga
baik dalam kas Cabang maupun di bank-bank.
3. Merencanakan dan melakukan penagihan
berdasarkan kwitansi-kwitansi yang telah diterima
dari Seksi Administrasi Keuangan.
102
4.2. Gambaran Umum Responden
Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu disajikan deskriptif
tentang karakteristik/identitas responden yang dijadikan sampel
penelitian sebanyak 47 responden yang merupakan pegawai PT.
(Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya, dimana
data diperoleh gambaran responden berdasarkan umur sebagai
berikut :
4.2.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 47 responden
yang merupakan pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Identitas responden menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
Laki-laki 43 91,5%
Perempuan 4 8,5%
Jumlah 47 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.1 diatas, diperoleh gambaran bahwa seluruh
responden yang merupakan pegawai PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya adalah berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 43 orang (91,5%), sedangkan responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang (8,5%).
103
4.2.2. Indentitas Responden Menurut Umur
Dari 47 pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya yang dijadikan sampel penelitian ini,
maka diperoleh gambaran responden berdasarkan umur sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Identitas responden berdasarkan umur
Umur Jumlah Prosentase
< 25 tahun 1 2,1%
26 – 35 tahun 11 23,4%
36 – 45 tahun 12 25,5%
46 – 50 tahun 14 29,8%
> 51 tahun 9 19,1%
Jumlah 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Melihat tabel identitas responden diatas, dapat diketahui
bahwa responden dengan umur < 25 tahun sebanyak 1 orang
(2,1%), umur 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 11 orang (23,4%),
umur 36 – 45 tahun yaitu sebanyak 12 orang (25,5%), umur 46 –
50 tahun yaitu sebanyak 14 orang (29,8%), dan umur > 51 tahun
yaitu sebanyak 9 orang (19,1%).
4.2.3. Identitas Responden Menurut Status
Pembagian responden/pegawai PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya, berdasarkan status
pegawai dapat dilihat pada tabel berikut :
104
Tabel 4.3
Identitas responden berdasarkan status
Status Jumlah Prosentase
Menikah 44 93,6%
Belum menikah 2 4,3%
Janda/duda 1 2,1%
Jumlah 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, terlihat bahwa responden
yang menikah yaitu 44 orang (93,6%), responden yang belum
menikah yaitu 2 orang (4,3%), dan responden yang berstatus
Janda/duda yaitu 1 orang (2,1%).
4.2.4. Identitas Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pembagian responden/pegawai PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya, berdasarkan pendidikan
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan akhir Jumlah Prosentase
< SLTA 34 72,3%
Diploma III (D3) 1 2,1%
Sarjana (S1) 12 25,5%
Pasca Sarjana (S2) 0 0%
Jumlah 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, terlihat bahwa sebagian
besar responden yang tingkat pendidikan terakhir yaitu
responden yang tingkat pendidikan terakhirnya yang tamat
SLTA yaitu sebanyak 34 orang (72.3%), responden yang tingkat
105
pendidikan terakhirnya Diploma III (D3) sebanyak 1 orang
(2,1%), responden yang tingkat pendidikan terakhirnya Sarjana
(S1) sebanyak 12 orang (25,5%), dan responden yang
pendidikan terakhirnya Pasca Sarjana (S2) tidak ada (0%).
4.3. Analisis Kualitatif
4.3.1. Tanggapan Responden Terhadap Pendidikan (X1)
Berdasarkan penyebaran angket penelitian terhadap
indikator-indikator, maka tanggapan responden terhadap variabel
pendidikan (X1), antara lain :
1. Tanggapan responden tentang usia seseorang (Indikator
X1.1)
Tanggapan responden bahwa umur mempengaruhi
seseorang dalam menyelesaikan pendidikan yang
diinginkanya, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Tanggapan responden bahwa :
Umur mempengaruhi seseorang dalam
menyelesaikan pendidikan yang diinginkannya
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 2 4,3%
4 Setuju 7 14,9%
3 Cukup Setuju 33 70,2%
2 Tidak Setuju 2 4,3%
1 Sangat Tidak Setuju 3 6,4%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
106
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa umur
mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan pendidikan
yang diinginkannya, responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 2 orang (4,3%), responden yang menjawab
setuju sebanyak 7 orang (14,9%), responden yang
menjawab cukup setuju sebanyak 33 orang (70,2%),
responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 orang
(4,3%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 3 (6,4%).
2. Tanggapan responden tentang status ekonomi (Indikator
X1.2)
Tanggapan responden bahwa orang yang memiliki
tingkat ekonomi menengah dan tinggi dimungkinkan lebih
memiliki pendidikan yang tinggi pula, dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut ini :
Tabel 4.6
Tanggapan responden bahwa :
Orang yang memiliki tingkat ekonomi menengah dan tinggi
dimungkinkan lebih memiliki pendidikan yang tinggi pula
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat setuju 2 4,3%
4 Setuju 10 21,3%
3 Cukup Setuju 14 29,8%
2 Tidak Setuju 21 44,7%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
107
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa orang yang
memiliki tingkat ekonomi menengah dan tinggi dimungkinkan
lebih memiliki pendidikan yang tinggi pula, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang (4,3%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 10 orang
(21,3%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
14 orang (29,8%), responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 21 orang (44,7%) dan responden yang menjawab
sangat tidak setuju tidak ada (0%).
3. Tanggapan responden tentang status pekerjaan (Indikator
X1.3)
Tanggapan responden bahwa tingkat pendidikan
sangat mempengaruhi status pekerjaan seseorang, dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7
Tanggapan responden bahwa :
Tingkat pendidikan mempengaruhi status pekerjaan seseorang
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 2 4,3%
4 Setuju 9 19,1%
3 Cukup Setuju 29 61,7%
2 Tidak Setuju 5 10,6%
1 Sangat Tidak Setuju 2 4,3%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi status pekerjaan seseorang, responden yang
108
menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang (4,3%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 9 orang
(19,1%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
29 orang (61,7%), responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 5 orang (10,6%) dan responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (4,3%).
4. Tanggapan responden tentang Lingkungan (Indikator X1.4)
Tanggapan responden bahwa seseorang yang tinggal
dalam lingkungan yang berpendidikan tinggi akan cenderung
mengikuti lingkungannya, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
in :
Tabel 4.8
Tanggapan responden bahwa :
Seseorang yang tinggal dalam lingkungan yang
berpendidikan tinggi akan cenderung mengikuti lingkungannya
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 2 4,3%
4 Setuju 9 19,1%
3 Cukup Setuju 21 44,7%
2 Tidak Setuju 14 29,8%
1 Sangat Tidak Setuju 1 2,1%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi status pekerjaan seseorang, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang (4,3%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 9 orang
(19,1%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
109
21 orang (44,7%), responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 14 orang (29,8%) dan responden 2,1%).
5. Tanggapan responden tentang lingkungan sosial budaya
(Indikator X1.5)
Tanggapan responden bahwa pendidikan seseorang
sangat dipengaruhi pada lingkungan sosial dimana orang
tersebut berada, dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Tanggapan responden bahwa :
Pendidikan seseorang sangat dipengaruhi
pada lingkungan sosial dimana orang tersebut berada
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 4 8,5%
4 Setuju 18 38,3%
3 Cukup Setuju 14 29,8%
2 Tidak Setuju 11 23,4%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pendidikan
seseorang sangat dipengaruhi pada lingkungan sosial
dimana orang tersebut berada, responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 4 orang (8,5%), responden yang
menjawab setuju sebanyak 18 orang (38,3%), responden
yang menjawab cukup setuju sebanyak 14 orang (29,8%),
responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 orang
(23,4%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju
tidak ada (0%).
110
4.3.2. Tanggapan Responden Terhadap Pelatihan (X2)
Berdasarkan penyebaran angket penelitian terhadap
indikator-indikator, maka tanggapan responden terhadap variabel
pelatihan (X2), antara lain :
1. Tanggapan responden tentang motivasi dalam pelatihan
(Indikator X2.1)
Tanggapan responden bahwa motivasi pegawai untuk
mempelajari isi pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan pegawai dalam bekerja, dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10
Tanggapan responden bahwa :
Motivasi pegawai untuk mempelajari isi pelatihan
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 15 31,9%
4 Setuju 29 61,7%
3 Cukup Setuju 3 6,4%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa motivasi
pegawai untuk mempelajari isi pelatihan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam bekerja,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang
(31,9%), responden yang menjawab setuju sebanyak 29
orang (61,7%), responden yang menjawab cukup setuju
111
sebanyak 3 orang (6,4%)dan responden yang menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
2. Tanggapan responden tentang lingkungan pelatihan
(Indikator X2.2)
Tanggapan responden bahwa lingkungan pelatihan
yang dalam proses pembelajaran menggunakan media,
dapat meningkatkan keterampilan pegawai, dapat dilihat
pada tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11
Tanggapan responden bahwa :
Lingkungan pelatihan yang dalam proses pembelajaran
menggunakan media dapat meningkatkan keterampilan pegawai
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 7 14,9%
4 Setuju 34 72,3%
3 Cukup Setuju 6 12,8%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa lingkungan
pelatihan yang dalam proses pembelajarannya
menggunakan media, dapat meningkatkan keterampilan
pegawai, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak
7 orang (14,9%), responden yang menjawab setuju
sebanyak 34 orang (72,3%), responden yang menjawab
cukup setuju sebanyak 6 orang (12,8%) dan responden yang
112
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada
(0%).
3. Tanggapan responden tentang penerapan materi (Indikator
X2.3)
Tanggapan responden bahwa penerapan materi yang
didapat pada pelatihan akan menambah pengetahuan
pegawai, dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12
Tanggapan responden bahwa :
Penerapan materi yang didapat pada
pelatihan akan menambah pengetahuan pegawai
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 3 6,4%
4 Setuju 36 76.6%
3 Cukup Setuju 8 17,0%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa penerapan
materi yang didapat pada pelatihan akan menambah
pengetahuan pegawai, responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 3 orang (6,4%), responden yang menjawab
setuju sebanyak 36 orang (76,6%), responden yang
menjawab cukup setuju sebanyak 8 orang (17,0%) dan
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada (0%).
113
4. Tanggapan responden tentang metode pelatihan (Indikator
X2.4)
Tanggapan responden bahwa metode yang dipakai
pada pelatihan dapat membantu pegawai untuk bekerja
secara efektif dan seefisien mungkin, dapat dilihat pada tabel
4.13 berikut ini :
Tabel 4.13
Tanggapan responden bahwa :
Penerapan materi yang didapat pada
pelatihan akan menambah pengetahuan pegawai
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 10 21,3%
4 Setuju 31 66,0%
3 Cukup Setuju 6 12,8%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa penerapan
materi yang didapat pada pelatihan akan menambah
pengetahuan pegawai, responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 10 orang (21,3%), responden yang
menjawab setuju sebanyak 31 orang (66,0%), responden
yang menjawab cukup setuju sebanyak 6 orang (12,8%) dan
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada (0%).
114
5. Tanggapan responden tentang Identifikasi (Indikator X2.5)
Tanggapan responden bahwa seorang instruktur yang
terampil dan ahli dalam kegiatan pelatihan, dapat menjadi
pendorong bagi pegawai untuk lebih meningkatkan
keterampilan dan keahlian pegawai dalam bekerja, dapat
dilihat pada tabel 4.14 berikut ini :
Tabel 4.14
Tanggapan responden bahwa :
Seorang instruktur yang terampil dan ahli
dalam kegiatan pelatihan, dapat menjadi pendorong
bagi pegawai untuk lebih meningkatkan keterampilan dan
keahlian pegawai dalam bekerja
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 10 21,3%
4 Setuju 33 70,2%
3 Cukup Setuju 4 8,5%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa penerapan
materi yang didapat pada pelatihan akan menambah
pengetahuan pegawai, responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 10 orang (21,3%), responden yang
menjawab setuju sebanyak 33 orang (70,2%), responden
yang menjawab cukup setuju sebanyak 4 orang (8,5%) dan
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada (0%).
115
4.3.3. Tanggapan Responden Terhadap Disiplin Kerja (X3)
Berdasarkan penyebaran angket penelitian terhadap
indikator-indikator, maka tanggapan responden terhadap variabel
disiplin kerja (X3), antara lain :
1. Tanggapan responden tentang keteladanan seorang
pimpinan (Indikator X3.1)
Tanggapan responden bahwa keteladanan seorang
pimpinan sangat berperan dalam menentukkan tingkat
kedisiplinan pegawai, dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut
ini:
Tabel 4.15
Tanggapan responden bahwa :
Keteladanan seorang pimpinan sangat
berperan dalam menentukkan tingkat kedisiplinan pegawai
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 2 4,3%
4 Setuju 26 55,3%
3 Cukup Setuju 15 31,9%
2 Tidak Setuju 3 6,4%
1 Sangat Tidak Setuju 1 2,1%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa keteladanan
seorang pimpinan sangat berperan dalam menentukkan
tingkat kedisiplinan pegawai, responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 2 orang (4,3%), responden yang
menjawab setuju sebanyak 26 orang (55,3%), responden
yang menjawab cukup setuju sebanyak 15 orang (31,9%),
116
responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang
(6,4%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 1 (2,1%).
2. Tanggapan responden tentang pengawasan melekat
(Indikator X3.2)
Tanggapan responden bahwa pengawasan melekat
antara atasan terhadap bawahan sangat mempengaruhi
kedisiplinan pegawai dalam bekerja, dapat dilihat pada tabel
4.16 berikut ini :
Tabel 4.16
Tanggapan responden bahwa :
Pengawasan melekat antara atasan terhadap bawahan
sangat mempengaruhi kedisiplinan pegawai dalam bekerja
Skor Tanggapan Frekuensi Prosentase
5 Sangat setuju 1 2,1%
4 Setuju 20 42,6%
3 Cukup Setuju 24 51,1%
2 Tidak Setuju 1 2,1%
1 Sangat Tidak Setuju 1 2,1%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa pengawasan
melekat antara atasan terhadap bawahan sangat
mempengaruhi kedisiplinan pegawai dalam bekerja,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang
(2,1%), responden yang menjawab setuju sebanyak 20
orang (42,6%), responden yang menjawab cukup setuju
sebanyak 24 orang (51,1%), responden yang menjawab
117
tidak setuju sebanyak 1 orang (2,1%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (2,1%).
3. Tanggapan responden tentang selalu datang tepat pada
waktunya (Indikator X3.3)
Tanggapan responden bahwa pegawai selalu datang
tepat pada waktunya, dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut
ini:
Tabel 4.17
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai selalu datang tepat pada waktunya
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 3 6,4%
4 Setuju 23 48,9%
3 Cukup Setuju 18 38,3%
2 Tidak Setuju 3 6,4%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa pegawai selalu
datang tepat pada waktunya, responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 3 orang (6,4%), responden yang
menjawab setuju sebanyak 23 orang (48,8%), responden
yang menjawab cukup setuju sebanyak 18 orang (38,3%),
responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang
(6,4%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju
tidak ada (0%).
118
4. Tanggapan responden tentang mengerjakan semua
pekerjaan dengan baik (Indikator X3.4)
Tanggapan responden bahwa pegawai selalu
melakukan pekerjaan dengan baik, dapat dilihat pada tabel
4.18 berikut ini :
Tabel 4.18
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai selalu melakukan pekerjaan dengan baik
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 1 2,1%
4 Setuju 21 44,7%
3 Cukup Setuju 21 44,7%
2 Tidak Setuju 3 6,4%
1 Sangat Tidak Setuju 1 2,1%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa pegawai selalu
melakukan pekerjaan dengan baik, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang (2,1%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 21 orang
(44,7%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
21 orang (44,7%), responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 3 orang (6,4%) dan responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (2,1%).
119
5. Tanggapan responden tentang mematuhi peraturan
organisasi dan norma yang berlaku (Indikator X3.5)
Tanggapan responden bahwa pegawai selalu
mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan, dapat
dilihat pada tabel 4.19 berikut ini :
Tabel 4.19
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai selalu mematuhi peraturan yang berlaku
di perusahaan
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 2 4,3%
4 Setuju 24 51,1%
3 Cukup Setuju 19 40,4%
2 Tidak Setuju 1 2,1%
1 Sangat Tidak Setuju 1 2,1%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa pegawai selalu
mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan, responden
yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang (4,3%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 24 orang
(51,1%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
19 orang (40,4%), responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 1 orang (2,1%) dan responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (2,1%).
120
4.3.4. Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja (X4)
Berdasarkan penyebaran angket penelitian terhadap
indikator-indikator, maka tanggapan responden terhadap variabel
motivasi kerja (X4), antara lain:
1. Tanggapan responden tentang pemenuhan kebutuhan
(Indikator X4.1)
Tanggapan responden bahwa pegawai bekerja pada
PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya, karena hasil dari perusahaan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari, dapat dilihat pada tabel
4.20 berikut ini :
Tabel 4.20
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai bekerja pada PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya, karena hasil dari
perusahaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 12 25,5%
4 Setuju 33 70,2%
3 Cukup Setuju 2 4,3%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa pegawai
bekerja pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna
Cabang Surabaya, karena hasil dari perusahaan tersebut
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, responden yang
121
menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang (25,5%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 33 orang
(70,2%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
2 orang (4,3%) dan responden yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
2. Tanggapan responden tentang kepuasan terhadap
pekerjaan (Indikator X4.2)
Tanggapan responden bahwa pegawai puas dengan
pekerjaan yang dilakukan, dapat dilihat pada tabel 4.21
berikut ini :
Tabel 4.21
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai puas dengan pekerjaan yang kerjakan
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat setuju 9 19,1%
4 Setuju 23 48,9%
3 Cukup Setuju 15 31,9%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa pegawai puas
dengan pekerjaan yang dikerjakan, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (19,1%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 23 orang
(48,9%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
122
15 orang (31,9%) dan responden yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
3. Tanggapan responden tentang gaji yang sepadan (Indikator
X4.3)
Tanggapan responden bahwa gaji yang sesuai dapat
menjadi motivasi bagi pegawai dalam bekerja, dapat dilihat
pada tabel 4.22 berikut ini :
Tabel 4.22
Tanggapan responden bahwa :
Gaji yang sesuai dapat menjadi motivasi bagi pegawai
dalam bekerja
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 13 27,7%
4 Setuju 19 40,4%
3 Cukup Setuju 15 31,9%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.22 dapat diketahui bahwa gaji yang sesuai
dapat menjadi motivasi bagi pegawai dalam bekerja,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang
(27,7%), responden yang menjawab setuju sebanyak 19
orang (40,4%), responden yang menjawab cukup setuju
sebanyak 15 orang (31,9%) dan responden yang menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
123
4. Tanggapan responden tentang adanya penghargaan
prestasi kerja (Indikator X4.4)
Tanggapan responden bahwa selalu melakukan
pekerjaan dengan baik, dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut
ini :
Tabel 4.23
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai akan diberi penghargaan
sesuai dengan prestasi kerja yang dicapainya
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 10 21,3%
4 Setuju 25 53,2%
3 Cukup Setuju 12 25,5%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa pegawai akan
diberi penghargaan sesuai dengan prestasi kerja yang
dicapainya, responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 10 orang (21,3%), responden yang menjawab
setuju sebanyak 25 orang (53,2%), responden yang
menjawab cukup setuju sebanyak 12 orang (25,5%) dan
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada (0%).
124
5. Tanggapan responden tentang pengembangan dan
peningkatan karier (Indikator X4.5)
Tanggapan responden bahwa pegawai diberikan
kesempatan untuk berkarier, sesuai dengan bakat dan
potensi yang dimiliki, dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut ini:
Tabel 4.24
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai diberikan kesempatan untuk
berkarier, sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 8 17,0%
4 Setuju 35 74,5%
3 Cukup Setuju 4 8,5%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwapegawai
diberikan kesempatan untuk berkarier, sesuai dengan bakat
dan potensi yang dimiliki, responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 8 orang (17,0%), responden yang
menjawab setuju sebanyak 35 orang (74,5%), responden
yang menjawab cukup setuju sebanyak 4 orang (8,5%) dan
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada (0%).
125
4.3.5. Tanggapan Responden Terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai (Y)
Berdasarkan penyebaran angket penelitian terhadap
indikator-indikator, maka tanggapan responden terhadap variabel
produktivitas kerja pegawai (Y), antara lain:
1. Tanggapan responden tentang kualitas kerja (Indikator Y1)
Tanggapan responden bahwa kemampuan yang dimiliki
pegawai sudah sesuai dengan standar kualitas yang
diterapkan di perusahaan, dapat dilihat pada tabel 4.25
berikut ini :
Tabel 4.25
Tanggapan responden bahwa :
Kemampuan yang dimiliki pegawai sudah sesuai
dengan standar kualitas yang diterapkan di perusahaan
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 11 23,4%
4 Setuju 28 59,6%
3 Cukup Setuju 8 17,0%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa kemampuan
yang dimiliki pegawai sudah sesuai dengan standar kualitas
yang diterapakan di perusahaan, responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 11 orang (23,4%), responden yang
menjawab setuju sebanyak 28 orang (59,6%), responden
126
yang menjawab cukup setuju sebanyak 8 orang (17,0%) dan
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada (0%).
2. Tanggapan responden tentang kuantitas kerja (Indikator Y2)
Tanggapan responden bahwa hasil kerja pegawai
sudah tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan
perusahaan , dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut ini :
Tabel 4.26
Tanggapan responden bahwa :
Hasil kerja pegawai sudah tercapai
sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat setuju 9 19,1%
4 Setuju 26 55,3%
3 Cukup Setuju 12 25,5%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa pegawai puas
dengan pekerjaan yang dikerjakan, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (19,1%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 26 orang
(55,3%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
12 orang (25,5%) dan responden yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
127
3. Tanggapan responden tentang kemampuan pegawai
(Indikator Y3)
Tanggapan responden bahwa kecakapan yang dimiliki
berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang
menyenangkan akan menambah kemampuan pegawai
dalam bekerja, dapat dilihat pada tabel 4.27 berikut ini :
Tabel 4.27
Tanggapan responden bahwa :
Kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan,
lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah
kemampuan pegawai dalam bekerja
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 24 51,1%
4 Setuju 22 46,8%
3 Cukup Setuju 1 2,1%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.27 dapat diketahui bahwa kecakapan yang
dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang
menyenangkan akan menambah kemampuan pegawai
dalam bekerja, responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 24 orang (51,1%), responden yang menjawab
setuju sebanyak 22 orang (46,8%), responden yang
menjawab cukup setuju sebanyak 1 orang (2,1%) dan
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada (0%).
128
4. Tanggapan responden tentang motivasi kerja kerja (Indikator
Y4)
Tanggapan responden bahwa dengan adanya motivasi
dalam diri pegawai untuk bekerja maka produktivitas kerja
pegawai akan meningkat, dapat dilihat pada tabel 4.28
berikut ini :
Tabel 4.28
Tanggapan responden bahwa :
Dengan adanya motivasi dalam diri pegawai
untuk bekerja maka produktivitas pegawai akan meningkat
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 13 27,7%
4 Setuju 25 53,2%
3 Cukup Setuju 9 19,1%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.28 dapat diketahui bahwa dengan adanya
motivasi dalam diri pegawai untuk bekerja maka
produktivitas pegawai akan meningkat, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang (27,7%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 25 orang
(53,2%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
9 orang (19,1%) dan responden yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
129
5. Tanggapan responden tentang ketepatan waktu (Indikator
Y5)
Tanggapan responden bahwa pegawai mampu
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, dapat dilihat
pada tabel 4.29 berikut ini :
Tabel 4.29
Tanggapan responden bahwa :
Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya
Skor Tanggapan responden Frekuensi Prosentase
5 Sangat Setuju 20 42,6%
4 Setuju 23 48,9%
3 Cukup Setuju 4 8,5%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 47 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014.
Dari tabel 4.29 dapat diketahui bahwa pegawai mampu
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, responden
yang menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang (42,6%),
responden yang menjawab setuju sebanyak 23 orang
(48,9%), responden yang menjawab cukup setuju sebanyak
4 orang (8,5%) dan responden yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
130
4.4. Analisis Kuantitatif
4.4.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Dalam pengujian
validitas ini ingin diketahui butir-butir pertanyaan mana yang
dapat mencerminkan ukuran dari gejala yang diteliti. Apabila
suatu butir atau item dinyatakan memiliki nilai validitas yang
signifikan, maka dapat dikatakan butir pertanyaan yang
bersangkutan dinyatakan valid untuk menggambarkan gejala
yang hendak diukur. Sedangkan untuk mengetahui apakah
butir valid atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan
nilai r hitung dengan nilai r tabel, dengan alpha 0.05, degree of
fredom (df)= n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k
adalah jumlah variabel (Imam Ghozali, 2001).
Syarat uji validitas:
Jika r hitung > r tabel, maka item pertanyaan itu valid.
Jika r hitung < r tabel, maka item pertanyaan tersebut tidak valid.
Sebagai langkah pertama dalam mengadakan analisis data
adalah data yang benar-benar valid. Untuk itu perlu diketahui
seberapa besar nilai kevalidan data dari jawaban responden.
Dengan mengambil sampel sebanyak (df)=47-4=43 responden,
indikator dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel. Berdasarkan
131
hasil perhitungan dengan alat bantu SPSS Ver 16,0 diperoleh
hasil sebagai berikut :
a) Uji validitas pendidikan (X1)
Berdasarkan hasil pengolahan data primer dengan
bantuan program SPSS Ver 16,0 diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.30 Pengujian validitas variabel pendidikan (X1)
Indikator Penelitian
r hitung r tabel Kriteria
x.1.1 0,341 0,2940 Valid
X1.2 0,837 0,2940 Valid
X1.3 0,750 0,2940 Valid
X1.4 0,807 0,2940 Valid
X1.5 0,708 0,2940 Valid Sumber: output SPSS Ver 16,0, 2014
Berdasarkan tabel 4.30 diatas dapat dijelaskan dari
setiap indikator item jawaban pertanyaan diperoleh nilai r
hitung > r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua skor dari
setiap indikator jawaban pertanyaan untuk variabel
pendidikan (x1) berkorelasi positif, sehingga seluruh jawaban
pertanyaan adalah valid.
b) Uji validitas pelatihan (X2)
Berdasarkan hasil pengolahan data primer dengan
bantuan program statistik SPSS Ver 16,0 diperoleh hasil
sebagai berikut :
132
Tabel 4.31 Pengujian validitas variabel pelatihan (X2)
Indikator Penelitian
r hitung r tabel Kriteria
X2.1 0,715 0,2940 Valid
X2.2 0,851 0,2940 Valid
X2.3 0,665 0,2940 Valid
X2.4 0,772 0,2940 Valid
X2.5 0,785 0,2940 Valid Sumber: Output SPSS ver 16,0, 2014
Berdasarkan tabel 4.31 diatas, dapat dijelaskan dari
setiap indikator item jawaban pertanyaan diperoleh nilai r
hitung > r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua skor dari
setiap indikator jawaban pertanyaan untuk variabel
pelatihan (X2) berkorelasi positif, sehingga seluruh jawaban
pertanyaan adalah valid.
c) Uji validitas variabel disiplin kerja (X3)
Berdasarkan hasil pengolahan data primer dengan
bantuan program statistik SPSS Ver 16,0 diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 4.32 Pengujian validitas variabel disiplin kerja (X3)
Indikator Penelitian
r hitung r tabel Kriteria
X3.1 0,849 0,2940 Valid
X3.2 0,752 0,2940 Valid
X3.3 0,716 0,2940 Valid
X3.4 0,859 0,2940 Valid
X3.5 0,813 0,2940 Valid
Sumber: Output SPSS Ver 16,0, 2014
Berdasarkan tabel 4.32 diatas, dapat dijelaskan dari
setiap indikator item jawaban pertanyaan diperoleh nilai r
133
hitung > r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua skor dari
setiap indikator jawaban pertanyaan untuk variabel disiplin
kerja (X3) berkorelasi positif, sehingga seluruh jawaban
pertanyaan adalah valid.
d) Uji validitas variabel motivasi kerja (X4)
Berdasarkan hasil pengolahan data primer dengan
bantuan program statistik SPSS Ver 16,0 diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.33 Pengujian validitas variabel motivasi kerja (X4)
Indikator Penelitian
r hitung r tabel Kriteria
X4.1 0,408 0,2940 Valid
X4.2 0,877 0,2940 Valid
X4.3 0,820 0,2940 Valid
X4.4 0,803 0,2940 Valid
X4.5 0,589 0,2940 Valid Sumber: Output SPSS Ver 16,0, 2014
Berdasarkan tabel 4.33 diatas, dapat dijelaskan dari
setiap indikator item jawaban pertanyaan diperoleh nilai r
hitung > r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua skor
dari setiap indikator jawaban pertanyaan untuk variabel
motivasi kerja (X4) berkorelasi positif, sehingga seluruh item
jawaban pertanyaan adalah valid.
e) Uji validitas variabel produktivitas kerja (Y)
Berdasarkan hasil pengolahan data primer dengan
bantuan program statistik SPSS Ver 16,0 diperoleh hasil
sebagai berikut :
134
Tabel 4.34 Pengujian validitas variabel produktivitas kerja pegawai(Y)
Indikator Penelitian
r hitung r tabel Kriteria
Y1 0,810 0,2940 Valid
Y2 0,777 0,2940 Valid
Y3 0,480 0,2940 Valid
Y4 0,770 0,2940 Valid
Y5 0,634 0,2940 Valid Sumber: Output SPSS Ver 16,0, 2014
Berdasarkan tabel 4.34 diatas, dapat dijelaskan dari
setiap indikator item jawaban pertanyaan diperoleh nilai r
hitung > r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua skor
dari setiap indikator jawaban pertanyaan untuk variabel
motivasi kerja (X4) berkorelasi positif, sehingga seluruh item
jawaban pertanyaan adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu alat ukur yang mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi, jika alat ukur berkaitan dengan
masalah ketepatan alat ukur. Reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
nilai Alpha (α) ≥ 0,6 (Imam Gozali, 2001). Berdasarkan 47
responden pegawai PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna
Cabang Surabaya, dilakukan pengujian reliabilitas dengan
menggunakan koefisien alpha. Dalam melakukan uji reliabilitas
ini digunakan alat bantu program statistik SPSS (Statistic
135
Package for Social Science) versi 16,0. Berdasarkan pengujian
reliabilitas akan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
tingkat besaran alpha dari masing-masing variabel lebih besar
dari 0,6, maka semua variabel pertanyaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reliabel. Hasil perhitungan masing-
masing variabel dapat dilihat dalam tabel 4.35 berikut ini :
Tabel 4.35 Hasil pengujian reliabilitas variabel-variabel penelitian
Variabel Penelitian α hitung α standar kesimpulan
Pendidikan 0,775 0,6 Reliabel
Pelatihan 0,795 0,6 Reliabel
Disiplin Kerja 0,806 0,6 Reliabel
Motivasi Kerja 0,783 0,6 Reliabel
Produktivitas Kerja 0,778 0,6 Reliabel Sumber: Output SPSS Ver 16,0
Berdasarkan tabel 4.35 diatas, hasil perhitungan reliabilitas
untuk butir pertanyaan setiap variabel penelitian, apabila kita
bandingkan dengan kriteria alpha reabilitasnya ternyata semua
variabel penelitian yang diteliti dalam tingkatan alpha yang
tinggi yaitu diatas 0,6.
4.4.2. Uji asumsi Klasik
1. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah model untuk menguji apakah
kesalahan observasi berkorelasi satu sama lain. Cara
pengujiannya dilakukan dengan menggunakan statistik “d” Durbin
– Watson (The Durbin Watson d Statistic) dan pada penelitian ini
diketahui hasil pengujian autokorelasi diperoleh nilai Durbin
136
Watson sebesar 2,337. Berdasarkan tabel Durbin Watson n = 47
diperoleh dl = 1,35 dan du =1,72. Kesimpulan tidak ada indikator
penyimpangan autokorelasi.
Auto Ragu-Ragu Ragu-ragu Auto
Korelasi Yes Yes Korelasi
Or Or
No No
0 dl du 2 4-du 4-dl 4
1.35 1.72 2.34 2.71
Gambar 4.2 Uji statistik durbin watson
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, dapat dijelaskan nilai uji
DW : 2,337 berada didaerah yang tidak ada indikator autokorelasi,
sehingga model penelitian dapat disimpulkan tidak ada indikator
penyimpangan autokorelasi. Berdasarkan uji statistik Durbin
Watson dapat disimpulkan model penelitian dapat diterima.
DW = 2,337
Tidak ada indikator
Penyimpangan
Autokorelasi
137
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana
varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua
variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi variabel
terikat (Z-PRED), dengan residualnya (Z-SRESID). Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antar Z-SRESID dan
Z-PRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
telah di studentized. Dasar pengambilan keputusan:
c. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (points) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
d. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dan
tidak membentuk pola teertentu, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2005)
138
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.3 diatas, dapat dijelaskan bahwa
titik-titik menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, jadi
dapat disimpulkan tidak ada indikator heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas adalah
independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang
sempurna atau mendekati sempurna. Besaran VIF (Variance
Inflation Factor) dan tolerance model regresi yang bebas
multikolinearitas adalah :
a. mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
b. mempunyai angka Tolerance mendekati 1 dapat dilihat pada
tabel 4.36 berikut ini :
139
Tabel 4.36 Uji multikolinearitas
Variabel Penelitian
Tolerance Nilai VIF Keterangaan
Pendidikan (X1)
0,807 1,240 Tidak ada indikator Multikolinearitas
Pelatihan (X2)
0,958 1, 044 Tidak ada indikator Multikolinearitas
Disiplin Kerja (X3)
0,865 1,157 Tidak ada indikator Multikolinearitas
Motivasi Kerja (X4)
0,875 1,143 Tidak ada indikator Multikolinearitas
Sumber : Output SPSS Ver 16,0, 2014
4.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini untuk meneliti pengaruh dari variabel
independen pendidikan (X1), pelatihan (X2), disiplin kerja (X3) dan
motivasi kerja (X4) terhadap variabel dependen produktivitas kerja
pegawai (Y). Analisis linier berganda pada penelitian ini dilakukan
dengan bantuan program statistik SPSS Ver 16,0 dapat dilihat
pada tabel 4.37 berikut ini :
Tabel 4.37 Pengujian regresi linier berganda
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .648 3.017 .215 .831
Pendidikan (X1) .221 .075 .296 2.563 .014
Pelatihan (X2) .364 .116 .334 3.147 .003
Disiplin Kerja (X3) .177 .085 .230 2.063 .045
Motivasi Kerja (X4) .318 .103 .331 2.979 .005
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2014.
140
Berdasarkan tabel 4.37 diatas, Bentuk persamaan regresi
linier berganda dari hasil estimasi yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
Y = 0,648 + 0,221 X1 + 0,364 X2 + 0,177 X3 + 0,318 X4 + µ
Hasil persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstan sebesar 0,648 menyatakan bahwa jika variabel
independen dianggap konstan, maka produktivitas kerja
pegawai sebesar 0,648.
b. Koefisien regresi variabel pendidikan (X1) diperoleh sebesar
0,221 yang bertanda positif, yang berarti bahwa jika variabel-
variabel lain diasumsikan tetap, apabila variabel pendidikan
naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
produktivitas kerja pegawai sebesar 0,221.
c. Koefisien regresi variabel pelatihan (X2) diperoleh sebesar
0,364 yang bertanda positif, yang berarti bahwa jika variabel-
variabel lain diasumsikan tetap, apabila pelatihan
ditingkatkan sebesar satu satuan maka produktivitas kerja
pegawai akan meningkat sebesar 0,364.
d. Koefisien regresi variabel disiplin kerja(X3) diperoleh sebesar
0,177 yang bertanda positif, yang berarti bahwa jika variabel-
variabel lain diasumsikan tetap, apabila variabel disiplin kerja
ditingkatkan sebesar satu satuan maka produktivitas kerja
pegawai akan meningkat sebesar 0,177.
141
e. Koefisien regresi variabel motivasi kerja(X4) diperoleh
sebesar 0,318 yang bertanda positif, yang berarti bahwa jika
variabel-variabel lain diasumsikan tetap, apabila motivasi
kerja ditingkatkan sebesar satu satuan maka produktivitas
kerja pegawai akan meningkat sebesar 0,318.
f. Maka mou (µ) : variabel lain yang tidak terdekteksi atau
diluar variabel pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan
motivasi kerja yang diteliti.
4.4.4. Uji Hipotesis
1. Uji “t” atau Pengujian Signifikan Parsial
Langkah-langkah untuk menghitung uji – t dapat digunakan
dengan rumus sebagai berikut :
Taraf signifikansi α = 5%
Jumlah responden (n) = 47
Jumlah variabel bebas (k) = 4
df = n – k – 1 = 47 – 4 – 1 = 42
maka t tabel = 2.0181
Pengujian hipotesis secara parsial/individu dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
1. Koefisien signifikan parsial antara pendidikan (X1) terhadap
produktivitas kerja pegawai, yaitu H0 : b1< 0 dan Ha : b1> 0,
serta taraf nyata 0,05. Setelah dianalisis diperoleh nilai t hitung
142
pendidikan (2.563) > t tabel (2.0181), maka H0 ditolak dan Ha
diterima artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
Kesimpulan jika pendidikan ditingkatkan satu satuan, maka
yang terjadi produktivitas kerja pegawai meningkat 0.221
satuan.
2. Koefisien signifikan parsial antara pelatihan (X2) terhadap
produktivitas kerja pegawai yaitu H0 : b2 < 0 dan Ha : b2 > 0,
serta taraf nyata 0,05. Setelah dianalisis diperoleh nilai t hitung
pelatihan (3.147) > t tabel (2.0181) maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara pelatihan terhadap produktivitas kerja pegawai.
Kesimpulan jika pelatihan ditingkatkan satu satuan, maka yang
terjadi produktivitas kerja pegawai meningkat sebesar 0.364
satuan.
3. Koefisien signifikan parsial antara disiplin kerja (X3) terhadap
produktivitas kerja pegawai yaitu H0 : b3 < 0 dan Ha : b3 > 0
serta taraf nyata 0,05 setelah dianalisis diperoleh nilai t hitung
disiplin kerja (2.063) > t tabel (2.0181), maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai.
Kesimpulan jika disiplin kerja ditingkatkan satu satuan, maka
143
yang terjadi produktivitas kerja pegawai meningkat sebesar
0.177 satuan.
4. Koefisien signifikan parsial antara motivasi kerja (X4) terhadap
produktivitas kerja pegawai yaitu H0 : b4 < 0 dan Ha : b4 > 0
serta taraf nyata 0,05 setelah dianalisis diperoleh nilai t hitung
motivasi kerja (2.979) > t tabel (2.0181), maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai.
Kesimpulan jika motivasi kerja ditingkatkan satu satuan, maka
yang terjadi produktivitas kerja pegawai meningkat sebesar
0.318 satuan.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil uji t dari masing-masing variabel independen
(pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi kerja) diketahui
bahwa t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
secara individual ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
variabel independen (pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan
motivasi kerja) terhadap variabel dependen (produktivitas kerja
pegawai) pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya.
144
2. Uji “F” atau Pengujian Signifikan Simultan
Uji “F” yaitu pengujian signifikan persamaan secara
simultan yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen (pendidikan, pelatihan, disiplin kerja dan motivasi
kerja) secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(produktivitas kerja pegawai). Dan untuk mengetahuinya
digunakan rumus sebagai berikut :
df1 = k dan df2 = n – k
df1 = 4 dan df2 = 47 – 4 = 43
maka F tabel adalah 2.5900
dari hasil yang diperoleh nilai F hitung : 12.703 > F tabel 2.5900, maka
hipotesis yang terjadi H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan :
Secara simultan variabel independen (pendidikan, pelatihan,
disiplin kerja dan motivasi kerja) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel dependen (produktivitas kerja pegawai).
3. Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model (variabel bebas yaitu pendidikan (X1),
pelatihan (X2), disiplin kerja (X3) dan motivasi kerja X4) dalam
145
menerangkan variasi variabel terikat yaitu (produktivitas kerja
pegawai atau Y).
Tabel 4.38 Hasil uji koefisien determinasi (R Square)
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 .740a .547 .504 1.573 .547 12.703 4 42 .000 2.337
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Pendidikan, Pelatihan, Disiplin Kerja
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja Pegawai
Dari tabel 4.38 hasil uji regresi diatas, dapat dilihat hasil
koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,504. Hal ini
variabel independen atau variabel bebas yaitu pendidikan (X1),
pelatihan (X2), disiplin kerja (X3) dan motivasi kerja (X4) memiliki
peranan/kontribusi sebesar 50,4% secara bersama-sama yang
dapat menjelaskan/menerangkan variabel dependen atau variabel
terikat yaitu produktivitas kerja pegawai (Y) pada PT. (Persero)
Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya Sedangkan
sisanya (100% - 50,4% = 49,6%), dijelaskan oleh faktor-faktor
yang lain diluar variabel yang diteliti, seperti: lingkungan kerja,
iklim kerja, tingkat penghasilan, kemampuan pegawai dalam
bekerja, dan faktor lainnya.
146
4.5. Implikasi Manajerial
Berdasarkan data primer dan hasil pengolahan model
penelitian regresi linier berganda dengan alat bantu statistik SPPS
Ver. 16,0, diketahui presentasi identitas pegawai pada PT.
(Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya bahwa
laki-laki mempunyai tingkat presentasi yang lebih tinggi dibanding
dengan perempuan, kemudian status pegawai yang sudah menikah
memiliki tingkat presentasi yang lebih tinggi dibanding dengan yang
belum menikah, duda/janda serta untuk tingkat pendidikan pegawai
≤ SMA memiliki presentasi yang lebih tinggi juga dibanding dengan
tingkat pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian penulis
memberikan implikasi manajerial sebagai berikut :
1. Pendidikan (X1)
Secara umum pendidikan pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya sudah baik.
Implikasi manajerialnya adalah pada saat penerimaan pegawai
baru, pimpinan perusahaan lebih memperhatikan pendidikan dari
calon pegawai tersebut dan kemudian harus memberikan
kesempatan kepada para pegawai untuk melanjutkan
pendidikannya, jika itu perlu ditingkatkan lagi pendidikannya demi
menunjang pekerjaan yang dilakukan, karena tingkat pendidikan
para pegawai sangat mempengaruhi pekerjaan yang dilakukan
147
serta hasil yang akan dicapai, yang pada akhirnya tingkat
produktivitas kerja pegawai pun akan lebih meningkat.
2. Pelatihan (X2)
Secara umum pelatihan pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya telah terlaksana dengan baik.
Implikasi manjerial dengan meningkatkan pelatihan pada
pelaksanaan waktu pelatihan, metode pelatihan yang digunakan
dalam program pelatihan, penerapan materi yang berikan kepada
pegawai, kemudian seorang instruktur yang ahli dan terampil
dalam menyampaikan materi pelatihan serta media pendukung
yang disediakan dalam pelatihan, yang dapat memberikan
produktivitas kerja yang tinggi bagi perusahaan.
3. Disiplin Kerja (X3)
Secara Umum disiplin kerja pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera
Adhiguna Cabang Surabaya sudah baik.
Implikasi manajerialnya dengan memberikan pemahaman
peraturan dan norma yang berlaku serta pemberian sanksi bagi
yang melanggar, kemudian didukung keteladanan pimpinan,
pengawasan melekat antara atasan terhadap bawahan dalam
bekerja, selalu datang tepat pada waktunya serta melakukan
pekerjaan dengan baik, sehingga tingkat kedisiplinan para
pegawai lebih meningkat.
148
4. Motivasi Kerja (X4)
Secara umum motivasi kerja pada PT. (Persero) Pelayaran
Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya telah baik dan tinggi.
Implikasi manajerialnya dengan memberikan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga pegawai puas
dengan pekerjaan yang dilakukan, pemberian gaji yang sesuai,
pemberian penghargaan sesuai dengan prestasi kerja yang
dicapai serta perlu adanya kesempatan mengembangkan diri
untuk berkarier sesuai dengan potensi dan bakat yang dimiliki oleh
para pegawai. Dengan meningkatnya motivasi kerja yang
diberikan perusahaan kepada pegawai akan meningkatkan
semangat kerja, pegawai termotivasi menjadi lebih giat lagi dalam
bekerja sehingga dapat memberikan produktivitas kerja yang
tinggi.
149
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam bab terakhir ini, berdasarkan hasil penelitian serta hasil
analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel pendidikan (X1) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada PT.
(Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya. Hal ini
dibuktikan dengan koefisien pendidikan sebesar 0,221 yang
bertanda positif dan diperoleh t hitung 2.563 > t tabel 2.0181 dengan
tingkat signifikan 0,014.
2. Pelatihan (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai pada PT. (Persero)
Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya. Hal ini dibuktikan
dengan koefisien pelatihan sebesar 0,364 yang bertanda positif
dan diperoleh t hitung 3.147 > t tabel 2.0181 dengan tingkat signifikan
0,003 terhadap produktivitas kerja pegawai yang berada diurutan
pertama. Sebagai faktor utama dan penting pengaruhnya atau
paling besar sumbangannya terhadap produktivitas kerja pegawai
150
pada PT. (Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya.
3. Disiplin kerja (X3) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada PT.
(Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya. Hal ini
dibuktikan dengan koefisien disiplin kerja sebesar 0,177 yang
bertanda positif dan diperoleh t hitung 2.063 > t tabel 2.0181 dengan
tingkat signifikan 0,045.
4. Motivasi kerja (X4) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada PT.
(Persero) Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang Surabaya. Hal ini
dibuktikan dengan koefisien motivasi kerja sebesar 0,318 yang
bertanda positif dan diperoleh t hitung 2.979 > t tabel 2.0181 dengan
tingkat signifikan 0,005.
Secara simultan variabel independen (pendidikan, pelatihan,
disiplin kerja dan motivasi kerja) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai (F hitung 12.703 > F tabel 2.5900).
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, dapat disarankan
sebagai berikut :
1. Faktor pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas kerja
pegawai, oleh karena itu hendaklah perusahaan lebih
memperhatikan tingkat pendidikan dari calon pegawai tersebut
151
dan kemudian harus memberikan kesempatan kepada para
pegawai untuk melanjutkan pendidikannya, jika itu perlu
ditingkatkan lagi pendidikannya demi menunjang pekerjaan yang
dilakukan, karena tingkat pendidikan para pegawai sangat
mempengaruhi pekerjaan yang dilakukan serta hasil yang akan
dicapai, yang pada akhirnya tingkat produktivitas kerja pegawai
pun akan lebih meningkat.
2. Faktor pelatihan merupakan variabel yang paling kuat dalam
mempengaruhi produktivitas kerja pegawai dari variabel
pendidikan, disiplin kerja dan motivasi kerja, maka peneliti
menyarankan agar perusahaan tetap meningkatkan pelatihan
pada pelaksanaan waktu pelatihan, metode pelatihan yang
digunakan dalam program pelatihan, penerapan materi yang
berikan kepada pegawai, kemudian seorang instruktur yang ahli
dan terampil dalam menyampaikan materi pelatihan serta media
pendukung yang disediakan dalam pelatihan, yang dapat
memberikan produktivitas kerja yang tinggi bagi perusahaan.
3. Faktor disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja
pegawai, maka peneliti menyarankan agar perusahaan
menindaklanjuti faktor ini, yaitu perlu adanya pemberian
pemahaman peraturan dan norma yang berlaku serta pemberian
sanksi bagi yang melanggar, kemudian didukung keteladanan
pimpinan, pengawasan melekat antara atasan terhadap bawahan
152
dalam bekerja, selalu datang tepat pada waktunya serta
melakukan pekerjaan dengan baik, karena pengaruh disiplin kerja
terhadap motivasi agak lemah.
4. Faktor motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja
pegawai, maka peneliti menyarankan agar perusahaan, lebih
meningkatkan motivasi kerja dengan cara memberikan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga pegawai
puas dengan pekerjaan yang dilakukan, pemberian gaji yang
sesuai, pemberian penghargaan sesuai dengan prestasi kerja
yang dicapai serta perlu adanya kesempatan mengembangkan diri
untuk berkarier sesuai dengan potensi dan bakat yang dimiliki oleh
para pegawai. Dengan meningkatnya motivasi kerja yang
diberikan perusahaan kepada pegawai akan meningkatkan
semangat kerja, pegawai termotivasi menjadi lebih giat lagi dalam
bekerja sehingga dapat memberikan produktivitas kerja yang
tinggi.
5. Serta tingkat bonus kepada pegawai yang berprestasi harus lebih
diperhatikan oleh pihak perusahaan, karena tingkat bonus sangat
memotivasi pegawai dalam bekerja. Dalam hal ini, jika ada
pegawai yang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan harapan
perusahaan kemudian perusahaan memberikan bonus kepada
pegawai bersangkutan, maka itu akan memotivasi pegawai
153
tersebut bahkan pegawai lainnya untuk lebih giat bekerja. Dengan
demikan akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
154
DAFTAR PUSTAKA
Afni Fuanida, 2012, Pengaruh Pelatihan, Disiplin Kerja, dan Motivasi
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan CV. Sapu
Dunia Semarang, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis,
http://www.ejournal-s1.Undip.ac.id , 21.Pebruari.2014
Anorago, Panji, 2005, Manajemen Bisnis, Cetakan Keempat, Rineke
Cipta, Jakarta
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Handoko, Hani, 2001, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta
Hasan, Iqbal, 2002, Metodologi dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia,
Jakarta
I Made Hedy Wartana, 2011, Faktor-faktor yang mempengaruhi
Produktivitas Kerja Karyawan Pada Combo Shambala
Estate At Begawan Ubud Bali, Jurnal Perhotelan dan
Pariwisata, Vol.1 No.1 Hal. 15, http://jurnal.triatmajaya.ac.id/, 25.
Pebruari. 2014
J. Marzuki, 1999, Metodologi Research, Lembaga Penerbit FE UII,
Yogyakarta
Kaswan, 2007, Pelatihan Dan Pengembangan, Cetakan Satu, Bandung :
Alfabeta
Lukmanui H. Lapadengan dan John Hein Goni, 2004, Faktor Pendidikan
/ Pelatihan, Motivasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Penadapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Utara, Jurnal, http://www.ejournal.unsrat.ac.id,21.Pebruari.2014
Malayu S.P Hasibuan. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, 2006, Kiat Meningkatkan
Produktivitas Kerja, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta,
Jakarta,
155
Mapparenta, 2008, Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara, Jurnal,
www.jurnaljam.ub.ac.id, 24.Pebruari.2014
Marzuki, 2000, Metodologi Riset, PT. Prasetya Widya Pratama,
Yogyakarta
Muchdarsyah, S, 2005, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, Edisi 2,
Cetakan 5, Bumi Aksara, Jakarta
Putu Ayu Lestari dan Anak Agung Ayu Sriathi, 2013, Pengaruh Pelatihan
Kerja, Lingkungan Kerja Fisik Serta Motivasi Terhadap
Produktivitas Kerja Pegwai Pada PT. Taspen (Persero)
Kantor Cabang Denpasar, Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, Vol.2 No.9, http://ojs.unud.ac.id/, 17. Maret. 2014
Rivai, Veithzal, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari teori ke praktek, Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Ridwan, 2007, Metode Dan Teknik Menyusun Tesis, alfabeta, Bandung
Sedarmayanti, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia,PT. Refika
Aditama, Bandung
Siswanto, Bejo, 2002, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bumi
Aksara, Jakarta
Siagian Sondan P, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta
Sudjana, 2001, Metode Statistika, Bandung Tarsito Universitas
Pembangunan Nasional BAB III (tanpa nama)
Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung
Suharsimi, Arikunto, 2006, ProsedurPenelitian, Bina Aksara, Jakarta
Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Kedua, STIE YKPN, Yogyakarta
156
Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama
Cetakan Ketiga, Kencana, Jakarta
Tirtarahardja, 2005, Pengantar Pendidikan, Rineke Cipta, Jakarta
UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3, Departemen Pendidikan dan Nasional
157
LAMPIRAN
158
DAFTAR PERTANYAAN
PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA PT. (Persero)
PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA CABANG SURABAYA
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pertanyaan dengan teliti sebelum anda memberikan jawaban.
2. Pililah salah satu jawaban yang bapak /ibu / saudara/I anggap paling
sesuai, dengan cara mengsilang (X) jawaban yang sudah tersedia pada
kolom pilihan jawaban.
3. Terima kasih atas partisipasi anda dalam menjawab pertanyaan ini.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :…………………………........
2. Jenis Kelamin :
a. Laki – laki b. Perempuan
3. Umur : a. < 25 Tahun c. 36 – 45 Tahun b. 26 – 35 Tahun d. 46 – 50 Tahun e. > 51 Tahun
4. Status: a. Menikah c. Janda/ Duda b. Belum menikah
5. Pendidikan Akhir:
a. ≤ SLTA c. Sarjana (S1) b. Diploma III (D3) d. Pasca Sarjana (S2)
159
Keterangan : A ( 5 ) = Sangat Setuju D ( 2 ) = Tidak Setuju B ( 4 ) = Setuju E ( 1 ) = Sangat Tidak Setuju C ( 3 ) = Cukup Setuju
NO PERNYATAAN
A
( 5)
B
( 4)
C
( 3)
D
( 2)
E
( 1)
A
B
PENDIDIKAN
1) Umur mempengaruhi seseorang
dalam menyelesaikan pendidikan yang
diinginkannya.
2) Menurut saya, orang yang memiliki
tingkat ekonomi menengah dan tinggi
dimungkinkan lebih memiliki
pendidikan yang tinggi pula.
3) Tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi status pekerjaan
seseorang.
4) Menurut saya, seseorang yang tinggal
dalam lingkungan yang berpendidikan
tinggi akan cenderung mengikuti
lingkungannya.
5) Pendidikan seseorang sangat
dipengaruhi pada lingkungan sosial
dimana orang tersebut berada.
PELATIHAN
1) Motivasi pegawai untuk mempelajari isi
pelatihan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kentrampilan
pegawai dalam bekerja.
160
C
2) Lingkungan pelatihan yang dalam
proses pembelajarannya
menggunakan media, dapat
meningkatkan kentrampilan pegawai.
3) Penerapan materi yang didapat pada
pelatihan akan menambah
pengetahuan pegawai.
4) Metode yang dipakai pada pelatihan
dapat membantu pegawai untuk
bekerja secara efektif dan seefisien
mungkin.
5) Seorang Instruktur yang terampil dan
ahli dalam kegiatan pelatihan, dapat
menjadi pendorong bagi pegawai
untuk lebih meningkatkan
keterampilan dan keahlian pegawai
dalam bekerja.
DISIPLIN KERJA
1) Menurut saya, keteladanan seorang
pimpinan sangat berperan dalam
menentukan tingkat kedisplinan
pegawai.
2) Menurut saya, pengawasan melekat
antara atasan terhadap bawahan
sangat mempengaruhi kedisiplinan
pegawai dalam bekerja.
3) Saya merasa selalu datang tepat pada
waktunya.
4) Saya merasa selalu melakukan semua
pekerjaan dengan baik.
161
D
E
5) Saya selalu mematuhi peraturan yang
berlaku di perusahaan.
MOTIVASI KERJA
1) Saya bekerja pada PT. (Persero)
Pelayaran Bahtera Adhiguna Cabang
Surabaya, karena hasil dari
perusahaan tersebut dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
2) Saya merasa puas dengan pekerjaan
yang saya kerjakan.
3) Gaji yang sesuai dapat menjadi
motivasi bagi pegawai dalam bekerja.
4) Pegawai akan diberi penghargaan
sesuai dengan prestasi kerja yang
dicapainya.
5) Pegawai diberikan kesempatan
mengembang-kan diri untuk berkarier
sesuai dengan bakat dan potensi yang
dimiliki.
PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI 1) Saya merasa bahwa kemampuan
yang saya miliki sudah sesuai dengan standar kualitas yang diterapkan di perusahaan.
2) Saya merasa hasil kerja saya sudah tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan.
162
3) Menurut saya, Kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah kemampuan pegawai dalam bekerja.
4) Menurut saya, dengan adanya
motivasi dalam diri pegawai untuk bekerja maka produktivitas kerja pegawai akan meningkat.
5) Saya mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya
163
TABULASI IDENTITAS RESPONDEN No. JENIS KELAMIN UMUR STATUS PENDIDIKAN AKHIR
1 1 4 1 3
2 1 3 1 3
3 1 3 1 3
4 1 4 1 1
5 1 5 1 1
6 1 3 1 1
7 1 4 1 1
8 1 2 2 3
9 1 4 1 3
10 1 5 1 3
11 1 5 1 1
12 2 2 1 3
13 2 2 1 3
14 1 4 1 3
15 1 1 1 3
16 1 2 2 3
17 1 4 1 1
18 1 5 3 1
19 1 4 1 1
20 1 4 1 1
21 1 5 1 1
22 1 3 1 1
23 2 4 1 1
24 2 4 1 1
25 1 3 1 1
26 1 5 1 3
27 1 2 1 1
28 1 3 1 1
29 1 2 1 1
30 1 3 1 1
31 1 2 1 1
32 1 4 1 1
33 1 4 1 1
34 1 2 1 2
35 1 3 1 1
36 1 3 1 1
37 1 3 1 1
38 1 5 1 1
39 1 5 1 1
40 1 4 1 1
41 1 3 1 1
42 1 3 1 1
43 1 5 1 1
44 1 2 1 1
45 1 2 1 1
46 1 4 1 1
47 1 2 1 1
164
Frequencies Data Responden
Statistics
Jenis Kelamin Umur Status Pendidikan Akhir
N Valid 47 47 47 47
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 43 91.5 91.5 91.5
Perempuan 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 25 Tahun 1 2.1 2.1 2.1
26-35 Tahun 11 23.4 23.4 25.5
36-45 Tahun 12 25.5 25.5 51.1
46-50 Tahun 14 29.8 29.8 80.9
> 51 Tahun 9 19.1 19.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Status
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Menikah 44 93.6 93.6 93.6
Belum menikah
2 4.3 4.3 97.9
Janda/Duda 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Pendidikan Akhir
165
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < SLTA 34 72.3 72.3 72.3
Diploma III (D3) 1 2.1 2.1 74.5
Sarjana (S1) 12 25.5 25.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
FREQUENCIES
VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies Pendidikan
Statistics
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
N Valid 47 47 47 47 47
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
X1.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 3 6.4 6.4 6.4
Tidak setuju 2 4.3 4.3 10.6
Cukup setuju 33 70.2 70.2 80.9
Setuju 7 14.9 14.9 95.7
Sangat setuju 2 4.3 4.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
166
X1.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 21 44.7 44.7 44.7
Cukup setuju 14 29.8 29.8 74.5
Setuju 10 21.3 21.3 95.7
Sangat setuju 2 4.3 4.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
X1.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 2 4.3 4.3 4.3
Tidak setuju 5 10.6 10.6 14.9
Cukup setuju 29 61.7 61.7 76.6
Setuju 9 19.1 19.1 95.7
Sangat setuju 2 4.3 4.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
X1.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.1 2.1 2.1
Tidak setuju 14 29.8 29.8 31.9
Cukup setuju 21 44.7 44.7 76.6
Setuju 9 19.1 19.1 95.7
Sangat setuju 2 4.3 4.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
167
X1.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 11 23.4 23.4 23.4
Cukup setuju 14 29.8 29.8 53.2
Setuju 18 38.3 38.3 91.5
Sangat setuju 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
FREQUENCIES
VARIABLES=X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies Pelatihan
Statistics
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
N Valid 47 47 47 47 47
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
X2.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 3 6.4 6.4 6.4
Setuju 29 61.7 61.7 68.1
Sangat setuju 15 31.9 31.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
168
X2.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 6 12.8 12.8 12.8
Setuju 34 72.3 72.3 85.1
Sangat setuju 7 14.9 14.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
X2.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 8 17.0 17.0 17.0
Setuju 36 76.6 76.6 93.6
Sangat setuju 3 6.4 6.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
X2.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 6 12.8 12.8 12.8
Setuju 31 66.0 66.0 78.7
Sangat setuju 10 21.3 21.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
X2.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 4 8.5 8.5 8.5
Setuju 33 70.2 70.2 78.7
Sangat setuju 10 21.3 21.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
169
FREQUENCIES
VARIABLES=X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies Disiplin Kerja
Statistics
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
N Valid 47 47 47 47 47
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
X3.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.1 2.1 2.1
Tidak setuju 3 6.4 6.4 8.5
Cukup setuju 15 31.9 31.9 40.4
Setuju 26 55.3 55.3 95.7
Sangat setuju 2 4.3 4.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
X3.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.1 2.1 2.1
Tidak setuju 1 2.1 2.1 4.3
Cukup setuju 24 51.1 51.1 55.3
Setuju 20 42.6 42.6 97.9
Sangat setuju 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
170
X3.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 3 6.4 6.4 6.4
Cukup setuju 18 38.3 38.3 44.7
Setuju 23 48.9 48.9 93.6
Sangat setuju 3 6.4 6.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
X3.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.1 2.1 2.1
Tidak setuju 3 6.4 6.4 8.5
Cukup setuju 21 44.7 44.7 53.2
Setuju 21 44.7 44.7 97.9
Sangat setuju 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
X3.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2.1 2.1 2.1
Tidak setuju 1 2.1 2.1 4.3
Cukup setuju 19 40.4 40.4 44.7
Setuju 24 51.1 51.1 95.7
Sangat setuju 2 4.3 4.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
171
FREQUENCIES
VARIABLES=X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies Motivasi Kerja
Statistics
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5
N Valid 47 47 47 47 47
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
X4.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 2 4.3 4.3 4.3
Setuju 33 70.2 70.2 74.5
Sangat setuju 12 25.5 25.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
X4.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 15 31.9 31.9 31.9
Setuju 23 48.9 48.9 80.9
Sangat setuju 9 19.1 19.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
X4.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 15 31.9 31.9 31.9
Setuju 19 40.4 40.4 72.3
Sangat setuju 13 27.7 27.7 100.0
Total 47 100.0 100.0
172
X4.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 12 25.5 25.5 25.5
Setuju 25 53.2 53.2 78.7
Sangat setuju 10 21.3 21.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
X4.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 4 8.5 8.5 8.5
Setuju 35 74.5 74.5 83.0
Sangat setuju 8 17.0 17.0 100.0
Total 47 100.0 100.0
FREQUENCIES
VARIABLES=Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies Produktivitas Kerja Pegawai
Statistics
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
N Valid 47 47 47 47 47
Missing 0 0 0 0 0
173
Frequency Table
Y1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 8 17.0 17.0 17.0
Setuju 28 59.6 59.6 76.6
Sangat setuju 11 23.4 23.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
Y2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 12 25.5 25.5 25.5
Setuju 26 55.3 55.3 80.9
Sangat setuju 9 19.1 19.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Y3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 1 2.1 2.1 2.1
Setuju 22 46.8 46.8 48.9
Sangat setuju 24 51.1 51.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Y4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 9 19.1 19.1 19.1
Setuju 25 53.2 53.2 72.3
Sangat setuju 13 27.7 27.7 100.0
Total 47 100.0 100.0
174
Y5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup setuju 4 8.5 8.5 8.5
Setuju 23 48.9 48.9 57.4
Sangat setuju 20 42.6 42.6 100.0
Total 47 100.0 100.0
CORRELATIONS
/VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Pendidikan
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations Pendidikan
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Pendidikan
X1.1 Pearson Correlation 1 .044 .128 .006 .089 .341*
Sig. (2-tailed) .770 .391 .968 .550 .019
N 47 47 47 47 47 47
X1.2 Pearson Correlation .044 1 .614** .648
** .544
** .837
**
Sig. (2-tailed) .770 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
X1.3 Pearson Correlation .128 .614** 1 .630
** .253 .750
**
Sig. (2-tailed) .391 .000 .000 .087 .000
N 47 47 47 47 47 47
X1.4 Pearson Correlation .006 .648** .630
** 1 .480
** .807
**
Sig. (2-tailed) .968 .000 .000 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
X1.5 Pearson Correlation .089 .544** .253 .480
** 1 .708
**
Sig. (2-tailed) .550 .000 .087 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
Pendidikan Pearson Correlation .341* .837
** .750
** .807
** .708
** 1
Sig. (2-tailed) .019 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
175
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Pendidikan
X1.1 Pearson Correlation 1 .044 .128 .006 .089 .341*
Sig. (2-tailed) .770 .391 .968 .550 .019
N 47 47 47 47 47 47
X1.2 Pearson Correlation .044 1 .614** .648
** .544
** .837
**
Sig. (2-tailed) .770 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
X1.3 Pearson Correlation .128 .614** 1 .630
** .253 .750
**
Sig. (2-tailed) .391 .000 .000 .087 .000
N 47 47 47 47 47 47
X1.4 Pearson Correlation .006 .648** .630
** 1 .480
** .807
**
Sig. (2-tailed) .968 .000 .000 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
X1.5 Pearson Correlation .089 .544** .253 .480
** 1 .708
**
Sig. (2-tailed) .550 .000 .087 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
Pendidikan Pearson Correlation .341* .837
** .750
** .807
** .708
** 1
Sig. (2-tailed) .019 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
176
CORRELATIONS
/VARIABLES=X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Pelatihan
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations Pelatihan
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Pelatihan
X2.1 Pearson Correlation 1 .413** .182 .587
** .460
** .715
**
Sig. (2-tailed) .004 .221 .000 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
X2.2 Pearson Correlation .413** 1 .524
** .555
** .753
** .851
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
X2.3 Pearson Correlation .182 .524** 1 .424
** .479
** .665
**
Sig. (2-tailed) .221 .000 .003 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
X2.4 Pearson Correlation .587** .555
** .424
** 1 .312
* .772
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .033 .000
N 47 47 47 47 47 47
X2.5 Pearson Correlation .460** .753
** .479
** .312
* 1 .785
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .033 .000
N 47 47 47 47 47 47
Pelatihan Pearson Correlation .715** .851
** .665
** .772
** .785
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
177
CORRELATIONS
/VARIABLES=X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Disiplin
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations Disiplin Kerja
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
Disiplin
Kerja
X3.1 Pearson Correlation 1 .448** .515
** .888
** .496
** .849
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
X3.2 Pearson Correlation .448** 1 .289
* .550
** .752
** .752
**
Sig. (2-tailed) .002 .049 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
X3.3 Pearson Correlation .515** .289
* 1 .495
** .557
** .716
**
Sig. (2-tailed) .000 .049 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
X3.4 Pearson Correlation .888** .550
** .495
** 1 .468
** .859
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
X3.5 Pearson Correlation .496** .752
** .557
** .468
** 1 .813
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
Disiplin Kerja Pearson Correlation .849** .752
** .716
** .859
** .813
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
178
CORRELATIONS
VARIABLES=X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 Motivasi
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations Motivasi Kerja
Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5
Motivasi
Kerja
X4.1 Pearson Correlation 1 .137 .023 .274 .268 .408**
Sig. (2-tailed) .358 .876 .062 .069 .004
N 47 47 47 47 47 47
X4.2 Pearson Correlation .137 1 .775** .609
** .456
** .877
**
Sig. (2-tailed) .358 .000 .000 .001 .000
N 47 47 47 47 47 47
X4.3 Pearson Correlation .023 .775** 1 .603
** .287 .820
**
Sig. (2-tailed) .876 .000 .000 .051 .000
N 47 47 47 47 47 47
X4.4 Pearson Correlation .274 .609** .603
** 1 .261 .803
**
Sig. (2-tailed) .062 .000 .000 .077 .000
N 47 47 47 47 47 47
X4.5 Pearson Correlation .268 .456** .287 .261 1 .589
**
Sig. (2-tailed) .069 .001 .051 .077 .000
N 47 47 47 47 47 47
Motivasi Kerja Pearson Correlation .408** .877
** .820
** .803
** .589
** 1
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
179
CORRELATIONS
/VARIABLES=Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Produktivitas
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations Produktivitas Kerja Pegawai
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Produktivitas
Kerja
Y1 Pearson Correlation 1 .667** .095 .631
** .374
** .810
**
Sig. (2-tailed) .000 .524 .000 .010 .000
N 47 47 47 47 47 47
Y2 Pearson Correlation .667** 1 -.031 .624
** .357
* .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .834 .000 .014 .000
N 47 47 47 47 47 47
Y3 Pearson Correlation .095 -.031 1 .292* .449
** .480
**
Sig. (2-tailed) .524 .834 .046 .002 .001
N 47 47 47 47 47 47
Y4 Pearson Correlation .631** .624
** .292
* 1 .082 .770
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .046 .585 .000
N 47 47 47 47 47 47
Y5 Pearson Correlation .374** .357
* .449
** .082 1 .634
**
Sig. (2-tailed) .010 .014 .002 .585 .000
N 47 47 47 47 47 47
Produktivitas Kerja Pearson Correlation .810** .777
** .480
** .770
** .634
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000
N 47 47 47 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
180
RELIABILITY
/VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Pendidikan
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Pendidikan
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 47 100.0
Excludeda 0 .0
Total 47 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.775 6
RELIABILITY
/VARIABLES=X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Pelatihan
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Pelatihan
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.795 6
181
RELIABILITY
/VARIABLES=X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Disiplin
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Disiplin Kerja
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 47 100.0
Excludeda 0 .0
Total 47 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.806 6
RELIABILITY
/VARIABLES=X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 Motivasi
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Motivasi Kerja
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.783 6
182
RELIABILITY
/VARIABLES=Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Produktivitas
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Produktivitas Kerja Pegawai
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 47 100.0
Excludeda 0 .0
Total 47 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.778 6
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Pelatihan, Pendidikan
a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja
183
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .740a .547 .504 1.573 .547 12.703 4 42 .000 2.337
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Disiplin Kerja,
Pelatihan, Pendidikan
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125.730 4 31.433 12.703 .000
a
Residual 103.929 42 2.475
Total 229.660 46
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Pelatihan, Pendidikan
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .648 3.017 .215 .831
Pendidikan .221 .086 .296 2.563 .014 .807 1.240
Pelatihan .364 .116 .334 3.147 .003 .958 1.044
Disiplin Kerja .177 .086 .230 2.063 .045 .865 1.157
Motivasi Kerja .318 .107 .331 2.979 .005 .875 1.143
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja
184
Charts
185
186
Uji r Tabel (Taraf Kesalahan = 5%)
Df r tabel df r tabel df r tabel
1 0.9969 51 0.2706 101 0.1937
2 0.9500 52 0.2681 102 0.1927
3 0.8783 53 0.2656 103 0.1918
4 0.8114 54 0.2632 104 0.1909
5 0.7545 55 0.2609 105 0.1900
6 0.7067 56 0.2586 106 0.1891
7 0.6664 57 0.2564 107 0.1882
8 0.6319 58 0.2542 108 0.1874
9 0.6021 59 0.2521 109 0.1865
10 0.5760 60 0.2500 110 0.1857
11 0.5529 61 0.2480 111 0.1848
12 0.5324 62 0.2461 112 0.1840
13 0.5140 63 0.2441 113 0.1832
14 0.4973 64 0.2423 114 0.1824
15 0.4821 65 0.2404 115 0.1816
16 0.4683 66 0.2387 116 0.1809
17 0.4555 67 0.2369 117 0.1801
18 0.4438 68 0.2352 118 0.1793
19 0.4329 69 0.2335 119 0.1786
20 0.4227 70 0.2319 120 0.1771
21 0.4132 71 0.2303 121 0.1764
22 0.4044 72 0.2287 122 0.1757
23 0.3961 73 0.2272 123 0.1755
24 0.3882 74 0.2257 124 0.1750
25 0.3809 75 0.2242 125 0.1743
26 0.3739 76 0.2227 126 0.1736
27 0.3673 77 0.2213 127 0.1729
28 0.3610 78 0.2199 128 0.1723
29 0.3350 79 0.2185 129 0.1716
30 0.3494 80 0.2172 130 0.1710
31 0.3440 81 0.2159 131 0.1709
32 0.3388 82 0.2146 132 0.1697
33 0.3388 83 0.2133 133 0.1690
34 0.3291 84 0.2120 134 0.1684
35 0.3246 85 0.2108 135 0.1678
36 0.3202 86 0.2096 136 0.1672
37 0.3160 87 0.2084 137 0.1666
38 0.3120 88 0.2072 138 0.1660
39 0.3081 89 0.2061 139 0.1654
40 0.3044 90 0.2050 140 0.1648
41 0.3008 91 0.2099 141 0.1642
42 0.2973 92 0.2028 142 0.1637
43 0.2940 93 0.2017 143 0.1631
44 0.2907 94 0.2006 144 0.1625
45 0.2876 95 0.1996 145 0.1620
46 0.2845 96 0.1986 146 0.1614
47 0.2816 97 0.1975 147 0.1609
48 0.2787 98 0.1966 148 0.1603
49 0.2759 99 0.1956 149 0.1598
50 0.2732 100 0.1946 150 0.1593
187
Uji t tabel
( Tingkat Signifikan 5% dua sisi )
df t df t df t
1 12.7052 56 2.0032 111 1.9816
2 4.3027 57 2.0025 112 1.9814
3 3.1824 58 2.0017 113 1.9812
4 2.7764 59 2.0010 114 1.9810
5 2.5706 60 2.0003 115 1.9808
6 2.4469 61 1.9996 116 1.9806
7 2.3646 62 1.9990 117 1.9804
8 2.3060 63 1.9983 118 1.9803
9 2.2622 64 1.9977 119 1.9801
10 2.2281 65 1.9971 120 1.9799
11 2.2010 66 1.9966 121 1.9798
12 2.1788 67 1.9960 122 1.9796
13 2.1604 68 1.9955 123 1.9794
14 2.1448 69 1.9949 124 1.9793
15 2.1314 70 1.9944 125 1.9791
16 2.1199 71 1.9939 126 1.9790
17 2.1098 72 1.9935 127 1.9788
18 2.1009 73 1.9930 128 1.9787
19 2.0930 74 1.9925 129 1.9785
20 2.0860 75 1.9921 130 1.9784
21 2.0796 76 1.9917 131 1.9782
22 2.0739 77 1.9913 132 1.9781
23 2.0687 78 1.9908 133 1.9780
24 2.0639 79 1.9905 134 1.9778
25 2.0595 80 1.9901 135 1.9777
26 2.0555 81 1.9897 136 1.9776
27 2.0518 82 1.9893 137 1.9774
28 2.0484 83 1.9890 138 1.9773
29 2.0452 84 1.9886 139 1.9772
30 2.0423 85 1.9883 140 1.9771
31 2.0395 86 1.9879 141 1.9769
32 2.0369 87 1.9876 142 1.9768
33 2.0345 88 1.9873 143 1.9767
34 2.0322 89 1.9870 144 1.9766
35 2.0301 90 1.9867 145 1.9765
36 2.0281 91 1.9864 146 1.9790
37 2.0262 92 1.9861 147 1.9788
38 2.0244 93 1.9858 148 1.9787
39 2.0227 94 1.9855 149 1.9785
40 2.0211 95 1.9853 150 1.9784
41 2.0195 96 1.9850 151 1.9782
42 2.0181 97 1.9847 152 1.9781
43 2.0167 98 1.9845 153 1.9780
44 2.0154 99 1.9842 154 1.9778
45 2.0141 100 1.9840 155 1.9777
46 2.0129 101 1.9837 156 1.9776
47 2.0117 102 1.9835 157 1.9774
48 2.0106 103 1.9833 158 1.9773
49 2.0096 104 1.9830 159 1.9772
50 2.0086 105 1.9828 160 1.9771
51 2.0076 106 1.9826 161 1.9769
52 2.0066 107 1.9824 162 1.9768
53 2.0057 108 1.9822 163 1.9767
54 2.0049 109 1.9820 164 1.9766
55 2.0040 110 1.9818 165 1.9765
188
F tabel ( Tingkat signifikansi 5% )
df1
df2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 161.45 199.5 215.71 224.58 230.16 233.99 236.77 238.88 240.54 241.88
2 18.5100 19.00 19.160 19.2500 19.30 19.33 19.3500 19.37 19.38 19.4
3 10.1300 9.55 9.280 9.1200 9.01 8.94 8.8900 8.85 8.81 8.79
4 7.7100 6.94 6.590 6.3900 6.26 6.16 6.0900 6.04 6.00 5.96
5 6.6100 5.79 5.410 5.1900 5.05 4.95 4.8800 4.82 4.77 4.74
6 5.9900 5.41 4.760 4.5300 4.39 4.28 4.2100 4.15 4.1 4.06
7 5.5900 4.74 4.350 4.1200 3.97 3.87 3.7900 3.73 3.68 3.64
8 5.3200 4.46 4.070 3.8400 3.69 3.58 3.5000 3.44 3.39 3.35
9 5.1200 4.26 3.860 3.6300 3.48 3.37 3.2900 3.23 3.18 3.14
10 4.9600 4.10 3.710 3.4800 3.33 3.22 3.1400 3.07 3.02 2.98
11 4.8400 3.98 3.590 3.3600 3.20 3.09 3.0100 2.95 2.90 2.85
12 4.7500 3.89 3.499 3.2600 3.11 3.00 2.9100 2.85 2.80 2.75
13 4.6700 3.81 3.418 3.1800 3.03 2.92 2.8300 2.77 2.71 2.67
14 4.6000 3.74 3.340 3.1100 2.96 2.85 2.7600 2.70 2.65 2.6
15 4.5400 3.68 3.292 3.0600 2.90 2.79 2.7100 2.64 2.59 2.54
16 4.4900 3.63 3.247 3.0100 2.85 2.74 2.6600 2.59 2.54 2.49
17 4.4500 3.59 3.200 2.9600 2.81 2.70 2.6100 2.55 2.49 2.45
18 4.4100 3.55 3.168 2.9300 2.77 2.66 2.5800 2.51 2.46 2.41
19 4.3800 3.52 3.130 2.9000 2.74 2.63 2.5400 2.48 2.42 2.38
20 4.3500 3.49 3.100 2.8700 2.71 2.60 2.5100 2.45 2.39 2.35
21 4.3200 3.47 3.079 2.8400 2.68 2.57 2.4900 2.42 2.37 2.32
22 4.3000 3.44 3.050 2.8200 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30
23 4.2800 3.42 3.038 2.8000 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27
24 4.2600 3.40 3.017 2.7800 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25
25 4.2400 3.39 2.990 2.7600 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24
26 4.2300 3.37 2.989 2.7400 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22
27 4.2100 3.35 2.969 2.7300 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20
28 4.2000 3.34 2.950 2.7100 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19
29 4.1800 3.33 2.930 2.7000 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18
30 4.1700 3.32 2.928 2.6900 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16
31 4.1600 3.30 2.910 2.6800 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15
32 4.1500 3.29 2.908 2.6700 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14
33 4.1400 3.28 2.896 2.6600 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13
34 4.1300 3.28 2.887 2.6500 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12
35 4.1200 3.27 2.870 2.6400 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11
36 4.1100 3.26 2.870 2.6300 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11
37 4.1100 3.25 2.861 2.6300 2.87 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10
38 4.1000 3.24 2.850 2.6200 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09
39 4.0900 3.24 2.859 2.6100 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08
40 4.0800 3.23 2.840 2.6100 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08
41 4.0800 3.23 2.839 2.6000 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07
42 4.0700 3.22 2.830 2.5900 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06
43 4.0700 3.21 2.820 2.5900 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06
44 4.0600 3.21 2.820 2.5800 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05
45 4.0600 3.20 2.811 2.5800 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05
46 4.0500 3.20 2.812 2.5700 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04
47 4.0500 3.20 2.803 2.5700 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04
48 4.0400 3.19 2.804 2.5700 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03
49 4.0400 3.19 2.795 2.5600 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03
50 4.0300 3.18 2.796 2.5600 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03
51 4.0300 3.18 2.797 2.5500 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02
52 4.030 3.18 2.788 2.400 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02
189
53 4.020 3.17 2.789 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01
54 4.022 3.17 2.390 2.27 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01
55 4.022 3.16 2.387 2.27 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01
56 4.011 3.16 2.364 2.27 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00
57 4.011 3.16 2.330 2.26 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00
58 4.011 3.16 2.230 2.26 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00
59 4.002 3.15 2.220 2.26 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00
60 4.000 3.15 2.220 2.25 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99
61 4.000 3.15 2.221 2.25 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99
62 4.000 3.15 2.223 2.25 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99
63 3.999 3.14 2.223 2.25 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98
64 3.999 3.14 2.223 2.24 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98
65 3.999 3.14 2,223 2.24 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98
66 3.999 3.14 2,223 2.24 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98
67 3.988 3.13 2.224 2.24 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98
68 3.988 3.13 2.224 2.24 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97
69 3.988 3.13 2.224 2.23 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97
70 3.988 3.13 2.225 2.23 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97
71 3.988 3.13 2.190 2.23 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97
72 3.977 3.12 2.190 2.23 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96
73 3.977 3.12 2.190 2.23 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96
74 3.977 3.12 2.197 2.22 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96
75 3.977 3.12 2.184 2.22 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96
76 3.977 3.12 2.189 2.22 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96
77 3.977 3.12 2.179 2.22 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96
78 3.966 3.11 2.179 2.22 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95
79 3.966 3.11 2.173 2.22 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95
80 3.966 3.11 2.169 2.21 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95
81 3.966 3.11 2.158 2.21 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95
82 3.966 3.11 2.148 2.21 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95
83 3.966 3.11 2.147 2.21 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95
84 3.955 3.11 2.139 2.21 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95
85 3.955 3.10 2.138 2.21 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94
86 3.955 3.10 2.138 2.21 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94
87 3.955 3.10 2.138 2.20 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94
88 3.955 3.10 2.138 2.20 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94
89 3.955 3.10 2.137 2.20 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94
90 3.955 3.10 2.137 2.20 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94
91 3.955 3.10 2.137 2.20 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94
92 3.940 3.10 2.137 2.20 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94
93 3.940 3.09 2.137 2.20 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93
94 3.940 3.09 2.129 2.20 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93
95 3.940 3.09 2.129 2.20 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93
96 3.940 3.09 2.129 2.19 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93
97 3.940 3.09 2.128 2.19 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93
98 3.940 3.09 2.128 2.19 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93
99 3.940 3.09 2.128 2.19 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93
100 3.940 3.09 2.128 2.19 2.31 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93
101 3.940 3.09 2.127 2.19 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93
102 3.933 3.09 2.126 2.19 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92
103 3.933 3.08 2.126 2.19 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92
104 3.933 3.08 2.126 2.19 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92
105 3.930 3.08 2.126 2.19 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92
106 3.930 3.08 2.126 2.19 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92
107 3.930 3.08 2.126 2.18 2.30 2.18 2.10 2.03 1.97 1.92
108 3.930 3.08 2.126 2.18 2.30 2.18 2.10 2.03 1.97 1.92
109 3.930 3.08 2.125 2.18 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92
110 3.930 3.08 2.125 2.18 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92
190
TABEL BURBIN WATSON k=1 k=2 k=3 k=4 k=5
n dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
6 0.6102 1.4002 7 0.6996 1.3564 0.4672 1.8964
8 0.7629 1.3324 0.5591 1.7771 0.3674 2.2866
9 0.8243 1.3199 0.6291 1.6993 0.4548 2.1282 0.2957 2.5881
10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217 11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446
12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061
13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897
14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959 15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198
16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567
17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041
18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600 19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226
20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908
21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635
22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400 23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196
24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018
25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863
26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727 27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608
28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502
29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409
30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326 31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252
32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187
33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128
34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076 35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029
36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987
37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950
38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916 39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886
40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859
41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835
42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202 1.2546 1.7814 43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200 1.2660 1.7794
44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200 1.2769 1.7777
45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762
46 1.4814 1.5700 1.4368 1.6176 1.3912 1.6677 1.3448 1.7201 1.2976 1.7748 47 1.4872 1.5739 1.4435 1.6204 1.3989 1.6692 1.3535 1.7203 1.3073 1.7736
48 1.4928 1.5776 1.4500 1.6231 1.4064 1.6708 1.3619 1.7206 1.3167 1.7725
49 1.4982 1.5813 1.4564 1.6257 1.4136 1.6723 1.3701 1.7210 1.3258 1.7716
50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214 1.3346 1.7708 51 1.5086 1.5884 1.4684 1.6309 1.4273 1.6754 1.3855 1.7218 1.3431 1.7701
52 1.5135 1.5917 1.4741 1.6334 1.4339 1.6769 1.3929 1.7223 1.3512 1.7694
53 1.5183 1.5951 1.4797 1.6359 1.4402 1.6785 1.4000 1.7228 1.3592 1.7689
54 1.5230 1.5983 1.4851 1.6383 1.4464 1.6800 1.4069 1.7234 1.3669 1.7684 55 1.5276 1.6014 1.4903 1.6406 1.4523 1.6815 1.4136 1.7240 1.3743 1.7681
56 1.5320 1.6045 1.4954 1.6430 1.4581 1.6830 1.4201 1.7246 1.3815 1.7678
57 1.5363 1.6075 1.5004 1.6452 1.4637 1.6845 1.4264 1.7253 1.3885 1.7675
58 1.5405 1.6105 1.5052 1.6475 1.4692 1.6860 1.4325 1.7259 1.3953 1.7673 59 1.5446 1.6134 1.5099 1.6497 1.4745 1.6875 1.4385 1.7266 1.4019 1.7672
60 1.5485 1.6162 1.5144 1.6518 1.4797 1.6889 1.4443 1.7274 1.4083 1.7671
61 1.5524 1.6189 1.5189 1.6540 1.4847 1.6904 1.4499 1.7281 1.4146 1.7671 62 1.5562 1.6216 1.5232 1.6561 1.4896 1.6918 1.4554 1.7288 1.4206 1.7671
63 1.5599 1.6243 1.5274 1.6581 1.4943 1.6932 1.4607 1.7296 1.4265 1.7671
191
64 1.5635 1.6268 1.5315 1.6601 1.4990 1.6946 1.4659 1.7303 1.4322 1.7672
65 1.5670 1.6294 1.5355 1.6621 1.5035 1.6960 1.4709 1.7311 1.4378 1.7673 66 1.5704 1.6318 1.5395 1.6640 1.5079 1.6974 1.4758 1.7319 1.4433 1.7675
67 1.5738 1.6343 1.5433 1.6660 1.5122 1.6988 1.4806 1.7327 1.4486 1.7676
68 1.5771 1.6367 1.5470 1.6678 1.5164 1.7001 1.4853 1.7335 1.4537 1.7678
69 1.5803 1.6390 1.5507 1.6697 1.5205 1.7015 1.4899 1.7343 1.4588 1.7680 70 1.5834 1.6413 1.5542 1.6715 1.5245 1.7028 1.4943 1.7351 1.4637 1.7683