bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori dan ...repository.stimart-amni.ac.id/362/2/bab ii.pdf10...

24
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Definisi jasa Jasa atau layanan merupakan aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemiilikan. Transportasi memegang peranan penting dalam usaha mencapai tahap-tahap perkembangan aktivitas ekonomi. Perkembangan sektor primer, perkembangan (pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, dan lain-lain) mendorong perkembangan sektor sekunder (industri pengolahan) dan akhirnya mendorong perkembangan sektor tersier atau jasa. Dengan kemajuan perekonomian global sekarang ini maka mendorong pertumbuhan sektor jasa seperti, tranportasi, perhotelan, konsultasi, komuikasi dan lain sebagainya. Kotler (dalam Brian Farizal 2013:03) merumuskan jasa itu sebagai berikut adalah setiap tindakan atau untuk yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak yang lain secara intangible dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik. Maksudnya, ada produk jasa murni (seperti child care, konsultasi psikolog, dan konsultasi manajemen), ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai persyaratan utama (misalnya kapal untuk angkutan laut, pesawat dalam jasa penerbangan, dan makanan restoran). Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen, Lupiyoadi (dalam Isnan, 2013).

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

    2.1.1 Definisi jasa

    Jasa atau layanan merupakan aktivitas ekonomi yang melibatkan

    sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik,

    tetapi tidak menghasilkan transfer kepemiilikan. Transportasi memegang

    peranan penting dalam usaha mencapai tahap-tahap perkembangan

    aktivitas ekonomi. Perkembangan sektor primer, perkembangan

    (pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, dan lain-lain)

    mendorong perkembangan sektor sekunder (industri pengolahan) dan

    akhirnya mendorong perkembangan sektor tersier atau jasa. Dengan

    kemajuan perekonomian global sekarang ini maka mendorong

    pertumbuhan sektor jasa seperti, tranportasi, perhotelan, konsultasi,

    komuikasi dan lain sebagainya.

    Kotler (dalam Brian Farizal 2013:03) merumuskan jasa itu sebagai

    berikut adalah setiap tindakan atau untuk yang ditawarkan oleh salah satu

    pihak ke pihak yang lain secara intangible dan tidak menyebabkan

    kepindahan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin saja terkait atau

    mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik. Maksudnya, ada produk

    jasa murni (seperti child care, konsultasi psikolog, dan konsultasi

    manajemen), ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai

    persyaratan utama (misalnya kapal untuk angkutan laut, pesawat dalam

    jasa penerbangan, dan makanan restoran).

    Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan

    berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan

    dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya

    kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen, Lupiyoadi

    (dalam Isnan, 2013).

  • 11

    2.1.2 Karakteristik jasa

    Menurut Tjiptono ( dalam Brian Farizal 2013), jasa mempunyai 4

    karakteristik yaitu :

    1. Tidak berwujud (tidak dapat dilihat, dirasakan).

    Jasa bersifat tidak berwujud atau intengibility artinya jasa yang tidak

    dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar sebelum pelanggan

    mencoba atau membeli. Karena sifat jasa ini tidak dapat disentuh dan

    tidak dapat dirasa dan sesuatu yang tidak mudah didefinisikan,

    diinformasikan atau dipahami secara rohani. Maka dalam hal ini

    perusahaan jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti

    fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya.

    2. Tidak terpisahkan

    Jasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari penyedia. Hal ini bisa

    dilihat dari faktor-faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya

    dalam pemberian perhatian khususnya pada tingkat partisipasi atau

    keterlibatan pelangga dalam proses jasa misalnya aktivitas dan peran

    serta pelajar atau mahasiswa dalam pendidikan disekolah maupun di

    perguruan tinggi.

    3. Bermacam-macam(keragaman)

    Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized out-

    put. artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada

    siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

    4. Sementara (tidak tahan lama)

    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan

    dan jasa sangat bervariasi dalam melakukan pemasaran jasa yang di

    pengaruhi faktor musiman.

    Sedangkan Karakteristik jasa menurut Kotler, (Dalam Ade Duana

    Pratiwi, 2014) adalah :

    1. Service Intangibility (jasa tidak berwujud)

    Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dibaui

    sebelum jasa itu dibeli.

  • 12

    2. Service Inseparibility (Jasa Tak Terpisahkan)

    Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, tanpa mempedulikan

    apakah penyedia jasa itu orang atau mesin.

    3. Service Variability (Variabilitas Jasa)

    Berarti kualitas jasa bergantung pada siapa yang menyediakan jasa itu

    dan kapan, dimana, dan bagaimana jasa itu disediakan.

    4. Service Perishability (dapat musnah)

    5. Jasa tidak bisa disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saaat

    kemudian.

    2.1.3 Pemasaran

    Pemasaran merupakan salah satu strategi yang digunakan perusahaan

    untuk menarik minat masyarakat agar bersedia menggunakan atau

    membeli secara terus menerus produk barang atau jasa dari suatu

    perusahaan. Menurut kotler dan keller (dalam Muhammad Ariefian Isnan

    2013), definisi pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana

    individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

    inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

    mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

    Kotler dan Keller (dalam Muhammad Ariefian Isnan 2013)

    mendefinisikan manajemen pemasaran, yaitu seni dan ilmu memilih pasar

    sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan

    dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai

    pelanggan yang unggul.

    Pemasaran di internet atau Internet marketing, dikenal juga sebagai

    web pemasaran, pemasaran online, web avertising, atau e-marketing,

    disebut sebagai pemasaran (umumnya promosi) produk atau jasa melalui

    Internet. Internet marketing memiliki cakupan yang luas karena tidak

    hanya mengacu pada pemasaran di Internet, tetapi juga mencakup

    pemasaran dilakukan melalui e-mail dan medianir kabel. Data pelanggan

    digital dan customer relationship managemente lectronic (eCRM) juga

  • 13

    sering dikelompokkan bersama di bawah internet marketing (Anton,

    2013)

    Dari definisi diatas diketahui bahwa arti pemasaran jauh lebih luas

    dari pada penjualan. Pemasaran mencakup merencanakan kebutuhan

    konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan barang atau jasa, yang akan

    diproduksi, menentukan harga barang atau jasa, menentukan cara promosi

    yang akan dilakukan dan mendistribusikannya. Jadi pemasaran merupakan

    kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

    Pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan

    konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya

    pemasaran diorientasikan kepada konsumen. Keterlibatan semua pihak

    baik manajemen puncak hingga karyawan non manjerial dalam

    mendukung pelaksanaan pemasaran merupakan hal yang tidak bisa

    ditawar-tawar lagi.

    Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari empat elemen (4P): produk

    (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion). Dengan

    sejumlah penyesuaian, keempat elemen ini juga penting dalam pemasaran

    jasa.

    2.1.4 Reservation Ticket

    Layanan Online reservation ticket merupakan salah satu layanan

    berbasis web yang merupakan salah satu contoh dari E-commerce.

    Menurut Turban (dalan Isnan 2013) E-commerce adalah suatu proses

    membeli, menjual, transfer atau pertukaran produk, pelayanan, dan

    informasi melalui jaringan computer termasuk internet. Sedangkan

    menurut Kotler (dalam Isnan, 2013 ) pembelian dan proses penjualan

    yang didukung oleh elektronik, terutama internet. Online reservation ticket

    mulai digunakan semenjak 1 Juni 2009, ketika Asosiasi Transportasi

    Udara Internasional / IATA (International Air Transport Association)

    memberikan mandat kepada semua anggotanya agar menggunakan e-ticket

    dalam segala bentuk transaksi.

  • 14

    Menurut Orwol (dalam Isnan, 2013 ) Tiket elektronik merupakan

    sistem penjualan tiket secara online dalam hal ini adalah tiket peasawat

    terbang. Melalui online reservation ticket pelanggan dapat

    mendokumentasikan proses penjualan dari aktivitas perjalanan 21 mereka

    tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik. Dalam jurnal

    Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan dan

    Penggunaan Sistem E-ticketing (Jati dan Laksito, 2013) Layanan Online

    reservation ticket adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan

    mengoptimalkan kenyamanan customer. Online reservation ticket

    mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan formulir kertas dan

    meningkatkan fleksibilitas pelanggan dan agen perjalanan dalam membuat

    perubahan-perubahan dalam jadwal perjalanan.

    Menurut Jati (2013) Beberapa keuntungan yang didapatkan dalam

    penggunaan aplikasi Online reservation ticket adalah:

    1. Proses reservasi/booking dapat dilakukan dari mana saja dan kapan

    saja.

    2. Data yang transparan langsung dari website

    3. Proses reservasi langsung.

    4. Dapat mencetak tiket sendiri dan dapat langsung digunakan.

    5. Pembayaran melalui transfer bank, sehingga lebih cepat dan akurat.

    Namun terdapat juga beberapa kelemahan dari sistem Online

    reservation ticket diantaranya adalah:

    1. Tidak semua orang mengerti tentang internet, artinya belum bisa

    mengoperasikan internet itu sendiri.

    2. Keterbatasan pihak maskapai penerbangan dalam memasarkan

    tiketnya secara online.

    3. Belum semua orang mengetahui tentang bagaimana caranya memesan

    tiket secara online.

    4. Belum semua orang mengetahui dan paham betul tentang e-ticket.

  • 15

    2.1.5 Kualitas Sistem

    Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yang melekat

    mengenai sistem itu sendiri yang mana kualitas sistem merujuk pada

    seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, dan

    kebijakan prosedur dari sistem informasi yang dapat menyediakan

    informasi kebutuhan pemakai Delone dan McLean, (dalam Winda

    Septianita, dkk 2014 ).

    (Eko, 2017) mengatakan bahwa System quality merupakan kualitas

    dari system yang lebih menekankan kepada kemampuan kinerja hardware

    dan software dari sistem informasi yang dapat mempengaruhi persepsi

    pengguna atas kegunaan dan kemudahan penggunaan dari sistem tersebut.

    Kualitas sistem memerlukan indikator untuk dapat mengukur seberapa

    besar kualitas dari sistem. Indikator tersebut yaitu kemudahan penggunaan

    (easy of use), kecepatan akses (response time), keandalan sistem

    (reliability), dan fleksibilitas (flexibility)

    Sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai suatu

    komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (mendapatkan

    kembali), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk

    mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan dalam

    organisasi oleh Laudon dan Laudon, (dalam Nugroho, 2015).

    Penggunaan SI dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi

    organisasi/perusaahan maupun bagi pengguna individual (user). Manfaat

    penggunaan SI bagi perusahaan adalah dapat meningkatkan keunggulan

    kompetitif perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh informasi yang

    relevan, akurat, tepat waktu, dan lengkap yang diperlukan oleh perusahaan

    yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.

    Sedangkan bagi pengguna individual (user) penggunaan SI dapat

    memberikan manfaat yaitu meningkatkan produktivitas kerja, kualitas

    output, dan efektivitas pekerjaan.

    Kesuksesan dari penggunaan sistem informasi sangat dipengaruhi

    oleh perilaku pengguna (user’s attitude) dan penerimaan pengguna (user’s

  • 16

    acceptance) atas SI yang baru (Davis, Venkatesh dan Davis, Succi dan

    Walter dalam Jati, 2012). Jika pengguna tidak menginginkan untuk

    menerima SI yang baru, tentu saja hal ini tidak akan memberikan manfaat

    yang penuh pada perusahaan (Davis, Davis dan Venkatesh, dalam Jati,

    2013). Sebaliknya, jika lebih besar penerimaan dari pengguna, lebih

    banyak keinginan dari mereka untuk membuat perubahan pada 25

    prakteknya serta untuk menggunakan segala waktu dan usaha guna

    memulai menggunakan SI yang baru (Succi dan Walter, dalam Jati, 2013).

    2.1.6 Harga Tiket

    Zeithaml (dalam Wahyu Kartika Aji, 2014) mendefinisikan harga

    adalah apa yang kita dapat dari sesuatu yang telah dikorbankan untuk

    memperoleh produk atau jasa. Sedangkan Kotler dan Amstrong 2001,

    (dalam Wahyu Kartika Aji, 2014) berpendapat bahwa harga adalah

    sejumlah uang yang dibebankan suatu produk atau jasa tersebut.

    Definisi harga diperkuat oleh Bei, (dalam Wijayanti 2015)

    mengartikan harga sebagai sesuatu yang harus diberikan atau dikorbankan

    dalam memperoleh sejenis produk atau jasa.

    Harga dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator. Dalam

    jurnal penelitian Fernanda, 2013 dibentuk oleh 5 indikator yaitu

    Keterjangkauan harga ( kondisi daya beli), Daya saing harga (dengan

    kompetitor), Kesesuaian harga dengan dengan manfaat (harga sesuai

    dengan mafaat yang diberikan), Kesesuaian harga dengan kualitas produk

    (harga sesuai dengan kualitas produk yang diharapkan konsumen), Harga

    sesuai pelayanan yang diberikan ( harga sesuai dengan pelayanan yang

    diharapkan konsumen).

    Harga merupakan faktor yang sangat penting untuk menarik minat

    konsumen. Harga yang sesuai akan memberikan keuntungan terhadap

    konsumen maupun perusahaan. Perusahaan akan mendapat beberapa

    keuntungan antara lain; dapat memberikan kepuasan yang lebih kepada

    konsumen dan dapat mempertahankan serta mengembangkan konsumen.

  • 17

    Dengan demikian keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan

    pangsa pasar dan akan membawa pengaruh pada tingkat pendapatan. Maka

    dengan harga yang tepat dan terjangkau akan dapat memberikan tingkat

    kepuasan yang berlebih kepada konsumen karena diimbangi dengan

    pelayanan prima.

    Adanya kesesuaian antara harga dan produk atau jasa dapat membuat

    kepuasan bagi pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, maka akan

    meninggalkan perusahaan yang akan menyebabkan penurunan penjualan

    dan selanjutnya akan menurunkan laba bahkan kerugian bagi perusahaan.

    Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap

    perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Sekurang-kurangnya

    ada tiga pihak yang harus menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan

    dalam menetapkan harga yaitu konsumen, perusahaan yang bersangkutan,

    dan pesaing. Perusahaan memperhatikan apa yang diinginkan konsumen,

    yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai yang diperoleh (value

    for money).

    Sementara yang diinginkan perusahaan adalah mendapatkan laba

    maksimal mungkin, dengan memperhatikan penetapan harga yang

    dilakukan pesaing. Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan

    tidak sesuai dengan manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan

    tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga yang ditetapkan

    oleh sebuah perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterima maka akan

    meningkatkan kepuasan pelanggan.

    2.1.7 Kenyamanan Akses

    Kenyamanan diakui sebagai faktor yang mendorong keputusan

    konsumen untuk membeli secara online di rumah. Kenyamanan ini adalah

    mengenai waktu, ruang, dan penghematan upaya yang dilakukan

    konsumen. Tidak ada kerumunan orang yang berbelanja atau mengantri

    dan tidak ada kemacetan lalu lintas atau kepadatan tempat parkir sehingga

    dapat membantu untuk menghemat dan mempersingkat waktu (Suki dalam

  • 18

    Insani, 2013). Karena sifat dari website yang menyediakan informasi

    produk dalam weblink, konsumen dapat melakukan pendekatan terhadap

    produk atau apa yang mereka inginkan secara lebih mudah dengan hanya

    menggeser dan mengklik mouse. (Insani, 2013)

    Proses pemesanan dalam website tentu juga lebih terasa nyaman

    karena adanya pengiriman pesan konfirmasi ke konsumen, termasuk

    rincian pemesanan atau lainnya mengenai produk melalui email. Hal ini

    membantu menghemat waktu dan upaya konsumen. Meskipun dalam

    beberapa kasus belanja online dianggap gagal apabila pemesanan

    memakan waktu dan rumit, Lim dan Dubinsky (dalam Insani, 2013).

    Kenyamanan dalam penelitian ini merujuk pada kenyamanan mengakses

    website.

    Yale dan Venkatesh (dalam Insani, 2013) telah mengembangkan

    enam kelas kenyamanan: pemanfaatan waktu, aksesibilitas, portabilitas,

    ketepatan, kecekatan, dan menghindari ketidaknyamanan.

    2.1.8 Kualitas Pelayanan

    Pelayanan pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dan

    perlakuan atau cara melayani orang lain untuk memenuhi apa yang

    menjadi kebutuhan dan keinginannya. Tingkat kepuasan konsumen atas

    suatu pelayanan dapat diukur dengan membandingkan antara harapan

    konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diinginkannya dengan

    kenyataan yang diterimanya atau dirasakannya. Dalam arti, pelayanan

    harus sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh setia konsumen. Pada

    tingkat kesesuaian yang semakin tinggi antara harapan dengan kualitas

    pelayanan yang diberikan perusahaan, di situlah tercipta nilai kepuasan

    yang maksimal (Kartika, 2015).

    Zeithaml dalam Adi Kuswanto, (dalam Isnan, 2013) mendefinisikan

    kualitas pelayanan sebagai penilaiaan pelanggan atas keunggulan atau

    keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh. Kualitas

    pelayanan jasa identik dengan mutu dari usaha itu sendiri, sehingga usaha

  • 19

    untuk meningkatkan pelayanan selalu dilakukan agar dapat

    memaksimalkan kualitas pelayanan jasa.

    Menurut Lovelock dan Wirtz (dalam Lily dan Vanesia, 2015)

    kualitas layanan merupakan evaluasi kognitif jangka panjang dari

    pelanggan terhadap penyampaian layanan dari suatu perusahaan. Menurut

    Huang (dalam Lily dan Vanesia, 2015) kualitas layanan dapat

    didefinisikan sebagai keseluruhan kesan pelanggan terhadap efisiensi

    relative organisasi dan layanan yang diberikannya.

    Dengan demikian kualitas layanan (service quality) dapat diketahui

    dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas pelayanan yang

    secara nyata mereka terima atau peroleh dengan pelayanan yang

    sesungguhnya mereka harapkan atau inginkan terhadap atribut-atribut

    pelayanan suatu perusahaan.

    2.1.9 Kepuasan Pelanggan

    Menurut (Sumarwan, 2014), Kepuasan adalah tingkat perasaan

    setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan

    harapannya.Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan kinerja

    yang dirasakan dengan harapan.Apabila kinerja dibawah harapan, maka

    pelanggan akan kecewa, bila kinerja sesuai dengan harapan, maka

    pelanggan akan sangat puas. Engel et al ( dalam Dewa Ayu, 2016)

    menjelaskan bahwa niat umumnya dirujuk sebagai pembelian yang

    terencana sepenuhnya. Konsumen akan lebih bersedia menginvestasikan

    waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli. Menurut Engel,

    Blackwell dan Miniard (dalam Sumarwan, 2014:387) mendefinisikan

    kepuasan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang

    dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.

    Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan

    adalah layanan atau hasil yang diterima konsumen dari produk/jasa paling

    tidak harus sama dengan harapan konsumen atau bahkan lebih. Ada dua

    faktor yang sangat berpengaruh dalam kepuasan konsumen yaitu kualitas

  • 20

    layanan dan harga. Menurut Parasuraman (dalam Wijayanti 2015) yang

    menyatakan kepuasan konsumen merupakan hasil dari persepsi konsumen

    mengenai kualitas layanan. Disamping itu harga juga sangat berpengaruh

    dalam kepuasan konsumen. Menurut Lupiyoadi (dalam Wijayanti 2015)

    indicator kepuasan konsumen yaitu, Perasaan puas menggunakan jasa,

    Kepuasan terhadap fasilitas dan Kepuasan terhadap pelayanan.

    Husein Umar (dalam Lily dan Vanesiea, 2015) menyatakan 6 konsep

    yang umum dipakai dalam mengukur kepuasan pelanggan antara lain:

    1. Kepuasan pelanggan keseluruhan; caranya dengan menanyakan

    pelanggan mengenai tingkat kepuasan atas pelayanan yang

    bersangkutan serta menilai dan membandingkan dengan tingkat

    kepuasan pelanggan keseluruhan atas pelayanan yang mereka terima

    dari pesaing.

    2. Dimensi kepuasan pelanggan; Prosesnya melalui empat langkah yaitu:

    pertama, mengidentifikasi dimensidimensi kunci kepuasan pelanggan.

    Kedua, meminta pelanggan menilai pelayanan perusahaan

    berdasarkan item-item spesifik seperti kecepatan layanan atau

    keramahan staf pelayanan terhadap pelanggan. Ketiga, meminta

    pelanggan menilai pelayanan pesaing berdasarkan item-item spesifik

    yang sama. Keempat, meminta pelanggan menentukan dimensi-

    dimensi yang menurut mereka ada di kelompok penting dalam menilai

    kepuasan pelanggan keseluruhan.

    3. Konfirmasi harapan; pada cara ini, kepuasan tidak diukur langsung

    namun disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ ketidaksesuaian antara

    harapan pelanggan dengan kinerja aktual pelayanan yang dijual

    perusahaan

    4. Minat pembelian ulang; Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan

    apakah mereka akan mengadakan pembelian ulang atas pelayanan

    yang sama yang dia konsumsi.

  • 21

    5 Kesediaan untuk merekomendasi; cara ini merupakan ukuran yang

    penting, apalagi bagi pelayanan yang pembelian ulangnya relatif lama,

    seperti pelayanan pendidikan tinggi.

    6. Ketidakpuasan pelanggan; dapat dikaji misalnya dalam hal komplain,

    biaya garansi, word of mouth yang negatif serta defections.

    2.1.10 Penelitian Terdahulu

    Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dalam

    penelitian ini. Secara ringkas penelitian-penelitian yang telah dilakukan

    oleh beberapa peneliti sebelumnya dapat dilihat pada tabel berdasarkan

    setiap jurnal yang dilakukan pada penelitian ini.

    Tabel 2.1.

    Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kualitas Sistem

    Judul Pengaruh Kualitas sistem, Kualitas Informasi, dan

    Kualitas Pelayanan Rail ticketing System (RTS)

    Terhadap Kepuasan Pelanggan

    Penulis jurnal Winda septianita, dkk, Vol. 1 No.1 (2014 ).

    Veriabel penelitian dan

    Indikator

    Variabel Indenpenden.

    X1 : Kualitas Sistem

    X2 : Kualitas Informasi

    X3 : Kualitas Pelayanan

    Variabel Dependen

    Y : Kepuasan Pelanggan

    Analisis data Menggunakan metode analisis regresi berganda

    Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan dari hasil analisis data

    diperoleh bahwa:

    1. Variabel kualitas sistem Rail Ticketing System

    secara statistis signifikan atau menunjukkan

    berpengaruh secara positif terhadap kepuasan

    pengguna. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2, t tabel

  • 22

    untuk one tailed n=80 dapat diketahui bahwa t

    hitung untuk variabel kualitas sistem Rail Ticketing

    System (RTS) lebih besar dari t tabel yaitu sebesar

    2.440 > 1.990.

    2. Variabel kualitas informasi Rail Ticketing System

    secara statistis signifikan atau menunjukkan

    berpengaruh secara positif terhadap kepuasan

    pengguna. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2, ttabel

    untuk one tailed n=80 dapat diketahui bahwa t

    hitung untuk variabel kualitas informasi Rail

    Ticketing System (RTS) lebih besar dari t tabel

    yaitu sebesar 3.639 > 1.990.

    3. Variabel kualitas pelayanan Rail Ticketing System

    secara statistis signifikan atau menunjukkan

    berpengaruh secara positif terhadap kepuasan

    pengguna. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2, ttabel

    untuk one tailed n=80 dapat diketahui bahwa t

    hitung untuk variabel kualitas pelayanan Rail

    Ticketing System (RTS) lebih besar dari t tabel

    yaitu sebesar 2.675 > 1.990.

    Hubungan dengan

    penelitian

    Pengaruh Kualitas sistem, Kualitas Informasi, dan

    Kualitas Pelayanan Rail ticketing System (RTS)

    Terhadap Kepuasan Pelanggan yang dikemukakan

    oleh Winda Septianita, dkk terdapat variabel yang

    sama dan berkaitan erat dengan penelitian ini yaitu

    kualitas sistem, kualitas pelayanan (sebagai variabel

    bebas) dan kepuasan pelanggan (sebagai variabel

    terikat).

    Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 14/02/2018)

  • 23

    Tabel 2.2

    Rujukan Penelitian Untuk Variabel Harga

    Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap

    Kepuasan Pelanggan

    Penulis jurnal Ari Prasetio, Vol.1 No.4 (2013)

    Veriabel penelitian dan

    Indikator

    Variabel independen

    X1 : Kualitas Pelayanan, dengan indikator : (Wujud,

    keandalan, daya tanggap, jaminan dan mpati)

    X2 : Harga, dengan indikator : (Keterjangkauan harga,

    potongan/diskon harga dan cara pembayaran)

    Variable Dependent

    Y : Kepuasan pelanggan dengan indikator : (Minat

    penggunaan ulang, tingginya intensitas

    penggunaan dan kesediaan untuk

    merekomendasikan

    Analisis data Analisis data yang digunakan adalah analisis

    deskriptif dan analisis regresi linear berganda

    menggunakan SPSS release 17

    Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linear

    berganda Y = 3.958 + 0.083 X1 + 0.614 X2. Uji

    parsial (uji t) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

    berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan,

    harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

    pelanggan. Uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa

    kualitas pelayanan dan harga berpengaruh signifikan

    terhadap kepuasan pelanggan secara simultan.

    Koefisien determinasi parsial (r2) kualitas pelayanan

    sebesar 8.18%, harga sebesar 44.48%. Koefisien

    determinasi simultan (R2) sebesar 0.725, hal ini

    berarti 72.5% kepuasan pelanggan pada PT. TIKI

  • 24

    Cabang Semarang dipengaruhi oleh kualitas pelayanan

    dan harga sedangkan sisanya 27.5% dipengaruhi

    oleh variabel lain yang berada di luar variabel yang

    diteliti.

    Hubungan dengan

    penelitian

    Penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas

    Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan”

    yang dikemukakan oleh Aris Prasetyo digunakan

    sebagai rujukan terhada Variabel Harga (X2) dalam

    penelitian ini karena terdapat variabel yang sama dan

    berkaitan erat dengan penelitian ini yaitu variabel

    bebas (kualitas pelayanan dan harga) dan variabel

    terikat (kepuasan pelanggan).

    Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 20/02/2018)

    Tabel 2.3

    Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kenyamanan Akses

    Judul Analisis Pengaruh kenyamananTerhadap Minat Beli

    Secara Online Pada Pemesanan Tiket Kereta Api

    Melalui Website Resmi PT. KAI

    Penulis jurnal Erlang Prima Insani, Vol.7 No. 3 (2013)

    Veriabel penelitian dan

    Indikator

    Variabel independen

    X1 : Kenyamanan, dengan indikator : (Fleksibilitas

    waktu akses, fleksibilitas lokasi akses, proses

    pembayarannya cepat dan pengaksesan data

    lebih cepat)

    X2 : Presepsi kemudahan, dengan indikator : (Website

    mudah dioperasikan, proses pembayaran online

    mudah, dan website mudah diakses)

    X3 : Resiko yang dirasakan, dengan indikator :

    (Resiko kerugian waktu akses, resiko kerugian

    privasi data, dan resiko kerugian keamanan

    data)

  • 25

    Variabel dependen :

    Y : Minat beli sacara online dengan indikator : (Minat

    melakukan transaksi online)

    Analisis data Analisis dengan Structural Equation Modeling (SEM)

    yang akan dijalankan melalui software AMOS 21.0

    dengan platform windows.

    Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

    bahwa variabel kenyamanan, presepsi kemudahan,

    dan resiko yang dirasakan berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap minat beli secara online. Hal ini

    dapat dilihat dari hasil pengolahan data dari full

    model pada SEM ditunjukkan bahwa Hasil

    perhitungan uji chi-square pada full model

    memperoleh nilai chi-square sebesar 56,838 masih

    dibawah chi-square tabel untuk derajat kebebasan 39

    pada tingkat signifikansi 1% sebesar 62,428. Nilai

    probabilitas berada pada titik marginal dengan besaran

    0,032. Nilai GFI, AGFI, TLI, CFI, CMIN/ DF berada

    pada rentang nilai goodness of fit index meskipun

    RMSEA diterima secara marginal.

    Hubungan dengan

    penelitian

    Penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh

    kenyamananTerhadap Minat Beli Secara Online Pada

    Pemesanan Tiket Kereta Api Melalui Website Resmi

    PT. KAI yang dikemukakan oleh Erlang Prima Insani

    digunakan sebagai rujukan terhadap variabel

    kenyamanan akses (X3) dalam penelitian ini karena

    terdapat kesamaan variabel dan berkaitan erat dengan

    penelitian ini.

    Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 22/02/2018)

  • 26

    Tabel 2.4

    Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kualitas Pelayanan

    Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuausan

    Pembelian Ticket Pada PT Artha Bangun Cemerlang

    Penulis jurnal Brian Farizal, Vol.2 No. 7 (2013)

    Veriabel penelitian dan

    Indikator

    Variabel independen:

    X1 : Bukti Fisik, dangan indikator : (Penataan interior,

    dan eksterior, kerapian dan kebersihan ruangan,

    serta teknologi yang digunakan).

    X2 : Keandalan, indikator : (Ketepatan waktu bila

    berjanji, Jujur dalam pelayanan, dan berusaha

    menghindari kesalahan).

    X3 : Daya Tanggap, dengan indkator : (Siap membantu

    pelanggan, kecepatan dalam pelayanan, dan

    komunikasi yang lancar).

    X4 : Jaminan, dengan indikator : (Pelayanan sopan,

    terampil dalam melaksanakan tugas,

    pengetahuan memadai).

    X5 : Emapati, dengan indikator : (Perhatian kepada

    pelanggan, tanggung jawab keamanan dan

    kenyamanan serta mengutamakan kepentingan

    pelanggan).

    Variabel Dependen

    Y : Kepuasan pembeli dengan indikator : (Reputasi

    perusahaan dipercaya, (karyawan mengetahui

    dengan baik produk yang ditawarkan).

    Analisis data Metode analisis deskriptif dengan pendekatan

    kuantitatif.

    Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diketahui bahwa :

    1. Dari pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai sig

  • 27

    untuk Fhitung yang lebih kecil daripada 0.000

    (0.000 < 0.050). Dengan kata lain “Diduga ada

    pengaruh variabel kualitas pelayanan yang terdiri ;

    Bukti Fisik (X1), Keandalan (X2), Daya Tanggap

    (X3), Jaminan (X4), dan Empati (X5) secara

    simultan berpengaruh terhadap variabel terikat

    Kepuasan pelanggan (Y) pada PT. Artha Bangun

    Cemerlang Tour & Travel di Surabaya telah

    terbukti kebenarannya.

    2. Dari analisis regresi dapat dilihat bahwa nilai

    terbesar ada pada empati dengan r2 (26,72%) dan

    nilai terkecil ada pada jaminan (6,35%). Hal ini

    berarti ada pengaruh dominan dari variabel empati

    terhadap kepuasan pelanggan pada pada PT. Artha

    Bangun Cemerlang Tour & Travel di Surabaya,

    sedangkan jaminan memiliki pengaruh yang paling

    kecil namun tetap signifikan.

    Hubungan dengan

    penelitian

    Penelitian dengan judul “Pengaruh kualitas pelayanan

    terhadap kepuausan pembelian ticket pada PT

    ARTHA BANGUN CEMERLANG” digunakan

    sebagai rujukan terhadap variabel kualitas pelayanan

    (X4) dalam penelitian ini karena terdapat kesamaan

    variabel yaitu kualitas pelayanan.

    Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 11/02/2018)

    Tabel 2.5

    Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kepuasan Pelanggan

    Judul Pengaruh kualitas pelayanan dan Presepsi Harga

    Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Maskapai

    Penerbangan Tiger Air Mandala

    Penulis jurnal Lily Harjati dan Yurike Venesia, Vol. 1 No. 1 ( 2015 )

  • 28

    Veriabel penelitian dan

    Indikator

    Variabel independen:

    X1 : Kualitas Pelayana, dengan indikator : ( keandalan,

    daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik)

    X2 :Presepsi Harga, dengan indikator: (Keterjangkauan

    harga produk, kesesuaian harga dengan kualitas

    produk, dan kesesuaian harga dengan manfaat

    Variabel Dependen

    Y : Kepuasan pelanggan, denagn indikator : (Loyal

    terhadap produk, membeli lebih banyak saat

    perusahaan memperkenalkan produk baru dan

    meng-uprade produk yang ada, adanya

    komunikasi yang bersifat positif akan perusahaan

    dan produknya. serta perusahaan akan menjadi

    pertimbangan utama ketika membeli produk lain

    yang sejenis).

    Analisis data Metode analisis kualitatif dan kuantitatif.

    Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

    kualitas pelayanan dan presepsi harga berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan,

    dimana : (1) Tingkat Kualitas Layanan yang diberikan

    TigerAir Mandala kepada pelanggan adalah baik. (2)

    Pelanggan setuju Persepsi Harga terhadap TigerAir

    Mandala adalah sesuai dengan butir-butir pertanyaan

    pada kuesioner. (3) Pelanggan TigerAir Mandala puas

    akan kualitas layanan dan harga yang diberikan

    kepada pelanggan.

    Hubungan dengan

    penelitian

    Pengaruh kualitas pelayanan dan presepsi harga

    terhadap kepuasan pelanggan pada maskapai

    penerbangan Tiger Air Mandala memiliki variabel

    dependen yang sama dengan variabel dalam penelitian

  • 29

    ini sehingga bisa dijadiakan sebagai rujukan terhadap

    penelitian ini.

    Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 12/02/2018)

    Adapun pengembangan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan

    penelitian diatas adalah :

    a. Penelitian dari Winda Septianita, dkk, Vol. 1 No.1 (2014) dengan

    “Pengaruh Kualitas sistem, Kualitas Informasi, dan Kualitas

    Pelayanan Rail ticketing System (RTS) Terhadap Kepuasan

    Pelanggan” dengan variabel independen (Kualitas Sistem, Kualitas

    Informasi, Kualitas Pelayanan) dan variabel dependen (kepuasan

    pelanggan) akan dikembangkan tanpa menyertakan variabel kualitas

    informasi.

    b. Penelitian dari Ari Prasetio, Vol.1 No.4 (2013) dengan “Pengaruh

    Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan”

    dengan variabel dependen (Kualitas pelayanan dan harga) dan variabel

    dependen (kepuasan pelanggan) akan dikembangkan di penelitian ini.

    c. Penelitian dari Erlang Prima Insani, Vol.7 No. 3 (2013) dengan

    “Analisis Pengaruh kenyamananTerhadap Minat Beli Secara Online

    Pada Pemesanan Tiket Kereta Api Melalui Website Resmi PT. KAI”

    dengan variabel dependen (Kenyamanan, presepsi kemudahan, dan

    resiko yang dirasakan) dan variabel dependen (minat beli sacara

    online) akan dikembangkan di penelitian ini tanpa menggunakan

    variabel presepsi kemudahan dan resiko yang dirasakan.

    d. Penelitian dari Brian Farizal, Vol.2 No. 7 (2013) dengan “Pengaruh

    kualitas pelayanan terhadap kepuausan pembelian ticket pada PT

    Artha Bangun Cemerlang” dengan variabel dependen (Bukti fisik,

    Keandalan, Daya tanggap, Jaminan, dan Empati) dan variabel

    dependen (Kepuasan Pembeli) akan dikembangkan di penelitian ini.

    e. Penelitian dari Lily Harjati dan Yurike Venesia, Vol. 1 No. 1 ( 2015 )

    dengan “Pengaruh kualitas pelayanan dan Presepsi Harga Terhadap

    Kepuasan Pelanggan pada Maskapai Penerbangan Tiger Air Mandala”

  • 30

    dengan variabel dependen (Kualitan pelayanan dan presepsi harga)

    dan variabel dependen (Kepuasan Pembeli) akan dikembangkan di

    penelitian ini

    2.2 Hipotesis

    Sugiyono (2014) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

    sementara terhadap rumusan masalah biasanya disusun berdasarkan

    penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

    dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

    diberikan baru didasarkan faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui

    pengumpulan data. Hipotesis adalah hubungan yang diduga secara logis

    antara dua variable atau lebih yang dapat diuji secara empiris.

    Untuk memberikan angka pada penelitian yang dilakukan dan untuk

    memberikan jawaban sementara atas masalah yang dikemukakan di atas,

    maka penelitian mengajukan hipotesis sebagai berikut :

    H1 : Diduga kualitas sistem pada penerapan system reservation ticktet

    online berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

    pelanggan Garuda Indonesia.

    H2 : Diduga harga tiket pada penerapan system reservation ticktet

    online berpengaruh posotif dan signifikan terhadap kepuasan

    pelanggan Garuda Indonesia.

    H3 : Diduga kenyamanan akses pada penerapan system reservation

    ticktet online berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kepuasan pelanggan Garuda Indonesia.

    H4 : Diduga kualitas pelayanan pada penerapan system reservation

    ticktet online berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kepuasan pelanggan Garuda Indonesia.

    H5 : Diduga secara simultan kualitas sistem, harga tiket, kenyamanan

    akses dan kualitas pelayanan pada penerapan system reservation

    ticktet online berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kepuasan pelanggan Garuda Indonesia.

  • 31

    2.3 Kerangka Pemikiran

    H1

    H2

    H3

    H4

    H5

    Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

    Keterangan Gambar :

    = Variabel = Penguku

    = Indikator H = Hipotesis

    = Pengaruh

    X1.1

    X1.2

    X1.3

    X2.1

    X2.2

    X2.3

    X3.2

    X3.3

    .3

    Y.1

    Y.2

    X3.1

    kepuasan

    Pelanggan

    (Y) Kenyamanan

    akses

    (X3)

    Harga

    Tiket

    (X2)

    Kualitas

    sistem

    (X1)

    Y.3

    Kualitas

    pelayanan

    (X4)

    X4.1

    .3 X4.2

    .3 X4.3

    .3

  • 32

    Indikator:

    A. Kualitas Sistem (X1)

    Indikator :

    X1.1 : Tersedianya Website reservation ticket online

    X1.2 : Situs Website berfungsi dengan baik.

    X1.3 : Tingkat kecepatan dalam proses mengakses situs log-in/out.

    B. Harga Tiket (X2)

    Indikator :

    X2.1 : Adanya informasi mengenai harga tiket.

    X2.2 : Harga tiket sesuai dengan harga yang sebenarnya

    X2.3 : Keterjangkauan harga tiket.

    C. Kenyamanan Akses (X3)

    Indikator :

    X3.1 : Fleksibilitas waktu akses.

    X3.2 : Fleksibilitas lokasi akses.

    X3.3 : Pengaksesan data lebih cepat

    D. Kualitas Pelayanan (X4)

    Indikator :

    X4.1 : Kecepatan konfirmasi dalam pelayanan.

    X4.2 : Memberi perhatian penuh kapada pelanggan.

    X4.3 : Dapat Memenuhi kebutuhan pelangga.

    E. Kepuasan Pelanggan (Y)

    Indikator :

    Y.1 : Reputasi perusahaan diparcaya.

    Y.2 : Keinginan pelanggan untuk merekomendasikan kepada orang

    lain.

    Y.3 : Tingkat keinginan untuk tetap menggunakan system

    reservation ticket online.

  • 33

    2.3.1 Diagram Alur Penelitian

    (Data tidak cukup)

    Gambar 2.2

    Diagram Alur Pemikiran

    kepuasan

    pelanggan (Y)

    Pengolahan Data

    Implikasi Manajerial

    Latar Belakang Masalah

    Pengumpulan Data

    Metodologi Penelitian

    Landasan Teori

    Kualitas sistem

    (X1)

    Harga tiket

    (X2)

    Kenyamanan

    akses (X3)

    Kesimpulan dan Saran

    Analisis Data

    Kualitas

    pelayanan (X4)