bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori dan ...repository.stimart-amni.ac.id/362/2/bab ii.pdf10...
TRANSCRIPT
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Definisi jasa
Jasa atau layanan merupakan aktivitas ekonomi yang melibatkan
sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik,
tetapi tidak menghasilkan transfer kepemiilikan. Transportasi memegang
peranan penting dalam usaha mencapai tahap-tahap perkembangan
aktivitas ekonomi. Perkembangan sektor primer, perkembangan
(pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, dan lain-lain)
mendorong perkembangan sektor sekunder (industri pengolahan) dan
akhirnya mendorong perkembangan sektor tersier atau jasa. Dengan
kemajuan perekonomian global sekarang ini maka mendorong
pertumbuhan sektor jasa seperti, tranportasi, perhotelan, konsultasi,
komuikasi dan lain sebagainya.
Kotler (dalam Brian Farizal 2013:03) merumuskan jasa itu sebagai
berikut adalah setiap tindakan atau untuk yang ditawarkan oleh salah satu
pihak ke pihak yang lain secara intangible dan tidak menyebabkan
kepindahan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin saja terkait atau
mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik. Maksudnya, ada produk
jasa murni (seperti child care, konsultasi psikolog, dan konsultasi
manajemen), ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai
persyaratan utama (misalnya kapal untuk angkutan laut, pesawat dalam
jasa penerbangan, dan makanan restoran).
Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan
berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen, Lupiyoadi
(dalam Isnan, 2013).
-
11
2.1.2 Karakteristik jasa
Menurut Tjiptono ( dalam Brian Farizal 2013), jasa mempunyai 4
karakteristik yaitu :
1. Tidak berwujud (tidak dapat dilihat, dirasakan).
Jasa bersifat tidak berwujud atau intengibility artinya jasa yang tidak
dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar sebelum pelanggan
mencoba atau membeli. Karena sifat jasa ini tidak dapat disentuh dan
tidak dapat dirasa dan sesuatu yang tidak mudah didefinisikan,
diinformasikan atau dipahami secara rohani. Maka dalam hal ini
perusahaan jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti
fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya.
2. Tidak terpisahkan
Jasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari penyedia. Hal ini bisa
dilihat dari faktor-faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya
dalam pemberian perhatian khususnya pada tingkat partisipasi atau
keterlibatan pelangga dalam proses jasa misalnya aktivitas dan peran
serta pelajar atau mahasiswa dalam pendidikan disekolah maupun di
perguruan tinggi.
3. Bermacam-macam(keragaman)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized out-
put. artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada
siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
4. Sementara (tidak tahan lama)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan
dan jasa sangat bervariasi dalam melakukan pemasaran jasa yang di
pengaruhi faktor musiman.
Sedangkan Karakteristik jasa menurut Kotler, (Dalam Ade Duana
Pratiwi, 2014) adalah :
1. Service Intangibility (jasa tidak berwujud)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dibaui
sebelum jasa itu dibeli.
-
12
2. Service Inseparibility (Jasa Tak Terpisahkan)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, tanpa mempedulikan
apakah penyedia jasa itu orang atau mesin.
3. Service Variability (Variabilitas Jasa)
Berarti kualitas jasa bergantung pada siapa yang menyediakan jasa itu
dan kapan, dimana, dan bagaimana jasa itu disediakan.
4. Service Perishability (dapat musnah)
5. Jasa tidak bisa disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saaat
kemudian.
2.1.3 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu strategi yang digunakan perusahaan
untuk menarik minat masyarakat agar bersedia menggunakan atau
membeli secara terus menerus produk barang atau jasa dari suatu
perusahaan. Menurut kotler dan keller (dalam Muhammad Ariefian Isnan
2013), definisi pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Kotler dan Keller (dalam Muhammad Ariefian Isnan 2013)
mendefinisikan manajemen pemasaran, yaitu seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan
dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul.
Pemasaran di internet atau Internet marketing, dikenal juga sebagai
web pemasaran, pemasaran online, web avertising, atau e-marketing,
disebut sebagai pemasaran (umumnya promosi) produk atau jasa melalui
Internet. Internet marketing memiliki cakupan yang luas karena tidak
hanya mengacu pada pemasaran di Internet, tetapi juga mencakup
pemasaran dilakukan melalui e-mail dan medianir kabel. Data pelanggan
digital dan customer relationship managemente lectronic (eCRM) juga
-
13
sering dikelompokkan bersama di bawah internet marketing (Anton,
2013)
Dari definisi diatas diketahui bahwa arti pemasaran jauh lebih luas
dari pada penjualan. Pemasaran mencakup merencanakan kebutuhan
konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan barang atau jasa, yang akan
diproduksi, menentukan harga barang atau jasa, menentukan cara promosi
yang akan dilakukan dan mendistribusikannya. Jadi pemasaran merupakan
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
Pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan
konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya
pemasaran diorientasikan kepada konsumen. Keterlibatan semua pihak
baik manajemen puncak hingga karyawan non manjerial dalam
mendukung pelaksanaan pemasaran merupakan hal yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi.
Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari empat elemen (4P): produk
(product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion). Dengan
sejumlah penyesuaian, keempat elemen ini juga penting dalam pemasaran
jasa.
2.1.4 Reservation Ticket
Layanan Online reservation ticket merupakan salah satu layanan
berbasis web yang merupakan salah satu contoh dari E-commerce.
Menurut Turban (dalan Isnan 2013) E-commerce adalah suatu proses
membeli, menjual, transfer atau pertukaran produk, pelayanan, dan
informasi melalui jaringan computer termasuk internet. Sedangkan
menurut Kotler (dalam Isnan, 2013 ) pembelian dan proses penjualan
yang didukung oleh elektronik, terutama internet. Online reservation ticket
mulai digunakan semenjak 1 Juni 2009, ketika Asosiasi Transportasi
Udara Internasional / IATA (International Air Transport Association)
memberikan mandat kepada semua anggotanya agar menggunakan e-ticket
dalam segala bentuk transaksi.
-
14
Menurut Orwol (dalam Isnan, 2013 ) Tiket elektronik merupakan
sistem penjualan tiket secara online dalam hal ini adalah tiket peasawat
terbang. Melalui online reservation ticket pelanggan dapat
mendokumentasikan proses penjualan dari aktivitas perjalanan 21 mereka
tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik. Dalam jurnal
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan dan
Penggunaan Sistem E-ticketing (Jati dan Laksito, 2013) Layanan Online
reservation ticket adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan
mengoptimalkan kenyamanan customer. Online reservation ticket
mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan formulir kertas dan
meningkatkan fleksibilitas pelanggan dan agen perjalanan dalam membuat
perubahan-perubahan dalam jadwal perjalanan.
Menurut Jati (2013) Beberapa keuntungan yang didapatkan dalam
penggunaan aplikasi Online reservation ticket adalah:
1. Proses reservasi/booking dapat dilakukan dari mana saja dan kapan
saja.
2. Data yang transparan langsung dari website
3. Proses reservasi langsung.
4. Dapat mencetak tiket sendiri dan dapat langsung digunakan.
5. Pembayaran melalui transfer bank, sehingga lebih cepat dan akurat.
Namun terdapat juga beberapa kelemahan dari sistem Online
reservation ticket diantaranya adalah:
1. Tidak semua orang mengerti tentang internet, artinya belum bisa
mengoperasikan internet itu sendiri.
2. Keterbatasan pihak maskapai penerbangan dalam memasarkan
tiketnya secara online.
3. Belum semua orang mengetahui tentang bagaimana caranya memesan
tiket secara online.
4. Belum semua orang mengetahui dan paham betul tentang e-ticket.
-
15
2.1.5 Kualitas Sistem
Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yang melekat
mengenai sistem itu sendiri yang mana kualitas sistem merujuk pada
seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, dan
kebijakan prosedur dari sistem informasi yang dapat menyediakan
informasi kebutuhan pemakai Delone dan McLean, (dalam Winda
Septianita, dkk 2014 ).
(Eko, 2017) mengatakan bahwa System quality merupakan kualitas
dari system yang lebih menekankan kepada kemampuan kinerja hardware
dan software dari sistem informasi yang dapat mempengaruhi persepsi
pengguna atas kegunaan dan kemudahan penggunaan dari sistem tersebut.
Kualitas sistem memerlukan indikator untuk dapat mengukur seberapa
besar kualitas dari sistem. Indikator tersebut yaitu kemudahan penggunaan
(easy of use), kecepatan akses (response time), keandalan sistem
(reliability), dan fleksibilitas (flexibility)
Sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai suatu
komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (mendapatkan
kembali), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan dalam
organisasi oleh Laudon dan Laudon, (dalam Nugroho, 2015).
Penggunaan SI dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi
organisasi/perusaahan maupun bagi pengguna individual (user). Manfaat
penggunaan SI bagi perusahaan adalah dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh informasi yang
relevan, akurat, tepat waktu, dan lengkap yang diperlukan oleh perusahaan
yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Sedangkan bagi pengguna individual (user) penggunaan SI dapat
memberikan manfaat yaitu meningkatkan produktivitas kerja, kualitas
output, dan efektivitas pekerjaan.
Kesuksesan dari penggunaan sistem informasi sangat dipengaruhi
oleh perilaku pengguna (user’s attitude) dan penerimaan pengguna (user’s
-
16
acceptance) atas SI yang baru (Davis, Venkatesh dan Davis, Succi dan
Walter dalam Jati, 2012). Jika pengguna tidak menginginkan untuk
menerima SI yang baru, tentu saja hal ini tidak akan memberikan manfaat
yang penuh pada perusahaan (Davis, Davis dan Venkatesh, dalam Jati,
2013). Sebaliknya, jika lebih besar penerimaan dari pengguna, lebih
banyak keinginan dari mereka untuk membuat perubahan pada 25
prakteknya serta untuk menggunakan segala waktu dan usaha guna
memulai menggunakan SI yang baru (Succi dan Walter, dalam Jati, 2013).
2.1.6 Harga Tiket
Zeithaml (dalam Wahyu Kartika Aji, 2014) mendefinisikan harga
adalah apa yang kita dapat dari sesuatu yang telah dikorbankan untuk
memperoleh produk atau jasa. Sedangkan Kotler dan Amstrong 2001,
(dalam Wahyu Kartika Aji, 2014) berpendapat bahwa harga adalah
sejumlah uang yang dibebankan suatu produk atau jasa tersebut.
Definisi harga diperkuat oleh Bei, (dalam Wijayanti 2015)
mengartikan harga sebagai sesuatu yang harus diberikan atau dikorbankan
dalam memperoleh sejenis produk atau jasa.
Harga dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator. Dalam
jurnal penelitian Fernanda, 2013 dibentuk oleh 5 indikator yaitu
Keterjangkauan harga ( kondisi daya beli), Daya saing harga (dengan
kompetitor), Kesesuaian harga dengan dengan manfaat (harga sesuai
dengan mafaat yang diberikan), Kesesuaian harga dengan kualitas produk
(harga sesuai dengan kualitas produk yang diharapkan konsumen), Harga
sesuai pelayanan yang diberikan ( harga sesuai dengan pelayanan yang
diharapkan konsumen).
Harga merupakan faktor yang sangat penting untuk menarik minat
konsumen. Harga yang sesuai akan memberikan keuntungan terhadap
konsumen maupun perusahaan. Perusahaan akan mendapat beberapa
keuntungan antara lain; dapat memberikan kepuasan yang lebih kepada
konsumen dan dapat mempertahankan serta mengembangkan konsumen.
-
17
Dengan demikian keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan
pangsa pasar dan akan membawa pengaruh pada tingkat pendapatan. Maka
dengan harga yang tepat dan terjangkau akan dapat memberikan tingkat
kepuasan yang berlebih kepada konsumen karena diimbangi dengan
pelayanan prima.
Adanya kesesuaian antara harga dan produk atau jasa dapat membuat
kepuasan bagi pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, maka akan
meninggalkan perusahaan yang akan menyebabkan penurunan penjualan
dan selanjutnya akan menurunkan laba bahkan kerugian bagi perusahaan.
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap
perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Sekurang-kurangnya
ada tiga pihak yang harus menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan
dalam menetapkan harga yaitu konsumen, perusahaan yang bersangkutan,
dan pesaing. Perusahaan memperhatikan apa yang diinginkan konsumen,
yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai yang diperoleh (value
for money).
Sementara yang diinginkan perusahaan adalah mendapatkan laba
maksimal mungkin, dengan memperhatikan penetapan harga yang
dilakukan pesaing. Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan
tidak sesuai dengan manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan
tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga yang ditetapkan
oleh sebuah perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterima maka akan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
2.1.7 Kenyamanan Akses
Kenyamanan diakui sebagai faktor yang mendorong keputusan
konsumen untuk membeli secara online di rumah. Kenyamanan ini adalah
mengenai waktu, ruang, dan penghematan upaya yang dilakukan
konsumen. Tidak ada kerumunan orang yang berbelanja atau mengantri
dan tidak ada kemacetan lalu lintas atau kepadatan tempat parkir sehingga
dapat membantu untuk menghemat dan mempersingkat waktu (Suki dalam
-
18
Insani, 2013). Karena sifat dari website yang menyediakan informasi
produk dalam weblink, konsumen dapat melakukan pendekatan terhadap
produk atau apa yang mereka inginkan secara lebih mudah dengan hanya
menggeser dan mengklik mouse. (Insani, 2013)
Proses pemesanan dalam website tentu juga lebih terasa nyaman
karena adanya pengiriman pesan konfirmasi ke konsumen, termasuk
rincian pemesanan atau lainnya mengenai produk melalui email. Hal ini
membantu menghemat waktu dan upaya konsumen. Meskipun dalam
beberapa kasus belanja online dianggap gagal apabila pemesanan
memakan waktu dan rumit, Lim dan Dubinsky (dalam Insani, 2013).
Kenyamanan dalam penelitian ini merujuk pada kenyamanan mengakses
website.
Yale dan Venkatesh (dalam Insani, 2013) telah mengembangkan
enam kelas kenyamanan: pemanfaatan waktu, aksesibilitas, portabilitas,
ketepatan, kecekatan, dan menghindari ketidaknyamanan.
2.1.8 Kualitas Pelayanan
Pelayanan pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dan
perlakuan atau cara melayani orang lain untuk memenuhi apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginannya. Tingkat kepuasan konsumen atas
suatu pelayanan dapat diukur dengan membandingkan antara harapan
konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diinginkannya dengan
kenyataan yang diterimanya atau dirasakannya. Dalam arti, pelayanan
harus sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh setia konsumen. Pada
tingkat kesesuaian yang semakin tinggi antara harapan dengan kualitas
pelayanan yang diberikan perusahaan, di situlah tercipta nilai kepuasan
yang maksimal (Kartika, 2015).
Zeithaml dalam Adi Kuswanto, (dalam Isnan, 2013) mendefinisikan
kualitas pelayanan sebagai penilaiaan pelanggan atas keunggulan atau
keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh. Kualitas
pelayanan jasa identik dengan mutu dari usaha itu sendiri, sehingga usaha
-
19
untuk meningkatkan pelayanan selalu dilakukan agar dapat
memaksimalkan kualitas pelayanan jasa.
Menurut Lovelock dan Wirtz (dalam Lily dan Vanesia, 2015)
kualitas layanan merupakan evaluasi kognitif jangka panjang dari
pelanggan terhadap penyampaian layanan dari suatu perusahaan. Menurut
Huang (dalam Lily dan Vanesia, 2015) kualitas layanan dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan kesan pelanggan terhadap efisiensi
relative organisasi dan layanan yang diberikannya.
Dengan demikian kualitas layanan (service quality) dapat diketahui
dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas pelayanan yang
secara nyata mereka terima atau peroleh dengan pelayanan yang
sesungguhnya mereka harapkan atau inginkan terhadap atribut-atribut
pelayanan suatu perusahaan.
2.1.9 Kepuasan Pelanggan
Menurut (Sumarwan, 2014), Kepuasan adalah tingkat perasaan
setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan
harapannya.Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan kinerja
yang dirasakan dengan harapan.Apabila kinerja dibawah harapan, maka
pelanggan akan kecewa, bila kinerja sesuai dengan harapan, maka
pelanggan akan sangat puas. Engel et al ( dalam Dewa Ayu, 2016)
menjelaskan bahwa niat umumnya dirujuk sebagai pembelian yang
terencana sepenuhnya. Konsumen akan lebih bersedia menginvestasikan
waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli. Menurut Engel,
Blackwell dan Miniard (dalam Sumarwan, 2014:387) mendefinisikan
kepuasan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang
dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan
adalah layanan atau hasil yang diterima konsumen dari produk/jasa paling
tidak harus sama dengan harapan konsumen atau bahkan lebih. Ada dua
faktor yang sangat berpengaruh dalam kepuasan konsumen yaitu kualitas
-
20
layanan dan harga. Menurut Parasuraman (dalam Wijayanti 2015) yang
menyatakan kepuasan konsumen merupakan hasil dari persepsi konsumen
mengenai kualitas layanan. Disamping itu harga juga sangat berpengaruh
dalam kepuasan konsumen. Menurut Lupiyoadi (dalam Wijayanti 2015)
indicator kepuasan konsumen yaitu, Perasaan puas menggunakan jasa,
Kepuasan terhadap fasilitas dan Kepuasan terhadap pelayanan.
Husein Umar (dalam Lily dan Vanesiea, 2015) menyatakan 6 konsep
yang umum dipakai dalam mengukur kepuasan pelanggan antara lain:
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan; caranya dengan menanyakan
pelanggan mengenai tingkat kepuasan atas pelayanan yang
bersangkutan serta menilai dan membandingkan dengan tingkat
kepuasan pelanggan keseluruhan atas pelayanan yang mereka terima
dari pesaing.
2. Dimensi kepuasan pelanggan; Prosesnya melalui empat langkah yaitu:
pertama, mengidentifikasi dimensidimensi kunci kepuasan pelanggan.
Kedua, meminta pelanggan menilai pelayanan perusahaan
berdasarkan item-item spesifik seperti kecepatan layanan atau
keramahan staf pelayanan terhadap pelanggan. Ketiga, meminta
pelanggan menilai pelayanan pesaing berdasarkan item-item spesifik
yang sama. Keempat, meminta pelanggan menentukan dimensi-
dimensi yang menurut mereka ada di kelompok penting dalam menilai
kepuasan pelanggan keseluruhan.
3. Konfirmasi harapan; pada cara ini, kepuasan tidak diukur langsung
namun disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ ketidaksesuaian antara
harapan pelanggan dengan kinerja aktual pelayanan yang dijual
perusahaan
4. Minat pembelian ulang; Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan
apakah mereka akan mengadakan pembelian ulang atas pelayanan
yang sama yang dia konsumsi.
-
21
5 Kesediaan untuk merekomendasi; cara ini merupakan ukuran yang
penting, apalagi bagi pelayanan yang pembelian ulangnya relatif lama,
seperti pelayanan pendidikan tinggi.
6. Ketidakpuasan pelanggan; dapat dikaji misalnya dalam hal komplain,
biaya garansi, word of mouth yang negatif serta defections.
2.1.10 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dalam
penelitian ini. Secara ringkas penelitian-penelitian yang telah dilakukan
oleh beberapa peneliti sebelumnya dapat dilihat pada tabel berdasarkan
setiap jurnal yang dilakukan pada penelitian ini.
Tabel 2.1.
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kualitas Sistem
Judul Pengaruh Kualitas sistem, Kualitas Informasi, dan
Kualitas Pelayanan Rail ticketing System (RTS)
Terhadap Kepuasan Pelanggan
Penulis jurnal Winda septianita, dkk, Vol. 1 No.1 (2014 ).
Veriabel penelitian dan
Indikator
Variabel Indenpenden.
X1 : Kualitas Sistem
X2 : Kualitas Informasi
X3 : Kualitas Pelayanan
Variabel Dependen
Y : Kepuasan Pelanggan
Analisis data Menggunakan metode analisis regresi berganda
Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan dari hasil analisis data
diperoleh bahwa:
1. Variabel kualitas sistem Rail Ticketing System
secara statistis signifikan atau menunjukkan
berpengaruh secara positif terhadap kepuasan
pengguna. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2, t tabel
-
22
untuk one tailed n=80 dapat diketahui bahwa t
hitung untuk variabel kualitas sistem Rail Ticketing
System (RTS) lebih besar dari t tabel yaitu sebesar
2.440 > 1.990.
2. Variabel kualitas informasi Rail Ticketing System
secara statistis signifikan atau menunjukkan
berpengaruh secara positif terhadap kepuasan
pengguna. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2, ttabel
untuk one tailed n=80 dapat diketahui bahwa t
hitung untuk variabel kualitas informasi Rail
Ticketing System (RTS) lebih besar dari t tabel
yaitu sebesar 3.639 > 1.990.
3. Variabel kualitas pelayanan Rail Ticketing System
secara statistis signifikan atau menunjukkan
berpengaruh secara positif terhadap kepuasan
pengguna. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2, ttabel
untuk one tailed n=80 dapat diketahui bahwa t
hitung untuk variabel kualitas pelayanan Rail
Ticketing System (RTS) lebih besar dari t tabel
yaitu sebesar 2.675 > 1.990.
Hubungan dengan
penelitian
Pengaruh Kualitas sistem, Kualitas Informasi, dan
Kualitas Pelayanan Rail ticketing System (RTS)
Terhadap Kepuasan Pelanggan yang dikemukakan
oleh Winda Septianita, dkk terdapat variabel yang
sama dan berkaitan erat dengan penelitian ini yaitu
kualitas sistem, kualitas pelayanan (sebagai variabel
bebas) dan kepuasan pelanggan (sebagai variabel
terikat).
Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 14/02/2018)
-
23
Tabel 2.2
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Harga
Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Penulis jurnal Ari Prasetio, Vol.1 No.4 (2013)
Veriabel penelitian dan
Indikator
Variabel independen
X1 : Kualitas Pelayanan, dengan indikator : (Wujud,
keandalan, daya tanggap, jaminan dan mpati)
X2 : Harga, dengan indikator : (Keterjangkauan harga,
potongan/diskon harga dan cara pembayaran)
Variable Dependent
Y : Kepuasan pelanggan dengan indikator : (Minat
penggunaan ulang, tingginya intensitas
penggunaan dan kesediaan untuk
merekomendasikan
Analisis data Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis regresi linear berganda
menggunakan SPSS release 17
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linear
berganda Y = 3.958 + 0.083 X1 + 0.614 X2. Uji
parsial (uji t) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan,
harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan. Uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan dan harga berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan secara simultan.
Koefisien determinasi parsial (r2) kualitas pelayanan
sebesar 8.18%, harga sebesar 44.48%. Koefisien
determinasi simultan (R2) sebesar 0.725, hal ini
berarti 72.5% kepuasan pelanggan pada PT. TIKI
-
24
Cabang Semarang dipengaruhi oleh kualitas pelayanan
dan harga sedangkan sisanya 27.5% dipengaruhi
oleh variabel lain yang berada di luar variabel yang
diteliti.
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas
Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan”
yang dikemukakan oleh Aris Prasetyo digunakan
sebagai rujukan terhada Variabel Harga (X2) dalam
penelitian ini karena terdapat variabel yang sama dan
berkaitan erat dengan penelitian ini yaitu variabel
bebas (kualitas pelayanan dan harga) dan variabel
terikat (kepuasan pelanggan).
Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 20/02/2018)
Tabel 2.3
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kenyamanan Akses
Judul Analisis Pengaruh kenyamananTerhadap Minat Beli
Secara Online Pada Pemesanan Tiket Kereta Api
Melalui Website Resmi PT. KAI
Penulis jurnal Erlang Prima Insani, Vol.7 No. 3 (2013)
Veriabel penelitian dan
Indikator
Variabel independen
X1 : Kenyamanan, dengan indikator : (Fleksibilitas
waktu akses, fleksibilitas lokasi akses, proses
pembayarannya cepat dan pengaksesan data
lebih cepat)
X2 : Presepsi kemudahan, dengan indikator : (Website
mudah dioperasikan, proses pembayaran online
mudah, dan website mudah diakses)
X3 : Resiko yang dirasakan, dengan indikator :
(Resiko kerugian waktu akses, resiko kerugian
privasi data, dan resiko kerugian keamanan
data)
-
25
Variabel dependen :
Y : Minat beli sacara online dengan indikator : (Minat
melakukan transaksi online)
Analisis data Analisis dengan Structural Equation Modeling (SEM)
yang akan dijalankan melalui software AMOS 21.0
dengan platform windows.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa variabel kenyamanan, presepsi kemudahan,
dan resiko yang dirasakan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli secara online. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengolahan data dari full
model pada SEM ditunjukkan bahwa Hasil
perhitungan uji chi-square pada full model
memperoleh nilai chi-square sebesar 56,838 masih
dibawah chi-square tabel untuk derajat kebebasan 39
pada tingkat signifikansi 1% sebesar 62,428. Nilai
probabilitas berada pada titik marginal dengan besaran
0,032. Nilai GFI, AGFI, TLI, CFI, CMIN/ DF berada
pada rentang nilai goodness of fit index meskipun
RMSEA diterima secara marginal.
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh
kenyamananTerhadap Minat Beli Secara Online Pada
Pemesanan Tiket Kereta Api Melalui Website Resmi
PT. KAI yang dikemukakan oleh Erlang Prima Insani
digunakan sebagai rujukan terhadap variabel
kenyamanan akses (X3) dalam penelitian ini karena
terdapat kesamaan variabel dan berkaitan erat dengan
penelitian ini.
Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 22/02/2018)
-
26
Tabel 2.4
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kualitas Pelayanan
Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuausan
Pembelian Ticket Pada PT Artha Bangun Cemerlang
Penulis jurnal Brian Farizal, Vol.2 No. 7 (2013)
Veriabel penelitian dan
Indikator
Variabel independen:
X1 : Bukti Fisik, dangan indikator : (Penataan interior,
dan eksterior, kerapian dan kebersihan ruangan,
serta teknologi yang digunakan).
X2 : Keandalan, indikator : (Ketepatan waktu bila
berjanji, Jujur dalam pelayanan, dan berusaha
menghindari kesalahan).
X3 : Daya Tanggap, dengan indkator : (Siap membantu
pelanggan, kecepatan dalam pelayanan, dan
komunikasi yang lancar).
X4 : Jaminan, dengan indikator : (Pelayanan sopan,
terampil dalam melaksanakan tugas,
pengetahuan memadai).
X5 : Emapati, dengan indikator : (Perhatian kepada
pelanggan, tanggung jawab keamanan dan
kenyamanan serta mengutamakan kepentingan
pelanggan).
Variabel Dependen
Y : Kepuasan pembeli dengan indikator : (Reputasi
perusahaan dipercaya, (karyawan mengetahui
dengan baik produk yang ditawarkan).
Analisis data Metode analisis deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif.
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diketahui bahwa :
1. Dari pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai sig
-
27
untuk Fhitung yang lebih kecil daripada 0.000
(0.000 < 0.050). Dengan kata lain “Diduga ada
pengaruh variabel kualitas pelayanan yang terdiri ;
Bukti Fisik (X1), Keandalan (X2), Daya Tanggap
(X3), Jaminan (X4), dan Empati (X5) secara
simultan berpengaruh terhadap variabel terikat
Kepuasan pelanggan (Y) pada PT. Artha Bangun
Cemerlang Tour & Travel di Surabaya telah
terbukti kebenarannya.
2. Dari analisis regresi dapat dilihat bahwa nilai
terbesar ada pada empati dengan r2 (26,72%) dan
nilai terkecil ada pada jaminan (6,35%). Hal ini
berarti ada pengaruh dominan dari variabel empati
terhadap kepuasan pelanggan pada pada PT. Artha
Bangun Cemerlang Tour & Travel di Surabaya,
sedangkan jaminan memiliki pengaruh yang paling
kecil namun tetap signifikan.
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuausan pembelian ticket pada PT
ARTHA BANGUN CEMERLANG” digunakan
sebagai rujukan terhadap variabel kualitas pelayanan
(X4) dalam penelitian ini karena terdapat kesamaan
variabel yaitu kualitas pelayanan.
Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 11/02/2018)
Tabel 2.5
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kepuasan Pelanggan
Judul Pengaruh kualitas pelayanan dan Presepsi Harga
Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Maskapai
Penerbangan Tiger Air Mandala
Penulis jurnal Lily Harjati dan Yurike Venesia, Vol. 1 No. 1 ( 2015 )
-
28
Veriabel penelitian dan
Indikator
Variabel independen:
X1 : Kualitas Pelayana, dengan indikator : ( keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik)
X2 :Presepsi Harga, dengan indikator: (Keterjangkauan
harga produk, kesesuaian harga dengan kualitas
produk, dan kesesuaian harga dengan manfaat
Variabel Dependen
Y : Kepuasan pelanggan, denagn indikator : (Loyal
terhadap produk, membeli lebih banyak saat
perusahaan memperkenalkan produk baru dan
meng-uprade produk yang ada, adanya
komunikasi yang bersifat positif akan perusahaan
dan produknya. serta perusahaan akan menjadi
pertimbangan utama ketika membeli produk lain
yang sejenis).
Analisis data Metode analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
kualitas pelayanan dan presepsi harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan,
dimana : (1) Tingkat Kualitas Layanan yang diberikan
TigerAir Mandala kepada pelanggan adalah baik. (2)
Pelanggan setuju Persepsi Harga terhadap TigerAir
Mandala adalah sesuai dengan butir-butir pertanyaan
pada kuesioner. (3) Pelanggan TigerAir Mandala puas
akan kualitas layanan dan harga yang diberikan
kepada pelanggan.
Hubungan dengan
penelitian
Pengaruh kualitas pelayanan dan presepsi harga
terhadap kepuasan pelanggan pada maskapai
penerbangan Tiger Air Mandala memiliki variabel
dependen yang sama dengan variabel dalam penelitian
-
29
ini sehingga bisa dijadiakan sebagai rujukan terhadap
penelitian ini.
Sumber : jurnal yang dipublikasikan di google scholar (unduh pada 12/02/2018)
Adapun pengembangan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan
penelitian diatas adalah :
a. Penelitian dari Winda Septianita, dkk, Vol. 1 No.1 (2014) dengan
“Pengaruh Kualitas sistem, Kualitas Informasi, dan Kualitas
Pelayanan Rail ticketing System (RTS) Terhadap Kepuasan
Pelanggan” dengan variabel independen (Kualitas Sistem, Kualitas
Informasi, Kualitas Pelayanan) dan variabel dependen (kepuasan
pelanggan) akan dikembangkan tanpa menyertakan variabel kualitas
informasi.
b. Penelitian dari Ari Prasetio, Vol.1 No.4 (2013) dengan “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan”
dengan variabel dependen (Kualitas pelayanan dan harga) dan variabel
dependen (kepuasan pelanggan) akan dikembangkan di penelitian ini.
c. Penelitian dari Erlang Prima Insani, Vol.7 No. 3 (2013) dengan
“Analisis Pengaruh kenyamananTerhadap Minat Beli Secara Online
Pada Pemesanan Tiket Kereta Api Melalui Website Resmi PT. KAI”
dengan variabel dependen (Kenyamanan, presepsi kemudahan, dan
resiko yang dirasakan) dan variabel dependen (minat beli sacara
online) akan dikembangkan di penelitian ini tanpa menggunakan
variabel presepsi kemudahan dan resiko yang dirasakan.
d. Penelitian dari Brian Farizal, Vol.2 No. 7 (2013) dengan “Pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuausan pembelian ticket pada PT
Artha Bangun Cemerlang” dengan variabel dependen (Bukti fisik,
Keandalan, Daya tanggap, Jaminan, dan Empati) dan variabel
dependen (Kepuasan Pembeli) akan dikembangkan di penelitian ini.
e. Penelitian dari Lily Harjati dan Yurike Venesia, Vol. 1 No. 1 ( 2015 )
dengan “Pengaruh kualitas pelayanan dan Presepsi Harga Terhadap
Kepuasan Pelanggan pada Maskapai Penerbangan Tiger Air Mandala”
-
30
dengan variabel dependen (Kualitan pelayanan dan presepsi harga)
dan variabel dependen (Kepuasan Pembeli) akan dikembangkan di
penelitian ini
2.2 Hipotesis
Sugiyono (2014) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah biasanya disusun berdasarkan
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Hipotesis adalah hubungan yang diduga secara logis
antara dua variable atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
Untuk memberikan angka pada penelitian yang dilakukan dan untuk
memberikan jawaban sementara atas masalah yang dikemukakan di atas,
maka penelitian mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Diduga kualitas sistem pada penerapan system reservation ticktet
online berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan Garuda Indonesia.
H2 : Diduga harga tiket pada penerapan system reservation ticktet
online berpengaruh posotif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan Garuda Indonesia.
H3 : Diduga kenyamanan akses pada penerapan system reservation
ticktet online berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan Garuda Indonesia.
H4 : Diduga kualitas pelayanan pada penerapan system reservation
ticktet online berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan Garuda Indonesia.
H5 : Diduga secara simultan kualitas sistem, harga tiket, kenyamanan
akses dan kualitas pelayanan pada penerapan system reservation
ticktet online berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan Garuda Indonesia.
-
31
2.3 Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan Gambar :
= Variabel = Penguku
= Indikator H = Hipotesis
= Pengaruh
X1.1
X1.2
X1.3
X2.1
X2.2
X2.3
X3.2
X3.3
.3
Y.1
Y.2
X3.1
kepuasan
Pelanggan
(Y) Kenyamanan
akses
(X3)
Harga
Tiket
(X2)
Kualitas
sistem
(X1)
Y.3
Kualitas
pelayanan
(X4)
X4.1
.3 X4.2
.3 X4.3
.3
-
32
Indikator:
A. Kualitas Sistem (X1)
Indikator :
X1.1 : Tersedianya Website reservation ticket online
X1.2 : Situs Website berfungsi dengan baik.
X1.3 : Tingkat kecepatan dalam proses mengakses situs log-in/out.
B. Harga Tiket (X2)
Indikator :
X2.1 : Adanya informasi mengenai harga tiket.
X2.2 : Harga tiket sesuai dengan harga yang sebenarnya
X2.3 : Keterjangkauan harga tiket.
C. Kenyamanan Akses (X3)
Indikator :
X3.1 : Fleksibilitas waktu akses.
X3.2 : Fleksibilitas lokasi akses.
X3.3 : Pengaksesan data lebih cepat
D. Kualitas Pelayanan (X4)
Indikator :
X4.1 : Kecepatan konfirmasi dalam pelayanan.
X4.2 : Memberi perhatian penuh kapada pelanggan.
X4.3 : Dapat Memenuhi kebutuhan pelangga.
E. Kepuasan Pelanggan (Y)
Indikator :
Y.1 : Reputasi perusahaan diparcaya.
Y.2 : Keinginan pelanggan untuk merekomendasikan kepada orang
lain.
Y.3 : Tingkat keinginan untuk tetap menggunakan system
reservation ticket online.
-
33
2.3.1 Diagram Alur Penelitian
(Data tidak cukup)
Gambar 2.2
Diagram Alur Pemikiran
kepuasan
pelanggan (Y)
Pengolahan Data
Implikasi Manajerial
Latar Belakang Masalah
Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian
Landasan Teori
Kualitas sistem
(X1)
Harga tiket
(X2)
Kenyamanan
akses (X3)
Kesimpulan dan Saran
Analisis Data
Kualitas
pelayanan (X4)