bab ii tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/55370/3/bab ii.pdf · lester dan stewart mengartikan...

27
22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan permasalahan yang diangkat, terdapat beberapa informasi mengenai analisis dari penelitian terdahulu, selanjutnya akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Dari hasil penjabaran kerangka teori, peneliti akan membahas dan menentukan teori yang akan digunakan sebagai operasional teori. Selanjutnya peneliti akan menjabarkan alur pikir yang digunakan dalam melakukan penelitian sebagai wujud konsistensi dalam berpikir. A. Studi Penelitian Terdahulu Dalam pendalaman materi mengenai Evaluasi Kebijakan Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Pasuruan, peneliti terlebih dahulu mencoba untuk melakukan analisis dengan menggunakan cara studi penelitian terdahulu. Studi ini dilakukan dengan mencari referensi melalui beberapa tulisan, baik berupa buku penunjang, skripsi maupun tesis dari berbagai jurusan dan universitas yang memiliki tema terkait, hingga jurnal-jurnal keilmuan. Melalui studi penelitian terdahulu diharapkan mampu membantu peneliti dalam proses penentuan teori yang akan digunakan dalam mengkaji permasalahan yang akan dibahas. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa sumber yang dijadikan sebagai landasan peneliti untuk penentuan teori. Berikut penjelasannya:

Upload: others

Post on 07-Jul-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, terdapat beberapa informasi

mengenai analisis dari penelitian terdahulu, selanjutnya akan digunakan sebagai

landasan dalam penelitian. Dari hasil penjabaran kerangka teori, peneliti akan

membahas dan menentukan teori yang akan digunakan sebagai operasional teori.

Selanjutnya peneliti akan menjabarkan alur pikir yang digunakan dalam

melakukan penelitian sebagai wujud konsistensi dalam berpikir.

A. Studi Penelitian Terdahulu

Dalam pendalaman materi mengenai Evaluasi Kebijakan Program Satu

Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di

Kabupaten Pasuruan, peneliti terlebih dahulu mencoba untuk melakukan analisis

dengan menggunakan cara studi penelitian terdahulu. Studi ini dilakukan dengan

mencari referensi melalui beberapa tulisan, baik berupa buku penunjang, skripsi

maupun tesis dari berbagai jurusan dan universitas yang memiliki tema terkait,

hingga jurnal-jurnal keilmuan. Melalui studi penelitian terdahulu diharapkan

mampu membantu peneliti dalam proses penentuan teori yang akan digunakan

dalam mengkaji permasalahan yang akan dibahas.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa sumber yang dijadikan sebagai

landasan peneliti untuk penentuan teori. Berikut penjelasannya:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

23

Tabel 2.1.

Studi Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian dan

Nama Peneliti

Teori/ Pendekatan

Konsep & Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Perencanaan Bank

Sampah Dalam Rangka

Pemberdayaan

Masyarakat Di

Kecamatan Kepanjen

Kabupaten Malang /

Wuri Sulistiyorini

Purwanti dan

Sumartono, dkk (2015)

Metode penelitian

kualitatif deskriptif/

konsep

pemberdayaan

masyarakat.

Perencanaan bank sampah

di Kecamatan Kepanjen

dilaksanakan melalui

perencanaan yang mana di

tetapkan oleh Pemerintah

kabupaten Malang.

Perencanaan yang

dilakukaan untuk

menciptakan pemberdayaan

masyarakat yaitu dengan

adanya fasilitating,

pendampingan, dan

pembentukan bank sampah.

Dengan adanya bank

sampah masyarakat mudah

mengelola sampah untuk

mengatasi masalah sampah

di daerah. Hal ini juga

mendapatakan nilai tambah

dalam penilaian Adipura.

2. Evaluasi Kinerja Bank

Sampah Kartini

Mandiri Desa

Pasanggrahan Kota

Batu/Puspita Dwi

Apriliyanti, Soemarno,

dkk (2015)

Metode penelitian

kuantitatif/ teori

Garnett dan T.

Cooper (2014)

tentang perhitungan

skala kerja

Penelitian ini menganalisa

mengenai kondisi eksiting

dan kinerja bank sampah

atas pelayanan terhadap

nasabah serta tingkat

kepuasan dan kepentingan.

Untuk meningkatkan

kepuasan nabasah

diperlukannya peningkatan

pada pelayanan

administrasi, penyediaan

sarana dan prasarana,

peningkatan harga beli

sampah, peningkatan

keuangan seperti bagi hasil

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

24

dan simpan pinjam. Hasil

yang diperoleh dari evaluasi

kinerja bank sampah Kartini

Mandiri Kota Batu sudah

memuaskan masyarakat

dengan hasil important

performance analysisyang

dianggap maksimal dengan

penghitungan skala kerja.

Kekurangan hanya terletak

pada tersedianya sarna dan

prasarana.

3. Evaluasi Dampak

Kebijakan Pemerintah

Daerah Dalam

Pengelolaan Sampah

Melalui Bank Sampah

(Studi di Bank Sampah

Sumber Rejeki

Kelurahan Bandar Lor

Kecamatan Mojoroto

Kota Kediri)/ Merly

Mutiara Saputri, Imam

Hanafi, dkk

Metode penelitian

deskriptif kualitatif/

konsep mengenai

analisis kebijakan

publik dari dampak

yang diperoleh.

Penelitian ini menganalisis

begaimana suatu upaya

pemerintah dalam

menumbuhkan kesadaran

masyakat terhadap sampah.

Yang mana sampah masih

bisa diolah kembali dan

dijadikan hal yang

menguntungkan. Pemerintah

menggalakakan

pembentukan bank sampah

Sumber Rejeki di Kelurahan

Bandar Lor Kota Kediri.

Hasil dari evaluasi dari

kebijakan pemerintah dalam

pengelolaan bank sampah

yaitu menunjukkan

keberhasilahan, mulai dari

sumber daya manusia,

stekholder, hingga

lingkungan. Hal ini akan

diteruskan sehingga dapat

terus mengurangi volume

sampah di Kota Kediri.

4. Evaluasi Program

Bank Sampah Di

Kelurahan Kedungsari

Kecamatan Singorojo

Kabuten Kendal Tahun

2016/Muhammad Nur

Shobroni (2016)

Metode penelitian

deskriptif kualitatif/

konsep analisis

ruang lingkup

evaluasi program

menurut

Notoatmodjo (2011 :

17)

Penelitian ini menganalisis

tingkat efektivitas bank

sampah tetapi tidak

menjelaskan hasil

pengelolaan sampah yang

didapat di bank sampah.

Hasil evaluasi program bank

sampah di Kelurahan

Kedungsari kurang

maksimal, yang mana

kurang adanya respon dari

pemerintah desa itu sendiri,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

25

selain itu penyuluhan

kepada masyarakat/ nasabah

sangatlah kurang karena

kurangnya pelatihan yang

diberikan. Dalam

pengelolaan bank sampah

juga kurangnya sarana dan

prasarana.

5. Dampak Program Bank

Sampah Terhadap

Sosial Ekonomi

Masyarakat di

Kelurahan Binjai,

Kecamatan Medan

Denai, Kota

Medan/Mita Novianty

(2014)

Metode penelitian

deskriptif kualitatif

Penelitian ini hanya

menganalisis dampak

terhadap pengelolaan bank

sampah tehadap perilaku

masyarakat karna antusias

dari masyarakat. Dari

analisisi yang dapat

disimpulkan bahwa dampak

yang diperoleh terhadap

sosial ekonomi masyarakat

setelah adanya

pembangunan bank sampah

memberikan manfaat postif

yaitu peningkatan

pendapatan, kesehatan

lingkungan, interaksi sosial

yang lebih baik.

6. Analisis Implementasi

Kebijakan bank

Sampah di Kota

Makassar/ Muhammad

Marwan Tasdir (2016)

Metode penelitian

deskriptif analisis/

teori Carl J. Federick

tentang kebijakan

merupakan acuan

pencapaian tujuan.

Penelitian ini membatasi

fokus kajiannya pada hal,

yakni tidak menganalisis

mengenai dampak dari

adanya bank sampah. Hasil

penelitian yaitu bank

sampah merupakan solusi

baru dari penanganan

masalah persampahan di

Kota Makassar. Dan semua

indikator implementasi

dapat terlaksana dengan

baik. Ada sebanyak 9 bank

sampah di Kota Makassar

dapat dikelola sesuai

indikator, pada tahun 2016

omset yang diperoleh dari

kesuluruhan kurang lebih 70

juta dari 307 ton sampah.

Sumber: Diolah peneliti dari berbagai sumber, 2019

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

26

Berdasarkan tabel 2.1 diatas menganalisis penelitian terdahulu telah

dijelaskan dengan hasil yang diperoleh yang mana memiliki perbedaan dengan

penelitian mengenai “Evaluasi Kebijakan Program Satu Desa Satu Bank Sampah

(SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Pasuruan”.

Perbedaan penelitian-penelitian terdahulu seperti yang sudah dijelaskan pada tabel

dengan penelitian yang sedang penulis teliti yang utama adalah lokasi penelitian.

Karena penelitian yang dilakukan dari beberapa penelitian terdahulu lokasinya

tersebar di beberapa daerah, seperti contoh penelitian berjudul “Evaluasi Program

Bank Sampah Di Kelurahan Kedungsari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal

Tahun 2016” lokasi penelitian terletak di Kapubaten Kendal sedangkan penelitian

yang peneliti tulis lokasi terletak di Kabupaten Pasuruan.

Perbedaan selanjutnya dari penelitian terdahulu mengenai pengeruh variabel

yang terdapat pada masing-masing penelitian yang mana dari variabel dependen

maupun variabel independen. Contoh pada penelitian terdahulu “Evaluasi

Dampak Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sampah Melalui

Bank Sampah (Studi di Bank Sampah Sumber Rejeki Kelurahan Bandar Lor

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri)” dalam penelitian terdahulu tersebut

menjelaskan variabel dependen yaitu pengelolaan sampah melalui bank sampah

dan terfokus pada satu bank sampah dan variabel indipendennya yaitu pemerintah

dan masyarakat. Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan variabel

dependen yaitu pengelolaan bank sampah untuk pemberdayaan dan memberikan

sampel dibeberapa bank sampah di Kabupaten Pasuruan, sednagkan variabel

independennya yaitu pemerintah dan masyarakat. Jadi dapat ditarik kesimpulan

pada penelitian sebelumnya terfokus hanya pada satu bank sampah saja dalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

27

pengelolaan bank sampah sedangkan pada penelitian penulis terfokus pada

beberapa sampel bank sampah di Kabupaten Pasuruan dalam memberdayaan

masyarakat.

Titik pembeda selanjutnya pada konsep teori yang digunakan. Dalam

penelitian yang dilakukan penulis menggunakan salah satu konsep pemberdayaan

masyarakat yaitu upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan langkah

memperkuat kelembagaan masyarakat agar mampu mewujudkan kemajuan,

kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan.

Sedangakan penelitian dahulu “Pemberdayaan Bank Sampah Dalam Rangka

Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang”

menggunakan konsep pemberdayaan yang menjelasakan pada dasarnya

masyarakat sebagai pusat perhatian sebagai pelaku utama pembangunan.

Perbedaan dari konsep pemberdayaan masayarakat terlihat pada indikator

didalamnya serta model pemberdayaan sesuai pengertiannya. Sumaryadi

menjelaskan indikator dalam memberdayakan masyarakat dari masyarakat yang

lemah, miskin perkotaan, kelompok wanita yang dikesampingkan agar dapat

mengembangkan ide atau kreatifitas. Sedangakan menurut Wrihatnolo model

pemberdayaan masyarakat didasarkan sumber daya pribadi, partisipasi masyarakat,

demokratis, serta peran sosial dari pengalaman langsung. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa perberdayaan masyarakat adalah konsep pembangunan

ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat membangun paradigma baru

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

28

dalam pembangunan yang bersifat centered, participatory, empowerment dan s

sustainable.25

Pada metode penelitian, peniliti menggunakan metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif, yang mana penelitian kualitatif bertujuan

memahami suatu kejadian atau fenomena dalam kontek sosial secara alamiah

dengan proses interaksi antara peneliti dengan objek yang diteliti. Teknik

pengambilan data menggunakan purposive sampling yaitu teknik dalam

penentuan sampel dengan objek yang dikaji. Perbandingan dengan penelitian

terdahulu contoh “Evaluasi Kinerja Bank Sampah Kartini Mandiri Desa

Pasanggrahan Kota Batu” titik pembeda penelitian ini, metode penelitian yang

digunakan menggunakan metode kuantitatif yang mana metode tersebut adanya

data konkrit yang diperoleh dengan cara perhitungan angka dalam objek yang

diteliti. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan konsep perhitungan

skala kerja.

25 Chambers, R, 2001, Lembaga Penelitian, Pendididkan, Penerangangan Ekonomi dan Sosial,

Pembangunan Desa Mulai dari Belakang, Jakarta.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

29

B. Kajian Teori dan Konsep

1. Evaluasi Kebijakan Program

Sehubungan dengan membahas mengenai evaluasi kebijakan terlebih dahulu

perlunya menguraikan pengertian mengenai evaluasi dan kebijakan, agar lebih

mudah dimengerti dalam pemahamannya. Istilah evaluasi secara umum dapat

diartikan penaksiran (apprasial), penilaian (assassment), atau pemberian nilai

(ratting), hal ini merujuk pada aplikasi beberapa penilaian hasil kebijakan atau

program. Secara spesifik, evaluasi berkaitan dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasil kebijakan, ketika dinyatakan dapat mempunyai nilai

karena hasil tersebut dapat memberi tujuan atau sasaran, maka dari itu dapat

dikatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapai nilai atau tingkat kerja

yang memiliki makna, bawa kebijakan atau program dapat dilaksanakan dengan

jelas dan sesuai tujuan yang direncanakan.26

Secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia evaluasi adalah suatu

penilaian, maksudnya proses untuk menemukan nilai layanan informasi atau

produk sesuai dengan kebutuhan pengguna, serta sebagai pengumpulan dan

pengamatan dari berbagai macam bukti terhadap dampak dan efektivitas dari

suatu objek, program, atau proses yang berkaitan dengan spesifikasi dan

persyaratan pengguna yang telah ditetepkan sebelumnya. 27 Sedangkan evaluasi

menurut Charles O. Jones adalah kegiatan yang dapat mempunyai pengertian

besar nilainya dan dapat membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan

26 Dunn, William N, 1999, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta. 27 https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/evaluasi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

30

beserta perkembangannya. 28 Definisi lain menurut Stufflebeam mendifiniskan

evaluasi sebagai proses gambaran, pencarian dan pemberian informasi yang

bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan keputusan.29

Kebijakan diartikan serangkaian dari rencana program, keputusan, aksi,

sikap untuk bertindak maupun tidak dilakukan oleh aktor-aktor sebagai tahapan

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adanya kebijakan adalah hal

penting bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuan. 30 Teori Wilson

merumuskan kebijakan sebagai tindakan dan tunjukan dari pernyataan pemerintah

mengenai masalah tertentu. Langkah yang diambil untuk diimplementasikan yang

memberikan penjelasan dari apa yang terjadi atau tidak terjadi.31 Hal ini dapat

disimpulkan bahwa kebijakan adalah arah tujuan pemerintah dalam mengatasi

suatu masalah serta langkah-langkah yang diambil untuk dilaksanakan yang

berhubungan anatara pemerintah dan lingkungannya.

Evaluasi kebijakan yaitu sebagai adanya program yang diusulkan. Evaluasi

tidak lepas dari adanya kebijakan publik. Evaluasi kebijak dilakukan sejauh mana

pertanggung jawaban terhadap publik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Jika kebijakan publik adalah sebuah kegiatan yang berurutan, maka evaluasi

kebijakan merupakan tahap akhir dalam proses kebijakan. Secara garis besar

evaluasi kebijakan dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut substansi,

28 Jones, Charles. O, 1996, Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy), Terjemahan Ricky

Ismianto, Jakarta, Raja Grafindo Persada. 29 Fernandes, H.J.X, 1984, Planning Evaluation Testing and Measurement, Jakarta : National

Education. 30 Mifta, Thoha, 2013, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Implikasinya, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada 31 Abdul Wahab, Solichin, 2008, Analisis Kebijakan : Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan

Negara Edisi Kedua, Jakarta : Bumi Aksara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

31

implementasi dan dampak adanya sebuah kebijakan publik.32 Dengan demikian

evaluasi kebijakan meliputi tahap perumusan masalah kebijakan, program yang

diusulkan, menyelesaikan masalah, implementasi, maupun dampak kebijakan.

Dari berbagai program yang diusulkan maka dari itu juga perlu adanya sebuah

evaluasi dengan target yang sudah direncanakan dan ditetapkan. Lester dan

stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk

mengetahui hasil dan dampak yang diinginkan. 33 Sedangkan menurut teori

evaluasi kebijakan Helmut Wollman evaluasi kebijakan didefinisikan sebagai alat

dan prosedur untuk melakukan dua hal yaitu pertama penelitian evaluasi sebagai

analisis melibatkan program kebijakan untuk mendapatkan semua informasi

berkaitan dengan penilaian kinerja baik dari proses dan hasilnya. Yang kedua

evaluasi sebagai fase kebijakan yang lebih umum mengacu pada pelaporan

informasi kembali ke proses kebijakan. 34 Menurutnya menjadikan evaluasi

kebijakan menjadi tiga model yang halnya bisa dijadikan acuan sebagai evaluasi

kebijakan yaitu Ex-Ante, On-Going, dan Ex-Post.

Jadi evaluasi kebijakan bisa dikatakan bahwa pelaku suatu aktivitas maupun

hasil dari aktivitas yang dilakukan. Dengan demikian, hal tersebut dapat

dihasilkan dari data tentang kinerja aktivitas yang memuat proses pelaksanaan

hingga perubahan yang terjadi setelah suatu aktivitas sudah dilaksanakan. Jadi

dapat disimpulkan evaluasi kebijakan menurut peneliti yaitu sebuah tahapan

penilaian terhadap suatu objek, untuk mergetahui hasil pencapaian, kemajuan,

32 Winarno, Budi, 2008, Kebijakan Publik : Teori dan Proses, Jakarta : PT Buku Kita. 33 Lester, James P, dan Joseph Stewart Jr, 2000, Public Policy : An Evolution ary Approch,

Belmont : Wadsworth 34 Lintjewas, O., Tulusan, F., & Egetan, M, 2016, Evaluasi Kebijakan Pemberian

BantuanPengembangan Usaha Mina Pedesaan di Kabupaten Minahasa Selatan, Society : Jurnal

Ilmu Sosial dan Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan, hlm 82-85.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

32

serta kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan program untuk dipelajari dan

dijadikan perbaikan pelaksaan program dimasa yang akan datang.

Dari berbagai definisi yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan yang

dimaksud dengan evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang dilakukan dari adanya

sebuah kebijakan publik yang mana menilai tentang bekerjanya suatu program

pemerintah, selanjutnya informasinya digunakan untuk menentukan alternatif atau

pilihan dalam mengambil keputusan akan sebuah program yang dijalankan.

Dengan dilakukannya evaluasi kebijakan maka akan ditemukan fakta pelaksanaan

kebijakan publik dilapangan yang hasilnya bisa positif maupun negatif. Evaluasi

dilakukan secara profesional yang akan menghasilkan temuan yang objektif yang

pada akhirnya akan memberikan manfaat kepada perumus kebijakan, pelaksana,

maupun masyarakat. Dalam penelitian ini mengenai Evaluasi Kebijakan Program

Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

di Kabupaten Pasuruan merupakan cara pemerintah daerah adanya sebuah

formulasi dalam menggerakkan masyarakat untuk hidup lebih inovatif dan

melestarikan lingkungan guna mengambil sebuah manfaat yang akan didapatkan

nantinya.

a. Model Evaluasi Kebijakan

Model evaluasi kebijakan yang akan peneliti gunakan sebagai acuan teori

Wollman yaitu suatu cara membuktikan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

dari suatu program, dari hal ini dapat diartikan evaluasi sering digunakan untuk

menunjukkan tahap siklus pengelolaan program yang mencakup Ex-Ante, ON-

Going, dan Ex-Post, sebagai berikut berdasarkan kerangka berpikir :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

33

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Evaluasi Kebijakan Helmut Wollman (2007)

1) Evaluasi tahap perencanaan (Ex-Ante)

Dalam tahap ini sering digunakan untuk memilih dan menentukan

prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan

yang telah dirumuskan. Adanya hal tersebut ditunjukkan untuk

mengantisipasi tentang perkiraan awal konsekuensi dampak serta efek dari

kebijakan yang direncanakan. Pada tahan ini terdiri dari beberapa item yang

harus ada diantaranya yaitu :

a) Kebutuhan, pada intinya ini sangatlah penting karena adalah hal mendasar

yang diharapkan agar sesuai dengan kondisi lingkungan dan kesusaian apa

saja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya kebutuhan yang

dapat mendukung berjalannya bank sampah disetiap desa, Pemerintah

Kabupaten Pasuruan harus mampu memberi masukan dan bantuan apa saja

nantinya yang dibutuhkan oleh masyarakat demi kenyaman dan

kesejahteraan masyarakat. Meskipun hal yang dibutuhkan masyarakat tidak

sepenuhnya dari pemerintah, dalam tahap item evaluasi ini bagaimana peran

DLH dapat mengidentifikasi peluang dan memfasilitasi, menilai kebutuhan

dalam program SDSB yang sudah direncakan sesuai tujuan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

34

b) Sasaran, dalam hal ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana

perkembangan dan kesesuaian suatu proses yang sudah direncanakan dari

adanya kebutuhan yang secara berkesinambungan. Evaluasi konteks yang

sangat berpengaruh dalam sasaran adalah subjek dan objek yang akan

dilaksanakan. Dalam program SDSB subjek utama adalah masyarakat, dan

objek yang dituju adalah sampah. Disini pemerintah harus mampu

menepatkan dan mengevaluasi bagaimana penilaian awal atas perkiraan

pengaruh dan dampak terhadap subjek dan objek sesuai kebijakan yang

sudah ditetapkan.

c) Masukan, adalah hasil dari adanya kebutuhan dan sasaran. Masukan

meliputi persoalan yang berhubungan dengan penggunaan sumber dan

alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu

program. Disini pemerintah harus mampu merencanakan strategi yang tepat

dalam mempernalkan program SDSB kepada masyarakat, agar dalam proses

pengimplementasiannya sesuai prosedural dalam perencanaan. Strategi yang

perlu dilakukan pemerintah agar tercapainya program SDSB sebagai upaya

pemberdayaan masyarakat yang pertama mengetahui latar belakang

masyarakat disetiap desa, agar supaya respon kesadaran masyarakat serta

antusias masayrakat terhadap minat program SDSB sesuai yang diharapkan.

Mendesain prosedur perencanaan sesuai kemampuan masyarakat selain itu

persiapan untuk pembinaan, sarana dan prsarana, serta adanya kerjasama

dalam pengelolaan SDSB harus mampu menciptakan perubahan terhadap

perilaku masyarakat.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

35

2) Evaluasi tahap pelaksanaan (On-Going)

Pada tahap pelaksanaan evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat

kemajuan pelaksanaan program bagaimana yang sudah terlaksana dan

dijalankan apa menjadikan sebuah tujauan yang ingin dicapai. Evaluasi pada

tahap pelaksanaan untuk membantu menjawab sejauhmana implementasi

kegiatan telah diterapkan, dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki setelah

ditemukan dampak, prosedur dapat dikontrol dan diperbaiki. Pihak DLH

harus mampu dan lebih teliti ketika implementasi program SDSB sudah

dijalankan perlunya adanya kontrol dan mengetahui bagaimana respon

masyarkat, apakah bank sampah akan berjalan sesaui tujuan yang

diinginkan apa sebaliknya. DLH harus mempu mempersiapkan cara

perbaikan jika adanya kendala dari program bank sampah yang

diimplementasikan. Esensi dari evaluasi pelaksanaan yaitu memberikan

informasi dan melakukan langkah perbaikan sedini mungkin dari proses

pelaksanaan kebijakan ke arah yang ingin dicapai.

3) Eavaluai tahap pasca pelaksanaan (Ex-Post)

Pada tahap ini evaluasi diarahakan untuk melihat apakah pencapaian

dari sebuah keluaran, hasil, dan dampak kebijakan mampu mengatasi

masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini dilakukan

setalah program berakhir untuk menilai relevansi dampak dibandingkan

masukan, efektivitas hasil dibandingkan keluaran, manfaat dampak

dibandingkan hasil, serta keberlanjutan dampak dibandingkan dengan hasil

dan keluaran dari adanya sebuah program.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

36

a) Dampak, evaluasi tahap ini adalah sebuah penilaian hasil perubahan

terhadap sasaran program atau kebijakan. Hal ini untuk mengetahui sasaran

dan tujuan berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat apa yang

dirasakan dengan adanya program SDSB di Kabupaten Pasuruan. Apakah

berdampak sesuai yang diharapkan apa malah sebaliknya, manfaatnya

adalah untuk mengetahui efesiensi dan efektifitas yang dihasilkan serta

menyempurnakan perencanaan atas pelaksaan program SDSB.

b) Hasil, adalah suatu proses untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari

kebijakan yang dilaksanakan. Evaluasi hasil yaitu untuk mengetahui proses

pengumpulan data tentang pecaiapan apa saja dari kegiatan yang sudah

dilakukan oleh bank sampah di Kabupaten Pasuruan dari aspek

keterampilan, kemajuan masyarakat, serta lingkungan sekitar. Seberapa

besar pengaruh yang dihasilkan dari adanya pelaksaan program SDSB di

Kabupaten Pasuruan.

c) Keluaran, ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan mengetahui

tercapainya tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan dan

ketepatan tindakan yang diberikan, dampak dan hasil dari program. Dari

keseluruhan aspek yang sudah dijalankan mulai dari perencanaan hingga

implementasi, DLH harus mampu menjawab semua kendala-kendala dan

hasil yang diperoleh dari adanya program bank sampah. Hal ini apakah

menunjukkan hasil pencapaian yang maksimal dan mendapatkan respon

serta kerjasama yang berhasil dengan masyarakat. Dampak yang dihasilkan

apakah bisa terus ditindaklanjuti dan adanya keberlanjutan program SDSB

di setiap desa di Kabupaten Pasuruan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

37

Hubungan ketiga tahapan seperti yang sudah dijabarkan diatas sangat saling

erat ketertarikannya. Hal ini merupakan kreteria indikator dalam program yang

sudah ditetapkan dan harus dilaksanakan dengan mengumpulkan data atau

informasi secara mendalam dan sesuai fakta sehingga dapat mencapai tujuan yang

ditargetkan dari program yang selesai dilaksanakan. Hal yang paling penting

informasi yang dihasilkan mendapatkan dampak yang berkelanjutan, sehingga

harus bersifat independen, objektif, relevan dan dapat diandalkan.

Teori model evaluasi kebijakan ini berorientasi untuk merumuskan evaluasi

sebagai suatu yang menggambarkan dan menyediakan informasi yang berguna

untuk menilai alternatif keputusan suatu program. Ketepatan penentuan model

evaluasi kebijakan disesuaikan pada jenis kegiatannya. Keguanaan utama model

ini untuk sejauh mana lembaga penyelenggara dan pengelola pelayanan program

kepada masyarakat telah berhasil dalam melaksanakan misinya. Dalam konteks

ini evaluasi sangat berpengaruh yang didasari dengan adanya misi yang terdapat

pada program dan diidentifikasi hasil-hasil utama program yang ingin dicapai dan

hasil yang tidak tercapai, model ini dikembangkan untuk mengevaluasi

pengembangan sumber daya manusia yaitu :35 a) Pemantauan untuk mengetahui

efesiensi sebuah program; b) Evaluasi tentang keberhasilan atau kegagalan

sementara suatu program; c) Evaluasi yang mengkaji tujauan program dalam

jangka panjang.

Disini juga akan dijelaskan mengenai tujuan evaluasi kebijakan agar dapat

diketahui dengan pasti pecapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai

35 Shobrono, Muhammad Nur, 2016, Evaluasi Program Bank Sampah Di Keluarahan Kedungsari

Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun 2016, Universitas Negeri Semarang.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

38

dalam pelaksanaan program dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan

pelaksanaan program di kemudian hari. Selanjutnya tujuan evaluasi kebijakan

adalah untuk melayani pembuatan kebijakan dengan menyajikan data yang

diperlukan untuk mengambil keputusan secara bijaksana. Tujuan evaluasi

kebijakan yaitu untuk, memberikan masukan bagi perencanaan kebijakan,

menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tidak

lanjut, perluasan atau penghentian program, memberikan masukan bagi pengambil

keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program, memberikan masukan yang

bekenaan dengan faktor pendukung dan penghambat program, memberi masukan

untuk motivasi dan pembinaan terhadap pengawasan, supervisi, dan monitoring

bagi penyelenggara, pengelolala dan pelaksana program, dan menyajikan data

tantang landasan keilmuan bagi evaluasi kebijakan

Sesuai urian menjelaskan mengenai evaluasi program dan semua

instrumennya istialah evaluasi mempunyai cakupan yang sangat luas dan banyak

pendapat yang berbeda-beda, dapat mengarahkan setiap kegiatan dalam

pengambilan kebijakan. Dapat dijabarkan bahwa evaluasi program adalah hal

yang meliputi penilaian kebenaran dan keberhasilan mengenai suatu kegiatan.

Dapat ditegaskan bahwa semua penelitian itu berisikan penentuan keberhasilan

dari setiap pelaksanaan suatu program atau kebijakan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

39

2. Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB)

Bank sampah lahir dari program Jakarta Green and Clean yaitu salah satu

cara pengelolaan sampah skala rumah tangga, yang menitik beratkan pada

pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Bank sampah

adalah tempat menabung sampah yang telah terpilih menurut jenis sampah,

sampah yang ditabung pada bank sampah yaitu sampah yang mempunyai nilai

ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan bank

lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya,

apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan nasabah adalah uang

akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai

nilai ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah harus orang kreatif dan

inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat. Sistem kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah

tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan

menyetorkan sejumlah sampah.36

Bank sampah adalah upaya yang dapat dilakukan untuk berkontribusi

dalam pengelolaan limbah di suatu daerah. Bank sampah ini berada dalam kendali

bank, tetapi bank yang ditabung adalah uang, sedangkan dalam bank sampah

dalam tabung adalah sampah. Sampah yang dikumpulkan, biasanya merupakan

jenis domestik limbah atau limbah rumah tangga kering. Menurut Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan

Reduce, Reuse, dan Recycle. Melalui Bank Sampah adalah tempat untuk memilah

36 Unilever, GC, Unilever Green and Clean , Bumi Kita, 2010.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

40

dan mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang dan digunakan yang

memiliki nilai ekonomis nilai.37 Bank Sampah dapat bermanfaat sebagai tempat

sampah dapat didaur ulang dan digunakan kembali memiliki nilai komersial yang

bermanfaat bagi masyarakat. Bank sampah dapat menjadi lembaga ekonomi

tempat sampah dapat menjadi alat transaksi yang digunakan kegiatan mereka,

bank sampah menekankan fokusnya pada pengelolaan limbah, yang merupakan

masalah lingkungan saat ini. Perubahan yang dilakukan oleh sistem bank sampah

tidak sepenuhnya karena faktor ekonomi, tetapi untuk meningkatkan kesadaran

lingkungan masyarakat dan aspek pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian

bank sampah tidak hanya berdampak pada pembangunan ekonomi semata - mata

untuk kota tetapi juga berkontribusi pada konstruksi sosial karena dapat

meningkatkan kesadaran publik akan cinta melestarikan lingkungan. Selanjutnya,

pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah dapat peningkatan kapasitas atau

upaya peningkatan kapasitas yang sangat sesuai untuk masyarakat.

Mekanisme menejemen dalam bank sampah sangatlah perlu. Utamanya cara

menabung pada bank sampah yaitu setiap nasabah harus mendaftarkan terlebih

dahulu, lalu akan dilakukannya pencatatan dan setiap anggota mendapatkan buku

tabungan. Nasabah yang ingin menabung harus terlebih dahulu memilah sampah

dari rumah dan masukkan secara terpisah. Mekanisme bank sampah sama seperti

halnya seperti menabung di bank pada umumnya. Dilakukannya penyetoran,

penimbangan, pencatatan hingga hasil sampah dilaporkan lalu dimasukkan dalam

pembukuan dan tabungan. Dalam pengelolaan data atau transaksi harus lebih

37Irkham, Sulung Satriyo, dkk, 2019, Apllication Of Co-Production In Waste Management Trough

Waste Banks Program In Batu City, Journal of Local Government Issues LOGOS-UMM.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

41

teliti karena belum adanya sistem komputerisasi kerap kali akan terjadinya

kesalahan. Apabila terjadi ketidakakuratan data maka akan mempengaruhi

terhadap proses laporan terutama pada saat perhitungan dan pembukuan disetiap

tahunnya. Pelaksaaan bank sampah diharapkan dapat memberikan nilai tambah

serta nilai ekonomis terhadap smapah dan lingkungan. Keberadaan bank smapah

akan menjadikan realisasi konsep ekonomi rakyar yang dapat diimplementasikan

dengan mudah melalui pemberdayaan masyarakat desa. Operasional bank sampah

tentunya tidak dapat dilakukan dengan mudah dan berjalan dengan baik apabila

sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah daerah saja, sehubungan dengan

keterbatasan personel, sarana prasarana, dukungan anggaran dan lain sebagainya.

Maka dari itu perlunya kerjasama dengan masyarakat untuk mengelola

pembentukan Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) melalui

pemberdayaan masyarakat desa.

Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) salah satu program yang

dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Upaya Pemkab Pasuruan

untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah di tiap desa-

desa, terus dilakukan. Salah satunya melalui pendirian Bank Sampah. Tujuan

program SDSB untuk menjadikan lingkungan yang bersih, serta memberdayakan

masyarakat untuk lebih peduli lingkungan dengan danya sampah yang dapat

dikelola menjadi hal yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis

sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan tumpukan sampah. Peran

SDSB di Kabupaten Pasuruan juga mempunyai peranan penting dalam

mempertahankan Adipura yang sudah didapatkan selama 3 tahun berturut-turut.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

42

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus menggalakkan program tersebut agar

bisa berkembang di tiap-tiap desa yang belum tersentuh sosialisasi secara inten.

Program SDSB yang dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan sudah rintis sejak tahun

2015 silam, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No 3 Tahun

2010, 38 lalu ditegaskan dalam Surat Himbauan Dinas Lingkungan Hidup No

660/816/424/178/2015 tanggal 21 Mei. Permasalahan sampah memang tidak bisa

hanya dibebankan kepada pemerintah saja. Namun, harus melibatkan semua

masyarakat, pegiat lingkungan, serta forum komunitas peduli sampah. Yang

berperan dalam Program SDSB ini adalah Pemerintah Kabupaten Pasuruan

melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bekerja sama dengan masyarakat desa

Kabupaten pasuruan serta pihak swasta (pengepul sampah) dalam pengelolaan

dan pelaksanaanya.

Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 Kecamatan, 24 Kelurahan dan 341 Desa.

Pada tahun 2018 bank sampah di Kabupaten Pasuruan sudah berjalan dengan baik

dalam penanganan sampah rumah tangga. Bank Sampah sudah tersebar di 20

kecamatan di 78 desa/kelurahan. Dari total jumlah desa, untuk jumlah bank

sampah yang sudah terbentuk 134 bank sampahmulai tahun 2015 hingga 2017.

Pada tahun 2019, DLH menargetkan perkembangan bank sampah sebanyak 84

desa. Sasarannya adalah desa-desa yang belum ada sarana bank sampah. Program

SDSB dilakukan mulai adanya sosialisasi, pembentukan pengurus, pembuatan SK

dan pelatihan bagi pengurus. Untuk mendukung tercapainya program, DLH akan

melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan dibantu oleh TFL (Tim

38 Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah di

Kabupaten Pasuruan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

43

Fasilitator Lapangan). Tim ini akan memberikan pengarahan nilai manfaat dan

produk yang akan dirasakan dengan adanya bank sampah. Harapan yang

dimungkinkan adalah lebih adanya pelestarian lingkungan dan kebersihan

lingkungan dengan adanya swadaya masyarakat untuk hidup sehat dan peduli

lingkungan.

Bank sampah Kampoeng Limo di Desa Pleret Kecamatan Pohejentrk adalah

salah satu bank samapah yang ada di Kabupaten Pasuruan yang mempunyai

keberhasilan melaksanakan Program SDSB. Masyarakat Kampoeng Limo sangat

antusian dan dapat mandiri dalam mengelola bank sampah. Hingga sekarang

masih sangat efektif dan terstruktur dalam pelaksanaannya. Adanya sosialisasi dan

pendampingan serta pengawasan dari pihak DLH, keberadaan bank sampah di

Kampoeng Limo sudah mendapatkan apresiasi dari Bupati Kabupaten Pasuruan

sebagai Desa Favorit karena masyarakat memiliki kemampuan yang terampil dan

mamu berdaya saing terhadap lingkungan sekitar. Selain itu bank sampah

dibeberapa desa lainnya ada yang kurang maksimal dalam tingkat keberhasilannya

kurang terlaksana dengan baik dan produktif dalam menerapkan bank sampah

yang sudah dilaksanakan. Dalam hal ini peran Pemerintah Kabupaten Pasuruan

diharapkan dan harus mampu memberikan dorongan dalam membentuk,

mendampingi hingga mengawasi sampai akhirnya terlaksananya bank sampah di

setiap desa di Kabupaten Pasuruan agar berjalan dan dikelola dengan baik oleh

masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

44

3. Pemberdayaan Masyarakat

Empowerment yang artinya dalam Bahasa Indonesia adalah pemberdayaan

yaitu merupakan sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan

alam pikir masyarakat dan kebudayaan barat yang lahir di Eropa. Secara

etomologis pemberdayaan adalah kekuatan atau kemampuan. Menurut Prijono

dan Pranarka pemberdayaan memiliki dua pengertian, yang pertama adalah to give

power or authority dan give ability to or enable, maksudnya adalah memberikan

kekuasaan, mendelegasikan otoritas kepada pihak kurang berdaya, selain itu

memberikan kemampuan memberdayakan serta memberikan peluang kepada

pihak lain untuk melakukan sesuatu.39

Pendapat lain pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

mengembangkan potensi dan daya masyarakat untuk membangkitkan dan

mendorong kesadaran potensi yang sudah memiliki yang berupaya untuk

mengembangkannya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi individu anggota

masyarakat, namun juga pranatanya misalnya mengenai nilai-nilai budaya dalam

halnya kerja keras, hamat, keterbukaan, dan tanggung jawab. 40 Hakikatnya

pemberdayaan untuk menumbuhkan suasana yang memungkinkan potensi

masyarakat untuk berkembang, bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali

tidak mempunyai daya. Setiap masyarakat pasti memiliki kemampuan, tetapi

terkadang masyarakat tidak menyadari kemampuan tersebut yang belum diketahui

secara eksplisit. Oleh karena itu hal ini perlu digali dan dikembangkan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep untuk membangun daya, dengan

39 Prijono, Omy S, & A.M W, Pranaka, 1996, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan

Implementasi, Jakarta : Center for Strategic and International Studies. 40 Isbandi, Rukminto Adi, 2001, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, cet ke-1.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

45

cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kedasadaran akan potensi yang

dimiliki masyarakat untuk dikembangkan yang mengantarkan pada proses

kemandirian.

Dalam hal ini pemberdayaan mempersiapkan masyarakat seiring dengan

langkah memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan

kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang

berkelanjutan. Menurut Sumaryadi aspek pemberdayaan masyarakat yaitu :41

1) Membantu pengembangan secara manusiawi yang autentik dan intergal dari

masyarakat lemah, rentan, miskin perkotaan, masyarakat adat yang

terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok wanita

yang memiliki keahlian atau kemampuan dikesampingkan.

2) Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosial

ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidup, namun sanggup berperan serta dalam

pengembangan masyarakat. Dari hal ini pemberdayaan bertujuan untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat dalam kondisi tidak

mampu melepaskan diri dari perangkap keterbelakangan.

Adanya pemberdayaan masyarakat mampu memberikan tekanan otonom

pengambil keputusan dari suatu kelompok masyarakat. Penerapan demokrasi dan

partisipasi mampu menjadi landasan bagi penguatan potensi lokal. Pemberdayaan

masyarakat juga tidak hanya menjadikan masyarakat sebagi objek melainkan

sebagai subjek. Konteks pemberdayaan sebenarnya memiliki unsur partisipasi

41 Sumaryadi, 2005, Perencanaan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta : Cv

Citra Utama.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

46

dengan bagaimana masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan, dan hak

untuk memiliki pembangunan. Pemberdayaan mementingkan bagaimana

menjadikan masyarakat subjek akan kemampuan yang dimiliki objek. Dalam hal

ini proses dalam pemberdayaan menjadi pentingnya masyarakat yang tadinya

belum menunujukkan kemampuan menjadi hal yang dapat diberdayakan.

a. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan adanya pemberdayaan masyarakat adalah membentuk masyarakat

yang mandiri. Melalui kemandirian masyarakat dapat berpikir, berpindak dan

mengendalikan apa yang akan dilakukan. Dengan adanya Pemberdayaan

masyarakat harus mampu memutuskan serta melakukan sesuatu untuk mencapai

pemecahan masalah yang dihadaoi dengan menggunakan kemampuan yang terdiri

dari kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif. 42 Penjabaran dari hal tersebut

adalah :

1) Kondisi kognitif yaitu kemampuan berpikir yang dilandasi oleh

pengetahuan dan wawasan masyarakat untuk mencari solusi permasalahan.

2) Kondisi konatif merupakan sikap perilaku masyarakat yang dibentuk untuk

diarahakan pada perilaku yang memiliki nilai-nilai pembangunan dan

pemberdayaan.

3) Kemampuan psikomotorik yaitu sebagai upaya kecakapan dan ketrampilan

yang dimiliki masyarakat sebagai upaya mendukung masyarakat dalam

melakukan aktivitas pembangunan.

42 Ambar Teguh Sulistyani, 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

47

4) Kondisi afektif adalah perasaan yang dimiliki masyarakat diharapkan dapat

mengintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku.

Diharapkan dari adanya tujuan pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan bank sampah di Kabupaten Pasuruan ini dapat memberikan

kontribusi terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, yang mana

dapat memiliki kecukupan wawasan yang dilengkapi dengan ketrampilan dalam

pengembangan bank sampah sehingga masyarakat dapat merasakan hasil yang

didapatkan dari adanya pembangunan dan pengembangan dari kebutuhan yang

diperlukan. Melalui sebuah proses program pengelolaan bank sampah di setiap

desa di Kabupaten Pasuruan masyarakat diharapkan memiliki kemampuan dan

tetap mempertahankan dari waktu ke waktu. Adanya kemandirian diharapkan juga

dapat memvisualisasikan pembangunan sosial yang dapat mewujudkan komunitas

atau kelompok masyarakat yang baik dan ideal.

b. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan hanya ditargetkan kemampuan masyarakat untuk mandiri.

Menurut pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses

belajar hingga mempunyai status, meskipun dalam upaya mencapai kemandirian

tetap dilakukan pemeliharaan dan kemampuan sacara terus menerus agar supaya

tidak mengalami kemunduran. 43 Tahap-tahap yang harus dilakukan yaitu : 1)

Tahap pembentukan perilaku yang mana masyarakat dapat dibentuk perilaku

sadar dan peduli sehingga dapat merasakan kebutuhan terhadap diri sendiri; 2)

Tahap transformasi kemampuan yang berupaya menumbuhkan wawasan

43 Sumodiningrat, G, 2000, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring pengaman Sosial, Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55370/3/BAB II.pdf · Lester dan stewart mengartikan evaluasi kebijakan adalah kebijakan yang dirumuskan untuk mengetahui hasil dan dampak

48

pengetahuan, kecapakan dan keterampialan agar dapat mengetahui peran apa yang

dicita-citakan; 3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan

sehingga dapat menumbuhkan inisiatif dan kemampuan inovatif untuk

pemberdayaan dan kemandirian.

Dalam hal ini masyarakat dituntut untuk dapat berpikir kreatif dan inovatif

untuk dapat membangkitkan semangat mencapai tujuan dan kepedulian terhadap

lingkungannya. Dengan tahapan-tahapan yang dicapai melalui sebuah proses

maka masyarakat akan merasakan dampak yang akan diperoleh serta kepuasan

tersendiri dari apa yang sudah dikerjakan. Seperti halnya kemampuan masyarakat

di Kabupaten Pasuruan terhadap masalah lingkungan yang sedang dihadapi saat

ini, kepedulian masyarakat untuk mengelola sampah menjadi hal yang bermanfaat

dan mengurangi adanya pencemaran lingkungan yang mengganggu keadaan

lingkungan warga. Dengan dilakukannya pemberdayaan dari kesadaran

masyarakat sendiri merupakan hal yang diharapkan pemerintah sendiri.

Pemerintah sangat mengapresiasi adanya upaya masyarakat yang mau bergerak

dan membantu pemerintah dalam upaya pengelolaan dan pembentukan bank

sampah di Kabupaten Pasuruan. Dengan kemandirian dan kepedulian masyarakat

yang sangat memperhatikan lingkungannya diharapkan dapat merubah kebiasaan

masyarakat sendiri yang mendapatkan dampak impact profit yang sangat

baikdengan adanya pembentukan bank sampah di setiap desa di Kabupaten

Pasuruan.