bab ii landasan teori -...

32
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar Keterampilan adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang. Keterampilan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 935) diartikan sebagai “Kecakapan untuk menyelesaikan tugas.” Secara sederhana keterampilan dasar dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan dasar untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana. “Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.” (Sardiman, 2011:47). Sejalan dengan Sardiman, Uzer Usman (2010:6) mengatakan bahwa, “Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.” Pengertian mengajar yang diungkapkan oleh para ahli tersebut merujuk pada suatu proses mengorganisasi lingkungan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut sebagian besar berada dalam pengelolaan guru. Untuk dapat mengelola suatu proses pembelajaran guru

Upload: vuquynh

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru

2.1.1. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki

seseorang. Keterampilan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 935)

diartikan sebagai “Kecakapan untuk menyelesaikan tugas.” Secara sederhana

keterampilan dasar dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan dasar untuk

mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana.

“Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar.” (Sardiman, 2011:47).

Sejalan dengan Sardiman, Uzer Usman (2010:6) mengatakan bahwa,

“Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.”

Pengertian mengajar yang diungkapkan oleh para ahli tersebut merujuk

pada suatu proses mengorganisasi lingkungan dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut sebagian besar berada dalam

pengelolaan guru. Untuk dapat mengelola suatu proses pembelajaran guru

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

12

memerlukan keterampilan dasar mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang

diutarakan oleh As. Glicman dalam Dadang Sukirman (2011:3) bahwa :

“Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan professional.”

Sedangkan Dadang Sukirman (2011:3) sendiri mengatakan bahwa:

“Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya.”

Selain kedua pendapat tersebut, Susiwi (2011:2) mengutarakan tentang

pengertian keterampilan dasar mengajar bahwa, “Keterampilan dasar mengajar

adalah keterampilan yang bersifat generik atau keterampilan dasar teknik

instruksional yang harus dikuasai oleh seorang guru.”

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa

keterampilan dasar mengajar guru merupakan kemampuan atau keahlian dasar

seorang guru dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan mengajar agar tercipta

kualitas proses pembelajaran yang baik. Keterampilan dasar mengajar harus

dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru sebagai kemampuan dasar untuk

melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar diperlukan oleh

guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini

didukung oleh pendapat dari Wina Sanjaya (2009:32) yang mengutarakan bahwa:

“Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.”

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

13

2.1.2. Peran Guru

Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi

banyak hal. Peranan yang paling dominan diklasifikasikan sebagai berikut (Uzer

Usman, 2010 : 9-12) :

1. Guru sebagai demonstrator 2. Guru sebagai pengelola kelas 3. Guru sebagai mediator dan fasilitator 4. Guru sebagai evaluator

Adapun penjelasan dari peran guru dalam proses belajar mengajar tersebut

adalah :

Ad 1. Sebagai demonstrator, seorang guru harus menguasai bahan atau materi

pelajaran yang akan diajarkan dan meningkatkan kemampuannya dalam

hal ilmu yang dimilikinya untuk membantu menentukan hasil belajar yang

dicapai siswa.

Ad 2. Sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas sebagai

lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang

perlu diorganisasi.

Ad 3. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang baik mengenai media pembelajaran agar proses pembelajaran lebih

efektif. Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan untuk memilih,

menggunakan, dan mengusahakan media tersebut dengan baik. Sedangkan

sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar

yang efektif dan menunjang pancapaian tujuan dan proses pembelajaran.

Ad 4. Sebagai evaluator, guru harus memiliki kemampuan untuk menilai prestasi

siswa. Sudah seharusnya guru mengikuti terus menerus hasil belajar siswa

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

14

dari waktu ke waktu untuk mendapatkan umpan balik yang akan dijadikan

titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran

selanjutnya.

Slameto (2010 : 98-99) mengemukakan pula peran guru dalam proses

pembelajaran yaitu :

1. Sebagai perencana pengajaran, seorang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif.

2. Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.

3. Sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya senantiasa secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.

4. Sebagai direktur belajar, hendaknya guru senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa guru

memiliki peran yang sangat penting sejak proses pembelajaran direncanakan,

dilaksanakan, sampai dievaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki

tanggung jawab yang besar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif

dan efisien. Untuk menjalankan peran yang penting itulah guru memerlukan

keterampilan dasar mengajar.

2.1.3. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan mengajar guru merupakan kemampuan yang dimiliki

seorang guru dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan

efisien. Ada delapan keterampilan dasar yang mutlak harus dimiliki seorang guru

untuk menjadi tenaga pendidik yang baik ( Uzer Usman, 2010 : 74-108) :

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

15

1. Keterampilan bertanya 2. Keterampilan memberi penguatan 3. Keterampilan mengadakan variasi 4. Keterampilan menjelaskan 5. Keterampilan memuka dan meutup pelajaran 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Penjelasan dari keterampilan mengajar tersebut adalah sebagai berikut:

Ad 1. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang

yang diberi pertanyaan. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan

sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya

merupakan rangsangan yang efektif untuk mendorong kemampuan

berpikir.

Ad 2. Penguatan adalah segala bentuk respon, baik bersifat verbal maupun non

verbal yang merupakan modifikasi dari tingkah laku guru atas tingkah laku

siswa yang bertujuan memberikan umpan balik kepada siswa atas

perbuatannya, baik sebagai dorongan ataupun koreksi.

Ad 3. Keterampilan mengadakan variasi merupakan suatu kegiatan guru dalam

konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi

kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa menunjukkan

ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.

Ad 4. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan

secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan

memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa. Pemberian

penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan

guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

16

Ad 5. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan oleh guru untuk menciptakan

prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa

yang akan dipelajarinya. Sedangkan menutup pelajaran dimaksudkan

untuk memberi gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah

dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan

keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

Ad 6. Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan

melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang optimal

dengan tujuan berbagi pengalaman, pengambilan kesimpulan atau

pemecahan masalah.

Ad 7. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk

menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya ke kondisi yang optimal bila terjadi gangguan dalam

proses belajar mengajar.

Ad 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan adalah jika siswa

yang dihadapi oleh guru berjumlah terbatas, yaitu berkisar 3-8 orang untuk

kelompok kecil dan seorang untuk perorangan. Namun bukan berarti

dalam hal ini guru hanya mengahadapi satu kelompok atau satu orang saja

sepanjang waktu dalam belajar. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat

dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih

kecil.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

17

2.1.4. Indikator Keterampilan Dasar Mengajar

Dalam penelitian ini keterampilan dasar mengajar guru diukur dengan

menggunakan indikator keterampilan dasar mengajar yang dikemukakan oleh

Hasibuan dan Moedjiono (2010 : 58-94) yaitu :

1. Keterampilan Bertanya a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat b. Pemberian acuan; supaya siswa dapat menjawab dengan tepat,

dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.

c. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta; pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.

d. Pemindahan giliran menjawab; pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.

e. Penyebaran pertanyaan; untuk maksud tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang lain.

f. Pemberian waktu berpikir; dalam mengajukan pertanyaan guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa merespons pertanyaannya.

g. Pemberian tuntunan; bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan.

2. Keterampilan Memberikan Penguatan a. Penguatan verbal

Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru.

b. Penguatan gestural Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa.

c. Penguatan dengan cara mendekati Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.

d. Penguatan dengan sentuhan Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa.

e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

18

Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.

f. Penguatan berupa tanda atau benda Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi a. Variasi dalam gaya mengajar guru

Variasi gaya mengajar guru meliputi komponen-komponen variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik, serta perubahan posisi guru.

b. Variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran Ditinjau dari reseptor penerima rangsang yang diberikan, maka media dan bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi media dan bahan pengajaran yang dapat didengar, yang dapat dilihat, dan yang dapat disentuh, diraba atau dimanipulasikan.

c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa Rentangan interaksi dapat bergerak di antara dua kutub yang ekstrem, yakni guru sebagai pusat kegiatan dan siswa sebagai pusat kegiatan.

4. Keterampilan menjelaskan a. Merencanakan penjelasan

Dalam merencanakan penjelasan perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan dan penerima pesan.

b. Menyajikan penjelasan Beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, memberikan penekanan, pengorganisasian materi, dan balikan dari siswa.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka pelajaran : a. Menarik perhatian siswa : beberapa cara yang digunakan guru

untuk menarik perhatian siswa, antara lain gaya mengajar, penggunaan alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi.

b. Menimbulkan motivasi : untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan dengan cara menunjukkan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memperhatikan minat siswa.

c. Memberikan acuan : Acuan merupakan usaha memberikan gambaran yang jelas kepada siswa mengenai hal-hal yang akan dipelajari dengan cara mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang relevan.

d. Membuat kaitan : bahan pengait sangat penting digunakn bila guru ingin memulai pelajaran baru, usaha yang dapat dilakukan guru antara lain membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

19

dari mata pelajaran yang dikenal siswa, guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama, dan lain-lain.

Menutup Pelajaran : a. Meninjau kembali inti pelajaran dengan cara merangkum

keseluruhan pelajaran dan membuat ringkasan. b. Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya

mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru dalam situasi lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil a. Pemusatan perhatian

Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara : merumuskan tujuan atau topik diskusi, menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan penyimpangan, menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevan, membuat rangkuman sementara.

b. Memperjelas masalah Permasalahan dapat diperjelas dengan cara : merangkum ide-ide siswa, melacak komentar siswa, dan memperluas pandangan siswa.

c. Menganalisa pandangan siswa Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif.

d. Meningkatkan urunan pikiran siswa Kemampuan guru dalam meningkatkan urunan pendapat siswa sangat penting dalam usaha mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis.

e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi Guru perlu meningkatkan partisipasi semua anggota kelompok dengan cara : memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpartisipasi, mencegah kegaduhan, mencegah secara bijaksana siswa yang memonopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk memberikan komentar terhadap pendapat teman.

f. Menutup diskusi Keterampilan ini dapat diidentifikasikan sebagai : membuat rangkuman secara jelas dan singkat tentang butir-butir yang penting, memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi, dan mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi.

7. Keterampilan Mengelola Kelas a. Menunjukkan sikap tanggap : melalui perbuatan sikap tanggap ini

siswa merasakan bahwa “guru hadir bersama mereka” dan “tahu apa yang mereka perbuat”.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

20

b. Membagi perhatian : pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula baik secara verbal maupun visual.

c. Memusatkan perhatian kelompok : perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, menuntut tanggung jawab siswa.

d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas e. Menegur : teguran verbal yang kuat harus tegas, jelas tertuju

kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan, menghindari peringatan kasar atau yang mengandung penghinaan, dan menghindari ocehan yang berkepanjangan.

f. Memberi penguatan : pemberian penguatan dapat dilakukan kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah wajar sebagai contoh.

g. Memodifikasi tingkah laku h. Pengelolaan kelompok i. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan

masalah 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

a. Mengadakan pendekatan secara pribadi Prinsip yang penting dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab antara guru dan siswa.

b. Mengorganisasi Sebagai organisator guru memerlukan keterampilan untuk memberikan orientasi umum mengenai kegiatan kelompok, memvariasikan kegiatan, membentuk kelompok yang tepat, mengkoordinasikan kegiatan dengan penggunaan materi dan sumber, membagi-bagi perhatian, dan mengakhiri kegiatan.

c. Membimbing dan memudahkan belajar Keterampilan ini diperlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami frustasi.

d. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar Keterampilan ini meliputi membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran, merencanakan kegiatan belajar bersama siswa, berperan sebagai penasihat bagi siswa, dan membantu menilai pencapaian dan kemajuan siswa.

2.1.5. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar

Beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam melaksanakan keterampilan

dasar mengajar menurut Dadang Sukirman (2011 : 6-8) adalah sebagai berikut :

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

21

1. Kesesuaian (relevant) 2. Kreativitas dan inovatif 3. Ketepatan (akurasi) 4. Kebermanfaatan 5. Membangkitkan perhatian dan motivasi 6. Menyenangkan

Penjelasan mengenai prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Ad 1. Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur

jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus

memperhatikan kesesuaian dengan seluruh komponen pembelajaran.

Ad 2. Kreativitas dan invasi dalam menentukan unsur-unsur keterampilan dasar

mengajar sangat diperlukan agar suasana pembelajaran selalu menarik dan

menyenangkan bagi siswa.

Ad 3. Penggunaan unsur keterampilan dasar mengajar dimaksudkan untuk

menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu

saat menentukan unsur keterampilan dasar mengajar yang akan digunakan

harus memperhatikan aspek ketepatan atau akurasi agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Ad 4. Keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus dapat menambah nilai

manfaat dari proses pembelajaran bagi siswa agar siswa mengalami

kebermaknaan selama proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan

potensi dirinya dan untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang baik.

Ad 5. Perhatian dan motivasi merupakan unsur penting selama proses

pembelajaran sehingga keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus

dapat menjaga perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran yang sedang berlangsung.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

22

Ad 6. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi

siswa. Hal ini dapat mempengaruhi semangat dan daya tahan siswa selama

menjalani proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran

dan mengembangkan potensi dirinya.

2.2. Minat

2.2.1. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu faktor dari dalam diri siswa yang dapat

mempengaruhi proses belajar siswa. Menurut Slameto (2010:57), “Minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan.” Selain itu, Slameto (2010:180) juga mengemukakan pendapat lain

mengenai minat, yaitu “Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”

Pendapat lain dari Muhibbin Syah (2010:133) bahwa, “Secara sederhana,

minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu.” Adapula Winkel dalam Qym (2009:2) yang

menyatakan bahwa, “Minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap

untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk

mempelajari materi itu.”

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa minat

merupakan ketertarikan terhadap sesuatu hal atau kegiatan tertentu. Dalam hal ini

minat belajar siswa dapat diartikan sebagai ketertarikan dan kesukaan siswa dalam

mempelajari mata pelajaran tertentu.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

23

2.2.2. Indikator Minat

Indikator minat yang diukur dalam penelitian ini diambil dari beberapa

pendapat ahli. Purnama dalam Qym (2006:1) mengemukakan mengenai

karakteristik minat sebagai berikut :

“Karakteristik individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu : adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif.”

Sedangkan, menurut Ani Endriani (2011:1), menyebutkan bahwa,

“Indikator untuk menentukan minat belajar seseorang dapat dilihat pada lima

aspek yaitu: (1) Rajin dalam belajar, (2) Tekun dalam belajar, (3) Rajin dalam

mengerjakan tugas, (4) Memiliki jadwal belajar, dan (5) Disiplin dalam belajar.”

Pendapat lain dari Slameto (2010:57) mengemukakan bahwa,

“Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.”

Berdasarkan pendapat Slameto tersebut indikator minat terdiri dari :

1. Rasa suka

2. Partisipasi dalam suatu aktivitas

3. Memberikan perhatian lebih besar

2.2.3. Upaya Meningkatkan Minat

Minat belajar yang dimiliki seorang siswa berasal dari dalam dirinya.

Meskipun demikian, minat belajar siswa dapat diupayakan peningkatannya oleh

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

24

guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010:180) bahwa, “Minat

terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.”

Guru dapat membantu siswa untuk menumbuhkan minat dengan berbagai

cara antara lain dengan memberikan pandangan kepada siswa mengenai

bagaimana pengetahuan tertentu mempengaruhi dirinya, mencapai tujuan-

tujuannya, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Selain itu, seorang guru

harus dapat melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui hal-hal yang

disukai dan tidak disukai sebagai modal untuk mengembangkan minat siswa

tersebut sebagaimana yang dikatakan Slameto (2010:180) bahwa, “Cara yang

paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah

dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.”

Dalam mata pelajaran akuntansi, guru akuntansi harus mengetahui minat

siswa. Apabila guru sudah mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran

akuntansi, guru dapat mengupayakan peningkatan minat siswa tersebut, antara

lain dengan memberikan pandangan kepada siswa bagaimana pengaruh

penguasaan akuntansi terhadap kehidupan nyata, untuk mencapai tujuan-tujuan

siswa, dan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa.

2.3. Prestasi Belajar

2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum membahas mengenai pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu

kita harus mengetahui pengertian dari prsetasi dan belajar itu sendiri.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

25

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 700), prestasi diartikan

sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh nilai yang diberikan oleh guru.

Syaiful Bahri Djamarah (2008:19) mengungkapkan bahwa :

”Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak mungkin dicapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih.”

Dari beberapa definisi tersebut, dapat diketahui bahwa prestasi pada

dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas.

Slameto (2010:2) mengatakan bahwa, “Belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.”

Sementara Sardiman (2011:20) mengatakan bahwa :

”Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar itu mengalami atau melakukannya.”

Adapun pengertian belajar menurut Muhibbin Syah (2010:90) adalah

”Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan

yang melibatkan proses kognitif.”

Dari beberapa pengertian tersebut dapat kita lihat bahwa dalam pengertian

belajar tidak lepas dari suatu proses dan perubahan tingkah laku, sehingga dapat

kita ambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

26

berulang-ulang sehingga menimbulkan kesan dan mengakibatkan adanya

perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku.

Adapun pengertian prestasi belajar yang diungkapkan Muhibbin Syah

(2008:141) adalah ”Hasil interaksi dari sebagian faktor yang mempengaruhi

proses belajar secara keseluruhan.” pendapat tersebut didukung oleh Uzer Usman

dan Lilis (1993:10) bahwa, ”Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yaitu faktor yang berasal dari

dirinya (faktor internal) dan faktor di luar dirinya (faktor eksternal).”

Selain itu, Winkel (dalam Ridwan, 2009:2) mengatakan bahwa, ”Prestasi

belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Senada dengan pendapat-pendapat tersebut Nana Syaodih (2005:124)

menjelaskan bahwa :

”Prestasi belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di luar sekolah yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang disengaja maupun tidak disengaja.”

Dengan demikian kita dapat mendefinisikan prestasi belajar sebagai suatu

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam

diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar dalam ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Prestasi merupakan hasil akhir dari suatu proses

pembelajaran secara keseluruhan, maka untuk mengetahui prestasi belajar siswa,

kita dapat mengukurnya melalui evaluasi belajar yang dapat berupa tes sumatif

maupun ujian nasional.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

27

Prestasi belajar tidak akan terlepas dari proses pembelajaran karena adanya

prestasi belajar disebabkan oleh proses pembelajaran. Komponen-komponen

dalam proses pembelajaran sebagaimana yang disebutkan oleh Loree dalam Abin

Syamsudin (2000:164) digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.1 Komponen-komponen PBM

Berdasarkan gambar 2.1, dapat diketahui bahwa raw input, instrumental

input, dan environmental input mempengaruhi proses pembelajaran dimana hasil

dari proses tersebut adalah expected ouput yang berupa prestasi siswa. Raw input

yang dimaksud pada gambar tersebut terdiri atas kapasitas (IQ), bakat khusus,

motivasi, minat, kematangan, kesiapan, sikap/kebiasaan, dan lain-lain yang

berkaitan dengan hal-hal dari dalam diri siswa. Instrumental input terdiri atas

guru, metode, teknik, media, bahan, sumber, program, tugas, dan lain-lain yang

berkaitan dengan sarana proses pembelajaran. Environmental input merupakan

faktor lingkungan yang terdiri atas lingkungan sosial, fisik, kultural, dan lain-lain.

Sedangkan expected output merupakan hasil belajar atau prestasi siswa baik

dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Raw Input

(siswa)

Environmental Input (lingkungan)

Expected Output

(hasil belajar

yang

diharapkan)

Proses Belajar

Mengajar

Instrumental Input (sarana)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

28

2.3.2. Tujuan Belajar

Setiap kegiatan akan berjalan terarah jika kita mempunyai tujuan. Dalam

melaksanakan suatu kegiatan kita harus mengetahui apa manfaat dari kegiatan

tersebut, apa target yang harus dicapai dari kegiatan tersebut, termasuk dalam

kegiatan belajar. Kita harus mengetahui apa tujuan kita belajar, tujuan kita

mempelajari sesuatu, dan apa yang akan kita dapatkan dari kegiatan belajar

tersebut.

Pentingnya tujuan dalam belajar adalah sebagai petunjuk dan pemberi arah

bagi guru dan siswa dalam mencapai target belajar sehingga belajar yang

dilakukan sesuai dengan porsi dan kebutuhannya.

Menurut Sardiman (2011 : 26-29), tujuan belajar dapat dikelompokan

menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan adanya kemampuan berpikir. Tujuan ini memiliki kecenderungan yang lebih besar perkembangannya dalam proses belajar. Berpikir disini memiliki arti yang seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah.

2. Penanaman konsep dan keterampilan Berkaitan dengan keterampilan motorik dan informasi verbal. Keterampilan motorik yang diperoleh siswa di sekolah, diantaranya menulis, membaca, menggunakan jangka, dan menggunakan alat labolatorium. Sedangkan yang dimaksud informasi verbal adalah pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

3. Pembentukan sikap Pembentukan sikap dan nilai berhubngan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang.

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, seperti yang

diungkapkan oleh Ngalim Purwanto (2006 :102) adalah :

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

29

1. Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual atau faktor intrinsik, seperti kesehatan, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang disebut dengan faktor sosial atau faktor eksternal, seperti lingkungan dan alat instrumen belajar (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan faslitas serta guru / pengajar).

Sedangkan dalam hal prestasi, Hamid Darmadi (2009:187)

mengungkapkan bahwa :

“Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yakni (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik.”

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar tidak berdiri

sendiri melainkan merupakan hasil dari berbagai faktor yang

melatarbelakanginya. Apabila diuraikan satu persatu keempat faktor tersebut,

maka dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahan atau materi yang dipelajari, berkaitan dengan tingkat kesulitan dari

materi tersebut.

2. Lingkungan, terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial

meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada

umumnya. Lingkungan non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik.

3. Faktor instrumental, menunjuk pada kualifikasi dan kelengkapan sarana yang

diperlukan seperti guru, metode, bahan atau sumber, program, dan kurikulum.

4. Kondisi peserta didik, meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, motivasi,

keadaan jasmani & rohani.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

30

2.4. Akuntansi

2.4.1. Pengertian Akuntansi

Kardiman dkk (2002:3) mengungkapkan bahwa :

“Ditinjau dari rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang serta menganalisis hasil dari teknik tersebut. Akuntansi ialah suatu seni pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang atas segala transaksi dan kejadian yang sedikitnya bersifat keuangan dan kemudian dilakukan penafsiran terhadap hasil ikhtisar tersebut.”

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Losina

dan Indah (2007:100) mengatakan bahwa :

“Definisi akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.” Dalam Winardi (1998:5) disebutkan pula bahwa, “Accounting adalah

prinsip serta teknik pembukuan, pemeliharaan serta analisis catatan-catatan

transaksi sebuah perusahaan, organisasi pemerintah atau kesatuan lain.”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik inti akuntansi adalah

sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi

ekonomi untuk menghasilkan pertimbangan dan keputusan berupa laporan

keuangan yang akan dipakai oleh pihak internal dan eksternal perusahaan.

2.4.2. Fungsi dan Tujuan Akuntansi

Fungsi dan tujuan mata pelajaran akuntansi yang dikemukakan oleh

Kardiman dkk (2002:4) adalah :

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

31

“Fungsi pokok akuntansi dalam masyarakat ekonomi modern adalah untuk mengumpulkan dan menghubung-hubungkan informasi yang bersifat keuangan untuk mendapatkan gambaran mengenai aktivitas perusahaan, baik besar maupun kecil dalam bentuk perusahaan perseorangan, firma, perseroan, badan-badan yang tidak bersifat mencari keuntungan (nonprofit organization), pemerintah, dan badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan. Lebih spesifik lagi tujuan pokok akuntansi adalah menyediakan informasi dalam bentuk suatu laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang saham, penanam modal, pemberi kredit, pemerintah dan badan-badan pemerintah, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik ke dalam (intern) maupun ke luar (extern) perusahaan.”

Sedangkan pendapat lain menurut Losina dan Indah (2007:101) fungsi dan

tujuan akuntansi adalah :

“Fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan pokok akuntansi adalah memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya.”

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran

akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif mengenai unit-unit usaha

ekonomi berupa gambaran mengenai aktivitas perusahaan, terutama yang bersifat

keuangan, yang diperlukan oleh para penggunanya untuk pengambilan keputusan.

2.4.3. Prinsip dan Konsep Dasar Akuntansi

2.4.3.1. Prinsip Akuntansi

Prinsip akuntansi merupakan suatu istilah yang menunjukkan konsep,

ketentuan, prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang tersedia. Penggunaan

prinsip akuntansi diperlukan untuk menyamakan cara, metode, dan prosedur

tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan dan konsisten. Adapun

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

32

prinsip-prinsip akuntansi tersebut yang dikemukakan dalam Losina dan Indah

(2007 : 105) adalah :

1. Prinsip Harga Perolehan 2. Prinsip Realisasi Penghasilan 3. Prinsip Objektif 4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Disclosure) 5. Prinsip Konsistensi

2.4.3.2. Konsep Dasar Akuntansi

Konsep dasar akuntansi adalah konsep-konsep yang dipilih untuk

menentukan cara-cara menyampaikan informasi keuangan. Menurut Losina dan

Indah (2007 : 105-107) konsep tersebut antara lain :

4. Kesatuan Usaha (Business Entity) 5. Konsep Beban Historis 6. Kesinambungan (Going Concern) 7. Periode Akuntansi 8. Substansi di Atas Bentuk (Substance over Form)

2.5. Pengaruh Keterampilan Dasar Mengajar Guru terhadap Prestasi

Belajar

Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang harus dimiliki

oleh seorang guru untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai pengajar.

Keterampilan dasar mengajar diterapkan sejak proses pembelajaran itu

direncanakan, kemudian dilaksanakan, dan dievaluasi sehingga jelas bahwa

keterampilan dasar mengajar memegang peran penting dalam proses

pembelajaran.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah guru. Dalam hal ini, guru merupakan orang yang sangat berperan dalam

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

33

berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Guru yang memiliki keterampilan

dasar mengajar dapat mengemas proses pembelajaran sebaik dan semenarik

mungkin agar dapat menumbuhkan kemauan siswa dalam belajar. Keterampilan

dasar mengajar yang dipergunakan dengan tepat akan merangsang siswa untuk

mengikuti mata pelajaran akuntansi dengan baik.

Nana Sudjana (2009:42) mengatakan bahwa, “…76,6% hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh kompetensi guru dimana 32,43% diantaranya adalah sumbangan

dari kemampuan guru mengajar”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat terlihat

bahwa keterampilan dasar mengajar menjadi faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa. Di dalam keterampilan dasar mengajar guru

terkandung kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki seorang guru untuk

dapat merangsang minat dan motivasi siswa, mengembangkan bakat siswa, dan

meningkatkan kemampuan intelegensi siswa. Oleh karena itu, seorang guru yang

memiliki keterampilan dasar mengajar dan mempergunakannya dengan maka

dapat membantu siswa untuk menumbuhkan kemauan belajarnya dalam mata

pelajaran akuntansi sehingga siswa tersebut memperoleh prestasi yang

memuaskan.

2.6. Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar

Minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu hal. Dalam

penelitian ini, minat belajar siswa merupakan ketertarikan, kesukaan, dan

kemauan siswa untuk mempelajari mata pelajaran akuntansi. Minat adalah salah

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

34

satu faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Tanpa minat

seorang siswa tidak akan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Selain menjadi faktor pengaruh belajar, minat juga mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Siswa yang tidak memiliki minat belajar untuk mata pelajaran

akuntansi maka akan mengalami kesulitan belajar dimana kesulitan belajar

tersebut akan mempengaruhi perolehan prestasinya. Berbeda halnya dengan siswa

yang memiliki minat belajar dalam mempelajari akuntansi, siswa tersebut akan

sangat antusias terhadap pelajaran akuntansi, rajin dan tekun dalam belajar

akuntansi sehingga dapat memperoleh prestasi yang memuaskan.

Dalyono (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008:191) mengatakan bahwa,

“Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,

sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.”

Pendapat tersebut menegaskan bahwa minat belajar sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

2.7. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, disajikan

dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Dede Nunung W.

Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Minat Belajar Siswa serta

Kompetensi guru dan minat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

Minat sebagai variabel bebas dan prestasi

Penelitian ini mengungkap pengaruh kompetensi guru terhadap

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

35

Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Haurgeulis Tahun Ajaran 2010-2011

siswa. belajar sebagai variabel terikat

minat belajar terlebih dahulu kemudian implikasinya terhadap prestasi sedangkan penelitian penulis ingin mengetahui pengaruh keterampilan dasar megajar dan minat terhadap prestasi secara parsial dan simultan.

2. Vidya Risma Utami

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa serta Implikasinya Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA PGII 2 Bandung

Keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap

Keterampilan dasar mengajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat

Penelitian ini menambahkan motivasi sebagai variabel bebas, sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis variabel bebas kedua adalah minat belajar.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

36

prestasi belajar siswa melalui motivasi belajar siswa.

3. Eva Yuliyana

Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi di SMKN 11 Bandung

Minat dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar secara parsial dan simultan.

Minat sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat

Penelitian ini menambahkanmotivasi sebagai variabel bebas sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis selain minat, yang menjadi variabel bebas adalah keterampilan dasar mengajar guru.

Sumber : Repository UPI

2.8. Kerangka Pemikiran

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada seseorang yang

disebabkan adanya interaksi yang dia lakukan. Dalam hal ini, belajar memiliki

makna yang sangat luas dan merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat.

Artinya, proses belajar itu sendiri hanya dapat dilihat berdasarkan gejala

perubahan perilakunya saja.

Belajar terjadi disebabkan karena adanya interaksi antar individu dan

individu dengan lingkungannya. Dunia pendidikan adalah salah satu tempat

terjadinya interaksi yang mengakibatkan seorang individu mengalami masa

belajar. Dalam dunia pendidikan seseorang berhak memasuki suatu lingkungan

pendidikan dimana di dalamnya terjadi interaksi antara individu yang belajar

dengan individu yang mengajar dan lingkungannya. Interaksi belajar dan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

37

mengajar tersebut kita kenal sebagai proses pembelajaran dimana siswa sebagai

individu yang belajar dan guru sebagai individu yang mengajar.

Proses pembelajaran tidak selalu berjalan sesuai dengan arah tujuannya.

Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah :

1. Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor

individual atau faktor intrinsik, seperti kesehatan, kecerdasan, bakat, minat

dan motivasi.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang disebut dengan faktor sosial atau

faktor eksternal, seperti lingkungan dan alat instrumen belajar (kurikulum,

metode pembelajaran, sarana dan faslitas serta guru / pengajar).

Belajar dalam suatu proses pembelajaran merupakan proses aktif yang

diarahkan kepada tujuan tertentu. Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mengetahui

ketercapaian tujuan tersebut, maka harus diadakan penilaian terhadap proses

pembelajaran. Penilaian tersebut akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang

dapat mencerminkan kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran

yang telah dilaluinya.

Prestasi merupakan hasil dari usaha siswa dalam melaksanakan proses

belajar yang sebaik-baiknya mengarah kepada tujuan pembelajaran tertentu.

Prestasi yang diperoleh siswa dapat berupa nilai-nilai kognitif, afektif, dan

psikomotor yang dinyatakan dengan angka. Prestasi tersebut beraneka ragam

nilainya, ada yang rendah dan ada pula yang tinggi. Tinggi rendahnya prestasi

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

38

yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi siswa maupun faktor-faktor yang mempengaruhi proses

belajarnya. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Bahan atau materi yang dipelajari, berkaitan dengan tingkat kesulitan dari

materi tersebut.

2. Lingkungan, terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial

meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada

umumnya. Lingkungan non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik.

3. Faktor instrumental, menunjuk pada kualifikasi dan kelengkapan sarana yang

diperlukan seperti guru, metode, bahan atau sumber, program, dan kurikulum.

4. Kondisi peserta didik, meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, motivasi,

keadaan jasmani & rohani.

Pada proses pembelajaran, guru sebagai individu yang mengajar dan

mendidik memiliki peran yang sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

guru sebagai faktor eksternal dan instrumental yang berpengaruh baik pada proses

belajar maupun prestasi belajar, sehingga kualitas pembelajaran yang diperoleh

siswa akan dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam

melaksanakan perannya sebagai pengajar dan pendidik yang kemudian akan

menentukan prestasi belajar siswa.

Guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Efektifitas

pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa

hampir seluruhnya bergantung pada guru. Proses pembelajaran di dalam kelas

sebagian besar ditentukan oleh peran guru.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

39

Seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar yang

diperlukan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan dasar

mengajar wajib dimiliki oleh seorang guru karena keterampilan tersebut

diperlukan guru untuk dapat melaksanakan peran-perannya di dalam kelas selama

proses pembelajaran berlangsung. Adapun keterampilan dasar mengajar yang

harus dikuasai seorang guru menurut Uzer Usman ( 2010: 74-108 ) adalah :

1. Keterampilan bertanya (questioning skills) 2. Keterampilan memberikan penguatan (reinforcement skills) 3. Keterampilan mengadakan variasi (variation skills) 4. Keterampilan menjelaskan (explaning skills) 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and

closure) 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Delapan keterampilan dasar mengajar tersebut merupakan satu rangkaian

keterampilan yang saling berkaitan selama proses pembelajaran berlangsung.

Dengan memiliki keterampilan tersebut seorang guru dapat memilih strategi dan

metode mengajar yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan

menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam mata pelajaran Akuntansi khususnya, keterampilan-keterampilan

tersebut diperlukan untuk memudahkan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan

karena mata pelajaran Akuntansi memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi

sehingga dibutuhkan konsentrasi yang baik untuk dapat memahaminya. Selain itu,

pengemasan proses pembelajaran yang menarik diperlukan pula untuk dapat

merangsang siswa memberi perhatian dan keingintahuan untuk mempelajari

Akuntansi. Guru yang mengajar dengan keterampilan dasar mengajar

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

40

memungkinkan siswa untuk mengalami proses belajar yang menyenangkan, aktif,

kreatif, efektif, dan efisien, sehingga siswa mendapatkan prestasi belajar yang

memuaskan.

Selain guru, ada pula minat belajar siswa yang menjadi faktor dari dalam

diri siswa sendiri. Siswa yang tidak memiliki minat mustahil dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, guru memiliki tanggung jawab

untuk dapat merangsang siswa menumbuhkan minat di dalam dirinya. Jika siswa

sudah memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, dapat dipastikan siswa

tersebut dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan memperoleh

prestasi belajar sesuai yang diharapkan.

Minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Minat yang dimiliki

seorang siswa dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang dialami siswa

tersebut, sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2010 : 57) bahwa, “Minat

besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari

tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya

karena tidak ada daya tarik baginya.” Pendapat Slameto tersebut menunjukkan

pentingnya seorang siswa untuk memiliki minat agar siswa tersebut dapat

mencapai tujuan pembelajaran. Ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran

tertentu akan menumbuhkan semangat dan keseriusan dalam mempelajari mata

pelajaran tersebut sehingga siswa dapat mencapai prestasi sesuai yang

diharapkannya.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa

keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa berperan sebagai faktor

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

41

yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa. Gambaran

mengenai kerangka pemikiran tersebut ditunjukkan dalam bagan berikut :

Keterangan : arah hubungan

--------- faktor-faktor yang tidak diteliti faktor-faktor yang diteliti

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran

dipengaruhi

dipengaruhi

mempengaruhi

Belajar

Kesehatan Jasmani & Rohani

Kecerdasan

Bakat

Minat

Sarana & Fasilitas

Lingkungan Keluarga, Sekolah,

Teman, & Masyarakat

Motivasi

Kurikulum

Metode Pembelajaran

Guru / Pengajar dengan

Keterampilan Dasar Mengajar

Prestasi

Belajar

Siswa

Faktor

Internal

Faktor

Eksternal

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054388_bab_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru 2.1.1. Pengertian

42

Adapun hubungan antar variabel berdasarkan paparan kerangka pemikiran

tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3 Hubungan antar Variabel Penelitian

2.9. Hipotesis

Berdasarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan yang telah

disebutkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Keterampilan dasar mengajar guru akuntansi berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

2. Minat belajar siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran akuntansi.

3. Keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa secara bersama-

sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

akuntansi.

Keterampilan Dasar

Mengajar Guru (X1)

Prestasi Belajar Siswa (Y)

Minat Belajar Siswa (X2)