bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/tsa-2014-0040...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Untuk mendukung penelitian mengenai dampak penerapan SIPLM di
Komisi Yudisial, maka diperlukan sebuah acuan baku yang melandasi adanya
fungsi dari penanganan laporan masyarakat yang dilakukan oleh Komisi
Yudisial.Peraturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UU No.18, 2011), serta Peraturan Komisi
Yudisial Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengawasan
Hakim.Kedua landasan tersebut dapat disimpulkan mengarah pada tujuan yang
sama, yakni menyelenggarakan pemerintahan yang baik atau sering juga disebut
dengan 3G (Good Government Governance).
Berdasarkan penelitian Berdasarkan penelitian pada 5 negara yakni,
Amerika, Korea, Norwegia, Eropa dan Thailand. Kepuasan konsumen akan
pelayanan pemerintahan dapat berdasarkan kualitas dari penduduk dan ekspektasi
yang diharapkan oleh penduduk, terdapat beberapa kemungkinan, dalam
penelitian lima negara tersebut disimpulkan 5 dimensi yakni; usability, usefulness
of content, adequacy of information, accessibility and interaction (halaris,
magoutas, papadomichelaki, & mentzas, 2007).
9
2.1.1 Investasi TI
Pada umumnya perusahaan menganggap investasi TI
sebagai sumber biaya dan akhirnya tidak menggunakan TI dalam
peningkatan kinerja. Sebuah penelitian mengemukakan, terdapat
tiga pandangan manajemen perusahaan mengenai biaya TI yakni,
TI merupakan pengeluaran substansial, perusahaan tidak
mengetahui seberapa besar keuntungan dari investasi TI dan
sebagian belanja TItidak terlihat manfaatnya secara nyata (zee,
2007, p. 3).Pada Komisi Yudisial investasi TI dilakukan oleh
seluruh Biro/Pusat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Lalu untuk kebutuhan pelaporan dan pengolahan data dari SIPLM
akan mengintegrasikan data yangdidapat dari SIPLM sehingga
menjadi satu pelaporan yang layak bagi publik dan bagi pihak
eksekutif.
Penilaian dari investasi TI tidak hanya sekedar pengukuran
biaya yang dapat disimpan akan tetapi juga berkaitan dengan
peningkatan kualitas, pelayanan pelanggan, pengembangan produk
baru juga termasuk didalamnya (Chircu & Kauffman,
2000).Michael E. Porter menyatakan bahwa investasi TI dapat
memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan.Ada dua
pengelompokan keunggulan TI berdasarkan tujuan penggunaan
yakni; product differentiation dan lower price. Kebutuhan akan
Teknologi Informasi juga terbagi kedalam 4 kuadran (porter,
10
1985);
1. Unfocus(Low Operational Effectiveness dan Low Strategic
positioning).
2. Operation Focus (High Operational Effectiveness dan Low
Strategic Positioning).
3. Market Focus (Low Operational Efficiency dan High
Strategic Positioning) dan,
4. Dual Focus(High Operational Effectiveness dan High
Strategic Positioning).
Penempatan investasi TI yang layak pada lembaga harus
dilihat secara jelas berdasarkan fungsi dan daya dukung atas proses
bisnis yang ada diperusahaan(Indrajit, 1999, p. 2). Inti dari
investasi TI adalah apakah TI dapat membuat sebuah pekerjaan
menjadi lebih efektif dan efisien terhadap peningkatan kinerja
organisasi?hal ini menjadi pertanyaan kontroversial karena setiap
perusahaan memiliki penempatan strategi TI pada posisi yang
berbeda. Sebuah penelitian mengungkapkan kesuksesan terhadap
investasi TI harus didukung oleh beberapa faktor seperti
penyesuaian organisasi terhadap TI yang diimplementasi, peran
manajerial, dan ukuran organisasi (Roztocki & Weistroffer, 2009)
11
2.1.2 Penilaian Investasi TI
Perusahaan akan mulai melakukan pernilaian terhadap
investasi TI yang dilakukan. Baik secara manfaat yang dapat
dirasakan langsung maupun manfaat yang tidak dapat dirasakan
secara langsung.Untuk menghitung penerimaan nilai aset yang
telah dikeluarkan perusahaan dapat menggunakan beberapa
penghitungan dengan menggunakan metode NPV (Net Present
Value), IRR (Internal Rate of Return), ROI (Return Of Investment),
metode EVA atau payback period. Berikut ini adalah
pengklasifikasian yang dilakukan sebelum melakukan penilaian IT
menurut (Parker, Benson, & Ternor, 1988) yakni :
1. Return of investment
Tujuan awal dari penghitungan ROI adalah untuk
mengurangi biaya dan peningkatan kinerja perusahaan,
dampak langsung yang terjadi pada keadaan ekonomi
perusahaan.
2. Strategic match
Pada strategic match kegiatan yang dilakukan adalah
menganalisis strategi yang dilakukan oleh perusahaan.lalu
menyesuaikan penerapan strategi yang terbaik bagi
perusahaan.
3. Competitive advantage
Setiap perusahaan harus memiliki strategi keunggulan
12
bisnis tersendiri.Maka analisis keunggulan bisnis
diperlukan agar dapat menunjang keunikan dari perusahaan
dan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
4. Management information support
Pada pengukuran keuntungan tidak langsungterdapat 3
(tiga) kategori yang terkait dengan sistem pendukung bisnis
perusahaan, yakni ;
a. Traditional management support
Memfokuskan kepada pengurangan biaya dan
peningkatan kinerja, dengan menitik beratkan pada
perencanaan strategis, pengaturan manajemen dan
manajemen operasional.
b. Strategic management monitoring
Melakukan pemantauan pada kegiatan apa yang
dilakukan oleh perusahaan, maupun pesaingnya. Pada
kategori ini perusahaan juga harus memprediksi apa
yang mungkin akan terjadi dan kemungkinan kebijakan
yang akan diambil sebagai keunggulan dari perusahaan.
c. Organizational performance and management support
Menentukan faktor-faktor kritikal yang dapat menjadi
keunggulan perusahaan dan menbuat kinerja perusahaan
menjadi lebih ringkas, cepat dan tepat.
5. Competitive response
Untuk menjalankan pihak manajemen perusahaan harus
m
ha
re
pe
6. St
In
pe
pe
Pad
salah satu
disesuaik
akan terg
perusahaa
berdasark
Pen
kedalam
Max. O
mengetahui t
arus menge
esiko yang
ersaingan dip
trategic IS a
nvestasi pad
enting. Kare
eningkatan p
da klasifikas
u kunci pen
kan dengan k
gantung dar
an,berikut a
kan tujuan d
nilaian TI pa
topologi v
Business C
Min. Risk
Opportunity
Gamb( sum
service center
investment center
tantangan a
etahui keung
akan diha
pasaran.
architecture
da bidang
ena akan me
pelayanan.
si tersebut d
ngukuran TI
kondisi yang
ri sudut ma
adalah gamb
dan resiko (V
ada pemerint
venkatraman
Capability Op
ar 2.1 Topolmber: venka
cost center
profit center
apa yang ak
ggulan dari
adapi perus
ini merupa
endukung ko
disebutkan b
, hal ini dia
g ada pada
na TI terse
ar tipologi y
Venkatraman
tahan belum
karena Ko
perational efficienc
logi penilaiaatraman 1997
kan terjadi
i pesaing p
sahaan dan
akan hal ya
omunikasi ja
bahwa ROI m
anggap perlu
lembaga. Pe
ebut ditempa
yang menem
n, 1997) :
dapat di kla
omisi Yudis
cy
an TI 7)
13
maka kita
perusahaan,
n fluktuasi
ang cukup
aringan dan
merupakan
u dan akan
enilaian TI
atkan pada
mpatkan TI
asifikasikan
sial berada
pada pos
cost cent
yang men
TI inves
Arogyasw
ditinjau
tergolong
Pen
pelayanan
langsung d
terkait dala
sisi yang am
er. Akan tet
ngadaptasi d
stasi ke da
wamy, 2004
dari bisnis
g dalam serv
ngukuran inv
masyarakat,
dan faktor tid
am bisnis pro
sum
mbigu yakni
tapi jika dili
dengan topo
alam IT con
4) keadaan
s proses ya
vice center.
vestasi TI pa
, penelitian a
dak langsung
oses Komisi
Gambar 2.2mber : (Sugum
i sebagai bu
hat kedalam
logi tersebu
nfiguration
TI pada K
akni pelaya
ada lembaga
akan mengu
gpada peman
Yudisial.
2 IT effectivemaran & Aro
usiness capa
m ITeffectiven
ut dan menge
oleh (Sugu
Komisi Yu
anan publik
aakan berorie
ukur faktor k
ngku kepent
enessmodel ogyaswamy,
14
ability dan
ness model
elompokan
umaran &
udisial jika
k sehingga
entasi pada
keuntungan
ingan yang
, 2004)
15
2.1.3 Analisis dan Evaluasi Investasi TI
Untuk melakukan analisis investasi TI dapat dilakukan
beberapa pendekatan menurut (Turban, Leidner, Ephraim, &
Wetherbe, 2007, p. 566) diantaranya adalah:
1. Pendekatan financial (Financial Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan metode penilaian hanya
dengan menggunakan dampak-dampak keuangan dalam
melakukan evaluasi.Terfokus pada arus kas dan hasil yang
diperoleh dari investasi yang sudah berjalan.
2. Pendekatan Multikriteria (Multicriteria Approach)
Metode ini mempertimbangkan dua sisi yakni secara finansial
dan non-finansial yang tidak dapat terukur dari segi
moneternya dan mengadaptasi dari keputusan kualitatif dan
kuantatif.
3. Pendekatan Rasio (Ratio Approach)
Metode ini melakukan perhitungan dengan penggunaan rasio
investasi TI yang telah dilakukan oleh perusahaan.
4. Pendekatan Portfolio (Portfolio Approach)
Pada metode ini dilakukan pembuatan portfolio perusahaan
untuk menempatkan proposal investasi terhadap kriteria
pengambilan keputusan.
Perhitungan investasi TI yang akan dilakukan terkait dengan
keuntungan langsung dan tidak langsung. Hal ini dilakukan
16
mengingat penelitian dilakukan pada sektor non-profit yakni
pemerintahan. Perhitungan akuntansi yang dilakukan akan
mengacu pada Komite Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah
Pusat dan Daerah (KSAKPPD) yang dikeluarkan oleh Kementerian
Keuangan RI pada tahun 2010 yang telah diadaptasi International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS).
Setelah dilakukan penilaian dan analisis investasi TI maka
tahapan selanjutnya adalah evaluasi investasi TI. Beberapa metode
yang dapat diterapkan untuk evaluasi menurut (Ranti, 2006)
adalah;
1. Information Economics
2. Real Options Valuation (ROV)
3. Balance Scorecard (BSC)
4. Economic Value Added (EVA)
5. Return On Management (ROM)
6. Multi-Object Multi-Criteria (MOMC)
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Arah strategi TI pada Komisi Yudisial
Untuk menentukan arahan strategis Komisi Yudisial
dilakukan analisis untuk melihat implementasi strategis terhadap
bisnis proses yang dijalankan.
17
a. Analisis SWOT
SWOT merupakan sebuah analisis situasi dan
kondisi yang bersifat deskriptif untuk menjelaskan
situasi perusahaan dan dikelompokan berdasarkan
kontribusinya kepada perusahaan. Menurut (Pearche
& Robinson, 2008) komponen SWOT terdiri dari;
- Kekuatan (strengths) untuk mengalahkan
pesaing dan kompetisi di pasaran,
- Kelemahan (weakness) perusahaan sebagai
batasan sumberdaya dan analisis penghambat
pelaksanaan kegiatan,
- Kesempatan (opportunities) merupakan keadaan
yang dapat melihat kondisi eksternal baik dari
perubahan kebiasaan, teknologi dan hubungan
antara pemasok dan pembeli.
- Ancaman (threats) merupakan keadaan yang
dapat merugikan atau penghalang yang akan
dihadapi oleh Komisi Yudisial.
Proses ini dapat menggambarkan spekulasi yang
dihadapi oleh lembaga baik dari faktor internal
(dengan analisis kekuatan dan kelemahan) dan
faktor eksternal (dengan menganalisis kesempatan
dan ancaman).
Menurut(Rangkuti, 2004, p. 18) analisis ini
18
dapat mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan.sedangkan menurut (Thompson &
Stricland, 2001, p. 127) bagaimana cara lembaga
dapat menyelaraskan strategi dan kemampuan
sumberdaya serta memperbaiki dan melindungi
sumberdaya tersebut.
b. Analisis McFarlan
Strategic GridMcfarlan digunakan untuk
memetakan aplikasi SI berdasarkan kontribusi yang
hasilkan pada Komisi Yudisial.Terdiri dari empat
kuadran yakni; factory, strategic, mandated dan
future strategic.Sehingga memudahkan untuk
mengukur investasi TI yang di harapkan oleh
Komisi Yudisial.
Gambar 2.3 Strategic Grid McFarlan 1983
sumber: (Benson, Bugnitz, & Walton, 2004)
19
Dalam mengembangkan TI Komisi Yudisial
berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan
menginvestasikan sebagian anggarannya untuk
implementesi TI baik dalam infrastruktur jaringan,
perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya
pengelola yang terpilih dan terbaru guna melakukan inovasi
kearah lebih baik. Dengan penilaian dari masing-masing
posisi seperti tabel di bawah ini;
Tabel 2.1 Tabel McFarlan Sumber :(Benson, Bugnitz, & Walton, 2004, p. 61)
McFarlanPortfolio Categories
Description Typical Value/
Justification
Typical Risks
Strategic
Investasi yang berdampak secara langsung terhadap persaingan kinerja perusahaan. Investasi ini bisa berupa menata kembali proses-proses dasar, mengembangkan halangan-halangan bagi pendatang baru
> Pendapatan > Pangsa Pasar > inovasi > Fleksibilitas
Tinggi
20
Factory
Investasi yang membuat perusahaan tetap berjalan. Investasi ini dapat dikatakan sebagai investasi "back office" perusahaan bergantung pada aplikasi-aplikasi untuk menjalankan fungsi-fungsi dasar perusahaan
> Pengurangan Biaya > Produktifitas Individual > Pengurangan Waktu
Rendah
Future Strategic
Investasi yang berdampak pada kinerja perusahaan dimasa mendatang, seperti contohnya produk/jasa baru, bisnis baru dan lain sebagainya
> Pendapatan > Pangsa Pasar > inovasi > Fleksibilitas
Tinggi
Mandated Investasi yang diwajibkan oleh dewan direksi
Tidak ada, atau sama dengan factory
Rendah
2.2.2 New Information Economics
Metode ini digunakan sebagai pelengkap dari penelitian
dampak SIPLM, datayang dihasilkan bisa menjadi sebuah
penguat hasil dari penelitian ini, atau bahkan bisa bertolak
belakang dengan hasil yang nantinya akan tersaji.Teknik yang
terdapat dalam metode New Information Economics ialah
21
demand/supply serta innovation untuk melakukan perencanaan
strategi TI selanjutnya dan kebutuhan TI untuk pengganggaran
tahun berikutnya. Teknik portfolio digunakan untuk menganalisis
investasi TI yang dilakukan dalam perusahaan/lembaga, ada dua
jenis portofolio yakni portfolio lights-on untuk TI yang sedang
berjalan dan portfolio proyek untuk TI yang akan diinvestasikan
beberapa tahun kedepan. Teknik alignment dilakukanuntuk
menganalisis apakah TI yang sudah berjalan selaras dengan
strategi yang digunakan.Teknik prioritization untuk menganalisis
kebutuhan yang menjadi kegiatan strategis terlebih dahulu.
Prinsip dari penerapan TI adalah efektifitas operasional
meliputi; efisiensi, proses pengembangan, peningkatan kualitas,
dan manajemen informasi. Sedangkan efektifitas strategi
meliputi; pembangunan produk atau jasa, pelayanan pada
pelanggan atau penggunadalam hal ini pemangku kepentingan
(stakeholder), penerapannya pada perusahaan yang akan
berdampak pada bottom line TI. Terdapat tiga prinsip dalam
penerapannya menurut (Benson, Bugnitz, & Walton, 2004) yakni
:
1. Dampak langsung TIbottom line untuk meningkatkan
keuntungan.
2. TI berpengaruh langsung pada peningkatan keuntungan
berdasarkan peningkatan operasional TI dan efektifitas
strategi.
3.
2.
TI dapat
dan ope
intention
Gambar
Lima p
.4menjelaskan
1. De
ya
ad
ya
un
tek
da
ha
tek
meningkatk
erasional de
dari manaje
r 2.4 New Info
praktik New
n :
emand/suppl
Menerjem
ang mengara
da pada peru
akni sebaga
ntuk teknolo
knologi info
an strategi
arus meng
knologi seb
kan improvis
engan mem
men.
formation Eco (Benson, 20
Information E
ly planning
ahkan bisni
ah pada tekn
usahaan diseb
i sebuah p
ogi informa
ormasi diseb
perencanaan
girimkan p
bagai strateg
sasi efektifit
mperhatikan
onomics Prac004, p9)
Economics p
is ke dalam
nologi infor
but strategic
penetapan a
asi. Kebutu
but dengan
n teknologi
pemecahan
gi “supply”
22
asi strategi
strategic
ctices
pada gambar
m teknologi
rmasi yang
c intention,
arah bisnis
uhan akan
“demand”
informasi
masalah
. Hasilnya
23
adalah strategi agenda untuk dipergunakan
dalam perencanaan teknologi informasi dengan
tindakan.
2. Innovation
Praktek ini mengarahkan perubahan peluang
TI yang baru menjadi keunggulan dalam
persaingan dan menghasilkan bottom-
line.Inovasi dibutuhkan pada saat kebutuhan
operasional terlihat jelas. Terdapat empat
komponen menurut (Benson, Bugnitz, &
Walton, 2004)yakni :
- Business and technology monitoring
- Innovation visioning
- Business contact and choices
- Actionable innovation
3. Prioritization
Tujuan dari praktek ini adalah untuk
memberikan urutan prioritas utama pengeluaran
yang ditentukan oleh strategi bisnis.Sebelum
sampai pada tahap ini, prioritas didasari oleh
sejumlah politik, suara terbanyak dan praktek
terdahulu.Sehingga investasi ditentukan oleh
kebutuhan taktis bukan strategi bisnis.Seluruh
24
elemen ditinjau dari masing-masing portfolio
yang dievaluasi sehingga menghasilkan agenda
strategi yang mengarah ke investasi tahunan.
Lalu dari agenda tersebut akan diprioritaskan
menjadi masukan bagi rencana taunan dan
anggaran TI.
4. Alignment
Praktek ini memastikan pengeluaran dasar
TI sesuai dengan kebutuhan strategis dan
operasional perusahaan, tingkat pelayanan,
kualitas, teknologi dan intensitas pengguna
merupakan performa dari sumber daya TI.
5. Performance Measurement
Tujuannya adalah untuk menelusuri kinerja
dari investasi TI pada bisnis.Pengukuran kinerja
penting untuk menentukan apakah sasaran
operasional dan stategis sejalan, dan apakah
sumberdaya TI bekerja dengan baik.
2.2.3 Efektifitas dan Efisiensi Sistem Informasi
Menurut (Northcraft & Neale, 1994), efektifitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan utama atau
misi perusahaan.Manajemen yang efektif tercermin dalam
25
pemilihan pekerjaan yang benar untuk dilaksanakan dan
kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Dalam
pengumpulan data tentang efektifitas sistem informasi, umumnya
faktor-faktor yang diteliti adalah kesesuaian sistem dengan
kebutuhan pengguna, kesesuaian keluaran yang dihasilkan program
aplikasi dengan sesuatu yang diperlukan oleh pengguna,
kemudahan penggunaan sistem, kepuasanpenggunaterhadap sistem
informasi yang digunakan. Faktor-faktor tersebut mendasari
pengukuran kepuasan pengguna.Jika pengguna merasa puas dengan
sistem informasi yang digunakan maka sistem informasi tersebut
dapat dikatakan efektif.Penerapan sistem informasi yang efektif
menurut (Remenyi, 1995, p.70) membutuhkan hubungan yang
harmoni antara manajemen level atas, penggunadan staf sistem
informasi. Selain itu, untuk mengukur kepuasan penggunaterhadap
sistem informasi yang digunakan, (Remenyi, 1995, p.117)
menekankan perlunya diketahui persepsi pengguna terhadap
beberapa variabel, antara lain prosedur input dan output,
kemampuan sistem memproses data, kecepatan respon, kualitas
servis, kualitas staf IT, pelatihan, kualitas, dokumentasi dan juga
perlu diketahui persepsi terhadap faktor-faktor organisasi seperti
keterlibatan manajemen level atas dan partisipasi dari pengguna.
Menurut Weber (1999,pp.892-893), terdapat6 (enam)
langkah dalam mengevaluasi efektifitas dari sistem informasi yaitu
:
26
1. Identifikasi tujuan dari sistem informasi
Kadang sebuah tujuan telah diidentifikasikan
terlebih dahulu dengan jelas sebelum sistem dibangun
untuk pertama kali.Namun, kadang sebuah tujuandapat
juga diidentifikasikan dengan tidak jelas.Pengguna
yang berbeda-beda terhadap suatu sistem informasi
dapat juga membuat perbedaan tujuan terhadap suatu
sistem informasi.Namun demikian, seorang auditor
tidak perlu merisaukan semua tujuan dari setiap
pengguna sistem informasi tersebut sehingga mereka
dapat menentukan tujuan penting mana yang harus
dicapai terlebih dahulu.
2. Pemilihan alat pengukur efektifitas yang digunakan
Peneliti perlu untuk mengukur nilai darisetiap
tujuan yang ingin dicapai terhadap suatu sistem
informasi.Dalam beberapa kasus, mereka dapat
menggunakan alat ukur kuantitatif seperti kuesioner
yang ditujukan untuk pengguna atau menggunakan
statistik yang berhubungan dengan produktivitas.Di
samping itu, dapat juga menggunakan alatukur
kualitatif seperti wawancara dan penelitian terhadap
pengguna.
3. Identifikasi sumber data
27
Setelah menentukan alat ukur yang digunakan,
peneliti harus menentukan sumber data yang terbaik
untuk pengukuran ini.Dalam beberapa kasus, dapat
menggunakan berbagai tipe dari pengguna. Di samping
itu, dapat juga menggunakan data seperti data
produktivitas perusahaan manufaktur, dan lain
sebagainya yang didata secara rutin oleh perusahaan.
4. Penentuanstandar nilai sebelum sistem
diimplementasikan untuk pengukuran
Ketika auditor telah mengidentifikasikanalat ukur
dan sumber data yangakan digunakan untuk
pengukuran, kemudianmereka harus menentukan nilai
untuk pengukuran sebelum sistem yang akan mereka
evaluasi diimplementasikan. Peneliti memerlukan dasar
untuk menentukan dampak dari sistem yang akan
diimplementasikan, kecuali nilai awal sebelum sistem
diimplementasikan sudah dikumpulkan, hal ini akan
sulit bagi peneliti untuk menentukan nilai sebelum
sistem diimplementasikan jika sistem ini sudah
berjalan.
5. Penentuan standar nilai sesudah sistem
diimplementasikan untuk pengukuran
Setelah sistem diimplementasikan, peneliti
kemudian harus mengumpulkan data untuk pengukuran
28
untuk mengevaluasi efektifitas. Salah satu hal sulit
yang akan mereka hadapi adalah bagaimana menetukan
jangka waktu yang diperlukan sebelum pengukuran
dilakukan. Hal ini akan memerlukan waktu sebelum
pengaruh dari sistem informasi di dalam perusahaan
menjadi stabil. Selain itu diperlukan juga pengumpulan
data untuk pengukuran secara berulang-ulang jika
peneliti tertarik dengan pola perubahan tersebut.
6. Memperkirakan pengaruh dari sistem informasi
Setelah peneliti mempunyai nilai pengukuran untuk
sebelum dan sesudah sistem diimplementasikan mereka
dapat memperkirakan pengaruh dari sistem dengan
membandingkan nilai dari kedua pengukuran
tersebut.Hal ini penting agar mereka dapat melihat
setiap pengukuran untuk dapat mengerti setiap
perubahan yang mereka identifikasikan.
2.2.3.1 Efektifitas
Menurut model (Delone & Mc.Lean, 1992)
menjadi sebuah standar untuk spesifikasi dan proses dalam
mengukurvariabel yang saling bergantung satu sama lain
dalam melakukan penelitian suatu sistem
informasi.Pengukuran terhadap kesuksesan dan keefektifan
29
suatu sistem informasi adalah sangat penting kaitannya
dengan pengertian akan nilai dan kepercayaan akan
kemampuan dalam melakukan manajemen sistem
informasi. (Delone & Mc.Lean, 1992) menyusun sebuah
sistem dan sebuah model interaktif sebagai dasar kerja
untuk membentuk suatu konsep dan kegiatan terhadap
kesuksesan suatu sistem informasi dimana didasarkan pada
model D & M IS Success. Setelah itu, lebih dari 150 artikel
di dalam jurnal-jurnal dan dalam melakukan
konferensididasarkan atau menggunakan modelD & M IS
Success ini. Bagian dari kesuksesan sistem informasi
sekarang ini dibangun berdasarkan sistem D & M IS
Success.
Model D & M IS Success yang dipublikasikan
pada tahun 1992, didasarkan pada teori dan pengalaman
penelitian sistem infomasi yang dilakukan oleh beberapa
peneliti antara tahun 1970 dan 1980. Peraturan akan sistem
informasi berubah dan berkembang dalam beberapa tahun
terakhir. Di samping itu, penelitian akademi
terhadappengukuran akanefektifitas sistem informasi juga
berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Model D & M IS Success terdiri dari 6 dimensi
yang saling berhubungan yaitu Sistem Quality, Information
Quality, System Use, User Satisfaction Individual Impacts
30
dan Organizational Impacts. Berikut merupakan gambar
model D & M IS Success (1992, p.87) :
Gambar 2.5 Model D & M IS Success
Menurut (Weber, 1999, p.893-894)
memperkenalkan model efektifitassistem informasi yang
diharapkan dapat menjadi suatu petunjuk dalam
meneliltiefektifitas suatu sistem informasi dimana model ini
juga telah diperkenalkan oleh gabungan beberapa
peneliti.Model yang diperkenalkan oleh (Weber, 1999) ini
dapat dikatakan merupakan modifikasi dari model D & M
IS Success yang diperkenalkan oleh (DeLone & Mc.Lean,
1992).Model ini menunjukkan beberapa hipotesa yang
berhubungan antar faktor-faktornya yang diperkirakan
mempunyai pengaruh yang cukup besar tentang suatu
31
sistem informasi itu efektif atau tidak.Pertama, kualitas dari
sistem dan kualitas dari informasi yang dihasilkan sistem
tersebut adalah hipotesis yangmempengaruhi persepsi
pengguna terhadap kegunaan dan kemudahan penggunaan
dari suatu sistem.Kedua persepsi juga dipengaruhi oleh
keyakinanpengguna terhadap kemampuan mereka dalam
menggunakan komputer dengan baik (self-efficacy).Persepsi
pengguna terhadap kegunaan dan kemudahan penggunaan
sistem akan mempengaruhi bagaimana pengguna
menggunakan sistem tersebut, comtohnya frekuensi mereka
menggunakan sistem dan cara bagaimana mereka
menggunakan sistem.
Aktifitas pengguna dalam menggunakan sistem
kemudian akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam
menggunakan SIPLM.Selain itu, aktifitas pengguna dalam
menggunakan sistem juga berpengaruhterhadap kepuasan
mereka terhadap sistem tersebut.Selain itu ada juga hipotesa
dua arah antara kepuasan dengan pengaruh sistem terhadap
kinerja pengguna.
Berikut akan dijelaskan evaluasi terhadap masing-
masing komponen di dalam model efektifitas sistem
informasi:
1. Evaluasi kualitas sistem
32
Pada dasarnya banyak karakteristik dari
komponen perangkat keras dan perangkat lunak
dari sistem informasi yang dapat mempengaruhi
persepsi user terhadap kegunaan dan kemudahan
penggunaan dari sistem tersebut. Satu kelompok
karakteristik yang jelas terlihat oleh pengguna
setelah mereka berinteraksi dengan sistem
dalam jangka waktu yang pendek, yaitu :
Waktu respon
Waktu proses
Stabilitas dari sistem
Kemudahan berinteraksi dengan sistem (user
friendly)
Kegunaan fungsi yang disediakan oleh
sistem
Kemudahan dalam mempelajari sistem
Kualitas dari dokumentasi dan fungsi
bantuan
Kemudahanintegrasi dengan sistem lain
2. Evaluasi kualitas dari informasi yang dihasilkan
oleh suatu sistem
Kualitas dari informasi yang dihasilkan
oleh suatu sistem informasi mempunyai
pengaruh yang penting bagi persepsi pengguna
33
terhadap kegunaan dan kemudahan penggunaan
dari sistem. Beberapa atribut dari kualitas
informasi yang peneliti perlu ketahui untuk
pengukuran efektifitas sebagai berikut :
Keabsahan/keaslian
Keakuratan
Kelengkapan
Mudah dipahami
Ketepatan/kecermatan
Keringkasan
Informatif
Kemudian peneliti mengevaluasi kualitas
dari informasi yang dihasilkan oleh sistem,
mereka pada dasarnya berusaha untuk
mengetahui seberapa baik informasi tersebut
dalam membantu pekerjaan pengguna.
3. Evaluasi kegunaan terhadap kemudahan
penggunaan sistem
Peningkatan layanan berkerja
Peningkatan kecepatan bekerja
Peningkatan kemudahan dalam bekerja
Peningkatan efektifitas dalam penggunaan
SIPLM
Peningkatan penggunaan dalam membantu
34
penggunamelakukan pekerjaannya
4. Evaluasi kemudahan penggunaan sistem
informasi
Kemudahan untuk belajar mengoperasikan
SIPLM
Kemudahan penggunaan SIPLM dapat
mempermudah pengguna melakukan
pekerjaannya
Mudah dimengerti dan jelas dalam SIPLM
Kemudahan penggunaan SIPLM dapat
memperbanyak informasi yang didapatkan
oleh penggunasehingga dapat meningkatkan
kemampuannya
5. Evaluasi efektifitas akan sistem informasi
Kepuasan terhadap suatu sistem informasi
telah banyak digunakan untuk menentukan
pengaruh terhadap kesuksesan suatu sistem
informasi. Kepuasan terhadap sistem informasi
akan dipengaruhi oleh jumlah dan cara
penggunaan sistem tersebut. Beberapa hal yang
dapat digunakan untuk mengukur kepuasan
terhadap sistem informasi sebagai berikut :
Ketepatan waktu dari informasi
Relevansi dari output
35
Kualitas dari dokumentasi yang disediakan
2.2.4 Efisiensi
Teori Efisiensi adalah suatu ukuran dari ketepatan
sasaran (Effectiveness) dari suatu proses/kegiatan yang
dilakukan.
Teori Efisiensi Jati K.Sengupta(1995,p.19) dapat
dibagi menjadi 2(dua) macam, yaitu:
1. Dari segi teknikal/efisiensi produksi
Merupakan ukuran dari kesuksesan
perusahaan dalamkemungkinan untuk
menghasilkan hasil/outputyang maksimumdari
beberapa inputyang diberikan.
2. Dari segi alokasi/efisiensi biaya
Meupakan ukuran kesuksesan suatu
perusahaan dalampemilihan sekumpulan input
yang optimumdengan acuan dari harga pasar
untuk masukantersebut.
Efisiensi dalampengelolaan manajemen teknologi
informasi adalah sampai seberapa besar tingkat manfaat
yang dapat diberikan oleh pemakaian sumber daya
teknologi informasi yang telah diinfestasikan terhadap
kinerja operasi sebuah lembaga yang diukur dengan
36
variabelseperti : biaya rendah, waktu singkat dan
sebagainya dengan kata lain pencapaian hasil adalah
maksimum dari input-input yang ada.
2.3 Infrastruktur TI
Salah satu penilaian Investasi TI adalah dari Infrastruktur yang menunjang
jalannya sistem informasi dan aplikasi yang digunakan. (Sundaresan, 2008)
mengadaptasi dari rainer dan turban mengenai IS (Information System) yang
terdapat pada setiap perusahaan. Terdapat diantaranya adalah TI infrastruktur
yang menjadi bagian pendukung dalam pelaksanaan TI pada perusahaan.Kegiatan
yang ada pada perusahaan bergantung pada kekuatan infrastruktur TI yang baik
guna pertukaran informasi baik secara internal maupun eksternal.Gambar di
bawah ini merupakan sistem informasi mendasar yang ada dalam sebuah
organisasi menurut (Turban, Rainer, & Potter, 2004).
Gambar 2.6IS Support an Organization Level
Sumber: (Sundaresan, 2008)
37
Fungsi infrastruktur TI pada sebuah perusahaan tidak hanya sebagai
pertukaran informasi saja akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan.
Infrastruktur TI melibatkan segi teknis dan sumberdaya manusia yang bertugas
mengelola Infrastruktur TI dapat mempengaruhi kegiatan bisnis pada perusahaan.
(Jude & Kelley, 2007)
Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran dampak SIPLM pada
proses layananKomisi Yudisial, dimana infrastruktur TI merupakan salah
satuvariabel yang akan diukur karena mendukung SIPLM yang akan menyediakan
pelayanan kepada pemangku kepentingan pada Komisi Yudisial. TI menjadi salah
satu pendukung pada level kegiatan pada organisasi dan infrastruktur TI memiliki
keterkaitan langsung dengan pengguna TI (Turban, Rainer, & Potter, 2004).
Yang dimasukkan kedalam infrastruktur TI tentunya berbeda dengan
infrastruktur publik yakni jalan umum, jaringan telpon, listrik dan lain-lain.berikut
adalah gambar yang memisahkan infrastruktur TI dan Infrastruktur publik;
Gambar 2.7 Piramida Infrastruktur TI sumber : B. Robertson & V. Sribar 2001