bab ii landasan teori 2.1 laporan keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/3113/3/bab ii.pdf ·...

37
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Jadi laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan perusahaan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai prestasi yang dicapai perusahaan pada saat lampau, sekarang dan rencana pada waktu yang akan datang. Dalam pengertian sederhana menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Susilo (2009:10) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi- informasi dan memberikan keterangan-keterangan mengenai data ekonomi perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan hasil kegiatan perusahaan untuk satu periode yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan keuangan. Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan

laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Jadi laporan keuangan merupakan salah satu

informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan perusahaan.

Laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai prestasi yang dicapai

perusahaan pada saat lampau, sekarang dan rencana pada waktu yang akan

datang. Dalam pengertian sederhana menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini

atau dalam suatu periode tertentu. Susilo (2009:10) menyatakan bahwa laporan

keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi-

informasi dan memberikan keterangan-keterangan mengenai data ekonomi

perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan

hasil kegiatan perusahaan untuk satu periode yang meliputi neraca, laporan laba

rugi dan laporan perubahan keuangan.

Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang berkaitan

dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan

10

keputusan ekonomi. PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi

2009) menyatakan tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan

keputusan ekonomi.

Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah :

1. Neraca, sering disebut sebagai laporan aktiva dan kewajiban atau laporan

posisi keuangan.

a. Neraca disiapkan per tanggal tertentu.

b. Neraca melaporkan aktiva yang dimiliki perusahaan per tanggal tersebut

serta klaim dari kreditor dan pemilik atas aktiva tersebut.

2. Laporan laba rugi, sering disebut sebagai laporan operasional.

a. Laporan laba rugi disiapkan untuk suatu periode, misalnya satu tahun, satu

kuartal, atau satu bulan.

b. Untuk periode tersebut, laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan

beban dan laba atau ruginya.

3. Laporan ekuitas pemilik, sering disebut sebagai laporan ekuitas pemegang

saham.

a. Laporan ekuitas pemilik disiapkan untuk periode yang sama seperti laporan

laba rugi.

11

b. Untuk periode tersebut, laporan ini melaporkan perubahan dalam ekuitas

karena laba atau rugi serta keuntungan dan kerugian tertentu yang meliputi

laba komprehensif lainnya, dan transaksi lainnya dengan pemilik yang

menambah atau mengurangi ekuitas. Transaksi lainnya tersebut termasuk

investasi tambahan oleh pemilik dalam usaha, pembayaran dividen atau

distribusi kepada pemilik, atau pembelian kembali saham dari pemilik oleh

perusahaan.

4. Laporan arus kas

a. Laporan arus kas disiapkan untuk periode yang sama dengan laporan laba

rugi dan laporan ekuitas pemilik disiapkan.

b. Laporan ini merinci penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama

periode tersebut dan memperlihatkan bagaimana semua perubahan-

perubahannya secara bersama-sama menghasilkan perubahan kas di

neraca dari awal hingga akhir periode.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Karena tujuan dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan

(Generally Accepted Accounting Principles) GAAP adalah agar pemakai

eksternal dapat membuat keputusan ekonomis yang lebih baik mengenai

perusahaan, berbagai pengungkapan (disclosures) diperlukan untuk

menjelaskan aspek-aspek dari empat laporan keuangan utama. Pengungkapan

ini termasuk rincian yang tidak terdapat dalam laporan-laporan tersebut, dan

penjelasan metode-metode yang digunakan untuk transaksi-transaksi dan

12

kejadian-kejadian. Catatan atas laporan keuangan perlu dibaca dengan teliti

untuk memahami ke empat laporan keuangan tersebut.

Menurut IAI tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum adalah

untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban (stewardship) atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang

meliputi, aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Informasi-

informasi tersebut beserta informasi lainnya terdapat dalam kelima bentuk

laporan keuangan yang nantinya membantu pengguna laporan dalam

memprediksi arus kas khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya

kas dan setara kas.

2.2 Laporan Laba Rugi

Menurut Kieso (2005) laporan laba rugi (income statement) adalah laporan

yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu,

menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk

memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas.

Laporan laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan

yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menyajikan unsur - unsur

13

pendapatan dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan laba atau rugi bersih.

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu

perusahaan selama suatu periode tertentu.

Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas,

dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan

dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga

seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan

datang (PSAK No. 25).

Penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu :

1. Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung. Dalam bentuk

single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya untuk menghitung laba

bersih atau rugi bersih. Jadi, hanya ada dua pengelompokkan, yaitu

pendapatan dan biaya. Dalam mempertemukan unsur pendapatan dan biaya

hanya dilakukan satu tahap, dimana seluruh pendapatan dari manapun asalnya

dijumlahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan total pendapatan dalam suatu

periode. Begitu pula dengan unsur-unsur biaya, seluruh biaya dijumlahkan

tanpa menunjukkan apakah biaya itu terjadi dalam rangka usaha pokok atau

diluar usaha pokok untuk menghasilkan total biaya dalam suatu periode.

2. Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap.

Dalam bentuk multiple step, unsur-unsur pendapatan dan biaya

diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan atau

14

usaha pokok perusahaan. Secara umum laporan laba rugi bentuk bertahap

menunjukkan adanya pemisahan hasil usaha (laba rugi) menurut sumbernya,

misalnya pemisahan dari sumber aktivitas operasi dan nonoperasi perusahaan.

Kemudian biaya juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi-fungsi pokok

perusahaan, misalnya fungsi pembelian, penjualan, produksi dan administrasi.

Penyajian dalam bentuk ini, memungkinkan pemakai membandingkan secara

langsung biaya berjalan dengan biaya tahun sebelumnya serta biaya antar

kegiatan atau fungsi dalam tahun yang sama.

Bagi internal perusahaan khususnya manajemen, laporan laba rugi

dapat menjadi informasi untuk menilai sampai seberapa jauh efisiensi biaya

dan laba yang dapat dicapai oleh perusahaan atas kinerja yang telah

dilakukan. Oleh karena itu, selanjutnya hal ini dapat dijadikan motivasi bagi

manajerial dan seluruh karyawan untuk terus berkinerja lebih baik lagi.

Laporan laba rugi dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan

keuangan memprediksi arus kas. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso (2005),

informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk :

a. Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa

pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya, maka pemakai laporan laba rugi

dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan

perusahaan pesaing.

15

b. Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan datang.

Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam menentukan tren

penting yang menyediakan informasi kinerja masa mendatang.

c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas. Komponen-

komponen dalam informasi laba, seperti pendapatan, biaya, laba, dan rugi

menggambarkan hubungan diantara komponen tersebut dan dapat

digunakan untuk menilai risiko pada tingkat tertentu suatu arus kas.

Para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu

dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi

manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan

ketidakpastian arus kas. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah

(Kieso,2005) :

1. Laporan laba rugi tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi

terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum.

2. Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.

3. Ukuran laba merupakan subjek estimasi.

2.3 Laporan Arus Kas

Menurut Rudianto (2009:206) mengartikan laporan arus kas sebagai suatu

laporan tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan di dalam

suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan

dan pengeluaran kas tersebut. Laporan arus kas pertama kali ditetapkan sebagai

16

bagian dari laporan keuangan pada tahun 1987 melalui SFAS No.95 yang

menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi

keuangan dan sebagai bagian laporan keuangan. Alasan utama keputusan FASB

(Financial Accounting Standard Board) yang mengharuskan perusahaan

menyediakan laporan arus kas adalah keinginan untuk membantu para investor

dan kreditor agar dapat memprediksi arus kas dengan lebih baik.

Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 1994

melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1,

disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus

menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Kebijakan ini tentu

saja berkaitan dengan manfaat yang dapat diambil para pemakai laporan

keuangan khususnya investor dan kreditor.

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan

jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas

dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi

arus kas untuk mengetahui mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam

perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2.

Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010 : 257), yaitu dapat

mengetahui :

1. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengontrol arus

kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.

17

2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,

termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang.

3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari

sumber kekayaan perusahaan.

4. Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang

akan datang.

5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap

posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Laporan Arus Kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Arus kas dari kegiatan operasi

Dalam PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah

arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang

menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas

yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi

perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur

tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam

memprediksi arus kas operasi.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang

18

bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 :

40). Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil

utama pendapatan entitas. Pada umumnya arus kas tersebut berasal dari

transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentapan laba atau rugi

bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2

paragraf 14 (IAI: 2009) adalah:

Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

a. Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lain.

b. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

c. Pembayaran kas kepada karyawan.

d. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan

dengan klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.

e. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan

kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas

pendanaan dan investasi.

f. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan

transaksi usaha dan perdagangan.

2. Arus kas dari kegiatan investasi

Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah,

bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali.

Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen

keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi

19

dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan

aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas

(Syakur, 2009 : 40). Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari

aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan

penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang

bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut

PSAK No. 2 paragraf 16 (IAI: 2009) adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan

aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang

dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak

berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.

c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta

pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keungan).

pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward

contracs, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila pembayaran

tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

3. Arus kas dari kegiatan pendanaan

Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian

dimana kas diperoleh dan dibayarkan kembeli kepada para pemilik dan

20

kreditor. Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi

akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Menurut (Syakur, 2009:4)

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam

jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus

kas yang timbul dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap

arus kas oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang

berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 17 (IAI: 2009)

adalah :

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau istrument modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham perusahaan.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman lainnya.

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo

kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance

lease).

Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak

disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk

menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber :

1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan

ekuitas dari awal hingga akhir periode.

21

2. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan

jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi selama periode

berjalan.

3. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang

dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan

selama periode berjalan.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para

pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan

dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses

pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi

terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta

kepastian yang diperolehnya.

2.4 Pengertian Laba

Menurut Soemarso, (2005: 245), laba adalah selisih lebih pendapatan atas

beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama

periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh

mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai

selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang

dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.

Menurut Stice et,al (2009:214), laba adalah perbedaan antara pendapatan

dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu.

22

Menurut Rai Dwi Andayani & I Gede Ary W (2015) “Laba merupakan suatu

pendapatan dari perusahaan yang sangat menentukan keberhasilan dari

perusahaan tersebut.

Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa “Laba

merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai

berikut :

Laba = Penjualan – Biaya

Karakteristik laba berkaitan dengan identifikasi sifat laba sehingga

memungkinkan untuk menganalisis transaksi yang dapat mempengaruhi laba.

Laba perusahaan yang berkualitas adalah yang memiliki sedikit atau tidak

memiliki gangguan persepsian dan dapat mencerminkan kinerja keuangan

perusahaan yang sesungguhnya. Dari definisi diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa laba merupakan seluruh total pendapatan yang dikurangi

dengan total biaya-biaya.

2.5 Laba Akuntansi

Pengertian laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan (revenue)

yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan

dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut ( Sofyan, 2008:305).

Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat bergantung pada

ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. IAI tahun 2007 memiliki pengertian

23

lain mengenai income. IAI tahun 2007 justru tidak menterjemahkan income

dengan istilah penghasilan. Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian

laporan keuangan (IAI, 2007) mengartikan income (penghasilan) adalah kenaikan

manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aktiva, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan

ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai

tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan

menurut Anis dan Imam (2007) dapat digunakan untuk :

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan

yang wujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital).

2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.

3. Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.

4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.

5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.

8. Sebagai dasar pembagian deviden.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), angka laba akuntansi yakni laba

kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi

manajer dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran

24

kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran

kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa

mendatang dengan baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui

informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba

operasi, dan laba bersih.

2.6 Jenis – Jenis Laba

2.6.1 Laba Kotor

Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan

harga pokok penjualan. Menurut Kasmir (2012:303), laba kotor yaitu laba

yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban

perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan

peroleh.

Persentase laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan

pendapatan dari penjualan bersih menunjukkan ukuran profitabilitas yang

memungkinkan perbandingan perusahaan dari tahun ke tahun, menurut

Stice, (2009:215). Laba kotor adalah angka yang penting. Apabila

perusahaan tidak memperoleh hasil yang cukup dari penjualan barang atau

jasa untuk menutup beban yang langsung terkait dengan barang atau jasa

tersebut, perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama pada bisnis tersebut.

Laba kotor merupakan selisih antara penjualan bersih dengan harga

pokok penjualan (Soemarso, 2004:226). Laba kotor disebabkan oleh faktor

25

penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan adalah

semua biaya yang dikorbankan, dalam perusahaan manufaktur mulai dari

tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah hingga dijual. Semua

biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk

tersebut dikelompokkan sebagai harga pokok penjualan.

Pada umunya laba kotor dapat dihitung sebagai berikut :

Penjualan (Sales) xxx

Retur Penjualan (Sales Return) xxx

Potongan Penjualan (Sales Discount) xxx -

Penjualan Bersih (Net Sales) xxx

Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold) xxx –

Laba Kotor (Gross Profit) xxx

2.6.2 Laba Operasi

Laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang

dilakukan oleh sebuah perusahaan dan di dapat dari laba kotor dikurangi

beban operasi. Menurut Stice, (2009:216). Secara umum dikatakan bahwa

beban operasi adalah seluruh beban operasi kecuali beban bunga dan beban

pajak penghasilan. Laba operasi menunjukkan seberapa baik perusahaan

melakukan aktivitas khusus dari bisnis tersebut, terlepas dari kebijakan

pendanaan dan manajemen pajak yang ditandatangani pada level pusat.

26

Laba operasi (operating income) merupakan suatu pengukuran laba

perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung

(Subramanyam, 2010:9).

Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya

operasi (Kieso, 2005). Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang

berhubungan dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang sering

terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini

diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara

biaya-biaya operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya

administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya

penyusutan dan lain-lain.

Pada umunya laba operasi dapat dihitung sebagai berikut :

Laba Kotor (Gross Profit) xxx

Beban Operasi (Operating Expenses) xxx –

Laba Operasi (Operating Profit) xxx

2.6.3 Laba bersih

Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya

untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang

disajikan dalam bentuk laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan

istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya

dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.

27

Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai

perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih sehingga

diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengambalian yang

tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan

selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berupa

besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang

keluar (beban dan kerugian).

Menurut Kasmir (2012:303) Laba bersih (Net Profit) merupakan laba

yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam

suatu periode tertentu termasuk pajak.

Laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh

pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non-operasi

perusahaan. Menurut Stice, (2009:216). Angka terakhir dalam laporan laba

rugi adalah laba bersih (net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih

terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka

terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih ( net loss).

Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara

seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi

perusahaan (Kieso, 2005). Selisih antara jumlah keseluruhan pendapatan

dan jumlah keseluruhan biaya dalam jangka waktu tertentu.

Dalam Subramnyam (2005:25) laba bersih adalah laba dari bisnis

perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.

28

Menurut Soemarso (2004:227), laba bersih merupakan selisih lebih

pendapatan atas beban-beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal

yang berasal dari kegiatan usaha. Laba bersih merupakan pengembalian

atas investasi kepada pemilik dan menunjukkan sejauh mana keberhasilan

manajemen dalam mengoperasikan bisnis. Hal ini mengukur nilai yang

dapat diberikan oleh entitas kepada investor berupa deviden yang

dibagikan disaat entitas masih memiliki kekayaan yang sama di posisi

awal.

Pada dasarnya format perhitungan laba bersih sebagai berikut :

Laba operasi (Operating Profit) xxx

Biaya bunga (Interest Expense) xxx

Pajak penghasilan (PPh) xxx –

Laba bersih (Net Income) xxx

2.7 Arus Kas

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 Tahun 2009,

arus kas adalah arus masuk dan arus keluar dan setara kas (Ikatan Akuntansi

Indonesia, 2013). Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar adalah aliran

kas masuk (cash inflow) merupakan sumber-sumber dari mana kas diperoleh

sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kebutuhan kas untuk

pembayaran-pembayaran (Martono dan Harjito, 2012).

29

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012), pengertian

laporan arus kas adalah :

”Arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Setara kas (cash

equivalent) dapat didefinisikan sebagai investasi yang sifatnya likuid,

berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam

jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang

signifikan”.

Arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash ouflow) masing-

masing terbagi dua bagian, antara lain:

1. Arus Kas Masuk (cash inflow)

a. Bersifat rutin, misalnya: penerimaan dari penjualan secara tunai,

penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit

yang dilakukan, dan lain-lain.

b. Bersifat tidak rutin, misalnya: penerimaan uang sewa gedung, penerimaan

modal saham, penerimaan utang atau kredit, penerimaan bunga, dan lain-

lain.

2. Arus Kas Keluar (cash outflow)

a. Bersifat rutin, misalnya: pembelian bahan baku dan bahan pembantu,

membayar upah dan gaji, membeli peralatan kantor habis pakai, dan lain-

lain.

30

b. Bersifat tidak rutin, pembelian aset, pembayaran angsuran utang,

pembayaran deviden, dan lain-lain.

Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas

yang mengalir masuk dan keluar dari suatu periode tertentu. Dengan kata lain,

arus kas adalah perubahan yang tejadi dalam pos kas suatu periode tertentu.

2.8. Piutang

Piutang dalam arti luas merupakan segala macam tuntutan atau klaim kepada

pihak ketiga yang pada umumnya berakibat adanya penerimaan kas dimasa yang

akan datang. Piutang yang dimiliki oleh perusahaan, umumnya timbul sebagai

akibat dari transaksi-transaksi penjualan dan atau penyerahan jasa. Perusahaan

memberikan kelonggaran kepada pelanggan-pelanggannya membayar

dikemudian hari atas penjualan barang dan jasa yang dilakukannya. Karena

penjualan dilakukan secara kredit oleh perusahaan tersebut, maka terjadilah

piutang yang berarti perusahaan mempunyai klaim terhadap pelanggan-

pelanggan. Berikut pendapat para ahli tentang piutang yaitu :

“Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan

kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan

penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam

bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian

atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan (Soemarso (2004:338) .”

31

“Piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim

terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan

akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan

dapat diselesaikan melalui penerimaan kas (Smith (2005 : 286).”

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan 2008,

Piutang Usaha yaitu : Transaksi yang paling banyak memungkinkan menciptakan

piutang adalah penjualan barang secara kredit. Piutang usaha ini normalnya akan

tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30-60 hari yang di

kelompokkan sebagai asset lancar (Warren, Reeve, dan Fess 2008).

2.8.1 Klasifikasi Piutang

Piutang dapat diklasifikasikan secara umum yaitu :

1. Klasifikasi piutang untuk tujuan akuntansi dikelompokkan dalam dua

golongan sesuai dengan penyajian laporan keuangan.

a. Piutang Lancar (Current Receivables) Yaitu piutang yang

diharapkan akan diterima pelunasannya dalam jangka waktu satu

tahun atau dalam periode siklus kegiatan normal perusahaan.

b. Piutang Tidak Lancar (Noncurrent Receivables) Yaitu piutang yang

jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun atau dalam periode

siklus kegiatan normal perusahaan.

2. Klasifikasi piutang menurut sumber atau asal terjadinya piutang.

32

a. Piutang Dagang (Trade Receivables) yaitu piutang yang timbul dari

transaksi-transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa. Piutang

dagang dapat dibedakan menjadi dua golongan antara lain :

• Piutang Usaha (Account Receivables) Adalah piutang yang tidak

didukung oleh janji untuk membayar secara tertulis. Piutang

usaha biasanya ditagih dalam waktu 30 atau 60 hari.

• Wesel Tagih (Notes Receivables) Adalah piutang yang didukung

dengan janji untuk membayar secara tertulis. Wesel tagih

biasanya lebih dari 60 hari.

b. Piutang Non Dagang (Nontrade Receivables) Yaitu piutang yang

timbul dari transaksi-transaksi selain penjualan barang atau

penyerahan jasa. Seperti : karyawan dan staf, piutang dividen,

piutang bunga, sewa.

2.9 Modal Kerja

Modal kerja adalah ukuran likuiditas yang banyak digunakan. Menurut

Subramanyam (2010 : 241) modal kerja adalah hasil selisih antara aset lancar

setelah dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja sangat penting untuk

mengukur likuiditas yang tersedia di perusahaan untuk memenuhi kontijensi dan

ketidakpastian yang ada kaitannya dengan keseimbangan antara arus kas masuk

dan arus kas keluar.

33

Selain kas, faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah

piutang. Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat

bertahap. Hubungan penjualan kredit dan piutang usaha dinyatakan sebagai

perputaran piutang. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara penjualan

kredit bersih dengan rata-rata piutang bersih (Kasmir, 2008). Persediaan adalah

sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan

dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Pengendalian persediaan

yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang

sesuai dan mengatur investasi dalam persediaan. Menurut Harahap (2011),

perputaran persediaan adalah menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan

dalam siklus produksi normal. Kasmir (2008) modal kerja adalah modal yang

digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan

sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka

pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva

lancar lainnya. Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam

konsep modal kerja yang dibagi menjadi menjadi tiga macam, diantaranya :

a. Konsep Kuantitatif Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep

ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi

perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja

kotor (gross working capital).

34

b. Konsep Kualitatif Konsep ini menitikberatkan kepada kualitas modal kerja.

Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban

lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working capital).

Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan.

Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan

kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan

operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman kreditor.

c. Konsep Fungsional Konsep ini menekankan kepada fungsi dana yang

dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang

dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.

Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya

dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana

yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam

kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

Sawir (2010) modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki

perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk

membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Menurut J. Fred Weston dan

Eugene F. Brigham (2011), modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam

aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang

dan persediaan. Defenisi yang dikemukakan oleh Burton A. Kolb (1983) juga

tidak jauh berbeda dari defenisi di atas, yaitu modal kerja adalah investasi

35

perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar termasuk di dalamnya kas,

sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di

muka.

36

2.10 Penelitian Terdahulu

Peneltian Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Marisca Dwi

Ariani (2010)

Pengaruh Laba

kotor, laba

operasi dan laba

bersih dalam

memprediksi arus

kas.

Laba kotor

Laba Operasi

Laba Bersih

Arus Kas

1. Laba kotor berpengaruh

signifikan dan positif dalam

memprediksi arus kas masa

depan.

2. Laba operasi berpengaruh

signifikan dan positif dalam

memprediksi arus kas masa

depan.

3. Laba bersih berpengaruh

signifikan dan positif dalam

memprediksi

arus kas masa depan.

4. laba kotor, laba operasi, dan

laba bersih secara simultan

berpengaruh signifikan

dalam memprediksi arus

kas masa depan.

Shofia Hilmy

Rispayanto

(2013)

Pengaruh Laba

kotor, laba

operasi dan laba

bersih dalam

memprediksi arus

kas operasi

dimasa

mendatang

Arus Kas

Operasi

Laba Bersih

Laba Kotor

Laba Operasi

laba bersih, arus kas operasi,

perubahan piutang usaha,

perubahan hutang usaha,

perubahan persediaan dan

perubahan beban depresiasi

berpengaruh signifikan dalam

memprediksi arus kas operasi di

masa depan.

Suprapto (2013) Informasi laba

dalam

memprediksi arus

kas di masa

Mendatang (studi

kasus pada

perusahaan

manufaktur

Di bursa efek

indonesia)

Arus Kas

Laba

1. Berdasarkan hasil analisis

regresi linier berganda,

diketahui bahwa Laba Kotor

(X1), Laba Operasi (X2), dan

laba bersih (X3) mempunyai

pengaruh yang signifikan

terhadap Arus Kas (Y).

2. Informasi laba bersih (X3)

mempunyai pengaruh yang

paling dominan terhadap arus

kas (Y).

3. Hasil uji F menunjukkan

adanya pengaruh yang

37

signifikan laba kotor (X1),

laba operasi (X2), dan laba

bersih secara simultan

terhadap arus kas (Y).

Jusniati (2016) Pengaruh laba

kotor, laba bersih

dan arus kas

operasi terhadap

arus kas operasi

dimasa depan

pada perusahaan

aneka industri

yang terdaftar di

bursa efek

indonesia tahun

2011-2014

Arus kas

operasi

laba bersih

Laba kotor

1. Terdapat pengaruh yang

signifikan laba kotor terhadap

arus kas operasi dimasa depan.

2. Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan laba bersih terhadap

arus kas operasi dimasa depan

.

3. Tidak tedapat pengaruh yang

signifikan arus kas operasi

terhadap arus kas operasi

dimasa depan

4. Terdapat pengaruh yang

signifikan laba kotor, laba

bersih dan arus kas operasi

terhadap arus kas operasi

dimasa depan secara simultan

5. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa laba

kotor lebih baik dan

berpengaruh signifikan

terhadap arus kas operasi

dimasa depan dibandingkan

dengan laba bersih dan arus

kas aktivitas operasi.

Helda yulia

siska (2016)

Kemampuan laba

operasi, arus kas

operasi dan modal

kerja dalam

memprediksi arus

kas masa depan

Arus Kas

Laba Operasi

Modal Kerja

Arus Kas

Operasi

1. Laba operasi masa kini

memiliki kemampuan dalam

memprediksi arus kas masa

depan.

2. Arus kas operasi masa kini

memiliki kemampuan dalam

memprediksi arus kas masa

depan.

3. Modal kerja operasional masa

kini memiliki kemampuan

dalam memprediksi arus kas

masa depan.

38

Ferra kusuma

purbo want

(2012)

Kemampuan laba

bersih, arus kas

operasi, dan rasio

piutang untuk

Mempengaruhi

arus kas masa

mendatang pada

perusahaan

Food and

beverage di BEI

Arus kas

Laba bersih

Rasio

piutang

Arus kas

operasi

1. Laba bersih berpengaruh

signifikan terhadap arus kas

masa mendatang

2. Arus kas operasi berpengaruh

signifikan untuk

mempengaruhi arus kas masa

mendatang.

3. Rasio piutang secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap arus kas masa

mendatang.

Tito marta

sugema dasuki

(2015)

Pengaruh

earnings dan cash

flows

Terhadap future

cash flows pada

perusahaan

Yang terdaftar

dalam jakarta

islamic indeks

(JII)

cash flows

earnings

1. Arus laba tidak berpengaruh

terhadap arus kas masa depan.

2. Arus kas masa lalu

berpengaruh terhadap arus kas

masa depan

secara signifikan.

Lenny yuniana

(2015)

Kemampuan laba

dan arus kas

dalam

memprediksi arus

kas masa depan

Arus Kas

Laba

1. Secara individu Laba Kotor,

Laba Operasi,Laba Bersih

dan arus kas operasi

memiliki kemampuan untuk

memprediksi arus kas masa

depan.

2. Berdasarkan koefisien

determinasi(R2) untuk

mengetahui angka laba

terbaik. variabel laba bersih

memiliki kemampuan lebih

tinggi dibanding laba operasi

dan laba bersih.

Jordan Setiawan

Ramadhan

(2015)

Pengaruh Laba

Kotor, Laba

Operasi, Laba

Bersih dalam

Memprediksi

Arus Kas Masa

Mendatang

Laba Kotor

Arus Kas

Laba Operasi

Laba

Bersih

laba kotor berpengaruh

signifikan terhadap arus kas

masa mendatang, laba operasi

tidak berpengaruh signifikan

terhadap arus kas masa

mendatang, dan laba bersih

berpengaruh signifikan terhadap

arus kas masa mendatang.

39

Glencha Desgrio

Christosa

Binilang, Ventje

Ilat, Lidia M.

Mawikere3

Pengaruh laba

bersih, perubahan

piutang usaha,

perubahan utang

usaha dan

perubahan

persediaan

terhadap arus kas

operasi di masa

depan pada

perusahaan yang

terdaftar dalam

indeks lq45 di

bursa efek

indonesia

Tahun 2011-2015

Arus Kas

Operasi

Laba Bersih

Perubahan

Piutang

Usaha

Perubahan

Utang Usaha

Perubahan

Persediaan

1. Laba Bersih berpengaruh

terhadap arus kas operasi di

masa depan pada perusahaan

Indeks LQ45.

2. Perubahan Piutang Usaha

tidak berpengaruh terhadap

arus kas operasi di masa depan

pada perusahaan Indeks LQ45.

3. Perubahan Utang Usaha tidak

berpengaruh terhadap arus kas

operasi di masa depan pada

perusahaan

Indeks LQ45.

4. Perubahan Persediaan tidak

berpengaruh terhadap arus kas

operasi di masa depan pada

perusahaan Indeks

LQ45.

5. Laba Bersih, Perubahan

Piutang Usaha, Perubahan

Utang Usaha dan Perubahan

Persediaan secara bersama-

sama berpengaruh terhadap

arus kas operasi di masa depan

pada perusahaan Indeks LQ45.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

40

2.11 Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual disusun untuk menggambarkan hubungan pengaruh

antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen

disimbolkan dengan (X), sedangkan variabel dependen disimbolkan dengan (Y).

laba kotor, laba operasi dan laba bersih merupakan variable independen,

sedangkan arus kas merupakan variabel dependen.

H4

Laba Kotor (x1) H1

Arus Kas

(Y)

Laba Operasi (x2) H2

Laba Bersih (x3) H3

41

2.12 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis untuk penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengaruh laba kotor dengan arus kas

Menurut Soemarso (2004:226) laba kotor merupakan selisih antara

penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Dimana, laba kotor

memiliki kemampuan yang paling baik dibandingkan dengan laba operasi

dan laba bersih terhadap arus kas.

Kecenderungan laba kotor bisa memperlihatkan seberapa sukses

perusahaan memanfaatkan sumber daya, dan menjadi dasar untuk

memahami bagaimana marjin laba telah berubah akibat tekanan persaingan.

Pelaporan laba kotor menyediakan angka yang berguna untuk mengevaluasi

kinerja perusahaan dan menilai laba masa depan. Pada laba kotor,

keterlibatan kendali manajemen lebih besar dan memiliki hubungan yang

lebih erat dengan penciptaan pendapatan. Manajemen mengendalikan harga

pokok penjualan sepenuhnya untuk menentukan daya saing produk di pasar.

Penjualan yang bersifat kredit menunjukkan bahwa adanya

kemungkinan kas masuk yang akan diterima dari pelanggan oleh perusahaan

di masa yang akan datang atau pada periode mendatang. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai yang terkandung dalam laba kotor dapat

berpengaruh terhadap arus kas.

42

Dengan demikian, dapat diindikasikan bahwa angka laba kotor

memberikan informasi yang dapat digunakan terhadap arus kas serta

memenuhi kebutuhan informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk

mengambil keputusan.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

pertama dalam penelitian ini adalah :

H1 : Laba kotor berpengaruh terhadap arus kas.

2. Pengaruh laba operasi dengan arus kas

Laba operasi memperlihatkan perbedaan antara aktivitas operasi

dengan aktivitas non operasi. Membantu pemakai laporan keuangan

membandingkan dan menilai efisiensi operasi perusahaan (Kieso, 2008:147).

Laba operasi merupakan selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi.

Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi

perusahaan atau biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan

bersifat operatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Febrianto dan Wiastuty (2005) dalam

Ariani (2010) menyatakan bahwa laba operasi berpengaruh signifikan

terhadap arus kas. Hal ini bisa disebabkan karena laba operasi lebih mampu

menggambarkan aktivitas operasi perusahan dan laba operasi diasumsi

memiliki hubungan langsung dengan proses penciptaan laba.

Dari hasil laba operasi dapat dilihat perhitungan pendapatan yang

dikurangi dengan biaya-biaya yang berkaitan dengan operasi perusahaan,

43

seperti biaya iklan, biaya gaji, biaya administrasi, penyusutan dan lain-lain.

Biaya-biaya ini tidak berhubungan langsung dalam menciptakan pendapatan,

atau tidak sepenuhnya berhubungan dengan operasi perusahaan dan juga

masih dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan. Dimana, jika beban

operasional perusahaan meningkat maka laba operasi perusahaan mengalami

penurunan. Sehingga, pembayaran beban operasional perusahaan meningkat

dan mengakibatkan menurunnya kas yang berasal dari aktivitas operasi

perusahaan. Namun, kendali manajemen pada laba operasi lebih kecil

dibandingkan pada laba kotor.

Operasi yang menguntungkan akan menghasilkan penerimaan kas

melebihi jumlah yang diinvestasikan dan

sebagai konsekuensinya akan meningkatkan arus kas masuk.

Sehingga menghasilkan pandangan atas keberhasilan manajemen dalam

bereaksi terhadap perubahan kondisi usaha dan kemampuan manajemen

untuk mengambil kesempatan dan mengatasi kesulitan yang terjadi.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

pertama dalam penelitian ini adalah :

H2 : Laba operasi berpengaruh terhadap arus kas.

44

3. Pengaruh laba bersih terhadap arus kas

Laba bersih merupakan selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan

merupakan kenaikan bersih terhadap modal (Soemarso, 2004:227). Angka

laba bersih menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan

operasi maupun non operasi perusahaan.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010), Laba

kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi

dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran

kinerja yang diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran

kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan

dengan lebih baik.

Laba bersih disesuaikan dengan penghasilan (beban) non kas dan

dengan akrual, untuk menghasilkan arus kas. Dengan adanya rekonsiliasi

perbedaan antara laba bersih dan arus kas dapat membantu pengguna laporan

keuangan terhadap arus kas melalui prediksi laba. Dengan demikian dapat

diindikasikan bahwa, angka laba bersih dapat membantu pengguna laporan

keuangan terhadap arus kas.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

pertama dalam penelitian ini adalah :

H3 : Laba bersih berpengaruh terhadap arus kas.

45

4. Pengaruh laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara simultan

terhadap arus kas

Menurut Widiana menunjukkan bahwa hasil analisis berdasarkan uji

kesesuaian model (uji f) menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi dan

laba bersih memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas.

Masing-masing dari hasil laba tersebut, memiliki kandungan informasi

tersendiri yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dan juga arus kas.

Martin H.L Tobing (2007), menyimpulkan bahwa laba yang dihasilkan

peusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Selain

itu Ika Kusumaningtyas (2003) menyatakan bahwa laba yang

diklasifikasikan menjadi laba operasi dan laba non operasi berengaruh

terhadap arus kas.

H4 : laba kotor, laba operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap arus kas.