bab ii landasan teori 2.1 laporan keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/3113/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Laporan Keuangan
PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan
laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Jadi laporan keuangan merupakan salah satu
informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan perusahaan.
Laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai prestasi yang dicapai
perusahaan pada saat lampau, sekarang dan rencana pada waktu yang akan
datang. Dalam pengertian sederhana menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu. Susilo (2009:10) menyatakan bahwa laporan
keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi-
informasi dan memberikan keterangan-keterangan mengenai data ekonomi
perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan
hasil kegiatan perusahaan untuk satu periode yang meliputi neraca, laporan laba
rugi dan laporan perubahan keuangan.
Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang berkaitan
dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan
10
keputusan ekonomi. PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi
2009) menyatakan tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi.
Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah :
1. Neraca, sering disebut sebagai laporan aktiva dan kewajiban atau laporan
posisi keuangan.
a. Neraca disiapkan per tanggal tertentu.
b. Neraca melaporkan aktiva yang dimiliki perusahaan per tanggal tersebut
serta klaim dari kreditor dan pemilik atas aktiva tersebut.
2. Laporan laba rugi, sering disebut sebagai laporan operasional.
a. Laporan laba rugi disiapkan untuk suatu periode, misalnya satu tahun, satu
kuartal, atau satu bulan.
b. Untuk periode tersebut, laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan
beban dan laba atau ruginya.
3. Laporan ekuitas pemilik, sering disebut sebagai laporan ekuitas pemegang
saham.
a. Laporan ekuitas pemilik disiapkan untuk periode yang sama seperti laporan
laba rugi.
11
b. Untuk periode tersebut, laporan ini melaporkan perubahan dalam ekuitas
karena laba atau rugi serta keuntungan dan kerugian tertentu yang meliputi
laba komprehensif lainnya, dan transaksi lainnya dengan pemilik yang
menambah atau mengurangi ekuitas. Transaksi lainnya tersebut termasuk
investasi tambahan oleh pemilik dalam usaha, pembayaran dividen atau
distribusi kepada pemilik, atau pembelian kembali saham dari pemilik oleh
perusahaan.
4. Laporan arus kas
a. Laporan arus kas disiapkan untuk periode yang sama dengan laporan laba
rugi dan laporan ekuitas pemilik disiapkan.
b. Laporan ini merinci penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama
periode tersebut dan memperlihatkan bagaimana semua perubahan-
perubahannya secara bersama-sama menghasilkan perubahan kas di
neraca dari awal hingga akhir periode.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Karena tujuan dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan
(Generally Accepted Accounting Principles) GAAP adalah agar pemakai
eksternal dapat membuat keputusan ekonomis yang lebih baik mengenai
perusahaan, berbagai pengungkapan (disclosures) diperlukan untuk
menjelaskan aspek-aspek dari empat laporan keuangan utama. Pengungkapan
ini termasuk rincian yang tidak terdapat dalam laporan-laporan tersebut, dan
penjelasan metode-metode yang digunakan untuk transaksi-transaksi dan
12
kejadian-kejadian. Catatan atas laporan keuangan perlu dibaca dengan teliti
untuk memahami ke empat laporan keuangan tersebut.
Menurut IAI tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum adalah
untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang
meliputi, aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Informasi-
informasi tersebut beserta informasi lainnya terdapat dalam kelima bentuk
laporan keuangan yang nantinya membantu pengguna laporan dalam
memprediksi arus kas khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya
kas dan setara kas.
2.2 Laporan Laba Rugi
Menurut Kieso (2005) laporan laba rugi (income statement) adalah laporan
yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu,
menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk
memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas.
Laporan laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menyajikan unsur - unsur
13
pendapatan dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan laba atau rugi bersih.
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu
perusahaan selama suatu periode tertentu.
Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas,
dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan
dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga
seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan
datang (PSAK No. 25).
Penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu :
1. Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung. Dalam bentuk
single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya untuk menghitung laba
bersih atau rugi bersih. Jadi, hanya ada dua pengelompokkan, yaitu
pendapatan dan biaya. Dalam mempertemukan unsur pendapatan dan biaya
hanya dilakukan satu tahap, dimana seluruh pendapatan dari manapun asalnya
dijumlahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan total pendapatan dalam suatu
periode. Begitu pula dengan unsur-unsur biaya, seluruh biaya dijumlahkan
tanpa menunjukkan apakah biaya itu terjadi dalam rangka usaha pokok atau
diluar usaha pokok untuk menghasilkan total biaya dalam suatu periode.
2. Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap.
Dalam bentuk multiple step, unsur-unsur pendapatan dan biaya
diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan atau
14
usaha pokok perusahaan. Secara umum laporan laba rugi bentuk bertahap
menunjukkan adanya pemisahan hasil usaha (laba rugi) menurut sumbernya,
misalnya pemisahan dari sumber aktivitas operasi dan nonoperasi perusahaan.
Kemudian biaya juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi-fungsi pokok
perusahaan, misalnya fungsi pembelian, penjualan, produksi dan administrasi.
Penyajian dalam bentuk ini, memungkinkan pemakai membandingkan secara
langsung biaya berjalan dengan biaya tahun sebelumnya serta biaya antar
kegiatan atau fungsi dalam tahun yang sama.
Bagi internal perusahaan khususnya manajemen, laporan laba rugi
dapat menjadi informasi untuk menilai sampai seberapa jauh efisiensi biaya
dan laba yang dapat dicapai oleh perusahaan atas kinerja yang telah
dilakukan. Oleh karena itu, selanjutnya hal ini dapat dijadikan motivasi bagi
manajerial dan seluruh karyawan untuk terus berkinerja lebih baik lagi.
Laporan laba rugi dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan
keuangan memprediksi arus kas. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso (2005),
informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk :
a. Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya, maka pemakai laporan laba rugi
dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan
perusahaan pesaing.
15
b. Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan datang.
Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam menentukan tren
penting yang menyediakan informasi kinerja masa mendatang.
c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas. Komponen-
komponen dalam informasi laba, seperti pendapatan, biaya, laba, dan rugi
menggambarkan hubungan diantara komponen tersebut dan dapat
digunakan untuk menilai risiko pada tingkat tertentu suatu arus kas.
Para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu
dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi
manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan
ketidakpastian arus kas. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah
(Kieso,2005) :
1. Laporan laba rugi tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi
terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum.
2. Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
3. Ukuran laba merupakan subjek estimasi.
2.3 Laporan Arus Kas
Menurut Rudianto (2009:206) mengartikan laporan arus kas sebagai suatu
laporan tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan di dalam
suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan
dan pengeluaran kas tersebut. Laporan arus kas pertama kali ditetapkan sebagai
16
bagian dari laporan keuangan pada tahun 1987 melalui SFAS No.95 yang
menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi
keuangan dan sebagai bagian laporan keuangan. Alasan utama keputusan FASB
(Financial Accounting Standard Board) yang mengharuskan perusahaan
menyediakan laporan arus kas adalah keinginan untuk membantu para investor
dan kreditor agar dapat memprediksi arus kas dengan lebih baik.
Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 1994
melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1,
disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Kebijakan ini tentu
saja berkaitan dengan manfaat yang dapat diambil para pemakai laporan
keuangan khususnya investor dan kreditor.
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan
jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas
dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi
arus kas untuk mengetahui mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam
perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2.
Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010 : 257), yaitu dapat
mengetahui :
1. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengontrol arus
kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
17
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,
termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari
sumber kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang
akan datang.
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas.
6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap
posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Laporan Arus Kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Arus kas dari kegiatan operasi
Dalam PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah
arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur
tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam
memprediksi arus kas operasi.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
18
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 :
40). Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas. Pada umumnya arus kas tersebut berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentapan laba atau rugi
bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2
paragraf 14 (IAI: 2009) adalah:
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
a. Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lain.
b. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
c. Pembayaran kas kepada karyawan.
d. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.
e. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi.
f. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
2. Arus kas dari kegiatan investasi
Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali.
Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi
19
dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas
(Syakur, 2009 : 40). Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut
PSAK No. 2 paragraf 16 (IAI: 2009) adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan
aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak
berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.
c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keungan).
pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward
contracs, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila pembayaran
tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Arus kas dari kegiatan pendanaan
Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian
dimana kas diperoleh dan dibayarkan kembeli kepada para pemilik dan
20
kreditor. Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi
akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Menurut (Syakur, 2009:4)
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus
kas yang timbul dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap
arus kas oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 17 (IAI: 2009)
adalah :
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau istrument modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance
lease).
Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak
disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk
menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber :
1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan
ekuitas dari awal hingga akhir periode.
21
2. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan
jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi selama periode
berjalan.
3. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang
dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan
selama periode berjalan.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan
dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian yang diperolehnya.
2.4 Pengertian Laba
Menurut Soemarso, (2005: 245), laba adalah selisih lebih pendapatan atas
beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama
periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh
mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai
selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang
dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.
Menurut Stice et,al (2009:214), laba adalah perbedaan antara pendapatan
dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu.
22
Menurut Rai Dwi Andayani & I Gede Ary W (2015) “Laba merupakan suatu
pendapatan dari perusahaan yang sangat menentukan keberhasilan dari
perusahaan tersebut.
Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa “Laba
merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai
berikut :
Laba = Penjualan – Biaya
Karakteristik laba berkaitan dengan identifikasi sifat laba sehingga
memungkinkan untuk menganalisis transaksi yang dapat mempengaruhi laba.
Laba perusahaan yang berkualitas adalah yang memiliki sedikit atau tidak
memiliki gangguan persepsian dan dapat mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Dari definisi diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa laba merupakan seluruh total pendapatan yang dikurangi
dengan total biaya-biaya.
2.5 Laba Akuntansi
Pengertian laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan (revenue)
yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut ( Sofyan, 2008:305).
Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat bergantung pada
ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. IAI tahun 2007 memiliki pengertian
23
lain mengenai income. IAI tahun 2007 justru tidak menterjemahkan income
dengan istilah penghasilan. Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan (IAI, 2007) mengartikan income (penghasilan) adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai
tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan
menurut Anis dan Imam (2007) dapat digunakan untuk :
1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang wujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital).
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.
3. Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.
8. Sebagai dasar pembagian deviden.
Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), angka laba akuntansi yakni laba
kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi
manajer dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran
24
kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran
kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa
mendatang dengan baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui
informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba
operasi, dan laba bersih.
2.6 Jenis – Jenis Laba
2.6.1 Laba Kotor
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan
harga pokok penjualan. Menurut Kasmir (2012:303), laba kotor yaitu laba
yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban
perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan
peroleh.
Persentase laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan
pendapatan dari penjualan bersih menunjukkan ukuran profitabilitas yang
memungkinkan perbandingan perusahaan dari tahun ke tahun, menurut
Stice, (2009:215). Laba kotor adalah angka yang penting. Apabila
perusahaan tidak memperoleh hasil yang cukup dari penjualan barang atau
jasa untuk menutup beban yang langsung terkait dengan barang atau jasa
tersebut, perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama pada bisnis tersebut.
Laba kotor merupakan selisih antara penjualan bersih dengan harga
pokok penjualan (Soemarso, 2004:226). Laba kotor disebabkan oleh faktor
25
penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan adalah
semua biaya yang dikorbankan, dalam perusahaan manufaktur mulai dari
tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah hingga dijual. Semua
biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk
tersebut dikelompokkan sebagai harga pokok penjualan.
Pada umunya laba kotor dapat dihitung sebagai berikut :
Penjualan (Sales) xxx
Retur Penjualan (Sales Return) xxx
Potongan Penjualan (Sales Discount) xxx -
Penjualan Bersih (Net Sales) xxx
Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold) xxx –
Laba Kotor (Gross Profit) xxx
2.6.2 Laba Operasi
Laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan dan di dapat dari laba kotor dikurangi
beban operasi. Menurut Stice, (2009:216). Secara umum dikatakan bahwa
beban operasi adalah seluruh beban operasi kecuali beban bunga dan beban
pajak penghasilan. Laba operasi menunjukkan seberapa baik perusahaan
melakukan aktivitas khusus dari bisnis tersebut, terlepas dari kebijakan
pendanaan dan manajemen pajak yang ditandatangani pada level pusat.
26
Laba operasi (operating income) merupakan suatu pengukuran laba
perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung
(Subramanyam, 2010:9).
Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya
operasi (Kieso, 2005). Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang sering
terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini
diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara
biaya-biaya operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya
administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya
penyusutan dan lain-lain.
Pada umunya laba operasi dapat dihitung sebagai berikut :
Laba Kotor (Gross Profit) xxx
Beban Operasi (Operating Expenses) xxx –
Laba Operasi (Operating Profit) xxx
2.6.3 Laba bersih
Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya
untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang
disajikan dalam bentuk laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan
istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya
dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.
27
Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai
perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih sehingga
diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengambalian yang
tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan
selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berupa
besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang
keluar (beban dan kerugian).
Menurut Kasmir (2012:303) Laba bersih (Net Profit) merupakan laba
yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam
suatu periode tertentu termasuk pajak.
Laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh
pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non-operasi
perusahaan. Menurut Stice, (2009:216). Angka terakhir dalam laporan laba
rugi adalah laba bersih (net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih
terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka
terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih ( net loss).
Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara
seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi
perusahaan (Kieso, 2005). Selisih antara jumlah keseluruhan pendapatan
dan jumlah keseluruhan biaya dalam jangka waktu tertentu.
Dalam Subramnyam (2005:25) laba bersih adalah laba dari bisnis
perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.
28
Menurut Soemarso (2004:227), laba bersih merupakan selisih lebih
pendapatan atas beban-beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal
yang berasal dari kegiatan usaha. Laba bersih merupakan pengembalian
atas investasi kepada pemilik dan menunjukkan sejauh mana keberhasilan
manajemen dalam mengoperasikan bisnis. Hal ini mengukur nilai yang
dapat diberikan oleh entitas kepada investor berupa deviden yang
dibagikan disaat entitas masih memiliki kekayaan yang sama di posisi
awal.
Pada dasarnya format perhitungan laba bersih sebagai berikut :
Laba operasi (Operating Profit) xxx
Biaya bunga (Interest Expense) xxx
Pajak penghasilan (PPh) xxx –
Laba bersih (Net Income) xxx
2.7 Arus Kas
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 Tahun 2009,
arus kas adalah arus masuk dan arus keluar dan setara kas (Ikatan Akuntansi
Indonesia, 2013). Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar adalah aliran
kas masuk (cash inflow) merupakan sumber-sumber dari mana kas diperoleh
sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kebutuhan kas untuk
pembayaran-pembayaran (Martono dan Harjito, 2012).
29
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012), pengertian
laporan arus kas adalah :
”Arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Setara kas (cash
equivalent) dapat didefinisikan sebagai investasi yang sifatnya likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan”.
Arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash ouflow) masing-
masing terbagi dua bagian, antara lain:
1. Arus Kas Masuk (cash inflow)
a. Bersifat rutin, misalnya: penerimaan dari penjualan secara tunai,
penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit
yang dilakukan, dan lain-lain.
b. Bersifat tidak rutin, misalnya: penerimaan uang sewa gedung, penerimaan
modal saham, penerimaan utang atau kredit, penerimaan bunga, dan lain-
lain.
2. Arus Kas Keluar (cash outflow)
a. Bersifat rutin, misalnya: pembelian bahan baku dan bahan pembantu,
membayar upah dan gaji, membeli peralatan kantor habis pakai, dan lain-
lain.
30
b. Bersifat tidak rutin, pembelian aset, pembayaran angsuran utang,
pembayaran deviden, dan lain-lain.
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas
yang mengalir masuk dan keluar dari suatu periode tertentu. Dengan kata lain,
arus kas adalah perubahan yang tejadi dalam pos kas suatu periode tertentu.
2.8. Piutang
Piutang dalam arti luas merupakan segala macam tuntutan atau klaim kepada
pihak ketiga yang pada umumnya berakibat adanya penerimaan kas dimasa yang
akan datang. Piutang yang dimiliki oleh perusahaan, umumnya timbul sebagai
akibat dari transaksi-transaksi penjualan dan atau penyerahan jasa. Perusahaan
memberikan kelonggaran kepada pelanggan-pelanggannya membayar
dikemudian hari atas penjualan barang dan jasa yang dilakukannya. Karena
penjualan dilakukan secara kredit oleh perusahaan tersebut, maka terjadilah
piutang yang berarti perusahaan mempunyai klaim terhadap pelanggan-
pelanggan. Berikut pendapat para ahli tentang piutang yaitu :
“Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan
kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan
penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam
bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian
atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan (Soemarso (2004:338) .”
31
“Piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim
terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan
akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan
dapat diselesaikan melalui penerimaan kas (Smith (2005 : 286).”
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan 2008,
Piutang Usaha yaitu : Transaksi yang paling banyak memungkinkan menciptakan
piutang adalah penjualan barang secara kredit. Piutang usaha ini normalnya akan
tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30-60 hari yang di
kelompokkan sebagai asset lancar (Warren, Reeve, dan Fess 2008).
2.8.1 Klasifikasi Piutang
Piutang dapat diklasifikasikan secara umum yaitu :
1. Klasifikasi piutang untuk tujuan akuntansi dikelompokkan dalam dua
golongan sesuai dengan penyajian laporan keuangan.
a. Piutang Lancar (Current Receivables) Yaitu piutang yang
diharapkan akan diterima pelunasannya dalam jangka waktu satu
tahun atau dalam periode siklus kegiatan normal perusahaan.
b. Piutang Tidak Lancar (Noncurrent Receivables) Yaitu piutang yang
jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun atau dalam periode
siklus kegiatan normal perusahaan.
2. Klasifikasi piutang menurut sumber atau asal terjadinya piutang.
32
a. Piutang Dagang (Trade Receivables) yaitu piutang yang timbul dari
transaksi-transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa. Piutang
dagang dapat dibedakan menjadi dua golongan antara lain :
• Piutang Usaha (Account Receivables) Adalah piutang yang tidak
didukung oleh janji untuk membayar secara tertulis. Piutang
usaha biasanya ditagih dalam waktu 30 atau 60 hari.
• Wesel Tagih (Notes Receivables) Adalah piutang yang didukung
dengan janji untuk membayar secara tertulis. Wesel tagih
biasanya lebih dari 60 hari.
b. Piutang Non Dagang (Nontrade Receivables) Yaitu piutang yang
timbul dari transaksi-transaksi selain penjualan barang atau
penyerahan jasa. Seperti : karyawan dan staf, piutang dividen,
piutang bunga, sewa.
2.9 Modal Kerja
Modal kerja adalah ukuran likuiditas yang banyak digunakan. Menurut
Subramanyam (2010 : 241) modal kerja adalah hasil selisih antara aset lancar
setelah dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja sangat penting untuk
mengukur likuiditas yang tersedia di perusahaan untuk memenuhi kontijensi dan
ketidakpastian yang ada kaitannya dengan keseimbangan antara arus kas masuk
dan arus kas keluar.
33
Selain kas, faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah
piutang. Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat
bertahap. Hubungan penjualan kredit dan piutang usaha dinyatakan sebagai
perputaran piutang. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara penjualan
kredit bersih dengan rata-rata piutang bersih (Kasmir, 2008). Persediaan adalah
sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan
dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Pengendalian persediaan
yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang
sesuai dan mengatur investasi dalam persediaan. Menurut Harahap (2011),
perputaran persediaan adalah menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan
dalam siklus produksi normal. Kasmir (2008) modal kerja adalah modal yang
digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan
sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka
pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva
lancar lainnya. Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam
konsep modal kerja yang dibagi menjadi menjadi tiga macam, diantaranya :
a. Konsep Kuantitatif Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep
ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi
perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja
kotor (gross working capital).
34
b. Konsep Kualitatif Konsep ini menitikberatkan kepada kualitas modal kerja.
Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working capital).
Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan.
Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan
kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan
operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman kreditor.
c. Konsep Fungsional Konsep ini menekankan kepada fungsi dana yang
dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang
dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.
Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya
dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana
yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam
kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
Sawir (2010) modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk
membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Menurut J. Fred Weston dan
Eugene F. Brigham (2011), modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam
aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang
dan persediaan. Defenisi yang dikemukakan oleh Burton A. Kolb (1983) juga
tidak jauh berbeda dari defenisi di atas, yaitu modal kerja adalah investasi
35
perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar termasuk di dalamnya kas,
sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di
muka.
36
2.10 Penelitian Terdahulu
Peneltian Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Marisca Dwi
Ariani (2010)
Pengaruh Laba
kotor, laba
operasi dan laba
bersih dalam
memprediksi arus
kas.
Laba kotor
Laba Operasi
Laba Bersih
Arus Kas
1. Laba kotor berpengaruh
signifikan dan positif dalam
memprediksi arus kas masa
depan.
2. Laba operasi berpengaruh
signifikan dan positif dalam
memprediksi arus kas masa
depan.
3. Laba bersih berpengaruh
signifikan dan positif dalam
memprediksi
arus kas masa depan.
4. laba kotor, laba operasi, dan
laba bersih secara simultan
berpengaruh signifikan
dalam memprediksi arus
kas masa depan.
Shofia Hilmy
Rispayanto
(2013)
Pengaruh Laba
kotor, laba
operasi dan laba
bersih dalam
memprediksi arus
kas operasi
dimasa
mendatang
Arus Kas
Operasi
Laba Bersih
Laba Kotor
Laba Operasi
laba bersih, arus kas operasi,
perubahan piutang usaha,
perubahan hutang usaha,
perubahan persediaan dan
perubahan beban depresiasi
berpengaruh signifikan dalam
memprediksi arus kas operasi di
masa depan.
Suprapto (2013) Informasi laba
dalam
memprediksi arus
kas di masa
Mendatang (studi
kasus pada
perusahaan
manufaktur
Di bursa efek
indonesia)
Arus Kas
Laba
1. Berdasarkan hasil analisis
regresi linier berganda,
diketahui bahwa Laba Kotor
(X1), Laba Operasi (X2), dan
laba bersih (X3) mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap Arus Kas (Y).
2. Informasi laba bersih (X3)
mempunyai pengaruh yang
paling dominan terhadap arus
kas (Y).
3. Hasil uji F menunjukkan
adanya pengaruh yang
37
signifikan laba kotor (X1),
laba operasi (X2), dan laba
bersih secara simultan
terhadap arus kas (Y).
Jusniati (2016) Pengaruh laba
kotor, laba bersih
dan arus kas
operasi terhadap
arus kas operasi
dimasa depan
pada perusahaan
aneka industri
yang terdaftar di
bursa efek
indonesia tahun
2011-2014
Arus kas
operasi
laba bersih
Laba kotor
1. Terdapat pengaruh yang
signifikan laba kotor terhadap
arus kas operasi dimasa depan.
2. Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan laba bersih terhadap
arus kas operasi dimasa depan
.
3. Tidak tedapat pengaruh yang
signifikan arus kas operasi
terhadap arus kas operasi
dimasa depan
4. Terdapat pengaruh yang
signifikan laba kotor, laba
bersih dan arus kas operasi
terhadap arus kas operasi
dimasa depan secara simultan
5. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa laba
kotor lebih baik dan
berpengaruh signifikan
terhadap arus kas operasi
dimasa depan dibandingkan
dengan laba bersih dan arus
kas aktivitas operasi.
Helda yulia
siska (2016)
Kemampuan laba
operasi, arus kas
operasi dan modal
kerja dalam
memprediksi arus
kas masa depan
Arus Kas
Laba Operasi
Modal Kerja
Arus Kas
Operasi
1. Laba operasi masa kini
memiliki kemampuan dalam
memprediksi arus kas masa
depan.
2. Arus kas operasi masa kini
memiliki kemampuan dalam
memprediksi arus kas masa
depan.
3. Modal kerja operasional masa
kini memiliki kemampuan
dalam memprediksi arus kas
masa depan.
38
Ferra kusuma
purbo want
(2012)
Kemampuan laba
bersih, arus kas
operasi, dan rasio
piutang untuk
Mempengaruhi
arus kas masa
mendatang pada
perusahaan
Food and
beverage di BEI
Arus kas
Laba bersih
Rasio
piutang
Arus kas
operasi
1. Laba bersih berpengaruh
signifikan terhadap arus kas
masa mendatang
2. Arus kas operasi berpengaruh
signifikan untuk
mempengaruhi arus kas masa
mendatang.
3. Rasio piutang secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap arus kas masa
mendatang.
Tito marta
sugema dasuki
(2015)
Pengaruh
earnings dan cash
flows
Terhadap future
cash flows pada
perusahaan
Yang terdaftar
dalam jakarta
islamic indeks
(JII)
cash flows
earnings
1. Arus laba tidak berpengaruh
terhadap arus kas masa depan.
2. Arus kas masa lalu
berpengaruh terhadap arus kas
masa depan
secara signifikan.
Lenny yuniana
(2015)
Kemampuan laba
dan arus kas
dalam
memprediksi arus
kas masa depan
Arus Kas
Laba
1. Secara individu Laba Kotor,
Laba Operasi,Laba Bersih
dan arus kas operasi
memiliki kemampuan untuk
memprediksi arus kas masa
depan.
2. Berdasarkan koefisien
determinasi(R2) untuk
mengetahui angka laba
terbaik. variabel laba bersih
memiliki kemampuan lebih
tinggi dibanding laba operasi
dan laba bersih.
Jordan Setiawan
Ramadhan
(2015)
Pengaruh Laba
Kotor, Laba
Operasi, Laba
Bersih dalam
Memprediksi
Arus Kas Masa
Mendatang
Laba Kotor
Arus Kas
Laba Operasi
Laba
Bersih
laba kotor berpengaruh
signifikan terhadap arus kas
masa mendatang, laba operasi
tidak berpengaruh signifikan
terhadap arus kas masa
mendatang, dan laba bersih
berpengaruh signifikan terhadap
arus kas masa mendatang.
39
Glencha Desgrio
Christosa
Binilang, Ventje
Ilat, Lidia M.
Mawikere3
Pengaruh laba
bersih, perubahan
piutang usaha,
perubahan utang
usaha dan
perubahan
persediaan
terhadap arus kas
operasi di masa
depan pada
perusahaan yang
terdaftar dalam
indeks lq45 di
bursa efek
indonesia
Tahun 2011-2015
Arus Kas
Operasi
Laba Bersih
Perubahan
Piutang
Usaha
Perubahan
Utang Usaha
Perubahan
Persediaan
1. Laba Bersih berpengaruh
terhadap arus kas operasi di
masa depan pada perusahaan
Indeks LQ45.
2. Perubahan Piutang Usaha
tidak berpengaruh terhadap
arus kas operasi di masa depan
pada perusahaan Indeks LQ45.
3. Perubahan Utang Usaha tidak
berpengaruh terhadap arus kas
operasi di masa depan pada
perusahaan
Indeks LQ45.
4. Perubahan Persediaan tidak
berpengaruh terhadap arus kas
operasi di masa depan pada
perusahaan Indeks
LQ45.
5. Laba Bersih, Perubahan
Piutang Usaha, Perubahan
Utang Usaha dan Perubahan
Persediaan secara bersama-
sama berpengaruh terhadap
arus kas operasi di masa depan
pada perusahaan Indeks LQ45.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
40
2.11 Kerangka Pemikiran
Kerangka konseptual disusun untuk menggambarkan hubungan pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen
disimbolkan dengan (X), sedangkan variabel dependen disimbolkan dengan (Y).
laba kotor, laba operasi dan laba bersih merupakan variable independen,
sedangkan arus kas merupakan variabel dependen.
H4
Laba Kotor (x1) H1
Arus Kas
(Y)
Laba Operasi (x2) H2
Laba Bersih (x3) H3
41
2.12 Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis untuk penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengaruh laba kotor dengan arus kas
Menurut Soemarso (2004:226) laba kotor merupakan selisih antara
penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Dimana, laba kotor
memiliki kemampuan yang paling baik dibandingkan dengan laba operasi
dan laba bersih terhadap arus kas.
Kecenderungan laba kotor bisa memperlihatkan seberapa sukses
perusahaan memanfaatkan sumber daya, dan menjadi dasar untuk
memahami bagaimana marjin laba telah berubah akibat tekanan persaingan.
Pelaporan laba kotor menyediakan angka yang berguna untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan dan menilai laba masa depan. Pada laba kotor,
keterlibatan kendali manajemen lebih besar dan memiliki hubungan yang
lebih erat dengan penciptaan pendapatan. Manajemen mengendalikan harga
pokok penjualan sepenuhnya untuk menentukan daya saing produk di pasar.
Penjualan yang bersifat kredit menunjukkan bahwa adanya
kemungkinan kas masuk yang akan diterima dari pelanggan oleh perusahaan
di masa yang akan datang atau pada periode mendatang. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai yang terkandung dalam laba kotor dapat
berpengaruh terhadap arus kas.
42
Dengan demikian, dapat diindikasikan bahwa angka laba kotor
memberikan informasi yang dapat digunakan terhadap arus kas serta
memenuhi kebutuhan informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk
mengambil keputusan.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
pertama dalam penelitian ini adalah :
H1 : Laba kotor berpengaruh terhadap arus kas.
2. Pengaruh laba operasi dengan arus kas
Laba operasi memperlihatkan perbedaan antara aktivitas operasi
dengan aktivitas non operasi. Membantu pemakai laporan keuangan
membandingkan dan menilai efisiensi operasi perusahaan (Kieso, 2008:147).
Laba operasi merupakan selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi.
Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi
perusahaan atau biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan
bersifat operatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Febrianto dan Wiastuty (2005) dalam
Ariani (2010) menyatakan bahwa laba operasi berpengaruh signifikan
terhadap arus kas. Hal ini bisa disebabkan karena laba operasi lebih mampu
menggambarkan aktivitas operasi perusahan dan laba operasi diasumsi
memiliki hubungan langsung dengan proses penciptaan laba.
Dari hasil laba operasi dapat dilihat perhitungan pendapatan yang
dikurangi dengan biaya-biaya yang berkaitan dengan operasi perusahaan,
43
seperti biaya iklan, biaya gaji, biaya administrasi, penyusutan dan lain-lain.
Biaya-biaya ini tidak berhubungan langsung dalam menciptakan pendapatan,
atau tidak sepenuhnya berhubungan dengan operasi perusahaan dan juga
masih dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan. Dimana, jika beban
operasional perusahaan meningkat maka laba operasi perusahaan mengalami
penurunan. Sehingga, pembayaran beban operasional perusahaan meningkat
dan mengakibatkan menurunnya kas yang berasal dari aktivitas operasi
perusahaan. Namun, kendali manajemen pada laba operasi lebih kecil
dibandingkan pada laba kotor.
Operasi yang menguntungkan akan menghasilkan penerimaan kas
melebihi jumlah yang diinvestasikan dan
sebagai konsekuensinya akan meningkatkan arus kas masuk.
Sehingga menghasilkan pandangan atas keberhasilan manajemen dalam
bereaksi terhadap perubahan kondisi usaha dan kemampuan manajemen
untuk mengambil kesempatan dan mengatasi kesulitan yang terjadi.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
pertama dalam penelitian ini adalah :
H2 : Laba operasi berpengaruh terhadap arus kas.
44
3. Pengaruh laba bersih terhadap arus kas
Laba bersih merupakan selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan
merupakan kenaikan bersih terhadap modal (Soemarso, 2004:227). Angka
laba bersih menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan
operasi maupun non operasi perusahaan.
Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010), Laba
kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi
dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran
kinerja yang diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran
kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan
dengan lebih baik.
Laba bersih disesuaikan dengan penghasilan (beban) non kas dan
dengan akrual, untuk menghasilkan arus kas. Dengan adanya rekonsiliasi
perbedaan antara laba bersih dan arus kas dapat membantu pengguna laporan
keuangan terhadap arus kas melalui prediksi laba. Dengan demikian dapat
diindikasikan bahwa, angka laba bersih dapat membantu pengguna laporan
keuangan terhadap arus kas.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
pertama dalam penelitian ini adalah :
H3 : Laba bersih berpengaruh terhadap arus kas.
45
4. Pengaruh laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara simultan
terhadap arus kas
Menurut Widiana menunjukkan bahwa hasil analisis berdasarkan uji
kesesuaian model (uji f) menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi dan
laba bersih memiliki pengaruh signifikan terhadap arus kas.
Masing-masing dari hasil laba tersebut, memiliki kandungan informasi
tersendiri yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dan juga arus kas.
Martin H.L Tobing (2007), menyimpulkan bahwa laba yang dihasilkan
peusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Selain
itu Ika Kusumaningtyas (2003) menyatakan bahwa laba yang
diklasifikasikan menjadi laba operasi dan laba non operasi berengaruh
terhadap arus kas.
H4 : laba kotor, laba operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap arus kas.