bab ii landasan teori 2.1 kompetensi · 2015. 3. 25. · 1 bab ii landasan teori . 2.1 . kompetensi...

19
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pada kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik. Kompetensi menurut Wina Sanjaya, kompetensi ialah “penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai tujuan”. 1 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi ialah kemampuan untuk melaksanakan tugas atau kerja dalam upaya mencapai suatu tujuan. Kompetensi yang dimiliki oleh guru dapat berpengaruh pada kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Menurut Joko Susilo, “KTSP diolah dari standar isi dan standar kompetensi lulusan, dalam hal ini masih menekankan pada kompetensi-kompetensi tertentu dalam implementasinya disekolah”. 2 Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam tertuang dalam Undang-Undang dan Peraturan Menteri. Sedangkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang peserta didik terdapat pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah dan kurikulum. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peningkatan kualitas guru yang berbasis kompetensi. Kompetensi dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terwujud tindakan 1 Wina Sanjaya, 2006, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada Media Group; Jakarta. hlm. 145. 2 Muhammad Joko Susilo. op.cit. hlm 97.

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kompetensi

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pada

    kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik. Kompetensi menurut

    Wina Sanjaya, kompetensi ialah “penampilan atau unjuk kerja yang dapat

    dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai tujuan”.1 Dari

    pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi ialah kemampuan untuk

    melaksanakan tugas atau kerja dalam upaya mencapai suatu tujuan.

    Kompetensi yang dimiliki oleh guru dapat berpengaruh pada kompetensi

    yang dimiliki oleh peserta didik. Menurut Joko Susilo, “KTSP diolah dari

    standar isi dan standar kompetensi lulusan, dalam hal ini masih menekankan

    pada kompetensi-kompetensi tertentu dalam implementasinya disekolah”.2

    Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam tertuang dalam

    Undang-Undang dan Peraturan Menteri. Sedangkan kompetensi yang harus

    dimiliki oleh seorang peserta didik terdapat pada Standar Kompetensi Lulusan

    (SKL) dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam Peraturan

    Pemerintah dan kurikulum.

    Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut

    peningkatan kualitas guru yang berbasis kompetensi. Kompetensi dapat dimaknai

    sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terwujud tindakan

    1 Wina Sanjaya, 2006, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

    Kompetensi, Kencana Prenada Media Group; Jakarta. hlm. 145. 2 Muhammad Joko Susilo. op.cit. hlm 97.

  • 2

    cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen

    pembelajaran. Menurut B.Uno, kemampuan dasar profesional guru dalam proses

    pembelajaran meliputi :

    “1. Kemampuan menguasai bahan bidang studi.

    2. Kemampuan merencanakan program pengajaran.

    3. Kemampuan melaksanakan program pembelajaran.‟‟3

    2.2 Standar Kompetensi Guru

    Standar kompetensi guru adalah :

    “suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam

    bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan

    bagi seorang guru agar berkelayakan untuk memduduki

    jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan

    jenjang pendidikan”.4

    Standar kompetensi guru bertujuan untuk “memperoleh acuan baku dalam

    pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam

    meningkatkan kualitas proses pembelajaran”.5 Guru yang berkompeten dapat

    menghasilkan lulusan yang berkompeten pula. Guru yang berkompeten adalah

    guru yang dapat memenuhi empat kompetensi yang sudah ditetapkan pemerintah

    pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007. Empat

    kompetensi tersebut ialah “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

    kompetensi sosial dan kompetensi profesional,”.6

    3 Hamsyah B Uno. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara; Jakarta. hlm. 112.

    4 http://endang965.wordpress. Com /2007/05 /20/standar-kompetensi-guru/. Diunduh pada

    tanggal 20 januari 2014. 5 Ibid

    6 Indonesia, op, cit, hlm .9.

  • 3

    ”Undang-undang No. 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa :

    “1. Kompetensi Pedagogik, berupa dalam mengelola interaksi

    pembelajaran yang meliputi pemahaman dan pengembangan

    potensi peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan

    pembelajaran serta sistem evaluasi pembelajaran.

    2. Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa yang meliputi

    kemantapan pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan dan

    kearifan, materi pelajaran secara luas dan mendalam yang

    meliputi penguasaan matei keilmuan, penguasaan kurikulum

    dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang

    studi serta pengembangan wawasan etika dan

    pengembangan profesi.

    3. Kompetensi Profesional, berupa mengasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

    pelajaran yang diampu. Menguasai standar kompetensi,

    mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan

    keprofesionalan secara keberlanjutan dan memanfaatkan

    teknologi informasi untuk mengembangkan diri.

    4. Kompetensi Sosial, berupa kemapuan yang dimiliki seorang pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara

    efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang

    tua/wali murid dan masyarakat sekitar”.7

    Kompetensi-kompetensi inilah yang harus dimiliki, dipelajari dan dikuasai

    oleh seorang guru untuk menjadi guru yang profesional.

    2.3. Standar Kompetensi

    Standar Kompetensi (SK) diambil dari Standar Isi mata pelajaran yang ada

    dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Manurut Muhammad Joko Susilo,

    ,,

    standar kompetensi ialah kualifikasi kemampuan minimal

    peserta didik menggambarkan penguasaan sikap,

    pengetahuan dan ketrampilan yang diharapkan dicapai

    pada setiap tingkat dan atau semester”.8

    7 http://endang965.wordpress. Com /2007/05 /20/standar-kompetensi-guru/. diunduh pada

    tanggal 20 januari 2014. 8 Kunanadar. 2007. Guru profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Raja Grafindo Persada; Jakarta. hlm. 305.

  • 4

    Standar Kompetensi (SK) mengunakan kata kerja yang operasional atau

    juga tidak operasional tergantung karakteristik bidang studi serta cakupan materi.

    ,,

    kata kerja yang tidak operasional yang tidak digunakan

    pada Standar Kompetensi antara lain adalah mengetahui

    dan memahami. Sedangkan kata kerja yang operasional

    adalah menafsirkan, menganalisis, membandingkan,

    mendemonstrasikan dan lain sebaginya”.9

    Standar kompetensi perlu dirumuskan secara ekplisit dalam keseluruhan

    sistem pendidikan nasional. Mulyasa mengatakan

    “standar kompetensi diperlukan agar tidak terjadi

    penyimpangan dan kesalahan dalam memahami,

    memaknai dan menetapkan kurikulum. Penetapan standar

    kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik

    dapat mengurangi penyimpangan dan mengeliminasi

    salah tafsir dalam penetapan kurikulum”.10

    Stadar kompetensi dikembangkan dengan menganalisis struktur keilmuan

    suatu bidang studi perkembangan psikologis siswa dan kebutuhan masyarakat.

    Standar kompetensi harus dikuasai oleh guru juga dapat menentukan materi ajar,

    alokasi waktu, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar yang

    nantinya akan tertuang dalam silabus dan rencana pembelajaran.

    Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator adalah bagian yang

    tidak terpisahkan dari Kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    merupakan kurikulum mandiri bersadarkan kebutuhan, potensi dan kepentingan

    masyarakat daerah. Mata pelajaran yang disampiakan kepada peserta didik harus

    didasarkan pada pengembangan silabus.

    9 Indonesia. 2005. Kurikulum 2004 Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) /Sekolah Alyah

    Kejuruan Pedoaman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMK/MAK

    Dharma Bakti. Jakarta. hlm 27. 10

    Mulyasa, op.cit. hlm. 22.

  • 5

    ”Silabus disusun berdasarkan standar isi yang

    didalamnya bersikan identitas mata pelajaran, Standar

    Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar, materi pokok

    pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,

    penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar”.11

    ”kurikulum adalah seperangkat rencana dan

    pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

    serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

    mencapai tujuan pendidikan tertentu”.12

    Pemahaman terhadap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan

    Pembelajaran atau biasa disebut dengan indikator dan kurikulum oleh guru sangat

    menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Penyusunan

    Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan tujuan Pembelajaran (indikator)

    ditentukan sebelum guru menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta

    didik.

    Jadi penguasaan standar kompetensi mata pelajaran yang diampu oleh

    seorang guru yang berkompeten dapat menentukan arah pengembangan-

    pengembangan peserta didik, melalui materi pelajaran yang diberikan oleh guru

    mata pelajaran tersebut.

    2.4. Kompetensi Dasar

    Kompetensi dasar adalah perincian lanjut dari standar kompetensi. Standar

    Kompetensi yang disusun dilihat dari cakupan materi dan kata kerja yang

    digunakan masih bersifat umum. Satandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

    yang disusun harus selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

    11

    Indonesia, 2008. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Model

    Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas, Cipta Jaya, Jakarta, hlm. 763. 12

    Ibid.

  • 6

    Kompetensi Dasar ialah “sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik

    dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator

    kompetensi”.13

    Kompetensi Dasar yang disusun harus jelas sehingga

    memudahkan guru sendiri untuk mengartikan Standar Kompetensi sehingga

    materi pembelajaran yang disampaikan dapat selaras dengan Standar Kompetensi

    Lulusan (SKL).

    Cakupan materi dalam Kompetensi Dasar (KD) lebih sempit dibandingkan

    dari Standar Kompetensi. Setiap Standar Kompetensi memiliki jumlah

    Kompetensi Dasar (KD) yang berbeda-beda, tergantung kedalaman dan

    penguasaan bidang studi. Selanjutnya Kompetensi Dasar dijabarkan kembali

    dalam materi pokok dan pengalaman belajar. Dari materi pokok dan pengalaman

    belajar inilah dijabarkan kembali menjadi indikator.

    Sebelum menyusun Kompetensi Dasar, penyusunan harus terlebih dahulu

    memperhatikan Standar Kompetensi materi pelajaran.

    “ Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun

    Kompetensi Dasar (KD) adalah :

    Urutan berdasarkan hierarki konsep dan disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan Kompetensi dasar.

    Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran.

    Katerkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antara mata pelajaran”.

    14

    Jadi penguasaan Kompetensi Dasar dan materi pembelajaran oleh guru

    dapat membantu guru mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi pada silabus.

    13

    Indonesia Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, op.cit, hlm. 37. 14

    Indonesia Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Tahun 2005, op.cit. hlm.

    899.

  • 7

    Sehingga pembelajaran menjadi tepat pada arah yang diinginkan pada Standar

    Kompetensi.

    2.5. Indikator Pembelajaran

    Tujuan pembelajaran bisa disebut dengan indikator pembelajaran Standar

    Komperensi dan Kompetensi Dasar yang harus dijabarkan kembali kedalam

    indikator-indikator yang siap dikembangkan dalam persipan pembelajaran dan

    proses belajar mengajar dikelas. Indikator merupakan penanda pencapaian KD

    yang ditandai oleh perubahan dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai

    dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi

    daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau dapat

    diobservasi.

    Indikator menggunakan kata kerja operasional khusus yang terukur. „‟

    indikator merupakan pencapaian yang disusun untuk menentukan pencapaian

    kompetensi dasar‟‟.15

    Indikator pembelajaran dapat menggambarkan hasil dari

    penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

    Dalam penyusunan indikator pembelajaran, harus memperhatikan hal-hal

    sebagai berikut :

    “1. Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang

    dapat diukur keberhasilanya.

    2. Perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada hasil belajar

    bukan pada proses belajar.

    3. Sebaliknya setiap indikator hanya mengandung satu bentuk

    perilaku.”16

    15

    Ibid. hlm.171. 16

    Ibid.

  • 8

    Selain penyusunan hal yang harus dipertimbangkan lainnya adalah cara

    mengembangkan indikator yaitu sebagai berikut :

    „‟ 1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja

    yang digunakan dalam KD.

    2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan Sekolah.

    3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan

    lingkungan daerah.”17

    Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan

    indikator, yaitu :

    „‟1. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai

    indikator.

    2. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-

    kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator

    soal.‟‟ 18

    Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata

    kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal

    yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

    Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata

    kerja operasioanal yang dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan,

    sikap dan keterampilan. Jadi penguasaan indikator pada mata pelajaran oleh guru

    dapat membantu guru menggambarkan pencapaian keberhasilan pelaksanaan

    pembelajaran pada peserta didik.

    17

    Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen. 2008. Pendidikan

    Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. hlm. 3. 18

    Ibid.

  • 9

    2.6. Materi pembelajaran

    Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada

    keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada

    hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari silabus, yang disusun

    berdasarkan

    ”standar isi yang didalamnya berisikan identitas mata

    pelajaran. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

    Dasar (KD), materi pokok/pembelajaran, kegiatan

    pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan

    sumber belajaran”.19

    Hamzah B. Uno, secara garis besar mengemukakan materi pembelajaran

    (instructional materials) adalah:

    ”pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus

    dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar

    kompetensi yang ditetapkan”.20

    Peran tenaga pendidik (guru) dalam kegiatan pembelajaran disebuah

    lembaga pendidikan masih relatif tinggi. Peran guru terkait dengan peran siswa

    dalam belajar. Karena dalam pembelajaran siswa melaksanakan aktivitas yang

    sangat bervariasi, misalnya mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru,

    mengamati guru dalam mendemostrasikan, melakukan latihan, membaca,

    menulis, menggambar, mengerjakan soal dan lain sebagainya. Hal tersebut

    menghendaki peran guru yang lebih dari sekedar sebagai informatory atau

    pencaramah di depan peserta didik.

    19

    Ibid, hlm. 893. 20

    Hamsyah B Uno, op.cit. hlm. 8.

  • 10

    Menurut Siddiq, materi pembelajaran adalah ”separangkat materi atau

    sibstansi pelajaran yang disusun secara runtut dalam sistematis serta

    menampilkan sosok utuh dari komptensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan

    pembelajaran”.21

    Dengan materi pembelajaran memungkinkan siswa untuk

    mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis, sehingga secara

    akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh / terpadu.

    Materi Pembelajaran juga merupakan bahan atau sumber belajar yang

    mengandung substansi kemampuan tertentu yang akan dicapai oleh siswa. Secara

    garis besar materi ajar (instruktional material) mencakup pengetahuan,

    keterampilan dan sikap yang dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi

    yang ditetapkan.

    Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran harus diajarkan atau

    disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar

    harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai Standar Kompetensi dan

    Kompetensi Dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian

    yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.

    Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari

    keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran

    dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar

    Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta

    didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya

    materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan

    21

    Djuuhar Siddiq, dkk. 2008. Pengembagan Bahan Ajar. Derektorat Jenderal Pendidikan

    Tinggi DEPDIKNAS. hlm. 3

  • 11

    kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Hal-hal yang perlu diperhatikan

    berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah ”jenis, cakupan,

    urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut”.22

    Selain itu Sebagai upaya kemampuan guru dalam memilih materi

    pembelajaran terdapat dua kompenen guru mata pelajaran, yaitu:

    “1. Kesesuaian memilih materi pembelajaran pada

    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

    2. Kesesuaian pememilihan materi pembelajaran di

    Indikator dengan Sruktur Kurikulum di Kompetensi

    Dasar”.23

    Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna,

    dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi

    pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur

    pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.

    2.7 Media pembelajaran

    2.7.1 Pengertian Media Pembelajaran

    Heinich dan molenda , dalam Bambang Warsita mengungkapkan bahwa

    media pembelajaran diartikan sebagai “alat komunikasi yang membawa dari

    sumber ke penerima”24. Sedangkan menurut Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk

    menekankan bahwa media pembelajaran adalah “berbagai jenis komponen atau

    sumber belajar dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangsangnya untuk

    22

    http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pengembangan-materi-pembelajaran 23

    Ibid. 24

    Bambang Warsita, 2008. Teknologi Pembelajaran , Landasan dan Aplikasi. Jakarta;

    Rineka Cipta. hlm. 125.

  • 12

    belajar”.25 Sementara itu, Briggs dalam Hamzah B.Uno berpendapat bahwa

    “segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang serta

    merangsang siswa untuk belajar”.26 Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai

    sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses

    pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisien dalam mencapai tujuan

    pembelajaran.

    2.7.2 Tujuan Media Pembelajaran

    Media pembelajaran akan berfungsi secara optimal ketika diletakkan pada

    posisi yang tepat dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan tujuan

    pembelajaran yang ingin dicapai. Proses belajar mengajar akan lebih menarik dan

    memotivasi peserta didik untuk belajar, ketika media pembelajaran dimanfaatkan.

    Media pembelajaran akan lebih memperjelas makna dari materi pelajaran yang

    disampaikan guru, sehingga peserta didik lebih mudah memahaminya. Guru juga

    lebih mudah menggunakan berbagai metode mengajar secara variatif, sehingga

    peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Media

    pembelajaran dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran

    dan menghubungkan komunikasi interaktif antara guru dengan peserta didik

    dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut Hujair AH Sanaky , tujuan dari

    media pembelajaran antara lain:

    “a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas,

    b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

    25

    Arif Sadiman,,dkk. 2002,Media Pendidikan:Pengertian,Pengembangan dan

    Pemanfaatannya. Jakarta; Raja Grafndo Persada. hlm. 06. 26

    Hamsyah B Uno, op.cit. hlm. 122.

  • 13

    c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar dan

    d. Membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran”27

    Media pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran di kelas

    dengan memberikan arah pada tujuan pembelajaran dengan penyajian materi

    pembelajaran yang relevan, sehingga peserta didik akan lebih termotivasi untuk

    belajar. Guru juga memiliki pedoman dengan kerangka pemikiran yang

    sistematis dalam kaitannya dengan pengajaran yang dilakukan sehingga guru

    dapat menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran yang akan

    meningkatkan kualitas pengajaran dari guru tersebut. Media pembelajaran juga

    dapat meningkatkan efisiensi dari proses pembelajaran sehingga guru akan lebih

    mudah mengembangkan materi pembelajaran sesuai metode pengajaran yang

    digunakan. Guru juga perlu mengembangkan media pembelajaran yang ada

    sesuai dengan relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan pengajaran

    melalui komunikasi interaktif antara guru dan peserta didik, komunikasi tidak

    hanya berasal dari penjelasan verbal yang disampaikan guru tetapi peserta didik

    akan ikut serta dalam komunikasi yang dilakukan dengan ikut berfikir,

    menganalisis dan mencari informasi secara mandiri yang akan membantu

    konsentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

    2.7.3 Kriteria Pemilihan Media

    Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar

    mengajar karena dapat mempermudah tugas guru menyampaikan pesan dari

    27

    Hujair AH Sanaky, 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta; Safira Insania press. hlm.

    04.

  • 14

    materi pelajaran. Guru memiliki arah untuk mewujudkan situasi belajar yang

    efektif dengan mengelola dan mengembangkan tujuan pembelajaran. Tujuan

    pembelajaran dapat tercapai ketika guru telah mampu menyusun rencana

    pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran secara utuh dalam proses belajar

    mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik melalui

    evaluasi hasil belajar dan aktualisasi berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

    Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus memiliki keterampilan dalam

    memilih, menggunakan dan membuat media pembelajaran yang dianggap cocok

    dalam pembelajaran di kelas agar dapat memudahkan proses komunikasi yang

    interaktif. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyebutkan ada kriteria-

    kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media dalam proses pembelajaran

    di kelas antara lain:

    “ a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran

    b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran c. Kemudahan memperoleh media d. Keterampilan guru dalam menggunakannya e. Tersedia waktu untuk menggunakannya f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa”28

    Dari beberapa kriteria di atas, guru akan lebih mudah menentukan media

    pembelajaran mana yang dianggap tepat untuk membantu tugas-tugasnya sebagai

    pengajar. Setelah media dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru

    diharapkan dapat menggunakan media pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang

    ingin dicapai disesuaikan dengan taraf berfikir peserta didik agar makna yang

    terkandung didalamnya dapat dipahaminya. Melalui pemahaman dalam

    menggunakan media pembelajaran, guru dapat menyajikan materi pembelajaran

    28

    Nana Sudjana dan Ahmad Riva. 2009, Media Pengajaran. Bandung; Sinar Baru. hal. 4

  • 15

    yang relevan sehingga proses belajar mengajar di kelas akan lebih efektif.

    Keefektifan tersebut dapat dilihat dari cara kerja guru menggunakan media

    pembelajaran agar terjadi interaksi belajar peserta didik yang menyenangkan.

    2.7.4 Kemampuan Penggunaan Media Pembelajaran

    Kemampuan guru sebagai pengajar yang profesional berhubungan dengan

    pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kemampuan-kemampuan tersebut perlu

    dimiliki guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan peserta didik

    dapat mengikuti dengan perasaan senang. Menurut Ipong Dekawati menyatakan

    bahwa “kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam

    tugas dalam suatu pekerjaan.”29

    Salah satu tugas untuk mencapai tujuan

    pembelajaran guru harus memiliki kemampuan menggunakan media

    pembelajaran karena dapat mempermudah tugas-tugas guru dalam menyampaikan

    pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik.

    Kemampuan menggunakan media pembelajaran dapat menunjang kegiatan belajar

    mengajar yang lebih interaktif sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk

    belajar. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dapat dilihat

    dari pengetahuan dan pemahaman guru tentang media pembelajaran.

    2.7.4.1 Pengetahuan Tentang Media Pembelajaran

    Seorang guru yang profesional harus memiliki berbagai karakteristik yang

    terkait dengan tugas-tugasnya, dimana tugas tersebut dapat dilakukan oleh pihak

    29

    Ipong Dekawati . 2011.Manajemen Pengembangan Guru Profesional. Bandung; Rizqi

    Press. hal. 80

  • 16

    lain selain guru. Menurut Surya dalam Kunandar, “guru yang profesional akan

    tercermin dalam pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik

    dalam materi maupun metode.”30

    Sehubungan dengan hal itu, guru profesional

    tidak hanya dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran, tetapi juga

    menguasai metode pembelajaran yang tepat. Menurut UU No.14 tahun 2005, guru

    yang profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi dasar.

    Terkait dengan kompetensi pedagogik, salah satu hal yang harus dilakukan

    guru adalah pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran (Pasal 3 ayat 4 PP No. 74

    tahun 2008 tentang Guru). Salah satu bagian dalam penggunaan teknologi dalam

    pembelajaran adalah pengetahuan terhadap penggunaan media pembelajaran.

    Guru yang memiliki pengetahuan tentang menggunakan media pembelajaran

    seperti dalam proses belajar mengajar akan dapat memberikan kemudahan bagi

    guru untuk melakukan komunikasi untuk menghantarkan berbagai materi

    pembelajaran yang diharapkan dan mampu memberikan penguatan dari setiap

    materi pembelajaran dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

    Menurut Hujair AH. Sanaky menyatakan bahwa sebagai pengajar dituntut

    memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan media pembelajaran,

    antara lain:

    “ 1. Media sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan untuk

    lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,

    2 Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, 3 Situasi proses belajar, 4 Hubungan antara metode mengajar dengan media

    pembelajaran,

    5 Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pembelajaran,

    30

    Kunandar, op.cit. hal. 47

  • 17

    6 Memilih dan menggunakan media pembelajaran, 7 Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran,dan 8 Usaha inovasi media pembelajaran dan lain-lain.”31

    Dari berbagai pengetahuan tentang pemanfaatan media pembelajaran

    tersebut, nampak bahwa guru perlu menggunakan media pembelajaran dalam

    proses belajar mengajar agar komunikasi untuk menghantarkan materi

    pembelajaran antara peserta didik dan guru lebih efektif, sehingga tujuan

    pembelajaran akan mudah tercapai .

    2.7.4.2 Pemahaman Tentang Media Pembelajaran

    Guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami berbagai media

    pembelajaran dalam menentukan media yang tepat dalam proses belajar mengajar

    yang akan dilaksanakan. Menurut Dick dan Carey dalam Hujair AH. Sanaky

    bahwa terdapat empat faktor yang harus dipahami dalam media pembelajaran

    elektronik

    “ 1. Kesediaan sumber setempat, apabila media yang bersangkutan

    tidak terdapat dalam sumber-sumber yang ada, maka harus

    dibeli atau dibuat sendiri,

    2. Tersedianya dana, tenaga dan fasilitasnya, 3. Kepraktisan dan ketahanan media media untuk jangka waktu

    yang lama, apabila media digunakan dalam kondisi apapun dan

    kapanpun, serta mudah dibawa ke mana-mana sesuai dengan

    keperluan,

    4. Faktor efektivitas da efisiensi biaya, apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang relatif lama. “

    32

    Pemahaman tentang media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan

    dan minat baru, maningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan

    31

    Hujair AH Sanaky, op.cit. hal.27 32

    Ibid, hal. 32

  • 18

    bahkan berpengaruh secara psikologis pada peserta didik. Kehadiran media

    pembelajaran juga sangat membantu peningkatan pemahaman peserta didik,

    penyajian data atau informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan

    penafsiran data dan mendapatkan informasi. Penggunaan media pembelajaran

    yang tepat dapat membantu peserta didik merasa termotivasi untuk belajar lebih

    giat dan juga memberikan informasi terhadap pesan yang disampaikan dapat

    tercapai dengan baik.

    Menurut Kemp, dkk dalam Hamzah B.Uno, media pembelajaran memiliki

    kontribusi yang sangat penting terhadap proses pembelajaran, antara lain:

    “ 1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar,

    2. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, 3. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif, 4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi, 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, 6. Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai

    dengan yang diinginkan,

    7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat atau baik,

    8. Memberikan nilai positif bagi pengajar.”33

    Guru yang memiliki pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran

    mampu membangkitkan dan membawa peserta didik ke dalam suasana rasa

    senang dan gembira. Media pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap

    semangat belajarnya dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup yang nantinya

    akan bermuara kepada peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi

    pembelajaran

    33

    Hamsyah B Uno, op.cit. hal. 124

  • 19

    2.8. Kerangka Dasar Penelitian

    Agar dapat mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan,

    maka perlu disusun kerangka dasar penelitian sebagai penggambaran serta

    penjelasan dari masing variabel yang menjadi sasaran penelitian.

    Gambar 2.8 Kerangka Dasar Peneltian kemampuan penggunaan media

    pembelajaran di kalangan guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu

    Sekolah Menengah Pertama (SMP) se Kecamatan Ambarawa

    Keterangan :

    Y : Kemampuan penggunaan media pembelajaran.

    Y1: Kesesuaian Indikator Pembelajaran dengan Kompetensi

    Dasar

    Y2: Kesesuaian Indikator Pembelajaran dengan Materi

    Pembelajaran

    Y3: Kesesuaian Indikator Pembelajaran dengan Media

    Pembelajaran.

    Y3

    Y

    Y1 Y2