bab ii landasan teori 2.1 -...

29
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Lingkungan sekolah 2.1.1 Pengertian Lingkungan Menurut Supardi (2003:2) mengatakan bahwa lingkungan adalah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruruhi tingkah laku kita, pertumbuhan perkembangan atau life processes. Berdasarkan dari beberapa pendapat tentang pengertian lingkungan dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia baik benda hidup maupun benda mati, seluruh kondisi yang mempengaruhi tingkah laku dan perkembangan kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. 2.1.2 Pengertian Sekolah Yusuf (2001:54) mengungkapkan bahwa sekolah merupan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bombingan, mengajar, dan latihan dalam ragka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Menurut Soedjiarto (2000:46), sekolah sebagai pusat pembelajaran yang bermakna dan sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan kemampuan, nilai sikap, watak, dan perilaku hanya hanya dapat terjadi dengan kondisi infrakstruktur, tenaga kependidikan, sistem kurikulum, dan lingkungan yang sesuai.

Upload: lytu

Post on 05-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Lingkungan sekolah

2.1.1 Pengertian Lingkungan

Menurut Supardi (2003:2) mengatakan bahwa lingkungan adalah semua benda hidup dan

mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati.

Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi

dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruruhi tingkah laku kita,

pertumbuhan perkembangan atau life processes.

Berdasarkan dari beberapa pendapat tentang pengertian lingkungan dapat disimpulkan

bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia baik benda hidup maupun

benda mati, seluruh kondisi yang mempengaruhi tingkah laku dan perkembangan kehidupan

manusia serta mahluk hidup lainnya.

2.1.2 Pengertian Sekolah

Yusuf (2001:54) mengungkapkan bahwa sekolah merupan lembaga pendidikan formal

yang secara sistematis melaksanakan program bombingan, mengajar, dan latihan dalam ragka

membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral,

spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Menurut Soedjiarto (2000:46), sekolah sebagai pusat pembelajaran yang bermakna dan

sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan kemampuan, nilai sikap, watak, dan perilaku hanya

hanya dapat terjadi dengan kondisi infrakstruktur, tenaga kependidikan, sistem kurikulum, dan

lingkungan yang sesuai.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

13

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistem matis melaksanakan

program pembelajaran yang bermakna dalam rangka membantu mengembangkan segala

potensinya.

2.1.3 Pengertian Lingkungan Sekolah

Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) (Tulus Tu’u 2004:11) lingkungan sekolah

diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai kegiatan

pembelajaran sebagai bidang studi yang dapat meresap kedalam kesadaran hati nuraninya.

Menurut Tulus Tu’u (2004:1) dalam buku Peran disiplin pada perilaku dan prestasi

siswa.Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana ditempat inilah

kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkankepada

anak didik.

Berdasarkan pengertian lingkungan, pengertian sekolah, dan pengertian lingkungan

sekolah, maka dapat disimpulkan pengertian lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda

hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam lembaga pendidikan untuk membantu

siswa mengembangkan potensinya dengan program pendidikan untuk membantu siswa

mengembangkan potensinya dengan dibiasakan nilai-nilai tata tertip sekolah serta nilai-nilai

kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.

Sekolah adalah lembaga pendidikan secara resmi menyelenggarakan kegiatan

pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah yang dilakukan oleh pendidik

yang professional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh

peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat anak-anak sampai perguruan tinggi.

Menurut Sumitro, “Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan

meneruskan pendidikan anak menjadi warga Negara yang cerdas, terampil & bertingkah laku

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

14

baik” (Sumitro 2006:81). Sekolah sebagai tempat belajar bagi seorang siswa dan teman-

temannya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dari gurunya dimana pelaksanaan kegiatan

belajar dilaksanakan secara formal.“Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal.

Dikatakan formal karena disekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan

terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar di kelas”.

Letak gedung sekolah harus memenuhi syarat-syarat seperti tidak terlalu dekat dengan

kebisingan/jalan ramai dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan ilmu kesehatan

sekolah (Sumadi Suryabrata,2006:233) lingkungan sekolah seperti para guru, staf administrasi

dan teman-teman sekelas juga dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang

menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat

menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.Teman-teman yang rajin belajar

dapat mendorong seorang siswa untuk lebih semangat dalam kegiatan belajarnya. Menurut Nana

Syaodih Sukmadinata (2004:164), lingkungan sekolah meliputi:

a. lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar

dan media belajar

b. lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-

gurunya, keluarga, dan staf sekolah yang lain.

c. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dan berbagai kegiatan ekstra kulikuler.

Lingkungan sekolah terkait dengan metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah.Lingkungan sekolah mencakup keadaan

lingkungan sekolah, suasana sekolah, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib dan

fasilitas-fasilitas sekolah.Seperti pula dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono bahwa dalam

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

15

prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang

ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga.Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran,

buku bacaan alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran lainnya.

Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para

siswanya.Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan sekitar sekolah,

sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar dan media belajar dan

sebagainya.Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan kawan-kawannya, keluarga

(orang tua), guru-guru serta staf sekolah lainnya.Lingkungan sekolah juga menyangkut

lingkungan akademis, yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar -mengajar, berbagai

kegiatan kokulikuler dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah merupakan

tempat bagi siswa untuk belajar bersama teman-temannya secara terarah guna menerima transfer

pengetahuan dari guru yang didalamnya mencakup keadaan sekitar suasana sekolah, relasi siswa

dengan dan teman-temannya, relasi siswa dengan guru dan dengan staf sekolah, kualitas guru

dan metode mengajarnya, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib, fasilitas-fasilitas

sekolah, dan sarana prasarana sekolah.

2.1.4 Unsur-unsur Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan

fungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak. Sekolah merupakan salah satu sistem

sosial yang mempunyai organisasi dan pola relasi sosial diantara para anggotanya.

Menurut Ahmadi (1991:187) menyatakan bahwa kebudayaan sekolah mempunyai

beberapa unsur penting, yaitu:

1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

16

2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang

menjadi program keseluruhan pendidikan.

3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yan terdiri atas siswa, guru,kepala

sekolah dan tenaga administrasi.

4. Nilai-nilai norma, sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.

Dalam buku Syah (2003: 152) menggolongkan lingkungan sekolah menjadi dua, yaitu:

Lingkungan Sosial dan Lingkungan Nonsosial. Lingkungan sekolah siswa tersebut dapat d i

uraikan sebagai berikut:

1. Lingkungan Sosial

Untuk ligkungan sekolah, yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah seluruh warga

sekolah, baik itu guru, karyawan maupun teman-teman sekelas, semuanya berkaitan dengan

semangat belajr siswa.para guru yang dapat menunjukan sikap dan perulaku yang baik dan

juga dapat memperlihatkan teladan yang baik khususnya dalam hal belajar seperti misalnya

rajin membaca. Hal tersebut dapat memberikan motivasi yang positif bagi belajar

siswa.demikian halnya apabila teman-teman disekolah mempunyai sikap dan perilaku yang

baik serta memiliki semacam etos belajar yang baik seperti misalnya belajar akan

berpengaruh positif terhadap belajar siswa.

2. Lingkungan Nonsosial

Lingkungan nonsosial yang berkaitan dengan belajarnya di antaranya adalah gedung sekolah

dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa dan juga mass media.

Untuk menyelenggarakan pendidikan disekolah, gedung merupakan prasyarat paling utama

yang harus dipenuhi oleh sekolah harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhan

siswa.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

17

Menurut Slameto (2003:64) menyatakan faktor sekolah yang mempengaruhi belajar

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu sekolah, standart pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar dan tugas rumah.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator dari lingkungan sekolah siswa adalah

sebagai berikut:

1. Lingkungan Sosial

a. Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. proses tersebut dipengaruhi

oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi

oleh relasinya dengan gurunya. Didalam relasi guru dengan siswa yang baik, maka

akan berusaha mempelajari mata pelajaran yang diberikannya dengan baik, hal

tersebut juga sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Maka, ia segan mempelajari

mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.

b. Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang memilki sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan akan

diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya anak akan menjadi malas untuk masuk

sekolah karena disekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari

teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah siswa diberikan layanan bimbingan

dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali di kelompoknya.

2. Lingkunga Nonsosial

c. Metode Mengajar

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

18

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.

Metode guru mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang

tidak baik pula, misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan

pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap

siswa dan atau terhadap pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang

senang terhadap guru dan pelajarannya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan

dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. Selain

itu guru juga perlu mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar.

d. Disiplin Sekolah

Kedisiplann sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan

juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam

mengajar dan melakukan tata tertip, kedisiplinan pengawai/karyawan dalam

pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman

dan lain-lain, dan disiplin Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta

siswa-siswanya, karena dapat memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.

e. Fasilitas Sekolah

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajran yang

dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima

bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

19

penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. jika siswa sudah menerima

pelajaran dan menguasainya, maka pelajarannya akan menjadi lebih biat dan lebih

maju.

Kenyataannya saat ini yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang

membantu lancarnya belajar siswa dengan jumlah siswa yang besar pula, seperti

buku-buku diperpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah

masih kurang memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.

f. Waktu Sekolah

Waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari dimana pikiran masih segar,

jasmani dan kondisi yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada

pelajaran.

g. Keadaan Gedung

Untuk dapat mendukung proses belajar siswa disekolah,terlebih lagi jumlah siswa

yang cukup banyak yang memilki beragam karakteristik menuntut adanya suasana

sekolah yang dapat membantu proses belajar mereka. Dengan jumlah siswa yang

banyak serta berfariasi berkarakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan

gedung dewasa ini harus memadai didalam setiap kelas. Keadaan sekolah pada

umumnya dan kelas pada khususnya yang terlihat rapi akan membuat suasana

menjadi lebih nyaman untuk belajar.

2.2. Peran Guru

2.2.1. Pengertian Peran Guru

Guru adalah tenaga profesional dalam bidang pembelajaran wajib memiliki kualitas yang

sesuai dengan syarat-syarat khusus yaitu guru harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

20

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan

melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Prinsip profesi sendiri adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya

memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memilki dedikasi yang tinggi dalam menyikapi

pekerjaan dan berorientasi pada pelayanan yang baik. Artinya bahwa profesi guru dapat

dikategorikan suatu pekerjaan ideal memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang

membutuhkannya dan memberitauladan yang baik.

Seperti yang telah dijelaskan sebelunya, guru bermakna sebagai pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta dengan jalur formal. Sejalan dengan itu guru memilki peran yang bersifat

multi fungsi, lebih dari sekedar yang tertuang pada produk hukum tentang guru.

Peran guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan dalam buku Sardiman A.M

(2006:143), antara lain:

1. Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat

memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,

pembmbing dalam mengembangkan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang

yang menguasai bahan yang diajarkan.

2. James W.Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain: menguasai

dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran

sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

3. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peran

guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai

transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

21

Slameto (1995:97-98) mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru

mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa

untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang

terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran

hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses

dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa, secara lebih terperinci tugas guru

terpusat pada:

1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik

jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Memberi fasilitas pencapaian tujuan meliputi pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan

penyesuaian diri.

Beberapa peran yang dianggap dominan menurut adam& Deccey (Usman, 1990), yaitu:

1. Guru sebagai demonstator

Dalam perannya sebagai demonstator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa

menguasai bahan atau materi pengajaran yang akan diajarkannya serta

mengembangkannya, dalam arti meningkatkan hasil belajar yang tercapai oleh siswa.

2. Guru sebagai pengelola kelas

Tujuan umum pengelola kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi

nermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang

baik.Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kondisi-kondisi yang

memungkinkan siswa untuk berkarya dan belajar, serta membantu siswa untuk mendapat

hasil yang diharapkan.Sebagai manajer guru bertanggung jawab memelihara lingkungan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

22

fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan dan

membimbing proses-proses intelektual dan dan sosial didalam kelas.

3. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untk

lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Selain itu guru juga harus memiliki

keterampilan untuk memilih, menggunakan dan mengusahakan media itu dengan baik.

Sebagai fasilitator, guru hendaknya mengusahaan sumber belajar yang berguna serta

dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar.

4. Guru sebagai Motivator

Motivasi belajar sebagai motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri

dan mencapai prestasi. Salah satu tugas guru adalah membangkitkan motivasi belajar itu

pada siswa, terutama motivasi untuk memperkarya diri sendiri. Untuk motivasi seorang

siswa, guru harus melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar dan menumbuhkan

dorongan untuk mengembangkan diri.

5. Guru sebagai Evaluator

Evaluasi dilakukan agar guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswanya.

Dari beberapa pendapat tentang guru, dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga

profesioanal yang membutuhkan pendidikan khusus untuk menjalankan peran atau tugas

utamanya yaitu sebagai agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik,

membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manuasia yang berkualitas.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

23

Dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan lebih mengarah

kepada peningkatan motivasi belajar siswa.Melalui peranannya guru diharapkan mampu

mendorong siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber

dan media. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa secara efekktif dapat

mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media belajar. Hal ini

berarti bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang sebaik-

baiknya. Selanjutnya sangat diharapkan guru dapat memberikan fasilitas yang memadai sehingga

siswa dapat belajar secara efektif. Peran guru juga harus menciptakan guru yang berkualitas.

Guru berkualitas adalah guru dalam kegiatan belajar mengajar guru sangat penting, jika guru

mengajar terlalu cepat, suara keras, penguasaan materi kurang baik, penguasaan kelas rendah,

motivasi rendah, maka itu akan menghambat semangat belajar siswa dan motivasi siswa untuk

bertanya, dan mengulangi pelajaran kembali dirumah akan berkurang.

2.2.2. Kompetensi Guru

Tugas dan peran guru dapat terlaksana apabila memilki kopetensi di dalam dirinya.

Kompetensi yang dimilki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas kerja guru.

Berdasarkan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007

Tentang Standard Kualitas Akademi dan Kompetensi Guru, dijelaskan bahwa Standar

Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama (departemen pendidikan

nasional, 2008), yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan

dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional dan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

24

intektual.Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memilki karakter, sifat, dan interest yang

berbeda. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik

untukmengaktualisasikan kemampuannya dikelas dan harus mampu melakukan kegiatan

penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Kompetensi Kepribadian

Dalam hal ini guru harus mampunyai kemampuan yang bekaitan dengan kemantapan dan

integritas kepribadian seorang guru. Guru sebgai pendidik harus dapat mempengaruhi

proses perkembangan dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat.

Guru harus mampu membelajarkan siswa tentang disiplin diri, belajar membaca,

mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana belajar, mematuhi aturan/tata

tertib, dan belajar bagaiman aharus berbuat. Semua itu akan berhasil apabila guru juga

disiplin melaksanakan tugas dan kewajibannya.

3. Kompetensi Sosial

Guru dimata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan

merupakan suri tauladandalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu memilki kemampuan

sosial dengan masyarakat, dalam rangka melaksanakan proses pembalajaran yang efektif.

Kemampuan sosial merupakan kemampuan yang meliputi kemampuan guru dalam

berkomunikasi, bekerjasama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang

menyenangkan.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus dimilki guru dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Guru memiliki tugas untuk

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

25

mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru

dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.

Guru juga harus mampu menciptakan susana mengajar yang menyenangkan agar siswa

semakin termotivasi dengan apa yang sudah diberikan oleh guru. Dalam buku Quantum

Teaching, Bobbi De Poter (2000:10), mengatakan pembelajaran yang berhasil haruslah dalam

suasana yang menyenangkan dan menggembirakan. Untuk mencapai suasana itulah dipakai

tahapan sebagai berikut:

a. Ambak (apa manfaat bagi aku). Guru menumbuhkan minat dan manfaat belajar

b. Alami. Guru mengajak siswa mengalami dalam kegiatan atau permainan

c. Namai. Guru mengajak siswa dengan memberi nama, konsep, model, rumus, kata kunci

yang mereka temukan.

d. Demontrasikan. Guru mengajak siswa untuk menunjukan apa yang mereka ketahui

e. Ulangi. Guru memberikan kesempatan siswa mengatakan bahwa “aku tau bahwa aku

memang tahu ini”

f. Rayakan. Guru memberi pujian dan penghargaan dengan tepuk tangan atau cara lain atas

partisipasi dan pendapat para siswa.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa,peran guru adalah:

1. Sebagai indikator, guru sebagai pelaksana mengajar informatife, laboratorium,studi

lapangan dan informasi kegiatan maupun umum.

2. Sebagai organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop,

jadwal pelajaran, dan lain-lain.

Guru dalam melaksanakan tugasnya harus dapat mengatur dan mengelola sumber-sumber

pembelajaran yang tersedia. Dengan demikian, peserta didik dapat memanfaatkan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

26

sumber-sumber tersebut sebagai media pembelajaran yang memungkinkan siswa

melakukan proses pembelajaran dengan efektif dan efisien. Seperti langkah-langkah

proses pembelajaran, jadwal pembelajaran, kegiatan ekstra, dan lain-lain, hal ini

dimaksudkan agar proses pembelajaran tersebut berjalan dengan baik.

3. Sebagai motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk

mendinamisasi potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta, sehingga

akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran,

dorongan yang diberikan mungkin berupa penghargaan seperti pujian, bahkan seandainya

diperkirakan hasilnya akan positif hukuman pun dapat dilakukan dengan catatan tidak

memberikan hukuman fisik seperti menampar, manajemen, dan sebagainya. Sebagai

penilai evalator, guru bertugas mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,

menafsirkan data yang valid, reliabel dan objektif, dan akhirnya memberikan

pertimbangan judgement atas tingkat keberhasilan pembelajaran berdasarkan kreteria

yang ditetapkan, baik mengenai program, proses, maupun hasil (produk). Evaluasi

terhadap produk selain berguna untuk bahan pertimbangan dalam kepuusan, juga

bermanfaat sebagai umpan balik (feedback)bagi proses masukan (input)serta tindak

lanjutnya.

4. Sebagai direktor guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar

mengajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5. Sebagai inisiator, guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak

didiknya dalam proses belajar.

Ide yang dikemukakan adalah ide-ide yang kreatif dan dapat memotivasi peserta didik

untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.Peran guru sebagai inisiator sebenarnya

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

27

telah lama sekali diakui. Hal ini sejalan dengan semboyan ‘ing ngarso sung tulodo’

artinya ditengah-tengah guru harus dapat membangun inisiatif.

6. Sebagai fasilisator, guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar

mengajar. Guru hendaknya memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam proses

pembelajaran, misalnya dengan menciptakan suasana yang menyenagkan dan

menimbulkan keaktifan dan kreatifitas pada diri siswa sehingga pembelajaran

berlangsung efektif dan efisien.

7. Sebagai mediator, guru sebagai peneguh dalam kegiatan belajar siswa, guru hendaknya

memilki pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik

media material maupun nonmaterial.

8. Sebagai evaluator, Guru dituntut menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan

memberikan penilaian yang menyangkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya

menilai produk tetapi juga menilai proses. Guru harus mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga

dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

2.3. Motivasi Pembelajaran

2.3.1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan aspek yang paling penting dalam mendukung seseorang dalam

mengerjakan atau mempelajari sesuatu hal, sehingga mempengaruhi seseorang dalam mencapai

sebuah prestasi belajar.Istilah motivasi sering disamakan dengan istilah motif, M. Nagalim

Purwanto (2006:60),menyatakan motif adalah sesuatu yang mendorong sesorang untuk

bertindak atau melakukan sesuatu.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

28

Namun menurut Ghuatherie yang dikutip oleh Wasty Soemanto (2006:206)motivasi

hanyalah menimbulkan variasi respon pada individu, dan apabila dihubungan dengan belajar

hanyalah penyebab dari variasi reaksi.Berdasarkan definisi motivasi yang telah dikemukakan

oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi untuk memberikan

dorongan dalam melakukan suatu hal untuk mencapai sebuah tujuan yang diharapakan.

Menurut Sugihartono (2007:78) motivasi belajar memegang peranan yang sangat

penting untuk pencapaian prestasi belajar siswa, karena motivasi belajar yang tinggi akan

terlihat dalam ketekunan yang tidak mudah menyerah meskipun dihadapkan oleh beberapa

kendala. Motivasi tersebut dapat ditemukan dalam sikap siswa, antara lain: (1) tinggi keterlibatan

efektif siswa dalam belajar, (2) tingginya keterlibaran siswa dan efektif siswa dalam belajar.(3)

tingginya upaya siswa untuk menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar. Menurut

Dimyanti dan Mudjiono (2006:80) motivasi adalah dorongan meental yang mengarahkan dan

menggerakkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.Motivasi terkandung adanya

keinginan yang mengatifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku

individu pelajar. Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu: 1) kebutuhan; 2) dorongan;

3) tujuan.

Berdasarkan pendapat di atas dengan demikian motivasi belajar adalah sebuah dorongan

untuk melakukan sesuatu hal yang diwujudkan dalam sebuah tindakan untuk melakukan kegiatan

belajar dalam mencapai sebuah tujuan yang diharapkan.

2.3.2. Teori Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang has

adalah untuk menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

29

menurut M. Sobry Sutikno dalam (http://www.buderfic.or.id/h-129) menyebutkan bahwa

motivasi ada dua, yaitu:

1. Motivasi intrinsik, motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam

individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain. Misalnya

seorang yang menghadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang di

ujikannya itu. Individu tersebut termotivasi untuk belajar saat mereka diberi

pilihan, senagng menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan nilai

infoermasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan

pujian kepada peserta didik.

2. Motivasi ekstrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar

individu karena adanya paksaan atau dorongan dari orang lain sehingga individu

tersebut mempuanyai kemauan untuk melakukan sesuatu atau belajar. Motivasi

ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.

Misalnya, sesorang akan belajar keras dalam mengahadapi ujian demi

mendapatkan nilai yang baik.

Kedua motivasi tersebut sangat berperan penting bagi pencapaian tujuan belajar

siswa dan mempunyai keterkaitan keduanya

Motivasi-motivasi untuk belajar yang muncul dari dalam diri sesorang terdapat berbagai

macam hal.Apabila dilihat dari beberapa sudut pandang, para ahli phisikologi berusaha untuk

menggolongkan motif-motif yang ada di dalam diri individu kedalam beberapa golongan.

Menurut Setain yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto (2006-62) membagi motif-motif tersebut

menjadi dua golongan, yaitu: (1) physiological drive, (2) sosial motives, physiological drive

adalah sebuah dorongan yang bersifat fisiologis seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

30

Sedangkan sosial motives adalah dorongan-dorongan yang hubungannya manusia dengan

manusia yang lain dalam masyarakat, seperti: dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat

baik (etika) dan sebaginya. Jadi kedua golongan motif tersebut saling berhungan dengan yang

lain. Woodwort yang dikutip oleh M.Ngalim Purwanto (2006:63) menyatakan bahwa motif-

motif pada seseorang berkembang melalui kematangan, latihan dan belajar.

Menurut Wasty Soemanto (2006:207) mengemukakan bahwa motivasi memilki dua

elemen, yaitu elemen dalam (inner component), elemen luar (outer component). (inner

component) adalah elemen yang berupa perubahan yang terjadi dalam diri sesorang, perubahan

ini berupa keadaan ketidak puasan atau ketegangan phisikologis. Elemen luar(outer component)

adalah elemen yang berupa perubahan yang terjadi dalam diri sesorang yang berada di luar diri

sesorang tersebut untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa kedua motivasi tersebut sangat berperan penting bagi pencapaian tujuan

motivasi siswa, dan mempunyai keterkaitan satu dan yang lain.

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Brocy (2004), (dalam http://www.repository.usu.ac.pdf) terdapat lima faktor

yang dapat mempenaruhi motivasi belajar siswa, yaitu:

a. Harapan Guru

Haraan guru berkaitan denga memperjelas tujuan belajar.Peran motivasi dalam

memperjelas tujuan belajar erat kaitannyadengan kemaknaan belajar. Warga belajar akan

termotivasi belajar membaca karena belajar membaca dapat melahirkan kemampuan

warga belajar dalam membaca dan itu sangat penting dalam kehidupan.

b. Instruktur langsung/ perintah langsung

c. Umpan balik (feedback) yang tepat

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

31

Mutu hasil belajar akan meningkatbila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan

balik dari mengajar kepada warga belajar merupakan salah satu bentuk interaksi antara

mengajar dan warga belajar.Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan dari

pada kelemahan. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal

ini dimaksudkan agar warga belajar agar lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas

belajar selanjutnya.

d. Penguatan atau hadiah

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang yang belajar

dihadapan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahannya dan hanya dapat

dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

e. Hukuman.

Seseorang akan termotivasi untuk belajar untuk menghindari sebuah hukuman, yaitu nilai

yang rendah.

Siswa yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) lebih dipengaruhi oleh motivasi

ekstrinsik, sedangkan siswa yang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas/Kejuruan

seharusnya lebih dipengaruhi oleh motivasi instrinsik, karena siswa tersebut sudah mempunyai

kesadaran pentingnya belajar untuk masa depan. Namun dalam realita masih banyak siswa yang

belum dipengaruhi oleh motivasi intrinsik tersebut.Berdasarkan hal-hal tersebut, guru

mempunyai peran penting untuk mengembang motivasi intrinsik tersebut.

2.3.4. Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar

Pentingnya motivasi untuk belajar dalam pencapaian tujuan yang diharapkan oleh siswa,

maka motivasi merupakan hal yang utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa.Motivasi ini

harus dimulai dari diri siswa itu sendiri.Motivasi dari dalam diri siswa merupakan yang paling

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

32

penting, karena apabila siswa tersebut tidak mempunyai kesadaran dalam belajar, motivasi itu

tidak akan tumbuh walaupun faktor dari siswa sudah mendukung. Membangkitkan motivasi

belajar siswa tidaklah mudah, Guru merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi

belajar siswa, karena guru merupakan orang yang berperan penting dalam proses belajar siswa

ketika berada lingkungan sekolah. Namun apabila guru tidak paham dengan hal yang diinginkan

siswa, maka motivasi tersebut dapat ditumbuhkan dari dalam diri siswa.

Sardirman (2010:92-95), cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar adalah:

1. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama

yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.

2. Hadiah, namun dengan pemberian hadiah tidak tidak semua senang, karena hadiah

tersebut akan menarik bagi siswa yang tidak terdapat dalam suatu pekerjaan.

3. Persaingan/kopetisi, dengan persaingan individual maupun kelompok dapar

meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri.

5. Memberikan ulangan, hal ini disebabkan para siswa akan menjadi giat belajar jika tau

akan ada ulangan.

6. Memberi tahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama

kalau terjadikemajuan.

7. Pujian, jika ada siswayang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini

merupakan bentuk penguatan positif.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

33

8. Hukuman, dengan memberikan hukuman yang tepat dapat meningkatkan motivasi

siswa dalam belajar.

9. Hasrat belajar, dengan adanya hasrat belajar yang tumbuh daridalam diri siswa itu

sendiri, maka hasil belajar akan lebih baik.

10. Minatadalah motivasi pokok yang timbul karena kebutuhan.

11. Tujuan yang dicapai, maka dengan memahami tujuan yang akan dicapai, maka akan

mempermudah untuk menimbulkan gairah belajar siswa.

2.3.5. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Menurut Sudirman (2009:83) teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan

pada untur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena

adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego tokoh dariteori ini adalah freud. Selanjutnya

untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi itu, perlu dikemukakan

adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memilki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Tekun mengahadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak

berhenti sebelum selesai).

2. Ulet mengahadi kesulitan (tidak lepas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari

luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak pernah puas dengan prestasi yang telah

dicapai)

3. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untukorang dewas (misalnya

masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi,

penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral, dan sebagainya).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

34

4. Lebih senang belajar mandiri.

5. Cepat bosandengan tugas-tugasyang rutin (hal-hal yang bersikap mekanis, berulang-

ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin dengan sesuatu).

7. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini itu.

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang tersebut selalu memiliki

motivasi yang kuat. Karena motivasi itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar

mengajarnya, dan akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam

memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik

tidak akan terjebak pada sesuatu rutinitas dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan

pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional, bahkan lebih lanjut siswa

harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum dan bagaimana memikirkan

pemecahanya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan

siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.Menurut Elida Prayitno (1989:11)

didalam proses belajar siswa yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya

yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai

tujuan belajar yang sebenarnya.

Tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai apa yang sedang dipelajari,

bahkan karena ingin mendapat pujian dari guru. Siswa yang termotivasi secara intrinsik

aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.Siswa

yang memiliki motivasi ekstrinsik menunjukan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam

belajar. Siswa seperti ini baru akan mencapai kepuasan kalau ia dapat memecahkan masalah

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

35

pelajaran dengan benar, dan jika mengerjakan tugas dengan baik. Mempelajari/mengerjakan

tugas-tugas dalam belajar membentuk tantangan baginya dan ia terpaut tanpa terpaksa terhadap

tugas-tugas belajar tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang

siswa yang termotivasi pasti akan mencapai kepuasannya. Secara intrinsik, aktivitasnya lebih

baik dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dhewanti Indra Murti 2012 dengan tujuan

memperoleh bukti empiris mengenai lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran terhadap

motivasi belajar, dampak dalam hasil belajar siswa di SMK Tamansiswa Yogyakarta lingkungan

sekolah dan peran guru terdapat hubungan positif dan signifikasi terhadap motivasi belajar siswa.

Potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda, begitu juga dengan cara mengembangkan potensi

yang dimiliki. Cara mengembangkan bergantung kepada keinginan yang dimiliki oleh setiap

siswa. Hal ini dipengaruhi oleh motivasisetiap pribadi masing-masing. Motivasi merupakan

suatu kondisi yang dimiliki oleh setiap siswa untuk bertingah laku. Ada pun penelitian yang

dilakukan oleh Muhamad Akbar Ridho di SMK Muh. Kutowinangun Kebumen tahun

2011/2012.motivasi dalam belajar harus dibantu dengan bimbingan untuk memahami arti dalam

kegiatan belajar agar siswa tersebut mempunyai keinginanuntuk mempelajari yang seharusnya

dipelajari. Jika keinginan setiap siswa dalam belajar harus didukung oleh bimbingan yang sesuai

maka motivasi siswa dalam belajar pun akan semakin meningkat sehingga tujuan dari motivasi

pun juga akan tercapai, yaitu prestasi belajar.

2.5. Kerangka Berpikir

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

36

Kerangka berfikir dalam penelitian ini berfungsi sebagai pedoman yang menjelaskan

jalan arah tujuan penelitian yang akan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan

guna dalam pembentukan hipotesis. Kerangka ini akan menjadi landasan untuk menjelaskan

bagaimana lingkungan sekolah dan peran guru berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa

kelas XI SMK Pelita Salatiga.

Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukanlah satu

tujuan, akan tetapi merupakan satu proses untuk mencapai tujuan. Dari belajar bukan merupakan

suatu peristiwa secara otomatis terjadi dari menyampaikan sejumlah informasi dan sumber

belajar kedalam diri peserta didik, akan tetapi memerlukan suatu proses keterlibatan mental dan

tindakan nyata dari peserta didik itu sendiri.

Secara fisik fasilitas di lingkungan sekolah juga sangat mendukung kelancaran proses belajar dan

mengajar. Dengan sarana dan fasilitas yang memadai, siswa akan lebih bersemangat dalam

belajar. Sehingga akan memacu dirinya untuk meningkatkan motivasi belajarnya.

Lingkungan sekolah sangat erat kaitannya dengan motivasi belajar. Banyak faktor

sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar. Kutikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah. Dari lingkungan sekolah yang

baik akan menimbulkan dan mendorong motivasi siswa SMK Pelita Salatiga semakin baik.

Guru adalah tenaga profesional dalam bidang pembelajaran wajib memiliki kualitas yang

sesuai dengan syarat-syarat khusus yaitu guru harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

37

melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Guru juga harus mampu

menciptakan susasana belajar yang menyenangkan di dalam kelas, jika guru berhasil

menciptakan suasana, siswa akan merasa senang baik dengan guru itu sendiri dan dengan mata

pelajarannya.

Peran guru dalam lingkungan sekolah SMK Pelita harus bisa membangun hubungan

relasi yang baik dengan siswa, terutama hubungan komunikasi terhadap siswa, siswa yang dekat

dengan guru, dan sering berkomunikasi dapat membangun motivasi ekstrisik dari dalam siswa.

Hubungan guru dengan motivasi sangat berpengaruh erat dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, siswa akan bersemangat dalam belajar karena siswa sudah menyenangi guru dan mata

pelajaran yang sudah diberikan.

Motivasi merupakan kebutuhan yang memberikan dorongan dari seseorang atau dari diri

sendiri untuk melakukan hal-hal yang baik dalam berbagai hal kehidupan dan membuat dirinya

berharga.Motivasi berhubungan dengan kemampuan mengatasi rintangan dan memelihara

semangat berusaha yang tinggi, bersaing melalui kerja keras, baik didorong karena adanya

harapan untuk sukses ataupun karena takut kegagalan.

Oleh sebab itu bila seseorang siswa berada di lingkungan sekolah yang baik, dan dengan

peran guru yang baik dalam memotivasi belajar, siswa akan mempunyai motivasi atau semangat

belajar yang tinggi siswa akan menghasilkan pencacapain yang terbaik dan optimal.

Gambar 2.1 Kerangka berfikir hubungan motivasi belajar antara lingkungan sekolah, dan

hubungan motivasi belajar dengan peran guru.

Lingkungan

Sekolah

(X1)

Peran Guru

(X2)

Motivasi

Belajar (Y)

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

38

2.6. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah di nyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Hipotesis tersebut akan di uji menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga akan

diketahui kebenaranya secara empiris. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka

berfikir yang telah dibuat peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Motivasi Belajar (Y)

Hipotesis kerja

Motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga adalah rendah.

Artinya berdasarkan nilai ketuntasan, motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Pelita

Salatiga dikatakan rendah jika kurang dari 75%.

H0 : Motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga adalah tinggi yaitu

lebih dari sama dengan 75%.

H1 : Motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga adalah rendah yaitu

kurang dari 75%

Hipotesis Statistik

H0 : µ ≥ 75%

H1 : µ < 75%

2. Hipotesis hubungan antara lingkungan sekolah (X1) dengan motivasi belajar (Y)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

39

Terdapat hubungan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa kelas XI di

SMK Pelita Salatiga. Artinya berdasarkan teori dalam penelitian ini lingkungan

sekolah dapat dikatakan berhubungan dengan motivasi belajar apabila koofisien

korelasi kedua variabel tersebut tidak sama dengan 0.

H0 : Tidak ada hubungan antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa

kelas XI di SMK Pelita Salatiga.

H1 : Terdapat hubungan antaran lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa

kelas XI di SMK Pelita Salatiga.

Hipotesis Statistik

H0 : ρxy = 0

H1 : ρxy ≠ 0

3. Hipotesis hubungan antara peran guru (X2) dengan motivasi belajar (Y)

Terdapat hubungan peran guru dengan motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Pelita

Salatiga. Artinya berdasarkan teori dalam penelitian ini lingkungan sekolah dapat

dikatakan berhubungan dengan motivasi belajar apabila koofisien korelasi kedua

variabel tersebut tidak sama dengan 0.

H0 : Tidak ada hubungan antara peran guru dengan motivasi belajar siswa kelas XI di

SMK Pelita Salatiga.

H1 : Terdapat hubungan antaran peran guru dengan motivasi belajar siswa kelas XI di

SMK Pelita Salatiga.

Hipotesis Statistik

H0 : ρxy = 0

H1 : ρxy ≠ 0

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5561/3/T1_162009026_BAB II… · Menurut Sartain (ahli ps. ... Peran disiplin pada perilaku

40