bab ii landasan teori 1.1. perilaku agresi 1.1.1...

20
10 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1. DefinisiPerilaku Agresi Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku agresif sebagai suatu perilaku yang dilakukan secara sengaja yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (secara fisik dan verbal) yang dimaksudkan untuk menyakiti makhluk hidup lain. Buss & Perry (1992) mendefinisikan perilaku agresif sebagai suatu kecenderungan perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti orang lain secara fisik dan verbal, amarah dan permusuhan. Selanjutnya Buss & Werren (2000) juga mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk dari impuls yang dapat menimbulkan tingkah laku agresif adalah kemarahan, emosi, sakit hati, serta keinginan melukai atau merugikan orang lain. Baron dan Richardson (dalam Krahe, 2005) mengemukakan agresi merupakan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai orang lain yang terdorong untuk menghindari perlakuan itu.Hal senada juga diungkapkan oleh (Krahe, 2005) bahwa definisi agresi disajikan berdasarkan fokusnya terhadap tiga aspek yaitu akibat merugikan/menyakitkan, niat, dan harapan untuk merugikan, dan

Upload: ngoxuyen

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

10

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1. Perilaku Agresi

1.1.1. DefinisiPerilaku Agresi

Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku agresif

sebagai suatu perilaku yang dilakukan secara sengaja yang dapat dilakukan

secara langsung atau tidak langsung (secara fisik dan verbal) yang

dimaksudkan untuk menyakiti makhluk hidup lain. Buss & Perry (1992)

mendefinisikan perilaku agresif sebagai suatu kecenderungan perilaku

yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti orang lain secara fisik dan

verbal, amarah dan permusuhan. Selanjutnya Buss & Werren (2000) juga

mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk dari impuls yang dapat

menimbulkan tingkah laku agresif adalah kemarahan, emosi, sakit hati,

serta keinginan melukai atau merugikan orang lain.

Baron dan Richardson (dalam Krahe, 2005) mengemukakan agresi

merupakan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau

melukai orang lain yang terdorong untuk menghindari perlakuan itu.Hal

senada juga diungkapkan oleh (Krahe, 2005) bahwa definisi agresi

disajikan berdasarkan fokusnya terhadap tiga aspek yaitu akibat

merugikan/menyakitkan, niat, dan harapan untuk merugikan, dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

11

keinginan orang yang menjadi sasaran agresi untuk menghindari stimuli

yang merugikan itu.

Buss (dalam Indarsih, 2003) mengemukakan manusia dalam kaitan

kehidupannya tidak terlepas dari perilaku agresif. Perilaku agresif sudah

mulai nampak sejak individu tersebut memasuki masa kanak-kanak.

Menurut Indarsih (2003) bentuk-bentuk perilaku agresif yang diarahkan ke

luar maupun ke dalam adalah merupakan gejala umum tingkah laku

agresif. Contoh perilaku diarahkan ke luar maupun ke dalam diri seseorang

seperti bertindak kasar sehingga menyakiti orang lain, berkelahi, membuat

onar di sekolah, mengolok-olok secara berlebihan, mengabaikan perintah

dan melanggar perintah. Sedangkan bentuk perilaku agresif yang diarahkan

ke dalam antara lain kecenderungan putus asa, dan rasa tidak aman

sehingga menarik diri dari kegiatan, cenderung tidak tertarik pada

kesenangan yang sifatnya berkelompok, apatis terhadap kegiatan sekolah

ataupun masyarakat.

Teori belajar mengungkapkan bahwa perilaku agresif merupakan

perilaku yang dilakukan serta memiliki tujuan untuk melukai korban,

dalam hal itu di dahului oleh observasi terhadap model (contoh agresi).

Motif utama perilaku agresif sendiri adalah keinginan untuk menyakiti

orang lain atau melukai orang lain yang tidak disadari yang tidak

memperdulikan realitas, tidak terpengaruh oleh waktu, tidak menyensor

diri sendiri dan bekerja atas dasar prinsip kesenangan serta amoral untuk

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

12

mengekspresikan perasaan-perasaan negatif atau keinginan untuk

mengekspresikan perasaan-perasaan negatif .

Berdasarkan pendapat diatas, penulis merasa tertarik dengan

pendapat Buss & Perry sehingga penulis menyimpulkan perilaku agresif

dengan berdasarkan definisi yang dibuat oleh Buss & Perry (1992) bahwa

perilaku agresif adalah suatu kecenderungan perilaku yang dilakukan

secara sengaja untuk menyakiti orang lain secara fisik dan verbal, amarah

dan permusuhan.

1.1.2. Jenis-jenis perilaku Agresi

Secara umum Myers (dalam Sarwono, 2002) membagi agresi

sebagai berikut:

1. Agresi rasa benci atau agresi emosi (hostile aggression) adalah

perilaku agresi yang ditandai dengan emosi yang tinggi dan dilakukan

semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau

menyakiti.

2. Agresi instrumental adalah perilaku agresi yang dilakukan oleh

individu sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.

Berkowitz (1995), membedakan agresi menurut sasarannya kedalam

duajenis, yaitu:

1. Agresi Instrumental, yaitu agresi yang dilakukan oleh individu

sebagai alat atau cara untukmencapai tujuan tertentu.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

13

2. Agresi Impulsif, yaitu agresi yang dilakukan semata-mata sebagai

pelampiasan keinginan untukmelukai, menyakiti dan juga

menimbulkan efek kerusakan, kematian pada korban.

Buss & Perry (1992), berpendapat bahwa ada empat bentuk pola agresi

yang biasa dilakukan oleh individu, yaitu :

1. Agresi fisik

Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik, seperti

memukul, menendang dan lain-lain.

2. Agresi verbal

Agreesi yang dilakukan secara verbal kepada lawan, seperti

mengumpat, menyebarkan cerita yang tidak menyenangkan tentang

korban kepada orang lain, memaki, mengejek, membentak, dan

berdebat.

3. Agresi Benci

Agresi yang semata-mata dilakukan sebagai pelampiasan keinginan

untuk melukai, menyakiti atau agresi yang tanpa tujuan selain untuk

menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran

atau korban.

4. Agresi instrumental

Agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau

cara untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

14

1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi

Menurut Davidoff (dalam Mutadin, 2002)perilaku agresif remaja

dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Faktor Biologis

Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku

agresif yaitu:

a. Gen

Tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak

yang mengatur perilaku agresi. Ada hubungan antara faktor genetik

atau keturunan terhadap perilaku agresif manusia.

b. Sistem otak

Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat

memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan

agresi.

c. Kimia darah

Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan

faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Pada

wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon kewanitaan

yaitu estrogendan progresteronmenurun jumlahnya akibatnya banyak

wanita melaporkan bahwa perasaan wanita menjadi mudah

tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan. Selain itu banyak wanita

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

15

yang melakukan pelanggaran hukum (melakukan tindakan agresi) pada

saat berlangsungnya siklus haid ini.

2. Faktor lingkungan

Yang mempengaruhi perilaku agresif remaja yaitu:

a. Kemiskinan

Remaja yang besar dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku

agresi remaja secara alami mengalami penguatan. Hal yang sangat

menyedihkan adalah dengan berlarut-larut terjadinya krisis ekonomi

dan moniter yang menyebabkan pembengkakan kemiskinan yang

semakin tidak terkendali. Hal ini berarti potensi meledaknya tingkat

agresi semakin besar.

b. Anonimitas

Terlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat dunia

menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain

tidak lagi saling mengenal. Lebih jauh lagi, setiap individu cenderung

menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri). Jika seseorang

merasa anonim cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena

merasa tidak terikat dengan norma masyarakat dan kurang bersimpati

dengan orang lain.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

16

c. Suhu udara yang panas

Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap

tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas. Pada tahun 1968,

US Riot Comision pernah melaporkan bahwa dalam musim panas,

rangkaian kerusuhan dan agresivitas massa lebih banyak terjadi di

Amerika Serikat dibandingkan dengan musim-musim lainnya.

3. Kesenjangan generasi

Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak

dengan orang tuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi

yang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan

komunikasi antara orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu

penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak.

4. Amarah

Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktifitas system

saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang

sangat kuat yang biasanya disebabkan karena adanya kesalahan yang

mungkin nyata-nyata salah atau mungkin tidak. Pada saat amarah ada

perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar

sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal tersebut

disalurkan maka terjadilah perilaku agresif.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

17

5. Peran belajar model kekerasan

Menyaksikan adegan kekerasan dapat menyebabkan terjadinya

proses belajar peran model kekerasan dan hal ini menjadi sangat efektif

untuk terciptanya perilaku agresif.

6. Frustasi

Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam

mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau

tindakan tertentu. Frustasi ini kemudian melahirkan agresi, karena

agresi bisa meringankan emosi negatif (Bushman, Baumeister, &

Philips, 2001 dalam Davidoff).

7. Proses pendisiplinan yang keliru

Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras

terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat

menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi remaja. Pendidikan

disiplin seperti ini akan membuat remaja menjadi seorang penakut,

tidak ramah dengan orang lain, membenci orang yang memberi

hukuman, kehilangan spontanitas serta kehilangan inisiatif dan pada

akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada

orang lain.

Menurut Willis (1981), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

agresif adalah sebagai berikut :

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

18

1. Kondisi pribadi anak

Adalah kondisi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu ,

lemahnya kontrol diri terhadap lingkungan, kurang mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kurangnya dasar

keagamaan.

2. Kondisi lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga yang kurang memberi kasih sayang dan

perhatian sehingga anak mencarinya dalam kelompok sebaya,

keluarga yang lemah dan keluarga yang kurang harmonis.

3. Kondisi lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat yang kurang sehat, terbelakang pendidikan

pada masyarakat, kurangnya pengawasan terhadap anak jalanan,

pengaruh norma-norma baru yang ada diluar.

4. Kondisi lingkungan sekolah, seperti kurangnya perhatian guru.

(Pearche, 1987dalam Willis, 1981) menyatakan bahwa perilaku

agresif diperoleh dari belajar dengan perantara model dan akibat

timbal balik dengan keadaan sosialnya dan seseorang belajar

melakukan tindak agresi dengan melalui imitasi dan pemberian

penguat.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

19

1.1.4. Aspek-Aspek Perilaku Agresif

Buss dan Perry (1992) mengemukakan bahwa ada tiga aspek untuk

mengukur kecenderungan perilaku agresif, diantaranya :

1. Agresi fisik dan verbal

Agresi fisik adalah perilaku yang bertujuan untuk menyerang,

melukai dan melanggar hak orang lain yang dilakukan secara fisik.

Sedangkan agresi verbal adalah perilaku yang bertujuan untuk

menyerang, melukai dan melanggar hak orang lain berupa perkataan atau

ucapan.

2. Kemarahan

Reaksi emosional akut ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang

merangsang termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri,

serangan lisan, kekecewaan atau frustasi, dan dicirikan oleh reaksi darurat

pada sistem syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian

simpatik, dan secara implikit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah,

baik yang bersifat somatik atau jasmaniah maupun yang verbal atau lisan.

3. Permusuhan

Kecenderungan ingin menimbulkan kerugian, kejahatan,

gangguan atau kerusakan pada orang-orang lain, kecenderungan

melontarkan rasa kemarahan pada orang lain.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

20

1.2. Perhatian Orang Tua

1.2.1. Pengertian Perhatian Orang Tua

Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam

masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental,

oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam

mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal

maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih

dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak

kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat

menciptakan suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-

anak terperosok atau tersesat jalannya.

Seperti yang dikemukakan oleh Verbeek(1978)perhatian orang

tua merupakan hal yang penting, dalam hal ini perhatian diberikan oleh

orang tua yang dinyatakan dalam sikap-sikap terbuka atau terarah dan itu

pun dilakukan secara sadar. Memperhatikan berarti menolong seseorang

berkembang dan ini merupakan suatu proses, suatu cara menjalin relasi

dengan seseorang.

Menurut Crowd (dalam Mugiyati, 2003) bahwa memberikan

perhatian berarti memberi petunjuk pada pikiran-pikiran anak kearah ide-

ide yang utama atau mendorong anak untuk mengatakan sesuatu dengan

keyakinan dan kenyataan yang ada.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

21

Seperti yang diterangkan oleh Kartono (2000) bahwa keluarga

merupakan lembaga pertama dan utama dalam melaksanakan proses

sosialisasi dan sivilisasi pribadi anak. Dengan demikian perlu adanya

perhatian dari keluarga karena perhatian keluarga memberikan pengaruh

pada pembentukan watak dan kepribadian anak sertamenjadi unit sosial

terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak,

sehingga dalam hal ini perhatian orang tua sangat diperlukan dalam

perkembangan anak.

Remaja tumbuh mulai dari keluarga dan dari orang tualah yang

dekat dengan anak. Dalam hal ini orang tua haruslah menjadi pemimpin

yang baik, yaitu pemimpin yang berada di muka, pemimpin yang berada

ditengah-tengah serta pemimpin yang mengawasi dari belakang. Dengan

bertindak sebagai pemimpin orang tua tidaklah hanya sebatas mengawasi,

tetapi remaja perlu adanya teladan, dorongan dan perhatian dari orang

tua.

Perhatian orang tua merupakan salah satu bagian terpenting dalam

proses perkembangan psikologis remaja dimana pada akhirnya juga akan

mempengaruhi perilaku remaja tersebut. Jadi perhatian orang tua perlu

ditunjukkan dengan respon-respon yang memuaskan karena hal itu dapat

merangsang remaja untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma yang

berlaku (Mugiyati, 2003) dan sebaliknya akan menjadi masalah jika

perhatian itu ditunjukkan dengan respon-respon yang kurang memuaskan,

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

22

mencela atau mengancam pada anak yang melanggar standar moral yang

akibatnya anak merasa tidak aman, merasa kehilangan tempat berlindung

sehingga anak lebih suka kmelakukan hal-hal yang melanggar nilai-nilai

moral untuk menarik perhatian orang tua (Kartono, 1998).

Kartono (dalam Dewi, 2002) perhatian merupakan reaksi umum

dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan bertambahnya aktifitas,

daya konsentrasi dan pembatasan. Suryabrata (2000) mengartikan

perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada satu objek,

juga banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang

dilakukan.

1.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua

Menurut Ahmadi (1982) hal-hal yang mempengaruhi perhatian orang tua

antara lain

1. Pembawaan

Pembawaan merupakan tipe-tipe pribadi yang dimiliki oleh setiap

orang tua, tipe-tipe kepribadian yang berbeda pada orang tua akan

berbeda pula sikapnya dalam memberikan perhatian kepada anak.

2. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai

suatu tujuan yang harus dicurahkan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

23

3. Kewajiban

Kewajiban mengandung unsur tanggung jawab yang harus dipenuhi

oleh orang tua

4. Keadaan Jasmani

Tidak hanya kondisi psikologis tetapi kondisi fisiologis juga ikut

mempengaruhi perhatian orangtua, kondisi fisiologis yang tidak sehat

akan berpengaruh pada usaha orangtua dalam mencurahkan

perhatiannya.

5. Suasana Jiwa

Keadaan batin, perasaan atau pikiran yang sedang berlangsung yang

dapat mempengaruhi perhatian orangtua. Hal ini bisa bersifat

membantu atau sebaliknya bisa juga menghambat usaha orangtua

dalam memberi perhatian.

6. Suasana Sekitar

Merupakan suasana dalam keluarga itu sendiri, misalnya ada

ketegangan diantara anggota keluarga akan mempengaruhi perhatian

orang tua.

1.2.3. Aspek-aspek Perhatian Orang Tua terhadap Anak

Aspek-aspek perhatian orang tua terhadap anak menurut Kartono

(dalam Mugiyati, 2003) antara lain :

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

24

1. Memantau kegiatan anak

Orang tua memantau kegiatan anak baik didalam maupun diluar

rumah, agar dapat memahami apa saja yang dilakukan oleh anak.

2. Membangkitkan Semangat Belajar

Orang tua harus bisa memotivasi anak untuk rajin belajar, agar anak

dalam belajar juga semangat karena itu merupakan tugas dan

tanggungjawab anak sebagai siswa.

3. Pemenuhan Kebutuhan

Memenuhi kebutuhan anak baik secara materi maupun psikologis

merupakan suatu wujud dari perhatian orang tua.

4. Dorongan Kepada Anak untuk Memenuhi Peraturan

Orang tua harus sabar dalam mengarahkan anak-anaknya untuk

tidak melanggar aturan-aturan yang telah ada. Karena anak remaja

yang sedang mengalami pergolakan di dalam hatinya, biasanya

cenderung ingin melakukan sesuatu yang belum pernah

dilakukannya.

5. Memahami dan mengajak berkomunikasi

Hal ini sangat penting, karena dengan memahami dan mengajak

anak untuk berkomunikasi akan terjalin keakraban. Keakraban

dapat menjadikan saling mengerti danmemahami keinginan antara

orang tua dan anak.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

25

1.3. Pengertian Remaja

Menurut Santrock (2002), remaja (adolescene) diartikan sebagai

masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang

mencakup perubahan kognitif dan sosial emosional.Selanjutnya Papalia &

Olds (dalam Santrock, 2002) berpendapat bahwa masa remaja merupakan

masa antara kanak-kanak dan dewasa dimulai pada usia 12 atau 13 tahun

dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal 20 tahun.

1.3.1. Tugas Perkembangan Remaja

Pikunas (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan beberapa tugas

perkembangan yang penting pada tahap pertengahan dan akhir

remaja, yaitu :

1. Menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan hal-

hal yang berkaitan dengan fisiknya

2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur-

figur otoritas

3. Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi

interpersonal, belajar membina relasi dengan teman sebaya

dan orang dewasa, baik secara individu maupun dalam

kelompok

4. Menemukan model untuk identifikasi

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

26

5. Menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan dan

sumber-sumber yang ada pada dirinya

6. Memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-

prinsip yang ada

7. Meninggalkan bentuk-bentuk reaksi dan penyesuaian yang

kekanak-kanakan.

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (dalam

Agustiani, 2006) adalah:

1. Mencapai relasi baru dan lebih matang bergaul dengan teman

seusia dari kedua jenis kelamin

2. Mencapai maskulinitas dan femininitas dari peran sosial

3. Menerima perubahan fisik dan menggunakannya secara efektif

4. Mencapai ketidaktergantungan emosional dari orang tua dan

orang dewasa lainnya

5. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

6. Menyiapkan diri untuk karir ekonomi

7. Menemukan set dari nilai-nilai dan system etika sebagai

petunjuk dalam berperilaku mengembangkan ideologi

8. Mencapai dan diharapkan untuk memiliki tingkah laku sosial

secara bertanggung jawab

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

27

1.4.Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Perilaku Agresif Remaja

Secara umum tugas perkembangan masa remaja berkaitan dengan

diri sendiri dan juga lingkungan sosial yang dihadapinya. Remaja tidak

hanya akan mempertanyakan siapa dirinya tetapi juga harus menyesuaikan

diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan (dalam Agustiani 2006). Pada

masa-masa transisi seperti inilah banyak menimbulkan konflik, frustasi

dan tekanan-tekanan yang dapat memungkinkan remaja akan mudah

bertindak agresif.

Menurut Kartini Kartono (1992), anak-anak yang kurang

mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua akan merasa tidak

aman, merasa kehilangan tempat berlindung dan berpijak. Sehingga anak

akan mengembangkan reaksi kompensatoris negatif dalam bentuk dendam

dan sikap bermusuh terhadap dunia luar. Seperti contohnya melakukan

tindakan yang agresif untuk menarik perhatian dan mengganggu orang

tuanya.

Menurut Mugiyati (2003) bahwa dalam aspek perhatian orang tua

yang salah satunya adalah memahami dan mengajak berkomunikasi, hal

ini sangat penting karena hanya dengan memahami dan mengajak anak

untuk berkomunikasi akan terjalin keakraban. Jika kurang adanya

komunikasi antara orang tua dan anak, maka orang tua tidak akan tahu

dan tidak akan dapat memahami apa yang menjadi keinginan anaknya.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

28

Hal ini bisa menimbulkan anak berperilaku agresif pada orang tua, orang

lain atau bahkan pada benda di sekelilingnya (Mugiyati, 2003).

1.5. Temuan Penelitian Yang Relevan

Ada berbagai macam penelitian yang relevan dengan penelitian

ini. Penelitian yang dilakukan oleh Karunianti, Korri, Eddy(2005) dengan

judul “Hubungan Interaksi Orang Tua dan Anak dengan Intensi Agresi

Pada Remaja Awal”. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara tingkat interaksi orang tua dan anak

dengan intensi agresi pada remaja awal yang ditunjukkan dengan rxy

sebesar 0,60 dengan p>0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak

ada hubungan yang signifikan antara interaksi orang tua dan anak dengan

intensi agresi.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sholikah, Sholikah, (2007)

Hubungan Antara Pola Komunikasi Remaja Terhadap Orang Tua dengan

Perilaku Agresif remaja pada Pelajar di SMK Karya Nugroho Boyolali.

Dari hasil penelitian ini didapatkan p value = 0,011 (p value < 0,05). Hal

ini berartiterdapat hubungan yang signifikan antara pola komunikasi

remaja terhadap orangtua dengan perilaku agresif remaja pada pelajar

SMK Karya Nugraha Boyolali.

Penelitian R, Ester Lina (2006) ditunjukkan bahwa terdapat

hubungan negatif yang signifikan antara persepsi terhadap perhatian

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Perilaku Agresi 1.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14312/2/T1_132011057_ BAB... · Menurut Buss (dalam Sarah, 2005) mendefinisikan perilaku

29

orangtua dengan kecenderungan perilaku agresif pada remaja di SMP N

10 Salatiga dengan r=-0,245 dan p<0,05

Penelitian Sulistiari, Nitalia Cipuk, (2009), mengenai hubungan

antara keharmonisan keluarga dengan perilaku agresif pada remaja

diperoleh r = -0, 534 dengan p < 0,01 dengan sumbangan efektif 28,6 %

yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara keharmonisan

keluarga dan perilaku agresif remaja.

1.6.Hipotesis

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah semakin tinggi perhatian

orangtua, maka semakin rendah perilaku agresif pada remaja. Sebaliknya,

semakin rendah perhatian orang tua, maka semakin tinggi perilaku agresif

pada remaja.