konsep perilaku dan perilaku kesehatan
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
1/26
KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini berarti
bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup yang lain. Salah
satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun semua makhluk hidupn
mempunyai perilaku. Namun perilaku berbeda dengan perilaku makhluk hidup yang lain
(Notoatmodjo, 2010).
Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan,selain dipandang sebagai makhluk biologis, juga makhluk unik yang berbeda dengan makhluk
hidup lainnya dimuka bumi. Manusia adalah subjek sekaligus objek, serta makhluk individual
sekaligus social. Namun manusia pada umumnya tidak bersifat pasif, yaitu menerimah keadaan
dan tunduk pada suratan tangan atau kodratnya, tetapi secar sadar dan aktif menjadikan dirinya
sesuatu.proses perkembangan perilaku manusia sebagian ditentuakan oleh kehendaknya sendiri,
dan sebagian bergantung pada alam.
Perilaku manusia melibatkan tiga komponen utama yaitu kondisi lingkungan tempat
terjadinya perilaku tersebut, perilaku itu sendiri dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Berulang
atau tidak berulangnya suatu perilaku dipengaruhi oleh keadaan tiga komponen tersebut.
Penjabarannya dalam perilaku berkendaraan di jalan raya cukup sederhana. Misalkan seorang
pengendara berada di persimpangan jalan yang sepi (kondisi lingkungan) kemudian ia
memutuskan untuk melanggar lampu lalu lintas (perilaku). Konsekuensi dari perilaku ini adalah
perjalanan yang lebih cepat. Selain itu pengendara tersebut juga tidak ditangkap petugas karena
memang tidak ada petugas di persimpangan jalan tersebut. Perilaku pelanggaran seperti ini akan
cenderung diulangi karena mendapat penguatan positif atau hadiah yaitu proses perjalanan yang
lebih cepat dan tidak tertangkap oleh petugas.
Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan organ-organ tubuh. Sebagai ilustrasi
bahwa seorang bayi belum dapat duduk atau berjalan apabila organ-organ tubuhnya belum cukup
kuat menopang tubuh.oleh karena itu, perlu pematangan tulang belakng terutama tulang leher,
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
2/26
punggung, pinggang, serta tulang kaki. Selain itu, seorang bayi tidak akan berjalan tidak akan
dapat berjalan telebih dahulu sebelum tengkurap dan sebagainya. Selain itu, perilaku individu
tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus), baik dari dalam
dirinya (internal) ataupun dari luar dirinya (eksternal). Pada hakikatnya perilaku individu
mencakup perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inert behavior
atau covert behavior) (Sunaryo, 2004).
Perilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit dan penyakit yang bersifat
respon internal dan eksternal. Respon yang diberikan antara lain respon pasif berupa
pengetahuan, persepsi, dan sikap maupun respon aktif yang dilakukan sehubungan dengan sakit
dan penyakit. Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.
Rangsangan yang berkaitan dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur yaitu sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, adapun rumusan permasalahan adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah konsep perilaku?
2. Bagaimanakah domain perilaku?
3. Bagaimanakah teori perilaku?
4. Bagaimanakah perilaku kesehatan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah diatas sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui konsep perilaku
2. Untuk mengetahui domain perilaku
3. Untuk mengetahui teori perilaku
4. Untuk mengetahui perilaku kesehatan
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
3/26
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Perilaku
1. Definisi Perilaku
Ada beberapa definisi perilaku manusia yang disampaikan oleh beberapa ahli seperti
berikut ini :
a. Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori skiner ini
disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respons. Skiner
membedakannya menjadi dua respon yaitu :
1. Respondent Respons atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut
eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.
Misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan,
cahaya terang menimbulkan mata tertutup, dsb. Respondent Respons ini
juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah
menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya
dengan mengadakan pesta dsb.
2. Operant Respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut organisme reinforcing stimulation atau reinforcer ,
karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan
melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau
job skripsi). Kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus
baru) maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugasnya.
b. Robert Kwik ( 1974 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
4/26
Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan
untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang
menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi
obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.
c. Menurut Sunaryo ( 2004), yang disebut perilaku manusia adalah aktivitas
yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku
manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
2. Pembentukan Perilaku
a. Proses pembentukan perilaku
Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut
Abraham Harold Maslow, manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis, biologis yang merupakan kebutuhan pokok
utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila
kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan
fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak napas
dan kekurangan H2O dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi
2. Kebutuhan rasa aman, misalnya :
Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan,
perampokan dan kejahatan lain.
Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan,
peperangan, dll.
Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit
Rasa aman memperoleh perlindungan hokum
3. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :
Mendambakan kasih sayang/ cinta kasih orang lain baik dari
orangtua, saudara, teman, kekasih,dll.
Ingin dicintai/ mencintai orang lain.
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
5/26
Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
4. Kebutuhan harga diri
Ingin dihargai dan menghargai oranglain.
Adanya respek atau perhatian dari oranglain.
Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya :
Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain.
Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita.
Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam
karier,usaha,kekayaan, dll.
Tingkatkan dan jenis kebutuhan tersebut satu dan lainna tidak dapat
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan atau rangkaian walaupun
pada hakekatnya kebutuhan fisiologis merupakan faktor yang
dominan untuk kelangsungan hidup manusia dan dalam memenuhi
kebutuhan, tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dan yang lain.
b. Prosedur Pembentukan Perilaku
Prosedur pembentukan perilaku menurut Notoamodjo (1997) yang
diambil dari pendapat Skinner sebagai berikut :
1) Langkah pertama : melakukan pengenalan terhadap sesuatu
yang merupakan penguat berupa hadiah.
2) Langkah kedua : melakukan analisis, dipergunakan untuk
untuk mengenal bagian-bagian kecil pembentuk perilaku sesuai
yang diinginkan. Selanjutnya bagian-bagian tersebut disusun
dalam urutan yang tepat untuk menuju pada terbentuknya
perilaku yang diinginkan.
3) Langkah ketiga : menggunakan bagian-bagian kecil perilaku,
yaitu :
Bagian-bagian perilaku ini disusun secara urut dan dipakai
untuk tujuan sementara
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
6/26
Mengenal penguat atau hadiah untuk masing-masing bagian
tadi.
Membentuk perilaku dengan bagian-bagian yang telah disusun
tersebut.
Apabila bagian perilaku pertama telah dilakukan hadiahnya
akan diberikan, yang mengakibatkan tindakan tersebut akan
sering dialkukan.
Akhirnya akan dibentuk perilaku kedua dan seterusnya sampai
terbentuk perilaku yang diharapkan.
c. Bentuk perilaku
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri
individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua
macam, yaitu :
1) Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri
individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku
ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contohnya : berpikir, berfantasi, berangan-angan,dll.
2) Perilaku aktif (respon eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah
perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan
yang nyata. Contohnya mengerjakan soal ulangan,
membaca buku pelajaran, dll.
B. Domain Perilaku
Benyamin Bloom adalah seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke
dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai
batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikan. Bahwa dalam tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau
meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari:
a) ranah kognitif (cognitive domain)
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
7/26
b) ranah afektif (affective domain)
c) ranah psikomotor (psychomotor domain).
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan
pengukuran hasil pendidikan ketiga domain ini diukur dari:
a. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge)
b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(attitude).
c. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sehubungan dengan materi
pendidikan yang diberikan (practice)
d. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada bermain
kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu yang berupa materi atau obyek
diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru terhadap subyek baru, dan
selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek
yang diketahui itu.
Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sebelumnya akan
menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau
sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam kenyataan
stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya
seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu
terhadap makna yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang
tidak harus didasari oleh sikap atau pengetahuan.
Menurut Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan nasional kita, ketiga kawasan perilaku
ini disebut : Cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Tokoh pendidikan kita
ini mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk dan atau meningkatkan
kemmpuan manusia yang mencakup cipta, rasa, dan karsa tersebut. Ketiga
kemampuan tersebut harus dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga
terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis)
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusi, yakni :
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
8/26
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagaian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting terbentuknya
tindakan seseorang (over behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan aka lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan yakni :
Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyedari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (object)
Interest (tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disni sikap subjek sudah
mulai timbul.
Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudahlebih baik lagi.
Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan suatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai denga pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan bahwa perubahanperilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru
atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang positive maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran akan tidak berlangsung lama. Suatu contoh dapat dikemukakan disini ibu-
ibu peserta KB yang diperintahkan oleh lurah atau ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut
mengetahui makna dan tujuan KB, mereka akan keluar dari peserta KB setelah
beberapa saat perintah tersebut diterima. Pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkat yakni :
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai menginagat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
9/26
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima. Contoh seseorang dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan
protein pada anak balita.
Memahami ( Comprehension)
Memaahami diartiksn sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut dengan benar. Orang
tersebut paham terhadap materi atau objek tersebut. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.
Aplikasi (apllication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi sebenarnya (real) aplikasi diartikan sebagai penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks yang lain
misalnya penggunaan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian.
Analisis ( Analysis)
Adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-
komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan saling berkaitan.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat:
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan
sebagainya.Sintesis (syntesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Misalnya:
dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya
terhahadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu objek terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
10/26
menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB. Pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau
kita ukur. Dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut.
2. Sikap (afektif)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total atittude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting. Contoh seorang ibu telah mendengarkan penyakit polio
(tentang penyebab, akibat, pencegahan dan sebagainya). Pengetahuan tersebut akan
membawa si ibu untuk berfikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio.
Dalam berfikir komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu berniat
untuk mengimunisasikan anaknya. Hal ini mencerminkan si ibu mempunyai sikap
tertentu terhadap objek (penyakit polio).
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
terhadap ceramah.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap menghargai. Misalnya seorang ibu
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
11/26
yang mengajak ibu lain (tetangga atau saudara) untuk pergi menimbang anaknya ke
posyandu adalah suatu indikasi bahwa ibu tersebut mempunyai sikap positif terhadap
gizi anak.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap paling tinggi misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB,
meskipun mendapat tentangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
3. Praktik atau tindakan (Psikomotor)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor
dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil merupakan praktik tingkap pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih
makanan yang bergizi bagi balitanya.
b. Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik
tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari
cara mencuci dan memotongnya, lamanya memasak, menutup pancinya dan
sebagainya.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga
misalnya, seorang ibu yang sudah biasa menginmunisasikan bayi yang pada umur-
umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
d. Adaptasi (adaptation)
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
12/26
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik
artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran
tindakannya tersebut. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang
bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana. Pengukuran
perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu
(recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden
C. Teori Perilaku
1. Teori PRECED-PROCEED (1991)
Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green yang dirintis sejak 1980. Lawrence
Green mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor prilaku
(behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes). Perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE :
Predispocing, enabling, dan reinforcing Cause in Educatinal and evaluation. Precede
ini merupakan arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk
intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Precede merupakan fase diagnosis
masalah sedangkan PROCEED : Policy, Regulatory, Organizational Construc in
Educational and Environmantal, Development, dan evaluasi pendidikan kesehatan.
Apabila Precede merupakan fase diagnosis masalah maka proceed merupakan
pelaksanaan dan evaluasi promosi kesehatan .
Lebih lanjut Precede model ini dapat diuraikan bahwa perilaku itu sendiri ditentukan
atau terbentuk dari 3 faktor, yakni :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-fakor pemungkin (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidaknya tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarrana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong atau penguat (renforcing factors) yang terwujud dalam
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
13/26
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
Model ini secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
PRECEDE MODEL (GREEN, 1990)
B= f(PF, EF, RF)
Keterangan :
B : Behaviour
RF : Reinforcing Factors
PF : Predisposing Factors
EF : Enabling Factors
f : Fungsi
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan. Disampin itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
2. Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku
merupakan fungsi dari :
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya (behavior itention).
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
14/26
c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accesebility of information).
d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau
keputusan (personal autonomy).
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).
3. Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
a. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek
kesehatan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih
dahulu.
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering
diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat
seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap
tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung
pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman
orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak
atau sedikitnya pengalaman seseorang.
b. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa
yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
c. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan
sebagainya.
d. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam
suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan
selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia
(Notoatmodjo, 2007).
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
15/26
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
16/26
treatment) sampai mencari pengobatan keluar negeri.
c. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik linghkungan fisik maupun
lingkungan social budaya, dan sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagimana seseorang mengelola
lingkungannya sehingga tidak menggangu kesehatannya sendiri, keluarga, atau
,masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja , air minum,
tempat pembuangan sampa, pembuangan limbah, dan lainnya.
Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatan ( health related behavior ) adalah sebagai berikut:
a. Perilaku Hidup sehat
Perilaku hidup sehat dalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini
mencakup antara lain:
1) Respon seseorang terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi,
sikap dan praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung
didalamnya ( zat gizi ), pengelolaan makanan, dan makanan dengan menu seimbang
(appropriate diet). Menu seimbang disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi
yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan
empat sehat lima sempurna.
2) Olah raga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam arti
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek
ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.
3) Tidak merokok, yang merupakan kebiasan jelek yang mengakibatkan berbagai
macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-
olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewsa merokok.
Bahkan dari hasil studi penelitian , sekitar 15% remaja kita merokok. Inilah tantangan
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
17/26
pendidikan kesehatan kita.
4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasan minum minuman keras dan
mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahay lainnya juga cenderung
meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai
kebiasan minum miras ini.
5) Istirahat yang cukup. Dengan meningkatkannya kebutuhan hidup akibat tuntutan
untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja
keras dan berlebihan, sehingga waktu beristirahat berkurang. Hal ini juga
membahayakan kesehatan
6) Mengendalikan stress. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-
macam bagi kesehatan. Terlebih sebagai akibat .dari tuntutan hidup yang keras . stre
tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stress tidak menyebabkan gangguan
kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-
kagiatan yang positif.
7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak berganti
ganti pasangan dalam berhubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lignkungan
dan sebagainya.
b. Perilaku sakit (Illness Behaviour )
Perilaku sakit ini mencangkup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit dan sebagainya.
c. Perilaku peran sakit (The Sick Role Behavior)
Dari segi sosiologi orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang
(right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation) hak dan kewajiban ini harus
diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang
selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role) perilaku ini meliputi:
- Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
- Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit
yang layak.
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
18/26
- Mengetahui hak (misalnya: hal dalam memperoleh perawatan,memperoleh
pelayanan kesehatan dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit (memberikan
penyakitnya kepada orang lain terutama pada dokter dan petugas kesehatan, tidak
menularkan penyakitnya kepada orang lain) .
2. Proses Perubahan Perilaku
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Perubahan perilaku merupakan tujuan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program- program kesehatan yang lainnya.
Banyak teori tentang perubahan perilaku ini, antara lain diuraikan sebagai berikut:
a. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku
seseorang, kelompok atau masyarakat.
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya
sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan
proses belajar pada individu yang terdiri dari :
1) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.
Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif
mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima
oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
2) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk
bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
4) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus
tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
19/26
Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor
reinforcement memegang peranan penting.
b. Teori Festinger (Dissonance Theory)
Finger (1957) ini telah banyak pengaruhnya dalam psikologi sosial. Teori ini
sebenarnya sama dengan konsep imbalance (tidak seimbang). Hal ini berarti bahwa
keadaan cognitive dissonance merupakan keadaan ketidakseimbangan psikologis
yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan
kembali. Apabila terjadi keseimbangan dalam diri individu maka berarti sudah tidak
terjadi ketegangan diri lagi dan keadaan ini disebut consonance (keseimbangan).
Dissonance (ketidakseimbangan) terjadi karena dalam diri individu terdapat 2 elemen
kognisi yang saling bertentangan. Yang dimaksud elemen kognisi adalah
pengetahuan, pendapat, atau keyakinan. Apabila individu menghadapi suatu stimulus
atau objek dan stimulus tersebut menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda
/ bertentangan didalam diri individu sendiri maka terjadilah dissonance.
Sherwood dan Borrou merumuskan dissonance itu sebagai berikut :
Pentingnya stimulus x jumlah kognitif dissonance
Dissonance = --------------------------------------------------------
Pentingnya stimulus x jumlah kognitif consonance
Rumus ini menjelaskan bahwa ketidakseimbangan dalam diri seseorang yang akan
menyebabkan perubahan perilaku terjadi disebabkan karena adanya perbedaan jumlah
elemen kognitif yang seimbang dengan jumlah elemen kognitif yang tidak seimbang
serta sama-sama pentingnya. Hal ini akan menimbulkan konflik pada diri individu
tersebut.
Contoh : Seorang ibu rumah tangga yang bekerja di kantor. Di satu pihak, dengan
bekerja ia dapat tambahan pendapatan bagi keluarganya yang akhirnya dapat
memenuhi kebutuhan bagi keluarga dan anak-anaknya, termasuk kebutuhan makanan
yang bergizi. Apabila ia tidak bekerja, jelas tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
20/26
keluarga. Di pihak yang lain, apabila ia bekerja, ia kuatir terhadap perawatan terhadap
anak-anaknya akan menimbulkan masalah. Kedua elemen (argumentasi) ini sama-
sama pentingnya, yakni rasa tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang baik.
Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri secara kognitif.
Dengan penyesuaian diri ini maka akan terjadi keseimbangan kembali. Keberhasilan
tercapainya keseimbangan kembali ini menunjukkan adanya perubahan sikap dan
akhirnya akan terjadi perubahan perilaku.
c. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu itu tergantung
kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan
perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam
konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz (1960) perilaku dilatarbelakangi
oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Katz berasumsi bahwa :
1) Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan
pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif
terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat
memenuhi memenuhi kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif. Misalnya
orang mau membuat jamban apabila jamban tersebut benar-benar menjadi
kebutuhannya.
2) Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai pertahanan diri
dalam menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan-
tindakannya, manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.
Misalnya orang dapat menghindari penyakit demam berdarah karena penyakit
tersebut merupakan ancaman bagi dirinya.
3) Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam
peranannya dengan tindakannya itu, seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dengan tindakan sehari-hari tersebut seseorang telah melakukan
keputusan-keputusan sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi.
Pengambilan keputusan yang mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan
secara spontan dan dalam waktu yang singkat. Misalnya bila seseorang merasa sakit
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
21/26
kepala maka secara cepat tanpa berpikir lama ia akan bertindak untuk mengatasi rasa
sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan meminumnya, atau tindakan-
tindakan lain.
4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
suatu situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan
pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu perilaku itu dapat merupakan "layar"
dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah,
senang, gusar, dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.
d. Teori Kurt Lewin
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-
kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang. Sehingga
ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni :
a. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-
stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. Stimulus
ini berupa penyuluhan-penyuluhan atau informasi-informasi sehubungan dengan
perilaku yang bersangkutan. Misalnya seseorang yang belum ikut KB (ada
keseimbangan antara pentingnya anak sedikit dengan kepercayaan banyak anak
banyak rezeki) dapat berubah perilakunya (ikut KB) kalau kekuatan pendorong yakni
pentingnya ber-KB dinaikkan dengan penyuluhan-penyuluhan atau usaha-usaha lain.
Kekuatan Pendorong - Meningkat
Perilaku Semula -----------------------------------------> Perilaku Baru
Kekuatan Penahan
b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-
stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Misalnya contoh tersebubt
diatas, dengan memberikan pengertian kepada orang tersebut bahwa anak banyak
rezeki, banyak adalah kepercayaan yang salah maka kekuatan penahan tersebut
melemah dan akan terjadi perubahan perilaku pada orang tersebut.
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
22/26
Kekuatan Pendorong
Perilaku Semula -----------------------------------------> Perilaku Baru
Kekuatan Penahan Menurun
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan
semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku. Seperti contoh diatas,
penyuluhan KB yang berisikan memberikan pengertian terhadap orang tersebut
tentang pentingnya ber-KB dan tidak benarnya kepercayaan anak banyak, rezeki
banyak, akan meningkatkan kekuatan pendorong dan sekaligus menurunkan kekuatan
penahan.
Kekuatan Pendorong - Meningkat
Perilaku Semula -----------------------------------------> Perilaku Baru
Kekuatan Penahan - Menurun
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang
Menurut (Sunaryo.2004), perilaku dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor
eksternal, yaitu :
a. Faktor genetik atau faktor endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan
perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri
individu (endogen), antara lain:
Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu
dengan lainnya. Tiga kelompok ras terbesar yaitu :
1) Ras kulit putih atau ras Kaukasia. Perilaku yang dominan yaitu terbuka, senang
akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.
2) Ras kulit hitam atau ras Negroid. Perilaku yang dominan yaitu tabiatnya keras,
tahan menderita, dan menonjol dalam kegiatan olahraga keras.
3) Ras kulit kuning atau ras Mongoloid. Perilaku yang dominan yaitu
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
23/26
keramahtamahan, suka bergotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara ritual.
Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian
dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan
perilaku wanita disebut feminin.
Sifat fisik, kalau diamati perilaku individu akan berbeda karena sifat fisiknya
misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu
yang memiliki fisik tinggi kurus.
Sifat kepribadian, salh satu pengertian kepribadian menurut Maramis (1999)
adalah : keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh
seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya . Menurut
masyarakat awam, kepribadian adalah bagaimana individu tampil dan menimbulkan
kesan bagi individu lainnya. Perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya
perbedaan kepribadian yang dimiliki individu, yang dipengaruhi oleh aspek
kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat, sistem norma, nilai dan kepercayaan
yang dianutnya.
Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan
serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.
Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa inteligensi sangat
berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu,kita kenal ada individu yang
intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat,
cepat, dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam
mengambil keputusan akan bertindak lambat.
b. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu
Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar
individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh
terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan
perilaku.
Contoh : individu yang bergaul dengan individu yang hidup di lingkungan hitam,
perilakunya banyak diwarnai keadaan tersebut.
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
24/26
Pendidikan. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah
perilaku individu maupun kelompok. Secara luas, pendidikan mencakup seluruh
proses kehidupan individu dengan lingkungannya , baik secara normal atau tidak
normal.
Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi
kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap, beraksi, dan
berperilaku individu. Seseorang yang mengerti dan rajin melaksanakan ajaran agama
dalam kehidupan, akan berperilaku dan berbudi luhur sesuai denagn ajaran agama.
Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial
dapat menyangkut sosial ekonomi dan sosial budaya.
Kebudayaan , menurut Mac Iver sebagaimana telah dikutip oleh Soerjono S. (2001)
ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni
kesustraan. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai adat-istiadat, atau
peradaban manusia. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan mempengaruhi perilaku
manusia itu sendiri.
Faktor-faktor lain:
Susunan saraf pusat, memegang peranan penting karena merupakan sarana untuk
memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke simpul saraf tepiyang seterusnya akan berubah menjadi perilaku.
Persepsi, merupakan proses diterimanya rangsang melalui panca indera yang
didahului oleh perhatian sehingga individu sadar akan sesuatu yang ada di dalam
maupun luar dirinya. Melalui persepsi, dapat diketahui perubahan perilaku seseorang.
Emosi, menurut Maramis (1999)menyebutkan bahwa emosi adalah Manifestasi
perasaan atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik, dan biasanya
berlangsung tidak lama . Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh emosi. Aspek
psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani.
BAB III
PENUTUP
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
25/26
A. Kesimpulan
Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori skiner ini disebut teori S-O-R atau
Stimulus Organisme Respons. Robert Kwik ( 1974 ) menyatakan bahwa perilaku
adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat
dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu
kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara
yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi
obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.
Berdasarkan batasan perilaku dari skinner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah
suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan. Hal
yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan
perilaku. Perubahan perilaku merupakan tujuan pendidikan atau penyuluhan
kesehatan sebagai penunjang program- program kesehatan yang lainnya.
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan yang merupakan bagian integral dalam pelayanan
kesehatan seharusnya meningkatkan kemampuan dalam pemahaman mengenai
perilaku manusia sehingga dapat meningkatkan pelayanan yang akan diberikan
kepada pasien nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
-------------------------------. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta.
--------------------------------. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta.
-
7/29/2019 Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan
26/26
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Winarto, Joko. 2011. Teori B.F Skinner, (online), diakses 25 November 2011.
(http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner).