bab ii karakter disiplin dan boarding schoolrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. bab...

28
27 BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOL A. Karakter Disiplin 1. Pengertian Karakter. Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang artinya mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat diatas benda yang diukir. Tidak mudah usang tertelan waktu atau arus terkena gesekan. Menghilangkan benda yang diukir itu. 1 Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat. 2 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, istilah „Karakter‟ berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak‟. 3 Bila dilihat dari asal katanya, istilah 1 Abdullah Munir, Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2010), hlm. 2-3. 2 Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 20-21. 3 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 623.

Upload: leliem

Post on 01-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

27

BAB II

KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOL

A. Karakter Disiplin

1. Pengertian Karakter.

Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang

artinya mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat diatas benda

yang diukir. Tidak mudah usang tertelan waktu atau arus terkena gesekan.

Menghilangkan benda yang diukir itu.1 Sedangkan secara istilah, karakter

diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada

faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau

budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan

dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,

dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan

dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,

budaya, adat istiadat.2

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, istilah „Karakter‟ berarti

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dari yang lain; tabiat; watak‟.3 Bila dilihat dari asal katanya, istilah

1 Abdullah Munir, Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah

(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2010), hlm. 2-3.

2 Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 20-21.

3Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), hlm. 623.

Page 2: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

28

„karakter‟ berasal dari bahasa Yunani Karasso, yang berarti ‘cetak biru’,

‘format dasar’, atau ‘sidik’ seperti dalam sidik jari.4 Pendapat lain

menyatakan bahwa istilah ‘ Karakter’ berasal dari bahasa Yunani

charassein, yang berarti „membuat tajam‟ atau „membuat dalam‟.5

Secara konseptual, lazimnya, istilah karakter dipahami dalam dua

kubu pengertian. Pengertian pertama, bersifat deterministik. Disini

karakter dipahami sebagai sekumpulan kondisi rohaniah pada diri kita

yang sudah teranugerahi atau ada dari sononya (given). Dengan demikian,

ia merupakan kondisi yang kita terima begitu saja, tak bisa kita ubah. Ia

khusus yang dapat membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.

Pengertian kedua, bersifat non deterministik atau dinamis. Disini karakter

dipahami sebagai tingkat kekuatan atau ketangguhan seseorang dalam

upaya mengatasi kondisi rohaniah yang sudah given. Ia merupakan proses

yang dikehendaki oleh seseorang (willed) untuk menyempurnakan

kemanusiaannya. Bertolak dari tegangan (dialektika) dua pengertian itu,

muncullah pemahaman yng lebih realistis dan utuh mengenai karakter. Ia

dipahami sebagai rohaniah yang belum selesai. Ia bisa diubah dan

dikembangkan mutunya, tapi bisa pula ditelantarkan sehingga tak ada

peningkatan mutu atau bahkan makin terpuruk.6

4 Saptono, Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter (Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis),

(Salatiga: Erlangga, 2011), hlm. 18.

5Lorens Bagus, Kamus Filsafat ( Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 392.

6 Saptono, op.cit.

Page 3: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

29

Berdasarkan pemahaman itu, maka orang yang bersikap pasrah pada

kondisi-kondisi diri yang sudah ada, disebut berkarakter lemah. Di sisi

lain, mereka yang tak mau begitu saja menerima kondisi-kondisi diri yang

sudah ada, melainkan berusaha mengatasinya, disebut berkarakter kuat

atau tangguh. Mereka senantiasa berupaya menyempurnakan diri,

meskipun menghadapi tekanan dari luar dan godaan dari dalam.7

Dharma Kesuma mengatakan bahwa karakter adalah kata benda yang

memiliki arti: (1) Kualitas-kualitas pembeda; (2) Kualitas-kualitas positif;

(3) Reputasi; (4) Seseorang dalam buku atau film; (5) Orang yang luar

biasa; (6) Individu dalam kaitannya kepribadian, tingkah laku, atau

tampilan. Dari kajian umum ini merujuk pada hal sebagai berikut: pertama,

karakter di kenakan pada orang atau bukan orang, tapi dalam wacana

pendidikan karakter, hal ini berkenaan dengan orang, kedua, berkenaan

dengan kualitas (bukan kuantitas) dan reputasi orang, ketiga, berkenaan

dengan daya pembeda atau pembatas, membedakan atau membatasi yang

satu dari yang lainnya, membedakan orang atau masyarakat yang satu

dengan orang atau masyarakat yang lainnya, keempat, karakter dapat

merujuk pada kualitas negatif atau positif. Simpulannya, bahwa karakter

adalah sebuah kata yang merujuk pada kualitas orang dengan karakteristik

tertentu.8

7 Thomas Lichona, Educating For Character (New York: Bantam Books, 1991), hlm. 51.

8 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan Praktek di Sekolah (Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 23-24.

Page 4: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

30

Menurut Suyanto, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang

menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik

dalam lingkup kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.9

Karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai

dasar perilaku dan tata interaksi antar manusia. Secara universal berbagai

karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar:

1. Kemandirian

2. Disiplin

3. Kebersihan

4. Tanggung jawab

5. Hubungan sosial

6. Pelaksanaan ibadah

7. Percaya diri

8. Sopan santun

9. Punya daya saing.10

Dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter adalah akhlak atau budi

pekerti yang dapat membedakan seseorang satu dengan yang lainnya.

Dengan demikian karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi

seseorang, terbentuk baik dari hereditas maupun pengaruh lingkungan,

yang membedakan seseorang yang satu dengan yang lainnya, serta

9 Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013),

hlm. 3.

10

Muchlas Samani dan Haranto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Remaja

Rosdakarya: Bandung, 2011), hlm. 41.

Page 5: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

31

dapat diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Pengertian Disiplin.

Disiplin secara bahasa berarti ketaatan (kepatuhan) pada peraturan

(tata tertib dan sebagainya).11

Istilah disiplin dalam bahasa Indonesia

berasal dari bahasa Belanda yang kemudian dipengaruhi juga oleh bahasa

Inggris. Disiplin menurut pengertian kedua bahasa tersebut berasal dari

bahasa Latin “diciplina” yang berarti latihan dan pendidikan kesopanan

dan kerohanian serta pengembangan tabiat.12

Istilah disiplin mengandung banyak arti. Menurut Sukardi, disiplin

mempunyai dua arti yang berbeda, tetapi keduanya mempunyai hubungan.

Kedua arti tersebut yaitu: 13

a. Disiplin dapat diartikan suatu rentetan kegiatan atau latihan yang

berencana yang dianggap perlu untuk mencapai suatu tujuan.

b. Disiplin dapat diartikan sebagai hukuman terhadap tingkah laku yang

tidak diinginkan atau melanggar ketentuan-ketentuan peraturan atau

hukum yang berlaku.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, disiplin adalah suatu tata tertib

yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.14

11 W.J.S. Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1999),

hlm. 254.

12

Amirudin S, Disiplin Militer dan Pembinaannya (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983), hlm.

11.

13

Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah (Surabaya : Usaha Nasional,

1983), hlm. 102.

14

Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 12

Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 81.

Page 6: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

32

Sedangkan menurut Moh. Shochib, disiplin adalah kepatuhan menjalankan

peraturan dan hukuman karena kesadaran diri bukan takut pada sanksi.15

Jadi disiplin merupakan kepatuhan untuk menghormati dan menjalankan

suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan,

perintah atau peraturan yang berlaku.

Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Soegarda Purbakawatja

menjelaskan disiplin sebagai berikut:16

a. Disiplin adalah proses menyerahkan atau mengabdikan kehendak-

kehendak langsung, dorongan-dorongan, keinginan atau kepentingan-

kepentingan kepada suatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai

efek yang lebih besar.

b. Pengawasan langsung terhadap tingkah laku bawaan (pelajar-pelajar)

dengan menggunakan sistem hukuman atau hadiah.

c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib tertentu untuk mencapai

kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.

Menurut Al Ghozali, disiplin dapat diartikan sebagai kesediaan

untuk mematuhi peraturan yang baik, demikian itu bukan hanya patuh

karena adanya tekanan dari luar, melainkan kepatuhan didasari oleh

adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan itu.17

Selanjutnya Wustra Pariata memberikan pengertian bahwa

kedisiplinan merupakan suatu keadaan tertib yang adanya orang-orang

15 Moh. Shochib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin

Diri (Jakarta: Rineka Cipta, 1989), hlm. 3.

16

Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm.

81.

17

Zainudin dkk, Seluk Beluk Pendidikan Al Ghozali (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 83.

Page 7: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

33

dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan dengan senang

hati.18

Sedangkan HM. Hafi Anshori memberikan batasan kedisiplinan

sebagai suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsyafan untuk

mematuhi terhadap perintah-perintah dan larangan-larangan yang ada

terhadap suatu hal karena mengerti bentuk-bentuk tentang perintah dan

larangan-larangan tersebut.19

Dari definisi tersebut diatas dapat dipahami bahwa peserta didik

memerlukan kedisiplinan untuk patuh dan taat menjalankan ketertiban

yang berlaku, baik perintah atau larangan, baik di dalam sekolah reguler

maupun didalam boarding school dalam rangka membentuk suatu

kepribadian yang berkarakter.

Dengan demikian Karakter Disiplin merupakan sesuatu yang

membedakan seseorang yang satu dengan yang lainnya tentang kedisiplinan

untuk patuh dan taat menjalankan ketertiban yang berlaku, baik perintah

maupun larangan yang terbentuk pada diri masing-masing individu.

Upaya pembentukan karakter disiplin melalui pendidikan model

boarding school adalah menggunakan teori Pavlov. teori ini adalah teori

belajar behavioristik, menggunakan penelitian yang khas dimana beliau

telah mengadakan penelitian secara intensif mengenai kelenjar ludah.

18 Wustra Pariata dkk, Ensiklopedi Administrasi (Yogyakarta: CV. Jahi Mas Agung, 1985),

hlm. 171.

19

HM. Hafi Anshori, Pengantar Umum Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm.

66.

Page 8: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

34

Penelitian-penelitiannya menggunakan anjing sebagai subyek cukup

terkenal dimana-mana.20

Di dalam buku “Teori Belajar dan Pembelajaran” karangan Eveline

Siregar menyatakan bahwa Mula-mula teori conditioning ini dikembangkan

oleh Pavlov dengan melakukan percobaan terhadap anjing. Pada saat seekor

anjing diberi makanan dan lampu, keluarlah respons anjing itu berupa

keluarnya air liur. Demikian juga jika dalam pemberian makanan tersebut

disertai dengan bel, air liur anjing juga keluar. Setelah berkali-kali

dilakukan perlakuan serupa, maka pada saat hanya bel atau lampu yang

diberikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur. Teori conditioning ini

lebih lanjut dikembangkan oleh Watson. Setelah mengadakan serangkaian

eksperimen, ia menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dapat

dilakukan melalui latihan/ membiasakan mereaksi terhadap stimulus-

stimulus yang diterima.21

Pembentukan pendidikan karakter juga terdapat kesesuaian dengan teori

Konvergensi dimana pembinaan atau pembentukan karakter itu tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor bawaan sejak lahir akan tetapi juga dipengaruhi

dengan lingkungan. Siswa yang berada di boarding School akan

mendapatkan pembiasaan-pembiasaan yang ada di dalam asrama. Jadi

kesesuaian dengan penelitian ini adalah apabila pembentukan karakter itu

dilakukan pembiasaan-pembiasaan maka hasilnya akan lebih baik dibanding

20Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm.

280-281.

21

Eveline Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Galia

Indonesia, 2011), hlm. 25-27.

Page 9: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

35

dengan peserta didik yang tidak berada di sekolah yang melalui pendidikan

model boarding school. Dengan demikian adanya boarding school di MAS

Simbang Kulon Pekalongan berjalan dengan baik yang didalamnya banyak

dilakukan pembiasaan-pembiasaan dalam upaya pembentukan karakter

disiplin. Dimana di lingkungan sekolah atau di lingkungan asrama santri

akan lebih dapat merealisasikan pembiasaan-pembiasaan baik sesuai untuk

pembentukan karakter mereka dengan baik dan sesuai yang diinginkan

keluarga juga sekolah maupun lingkungan masyarakat.

3. Dasar dan Tujuan Disiplin.

a. Dasar Disiplin

Disiplin merupakan sikap positif yang tidak terjadi dengan

sendirinya, melainkan sikap yang harus ditumbuhkan, dikembangkan dan

diterapkan dalam semua aspek sejak dini pada diri anak. Disiplin itu

sangat perlu untuk perkembangan anak, karena dengan disiplin tersebut

akan menumbuhkan ketertiban dan keteraturan.

Dalam dunia pendidikan sikap disiplin sangat penting bagi setiap

siswa. Dengan berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki

kecakapan mengenai belajar yang benar, membentuk watak yang baik

serta meningkatkan efisiensi belajar. Bentuk dari disiplin siswa yang

dapat dirasakan akibat dari cara pendidikan yang tepat oleh orang tua

adalah terbentuknya sikap rajin belajar dalam diri siswa tersebut.

Page 10: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

36

Pada hakikatnya sikap disiplin merupakan sikap yang

diperintahkan oleh Allah SWT. Manusia dijadikan oleh Allah SWT

bukan untuk bersenang-senang, tetapi untuk berusaha dan berjihad di

jalan Allah SWT sampai akhir hayatnya.22

Dalam hal yang menyangkut

masalah ibadah, sikap disiplin akan melatih manusia untuk dapat

mengendalikan diri dengan baik. Sebagai dasar yang mudah dipahami

tentang pentingnya sikap disiplin terdapat dalam QS. An Nisa‟ ayat 103.

Yang artinya: “ Maka apabila kamu telah menyelesaikan

shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu

berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah

shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu

yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. “23

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa mengerjakan sholat

pada waktunya merupakan perbuatan yang dianjurkan oleh agama dan

22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 638-639.

23 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur ‘an dan Terjemahnya (Jakarta: Litbang

Depag RI, 1999), hlm. 138.

Page 11: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

37

amal yang diutamakan. Dengan demikian ayat tersebut tersirat anjuran

agar manusia dapat berdisiplin dalam mengerjakan suatu pekerjaan,

karena berdisiplin merupakan perbuatan yang disenangi oleh Allah SWT.

b. Tujuan Disiplin

Tujuan adalah sesuatu yang ingin diwujudkan atau sesuatu yang

ingin dicapai. Secara umum tujuan disiplin adalah menolong anak belajar

hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai pertumbuhan serta

perkembangan mereka yang optimal. Untuk dapat menentukan tujuan

pembentukan kedisiplinan dalam belajar, maka harus mengetahui kriteria

yang harus dipenuhi dalam menanamkan kedisiplinan, yaitu:24

a) Membuat perubahan dan pertumbuhan anak

b) Memelihara harga diri anak

c) Menjaga hubungan erat antara orang tua dan anak.

Dalam buku Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa

karangan Tulus Tu‟u mengatakan “disiplin berperan penting dalam

membentuk individu yang berciri keunggulan”. Disiplin sangat penting dan

dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan

sikap, perilaku ,dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar

seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.

24 Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak (Semarang: Dahar Prize, 1991), hlm. 12.

Page 12: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

38

Adapun fungsi disiplin menurut Tulus Tu‟u yaitu sebagai berikut:

a. Menata Kehidupan Bersama

Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam

kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan

antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

Kehidupan bersama akan lebih terarah dengan adanya disiplin.

b. Membangun Kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap

kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh

kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang,

tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

c. Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak

terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui

satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk

membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.

d. Pemaksaan

Dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran

diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat.

Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri,

Page 13: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

39

bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat

pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.25

e. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-ha1 positif yang harus

dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang

melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi / hukuman sangat

penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk

menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman /sanksi, dorongan

ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup

mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan

kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Ha1 itu dicapai dengan

merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi

para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu.

Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen.

Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang

aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah

lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Dengan adanya disiplin maka

proses belajar mengajar akan lebih terarah dan dapat mencapai tujuan

pendidikan secara maksimal.26

25 Tulus Tu‟u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa (Jakarta: Grasindo, 2004),

hlm 37.

26 Ibid. hlm 38.

Page 14: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

40

Menurut Singgih D Gunarsa, disiplin perlu dalam mendidik anak

supaya anak dengan mudah:27

a) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai

hak milik orang lain

b) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan

secara langsung mengerti larangan-larangan

c) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk

d) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa

terancam oleh hukuman

e) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

Tujuan disiplin menurut Charles Schaefer dibagi menjadi dua,

yaitu: 28

a) Tujuan jangka pendek, yaitu membuat anak-anak terlatih dan

terkontrol dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku

yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka.

b) Tujuan jangka panjang, yaitu untuk perkembangan pengendalian diri

dan pengarahan diri (self control and self direction) yang dalam hal

apa anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh

pengendalian dari luar.

27 Singgih D Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga (Jakarta : PT. BPK. Gunung Mulia, 1987),

hlm. 163. 28

Charles Schaefer, Op. Cit, hlm. 9.

Page 15: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

41

Selanjutnya Elizabeth B. Hurlock menyebutkan bahwa seluruh

tujuan disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa sehingga ia

akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya

tempat individu itu diidentifikasikan.29

Pembentukan disiplin merupakan tindak lanjutan perhatian kasih

sayang orang tua kepada anak-anaknya yang diungkapkan secara murni

dengan memenuhi segala kebutuhan anak sewaktu masih bergantung

pada orang tua. Hal ini merupakan suatu cara untuk meningkatkan

perkembangan jiwa anak dalam menghargai dirinya dan mengajarkan

cara-cara bertindak dalam kebiasaan yang diterima oleh masyarakat.

Sebagaimana yang diungkapkan Kartini Kartono bahwa “menanamkan

disiplin pada anak bertujuan untuk menolong anak memperoleh

keseimbangan antara kebutuhan berdikari dan penghargaan terhadap hak-

hak orang lain.30

4. Indikator dan Bentuk Disiplin.

a. Indikator Disiplin

Disiplin merupakan suatu proses belajar mengembangkan

kebiasaan-kebiasaan, penugasan diri dan mengakui tanggung jawab

pribadinya terhadap masyarakat. Maka kedisiplinan peserta didik dalam

mengikuti suatu kegiatan akan menimbulkan sikap tanggung jawab atau

29 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, terj. Meitsari Tjandrasa (Jakarta : Erlangga,

2000), hlm. 82.

30

Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak (Jakarta: Rajawali Press, 1992), hlm.

205.

Page 16: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

42

disiplin dalam menghadapi pelajaran atau dalam pelajarannya. Dengan

demikian indikator disiplin dapat dilihat dalam proses dan hasil belajar.

Dalam proses belajar indikator disiplin dapat dilihat dari:

1) ketaatan pada tata tertib,

2) ketepatan hadir,

3) mengikuti proses belajar mengajar,

4) kerapihan dalam berpakaian,

5) mengerjakan tugas dan aktif dalam kegiatan sekolah,

6) berperilaku sesuai norma,

7) kesesuaian jadwal pulang sekolah,

8) tidak melanggar peraturan sekolah 31

Menurut Cece Wijaya, yang termasuk indikator disiplin antara

lain:

1) Melaksanakan tata tertib yang baik, baik guru maupun siswa

karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan oleh

siapapun demi kelancaran proses pendidikan

2) Tata terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku

3) Menguasai diri dan instropeksi, yaitu guru maupun siswa

memiliki rasa tanggung jawab (sense of responsibility) yang

tinggi terhadap keberlangsungan belajar mengajar dan

mempertahankan indikator kedisiplinan melalui upaya seperti

31 Omar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), hlm. 92.

Page 17: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

43

melakukan evaluasi secara rutin terhadap kegiatan belajar

mengajar. 32

b. Bentuk Disiplin

Menurut Aan Sulono bentuk-bentuk kedisiplinan adalah: 33

1) Hadir di ruangan pada waktunya

Kedisiplinan ini akan memacu kesuksesan dalam belajar.

Peserta didik yang terlambat datang atau tidak masuk sekolah

tanpa ada alasan yang bisa di terima, maka harus dihukum sesuai

dengan aturan yang berlaku.

2) Taat pergaulan di sekolah

Sikap ini bisa diwujudkan dengan tindakan-tindakan

menghormati semua orang yang tergabung dalam sekolah,

menghormati pendapat, menjaga diri dari perbuatan dan sikap

yang bertentangan dengan agama serta harus selalu bersikap

terpuji.

3) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler merupakan serentetan program

sekolah yang menuntut peserta didik untuk berdisiplin atau aktif

mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi yang mereka

miliki baik yang bersifat fisik, mental, emosional maupun

intelektual yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan

membina nilai dan sikap siswa.

32 Cece Wijaya, Tabrani Rusyam, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 18-20.

33 Aan Sulono, Pendidikan Moral Pancasila (Jakarta: Intan Pariwara, 1988), hlm. 102

Page 18: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

44

4) Belajar dirumah

Dengan kedisiplinan belajar di rumah, peserta didik akan

menjadi lebih ingat terhadap pelajaran yang telah dipelajari dan

lebih siap untuk menghadapi pelajaran yang akan diberikan oleh

gurunya sehingga peseta didik akan lebih paham terhadap suatu

pelajaran.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan.

Permasalahan disiplin siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya

kinerja akademik atau hasil belajarnya. Permasalahan-permasalahan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya berasal dari faktor intern

yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern yang berasal dari luar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin adalah sebagai berikut:34

a) Kesadaran diri, berfungsi sebagai pemahaman diri bahwa disiplin

dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain

kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terbentuknya disiplin.

b) Pengikut dan ketaatan, sebagai langkah penerapan dan praktik atas

peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai

kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan

dan kemauan diri yang kuat.

c) Alat pendidikan, untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan

diajarkan.

34 Tulus Tu‟u, Op. Cit, hlm 48-49.

Page 19: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

45

d) Hukuman, sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan

yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan

harapan.

Hal senada dalam buku Suradi menerangkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut:35

a. Teladan

Teladan yang ditunjukkan guru-guru, kepala sekolah maupun

atasan sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa. Dalam disiplin

belajar, siswa akan lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai

teladan daripada dengan apa yang mereka dengar.

a. Lingkungan berdisiplin

Seseorang yang berada di lingkungan berdisiplin tinggi akan

membuatnya mempunyai disiplin tinggi pula. Salah satu ciri manusia

adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan

potensi adaptasi ini, ia dapat mempertahankan hidupnya.

b. Latihan berdisiplin

Disiplin seseorang dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan

kebiasaan. Artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan

membiasakannya dalam praktik kehidupan sehari-hari akan membentuk

disiplin dalam diri siswa.

35 Ibid., hlm.49-50.

Page 20: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

46

Selanjutnya Emile Durkheim mengemukakan faktor yang

mempengaruhi disiplin adalah: 36

1. Kebiasaan

2. Kekuasaan orang tua

3. Kecenderungan tidak ingin berlebih-lebihan

4. Kemampuan mengendalikan keinginan-keinginan

5. Pemahaman atas batas-batas normal.

Sependapat dengan hal di atas, Hasan Basri membagi faktor yang

mempengaruhi disiplin dalam kehidupan seseorang menjadi dua, yaitu: 37

a. Faktor internal, yang meliputi:

1) Taraf kesadaran diri

2) Motivasi intrinsik

3) Perasaan bertanggungjawab

4) Perasaan malu

5) Nilai tertentu yang ingin dimasyarakatkan seseorang, seperti nilai

disiplin dalam mematuhi sebuah tata tertib sekolah.

b. Faktor eksternal, yang meliputi:

1) Presentasi yang ketat

2) Hukuman yang adil

3) Motivasi luar

4) Upah atau penggajian yang cukup

36 Emile Durkaeim, Pendidikan Moral (Moral Education) (Jakarta: Erlangga, 1995), hlm.

99- 100

37

Hasan Basri, Remaja Berkualitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 74

Page 21: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

47

5) Lingkungan tempat kerja yang menyenangkan

6) Teman yang persuasif.

B. Pendidikan Model Boarding School.

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses pemartabatan manusia menuju puncak

optimalisasi potensi kognitif, afekteif, dan psikomotorik yang dimilikinya.

Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu manusia

terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan. Pendidikan adalah

metaforfosis perilaku menuju kedewasaan sejati.38

Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada

term al-tarbiyah. Al-tarbiyah berasal dari kata rabb, yang artinya tumbuh,

berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau

eksistensinya. Dalam pengertian yang luas pengertian pendidikan dalam

term al-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu: Pertama,

memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh).

Kedua, mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. Ketiga,

mengarahkan seluruh fitrah kearah kesempurnaan. Keempat, melaksanakan

pendidikan secara bertahap.39

Pengertian pendidikan juga dikemukakan oleh beberapa ahli di

antaranya: 1) Menurut Ngalim Purwanto: pendidikan ialah pimpinan yang

diberika dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam

38Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 2-3. 39

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 25-26.

Page 22: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

48

pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan

bagi masyarakat.40

2) Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip

oleh Hasbullah, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang

ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya.41

3) Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan mengandung

pengertian sebagai bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama. 42

Dalam referensi lain mengatakan bahwa pengertian yang sederhana

dan umum makna pendidikan merupakan usaha manusia untuk

menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik

jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat

dan kebudayaan.43

Sedangkan dalam UU no. 20 th 2003 dijelaskan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.44

40

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja

Rosdakarya 1995), hlm. 10. 41

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 4. 42

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat (Bandung: Ar-Ruzz Media, 1989), hlm. 20. 43

Fuad Insan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 1-2. 44

Hasbullah, Op.Cit, hlm. 4.

Page 23: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

49

Dari berbagai pengertian pendidikan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembinaan ataupun bimbingan,

untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani peserta didik agar dapat

menghasilkan suatu perubahan yang semakin baik, sehingga peserta didik

memiliki kemampuan menghadapi masa depan mereka.

2. Pengertian Model Boarding School.

Malik Fajar menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya pesantren

dibedakan menjadi lima jenis, yaitu: (a) Jenis A, yaitu pesantren yang paling

sederhana; (b) Jenis B, terdapat komponen-komponen pondok pesantren

yang klasik; (c) Jenis C, yaitu bentuk klasik yang diperluas dengan suatu

madrasah; (d) Jenis D, yaitu bentuk klasik yang diperluas dengan suatu

madrasah ditambah dengan progam ketrampilan; (e) Jenis E, pesantren

modern yaitu di samping sektor pendidikan keislaman klasik juga mencakup

semua tingkat sekolah formal dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.45

Berdasarkan pengertian boarding school diatas, maka boarding school

dapat dikatakan sebagai tempat tinggal peserta didik (asrama) yang

terintegrasi dan menjadi bagian dari lembaga pendidikan formal yang

memberikan materi-materi tambahan dan kegiatan-kegiatan lain untuk dapat

membantu membentuk peserta didik yang berkarakter.

45

Malik Fajar, Visi Pembaharuan Pendidikan Islam (Jakarta: Alfa Grafikatama, 1998), hlm.

17.

Page 24: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

50

3. Tujuan Boarding School.

Tujuan dari boarding school mengacu pada visi misi yang

diharapkan dari madrasah yang bersangkutan, karena boarding school dan

madrasah merupakan dua hal yang berintegrasi dan melengkapi dalam

menciptakan dan membentuk output peserta didik yang berkualitas.

Sistem boarding school ini diharapkan dapat menunjang terhadap

standarisasi madrasah unggulan yang mempunyai indikator sebagai

berikut: (a) SDM berkualitas yang berkomitmen pada tugas dan

tanggungjawab; (b) organisasi dan kepemimpinan yang efektif; (c) dana

yang memadai; (d) sinergitas antara lembaga pemerintah dan non

pemerintah: dan (e) fasilitas dan lingkungan pembelajaran yang

kondusif.46

4. Kurikulum Boarding School.

Kurikulum boarding school dalam menanamkan nilai-nilai karakter

yang diterapkan di setiap lembaga pendidikan berbeda antara satu dengan

lainnya berdasarkan visi misi dari lembaga tersebut. Untuk itu setiap

boarding school mempunyai kemandirian dalam menyusun,

mengembangkan, dan memberikan materi-materi kepada peserta didik yang

disesuaikan dengan kondisi dan tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan pusat kurikulum badan penelitian dan pengembangan

Kementrian Pendidikan Nasional dalam publikasinya berjudul pedoman

pelaksanaan pendidikan karakter, menyatakan bahwa pendidikan karakter

46

Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri, Madrasah Unggulan; Lembaga Pendidikan

Alternatif di Era Kompetitif (Malang: UIN Press, 2010), hlm. 73-74.

Page 25: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

51

bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, bertoleran, bergotong royong. Berjiwa politik, berkembang

dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan daan teknologi yang semuanya

dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

pancasila. Sedangkan fungsi dari pendidikan karakter yaitu: (1)

mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik dan

berperilaku baik, (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang

multikultur, (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam

pergaulan dunia.47

5. Karakteristik Boarding School.

Secara embrional, boarding school telah mengembangkan aspek-

aspek tertentu dari nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Sejak awal

berdirinya lembaga ini sangat menekankan kepada moralitas dan

menjunjung tinggi nilai-nilai kemandirian, kesederhanaan, dan

sejenisnya.48

Karakteristik sistem pendidikan Boarding School, diantaranya

adalah:49

a. Dari segi sosial, sistem boarding school mengisolasi anak didik

dari lingkungan sosial yang heterogen yang cenderung buruk. Di

lingkungan sekolah dan asrama dikonstruksi suatu lingkungan sosial

yang relatif homogen yakni teman sebaya dan para guru pembimbing.

47

Muchlas Samani dan Hariyanto, Op.Cit, hlm. 52.

48 Abd A‟la, Pembaruan Pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006), hlm. 49.

49 Ibid, hlm. 50.

Page 26: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

52

Homogen dalam tujuan yakni menuntut ilmu sebagai sarana mengejar

cita-cita.

b. Dari segi ekonomi, boarding school memberikan layanan yang

paripurna sehingga menuntut biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu

anak didik akan benar-benar terlayani dengan baik melalui berbagai

layanan dan fasilitas.

c. Dari segi semangat religiusitas, boarding school menjanjikan

pendidikan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani,

intelektual dan spiritual. Diharapkan akan lahir peserta didik yang

tangguh secara keduniaan dengan ilmu dan teknologi, serta siap secara

iman dan amal saleh.

Menurut Muhammad Nur Khamid, klarifikasi atau jenis-jenis

boarding school dibagi menjadi tiga, yaitu: sistem bermukim siswa, jenis

siswa, dan sistem sekolah.

Tabel. 01

Klasifikasi Boarding School50

a. Menurut sistem bermukim siswa

No. Tipe Boarding

School Keterangan

1 All Boarding School Seluruh siswa tinggal di

asrama/sekolah.

2 Boarding day school Sebagian siswanya tinggal di asrama

dan sebagian lagi tinggal di sekitar

50

Muhammad Nur Khamid, Jenis-jenis Boarding School. www.elib.unikom.ac.id. (12Juli

2012). Diakses 6 Maret 2015.

Page 27: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

53

asrama.

3 Day boarding

Mayoritas tidak tinggal di asrama

meskipun sebagian ada yang tinggal di

asrama.

b. Menurut Jenis Siswa

No. Tipe Boarding School Keterangan

1 Junior boarding school

Sekolah yang menerima murid dari

tingkat SD sampai dengan SMP,

namun umumnya tingkat SMP saja.

2 Co-educational school Sekolah yang menerima siswa laki-

laki dan perempuan.

3 Boys school Sekolah yang menerima siswa laki-

laki saja.

4 Girls school Sekolah yang menerima siswa

perempuan saja.

5 Pre- professional arts

school

Sekolah khusus untuk seniman.

6 Special-Need Boarding

School

Sekolah untuk anak-anak yang

bermasalah dengan sekolah biasa.

c. Menurut sistem sekolah

No. Tipe Boarding School Keterangan

1 Military school

Sekolah yang mengikuti aturan militer

dan biasanya menggunakan seragam

khusus.

2 5 day boarding school

Sekolah dimana siswa dapat memilih

untuk tinggal diasrama atau pulang di

akhir pekan.

Page 28: BAB II KARAKTER DISIPLIN DAN BOARDING SCHOOLrepository.iainpekalongan.ac.id/1218/9/13. BAB II.pdf · c. Dalam sekolah, suatu tingkat tata tertib ... keluarga juga sekolah maupun lingkungan

54