bab ii kajian teori dan hipotesis 2.1. 2.1.1. media...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Media Pembelajaran
Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti
“tengah perantara atau pengantar”. Media Adalah perantara atau pengantar pesan dari penerima
pesan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengantar imformasi atau sumber dan penerima. Jadi, televise,
film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan bahan-bahan cetakan, dan
sejenisnya media komunikasi. Apabila media ini membawa pesan-pesan atau imformasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud- maksud pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam letuheru memberi batasan
media sebagai semua bentukperantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide,gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
(Arsyad, 2011: 3)
Menurut asnawir, media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang fikiran, perasaan dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong kemampuan
proses belajar pada dirinya. (Asnawir, 2002:11)
Adapun menurut Association Of Education And Communication Tecnology (AECT)
memberikan batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
pesan atau imformasi.
Perkembagan selanjutnya Martin Briggs memberikan batasan mengenai media
pembelajaran yaitu mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi
dengan siswa. (Muhaimin, 2004:91)
Menurut Yudhi Munandi (2008: 7) mengemukakan bahwa media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, Arsyad (2011:6-7) cirri-ciri
umum yang terkandung pada setiap batasan itu.
1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa di kenal sebagai hardware
(perangkat keras yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca
indera.
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal softwere ( perangkat lunak)
yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang
ingin disampaikan oleh siswa.
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas.
5. Media pendidikan di gunakan dalam komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.
6. Media pendidikan dapat di gunakan secara missal (misalnya: radio , televisi),kelompok
besar dan kelompok kecil (misallnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya
Modul, computer, radio, tape/kaset, video recorder).
7. Sikap, perbuatan,organisasi, strategi, dan , manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu.
2.1.2. Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Kempt dan Dayton (dalam Arsyad, 2006:19) mengemukakan manfaat dan
fungsi media pembelajaran, yaitu sebgai berikut:
Fungsi dari media pembelajaran untuk tujuan intruksi dimana imformasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak maupun mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Selain itu fungsi media
pembelajaran juga sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut mempengaruhi situasi tau
kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah di
ciptakan dan diresmikan oleh guru.
Manfaat dari media pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pembelajaran lebih bisa menarik, media dapat asosiasikan sebagai penarik
perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan
keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus
yang dapat menimbulkan keinginan menyebabkan siswa tertawa dan berfikir,
yang kesemuanya menunjukan bahwa media memiliki aspek motifasi dan
meningkatkan minat.
Lama waktu pembelajaran dapat di singkat karena kebanyakan media hanya
memerlukan waktu singkat untuk mengetarakan pesan-pesan atau isi
pembelajaran dalam jumlah yang cukup banyak kemungkinannya dapat diserap
oleh siswa.
Kualitas elajar di tingkatkan bila mana integrasi kata atau gambar sebagai media
pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan demgan
cara terorganisasi dengan baik Spesifik dan jelas.
2.1.3. Audio Visual
Menurut perjalanan sejarah, dunia pendidikan telah mengalami empat tahap perubahan
ditinjau dari cara penyajian materi pelajarannya. Perkembangan pendidikan yang pertama adalah
tatkala dalam masyarakat tumbuh suatu profesi baru yang disebut “ guru “ yang diberi tanggung
jawab untuk melaksanakan pendidikan mewakili orang tua. Dengan demikian, maka terjadi
pergesaran peranan pendidikan, yang biasa diselenggarakan dirumah berubah menuju
kependidikan sekolah secara formal. Perkembagan kedua dimulai dengan di perguanakannya
bahasa tulisan disamping bahasa lisan dalam menyajikan ajaran. Perkembangan pendidikan yang
ketiga terjadi dengan ditemukannya teknik pencetakan yang memungkinkan diperbanyaknya
bahan-bahan bacaan dalam bentuk buku-buku teks sebagai materi pelajaran tercetak.
Perkembangan pendidikan yang keempat terjadi dengan mulai masuknya teknologi-teknologi
yang canggih berdasarkan kemajuan zaman peradaban manusia, berikut produknya yang
menghasilkan alat-alat mekanis, optimis, maupun elektronis. (Sudjana, 2003: 41)
Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film,
slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik,sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan
memproduksinya , salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual
penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, dalam rancangan,
penelitian.
Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang dapat menarik perhatian
semua siswa. Hal ini diikuti dengan salinan logis keseluruhan program yang dapat membangun
rasa yang berkelanjutan sambung menyambung dan kemudian menuntut kepada kesimpulan atau
rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau
permasalahan yang memerlukan pemecahan.
Media hasil teknologi audio-visual. Teknologi audio-visual cara menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-
visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti mesin
proyektor film, tape rekorder,proyektor visual yang lebar.
Karakteristik
a. Bersifat linear.
b. Menyajikan visual yang dinamis.
c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang.
d. Meruapakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif
f. Berorientasi pada guru
Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah system pendidikan yang
konfesional dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru
dan staf lembaga pendidikan. Dalam system ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya
kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam bentuk silabus. Biasanya
pembelajaran berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu.(Admin, 2008: 1)
Media audio visual (admin, 2011) merupakan media perantara atau penggunaan materi
dan penyerapan melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan, atau sikap.
Menurut Yudhi Munandi (2008: 56) mengemukakan bahwa media audio visual adalah
media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses.
Pendapat lain di kemukakan oleh wina sanjaya (2008: 172) bahwa media audiovisual adalah
jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang biasa
dilihat.
Pendapat lain juga di kemukakan Azhar Arsydah (2011: 30) yaitu pembelajaran melalui
audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau symbol-simbol
yang serupa.
2.1.4. Manfaat Alat Bantu Audiovisual
Suprijanto (2007) dalam ( pendidikan orang dewasa) mengatakan ada beberapa manfaat
alat bantu audiovisual dalam pengajaran antara lain:
1. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
2. Mendorong minat
3. Meningkatkan pengertiaan yang lebih baik
4. Meningkatkan sumber belajar yang lain
5. Menambah verisai metode belajar
6. Menghemat waktu
7. Meningkatkan keingintahuan intelektial
8. Cenderung mengulangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu
9. Membantu ingatan terhadap pelajaran lebih lama
10. Dapat memberikan konse baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa
Dalam (media pembelajaran ) mengatakan bahwa manfaat audio-visual dapat
memberikan banyak manfaat, yaitu:
1. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
2. Membawa kesegaran dan varisi bagi pengalaman belajar siswa.
3. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menentukan
seberapa banyak yang mereka telah pelajari.
4. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan
imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatkan hasil belajar.
5. Menunjukan hubungan antara mata pelajaran kebutuhan dan minat siswa dengan
meningkatkan motivasi belajar.
2.1.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio visual
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran
antara lain “ Tujuan pengajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan
perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya “(Basyirudin, 2002: 15). Oleh sebab
itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang
mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional
yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari
dua atau tiga ranah kognitif, efektif dan fsikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam
bentuk tugas yang harus dekerjakan atau dipertunjukan oleh siswa seperti menghapal,
melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti
sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau
hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran
tingkat yang lebih tinggi.
2. Tempat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip generalisasi
agar dapat membantu proses pengajaran secara efektif, media harus selaras dan
menunjang tujuan pengajaran yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas
pengajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai
atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil
pengajaran siswa.
4. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media
yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5. Pengelompokan sassaran, media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat
untuk kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan imformasi pesan
yang ditenjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa
latar belakang (Arsyad, 2002: 72)
Dengan adanya gambaran di atas, krikteria pemilihan media audio visual memiliki
krikteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekkan oleh pemakai media,
kriteria tersebut antara lain:
1. Ketersedian sumber setempat.Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat
pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran
3. Harus luwes, keperaktisan, dan ketahanlamaan media yang bersangkutan untuk waktu
yang lama,artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya
dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman,2002: 1984)
Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut diatas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan
media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan media audio
visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu
memberikan motivasi dan minat siswa untuk berprestasi dan termotivasi lebih giat belajar.
System pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan
dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki
kemampuan dan kecakapan yang memadai,kinerja,dam sikap baru serta memiliki peralatan yang
lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.(Admin)
2.1.6. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan sarana yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Sudjana (2004: 22) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Selanjutnya
Dimyati dan Mudjino (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tidak mengajar.
Berdasarkan taksonomi Bloom (dalam Sudjana, 2004: 22-23) membagi hasil belajar
kedalam tiga arah ranah yang perlu dikuasai (dipelajari),yakni kognitif,efektif, dan psikomotor.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam tingkatan yaitu
pengetahuan (mengingat, menghafal) pemahaman (menginterpresentasikan), aplikasi
(menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah), analisis (menjabarkan suatu konsep),
sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh), Evaluasi
(membandingkan nialai-nilai,ide,metode dan sebagainya). Ranah selanjutya adalah ranah
efektifyang bekaitan dengan sikap. Afektif terdiri dari yaitu pengenalan (ingin menerima, sadar
akan adanya sesuatu),merespon (Aktif berpartisipasi), penghargaan (menerima nilai-nilai, setia
kepada nilai-nilai tertentu), pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang
dipercaya), pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). Sedangkan
ranah terakhir adalah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak yang terdiri dari lima tingkatan: peniru (meniru gerak), penggunaan (Zenggunakan
konsep untuk melakukan gerak), perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan
benar), naturalisasi ( melakukan gerak secara wajar ).
Berdasarkan uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
untuk dimiliki siswa yang diperoleh setelah ia menerima suatu pengetahuan melalui proses
belajar mengajar dan mengakibatkan perubahan pada diri siswa tersebut baik dalam ranah
kognitif, efektif maupun psikomotor.
2.1.7. Senam Aerobik
Senam menurut Imam Hidayat(dalam Winarni, 2010) adalah suatu latihan tubuh yang
dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan
menanamkan nilai-nilai mental spiritual.
Sementara itu, Peter H. Werner (dalam Winarni, 2010) mengemukakan bahwa senam
sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya
tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh,Rosdiani (2012)
mengemukakan kebugaran aerobic didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghirup,
menyalurkan dan memanfaatkan oksigen, adalah ukuran intensitas latihanUntuk dapat
melakukan perlu adanya pemahaman awal yang diberikan oleh guru tentang senam aerobik itu.
Para pakar senam sepakat bahwa karakteristik atau ciri yang harus ada pada suatu
gerakan sehingga gerakan itu dapat disebut sebagai senam adalah :
1) Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja,
2) gerakan-gerakannya selalu harus berguna untuk mencapai tujuan tertentu (misalnya :
membentuk sikap tubuh, memperbaiki gerak, meningkatkan taraf kesegaran, sebagai
sarana rehabilitasi),
3) gerakan-gerakannta harus tersusun dan sistematik,
4) dilakukan secara teratur dan berulang-ulang.
Salah satu jenis senam yaitu senam aerobic. Aerobik berasal dari kata aero yang berarti
oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan
aerobik adalah latihan yang menggunakan system kerja dengan menggunakan oksigen sebagai
kerja. Olahraga yang berlangsung secara kontinyu lebih dari empat menit dengan intensitas
rendah termasuk golongan aerobik. Jadi olahraga yang bersifat aerobik bukan hanya senam
aerobik, tetapi masih banyak jenis olahraga lainnya misalnya, bersepeda, berenang, jalan cepat,
lari lintas alam, lari marathon, menurut Marta Dinata (2007) senam aerobik adalah serangkaian
gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama music yang dipilih sehingga
melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Senam aerobik adalah suatu
sistematika gabungan antara rangkaian gerak dan music yang sengaja dibuat sehingga muncul
keselarasan antara gerakan dan musik tersebut untuk mencapai tujuan tertentu ( Admin, 2011 ).
Senam aerobik adalah aktivitas ( gerak ) yang dilakukan oleh perorangan maupun
kelompok orang secara berirama, menggunakan otot-otot besar, serta penggunaan system energy
dan oksigen, yang bertujuan untuk meningkatkan dan pemeliharaan kebugaran tubuh serta tujuan
lain yang relevan, dan penggalian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. ( Admin,2011 ).
Latihan senam aerobik merupakan latihan yang menggerakkan seluruh otot, terutama otot
besar dengan gerakan yang terus menerus, berirama, maju dan berkelanjutan. Sasaran utamanya
adalah daya tahan jantung dan paru-paru, melakukan pemeriksaan sebelum latihan: jalan cepat 5
menit istirahat 10 menit hitung denyut nadi 1 menit, jika lebih dari 100/menit dan kesulitan
bernapas perlu hati-hati, jika kurang bisa dilanjutkan latihan aerobik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam senam aerobic adalah derajat kebugaran jasmani,
umur, jenis kelamin, status kesehatan, minat berlatih seseorang, waktu dan fasilitas yang
tersedia, pemahaman akan maat dan irama dlm musik, struktur konstruksi dan sistem tubuh
manusia.
Hal yang diperhatikan saat latihan senam aerobic yaitu tidak berhenti saat latihan
(mengganggu Kreb’s Cycle, mengubah set point effect), memakai sepatu khusus: bantalan lunak
dibagian bola kaki dan dengan penguat di bagian samping tumit.
Teknik dasar dalam senam aerobik dikenal sebagai basic aerobik dances movement
patterns atau pola-pola gerak tarian aerobik dasar yang meliputi pelurusan persediaan tubuh
(boddy alligment), langkah dasar ( basic steps), gerak dan ayunan lengan (armmovements), serta
musikalitas (musicality).
1. Penelusuran persediaan tubuh ( boddy alligment ); kemampuan menjaga bentuk dan
posisi tubuh dan anggotanya secara benar, yaitu pada satu garis lurus ( tulang belakang
tubuh) pada saat bergerak dipermukaan lantai, meloncat keudara atau lepas dari lantai
dan kembali mendarat, maupun ketika bergerak dilantai. Gerakan tersebut bisa saja
berupa gerak langkah dasar dengan ayunan lengan, maupun gerakan lainnya.
2. Langkah dasar ( basic steps ) terdapat tujuh langkah dasar dalam langkah aerobik,
sehingga langkah ini disebut sebagai basic steps. Pengembangan dari tujuh langkah dasar
ini bisa saja dilakukan, sehingga dapat memperbanyak variasi gerak menjadi lebih luas
seluas gerak dalam hidup sehari-hari. Tujuh basic steps dalam senam aerobik terdiri dari :
march, jogging, skip, knee lift,kick, jumping jack, dan lunge, adapun pengembangannya
terdiri dari songle step, double step, grapefine, hoel touch, tap side, easy walk/v step, box
step, skuat, legcurl, plic twist, on the spot, slide, mambo chacha.
3. Gerak dan ayunan lengan ( arm movements), terdiri dari arm curl, butterfly, chest press,
arm extension, arm pumping, full up/down, rowing, punching, dan lain-lain. Melakukan
gerak dan ayunan pada senam aerobik sebenarnya identik dengan melakukan berbagai
gerakan yang dapat dilakukan oleh lengan dan tangan dalam aktivitas sehari-hari.
Pembeda dari teknik gerak tersebut adalah bahwa gerak pada senam aerobik dilakukan
dengan memaksimalkan fungsi gerak dan tangan untuk mencapai tujuan-tujuan
peningkatan dan pengembangan kebugaran.
4. Musikalitas ( musicality) kemampuan seorang untuk bergerak ritmis sesuai dengan irama
yang digunakan sebagai pengiring. Pergerakan sesuai dengan aksen musik, tepat dengan
ketukan pada musik, sesuai dengan tema musik yang digunakan, serta kemampuan
menjiwai ide pada musik tersebut. Musikalitas pelaku pada senam aerobik dilakukan
dengan terlebih dahulu melalui tahap pengenalan terhadap ketukan ( beat), sehingga
pergerakan yang dilakukan tetap dalam irama yang diinginkan. Permulaan lagu yang
berarti sebagai tanda dimulainya gerakan, dipelajari kemudian. Pada tahap ini pelaku
senam aerobik mengenal sekues yang biasanya terdiri dari delapan ketukan (berirama
4/4) ditandai dengan perubahan warna music sengan suara instrument yang menonjol
(misalnya, suara drum yang beruntun, terrompet, dan alat music lainnya).mengenai
berbagai tipe music dan lagu merupakan cara untuk mengasah musikalitas seseorang.
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah dengan menghayati lagu sebagai ekspresi
yang diejawantahkan melalui gerakan yang dinamis, semangat,dan gembira. Music
pengiring adalah nyawa dari proses pelatihan senam, untuk itu diperlukan kajian dalam
memilih music/lagu sebagai pengiring ( Widodo, 2011).
Dalam Pamungkas (2010: 10) pembagian senam Aerobik menurut cara melakukan dan
musik pengiring, yaitu:
a) High impact aerobics (senam aerobik aliran gerakan keras)
b) Low impact aerobics (senam aerobik aliran gerakan ringan)
c) Discorobic (kombinasi antara gerakan-gerakan aerobik aliran keras dan ringan disko)
d) Rockrobic (kombinasi gerakan-gerakan aerobik dan ringan serta gerakan-gerakan
rockn’roll
e) Aerobic sport (kombinasi gerakan-gerakan keras dan ringan serta gerakan-gerakan
kalestetik/kelentukan)
Lynne dalam Hartini (2012: 35) menjelaskan bahwa senam aerobik dibagi menjadi: (1)
low impact. Cocok untuk para manula sesuai dengan ambang rangsang mereka. (2) high impact.
Cocok untuk orang yang terlatih. Ada pula bentuk senam aerobik lain bentuk dari ke dua bentuk
senam aerobik tersebut yaitu senam aerobik mix impact. Dikatakan mix impact karena gerakan
yang dilakukan adalah gabungan dari high impact dan low impact (Lynne, 2001:14).
Sementara itu Soekarno dalam Sudibjo (hal. 2) mengatakan bahwa gerakan senam
aerobik bermacam-macam. Gerakan senam aerobik yang pertama kali diperkenalkan di
Indonesia adalah gerakan dengan benturan-benturan keras dan gerakan yang energik yang
dikategorikan dengan high impact. Pada gerakan, ini ada kalanya kedua kaki tidak berpijak,
seperti gerakan melompat. Gerakan ini dimodifikasi oleh Sadoso tahun 1984, yaitu dengan salah
satu kaki selalu berada di lantai guna mengurangi benturan-benturan yang keras. Modifikasi ini
disebut dengan low impact atau soft impact (aerobik benturan ringan). Modifikasi ketiga disebut
non impact, tanpa menggunakan benturan. Gerakan badan hanya berkisar antara Uitvaal
(memindahkan berat badan) dan navere ( gerak ngeper).
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan mempertahankannya, maka latihan senam
harus dilakukan dengan kaidah – kaidah yang benar atau disebut dengan takaran latihan. Takaran
latihan akan membantu memberikan acuan / arahan dalam melaksanakan latihan sehingga latihan
tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat yang positif. Oleh sebab itu sudah selayaknya
berolahraga dengan mengikuti takaran latihan yang baik. Ketiga aspek takaran latihan tersebut
adalah
Intensitas Latihan
Dosis latihan yang harus dilakukan seseorang berdasarkan program yang disusun
disebut sebagai intensitas latihan. Intensitas latihan yang baik berada dalam rentang 70
– 85 % dari denyut nadi maksimal (DNM). Rentang daerah ini lazim disebut sebagai
Training Zone atau daerah latihan. Suatu latihan yang dilakukan seseorang dinilai telah
memenuhi takaran yang baik apabila denyut nadi latihannya berada dalam rentang 70–
85% dari denyut nadi maksimalnya (DNM).
Tingkat usia sangat berpengaruh terhadap DNM seseorang seperti ditunjukkan
rumus DNM dibawah ini :
Contoh : Andi berusia 20 Tahun. Berapakah DNM dan rentang training zone yang ia
miliki ?
Jawab :
1. Denyut Nadi Maksimum = 220 – Usia (Tahun) = 220 – 20 = 200 (Denyut nadi
maksimal Rita)
2. Training Zone minimum = 70 % x DNM = 70 % x 200 = 140 detak / menit
3. Training Zone maksimum = 85 % x DNM = 85 % x 200 = 170 detak / menit
Jadi Andi memiliki denyut nadi maksimal 200 detak / menit, dengan rentang intensitas
latihan yang baik antara 140 sd 170 detak / menit.
Untuk menghitung jumlah denyut nadi dalam satu menit yaitu ada dua cara mengetahui nya,
yaitu pertama menggunakan alat yang bernama pulse meter. Alat ini umumnya hanya terdapat di
laboratorium olahraga dan tersedia secara terbatas. Dengan cara memasukkan jari telunjuk
selama 1 menit, maka secara otomatis hasil penghitungan denyut nadi akan dapat diketahui.
Cara kedua yaitu dengan cara menghitung denyut nadi dengan cara meraba titik denyut nadi
pada pergelangan tangan atau pada panggal leher menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.
Cara ini di sebut sebagai palpasi atau menghitung denyut nadi secara manual. Cara ini jauh lebih
sukar dibandingkan dengan penggunaan pulse meter karena dibutuhkan kepekaan dan
ketepaatan yang tinggi dalam mendeteksi dan menghitung denyut nadi, namun dengan bantuan
dan bimbingan para ahli, maka menghitung dengan cara palpasi akan menjadi mudah dan
menyenangkan.
Dalam menghitung denyut nadi selama 1 menit, terdapat beberapa cara menghitung antara lain.
1. Hitung denyut nadi selama 60 detik penuh
2. Hitung denyut nadi selama 30 detik. Hasilnya dikalikan 2.
3. Hitung denyut nadi selama 15 detik. Hasilnya dikalikan 4.
4. Hitung denyut nadi selama 10 detik. Hasilnya dikalikan 6.
5. Hitung denyut nadi selama 6 detik. Hasilnya dikalikan 10.
Lama / durasi Latihan
Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Intensitas latihan yang berat
memerlukan waktu yang lebih pendek dibandingan dengan intensitas latihan yang ringan.
Semakin berat latihan maka semakin singkat waktu latihan, semakin ringan intensitas latihan
maka semakin lama waktu latihan. Suatu latihan akan bermanfaat dengan baik bila dilakukan
dengan tempo yang tepat. Latihan dengan tempo yang terlampau lama atau terlalu pendek akan
memberikan hasil yang kurang efektif. Dalam senam aerobik, total waktu latihan yang baik
umumnya antara 30 – 60 menit dalam satu sesi latihan.
Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan intensif yang dilakukan oleh seseorang.
Latihan dapat dikatakan intensif apabila memenuhi dua kaidah di atas yaitu memenuhi takaran
intensitas dan tempo latihan yang baik. Frekuensi latihan untuk senam aerobik disarankan 3 – 5
kali dalam satu minggu. Hal ini dianggap cukup. Apabila frekuensi latihan kurang dari 3 kali
maka tidak memenuhi takaran latihan, sedangkan apabila lebih dari 4 kali maka dikhawatirkan
tubuh tidak cukup beristirahat dan melakukan adaptasi kembali ke keadaan normal sehingga
dapat menimbulkan sakit / over training.
Tahap-tahap melakukan senam aerobik adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan selama 10 menit
2. Latihan inti selama 15 – 20 menit
3. Pendinginan/pelemasan selama 5 menit
Ketiga gerakan senam aerobic tersebut memiliki tujuannya masing-masing.
1. Pemanasan
Kegiatan pemanasan atau warming up ini memiliki tujuan untuk meningkatkan elastisitas
otot dan ligamen di sekitar persendian untuk mengurangi resiko cedera. Meningkatkan suhu
tubuh dan denyut nadi sehingga mempersiapkan diri agar siap menuju ke aktivitas utama, yaitu
aktivitas latihan. Dalam fase ini, pemilihan gerakan harus dilakukan dan dilaksanakan secara
sistematis, runtut dan konsisten. Misalnya, apabila gerakan tersebut dimulai dari kepala, maka
urutannya adalah kepala, lengan, dada, pinggang dan kaki. Begitu pula sebaliknya. Berikut
beberapa gerakan senam aerobik dalam pemanasan:
Pemanasan adalah gerakan awal yang wajib dilakukan sebelum melakukan gerakan
senam aerobik yang lainnya.
Tujuan secara umum adalah untuk melemaskan otot-otot yang kaku, mengurangi cidera,
meningkatkan suhu tubuh untuk persiapan gerakan berikutnya.
Biasanya, dilakukan selama 10-15 menit.
Pemanasan juga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu menggerakkan sebagaan tubuh tanpa
berpindah, menggerakkan seluruh tubuh secara berpindah, dan peregangan
Menggerakkan tubuh tanpa berpindah bisa dilakukan dengan menggerakkan kepala, jalan
di tempat, mengayunkan tangan ke kanan dan ke kiri, serta meletakkan tangan di
pinggang.
Irama musik dalam pemanasan masih wajar dan tidak terlalu cepat.
2. Inti
Selama tahap latihan inti, latihan dipusatkan pada peningkatan denyut jantung. Kecepatan
dan intensitas gerakan ditingkatkan. Banyak dari gerakan bolak-balik senam aerobik dilakukan
pada tahap latihan ini karena gerakan-gerakan tersebut memiliki intensitas tertinggi. Pilihan
lainnya adalah gerakan melompat-lompat, penguatan melalui sebuah gerakan atau mengangkat
berat dari tubuh. Intensitas gerakan aerobik adalah kenaikan pada sesi awal, klimaks pada sesi
pertengahan dan kemudian mereda menuju tahap akhir pelatihan. Fase ini biasanya berlangsung
antara 15 sampai 25 menit tergantung pada keperluannya.
Gerakan awal, disebut juga low impact.
Gerakan puncak atau inti.
Gerakan akhir sebelum pendinginan.
Waktu yang digunakan biasanya antara 40 sampai 55 menit. Tujuan dari gerakan inti
adalah untuk membentuk tubuh menjadi lebih indah.
Gerakan inti lebih keras dan disiplin dibandingkan dengan gerakan pemanasan.
Pada gerakan inti, keringat yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan gerakan
pemanasan.
Dalam gerakan inti ini, denyut nadi jadi lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya.
Irama musik dalam gerakan inti sangat cepat dibandingkan gerakan senam aerobik yang
lainnya.
3. Pendinginan
Pada fase pendinginan ini hendaknya melakukan dan memilih gerakan senam aerobic
yang mampu menurunkan frekuensi denyut nadi untuk mendekati denyut nadi yang normal,
setidaknya mendekati awal dari latihan. Pemilihan gerakan senam aerobik untuk pendinginan ini
harus merupakan gerakan penurunan dari intensitas tinggi ke gerakan intensitas rendah.
Berikut gerakan senam aerobik pada saat melakukan tahap pendinginan:
Gerakan yang dilakukan tidak seperti gerakan inti.
Digunakan untuk mengatur pernapasan.
Merupakan fase-fase sebelum mengakhiri senam aerobik.
Gerakan pendinginan adalah gerakan yang bertujuan untuk kembali menormalkan denyut
nadi yang berdetak kencang.
Musik yang diperdengarkan dalam proses pendinginan ini lebih slow dibandingkan pada
bagian pemanasan dan inti.
Ketiga gerakan senam aerobik tersebut adalah gerakan yang wajib ada dalam senam
aerobik. Kegiatan senam tidak bisa disebut sebagai senam aerobik bila tidak ada ketiga unsur
gerakan tersebut dan juga musik pengiring. Selain itu, ada beberapa istilah gerakan senam
aerobic. Berikut beberapa istilah dalam gerakan senam aerobic.
1) Marching
Marching adalah gerakan jalan di tempat dengan mengangkat kaki kira-kira setinggi
betis, lutut ditekuk 90 derajat, setiap kaki yang mendarat atau menyentuh lantai dimulai dari
bola kaki dan berakhir ke tumit. Gerakan marching ini dilakukan hanya dengan low impact.
2) Jogging
Gerakan jogging ini ditandai dengan menggerakkan atau menekukkan kaki ke arah
bokong, dengan lutut mengarah ke lantai atau tegak lurus ke bawah, gunakan persendian engkel
dan lutut yang menjadi tumpuan sebagai peredam gerakan. Gerakan jogging ini dilakukan hanya
dengan hingt impact
3) Kicking
Gerakan kicking dalam senam aerobik berbeda dengan teknik gerakan dalam olahraga
lainya sepeti kicking pada permainan sepak bola atau olahraga bela diri, teknik kicking dalam
senam aerobik adalah dengan: mengayun tungkai ke depan atau ke samping dalam keadaan
lurus setinggi pinggang atau lebih. Gerakan kicking ini dilakukan dengan low impact hing
intencity karena gerakan ini cukup banyak menguras tenaga, apalagi kalau melakukannya
menggunakan teknik hight kick.
4) Skiping
Teknik gerak kaki ini merupakan gabungan dari gerakan jogging dan kicking, gerakan ini
ditandai dengan awalan seperti jogging, yaitu adanya tekukan kaki ke arah bokong yang
kemudian menendangkan dan meluruskan kaki tersebut ke depan atau ke samping tidak lebih
tinggi dari pinggang. Teknik gerak skipping ini hanya bisa dilakukan dengan menggunaskan
hight impact.
5) Jumping Jack
Lompat kangkang itu adalah sebutan yang sudah populerdi kalangan kita untuk
menjelaskan jumping jack, teknik gerak ini diawali dengan membukakan kedua kaiki selebar
satu setengah bahu sambil melompat, kemudian menutupkan kembali sambil melompat, yang
perlu ditekankan disini adalah kedua kaki mendarat berawal dari bola kaki dan berakhir ke tumit
dengan menggunakan fungsi persendian engkel sebagai peredam gerakan, kemudian sambil
menekukkan lutut untuk meredam gerakan lompat dan jaga arah lutut tetap ke depan. Gerakan
ini hanya dilakukan dengan hight impact.
6) Lunge
7) Knee Up
Memindahkan kaki ke depan, belakang atau ke samping dengan memindahkan sebagian
berat badan, berat badan berada pada ke dua kaki, saat memindahkan kaki, bagian yang
menyentuh pertama adalah bola kaki sampai hampir kearah tumit yang dipindahkan dalam
keadaan lurus, tungkai yang diam ditekuk dengan ujung lutut tidak melebihi ujung kaki atau
diatas ounggung kaki pastikan saat melakukan gerakan ini ada pembebanan pada kedua tungkai.
Gerakan ini bisa dilakukan baik low maupun high impact. Gerakan mengangkat lutut minimal
setinggi pinggang, tungkai atas sejajar dengan lantai tungkai bawah tegak lurus. posisi Kaki bisa
dilakukan dalam keadaan flek (tertekuk) bisa juga telapak kaki dalam keadaan point dengan
mengencangkan engkel sampai kaki mengarah ke bawah. Gerakan ini bisa dilakukan baik low
maupun high impact.
Teknik gerak langkah kaki tidak hanya terbatas pada tujuh teknik gerak dasar langkah
kaki yang di gambarkan di atas, pada umumnya teknik gerak langkah kaki yang ada selain
ketujuh gerak dasar tadi merupakan pengembangan dari gerakan marching, beberapa gerak
pengembangan tersebut diantaranya.
Single Step
Teknik gerak kaki melangkah satu langkah ke kanan atau ke kiri, dengan gerakan
terakhir menyentuhkan bola, lutut tumpu agak ditekuk, kedua lutut merapat dan menghadap ke
depan.
Double Step
Gerakan melangkah dua langkah ke kanan atau ke kiri dengan gerakan terakhir
merapatkan kaki dengan menyentuhkan bola kaki, posisi lutut menghadap ke depan, lutut kaki
tumpu agak ditekuk.
Gripevine
Gerakan melangkah dua langkah ke kanan atau ke kiri seperti double step tetapi dengan
menyilangkan kaki ke belakang.
Leg Curl
Gerakan menekuk kaki ke arah bokong.
Heel Touch
Gerakan menyentuhkan tumit kaki ke kanan, ke kiri atau ke depan dengan sedikit
menekuk lutut tumpu, berat badan berada pada kaki tumpu.
Toe Touch
Gerakan menyentuhkan bola kaki ke depan ,kanan atau kiri dengan sedikit menekuk lutut
tumpu, berat badan berada pada kaki tumpu.
Tap Side
Gerakan menyentuhkan bola kaki ke kanan atau kiri dengan sedikit menekuk lutut
tumpu, berat badan berada pada kaki tumpu.
V-Step (easy walk)
Gerakan membetuk segitiga atau langkah segi tiga, ke depan atau ke belakang dengan
tetap menjaga arah lutut ke depan.
Mambo
Gerakan melangkahkan salah satu kaki ke depan dan ke belakang dengan kaki yang
lainya tetap berada di tempat.
Squat
Gerakan membuka kaki selebar satu setengah lebar bahu , kemudian menekuk kedua
lutut (half squat atau full squat) dengan posisi ujung lutut tidak melebihi ujung jari kaki.
Twist (hip shake)
Gerakan memutar pinggul ke kiri atau ke kanan, gerakan ini bisa dilakukan dengan cara
low impact ataupun hight impact.
Bounching
Gerakan yang dilakukan dengan cara menekuk dan meluruskan lutut atau gerakan
memamtul.
On The Spot
Gerakan yang dilakukan dengan tanpa memindahkan kedua kaki.
2.2. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian pada kajian teori diatas,maka dapat di ajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut: “jika diterapkan penggunaan melalui media pembelajaran audio visual pada
materi aktivitas ritmik (senam aerobik), maka hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2
Buntulia akan meningkat”.