bab ii kajian teori a. kematangan sosial anak usia dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/rizki...

26
BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian Kematangan Sosial Ada berbagai istilah tentang kematangan sosial yang sering sekali orang menyebut dengan istilah kematangan atau kedewasaan sosial. Berbagai pendapat dan definisi menjelaskan tentang kematangan sosial. Menurut Singgih (2013) definisi operasional dari kematangan sosial adalah kemampuan individu untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada kemandirian dan muncul berdasarkan tingkat perkembangan yang dimiliki oleh individu saat itu. Menurut Soetjiningsih (1995) kematangan sosial merupakan suatu evolusi perkembangan perilaku, yang nantinya seseorang dapat mengekspresikan pengalamanya secara bertahap untuk meningkatkan kemampuannya untuk mandiri, bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Chaplin (2004:433) mendefinisikan kematangan sosial merupakan suatu perkembangan keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan inidividu yang menjadi ciri khas kelompoknya, dengan demikian ciri-ciri kematangan sosial itu ditentukan oleh kelompok sosial di lingkungan tersebut. Lebih lanjut, Doll (dalam Afifah dan Dwisusari 2016), mengungkapkan bahwa kematangan sosial seseorang tampak dalam perilakunya. Perilaku 7 Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Upload: dinhanh

Post on 19-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini

1. Pengertian Kematangan Sosial

Ada berbagai istilah tentang kematangan sosial yang sering sekali orang

menyebut dengan istilah kematangan atau kedewasaan sosial. Berbagai

pendapat dan definisi menjelaskan tentang kematangan sosial.

Menurut Singgih (2013) definisi operasional dari kematangan sosial adalah

kemampuan individu untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada

kemandirian dan muncul berdasarkan tingkat perkembangan yang dimiliki oleh

individu saat itu.

Menurut Soetjiningsih (1995) kematangan sosial merupakan suatu evolusi

perkembangan perilaku, yang nantinya seseorang dapat mengekspresikan

pengalamanya secara bertahap untuk meningkatkan kemampuannya untuk

mandiri, bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab terhadap

kelompoknya.

Chaplin (2004:433) mendefinisikan kematangan sosial merupakan suatu

perkembangan keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan inidividu yang menjadi

ciri khas kelompoknya, dengan demikian ciri-ciri kematangan sosial itu

ditentukan oleh kelompok sosial di lingkungan tersebut.

Lebih lanjut, Doll (dalam Afifah dan Dwisusari 2016), mengungkapkan

bahwa kematangan sosial seseorang tampak dalam perilakunya. Perilaku

7

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

8

tersebut menunjukkan kemampuan individu dalam mengurus dirinya sendiri

dan partisipasinya dalam aktivitas-aktivitas yang mengarah pada kemandirian

sebagaimana layaknya orang dewasa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan sosial

adalah perkembangan perilaku dan kebiasaan individu dalam mengurus dirinya

sendiri dan melakukan kegiatan yang mengarah pada kemandirian, yang

nantinya membuat individu tersebut lebih meningkatkan kemampuannya

untuk mandiri, bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab

terhadap kelompoknya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Sosial Anak

Lathifa dalam Khoirun (2012:15) kematangan sosial anak dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain :

a. Faktor Internal (nature). Merupakan faktor bawaan yang mencakup semua

hal yang diperoleh sejak lahir misalnya bentuk fisik, bakat, intelegensi,

kepribadian. Dengan intelegensinya, orang menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Fungsi intelegensi adalah untuk memberi kemampuan untuk

mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi taraf

intelegensi seseorang, maka ia semakin dapat menyesuaikan cara-caranya

untuk mencapai tujuanya. Karena orang yang memiliki intelegensi yang

tinggi akan cenderung mempunyai penyesuaian atau kematangan sosial

baik.

b. Faktor ekstrenal (nurture). Merupakan faktor yang berasal dari dalam dan

di luar lingkungan rumah, yang keduanya saling mempengaruhi. Misalnya,

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

9

pengaruh keluarga yang merupakan faktor sosial yang pertama dalam

kehidupan individu anak untuk menyatakan diri sebagai manusia sosial

yang melakukan interaksi dengan keluarga. Pengalaman dalam

berinteraksi dengan keluarga turut menentukan pula cara-cara tingkah

lakunya terhadap orang lain.

Menurut Hurlock (1998:28) pada kematangan umumnya perkembangan

merupakan hasil proses atau kedewasaan. Demikian pula, kematangan sosial

sebagai hasil proses Belajar anak yang diperolehnya melalui sosialisasi.

Sosialisasi merupakan proses dari penyerapan sikapsikap, nilai-nilai, terampil

dalam kebiasaan-kebiasaan menguasai masyarakat sehingga kebiasaan-

kebiasaan individu kelompoknya dan berperilaku sesuai dengan tuntutan

sosialnya dan dengan demikian individu akan menjadi orang yang mampu

bermasyarakat dan diterima di lingkungan sosialnya, sebagai cermin adanya

kematangan sosial sesorang anak maka haruslah melalui tahapan sosialisasi.

Proses sosialisasi meliputi beberapa proses yaitu:

a. Belajar berprilaku yang dapat diterima secara sosial

b. Memainkan peran sosial yang diterima oleh lingkungannya

c. Terjadinya perkembangan sikap sosial akibat adanya proses sosialisasi

d. Adanya rasa puas dan bahagia karena dapat ikut ambil bagian dalam

aktifitas kelomponya atau dalam hubungannya dengan teman atau orang

dewasa yang lain.

Menurut Hurlock ada beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan

sosial, antara lain :

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

10

1. Usia kronologis dan usia mental.

Dikatakan oleh Meddinus dan Johnson (dalam Hurlock, 1998:101) bahwa

setiap usia tertentu mempunyai taraf perkembangan tertentu. Seiring

dengan bertambahnya usia, makin meningkat pula kemampuan anak

hingga akhirnya anak mampu menolong dirinya sendiri. Kemandirian ini

menunjukkan sudah adanya kematangan sosial pada diri anak.

2. Urutan kelahiran

Urutan kelahiran memberikan keuntungan tersendiri bagi perkembangan

kematangan sosial anak. Dikatakan oleh Hurlock (1989:137) bahwa

perkembangan anak sulung lebih diuntungkan daripada anak berikutnya

karena adanya dorongan dan rangsangan yang lebih banyak dari orang tua

dan lingkungannya. Adanya dorongan dan rangsangan ini dapat

meningkatkan pencapaian kematangan sosial.

3. Jenis kelamin

Anak perempuan memiliki minat sosial dan orientasi sosial yang lebih

baik daripada anak laki-laki (Anastasi, 1963). Kelebihan ini membuat anak

perempuan dapat berkomunikasi secara baik dengan teman sebaya maupun

orang dewasa sehingga anak dapat dengan mudah untuk terlibat dalam

aktivitas sosial

4. Keadaan keluarga

Seorang anak yang berasal dari keluarga yang keadaan sosial ekonominya

rendah akan lebih cepat memiliki kematangan sosial daripada anak yang

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

11

berasal dari keluarga yang sosial ekonominya lebih tinggi (Hurlock,

1981:78).

5. Besarnya jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga yang lebih banyak memungkinkan anak untuk

mempelajari ketrampilan sosial lebih awal (Hurlock,1981:78).

6. Keadaan diri anak

Seorang anak yang memiliki tubuh ideal akan lebih mudah mempelajari

ketrampilan sosial daripada anak yang memiliki tubuh kurus dan gemuk

(Hurlock, 1981:79).

3. Ciri-ciri Kematangan Sosial

Menurut Kartono (1990:17), kematangan sosial ditandai oleh kematangan-

kematangan potensi dari organism, baik fisik maupun psikis untuk terus mju

menuju pemekaran atau perkembangan secara maksimal. Oleh karena itu

prestasi dari penggunaan dan pengendalian ketrampilan atau fungsi tergantung

pada derajat kematangan, sebab kematangan ini mempengaruhi kualitas hasil

belajar. Kematangan sosial akan menimbulkan kesiapan pada diri untuk

mengembangkan tingkah laku sosialnya untuk dapat benar bersosialisasi

dengan baik.

Menurut Harlock (1990:120), adapun ciri-ciri tertentu yang menandai

adanya kematangan sosial yaitu :

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

12

a. Kemandirian

Menurut Harlock, pada umumnya seseorang ingin mandiri setelah

perkembangan mereka memungkinkan untuk belajar mandiri. Pada

kematangan sosialnya, seseorang akan melepaskan diri dari

ketergantungan pada orang lain, terutama dari orang tuanya. Kemandirian

pada anak dapat dilihat dari berkurangnya keinginan mendapatkan bantuan

dan perlindungan.

b. Partisipasi Sosial

Adanya partisipasi sosial dapat dilihat dengan adanya tingkah laku

penyesuaian anak terhadap situasi baru dan tidak canggung dengan

kehadiran orang lain. Semakin baik partisipasi sosial yang ditunjukkan

maka akan semakin mempermudah anak diterima dalam suatu kelompok

sosial.

c. Pengontrol Emosi

Pengendalian diri ditandai dengan kemampuan anak untuk mengendalikan

perasaanya, disamping itu anak mulai dapat menilai dirinya berdasarkan

pandangan orang lain dan dapat mengerti perasaan orang lain.

d. Penyesuaian Sosial

Penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk

menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap

kelompoknya pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan dengan

baik mempelajari berbagai keterampilan sosial, seperti kemampuan untuk

menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

13

maupun orang yang belum dikenal sehingga sikap orang lain terhadap

mereka menyenangkan.

Sedangkan menurut Anderson (dalam Mappiare 1983:17) ciri-ciri

kematangan sosial adalah :

a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego semata

b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien

c. Memiliki keobjektifan

d. Mampu mengendalikan perasaan pribadi

e. Memiliki tanggung jawab terhadap usaha-usaha pribadi

f. Menyesuaikan yang realistis terhadap situasi-situasi baru.

B. Full Day School di Taman Kanak-kanak

1. Konsep Sekolah Model Full Day School

Menurut Khusnaya (2016) secara harfiah full day school dapat diartikan

sebagai sekolah sehari penuh. Full day school berlangsung hampir sehari

penuh lamanya, yakni sekitar pukul tujuh pagi hingga pukul tiga sore.

Pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman materi merupakan hal yang

diutamakan dalam full day school.

Menurut Baharrudin (2014:221) menyatakan bahwa proses Belajar

mengajar full day school dilakukan mulai pukul 06.45-15.00 WIB dengan

durasi istirahat setiap dua jam sekali. Sekolah full day dapat mengatur jadwal

pelajaran dengan leluasa dan disesuaikan dengan bobot mata pelajaran yang

ditambah dengan pendalaman materi keagamaan.

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

14

Menurut Sismanto (2007:5) full day school merupakan sekolah umum

yang memadukan sistem pengajaran islam secara intensif dengan menambahi

waktu khusus untuk pendalaman agama. Kebanyakan full day school sangat

konsen terhadap keseimbangan antara kecerdasan intelektualitas dan

spiritualitas peserta didiknya.

Menurut Schudin (2005) Full Day School merupakan suatu sistem

pembelajaran yang dilaksanakan secara penuh, dimana aktifitas anak banyak

dilakukan di sekolah daripada di rumah. Konsep dasar dari Full Day School

adalah intergrated curriculum dan intergreted activity yang merupakan bentuk

pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk seorang anak (siswa) yang

berintelektual tinggi yang dapat memadukan aspek keterampilan dan

pengetahuan dengan sikap yang baik.

Dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa full day school adalah

sekolah yang proses pembelajarannya dilakukan selama hampir satu hari penuh

dan proses pembelajarannya memadukan sistem pembelajaran islam secara

intensif sehingga akan menghasilkan anak (siswa) yang memiliki

keseimbangan kecerdasan intelektualitas dan spiritualitas.

Menurut Alaidroes format full day school meliputi beberapa aspek yaitu:

a. Kurikulum

Yaitu mengintegrasikan atau pemanduan program pendidikan umum dan

agama. Dengan memadukan kurikulum umum dan agama dalam suatu jalinan

kegiatan kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat memahami

esensi ilmu dalam perspektif yang utuh. Seperti yang sudah disinggung diatas,

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

15

dalam model full day school ini menggunakan intergreted curiculum dan

melalui pendekatan intregated activity. Sedangkan pengembangan full day

school diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak.

Pengembangan program ini dapat dilakukan melalui pengembangan kurikulum

dan pengelola KBM oleh guru dan pengelola yayasan/lembaga yang

bersangkutan. Pengembangan kurikulum harus dilaksanakan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dari pengembangan

kurikulum ini diharapkan adanya perbaikan pengelola proses KBM yang akan

menunjang efektifitas pembelajaran. Pembelajaran yang efektif sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan anak akan membantu anak mengoptimalkan

bakat, minat, dan potensi positifnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan intergreted curiculum adalah

perorganisasian kurikulum yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang

studi harus disajikan di depan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh

tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan serta

mengevaluasinya. Dalam integrated curriculum, suatu topik atau permasalahan

dibahas dengan berbagai pokok bahasan baik dari bidang studi yang sejenis

maupun dari bidang studi lain yang relevan.

Aktivitas siswa siswi di sekolah yang menggunakan full day school tidak

terbatas hanya di kelas seperti belajar. Sedangkan aktivitas yang ditawarkan

dalam program full day school yaitu berupa integreted activity. Dengan

pendekatan ini maka seluruh program dan aktivitas anak di sekolah mulai dari

belajar, bermain, makan, dan ibadah di kemas dalam suatu system pendidikan.

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

16

Dengan sistem ini pula diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan

yang islam pada anak didik secara utuh dan terintregasi dalam tujuan

pendidikan.

Konsep pendidikan yang dijalankan sebenarnya adalah konsep effective

school yaitu bagaimana menciptakan lingkungan yang efektif bagi anak didik

sebagai konsekuensinya, anak-anak didik diberi waktu lebih banyak di sekolah.

b. Kegiatan belajar mengajar

Yaitu dengan mengoptimalisasikan pendekatan berbasis active

learning, siswa mesti dirangsang untuk aktif terlibat dalam setiap

aktivitas.

c. Iklim sekolah

Yaitu lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola perilaku dan segenap

peraturan yang diwujudkan dalam kerangka nilai-nilai Islam yang syar’i

melandasi segala aspek perilaku dan peraturan yang mencerminkan

ahlakul karimah.

Sekolah dapat dikatakan sebagai sekolah yang berbasis full day school

apabila sekolah tersebut memulai jam pembelajaran pukul 07.30-15.30 (sekitar

8 jam), sekolah tersebut memadukan sistem pengajaran islam secara intensif

dengan menambahi waktu khusus untuk pendalaman agama, konsen terhadap

keseimbangan antara kecerdasan intelektualitas dan spiritualitas peserta

didiknya, sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara penuh, dimana

aktifitas anak banyak dilakukan di sekolah daripada di rumah, dan sekolah

tersebut menerapkan konsep pendidikan effective learning, intergrated

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

17

curriculum dan intergreted activity yang merupakan bentuk pembelajaran yang

diharapkan dapat membentuk seorang anak (siswa) yang berintelektual tinggi

yang dapat memadukan aspek keterampilan dan pengetahuan dengan sikap

yang baik.

Tentunya, full day school yang diterapkan di Taman Kanak-kanak (TK)

tentu berbeda dengan full day school yang diterapkan di Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Akhir (SMA).

Pendidikan di jenjang Taman Kanak-kanak (TK) anak lebih banyak bermain,

karena pada usia itu merupakan fitroh anak untuk bermain. Sehingga

pembelajaran di TK ialah bermain seraya Belajar. Dan lebih ditekankan pada

sosialisasi sehingga anak dapat bersosialisasi, baik dengan teman sebaya

maupun orang dewasa. Di Taman Kanak-kanak (TK) anak akan memdapat

banyak pengalaman yang akan membantu anak dalam menyesuaikan diri pada

jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Misalnya: mengenal adanya otorita

lain selain otorita orang tua, Belajar disiplin, Belajar mandiri, dan sebagainya.

Pengalaman ini akan memudahkan anak menyesuaikan diri nantinya di

Sekolah Dasar. Full day school yang diterapkan di TK tidak jauh berbeda

dengan full day school pada pendidikan jenjang tinggi lainnya. Hanya saja

kegiatan belajar mengajar di TK tidak dipadatkan selama satu hari penuh. Jika

kegiatan belajar dimulai pukul 07.30-12.30, maka sisa waktunya dari pukul

12.30-14.30 anak diberi waktu untuk istirahat tidur siang. Setelah itu

dilanjutkan pukul 14.30.15.30 dengan kegiatan mandi, kegiatan mengaji, snack

time dan berkemas-kemas untuk pulang.

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

18

2. Kelebihan dan Kelemahan Full Day School

Menurut Hasan (2006) Full Day School memiliki beberapa keunggulan

dan kelemahan antara lain :

a. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan secara

utuh. Benyamin S Bloom menyatakan bahwa sasaran obyektifitas

pendidikan meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Karena melalui full day school tendensi ke arah penguatan pada sisi kognitif

saja dapat lebih dihindarkan, dalam arti aspek afektif siswa dapat lebih

diarahkan demikian juga dengan aspek psikomotorik.

b. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan

efektivitas proses edukasi. Full day school dengan menggunakan waktu

lebih panjang sangat memungkinkan bagi terwujudnya intensifikasi proses

pendidikan dalam arti siswa lebih mudah diarahkan dan dibentuk sesuai

dengan misi dan orientasi pendidikan, sebab aktivitas siswa lebih mudah

terpantau.

c. Sistem full day school merupakan sistem pendidikan yang terbukti efektif

dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, seperti aplikasi

Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mencakup semua aspek baik itu ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Namun demikian sistem pembelajaran model full day school tidak terlepas

dari kelemahan dan kekurangan, antara lain :

a. Sistem Full Day School acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa.

Sistem pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

19

baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan yang

padat dalam batas tertentu akan menyebabkan siswa menjadi jenuh.

b. Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan management

bagi pengelola. Agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikan yang

berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian

dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolanya, bahkan pengorbanan baik

fisik, psikologis, material, dan lainnya.

Selain penjelasan di atas, kekurangan full day school juga sebagai berikut:

a) Anak akan cepat bosan dengan lingkungan sekolah

b) Mengurangi bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga

c) Kurangnya waktu bermain

d) Anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang

hidup bersama keluarganya.

3. Tujuan Full Day School

Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal

moral ataupun akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat

mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang

menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu para orang tua memilih dan

memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi siswa

(Baharrudin 2010:230). Banyak alasan mengapa full day school menjadi

pilihan diantaranya :

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

20

a. Meningkatnya jumlah orang tua bekerja (parent-career) yang kurang

memberikan perhatian kepada anaknya, terutama hubungan dengan aktivitas

anak setelah pulang dari sekolah.

b. Perubahan sosial budaya mempengaruhi pola pikir dan cara pandang

masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur

keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola

kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran.

Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan tigas

utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman sekarang

tidak hanya sebatas ibu rumah tangga, namun seorang ibu juga dituntut

untuk dapat berkarier di luar rumah.

c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak

dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi

komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di dunia

komunikasi, dunia seolah-olah suah tanpa batas (bordeless world), dengan

banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi membuat

anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain play

station (PS). Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan

berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia

pendidikan, yaitu sekolah berbasis full day school.

Menurut Siregar (2017), full day school mempunyai tujuan utama yaitu

membentuk kualitas akhlak siswa. Dan agar tercapai dilakukan bimbingan

khusus keagamaan yaitu antara lain dengan bimbingan shalat di sekolah.

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

21

Menurut Schudin (dalam Saputro 2017:14), ada beberapa garis-garis

program full day school yaitu:

1. Membentuk sikap yang islami

a. Pembentukan sikap yang islami

(1)Pengetahuan dasar tentng iman, islam, dan ikhsan

(2)Pengetahuan dasar tentang akhlak terpuji dan tercela

(3)Kecintaan kepada Allah dan Rosulnya

(4)Kebanggaan kepada Islam dan semangat memperjuangkanya

b. Pembiasaan berbudaya Islam

(1)Gemar beribadah

(2)Gemar Belajar

(3)Disiplin

(4)Kreatif

(5)Mandiri

(6)Hidup bersih dan sehat

(7)Adab-adab islam

2. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan

a. Pengetahuan materi-materi pokok program pendidikan

b. Mengetahui dan terampil dalam beribadah sehari-hari

c. Memahami secara sederhana isi kandungan amaliyah sehari-hari

Dalam rangka memaksimalkan waktu luang anak-anak agar lebih berguna,

maka diterapkanlah sistem full day school dengan tujuan pembentukan akhlak

dan akidah dalam menanamkan nilai-nilai yang positif, serta memberikan dasar

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

22

yang kuat dalam belajar di segala aspek. Full day school juga memberikan

dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan

intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem full day school,

sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan sekolah

dasar konvensional pada umumnya.

Agar semua dapat terakomodir, kurikulum dalam sistem pembelajaran full

day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari

perkembangan siswa.

C. Indikator Kematangan Sosial Anak Usia Dini

Dalam rangka meneliti kematangan sosial anak usia dini, peneliti

membutuhkan indikator-indikator kematangan sosial anak yang selanjutnya

akan dikembangkan menjadi instrumen penelitian. Menurut Doll (dalam

Wulandari 2017:15), indikator kematangan sosial anak usia dini yaitu :

1. Menolong diri sendiri (self-help). Terdiri dari :

a. Anak mencuci muka sendiri

b. Anak mencuci tangan tanpa bantuan

c. Anak pergi tidur sendiri

d. Anak mengambil makanan sendiri

e. Anak mengembalikan piring dan sendok ke dapur setelah makan

f. Anak menggunakan sendok sendiri

g. Anak memotong makanannya sendiri

h. Anak makan sendiri tanpa disuapi

i. Anak menutup kancing baju sendiri

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

23

j. Anak memakai baju sendiri tanpa dibantu

k. Anak memakai kaos kaki sendiri tanpa bantuan

l. Anak memakai sepatu sendiri tanpa bantuan

2. Mengarahkan pada diri sendiri (self-direction), seperti :

a. Anak dapat mengatur waktu saat bermain.

b. Anak membereskan mainannya setelah bermain.

3. Gerak (locomotion), anak pergi ke sekolah dengan diantar hanya sampai

gerbang sekolah.

4. Pekerjaan (occupation), seperti :

a. Anak mampu menggunakan pensil.

b. Anak mampu melaksanakan perintah sederhana.

5. Sosialisasi (sosialization), seperti anak mampu mengikuti suatu permainan

bersama.

6. Komunikasi (communication), seperti :

a. Anak mampu menulis kata sederhana.

b. Anak mampu berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya.

Adapun indikator kematangan sosial menurut dinas pendidikan provinsi

jawa tengah dalam pedoman pengembangan kurikulum dan pembelajaran TK

holistik dan intregatif (2012:50) adalah sebagai berikut :

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

24

Tabel 2.1 indikator kematangan sosial anak usia dini

Tingkat Pencapaian Perkembangan

Indikator

1. Bersikap kooperatif dengan

teman • Dapat melaksanakan tugas

kelompok

• Dapat bekerjasama dengan

teman

• Mau bermain dengan teman

2. Menunjukkan sikap toleran • Mau meminjamkan miliknya

• Mau berbagi dengan teman

• Saling membantu sesama

teman

3. Mengenal tata krama dan

sopan santun sesuai dengan

nilai sosial budaya

• Memberi dan membalas salam

• Berbicara dengan tidak

berteriak

4. Memahami peraturan • Datang ke sekolah tepat waktu

• Mentaati tata krama sekolah

• Mentaati aturan/tata tertib di

kelas

• Mentaati aturan permainan

5. Memahami rasa empati • Menghibur teman yang sedih

• Mendoakan teman yang sakit

• Suka menolong

• Mau memberi dan menerima

maaf

6. Memiliki sikap gigih • Melaksanakan tugas sendiri

sampai selasai

• Dapat menerima kritik

• Berani bertanya dan menjaab

pertanyaan

• Bertanggung jawab atas

tugasnya

7. Menghargai keunggulan orang

lain • Dapat memuji teman/orang

lain

• Menghargai hasil karya

teman/orang lain

• Menghargai keunggulan

teman/orang lain

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

25

Sementara itu, Petersen dan Wittmer (2015: 155) menjelaskan indikator

kematangan sosial anak meliputi :

1. Perilaku dan kemampuan sosial.

a. Kemampuan dan keinginan untuk menghibur, membantu, membela dan

berteman dengan sebaya.

b. Kemampuan memikirkan perasaan dan perspektif orang lain.

2. Kemampuan bermain.

a. Kemampuan bermain merujuk pada kemampuan terlibat dalam kegiatan

dengan sebaya dengan menggunakan mainan, peralatan dan material.

b. Kemampuan bermain dan permainan interaktif dan ritual.

3. Negoisasi dan pengelolaan konflik atas perasaan agresif

a. Kemampuan terlibat dalam ketidaksetujuan yang sehat dan menggunakan

perundingan dan strategi menyelesaikan masalah sebagai respons

terhadap ketidaksetujuan.

b. Kemampuan mempelajari strategi untuk mengelola perasaan agresif dan

marah.

Dari berbagai pendapat diatas, peneliti mengadopsi sepuluh indikator

yang akan dikembangkan sebagai instrumen penelitian, yaitu :

1. Anak memiliki keterampilan saat makan

2. Anak memiliki keterampilan berpakaian

3. Dapat bekerjasama dengan teman

4. Mau bermain dengan teman

5. Mau berbagi dengan teman

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

26

6. Mentaati peraturan permainan

7. Menghibur teman yang sedih

8. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan

9. Bertanggung jawab atas tugasnya

10. Menghargai hasil karya teman/orang lain

7. Pedoman Penilaian Kematangan Sosial Anak Usia Dini

Menurut Sugiyono (2014:141) penyusunan instrumen dengan rating scale

harus mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada

setiap item instrumen. Penjabaran arti tersebut dalam penelitian ini dituangkan

pada interval jawaban dan pedoman penelitian. Menurut Wild dan Mazis (1978)

dalam Friedman (1999:117) berikut ini adalah rating scale atau skala penilaian

interval jawaban yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu :

1 = Poor

2 = Avarage

3 = Good

4 = Very Good

5 = Excellent

Adapun arti dalam penelitian ini adalah :

1 = Poor (Lemah)

2 = Avarage (Sedang)

3 = Good (Baik)

4 = Very Good (Sangat Baik)

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

27

5 = Excellent (Luar biasa)

Berdasarkan proses bimbingan, maka peneliti mengadopsi dan

mengembangkan skala penilaian yang akan digunakan dalam penelitian ini

dengan beberapa pertimbangan.

1. Bila kematangan sosial anak belum berkembang

2. Bila kematangan sosial anak perlu dimotivasi

3. Bila kematangan sosial anak mulai muncul dengan terbatas

4. Bila kematangan sosial anak berkembang sesuai harapan

5. Bila kematangan sosial berkembang secara optimal

Sedangkan pedoman penilaian kematangan sosial anak yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Item skala pengukuran : anak memiliki ketrampilan makan (makan

dengan menggunakan alat makan sendiri)

1 : Bila anak belum bisa sama sekali makan dengan menggunakan

alat makan sendiri

2 : Bila anak mulai mau makan dengan menggunakan alat makan

sendiri jika dimotivasi

3 : Bila anak mau makan dengan menggunakan alat makan sendiri

dan intensitas masih terbatas (kadang-kadang)

4 : bila anak sudah mampu makan dengan menggunakan alat makan

sendiri secara terus menerus

5 : bila anak sudah mampu makan dengan menggunakan alat makan

sendiri secara optimal

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

28

2) Item skala pengukuran : Anak memiliki keterampilan berpakaian

(menggunakan pakaian)

1 : Bila anak belum mampu menggunakan pakaianya sendiri

2 : Bila anak mulai mampu menggunakan pakaianya sendiri jika

dimotivasi

3 : Bila anak mampu menggunakan pakaianya sendiri tetapi masih

sedikit dibantu

4 : Bila anak sudah mampu menggunakan pakaianya sendiri setiap

harinya

5 : Bila anak sudah mampu menggunakan pakaianya sendiri secara

optimal

3) Item skala pengukuran : Anak dapat bekerjasama dengan teman

1 : Bila anak belum mampu bekerjasama dengan temannya

2 : Bila anak mulai mampu bekerjasama dengan temannya jika

dimotivasi

3 : Bila anak mampu bekerjasama dengan temannya dengan intensitas

waktu terbatas

4 : Bila anak sudah mampu bekerjasama dengan temannya secara terus

menerus

5 : Bila anak sudah mampu bekerjasama dengan temannya secara

optimal

4) Item skala pengukuran : Anak mau bermain dengan teman

1 : Bila anak belum mampu bermain dengan temannya

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

29

2 : Bila anak mulai mau bermain dengan temannya jika dimotivasi

3 : Bila anak mau bermain dengan temannya dengan intensitas waktu

terbatas

4 : Bila anak sudah mampu bermain dengan temannya secara terus

menerus

5 : Bila anak sudah mampu bermain dengan temannya secara optimal

5) Item skala pengukuran : Mau berbagi dengan teman

1 : Bila anak belum mampu berbagi dengan temannya

2 : Bila anak mulai mau berbagi dengan temannya jika dimotivasi

3 : Bila anak mau berbagi dengan temannya dengan intensitas waktu

terbatas

4 : Bila anak sudah mampu berbagi dengan temannya secara terus

menerus

5 : Bila anak sudah mampu berbagi dengan temannya secara optimal

6) Item skala pengukuran : Mentaati peraturan permainan

1 : Bila anak belum mampu mentaati peraturan permainan

2 : Bila anak mulai mampu mentaati peraturan permainan jika

dimotivasi

3 : Bila anak mampu mentaati peraturan permainan dengan intensitas

waktu terbatas

4 : Bila anak sudah mampu mentaati peraturan permainan secara terus

menerus

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

30

5 : Bila anak sudah mampu mentaati peraturan permainan secara

optimal

7) Item skala pengukuran : Menghibur teman yang sedih

1 : Bila anak belum mampu menghibur teman yang sedih

2 : Bila anak mulai mampu menghibur teman yang sedih jika

dimotivasi

3 : Bila anak mampu menghibur teman yang sedih dengan intensitas

waktu yang terbatas

4 : Bila anak sudah mampu menghibur teman yang sedih secara terus

menerus

5 : Bila anak sudah mampu menghibur teman yang sedih secara

optimal

8) Item skala pengukuran : Berani bertanya dan menjawab pertanyaan

1 : Bila anak belum berani bertanya dan menjawab pertanyaan

2 : Bila anak mulai mampu bertanya/menjawab pertanyaan

3 : Bila anak mampu bertanya dan menjawab pertanyaan

4 : Bila anak sudah mampu bertanya dan menjawab pertanyaan secara

terus menerus

5 : Bila anak sudah mampu bertanya dan menjawab pertanyaan secara

optimal

9) Item skala pengukuran : Bertanggung jawab atas tugasnya

1 : Bila anak belum mampu bertanggung jawab atas tugasnya

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

31

2 : Bila anak mulai mampu bertanggung jawab atas tugasnya jika

dimotivasi

3 : Bila anak mampu bertanggung jawab atas tugasnya dengan

intensitas waktu yang terbatas

4 : Bila anak sudah mampu bertanggung jawab atas tugasnya secara

terus menerus

5 : Bila anak sudah mampu bertanggung jawab atas tugasnya secara

optimal

10) Item skala pengukuran : Menghargai hasil karya teman/orang lain

1 : Bila anak belum mampu menghargai hasil karya teman/orang lain

2 : Bila anak mulai mampu menghargai hasil karya teman/orang lain

jika dimotivasi

3 : Bila anak mampu menghargai hasil karya teman/orang lain dengan

intensitas waktu yang terbatas

4 : Bila anak sudah mampu menghargai hasil karya teman/orang lain

secara terus menerus

5 : Bila anak sudah mampu menghargai hasil karya teman/orang lain

secara optimal

Menurut Supangat, (2008:21-22) berikut beberapa cara untuk mencari

distribusi frekuensi :

R = Nilai𝑚𝑎𝑥 − Nilai𝑚𝑖𝑛

P = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑏 =

𝑅

𝑏

Keterangan : R = Rentau

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Kematangan Sosial Anak Usia Dini 1 ...repository.ump.ac.id/8098/3/RIZKI AGUSTINA BAB II.pdf · mengajakkan penyesuaian dengan maksud tujuan, semakin tinggi

32

b = Banyak Kelas

diketahui :

Nilai minimal : 10

Nilai maksimal : 50

R = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑚𝑎𝑥 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

= 50-10 = 40

P = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑏 =

𝑅

𝑏

= 40

5= 8

Dari perhitungan diatas, dapat dibuat kriteria dan kelas interval sebagai

berikut :

Tabel 2.2 Penilaian Kematangan Sosial Anak Usia Dini

No Kriteria Kelas Interval

1. Kematangan sosial anak belum

berkembang/belum mencapai

kematangan sosial

10-18

2. Kematangan sosial anak mulai

berkembang jika dimotivasi

19-26

3. Kematangan sosial anak

berkembang dengan intensitas

waktu yang terbatas

27-34

4. Kematangan sosial anak sudah

berkembang/sudah mencapai

kematangan sosial

35-42

5. Kematangan sosial anak sangat

baik dan berjalan secara

optimal/sudah mencapai

kematangan sosial anak usia dini

43-50

Implikasi Full Day..., Rizki Agustina, FKIP UMP, 2018