bab ii kajian teori 2.1 kajian teori 2.1.1 hasil belajar 2...
TRANSCRIPT
9
9
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hasil Belajar
2.1.1.1 Hakekat Belajar
Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono Agus (2009:5) membagi hasil
belajar kedalam: pertama informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahas, baik tulisan maupun lisan. Kedua keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Ketiga
strategi kognitif yaitu kecakapan mengarahkan dan menyalurkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Keempat keterampilan motoric yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
optimism gerak jasmani. Terakhir sikap, yaitu kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Berarti hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara menyeluruh yang disebabkan oleh proses
pembelajaran.
Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009:250) hasil belajar merupakan hasil
proses belajar atau proses pembelajaran. Berartoi hasil belajar adalah sesuatu hal
yang diperoleh dari adanya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh
seseorang.
10
Berdasarkan beberapa teori diatas, hasil belajar adalah sebuah perubahan
tingkah laku yang didapatkan setelah melalui tahap proses belajar yang berupa
perubahan dalam aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotorik.
2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam
2.1.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Webster’s (dalam M. Srini Iskandar;1997) menyatakan bahwa,
“natural science knowledge concerned with the physical world and its
phenomena”, yang aartinya Ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang
alam dan gejala-gejalanya.
Srini M. Iskandar (1997:2) berpendapat, kata-kata “Ilmu Pengetahuan
Alam” merupakan terjemahan kata-kata Bahasa Inggris “Natural science” secara
singkat disebut “science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau
bersangkut paut dengan alam. Science artinya Ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu
Pengetahuan alam (IPA) atau Science itu secara harafiah dapat disebut sebagai
ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
penegtahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahan bagi peserta didik untuk mempelajrai diri sendiri dan alam sekitar,
11
serta prospek pengembangan lebih lanjut dlaam menerapkannya didalam
kehidupan sehari-hari.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang alam yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam dan segala gejala-gejalanya
secara sistematis.
2.1.2.2 Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran IPA sebagaimana tujuan pendidikan secara umum
sebagaimana tercantum dalam taksonomi Bloom bahwa diharapkan dapat
memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari
pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari
prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan
secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk memahami dan
memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya.
Di samping itu, pembelajaran IPA diharapkan pula memberikan keterampilan
(psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan
apresiasi.
KTSP (2006) ruang lingkup bahan kajian IPA pada sekolah dasar meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi zat cair, padat dan gas.
12
3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa hakekat
pembelajaran IPA sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep-konsep
alam yang meliputi makhluk hidup, benda-benda yang ada dibumi, energy, benda
langit.
2.1.2.3 Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah :
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
3. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek IPA dan teknologi.
4. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup dimasyarakat dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2.1.2.4 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan pendidikan IPA adalah sebagai berikut :
1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya-Nya.
13
2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan
konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan,teknologo, dan
masyarakat.
3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan
kerja ilmiah untuk memebentuk sikap ilmiah.
4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam.
5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi.
6. Lebih jauh diungkapkan bahwa pendekatan yang dilakukan dalam pendidikan
IPA berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan “apa yang
akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengealaman
belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan
untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman,
lingkungan dan nara sumber lain.
2.1.2.5 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek
yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan
penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan
masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum
KTSP relative sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang
14
terdapat dalam kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses
kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan
lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya
meliputi: cair, padat, dan gas. (3) energy dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi,
panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta
meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit yang lainnya. Dengan
demikian dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling
berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau
penemuan konsep IPA.
2.1.2.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam
Berikut ini tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu
Pengetahuan Alam pokok bahasan jenis-jenis pesawat sederhana kelas V SD
Semester II.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Memahami hubungan antara
gaya, gerak, dan energi, serta
fungsinya.
5.1 menjelaskan pekerjaan manusia
yang dapat membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih cepat.
2.1.2.7 Model pembelajaran IPA
2.1.2.7.1 Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
15
Pengertian model pembelajaran Group Investigation menurut Miftahul
Huda (2011:16) adalah
“Group Investigation diklasifikasikan sebagai metode investigasi
kelompok karena tugas-tugas yang belum diberikan sangat beragam, mendorong
siswa untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi dari beragam sumber,
komunikasinya bersifat bilateral dan multilateral, serta penghargaan yang
diberikan sangat implisit”.
Dalam model Group Investigation, siswa memiliki pilihan penuh untuk
merencanakan apa yang dipelajari dan diinvestigasi. Siswa dibentuk dalam
kelompok-kelompok kecil secara heterogen dan masing-masing kelompok diberi
tugas dengan proyek yang berbeda-beda.
Model ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui
internet. Dalam menerapkan model investigasi leompok pada pembelajaran
diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik antar siswa untuk
memperlancar jalannya proses kelompok, sehingga sebelum melakukan
investigasi kelompok guru diharapkan memberikan pelatihan-pelatihan
berkomunikasi kepada siswa.
2.1.2.7.2 Ciri-ciri model Group Investigation
Killen dalam (Aunurrahman, 2010: 152) memaparkan ciri esensial
investigasi kelompok adalah sebagai berikut :
16
1. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki
independensi terhadap guru.
2. Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dirumuskan.
3. Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk
mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai beberapa
kesimpulan.
4. Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Menurut Sharan, dkk dalam Trianto (2010:80), membagi langkah-langkah
pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase yaitu sebagai
berikut ;
1. Memilih topic, siswa memilih sub-subtopik tertentu dalam berbagai bidang-
bidang permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan oleh guru.
Siswa dikelompokan secara heterogen untuk menyelesaikan tugas.
2. Perencanaan kooperatif. Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran,
tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopic yang telah dipilih
pada tahap pertama.
3. Implementasi. Siswa menerapkan perencanaan pada tahap kedua. Pada tahap
ini siswa bias mengambil dari berbagai sumber baik di dalam maupun luar
sekolah melalui pengarahan dan pengawasan guru secara ketat.
17
4. Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis informasi yang diperoleh dan
merencanakan bagaimana menyampaikan informasi secara menarik dan
ringkas kepada siswa lain.
5. Presentasi hasil final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil
penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan
tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan
mereka dan memperoleh perspektif luas pada topic itu. Presentasi dikoordinasi
oleh guru.
6. Evaluasi.dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek berbeda dari topic
yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap
kerja kelas sebagai keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa
penilaian individual atau kelompok.
2.1.2.7.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation (GI)
Aunurrahman (2010:152) menungkapkan beberapa kelebihan
dari model investigasi kelompok (Group Investigation) yaitu sebagai
berikut :
“Model ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan hubungan antar
pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijakan,
kemandirian dalam belajar serta rasa hormat terhadap harkat dan martabat
orang lain. Dan yang lebih penting lagi adakah bahwa model investigasi
kelompok dapat dipergunakan pada seluruh areal subyek yang mencakup
18
semua anak pada segala tingkatan usia dan peristiwa sebagai model inti
untuk semua sekolah.
Menurut Setiawan (2006:9), model Pembelajaran Group
Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat kekurangannya,
yaitu :
“1.Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan. 2.
Sulitnya memberikan penilaian secara personal. 3. Tidak semua topic
cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok
untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami
suatu bahasan dari suatu pengalaman yang dialami sendiri. 4. Diskusi
kelompok biasanya berjalan kurang efektif. 5. Siswa yang tidak tuntas
memahami materi persyaratan akan mengalami kesulitan saat
menggunakan model ini.”
1.1.7.4 Sintaks Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sintaks
yang dipakai adalah:
Tabel 2.2
Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
No Langkah-langkah
Pembelajaran
Sintaks pembelajaran
1. Mengidentifikasi murid
dalam kelompok
1. Melakukan kegiatan pendahuluan
2. Membagi kelas menjadi beberapa
kelompok, satu kelompok terdiri
dari 5-6 siswa
2. Merencanakan tugas yang
akan diberikan
1. Merencanakan tugas yang akan
diberikan kepada peserta didik
19
2. Diusahakan tugas yang akan
diberikan adalah berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya
3. Melaksanakan investugasi 1. Setiap kelompok melakukan
investigasi terhadap masalah yang
diberikan
2. Setiap kelompok mencari informasi
tentang masalah-masalah yang
akan diberikan kepada guru
4. Menyiapkan laporan akhir 1. Setiap anggota mencatat hasil
laporan dari masalah yang mereka
kerjakan
2. Menyiapkan hal-hal yang mereka
akan presentasikan
5. Presentasi 1. Anggota kelompok memilih wakil
yang akan mempresentasikan hasil
kerja kelompok
2. Dari wakil tersebut akan
mempresentasikan hasil kerja
kelompok mereka
6. Evaluasi 1. Para siswa memberikan umpan
balik tentang pembelajaran yang
berlangsung
20
2. Bersama siswa dan guru
memberikan evaluasi tentang
pembelajaran yang berlangsung.
2.1.3 Media pembelajaran IPA SD
Menurut Sadiman (2002:6) kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak
dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Gagne dalam
Sadiman, (2002:6) secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut
media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang untuk berpikir.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatau yang dapat digunakan untuk dapat menyalurkan pesan
sehingga dapat merangsang perhatian, minat pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media
pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa
informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga
informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara
efektif dan efisien.
2.1.3.1 Pengertian Media Gambar
Menurut I Made Tengeh (2008) yang dimaksud media gambar dilihat dari
pandangan media grafis adalah gambar-gambar hasil lukisan tangan, hasil
21
cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian objek dalam bentuk gambar
dapat disajikan dalam bentuk nyata yang pernah dilihat oleh orang yang pernah
menggambarnya.
Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini
mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan
pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita
hanya membaca dan memberikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena
sifatnya yang lebih konkrit (nyata).
Dalam pembealajaran disekolah dasar media gambar sangat baik digunakan
dan diterapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena
media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul
motivasi untuk lebih inging mengetahui tentang gambar yang dijelaskan dan
gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar
tersebut.
2.1.3.2 Tujuan Media Gambar
Tujuan penggunaan media gambar menurut I Made Tengeh (2008) dalam
pembelajaran adalah :
1. Menerjemahkan simbol verbal
2. Mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan
3. Memberikan ilustrasisuatu buku
4. Membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas
22
2.1.3.3 Kelemahan dan kelebihan media gambar
Menurut I Made Tengeh (2008) media gambar merupakan media yang baik
dan tepat digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar, namun ada kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki oleh media gambar. Berikut ini merupakan
beberapa kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh media gambar.
Kelebihan media gambar yaitu:
1. Sifatnya konkrit, gambar atau foto lebih realistis menunjukan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal.
2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa kedalam kelas, dan siswa tidak selalu
bias dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat digunakan
dalam proses pembelajaran.
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita sebagai contoh
sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang
dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah
pahaman.
5. Harganya murah, mudah didapat, dan mudah digunakan.
Kekurangan media gambar :
1. Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya
menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakan
23
seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang akan dibahas kurang
sempurna.
2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
Agar tujuan belajar dapat tercapai melalui pemanfaatan media gambar, I
Made Tengeh, 2009:8) mengungkapkan beberapa syarat media gambar :
1. Gambar harus autentik, gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi
seperti aslinya.
2. Ukuran gambar relatif, gambar dapat memperbesar atau memperkecil benda
sebenarnya. Apabila gambar tersebut berupa benda yang belum pernah dilihat
oleh anak, maka anak sulit untuk membayangkan berapa besar benda tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya dalam gambar tersebut terdapat
sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga dapat membantunya
membayangkan berapa besar benda tersebut.
3. Sederhana, komposisinya tidak berlebihan selain itu gambar sebaiknya
mengandung gerak dan perbuatan.
4. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk tujuan pembelajaran.
5. Gambar sebaiknhya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu gambar juga harus disesuaikan
dengan keadaan sebenarnya, sehingga tidak membingungkan siswa dalam
mengubah pandangan yang abstrak kedalam pandangan yang konkrit.
24
2.1.4 Penerapan Model pembelajaran Group Investigation dengan Media
Gambar dalam kegiatan pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan media
gambar merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, model ini
mengharuskan siswa memiliki keterampilan komunikasi dan proses kelompok
yang baik. Dalam implementasinya guru menggunakan media gambar
pembelajaran berupa tayangan gambar dalam bentuk slide show tentang materi
yang diajarkan peserta didik, kemudian guru membagi siswa kedalam beberapa
keompok heterogen. Pembentukan kelompok dapat dibentuk dengan melihat
kesamaan minat siswa atau keakraban persahabatan mereka, selain itu siswa
memilih sendiri topic yang akan mereka investigasi. Setelah melakukan
investigasi, setiap kelompok harus membuat laporan akhir yang akan
dipresentasikan di depan kelas.
Salah satu teori yang melandasi pembelajaran IPA melalui model kooperatif
tipe Group Investigation (GI) dengan media gambar adalah teori konstruktivisme.
Menurut Trianto (2010:28) menekankan siswa harus dapat menemukan
pengetahuannya sendiri dengan ide-ide yang dimiliknya ataupun bantuan dari
berbagai sumber pendukung yang meliputi buku-buku penunjang dan khususnya
media gambar yang digunakan dalam pembelajaran IPA model kooperatif tipe
Group Investigation (GI) dengan media gambar.
Tujuan dari penerapan model kooperatif tipe GI dengan media gambar
dalam pembelajaran IPA yaitu siswa lebih termotivasi untuk belajar, siswa lebih
tertarik untuk mengikuti pelajaran, siswa memiliki kemampuan yang baik dalam
25
berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya, membentuk karakter siswa yaitu
dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, dan percaya diri.
Langkah-langkah Pembelajaran Group Investigation (GI) dengan media gambar
Tahapan Kegiatan
1. Kegiatan awal 1. Berdioa
2. Presensi
3. Apersepsi
4. Penjelasan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi
a. Bertanya jawab tentang materi yang akan
dipelajari
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok secara heterogen. (Group
Investigation)
c. Guru membagikan materi yang sama
untuk setiap kelompok. (Group
Investigation)
d. Guru memberikan tugas untuk memahami
tugas untuk memahami materi yang
diberikan untuk dipresentasikan. (Group
Investigation)
e. Guru membagi gambar acak yang sesuai
26
dengan materi untuk semua kelompok.
(media gambar)
2. Elaborasi
a. Setiap kelompok menyusun rencana untuk
menyelesaikan menyelesaikan tugas dari
guru (Group Investigation)
b. Siswa menyelesaikan tugas degan gambar
yang telah disediakan (media gambar)
c. Siswa menyelesaikan tugas dengan
mencari dari sumber lain, misalnya
dengan percobaan (Group Investigation)
d. Siswa menarik kesimpulan sementara dari
materi yang diberikan (Group
Investigation)
e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya (Group Investigation)
f. Setiap kelompok memberikan alasan logis
atas pengurutan gambar yang dilakukan
(media gambar)
3. Konfirmasi
a. Guru mengomentari presentasi masing-
masing kelompok
b. Guru meluruskan pemahaman siswa yang
27
keliru tentang materi.
4. Kegiatan akhir 1. Guru bersama dengan siswa menarik
kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari
2. Guru memberikan tigas individu kepada
siswa
3. Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilalui.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa kajian hasil penelitian yang relevan yang digunakan oleh
beberapa peneliti dalam upaya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan
model pembelajaran Group Investigation (GI)
Iswandi (2009) dalam skripsinya yang berjudul “penerapan model
pembelajaran Group Investigation (GI) untuk meningkatkan hasil belajar IPA
tentang tumbuhan hijau kelas V SDN Temenggungan 02 kecamatan Udanawu
kabupaten Blitar” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya
sangat menyenangkan sehingga pembelajarab tidak monoton serta membuat siswa
aktif bekerja diantaranya aktif berpendapat dalam berdiskusi, disamping itu juga
28
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus ii yaitu sebanyak
78% dan nilai siswa telah mencapai standar kelulusan sebesar 75.
Selain itu, menurut Devi (2010) dalam skripsinya yang berjudul “penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan
pemahaman gaya magnet pada pembelajaran IPA bagi siswa kelas V SD Negeri 2
wanaraja Wanarasa Banjarnegara tahun ajaran 2010/2011”. Menyimpulkan bahwa
penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam belajar IPA (magnet) yang ditandai dengan kenaikan hasil belajar siswa.
Peningkatan ini terlihat dari hasil pra tindakan sebesar 64,89% dan seteah
dilakukan tindakan maka pada siklus I mencapai 67,32 dan pada siklus II menjadi
70,08.
Pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus.
2.3 Kerangka Pikir
Keberhasilan proses pembelajaran juga didukung oleh penggunaan model
atau motode pembelajaran yang tepat, sesuai mata pelajaran, materi dan kondisi
siswa secara keseluruhan, selain oleh kemampuan siswa itu sendiri. Salah satu
wujud model pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa adalah dengan
model pembelajaran Group Investigation dengan media gambar
Model pembelajaran Group Investigation dengan media gambar adalah
suatu teknik pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok antara 4-5orang
29
yang saling bekerjasama, saling ketergantungan antara teman satu dengan teman
yang lainnya, dalam menerima suatu materi dan setiap kelompok harus
bertanggungjawab untuk dapat menyampaikan materi yang dipelajarinya kepada
oranglain. Jadi dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation
dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat
lebih aktif serta lebih mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
KONDISI
AWAL
Strategi
pembelajaran
yang
konvensional
Hasil belajar siswa
rendah
TINDAKAN
Menerapkan
model GI dan
PAP (Group
Investigation
dan media
gambar
Siklus 1
Proses pembelajaran
menekankan pada:
1. Kerjasama
2. Bertanggungjawab
atas suatu materi
yang dipelajari
3. Dapat
menyampaikan
materi pada orang
lain
KONDISI
AKHIR
Melalui penerapan
model GI dan PAP
hasil belajar IPA siswa
pada pokok bahasan
pesawat sederhana
kelas V SDN Kopeng
02 Kecamatan Getasan
kabupaten Semarang
dapat meningkat
Siklus 2
Proses pembelajaran
pada siklus 2 adalah
refleksi dari
pelaksanaan siklus 1
0010
30
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut:
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) diduga dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa Kelas V
Semester II SD Negeri Kopeng 02, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
2.5 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila
kemampuan siswa memahami materi dan hasil belajar dapat mencapai KKM yaitu
65.
Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran utama yang dipelajari di
SD. Namun, yang terjadi saat ini adalah tujuan pembelajaran IPA kurang bias
tercapai, secara khusus di SD Negeri Kopeng 02 Kelas V. materi yang
disampaikan terlihat sulit untuk diterima oleh siswa. Hasil belajar siswa kelas V
pada mata pelajaran ini juga kurang begitu maksimal. Bias dikatakan bahwa
tujuan pembelajaran belum bias dicapai sepenuhnya.
Penyampaian materi dengan model ceramah adalah salah satu faktor utama
penyebab tidak maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa yang merasa
jenuh dengan model pembelajaran ini memicu berkurangnya konsentrasi siswa
terhadap penerimaan materi pelajaran. Siswa kesulitan untuk menerima materi
dengan guru sebagai pusat pembelajaran. Hasil belajar siswa juga tidak akan
31
tercapai secara maksimal dengan kegiatan pembelajaran yang monoton.
Seharusnya ada cara lain agar penyampaian materi lebih menarik minat siswa
untuk belajar.
Siswa yang merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran tidak akan bias
dengan baik menangkap materi pembelajaran. Perlu system pembelajaran dengan
model yang baru agar bias menarik minat siswa untuk belajar. Model
pembelajaran secara bervariasi dirasa bias mengatasi persoalan tersebut. Model
pembelajaran yang baru bias membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk
memahami suatu materi. Siswa yang sudah kembali memiliki minat yang bagus
untuk mempelajari materi, isa dengan lebih baik mengalami peningkatan hasil
belajar.
Model pembelajaran Group Investigation dengan media gambar adalah
salah satu model pembelajaran yang efektif untuk membangkitkan minat siswa
dalam belajar. Model pembelajaran ini mengajak siswa secara aktif mempelajari
materi ajar. Siswa berperan sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Model
pembelajaran ini juga bias digunakan sebagai model pembelajaran yang lebih
menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam kegiatan belajar dibandingkan
dengan model ceramah. Sehingga, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh
guru bias secara lebih mudah untuk tercapai. Tentu saja dengan minat siswa yang
lebih baik dapat membuat hasil belajar siswa meningkat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.