bab ii kajian pustaka - uksw

26
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Robbins dalam Euis Karwati dan Donni Juni Priansa (2013:83) menyatakan bahwa kinerja merupakan keadaan di mana individu atau kelompok berfungsi untuk melaksanakan tugas. Budi Suhardiman (2012:29) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya merupakan hasil dari suatu pekerjaan. Hasil ini merupakan akhir dari pekerjaan yang dipengaruhi oleh sumber daya dan lingkungan yang berinteraksi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan. Jika hasil dari suatu kinerja dapat mencapai atau melebihi dengan yang diharapkan, baik secara kualitas maupun kuantitas, maka hasil tersebut dapat dikatakan memuaskan. Sebaliknya jika hasil di bawah standar yang diharapkan maka dikatakan kurang baik. Menurut Supardi (2014:47) “kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, berdasarkan atas standardisasi atau ukuran dan waktu yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai norma dan etika yang telah ditetapkan”. Sudarmanto (2014:7) kinerja pada dasarnya merupakan perubahan atau pergeseran paradigma dari konsep produkvitas. Pada awalnya, orang sering kali menggunakan istilah produktivitas untuk menyatakan

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

Robbins dalam Euis Karwati dan Donni Juni

Priansa (2013:83) menyatakan bahwa kinerja

merupakan keadaan di mana individu atau kelompok

berfungsi untuk melaksanakan tugas.

Budi Suhardiman (2012:29) menyatakan bahwa

kinerja pada dasarnya merupakan hasil dari suatu

pekerjaan. Hasil ini merupakan akhir dari pekerjaan

yang dipengaruhi oleh sumber daya dan lingkungan

yang berinteraksi secara bersama-sama untuk

mencapai tujuan. Jika hasil dari suatu kinerja dapat

mencapai atau melebihi dengan yang diharapkan, baik

secara kualitas maupun kuantitas, maka hasil tersebut

dapat dikatakan memuaskan. Sebaliknya jika hasil di

bawah standar yang diharapkan maka dikatakan

kurang baik.

Menurut Supardi (2014:47) “kinerja adalah hasil

kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan, berdasarkan atas

standardisasi atau ukuran dan waktu yang

disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai

norma dan etika yang telah ditetapkan”.

Sudarmanto (2014:7) kinerja pada dasarnya

merupakan perubahan atau pergeseran paradigma dari

konsep produkvitas. Pada awalnya, orang sering kali

menggunakan istilah produktivitas untuk menyatakan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

10

kemampuan seseorang atau organisasi dalam

mencapai tujuan atas sasaran tertentu.

Menurut Mangkunegara (2014:9) “kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas ada

persamaan tentang kinerja yang menyatakan bahwa

kinerja merupakan prestasi seseorang baik secara

individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam

waktu tertentu. Tetapi ada beberapa perbedaan antara

lain kinerja berdasarkan prestasi seseorang dapat

menyelesaikan pekerjaan, kualitas dan kuantitas,

kinerja merupakan pergeseran paradigma.

Jadi kinerja bisa secara individu maupun secara

kelompok/organisasi. Berarti kinerja individu sangat

menentukan prestasi organisasi. Kinerja merupakan

hasil yang dicapai seseorang baik secara individu

maupun kelompok dalam waktu yang telah

ditentukan. Adapaun hasil diukur secara kualitatif

dan kuantitatif. Hasil dari kinerja didukung oleh

sumber daya manusia yang memilki kompetensi,

keterampilan dan didukung lingkungan yang kondusif.

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang sesuai dengan ukuran dan waktu yang

telah ditetapkan dan hasil yang diinginkan oleh

individu atau sebuah organisasi. Dengan standar atau

patokan yang telah ditentukan, seseorang harus

mempunyai target untuk memenuhinya, dan apabila

bisa memenuhi maka seseorang mempunyai kinerja

yang baik.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

11

Kinerja merupakan bentuk hasil dari

kemampuan seseorang atau organisasi untuk

menunjukkkan sebuah hasil untuk mencapai tujuan

dalam waktu yang telah ditentukan atau target. Hasil

kinerja atau hasil produk yang dihasilkan oleh

seseorang atau kelompok merupakan kinerja sesorang

atau kelompok.

Kinerja bukan saja melihat dari kualitasnya

tetapi juga kuantitas yang dicapai. Untuk itu, dalam

mendapatkan hasil yang lebih baik maka orang harus

meningkatkan kinerjanya, sebab kinerja menentukan

prestasi seseorang atau lembaga. Kinerja seseorang

dapat diukur dari hasil yang dicapai baik secara

kualitas maupun kuantitas, karena produk yang

dihasilkan selain jumlahnya hasil tersebut harus

mempunyai kualitas yang baik.

Selanjutnya Surya Dharma (2009:125)

menyatakn bahwa kinerja terdiri dari motivasi,

pengembangan, dan komunikasi. Motivasi maksudnya

untuk merangsang orang meningkatkan kinerja dan

mengembangkan keahlian. Pengembangan, untuk

memberikan dasar untuk mengembangkan dan

memperluas atribut dan kompetensi yang relevan atas

peran yang dijalani maupun peran yang akan

dijalankan pada masa depan. Pengembangan dapat

difokuskan kepada peran yang dipegang saat ini,

memungkinkan orang untuk memperbesar dan

memperkaya keahlian mereka yang mereka perlukan

untuk mendapatkan peran sebagaimana mestinya.

Komunikasi, untuk berfungsi sebagai saluran

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

12

komunikasi dua arah tentang peran, sasaran,

hubungan, masalah kerja.

Tempe dalam Sapardi (2014:50) beberapa faktor

yang mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja

sesorang antara lain adalah: lingkungan, perilaku

manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan

balik dan administrasi pengupahan.

Berdasarkan pengetian di atas bahwa kinerja

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

kompetensi, motivasi seseorang untuk berprestasi,

komunikasi, pengembangan, lingkungan , manajemen,

penilaian dan upah sebagai umpan balik.

Kinerja seseorang berhasil secara optimal apabila

didukung dengan dorongan yang memberi kesempatan

kepada seseorang menggunakan potensi yang ada pada

diri seseorang untuk mengembangkan kompetensi

yang dimiliki tentunya didukung pula dengan

komunikasi antar individu untuk menambah

pengetahuan dan wawasan.

Kinerja atau prestasi kerja mengandung

substansi pencapaian hasil kerja seseorang. Dengan

demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja

merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang. Kinerja individu mempunyai

pengaruh terhadap hasil kinerja dari sebuah lembaga

atau institusi, yang artinya bahwa prestasi dari sebuah

lembaga dalam menghasilkan produk (output) sangat

ditentukan oleh kinerja individu secara kualitas dan

kuantitas dalam waktu dan target yang telah

ditentukan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

13

Berdasarkan beberapa pengertian di atas,

peneliti dapat menyimpulkan, kinerja adalah sebuah

prestasi yang berupa unjuk kerja (performance) secara

individu atau kelompok yang dibuktikan dengan

output sesuai target yang telah ditentukan secara

kualitas dan kuantitas oleh sebuah lembaga untuk

mencapai tujuan. Kinerja seseorang didukung oleh

beberapa faktor antara lain: kompetensi seseorang,

lingkungan, iklim kerja dan tentunya umpan balik

yang berupa gaji.

Untuk mengetahui kinerja seseorang perlu

adanya evaluasi kinerja. Menurut Dessler dalam

Sudarmanto (2014:251) penilaian kinerja adalah suatu

proses yang meliputi: (1) penetapan standar prestasi

kerja, (2) penilaian prestasi kerja aktual karyawan

dalam hubungan dengan standar, (3) memberi umpan

balik kepada sesorang dengan tujuan memotivasi

prestasi kerja.

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk

memeperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi

dari SDM organisasi. Tujuan penilaian kinerja seperti

dikemukakan Sunyoto dalam Mangkunegara (2005:10)

adalah: (1) meningkatkan saling pengertian antara

karyawan tentang persyaratan kinerja, (2) mencatat

dan mengakui hasil kerja seseorang/karyawan,

sehingga termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, (3)

memberikan peluang kepada karyawan untuk

mendiskripsikan keinginan dan aspirasinya dan

meningkatkan kepedulian terhadap pekerjaan yang

diembannya, (4) mendefinisikan dan merumuskan

kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

14

termotivasi untuk berprestasi, (5) memeriksa rencana

pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, dan kemudian menyetujui

rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Jadi kinerja perlu adanya penilaian secara

sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan

seseorang dan kinerja suatu organisasi. Disamping itu

untuk menentukan tindak lanjut secara tepat,

memberikan tanggapan yang lebih baik untuk

peningkatan kinerja di masa mendatang yang lebih

baik dan sebagai dasar untuk promosi jabatan,

peningkatan karir dan penentuan imbalan yang sesuai.

2.2 Kinerja Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah seorang pemimpin,

diharapkan mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding

dengan anggota yang dipimpinnya. Dengan kelebihan

yang dimiliki seorang pemimpin akan berwibawa dan

dipatuhi oleh bawahannya. Terutama sekali ialah

kelebihan di bidang moral dan akhlak, semangat,

ketajaman intelegensi, kepekaan terhadap lingkungan,

dan ketekunan. Pemimpin mempunyai kemampuan

mempengaruhi orang yang dipimpin dalam arti mampu

membimbing dan mengarahkan dalam pencapaian

tujuan tertentu sesuai yang direncanakan.

Karwati dan Priansa (2013:83) menyatakan

kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja, prestasi

kerja, atau pelaksanaan kerja kepala sekolah. Kinerja

kepala sekolah merupakan tingkatan di mana kepala

sekolah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

15

yang ditentukan. Kinerja kepala sekolah merupakan

hasil pelaksanaan pekerjaan, baik bersifat

fisik/material maupun non fisik/non material dalam

tenggang waktu tertentu.

Kepala sekolah adalah seorang pimimpin yang

dapat menyelesaikan suatu pekerjaan untuk mencapai

prestasi atau kinerja baik secra fisik ataupun non fisik,

sehingga kepala sekolah harus memiliki kelebihan

berupa keterampilan, kecerdasan, dan kepribadian

yang dapat diteladani oleh orang yang dipimpinnya.

Kepala sekolah harus dapat berfungsi sebagai

edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,

inovator dan motivator (EMASLIM). Kepala sekolah

sebagai edukator artinya kepala sekolah harus

mempunyai strategi yang tepat untuk meningkatkan

profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya,

kepala sekolah sebagai manajer bahwa kepala sekolah

harus mampu merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan, memimpin dan mengendalikan para

anggota organisasi yang dipimpin, kepala sekolah

sebagai administrator kepala sekolah mampu dengan

berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang

bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan

seluruh program sekolah, kepala sekolah sebagai

supervisor artinya kepala sekolah mampu menyupervisi

pekerjaan yang dilakukan tenaga kependidikan, kepala

sekolah sebagai leader harus mampu memberikan

petunjuk dan pengawasan, membuka komunikasi dua

arah, dan mendelegasikan tugas, kepala sekolah

sebagai inovator artinya memiliki strategi yang tepat,

mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

16

kegiatan, sebagai motivator kepala sekolah harus

mampu memberi motivasi kepada tenaga kependidikan

untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.

(Mulyasa,2006:98)

Faktor yang memepengaruhi kinerja kepala

sekolah adalah faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal terkait dengan pengaruh lingkungan

sosial masyarakat , budaya masyarakat, partisipasi

masyarakat terhadap pendidikan, tata nilai

masyarakat, politik, ekonomi, sistem birokrasi yang

berlaku. Faktor ini sangat berpenagruh pada kinerja

kepala sekolah.

Adapun faktor internal merupakan faktor yang

berhubungan langsung dari kepala sekolah itu sendiri

seperti keterampilan interpersonal, mental untuk

sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas, terampil

berkomunikasi, inisiatif. faktor internal tersebut juga

adanya pengaruh latar belakang pendidikan,

kompetensi, rekrutmen, dan sistem kompensasi (Budi

Suhardiman,2012:18).

Selain faktor di atas ada beberapa hal yang

menentukan efektifitas seorang pemimpin ialah: (a)

faktor pribadi atau person dengan segala kualitas

keunggulannya, (b) faktor posisi berhubungan dengan

tugas dan fungsi seorang pemimpin, (c) faktor situasi

atau tempat yang khusus yang memerlukan tipe

kepemimpinan khusus pula.

Kepala sekolah yang berhasil adalah kepala

sekolah yang mempunyai figure yang bisa memimpin

bawahannya dengan melakukan berbagai kegiatan,

baik yang menyangkut interaksi antara pemimpin

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

17

dengan orang yang dipimpin juga dilengkapi dengan

teknik komunikasi yang tepat dan kepribadian yang

positif. Untuk itu kepala sekolah dituntut mampu

membangun komunikasi dengan berbagai pihak.

Dengan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi

ini diharapkan mampu membuka dan

mengembangkan potensi untuk kemajuan dan

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya.

Dadi Permadi (2000:26) menyatakan kepala

sekolah yang berkualitas, baik mereka yang bekerja di

desa maupun di kota mengemukakan tujuh (7) syarat

bagi kepala sekolah berkualitas, yaitu: (a) Flexibility in

outonimy an innovation ( luas dalam hal otonomi dan

inovasi), (b) cohesiveness within organization ( menyatu

dalam organisai), (c) comitment to school mission (terikat

pada misi sekolah), (d) recognition of staff ( menghargai

staf), (e) probling solving trough collaboration

(pemecahan masalah melalui kerja sama), (f) effective

delegation ( tepat dalam mendelagasikan), (g) focus

on teching and learning (tertuju pada belajar mengajar)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kepala

sekolah antara lain: (1) pengalaman akan memeberikan

bekal yang baik dalam melaksanakan tugas sebagai

kepala sekolah, (2) pendidikan akan memberikan bekal

kepala sekolah untuk mampu menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai supervisor pendidikan

secara optimal, (3) kesesuaian kerja dan keahlian yang

dimiliki dengan tuntutan tugas, maka akan

menghasilkan pelaksanaan supervisi kepala sekolah

semakin baik, (4) kematangan akan membekali kepala

sekolah, sehingga mampu mengambil keputusan yang

tepat dan penuh pertimbangan dalam menyelesaikan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

18

tugas dan tanggung jawabnya (Euis Karwati dan Donni

Juni Priansa, 2013:221)

2.2.1 Peningkatan Mutu Pembelajaran.

Menurut Jerome S.Arcaro (2006:75) mutu adalah

sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki

keluaran yang dihasilkan. Untuk meningkatkan mutu

perlu proses dan tata kerja yang teratur dilakukan

secara terus- menerus. Mutu sebuah lembaga

pendidikan menjadi tanggung jawab semua personal

yang ada, sedangkan mutu pembelajaran

menggambarkan kompetensi dari guru di lembaga

pendidikan tersebut.

Untuk mendukung peningkatan mutu

pembelajaran di sekolah dasar yang perlu diperhatikan

latar belakang pendidikan dari pengajar harus

memenuhi syarat sesuai dengan tuntutan dunia

pendidikan dasar. Seperti yang disyaratkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 29

ayat 2 menyatakan, bahwa pendidik pada SD/MI, atau

bentuk lain yang sederajat memiliki:

a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma

empat (D-IV) atau sarjana (S-1)

b. latar belakang pendidikan tinggi di bidang

pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau

psikologi, dan

c. sertifikat profesi guru untuk SD/MI.

Menurut Husaini Usman (2014:543) mutu

adalah produk atau jasa yang sesuai dengan standar

mutu yang telah ditetapkan dan memuaskan

pelanggan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

19

Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa

pembelajaran bermutu apabila pelaksanaan

pembelajaran di sekolah bisa menghasilkan keluaran

(output) yang lebih baik, karena setiap rangkaian

pekerjaan merupakan sebuah usaha untuk

memberikan sumbangan pada penciptaan keluaran

yang memuaskan pelanggan. Di lembaga pendidkan

pelanggan adalah orang tua murid, masyarakat dan

lembaga pengguna hasil (keluaran)

Untuk menunjang terpenuhinya pembelajaran

bermutu tentunya diperlukan pendidik/guru yang

profesional, sehingga mutu pembelajaran bisa

memenuhi standar yang diharapkan.

Sudarwan Danim (2013:17) menyatakan bahwa

guru merupakan pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas

utama itu akan efektif jika guru memilki derajat

profesionalitas tertentu yang tercermin dari

kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan

yang memenuhi standar mutu atau norma dan etika

tertentu.

Peningkatan kompetensi guru melalu berbagai

kegiatan profesinalisme guru adalah salah satu upaya

untuk peningkatan mutu pembelajaran. karena dengan

kompetensi guru yang meningkat akan meningkat pula

kemampuan guru dalam melakukan praktik

pembelajaran di sekolah.

Menurut Hikmat (2011:285) seseorang dianggap

profesional apabila dalam mengerjakan tugasnya, ia

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

20

selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent

(bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat

(efektif), efesien, dan inovatif, serta didasarkan pada

prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada

unsur-unsur: (1) ilmu atau teori yang sistematis, (2)

kewenangan profesional yang diakui oleh klien,(3)

sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan

kewenangannya, (4) kode etik dan regulatif.

Proses pembelajaran yang bermutu melibatkan

berbagai input pembelajaran seperti peserta didik

(kognitif, afektif, dan psikomotorik), bahan belajar,

metodologi yang bervarisi sesuai kemampuan guru,

sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana

prasarana, sumber daya lainnya dan penciptaan

suasana yang konduksif. Mutu pembelajaran di

sekolah ditentukan melalui metode, input, suasana

kondusif dan kemampuan memberdayakan sumber

daya yang ada (guru) untuk peserta didik dalam

pembelajaran secara poduktif (Euis Karwati dan Donni

Juni Priansa:2013)

Mutu pembelajaran merupakan hasil pendidikan

yang ditentukan oleh beberapa faktor pendukung

antara lain; 1) peserta didik, 2) pendidk yaitu

kompetensi guru yang meliputi kemampuan guru

dalam melaksanakan manajemen proses pembelajaran,

kemampuan guru dalam menggunakan metode

mengajar secara bervariasi, dan kelengkapan

administrasi sebagai pendukung keberhasilan

pembelajaran, 3) sarana prasarana yang memenuhi

standar kebutuhan artinya sesuai dengan yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

21

dibutuhkan saat mengajar, 4) suasana kondusif

sangat mendukung mutu pembelajaran.

Menurut Mustakim (2008) Kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas guru yang profesional, inovatif, kreatif, merupakan salah satu tolok ukur dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah ,karena kedua elemen ini merupakan figure yang bersentuhan langsung dengan proses pembelajaran , kedua elemen ini merupakan figur sentral yang dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat (orang tua) siswa , kepuasan masyarakat akan terlihat dari output dan outcome yang dilakukan pada setiap periode. Jika pelayanan yang baik kepada masyarakat maka mereka akan secara sadar dan secara otomatis akan membantu segala kebutuhan yang di inginkan oleh pihak sekolah, sehingga dengan demikian maka tidak akan sulit bagi pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu

pendidikan di sekolah.

Alfian dkk, (2011) menyatakan bahwa mutu

ditandai dengan kesesuaian dengan kondisi dan

kebutuhan, daya tarik, pendidikan yang besar,

efektivitas program serta efisiensi dan produktivitas

kegiatan. Sementara masyarakat umum berpendapat

bahwa ukuran mutu yang utama adalah besarnya

lulusan sekolah dengan nilai yang tinggi

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka

peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan mutu

pembelajaran atau pendidikan yang berkualitas secara

keseluruhan berkaitan dengan kualitas/kompetensi

guru, karena guru merupakan ujung tombak dalam

upaya peningkatan kualitas (mutu) pembelajaran dan

hasil pendidikan. Untuk itu, seorang guru harus

memenuhi persyaratan sebagai guru profesional

dengan kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru

terdiri dari: kompetensi pribadi, kompetensi sosial, ,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

22

kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional

mengajar. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut

bisa menempuh beberapa program pelatihan dan diklat

serta kegiatan yang mendukung profesionalisme dan

pengembangan karir guru perlu diperhatikan, karena

dengan profesional yang meningkat berarti akan

memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu

pembelajaran di sekolah.

Selain guru, bahwa mutu pembelajaran masih

dipengaruhi beberapa faktor antara lain: siswa sebagai

input, metode pembelajran yang digunakan, media

pembelajaran, sarana dan prasarana yang mencukupi,

serta lingkungan yang kondusif.

Ronald H.Heck (2009) first, the effectiveness of successive teachers was related to student achievement in reading and math, Second, collective teacher effectiveness, as an organizational property of school, was positively associated with acchievement levels. Third, the stability of the school’s teaching staff and the quality of its academic organization and teaching processes were positively related to achievement levels.

Prestasi siswa tergantung dari efektifitas guru,

kerja sama guru dalam organisasi di sekolah memberi

dampak positif dalam prestasi. Stabilitas dan kualitas

organisasi dan pengajaran akademik berkaitan dengan

tingkat pencapaian. Hal ini menunjukan bahwa efektif

dan kinerja guru secara kolaborasi serta kualitas

dalam proses akademik akan mudah untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

23

2.2.2 Membentuk Tim Kerja yang Efektif

Mulyasa (2006:91) kebersamaan (teamwork)

merupakan karakteristik yang dituntut oleh

profesionalisme kepala sekolah, karena output

pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah,

bukan hasil individual. Karena itu, budaya kerja sama

antarfungsi dalam sekolah, dan antarindividu dalam

sekolah, harus merupakan kebiasaan hidup sehari-

hari warga sekolah.

Menurut Dadi Permadi (2001:91) tim adalah

sekumpulan orang yang bekerja dalam suatu program

yang sama. Tim merupakan modal dasar untuk

meraih, di mana para anggota tim saling bekerja sama,

saling mendorong, dan mendukung, secara harmonis

untuk meningkatkan mutu.

Menurut Hikmat (2009:27) menyatakan “lembaga

pendidikan memiliki sumber daya manusia yang

berkualitas membutuhkan pembagian kerja yang

profesional dan penempatan para pekerja menurut

kompetensinya masing-masing. Dengan demikian,

setiap pelaku pendidikan memikul tanggung jawab

yang penuh sesuai dengan kecakapannya dan

mengikuti sistem kerja yang profesional untuk

mencapai tujuan pendidikan.”

Pembagian tugas dalam sebuah tim diperlukan

keahlian sumber daya yang profesional, sehingga

tujuan yang diinginkan akan mudah dicapai.

Sheikh Raheel manzoor. et al (2011) menyatakan “... in this of invreased competition, leaders recognize of teamwork more than ever. Team can expand of individuals through collaboration...”

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

24

Dengan adanya persaingan yang meningkat,

maka perlu adanya sebuah kerja sama yang lebih baik,

tim kerja yang efektif dapat meningkatkan output

individu melalui kolaborasi atau kerja sama.

Tim kerja merupakan sebuah kerja sama yang

saling membantu untuk mencapai tujuan sebuah

lembaga, sehingga hasil atau output merupakan wujud

kerja bersama atau tim kerja yang kompak. Tim kerja

merupakan salah satu bentuk kinerja pada suatu

lembaga pendidikan untuk menghasilkan keluaran

yang memuaskan pada semua pihak pengguna jasa

pendidikan.

Untuk mencapai tujuan sebuah lembaga

khususnya di lembaga pendidikan sangat diperlukan

sebuah tim yang mempunyai komitmen tinggi, dengan

demikian segala sesuatu yang menghalangi organisasi

dapat diselesaikan dengan baik. Karena anggota tim

tersebut merasa memilki sebuah kesepakatan. Jadi

saling mendukung satu sama lain merupakan kunci

sukses dari tim kerja. Sebuah tim kerja (teamwork)

diusahakan untuk selalu bisa menyelesaikan

perbedaan pemahaman serta perselisihan antar

individu.

Hubungan sekolah dan masyarakat pada

hakikatnya merupakan sebuah sarana untuk

mengembangkan pribadi siswa di sekolah. Dalam hal

ini sekolah harus bisa menjalin kerja sama dalam

sebuah tim kerja yang efektif untuk mencapai tujuan

sekolah atau pendidikan secara efektif dan efesiaen.

Sekolah harus mengetahui harapan dari masyarakat.

Oleh karena itu, sekolah harus memberikan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

25

penerangan tentang tujuan, program-program,

kebutuan serta keadaan masyarakat. Sebaliknya

sekolah harus mengetahui harapan dan kebutuhan

masyarakat. Perlibatan orang tua dan masyarakat

dalam program sekolah mempunyai tujuan antara lain

(1) memajukan kualitas pendidikan dan pertumbuhan

peserta didik, (2) memperkokoh kualitas hidup dan

penghidupan masyarakat, dan (3) menggairahkan

masyarakat untuk menjalin hubungan dengan

sekolah.(Mulyasa,2013:75)

Pendidkan merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Untuk

itu perlu adanya kerja sama yang baik agar mutu

pembelajaran bisa terwujud. Dengan peningkatan

mutu pembelajaran akan berdampak pada mutu

pendidikan. Maka dari itu kepala sekolah harus dapat

melibatkan peran serta masyarakat untuk andil dalam

peningkatan kualitas pendidikan.

Undang-undang Sisdiknas (2003:pasal 54 ayat 1)

menyebutkan bahwa peran serta masyarakat dalam

pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok,

keluarga, organisasi kemasyarakatan dalam

penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan

pendidikan. Maka sepantasnya tim kerja pada lembaga

pendidikan melibatkan berbagai pihak, agar terbentuk

sebuah tim yang efektif.

Irawan (2012) menyatakan bahwa ciri-ciri tim yang efektif sebagai berikut:

1. Tujuan yang sama Tujuan yang sama mengapa sekelompok orang berkumpul menjadi sebuah tim. Tanpa kesamaan tujuan, tim menjadi tidak relevan untuk dibentuk.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

26

Adanya kesamaan tujuan yang melahirkan komitmen anggota tim. Sebab tujuan bersama merupakan perwujudan dari kepentingan bersama dari masing-masing individu dalam tim tersebut. Tanpa adanya tujuan yang sama maka setiap anggota tim akan bekerja menurut kepentingan sendiri dan tujuan masing-masing. Kesamaan tujuan akan membantu semua anggota tim dalam bergerak ke satu arah yang sama dan memilki indikator keberhasilan yang sama.

2. Peran yang jelas Sebuah tim seharusnya diisi oleh individu-individu dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tim. Oleh karena itu idealnya sebuah tim terdiri dari sekumpulan orang yang ahli dibidangnya masing-masing.dan bekerja sama dengan keahliannya untuk mencapai tujuan tim.

3. Komunikasi efektif Komunikasi adalah sarana yang digunakan untuk saling memahami. Makin baik komunikasi maka semakin baik pula pemahaman terhadap pesan yang terkirim dan diterima oleh masing-masing komunikator.Dalam sebuah organisasi dan Tim secara khusus, faktor komunikasi sering kali menjadi penghambat optimalisasi kinerja. Komunikasi yang buruk , sering kali menjadi pebnyebab gagalnya organisasi atau tim mencapai targetnya,

4. Pemimpin visioner Tim selalu terdiri dari kumpulan orang. Oleh karena itu sebuah Tim yang efektif selalu membutuhkan seorang pemimpin yang dapat menyatukan perbedtim aan pendapat setiap individu di dalam tim menjadi sesuatu yang dapat mnggerkan tim untuk mencapai tujuan bersama.lemahnya kepemimpinan di dalam tim sering kali menimbulkan konflik antara anggota yang tidak terkelola dengan baik.hingga menyebabkan kehancuran bagi kinerja tim.

5. Pikiran dan sikap positif Pikiran dan sikap positif adalah kunci kesuksesan hubungan antar manusia.Begitupun dalam sebuah tim,mengembangkan sebuah pikiran dan sikap positif pada setiap anggot tim, akan menciptakan sebuah performance tim yang tangguh. Setiap orang di dalam tim mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa tim kerja adalah sebuah

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

27

kerjasama yang saling melengkapi antara satu dengan

yang lain bekerja bersama-sama, saling ada

keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama dalam

waktu yang telah ditentukan dan terprogram secara

teratur. Tim kerja (teamwork) harus saling mengerti

dan saling mendukung dalam menyelesaikan

perbedaan pendapat atau pemahaman. Sebagai

indikator tim kerja yang efektif antara lain: (1) ada

peminpin sebagai koordinator, (2) mempunyai rencana,

(3) menggunakan waktu sebaik-baiknya, (4)

mempunyai tujuan yang sama, (5) peran yang jelas, (6)

komunikasi yang efektif, (7) suasana kondusif.

2.2.3 Peningkatan Prestasi Siswa

Menurut Sudarmanto (2014:96) prestasi adalah

suatu keinginan untuk bekerja dengan baik atau

memenuhi/melebihi standar kinerja atau dorongan

untuk bekerja dengan baik.

Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu

aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan

pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan

belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan

berupa angka-angka dalam rapor. Bila siswa memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan

meningkatkan prestasi belajar.

Prestasi siswa merupakan wujud dari kineja

pendidik yang secara langsung bisa dilihat hasilnya,

adapun prestasi siswa terdiri dari prestasi akademik

dan prestasi non akademik. Kedua-keduanya

mempunyai peran yang penting bagi perkembangan

jiwa anak. Karena kedua-duanya bila ditekuni dengan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

28

sungguh-sungguh akan menentukan masa depan

siswa yang baik.

Heck dkk. dalam Mulyasa (2013:19) menyatakan,

bahwa prestasi akademik dapat diprediksi berdasarkan

pengetahuan terhadap perilaku kepemimpinan kepala

sekolah. Hal ini dapat dipahami karena proses

kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh

terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan.

Menurut Husaini Usman (2014:543) mutu di

bidang pendidikan meliputi mutu input, proses,

output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan

bermutu jika setiap berproses. Proses pendidikan

bermutu apabila mampu menciptakan suasana

PAKEMB (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif,

Menyenangkan, dan Bermakna). Output dinyatakan

bermutu jika hasil belajar akademik dan non akademik

siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila

lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar,

semua pihak mengakui lulusan dan merasa puas.

Peningkatan prestasi siswa terdiri dari: (1)

prestasi akademik dan non akademik, (2) pendidikan

budi pekerti. Prestasi merupakan wujud dari kinerja

yang dicapai. Prestasi siswa merupakan hasil atau

kinerja kepala sekolah dan guru, sehingga harus ada

bukti berupa data otentik yang dapat diketahui oleh

semua pihak.

Menurut Slameto (2009:132) keberhasilan,

kemajuan, dan prstasi belajar para siswa memerlukan

data yang otentik, dapat dipercaya, dan memilki

keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

29

mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah

sebagai manajer pendidikan di sekolah.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan

bahwa prestasi merupakan hasil yang diperoleh oleh

seseorang dari hasil kinerjanya secara maksimal dalam

mencapai tujuan dan waktu yang telah direncanakan.

Prestasi siswa berhubungan dengan kemampuan siswa

yang dapat dicapai dalam bidang akademik dan non

akademik secara terprogram dilakukan secara rutin

dan diakhiri dengan evaluasi yang dibuktikan oleh

hasil berupa data keberhasilan siswa tesrsebut.

Keberhasilan siswa merupakan unjuk kerja guru dan

kepala sekolah.

Pendukung prestasi selain akademik adalah

pendidikan budi pekerti yang bertujuan untuk

membina akhlak dan budi pekerti siswa agar menjadi

siswa yang santun, bertanggung jawab dan berbudi

pekerti mulia. Yang dilaksanakan lewat kegiatan

pembiasaan dan keteladanan oleh guru.(Kurikulum SD

Merbuh, 2015:22)

Pengembangan fifisk sekolah dan pembiasaan

siswa (pendidikan budi pekerti) sebagai pendukung

peningkatan prestasi siswa . Prestasi siswa dirasa

sempurna apabila kualitas fisik dan mental seimbang.

Pengembangan institusi lembaga pendidikan juga

sangat mendukung prestasi siswa, contohnya ruang

kelas yang mencukupi akan memberikan rasa nyaman

dalam proses pembelajaran. lengkapnya sarana

pembelajaran akan mendukung peningkatan prestasi

siswa. Pengembangan pribadi siswa dalam dunia

pendidikan juga mendukung peningkatan prestasi

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

30

siswa. Karena dengan pembiasaan individu dalam hal

posistif akan memberi kontribusi prestasi siswa pada

waktu yang akan datang.

2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

Kualitas kinerja kepala sekolah sangat

menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan

yang dipimpinnya. Dengan demikian faktor kinerja

seorang kepala sekolah sangat menentukan kualitas

dalam pengelolaan sekolah untuk mencapai tujuan.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan kinerja

kepala sekolah menempuh berbagai jalan/cara antara

lain dengan workshop, pelatihan dan diklat tentang

peningkatan kinerja kepala sekolah.

Di samping usaha tersebut juga banyak

penelitian yang relevan dengan kajian kinerja kepala

sekolah antara lain:

Berdasarkan penelitian Budi Suhardiman tentang

Studi Kinerja Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa

pengaruh rekrutmen, kompetensi, dan sistem

kompensasi kepala sekolah terhadap kinerja guru

hasilnya sangat tinggi. Faktor-faktor lain yang bisa

mempengaruhi kinerja kepala sekolah yaitu

kepuasan dalam bekerja, jumlah dan jenis diklat

yang sudah diikuti, pengembangan karir, sistem

pembinaan, latar belakang pendidikan, motivasi, minat,

iklim organisasi, dan sebagainya. Faktor lain yang bisa

memengaruhi kinerja kepala sekolah, yaitu

kepemimpinan kepala sekolah, profesionalisme guru,

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

31

suasana kerja, budaya organisasi, sarana prasarana

yang tersedia di sekolah, pengalaman bekerja, motivasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Uray Iskandar

SMP Negeri Teluk Keramat tentang Kepemimpinan

Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru

diperoleh gambaran bahwa kepemimpinan kepala

sekolah sangat berpengaruh pada kinerja guru dalam

menjalankan tanggung jawabnya dan loyalitas guru

dengan tugas yang diembannya.

Penelitian serupa dari Yanti Hasmayanti tentang

Pengaruh Efektivitas Kepala Sekolah terhadap

Kompetensi Guru hasilnya sangat tinggi dengan

mengupayakan pencapaian tujuan, memberikan

petunjuk pada guru melalui pengawasan,

meningkatkan hubungan pribadi, supervisi terarah dan

meningkatkan kompetensi guru melalui pertemuan

intern dan ekstern melalui wadah pertemuan KKG,

MGMP atau pertemuan PGRI.

Marhamah,N.Dante, M.Sutama (2013) Kontribusi

Kinerja Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Iklim Kerja

terhadap Prestasi Kerja Guru di Lingkungan Yayasan

Pendidikan Tarbiyatul Islam NW Wanasaba Kabupaten

Lombok menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah

memberi kontribusi yang positif terhadap prestasi kerja

guru, motivasi kerja guru dan memberikan iklim kerja

guru di lingkungan yayasan Tarbiyatul Islam NW

Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Dapat

disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah akan

menentukan prestasi sekolah.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

32

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa kinerja kepala sekolah akan berpengaruh positif

terhadap prestasi pendidikan di sekolah.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka, dapat ditarik kerangka

pikir bahwa kinerja kepala sekolah merupakan aktifitas

yang dilakukan kepala sekolah secara berkolaborasi

untuk mencapai tujuan dan prestasi suatu lembaga

pendidikan di SD Negeri 1 Merbuh dalam waktu yang

telah ditentukan.

Kinerja kepala sekolah dalam meningkatkatkan

prestasi sekolah melalui peningkatan mutu

pembelajaran dengan meningkatkan kualifikasi

pendidikan dan profesional pendidik

Kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan

prestasi dengan membentuk tim kerja yang efektif

dengan melibatkan berbagai unsur yang terdiri dari

guru, wali murid, komite danmasyarakat.

Kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan

prestasi siswa dalam bidang akademik dan non

akademik melalui kegiatan kurikuler dan ekstra

kurikuler.

Kinerja kepala sekolah SD Negeri 1 Merbuh UPT

Dinas Pendidkan Kecamatan Singorojo diduga dapat

meningkatkan prestasi sekolah melalui kinerja kepala

sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran,

pembentukan tim kerja yang efektif dan peningkatan

prestasi siswa melalui peningkatan kegiatan akademik

dan non akademik. Dengan pelaksanaan program yang

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

33

baik, diharapkan kualitas pendidikan dapat

ditingkatkan.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW

34