bab ii tinjauan pustaka 1.1 a. - uksw
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Landasan Teoritis
1.1.1 Hakikat Sikap
A. Definisi sikap
Menurut G.W. Allport1, Sikap adalah keadaan mental dan taraf dari
kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan
situasi yang berkaitan dengannya Sedangkan menurut Heri Purwanto2,
Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yangdisertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
Bedasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan sikap dalam
penelitian ini adalahkecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan
perilaku wirausaha.
B. Komponen Sikap
Menurut Azwar S3 truktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling
menunjang yaitu :
1Direktori file UPI jurusan psikologi, rahayu ginintasasi, sikap hlm 1
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RAHAYU_GININTASASI
/Sikap.pdf 2 https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf
3Ibid.File https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf
6
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif
berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai
sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
1) Komponen afektif merupakan perasaan yang
menyangkutaspek emosional. Aspek emosional inilah yang
biasanya berakar palingdalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-
pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang
komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu.
2) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan
berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh
seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk
bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara
tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah
logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah
dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
C. Tingkatan Sikap
Tingkatan sikap menurut Soekidjo Notoatmojo4:
1) Menerima (receiving)
4Ibid.File https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf
7
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau
salah adalah berarti orangitu menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain
(tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke
posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti
bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.
Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun
mendapatkan tantangandari mertua atau orang tuanya sendiri
D. Sifat Sikap
8
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif.
Menurut Heri Purwanto5 sifat sikap adalah sebagai berikut :
1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.
2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
E. Ciri – Ciri Sikap
Menurut Heri Purwantoro6, ciri-ciri sikap adalah
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan
obyeknya. Sifat ini membedakannnya dengan sifat motif-motif
biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan
sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-
keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap
pada orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai
hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu
terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan
suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapidapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
5Ibid.File https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf
6Ibid, File https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf hlm 2
9
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
1.1.2 Hakikat Kepribadian
A. Definisi Kepribadian
Koentjaraningrat7, menyatakan bahwa kepribadian adalah susunan
dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau
tindakan seseorang. SedangkanYinger8, mengatakan bahwa
kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan sistem
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah perpaduan yang
utuh antara sifat, sikap, pola pikir, emosi, dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu agar berbuat sesuatu yang benar sesuai
dengan lingkungannya. Theodore M. Newcomb9, menyatakan bahwa
kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai
latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa kepribadian
menunjukkan organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk
berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila
ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menghadapi suatu
masalah.
7 Intan Nia, http://www.slideshare.net/zaaiiraahrahmah/definisi-kepribadian-20960233
8Ibidfile http://www.slideshare.net/zaaiiraahrahmah/definisi-kepribadian-20960233
9Ibidfilehttp://www.slideshare.net/zaaiiraahrahmah/definisi-kepribadian-20960233
10
Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian
adalah segala corak tingkah laku individu yang terhimpun dalam
dirinya, digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
segala rangsang baik yang datang dari luar dirinya (eksternal)
maupun dari dalam dirinya sendiri (internal) sehingga corak tingkah
lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi
individu itu. Dalam penelitian ini kepribadian wirausaha ialah
kecenderungan tindakan seseorang yang berlandaskan jiwa dan unsur
– unsur kewirausahaan dalam serangkaian situasi yang terjadi di
lingkungannya sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap rangsangan
dari luar maupun dalam.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian seseorang senantiasa berubah dan berkembang seiring
dengan proses sosialisasi yang dilakukan orang tersebut. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian pada seseorang adalah
sebagai berikut10
.
1. Faktor Biologis
Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda
dengan orang yang lainnya. Warisan biologis dapat berupa bentuk
fisik yang berbeda antara satu orang dengan orang lain, bahkan
pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang dapat
10
Ibid, http://www.slideshare.net/zaaiiraahrahmah/definisi-kepribadian-20960233hlm 2
11
menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian
sesuai dengan bagaimana ia memahami keadaan dirinya dan
bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat.
2. Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus
Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis
kebudayaan yang berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir
yang menghasilkan kebudayaan nelayan, masyarakat pedesaan
yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan kebudayaan
masyarakat kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya
merupakan karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat
dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh
karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah
kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok
masyarakat.
3. Faktor Pengalaman Kelompok
Sepanjang kehidupan seseorang, pasti ada kelompok-kelompok
tertentu yang diserap gagasan-gagasan dan norma-normanya oleh
seseorang. Kelompok keluarga adalah kelompok pertama yang
akan dilalui oleh individu dan mungkin yang memiliki peranan
paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Kelompok lain yang menjadi referensi individu dalam
membentuk kepribadiannya adalah kelompok bermain. Peranan
kelompok bermain ini akan semakin berkurang pengaruhnya
12
seiring dengan pertambahnya usia seseorang.
Selain keluarga dan kelompok bermain, kelompok majemuk juga
memiliki peranan yang cukup besar bagi pembentukan
kepribadian seseorang. Kelompok majemuk menunjuk pada
kenyataan masyarakat yang sangat beraneka ragam. Bermacam-
macam kelompok masyarakat ini mempunyai pendangan-
pandangan yang berbeda dalam memandang nilai dan norma.
Dalam keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu
hendaknya menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik bagi
dirinya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan yang
terjadi dalam masyarakat majemuk tempatnya berada.
4. Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu
memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan karena
pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing
individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang
menyamainya. Itulah mengapa dua orang individu yang hidup
pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan
kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang yang lahir kembar
sekalipun.
13
C. Unsur-Unsur Kepribadian
Menurut Koentjaraningrat11
unsur-unsur dari kepribadian meliputi:
pengetahuan, perasaan dan dorongan hati.
a. Pengetahuan
Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memiliki
aspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi,
pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar
manusia. Walaupun demikian, diakui bahwa banyak pengetahuan
atau bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang ditimbun
oleh seorang individu selama hidupnya itu, seringkali hilang dari
alam akalnya yang sadar, atau dalam "kesadarannya," karena
berbagai macam sebab. Walaupun demikian perlu diperhatikan
bahwa unsur-unsur pengetahuan tadi sebenarnya tidak hilang
lenyap begitu saja, melainkan hanya terdesak masuk saja ke
dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmu psikologi
disebut alam "bawah-sadar" (sub-conscious). Pengetahuan
individu di alam bawah sadar larut dan terpecahpecah menjadi
bagian -bagian yang seringkali tercampur satu sama lain dengan
tidak teratur. Proses itu terjadi karena tidak ada lagi akal sadar
dari individu bersangkutan yang menyusun dan menatanya
dengan rapi walaupun terdesak ke alam bawah sadar, namun
kadang-kadang bagian bagian pengetahuan tadi mungkin muncul
11
Tati Harwati, http://kumpulantugasekol.blogspot.com/2014/09/jelaskan-unsur-unsur-
kepribadian.html
14
lagi di alam kesadaran dari jiwa individu tersebut. Unsur-unsur
yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar,
secara nyata terkandung dalam otaknya. Ada bermacammacam
hal yang dialami melalui penerimaan pancainderanya serta alat
penerima atau reseptor organismanya yang lain, sebagai getaran
eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa,
sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal
(panas-dingin) dan sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel
tertentu di bagian-bagian tertentu dari otaknya Di sana berbagai
macam proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi, yang
menyebabkan berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah
menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh
individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang
lingkungan tadi. Seluruh proses akal manusia yang sadar
(conscious) tadi, dalam ilmu psikologi disebut "persepsi
b. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan
positif atau negatif. Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif
karena adanya unsur penilaian, yang biasanya menimbulkan suatu
kehendak dalam kesadaran seorangindividu. Kehendak itu bisa
juga positif, artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang
dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan
15
kenikmatan kepadanya, atau bisa juga negatif, artinya ia hendak
menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan
membawa perasaan tidak nikmat kepadanya. Alam kesadaran
manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Kalau
orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan
gambar reklame minuman es kelapa muda berwarna merah muda
yang tampak segar dan nikmat, maka persepsi itu menyebabkan
seolaholah terbayang di mukanya suatu penggambaran segelas es
kelapa muda yang dingin, manis, dan menyegarkan pada waktu
hari sedang panas-panasnya, yang seakan-akan demikian
realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi seorang
individu yang menggambarkan diri sendiri sedang menikmati
segelas es kelapa muda tadi menimbulkan dalam kesadarannya
suatu "perasaan" yang positif, yaitu perasaan nikmat, dan
perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur.
Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorang
individu yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar
suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk dan
sebagainya. Dugaan-dugaan atau persepsi seperti itu dapat
menimbulkan kesadaran akan perasaan yang negatif, karena
dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana kita menjadi
muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di
masa yang lampau. Apersepsi tersebut mungkin dapat
16
menyebabkan kita menjadi benar-benar merasa muak apabila kita
mencium lagi bau ikan busuk. Suatu perasaan bisa berwujud
menjadi kehendak, suatu kehendak juga dapat menjadi sangat
keras, dan hal itu sering terjadi apabila hal yang dikehendaki itu
tidak mudah diperoleh, atau sebaliknya. Suatu kehendak yang
kuat/keras disebut dengan keinginan. Suatu keinginan juga bisa
menjadi sangat besar, dan bila hal ini terjadi maka disebut dengan
emosi.
c. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung
berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh
pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam
organismanya, dan khususnya dalam gen-nya (dirinya) sebagai
naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk
manusia tersebut, disebut dorongan (drive). Naluri yang
terkandung dalam diri manusia sangat beragam (Koentjaraningrat,
1986), beberapa ahli memiliki perbedaan, namun mereka sepakat
bahwa ada paling sedikit tujuh macam dorongan naluri, yaitu:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini
memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga ada
pada semua makhluk di dunia ini dan yang menyebabkan
bahwa semua jenis makhluk mampu mempertahankan
hidupnya di muka bumi ini;
17
2. Dorongan hubungan antara manusia. Dorongan ini malahan
telah menarik perhatian banyak ahli psikologi, dan berbagai
teori telah dikembangkan sekitar soal ini. Suatu hal yang jelas
adalah bahwa dorongan ini timbul pada tiap individu yang
normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan, dan memang
dorongan ini mempunyai landasan biologi yang mendorong
makhluk manusia untuk membentuk keturunan yang
melanjutkan jenisnya (regenerasi);
3. Dorongan untuk usaha mencari makan. Dorongan ini tidak
perlu dipelajari, dan sejak bayi pun manusia sudah
menunjukkan dorongan untuk mencari makan, yaitu dengan
mencari susu ibunya atau botol susunya, tanpa dipengaruhi
oleh pengetahuan tentang adanya hal-hal itu tadi;
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama
manusia. Dorongan ini memang merupakan landasan biologi
dari kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk kolektif;
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan
ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna
kebudayaan di antara manusia, karena adanya dorongan ini \
manusia mengembangkan adat yang memaksanya berbuat
konform dengan manusia sekitarnya;
6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada dalam
naluri manusia, karena manusia merupakan makhluk, yang
18
hidup kolektif, sehingga untuk dapat hidup bersama dengan
manusia lain secara serasi ia perlu mempunyai suatu landasan
biologi untuk mengembangkan rasa altruistik, rasa simpati,
rasa cinta dan sebagainya, yang memungkinkannya hidup
bersama itu. Kalau dorongan untuk berbagai hal itu
diekstensikan dari sesama manusianya kepada kekuatan-
kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar
akalnya, maka akan timbul religi; dan
7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk,
warna, suara, atau gerak.
1.1.3 Hakikat Wirausaha
A. Pengertian Wirausaha
Secara etimologi, wirausaha berasal dari kata wira dan usaha.Wira
artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur,
gagah berani, dan berwatak agung. Sedangkan usaha berarti perbuatan
amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi secara harfiah dapat dikatakan
wirausaha berarti pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.12
Istilah
wiraswasta merupakan kata serapan bahasa sansekerta berasal dari wira,
swa, dan sta. Wira berarti manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi
luhur, berjiwa besar, pahlawan, pionir, pendekar atau pejuang kemajuan,
memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri dan sta berarti
12
Dr.Basrowi, “kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi”, Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 1
19
berdiri.13
Baik wirausaha maupun wiraswasta merupakan padanan kata
yang sama – sama berasal dari bahasa perancis enterpreneur, yang pada
mulanya merujuk pada pemimpin pertunjukan. Dengan kata lain,
wirausaha merupakan manusia yang unggul yang mampu berdiri sendiri
dengan usaha sendiri, memimpin dirinya bahkan ketika orang lain untuk
berbuat sesuatu atau berjuang demi kemajuan.
Konsep wirausaha berbeda dengan konsep kewirausahaan,
kewirausahaan lebih menekankan pada proses dan kegiatan – kegiatan
seorang wirausaha.
Zimmerer dan Scharborough menyatakan konsep tentang wirausaha
sebagai berikut:
“An enterpreneur is one who creates a new bussines in face of risk
and uncertainly for the purpose of achieving profit and growth by
identifying significant opportunities an assemblingthe necessary
resources to capitalize on them”14
Dalam konsep tersebut maka mengindikasikan bahwa seorang wirausaha
merupakan manusia yang menciptakan bisnis yang baru, menghadapi
resikonya, bertumbuh untuk mendapatkan keuntungan, dengan
menggunakan seluruh sumberdaya yang dimilikinya sehingga mengalami
peningkatan. Dengan kata lain seorang wirausaha diharapkan dapat
menciptakan inovasi, kreatif, memiliki motivasi yang tinggi dalam
13
Mariana Kristianti, “Rancang Bangun Prototype Berbasis Web Sebagai Implementasi Praktik
Wirausaha Mahasiswa di Kota Semarang”, Jurnal Ekonomi Bisnis Vol.XVII No 2, Agustus 2014
hlm. 29 14
Sukirman, “pengembangan kewirausahaan melalui peningkatan kinerja karyawan, Jurnal
Ekonomi Bisnis Vol. April 2014
20
rangka mencapai keberhasilan usaha serta dapat menghadapi resiko dan,
tantangannya.
B. Sikap Wirausaha
Sikap Wirausaha ialah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan
perilaku wirausaha. Komponen dari sikap wirausaha digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.1 komponen sikap wirausaha
Pada komponen kognitif yang melibatkan fungsi otak, kepercayaan
seseorang terhadap sesuatu didapatkan dari dari proses berpikir, asalnya
dari penerimaan pengetahuan. Pada komponen afektif yang melibatkan
perasaan atau emosional, perwujudannya dapat berupa keinginan atau
motivasi dari dalam. Pada komponen Konatif yang melibatkan perilaku
yang cenderung mengarah pada kewirausahaan, perwujudannya adalah
reaksi. Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang
bersinergi dalam sikap wirausaha.
Sesuai dengan tingkatan sikap, sikap wirausaha dapat dikembangkan
dengan receiving atau penerimaan stimulus, lalu individu tersebut
Konatif
Afektif
Kognitif
21
merespon, menghargai, dan bertanggung jawab atas pilihan sikap yang
dilakukannya. Hal tersebut diperkuat dengan ciri – ciri sikap yaitu bukan
sebagai bawaan sejak lahir, tetapi dibentuk dan dipelajari.
Meredith et al.15
mengemukakan nilai hakiki dan penting dari wirausaha
adalah sebagai berikut :
1. Percaya Diri (Self Confidence)
Merupakan panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat
relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya
untuk memulai melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif dan
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, serta
kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah
untuk memahami diri sendiri, oleh karena itu wirausaha yang
sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri
2. Berorientasi Pada Tugas Dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang
yang selalu mengutamakan nilai – nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam
kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif.
Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan
pengalaman bertahun – tahun dan pengembangannya diperoleh
15
Basrowi. Op. Cit, 27
22
dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan
semangat berprestasi
3. Berani mengambil resiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha – usaha yang
lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan
daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari
situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi
resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua
alternatif yang harus dipilih, yaitu alternatif yang mengandung
resiko, dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap resiko
tergantung pada :
a) Daya tarik setiap alternatif
b) Kesediaan untuk rugi
c) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil resiko tergantung dari
a) Keyakinan pada diri sendiri
b) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari
peluang dalamkemungkinan untuk memperoleh keuntungan
c) Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realistis
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, keteladan. Ia harus menampilkan produk, dan jasa –
jasa baru dan berbedasehingga ia menjadi pelopor, baik dalam
23
proses produksi maupun pemasaran dan selalu memanfaatkan
perbedaan sebagai suatu penambah nilai
5. Berorientasi Ke Masa Depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa
depan. Kuncinya adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
6. Orisinalitas atau keaslian : Kreativitas Dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang – orang yang memiliki ciri –
ciri berikut :
a. Tidak pernah puas dengan cara – cara yang dilakukan saat
ini meskipun cara tersebut cukup baik.
b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan
perbedaan
Seorang individu dalam dunia yang nyata akan selalu menghadapi
tantangan dan persaingan, sebagai reaksi yang positif, sebaiknya
menunjukkan sikap percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil,
berani mengambil resiko, kepemimpinan, berorientasi ke masa depan,
orisinalitas atau keaslian. Sikap wirausaha tersebut dapat dikembangkan
dengan penerimaan stimulus selama menempuh pendidikan.
24
C. Kepribadian Wirausaha
1. Konsep Kepribadian Wirausaha
Kepribadian adalah keseluruhan cara dimana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa
diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Menurut pengertian dari para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis
dan fisik yang berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan
tingkah laku) yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu,
yang menentukan penyesuaian diri individu tersebut terhadap
lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang
unik dan berbeda dengan orang lain.
Demikian halnya dengan kepribadian wirausaha ialah kecenderungan
tindakan seseorang yang berlandaskan jiwa dan unsur – unsur
wirausaha. Kepribadian wirausaha juga merupakan bentuk
penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini juga berarti kepribadian
wirausaha dapat diciptakan oleh lingkungan yang mendukung
tumbuhnya wirausaha.
25
Berbeda dengan sikap wirausaha yang bukan bawaan lahir,
kepribadian wirausaha dapat dipengaruhi oleh faktor biologis atau
bawaan gen. Unsur yang membentuk kepribadian digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.2 Unsur Kepribadian Wirausaha
Unsur kepribadian wirausaha yang pertama ialah pengetahuan.
Pengetahuan merupakan sesuatu yang dapat diterima dengan sadar
atau dipelajari. Hal tersebut berarti kepribadian wirausaha dibentuk
oleh pengetahuan yang baik tentang kewirausahaan. Kecakapan atau
soft skill hal – hal yang berkaitan dengan wirausaha dapat dipelajari
sebagai pengetahuan.
Berikut ini adalah kepribadian seorang wirausahawan yang
memacunya untuk bisa menjadi sukses16
:
a. Tidak mudah putus asa
Menjalankan usaha, bukan perkara mudah. Pasti banyak
tantangan dalam menjalaninya. Contoh : membuka sebuah kafe.
Kita sudah tahu ada berapa banyak kafe yang telah berdiri.
16
Vita Hafyan,http://vitahafyan.blogspot.com/2011/12/sifat-dan-kepribadian-wirausaha.html
Pengetahuan
Perasaan
Dorongan
Naluri
26
Pastinya akan menemui persaingan yang sangat berat. Jika kafe
kita sepi, bisa saja orang memutuskan berhenti. Tidak begitu
dengan orang yang ingin sukses. Bila persaingan ketat, yang kita
perlukan adalah sebuah pembaharuan, sesuatu yang membuat
kafe kita berbeda agar bisa lebih diperhatikan oleh konsumen.
Karenanya, semangat untuk tidak putus asa haruslah tetap
dijaga.
b. Bekerja sama
Seorang enterpreneur punya ide unik untuk sebuah usaha, dan
tidak punya modal dalam bentuk uang yang cukup. Bila
enterpreneur tersebut merupakan orang yang bisa berkomunikasi
dengan baik dan bekerja sama dengan orang lain, uang bukan
lagi persoalan untuk memulai sebuah usaha. Caranya dapat
dengan bekerjasama atau meminta bantuan pada kerabat atau
teman untuk membuka usaha tersebut.
c. Jujur
Dalam bekerja sama, kejujuran sungguh sangat penting. Bukan
itu saja. Kejujuran merupakan aspek penting dalam kehidupan.
Begitu juga dengan wirausaha. Karena berhubungan dengan
membangun kepercayaan pelanggan. Dengan kepercayaan maka
konsumen akan menjadi loyal dan usaha akan bertahan lama.
Oleh karena itu, kejujuran merupakan aspek yang penting dalam
keberlangsungan usaha.
27
d. Tidak cepat puas
Seorang wirausahawan tidak akan merasa cepat puas sekalipun
sudah terbilang cukup sukses. Kita lihat sedikit pada beberapa
perusahaan yang sudah sangat sukses. Apakah mereka berhenti
begitu saja saat sudah sukses? Tidak, mereka selalu berusaha
menemukan lagi hal-hal lain yang bisa membantu
mengembangkan usaha mereka itu.
e. Tidak takut salah / gagal
Kegagalan merupakan sebuah pelajaran dan pengalaman dalam
sebuah usaha. Bila takut gagal lebih baik tidak memulai sama
sekali usaha itu. Begitu banyak pengusaha yang sukses saat ini,
saat ditanyakan, mereka semua pasti pernah menemui
kegagalan. Dan kegagalan itulah yang memicu kemajuan
mereka saat ini. Kegagalan pasti pernah terjadi dalam hidup
seseorang. Tinggal bagaimana maing – masing menyikapinya.
2. Tipe Kepribadian Wirausaha
Menurut Miner17
, ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu
personal achiever, supersalesperson, real manager, dan expert idea
generation.
a. Personal Achiever.
Ciri-ciri wirausaha tipe personal achiever adalah sebagai
berikut: Memiliki kebutuhan berprestasi; Memiliki kebutuhan
17
http://usupress.usu.ac.id/files/Pengantar%20Kewirausahaan_Normal_bab%201.pdf
28
akan umpan balik; Memiliki kebutuhan perencanaan dan
penetapan tujuan; Memiliki inisiatif pribadi yang kuat;
Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi;
Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting;
Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan
pribadi bukan oleh hal lain.
b. Supersalesperson.
Ciri-ciri wirausaha tipe supersalesperson adalah sebagai
berikut:Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang
lain;Memiliki keinginan untuk membantu orang lain;Percaya
bahwa proses-proses sosial sangat penting; Kebutuhan
memilik hubungan positif yang kuat dengan orang
lain;Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk
melaksanakan strategi perusahaan.
c. Real managers.
Ciri-ciri wirausaha tipe real managers adalah sebagai
berikut:Keinginan untuk menjadi pemimpin
perusahaan;Ketegasan;Sikap positif terhadap pemimpin;
Keinginan untuk bersaing;Keinginan berkuasa;Keinginan
untuk menonjol di antara orang-orang lain.
29
d. The expert idea generator. Ciri-ciri wirausaha tipe expert idea
generator adalah sebagai berikut:
keinginan untuk melakukan inovasi: Keinginan untuk
berinovasi menyebabkan expert idea generator suka
menemukan gagasan baru dan melaksanakannya.
Keinginan untuk berinovasi konsisten dengan usaha
sendiri untuk mencapai keberhasilan dan merasakan
kepuasan pribadi dengan itu. menyukai gagasan-gagasan
Suka akan gagasan mencakup banyak unsur, seperti
antusiame, memperlihatkan perhatian terhadap pendapat
orang lain.Percaya bahwa pengembangan produk baru
sangat penting untuk menjalankan strategi dan organisasi.
Inteligensi yang tinggi: inteligensi mencakup kemampuan
seperti penilaian dan penalaran,serta kemampuan untuk
menggunakan abstraksi, konsep, dan gagasan. Juga
kemampuan untuk belajar, menganalisis dan membuat
sintetis.
Ingin menghindari risiko. Meskipun banyak orang yang
menganggap sifat suka ambil risiko sebagai esensi profesi
wirausaha, banyak wirausaha yang sangat berhati-hati, dan
baru melangkah kalau betul-betul sudah yakin. Bagi
wirausaha tipe ini, sifat ini memang penting karena
gagasan-gagasannya bisa saja sangat baru dan aneh.
30
Menurut Miner18
tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan
bidang usaha yang akan membawanya kepada keberhasilan.
Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha
akan berhasil bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe
kepribadiannya.
a. Personal achiever akan sukses bila terus-menerus mengatasi
rintangan dan menghadapi krisis, dan dalam menghadapi
segalanya berusaha sedapat mungkin bersikap positif.
b. Supersalesperson akan berhasil kalau memanfaatkan banyak
waktunya untuk menjual dan minta mengelola bisnisnya.
c. Real managers akan berhasil kalau ia memulai usaha baru dan
mengelola sendiri usaha tersebut.
d. Expert idea generation akan berhasil kalau terjun ke bisnis
teknologi tinggi.
1.1.4 Profil Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana19
A. Jati diri
Program Studi Pendidikan Ekonomi (Progdi – PE) merupakan
lembaga Pendidikan penghasil guru plus dibidang ekonomi
bisnis di FKIP – UKSW Salatiga, berdiri tahun 1956. Sebutan
guru plus, karena lulusan progdi PE berkompeten dibidang
18
http://usupress.usu.ac.id/files/Pengantar%20Kewirausahaan_Normal_bab%201.pdf 19
Katalog FKIP UKSW tahun 2015 – 2016
31
pendidikan dan sekaligus dibidang bisnis. Kompetensi guru
plus, dibangun berdasarkan struktur kurikulum dan proses
perkuliahan yang menekankan pada nilai profesionalitas guru
yang dijiwai sikap wirausaha, berlandaskan moral, etika
Iman Kristen didukung dengan fasilitas yang memadai.
Dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan sejak tahun
akademik 2011 – 2012 Progdi PE telah membuka lima pilihan
bidang konsentrasi, yaitu : Ekonomi koperasi, pemasaran,
administrasi perkantoran, akuntansi dan keuangan, dan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP – UKSW telah
terakreditasi oleh BAN – PT dengan kategori B (SK dari
BAN – PT 042/BAN – PT/Ak – XIII/S1/I/2011).
B. Visi
Menjadi lembaga pengembangan ilmu pendidikan ekonomi
dalam penerapannya untuk menghasilkan guru profesional
yang berjiwa wirausaha, dan berkarakter mengasihi.
C. Misi
1. Menyelenggarakan perkuliahan yang membangun
sikap kreatif, inovatif, dan proaktif berlandaskan
moral etik iman kristen
2. Menyelenggarakan penelitian dibidang pendidikan
ekonomi dalam lingkup luas, mencakup :
32
1) Pengembangan ilmu pendidikan ekonomi
2) Pengembangan metode pembealajaran
ekonomi.
3) Manajemen lembaga pendidikan dan atau
lembaga sosial.
4) Profesionalitas guru ekonomi
5) Perilaku ekonomi / wirausaha pelaku bisnis
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat untuk mengembangkan kualitas :
1) Manajerial lembaga pendidikan dan atau
lembaga sosial
2) Profesionalitas guru ekonomi.
3) Perilaku ekonomi / wirausaha pelaku bisnis
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
D. Tujuan
1. Menghasilkan guru profesional yang :
a) Memegang teguh nilai – nilai Kristiani
b) Menguasai kompetensi yang tinggi sesuai
dengan bidangnya.
c) Memiliki sikap kreatif, inovatif, proaktif dan
tangguh
33
2. Menghasilkan karya penelitian dibidang ilmu
pendidikan ekonomi yang bertaraf regional, nasional,
internasional baik yang dilakukan oleh dosen maupun
bekerjasama dengan mahasiswa.
3. Menghasilkan karya ilmiah baik oleh dosen maupun
kerjasama dengan mahasiswa.
4. Meningkatkan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat sebagai wujud penerapan ilmu pendidikan
ekonomi.
1.2 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian berjudul “Karakteristik Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa
Universitas Trunojoyo Madura” yang dilakukan oleh Taufik Rizal Dwi A. N.
Masalah dari penelitian ini ialah banyaknya lulusan perguruan tinggi yang
menganggur. Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui
karakteristik kewirausahaan mahasiswa UTM. Metode analisis yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Variabel yang diamati terdiri atas ciri-
ciri kepribadian wirausaha meliputi dorongan untuk berprestasi, rasa
tanggung jawab, sikap terhadap resiko, percaya diri, menggunakan umpan
balik, orientasi jangka panjang, kemampuan dan ketrampilan manajerial, dan
sikap terhadap uang. Hasil penelitian menunjukkan dari delapan karakteristik
jiwa kewirausahaan yang menjadi variabel penelitian hanya karakteristik
berorientasi jangka panjang saja yang banyak di miliki oleh oleh responden
dalam tahapan tinggi, yaitu 70%. Sedangkan ketujuh karakteristik jiwa
34
kewirausahaan yang lainnya seperti dorongan berprestasi, rasa tanggung
jawab, sikap terhadap risiko, rasa percaya diri, menggunakan umpan balik,
kemampuan manajerial dan sikap terhadap uang sudah dimiliki oleh para
responden meskipun pada tahap sedang. Hasil lain penelitian inin
menunjukkan presentase mahasiswa UTM yang memiliki cita – cita untuk
usaha mandiri (wirausahawan) hanya sebesar 36,2%. Sisanya sebesar 63,8%
memiliki cita-cita sebagai pegawai, baik karyawan swasta mapun PNS. Saran
perlu di lakukan upaya-upaya khususnya dosen-dosen Mata Kuliah
Kewirausahaan dalam menyusun Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan
dimana diharapkan bagaimana kurikulum tersebut bisa meningkatkan
karakter-karakter jiwa kewirausahaan pada mahasiswa Universitas Trunojoyo
Madura. Memberikan kesempatan-kesempatan kepada para mahasiswa untuk
mencoba membuka usaha baru sebagai bentuk pengalaman bagi mahasiswa
untuk berbisnis.
35
1.3 KERANGKA BERPIKIR
Uma Sekaran20
mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model
konseptual, tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.
Dalam penelitian ini, maka kerangka berpikir digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Sebagai input dari penelitian ini ialah mahasiswa program studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW. Salah satu dari
tujuan istitusi ialah untuk menghasilkan lulusan sebagai sarjana pendidikan
ekonomi sebagai guru yang memiliki kepribadian enterpreneur.
Implementasinya dengan memasukan kewirausahaan sebagai mata kuliah
20
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta, 2013, hlm 60
MAHASISWA
FKIP – Pendidikan
Ekonomi UKSW
Mata kuliah kewirausahaan,
Seminar dan workshop
kewirausahaan, serta adanya
laboratorium koperasi
SIKAP WIRAUSAHA
KEPRIBADIAN
WIRAUSAHA
36
wajib, mengadakan seminar dan workshop kewirausahaan, serta dengan
adanya laboratorium koperasi. Output yang diharapkan merupakan perilaku :
1. Sikap wirausaha merupakan kecenderungan untuk bertindak sesuai
dengan perilaku wirausaha. Komponennya adalah percaya diri (self
confidence), berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil
resiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, orisinalitas atau
keaslian (kreativitas dan inovasi)
2. Kepribadian wirausaha merupakan bentuk penyesuaian diri yang
berlandaskan jiwa dan unsur - unsur kewirausahaan. Komponen dari
kepribadian wirausaha ialah tidak mudah putus asa, bekerja sama,
jujur, tidak cepat puas, tidak takut salah atau gagal.