bab ii kajian pustaka a. tinjuan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/bab ii.pdf ·...

32
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulu Reni dan Dheane (2015) meneliti tentang Pengaruh Gender, Pengalaman Auditor, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Kemampuan Kerja Dan Pengetahuan Auditor Terhadap Audit Judgement. Hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pengalaman auditor terhadap audit judgement. Hal ini dapat diartikan, jika pengalaman auditor meningkat, maka audit judgement akan mengalami peningkatan. Banyaknya pengalaman dalam bidang audit dapat membantu auditor dalam menyelesaikan tugas yang cenderung memiliki pola yang sama. Sem Paulus Silalahi (2013)meneliti tentang Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit Dan Situasi Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yurniwati (2004). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kecondongan etika berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Akuntan secara terus-menerus akan berhadapan dengan dilemma etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan terhadap prinsip etika auditor. Maka dengan pertimbangan profesional auditor maka sikap skeptisisme sangat penting dalam memegang teguh prinsip etika. Dengan

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjuan Penelitian Terdahulu

Reni dan Dheane (2015) meneliti tentang Pengaruh Gender, Pengalaman

Auditor, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Kemampuan Kerja Dan

Pengetahuan Auditor Terhadap Audit Judgement. Hasil dari penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pengalaman auditor

terhadap audit judgement. Hal ini dapat diartikan, jika pengalaman auditor

meningkat, maka audit judgement akan mengalami peningkatan. Banyaknya

pengalaman dalam bidang audit dapat membantu auditor dalam menyelesaikan tugas

yang cenderung memiliki pola yang sama.

Sem Paulus Silalahi (2013)meneliti tentang Pengaruh Etika, Kompetensi,

Pengalaman Audit Dan Situasi Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yurniwati (2004). Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kecondongan etika berpengaruh terhadap

skeptisisme profesional auditor. Akuntan secara terus-menerus akan berhadapan

dengan dilemma etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan

terhadap prinsip etika auditor. Maka dengan pertimbangan profesional auditor maka

sikap skeptisisme sangat penting dalam memegang teguh prinsip etika. Dengan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

10

demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung hipotesis pertama

yaitu etika berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yuhendola (2005).

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengalaman mempunyai pengaruh yang

signifikansi terhadap skeptisisme profesional auditor. Auditor yang berpengalaman

memiliki tingkat selektifitas yang lebih tinggi terhadap informasi yang relevan,

sehingga mempengaruhi seorang auditor untuk memiliki sikap skeptisisme

profesional auditor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini

mendukung hipotesis pertama yaitu pengalaman berpengaruh signifikan terhadap

skeptisisme profesional auditor.

Ida Suraida (2005) meneliti tentang Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman

Audit Dan Risiko Audit Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor Dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik. Hasil penelitian penulis mendukung hasil

penelitian yang dikembangkan oleh Shaub & Laurence (1996) yang menyatakan

bahwa skeptisisme profesional auditor adalah fungsi dari 1) tingkat risiko; 2)

Kecondongan etika; 3) DIT Score ; 4) pengalaman audit; dan 5) sertifikat akuntan

publik. Perbedaannya, penulis menggunakan sub-sub variabel yang berbeda dan

penelitian dilanjutkan dengan meneliti sampai sejauh mana pengaruhnya terhadap

variabel ketepatan pemberian opini akuntan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

11

Magfirah dan Ali (2008) meneliti tentang hubungan etika profesi, keahlian,

pengalaman, dan situasi audit dengan ketepatan pemberian opini dalam audit laporan

keuangan melalui pertimbangan materialitas dan skeptisisme profesional

auditor,mendapatkan hasil Skeptisisme profesional auditor dan situasi audit

berhubungan positif dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik

dan Etika, pengalaman, serta keahlian audit berhubungan negatif dengan

ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

B. Tinjuan Pustaka

1. Audit

Audit adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk secara kritis dan sistematis

oleh pihak yang independen, laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan

catatan akuntansi dan bukti pendukung, dalam rangka memberikan pendapat atas

kewajaran laporan keuangan menurut (Sukrisno Agoes , 2014).

Jenis-jenis Auditor :

Menurut Mulyadi (2014: 28) tipe-tipe auditor, adalah sebagai berikut:

1. Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya

kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang

dibuat kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk para pemakai informasi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

12

keuangan, seperti: kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi

pemerintah.

2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi

pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pusat pertanggung jawaban

keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang

bekerja di instansi pemerintah, namun umunya yang disebut auditor pemerintah

adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), serta instansi pajak.

3. Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan

Negara maupun swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan

dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan

baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi

dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi

yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Umumnya pemakai jasa auditor

intern adalah Dewan Komisaris atau Direktur Utama Perusahaan.

Jenis-jenis Audit:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

13

Setiap pemeriksaan dimulai dengan penetapan tujuan dan penentuan jenis

pemeriksaan yang akan dilaksanakan serta standar yang harus diikuti oleh pemeriksa.

Jenis audit yang dilaksanakan yang tercantum dalam SPKN BPK RI (2017: 9), atau

lingkup pemeriksaan BPK RI (UU RI No. 15 Tahun 2004 pasal 4) adalah sebagai

berikut:

1. Pemeriksaan Keuangan

Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah

pusat dan pemerintah daerah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang

memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara

wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

2. Pemeriksaan kinerja

Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta

pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan

manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah.Dalam melakukan

pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang- undangan serta pengendalian intern. Pemeriksaan kinerja dilakukan

secara obyektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat

melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

14

yang diperiksa. Contoh tujuan pemeriksaan atas hasil dan efektivitas program serta

pemeriksaan atas ekonomi dan efisiensi adalah penilaian atas:

Sejauh mana tujuan peraturan perundang-undangan dan organisasi dapat dicapai.

Kemungkinan alternatif lain yang dapat meningkatkan kinerja program atau

menghilangkan faktor-faktor yang menghambat efektivitas program.

Perbandingan antara biaya dan manfaat atau efektivitas biaya atau program.

Sejauhmana suatu program mencapai hasil yang diharapkan atau menimbulkan

dampak yang tidak diharapkan.

Sejauhmana program berduplikasi, bertumpang tindih, atau bertentangan dengan

program lain yang sejenis.

Sejauhmana entitas yang diperiksa telah mengikuti ketentuan pengadaan yang

sehat.

Validitas dan keandalan ukuran-ukuran hasil dan efektivitas program,atau

ekonomi dan efisiensi.

Keandalan, validitas, dan relevansi informasi keuangan yang berkaitan dengan

kinerja suatu program.

3. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT)

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) adalah pemeriksaan yang

bertujuan untuk memberiksan simpulan atas suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan

dengan tujuan tertentu dapat bersifat: eksaminasi (examination), reviu (review), atau

prosedur yang disepakati (agreed upon-procedure). Pemeriksaan dengan tujuan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

15

tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan,

pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

2. Standar Auditing

Standar auditing adalah standar/aturan/kriteria yang ditetapkan dan disahkan

oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), meliputi 3 bagian yaitu standar umum,

standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan beserta interpretasinya.Standar

auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing

terdiri dari 10 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA).

PSA memberikan penjelasan lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum

dalam standar auditing.

Di negara lain contohnya Amerika Serikat standar ini dikeluarkan oleh the

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan standar auditnya

bernama Generally Acceptef Auditing Standards (GAAS). Standar auditing terbagi

menjadi 3 bagian diantaranya Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan

Standar Pelaporan.

Standar Umum (General Standards)

1. Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

16

2. Independence, dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,

auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work)

4. Adequate Planning and Proper Supervision, pekerjaan harus direncanakan sebaik-

baiknya dan jika digunakan , asisten harus disupervisi dengan semestinya.

5. Understanding the Entity, Environment, and Internal Control, pemahaman yang

memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan audit

dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.

6. Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit kompeten yang cukup harus

diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

Standar Pelaporan (Standards of Reporting)

7. Financial Statements Presented in Accordance with GAAP, laporan audit harus

menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

17

8. Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan

keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

9. Adequacy of Informative Disclosures, pengungkapan informative dalam laporan

keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

10. Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai

laporan keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian

tidak dapat diterima.

3.Aturan Jasa Akuntan Publik

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Tentang Penggunaan Jasa Akuntan

Publik Dan Kantor Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan,pada pasal

1,yaitu:

1.Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan adalah pihak yang

melaksanakan kegiatan jasa keuangan disektor Perbankan, Pasar Modal,

dan/atauIndustri Keuangan Non-Bank yang diatur dan diawasi.

2.Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat AP adalah seseorang yang telah

memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang mengenai Akuntan Publik.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

18

3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai

Akuntan Publik.

4.Komite Audit adalah suatu komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab

kepada dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan

komisaris.

5.Asosiasi Profesi Akuntan Publik adalah organisasi profesi Akuntan

Publik yang bersifat nasional sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang mengenai Akuntan Publik.

6.Rekan adalah sekutu pada Kantor Akuntan Publik yang berbentuk usaha

persekutuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai Akuntan

Publik

7. Pendidikan Profesional Berkelanjutan yang selanjutnya disebut PPL adalah

suatu pendidikan dan/atau pelatihan profesi bagi Akuntan Publikyang bersifat

berkelanjutan dan bertujuan untuk menjaga kompetensi sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan peraturan perundang-Undangan mengenai praktik akuntan publik.

8.Periode Audit adalah periode yang mencakup periode laporan keuangan yang

menjadi obyek audit, reviu atau asurans lainnya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

19

9. Periode Penugasan Profesional adalah periode penugasan untuk

melakukan pekerjaan asurans termasuk menyiapkan laporan kepada Otoritas

Jasa Keuangan, yang dimulai sejak pekerjaan lapangan atau penandatanganan

penugasan,mana yang lebih dahulu dan berakhir pada saat tanggal laporan

Akuntan Publik atau pemberitahuan tertulis oleh Akuntan Publikatau Kantor

Akuntan Publik atau klien kepada Otoritas Jasa Keuangan bahwa penugasan

telah selesai, mana yang lebih dahulu.

10. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang

keuangan.

4. Skeptisisme Profesional Auditor

Skeptisisme profesional auditor adalah sikap yang mencakup pikiran

yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara skeptis

terhadap bukti audit.Auditor menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan yang dituntut oleh profesi akuntan publik untuk melaksanakan

tugasnya dengan cermat dan seksama (Gusti dan Ali, 2008). Skeptisisme

profesional yang dimaksud disini adalah sikap skeptis yang dimiliki seorang

auditor yang selalu mempertanyakan dan meragukan bukti audit. Dapat diartikan

bahwa skeptisisme profesional menjadi salah satu faktor dalam menentukan

kemahiran profesional seorang auditor. Kemahiran profesional akan sangat

memengaruhi ketepatan pemberian opini oleh seorang auditor. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat skeptisisime seorang auditor dalam

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

20

melakukan audit, maka diduga akan berpengaruh pada ketepatan pemberian opini

auditor tersebut.

Hurtt (2010) mendefinisikan skeptisisme profesional sebagai karakteristik

individu yang multidimensional dengan adanya sikap yang selalu mempertanyakan

dan menilai bukti audit secara kritis. Sebagai karakteristik yang individual,

skeptisisme profesional dapat berbentuk sifat (yang relatif stabil, aspek yang tahan

lama dalam diri individu) dan juga menyatakan keadaan sementara yang dipengaruhi

oleh variabel situasional. Terdapat enam karakteristik yang terkandung dalam

skeptisisme profesional yaitu:

1. Pikiran yang mempertanyakan (questioning mind)

Skeptisisme profesional membutuhkan pertanyaan yang berkelanjutan apakah

informasi dan bukti yang diperoleh menunjukkan bahwa salah saji material karena

kecurangan telah terjadi.

2. Penundaan keputusan (suspension of judgement)

Menahan keputusan sampai mendapatkan bukti yang cukup memadai yang

menjadi dasar pembuatan kesimpulan.

3. Pencarian pengetahuan (search for knowledge)

Berbeda dengan karakteristik questioning mind yang bertanya-tanya karena

keraguan, pencarian pengetahuan lebih dari rasa pengetahuan umum atau

kepentingan.

4. Pemahaman interpersonal (interpersonal understanding)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

21

Aspek penting dari mengevaluasi bukti audit adalah pemahaman interpersonal,

yang berkaitan dengan memahami motivasi dan integritas individu yang memberikan

bukti.

5. Keteguhan hati (Autonomy)

Ketika auditor memutuskan tingkat bukti yang diperlukan untuk menerima

hipotesa tertentu. Skeptisisme auditor berkaitan dengan keteguhan akan kebenaran

klaim dan kurang dipengaruhi keyakinan atau upaya persuasif orang lain.

6. Keyakinan diri (self-esteem)

Keyakinan diri memungkinkan auditor untuk menolak upaya persuasi dan

menentang asumsi atau kesimpulan orang lain.

Tiga karakteristik pertama (questioning mind, suspension of judgement,

search for knowledge) menunjukkan cara auditor memeriksa bukti sebelum membuat

keputusan. Pemahaman interpersonal (interpersonal understanding) mengidentifikasi

kebutuhan audit ketika mengevaluasi bukti. Dua karakteristik terakhir (self-esteem

dan autonomy) membahas kemampuan individu untuk bertindak atas informasi yang

diperoleh.

5. Pemberian Opini Auditor

Ikatan Akuntan Indonesia (2001) menyatakan laporan audit sebagai berikut:

Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

22

diberikan, jika pendapat secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan

demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan dalam semua

hal, dan jika nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit

harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan

tingkat tanggung jawab auditor bersangkutan.

Dasar Pertimbangan Perumusan Opini

Terdapat 3 (tiga konsep pokok yang menjadi dasar perumusan opini, yaitu

kecukupan bukti audit, salah saji, dan materialitas. Ketiga unsur tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1.Kecukupan Bukti Audit

Dalam pelaksanaan tugasnya, auditor wajib mengumpulkan bukti yang kompeten

melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Auditor dapat

menyatakan bahwa ia tidak mampu mengumpulkan bukti atau menyimpulkan tidak

ada bukti lain yang diperoleh selama penugasan karena tiga hal, yaitu:

a. Keadaan di luar kendali entitas, contohnya seperti catatan akuntansi telah disita

oleh aparat pemerintah dalam waktu yang tidak dapat ditentukan (misalnya

kejaksaan atau kepolisian).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

23

b. Keadaan terkait sifat dan waktu penugasan, contohnya seperti auditor yang

menentukan bahwa penerapan prosedur substantif saja tidak cukup, tapi

pengendalian entitas tidak efektif.

c. Pembatasan oleh manajemen, contohnya seperti manajemen yang melarang

auditor untuk menghitung persediaan.

2. Salah Saji

Dalam pendahuluan Standar Pemeriksaan dinyatakan bahwa yang menjadi inti

pemeriksaan keuangan adalah soal penilaian mengenai ada tidaknya salah saji

(misstatement) dalam pelaporan keuangan. Berbekal pengertian ini, banyak auditor

keuangan kemudian secara terang-terangan berusaha mengumpulkan kesalahan

perhitungan dan pencatatan akuntansi, yang merupakan bentuk salah saji, dan

temuan-temuan lain yang terkait salah saji dalam laporan keuangan yang tengah

mereka audit.

3.Materialitas

Hal yang ketiga yang perlu dipertimbangkan auditor dalam menyimpulkan

opini atas laporan keungan di samping kecukupan bukti dan salah saji, adalah

materialitas. Metrialitas merupakan konsep sentral dalam audit keuangan karena

menjadi tolok ukur dalam menentukan derajat salah saji yang terjadi dalam pelaporan

keuangan. Sebuah salah saji dapat dikatakan material apabila kesalahan penyajian

tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pengguna laporan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

24

Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri dari lima jenis

yaitu:

1.Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Opini jenis ini menyatakan bahwa laporan audit dan keuangan telah menyajikan

data secara wajar. Semua hal yang berhubungan dengan material, posisi keuangan,

hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang

diberlakukan di Indonesia. Agar bisa mendapatkan opini seperti ini, pastikan laporan

keuangan Anda sudah memenuhi beberapa kriteria berikut:

Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara lengkap ataupun mencukupi

dan auditor sudah melakukan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat

memastikan kerja lapangan telah ditaati.

Ketiga standar umum telah dipenuhi dan diikuti dalam perikatan kerja.

Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP (Generally Accepted

Accounting Principles)

Tidak adanya keadaan yang membuat auditor menambahkan paragraf penjelas

atau memodifikasi laporan.

2.Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified

Unqualified Opinion)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

25

Opini jenis ini muncul ketika pada suatu keadaan tertentu, auditor harus

menambahkan suatu paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan

auditnya. Auditor akan menyampaikan pendapat ini jika:

Kurang konsistennya suatu entitas dalam menerapkan GAAP

Belum adanya aturan yang jelas sehingga laporan keuangan menyimpang dari

SAK

Di antara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam

penerapan prinsip akuntansi

Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM tidak disajikan.

3.Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Dalam opini ini, auditor akan memberikan pendapat bahwa secara umum, laporan

audit dan keuangan yang disajikan sudah wajar. Namun, dari semua hal yang

material, terdapat suatu penyimpangan atau kekurangan pada pos tertentu sehingga

harus dikecualikan. Hal tersebut terjadi jika:

Bukti kurang cukup

Adanya pembatasan ruang lingkup

Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum

(SAK).

4.Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

26

Dalam opini tidak wajar, pendapat yang diberikan oleh auditor ketika laporan

keuangan yang diterima secara keseluruhan tidak menyajikan posisi keuangan, hasil

usaha, dan arus kas entitas tertentu secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku secara umum di Indonesia.

5.Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion)

Dalam jenis opini ini, auditor merasa bahwa ruang lingkup pemeriksaannya

dibatasi sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar

audit yang ditetapkan IAI. Dalam pembuatan laporannya, auditor harus memberi

penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor

tidak dapat memberikan pendapat.

Tahap-tahap Opini Audit

Sebelum auditor memberikan pendapat (opininya), seseorang auditor harus

melaksanakan tahap-tahap audit. Adapun tahap-tahapnya menurut Arens etal

(2008:132) yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan dan pencanangan pendekatan audit.

2. Pengujian pengendalian dan transaksi.

3. Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.

4. Penyelesaian dan penerbitan laporan audit.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

27

6. Etika

Etika adalah studi mengenai tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan

kebenaran-kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau

kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia.

Dimensi etika yang sering digunakan dalam penelitian adalah 1) kepribadian

yang terdiri dari locus of control external dan locus of control internal ; 2)

kesadaran etis dan 3) kepedulian pada etika profesi, yaitu kepedulian pada Kode

Etik IAI yang merupakan panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang

berpraktek sebagai Akuntan Publik, bekerja dilingkungan usaha pada instansi

pemerintah maupun dilingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung

jawab profesionalnya. Untuk tujuan itu terdapat empat kebutuhan dasar yang harus

dipenuhi yaitu kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa dan kepercayaan. Prinsip

Etika Profesi dalam Kode Etik IAI adalah sebagai berikut : 1) Tanggung jawab

professional; 2) Kepentingan publik; 3) Integritas; 4) Objektifitas; 5)

Kompetensi dan kehati-hatian profesional; 6) Kerahasiaan; 7) Perilaku

professional; 8) Standar teknis, harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

standar teknis dan standar profesional yang telah ditetapkan.

Kode Etik menurut IAPI :

Kode Etik ini terdiri dari dua bagian,yaitu:

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

28

1. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi untuk setiap

Praktisi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut.

Kerangka konseptual tersebut memberikan pedoman terhadap prinsip dasar etika

profesi. Setiap Praktisi wajib menerapkan kerangka konseptual tersebut untuk

mengidentifikasi ancaman (threats) terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika

profesi dan mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut. Jika ancaman tersebut

merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan3, maka

pencegahan (safeguards) yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk

menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat

diterima, sehingga kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi tetap terjaga.

2. Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka

konseptual tersebut pada situasi tertentu dan contoh-contoh pencegahan yang

diperlukan untuk mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika

profesi, serta memberikan contoh-contoh situasi ketika pencegahan untuk

mengatasi ancaman tidak tersedia, dan oleh karena itu, setiap kegiatan atau

hubungan yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan oleh Praktisi

yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika

profesi harus dihindari.

Prinsip Dasar etika profesi menurut IAPI yaitu :

Setiap Praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi di bawah ini:

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

29

1. Prinsip integritas

Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan

hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Prinsip objektivitas

Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau

pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi

pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.

3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional

(professional competence and due care)

Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada

suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau

pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten

berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode

pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai

dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa

profesionalnya.

4. Prinsip kerahasiaan

Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil

dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan

informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi

kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

30

hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari

hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk

keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.

5. Prinsip perilaku professional

Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus

menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Kode Etik bertujuan untuk memberikan pedoman yang wajib ditaati oleh

Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK lainnya untuk mewujudkan BPK yang

berintegritas, independen, dan profesional demi kepentingan negara. Kode Etik harus

diwujudkan dalam sikap, ucapan, dan perbuatan Anggota BPK, Pemeriksa, dan

Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara/Pejabat Negara dalam melaksanakan

pemeriksaan dan dalam kehidupan sehari-hari, baik selaku individu dan anggota

masyarakat, maupun selaku warga Negara. Di dalam kode etik tersebut mengatur

mengenai apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan bagi pemeriksa selama

dalam pemeriksaan. Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara

wajib:

a. Bersikap jujur, tegas, bertanggung jawab, obyektif, dan konsisten dalam

mengemukakan pendapat berdasarkan fakta pemeriksaan.

b. Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tidak berkepentingan

c. Mampu mengendalikan diri dan bertingkah laku sopan, serta saling mempercayai

untuk mewujudkan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

31

d. Menunjukkan sikap kemandirian dalam melaksanakan tugas

pemeriksaan,menghindari terjadinya benturan kepentingan

e. Menyampaikan hasil pemeriksaan yang mengandung unsur pidana sesuai dengan

prosedur kepada Pimpinan BPK

f. Melaksanakan tugas pemeriksaan secara cermat, teliti, dan akurat sesuai dengan

standar dan pedoman yang telah ditetapkan

g. Memberikan kesempatan kepada pihak yang diperiksa untuk menanggapi temuan

dan kesimpulan pemeriksaan serta mencantumkannya dalam laporan hasil

pemeriksaan;

h. Meningkatkan pengetahuan dan keahliannya, dan

i. Melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar dan pedoman pemeriksaan.

Apabila anggota BPK melanggar kode etik, jenis hukuman dapat berupa

peringatan tertulis atau pemberhentian dari anggota BPK, dan hukuman atas

pelanggaran Kode Etik bagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK lainnya ialah tidak

membebaskan dari tuntutan atas pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.

7. Kompetensi

Kompetensi Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus

dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis

yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam

SPAP, 2011) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

32

laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat

dan seksama (due professional care).

Kompetensi adalah keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil

dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan,

seminar, simposium dan lain-lain seperti :

1. Untuk luar negeri (AS) ujian CPA ( Certified Public Accountant ) dan untuk di

dalam negeri (Indonesia) USAP (Ujian Sertifikat Akuntan Publik)

2. PPB (Pendidikan Profesi Berkelanjutan)

3. Pelatihan-pelatihan intern dan ekstern

4. Keikutsertaan dalam seminar, simposium dan lain-lain.

8. Pengalaman Audit

Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan dalam berbagai

penelitian sehubungan dengan judgement yang diambil oleh auditor. Penggunaan

pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-

ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik.

Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa

peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Akram, Inapty, Sukriah (2009),

menyatakan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi

akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan,

2) memahami kesalahan, dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

33

9. Situasi Audit

Situasi Audit yaitu suatu penugasan ketika audit menghadapi keadaan yang

mengandung resiko audit rendah (regularities) dan keadaan yang mengandung resiko

audit yang besar (irregularities) (Mulyadi, 2014:89).

Dalam situasi audit yang besar kecurangan dapat disembunyikan dengan cara

memalsukan dokumentasi, termasuk pemalsuan tanda tangan (SPAP,2014:SA Seksi

316.8).

Dalam melaksanakan tugasnya auditor seringkali dihadapkan dengan berbagai

macam situasi. Menurut Shaub dan Lawrence dalam Ndaru dan Indarto (2014:18)

contoh Situasi Audit seperti related party transaction, hubungan pertemanan yang

dekat antara auditor dengan klien, klien yang diaudit adalah orang yang memiliki

kekuasaan kuat di suatu perusahaan akan mempengaruhi Skeptisisme Profesional

Auditor dalam memberikan opini yang tepat.

10. Indenpendensi Auditor

Independensi dapat diartikan sebagai kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak

dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya

(Mulyadi,2014).

Indenpendensi menurut (IAPI,2018) :

a.Indenpendensi pemikiran,sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk

menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh tekanan yang dapat

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

34

mengurangi pertimbangan professional,sehingga memungkinkan individu bertindak

secara berintegritas serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme professional

b.Independensi dalam penampilan,penghindaran fakta-fakta dan keadan yang sangat

signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang

cukup,dengan mempertimbangkan semua fakta dan keadaan tertentu menyimpulkan

bahwa integritas,objektifitas atau skeptisisme professional dari suatu kantor atau

personel dari tim audit atau tim asurans telah berkurang.

Auditor dikatakan tidak independen apabila selama periode audit dan selama

periode penugasan profesionalnya,akuntan KAP maupun orang dalam KAP:

1. Mempunyai kepentingan keuangan baik langsung maupun tidak langsung

yang material pada klien.

2. Mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien.

3. Mempunyai hubungan usaha secara langsung atau tidak langsung yang

material dengan klien, karyawan kunci klien atau pemegang saham klien.

4. Memberikan jasa-jasa nonaudit tertentu kepada klien.

5. Memberikan jasa atau produk kepada klien dengan dasar fee kontijen atau

komisi.

Jenis-jenis Independensi;

Menurut Sukrisno Agoes (2014: 34), mengemukakan bahwa independensi bagi

external auditor dan internal auditor ada 3 (tiga) jenis, yaitu sebagai berikut:

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

35

1 Independensi dalam Fakta (Independence in Fact)

Akuntan publik seharusnya independen, sepanjang dalam menjalankan tugasnya

memberikan jasa profesional, bisa menjaga integritas dan selalu menaati kode etik,

profesi akuntan publik dan standar profesional akuntan publik.Artinya auditor harus

mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas.

2 Independensi dalam Penanpilan (Independence in Appearance)

Akuntan publik adalah independen karena merupakan pihak di luar perusahaan

sedangkan auditor internal tidak independen karena merupakan pegawai

perusahaan.Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan

pelaksanaan audit.

3 Independensi dalam Pikiran (Independence in Mind)

Misalnya seorang auditor mendapatkan temuan audit yang memiliki indikasi

pelanggaran atau korupsi yang memerlukan audit adjusment yang material.

Kemudian dia berpikir untuk menggunakan audit findings tersebut untuk memeras

auditee. Walaupun baru dipikirkan, belum dilaksanakan, In mind auditor sudah

kehilangan independensinya”.

Saat ini, masalah independensi auditor menjadi semakin penting dalam hal

pemberian jasa audit oleh akuntan publik. Pemerintah sebagai regulator diharapkan

dapat memfasilitasi kepentingan dari semua pihak, baik pihak perusahaan, pihak

akuntan, dan pihak eksternal yang memerlukan laporan keuangan perusahaan. Bentuk

campur tangan pemerintah dalam hal isu independensi adalah dengan membentuk

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

36

peraturan-peraturan yang mewajibkan adanya rotasi auditor ataupun masa kerja audit

( audit tenure ).

Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang audit tenure adalah Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang

“Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa

audit umum atas laporan keuangan dari suatu enti/tas dapat dilakukan oleh KAP

paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik

paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut kemudian

diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini

mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas

dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh

seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan

publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun

buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien yang sama

(pasal 3 ayat 2 dan 3).

Adanya peraturan tersebut menyebabkan perusahaan memiliki keharusan

untuk melakukan pergantian auditor dan KAP mereka setelah jangka waktu tertentu.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 tentang

“Jasa Akuntan Publik” dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

37

17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” merupakan dasar yang digunakan

dalam penelitian karena periode waktu penelitian ini adalah tahun 2004-2009. Dalam

penelitian ini tahun 2004 diasumsikan sebagai tahun pertama perusahaan menerapkan

rotasi wajib auditor. Sedangkan pada tahun 2008, Perusahaan dengan masa

penugasan KAP telah mencapai 5 tahun dapat memperpanjang masa penugasan KAP

menjadi 6 tahun karena adanya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3.

11. Mekanisme atau Tahapan Audit Laporan Keuangan

a. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit

maka kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya

diwakili oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah

kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama. Manajemen atau klien

menyerahkan audit laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi audit

laporan keuangan sesuai dengan kompetensinya. Bentuk perikatan ini dalam bentuk

surat perikatan audit.

Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan adalah memutuskan

apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit tersebut. Namun, untuk

memutuskannya auditor juga mempertimbangkan hal-hal seperti integritas

manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi, menentukan kompetensi

dan kemampuan profesionalnya. Jadi dalam menentukan untuk menerima audit atau

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

38

tidak memerlukan pertimbangan yang banyak bukan semata-mata mendapatkan klien

saja.

b. Perencanaan Proses Audit

Tahap selanjutnya yaitu merencanakan proses audit. Untuk membuat

perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti

memahami bisnis dan industri klien, melakukan prosedur analitik, menentukan

materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan, memahami struktur

pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian, mengembangkan rencana

audit dan program audit. Nanti pada prakteknya tidaklah sesingkat hal tersebut. Dari

setiap kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut memiliki hal

atau bagian lain yang harus dikerjakan lagi. Sehingga rencana audit laporan keuangan

pun dibuat dengan benar dan tepat.

c. Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit maka saatnya melaksanakan pengujian

audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitik, pengujian

pengendalian dan pengujian substantif. Singkatnya pengujian analitik dilakukan

auditor dengan mempelajari data-data dan informasi bisnis klien dan membandingkan

dengan data dan informasi lain. Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit

untuk melakukan verifikasi efektivitas pengendalian internal klien. Sementara

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

39

pengujian substantif merupakan prosedur audit untuk menemukan kesalahan yang

langsung memberikan pengaruh pada laporan keuangan.

d. Pelaporan Audit

Tahap terakhir yaitu pelaporan audit. Laporan audit adalah hasil dari

pekerjaan audit yang telah dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi

auditor dengan pihak lainnya. Laporan audit tidak boleh dibuat secara sembarangan.

Di dalam laporan audit harus mencakup jenis atau jasa yang diberikan, objek yang

diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika

ada kekurangan, dan informasi lainnya. Laporan audit merupakan tanggung jawab

audit yang besar sehingga untuk memutuskan dan membuat laporan ini harus hati-

hati. Jika tidak maka nama kantor akuntan publik biasanya akan tercemar dan akan

ada hukuman dari pihak berwajib.

Demikian ulasan mengenai audit mulai dari pengertian, tujuan dan tahapan

audit laporan keuangan. Agar laporan keuangan perusahaan Anda mendapatkan

penilaian atau opini yang baik, maka salah satu hal yang harus Anda lakukan adalah

mengelola keuangan perusahaan dengan baik. Untuk memudahkan Anda melakukan

pengelolaan keuangan, Anda dapat menggunakan bantuan Jurnal sebagai software

akuntansi online yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan,

khusunya membuat laporan keuangan secara lengkap. Dengan Jurnal, Anda juga

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47215/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · 3.Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha

40

dapat melihat dan memonitor kondisi keuangan perusahaan kapan dan di mana saja

dengan mudah.