teori pengembangan kap

22
TEORI PENGEMBANGAN KAP: SELF DISCLOSURE, ATRIBUSI DAN PENETRASI SOSIAL MAKALAH Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunakasi Antar Pribadi Disusun Oleh : Amanda Nazli Syahara (1301413050) Maria Ulfa (1301413066) Angga Nurlitasari H. (1301413073) Eko Mahesty Noorjanah (1301413081)

Upload: angga-nurlitasari

Post on 23-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Self disclosure, atribusi dan penetrasi sosial

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI Pengembangan KAP

TEORI PENGEMBANGAN KAP: SELF DISCLOSURE,

ATRIBUSI DAN PENETRASI SOSIAL

MAKALAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Komunakasi Antar Pribadi

Disusun Oleh :

Amanda Nazli Syahara (1301413050)

Maria Ulfa (1301413066)

Angga Nurlitasari H. (1301413073)

Eko Mahesty Noorjanah (1301413081)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: TEORI Pengembangan KAP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Comunication) adalah

komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999). Bentuk khusus dari

komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua

orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.

Joseph A. Devito mendefinisikan self disclosure sebagai suatu bentuk

komunikasi dimana informasi tentang diri yang biasanya disimpan atau

disembunyikan dikomunikasikan kepada orang lain. Self disclosure

merupakan perilaku komunikasi dimana pembicara secara sengaja menjadikan

dirinya diketahui oleh pihak lain. Proses pengungkapan diri bisa dilakukan

dengan secara tertutup, yaitu seseorang mengungkapkan informasi diri kepada

orang lain dengan cara sembunyi-sembunyi melalui ungkapan dan tindakan,

dimana ungkapan dan tindakan itu merupakan sebuah keterbukaan tentang apa

yang terjadi pada diri seseorang. Namun cara pengungkapan diri tersebut

jarang dipahami oleh orang lain, kecuali orang lain memiliki perhatian

terhadap orang yang melakukan pengungkapan diri itu.

Teori penetrasi sosial (social penetration theory) berupaya

mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan dan keintiman seseorang

dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Teori ini disusun oleh Irwin

Altman dan Dalmas Taylor ini merupakan karya penting dalam perjalanan

panjang penelitian di bidang perkembangan hubungan (relationship

development).

Kajian tentang atribusi banyak telah dilakukan oleh para ahli, mereka

mengatakan setiap individu pada dasarnya adalah seorangberusaha untuk

Page 3: TEORI Pengembangan KAP

mengerti tingkah laku orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan

potongan-potongan informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan

masuk akal tentang sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu. Dengan

kata lain seseorang itu selalu berusaha untuk mencari sebab kenapa seseorang

berbuat dengan cara-caratertentu. Misalkan kita melihat ada seseorang

melakukan pencurian.Sebagai manusia kita ingin mengetahui penyebab

kenapa dia sampai berbuat demikian. Dua focus perhatian di dalam mencari

penyebab suatu kejadian, yakni sesuatu didalam diri atau sesuatu di luar diri.

Apakah orang tersebut mlakukan pencurian karena sifat dirinya yang memang

suka mencuri, ataukah karena factor diluar dirinya, dia mencuri karenadipaksa

situasi, misalnya karena dia harus punya uang untuk membiayai pengobatan

anaknya yang sakit keras. Bila kita (individu) melihat/menyimpulkan bahwa

seseorang itu melakukan suatu tindakan karena sifat-sifat kepribadiannya

(suka mencuri) maka kita (individu) tersebut melakukan atribusi internal

(internal attribution). Tetapi jika kita (individu) melihat atau menyimpulkan

bahwa tindakan yang dilakukan oleh seseorang dikarenakan oleh tekanan

situasi tertentu (misalnya mencuri untuk beli obat) maka kita melakukan

atribusi ekternal (external attribution)

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor self disclosure?

2. Apa saja manfaat self disclosure?

3. Apa saja bahay self disclosure?

4. Bagaimana proses kognitif menurut teori atribusi?

5. Bagaimana proses KAP menurut teori penetrasi social?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja faktor self disclosure.

2. Untuk mengetahui manfaat self disclosure.

Page 4: TEORI Pengembangan KAP

3. Untuk mengethui bahaya self disclosure.

4. Mengetahui proses kap menurut teori penetrasi social.

5. Mengetahui proses kognitif menurut teori atribusi.

Page 5: TEORI Pengembangan KAP

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Disclosure

Teori ini dikenal dengan istilah jendela johari atau johari window. Nama

johari merupakan singkatan dari orang yang memperkenalkan teori tersebut,

yaitu Joseph Luft dan Harry Ingham. Menurut teori ini, pengetahuan tentang

diri akan meningkatkan komunikasi dan pada saat yang sama, berkomunikasi

dengan orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan

membuka diri, kita akan mendekati kenyataan dan bila demikian maka kita

cenderung lebih terbuka dengan orang lain yang pada gilirannya akan

menerima informasi-informasi, pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan

sari siapa pun juga.

1. Faktor-faktor yang memengaruhi self disclosure

a) Keterbukaan orang lain

Umumnya self disclosure saling timbal balik. Jika dalam interaksi

dengan orang lain lebih dulu terbuka maka akan memancing diri kita

untuk terbuka juga. Selain itu self disclosure juga akan terjadi ketika

dalam berinteraksi ada reaksi yang positif dan penghargaan dari

masing-masing orang yang berkomunikasi.

b) Ukuran audiens

Ukuran orang yang sedang berkomunikasi dalam jumlah yang sedikit

misalnya dua orang maka akan ada kecenderungan untuk membuka

diri. Hal ini bisa terjadi pada kelompok kecil atau komunikasi diadik

(dua orang). Situasi didik yang paling memungkinkan pihak yang

terbuka untuk menghadapi reaksi dan respon pihak lain.

Page 6: TEORI Pengembangan KAP

c) Topik

Topik akan memengaruhi banyaknya orang yang akan membuka diri.

Misalnya, hobi lebih menarik dari pada kondisi keuangan. Orang yang

mempunyai hobi yang sama ada kecenderungan untuk membuka diri

karena mempunyai kesamaan dalam topik yang dibicarakan.

d) Valensi

Valensi merupakan kualitas positif atau negative dari self disclosure.

Kita akan mengembangkan atraksi yang lebih besar pada orang yang

menggunakan self disclosure yang positif. Ini biasa terjadi pada tahap

awal interaksi, sedangkan yang negative terjadi ketika hubungan sudah

berlangsung lama dan akrab.

e) Gender

Menurut hasil penelitian, wanita lebih terbuka dari pada laki-laki. Tapi

dalam hal kualitas self disclosure, keduanya mengarah pada negative

Hal ini bisa terjadi karena adanya stereotipe bahwa laki-laki itu

mandiri, kompetitif, tidak simpatik. Sedangkan wanita itu

ketergantungan, tidak agresif dan interpersonal oriented.

f) Lawan bicara

Kita lebih sering terbuka pada orang terdekat dan yang akrab dengan

kita, contoh suami, isteri, sahabat, selain itun juga pada orang yang

kita sukai, pada orang yang menerima kita, mengerti kita dan

mendukung kita.

2. Manfaat Self Discosure

a) Informasi tentang diri sendiri

Dengan terbuka dengan orang lainkita mendapat perspektif baru

tentang diri kita dan lebih memahami perilaku kita.

b) Kemampuan untuk mengatasi masalah

Self disclosure dapat meningkatkan kemamouan mengatasi masalah.

Kita menerima diri kita melalui cara pandang orang lain, jika kita

Page 7: TEORI Pengembangan KAP

merasa orang lain akan menolak kita maka kita akan menolak diri

kitajuga.

c) Komunikasi efektif

Dengan adanya keterbukaan antara orang yang berkomunikasi maka

kita akan lebih memahami apa yang dimaksud salam pembicaraan.

Disamping itu komunikasi akan menjadi efektif apabila orang yang

berkomunikasi sudah saling mengenal dengan baik.

d) Kesehatan mental

Orang yang terbuka akan terbuka akan terhindar dari penyakit yang

disebabkan oleh sres. Hal ini sejalan dengan suatu pendapat orang

yang mempunyai masalah kemudian menceritakan pada teman

akrabnya (proses katarsis) maka orang tersebut akan merasa lega dan

merasa semua persoalan yang dihadapisudah terpecahkan dan pada

gilirannya akan merasa lega serta menjadi lebih rilek dalam

menghadapi kehidupan.

3. Bahaya Self Disclosure

a) Tidak professional dan kehilangan karir

Apabila kita selalu terus terang pada siapa saja tentang apa yang ada

pada diri kita dapat membahayakan karir seseorang.

b) Tidak punya teman

Apabila kita membuka diri tentang aib kita maka dampak yang lebih

fatal adalah semua orang menghindar karena ternyata kita tidak sebaik

yang dikira sebelumnya.

c) Menghancurkan hubungan yang telah terjalin dengan baik

Hal ini bias terjadi karena merasa sebagai teman akrab maka ia akan

membuka semua kepada orang lain sehingga dapat berakibat hubungan

sosial menjadi rengganag dan pada gilirannya dapat hancur atau putus.

Contoh bercanda yang terlewat batas dan menyinggung perasaan dapat

berakibat pada hubungan mereka menjadi terganggu.

Page 8: TEORI Pengembangan KAP

d) Komunikasi yang tidak dapat diubah

Kita tidak dapat merubah apa yang sudah menjadi kesimpulan yang

telah dibuat oleh orang lain dengan keterbukakan kita.

B. Teori Atribusi

Teori ini mencoba menggambarkan komunikasi seseorang yang berusaha

meneliti, menilai dan menyimpulkan  sebab-sebab dari suatu tindakan atau

tingkah-laku yang dilakukan orang lain. Dengan kata lain teori ini mencoba

menjelaskan proses kognitif yang dilakukan seseorang untuk menjelaskan

sebab-sebab dari suatu tindakan.

Contoh dari teori ini jika anda melihat seseorang menyampaikan ceramah di

hadapan anda, kemudian anda melihat penceramah tersebut gelagapan,

keringat dingin dan berbicara terbata-bata, maka anda menilai tindakan

tersebut dengan mencoba mengemukakan beberapa alasan; pertama orang itu

nampak grogi karena tidak membuat persiapan (alasan internal/disposisional).

Kedua orang tersebut grogi karena semua persiapannya yang disimpan di

flashdisk tidak terbawa (alasan situasional/eksternal), bisa juga anda langsung

menilainya kalau penceramah tadi memang tidak bisa presentasi

(internal/disposisional). Penilaian-penilaian semacam ini baik alasan internal

maupun eksternal disebut atribusi.

Menurut Heyder F (1958) jika anda melihat seseorang berbuat sesuatu, maka

secara langsung anda membuat suatu penilaian tentang apa yang

menyebabkan orang tersebut melakukan hal itu. Dan penilaian tersebut bisa

terjadi dengan melihat faktor disposisional atau faktor situasional.

Disposisional adalah faktor internal seperti kepribadian, karakter atau faktor

biologis. Sedangkan situasional adalah faktor eksternal seperti lingkungan

atau keadaan.

Page 9: TEORI Pengembangan KAP

Berkomunikasi dengan pendekatan atribution berarti orang tersebut akan

menyampaikan pesan kepada lawan komunikasinya dengan bersandarkan

pada hasil penilaiannya (persepsinya) terhadap tingkah laku lawan bicaranya.

Menurut Kelley perilaku manusia disebabkan oleh faktor internal,

eksternal atau keduanya secara bersamaan. Penilaian seseorang terhadap

perilaku orang lain itu dengan memperhatikan tiga faktor yaitu konsensus,

konsistensi dan kekhasan.

Pertama, konsensus yaitu bagaimana seorang bereaksi bila

dibandingkan dengan orang lain terhadap stimulus tertentu. Misalnya A

bereaksi terhadap percakapan B, sedangkan C tidak menanggapi percakapan

B, maka dapat dinyatakan A mempunyai konsensus.

Kedua, konsistensi yaitu bagaimana seorang bereaksi terhadap

stimulus yang sama dalam situasi yang berbeda. Misalnya seorang mahasiswa

tidur ketika diajar oleh dosen X, dan ternyata ketika diajar oleh dosen Y

mahasiswa tersebut juga tidur.Ini menandakan ada konsistensi pada

mahasiswa tersebut.

Ketiga, kekhasan yaitu bagaimana seorang bereaksi terhadap stimulus

atau situasi yang berbeda-beda.Misalnya mahasiswa tidur ketika diajar oleh

dosen X, tapi ketika diajar oleh dosen Y mahasiswa tersebut tidak tidur, ini

menandakan bahwa mahasiswa tersebut mimiliki kekhasan.

Secara singkat dapat digambarkan untuk menentukan atribusi atas

perilaku seseorang dengan model Kelley adalah sebagai berikut:

Jika konsensus tinnggi + konsistensi tinggi + distingtif tinggi = atribut

situasional/eksternal.

Jika konsensus tinggi + konsistensi rendah + distingtif tinggi= atribut

eksternal (situasional).

Page 10: TEORI Pengembangan KAP

Jika konsensus rendah + konsistensi tinggi + distingtif rendah= internal /

disposisional.

Teori atribusi juga bisa digunakan untuk menganalisis keberhasilan

dan kegagalan seseorang. Menurut Weiner, untuk menganalisis keberhasilan

atau kegagalan seseorang didasarkan pada dua dimensi yaitu Locus of Control

(LC internal-eksternal) yaitu bahwa keberhasilan atau kegagalan seseorang

dapat disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Dan dimensi stabilitas

penyebab yaitu keberhasilan atau kegagalan seseorang disebabkan oleh faktor-

faktor yang bersifat stabil atau tidak stabil.

C. Teori Penetrasi Sosial

Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas

Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang bagaimana

proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses

berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana

terjadi semacam proses adaptasi diantara keduanya, atau dalam bahasa Altman

dan Taylor: penetrasi sosial.

Altman dan Taylor (1973) membahas tentang bagaimana

perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada

dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain

sejauh kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from

superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and

forecast outcomes.”

Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor

menjelaskan beberapa penjabaran sebagai berikut:

Pertama, Kita lebih sering dan lebih cepat akrab dalam hal pertukaran

pada lapisan terluar dari diri kita. Kita lebih mudah membicarakan atau

ngobrol tentang hal-hal yang kurang penting dalam diri kita kepada orang lain,

Page 11: TEORI Pengembangan KAP

daripada membicarakan tentang hal-hal yang lebih bersifat pribadi dan

personal. Semakin ke dalam kita berupaya melakukan penetrasi, maka lapisan

kepribadian yang kita hadapi juga akan semakin tebal dan semakin sulit untuk

ditembus. Semakin mencoba akrab ke dalam wilayah yang lebih pribadi, maka

akan semakin sulit pula.

Kedua, keterbukaan-diri (self disclosure) bersifat resiprokal (timbal-

balik), terutama pada tahap awal dalam suatu hubungan. Menurut teori ini,

pada awal suatu hubungan kedua belah pihak biasanya akan saling antusias

untuk membuka diri, dan keterbukaan ini bersifat timbal balik. Akan tetapi

semakin dalam atau semakin masuk ke dalam wilayah yang pribadi, biasanya

keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak secepat pada tahap awal

hubungan mereka.Dan juga semakin tidak bersifat timbal balik.

Ketiga, penetrasi akan cepat di awal akan tetapi akan semakin

berkurang ketika semakin masuk ke dalam lapisan yang makin dalam. Tidak

ada istilah “langsung akrab”. Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu

proses yang panjang. Dan biasanya banyak dalam hubungan interpersonal

yang mudah runtuh sebelum mencapai tahapan yang stabil. Pada dasarnya

akan ada banyak faktor yang menyebabkan kestabilan suatu hubungan

tersebut mudah runtuh, mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk

melewati tahapan ini, biasanya hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih

bermakna, dan lebih bertahan lama.

Keempat, depenetrasi adalah proses yang bertahap dengan semakin

memudar. Maksudnya adalah ketika suatu hubungan tidak berjalan lancar,

maka keduanya akan berusaha semakin menjauh. Akan tetapi proses ini tidak

bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, tapi lebih bersifat bertahap.

Semuanya bertahap, dan semakin memudar.

Dalam teori penetrasi sosial, kedalaman suatu hubungan adalah

penting. Tapi, keluasan ternyata juga sama pentingnya. Maksudnya adalah

mungkin dalam beberapa hal tertentu yang bersifat pribadi kita bisa sangat

Page 12: TEORI Pengembangan KAP

terbuka kepada seseorang yang dekat dengan kita.Akan tetapi bukan berarti

juga kita dapat membuka diri dalam hal pribadi yang lainnya. Mungkin kita

bisa terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat terbuka dalam

urusan pengalaman di masa lalu. Atau yang lainnya.

Karena hanya ada satu area saja yang terbuka bagi orang lain

(misalkan urusan asmara tadi), maka hal ini menggambarkan situasi di mana

hubungan mungkin bersifat mendalam akan tetapi tidak meluas (depth without

breadth). Dan kebalikannya, luas tapi tidak mendalam (breadth without depth)

mungkin ibarat hubungan “halo, apa kabar?”, suatu hubungan yang biasa-

biasa saja. Hubungan yang intim adalah di mana meliputi keduanya, dalam

dan juga luas.

Keputusan tentang seberapa dekat dalam suatu hubungan menurut teori

penetrasi sosial ditentukan oleh prinsip untung-rugi (reward-costs analysis).

Setelah perkenalan dengan seseorang pada prinsipnya kita menghitung faktor

untung-rugi dalam hubungan kita dengan orang tersebut, atau disebut dengan

indeks kepuasan dalam hubungan (index of relational satisfaction). Begitu

juga yang orang lain tersebut terapkan ketika berhubungan dengan kita. Jika

hubungan tersebut sama-sama menguntungkan maka kemungkinan untuk

berlanjut akan lebih besar, dan proses penetrasi sosial akan terus

berkelanjutan.

Altman dan Taylor merujuk kepada pemikiran John Thibaut dan

Harold Kelley yang menyatakan bahwa kita cenderung memperkirakan

keuntungan apa yang akan kita dapatkan dalam suatu hubungan atau relasi

dengan orang lain sebelum kita melakukan interaksi. Kita cenderung

menghitung untung-rugi. Jika kita memperkirakan bahwa kita akan banyak

mendapatkan keuntungan jika kita berhubungan dengan seseorang tersebut

maka kita lebih mungkin untuk membina relasi lebih lanjut.

Dalam masa-masa awal hubungan kita dengan seseorang biasanya kita

melihat penampilan fisik atau tampilan luar dari orang tersebut, kesamaan

Page 13: TEORI Pengembangan KAP

latar belakang, dan banyaknya kesamaan atau kesamaan terhadap hal-hal yang

disukai atau disenangi. Dan hal ini biasanya juga dianggap sebagai suatu

“keuntungan”.

Akan tetapi dalam suatu hubungan yang sudah sangat akrab seringkali

kita bahkan sudah tidak mempermasalahkan mengenai beberapa perbedaan di

antara kedua belah pihak, dan kita cenderung menghargai masing-masing

perbedaan tersebut. Karena kalau kita sudah melihat bahwa ada banyak

keuntungan yang kita dapatkan daripada kerugian dalam suatu hubungan,

maka kita biasanya ingin mengetahui lebih banyak tentang diri orang tersebut.

diketahui bahwa dalam proses awal terciptanya hubungan sosial diawali.

Intinya, menurut teori ini dalam hubungan antar pribadi telah terjadi

penyusupan sosial. Seperti dengan perkenalan. Dalam perkenalan dengan

orang lain untuk pertama kalinya kita sebenarnya mulai dengan

ketidakakraban dan kemudian dengan proses yang terus menerus sedikit demi

sedikit berubah menjadi lebih akrab sehingga pengembangan hubungan mulai

terjadi. Dari sinilah orang mulai menghitung apa yang bias diterima atas

hubungan sosial atau keuntungan apa yang dapat diperoleh melalui hubungan

sosial.

Page 14: TEORI Pengembangan KAP

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Teori Disclosure menjelaskan pengetahuan tentang diri akan

meningkatkan komunikasi dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan

orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka

diri, kita akan mendekati kenyataan dan bila demikian maka kita cenderung

lebih terbuka dengan orang lain yang pada gilirannya akan menerima informasi-

informasi, pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan sari siapapun juga.

Faktor-faktor yang memengaruhi self disclosure : Keterbukaan orang lain,

Ukuran audiens, topik, valensi, gender, lawan bicara. Manfaat Self Discosure:

Informasi tentang diri sendiri, Kemampuan untuk mengatasi masalah,

komunikasi lebih efektif dan kesehatan mental yang lebih baik.

Teori Atribusi mencoba menggambarkan komunikasi seseorang yang

berusaha meneliti, menilai dan menyimpulkan  sebab-sebab dari suatu tindakan

atau tingkah-laku yang dilakukan orang lain. Teori penetrasi sosial secara

umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal di sini

dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi

berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi diantara

keduanya

Page 15: TEORI Pengembangan KAP

DAFTAR PUSTAKA

http://yearrypanji.wordpress.com/2008/03/29/teori-penetrasi-sosial/

http://egaaliffian.blogspot.com/2009/06/self-disclosure-theory.html

http://mtatataufik.com/wp/teori-atribusi-attribution-theory/

Sugiyo.2005.Komunikasi Antar Pribadi.Semarang : Universitas Negeri Semarang

Press