bab ii tinjauan teori a. tinjauan teori 1....

32
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, (Wikjosastro, 2002). b. Tujuan Kontrasepsi 1. Untuk menunda kehamilan atau kesuburan 2. Untuk menjarangkan kehamilan 3. Untuk mencegah kehamilan dan kesuburan c. Syarat Kontrasepsi Syarat-syarat kontrasepsi menurut Hartanto (2003, p. 36-37) antara lain adalah aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, dan dapat diterima oleh banyak orang. d. Sasaran Kontrasepsi 1. Pasangan usia subur dan ibu yang sudah mempunyai anak 2. Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan

Upload: buiminh

Post on 05-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Kontrasepsi

a. Pengertian

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah

dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dan sel sperma

yang mengakibatkan kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak

terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, (Wikjosastro, 2002).

b. Tujuan Kontrasepsi

1. Untuk menunda kehamilan atau kesuburan

2. Untuk menjarangkan kehamilan

3. Untuk mencegah kehamilan dan kesuburan

c. Syarat Kontrasepsi

Syarat-syarat kontrasepsi menurut Hartanto (2003, p. 36-37)

antara lain adalah aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan,

sederhana, dan dapat diterima oleh banyak orang.

d. Sasaran Kontrasepsi

1. Pasangan usia subur dan ibu yang sudah mempunyai anak

2. Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

8

e. Macam-macam Kontrasepsi

Menurut Hartanto (2001, p. 42-45) macam kontrasepsi adalah

sebagai berikut :

A. Metode Sederhana

Tanpa Alat

a. KB Alamiah terdiri dari metode kalender (ogino

knaus), metode suhu badan basal (termal), metode

lendir serviks (billings), dan metode Simpto-Termal.

b. Coitus Interuptus

Dengan Alat

a. Mekanis (barrier) yang terdiri dari kondom pria, barrier

intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom

wanita).

b. Kimiawi (spermisida) antara lain vaginal cream dan

vaginal suppositoria.

B. Metode modern

Kontrasepsi hormonal (pil oral, injeksi, implant)

IUD

Kontrasepsi mantap (MOW dan MOP)

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

9

2. Pil

Perubahan kontrasepsi hormonal pil telah mengalami

penelitian panjang, sehingga sebagian besar wanita dapat menerima tanpa

kesulitan. Berbagai pabrik farmasi telah memasarkan pil KB dengan

kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat memilih sesuai keberadaan

wanita itu. Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan progesteron

(lebih progeste estrogen) atau progesterogenik (progeste progesterone),

(Manuaba, 1998).

1. Pil Oral Kombinasi

a. Pengertian

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon

sintesis estrogen dan progesteron.

b. Jenis

1. Monofasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin, dalam dosis

yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif ; jumlah dan

porsi hormonnya konstan setiap hari.

2. Bifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin, dengan dua

dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif ; dosis hormon

bervariasi setiap hari.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

10

3. Trifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin, dengan tiga

dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif ; dosis hormon

bervariasi setiap hari.

c. Cara Kerja

1. Menekan ovulasi

2. Mencegah implantasi.

3. Mengentalkan lendir serviks.

4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan

terganggu.

d. Efektifitas

Efektifitas tinggi, 1 kehamilan/1000 perempuan dalam tahun

pertama penggunaan.

e. Keuntungan

1. Tidak mengganggu hubungan seksual.

2. Siklus haid menjadi teratur.

3. Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang.

4. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause.

5. Mudah dihentikan setiap saat.

6. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

7. Membantu mencegah ; kehamilan ektopik, kanker ovarium,

kanker endometrium, kista ovarium.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

11

f. Kekurangan

1. Mahal dan membosankan karena digunakan setiap hari.

2. Mual, 3 bulan pertama.

3. Perdarahan bercak atau perdarahan, pada 3 bulan pertama.

4. Pusing.

5. Nyeri payudara.

6. Kenaikan berat badan.

7. Tidak mencegah PMS.

8. Tidak boleh untuk ibu yang menyusui.

9. Dapat meningkatkan tekanan darah sehingga resiko stroke.

g. Indikasi / yang boleh menggunakan pil seperti :

1. Usia reproduksi

2. Telah memilki anak ataupun belum

3. Gemuk atau kurus

4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

5. Pasca keguguran.

6. Anemia karena haid berlebihan

7. Riwayat kehamilan ektopik.

8. Siklus haid tidak teratur.

9. Kelainan payudara jinak.

10. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah,

mata, dan syaraf.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

12

h. Kontra indikasi / yang tidak boleh menggunakan pil seperti :

1. Absolut

a. Trombophlebitis, serebro vaskuler ( pernah dan sedang ).

b. Jantung iskemik / arteri koroner.

c. Karsinoma payudara.

d. Kehamilan

e. Tumor hepar, ikterus / hepatitis.

f. Perdarahan abnormal dari genetalia tanpa sebab.

g. Neoplasma, hiperlipidemia

2. Relatif kuat

a. Sakit kepala hebat ( migraine ).

b. Hipertensi.

c. Diabetes mellitus.

d. Penyakit kantong empedu yang aktif.

e. Rencana operasi besar elektif dalam 4 minggu yang akan

datang / memerlukan immobilisasi.

f. Umur > 40 tahun disertai riwayat kardiovaskuler.

g. Umur 35 tahun perokok berat ( > 15 batang / hari ).

h. Myoma uteri.

i. Epilepsi.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

13

i. Cara Penggunaan

1. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik dalam waktu

yang sama.

2. Pil pertama dimulai hari pertama siklus haid.

3. Bila paket 28 pil habis mulai minum dari paket yang baru.

Paket 21 pil habis sebaiknya tunggu 1 minggu baru minum pil

dari paket yang baru.

4. Bila muntah dalam waktu 2 jam, minum pil lain. Atau gunakan

kontrasepsi lain.

5. Pil oral bukan barier mekanis terhadap penularan PHS dan

tidak melindungi akseptor terhadap virus HIV.

6. Bila lupa minum 1 pil setelah ingat segera minum pil yang lupa

dan minumlah pil untuk hari ini seperti biasa.

7. Bila lupa 2 pil setelah ingat segera minum 2 pil hari itu dan 2

pil lagi hari berikutnya, dampaknya spotting lebih besar,

gunakan kondom / abstinens sampai terjadi haid.

8. Lupa minum 3 pil berturut-turut / lebih hentikan pemakaian,

gunakan metode lain bila ingin menggunakan pil lagi, tunggu

menstruasi dan gunakan dari kemasan yang baru.

9. Waktu mulai minum pil :

a. Setiap saat asalkan ibu tidak hamil.

b. Hari pertama – hari ke-7 siklus haid.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

14

c. Boleh menggunakan pada hari ke-8, perlu menggunakan

metode kontrasepsi yang lain sampai hari ke-14 atau tidak

melakukan hubungan seksual.

d. Setelah melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI

ekslusif, setelah 3 bulan dan tidak menyusui, pasca

keguguran.

e. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin

menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera

diberikan tanpa perlu menunggu haid.

j. Efek samping dan Penanganannya

1. Amenorhoe

Penanganan :

Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan

minum pil dengan benar, tenanglah. Berilah konseling bahwa

tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang

adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu

pengobatan khusus, coba berikan pil dengan dosis estrogen 50

ig, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi.

Bila klien hamil intra uterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien,

bahwa pil yang diminumnya tidak punya efek pada janin.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

15

2. Mual, pusing atau muntah

Penanganan :

Lakukan tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik.

Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam, atau

sebelum tidur.

3. Perdarahan pervaginam

Penanganan :

Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan

minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan /

spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama. Bila

perdarahan / spotting tetap terjadi, ganti pil dengan dosis

estrogen lebih tinggi ( 50 ig ) sampai perdarahan teratasi, lalu

kembali ke dosis awal. Bila perdarahan timbul lagi, lanjutkan

lagi dengan dosis 50 ig, atau ganti dengan metode kontrasepsi

yang lain.

2. Pil Progestin

a. Pengertian

Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon

sintesis progesteron.

b. Jenis

Kemasan dengan isi 35 pil : 300 ig levonorgestrel atau 350 ig

noretindron.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

16

Kemasan dengan isi 28 pil : 75 ig norgestrel.

c. Cara Kerja

1. Menghambat ovulasi

2. Mencegah implantasi

3. Memperlambat transport gamet / ovum

4. Luteolysis

5. Mengentalkan lendir serviks

d. Efektifitas

Sangat efektif 98,5% pengguna jangan sampai lupa 1 atau 2

pil, jangan sampai muntah, diare, karena kemungkinan terjadinya

kehamilan sangat besar.

e. Keuntungan

1. Keuntungan kontraseptif

a. Sangat efektif bila digunakan secara benar.

b. Tidak mengganggu hubungan seksual.

c. Tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI.

d. Segera bisa kembali ke kondisi kesuburan bila dihentikan.

e. Tidak mengganggu estrogen.

2. Keuntungan non kontraseptif

a. Bisa mengurangi kram haid.

b. Bisa mengurangi perdarahan haid.

c. Bisa memperbaiki kondisi anemia.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

17

d. Memberi perlindungan terhadap kanker endometrial.

e. Mengurangi keganasan penyakit payudara.

f. Mengurangi kehamilan ektopik.

g. Memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab PID.

f. Kerugian / kekurangan

a. Menyebabkan perdarahan dalam pola perdarahan haid.

b. Sedikit pertambahan atau pengurangan berat badan bisa terjadi.

c. Bergantung pada pemakai (memerlukan motivasi terus menerus

dan pemakaian setiap hari).

d. Harus dimakan pada waktu yang sama setiap hari.

e. Kebiasaan lupa akan menyebabkan kegagalan metoda.

f. Pasokan ulang harus selalu tersedia.

g. Berinteraksi dengan obat lain, contoh : obat-obatan epilepsy dan

tuberculosa.

g. Indikasi

a. Tekanan darah tinggi < 180/110, masalah pembekuan darah atau

penyakit sel silikel.

b. Dengan nyeri haid tingkat sedang sampai berat.

c. Perokok ( semua usia, seberapapun ).

d. Yang lebih menyukai tidak atau tidak boleh menggunakan

estrogen.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

18

e. Yang menginginkan kontrasepsi progestin-only, tetapi tidak mau

injeksi atau susuk.

h. Kontra indikasi

a. Hamil diduga hamil.

b. Perdarahan pervaginam.

c. Menggunakan obat tuberculosis dan obat epilepsy.

d. Kanker payudara.

e. Miom uterus.

f. Riwayat stroke.

i. Cara Penggunaan

1. Minumlah pil pertama pada hari yang pertama masa haid.

2. Jika anda memulai minum pil oral progestin setelah hari pertama

masa haid, tetapi sebelum hari ke-7, gunakan metode penunjang

untuk 48 jam berikutnya.

3. Habiskanlah semua pil dalam kemasan tersebut. Mulai dengan

kemasan baru lagi pada hari setelah minum pil terakhir dari

kemasan terdahulu.

4. Apabila muntah dalam waktu 30 menit setelah minum pil,

minumlah satu lagi atau gunakan metode penunjang jika akan

berhubungan seks selama 48 jam berikutnya

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

19

5. Jika lupa minum 1 pil atau lebih, maka harus segera minum pil

berikutnya bila ingat. Gunakan metode penunjang apabila akan

berhubungan seks selama 48 iam.

6. Apabila tidak mengalami haid sebanyak dua kali atau lebih, maka

harus pergi ke klinik untuk memeriksakan apakah hamil. Jangan

berhenti minum pil kecuali jika sudah tahu bahwa anda sudah

hamil.

7. Waktu minum pil :

a. Setiap saat anda merasa yakin klien tidak sedang hamil.

b. Hari pertama sampai hari ke-5 siklus menstruasi.

c. Bila menggunakan setelah hari ke-5, gunakan metode

kontrasepsi lain untuk 2 hari, atau tidak melakukan hubungan

seksual selama 2 hari.

d. Postpartum : 6 minggu dan 6 bulan.

e. Pasca aborsi

f. Ganti cara

j. Efek samping dan Penanganannya

1. Amenorea

Singkirkan kehamilan jika hamil lakukan konseling-konseling.

Bila tidak hamil, sampaikan bahwa darah tidak berkumpul di

rahim.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

20

2. Spotting

Jelaskan bahwa spotting adalah hal yang biasa tapi juga bisa

berlanjut, jika berlanjut maka anjurkan ganti cara.

3. Perubahan berat badan

Informasikan bahwa perubahan berat badan sebanyak 1-2 kg

dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan

mencolok / berlebihan hentikan pemakaian dan anjurkan metode

kontrasepsi yang lain.

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Menurut Lawrence Green (1980 dalam Notoatmodjo 2003), perlaku

kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan

mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk dalam

kelompok ini adalah ilmu pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya,

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku tertentu,

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan status

ekonomi.

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengetahuan

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

21

yang berkenaan dengan hal. Sedangkan Notoatmodjo (2003)

mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil dari tahu setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan

perabaan. Pengetahuan juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan

informasi yang diperbarui yang didapat dari proses belajar selama

hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat

penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau lingkungannya.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup

dalam domain mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui,

dan dapat menginteraksi materi tersebut secara benar.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

22

Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lalu.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

suatu materi atau suatu obyek kedalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

23

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang

telah ada.

c. Fakor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Sukmadinata (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal

1. Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan

indera seseorang.

2. Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan

psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif

serta kognitif individu.

b. Faktor eksternal

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh

terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

24

lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan

berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan

mereka peroleh dari gagasan tersebut.

2. Paparan Media Massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun

elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh

masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering

terpapar media massa (tv, radio, majalah, pamphlet, dan

lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika

dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar

informasi media. Hal ini berarti paparan media massa

mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki

seseorang.

3. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer)

maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status

ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi

dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih

rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk

kebutuhan sekunder.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

25

4. Hubungan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam

kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang

lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu

akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor

hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan

individu sebagai komunikan untuk menerima pesan

menurut model komunikasi media.

5. Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal

dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam

proses perkembangannya, misalnya seseorang

mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti

seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas

pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan

tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non

ilmiah) dan cara modern (ilmiah).

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

26

a. Cara tradisional (non ilmiah)

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan

sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematis dan logis. Cara penentuan

pengetahuan secara tradisional antara lain :

1. Coba-coba dan salah

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya

peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil akan dicoba

dengan kemungkinan yang lain.

2. Cara kekuatan (otoritas)

Prinsip dalam cara ini adalah orang lain

menerima pendapat yang diketemukan oleh orang yang

mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan

kebenaran terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris

atau berdasarkan penalaran sendiri.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan

atau merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

27

memecahkan permasalahan yang ada pada masa lalu.

Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang

untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan

benar diperlukan berpikir kritis dan logis.

4. Melalui jalan pikir

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan,

manusia telah menggunakan jalan pikirannya secara

induksi dan deduksi.

b. Cara Modern (ilmiah)

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam

memperoleh kesimpulan dilakukan dengan jalan

mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan

terhadap semua fakta sebelumnya dengan objek penelitian,

(Notoatmodjo, 2003).

e. Sumber Pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang

biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya

media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas

kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Sumber

pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

28

baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan, dan sebagainya, (Notoatmodjo, 2005).

f. Pengukuran Pengetahuan

Cara mengukur pengetahuan seseorang, menggunakan

alat bantu kuesioner dengan cara menilainya dengan

dikategorikan baik, cukup, dan kurang. Pengetahuan

dinyatakan baik bila 76-100 % pertanyaan dijawab benar,

cukup bila 56-75 % pertanyaan dijawab benar, dan kurang bila

pertanyaan dijawab benar < 56 %, (Arikunto, 2003).

b. Faktor Pendukung (Enabling Factors)

Faktor pendukung adalah faktor yang mendukung untuk

terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk dalam kelompok ini

adalah ketersediaan sumber daya kesehatan, keterjangkauan sumber

daya kesehatan, prioritas dan komitmen pemerintah terhadap

kesehatan dan keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Faktor Pendorong (Reinforcing Factors)

Faktor pendorong atau penguat adalah faktor yang memperkuat

atau kadang memperlunak untuk terjadinya perilaku tertentu. Yang

termasuk dalam faktor ini adalah pendapat, dukungan suami dan

keluarga. Kritik baik dari teman sekerja, tokoh masyarakat, tokoh

agama dan petugas kesehatan sendiri juga berpengaruh meskipun tidak

sebesar pengaruh dari suami dan keluarga. Menurut Harjanti (1999),

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

29

orang-orang yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi

mengalami hal-hal positif dalam kehidupannya daripada orang-orang

yang tidak mendapatkan dukungan sosial.

1. Dukungan Suami dan Keluarga

a. Pengertian Dukungan Suami

Dukungan adalah sesuatu yang membantu, mendukung.

Suami adalah pria yang menjadi pasangan hidup resmi seorang

wanita (istri). Dukungan suami adalah bentuk nyata dari

kepedulian dan tanggung jawab suami dalam penentuan

kontrasepsi istrinya. Persetujuan suami merupakan faktor yang

paling penting dalam menentukan apakah istri akan

menggunakan kontrasepsi pil atau tidak, karena suami

dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah rumah tangga

dan pembuat keputusan. Beberapa pria mungkin tidak

menyetujui pasangannya untuk menjadi akseptor pil karena

mereka belum mengetahui dengan jelas cara kerja seperti

menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental

sehingga penetrasi sperma terganggu. Suami mungkin akan

khawatir tentang kesehatan istri. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa suami mempunyai pengaruh besar

terhadap penerimaan kontrasepsi oleh istri. Dalam hal ini

pendapat suami mengenai KB cukup kuat pengaruhnya dalam

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

30

menentukan penggunaan kontrasepsi untuk istrinya, khususnya

metode kontrasepsi pil. Dukungan suami sangat berpengaruh

terhadap banyak sedikitnya akseptor pil.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami

Menurut Bobak (2004, p. 134) faktor-faktor yang

mempengaruhi dukungan suami terhadap penggunaan

kontrasepsi istrinya, yaitu :

1. Pengetahuan tentang kontrasepsi pil

Dengan banyak membaca buku dan tulisan mengenai

kontrasepsi pil, hal-hal yang tidak jelas dan

membingungkan dapat teratasi dan makin mudah bagi

suami untuk turut merasakan yang dialami istri.

Pengetahuan ini juga akan membuat penggunaan

kontrasepsi pil menjadi lebih menarik bagi suami.

Rendahnya partisipasi suami dalam pemilihan

kontrasepsi pil ibu dikarenakan kurang mendapat informasi

yang berkaitan dengan masalah kontrasepsi pil.

2. Pengalaman

Pengalaman seorang suami dari orang lain dalam

penggunaan kontrasepsi pil akan berpengaruh positif

terhadap dukungan yang diberikan kepada istrinya.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

31

3. Status perkawinan

Pasangan dengan status perkawinan yang tidak sah

akan berkurang dukungan terhadap pasangannya,

dibanding dengan pasangan yang status perkawinan yang

sah.

4. Status sosial ekonomi

Suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang

baik akan lebih mampu berperan dalam memberikan

dukungan pada istrinya.

c. Aspek Dukungan Suami

Dukungan suami sebagai transaksi interpersonal yang

melibatkan satu atau lebih aspek-aspek, berikut ini:

1. Dukungan Informasi

Bantuan informasi dengan membantu individu untuk

menemukan alternatif yang tepat bagi penyelesaian

masalah. Informasi dibutuhkan oleh ibu pengguna alat

kontrasepsi pil mengingat apa yang sedang mereka jalani

adalah hal yang baru dalam hidupnya.

Dukungan informasi dapat berupa saran, nasehat dan

petunjuk dari orang lain, sehingga individu dapat mengatasi

dan memecahkan masalahnya. Disamping itu, dukungan

informasi yang diberikan suami dapat berupa informasi

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

32

tentang kontrasepsi pil. Suami dapat memberikan bahan

bacaan seperti buku, majalah/tabloid tentang kontrasepsi

pil, (Musbikin, 2008).

2. Dukungan Emosional

Dukungan emosional yaitu sejauh mana individu

merasa orang disekitarnya memberi perhatian, mendorong,

serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi

individu (Bobak, 2004). Perhatian secara emosional yang

berupa kehangatan, kepedulian dan empati yang diberikan

oleh orang lain dapat meyakinkan ibu bahwa dirinya

diperhatikan orang lain.

Perhatian emosional dapat membuat ibu merasa yakin

bahwa dirinya tidak seorang diri melewati masa dalam

penggunaan kontrasepsi.

3. Dukungan Penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan

balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah

dan sebagai sumber daya validator identitas anggota.

Dukungan ini berupa penghargaan positif terhadap orang

lain.

Menurut Hartanto (2003), keadaan yang paling ideal

adalah bahwa istri dan suami harus bersama-sama dalam :

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

33

a. Memilih metode kontrasepsi yang paling baik

b. Saling kerjasama dalam pemakaian kontrasepsi

c. Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi

d. Memperhatikan tanda bahaya pemakaian kontrasepsi

Menurut Victor (Nindra, 2002), manfaat dukungan

keluarga antara lain individu lebih optimis dalam

menghadapi kehidupan saat ini maupun pada masa yang

akan datang, lebih trampil dalam memenuhi kebutuhan

psikologinya, mempunyai sistem yang lebih tinggi serta

tingkat kecemasan yang lebih rendah, mempunyai

kemampuan untuk mengatasi sesuatu, dan mempunyai

semangat hidup sehingga dengan adanya dukungan

keluarga tersebut dapat memberikan semangat bagi ibu-ibu

yang telah menggunakan kontrasepsi.

Dukungan yang dapat diberikan suami antara lain

memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang

sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya, membantu

pasangan dalam menggunakan kontrasepsi dengan benar

seperti mengingat istri untuk kontrol, membantu mencari

pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi,

mengantarkan jika akan kontrol atau melakukan rujukan,

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

34

mencari alternatif lain jika kontrasepsi tersebut tidak

sesuai, (Nurcahya, 2007).

4. Dukungan Instrumental

Bantuan instrumental merupakan bantuan nyata yang

berupa dukungan materi seperti pelayanan, barang-barang

dan finansial. Menurut Musbikin (2008) dukungan suami

dapat berupa dukungan finansial dan menemani saat pergi

untuk mendapatkan pelayanan KB serta membantu

pekerjaan rumah tangga.

Bentuk dukungan ini berupa pemeriksaan kesehatan

secara rutin bagi ibu serta mengurangi atau menghindari

perasaan cemas dan stres.

d. Manfaat Dukungan Suami

Manfaat dukungan suami, yaitu:

1. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian

diri serta mengurangi stres dan kecemasan selama

menggunakan kontrasepsi pil.

2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik selama

menggunakan kontrasepsi pil.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

35

e. Fungsi Dukungan Suami

Fungsi dukungan suami, yaitu:

1. Dukungan informasi, jika ibu tidak dapat menyelesaikan

masalah yang dihadapi maka dukungan informasi

dilakukan dengan memberi nasehat, saran dan petunjuk-

petunjuk tentang pemecahan masalah yang tiba-tiba

muncul (Bobak, 2004).

2. Dukungan emosional diberikan dengan memberikan

dorongan atau motivasi yang berupa perhatian dan sikap

yang berarti bagi ibu sehingga dapat menyelesaikan

masalah yang dihadapi.

3. Dukungan penilaian, berupa dukungan harga diri yang

memiliki manfaat memberikan keyakinan kepada ibu.

4. Dukungan instrumental, berupa dukungan nyata yang

bersifat material yang bertujuan untuk meringankan beban

ibu.

4. Karakteristik Responden

Karakteristik adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

36

Karakteristik yang dimaksud disini adalah :

a. Faktor Umur / Usia

Usia subur / reproduksi adalah dimana seorang wanita mulai

mendapatkan menstruasi pertama atau sudah terjadi ovulasi sampai

dengan menopause, (PKBI, 2001).

Dalam konsep pemilihan alat kontrasepsi yang rasional pembagian

umurnya adalah :

1. Umur dibawah 20 tahun adalah fase menunda kehamilan.

Kontrasepsi pada fase ini harus mempunyai sifat refersible artinya

bila akseptor lepas dari kontrasepsi, bisa hamil lagi dan efektif

artinya bila sedang dipakai tidak menyebabkan kehamilan.

Prioritas penggunaan alat kontrasepsi ( metode sederhana, KB pil,

suntik KB).

2. Umur 20-30 tahun adalah fase menjarangkan kehamilan.

Syarat kontrasepsi yang diperlukan untuk fase ini adalah :

a. efektifitasnya tinggi

b. reversibilitas juga cukup tinggi yaitu kemampuan

mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi.

Prioritas penggunaan alat kontrasepsi :

a. metode kontrasepsi efektif (kecuali kontap)

b. metode sederhana

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

37

3. Umur lebih dari 30 tahun adalah fase mengakhiri kehamilan.

Syarat kontrasepsi yang diperlukan adalah :

a. metode kontrasepsi efektif (terutama kontap)

b. metode sederhana

Umur reproduksi bagi seorang wanita dimulai sejak 12-45

tahun, sedangkan usia subur pria dimulai antara 12 atau 15 tahuun

hingga tak terbatas, (PKBI, 2001).

b. Paritas

Paritas adalah keadaan kelahiran (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2005). Sedangkan menurut (Siswosudarmo, 2008) paritas adalah

jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram atau lebih, yang

pernah dilahirkan, hidup, atau mati. Bila berat badan tidak diketahui,

maka dipakai batas umur kehamilannya 24 minggu. Berdasarkan

pengertian tersebut maka paritas mempengaruhi jenis alat kontrasepsi.

c. Pekerjaan Suami

Pekerjaan adalah suatu yang kegiatan yang dilakukan / dikerjakan

oleh suami untuk mendapatkan nafkah.

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-veranizzat... · intra vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita

38

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Lawrence W. Green, Health Education Planninga Diagnostic

Approach Mayfield Publishing, California, 1980 dalam Notoatmodjo 2003

Keterangan

Cetak Tebal : Diteliti

Tidak Cetak Tebal : Tidak Diteliti

Perilaku Kesehatan

Faktor Predisposisi :

Pengetahuan Sikap

Kepercayaan

Nilai

Faktor Pendukung : Ketersediaan sumber daya

kesehatan

Keterjangkauan sumber daya

kesehatan

Prioritas dan komitmen

pemerintah terhadap kesehatan

Ketrampilan yang berkaitan

dengan kesehatan

Faktor Pendorong :

Dukungan Suami Dukungan Keluarga

Dukungan Tenaga Kesehatan

(Bidan)