bab ii kajian pustaka a. pembelajaran tematik 1...

26
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian misalnya di bidang IPA,matematika, pendidikan agama, IPS dan lainya, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan (holistic) dan keterpaduan (integralistic) Trianto (2011: 173). Senada dengan hal itu menurut Mamat (2005:3) menyatakan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pola pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan sikap, keterampilan, kreativitas, nilai dan sikap pembelajaran dengan menggunakan tema. Dengan demikian pembelajaran tematik melibatkan beberapa mata pelajaran yang diikat dalam satu tema. Sedangkan menurut Prastowo (2013:132 ) “pembelajaran tematik mempunyai satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari”. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip-prinsip keilmuan secara bermakna (Majid, 2014:80). Bermakna artinya pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pembelajaran langsung dan nyata. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat aktif.

Upload: others

Post on 18-Aug-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian

misalnya di bidang IPA,matematika, pendidikan agama, IPS dan lainya, maka

dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan

(holistic) dan keterpaduan (integralistic) Trianto (2011: 173).

Senada dengan hal itu menurut Mamat (2005:3) menyatakan bahwa

pembelajaran tematik dimaknai sebagai pola pembelajaran yang mengintegrasikan

pengetahuan sikap, keterampilan, kreativitas, nilai dan sikap pembelajaran dengan

menggunakan tema. Dengan demikian pembelajaran tematik melibatkan beberapa

mata pelajaran yang diikat dalam satu tema. Sedangkan menurut Prastowo

(2013:132 ) “pembelajaran tematik mempunyai satu tema aktual, dekat dengan

dunia siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari”.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu

(integrated instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan

menemukan konsep dan prinsip-prinsip keilmuan secara bermakna (Majid,

2014:80). Bermakna artinya pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat

memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pembelajaran langsung dan

nyata. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat aktif.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

11

Dengan melihat beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pembelajaran

tematik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu proses

belajar mengajar yang memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam suatu tema

tertentu yang dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa

dengan menggunakan prinsip bermain dan menyenangkan.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, karakteristik

pembelajaran tematik menurut (Majid:2014) memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a) Berpusat Pada Siswa

Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada

siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b) Memberikan Pengalaman Langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa

dihadapkan pada sesuatu yang nyata(konkret) sebagai dasar untuk memahami

hal-hal yang lebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-

tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

12

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.Dengan demikian, siswa mampu

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk

membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

e) Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang

lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan

lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014:92) mengatakan bahwa pembelajaran tematik terpadu

memiliki kelebihan dibandingkan pendekatan konvensional, yaitu sebagai berikut:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan

tingkat perkembangan anak.

b. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan

peserta didik.

c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil

belajar akan dapat bertahan lebih lama.

d. Pembelajaran terpadu menumbuhkan kembangkan keterampilan berpikir

dan sosial peserta didik.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

13

e. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis.

Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil

peserta didik.

f. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja

sama antar guru bidang kajian terkait, guru denga peserta didik, peserta

didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih menyengkan, belajar

dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.\

Di samping kelebihan, pembelajaran tematik memiliki kekurangan

terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan

evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung

saja. Majid (2014:92) mengidentifikasi beberapa aspek kekurangan

pembelajaran terpadu, sebagai berikut :

1. Aspek Guru

Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan

metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, berani mengemas

dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus

menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang

akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar

tidak berfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini,

pembelajaran terpadu akan suli terwujud.

2. Aspek peserta didik

Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang

relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.

Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

14

kemampuan analitis (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubungkan-

hubungkan), kemampuan eksplorasi dan elaboratif (menemukan dan

menggali). Jika kondisi ini tidak dimiliki, penerapan model pembelajaran

terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.

3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi

yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semuai

ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudahn pengembangan

wawasan. Jika sarana ini tidak dipenuhi, penerapan pembelajaran terpadu

juga akan terhambat.

4. Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan

pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian

materi. Guru perlu diberikan kewenangan dalam mengembangkan materi,

metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.

5. Aspek penilaian

Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh

(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari

beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru

selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan

penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk

berkoordinasi dengan guru lain jika materi pelajaran berasal dari guru

yang berbeda.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

15

B. Ruang Lingkup Tema Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub

Tema Perkembangbiakan Tumbuhan

Adapun materi yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pada

tema 1 dengan judul tema “Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan ” untuk

siswa kelas III pada subtema 2 “Perkembangbiakan Tumbuhan”. Berikut

Kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan materi :

1. Kompetensi Inti (KI)

a. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

b. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

c. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar,melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

d. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

2. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

a. Pembelajaran 4

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar:

3.2 Menguraikan teks arahan/petunjuk tentang perawatan hewan dan

tumbuhan, serta daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

16

dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan

tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

pemahaman.

4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang

perawatan hewan dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan

pengembangbiakan tanaman secara mandiri dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk

membantu penyajian.

Indikator:

3.2.1 Membandingkan cara berkembang biak tumbuhan.

4.2.1 Menuliskan tahap perkembangbiakan tumbuhan.

PPKn

Kompetensi Dasar:

3.1 Memahami simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang negara

“Garuda Pancasila”.

4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah

dan mengaitkan dengan pemahamannya terhadap simbol sila-sila

Pancasila.

Indikator:

3.1.1 Mengidentifikasi contoh sikap pengamalan sila pertama Pancasila.

4.1.1 Menyampaikan pendapat tentang sikap pengamalan sila pertama

Pancasila.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

17

PJOK

Kompetensi Dasar:

3.1 Mengetahui konsep gerak kombinasi pola gerak dasar lokomotor

dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional.

4.1 Mempraktikkan kombinasi pola gerak dasar lokomotor yang dilandasi

konsep gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau

tradisional.

Indikator:

3.1.1 Mengidentifikasi gerak lokomotor yang ada pada permainan

menirukan gerak hewan.

4.1.1 Mempraktikkan gerak lokomotor dalam sebuah permainan

menirukan gerak hewan.

b. Pembelajaran 5

PPKn

Kompetensi Dasar:

1.2 Mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan

sehari-hari di rumah dan di sekolah.

4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari – hari

di rumah dan di sekolah.

Indikator :

3.2.1 Mengidentifikasi hak sebagai siswa di sekolah.

3.2.2 Mengidentifikasi kewajiban siswa di sekolah.

4.2.1 Melaksanakan kewajiban di sekolah.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

18

Matematika

Kompetensi Dasar:

3.1 Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan asli melalui pengamatan

pola penjumlahan dan perkalian.

4.2 Merumuskan dengan kalimat sendiri, membuat model matematika, dan

memilih strategi yang efektif dalam memecahkan masalah nyata sehari-

hari yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian bilangan bulat, waktu, panjang, berat benda, dan uang, serta

memeriksa kebenaran jawabnya.

Indikator :

3.1.1 Menyelesaikan soal pengurangan.

4.2.1 Merumuskan soal cerita dalam menyelesaikan masalah sehari-hari

yang berkaitan dengan pengurangan.

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar:

3.2 Menguraikan teks arahan/petunjuk tentang perawatan hewan dan

tumbuhan, serta daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman

dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan

tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

pemahaman.

4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang

perawatan hewan dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan

pengembangbiakan tanaman secara mandiri dalam bahasa Indonesia

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

19

lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk

membantu penyajian.

Indikator :

1.2.1 Mengidentifikasi isi teks tentang perkembangbiakan tumbuhan.

1.2.2 Mengidentifikasi kata-kata baru dari teks arahan yang dibaca.

4.2.1 Membuat kalimat dari kata-kata baru yang diperoleh dari teks

arahan yang dibaca.

3. Materi Pembelajaran Tema 1 Sub Tema 2

a. Pembelajaran 4

1) Bahasa Indonesia

Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi.

Kentang dan Ubi jalar adalah contoh tanaman yang berkembangbiak

dengan menggunakan umbi batang. Umbi batang adalah batang

yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya menggelembung menjadi umbi.

Umbi batang tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi

tumbuhan itu. Pada permukaan umbi batang tumbuh sisik dan kuncup

membentuk mata tunas.Umbi lapis merupakan pelepah daun yang

berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis tumbuh daun, sedangkan pada

bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan akar serabut. Contoh

tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara lain bawang merah, bawang

putih,Umbi akar adalah akar yang membesar berisi cadangan

makanan. Jika umbi ini ditanam bersama dengan pangkal batang maka

akan tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan tumbuhan baru.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

20

Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar, antara lain dahlia, wortel,

lobak, dan singkong.

1. Sebutkan macam perkembang biakan tumbuhan dengan umbi dan jelaskan

artinya ?

2. Sebutkan contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi akar

paling sedikit 3?

3. Sebutkan perbedaan umbi batang, umbi lapis, dan umbi akar?

4. Ubi dan kentang merupakan tumbuhan yang berkembang biak dengan

umbi batang. Coba sebutkan,ubi dan kentang dapat diolah menjadi

makanan apa saja?

5. Jelaskan langkah – langkah mengolah bawang merah menjadi bawang

goreng?

(Sumber: Buku siswa tema 1 (Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan) BSE Kelas III)

2) PPKn

Doni mempunyai hobi menulis.

Ali mempunyai hobi membaca.

Walaupun Doni dan Ali mempunyai hobi yang berbeda, mereka saling

menghargai.

Ani dan Beni sedang beribadah di masjid.

Andi dan keluarga sedang beribadah di gereja.

Walaupun mereka mempunyai tempat beribadah yang berbeda, mereka

saling menghormati.Setiap orang bebas untuk menentukan pilihan. Salah

satunya bebas memilih agama yang diyakininya. Membiarkan orang lain

bebas memilih agama sesuai keyakinan adalah bagian dari pengamalan

Pancasila. Terutama sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sumber: Buku siswa tema 1 (Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan) BSE Kelas III)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

21

b. Pembelajaran 5

1) PPKn

Andi dan kawan – kawan sangat menyukai kebersihan.

Setiap hari mereka bergantian membersihkan lingkungan sekolah.

Cara menjaga lingkungan sekolah misalnya membuang sampah pada

tempatnya, melaksanakan tugas piket dengan sebaik – baiknya.

Seperti yang dilakukan oleh Andi, Angga, Budi, Putri, dan Meli.Mereka

menjaga kebersihan sekolah dengan cara menyapu, mengepel, menyiram

tanaman.Menjaga dan merawat lingkungan sekolah merupakan kewajiban

setiap siswa. Jika lingkungan sekolah kita terjaga dengan baik, maka

suasana kegiatan belajar menjadi nyaman.

(Sumber: Buku siswa tema 1 (Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan) BSE Kelas III)

2) Matematika

L 3.957 – 1.293 =

U 3.956 – 1.290 =

M 5.652 – 4.293=

U 8.956 – 2.271 =

T 1.957 – 293 =

(Sumber: Buku siswa tema 1 (Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan) BSE Kelas III)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

22

3) Bahasa Indonesia

Teks dialog perkembangbiakan tumbuhan dengan spora.

1. Tuliskan kata-kata yang baru kamu ketahui dari teks dialog tersebut.

Temukan arti kata-kata tersebut?

2. Buat kalimat dari kata-kata yang baru kamu ketahui dari teks dialog?

3. Tuliskan kembali dialog yang kamu baca menggunakan huruf tegak

bersambung?

(Sumber: Buku siswa tema 1 (Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan) BSE Kelas III)

C. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

sebagai berikut. Menurut Travers (Agus Suprijono, 2009:2) belajar adalah

proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Dalam buku yang sama

Morgan berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat

permanen sebagai hasil dari pengalaman. Sejalan dengan perumusan di atas,

ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah

suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya (Slamet dalam Hamdani, 2011: 20).

Santrock dan Yussen (Sugihartono, 2007:74) mengemukakan bahwa

belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman.

Slameto (2003:2) mengemukakan belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

23

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Masih dalam batasan belajar, pada hakekatnya belajar adalah belajar

ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat

pengalaman yang berulang-ulang (Oemar Hamalik, 2008: 48-49). Definisi ini

mengandung 3 bagian penting yaitu:

a. Belajar adalah perubahan perilaku, ke arah yang lebih baik ataupun ke arah yang lebih

buruk. Perubahan yang terjadi mungkin tidak tampak secara langsung.

b. Belajar terjadi karena pengalaman dan latihan. Perubahan yang terjadi karena

kemasaklan, kelelahan dan sakit, tidak termasuk dalam belajar.

c. Perubahan bersifat relatif permanen. Jika tidak, kemungkinan itu disebabkan karena

adanya perubahan motivasi, kelelahan atau adaptasi yang bersifat sementara.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, pengertian belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya.

Dengan demikian, seseorang dikatakan telah melakukan kegiatan

belajarapabila terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang

sebelumnya tidak dimilikinya.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu Uaman dalam Jihad

Asep (2008: 12). Dalam proses pembelajaran guru dan siswa masing-masing

memiliki peran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

direncanakan. Definisi lain juga di kemukakan oleh Yusufhadi dalam Priadi A

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

24

Benny (2009: 9) memaknai istilah pembelajaran sebagai aktifitas atau kegiatan

yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar. Istilah pembelajaran

digunakan untuk mengantikan istilah “pengajaran” yang lebih bersifat sebagai

aktivitas yang berfokus pada guru.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, pembelajaran adalah

serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan oleh guru untuk mempermudah

terjadinya proses belajar pada diri siswa. Proses pembelajaran disini bukan

sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan

terjadinya interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa

untuk tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan. Dan untuk mencapai

semua itu, kegiatan pembelajaran perlu diciptakan sesuai dengan kondisi

siswa baik dalam mengembangkan strategi/metode maupun dalam

memanfaatkan media yang akan digunakan.

D. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa

Menurut (Sudirman, 2007) aktivitas merupakan prinsip atau azas yang

sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar atau aktivitas belajar

merupakan segala perbuatan pada saat pembelajaran. Pada prinsipnya belajar

adalah berbuat, berbuat untuk merubah tingkah laku. Munculnya aktivitas siswa

ketika proses pembelajaran dipengaruhi oleh kreativitas guru dalam mengajar,

mulai dari penggunaan model pembelajaran. Oleh karena itu guru harus dapat

menciptakan sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran akan muncul jika komponen pembelajaran menarik

bagi siswa dan akan mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Sudirman (2007) menyatakan beberapa macam aktivitas, yaitu :

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

25

1. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya: membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan.

2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi.

3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.

6. Motor Activities, melakukan percobaan, membuat kontruksi, dll

7. Metal activities, menanggapi mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, dan mengambil keputusan .

8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, dan

bersemangat.

Dari berbagai macam aktivitas tersebut dapat diambil indikator aktivitas.

Untuk lebih memahami dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Indikator Aktivitas

Macam Aktivitas Indikator Aktivitas Visual activities 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru

2. Siswa membaca lembar kerja

Oral activities 3. Siswa menjawab pertanyaan guru

4.Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas

Motor activities 5. Siswa bekerja sama dalam kelompok

6.Siswa bekerja sama dalam mengerjakan

latihan soal

Writing activities 7. Siswa mengerjakan latihan soal

Mental activities 8.Siswa mempersentasikan hasil kerja

kelompoknya

9. Siswa menyimpulkan pembelajaran

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

26

E. Pengertian Hasil Belajar

Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan metode

pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan

kehidupan sehari-hari, sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat

terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar di atas standar yang ada.

Sudjana (2009: 3) menjelaskan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya

adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran.

Perubahan tingkah laku dapat berupa kemampuan-kemampuan peserta didik

setelah melakukan aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar.

Dengan demikian, hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada

individu setelah mengalami pembelajaran.

Selanjutnya sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom

dalam (Sudjana, 2009: 22-23) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1)

Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi, 2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang

terdiri dari lima spek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian,

organisasi, dan internalisasi, 3) Ranah Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan

hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah

psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretative. Jadi hasil belajar merupakan perubahan

yang diperoleh setelah terjadinya proses belajar mengajar yang dapat dinilai

melalui bentuk tes.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

27

Lebih lanjut, pengertian hasil belajar berdasarkan kesimpulan adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang meliputi pemahaman,

sikap dan tingkah laku seseorang setelah mendapatkan beberapa penjelasan

dan latihan. (Suprijono, 2009: 7).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik suatu

pengertian bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, diperoleh karena

ada suatu usaha atau adanya suatu proses suatu kegiatan dalam pembelajaran.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses

pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru

setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Tiga

ranah yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom yaitu ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotorik merupakan ranah yang dapat dilakukan oleh

siswa. Ketiga ranah tersebut dapat diperoleh siswa melalui kegiatan belajar

mengajar.

Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud mencakup tiga ranah

yaitu, ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotorik. Ranah afektif

meliputi perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi. Sedangkan ranah kognitif meliputi pengetahuan

faktual dengan cara mengamati (mendengar,melihat, membaca) dan bertanya

berdasarkan rasa ingin tahu. Untuk ranah psikomotorik meliputi menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang

estetis.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

28

F. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pembelajaran

kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja

dalam kelompok –kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. (Ferdel, 1994

: 2)

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001:8)

mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif memusatkan aktifitas

di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama

dalam proses pembelajaran. Sehingga masing – masing anggota kelompok

lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan cara mengelompokkan

siswa ke dalam kelompok – kelompok kecil untuk bekerja sama dalam

memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah

heterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek

belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara

maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran

kooperatif merupakan strategi dalam mendekati permasalahan, meningkatkan

keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

29

G. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Team-Achievement (STAD) merupakan salah satu strategi

pembelajaran kooperatif yang didalamnya beberapa kelompok kecil siswa

dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama

untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa

juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis.

Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh robert slavin (Huda, 2013).

Menurut (Rusman, 2012 : 215) ada enam langkah – langkah dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:

a) Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. Dengan cara memotivasi siswa,

siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh.

b) Menyajikan informasi

Guru menyampaikan materi pelajaran. Di dalam proses pembelajaran

guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah yang terjadi

dalam kehidupan sehari – hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan

kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus

dilakukan serta cara – cara mengerjakannya.

c) Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap keompoknya

terdiri 4 – 5 siswa yang memprioritaskan heteroginitas (keragaman) kelas

dalam prestasi akademik, gender / jenis kelamin, rasa atau etnik.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

30

d) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk.Guru menyiapkan

lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota

menguasai dan masing – masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja,

guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan

bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting STAD.

e) Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari dan juga melakukan penilain terhadap presentasi hasil kerja

masing – masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak

dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara

individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar

tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya

60, 75, 84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

f) Penghargaan prestasi tim

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dari nilai awal ke nilai

berikutnya setelah mereka melakukan kegiatan kelompok.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

31

Tabel 2.2 Sintak pembelajaran kooperatif tipe STAD

Langkah-langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Langkah I Menyampaikan tujuan dan

motivisi siswa.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai pada pelajaran

tersebut dan memotivasi

siswa belajar.

Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

Langkah II Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi

kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

Siswa memperhatikan

penjelasan guru yang berupa

informasi

Langkah III Mengorganisasi siswa ke

dalam kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada

siswa bagaimana cara

membentuk kelompok belajar

dan membantu agar

melakukan transisi secara

efisien.

Siswa mengelompok secara

efisien yang sudah

ditentukan oleh guru dimana

setiap kelompok terdiri dari

4-5 anak

Langkah IV Membimbing kelompok

belajar dan bekerja

Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

Siswa mengerjakan

tugas bersama

kelompok yang sudah

dibentuk dengan bimbingan

guru

Langkah V Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi yang

telah dipelajari atau masing-

masing kelompok

mempresentasikan hasil

kerjanya.

Siswa mempresentasikan

hasil pekerjaannya

Langkah VI Memberi penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya

maupun hasil belajar individu

dan kelompok.

Siswa mendapatkan

Skor sesuai hasil

belajar secara individu

H. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe STAD

1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi

yang substansial kepada kelompoknya, dan posisi anggota kelompok

adalah setara. kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik

menciptakan interaksi secara aktif dan positif, dan Pengelompokan siswa

secara heterogen membuat kompetisi yang terjadi di kelas menjadi lebih

hidup (Slavin, 2005). Melatih siswa dalam mengembangkan aspek

kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif dan Peran guru juga

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

32

menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai fasilitator, mediator,

motivator dan evaluator a. (Isjoni, 2010).

Siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar. Yaitu belajar

untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk

belajar, siswa saling membelajarkan sesama siswa lainnya atau

pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) yang lebih efektif dari pada

pembelajaran oleh guru, prestasi dan hasil belajar yang baik bisa

didapatkan oleh semua anggota kelompok, Anggota kelompok dengan

prestasi dan hasil belajar rendah memiliki tanggung jawab besar agar nilai

yang didapatkan tidak rendah supaya nilai kelompok baik dan Kuis

tersebut juga meningkatkan tanggung jawab individu karena nilai akhir

kelompok dipengaruhi nilai kuis yang dikerjakan secara individu

(Rusman, 2011).

1) Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Berdasarkan karakteristik STAD jika dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional (yang hanya penyajian materi dari guru),

pembelajaran menggunakan model ini membutuhkan waktu yang relatif

lama, dengan memperhatikan tiga langkah STAD yang menguras waktu

seperti penyajian materi dari guru, kerja kelompok dan tes individual/kuis.

Penggunaan waktu yang lebih lama dapat sedikit diminimalisir dengan

menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja

secara efektif dan efisien. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan

ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan

pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

33

pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok

dan penataan ruang kelas. Model ini memerlukan kemampuan khusus dari

guru. Guru dituntut sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator

(Isjoni, 2010). Dengan asumsi tidak semua guru mampu menjadi fasilitator,

mediator, motivator dan evaluator dengan baik. mengembangkan

kemampuannya tentang pembelajaran

I. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan yang dapat dimanfaatkan peneliti sebagai acuan untuk

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

Tabel 2.3 Penelitian Yang Relevan

No. Peneliti Judul Hasil

I

II

Yakup (2013)

Ida Nuryani

(2012)

“Peningkatan Hasil

Belajar Siswa dengan

Materi Bumi dan Alam

Semesta pada Mata

Pelajaran IPA Melalui

Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD

Pada Siswa Kelas V MI

Ittihadil Ikhwan

Kecamatan Mantup

Kabupaten Lamongan”

“ Peningkatan Keaktifan

dan Hasil Belajar Mata

Pelajaran IPS Melalui

Penggunaan Metode

(Student Team-

Aichevement Divesions)

STAD Siswa Kelas IV

SDN Mulyoagung 1 Dau

Malang”

Pembelajaran dengan kooperatif tipe

STAD dapat membuat hasil belajar

meningkat, hal ini bisa dilihat dari

peningkatan ketuntasan belajar siswa

dalam setiap siklus, yaitu pra siklus

(38,46%), pada siklus I meningkat

menjadi (61,53%), dan siklus II

meningkat menjadi (73,07%).

Penggunaan metode STAD (Student

Team- Aichevement Divesions) dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas IV

SDN Mulyoagung 1 DAU. Hal ini

dapat dilihat dari perbandingan

ketuntasan yang dicapai siswa, di mana

saat pra siklus tingkat ketuntasan

klasikal yang dicapai masih kurang

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

34

Lanjutan Tabel 2.3 Penelitian Yang Relevan

No. Peneliti Judul Hasil

maksimal yaitu 58%. Pada siklus I

kegiatan pembelajaran dengan

memberikan tindakan, dan tingkat

ketuntasan yang dicapai meningkat

cukup tinggi yaitu 74 %, namun nilai

tersebut belum memenuhi indikator

yang dijadikan acuan keberhasilan

dalam penelitian ini yaitu 80 %,

sehingga dilanjutkan siklus II dengan

memberikan tindakan yang sama

namun dikolaborasikan dengan

permainan. Adapun tingkat ketuntasan

yang dicapai pada siklus II mengalami

peningkatan yang sangat tinggi yaitu 96

%. Nilai tersebut terlihat telah

memenuhi indikator yang dijadikan

acuan keberhasilan dalam penelitian ini

yaitu 80 %, sehingga tindakan yang

diberikan cukup dua siklus.

Adapun hasil dari penelitian terdahulu diatas memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari

kedua penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar. Adapun perbedaan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yakup perbedaannya terletak pada

materi, subjek penelitian, dan lokasi penelitian, sedangkan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Ida Nuryani perbedaannya terletak pada materi, subjek

penelitian, tujuan penelitian untuk meningkatkan keaktivan siswa, dan lokasi

penelitian.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37250/3/jiptummpp-gdl-fenyfatulr-51159-3-babii.pdf · Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Umbi. Kentang dan Ubi jalar

35

J. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kondisi Ideal

1. Tingginya tingkat hasil belajar siswa terhadap

materi pembelajaran.

2. Siswa berani bertanya dan menjawab

pertanyaan.

3. Siswa bekerjasama dengan anggota

kelompoknya.

Kondisi lapangan

1. Pada saat proses belajar mengajar

berlangsung model pembelajaran

yang digunakan guru kurang

bervariasi. Sehingga siswa kurang

aktif dalam mengikuti

pembelajaran.

2. Terdapat 8 siswa dari 20 siswa

yang memperoleh ketuntasan

belajar yang memuaskan.

Kesenjangan Kondisi Ideal dan Kondisi lapangan

Ada beberapa penyebab rendahnya pemahaman peserta didik tentang materi

tema perkembangbiakan hewan dan tumbuhan sehingga berakibat pada

rendahnya nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal yang tidak tercapai

adalah kurangnya motivasi pada waktu mengikuti pelajaran ,kurangnya

latihan dan diskusi kelas serta strategi pembelajaran yang digunakan masih

belum cukup untuk memfasilitasi pemerolehan pehamaman bagi peserta

didik.

Masalah

1. Rendahnya tingkat hasil belajar siswa

terhadap materi pembelajaran.

2. Keberanian siswa kurang dalam

menjawab pertanyaan.

3. Kurangnya kebiasaan dalam belajar

kelompok.

Solusi

Perlu menggunakan model pembelajaran

baru yang lebih inovatif dan kreatif serta

menyenangkan yaitu dengan menggunak

an model pembelajaran kooperatif tipe

STAD untuk menarik minat belajar siswa

sehingga dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar.

Hipotesis

Jika pembelajaran tema perkembangbiakan hewan dan tumbuhan sub tema

perkembangbiakan tumbuhan dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, maka aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas III di SDN Tlogomas 01

Malang bisa meningkat.