bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. rasa percaya ...repository.ump.ac.id/3553/3/bab...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rasa Percaya Diri
a. Pengertian Percaya Diri
Pendidikan karakter perlu diberikan dan diajarkan pada anak.
Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat pada anak hingga
dewasa. Pendidikan karakter dapat membentuk kepribadian pada
anak. Salah satu pendidikan karakter yaitu percaya diri. Anak harus
memiliki percaya diri untuk dapat mengembangkan kemampuannya
dan menjalankan kehidupan sosialnya. Pernyataan tersebut diperkuat
Dariyo (2007: 206) percaya diri ialah “kemampuan individu untuk
dapat memahami dan menyakini seluruh potensi agar dapat
dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan
lingkungan hidupnya”. Sedangkan menurut Aunurrahman (2011:
184) memandang percaya diri adalah
salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh
terhadap aktifitas fisik dan mental dalam proses
pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul
ketika seseorang akan melakukan atau terlibat didalam suatu
aktifitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan.
Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa akan
merasa percaya diri apabila melakukan aktifitas tertentu. Ketika
melakukan aktifitas pikiran yang ada di dalam diri siswa akan
8
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
9
terfokuskan untuk hasil yang akan dicapai. Perkembangan percaya
diri akan dipengaruhi adanya faktor mental dan fisik siswa. Dua
faktor tersebut dapat diperoleh dari lingkungan rumah yaitu siswa
dengan orang tua sedangkan lingkungan di sekolah siswa dengan
guru.
Berbeda dengan pendapat Mustari (2014: 69) bahwa “siswa
harus bisa berani menyatakan pendapat, harus bisa tampil dihadapan
orang harus yakin dan tidak ragu-ragu akan tindakan yang
dipilihnya”. Sedangkan menurut Santrock (2003: 336) percaya diri
adalah “dimensi evaluasi yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya
diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri”. Pengertian
menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berani
menyatakan pendapat. Siswa yang memiliki percaya diri akan tampil
dihadapan orang dengan yakin dan tidak ragu saat bertindak.
Pendapat yang diutarakan bisa berupa lisan dan tulisan.
b. Ciri-ciri Percaya Diri
Ciri-ciri individu yang mempunyai rasa percaya diri menurut
Klara (2010:17) sebagai berikut :
1) Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga
tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan
ataupun hormat orang lain
2) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konforis demi
diterima oleh orang lain atau kelompok.
3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain,
berani menjadi diri sendiri.
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
10
4) Punya pengendalian yang baik (tidak moody dan
emosinya stabil)
5) Memiliki internal locus of control (memandang
keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha diri
sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau
keadaan serta tidak bergantung atau mengharapkan
bantuan orang lain.
6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri
sendiri, orang lain dan situasi diluarnya.
7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri,
sehingga ketika harapan itu tidak terwujud dan tetap
mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang
terjadi.
Pendapat yang telah di ungkapkan diatas dapat ditarik
kesimpulan ciri-ciri individu yang memiliki rasa percaya diri adalah
individu yang senantiasa percaya akan kemampuan diri sendiri.
Mampu mengerjakan sesuatu dengan sendiri bukan malah
bergantung pada orang lain. Memandang diri sendiri dan orang lain
dengan positif. Dengan begitu orang lain akan memandang individu
dengan pikiran positif. Dan yang penting menjadikan kegagalan
sebagai hal yang positif bukan negatif.
c. Ciri-ciri Tidak Percaya Diri
Klara (2010:23) mengemukakan bahwa ciri-ciri individu
yang tidak mempunyai rasa percaya diri sebagai berikut :
1) Berusaha menunjukan sikap konfiris. Semata mata demi
mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.
2) Menyimpan rasa takut atau kekhawatiran terhadap
penolakan.
3) Sulit menerima realita diri dan memandang rendah
kemampuan diri sendiri namun dilain pihak memasang
harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri.
4) Pesimis mudah menilai segala sesuatu dari segi negatif
5) Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan
tidak berani memasang target untuk berhasil.
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
11
6) Cenderung menolak pujian yang ditunjukan secara tulus.
7) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang
terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu.
8) Mempunyai external locus of control (mudah menyerah
pada nasib, sangat bergantung pada keadaan dan
pengakuan/penerimaan bantuan orang lain).
Ciri percaya diri dapat dimaknai apabila individu yang
memiliki rasa tidak percaya diri memiliki dampak negatif dan
konsep diri yang buruk. Takut gagal membuat individu tidak mau
mencoba. Kurangnya menyakinkan diri sendiri akan kemampuan
yang dimiliki. Pasrah akan keadaan membuat individu tidak akan
maju. Salah satu contohnya yaitu takut gagal untuk menghadapi
tantangan. Hal tersebut akan menjadi penghalang kemampuan
seseorang dalam membentuk satu hubungan antar individu agar
nyaman untuk dirinya.
Terdapat cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
percaya diri. Lauster (2006: 15) menjelaskan terdapat sepuluh
petunjuk untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri, yaitu:
1) Mencari sebab-sebab merasa rendah diri setelah itu akan
didapatkan cara untuk perbaikan pada kepercayaan diri
sendiri.
2) Mengatasi kelemahan dan harus memiliki kemauan yang
kuat sehingga dapat memandang suatu perbaikan yang
kecil sebagai keberhasilan.
3) Mengembangkan bakat dan kemampuan lebih baik
sehingga kelemahan yang ada menjadi tidak penting lagi.
4) Merasa bahagia dengan keberhasilan yang diperoleh dan
jangan ragu untuk bangga dengan keberhasilan tersebut.
5) Jangan berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan
keberhasilan tersebut.
6) Apabila tidak puas dengan pekerjaan yang dilakukan
tetapi tidak tahu cara untuk memperbaiki diri, maka
kembangkan bakat-bakat melalui suatu hobi.
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
12
7) Apabila diminta untuk melakukan pekerjaan yang sulit,
maka lakukan pekerjaan tersebut dengan rasa optimis.
8) Jangan terlalu berharap untuk tercapainya itu tidak baik.
9) Tidak terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan
orang lain.
10) Jangan beranggapan bahwa apapun yang dilakukan
dengan baik oleh orang lain harus dapat dilakukan juga
oleh diri sendiri karena tidak ada hasil yang sama dalam
tiap bidang.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara untuk
meningkatkan percaya diri dengan mengetahui kelemahan siswa.
Siswa dapat mengatasi kelemahan dengan menonjolkan kelebihan
yang dimilikinya. Mengembangkan hobi yang dimiliki siswa untuk
dijadikan sebagai bakat atau kemampuan siswa. Dan yang terpenting
memiliki kemauan yang kuat. Jangan membandingkan orang lain
dengan diri kita sendiri karena seseorang mempunyai kelebihan di
bidangnya masing-masing.
d. Indikator Percaya Diri
Indikator dalam sikap percaya diri menurut Santrock (2003:
338) yaitu :
Tabel 2.1 Indikator Percaya Diri
No Indikator Positif Indikator Negatif
1. Mengarahkan atau
memerintah orang lain.
Merendahkan orang lain dengan
cara menggoda, memberi nama
penggilan dan menggosip
2. Menggunakan kualitas
suara yang disesuaikan
dengan situasi
Menggerakkan tubuh secara
dramatis atau tidak sesuai
konteks
3. Mengeksprsikan
pendapat
Melakukan sentuhan yang tidak
sesuai atau menghindari kontak
fisik
4. Duduk dengan orang lain
dalam aktifitas sosial.
Memberikan alasan-alasan
ketika gagal melakukan sesuatu
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
13
No Indikator Positif Indikator Negatif
5. Bekerja secara koperatif
dalam kelompok.
Melihat sekeliling untuk
memonitor orang lain
6. Memandang lawan
bicara ketika mengajak
atau diajak bicara.
Membual secara berlebihan
tentang prestasi, keterampilan,
penampilan fisik
7. Menjaga kontak mata
selama pembicaraan
berlangsung.
Merendahkan diri sendiri secara
verbal
8. Memulai kontak yang
ramah dengan orang lain.
Berbicara terlalu keras tiba-tiba
atau dengan nada suara yang
dogmatis
9. Menjaga jarak yang
sesuai antara diri sendiri
dengan orang lain.
Tidak mengekspresikan
pandangan atau pendapat
terutama ketika ditanya
10. Berbicara dengan lancar,
hanya mengalami sedikit
keraguan.
Memposisikan diri secara
submisif.
Indikator percaya diri dapat dijabarkan bahwa kepercayaan
diri di dalam individu memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif
dari percaya diri mengantarkan seseorang dengan keberhasilan yang
ingin dicapai. Berbeda dengan sisi negatif yang membuat sseorang
mengalami kegagalan. Kepercayaan diri yang kuat dimiliki oleh
seseorang berdasarkan cara mengekspresikan pendapat salah satunya
dengan siswa mau mengacungkan tangannya sendiri tanpa ditunjuk
oleh guru. Berbicara dengan lantang di depan kelas tanpa rasa malu-
malu.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang
dalam meraih perubahan. Perubahan tersebut bisa berupa tingkah
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
14
laku tersebut akan menghasilkan hasil. Hal ini sejalan dengan belajar
menurut Slameto (2010: 2) adalah "suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannnya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Rahyubi (2014: 1)
berpendapat bahwa “belajar merupakan proses hidup yang-sadar atau
tidak-harus dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Manusia belajar
sejak lahir hingga akhir hayatnya”. Menurut Winkel (dalam
Hamdani 2011: 138) mengemukakan bahwa “prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah individu yang berusaha mendapatkan sesuatu
dengan merubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
tingkah laku dapat diperoleh di masyarakat. Hasil dari perubahan
berupa kompetensi, pegetahuan, keterampilan dan sikap. Prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses kegiatan belajar.
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar tidak terlepas dari beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Ahmadi dan Supriyono (2004: 138)
mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
15
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya
baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor
eksternal) individu.
1) Faktor Internal yang mempengaruhi prestasi belajar
yaitu:
a) Faktor Jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat
bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk
faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh terdiri atas:
(1) Faktor intelektif yang meliputi:
(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan
bakat.
(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang
telah dimiliki.
(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur
kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,
minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian
diri, disiplin
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2) Faktor Eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar
yaitu:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu
pengetahuan, teknologi, kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah,
fasilitas belajar, iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal yang
berkaitan dengan segala berhubungan dengan diri siswa berupa
kondisi fisik dan mental siswa. Sedangkan faktor eksternal berupa
sarana dan prasarana, lingkungan masyarakat, guru, metode
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
16
pembelajaran, kondisi sosial siswa tersebut. Dalam proses
pembelajaran faktor-faktor tersebut saling berkaitan mempengaruhi
satu sama lain, baik langsung maupun tidak langsung dalam
mempengaruhi prestasi belajar.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran
integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi serta
mata pelajaran ilmu sosial lainnya. IPS menurut Solihatin dan
Raharjo (2009: 15) berpendapat bahwa “IPS adalah untuk mendidik
dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemapuan dan
lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut
Trianto (2011: 171) berpendapat bahwa IPS adalah integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya. Selain itu Sapriya (2009: 7)
berpendapat bahwa IPS merupakan sebuah mata pelajaran integrasi
dari mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi serta mata
pelajaran ilmu sosial lainnya. Jadi menurut peneliti IPS adalah mata
pelajaran yang mengkaji ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS merupakan
pembelajaran yang bukan sebatas memberikan sejumlah konsep
yang bersifat hafalan saja. Namun, terletak upaya agar siswa mampu
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
17
menjadikan apa yang telah dipelajarinya menjadi bekal dalam
memahami dan ikut serta dalam menjalani kehidupan masyarakat
lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
b. Tujuan Pendidikan IPS
Tujuan pendidikan IPS menurut Solihatin dan Raharjo (2009:
1) berpendapat bahwa “tujuan dari pendidikan IPS adalah mampu
mempersiapkan, membina dan membentuk kemampuan siswa yang
menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan dasar yang
diperlukan bagi kehidupan masyarakat”. Disimpulkan bahwa tujuan
IPS memberi bekal kemampuan yang dimiliki siswa. Tidak pula
membekali keterampilan dasar untuk mengarahkan anak untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang bertanggung jawab sebagai
masyarakat. Serta menjadikan warga dunia yang cinta damai.
c. Pembelajaran IPS di SD pada Kurikulum 2006
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
kurikulum di Indonesia yang dijadikan rujukan oleh pengembang
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan
kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh
sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurna dari kurikulum
sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2010: 128)
“KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan”. Sedangkan menurut
Depdiknas (dalam Muslich 2007: 17) “KTSP disusun oleh tingkat
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
18
satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang
bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu
nasional Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh badan
independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP)”.
Disimpulkan bahwa sekolah yang merencanakan dan
merancang sendiri sistem pembelajaran sesuai dengan kondisi dan
tingkat kemampuan sekolah. Hal ini dimungkinkan untuk
memandirikan sekolah yang dianggap bahu betul tentang kondisi dan
karakteristik siswa, manajemen sekolah dan sarana prasarana
pembelajaran. Dengan demikian, kebutuhan dan daya dukung serta
kemampuan sekolah dengan sendirinya menjadi acuan dan
pertimbangan dan pertimbangan dalam menyusun dan merencanakan
pembelajaran.
Menurut Supriya, dkk (2009) kurikulum IPS tahun 2006
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahakan masalah dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkometensi dalam masyarakat yang majemuk, di
tingkat lokal, nasional dan global.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa diajarkan
mengenal konsep yang masih berkaitan antara kehidupan masyarakat
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
19
dengan lingkungannya. Siswa diajarkan mampu berpikir secara
logis, mempunyai rasa ingin tahu dan dapat memecahkan
masalahnya sendiri. Siswa memiliki komitmen terhadap nilai- nilai
sosial. Siswa
4. Model Pembelajaran Langsung
a. Pengertian Model Pembelajaran Langsumg
Model pembelajaran yang langsung menurut Trianto (2012:
41) model pembelajaran langsung bertujuan untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang
dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Menurut Uno (2011: 117)
menyatakan bahwa pembelajaran langsung adalah “salah satu
pendekatan mengajarkan yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah”. Berbeda dengan pendapat Majid (2013: 73) menyatakan
bahwa “pembelajaran langsung tersebut berpusat pada guru, dan
harus menjamin tejadinya keterlibatan siswa”.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
langsung merupakan suatu model pembelajaran dimana guru
memberikan informasi dan keterampilan kepada siswa. Informasi
dan keterampilan yang diberikan melalui tahap selangkah demi
selangkah. Tahapan ini diberikan pada siswa bertujuan agar
pemberian materi tidak terlewatkan.
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
20
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung
Ciri-ciri model pembelajaran langsung menurut Majid (2013:
73) adalah sebagai berikut :
1) Adanya tujuan pembelajaran
Pembelajaran langsung menekankan tujuan pembelajaran yang
harus berorientasi kepada siswa dan spesifik, mengandung
uraian yang jelas tentang situasi penelitian (kondisi evaluasi),
dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan
(kriteria keberhasilan).
2) Sintasks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
pada model pembelajaran langsung terdapat 5 (lima) fase yang
sangat penting. Pembelajaran langsung terdapat berbentuk
ceramah, demokratis, pelatihan atau praktek, dan kerja
kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditrasnformasikan langsung oleh
guru kepada siswa. ada 5 (lima) tahapan pembelajaran langsung,
yaitu:
Tahap 1 : Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Tahap 2 : Mendemonstrasi pengetahuan dan keterampilan
Tahap 3 : Membimbing pelatihan
Tahap 4 : Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan
balik
Tahap 5 : Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan
penerapan konsep
3) Sistem pengelolahan dan lingkungan belajar yang mendukung
berlangsung dan berhasilnya pelajaran
Keberhasilan metode pembelajaran langsung memerlukan
lingkungan yang baik untuk presentasi dan demokrasi, yakni
ruangan yang tenang dengan penerangan cukup, termasuk alat
atau media yang sesuai. Di samping itu, metode pembelajaran
langsung juga bergantung pada motivasi siswa yang mewadai
untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru, dan
mendengarkan segala sesuatu yang dikatakannya. Pada
hakikatnya, pembelajaran langsung memerlukan kaidah yang
mengatur bagaimana siswa yang suka berbicara, prosedur untuk
menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi kusus untuk
mengatur aliran keterlibatan siswa, dan untuk menanggulangi
tingkah laku siswa yang menyimpang.
Dijelaskan bahwa ciri-ciri pembalajaran yaitu memiliki
sintaks atau bisa disebut juga alur kegiatan pembelajaran. Di dalam
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
21
alur kegiatan terdapat 5 fase yang sangat penting. Fase tersebut
digunakan untuk menyampaikan materi secara langsung dari guru
pada siswa. Tahap yang pertama yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengkondiskan siswa untuk belajar. Tahap yang
kedua yaitu guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar.
Tahap yang ketiga yaitu guru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal. Tahap yang keempat yaitu guru
mengecek tugas siswa. Tahap yang terakhir yaitu guru
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Langsung
Kelebihan model pembelajaran langsung menurut majid
(2013: 74) sebagai berikut :
1) Guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi
yang diterima oleh siswa, sehingga dapat mempertahankan
fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar
maupun kecil.
3) Merupakan cara yang paling terang untuk mengajaran
konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit
kepada siswa yang berprestasi rendah.
4) Menekankan kagiatan mendengarkan (melalui ceramah)
sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-
cara ini. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan
informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau
yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menfsirkan informasi, serta untuk menyampaikan
pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi
siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil
penelitian terkini.
5) Model pembelajaran direct instruction (terutama kegiatan
demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang
seharusnya) dan observasi (kenyatan yang terjadi). Dengan
hal ini memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
22
hasil-hasil dari suatu tugas, bukan teknik-teknik dalam
menghasilkannya. Hal ini penting, teutama jika siswa tidak
memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam
melakukan tugas tersebut.
6) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat
tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung
digunakan secara efektif.
Kelebihan di atas dapat disimpulkan ketika guru menjelaskan
materi secara urut pada siswa, siswa mampu memperhatikannya
dengan fokus. Pembelajaran langsung dapat digunakan di kelas yang
memiliki siswa yang sedikit maupun banyak. Model ini merupakan
cara yang paling tepat untuk mengajarkan keterampilan pada siswa
yang memiliki nilai yang rendah. Model pembelajaran langsung
lebih menekankan pada ceramah sehingga membantu siswa yang
tidak suka membaca.
Pembelajaran langsung juga memiliki kekurangan menurut
Majid (2013: 74) yaitu :
1) Sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,
pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman,
gaya belajar atau ketertariakn siswa.
2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk
terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan
ketrampilan sosial dan interpersonal mereka.
3) Karena guru memainkan peran pusat, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru
tidak tampak siap, berpengetahaun, percaya diri, antusias
dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya dan pembelajaran mereka akan terlambat.
4) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya
komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung
menghasilkan pembelajaran yang buruk pula, dan model
pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk
menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
5) Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan
siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
23
menit, dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang
disampaikan.
Kekurangan yang dimilki oleh model pembalajaran langsung
yaitu guru sulit menghadapi perbedaan dalam hal kemampuan dan
tingkat pemahaman pada siswa. Guru menerangkan dengan ceramah
membuat siswa memiliki kemampuan berbicara yang rendah. Model
ini membuat guru lebih kreatif dalam menyampaikan informasi,
apabila guru menyampaikan informasi dengan biasa saja akan
membuat siswa merasa bosan. Model ini hanya berlaku 5-10 menit
pada siswa. Setelah lebih dari 10 menit siswa akan kehilangan
perhatian.
d. Tahapan Pembelajaran Langsung
Tahapan pelaksanaan model pembelajaran langsung menurut
Majid (2013: 76) adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan
perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta
dalam pembelajaran. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat
dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran
dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan
informasi tertulis pada papan bulletin, yang berisi tahapan-
tahapan dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk
setiap tahap. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian
siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan,
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
24
dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah
dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan
dipelajari.
2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasian keterampilan dengan benar atau
menyampaikan informasi tahap demi tahap. Kunci keberhsilan
dalam tahap ini adalah mempresentasikan informasi sejelas
mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang
efektif. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran,
baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian
materi dapat berupa:
a) Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil, sehingga
metri yang dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek
b) Pemberian contoh-contoh konsep
c) Permodelan atau peragaan keterampilan degan cara
demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap
tugas
d) Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit
3) Membimbing pelatihan
Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertnyaaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep. Pada fase ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
25
keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh
guru untuk menilai kemampuan siswa dalam melakukan
tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah mendemonstrasikan
sesuatu dengan benar, diperlukan latihan yang intensif dan
memerhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau
konsep yang didemonstrasikan.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru memeriksa atau mengecek kemampuan siswa
seperti memberikan kuis terkini, dan memberi umpan balik
seperti membuka diskusi untuk siswa. Guru memberikan review
terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan
umpan balik terhadap respons siswa yang benar, dan mengulang
keterampilan jika diperlukan.
5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan
konsep
Guru dapat memberikan tugas-tugas mendiri kepada
siswa untuk meningkatkan pamahamannya terhadap materi yang
telah mereka pelajari. Guru juga mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus terhadap
penerapan pada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-
hari. Tahapan-tahapan pembelajaran langsung tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
26
No Fase Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan
siswa
Menjelaskan tujuan, materi
presyarat, memotivasi dan
mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan
keterampilan
Mendemonstrasikan
ketrampilan atau
menyajiakan informasi
tahap demi tahap
3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan
terbimbing
4. Mengecek pemahaman
dan memberikan umpan
balik
Mengecek kemampuan
siswa dan memberikan
umpan balik
5. Memberikan latihan dan
penerapan konsep
Mempersiapkan latihan
untuk siswa dengan
menerapkan konsep yang
dipelajari pada kehidupan
sehari-hari
Tahapan ini dapat disimpulkan bahwa saat guru
menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa sebenarnya
guru sedang menarik dan memusatkan perhatian siswa untuk
mau berperan aktif dalam pembelajaran berlangsung. Ketika
guru menginformasikan pengetahuan dan keterampilan guru
memberikannya secara bertahap. Guru membimbing siswa
dengan cara mengajukan pertanyaan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Guru memberikan umpan balik terhadap
respon yang di dapatkan dari siswa.
5. Media Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
a. Pengertian Crossword Puzzle
Crossword Puzzle (teka-teki silang) adalah suatu permainan
dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak
putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
27
petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam ketegori
mendatar dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Teka-teki_silang). Sedangkan menurut
Said dan Andi (2015: 101) Crossword Puzzle (teka-teki silang)
merupakan “permainan mengisi kolom-kolom kosong di awali
pertanyaan-pertanyaan secara mendatar dan menurun”.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teka-teki silang
merupakan permainan mengisi kolom-kolom yang kosong.
Pertanyaan-pertanyaaan tersebut dapat diawali secara mendatar dan
menurun sesuai kata yang tepat. Jumlah pertanyaan mendatar dan
menurun harus sama. Jawaban yang disediakan harus sesuai dengan
jawaban berikutnya.
b. Langkah-langkah Crossword Puzzle
Media pembelajaran Crossword Puzzle dapat diterapkan
sesuai langkah-langkah yang sudah ditentukan. Sillberman.M L.
(2007: 246) dalam bukunya Active Learning menerangkan bahwa
langkah-langkah Crossword Puzzle antara lain:
1) Langkah pertama adalah mencurahkan gagasan
(brainstorming) beberapa istilah atau nama-nama kunci
yang berkaitan dengan pelajaran.
2) Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencakup
item-item sebanyak yang anda dapat. Hitamkan kotak-
kotak yang tidak anda perlukan. (catatan: jika terlalu sulit
untuk membuat teka-teki silang, diselingi dengan item-
item yang menyenangkan, yang tidak berkaitan dengan
pelajaran).
3) Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan
diantara macam-macam berikut ini:
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
28
a) Definisi pendek
b) Kategori yang sesuai dengan item
c) Contoh
d) Lawan kata
4) Bagaikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara
individual maupun secara tim.
5) Tentukan batasan waktu. Serahkan hadiah kepada
individu atau tim dengan benda yang paling konkret.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media teka-teki
silang merupakan salah satu bentuk media dimana kita mengisi
ruang-ruang kosong yang merupakan jawaban dari pertanyaan.
Keistimewaan dari media ini adanya unsur-unsur kegembiraan dan
melatih kemampuan berpikir dalam menanyakan tiap-tiap kata yang
dibentuk baik itu vertikal dan horizontal yang saling berhubungan.
Crossword Puzzle dapat digunakan pada proses pembelajaran
individu atau kelompok. Siswa diberikan batasan waktu saat
mengerjakannya.
Langkah-langkah tersebut sama dengan langkah-langkah
Crossword Puzzle menurut Zaini, dkk (2008: 71) yaitu:
1) Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama
yang berhubungan dengan materi pelajaran.
2) Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang
telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan
bagian yang tidak diperlukan.
3) Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah
kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya
membuat pernyataan-pernyataan mengarah kepada kata-
kata tersebut.
4) Bagikan teka-teki ini kepada peserta didik baik individu
atau kelompok.
5) Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang
mengerjakan paling cepat dan benar.
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
29
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirangkum bahwa media
Crossword Puzzle merupakan salah satu bentuk media pembelajaran
aktif yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
menyenangkan. Siswa diberi tugas oleh guru lalu dikerjakan dengan
batasan waktu yang sudah ditentukan media Crossword Puzzle juga
dapat dimainkan secara individu maupun kelompok. Guru dapat
membuat kisi-kisi dengan pemilihan kata yang sudah ditentukan.
Memberikan hadiah berupa tepuk tangan pada kelompok atau
individu yang mengerjakan dengan waktu cepat dan jawaban tepat.
c. Kelebihan dan Kekurangan media Crossword Puzzle
Kelebihan media Crossword Puzzle (teka teki silang)
menurut Haryono dalam jurnal (Rantika dan Faizal Abdullah 2015:
15) diantaranya yaitu:
1) Kelebihan media teka teki silang dengan menggunakan
TTS sebagai pembelajaran kosakata, maka selain siswa
termotivasi untuk belajar,juga memberi pemahaman
terhadap kosakata yang mudah dan mendalam.
2) Dalam penggunaan TTS, terdapat unsur permainan yang
dapat menimbulkan kegairahan dan rasa senang dalam
belajar tanpa harus berhadapan dengan situasi yang
menjemukan.
3) Yang paling menarik adalah dapat mengembangkan
instuisi peserta didik untuk berupaya memahami lebih
banyak kosakata karena adanya unsur tantangan yang
menimbulkan rasa penasaran.
Kelebihan media Crossword Puzzle menurut pendapat di atas
dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa media ini dapat memacu diri
siswa untuk lebih menggali konsep-konsep materi. Strategi ini dapat
menghasilkan rasa keingintahuan dan percaya diri yang tinggi dan
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
30
memotivasi siswa untuk belajar. Crossword Puzzle digunakan
untuk menghasilkan rasa bosan ketika proses pembelajaran yang
monoton.
Kekurangan media Crossword Puzzle (teka-teki silang) yaitu:
1) Susah digunakan untuk pelajaran misalnya matematika,
fisika, kimia yang mungkin terdapat banyak kesulitan
dalam pembuatannya.
2) Membutuhkan waktu yang tidak sedikit sebab
pembuatannya rumit harus disesuaikan pertanyaan
dengan kolom jawaban yang dibutuhkan
3) Materi-materi yang butuh pemaparan dan penjelasan
tidak bisa menggunakan teka teki silang.
4) Dalam teka teki silang hanya belajar kata-kata singkat
tidak mampu menjelaskan atau menjabarkan materi
secara rinci.
Crossword Puzzle juga mampunyai kekurangan yang harus
diketehui guru. Kelemahan media Crossword Puzzle yaitu tidak bisa
di gunakan dengan mata pelajaran matematika, fisika, kimia.
Biasanya Crossword Puzzle digunakan untuk materi yang sukar
seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan materi lainnya.
Kelemahan yang lain yaitu pembuatan media Crossword Puzzle
yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Di karenakan guru
memilih kata-kata singkat untuk jawabannya.
d. Penerapan Media Crossword Puzzle
Prosedur penerapan teka-teki silang yang digunakan guru
menurut Said dan Andi (2015: 102) yaitu :
1) Penggunaan teka-teki silang sebaiknya digunakan setelah materi diajarkan/siswa sudah mempelajari materi.
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
31
2) List daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan ditampilkan dalam teka-teki silang.
3) Buat jawaban dari semua pertanyaan untuk memudahkan menyusun susunan kotak teka-teki silang.
4) Kategorisasikan pertanyaan dalam kelompok pertanyaan mendarat dan pertanyaan menurun, di mana jumlah pertanyaan menurun dan mendatar sama.
5) Koneksikan setiap jawaban-jawaban mendarat dan menurun.
6) Perhatikan jawaban mendarat dan jawaban menurun yang beririsan dan saling mengisi.
7) Agar lebih mudah terlebih dahulu buatlah skema susunan kotak sejumlah pertanyaan mendarat dan menurun.
8) Mualailah memilih pertanyaan nomor satu sampai seterusnya.
9) Membuat lembar teka-teki silang dalam bentuk pertanyaan mendarat dan pertanyaan menurun.
Crossword Puzzle yaitu proses pembelajaran berlangsung
materi pembelajaran harus di sampaikan semuanya. Saat membuat
pertanyaan Crossword Puzzle terbatasi hanya untuk kosakata. Setiap
jawaban mendarat dan menurun harus berhubungan. Pertanyaan
menurun dan mendatar harus sama jumlahnya.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini berdasarkan
penelitian yang telah dilaksanakan oleh :
1. Penelitian relevan oleh Indriani, Linda pada tahun 2012, dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Sawahan Juwirin Klaten Tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa dengan penggunaan permainan Crossword Puzzle
pada siklus I hingga siklus 3 hasil belajar yang dicapai kelas IV SD
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
32
Negeri 1 Sawahan mengalami peningkatan. Sebelum penggunaan
permainan Crossword Puzzle diarahkan, tingkat ketuntasan sebanyak
43,24 %. Siklus I dengan permainan Crossword Puzzle yang sudah
diarahkan 61,11%, dan siklus ke 2 terjadi peningkatan hasil belajar yang
cukup signifikan dengan nilai ketuntasan belajar 83,78 % atau 31 siswa.
Dengan demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
strategi pemebalajaran Crossword Puzzle dalam pembelajaran IPA dapat
meningkat hasil belajar.
2. Penelitian relevan oleh Khasanah, Faridhatul pada tahun 2014 dengan
judul “Pengaruh Penerapan Strategi Aktif Tipe Teka-Teki Silang
Terhadap Hasil Belajar Siswa SD”. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa pengaruh strategi pemebalajaran aktif tipe teka-teki silang terhasil
hasil belajar siswa lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan
strategi pembelajaran konvensional. Sebelum menggunakan strategi
pembelajaran tipe teka-teki silang, tingkat ketuntasan sebanyak 60,71 %.
Pertemuan I dengan strategi pembelajaran tipe teka-teki silang diarahkan
71,43 %, dan pertemuan ke 2 terjadi peningkatan hasil belajar dengan
ketuntasan belajar 78, 58 % atau 27 siswa. Dengan demikian penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pemebalajaran tipe
teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar.
3. Penelitian oleh Shane T.Mueller pada tahun 2013 dengan judul “A Model
of Constrained Knowledge Accessin Crossword Puzzle Players”. Dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa Solving crossword puzzles involves a
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
33
memory-based decision process using two simultaneous cue types:
semantic and orthographic. To understand this type of constrained
decision process, we have developed a cognitive model of these processes
that we demonstrate can be trained to solve puzzle questions as well or
better than most humans. The model enables us to test how humans
perform the search process, by examining alternative accounts of
knowledge access”. Dapat disimpulkan bahwa memecahkan teka-teki
silang melibatkan proses pengambilan keputusan berbasis memori
menggunakan dua jenis isyarat simultan: semantik dan ortografi. Untuk
memahami jenis proses keputusan dibatasi, kami telah mengembangkan
sebuah model kognitif dari proses-proses yang kita menunjukkan dapat
dilatih untuk memecahkan pertanyaan teka-teki sebagai baik atau lebih
baik dari pada kebanyakan manusia. Model ini memungkinkan kita untuk
menguji bagaimana manusia melakukan proses pencarian, dengan
memeriksa rekening alternatif akses pengetahuan.
4. Penelitian oleh Sailaja pada tahun 2014 dengan judul “ A Comparative
Study of Achievement in Grammar and Performance on a Crossword
Puzzle in English Grammar”. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
murid diberikan tes dalam bentuk permainan pembelajaran seperti teka-
teki, itu menciptakan minat dalam pikiran siswa. Teka-teki silang yang
menyenangkan untuk semua dan mereka menyenangkan seperti dan
fungsional. Tindakan memecahkan teka-teki adalah mendidik bermanfaat
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
34
dan diri memuaskan. Teka-teki ini akan meningkatkan kebiasaan belajar
mereka.
Berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, memiliki perbedaan
dengan penelitian yang saya lakukan. Penelitian-penelitian relevan
tersebut merupakan penelitian pengaruh penerapan strategi aktif tipe
teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa SD. Penelitian yang saya
lakukan merupakan penelitian untuk meningkatkan percaya diri dan
prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran langsung berbantu
media Crossword Puzzle.
C. Kerangka Pikir
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai maka presatasi belajar dan sikap
percaya diri siswa dalam belajar akan turun dan siswa tidak belajar dengan
maksimal. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang tertarik
belajarnya dalam mengikuti pelajaran IPS. Hal ini juga dapat berakibat pada
nilai akademik siswa yang menurun.
Kondisi awal guru sebelum menggunakan model pembelajaran
langsung berbantu media Crossword Puzzle pada mata pelajaran IPS kelas
IVA meteri masalah sosial di daerahnya, siswa masih belum aktif dalam
pembelajaran, sehingga pada saat guru memberikan evaluasi nilai yang
diperoleh siswa masih dibawah standart KKM, maka peneliti melakukan
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
35
perubahan dengan mencari pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa
dan materi pembelajaran yang akan dibahas dengan Crossword Puzzle,
dengan model pembelajaran langsung berbantu ini diharapkan siswa dapat
memiliki prestasi belajar dan sikap percaya diri siswa dengan kriteria tinggi
bahkan dapat sangat tinggi saat pembelajaran sehingga keberanian siswa
dalam bertanya dan pemahaman terhadap materi masalah sosial di daerahnya
dapat meningkat. Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
KONDISI AKHIR TINDAKAN KONDISI AWAL
Sikap percaya diri yang
rendah Prestasi belajar masih rendah
Menggunakan
model
pembelajaran
langsung
berbantu Crossword
Puzzle untuk
meningkatkan
sikap percaya
diri dan prestasi
belajar siswa
kelas IVA SD
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Melalui model
pembelajaran
langsung berbantu
Crossword Puzzle
dapat meningkatkan
sikap percaya diri dan
prestasi belajar siswa
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017
36
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada perumusan di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan untuk penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS pada materi “Masalah Sosial di Lingkungan Setempat”
melalui model pembelajaran langsung berbantu media Crossword Puzzle
di kelas IVA SD Negeri 1 Prigi dapat meningkatkan sikap percaya diri
belajar siswa.
2. Pembelajaran IPS pada meteri “Masalah Sosial di Lingkungan Setempat”
melalui model pembelajaran langsung berbantu media Crossword Puzzle
di kelas IVA SD Negeri 1 Prigi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017