bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. rasa percaya ...repository.ump.ac.id/3553/3/bab...

29
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Percaya Diri a. Pengertian Percaya Diri Pendidikan karakter perlu diberikan dan diajarkan pada anak. Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat pada anak hingga dewasa. Pendidikan karakter dapat membentuk kepribadian pada anak. Salah satu pendidikan karakter yaitu percaya diri. Anak harus memiliki percaya diri untuk dapat mengembangkan kemampuannya dan menjalankan kehidupan sosialnya. Pernyataan tersebut diperkuat Dariyo (2007: 206) percaya diri ialah kemampuan individu untuk dapat memahami dan menyakini seluruh potensi agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Sedangkan menurut Aunurrahman (2011: 184) memandang percaya diri adalah salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktifitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat didalam suatu aktifitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa akan merasa percaya diri apabila melakukan aktifitas tertentu. Ketika melakukan aktifitas pikiran yang ada di dalam diri siswa akan 8 Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

Upload: lamcong

Post on 31-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Rasa Percaya Diri

a. Pengertian Percaya Diri

Pendidikan karakter perlu diberikan dan diajarkan pada anak.

Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat pada anak hingga

dewasa. Pendidikan karakter dapat membentuk kepribadian pada

anak. Salah satu pendidikan karakter yaitu percaya diri. Anak harus

memiliki percaya diri untuk dapat mengembangkan kemampuannya

dan menjalankan kehidupan sosialnya. Pernyataan tersebut diperkuat

Dariyo (2007: 206) percaya diri ialah “kemampuan individu untuk

dapat memahami dan menyakini seluruh potensi agar dapat

dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan

lingkungan hidupnya”. Sedangkan menurut Aunurrahman (2011:

184) memandang percaya diri adalah

salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh

terhadap aktifitas fisik dan mental dalam proses

pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul

ketika seseorang akan melakukan atau terlibat didalam suatu

aktifitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai

suatu hasil yang diinginkan.

Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa akan

merasa percaya diri apabila melakukan aktifitas tertentu. Ketika

melakukan aktifitas pikiran yang ada di dalam diri siswa akan

8

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

9

terfokuskan untuk hasil yang akan dicapai. Perkembangan percaya

diri akan dipengaruhi adanya faktor mental dan fisik siswa. Dua

faktor tersebut dapat diperoleh dari lingkungan rumah yaitu siswa

dengan orang tua sedangkan lingkungan di sekolah siswa dengan

guru.

Berbeda dengan pendapat Mustari (2014: 69) bahwa “siswa

harus bisa berani menyatakan pendapat, harus bisa tampil dihadapan

orang harus yakin dan tidak ragu-ragu akan tindakan yang

dipilihnya”. Sedangkan menurut Santrock (2003: 336) percaya diri

adalah “dimensi evaluasi yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya

diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri”. Pengertian

menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri

merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berani

menyatakan pendapat. Siswa yang memiliki percaya diri akan tampil

dihadapan orang dengan yakin dan tidak ragu saat bertindak.

Pendapat yang diutarakan bisa berupa lisan dan tulisan.

b. Ciri-ciri Percaya Diri

Ciri-ciri individu yang mempunyai rasa percaya diri menurut

Klara (2010:17) sebagai berikut :

1) Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga

tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan

ataupun hormat orang lain

2) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konforis demi

diterima oleh orang lain atau kelompok.

3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain,

berani menjadi diri sendiri.

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

10

4) Punya pengendalian yang baik (tidak moody dan

emosinya stabil)

5) Memiliki internal locus of control (memandang

keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha diri

sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau

keadaan serta tidak bergantung atau mengharapkan

bantuan orang lain.

6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri

sendiri, orang lain dan situasi diluarnya.

7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri,

sehingga ketika harapan itu tidak terwujud dan tetap

mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang

terjadi.

Pendapat yang telah di ungkapkan diatas dapat ditarik

kesimpulan ciri-ciri individu yang memiliki rasa percaya diri adalah

individu yang senantiasa percaya akan kemampuan diri sendiri.

Mampu mengerjakan sesuatu dengan sendiri bukan malah

bergantung pada orang lain. Memandang diri sendiri dan orang lain

dengan positif. Dengan begitu orang lain akan memandang individu

dengan pikiran positif. Dan yang penting menjadikan kegagalan

sebagai hal yang positif bukan negatif.

c. Ciri-ciri Tidak Percaya Diri

Klara (2010:23) mengemukakan bahwa ciri-ciri individu

yang tidak mempunyai rasa percaya diri sebagai berikut :

1) Berusaha menunjukan sikap konfiris. Semata mata demi

mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.

2) Menyimpan rasa takut atau kekhawatiran terhadap

penolakan.

3) Sulit menerima realita diri dan memandang rendah

kemampuan diri sendiri namun dilain pihak memasang

harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri.

4) Pesimis mudah menilai segala sesuatu dari segi negatif

5) Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan

tidak berani memasang target untuk berhasil.

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

11

6) Cenderung menolak pujian yang ditunjukan secara tulus.

7) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang

terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu.

8) Mempunyai external locus of control (mudah menyerah

pada nasib, sangat bergantung pada keadaan dan

pengakuan/penerimaan bantuan orang lain).

Ciri percaya diri dapat dimaknai apabila individu yang

memiliki rasa tidak percaya diri memiliki dampak negatif dan

konsep diri yang buruk. Takut gagal membuat individu tidak mau

mencoba. Kurangnya menyakinkan diri sendiri akan kemampuan

yang dimiliki. Pasrah akan keadaan membuat individu tidak akan

maju. Salah satu contohnya yaitu takut gagal untuk menghadapi

tantangan. Hal tersebut akan menjadi penghalang kemampuan

seseorang dalam membentuk satu hubungan antar individu agar

nyaman untuk dirinya.

Terdapat cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

percaya diri. Lauster (2006: 15) menjelaskan terdapat sepuluh

petunjuk untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri, yaitu:

1) Mencari sebab-sebab merasa rendah diri setelah itu akan

didapatkan cara untuk perbaikan pada kepercayaan diri

sendiri.

2) Mengatasi kelemahan dan harus memiliki kemauan yang

kuat sehingga dapat memandang suatu perbaikan yang

kecil sebagai keberhasilan.

3) Mengembangkan bakat dan kemampuan lebih baik

sehingga kelemahan yang ada menjadi tidak penting lagi.

4) Merasa bahagia dengan keberhasilan yang diperoleh dan

jangan ragu untuk bangga dengan keberhasilan tersebut.

5) Jangan berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan

keberhasilan tersebut.

6) Apabila tidak puas dengan pekerjaan yang dilakukan

tetapi tidak tahu cara untuk memperbaiki diri, maka

kembangkan bakat-bakat melalui suatu hobi.

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

12

7) Apabila diminta untuk melakukan pekerjaan yang sulit,

maka lakukan pekerjaan tersebut dengan rasa optimis.

8) Jangan terlalu berharap untuk tercapainya itu tidak baik.

9) Tidak terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan

orang lain.

10) Jangan beranggapan bahwa apapun yang dilakukan

dengan baik oleh orang lain harus dapat dilakukan juga

oleh diri sendiri karena tidak ada hasil yang sama dalam

tiap bidang.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara untuk

meningkatkan percaya diri dengan mengetahui kelemahan siswa.

Siswa dapat mengatasi kelemahan dengan menonjolkan kelebihan

yang dimilikinya. Mengembangkan hobi yang dimiliki siswa untuk

dijadikan sebagai bakat atau kemampuan siswa. Dan yang terpenting

memiliki kemauan yang kuat. Jangan membandingkan orang lain

dengan diri kita sendiri karena seseorang mempunyai kelebihan di

bidangnya masing-masing.

d. Indikator Percaya Diri

Indikator dalam sikap percaya diri menurut Santrock (2003:

338) yaitu :

Tabel 2.1 Indikator Percaya Diri

No Indikator Positif Indikator Negatif

1. Mengarahkan atau

memerintah orang lain.

Merendahkan orang lain dengan

cara menggoda, memberi nama

penggilan dan menggosip

2. Menggunakan kualitas

suara yang disesuaikan

dengan situasi

Menggerakkan tubuh secara

dramatis atau tidak sesuai

konteks

3. Mengeksprsikan

pendapat

Melakukan sentuhan yang tidak

sesuai atau menghindari kontak

fisik

4. Duduk dengan orang lain

dalam aktifitas sosial.

Memberikan alasan-alasan

ketika gagal melakukan sesuatu

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

13

No Indikator Positif Indikator Negatif

5. Bekerja secara koperatif

dalam kelompok.

Melihat sekeliling untuk

memonitor orang lain

6. Memandang lawan

bicara ketika mengajak

atau diajak bicara.

Membual secara berlebihan

tentang prestasi, keterampilan,

penampilan fisik

7. Menjaga kontak mata

selama pembicaraan

berlangsung.

Merendahkan diri sendiri secara

verbal

8. Memulai kontak yang

ramah dengan orang lain.

Berbicara terlalu keras tiba-tiba

atau dengan nada suara yang

dogmatis

9. Menjaga jarak yang

sesuai antara diri sendiri

dengan orang lain.

Tidak mengekspresikan

pandangan atau pendapat

terutama ketika ditanya

10. Berbicara dengan lancar,

hanya mengalami sedikit

keraguan.

Memposisikan diri secara

submisif.

Indikator percaya diri dapat dijabarkan bahwa kepercayaan

diri di dalam individu memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif

dari percaya diri mengantarkan seseorang dengan keberhasilan yang

ingin dicapai. Berbeda dengan sisi negatif yang membuat sseorang

mengalami kegagalan. Kepercayaan diri yang kuat dimiliki oleh

seseorang berdasarkan cara mengekspresikan pendapat salah satunya

dengan siswa mau mengacungkan tangannya sendiri tanpa ditunjuk

oleh guru. Berbicara dengan lantang di depan kelas tanpa rasa malu-

malu.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang

dalam meraih perubahan. Perubahan tersebut bisa berupa tingkah

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

14

laku tersebut akan menghasilkan hasil. Hal ini sejalan dengan belajar

menurut Slameto (2010: 2) adalah "suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannnya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Rahyubi (2014: 1)

berpendapat bahwa “belajar merupakan proses hidup yang-sadar atau

tidak-harus dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Manusia belajar

sejak lahir hingga akhir hayatnya”. Menurut Winkel (dalam

Hamdani 2011: 138) mengemukakan bahwa “prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah individu yang berusaha mendapatkan sesuatu

dengan merubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan

tingkah laku dapat diperoleh di masyarakat. Hasil dari perubahan

berupa kompetensi, pegetahuan, keterampilan dan sikap. Prestasi

belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses kegiatan belajar.

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar tidak terlepas dari beberapa faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Ahmadi dan Supriyono (2004: 138)

mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

15

merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal) individu.

1) Faktor Internal yang mempengaruhi prestasi belajar

yaitu:

a) Faktor Jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat

bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk

faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh, dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi:

(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan

bakat.

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang

telah dimiliki.

(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur

kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,

minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian

diri, disiplin

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor Eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar

yaitu:

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

(3) Lingkungan masyarakat

(4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu

pengetahuan, teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah,

fasilitas belajar, iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal yang

berkaitan dengan segala berhubungan dengan diri siswa berupa

kondisi fisik dan mental siswa. Sedangkan faktor eksternal berupa

sarana dan prasarana, lingkungan masyarakat, guru, metode

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

16

pembelajaran, kondisi sosial siswa tersebut. Dalam proses

pembelajaran faktor-faktor tersebut saling berkaitan mempengaruhi

satu sama lain, baik langsung maupun tidak langsung dalam

mempengaruhi prestasi belajar.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi serta

mata pelajaran ilmu sosial lainnya. IPS menurut Solihatin dan

Raharjo (2009: 15) berpendapat bahwa “IPS adalah untuk mendidik

dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemapuan dan

lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut

Trianto (2011: 171) berpendapat bahwa IPS adalah integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum dan budaya. Selain itu Sapriya (2009: 7)

berpendapat bahwa IPS merupakan sebuah mata pelajaran integrasi

dari mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi serta mata

pelajaran ilmu sosial lainnya. Jadi menurut peneliti IPS adalah mata

pelajaran yang mengkaji ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS merupakan

pembelajaran yang bukan sebatas memberikan sejumlah konsep

yang bersifat hafalan saja. Namun, terletak upaya agar siswa mampu

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

17

menjadikan apa yang telah dipelajarinya menjadi bekal dalam

memahami dan ikut serta dalam menjalani kehidupan masyarakat

lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan

pendidikan yang lebih tinggi.

b. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan pendidikan IPS menurut Solihatin dan Raharjo (2009:

1) berpendapat bahwa “tujuan dari pendidikan IPS adalah mampu

mempersiapkan, membina dan membentuk kemampuan siswa yang

menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan dasar yang

diperlukan bagi kehidupan masyarakat”. Disimpulkan bahwa tujuan

IPS memberi bekal kemampuan yang dimiliki siswa. Tidak pula

membekali keterampilan dasar untuk mengarahkan anak untuk dapat

menjadi warga negara Indonesia yang bertanggung jawab sebagai

masyarakat. Serta menjadikan warga dunia yang cinta damai.

c. Pembelajaran IPS di SD pada Kurikulum 2006

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan

kurikulum di Indonesia yang dijadikan rujukan oleh pengembang

kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan

kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh

sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurna dari kurikulum

sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2010: 128)

“KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan

oleh masing-masing satuan pendidikan”. Sedangkan menurut

Depdiknas (dalam Muslich 2007: 17) “KTSP disusun oleh tingkat

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

18

satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang

bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu

nasional Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh badan

independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP)”.

Disimpulkan bahwa sekolah yang merencanakan dan

merancang sendiri sistem pembelajaran sesuai dengan kondisi dan

tingkat kemampuan sekolah. Hal ini dimungkinkan untuk

memandirikan sekolah yang dianggap bahu betul tentang kondisi dan

karakteristik siswa, manajemen sekolah dan sarana prasarana

pembelajaran. Dengan demikian, kebutuhan dan daya dukung serta

kemampuan sekolah dengan sendirinya menjadi acuan dan

pertimbangan dan pertimbangan dalam menyusun dan merencanakan

pembelajaran.

Menurut Supriya, dkk (2009) kurikulum IPS tahun 2006

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan

kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahakan masalah dan

keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkometensi dalam masyarakat yang majemuk, di

tingkat lokal, nasional dan global.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa diajarkan

mengenal konsep yang masih berkaitan antara kehidupan masyarakat

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

19

dengan lingkungannya. Siswa diajarkan mampu berpikir secara

logis, mempunyai rasa ingin tahu dan dapat memecahkan

masalahnya sendiri. Siswa memiliki komitmen terhadap nilai- nilai

sosial. Siswa

4. Model Pembelajaran Langsung

a. Pengertian Model Pembelajaran Langsumg

Model pembelajaran yang langsung menurut Trianto (2012:

41) model pembelajaran langsung bertujuan untuk membantu siswa

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang

dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Menurut Uno (2011: 117)

menyatakan bahwa pembelajaran langsung adalah “salah satu

pendekatan mengajarkan yang dirancang khusus untuk menunjang

proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif

dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang

dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

selangkah”. Berbeda dengan pendapat Majid (2013: 73) menyatakan

bahwa “pembelajaran langsung tersebut berpusat pada guru, dan

harus menjamin tejadinya keterlibatan siswa”.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

langsung merupakan suatu model pembelajaran dimana guru

memberikan informasi dan keterampilan kepada siswa. Informasi

dan keterampilan yang diberikan melalui tahap selangkah demi

selangkah. Tahapan ini diberikan pada siswa bertujuan agar

pemberian materi tidak terlewatkan.

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

20

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung

Ciri-ciri model pembelajaran langsung menurut Majid (2013:

73) adalah sebagai berikut :

1) Adanya tujuan pembelajaran

Pembelajaran langsung menekankan tujuan pembelajaran yang

harus berorientasi kepada siswa dan spesifik, mengandung

uraian yang jelas tentang situasi penelitian (kondisi evaluasi),

dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan

(kriteria keberhasilan).

2) Sintasks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

pada model pembelajaran langsung terdapat 5 (lima) fase yang

sangat penting. Pembelajaran langsung terdapat berbentuk

ceramah, demokratis, pelatihan atau praktek, dan kerja

kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk

menyampaikan pelajaran yang ditrasnformasikan langsung oleh

guru kepada siswa. ada 5 (lima) tahapan pembelajaran langsung,

yaitu:

Tahap 1 : Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Tahap 2 : Mendemonstrasi pengetahuan dan keterampilan

Tahap 3 : Membimbing pelatihan

Tahap 4 : Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan

balik

Tahap 5 : Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan

penerapan konsep

3) Sistem pengelolahan dan lingkungan belajar yang mendukung

berlangsung dan berhasilnya pelajaran

Keberhasilan metode pembelajaran langsung memerlukan

lingkungan yang baik untuk presentasi dan demokrasi, yakni

ruangan yang tenang dengan penerangan cukup, termasuk alat

atau media yang sesuai. Di samping itu, metode pembelajaran

langsung juga bergantung pada motivasi siswa yang mewadai

untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru, dan

mendengarkan segala sesuatu yang dikatakannya. Pada

hakikatnya, pembelajaran langsung memerlukan kaidah yang

mengatur bagaimana siswa yang suka berbicara, prosedur untuk

menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi kusus untuk

mengatur aliran keterlibatan siswa, dan untuk menanggulangi

tingkah laku siswa yang menyimpang.

Dijelaskan bahwa ciri-ciri pembalajaran yaitu memiliki

sintaks atau bisa disebut juga alur kegiatan pembelajaran. Di dalam

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

21

alur kegiatan terdapat 5 fase yang sangat penting. Fase tersebut

digunakan untuk menyampaikan materi secara langsung dari guru

pada siswa. Tahap yang pertama yaitu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan mengkondiskan siswa untuk belajar. Tahap yang

kedua yaitu guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar.

Tahap yang ketiga yaitu guru merencanakan dan memberi

bimbingan pelatihan awal. Tahap yang keempat yaitu guru

mengecek tugas siswa. Tahap yang terakhir yaitu guru

mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Langsung

Kelebihan model pembelajaran langsung menurut majid

(2013: 74) sebagai berikut :

1) Guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi

yang diterima oleh siswa, sehingga dapat mempertahankan

fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar

maupun kecil.

3) Merupakan cara yang paling terang untuk mengajaran

konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit

kepada siswa yang berprestasi rendah.

4) Menekankan kagiatan mendengarkan (melalui ceramah)

sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-

cara ini. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan

informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau

yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan

menfsirkan informasi, serta untuk menyampaikan

pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi

siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil

penelitian terkini.

5) Model pembelajaran direct instruction (terutama kegiatan

demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk

mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang

seharusnya) dan observasi (kenyatan yang terjadi). Dengan

hal ini memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

22

hasil-hasil dari suatu tugas, bukan teknik-teknik dalam

menghasilkannya. Hal ini penting, teutama jika siswa tidak

memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam

melakukan tugas tersebut.

6) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat

tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung

digunakan secara efektif.

Kelebihan di atas dapat disimpulkan ketika guru menjelaskan

materi secara urut pada siswa, siswa mampu memperhatikannya

dengan fokus. Pembelajaran langsung dapat digunakan di kelas yang

memiliki siswa yang sedikit maupun banyak. Model ini merupakan

cara yang paling tepat untuk mengajarkan keterampilan pada siswa

yang memiliki nilai yang rendah. Model pembelajaran langsung

lebih menekankan pada ceramah sehingga membantu siswa yang

tidak suka membaca.

Pembelajaran langsung juga memiliki kekurangan menurut

Majid (2013: 74) yaitu :

1) Sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,

pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman,

gaya belajar atau ketertariakn siswa.

2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk

terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan

ketrampilan sosial dan interpersonal mereka.

3) Karena guru memainkan peran pusat, kesuksesan strategi

pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru

tidak tampak siap, berpengetahaun, percaya diri, antusias

dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan

perhatiannya dan pembelajaran mereka akan terlambat.

4) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya

komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung

menghasilkan pembelajaran yang buruk pula, dan model

pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk

menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.

5) Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan

siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

23

menit, dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang

disampaikan.

Kekurangan yang dimilki oleh model pembalajaran langsung

yaitu guru sulit menghadapi perbedaan dalam hal kemampuan dan

tingkat pemahaman pada siswa. Guru menerangkan dengan ceramah

membuat siswa memiliki kemampuan berbicara yang rendah. Model

ini membuat guru lebih kreatif dalam menyampaikan informasi,

apabila guru menyampaikan informasi dengan biasa saja akan

membuat siswa merasa bosan. Model ini hanya berlaku 5-10 menit

pada siswa. Setelah lebih dari 10 menit siswa akan kehilangan

perhatian.

d. Tahapan Pembelajaran Langsung

Tahapan pelaksanaan model pembelajaran langsung menurut

Majid (2013: 76) adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan

perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta

dalam pembelajaran. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat

dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran

dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan

informasi tertulis pada papan bulletin, yang berisi tahapan-

tahapan dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk

setiap tahap. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian

siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan,

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

24

dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah

dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan

dipelajari.

2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

Guru mendemonstrasian keterampilan dengan benar atau

menyampaikan informasi tahap demi tahap. Kunci keberhsilan

dalam tahap ini adalah mempresentasikan informasi sejelas

mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang

efektif. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran,

baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian

materi dapat berupa:

a) Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil, sehingga

metri yang dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek

b) Pemberian contoh-contoh konsep

c) Permodelan atau peragaan keterampilan degan cara

demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap

tugas

d) Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit

3) Membimbing pelatihan

Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-

pertnyaaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan

mengoreksi kesalahan konsep. Pada fase ini guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

25

keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh

guru untuk menilai kemampuan siswa dalam melakukan

tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah mendemonstrasikan

sesuatu dengan benar, diperlukan latihan yang intensif dan

memerhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau

konsep yang didemonstrasikan.

4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Guru memeriksa atau mengecek kemampuan siswa

seperti memberikan kuis terkini, dan memberi umpan balik

seperti membuka diskusi untuk siswa. Guru memberikan review

terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan

umpan balik terhadap respons siswa yang benar, dan mengulang

keterampilan jika diperlukan.

5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan

konsep

Guru dapat memberikan tugas-tugas mendiri kepada

siswa untuk meningkatkan pamahamannya terhadap materi yang

telah mereka pelajari. Guru juga mempersiapkan kesempatan

melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus terhadap

penerapan pada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-

hari. Tahapan-tahapan pembelajaran langsung tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut :

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

26

No Fase Peran Guru

1. Menyampaikan tujuan

dan mempersiapkan

siswa

Menjelaskan tujuan, materi

presyarat, memotivasi dan

mempersiapkan siswa

2. Mendemonstrasikan

pengetahuan dan

keterampilan

Mendemonstrasikan

ketrampilan atau

menyajiakan informasi

tahap demi tahap

3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan

terbimbing

4. Mengecek pemahaman

dan memberikan umpan

balik

Mengecek kemampuan

siswa dan memberikan

umpan balik

5. Memberikan latihan dan

penerapan konsep

Mempersiapkan latihan

untuk siswa dengan

menerapkan konsep yang

dipelajari pada kehidupan

sehari-hari

Tahapan ini dapat disimpulkan bahwa saat guru

menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa sebenarnya

guru sedang menarik dan memusatkan perhatian siswa untuk

mau berperan aktif dalam pembelajaran berlangsung. Ketika

guru menginformasikan pengetahuan dan keterampilan guru

memberikannya secara bertahap. Guru membimbing siswa

dengan cara mengajukan pertanyaan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa. Guru memberikan umpan balik terhadap

respon yang di dapatkan dari siswa.

5. Media Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)

a. Pengertian Crossword Puzzle

Crossword Puzzle (teka-teki silang) adalah suatu permainan

dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak

putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

27

petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam ketegori

mendatar dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Teka-teki_silang). Sedangkan menurut

Said dan Andi (2015: 101) Crossword Puzzle (teka-teki silang)

merupakan “permainan mengisi kolom-kolom kosong di awali

pertanyaan-pertanyaan secara mendatar dan menurun”.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teka-teki silang

merupakan permainan mengisi kolom-kolom yang kosong.

Pertanyaan-pertanyaaan tersebut dapat diawali secara mendatar dan

menurun sesuai kata yang tepat. Jumlah pertanyaan mendatar dan

menurun harus sama. Jawaban yang disediakan harus sesuai dengan

jawaban berikutnya.

b. Langkah-langkah Crossword Puzzle

Media pembelajaran Crossword Puzzle dapat diterapkan

sesuai langkah-langkah yang sudah ditentukan. Sillberman.M L.

(2007: 246) dalam bukunya Active Learning menerangkan bahwa

langkah-langkah Crossword Puzzle antara lain:

1) Langkah pertama adalah mencurahkan gagasan

(brainstorming) beberapa istilah atau nama-nama kunci

yang berkaitan dengan pelajaran.

2) Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencakup

item-item sebanyak yang anda dapat. Hitamkan kotak-

kotak yang tidak anda perlukan. (catatan: jika terlalu sulit

untuk membuat teka-teki silang, diselingi dengan item-

item yang menyenangkan, yang tidak berkaitan dengan

pelajaran).

3) Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan

diantara macam-macam berikut ini:

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

28

a) Definisi pendek

b) Kategori yang sesuai dengan item

c) Contoh

d) Lawan kata

4) Bagaikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara

individual maupun secara tim.

5) Tentukan batasan waktu. Serahkan hadiah kepada

individu atau tim dengan benda yang paling konkret.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media teka-teki

silang merupakan salah satu bentuk media dimana kita mengisi

ruang-ruang kosong yang merupakan jawaban dari pertanyaan.

Keistimewaan dari media ini adanya unsur-unsur kegembiraan dan

melatih kemampuan berpikir dalam menanyakan tiap-tiap kata yang

dibentuk baik itu vertikal dan horizontal yang saling berhubungan.

Crossword Puzzle dapat digunakan pada proses pembelajaran

individu atau kelompok. Siswa diberikan batasan waktu saat

mengerjakannya.

Langkah-langkah tersebut sama dengan langkah-langkah

Crossword Puzzle menurut Zaini, dkk (2008: 71) yaitu:

1) Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama

yang berhubungan dengan materi pelajaran.

2) Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang

telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan

bagian yang tidak diperlukan.

3) Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah

kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya

membuat pernyataan-pernyataan mengarah kepada kata-

kata tersebut.

4) Bagikan teka-teki ini kepada peserta didik baik individu

atau kelompok.

5) Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang

mengerjakan paling cepat dan benar.

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

29

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirangkum bahwa media

Crossword Puzzle merupakan salah satu bentuk media pembelajaran

aktif yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

menyenangkan. Siswa diberi tugas oleh guru lalu dikerjakan dengan

batasan waktu yang sudah ditentukan media Crossword Puzzle juga

dapat dimainkan secara individu maupun kelompok. Guru dapat

membuat kisi-kisi dengan pemilihan kata yang sudah ditentukan.

Memberikan hadiah berupa tepuk tangan pada kelompok atau

individu yang mengerjakan dengan waktu cepat dan jawaban tepat.

c. Kelebihan dan Kekurangan media Crossword Puzzle

Kelebihan media Crossword Puzzle (teka teki silang)

menurut Haryono dalam jurnal (Rantika dan Faizal Abdullah 2015:

15) diantaranya yaitu:

1) Kelebihan media teka teki silang dengan menggunakan

TTS sebagai pembelajaran kosakata, maka selain siswa

termotivasi untuk belajar,juga memberi pemahaman

terhadap kosakata yang mudah dan mendalam.

2) Dalam penggunaan TTS, terdapat unsur permainan yang

dapat menimbulkan kegairahan dan rasa senang dalam

belajar tanpa harus berhadapan dengan situasi yang

menjemukan.

3) Yang paling menarik adalah dapat mengembangkan

instuisi peserta didik untuk berupaya memahami lebih

banyak kosakata karena adanya unsur tantangan yang

menimbulkan rasa penasaran.

Kelebihan media Crossword Puzzle menurut pendapat di atas

dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa media ini dapat memacu diri

siswa untuk lebih menggali konsep-konsep materi. Strategi ini dapat

menghasilkan rasa keingintahuan dan percaya diri yang tinggi dan

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

30

memotivasi siswa untuk belajar. Crossword Puzzle digunakan

untuk menghasilkan rasa bosan ketika proses pembelajaran yang

monoton.

Kekurangan media Crossword Puzzle (teka-teki silang) yaitu:

1) Susah digunakan untuk pelajaran misalnya matematika,

fisika, kimia yang mungkin terdapat banyak kesulitan

dalam pembuatannya.

2) Membutuhkan waktu yang tidak sedikit sebab

pembuatannya rumit harus disesuaikan pertanyaan

dengan kolom jawaban yang dibutuhkan

3) Materi-materi yang butuh pemaparan dan penjelasan

tidak bisa menggunakan teka teki silang.

4) Dalam teka teki silang hanya belajar kata-kata singkat

tidak mampu menjelaskan atau menjabarkan materi

secara rinci.

Crossword Puzzle juga mampunyai kekurangan yang harus

diketehui guru. Kelemahan media Crossword Puzzle yaitu tidak bisa

di gunakan dengan mata pelajaran matematika, fisika, kimia.

Biasanya Crossword Puzzle digunakan untuk materi yang sukar

seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan materi lainnya.

Kelemahan yang lain yaitu pembuatan media Crossword Puzzle

yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Di karenakan guru

memilih kata-kata singkat untuk jawabannya.

d. Penerapan Media Crossword Puzzle

Prosedur penerapan teka-teki silang yang digunakan guru

menurut Said dan Andi (2015: 102) yaitu :

1) Penggunaan teka-teki silang sebaiknya digunakan setelah materi diajarkan/siswa sudah mempelajari materi.

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

31

2) List daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan ditampilkan dalam teka-teki silang.

3) Buat jawaban dari semua pertanyaan untuk memudahkan menyusun susunan kotak teka-teki silang.

4) Kategorisasikan pertanyaan dalam kelompok pertanyaan mendarat dan pertanyaan menurun, di mana jumlah pertanyaan menurun dan mendatar sama.

5) Koneksikan setiap jawaban-jawaban mendarat dan menurun.

6) Perhatikan jawaban mendarat dan jawaban menurun yang beririsan dan saling mengisi.

7) Agar lebih mudah terlebih dahulu buatlah skema susunan kotak sejumlah pertanyaan mendarat dan menurun.

8) Mualailah memilih pertanyaan nomor satu sampai seterusnya.

9) Membuat lembar teka-teki silang dalam bentuk pertanyaan mendarat dan pertanyaan menurun.

Crossword Puzzle yaitu proses pembelajaran berlangsung

materi pembelajaran harus di sampaikan semuanya. Saat membuat

pertanyaan Crossword Puzzle terbatasi hanya untuk kosakata. Setiap

jawaban mendarat dan menurun harus berhubungan. Pertanyaan

menurun dan mendatar harus sama jumlahnya.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini berdasarkan

penelitian yang telah dilaksanakan oleh :

1. Penelitian relevan oleh Indriani, Linda pada tahun 2012, dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran

Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Sawahan Juwirin Klaten Tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa dengan penggunaan permainan Crossword Puzzle

pada siklus I hingga siklus 3 hasil belajar yang dicapai kelas IV SD

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

32

Negeri 1 Sawahan mengalami peningkatan. Sebelum penggunaan

permainan Crossword Puzzle diarahkan, tingkat ketuntasan sebanyak

43,24 %. Siklus I dengan permainan Crossword Puzzle yang sudah

diarahkan 61,11%, dan siklus ke 2 terjadi peningkatan hasil belajar yang

cukup signifikan dengan nilai ketuntasan belajar 83,78 % atau 31 siswa.

Dengan demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan

strategi pemebalajaran Crossword Puzzle dalam pembelajaran IPA dapat

meningkat hasil belajar.

2. Penelitian relevan oleh Khasanah, Faridhatul pada tahun 2014 dengan

judul “Pengaruh Penerapan Strategi Aktif Tipe Teka-Teki Silang

Terhadap Hasil Belajar Siswa SD”. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa pengaruh strategi pemebalajaran aktif tipe teka-teki silang terhasil

hasil belajar siswa lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan

strategi pembelajaran konvensional. Sebelum menggunakan strategi

pembelajaran tipe teka-teki silang, tingkat ketuntasan sebanyak 60,71 %.

Pertemuan I dengan strategi pembelajaran tipe teka-teki silang diarahkan

71,43 %, dan pertemuan ke 2 terjadi peningkatan hasil belajar dengan

ketuntasan belajar 78, 58 % atau 27 siswa. Dengan demikian penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pemebalajaran tipe

teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar.

3. Penelitian oleh Shane T.Mueller pada tahun 2013 dengan judul “A Model

of Constrained Knowledge Accessin Crossword Puzzle Players”. Dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa Solving crossword puzzles involves a

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

33

memory-based decision process using two simultaneous cue types:

semantic and orthographic. To understand this type of constrained

decision process, we have developed a cognitive model of these processes

that we demonstrate can be trained to solve puzzle questions as well or

better than most humans. The model enables us to test how humans

perform the search process, by examining alternative accounts of

knowledge access”. Dapat disimpulkan bahwa memecahkan teka-teki

silang melibatkan proses pengambilan keputusan berbasis memori

menggunakan dua jenis isyarat simultan: semantik dan ortografi. Untuk

memahami jenis proses keputusan dibatasi, kami telah mengembangkan

sebuah model kognitif dari proses-proses yang kita menunjukkan dapat

dilatih untuk memecahkan pertanyaan teka-teki sebagai baik atau lebih

baik dari pada kebanyakan manusia. Model ini memungkinkan kita untuk

menguji bagaimana manusia melakukan proses pencarian, dengan

memeriksa rekening alternatif akses pengetahuan.

4. Penelitian oleh Sailaja pada tahun 2014 dengan judul “ A Comparative

Study of Achievement in Grammar and Performance on a Crossword

Puzzle in English Grammar”. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

murid diberikan tes dalam bentuk permainan pembelajaran seperti teka-

teki, itu menciptakan minat dalam pikiran siswa. Teka-teki silang yang

menyenangkan untuk semua dan mereka menyenangkan seperti dan

fungsional. Tindakan memecahkan teka-teki adalah mendidik bermanfaat

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

34

dan diri memuaskan. Teka-teki ini akan meningkatkan kebiasaan belajar

mereka.

Berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, memiliki perbedaan

dengan penelitian yang saya lakukan. Penelitian-penelitian relevan

tersebut merupakan penelitian pengaruh penerapan strategi aktif tipe

teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa SD. Penelitian yang saya

lakukan merupakan penelitian untuk meningkatkan percaya diri dan

prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran langsung berbantu

media Crossword Puzzle.

C. Kerangka Pikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai maka presatasi belajar dan sikap

percaya diri siswa dalam belajar akan turun dan siswa tidak belajar dengan

maksimal. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang tertarik

belajarnya dalam mengikuti pelajaran IPS. Hal ini juga dapat berakibat pada

nilai akademik siswa yang menurun.

Kondisi awal guru sebelum menggunakan model pembelajaran

langsung berbantu media Crossword Puzzle pada mata pelajaran IPS kelas

IVA meteri masalah sosial di daerahnya, siswa masih belum aktif dalam

pembelajaran, sehingga pada saat guru memberikan evaluasi nilai yang

diperoleh siswa masih dibawah standart KKM, maka peneliti melakukan

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

35

perubahan dengan mencari pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa

dan materi pembelajaran yang akan dibahas dengan Crossword Puzzle,

dengan model pembelajaran langsung berbantu ini diharapkan siswa dapat

memiliki prestasi belajar dan sikap percaya diri siswa dengan kriteria tinggi

bahkan dapat sangat tinggi saat pembelajaran sehingga keberanian siswa

dalam bertanya dan pemahaman terhadap materi masalah sosial di daerahnya

dapat meningkat. Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

KONDISI AKHIR TINDAKAN KONDISI AWAL

Sikap percaya diri yang

rendah Prestasi belajar masih rendah

Menggunakan

model

pembelajaran

langsung

berbantu Crossword

Puzzle untuk

meningkatkan

sikap percaya

diri dan prestasi

belajar siswa

kelas IVA SD

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Melalui model

pembelajaran

langsung berbantu

Crossword Puzzle

dapat meningkatkan

sikap percaya diri dan

prestasi belajar siswa

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017

36

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada perumusan di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis tindakan untuk penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPS pada materi “Masalah Sosial di Lingkungan Setempat”

melalui model pembelajaran langsung berbantu media Crossword Puzzle

di kelas IVA SD Negeri 1 Prigi dapat meningkatkan sikap percaya diri

belajar siswa.

2. Pembelajaran IPS pada meteri “Masalah Sosial di Lingkungan Setempat”

melalui model pembelajaran langsung berbantu media Crossword Puzzle

di kelas IVA SD Negeri 1 Prigi dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Peningkatkan Percaya Diri…, Desi Utami, FKIP, UMP, 2017