bab ii kajian pustaka a. kemampuan berbicara 1. pengertianrepository.ump.ac.id/5432/3/bab...

28
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berbicara 1. Pengertian Kemampuan berarti kesanggupan; kecakapan; kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.Kemampuan yaitu mampu artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Poerwadarminta, 2007). Pendapat lain dikemukakan juga oleh Nurhasanah (2007) bahwa mampu artinya (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan. Sehubungan dengan hal tersebut Tuminto (2007) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan. Berbicara adalah bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan (Poerwadarminta, 2007).Bicara merupakan keterampilan mental-motorik.Berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.Meskipun demikian, tidak semua bunyi yang dibuat anak dipandang sebagai bicara.Sebelum otot syaraf untuk menimbulkan bunyi yang jelas, berbeda dan terkendali, ungkapan suara hanya merupakan bunyi artikulasi. Lebih lanjut, sebelum mereka mampu mengaitkan arti dengan bunyi yang terkendali, tidak jadi soal betapapun 10 Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

Upload: ngothien

Post on 21-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berbicara

1. Pengertian

Kemampuan berarti kesanggupan; kecakapan; kekuatan kita

berusaha dengan diri sendiri.Kemampuan yaitu mampu artinya kuasa

(bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya

kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Poerwadarminta, 2007).

Pendapat lain dikemukakan juga oleh Nurhasanah (2007) bahwa mampu

artinya (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan

artinya kesanggupan, kecakapan. Sehubungan dengan hal tersebut

Tuminto (2007) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan,

kecakapan atau kekuatan.

Berbicara adalah bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran,

melisankan sesuatu yang dimaksudkan (Poerwadarminta, 2007).Bicara

merupakan keterampilan mental-motorik.Berbicara tidak hanya

melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda,

tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti

dengan bunyi yang dihasilkan.Meskipun demikian, tidak semua bunyi

yang dibuat anak dipandang sebagai bicara.Sebelum otot syaraf untuk

menimbulkan bunyi yang jelas, berbeda dan terkendali, ungkapan suara

hanya merupakan bunyi artikulasi. Lebih lanjut, sebelum mereka mampu

mengaitkan arti dengan bunyi yang terkendali, tidak jadi soal betapapun

10

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

11

betulnya ucapan yang mereka keluarkan, pembicaraan mereka hanya

“membeo” karena kekurangan unsur mental dari makna yang dimaksud

(Hurlock, 2008).

Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.Berbicara merupakan

suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang

kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot

tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang

dikombinasikan (Tarigan, 2008).

Hal yang berbeda dikemukakan oleh Arsjad dan Mukti (2001)

bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-

kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,

gagasan dan perasaan.Pendengar menerima informasi malalui rangkaian

nada, tekanan dan penempatan persendian (juncture).Jika dilakukan

dengan tatap muka, gerakan tangan dan mimik juga berperan.

Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh

perkembangan anak.Karena kemampuan berbicara sensitif terhadap

keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya sebab melibatkan

kemampuan kognitif, sensori motor, psikologi, emosi dan lingkungan

sekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan

dari lingkungannya. Mereka harus mendengar pembicaraan yang

berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari maupun pengetahuan tentang

dunia. Mereka harus belajar mengekspresikan dirinya, membagi

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

12

pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan keinginannya

(Soetjiningsih, 2005).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa

kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan atau isi hati

kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat

dipahami oleh orang lain. Aktivitas anak yang dapat dilakukan yaitu

dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada

disekitarnya sehingga dapat melatih anak untuk terampil bicara.

Kemampuanberbicara perlu dilatihkan kepada anak sejak dini,

supaya anak dapat mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata

sehingga mampu mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan

ide, pikiran, gagasan atau isi hati kepada orang lain. Belajar berbicara

dapat dilakukan anak dengan bantuan dari orang dewasa melalui

percakapan. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman

dan meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bahasanya. Anak

membutuhkan reinforcement (penguat), reward (hadiah, pujian),

stimulasi dan model atau contoh yang baik dari orang dewasa agar

kemampuannya dalam berbahasa dapat berkembang secara maksimal.

Anak perlu dibiasakan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga

anak menjadi dapat menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada

orang lain.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

13

2. Kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun

Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi

merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan,

menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide maupun

perasaan.Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan.Kemampuan berbicara

berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak

dan membaca. Menurut Yusuf(2010) tipe kemampuan berbicara:

a. Egosentric speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana

anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Kemampuan

berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan

kemampuan berpikirnya.

b. Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya

maupun lingkungan. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut

terdapat 5 bentuk sozialized speech yaitu (1) saling tukar informasi

untuk tujuan bersama; (2) penilaian terhadap ucapan atau tingkah

laku orang lain (3) perintah, permintaan, ancaman (4) pertanyaan dan

(5) jawaban.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe

kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun yaitu anak mulai berinteraksi

dengan temannya atau lingkungannya. Interaksi tersebut anak dapat

saling menyampaikan informasi, menyuruh, meminta, bertanya atau

menjawab pertanyaan.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

14

Hurlock (2008) mengemukakan kriteria untuk mengukur tingkat

kemampuan berbicara secara benar atau hanya sekedar “membeo”

sebagai berikut:

a. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu

menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. Jadi, anak tidak

hanya mengucapkan tetapi juga mengetahui arti kata yang

diucapkan.

b. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain

dengan mudah. Hal tersebut berarti bahwa anak melafalkan dengan

jelas kata yang diucapkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti

orang lain sehingga orang lain dapat memahami maksud apa yang

diucapkannya.

c. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering

mendengar atau menduga-duga

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk

mengukur kemampuan berbicara anak adalah anak mengetahui arti kata

yang diucapkannya, anak dapat melafalkan kata-kata yang dapat

dipahami orang lain dan memahami kata-kata yang diucapkannya.

3. Tahapan berbicara anak

Suhartono (2005) menjelaskan tahap kemampuan berbicara yaitu:

a. Tahap penanaman

Pada tahap ini anak menegosiasikan bunyi-bunyi yang pernah

didengarnya dengan benda, peristiwa, situasi dan sebagainya yang

pernah dikenal melalui lingkungannya.Pada tahap ini anak baru

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

15

mampu menggunakan kalimat terdiri satu kata atau frase.Kata yang

diucapkannya mengacu pada benda-benda yang ada disekelilingnya.

b. Tahap telegrafis

Pada tahap ini anak mampu menyampaikan pesan yang

diinginkannya dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua atau

tiga kata.Anak menggunakan dua atau tiga kata untuk mengganti

kalimat yang berisi maksud tertentu dan ada hubungannya dengan

makna.Ujaran tersebut sangat singkat dan padat.Oleh karena itu,

ujaran anak sejenis ini disebut juga telegrafis.Pada tahap ini anak

sekitar 2 tahun.

c. Tahap transformasional

Pada tahap ini anak sudah mulai memberanikan diri untuk

bertanya, menyuruh, menyanggah dan menginformasikan sesuatu.

Pada tahap ini anak sudah mulai berani mentransformasikan idenya

kepada orang lain dalam bentuk kalimat yang beragam. Berbagai

kegiatan anak aktivitasnya dikomunikasikan atau diujarkan melalui

kalimat-kalimat. Yang termasuk pada tahap ini yaitu anak berumur

lima tahun.

Berdasarkan tahapan-tahapan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa tahapan berbicara anak TK kelompok B (5-6) tahun berada pada

tahap transformasional. Pada tahap tersebut anak sudah dapat berani

bertanya, menyuruh, menyanggah, menginformasikan sesuatu serta

berani mentransformasikan idenya kepada orang lain dalam bentuk

kalimat yang beragam.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

16

4. Aspek-Aspek Kemampuan Berbicara

Menurut Dhieni (2005), ada beberapa aspek yang dijadikan

ukuran kemampuan berbicara seseorang yaitu aspek kebahasaan dan non

kebahasaan:

a. Aspek kebahasaan, meliputi

1) Ketepatan ucapan (pelafalan bunyi), anak harus dapat

mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan jelas.

2) Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi dan ritme

Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi dan ritme yang

sesuai akan menjadi daya tarik tersendiri dalam berbicara,

bahkan merupakan salah satu faktor penentu dalam keefektifan

berbicara.

3) Penggunaan kata dan kalimat

Penggunaan kata sebaiknya dipilih yang memiliki makna dan

sesuai dengan konteks kalimat.Anak juga perlu dilatih

menggunakan struktur kalimat yang benar.

b. Aspek non kebahasaan, meliputi:

1) Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku

Dalam berbicara harus bersikap wajar, tenang dan tidak kaku.

Wajar berarti berpenampilan apa adanya, tidak dibuat-buat.

Lalu, sikap tenang adalah sikap dengan perasaan hati yang tidak

gelisah, tidak gugup dan tidak tergesa-gesa.Selanjutnya, dalam

berbicara juga tidak boleh kaku.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

17

2) Pandangan diarahkan kepada lawan bicara

Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara agar lawan

bicara memperhatikan topik yang sedang dibicarakan serta

lawan bicara dihargai.

3) Memperhatikan orang lain berbicara

Dengan memperhatikan orang lain berbicara berarti telah belajar

menghormati pemikiran orang lain.

4) Gerak-gerik dan mimik yang tepat

Gerak-gerik dan mimik yang tepat berfungsi untuk membantu

memperjelas atau menghidupkan pembicaraan.

5) Kenyaringan suara

Tingkat kenyaringan suara disesuaikan dengan situasi, tempat,

jumlah pendengar, dan akustik (ruang dengar) yang ada yaitu

tidak terlalu nyaring dan tidak terlalu lemah.

6) Kelancaran

Kelancaran dalam berbicara akan mempermudah untuk

menangkap isi pembicaraan yang disampaikan

7) Penalaran dan relevansi

Yaitu hal yang disampaikan memiliki urutan yang runtut dan

memiliki arti yang logis serta adanya saling keterkaitan atau

hubungan dari hal-hal yang disampaikan.

Hal serupa diungkapkan oleh Hurlock (2008) bahwa

kemampuan berbicara meliputi beberapa aspek, yaitu:

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

18

1) Pengucapan

Setiap anak berbeda-beda dalam ketepatan pengucapan

dan logatnya.Perbedaan ketepatan pengucapan bergantung pada

tingkat perkembangan mekanisme suara, serta bimbingan yang

diterima dalam mengaitkan suara kedalam kata yang

berarti.Perbedaan logat disebabkan karena meniru model

yangpengucapannya berbeda dengan yang biasa digunakan

anak.

2) Pengembangan Kosakata

Anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi dalam

mengembangkan kosakata yang dimiliki.Peningkatan jumlah

kosa kata tidak hanya karena mempelajari kata-kata baru, tetapi

juga karena mempelajari arti baru bagi katakata lama.

3) Pembentukan Kalimat

Pada mulanya anak menggunakan kalimat satu kata

yakni kata benda atau kata kerja. Kemudian kata tersebut

digabungkan dengan isyarat untuk mengungkapkan suatu

pikiran utuh yang dapat dipahami orang lain.

Sedangkan menurut Arsyad & Mukti (2001) aspek-aspek

berbicara terdiri dari:

a. Aspek kebahasaan, meliputi:

1) Ketepatan ucapan

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

19

Seorang pembicara harus dapat diri mengucapkan bunyi-bunyi

bahasa secara jelas.Pengucapan bunyi bahasa yang kurang jelas,

dapat mengalihkan perhatian pendengar.

2) Pilihan kata (diksi)

Pilihan kata hendaknya tepa dan sesuai dengan kenyataan. Tepat

maksudnya isi pembicaraan tepat pada sasaran sesuai dengan

konteks kata itu barada dan maknanya tidak bertentangan

dengan nilai rasa masyarakat yang memakainya.

b. Aspek kenonkebahasaan, meliputi:

1) Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara

Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam

kegiatan berbicara, pendangan pembicara sangat membantu.Hal

ini sering diabaikan oleh pembicara.

2) Memperhatikan orang lain berbicara

Dalam menyampaikan isi pembicaraan seorang pembicara

hendaknya memiliki sikap terbuka dala arti dapat menerima

pihak lain.

3) Kenyaringan suara juga sangat menentukan

Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi,

tempat, jumlah pendengar dan akustik.Tetapi perlu diperhatikan

jangan berteriak.

4) Kelancaran

Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan

pendengar menangkap isi pembicaraannya.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

20

Berdasar dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

aspek kemampuan berbicara terdiri dari aspek kebahasaan dan non

kebahasaan.Aspek kebahasaan meliputi ketepatan ucapan, pilihan

kata dan Sedangkan aspek kenonbahasaan meliputi: sikap yang

wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan diarahkan kepada lawan

bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan

mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran dan

relevansi/penalaran.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bicara Anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara anak

menurut Hurlock (2008) yaitu:

a. Kesehatan

Anak yang sehat, lebih cepat belajar berbicara dibanding

anak yang tidak sehat karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi

anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota

kelompok tersebut.

b. Kecerdasan

Anak yang mempunyai kecerdasan tinggi belajar berbicara

lebih cepat dan memperhatikan penguasaan bahasa yang lebih

unggul dibanding anak yang tingkat kecerdasannya rendah.

c. Keadaan sosial ekonomi

Anak dari kelompok yang keadaan ekonominya lebih tinggi

lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik

dan lebih banyak berbicara dibanding dari kelompok yang keadaan

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

21

sosial ekonominya lebih rendah.Penyebab utamanya adalah anak

dari kelompok yang lebih tinggi, lebih banyak didorong untuk

berbicara dan lebih banyak dibimbing melakukannya.

d. Jenis kelamin

Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki- laki

tertinggal dalam belajar berbicara.Pada setiap jenjang umur, kalimat

anak laki- laki lebih pendek dan kurang betul tata bahasanya, kosa

kata yang diucapkan lebih sedikit dan pengucapannya kurang tepat

dibanding anak perempuan.

e. Keinginan berkomunikasi

Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan orang

lain semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara dan bersedia

menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan untuk belajar.

f. Ukuran keluarga

Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya

berbicara lebih awal dan lebih baik dibanding anak dari keluarga

besar, karena orang tua dapat menyisihkan waktu yang lebih banyak

untuk mengajar anaknya berbicara.

g. Urutan kelahiran

Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul

dibanding anak yang lahir kemudian. Ini karena orang tua dapat

menyisihkan waktunya lebih banyak untuk mengajar anaknya

berbicara.

h. Hubungan dengan teman sebaya

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

22

Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya

dan semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota

kelompok sebaya akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar

berbicara.

i. Kepribadian

Anak yang dapat menyesuiakan diri dengan baik cenderung

kemampuan bicaranya lebih baik secara kuantitatif maupun secara

kualitatif dibanding anak yang penyesuaian dirinya

jelek.Kenyataannya, bicara seringkali dipandang sebagai salah satu

petunjuk anak yang sehat mental.

Menurut Hildayani (2011) faktor- faktor yang mempengaruhi

kemampuan berbicara diantaranya yaitu:

a. Kecerdasan

Terdapat hubungan antara pengukuran intelegensi dengan

pengukuran perkembangan bahasa (kosa kata, kemampuan

artikulasi, dan indikasi kematangan kemampuan bahasa).

b. Jenis kelamin

Perkembangan bahasa anak perempuan akan lebih cepat

daripada anak laki- laki

c. Kondisi fisik

Perkembangan dan pemerolehan bahasa mensyaratkan

berbagai kondisi fisik, diantaranya adalah orang tersebut tidak ada

masalah pada organ bicara (gigi, lidah, tenggorokan dan pita suara).

d. Lingkungan keluarga

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

23

Keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan anak yang

paling penting untuk memfasilitasi perkembangan bahasa pada anak.

e. Kondisi ekonomi

Anak-anak yang berasal dari kelas menengah memiliki

perkembangan bahasa yang lebih cepat daripada anak-anak dari

keluarga ekonomi rendah.

f. Setting sosial/lingkungan-budaya.

Indonesia terkenal memiliki budaya yang beraneka

ragam.Perbedaan budaya ini membuat perbedaan pada

perkembangan bahasa anak.

g. Billingualisme (2 bahasa)

Apabila anak harus berbahasa dua pada usia yang masih

muda (kurang dari dua tahun) pada saat perkembangan “bahasa ibu”

belum sepenuhnya mantap hal ini akan menyebabkan anak

mengalami kesulitan pada pengucapan kata dan penguasaan kota

kata.

Berdasar dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara pada anak diantaranya

yaitu kecerdasan, kondisi fisik, sosial ekonomi, jenis kelamin,

lingkungan budaya, lingkungan keluaga dan billingualisme.

B. Anak Taman Kanak-Kanak

1. Pengertian

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

24

Anak Taman Kanak-kanak merupakan anak yang berusia 4 sampai

6 tahun yang berada dalam proses perkembangan, baik perkembangan

fisik, intelektual, sosial, emosional, maupun bahasa. Perkembangan anak

bersifat progresif, sistematis, dan berkesinambungan. Setiap aspek

perkembangan saling berkaitan satu sama lain, terhambatnya satu aspek

perkembangan tertentu akan mempengaruhi aspek perkembangan yang

lainnya.

Montessori dalam Syaodih (2005:8) berpendapat bahwa usia 3-6

tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu

periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan

sehingga tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk

berbicara pada periode ini tidak terpenuhi maka anak akan mengalami

kesukaran dalam berbahasa untuk periode selanjutnya.

Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri dan perkembangan

setiap anak berbeda-beda baik dalam kualitas maupun tempo

perkembangannya. Kartono (1986:113) dalam Syaodih (2005:13-16)

mengungkapkan ciri khas anak masa kanak-kanak sebagai berikut:

a. Bersifat Egosentris Naif

Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari

pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan

pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang

masih sempit.

b. Relasi Sosial yang Primitif

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

25

Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat

egosentris yang naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang

belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan

lingkungan sosial sekitarnya.

c. Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir tidak Terpisahkan

Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak

belum dapat membedakan keduanya. Isi lahiriah dan batiniah masih

merupakan satu kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap

sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan, dan

jujur baik dalam mimik, tingkah laku, maupun bahasanya.

d. Sikap Hidup yang Fisiognomis

Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara

langsung anak memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat konkrit,

nyata terhadap apa yang dihayatinya. Anak belum dapat

membedakan benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu dianggap

memiliki jiwa sehingga anak pada usia ini sering bercakap-cakap

dengan binatang, boneka, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian mengenai karakteristik anak taman kanak-

kanak, dapat disimpulkan bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan

pola perkembangan yang berbeda-beda. Ciri khas pada anak usia kanak-

kanak diantaranya anak bersifat egosentris, kemampuan sosial yang

masih rendah, serta belum dapat membedakan benda hidup dan benda

mati.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

26

Menurut Patmonodewo, (2006) ciri-ciri anak taman kanak-kanak

yaitu:

a. Ciri fisik

Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah dibedakan

dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.

1) Anak usia dini umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki

penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai

kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri.Berikan kesempatan

kepada anak untuk lari, memanjat dan melompat.Usahakan

kegiatan-kegiatan tersebut di atas sebanyak mungkin sesuai

dengan kebutuhan anak dan selalu dibawah pengawasan.

2) Walaupun anak laki- laki lebih besar, namun anak perempuan

lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya

dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik

anak lelaki apabila ia tidak terampil. Jauhkan dari sikap

membandingkan laki- laki, perempuan juga dalam kompetisi

ketrampilan.

b. Ciri sosial

Anak usia dini biasanya mudah bersosialisasi dengan orang

disekitarnya.Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua

sahabat yang cepat berganti.Mereka umumnya dapat cepat

menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman.

Sahabat yang biasa dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

27

tetapi kemudian berkembang jadi sahabat yang terdiri dari jenis

kelamin yang berbeda.

c. Ciri emosional

Anak usia dini cenderung mengekspresikan emosinya dengan

bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati anak prasekolah sering

terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.

d. Ciri kognitif

anak usia dini umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian

besar dari mereka senang berbicara, khususnya pada

kelompoknya.Sebaliknya anak diberi kesempatan untuk menjadi

pendengar yang baik.

Menurut Soetjiningsih semua tugas perkembangan anak usia 4-6

tahun disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat

kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang meliputi:

a. Perilaku sosial

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan kemandirian,

bersosialisasi dan beriteraksi dengan lingkungan misalnya membantu

di rumah, mengambil makan, berpakaian tanpa bantuan, menyuapi

boneka, menggosok gigi tanpa bantuan dan mengambil makan.

b. Gerakan motorik halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian

tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

28

koordinasi yang cermat misalnya menggambar garis, lingkaran dan

menggambar manusia.

c. Bahasa

Kemampuan yang memberikan respon terhadap suara,

mengikuti perintah misalnya semua dimengerti, mengenal dan

menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil)

d. Gerakan motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

misalnya beridri dengan satu kaki, berjalan naik tangga dan

menendang bola ke depan.

2. Karakteristik kemampuan berbicara anak taman kanak-kanak

Suhartono (2005) mengatakan pada waktu anak masuk Taman

Kanak-Kanak, anak telah memiliki sejumlah besar kosakata.Mereka

sudah dapat membuat pernyataan negatif, kalimat majemuk dan berbagai

bentuk kalimat.Mereka memahami kosakata lebih banyak.Mereka dapat

bergurau, bertengkar dengan teman-temannya dan berbicara sopan

kepada orang tua dan berbicara sopan kepada orang tua dan guru mereka.

Kematangan bicara anak ada hubungannya dengan latar belakang orang

tua anak dan perkembangannya di taman kanak-kanak.

Selanjutnya menurut Jamaris (2011) perkembangan bahasa anak

usia 5-6 tahun sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosa kata,

lingkup kosa kata yang dapat diucapkan menyangkut warna, ukuran,

bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan,

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

29

jarak dan permukaan (kasar-halus). Anak usia 5-6 tahun sudah dapat

berpartisipasi dalam suatau percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan

orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. Percakapan

yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai

komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang

lain serta apa yang dilihatnya.

Menurut Ernawulan (2005) perkembangan berbicara anak usia 5-

6 tahun adalah anak sudah mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa

sederhana, cara bicara mereka sudah lancar, dapat dimengerti dan cukup

mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbicara.

Mustaqim (2005) mengemukakan tentang kemampuan berbicara

anak usia 5-6 tahun sebagai berikut: suka berbicara dan umumnya

berbicara kepada seseorang, tertarik menggunakan kata-kata baru dan

luas, banyak bertanya, tata bahasa akurat dan beralasan, menggunakan

bahasa yang sesuai dapat mendefinisikan dengan bahasa yang sederhana,

menggunakan bahasa dengan agresi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

sangat aktif berbicara.

Selanjutnya Dhieni (2005) menyebutkan anak usia 4-6 tahun

mempunyai karakteristik berbicara yaitu:

a. Kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik

b. Melaksanakan 2-3 perintah lisan secara berurutan dengan benar

c. Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan

urutan yang mudah dipahami

d. Menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

30

e. Menggunakan kata sambung seperti: dan, karena, tetapi

f. Menggunakan kata tanya seperti bagaimana, apa, mengapa, kapan

g. Membandingkan dua hal

h. Memahami konsep timbal baik

i. Menyusun kalimat

j. Mengucapkan lebih dari tiga kalimat

k. Mengenal tulisan sederhana

Dari beberapa pandangan di atas, maka indikator anak yang

terampil berbicara dalam penelitian ini adalah anak dapat berbicara

dengan lancar dan dapat dipahami orang lain, berani mengemukakan ide

kepada orang lain, berani bertanya dan menjawab pertanyaan, berani

menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan dan dapat menyusun

kalimat dengan baik dan benar.

3. Masalah-masalah perkembangan bahasa anak taman kanak-kanak

Menurut Hildayani (2005) beberapa masalah perkembangan

bahasa anak usia perasekolah diantaranya yaitu:

a. Kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara verbal

Salah satu penyebab kesulitan bahasa adalah kondisi mental

anak. Pada anak-anak dengan IQ kurang, misalnya anak

keterbelakangan mental (mentally retarded) akan mengalami

kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara verbal karena

mereka sering tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Selain

faktor mental, faktor fisik juga dapat menjadi penghambat.Adanya

masalah alat pendengaran dan masalah pada organ bicara (organ

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

31

artikulator) seperti lidah dan gigi membuat mereka kesulitan untuk

mengungkapkan keinginan secara verbal. Salah satu faktor lain yang

tidak boleh dilupakan yaitu emosional. Bila anak merasa aman dan

nyaman dalam mengungkapkan keinginannya secara verbal maka

kemampuan ini akan terus dikembangkan secara lebih baik.

b. Kesulitan untuk berkomunikasi dengan kalimat lengkap

Penggunaan kalimat yang lengkap dalam suatu percakapan

berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal anak. Bila

lingkungan terus menuntunnya untuk berbahasan yang baik dan

benar maka anak akan terpacu untuk berucap lengkap. Hal yang

perlu diingat adalah bahwa kemampuan berbicara dan berbahasa

anak biasanya didapat dari hasil imitasi terhadap kemampuan orang-

orang dewasa yang ada disekitarnya dalam berbicara.

c. Cadel

Cadel adalah merupakan salah satu bentuk kesalahan artikulasi

yang baik banyak dijumpai pada anak.Anak yang cadel tidak dapat

memproduksi bunyi suara yang seharusnya, misalnya tidak dapat

menyebutkan huruf “s” atau huruf “r”.Kesulitan anak dalam

artikulasi kata ini sering membawa efek buruk pada anak. Anak yang

cadel akan terlihat frustasi ketika berbicara karena pendengarannya

akan kesulitan untuk memahami apa yang dikatakannya.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

32

Penyebab kelainan berbicara bermacam-macam yang

melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara

lain kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf,

emosi psikologis dan lain sebagainya. Seorang anak mungkn

kehilangan pendenganran sensoneural dari sedang sampai berat.

Sedangkan yang lain mungkin kehilangan penengaran konduksi

berulang, sehingga kemampuan bicara keseluruhannya menurun.

Demikian pula gangguan bicara yang terjadi tanpa adanya cedera

otak. Penyebab gangguan bicara antara lain (Soetjiningsih, 2005):

Tabel 1.Penyebab gangguan bicara pada anak

No Penyebab Efek pada perkembangan bicara

1.

Lingkungan a. Sosial ekonomi kurang b. Tekanan keluarga c. Keluarga bisu d. Di rumah

menggunakan bahasa bilingual

a. Terlambat b. Gagap c. Terlambah pemerolehan

bahasa d. Terlambat pemerolehan

struktur bahasa

2. Emosi a. Ibu yang tertekan b. Gangguan serius pada

orang tua c. Gangguan serius pada

anak

a. Terlambat pemerolehan

bahasa b. Terlambat atau gangguan

perkembangan bahasa c. Terlambat atau gangguan

perkembangan bahasa

3. Masalah pendengaran a. Kongenital b. Didapat

a. Terlambat/gangguan bicara

yang permanen b. Terlambat/gangguan bicara

yang permanen

4. Perkembangan terlambat a. Perkembangan lambat b. Perkembangan lambat,

a. Terlambat bicara b. Terlambat bicara

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

33

No Penyebab Efek pada perkembangan bicara

tetapi masih dalam batas rata-rata

c. Retardasi mental

c. Pasti terlambat bicara

5. Cacat bawaan

a. Palatoschizis b. Sindrom down

a. Terlambat dan terganggu

kemampuan bicaranya b. Kemampuan bicaranya

lebih rendah

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

34

6. Kerusakan otak a. Kelainan

neuromuskular b. Kelairan sensorimotor c. Palsi selebral d. Kelainan persepsi

a. Mempengaruhi kemampuan

mengisap, menelan, mengunyah dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria

b. Mempengaruhi kemampuan mengisap dan menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi seperti dispraksia

c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat mengakibatkan disartria dan dispraksia

d. Kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar di sekolah

4. Tujuan kemampuan berbicara anak

Secara umum tujuan kemampuan berbicara anak usia prasekolah

yaitu agar anak mampu mengungkapkan isi hatinya (pendapat, sikap)

secara lisan dengan lafal yang tepat untuk dapat berkomunikasi. Selain

itu anak dapat melafalkan bunyi bahasa yang digunakan secara tepat,

anak mempunyai perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan

berkomunikasi dan agar anak mampu menggunakan kalimat secara baik

untuk berkomunikasi secara lisan.

Menurut Suhartono (2005) tujuan umum dalam kemampuan

berbicara anak, yaitu:

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

35

a. Memiliki perbendaharaan kata yang cukup yang diperlukan untuk

berkomunikasi sehari-hari. Perbendaharaan kata/kosakata sangat

diperlukan dalam berkomunikasi, sehingga semakin anak banyak

memiliki perbendaharaan kata/kosakata maka akan semakin baik

dalam berkomunikasi.

b. Mau mendengarkan dan memahami kata-kata serta kalimat

Anak dapat mengucapkan kata setelah mendengar kata

tersebut dari orang disekitarnya dengan disertai makna kata tersebut,

dengan mendengarkan dan memahami kata-kata yang diucapkan

orang lain maka anak dapat memperoleh kosakata baru yang dapat

digunakan untuk berkomunikasi.

c. Mampu mengungkapkan pendapat dan sikap dengan lafal yang tepat

Dalam hal ini anak dapat memahami, melaksanakan atau

menyampaikan pesan kepada orang lain, anak mampu menggunakan

kalimat-kalimat perintah yang baik, dan anak mampu menunjukkan

sikap dan perasaannya terhadap suatu kejadian dan melalui

perbuatan sehari-hari.

d. Berminat menggunakan bahasa yang baik

Agar anak berminat menggunakan bahasa yang baik berarti

bahwa anak mampu menyusun dan mengucapkan kata-kata dengan

lafal yang benar dan tepat, anak mampu menyusun kalimat-kalimat

sederhana yang berpola dan anak mampu bercakap-cakap dalam

bahasa Indonesia yang sederhana tetapi benar.

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

36

e. Berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan dan tulisan

Anak dapat mengetahui bahwa benda-benda disekelilingnya

mempunyai simbol bahasa dan anak mengetahui adanya hubungan

antara gambar-gambar dengan tulisan-tulisan atau ucapan lisan.

Dari uraian di atas maka tujuan pengembangan berbicara anak

usia prasekolah yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah anak dapat

mengungkapkan isi hatinya (pendapat atau sikap) secara lisan, anak

mampu menungkapkan pendapat dan sikap dengan lafal yang tepat dan

anak berminat menggunakan bahasa yang baik.

C. Kerangka Pikir

Kemampuan berbicara penting untuk dikembangkan pada anak sebab

dengan memperhatikan kemampuan berbicara dapat diketahui berbagai

perkembangan bahasa dan perilaku yang dilakukan.Dalam kegiatan

pembelajaran umumnya guru yang lebih banyak mendominasi pembicaraan.

Guru lebih banyak berbicara dan menyampaikan segala hal dibandingkan

anak. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan berbicara anak kurang dapat

berkomunikasi lisan dengan lancar.

Dalam mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia TK

perlu dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sebab dengan suasana yang

menyenangkan anak akan lebih mudah terstimulasi kemampuan-

kemampuannya. Salah satu cara yang dianjurkan adalah melalui permainan.

Selanjutnya Arsyad & Mukti (2001) mengemukakan ada beberapa

faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014

37

terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasaan

meliputi: (1) ketepatan ucapan; (2) pilihan kata. Aspek non kebahasaan

meliputi: (1) Pandangan diarahkan kepada lawab bicara (2) memperhatikan

orang lain berbicara; (3) kenyaringan suara dan (4) kelancaran berbicara.

Berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2012)

menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berbicara kelompok B TK Islam

Plus Persis Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya mempunyai

kemampuan bicara berdasar aspek kebahasaan yaitu baik dan berdasar aspek

non kebahasaan yaitu cukup baik.

Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka alur pikir dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Teori

Aspek kemampuan bicara a. Aspek kebahasaan

1) Ketepatan ucapan (pelafalan bunyi) 2) Pilihan kata

b. Aspek non kebahasaan 1) Pandangan diarahkan kepada lawan

bicara 2) Memperhatikan orang lain berbicara 3) Kenyaringan suara 4) Kelancaran

Anak Usia 5-6 Tahun

Perkembangan Bahasa

Kemampuan Berbicara

Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014