bab ii kajian pustaka a. kemampuan berbicara 1. pengertianrepository.ump.ac.id/5432/3/bab...
TRANSCRIPT
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Berbicara
1. Pengertian
Kemampuan berarti kesanggupan; kecakapan; kekuatan kita
berusaha dengan diri sendiri.Kemampuan yaitu mampu artinya kuasa
(bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya
kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Poerwadarminta, 2007).
Pendapat lain dikemukakan juga oleh Nurhasanah (2007) bahwa mampu
artinya (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan
artinya kesanggupan, kecakapan. Sehubungan dengan hal tersebut
Tuminto (2007) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan atau kekuatan.
Berbicara adalah bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran,
melisankan sesuatu yang dimaksudkan (Poerwadarminta, 2007).Bicara
merupakan keterampilan mental-motorik.Berbicara tidak hanya
melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda,
tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti
dengan bunyi yang dihasilkan.Meskipun demikian, tidak semua bunyi
yang dibuat anak dipandang sebagai bicara.Sebelum otot syaraf untuk
menimbulkan bunyi yang jelas, berbeda dan terkendali, ungkapan suara
hanya merupakan bunyi artikulasi. Lebih lanjut, sebelum mereka mampu
mengaitkan arti dengan bunyi yang terkendali, tidak jadi soal betapapun
10
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
11
betulnya ucapan yang mereka keluarkan, pembicaraan mereka hanya
“membeo” karena kekurangan unsur mental dari makna yang dimaksud
(Hurlock, 2008).
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.Berbicara merupakan
suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot
tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang
dikombinasikan (Tarigan, 2008).
Hal yang berbeda dikemukakan oleh Arsjad dan Mukti (2001)
bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-
kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan.Pendengar menerima informasi malalui rangkaian
nada, tekanan dan penempatan persendian (juncture).Jika dilakukan
dengan tatap muka, gerakan tangan dan mimik juga berperan.
Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh
perkembangan anak.Karena kemampuan berbicara sensitif terhadap
keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya sebab melibatkan
kemampuan kognitif, sensori motor, psikologi, emosi dan lingkungan
sekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan
dari lingkungannya. Mereka harus mendengar pembicaraan yang
berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari maupun pengetahuan tentang
dunia. Mereka harus belajar mengekspresikan dirinya, membagi
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
12
pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan keinginannya
(Soetjiningsih, 2005).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa
kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan atau isi hati
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat
dipahami oleh orang lain. Aktivitas anak yang dapat dilakukan yaitu
dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada
disekitarnya sehingga dapat melatih anak untuk terampil bicara.
Kemampuanberbicara perlu dilatihkan kepada anak sejak dini,
supaya anak dapat mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
sehingga mampu mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
ide, pikiran, gagasan atau isi hati kepada orang lain. Belajar berbicara
dapat dilakukan anak dengan bantuan dari orang dewasa melalui
percakapan. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman
dan meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bahasanya. Anak
membutuhkan reinforcement (penguat), reward (hadiah, pujian),
stimulasi dan model atau contoh yang baik dari orang dewasa agar
kemampuannya dalam berbahasa dapat berkembang secara maksimal.
Anak perlu dibiasakan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga
anak menjadi dapat menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada
orang lain.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
13
2. Kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun
Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi
merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide maupun
perasaan.Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan.Kemampuan berbicara
berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak
dan membaca. Menurut Yusuf(2010) tipe kemampuan berbicara:
a. Egosentric speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana
anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Kemampuan
berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan
kemampuan berpikirnya.
b. Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya
maupun lingkungan. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut
terdapat 5 bentuk sozialized speech yaitu (1) saling tukar informasi
untuk tujuan bersama; (2) penilaian terhadap ucapan atau tingkah
laku orang lain (3) perintah, permintaan, ancaman (4) pertanyaan dan
(5) jawaban.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe
kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun yaitu anak mulai berinteraksi
dengan temannya atau lingkungannya. Interaksi tersebut anak dapat
saling menyampaikan informasi, menyuruh, meminta, bertanya atau
menjawab pertanyaan.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
14
Hurlock (2008) mengemukakan kriteria untuk mengukur tingkat
kemampuan berbicara secara benar atau hanya sekedar “membeo”
sebagai berikut:
a. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu
menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. Jadi, anak tidak
hanya mengucapkan tetapi juga mengetahui arti kata yang
diucapkan.
b. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain
dengan mudah. Hal tersebut berarti bahwa anak melafalkan dengan
jelas kata yang diucapkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti
orang lain sehingga orang lain dapat memahami maksud apa yang
diucapkannya.
c. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering
mendengar atau menduga-duga
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
mengukur kemampuan berbicara anak adalah anak mengetahui arti kata
yang diucapkannya, anak dapat melafalkan kata-kata yang dapat
dipahami orang lain dan memahami kata-kata yang diucapkannya.
3. Tahapan berbicara anak
Suhartono (2005) menjelaskan tahap kemampuan berbicara yaitu:
a. Tahap penanaman
Pada tahap ini anak menegosiasikan bunyi-bunyi yang pernah
didengarnya dengan benda, peristiwa, situasi dan sebagainya yang
pernah dikenal melalui lingkungannya.Pada tahap ini anak baru
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
15
mampu menggunakan kalimat terdiri satu kata atau frase.Kata yang
diucapkannya mengacu pada benda-benda yang ada disekelilingnya.
b. Tahap telegrafis
Pada tahap ini anak mampu menyampaikan pesan yang
diinginkannya dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua atau
tiga kata.Anak menggunakan dua atau tiga kata untuk mengganti
kalimat yang berisi maksud tertentu dan ada hubungannya dengan
makna.Ujaran tersebut sangat singkat dan padat.Oleh karena itu,
ujaran anak sejenis ini disebut juga telegrafis.Pada tahap ini anak
sekitar 2 tahun.
c. Tahap transformasional
Pada tahap ini anak sudah mulai memberanikan diri untuk
bertanya, menyuruh, menyanggah dan menginformasikan sesuatu.
Pada tahap ini anak sudah mulai berani mentransformasikan idenya
kepada orang lain dalam bentuk kalimat yang beragam. Berbagai
kegiatan anak aktivitasnya dikomunikasikan atau diujarkan melalui
kalimat-kalimat. Yang termasuk pada tahap ini yaitu anak berumur
lima tahun.
Berdasarkan tahapan-tahapan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa tahapan berbicara anak TK kelompok B (5-6) tahun berada pada
tahap transformasional. Pada tahap tersebut anak sudah dapat berani
bertanya, menyuruh, menyanggah, menginformasikan sesuatu serta
berani mentransformasikan idenya kepada orang lain dalam bentuk
kalimat yang beragam.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
16
4. Aspek-Aspek Kemampuan Berbicara
Menurut Dhieni (2005), ada beberapa aspek yang dijadikan
ukuran kemampuan berbicara seseorang yaitu aspek kebahasaan dan non
kebahasaan:
a. Aspek kebahasaan, meliputi
1) Ketepatan ucapan (pelafalan bunyi), anak harus dapat
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan jelas.
2) Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi dan ritme
Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi dan ritme yang
sesuai akan menjadi daya tarik tersendiri dalam berbicara,
bahkan merupakan salah satu faktor penentu dalam keefektifan
berbicara.
3) Penggunaan kata dan kalimat
Penggunaan kata sebaiknya dipilih yang memiliki makna dan
sesuai dengan konteks kalimat.Anak juga perlu dilatih
menggunakan struktur kalimat yang benar.
b. Aspek non kebahasaan, meliputi:
1) Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
Dalam berbicara harus bersikap wajar, tenang dan tidak kaku.
Wajar berarti berpenampilan apa adanya, tidak dibuat-buat.
Lalu, sikap tenang adalah sikap dengan perasaan hati yang tidak
gelisah, tidak gugup dan tidak tergesa-gesa.Selanjutnya, dalam
berbicara juga tidak boleh kaku.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
17
2) Pandangan diarahkan kepada lawan bicara
Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara agar lawan
bicara memperhatikan topik yang sedang dibicarakan serta
lawan bicara dihargai.
3) Memperhatikan orang lain berbicara
Dengan memperhatikan orang lain berbicara berarti telah belajar
menghormati pemikiran orang lain.
4) Gerak-gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat berfungsi untuk membantu
memperjelas atau menghidupkan pembicaraan.
5) Kenyaringan suara
Tingkat kenyaringan suara disesuaikan dengan situasi, tempat,
jumlah pendengar, dan akustik (ruang dengar) yang ada yaitu
tidak terlalu nyaring dan tidak terlalu lemah.
6) Kelancaran
Kelancaran dalam berbicara akan mempermudah untuk
menangkap isi pembicaraan yang disampaikan
7) Penalaran dan relevansi
Yaitu hal yang disampaikan memiliki urutan yang runtut dan
memiliki arti yang logis serta adanya saling keterkaitan atau
hubungan dari hal-hal yang disampaikan.
Hal serupa diungkapkan oleh Hurlock (2008) bahwa
kemampuan berbicara meliputi beberapa aspek, yaitu:
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
18
1) Pengucapan
Setiap anak berbeda-beda dalam ketepatan pengucapan
dan logatnya.Perbedaan ketepatan pengucapan bergantung pada
tingkat perkembangan mekanisme suara, serta bimbingan yang
diterima dalam mengaitkan suara kedalam kata yang
berarti.Perbedaan logat disebabkan karena meniru model
yangpengucapannya berbeda dengan yang biasa digunakan
anak.
2) Pengembangan Kosakata
Anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi dalam
mengembangkan kosakata yang dimiliki.Peningkatan jumlah
kosa kata tidak hanya karena mempelajari kata-kata baru, tetapi
juga karena mempelajari arti baru bagi katakata lama.
3) Pembentukan Kalimat
Pada mulanya anak menggunakan kalimat satu kata
yakni kata benda atau kata kerja. Kemudian kata tersebut
digabungkan dengan isyarat untuk mengungkapkan suatu
pikiran utuh yang dapat dipahami orang lain.
Sedangkan menurut Arsyad & Mukti (2001) aspek-aspek
berbicara terdiri dari:
a. Aspek kebahasaan, meliputi:
1) Ketepatan ucapan
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
19
Seorang pembicara harus dapat diri mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa secara jelas.Pengucapan bunyi bahasa yang kurang jelas,
dapat mengalihkan perhatian pendengar.
2) Pilihan kata (diksi)
Pilihan kata hendaknya tepa dan sesuai dengan kenyataan. Tepat
maksudnya isi pembicaraan tepat pada sasaran sesuai dengan
konteks kata itu barada dan maknanya tidak bertentangan
dengan nilai rasa masyarakat yang memakainya.
b. Aspek kenonkebahasaan, meliputi:
1) Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam
kegiatan berbicara, pendangan pembicara sangat membantu.Hal
ini sering diabaikan oleh pembicara.
2) Memperhatikan orang lain berbicara
Dalam menyampaikan isi pembicaraan seorang pembicara
hendaknya memiliki sikap terbuka dala arti dapat menerima
pihak lain.
3) Kenyaringan suara juga sangat menentukan
Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi,
tempat, jumlah pendengar dan akustik.Tetapi perlu diperhatikan
jangan berteriak.
4) Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan
pendengar menangkap isi pembicaraannya.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
20
Berdasar dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
aspek kemampuan berbicara terdiri dari aspek kebahasaan dan non
kebahasaan.Aspek kebahasaan meliputi ketepatan ucapan, pilihan
kata dan Sedangkan aspek kenonbahasaan meliputi: sikap yang
wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan diarahkan kepada lawan
bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan
mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran dan
relevansi/penalaran.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bicara Anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara anak
menurut Hurlock (2008) yaitu:
a. Kesehatan
Anak yang sehat, lebih cepat belajar berbicara dibanding
anak yang tidak sehat karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi
anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota
kelompok tersebut.
b. Kecerdasan
Anak yang mempunyai kecerdasan tinggi belajar berbicara
lebih cepat dan memperhatikan penguasaan bahasa yang lebih
unggul dibanding anak yang tingkat kecerdasannya rendah.
c. Keadaan sosial ekonomi
Anak dari kelompok yang keadaan ekonominya lebih tinggi
lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik
dan lebih banyak berbicara dibanding dari kelompok yang keadaan
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
21
sosial ekonominya lebih rendah.Penyebab utamanya adalah anak
dari kelompok yang lebih tinggi, lebih banyak didorong untuk
berbicara dan lebih banyak dibimbing melakukannya.
d. Jenis kelamin
Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki- laki
tertinggal dalam belajar berbicara.Pada setiap jenjang umur, kalimat
anak laki- laki lebih pendek dan kurang betul tata bahasanya, kosa
kata yang diucapkan lebih sedikit dan pengucapannya kurang tepat
dibanding anak perempuan.
e. Keinginan berkomunikasi
Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan orang
lain semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara dan bersedia
menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan untuk belajar.
f. Ukuran keluarga
Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya
berbicara lebih awal dan lebih baik dibanding anak dari keluarga
besar, karena orang tua dapat menyisihkan waktu yang lebih banyak
untuk mengajar anaknya berbicara.
g. Urutan kelahiran
Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul
dibanding anak yang lahir kemudian. Ini karena orang tua dapat
menyisihkan waktunya lebih banyak untuk mengajar anaknya
berbicara.
h. Hubungan dengan teman sebaya
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
22
Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya
dan semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota
kelompok sebaya akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar
berbicara.
i. Kepribadian
Anak yang dapat menyesuiakan diri dengan baik cenderung
kemampuan bicaranya lebih baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif dibanding anak yang penyesuaian dirinya
jelek.Kenyataannya, bicara seringkali dipandang sebagai salah satu
petunjuk anak yang sehat mental.
Menurut Hildayani (2011) faktor- faktor yang mempengaruhi
kemampuan berbicara diantaranya yaitu:
a. Kecerdasan
Terdapat hubungan antara pengukuran intelegensi dengan
pengukuran perkembangan bahasa (kosa kata, kemampuan
artikulasi, dan indikasi kematangan kemampuan bahasa).
b. Jenis kelamin
Perkembangan bahasa anak perempuan akan lebih cepat
daripada anak laki- laki
c. Kondisi fisik
Perkembangan dan pemerolehan bahasa mensyaratkan
berbagai kondisi fisik, diantaranya adalah orang tersebut tidak ada
masalah pada organ bicara (gigi, lidah, tenggorokan dan pita suara).
d. Lingkungan keluarga
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
23
Keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan anak yang
paling penting untuk memfasilitasi perkembangan bahasa pada anak.
e. Kondisi ekonomi
Anak-anak yang berasal dari kelas menengah memiliki
perkembangan bahasa yang lebih cepat daripada anak-anak dari
keluarga ekonomi rendah.
f. Setting sosial/lingkungan-budaya.
Indonesia terkenal memiliki budaya yang beraneka
ragam.Perbedaan budaya ini membuat perbedaan pada
perkembangan bahasa anak.
g. Billingualisme (2 bahasa)
Apabila anak harus berbahasa dua pada usia yang masih
muda (kurang dari dua tahun) pada saat perkembangan “bahasa ibu”
belum sepenuhnya mantap hal ini akan menyebabkan anak
mengalami kesulitan pada pengucapan kata dan penguasaan kota
kata.
Berdasar dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara pada anak diantaranya
yaitu kecerdasan, kondisi fisik, sosial ekonomi, jenis kelamin,
lingkungan budaya, lingkungan keluaga dan billingualisme.
B. Anak Taman Kanak-Kanak
1. Pengertian
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
24
Anak Taman Kanak-kanak merupakan anak yang berusia 4 sampai
6 tahun yang berada dalam proses perkembangan, baik perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, maupun bahasa. Perkembangan anak
bersifat progresif, sistematis, dan berkesinambungan. Setiap aspek
perkembangan saling berkaitan satu sama lain, terhambatnya satu aspek
perkembangan tertentu akan mempengaruhi aspek perkembangan yang
lainnya.
Montessori dalam Syaodih (2005:8) berpendapat bahwa usia 3-6
tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu
periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan
sehingga tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk
berbicara pada periode ini tidak terpenuhi maka anak akan mengalami
kesukaran dalam berbahasa untuk periode selanjutnya.
Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri dan perkembangan
setiap anak berbeda-beda baik dalam kualitas maupun tempo
perkembangannya. Kartono (1986:113) dalam Syaodih (2005:13-16)
mengungkapkan ciri khas anak masa kanak-kanak sebagai berikut:
a. Bersifat Egosentris Naif
Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari
pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan
pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang
masih sempit.
b. Relasi Sosial yang Primitif
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
25
Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat
egosentris yang naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang
belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan
lingkungan sosial sekitarnya.
c. Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir tidak Terpisahkan
Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak
belum dapat membedakan keduanya. Isi lahiriah dan batiniah masih
merupakan satu kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap
sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan, dan
jujur baik dalam mimik, tingkah laku, maupun bahasanya.
d. Sikap Hidup yang Fisiognomis
Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara
langsung anak memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat konkrit,
nyata terhadap apa yang dihayatinya. Anak belum dapat
membedakan benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu dianggap
memiliki jiwa sehingga anak pada usia ini sering bercakap-cakap
dengan binatang, boneka, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian mengenai karakteristik anak taman kanak-
kanak, dapat disimpulkan bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan
pola perkembangan yang berbeda-beda. Ciri khas pada anak usia kanak-
kanak diantaranya anak bersifat egosentris, kemampuan sosial yang
masih rendah, serta belum dapat membedakan benda hidup dan benda
mati.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
26
Menurut Patmonodewo, (2006) ciri-ciri anak taman kanak-kanak
yaitu:
a. Ciri fisik
Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah dibedakan
dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
1) Anak usia dini umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki
penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri.Berikan kesempatan
kepada anak untuk lari, memanjat dan melompat.Usahakan
kegiatan-kegiatan tersebut di atas sebanyak mungkin sesuai
dengan kebutuhan anak dan selalu dibawah pengawasan.
2) Walaupun anak laki- laki lebih besar, namun anak perempuan
lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya
dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik
anak lelaki apabila ia tidak terampil. Jauhkan dari sikap
membandingkan laki- laki, perempuan juga dalam kompetisi
ketrampilan.
b. Ciri sosial
Anak usia dini biasanya mudah bersosialisasi dengan orang
disekitarnya.Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua
sahabat yang cepat berganti.Mereka umumnya dapat cepat
menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman.
Sahabat yang biasa dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
27
tetapi kemudian berkembang jadi sahabat yang terdiri dari jenis
kelamin yang berbeda.
c. Ciri emosional
Anak usia dini cenderung mengekspresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati anak prasekolah sering
terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
d. Ciri kognitif
anak usia dini umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian
besar dari mereka senang berbicara, khususnya pada
kelompoknya.Sebaliknya anak diberi kesempatan untuk menjadi
pendengar yang baik.
Menurut Soetjiningsih semua tugas perkembangan anak usia 4-6
tahun disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang meliputi:
a. Perilaku sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan kemandirian,
bersosialisasi dan beriteraksi dengan lingkungan misalnya membantu
di rumah, mengambil makan, berpakaian tanpa bantuan, menyuapi
boneka, menggosok gigi tanpa bantuan dan mengambil makan.
b. Gerakan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian
tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
28
koordinasi yang cermat misalnya menggambar garis, lingkaran dan
menggambar manusia.
c. Bahasa
Kemampuan yang memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah misalnya semua dimengerti, mengenal dan
menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil)
d. Gerakan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
misalnya beridri dengan satu kaki, berjalan naik tangga dan
menendang bola ke depan.
2. Karakteristik kemampuan berbicara anak taman kanak-kanak
Suhartono (2005) mengatakan pada waktu anak masuk Taman
Kanak-Kanak, anak telah memiliki sejumlah besar kosakata.Mereka
sudah dapat membuat pernyataan negatif, kalimat majemuk dan berbagai
bentuk kalimat.Mereka memahami kosakata lebih banyak.Mereka dapat
bergurau, bertengkar dengan teman-temannya dan berbicara sopan
kepada orang tua dan berbicara sopan kepada orang tua dan guru mereka.
Kematangan bicara anak ada hubungannya dengan latar belakang orang
tua anak dan perkembangannya di taman kanak-kanak.
Selanjutnya menurut Jamaris (2011) perkembangan bahasa anak
usia 5-6 tahun sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosa kata,
lingkup kosa kata yang dapat diucapkan menyangkut warna, ukuran,
bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan,
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
29
jarak dan permukaan (kasar-halus). Anak usia 5-6 tahun sudah dapat
berpartisipasi dalam suatau percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan
orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. Percakapan
yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai
komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang
lain serta apa yang dilihatnya.
Menurut Ernawulan (2005) perkembangan berbicara anak usia 5-
6 tahun adalah anak sudah mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa
sederhana, cara bicara mereka sudah lancar, dapat dimengerti dan cukup
mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbicara.
Mustaqim (2005) mengemukakan tentang kemampuan berbicara
anak usia 5-6 tahun sebagai berikut: suka berbicara dan umumnya
berbicara kepada seseorang, tertarik menggunakan kata-kata baru dan
luas, banyak bertanya, tata bahasa akurat dan beralasan, menggunakan
bahasa yang sesuai dapat mendefinisikan dengan bahasa yang sederhana,
menggunakan bahasa dengan agresi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
sangat aktif berbicara.
Selanjutnya Dhieni (2005) menyebutkan anak usia 4-6 tahun
mempunyai karakteristik berbicara yaitu:
a. Kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik
b. Melaksanakan 2-3 perintah lisan secara berurutan dengan benar
c. Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan
urutan yang mudah dipahami
d. Menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
30
e. Menggunakan kata sambung seperti: dan, karena, tetapi
f. Menggunakan kata tanya seperti bagaimana, apa, mengapa, kapan
g. Membandingkan dua hal
h. Memahami konsep timbal baik
i. Menyusun kalimat
j. Mengucapkan lebih dari tiga kalimat
k. Mengenal tulisan sederhana
Dari beberapa pandangan di atas, maka indikator anak yang
terampil berbicara dalam penelitian ini adalah anak dapat berbicara
dengan lancar dan dapat dipahami orang lain, berani mengemukakan ide
kepada orang lain, berani bertanya dan menjawab pertanyaan, berani
menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan dan dapat menyusun
kalimat dengan baik dan benar.
3. Masalah-masalah perkembangan bahasa anak taman kanak-kanak
Menurut Hildayani (2005) beberapa masalah perkembangan
bahasa anak usia perasekolah diantaranya yaitu:
a. Kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara verbal
Salah satu penyebab kesulitan bahasa adalah kondisi mental
anak. Pada anak-anak dengan IQ kurang, misalnya anak
keterbelakangan mental (mentally retarded) akan mengalami
kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara verbal karena
mereka sering tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Selain
faktor mental, faktor fisik juga dapat menjadi penghambat.Adanya
masalah alat pendengaran dan masalah pada organ bicara (organ
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
31
artikulator) seperti lidah dan gigi membuat mereka kesulitan untuk
mengungkapkan keinginan secara verbal. Salah satu faktor lain yang
tidak boleh dilupakan yaitu emosional. Bila anak merasa aman dan
nyaman dalam mengungkapkan keinginannya secara verbal maka
kemampuan ini akan terus dikembangkan secara lebih baik.
b. Kesulitan untuk berkomunikasi dengan kalimat lengkap
Penggunaan kalimat yang lengkap dalam suatu percakapan
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal anak. Bila
lingkungan terus menuntunnya untuk berbahasan yang baik dan
benar maka anak akan terpacu untuk berucap lengkap. Hal yang
perlu diingat adalah bahwa kemampuan berbicara dan berbahasa
anak biasanya didapat dari hasil imitasi terhadap kemampuan orang-
orang dewasa yang ada disekitarnya dalam berbicara.
c. Cadel
Cadel adalah merupakan salah satu bentuk kesalahan artikulasi
yang baik banyak dijumpai pada anak.Anak yang cadel tidak dapat
memproduksi bunyi suara yang seharusnya, misalnya tidak dapat
menyebutkan huruf “s” atau huruf “r”.Kesulitan anak dalam
artikulasi kata ini sering membawa efek buruk pada anak. Anak yang
cadel akan terlihat frustasi ketika berbicara karena pendengarannya
akan kesulitan untuk memahami apa yang dikatakannya.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
32
Penyebab kelainan berbicara bermacam-macam yang
melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara
lain kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf,
emosi psikologis dan lain sebagainya. Seorang anak mungkn
kehilangan pendenganran sensoneural dari sedang sampai berat.
Sedangkan yang lain mungkin kehilangan penengaran konduksi
berulang, sehingga kemampuan bicara keseluruhannya menurun.
Demikian pula gangguan bicara yang terjadi tanpa adanya cedera
otak. Penyebab gangguan bicara antara lain (Soetjiningsih, 2005):
Tabel 1.Penyebab gangguan bicara pada anak
No Penyebab Efek pada perkembangan bicara
1.
Lingkungan a. Sosial ekonomi kurang b. Tekanan keluarga c. Keluarga bisu d. Di rumah
menggunakan bahasa bilingual
a. Terlambat b. Gagap c. Terlambah pemerolehan
bahasa d. Terlambat pemerolehan
struktur bahasa
2. Emosi a. Ibu yang tertekan b. Gangguan serius pada
orang tua c. Gangguan serius pada
anak
a. Terlambat pemerolehan
bahasa b. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa c. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
3. Masalah pendengaran a. Kongenital b. Didapat
a. Terlambat/gangguan bicara
yang permanen b. Terlambat/gangguan bicara
yang permanen
4. Perkembangan terlambat a. Perkembangan lambat b. Perkembangan lambat,
a. Terlambat bicara b. Terlambat bicara
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
33
No Penyebab Efek pada perkembangan bicara
tetapi masih dalam batas rata-rata
c. Retardasi mental
c. Pasti terlambat bicara
5. Cacat bawaan
a. Palatoschizis b. Sindrom down
a. Terlambat dan terganggu
kemampuan bicaranya b. Kemampuan bicaranya
lebih rendah
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
34
6. Kerusakan otak a. Kelainan
neuromuskular b. Kelairan sensorimotor c. Palsi selebral d. Kelainan persepsi
a. Mempengaruhi kemampuan
mengisap, menelan, mengunyah dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria
b. Mempengaruhi kemampuan mengisap dan menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi seperti dispraksia
c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat mengakibatkan disartria dan dispraksia
d. Kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar di sekolah
4. Tujuan kemampuan berbicara anak
Secara umum tujuan kemampuan berbicara anak usia prasekolah
yaitu agar anak mampu mengungkapkan isi hatinya (pendapat, sikap)
secara lisan dengan lafal yang tepat untuk dapat berkomunikasi. Selain
itu anak dapat melafalkan bunyi bahasa yang digunakan secara tepat,
anak mempunyai perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan
berkomunikasi dan agar anak mampu menggunakan kalimat secara baik
untuk berkomunikasi secara lisan.
Menurut Suhartono (2005) tujuan umum dalam kemampuan
berbicara anak, yaitu:
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
35
a. Memiliki perbendaharaan kata yang cukup yang diperlukan untuk
berkomunikasi sehari-hari. Perbendaharaan kata/kosakata sangat
diperlukan dalam berkomunikasi, sehingga semakin anak banyak
memiliki perbendaharaan kata/kosakata maka akan semakin baik
dalam berkomunikasi.
b. Mau mendengarkan dan memahami kata-kata serta kalimat
Anak dapat mengucapkan kata setelah mendengar kata
tersebut dari orang disekitarnya dengan disertai makna kata tersebut,
dengan mendengarkan dan memahami kata-kata yang diucapkan
orang lain maka anak dapat memperoleh kosakata baru yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi.
c. Mampu mengungkapkan pendapat dan sikap dengan lafal yang tepat
Dalam hal ini anak dapat memahami, melaksanakan atau
menyampaikan pesan kepada orang lain, anak mampu menggunakan
kalimat-kalimat perintah yang baik, dan anak mampu menunjukkan
sikap dan perasaannya terhadap suatu kejadian dan melalui
perbuatan sehari-hari.
d. Berminat menggunakan bahasa yang baik
Agar anak berminat menggunakan bahasa yang baik berarti
bahwa anak mampu menyusun dan mengucapkan kata-kata dengan
lafal yang benar dan tepat, anak mampu menyusun kalimat-kalimat
sederhana yang berpola dan anak mampu bercakap-cakap dalam
bahasa Indonesia yang sederhana tetapi benar.
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
36
e. Berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan dan tulisan
Anak dapat mengetahui bahwa benda-benda disekelilingnya
mempunyai simbol bahasa dan anak mengetahui adanya hubungan
antara gambar-gambar dengan tulisan-tulisan atau ucapan lisan.
Dari uraian di atas maka tujuan pengembangan berbicara anak
usia prasekolah yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah anak dapat
mengungkapkan isi hatinya (pendapat atau sikap) secara lisan, anak
mampu menungkapkan pendapat dan sikap dengan lafal yang tepat dan
anak berminat menggunakan bahasa yang baik.
C. Kerangka Pikir
Kemampuan berbicara penting untuk dikembangkan pada anak sebab
dengan memperhatikan kemampuan berbicara dapat diketahui berbagai
perkembangan bahasa dan perilaku yang dilakukan.Dalam kegiatan
pembelajaran umumnya guru yang lebih banyak mendominasi pembicaraan.
Guru lebih banyak berbicara dan menyampaikan segala hal dibandingkan
anak. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan berbicara anak kurang dapat
berkomunikasi lisan dengan lancar.
Dalam mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia TK
perlu dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sebab dengan suasana yang
menyenangkan anak akan lebih mudah terstimulasi kemampuan-
kemampuannya. Salah satu cara yang dianjurkan adalah melalui permainan.
Selanjutnya Arsyad & Mukti (2001) mengemukakan ada beberapa
faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014
37
terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasaan
meliputi: (1) ketepatan ucapan; (2) pilihan kata. Aspek non kebahasaan
meliputi: (1) Pandangan diarahkan kepada lawab bicara (2) memperhatikan
orang lain berbicara; (3) kenyaringan suara dan (4) kelancaran berbicara.
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2012)
menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berbicara kelompok B TK Islam
Plus Persis Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya mempunyai
kemampuan bicara berdasar aspek kebahasaan yaitu baik dan berdasar aspek
non kebahasaan yaitu cukup baik.
Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka alur pikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Teori
Aspek kemampuan bicara a. Aspek kebahasaan
1) Ketepatan ucapan (pelafalan bunyi) 2) Pilihan kata
b. Aspek non kebahasaan 1) Pandangan diarahkan kepada lawan
bicara 2) Memperhatikan orang lain berbicara 3) Kenyaringan suara 4) Kelancaran
Anak Usia 5-6 Tahun
Perkembangan Bahasa
Kemampuan Berbicara
Studi Deskriptif Kemampuan..., Anestuti Galuh Pangestuti, Fakultas Psikologi UMP, 2014