bab ii tinjauan pustaka a. pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/yogi priana bab ii.pdf · tandai...

17
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penyakit paru obstruksi kronik merupakan suatu istilah yang sering di gunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan di tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Irman, 2008). Ekserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Definsi eksaserbasi akut pada PPOK adalah kejadian akut dalam perjalanan alami penyakit dengan karakteristik adanya perubahan misal sesak nafas, batuk, atau sputum yang di luar batas normal dalam variasi hari ke hari (Gold, 2009). Penyakit obstruksi kronik merupakan sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar paru. Gangguan yng penting adalah bronkhitis obstruktif, emfisema dan asma bronkhial (Muttaqin, 2008). Dengan demikian dapat disimpulkan penyakit paru obtruksi kronik adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan dapat diobati yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara pada saluran pernafasan yang menimbulkan obtruksi saluran nafas, termasuk didalamnya ialah asma, bronchitis kronik dan emphysema. Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Upload: hoangkhue

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Penyakit paru obstruksi kronik merupakan suatu istilah yang sering di

gunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan di

tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran

patofisiologi utamanya (Irman, 2008).

Ekserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan

dengan kondisi sebelumnya. Definsi eksaserbasi akut pada PPOK adalah

kejadian akut dalam perjalanan alami penyakit dengan karakteristik adanya

perubahan misal sesak nafas, batuk, atau sputum yang di luar batas normal

dalam variasi hari ke hari (Gold, 2009).

Penyakit obstruksi kronik merupakan sejumlah gangguan yang

mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar paru. Gangguan yng penting

adalah bronkhitis obstruktif, emfisema dan asma bronkhial (Muttaqin, 2008).

Dengan demikian dapat disimpulkan penyakit paru obtruksi kronik

adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan dapat diobati yang ditandai

dengan adanya hambatan aliran udara pada saluran pernafasan yang

menimbulkan obtruksi saluran nafas, termasuk didalamnya ialah asma,

bronchitis kronik dan emphysema.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

9

B. Etiologi

Menurut Muttaqin Arif (2008), penyebab dari penyakit paru

obtruksi kronik adalah :

a. Kebiasaan merokok, merupakan penyebab utama pada bronkhitis dan

emfisema.

b. Adanya infeksi : Haemophilus influenza dan streptococcus pneumonia.

c. polusi oleh zat-zat pereduksi

d. faktor keturunan

e. faktor sosial-ekonomi : keadaan lingkungan dan ekonomi yang memburuk

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

10

C. Anatomi Fisiologi

1. Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi paru

Sumber : Pearce (2002)

Bagian-bagian saluran pernafasan menurut Pearce (2002) adalah sebagai

berikut :

A. Paru-paru

Paru dibagi dalam lobus, dimana paru sebelah kiri mempunyai dua lobus

(atas dan bawah), dan paru sebelah kanan mempunyai tiga lobus

(atas,bawah dan tengah). Setiap paru dibentuk oleh segmental dan bronkus.

Sedangkan venanya menerima aliran segmen di dekatnya yang sering

beranastomosus sebelum mencapai hilus. Setiap lobus pau tersusun atas

lobula, sebuah pipa bronchial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan

semakin ia bercabang, semakin menjadi tipis akhirnya berakhir menjadi

kantong-kantong kecil yang merupakan kantong-kantong udara paru-paru.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

11

Jaringan paru-paru adalah elastic, berpori dan seperti spons. Di dalam air

paru-paru mengapung karena udara yang ada di dalamnya.

B. Fisiologis

Neres anterior adalah saluran-saluran di lubang hidung. Saluran-saluran itu

bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga)

hidung. Rongga hiding dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan

pembuluh darah dan bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput

lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung.

Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak

sampai persambungan esofagus pada ketinggian tulang rawan terikoid.

Maka letaknya di belakang hidung, di belakang mulut dan di belakang

laring. Laring (tengkorak) terletak di depan bagian terendah faring yang

memisahkan dari kolumna verterbra. Laring terdiri dari lapisan tulang rawan

yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya

adalah tulang rawan tiroid dan disebelah depannya terdapat benjolan

subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu didepan leher. Trakhea atau

batang tenggorokan kira-kira sembilan sentimeter panjangnya. Trakhea

tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa

cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa. Trakhea

dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari epithelium bersilia dan sel

cangkir. Trakhea servikalis yang berjalan melalui leher, disilang oleh istmus

kelenjar tiroid, yaitu berlahan dari kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakhea.

Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

12

sel yang sama. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih tinggi dari arteri

pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut brinchus lobus

atas cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri disebut

bronchus lobus bawah (Pearce, 2002)

D. Patofisiologis

Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang

disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam

usia yang lebih lanjut, kekuatan konstraksi otot pernafasan dapat berkurang

sehingga sulit bernafas.

Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah

oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh,

konsumsi oksigen sngat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru.

Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi

sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.

Faktor-faktor resiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi

bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis.

Akibat dari kerusakan akan terjadi obtruksi awal fase ekspirasi. Udara yang

mudah masuk kedalam alveoli pada saat inspirasi. Pada saat ekspirasi banyak

terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping). Hal

inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak nafas dengan segala akibatnya.

Adanya obtruksi pada awalekspirasi akan menimbulkan kesulitn ekspirasi dan

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

13

menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi. Fungsi-fungsi paru : ventilasi,

distribusi gas maupun perfusi darah akan mengalami gangguan.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

14

E. Pathway

Sumber : Smaltzer & Bare (2002), Soemantri (2009) , dan Ikawati (2011)

Faktor predisposisi

Sesak nafas

Nafas pendek

MK : Pola

Nafas

Tidak

efektif

Edema, Spasme bronkus,

Peningkatan secret bronkiolus

MK : Ketidakefektifan

Bersihan Jalan Nafas

Obstruksi bronkiolus awal

fase ekspirasi

MK : Inteleransi Aktivitas

Udara terperangkap dalam

alveolus

Gangguan

metabolisme

jaringan

PaO2rendah

PaCO2tinggi

Suplai O2

Jaringan rendah

MK : Ganggauan

Pertukaran

Gas

MK : Resiko

perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

Metabolisme

anaerob

Produksi ATP menurun

Defisit Energi

Lelah, Lemah

MK : Gangguan Pola Tidur

MK : Defisit Perawatan Diri

Hipoksemia

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

15

F. Tanda dan Gejala

1. Bronkitis Kronik

Batuk produktif setiap hari disertai dengan sputum, sekurang-kurangnya 3

bulan dalam satu tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun berturut-

turut, terjadi peningkatan ukuran dan jumlah kenjar mukosa, mukus lebih

kental, sesak nafas, inspirasi tonki kasar (Crakcle) dan mengi, kerusakan

fungsi ciliary ( Mansjoer, 2001 ).

2. Emfisema

Gejala umum emfisema adalah dispne dan mempunyai awitan yang

membahayakan pasien biasanya mempunyai riwayat merokok dan batuk

kronik yang lama, mengi. Peningkatan nafas pendek dan cepat. Gejala oleh

infeksi pernafasan (Smeltzer & Bare, 2002).

3. Asma

Batuk (mungkin produktif atau non produktif) dan perasaan dada seprti

terikat. Mengi saat inspirasi dan ekspirasi yang sering terdengar tanpa

stetoskop. Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan

rasa sesak dalam dada di sertai pernafasan lambat, mengi dan laborius.

Tanda selanjutnya termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan

gejala-gejala retensi karbondioksida, termasuk berkeringat, takikardi, dan

pelebaran tekanan nadi ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

4. Bronkiektasis

Gejala tersering adalah batuk kronik dengan banyak sputum yang yang

banyak di keluarkan pada pagi hari. Gejala pada bronkiektasis ringan atau

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

16

yang hanya mengenai satu lobus saja jarang terjadi, biasanya batuk

bersputum yang menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu. Batuk terus

menerus dengan banyak sputum (200-300 ml) merupakan Gejala pada

bronkiektasis berat, dan akan bertambah berat bila disertai infeksi saluran

napas atas. Gejala diikuti dengan demam, nafsu makan hilang, penurunan

BB, anemia, nyeri pleura dan lemah badan. Sesak napas dan sianosis dapat

terjadi pada kelainan yang luas. Ronki basah sedang sampai kasar

ditemukan saat pemeriksaan fisik. Kadang juga ditemukan ronki kering dan

mengi, serta perkusi yang redup dan suara napas melemah bila terdapat

komplikasi emfisema ( Mansjoer dkk, 2001 ).

G. Komplikasi

Menurut Arif Muttaqin (2008) komlikasi dari penyakit dari penyakit paru

obstruksi kronik adalah :

1. Gagal pernafasan

2. Atelektasis

3. Pneumonia (proses peradangan pada jaringan paru)

4. Pneumotorax

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan oksaserbasi akut dirumah sakit dapat dilakukan secara

rwat inap atau rawat jalan dan dilakukn di poli klinik rawat jalan, ruang rawat

inap, unit gawat darurat atau ruang icu (PDPI, 2009).

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

17

1. Bronkodilator : Albuaterol (proventil, ventolin) Isoetarin (bronkometer).

2. Kortikosteroid : metilprenisolon, doksametson.

3. Antibiotik.

4. Terapi oksigen : sesuai indikasi hasil AGD dan torleransi klien.

5. Ventilasi mekanik.

6. Bantu pengobatan pernafasan (fisioterapi dada).

7. Berikan vitamin atau mneral atau elektrolit sesuai indikasi

H. Pemeriksaan Penunjang PPOK

Menurut Soemantri (2008) dan Doengoes (2000) :

1. Chest x – ray

Dapat menunjukan hiperinflasi paru – paru, diagfragma mendatar,

peningkatan ruangan udara retrosternal, penurunan tanda vascular / bullae

(emfisema), peningkatan bentuk bronkovaskular (bronchitis) dan normal

ditemukan saat periode remisi ( Asma ).

2. Pemeriksaan fungsi paru – paru

Dilakukan untuk menentukan penyebab dari dispnea , menentukan

abnormalitas fungsi apakah akibat obstruksi atau restriksi, memperkirakan

tingkat disfungsi, dan untuk mengevaluasi efek dari terapy missal:

Bronkodilatory

3. TLC

Meningkat pada bronchitis berat dan biasanya pada asma , menurun

pada emfisema.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

18

4. Kapasitas inspirasi: Menurun pada emfisema

5. FEV / FVC

Untuk mengetahui rasio tekanan volume ekspirasi (FEV) terhadap

tekanan kapasitas vital (FVC), rasio menjadi menurun pada bronchitis dan

asma.

6. ABGs

Menunjukan proses penyakit kronis , sering kali PO2 menurun dan

PCO2 normal atau meningkat (bronchitis kronis dan emfisema) sering kali

menurun pada asma dengan PH normal atau asidosis, alkalosisn respiratori

ringan sekunder terhadap hiperventilasi ( emfisema sedang atau asma ).

7. Bronkogram

Dapat menunjukan dilatasi dari bronchus saat inspirasi, kolaps

bronchial pada tekanan ekspirasi (emfisema) dan pembesaran kelenjar

mucus (Bronchitis).

8. Darah Komplit

Dapat menggambarkan adanya peningkatan hemoglobin (emfisema

berat) dan peningkatan eosinofil Asma.

9. Kimia darah

Menganalisis keadaan alpha 1–antitrypsin yang kemungkinannya

berkurang pada emfisema primer.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

19

10. Sputum Kultur

Untuk menentukan adanya infeksi , mengidentifikasi pathogen, dan

pemeriksaan sitologi untuk menentukan penyakit keganasan atau alergi.

11. Elektro cardio graph ( ECG )

Deviasi aksis kanan; gelombang P tinggi (pada pasien dengan asma

berat dan atrial disritmia / bronchitis); gelombang P pada leads II, III, AVF

panjang dan tinggi (Bronkhitis dan emfisema); dan axis QRS vertical

(Emfisema)

12. Pemeriksaan ECG setelah olahraga dan strees test

Membantu dalam mengkaji tingkat disfungsi pernapasan,

mengevaluasi keefektifan obat bronkodilator dan merencanakan/evaluasi

program.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

20

I. Fokus Intervensi Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan

nafas

NOC status respirasi :

a. jalan nafas paten

b. status respiratori : ventilasi efektif,

c. status respiratori : pertukaran gas efektif tidak terjadi aspirasi.

Kriteria hasil :

a. Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang menghambat

jalan nafas, jalan nafas paten.

b. Klien tidak merasa tercekik, tidak terjadi aspirasi, frekuensi pernafasan

dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal, mampu

mengeluarkan sputum dari jalan nafas.

c. Menunjukan pertukaran gas efektif tidak ada dyspneu dan sianosis

mampu bernafas dengan mudah.

d. Menunjukan ventilasi adekuat, ekspansi dinding dada dimetri, tidak ada

penggunaan otot-otot nafas tumbuhan, retraksi dinding dada, nafas

cuping hidung, dyspneu, taktil fremitus.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

21

Rencana keperawatan NIC

a. Manajemen jalan nafas

1. jaga kepatenan jalan nafas, buka jalan nafas, suction, fisioterapi dada

sesuai indikasi,

2. identifikasi kebutuhan insersi jalan nafas buatan, monitoring

pemberian oksigen,

3. monitor status respirasi : adanya suara tambahan, identifikasi sumber

alergi : obat, mokanan, dll dan reaksi yang bisa terjadi,

4. monitoring reaksi alergi selama 24 jam, ajarkan dengan

klien/keluarga untuk menghindari alergen,

5. ajarkan nafas dalam dan batuk efektif, pertahankan status hidrasi :

untuk menurunkan viskositas secret,

6. kolaborasi dengan tim medis : pemberian O2, obat bronkodilator,

obat anti alergi, terapi nebulezer, insersi jalan nafas, dan

pemeriksaan laboratorium : AGD (pemeriksaan untuk mengetahui

PH darah, CO2 dan O2).

2. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan aktivitas pasien meningkat dengan KH :

a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan TD ; N dan

R.

b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLS) secara mandiri.

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

22

NIC : Activity Therapy :

1) Menentukan penyebab intoleransi aktivitas

2) Berikan periode istirahat selama aktivitas

3) Berikan posisi dari tidur ke posisi setengah duduk

4) Pastikan perubahan posisi secara perlahan

5) Kolaborasi dengan diberikan terapi fisik untuk membantu peningkatan

level aktivitas dan kekuatan.

Energi Management :

a. Observasi adanya pembatansan dalam aktivitas

b. Kaji faktor yang menyebabkan kelelahan

c. Monitor sumber nutrisi dan sumber energi yang adekuat

d. Monitor pola tidur dan lamanya tidur istirahat klien

3. Gangguan pola tidur b.d kelemahan

NOC : Tidak ada gangguan pola tidur

Kriteria hasil :

a. Pasien dapat tidur 4-5 jam

b. Pasien tidak lemas

c. Konjunctiva tidak anemis

NIC :

a. Kaji kebutuhan istirahat

b. Beri suasana tenang dan nyaman

c. Batasi masukan pada malam hari

d. Beri posisi tidur yang nyaman untuk istirahat

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

23

e. Anjurkan keluarga untuk memberi waktu istirahat pasien

4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan

NOC : Perawatan diri terpenuhi

Kriteria hasil :

a. Pasien dapat melakukan ADL secara mandiri

b. Pasien bersih

NIC : Self Care Assistence

a. Pantau kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri

b. Pantau kebutuhan klien untuk penyesuaian penggunaan alat untuk

personal hygiene, tolleting dan makan.

c. Sediakan bantuan hingga klien dapat melakukan perawatan pribadi secara

penuh

d. Bantu klien dalam penerimaan ketergantungan terhadap orang lain dalam

memenuhi kebutuhannya.

5. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intrake makanan

yang tidak adekuat.

NOC : Intake makanan adekuat

Kriteria hasil :

a. BB ideal sesuai dengan tinggi badan

b. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

c. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC : -Nutrition Management

a. Kaji adanya alergi makanan

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2702/3/YOGI PRIANA BAB II.pdf · tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi

24

b. Berikan makanan yang terpilih

c. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

d. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Nutrition monitoring

a. Monitor adanya penurunan BB

b. Monitor turgor kulit

c. Monitor mual dan muntah

d. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang dilakukan

Asuhan Keperawatan Pada..., YOGI PRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014