bab ii kajian pustaka a. kajian teori...

24
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah kegiatan yang melalui berbagai tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilaksanakan secara sistematis. Pembelajaran yang dilaksanakan tidak seketika itu terjadi, akan tetapi melalui tahap perencanaan pembelajaran. Aktivitas proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama pembelajaran. Interakasi tersebut dilaksanakan antara siswa dengan guru dalam proses belajara mengajar. Tahap terakhir pada pembelajaran yaitu tahap evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran. Guru mengevaluasi hasil proses belajar mengajar yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya (Lefudin, 2017: 20). Pembelajaran menurut Fathurrohman (2017: 36) merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan oleh guru dengan sumber belajar di lingkungan belajar. Pembelajaran tersebut merupakan arahan yang dilakukan oleh guru untuk siswa agar memperoleh pengetahuan (kognitif), pembentukan sikap pada siswa (afektif), dan memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan ilmu yang didapatkan (psikomotorik). Berbagai proses tersebut bertujuan agar siswa mampu belajar dengan baik sesuai dengan apa yang telah diterimanya. Pembelajaran dikatakan berkualitas tergantung pada motivasi yang ada pada diri siswa, motivasi yang diberikan guru, dan kreativitas guru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan yang melalui berbagai tahapan yaitu tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilaksanakan secara sistematis.

Pembelajaran yang dilaksanakan tidak seketika itu terjadi, akan tetapi melalui

tahap perencanaan pembelajaran. Aktivitas proses pembelajaran merupakan

kegiatan interaksi berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

selama pembelajaran. Interakasi tersebut dilaksanakan antara siswa dengan guru

dalam proses belajara mengajar. Tahap terakhir pada pembelajaran yaitu tahap

evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran. Guru

mengevaluasi hasil proses belajar mengajar yang telah direncanakan dan

dilaksanakan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya (Lefudin, 2017: 20).

Pembelajaran menurut Fathurrohman (2017: 36) merupakan suatu proses

interaksi yang dilakukan oleh guru dengan sumber belajar di lingkungan belajar.

Pembelajaran tersebut merupakan arahan yang dilakukan oleh guru untuk siswa

agar memperoleh pengetahuan (kognitif), pembentukan sikap pada siswa (afektif),

dan memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan ilmu yang didapatkan

(psikomotorik). Berbagai proses tersebut bertujuan agar siswa mampu belajar

dengan baik sesuai dengan apa yang telah diterimanya. Pembelajaran dikatakan

berkualitas tergantung pada motivasi yang ada pada diri siswa, motivasi yang

diberikan guru, dan kreativitas guru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

10

mempunyai target yang bisa diukur dari perubahan sikap, perilaku dan

meningkatnya pengetahuan siswa dalam proses belajar mengajar.

Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas yaitu pembelajaran adalah

interaksi yang dilaksanakan antara guru dengan siswa pada kegiatan belajar

mengajar. Proses pembelajaran melalui berbagai tahapan yaitu tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Pada proses pembelajaran, guru mengarahkan dan

membimbing siswa agar memperoleh pengetahuan, membentuk sikap yang baik,

serta mampu melaksanakan ilmu yang didapatkan. Target yang bisa diukur pada

proses pembelajaran yaitu adanya perubahan sikap, perilaku, dan peningkatan

pengetahuan pada siswa.

2. Tujuan Pembelajaran di SD

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20

menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara siswa

dengan guru dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Pembelajaran adalah

suatu kegiatan atau cara menjadikan manusia untuk belajar melalui kegiatan

sengaja yang bertujuan untuk fokus pada karakteristik, kondisi orang lain,

lingkungan sekitar, serta dapat belajar dengan efektif dan efisien. Pembelajaran

ini merupakan inti dari pengalaman belajar, yaitu siswa mampu membangun

dirinya sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya yang diperoleh dari

interaksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya (Thobroni, 2015: 35).

Pembelajaran di SD mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang dirancang oleh guru. Pada RPP terdapat Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, kegiatan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

11

pembelajaran, penilaian, soal evaluasi, dan lembar kegiatan. Setiap pembelajaran

yang dilakukan mempunyai suatu tujuan pembelajaran yang dicapai. Tujuan

pembelajaran memuat proses dan hasil belajar siswa yang dapat dicapai dalam

suatu pembelajaran sesuai pada Kompetensi Dasar dan indikator yang sudah

ditentukan (Wahyuningsih, 2015: 37).

Proses dan hasil belajar siswa dalam tujuan pembelajaran yang dicapai tidak

hanya dinilai dari aspek kognitif/pengetahuan saja, melainkan dari aspek

keterampilan dan sikap. Penilaian sikap perlu dibiasakan sejak dini karena dengan

pembiasaan sikap yang baik, maka lama-kelamaan sikap tersebut akan melekat

pada diri siswa. Penanaman sikap tersebut bisa dilaksanakan melalui pendidikan

karakter. Pendidikan karakter diterapkan kepada siswa dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas dan hasil pendidikan yang dicanangkan oleh pihak sekolah.

Tujuan pendidikan untuk menumbuhkan karaker pada siswa karena karakter

mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikan siswa

unggul dalam segala aspek (Maulana, 2016: 22).

Kesimpulan yang didapatkan dari uraian diatas yaitu tujuan pembelajaran di

SD yaitu proses dan hasil dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap yang

menumbuhkan nilai-nilai pendidikan karakter pada kegiatan sehari-hari. Hal

tersebut dapat dicapai siswa pada kegiatan pembelajaran di kelas dan di luar kelas.

Tujuan pembelajaran tidak hanya tertuag pada aspek kognitif saja, ka tetapi aspek

afektif dan psikomotorik.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

12

3. Hakikat Pendidikan Karakter

Pendidikan dinilai sebagai suatu proses penerus serta pengembangan

karakter bangsa dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa pada masa yang

akan datang. Proses pendidikan bisa terjadi dimana saja, yaitu terjadi di keluarga,

sekolah, dan lingkungan masyarakat yang berlangsung pada kehidupan dan

berkesinambungan. Pendidikan yang dilaksanakan merupakan proses

menumbuhkan karakter yang positif dalam berlangsungnya kehidupan (Puspita,

2012: 6).

Karakter merupakan watak atau kepribadian yang dimiliki oleh setiap

manusia. Setiap individu memiiki karakter yang berbeda dari individu lainnya.

Karakter tersebut dipelajari dan diterapkan dalam dunia pendidikan yaitu melalui

pendidikan karakter yang dilaksanakan pada pembelajaran di sekolah. Pendidikan

karakter merupakan proses memberikan arahaan kepada siswa agar menjadi

manusia yang berkarakter. Berkarakter yang dimaksud yaitu dalam aspek hati,

raga, rasa, karsa, dan pikiran. Pendidikan karakter disebut juga pendidikan yang

menanamkan nilai, moral, budi pekerti, dan watak yang bertujuan untuk

mengimplementasikan dan mempertahankan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan

sehari-hari (Novan, 2013: 27).

Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan tentang benar salah,

melainkan harus menanamkan suatu kebiasaan tentang perbuatan baik sehingga

siswa paham (kognitif) tentang hal yang benar salah, mampu merasakan (afektif)

nilai karakter yag baik, serta bisa melakukannya (psikomotor). Pendidikan

karakter tidak hanya mengajarkan aspek pengetahuan yang baik saja, melainkan

juga mengajarkan tentang perasaan dan perbuatan yang baik. Pendidikan karakter

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

13

merupakan penekanan pada kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus.

Keberhasilan pendidikan karakter apabila terjadinya keseimbangan antara

pengetahuan, perasaan, serta perilaku yang baik sesuai nilai-nilai karakter yang

berlaku (Puspita, 2012: 8).

Kesimpulan dari orientasi diatas bahwa pendidikan karakter merupakan

suatu proses pembentukan perilaku manusia yang memberikan arahan agar

menjadi manusia yang berkarakter. Hal tersebut dilaksanakan melalui penanaman

nilai, moral, budi pekerti yang baik sehingga memperoleh pengetahuan, perasaan

dan malakukan perbuatan yang baik pula. Pendidikan karakter dikatakan berhasil

apabila adanya keseimbangan tentang aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

yang baik sesuai dengan nilai karakter yang ditetapkan.

4. Tujuan Pendidikan Karakter

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk sifat serta kehidupan bangsa yang

mempunyai martabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan

untuk berkembangnya kemampuan siswa supaya menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan YME, mempunyai akhlak mulia, berilmu, kreatif,

berjiwa mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.

Tujuan pendidikan karakter yaitu untuk meningkatkan mutu perencanaan

dan hasil pendidikan yang tertuju pada pembentukan suatu karakter serta akhlak

siswa yang mempunyai keterpaduan dan seimbang. Pelaksanaan yang ada di

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

14

sekolah, pendidikan karakter diterapkan melalui beberapa kegiatan. Kegiatan

tersebut meliputi proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan budaya

sekolah. Pembentukan karakter melalui kegiatan-kegiatan tersebut dimulai sejak

dini, sehingga siswa kedepannya bisa membiasakan diri untuk melakukan suatu

perbuatan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku (Mellyana, 2013: 39).

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan proses dan hasil

pendidikan yang berkenaan dengan pembentukan karakter pada siswa sesuai

dengan kompetensi lulusan setiap satuan pendidikan. Siswa diharapkan mampu

meningkatkan pengetahuannya dan menerapkan nilai-nilai karakter pada

perbuatan sehari-hari. Pendidikan karakter mengarah kepada pembiasaan yang

meliputi perilaku, tradisi, dan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah.

pembiasaan ada sekolah tersebut untuk membentuk ciri khas, watak, dan citra

sekolah tersebut di kalangan masyarakat (Mulyasa, 2012: 9)

Kesimpulan dari orientasi diatas bahwa tujuan pendidikan karakter yaitu

untuk meningkatkan kualitas dan hasil pendidikan yang tertuju pada pendidikan

karakter. Nilai-nilai penting dalam kehidupan siswa diberikan agar nilai tersebut

bisa dikembangkan serta dikuatkan. Nilai-nilai pada pendidikan karakter

diterapkan pada perilaku siswa pada kehidupan sehari-hari. Perilaku yang

dilaksanakan oleh siswa sesuai dengan nilai pada pendidikan karakter yang

menjadi suatu pembiasaan dalam pembentukan watak siswa.

5. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk menguatkan

dan memantapkan suatu hal pada diri seorang siswa. Hal yang dikuatkan dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

15

dimantapkan yaitu hal-hal yang bersifat positif pada siswa yang utama yaitu pada

tingkah laku postif. Tingkah laku positif merupakan perubahan dari upaya

pengembangan siswa. Penguatan dilaksanakan oleh guru agar siswa semakin

mengetahui, merasakan, seta melakukan berbagai hal positif yang sudah berlaku

untuk mencapai tujuan pendidikan (Prayitno, 2009: 52).

PPK merupakan kebijakan pendidikan untuk mengmplementasikan

Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sistem

pendidikan nasional. Kebijakan PPK bertujuan untuk mengubah cara bersikap,

berpikir, dan bertindak kearah yang lebih baik. Ada beberapa nilai-nilai utama

pada PPK antara lain nilai nasionalis, reigius, integritas, mandiri, dan gotong

royong. Nilai-niai ini ditanamkan dan diimplementasikan pada sistem pendidikan

nasional agar dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan baik di sekolah

maupun di masyarakat. PPK dikenalkan dan diterapkan karena adanya banyaknya

harapan bagi masa depan bangsa serta adanya kesadaran mengenai tantangan di

masa depan yang semakin kompleks. Hal tersebut menuntut lembaga pendidikan

untuk mempersiapkan siswa dalam hal keilmuan dan kepribadian menjadi sosok

individu yang mengerti dan memahami nilai-nilai karakter yang berlaku

(Kemendikbud, 2017: 9).

Kesimpulan yang didapat dari orientasi diatas yaitu PPK merupakan

implementasi kebijakan dari Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden

Jusuf Kalla. Tujuannya yaitu untuk mengubah cara berpikir, bertindak, dan

berperilaku kearah yang lebih baik. Selain itu juga diterapkannya nilai-nilai utama

dalam PPK. Nilai-nilai tersebut yaitu nilai religius, nasionalis, integritas, mandiri,

dan gotong-royong dalam kehidupan sehari-hari.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

16

6. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter

Tujuan program PPK yaitu untuk menanamkan nilai-nilai GNRM antara

lain nilai religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong-royong yang menjadi

suatu pembiasaan, pembelajaran, dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter

dapat mengubah cara bertindak, cara berpikir dan berperilaku menjadi kearah

yang lebih baik (Kemendikbud, 2017: 1). Sedangkan yang tertuang pada

Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 bab 1 pasal 2 menyebutkan bahwa

tujuan PPK untuk membekali siswa dengan pendidikan karakter yang baik dan

jiwa Pancasila yang digunakan untuk menghadapi masa yang akan datang. Tujuan

yang ke-dua yaitu pendidikan karakter menjadi jiwa utama bagi siswa dalam

penyelenggaraan pendidikan jalur formal, informan, maupun nonformal dalam

mengembangkan pendidikan nasional. Tujuan yang ke-tiga yaitu implementasi

PPK berguna untuk memperkuat potensi dan kompetensi guru, siswa, masyarakat,

serta lingkungan keluarga.

Kesimpulan dari orientasi diatas bahwa tujuan PPK yaitu untuk

menanamkan nilai-nilai karakter religius, nasonalis, integritas, mandiri, gotong-

royong yang menjadi suatu pembiasaan dan dapat mengubah pola pikir dan cara

bertindak kearah yang lebih baik. Nilai-nilai tersebut diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Bentuk implementasi tersebut untuk menumbuhkan

karakter dan jiwa Pancasila kepada siswa. Pendidikan karakter yang menjadi jiwa

utama bagi siswa tersebut dilaksanakan melalui jalur formal, informal, maupun

nonformal.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

17

7. Pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter

PPK merupakan kebijakan selanjutnya dari gerakan nasional pendidikan

karakter yang dimulai sejak tahun 2010. Gerakan PPK diprioritaskan karena

adanya berbagai masalah yang ada pada masa depan bangsa. Permasalahan

tersebut antara lain adanya perilaku kekerasan, kejahatan seksual, pergaulan

bebas, tawuran antar pelajar, dan generasi muda yang banyak terjerumus dalam

kasus narkoba. Adapun persoalan yang yang lebih mengancam keutuhan masa

depan bangsa yaitu adanya persaingan di pentas global. Berbagai permasalahan

tersebut merupakan alasan Kementerian Pendidikn dan Kebudayaam untuk

memperkut karaketer bangsa melalui gerakan PPK yang dilaksanakan pada

jenjang pendidikan dasar dn menengah (Kemendikbud, 2017: 2).

Kesimpulan dari orientasi diatas yaitu PPK merupakan suatu hal penting

karena adanya berbagai persoalan dalam lingkup kecil sampai lingkup yang luas.

PPK berfungsi untuk memperkuat karakter suatu bangsa agar tidak terjerumus

kepada perbuatan yang melanggar nilai-nilai karakter. PPK ini dilaksanakan mulai

jenjang pendidikan dasar untuk menguatkan nilai-nilai karater yang berlaku dan

melaksanakan ketika pembelajaran, kegiatan di luar pembelajaran, dan di

lingkungan masyarakat.

8. Nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter

Menurut (Kemendikbud, 2017), nilai-nilai utama PPK ada 5, yaitu religius,

nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong. Berikut penjelasan dari setiap

nilai pada PPK:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

18

a. Nilai karakter religius ditunjukkan melalui perilaku cinta damai, menghargai

adanya perbedaan agama, toleransi, percaya diri, teguh pendirian, anti

kekerasan, kerjasama lintas agama, persahabatan, tidak memaksakan suatu

kehendak, ketulusan, melindungi yang tersisih, serta cinta lingkungan.

Contohnya yaitu melaksanakan perayaan hari keagamaan, kegiatan

kerohanian, anti kekerasan, dan khazanah keagamaan.

b. Nilai karakter nasionalis ditunjukkan melalui cara berpikir, kesetiaan,

bersikap, menjunjung tinggi bahasa, kepedulian, lingkungan sosial, fisik,

budaya, politik, ekonomi, menjaga kekayaan bangsa, unggul dan

berprestasi, rela berkorban, menjaga lingkungan, cinta tanah air. Disiplin,

taat hukum, menghormati keragman budaya, suku, dan agama.

Contoh dari nilai karakter nasionalis adalah bela negara; mengikuti OSN,

O2SN, FLS2N; deradikalisasi; seniman masuk sekolah belajar bersama

maestro; dan Guru Garis Depan

c. Nilai karakter mandiri ditunjukkan melalui sikap dan perilaku yang tidak

mudah bergantung kepada orang lain, menggunakan pikiran, waktu, dan

tenaga untuk meraih mimpi serta cita-cita bangsa. Subnilai kemandirian

yaitu kerja keras, daya juang, tangguh, kreatif, profesional, dan berani.

Contohnya yaitu melaksanakan gerakan literasi, revitalisasi vokasi, kepala

sekolah sebagai manajer, dan standar sarprasdik.

d. Nilai karakter gotong-royong mencerminkan perilaku menghargai,

kerjasama, mudah bergaul, bersahabat, memberi bantuan kepada orang yang

lebih membutuhkan. Subnilai gotong-royong yaitu inklusif, kerjasama,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

19

menghargai, tolong-menolong, musyawarah mufakat, anti kekerasan, sikap

kerelawanan, empati, solidaritas, dan komitmen atas keputusan bersama.

Contoh dari nilai karakter gotong-royong adalah melaksanakan sekolah 5

hari, adanya program Indonesia pintar/kartu Indonesia pintar, adanya peran

komite sekolah.

e. Nilai karakter integritas ditunjukkan melalui perilaku yang menjadikan

dirinya dapat dipercaya dalam perkataan, pekerjaan, dan tindakan, memilki

nilai keanusiaan dan moral, sikap tanggungjawab, konsisten terhadap

perkataan dan kebenaran, serta aktif dalam kehidupan sosial. Subnilai

integritas yaitu cinta kebenaran, kejujuran, komitmen moral, setia, keadilan,

anti korupsi, tanggungjawab, menghargai martabat individu, keteladanan.

Contohnya yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar selma 8 jam,

gerakan sekolah aman, penddikan anti korupsi, dan indeks integritas Ujian

Nasional (UN).

Kesimpulan dari orientasi diatas yaitu nilai-nilai utama PPK yaitu nilai

mandiri, nasionalis, integritas, gotong-royong, dan religius. Setiap nilai

mempunyai indikator masing-masing untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Nilai-nilai utama pada PPK diperlukan serta diterapkan untuk mengubah

perilaku seseorang menuju kearah yang lebih baik. Penerapan nilai PPK bisa

dilaksanakan pada proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, maupun di

lingkungan masyarakat.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

20

9. Tata Kelola dan Daya Dukung Penguatan Pendidikan Karakter

PPK mempunyai tata kelola dan daya dukung sebagai penunjang

implementasi PPK. Daya dukung PPK meliputi sarana dan prasarana,

pembiayaan, dan pengembangan SDM. Hal tersebut sebagai pedoman untuk

melaksanakan PPK di lapang yang harus sesuai dengan kondisi ideal pada

peraturan yang berlaku (Kemendikbud, 2017: 19).

a. Tata Kelola Gerakan PPK

Pemerintah sebagai pengelola sistem pendidikan berkaitan dengan

penyelenggaraan PPK saling berkoordinasi untuk mewujudkan pengorganisasian

gerakan PPK. Koordinasi tersebut diperlukan untuk membahas PPK, namun tetap

memiliki tugas serta tanggungjawab masing-masing untuk dijalankan. Pemerintah

daerah berkolaborasi dengan dinas pendidikan sebagai pemegang peranan untuk

membina, mengarahkan, dan mendampingi satuan pendidikan pada saat

pelaksanaan PPK. Tidak hanya itu, kepala sekolah juga mempunyai peran sebagai

pegelola pada sekolah untuk mengkoordinasikan potensi dan sumber daya yang

ada pada satuan pendidikan untuk mengimplementasikan PPK.

Pelaksanaan PPK yaitu secara integratif dan kolaboratif. Integratif yaitu

pengintegrasian pengembangan nilai-nilai karakter dengan muatan yang ada pada

pembelajaran secara kontekstual. Pengintegrasian secara kontekstul yang

dimaksud yaitu mulai dari awal yaitu perencaraan sampai dengan penilaian pada

kegiatan pembelajaran. Kolaboratif merupakan mengkolaborasikan potensi yang

digunakan sebagai sumber belajar dan melibatkan dukungan masyarakat pada

pelaksanaan PPK.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

21

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah faktor mendukung adanya gerakan PPK yang

harus disediakan oleh sekolah. Kualitas sarana dan prasarana sekolah perlu

ditingkatkan yang sesuai koteks dan kebutuhan sekolah yang harus dikembangkan

dengan melibatkannya masyarakat yang berpartisipasi. Sarana dan prasaran yang

diperlukan untuk mendukung adanya PPK yaitu ruang kelas, ruang laboratorium,

ruang perpustakaan, ruang kesenian, ruang keterampilan, ruang kegiatan

keagamaan, fasilitas olah raga, serta peralatan pendidikan yang meunjang

implementasi PPK.

c. Pembiayaan

PPK membutuhkan sebagai penunjang keberhasilan dan kelancaran pada

pelaksanaannya. Pembiayaan tersebut ditanggung secara mandiri dan gotong

royong yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk melaksanakan

PPK. Sumber pembiayaan sekolah dalam melaksanakan PPK selain dari

pemasukan rutin sekolah, juga perlu adanya pemasukan dari luar namun dengan

memperhatikan peraturan yang berlaku berkaitan dengan sumbangan pendidikan.

Sekolah juga harus memperhatikan prinsip akuntabilitas dan transparansi dana

yang ada. Pemerintah pusat, daerah, sekolah, serta komite memiliki

tanggungjawab berkaitan degan pembiayaan pelaksanaan PPK.

d. Pengembangan SDM PPK

Pada pelaksanaan PPK perlu adanya upaya pengembangan SDM PPK yang

direncanakan secara terpadu dan berkesinambungan. Upaya yang dilakukan salah

satunya dengan mekanisme pengembangan kapasitan SDM PPK melalui kegiatan

pelatihan berjenjang dan bimbingan secara teknis. Sistem pelatihan berjenjang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

22

mempertimbangkan beberapa aspek yaitu luas wilayah, jumlah sasaran, dan

ketersediaan biaya. Narasumber pusat, fasilitator provinsi, dan fasilitator sekolah

merupakan tim pengembang kapasitas SDM PPK yang memiliki tugas pokok

yang berbeda. Narasumber pusat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan

pelatihan terhadap fasilitator yang berada di tingkat provinsi; mendampingi

fasilitator yag berada di tingkat provinsi ketika melakukan pelatihan kepada

pengawas, kepala sekolah, guru, dan komite; mendampingi sekolah terutama

sekolah rintisan dalam melaksanakan PPK. Fasiitator provinsi mempunyai

tanggungjawab untuk melatih pengawas, kepala sekolah, guru, dan komite;

mendampingi sekolah dalam pelaksanaan PPK; sebagai pendamping di sekolah

mandiri dalam melaksanakan PPK. Fasiltator sekolah mempunyai tanggungjawab

mengembangkan tindak lanjut setelah pelatihan di sekolah; mengembangkan

program PPK yang ada di sekolah imbas; sebagai pendamping di sekolah mandiri.

Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas yaitu pelaksaan PPK

memerlukan tata kelola dan daya dukung sebagai penunjang keberhasilan daam

pelaksanaannya. Tata kelola penyelenggaraan PPK dilaksanakan melalui

koordinasi pemerintah, dinas pendidikan, dan kepala sekolah. Pelaksanaan PPK

dilakukan secara integratif (integrasi nilai-nilai karakter pada muatan dalam

pembelajaran) dan kolaboratif (kolaborasi potensi yang melibatkan masyarakat).

Daya dukung pada pelaksanaan PPK yaitu meliputi sarana dan prasarana,

pembiayaan, dan pengembangan SDM.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

23

10. Pengertian Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler

Kegiatan yang dilaksanakan di sekolah ada berbagai macam, misalnya

kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan

kegiatan pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk memenuhi beban pada

kurikulum yang berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan

kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan diluar kelas yang bertujuan untuk

mengembangkan karakter siswa dalam memperdalam dan memperluas bakat,

minat, potensi, kepribadian, kemampuan, kemandirian, dan kerjasama siswa

secara maksimal (Kemendikbud, 2017: 13).

Irwansyah (2006: 208) juga berpendapat tentang kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di

sekolah yang mengacu pada kurikulum yang telah berlaku untuk mencapai suatu

tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan kegiatan ekstrakuriuler merupakan

kegiatan di luar jam pelajaran (intrakurikuler) yang dilakukan di sekolah maupun

di luar sekolah yang mempunyai tujuan untuk memperluas wawasan siswa dan

membentuk nilai-nilai karakter pada diri siswa.

Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas yaitu kegiatan di sekolah ada

berbagai macam, misalnya kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan

intrakurikuler merupakan kegiatan yang berlangsung dalam proses pembelajaran.

Kegiatan tersebut mengacu pada kurikulum yang berlaku. Sedangkan kegiatan

ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar pembelajaran dan di luar

kelas untuk membentuk nilai-nilai karaker pada siswa.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

24

11. Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

berada di sekolah yang dilaksanakan oleh siswa. Pada kegiatan tersebut, siswa

dibimbing dan dilatih oleh guru dan pembina di setiap kegiatan. Kegiatan

intrakurikuler dilaksanakan di dalam kelas ketika proses pembelajaran

berlangsung. Contoh dari kegiatan intrakurikuler yaitu berdoa sebelum memulai

pembelajaran, membiasakan literasi, proses pembelajaran yang didalamnya

terdapat aspek kognitif, afektif, psikomotorik, serta pembelajaran yang mengacu

pada kurikulum yang berlaku. Contoh kegiatan ekstrakurikuler yaitu pramuka,

tartil, pencak silat, olahraga, menari, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler

dilaksanakan secara rutin pada hari-hari tertentu, tidak dilaksanakan setiap hari

(Irwansyah, 2006: 208).

PPK bisa diimplementasikan melalui intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

PPK melalui kegiatan intrakurikuler yaitu kegiatan siswa di sekolah yang sesuai

dengan kurikulum yang berlaku. Sedangakan PPK melalui kegiatan ektrakurikuler

yaitu kegiatan siswa yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum

yang berlaku. Setiap sekolah mempunyai kebijakan tersendiri dalam menerapkan

kegiatan ekstrakurikuler untuk mencapai penguatan pendidikan karakter yang

dicanangkan. Kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler diterapkan pada sekolah

dengan tujuan agar siswa bisa membiasakan nilai-nilai pada penguatan pendidikan

karakter. Melalui pembiasaan yang dilakukan, siswa dapat melatih serta menjadi

terbiasa dengan kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler untuk mencapai

penguatan pendidikan karakter yang harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini

(Merina, 2016: 17).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

25

Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas yaitu kegiatan intrakurikuler

contohnya yaitu berdoa sebelum memulai pembelajaran, melaksanakan gerakan

literasi, proses pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku terdiri

dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan contoh kegiatan

ekstrakurikuler yaitu menari, tartil, pencak silat, pramuka, yang dilaksanakan di

luar jam pembelajaran dan di luar kelas. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan

secara rutin pada hari-hari tertentu dan tidak dilaksanakan setiap hari. PPK juga

diimplementasikan melalui kegiatan intraurikuler dan ekstrakurikuler. Nilai-nilai

karakter yang tercantum pada PPK diajarkan kepada siswa pada kegiatan tersebut

untuk memperdalam dan memperkuat nilai-nilai karakter yang sesuai dengan

kurikulum yang berlaku.

12. Definisi Pembiasaan

Pembiasaan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan

kegiatan yang dilaksanakan secara berulang dan terus-menerus untuk mencapai

suatu tujuan yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilaksanakan secara

berulang-ulang tersebut merupakan teknik yang jitu dalam melatih siswa

melakukan pembiasaan di kehidupan sehari-hari. Siswa pada awalya dipaksa

untuk melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh pihak sekolah, namun lama-

kelamaan siswa terbiasa untuk melksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.

Pembentukan perilaku pada siswa melalui kegiatan pembiasaan akan membantu

pertumbuhan dan perkembangannya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari

untuk mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang sudah dicanangkan

(Hasbiyah, 2016: 34).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

26

Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara sengaja dan

berulang-ulang agar kegiatan tersebut menjadi kebiasaan. Pembiasaan tersebut

diperoleh dari pengalaman, yaitu kegiatan yang dibiasakan adalah perilaku yang

diamalkan. Kebiasaan yang melekat pada diri sesorang akan dilaksanakan secara

spontan karena kegiatan tersebut sudah terbiasa dilaksanakan. Pembiasaan

digunakan untuk berbagai kegiatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan sehari-

hari. Pembiasaan dalam pendidikan dilaksanakan sejak dini yang bertujuan untuk

membentuk kepribadian yang baik sesuai pada nilai-nilai yang berlaku (Mulyasa,

2012: 166).

Kesimpulan dari orientasi diatas bahwa pembiasaan merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan secara berulang dan terus-menerus. Pembiasaan

dipergunakan untuk membentuk tingkah laku sesuai pada nilai-nilai karakter yang

berlaku dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pembiasaan bisa diperoleh

dari kegiatan yang biasa diamalkan. Hal tersebut dilaksanakan sejak dini untuk

membentuk karakter sesorang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Kebiasaan

yang melekat pada diri seseorang akan dilaksanakan secara spontan karena sudah

terbiasa melakukan kegiatan yang menjadi suatu pembiasaan dalam kehidupan

sehari-hari

13. Tujuan Dilaksanakan Pembiasaan

Pelaksanaan pembiasaan bertujuan untuk memberikan wadah kepada siswa

dalam menerapkan pemahaman secara totalitas dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan tersebut bisa dilakukan di sekolah maupun di lingkungan keluarga dan

masyarakat. Melalui kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan oleh siswa, tidak

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

27

hanya mengajarkan tentang aspek kognitif saja yaitu berkenaan dengan perbuatan

yang benar dan salah, namun juga mengajarkan tentang aspek afektif yaitu

mampu merasakan nilai-nilai karakter yang baik dan tidak baik. Selain

mempelajari aspek kognitif dan afektif, siswa juga mempelajari aspek

psikomotorik yaitu mampu melaksanakan perbuatan yang mengandung nilai

karakter positif dari lingkungan keluarga sampai lingkungan masyarakat (Mudjito,

2007: 4).

Kesimpulan dari orientasi diatas bahwa tujuan dilaksanakan pembiasaan

yaitu agar siswa bisa mengatahui perbuatan yang benar maupun salah. Selain itu,

siswa juga mampu merasakan nilai-nilai karakter yang baik dan tidak baik, serta

mampu melaksanakan perbuatan sesuai dengan nilai-nilai karakter yang berlaku.

Menerapkan nilai-nilai karakter tersebut bisa dilaksanakan di lingkungan sekolah,

keluarga, dan masyarakat.

14. Fungsi Dilaksanakan Pembiasaan

Pembiasaan yang dilaksanakan sehari-sehari sesuai dengan nilai yang

beraku mempunyai fungsi yang penting. Fungsi dilaksanakannya pembiasaan yag

dimaksud yatu untuk memberikan fasilitas kepada siswa, antara lain sebagai

berikut:

a. Mengenal perilaku yang harus dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari

yang sesuai pada nilai-nilai yang berlaku.

b. Menyadari adanya berbagai macam perilaku yang mencerminkan beragam

nilai.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

28

c. Menerima perbuatan yang dikehendaki serta tidak menerima perbuatan yang

tidak dikehendaki dalam masyarakat.

d. Menyaring perilaku baik yang dikehendaki serta mencerminkan nilai-nilai

karakter yang baik seperti menghargai orang lain, sopan, disipin,

tanggungjawab, jujur, dan mandiri.

e. Mengimplementasikan perbuatan yang baik sesuai dengan nilai-nilai

karakter yang dikehendaki pada kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari

kepribadian seseorang.

Pembiasaan baik yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan

berfungsi menjadikan siswa mempunyai karakter yang baik pula. Siswa dapat

membedakan dan memilih perilaku baik dan tidak baik yang berlaku. Selain itu,

siswa juga dapat melaksanakannya pembiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari

(Mudjito, 2007: 7).

Kesimpulan yang didapat dari orientasi diatas yaitu pembiasaan yang

dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari berfungsi sebagai penentu perilaku

yang dilaksanakan melalui cara mengenal, memilih, dan mengimplementasikan

perbuatan sesuai pada nilai-nilai yang berlaku di lingkungan sekolah. Siswa

mampu memilih dan membedakan perilaku yang baik dan tidak baik yang harus d

ilakukan. Pembiasaan baik yang dilakukan siswa akan menjadikan dirinya

mempunyai karakter yang baik pula.

15. Kegiatan Pembiasaan

Kegiatan pembiasaan menurut Mulyasa (2012: 168) yang dilakukan di

sekolah ada berbagai macam, diantaranya sebagai berikut:

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

29

a. Kegiatan Rutin

Kegiatan rutin yang dimaksud yaitu pembiasaan yang dilakukan secara

terjadwal. Contoh dari kegiatan rutin yaitu upacara bendera pada hari senin,

senam, menjaga kebersihan, shalat berjamaah, menaati peratutan, dan menjaga

kesehatan diri sendiri.

b. Kegiatan Spontan

Kegiatan spontan yang dimaksud adalah pembiasaan yang dilakukan namun

tidak terjadwal dalam kejadian tertentu. Contoh dari kegiatan spontan yaitu

pembentukan perilaku mengucapkan salam, membiasakan antri, membuang

sampah pada tempatnya, menghargai pendapat orang, menengahi jika adanya

perbedaan pendapat.

c. Kegiatan Keteladanan

Kegiatan keteladanan yaitu pembiasaan yang dilakukan sehari-hari untuk

membentuk perilaku. Contoh dari kegiatan keteladanan yaitu berbicara yang

sopan, berbahasa yang baik, berpakaian yang rapi, tidak terlambat, rajin

mengerjakan tugas, memuji kebaikan orang lain, tidak iri terhadap keberhasilan

orang.

Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas yaitu kegiatan pembiasaan yang

diterapkan sekolah ada bermacam-macam. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk

melatih siswa dalam pembentukan perilaku yang baik dan menjadi terbiasa.

Pembiasaan di sekolah meliputi kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

30

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang PPK dan pendidikan karakter sudah terhitung banyak,

apalagi program tersebut telah dicanangkan oleh pemerintah. Penelitian yang

relevan tersebut adalah sebagai berikut:

Penelitian pertama dilaksanakan oleh Primula Merina (2016) berjudul

“Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan di SDN

Sumbersari 1 Malang”. Hasil yang didapatkan pada penelitian tersebut adalah

implementasi pendidikan karakter pada kegiatan pramuka di SDN Sumbersari 1

Malang berpedoman pada Trisatya dan Dasadarma yaitu mencerminkan karakter-

karakter positif yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari di sekolah dan di

rumah. Persamaan penelitan peneliti dengan penelitian diatas yaitu sama-sama

meneliti tentang penguatan pendidikan karakter di SD. Perbedaannya yaitu

penelitian diatas meneliti tentang penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan

pramuka, sedangkan peneliti meneliti tentang penguatan pendidikan karakter

dalam pembiasaan sekolah.

Penelitian ke dua yang dilakukan oleh Kristi Wardani (2014) berjudul

“Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah di SD Negeri Taji

Prambanan Klaten”. Hasil yang didapatkan pada penelitian tersebut adalah SDN

Taji Prambanan Klaten mengimplementasikan pendidikan karakter melalui

budaya sekolah meliputi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Nilai-nilai

karakter yang terdapat pada kegiatan tersebut yaitu nilai kedisiplinan,

nasionalisme, cinta tanah air, taat beribadah, tanggungjawab, kekeluargaan,

kepedulian, kerjasama, kemandirian, dan demokrasi. Persamaan penelitan peneliti

dengan penelitian diatas yaitu sama-sama meneliti tentang karakter yang ada pada

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

31

kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Perbedaannya yaitu penelitian diatas

meneliti tentang pendidikan karakter melalui budaya sekolah, yang berpedoman

pada 18 nilai pendidikan karakter, sedangkan peneliti melakukan penelitian

tentang PPK dalam pembiasaan sekolah yang mengacu pada 5 nilai-nilai karakter

pada PPK, mulai dari pembiasaan pada kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.

Penelitian ke tiga yang dilakukan oleh Lukman Hakim Akbar (2014)

berjudul “Upaya Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri

Sosrowijayan”. Hasil yang didapatkan pada penelitian tersebut adalah upaya

pengembangan pada pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui program

pengembangan diri di SDN Sosrowijayan menumbuhkan nilai jujur, disiplin,

religius, toleransi, dan tanggung jawab pada kegiatan spontan, rutin, keteladanan,

dan pengkondisian. Persamaan penelitian peneliti dengan penelitian diatas yaitu

sama-sama meneliti berkenaan dengan pendidikan karakter yang dilaksanakan di SD.

Perbedaannya yaitu penelitian diatas meneliti tentang upaya yang dikembangkan

oleh pihak sekolah untuk menumbuhkan nilai-nilai pada pendidikan karakter pada

siswa I-VI, kegiatan pembelajaran, budaya sekolah, maupun di luar sekolah.

Sedangkan peneliti meneliti PPK dalam pembiasaan sekolah yang dilaksanakan

oleh siswa untuk menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter pada semua kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah.

C. Kerangka Pikir

Beberapa penjelasan diatas memerlukan kerangka pikir, agar penelitian

yang akan dilakukan bisa dilihat dan dipahami secara utuh. Kerangka pikir pada

penelitian ini adalah:

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37213/3/jiptummpp-gdl-megakusuma-53116... · 2018. 8. 9. · 9 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . A. Kajian Teori . 1. Pengertian

32

Kondisi Lapang

Kondisi Ideal:

PPK adalah implementasi Nawacita Presiden. Kebijakan itu

terintegrasi dalam GNRM. Ditetapkan pada kurikulum

terbaru tahun 2017.

Metode Penelitian:

Jenis penelitian:Deskriptif

Pendekatan : Kualitatif

Metode : Dokumentasi, observasi, wawancara

Fokus Penelitian:

1. Kegiatan PPK yang dilaksanakan

2. Kendala yang dihadapi

3. Solusi yang diberikan

Hasil:

Mendeskripsikan kegiatan PPK yang

dilaksanakan, kendala yang dihadapi, dan

solusi yang diberikan.

SDN Tlogomas 2

Malang

mengimplementasikan

pendidikan karakter

sejak lama

Pendidikan karakter

diperkuat melalui

program PPK pada

kurikulum 2013 direvisi

2017.

PPK diterapkan dalam

pembiasaan pada

kegiatan intrakurikuler

dan ekstrakurikuler.

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian