bab v kajian teori 5.1 kajian teori penekanan desainrepository.unika.ac.id/17036/6/14.a1.0015 devin...
TRANSCRIPT
BAB V
KAJIAN TEORI
5.1 Kajian Teori Penekanan Desain
5.1.1. Latar Belakang
Tema desain yang diterapkan pada proyek Apartemen Mahasiswa UNIKA
Soegijapranata ini adalah penekanan desain Arsitektur Bioklimatik.
Pertimbangan ini dilakukan dengan melakukanya effisiensi dalam
bangunan dan memperhatikan keadaan yang nyaman bagi para
pengguna Apartemen Mahasiswa ini.
5.1.2. Interpretasi dan Elaborasi Teori Permasalahan Dominan
Terminologi Arsitektur Dan Bioklimatik
Arsitektur :
Ilmu dan seni yang merancang bangunan dan struktur lain yang fungsional
tersrutktur dengan baik serta memiliki nilai estetika.
Bioklimatik :
Ilmu yang mempelajari hubungan anatara iklim dan kehidupan , terutama
efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitas sehari-hari (Bio
:Kehidupan,Klimatik :Iklim/Alam)
231
Pengertian Arsitektur Bioklimatik
Arsitektur Bioklimatik :
Suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan
penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk
arsitektur dengan lingkunganya dalam kaitan iklim daerah tersebut.
a) Perkembangan Arsitektur Bioklimatik
Perkembangan Arsitektur Bioklimatik bermula atau berasal pada tahun
1960-an. Arsitektur Bioklimatik merupakan salah satu arsitektur modern
yang dipengaruhi oleh iklim setempat atau lingkungan tersebut. Arsitektur
Bioklimatik merupakan salah satu cerminan kembali arsitektur Frank Loyd
Wright dengan prinsipnya yang tidak mengutamakan efisiensinya saja
melainkan juga keselarasan,kebijaksanaan,kekuatan,ketenangan dan
kegiatan yang sesuai dengan bangunanya. Kemudia arsitek yang
bernaman Oscar Niemeyer juga memiliki penyesuaian terhadap lkeadaan
alam dan lingkungan. Kemudain lahirlaha arsitek lain seperti Victor Oglay
pada tahun 1963 mulai memperkenalkan Arsitektur Bioklimatik. Setelah itu
pada tahun 1990-an Arsitektur bioklimatik mulai diterapkan pada
bangunan-bangunan yang tinggi middle rise building sampai high rise
building.
232
b) Prinsip Arsitektur Bioklimatik
Pada Arsitektur Bioklimatik , penampilan pada bentuk arsitektur terhadap
bangunan merupakan bagian yang dipengaruhi oleh iklim setempat,
berikut merupakan prinsip – prinsip pada arsitektur bioklimatik ;
Meminimalisir Penggunaan ataupun ketergantungan pada sumber
energi buatan yang tidak dapat diperbarui.
Penghematan energi dari bangunan itu sendiri, mulai dari penempatan
lokasi bangunan, dan pemilian material yang ramah lingkungan.
Arsitektur bioklimatik juga dapat mengikuti budaya setempat dengan
menyesuaikan iklim lingkungan sekitar.
Berikut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain
bangunan dengan tema Arsitektur Bioklimatik dalam strategi menghadapi
iklim yang ada ;
Memperhatikan Keuntungan Matahari ( Panas/Cahaya )
Meminimalkan atau menghambat aliran panas dalam bangunan
Meminimalkan bukaan terhadap arah datangnya matahari
Memperhatikan penguapan pendinginan serta isolasi panas pada
atap (Sumber : Rethinking The Skyscraper Hal 25)
233
c) Unsur-Unsur Perancangan Bioklimatik,Kenneth Yeang
Sirkulasi Vertikal
Terdiri dari eskalator , elevator , tangga utama, tangga darurat semua
komponen tersebut dianjurkan berada pada struktur core bangunan.
Dalam Arsitektur Bioklimatik dalam bangunan , bahwa core
mempunyai fungsi sebagai berikut;
Kekakuan struktur bangunan
Perlindungan terhadap sinar maupun panas matahari
Pelindung atau penopang terhadap angin
Tempat aman (untuk lajur tangga darurat)
Penghubung antara setiap lantai dalam bangunan
Penempatan Core pada bangunan yang mengambil desain arsitektur
bioklimatik harus pada sisi bangunan tersebut (pheripheri core). Dan
dalam penempatan iklim di indonesia mempunyai banyak keuntungan
dalam pengambila arsitektur bioklimatik. Berikut merupakan
keuntungannya :
Dapat melihat keluar bangunan melalui lift atau tangga , karenan
penepatan core bangunan pada pinggir bangunan.
Dapat memasukan cahaya alami kedalam core
Struktur core dapat melindungi dari panas sinar matahari
234
Pemanfaatan energi alami berupa solar panel untuk mengurangi
pemakaian energi buatan
Pemanfaatan udara atau angin dalam sirkulasi dalam bangunan
Tidak memerlukan ducting fire-fighting presuration
(Sumber : Rethinking The Skyscraper Hal 21)
Vertical Landscaping
Keuntungan :
Mempunyai nilai estetika yang tinggi dalam sebuah bangunan
daln dapat menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi
Memperlunak fasade bangunan
Melindungi ruang dalam bangunan serta eksterior bangunan
(dinding luar bangunan)
Meminimalisir panas matahari yang masuk kedalam bangunan tetapi
tetap menggunakan kaca untuk pemaksimalan cahaya yang masuk.
Menyerap CO2 dan CO dari polusi udara dan memberikan O2
melalui tanaman – tanaman pada bangunan
Dapat menciptakan suasana yang nyaman dan
tenang (Sumber : Rethinking The Skyscraper Hal 21)
235
Ventilasi
Penggunaan ventilasi pada bangunan yang bertema arsitektur bioklimatik
lebih mengutamakan ventilasi alami dengan memanfaatkan bukaan-
bukaan berupa jendela pada bangunan, keuntungan dari penggunaan
ventilasi-ventilasi adalah;
Untuk menambah kenyamanan disaat kelembapan meningkat
Sebagai alasan kesehatan unutk memenuhi kebutuhan oksigen
terhadap pengguna bangunan
Untuk kenyamatan penglihatan dan menambah view untuk pengguna
bangunan.
(Sumber : Rethinking The Skyscraper Hal 21)
Dinding Luar Bangunan
Aturan desain penutup luar bangunan arsitektur bioklimatik
Efisiensi energi yang dimaksud dalam bangunan arsitektur bioklimatik
adalah kulit bangunan yang harus dapat mengurangi pemakaian
energi.
Penyediaan sentral of daylight untuk mengurangi radiasi matahari
langsung terhadap bangunan.
Meminimalkan penembusan udara panas pada dinding bangunan
236
Pemilihan warna bangunan yang mereduksi panas
Meminimalkan beban pada rangka struktur
Meminimalkan perlengkapan maintenance
Sistem Struktur
Penggunaan sistem struktur pada bangunan arsitektur bioklimatik
tergantung pada sistem tinggi tiap lantainya dan ukuran elemen pada
layout struktur vertikal terdiri dari elemen core dan kolom rangka serta
dipengaruhi oleh syarat-syarat struktur untuk menahan beban yang mati,
angin dan gempa serta sistem kekakuan dalam bangunan. Struktur pada
arsitektur bioklimatik juga dapat dikombinasikan dengan sistem low energi.
1.Penempatan Core Menurut Yeang
Menurut Yeang posisi core sangatlah penting dalam perancangan sebuah
bangunan karena core juga dapat mempengaruhi kenyamanan thermal
pada bangunan.
Core Pusat
Core Ganda
Core Tunggal
237
Gambar 172 : Penempatan Core Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Menentukan Orientasi
Bangunan yang memiliki tingkat yang tinggi mendapatkan panas matahari
secara penuh , termasuk dengan radiasinya . Bangunan yang menghadap
bukaan ke uatara dan selatan memiliki keuntungan untuk mengurangi
insulasi panas yang ada dan bangunan yang memiliki aktivitas yang kecil
biasa menghadap timur dan barat .Tetapi untuk peletakan core pada
daerah tropis diletakan pada timur atau barat untuk menghemat
penggunaan AC dalam bangunan.
238
Gambar 173 : Orientasi Bangunan Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Penempatan Bukaan Jendela
Bukaan jendela seharusnya menghadap utara dan selatan sangat penting
untuk mendapatkan orientasi bangunan terhadap pandangan, jika
memperhatikan alasan estetik curtain wall bisa digunakan sebagai fasad
bangunan yang tidak menghadap matahari . Penggunaan kaca bisa
dilakukan dengan system Metrical Bioclimatic Window (MBW). MBW
sendiri merupakan system elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk
vantilasi, perlindungan tata surya, penerangan alami, area visualisasi, dan
kebebasan pribadi serta system luar yang aktif dan untuk menjaga
kenyamanan thermal dalam bangunan.
239
Gambar 174 : Orientasi Bukaan Jendela Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Penggunaan Balkon
Terdapat balkon pada bangunan dapat membuat efek yang baik terhadap
bangunan itu sendiri , seperti untuk menambah sirkulasi udara yang
masuk dan pengurangan panas yang berlebihan pada bangunan. Jika
penggunaan balkon juga di gunakan sebagai roof garden , maka akan
membuatnya baik dan ramah terhadap lingkungan sekitar.
240
Gambar 175 : Penggunaan Balkon Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Membuat Ruang Transisional
Ruang transisional diletakan di bagian tengah bangunan yang berfungsi
sebagai ruang udara atau tempat terjadinya sirkulasi udara . Ruang ini
dapat menjadi ruang yang dapat menghubungkan ruang luar dan ruang
dalam bangunan yang mampu untuk mentransfer panas
241
Gambar 176 : Ruang Transisional Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Desain Pada Dinding
Penggunaan membrane dapat digunakan bangunan untuk
menghubungkan dan menjadikanya sebagai kulit pelindung. Dinding luar
sangat merupakan bagian terpenting untuk menahan suhu panas dan
dingin dari luar bangunan. Pada dinding luar pada area tropis harus bisa
digunakan sebagai cross ventilation untuk kenyamanan dalam bangunan
bioklimatik.
242
Gambar 177 : Dinding Selubung Bangunan Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Hubungan Terhadap Landscape
Pada bangunan tropis menurut Yeang lantai dasar harusnya lebih terbuka
dan menggunakan Ventilasi Alami karena lantai dasar merupaka
penghubung utama dengan akses keluar. Tumbuhan Lanskap tidak hanya
digunakan sebagai kepentingan ekologis estetika semata , tetapi membuat
bangunan jauh lebih sejuk dan memberikan efek biotik kepada bangunan
dengan membantu proses penyerapan O2 dan Pelepasan CO2
243
Gambar 178 : Konsep Lansekap Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Menggunakan Alat Pembayang Pasif
Di daerah tropis perlu adanya pembayang sinar matahari menurut Yeang
esensi sinar matahari pada dinding bangunan yang berhadapan langsung
dengan matahari (Timur dan Barat) dan sebaiknya cross ventilation juga
dilakukanpada ruangan be-AC sekaligus Peningkatan udara segar dapat
menekan udara panas keluar. Berikut merupakan gambar dari pembayang
pasif pada bangunan.
244
Gambar 179 : Pembayang Pasif Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
Dengan adanya aliran udara yaitu ventilasi , maka udara panas yang
berada pada gedung bagian atas dapat disalurkan kembali kelingkungan
untuk mendinginkan bangunan kembali.
Gambar 180 : Pembayang Pasif Sumber : http://iconarchitecture.weebly.com
245
Penyekat Panas Pada Lantai
Isulator panas yang baik pada kulit bangunan dapat mengurangi panas
yang mengendap didalam bangunan dengan udara dingin yang masuk
kedalam bangunan. Pada penyekat panas lantai terbagi menjadi lima
bagian utama,
Lima jenis utama , adalah :
Flake (Serpihan)
Fibrous (Berserabut)
Granular (Butiran-Butiran)
Cellular (Terdiri Dari Sel)
Reflective (Memantulkan)
Solar collector heat diletakan didepan fisik banugnan untuk menyerap
panas matahari.
(Sumber : Rethinking The Skyscraper Hal 21-22)
Mekanikal dan Energi
M & E merupakan sistem AC (Air Conditioner), ventilasi, sistem
pemanasan, penyediaan air , listrik dan penerangan, telekomunikasi,
sistem sanitasi, sistem komputer dan sistem keamanan dalam bangunan
arsitektur bioklimatik
246
Tujuan utama dari bangunan bioklimatik adalah untuk mengurangi
ketergantungan pemakaian bangunan terhadap sistem mekanikal dan
elektrikal dan untuk menggurangi dengan menggunakan sistem pasif low
energi.
Ketentuan Mekanikal dan Elektrikal pada bangunan bioklimatik :
ME harus ekonomis dalam pembangunanya dan mudah untuk
dioperasikan dalam maitenancenya, efisien serta dapat mengurangi
penggunaan energi selama proses pembangunan dan masa
sustainable bangunan tersebut.
ME harus memiliki tingkat kenyamanan dalam hunian bangunan,
temperatur, akustik serta pencahayaan dalam bangunan
ME harus meminimalkan biaya operasional dan maintenance pada
bangunan dengan menggunakan material-materila bangunan yang
berkualitas dan ramah lingkungan.
ME harus memaksimalkan penggunaan ruang yang ada dan
memaksimalkan efisiensi dalam struktural
ME harus memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan memilih
sistem intalasi dan kerja yang tidak berisik, tidak menghasilkan polusi
udara maupun suara, dengan menggunakan material CFC dan
mengurangi produk CO2.
247
5.1.3. Studi Preseden
Studi Preseden Menara Mesiniaga
Bangunan ini merupakan bangunan tingkat yang terkenal dengan
Arsitektur Bioklimatiknya. Bangunan ini terletak di negara Malaysia .
Bangunan Menara Mesiniaga ini memanfaatkan iklim lingkunganya
dengan sangat baik karena berada pada iklim tropis, pencahayaan
alaminya sangatlah bagus. Teknik yang digunakan adalah peletakan
seperti sun shading yang dimanfaatkan untuk mengatur banyaknya sinar
matahari yang masuk kedalam bangunan ini.
Gambar 181 : Menara Mesiniaga Sumber : Archdaily.com
Untuk penggunaan kaca jendela pada bangunan ini menggunakan kaca
dengan sistem MBW (Metrical Bioclimatic Winsow) yang dikhususkan
248
pada ventilasi, perlindungan terhadapa cahaya matahari, memasukan
penerangan alami kedalam bangunan dan area visual lainya. Sistem kaca
MBW pada bangunan ini dapat mengatur kondisi thermal dengan teknik
pendekatan Arsitektur Bioklimatik yaitu;
Meminimalisir panas yang disebabkan oleh radiasi matahari
Konveksi dalam penggunaan ventilasi silang
Gambar 182 : Konsep Glazing and Shading Sumber : Archdaily.com
249
Pada setiap lantai pada bangunan ini dibuatkan sebuah taman yang
disusun dalam bentuk spiral yang diterapkan pada lantai terendah hingga
lantai tertinggi . Kegunaan taman ini digunakan untuk menciptakan
kenyamanan Thermal pada bangunan atau sebagai penyejuk ruangan
dalam bangunan menara ini.
Gambar 183 : Taman Dan Sun Shading Sumber : Archdaily.com
250
Studi Preseden Boarding House Bioclimatic , Surabaya
Merupakan Bangunan Kost yang menerapkan Arsitektur Bioklimatik untuk
mengatasi iklim tropis yang ada di Indonesia , pada penerapan desian ini
sang Arsitek memandang manusia adalah obyek hidup yang harus
diperlakukan dengan baik dan proposional.
Arsitek
Lokasi
Arsitek dalam biaya
Tahun proyek
Foto
Asisten Arsitek
Asisten asisten arsitek
Kontraktor sipil
: Andyrahman
: Surabaya, Kota Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia
: Andy Rahman
: 2016
: Mansyur Hasan
: Imam Prasetyo
: Reni D. Rahayu, Fathoni, M. Ubay
: Griya Karya Mandiri
251
Gambar 184: Boarding House Bioklimatik Sumber : Archdaily.com
Penggunaan Panel Perforasi
Penekanan Desain Bioklimatik yang diterapkan pada iklim tropis Indonesia
pad abangunan Boarding hOuse ini dapat dilihat dari penggunaan panel /
atau bahan dinding perforasi pada sebagian besar bangunan Boarding
house ini, kegunaanya adalah sebagai sirkulasi cahaya dan udara yang
mengalir masuk dengan bebas seolah bangunan ini bernafas.
252
Gambar 185 : Panel Perforasi Sumber : Archdaily.com
253
Perawatan Yang Mudah
Pada Desain Bioklimatik Boarding House ini menggunakan perawatan
yang mudah dan biaya yang rendah, bisa dilihat dari dinding finishingya
menggunakan cat semen(semen aci). Plester, dan semen roll yang tidak
memerlukan perawatan yang rumit(menghemat biaya pemeliharaan.
banyak bahan yang dipilih dengan menggunakan bahan barang daur
ulang, yaitu untuk peti kayu bekas untuk pintu dan mebel. Dengan prinsip
daur ulang ini, jelas bahwa bangunan tersebut menghemat biaya dan
sumber daya.
Gambar 186 : Effisiensi Material Sumber : Archdaily.com
Penyewa kebanyakan merupakan mahasiswa maka dari itu sang arsitek
memasang topografi di meja dan dinding, sebagai pengingat agar
mahasiswa dapat konsisten dengan tujuan mereka dalam menempuh
254
pendidikan di perguruan tinggi, dan dapat menciptakan suasana kamar
yang enak dilihat dan nyaman.
Penyediaan Transportasi Sepeda
Boarding House ini juga menyediakan parker sepeda untuk meningkatkan
minat mahasiswa menggunakan transportasi yang lebih ramah
lingkungan.
Gambar 187 : Parkir Sepeda Sumber : Archdaily.com
255
5.1.4. Penerapan Teori Desain
Tema Desain Bioklimatik yang cocok untuk diterapkan pada bangunan
Apartemen Mahasiswa ini adalah:
a) Respon Terhadap Radiasi Panas Matahari
Peletakan posisi core yang sesuai dengan iklim tropis yaitu pada barat
dan timur untuk mereduksi panas matahari
Memasang Sun Shading untuk meminimalisir panas matahari
Mengarahkan bangunan pada selatan atau utara , pada bagian yang
terdapat banyak aktivitas untuk mengurangi panas yang timbul.
b) Respon Terhadap Terpan Angin
Penerapan sirkulasi silang pada bangunan sangat membantu untuk
menciptakan keadaan thermal dalam banugnan yang baik, serta untuk
menggantikan udara dalam bangunan dengan cepat untuk kesejukan
yang terdapat dalam bangunan.
c) Respon Iklim Mikro
Penerapan roof garden merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi
iklim mikro dalam bangunan, selain untuk mereduksi panas , iklim mikro
berupa roof garden ini dapat digunakan sebagai penyejuk dalam
bangunan.
256
5.2 Kajian Teori Permasalah Dominan
5.2.1. Latar Belakang
Pada Bangunan Apartemen Ini memiliki tujuan utama untuk menyediakan
hunian sewaan khusus mahasiswa UNIKA Soegijapranata. Pada
bangunan apartemen ini diutamakan adalah biaya yang murah sehingga
perlu adanya effisiensi energi dalam bangunan apartemen ini. Maka pada
bangunan apartemen ini harus memiliki teknologi untuk menambah
effisiensi energi dalam bangunan, seperti penggunaan panel surya
sebagai energi sekunder dalam bangunan dan pengolahan air dalam
bangunan apartemen mahasiswa.
5.2.2. Interpretasi dan Elaborasi Teori Permasalahan Dominan
Permasalahn dominan yang sering muncul adalah di era sekarang
semakin meningkatnya global warming yang merupakan dampak
bangunan yang tidak memeperhatikan lingkungan sekitar seperti
penggunaan energi yang berlebihan yang berakibat buruk pada
lingkungan. Oleh karena itu butuh adanya perancangan bangunan yang
memperhatikan lingkungan sekitar dan memanfaatkan energi sekitar untuk
effisiensi energi dalam sebuah bangunan. Apartemen mahasiswa ini
berusaha untuk menerapkan teknologi-teknologi yang bisa menambah
effisiensi dalam bangunan, dengan menggunakan solar panel, maupun
pengolahan limbah. Berikut merupakan perhitungan effisiensi bangunan
apartemen mahasiswa melalui aplikasi Edge:
257
Gambar 188 : Perhitungan Edge Sumber : app.edgebuildings.com
Perhitungan effisiensi energi diatas menggunakan spesifikasi teknologi
energi dan penghematan air sebagai berikut:
Effisien Energi
Tabel 54 : Perhitungan Effisiensi Energi Sumber : app.edgebuildings.com
No.
Keterangan
1. (WWR) Pengurangan Rasio Jendela Ke Dinding Sebesar 40%
2. (AASF) Perangkat Peneduh Luar Rata-rata 0.59
3. Isolasi Atap
4. Isolasi Untuk Dinding External
5. Ventilasi Alami Koridor
258
6. Ventilasi Alami Untuk Kamar
7. Lampu Hemat Energi (LED) Outdoor
8. Lampu Hemat Energi (LED) Indoor
9. Mengontrol Pencahayaan Koridor
10. Panel Surya
Total 48.49%
Effisiensi Air
Tabel 55 : Effisiensi Air Sumber : app.edgebuildings.com
No.
Keterangan
1. Dual Flush Untuk Toilet (6lt dan 3lt)
2. Urinoir Hemat Air
3. Pengatapan Pada Kolam Renang
4. Rain Water Harvesting
5. Grey Water & Black Water
Total 28.81%
259
Total Effisiensi Energi Bangunan
Gambar 189 : Hasil Akhir Perhitungan Sumber : app.edgebuildings.com
Effisiensi Pemakaian Energi Pada Ruang Kamar
Lampu LED berdaya 5 Watt ~ 220 Volt, rata-rata dinyalakan selama 12
jam sehari :
pemakaian per hari :
((5 Watt / 1.000) x 12 jam x 280 Kamar)
(0,005 kWh x 12 jam x 280 Kamar )
0,06 kWh x 280
16.8 kWh x Rp. 864,2
pemakaian per bulan :
Rp. 14.518 x 30
Rp. 435.540
260
Televisi berdaya 0,8 Ampere ~ 220 Volt = 176 Watt, rata-rata dioperasikan
selama 3 jam sehari. Maka, biaya pemakaian daya televisi 0,8 Ampere
dengan rata-rata pemakaian selama 3 jam adalah :
pemakaian per hari :
(176 Watt / 1.000) x 3 jam x 280 Kamar) x Rp. 864,2,-
(0,176 kWh x 3 jam x 280 Kamar) x Rp. 864,2,-
147.84 kWh x Rp. 864,2,-
Rp. 127.763
pemakaian sebulan :
Rp. 127.763 x 30 hari
Rp. 3.832.890 per bulan
261
5.2.3 Studi Preseden
Studi preseden yang saya ambil untuk sistem teknologi dalam efisiensi
bangunan apartemen adalah bangunan Sino-Italian Ecological and Energy
Efficient Building.
Gambar 190 : Sino-Italian Ecological and Energy Efficient Building. Sumber : Archdaily.com
Penggunaan Solar Panel
Penggunaan solar panel pada bangunan ini ditujukan untuk mengefisiensi
energi dalam bangunan , dan dapat mengurangi pemakaian listrik pada
PLN Sehingga panas matahari di lingkungan tersebut dapat masuk
secara optimal yang di jadikan sumber energi listrik.
262
Gambar 191 : Penggunaan Solar Panel Sumber : Archdaily.com
Gambar 192 : Sistem Pemanfaatan Cahaya Dan Penghawaan Sumber : Archdaily.com
Orientasi Solar panel
Pada bangunan ini orientasi peletakan solar panel merata dari siang
hingga sore tanpa penghalang, sehingga cahaya yang diserap dapat
dimaksimalkan dalam bangunan.
263
Gambar 193 : Sistem Dan Orientasi Solar Panel Sumber : Archdaily.com
Studi Preseden Bangunan Bertingkat Bioklimatik
Lokasi : One-North Singapore
Iklim : Tropis
Iklim Sekitar : Hutan Hujan Tropis
Luas Area : 7734 m2
264
Gambar 194 : Apartemen Bioklimatik Sumber :Kenyeang Eco Skyscraper Volume.2
Gambar 195 : Sistem Apartemen Bioklimatik Sumber :Kenyeang Eco Skyscraper
Volume.2 265
Gambar 196 : Sistem Penghawaan Sumber :Kenyeang Eco Skyscraper
Volume.2
266
Gambar 197 : Bentuk Denah Sumber :Kenyeang Eco Skyscraper Volume.2
267
5.2.4. Penerapan Teori Permasalah Desain
Dari permasalahan desain yang sudah ada maka diterapkan beberapa
teknologi dan perhitungan yang dapat diterapkan dalam bangunan.
Penerapan Solar Panel pada bangunan untuk efisiensi energi
Penentuan orientasi solar panel pada bangunan
Memanfaatkan Rain Water Harvesting , grey dan black water
268