dengan pendekatan arsitektur bioklimatik - …/pusat... · kenyamanan termal ii-28 a. teori ii-28 b...

80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh : ASTRID IRMASARI S. I 0206041 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vuphuc

Post on 06-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

ASTRID IRMASARI S. I 0206041

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan mengucap Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya Tugas Akhir berjudul Pusat Buku Surakarta dengan

Pendekatan Arsitektur Bioklimatik ini dapat terselesaikan walaupun dengan keterbatasan

pengetahuan, waktu, tenaga, biaya dan informasi yang dimiliki penulis.

Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Srata (S1) pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarata.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, Tuga Akhir ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir Sumaryoto, MT selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.

2. Ummul Mustaqimah, ST, MT Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.

3. Dyah S. Pradnya P., ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademis.

4. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret.

5. Yosafat .W, ST, MT, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Periode 122.

6. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Periode 122.

7. Seluruh teman-teman Jurusan Arsitektur Unicersitas Sebelas Maret.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas

Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, Amin

yarobbalamin.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 3: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

KATA TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Judul I-1

B. Pengertian Judul I-1

C. Latar Belakang I-1

D. Permasalahan dan Persoalan I-9

1. Permasalahan I-10

2. Persoalan I-10

E. Batasan Masalah I-10

F. Tujuan dan Sasaran I-10

1. Tujuan I-10

2. Sasaran I-11

G. Metode Pembahasan I-11

H. Sistematika Penulisan I-13

BAB II TINJAUAN TEORI PUSAT BUKU

A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU II-1

1. Pengertian Pusat Buku II-1

2. Tinjauan Tentang Buku dan Membaca II-2

a. Bahan Dasar Buku II-2

b. Ukuran-ukuran Buku II-2

c. Klasifikasi Buku II-2

d. Pengaruh Perkembangan Teknologi II-4

e. Jenis Membaca II-4

3. Tinjauan Perawatan dan Penjagaan Buku II-6

a. Faktor Penyebab Kerusakan Buku II-6

Page 4: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Persyaratan Perancangan Perpustakaan II-10

4. Tinjauan Media Distribusi Buku II-14

a. Perpustakaan II-14

b. Toko Buku II-15

c. Persewaan Buku II-17

B. TINJAUAN PUSAT BUKU SEBAGAI MODERN MARKET II-17

1. Tinjauan Modern Market II-17

a. Unsur-unsur Modern Market II-18

b. Pola Sirkulasi Modern Market II-18

2. Arsitektur Rekreatif II-19

C. TINJAUAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK II-21

1. Pengertian Arsitektur boklimatik II-22

2. Manfaat Desain Bioklimatik II-23

3. Aspek-aspek bioklimatik II-23

a. Iklim II-23

b. Arsitektur Setempat II-25

4. Desain Hemat Energi II-27

5. Kenyamanan Termal II-28

a. Teori II-28

b. Penerapan Desain Bioklimatik II-30

D. STUDI BANDING II-37

1. Pusat Buku Indonesia (PBI), Jakarta II-37

2. Shopping Center, Yogyakarta II-38

3. National Library Board, Singapura II-39

4. Library@Orchad, Singapura II-41

5. Menara Mesiniaga, Malaysia II-42

BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA

A. PERSPEKTIF KOTA SURAKARTA III-1

1. Batas Dan Wilayah Surakarta III-1

2. Potensi Surakarta III-2

3. Rencana Pengembangan Kota Surakarta III-4

B. KONDISI KOTA SURAKARTA II-5

1. Kependudukan III-5

2. Kondisi Perekonomian III-6

3. Fasilitas Umum yang Mendukung Keberadaan Obyek III-6

Page 5: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4. Fasilitas Baca yang Telah Ada di Surakarta III-7

a. Perpustakaan Umum Surakarta III-9

b. Toko-toko Buku di Surakarta III-10

5. Minat Baca Masyarakat Surakarta .III-12

C. KONDISI IKLIM DI SURAKARTA III-14

1. Suhu Udara III-14

2. Curah Hujan III-15

3. Kelembapan Udara III-15

BAB IV PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR

BIOKLIMATIK

A. PEMAHAMAN IV-1

1. Fungsi Pusat Buku IV-1

2. Visi dan Misi Pusat Buku IV-2

B. LINGKUP KEGIATAN IV-2

1. Bentuk dan Sistem Pelayanan IV-2

2. Kegiatan yang Diwadahi IV-3

3. Pelaku Kegiatan .IV-4

4. Waktu Pelayanan IV-5

C. SASARAN PENGGUNA IV-5

D. STRATEGI RANCANG BANGUN IV-5

1. Fasilitas yang Direncanakan IV-6

2. Persyaratan Bangunan IV-7

3. Tema dan Pendekatan Desain IV-12

BAB V ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. ANALISIS PERUANGAN V-1

1. Analisis Pelaku Kegiatan V-1

2. Analisis Jenis dan Alur Kegiatan V-2

3. Analisis Kebutuhan Ruang V-4

4. Analisis Persyaratan dan Perencanaan Ruang V-5

5. Analisis Besaran Ruang V-12

B. ANALISIS PENATAAN SITE V-17

1. Analisis Pendekatan Penentuan Lokasi V-17

2. Analisis Pendekatan Penentuan Site V-18

3. Analisis Site Terpilih V-20

Page 6: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

4. Analisis Pengolahan Site V-21

5. Analisis Penentuan Zonifikasi Site V-24

C. ANALISIS MASSA V-25

1. Analisis Bentuk dan Tata Massa V-25

2. Analisis Tampilan Bangunan V-27

a. Warna V-28

b. Vegetasi V-29

c. Interior V-30

D. ANALISIS UNSUR BIOKLIMATIK V-31

1. Analisis Pencahayaan V-31

2. Analisis Penghawaan V-33

a. Ventilasi Silang V-33

b. Pnghawaan Buatan V-33

3. Analisis Material V-34

E. ANALISIS KOMPLEMENTER V-35

1. Analisis Struktur V-35

a. Modul Struktur V-35

b. Sistem Struktur V-35

2. Analisis Utilitas V-38

a. Jaringan Listrik V-38

b. Jaringan Komunikasi V-39

c. Pengaman Bahaya Kebakaran V-40

d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah V-42

e. Sistem Transportasi Vertikal V-45

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. KONSEP TAPAK PERENCANAAN VI-1

B. KONSEP PERUANGAN VI-2

C. KONSEP BENTUK DAN POLA MASSA VI-4

D. KONSEP FASADE VI-4

E. KONSEP INTERIOR VI-5

F. KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI VI-5

G. KONSEP UTILITAS BANGUNAN VI-6

1. Sistem Pencahayaan VI-6

2. Sistem Penghawaan VI-7

Page 7: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

3. Sistem Mekanikal & Elektrikal VI-9

a. Jaringan Listrik VI-9

b. Jaringan Komunikasi VI-9

c. Pengaman Bahaya Kebakaran VI-9

d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah VI-11

e. Sistem Transportasi Vertikal VI-13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Elektronik book (ebook) II-4

Gambar 2.2 Pintu keamanan dengan sensor II-11

Gambar 2.3 Fasade rekreatif II-20

Gambar 2.4 Interior rekreatif II-20

Gambar 2.5 Pemanfaatan alam pada fasada II-20

Gambar 2.6 Fasade interaktif II-20

Gambar 2.7 Karakter santai dalam interior II-21

Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30

Gambar 2.9 Orientasi terhadap angin II-30

Gambar 2.10 Ventilasi silang bangunan tropis II-31

Gambar 2.11 Elemen pelindung matahar II-32

Gambar 2.12 Pengaruh letak pohon pada bangunan II-34

Gambar 2.13 Pengaruh vegetasi pada arah angin II-35

Gambar 2.14 Efek pembayangan II-35

Gambar 2.15 Unsur air sebagai pendingin alami II-36

Gambar 2.16 Fasade shopping center II-38

Gambar 2.17 Kios-kios buku II-38

Gambar 2.18 Interior shopping center II-38

Gambar 2.19 NLB, Singapura II-39

Gambar 2.20 Entrance NLB II-39

Gambar 2.21 Taman indoor II-40

Gambar 2.22 Sun shading pada fasade II-40

Gambar 2.23 Ruang koleksi II-40

Gambar 2.24 Suasana interior II-41

Gambar 2.25 Suasana interior dan aktivitas II-42

Gambar 2.26 Ruang koleksi II-42

Page 9: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Gambar 2.27 Pertunjukan musik II-42

Gambar 2.28 Mesiniaga tower II-42

Gambar 2.29 Sky court yang dilengkapi dengan lansekap vertikal untuk

mengurangi radiasi matahari II-43

Gambar 2.30 Balkon yang berada di sisi timur merupakan salah satu aplikasi

recessed wall II-43

Gambar 3.1 Peta kotamadya Surakarta III-2

Gambar 3.2 Pembagian SWP III-4

Gambar 3.3 Suasana interior perpustakaan III-7

Gambar 3.4 Denah perpustakaan III-8

Gambar 3.5 Grafik besar suhu tiap bulan III-14

Gambar 3.6 Grfik banyaknya curah hujan tiap bulan III-15

Gambar 3.7 Grafik kelembapan Surakarta III-15

Gambar 4.1 Interior ruang baca IV-11

Gambar 4.2 Interior dan furniture IV-11

Gambar 4.3 Area display yang menampilkan hasil karya anak-anak IV-11

Gambar 4.4 Ruang bermain outdoor IV-11

Gambar 5.1 Analisa letak sekolah dan universitas di Surakarta V-19

Gambar 5.2 Tapak V-20

Gambar 5.3 Sirip horisontal, juga sebagai sun shade V-27

Gambar 5.4 Macam sirip horisontal dan vertikal V-27

Gambar 5.5 Vegetasi dapat menjadi kontrol visual V-29

Gambar 5.6 Taman dalam ruang V-22

Gambar 5.7 Preseden interior V-30

Gambar 5.8 Asumsi pembayangan pada site V-31

Gambar 5.8 Pondasi sumuran V-36

Gambar 5.9 Pondasi tiang V-36

Page 10: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Gambar 5.10 Pondasi footplat V-36

Gambar 5.11 Pondasi Rakit/ Max Foundation. V-36

Gambar 5.12 Bagan sistem jaringan listrik V-39

Gambar 5.13 Bagan sistem instalasi listrik V-39

Gambar 5.14 Skema jaringan internet V-40

Gambar 5.15 Skema jaringan telepon dan Telkom V-40

Gambar 5.16 Bagan jaringan sistem audio V-40

Gambar.5.17 Bagan Jaringan Sistem Pengaman kebakaran V-40

Gambar 5.18 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih portable water V-43

Gambar 5.19 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih non portable water V-43

Gambar 5.20 Bagan jaringan sistem sanitasi air kotor V-44

Gambar 5.21 Bagan jaringan sistem sanitasi air hujan V-44

Gambar 5.22 Bagan sistem pembuangan sampah V-45

Gambar 5.23 Potongan tangga V-46

Gambar 5.24 Bagian lift V-47

Gambar 5.25 Bagian eskalator V-47

Gambar 6.1 Double layer glass VI-6

Page 11: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENDAHULUAN

A. JUDUL

Pusat Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik

B. PENGERTIAN JUDUL

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada

salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.1

Pusat Buku adalah tempat bagi seluruh penerbit buku menampilkan buku

terbitannya dalam stan atau retail shop.2

Arsitektur Bioklimatik adalah seni merancang bangunan dengan metode hemat

energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan

menerapkannya pada elemen bangunan.3

Sehingga dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Pusat

Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik adalah pusat

perbelanjaan buku di Surakarta yang merupakan gabungan toko-toko buku (retail)

dengan fasilitas pendukungnya dalam konsep one stop shopping yang dirancang

dengan memperhatikan iklim setempat melalui perancangan hemat energi.

C. LATAR BELAKANG

1. Peran Buku dan Pentingnya Membaca

Perkembangan zaman dan teknologi memacu timbulnya ilmu-ilmu dan

informasi baru yang selalu update. Salah satunya didokumentasikan dalam media

cetak yang disebut buku.

1 www.wikipedia.com/buku 2 Artikel PBI dalam www.kompas.com 3 Syarif Hidayat, 2000

Page 12: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Buku dibutuhkan oleh pelajar dan masyarakat umum salah satunya sebagai

referensi pendidikan. Di samping kebutuhan itu, membaca buku juga memiliki fungsi

informatif dan rekreatif. Dengan membaca, orang dapat mengambil manfaat dari

pengalaman orang lain. Membaca menambah pengetahuan seseorang dan

meningkatkan memori serta pemahaman. Membaca membantu seseorang untuk

menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar

tidak sia-sia.4

Peran penting buku dalam masyarakat membuatnya memiliki wadah khusus

untuk menyimpan koleksinya dalam bentuk cetak maupun digital yang dapat

dipinjam atau dibaca di tempat, yaitu perpustakaan. Hubungan perpustakaan dan

buku sangat erat, karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses,

dan disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca atau pemakai

perpustakaan. Menurut fungsinya, perpustakaan berperan sebagai institusi

penyedia sarana baca bagi masyarakat dan keberadaannya juga berfungsi untuk

mendukung Sistem Pendidikan Nasional. Namun, fenomena yang terjadi sekarang

adalah sedikitnya ketertarikan masyarakat pada perpustakaan, tetapi di lain pihak

beberapa toko buku dan pameran buku mendapat respon yang besar. Hal ini bisa

berarti masyarakat kurang tertarik pada perpustakaan dengan fasilitasnya yang

terbatas atau suasananya yang kurang menarik, kemudian beralih pada toko-toko

buku dan lebih senang berada di sana, walaupun hanya untuk membaca, bukan

untuk membeli.

Tidak berlebihan jika dikatakan membaca dapat memajukan bangsa, karena

membaca bermanfaat sebagai keterampilan untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan. Suatu bangsa tidak akan maju tanpa membaca. Misalnya Jepang

yang dulu terbelakang, tertutup, dan miskin berubah menjadi negara yang maju dan

makmur berkat membaca. Melalui Restorasi Meiji, Jepang secara besar-besaran

menerjemahkan buku-buku dari Barat. Karena itu pula terjadi transfer pengetahuan

Page 13: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekaligus kemampuan teknologi masyarakat Jepang menjadi berkembang. Dalam

kurun waktu yang tidak lama, Jepang tumbuh menjadi negara raksasa dengan

teknologi tinggi.

Deskripsi berbeda dapat kita arahkan pada masyarakat Indonesia, membaca

merupakan hal yang belum terakrabi dan asing bagi mayoritas masyarakat kita. Hal

ini terlihat di sepinya perpustakaan dari pengunjung, ditambah kurang perhatiannya

pemerintah dalam menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Keadaan

perpustakaan sekolah dan kampus tidak banyak berbeda dengan perpustakaan

daerah. Di Surakarta, perpustakaan daerahnya tidak terlalu mendapat perhatian

yang baik oleh masyarakat. Minimnya koleksi, kurangnya fasilitas, dan juga suasana

yang kurang representatif dirasa menjadi sebab pengunjung kurang tertarik untuk

datang. Alasan yang lain adalah karena belum maksimalnya pemanfaatan teknologi

informasi dalam sistem manajemennya, sehingga menjadi kurang efisien. Hal ini

menyebabkan menurunnya minat baca masyarakat. Apalagi setelah zaman dan

teknologi semakin berkembang, sehingga menciptakan bentuk pelarian sebagai

hobi dan rekreasi lain seperti olahraga, games, musik, dan lain-lain. Fenomena

seperti itu melahirkan kondisi bangsa yang kurang maju dalam berbagai bidang,

yang akan melahirkan sumber daya manusia yang rendah dengan tingkat

pendidikan yang rendah pula. Salah satu penyebab kurangnya minat baca adalah

mahalnya harga buku. Disinyalir hal ini terjadi akibat biaya distribusi yang tinggi.

Keadaan di perpustakaan agak berbanding terbalik dengan yang terlihat di

toko-toko buku. Di tempat yang berfungsi sebagai distributor dan perantara buku ke

masyarakat ini, mendapat animo yang cukup baik. Beberapa toko buku di Surakarta

seperti Gramedia, Toga Mas, Tisera, Karisma dan lain-lain tidak pernah sepi

pengunjung. Walaupun tidak untuk membeli buku, tetapi pengunjung suka

membaca cepat atau sekedar melihat apa saja buku-buku yang baru. Sudah

sewajarnya bila toko buku tidak menyediakan fasilitas untuk pengunjung membaca

di tempat, dan kalaupun ada hanya sebagian kecil dan tidak luas. Namun, hal ini

Page 14: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak menjadi soal, karena bila dibanding dengan perpustakaan, suasana dan

koleksi buku di toko buku jauh lebih menyenangkan.

Sama halnya yang terjadi pada pameran buku. Di Surakarta, pameran buku

diadakan berkala 4 atau 6 bulan sekali yang biasanya diselenggarakan di Diamond

Convention Center, Goro Assalaam, Graha Wisata Niaga atau di kompleks Keraton

Surakarta. Kegiatan ini selalu menarik minat pengunjung. Anggapan bahwa buku

masih menjadi barang mahal, adalah salah satu penyebab ramainya pameran-

pameran buku. Hal ini karena pameran buku juga identik dengan diskon besar-

besaran. Selain suka dengan suasana yang berbeda, masyarakat pun cenderung

suka dengan hal yang baru diluar kebiasaan sehari-hari, sehingga bentuk

penginformasian dan pendistribusian buku seperti pameran ini cukup atraktif.

2. Toko Buku dan Perkembangannya

Kegemaran membaca juga menarik bagi kolektor buku. Bagi komunitas ini,

belum merasa puas jika belum memiliki buku yang diinginkan. Seperti halnya

perpustakaan, toko buku juga mendisplay barangnya sesuai kategori masing-

masing untuk mempermudah konsumen mencarinya. Perbedaannya dalam toko

buku, pada umumnya kita tidak diperkenankan membaca berlama-lama di sana. Hal

ini terlihat dengan tidak disediakannya tempat duduk yang cukup untuk membaca.

Tujuan dari toko buku sudah jelas, yakni menjual. Sistem pelayanan dalam toko

buku biasanya berupa self service (swalayan), yaitu dimana pembeli bebas mencari,

memilih dan mengambil barang sesuai yang diinginkan kemudian dibawa ke kasir

untuk dibayar.

Seiring dengan perkembangan zaman, para penjual lebih kreatif lagi dalam

menarik perhatian pengunjung untuk datang ke tokonya. Paling tidak sebelum

membeli, mereka tertarik untuk datang. Perkembangan toko buku dapat dilihat dari

munculnya kafe buku yang merupakan perpaduan antara kafe sebagai tempat

Page 15: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

makan dan nongkrong dengan toko buku. Buku yang ada di sana juga dapat dibaca

di tempat, menemani saat makan makanan kecil. Suasana yang diberikan cukup

berbeda dan nyaman, karena sebagian orang ternyata menyukai membaca sambil

makan atau minum sesuatu yang ringan.

Munculnya penulis-penulis baru menyebabkan terbit juga buku-buku baru

dan sebaliknya, sehingga dunia perbukuan masih terus dalam siklus yang konstan.

Semakin zaman berkembang dan berubah, akan ada ilmu, informasi dan hiburan

baru sebagai bahan untuk menulis buku. Tidak hanya buku baru yang minati

masyarakat, tetapi juga buku bekas pakai. Demikian juga walaupun perkembangan

teknologi telah menciptakan bentuk buku elektronik tanpa kertas (e-book) dengan

segala kepraktisannya dan bahkan dapat diunduh secara gratis, tetapi bentuk buku

konvensional masih lebih diminati.

Dalam jual beli buku seringkali terjadi hubungan antara minat baca, buku,

penulis, penerbit dan penikmat buku. Hal-hal tersebut dapat saling mempengaruhi

satu sama lain dan dikumpulkan dalam sebuah wadah, maka akan terjadi proses

sosialisasi yang saling mendukung dan saling mempengaruhi.

3. Alternatif Rekreasi Masyarakat Kota

Sering dengan perkembangan kota, maka akan semakin kompleks

permasalahan yang dihadapi kota tersebut maupun warga kotanya, mulai dari

kepadatan sampai dengan kondisi sosial masyarakat, sehingga menimbulkan

kepenatan. Maka dari itu untuk mengantisipasinya diperlukan sarana menyegarkan

kembali pikiran yang selanjutnya disebut dengan rekreasi.

Bentuk rekreasi bermacam-macam, tetapi tidak banyak yang dapat

dilakukan bila berada dalam lingkup kota. Pilihan masyarakat kota untuk rekreasi

kebanyakan adalah menelusuri pusat perbelanjaan atau mengunjungi taman kota.

Disamping itu, ada beberapa bentuk rekreasi sederhana yang bahkan bisa

dilakukan hampir dimana dan kapan saja, yaitu membaca. Masyarakat kota

Page 16: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cenderung mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap perkembangan ilmu

dan informasi sekarang serta kecenderungan untuk suka pada hal-hal yang baru.

Salah satu alasan mengapa perpustakaan di sini kurang mendapat perhatian adalah

suasananya yang kurang menarik dan monoton, sehingga masyarakat lebih memilih

datang ke toko-toko buku.

Pemasaran budaya baca dituntut untuk terus mencari pola dan strategi baru,

terutama menyangkut pengemasan aktivitas promosi. Masyarakat memerlukan

suatu fungsi dan wadah yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka akan

bentuk rekreasi lain. Dalam hal ini berarti sebuah alternatif lain untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi dan memudahkan untuk mencari buku-

buku yang diinginkan.

4. Kondisi Iklim Surakarta

Surakarta memiliki rata-rata suhu 26,50oC. Suhu tertinggi pada bulan

Oktober mencapai 27,10oC dan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar

25,90oC.5 Disamping itu, suhu yang dibutuhkan agar dapat beraktifitas dengan baik

adalah suhu nyaman optimal yang berkisar pada 22,8°C - 25,8°C dengan

kelembaban 70%.6 Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian dan keselarasan

antara desain bangunan dan iklim setempat, guna menciptakan kondisi

kenyamanan yang pas untuk penghuninya dan akhirnya merupakan bentuk hemat

energi bagi lingkungan.

Kemunculan aliran-aliran arsitektur dari benua Eropa dan Amerika

membawa dampak besar bagi wajah arsitektur dunia. Kemudian karena pengaruh

benua ini cukup kuat, maka aliran-aliran arsitektur tersebut dengan mudah tersebar

luas, tidak terkecuali di Indonesia. Berbeda dengan negara-negara Eropa, di negara

tropis seperti Indonesia, iklim merupakan salah satu hal yang paling

5 6

Page 17: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dipertimbangkan untuk memulai perancangan. Perubahan suhu yang saat ini terjadi

secara global mengakibatkan perubahan pola hidup manusia termasuk pula di

bidang arsitektur perancangan. Bangunan dapat disebut sebagai kulit ketiga

manusia yang berfungsi sebagai ruang untuk menguapkan keringat di kulit dan

kelembaban dinding bangunan. Jendela, pintu, lubang atap atau lubang dinding

diperlukan untuk mengendalikan sinar ultra violet, infra merah dan panas matahari

yang berlebihan. Maka dari itu hendaknya tidak serta merta meniru utuh aliran

arsitektur tersebut tanpa memperhatikan kondisi setempat.

5. Pentingnya Hemat Energi bagi Kelangsungan Hidup

Kenaikan suhu bumi membuat semakin banyak korban jiwa berjatuhan

akibat gelombang panas, banjir, badai, kebakaran hutan, dan kekeringan. Tanpa

disadari, walaupun Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil emisi

dalam jumlah kecil, juga tidak terlepas dari tanggung jawab dalam kelestarian

lingkungan. Ancaman banjir dan longsor meningkat, musim tanam berubah, gunung

meletus, dan musim kemarau yang berkepanjangan, tetapi ancaman yang lebih

besar adalah keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia

menjadi kawasan rawan tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Hal tersebut

sebagai dampak mencairnya gunung es di kutub. Pemanasan global juga membawa

pengaruh terhadap faktor kesehatan. Di samping itu, dampak lingkungan yang

sudah terjadi adalah pola cuaca yang tidak menentu, suhu udara semakin

meningkat, bencana banjir dan tanah longsor, bahkan hingga bencana tsunami

yang belakangan rajin mampir ke wilayah Indonesia. Isu Pemanasan Global (Global

Warming) menuntut berkembangnya peran Arsitek dan Perencana Kota dalam

mengelola pembangunan kotanya. Arsitek dan komunitasnya harus tampil

menghasilkan solusi bersama. Arsitek juga diharapkan berperan dalam

menghasilkan semangat dan komitmen untuk menyikapi berbagai permasalahan

Page 18: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kota kedepannya dan menindaklanjutinya dengan berbagai kegiatan nyata

perancangan dalam memberikan kontribusi bagi penyelamatan bumi kita tercinta.

Energi merupakan komponen penting dalam pembangunan suatu wilayah.

Sebagai motor dari pembangunan, kebutuhan energi akan meningkat sesuai

dengan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitasnya. Sehingga peningkatan

kebutuhan energi dapat menjadi indikator bagi peningkatan pembangunan di suatu

wilayah tersebut. Penggunaan listrik di Kota Surakarta didominasi oleh rumah

tangga dan berikutnya berturut-turut adalah industri dan bisnis.

Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi

tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun

produktivitas penghuninya. Oleh karena itu eksploitasi energi terutama yang

menggunakan bahan baku yang tidak dapat diperbaharuhi, perlu ditangani secara

khusus, mengingat kebutuhan energi dimasa yang akan datang. Energi sebagai

sumber daya vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Selama ini kita mengenal

listrik sebagai sumber tak tergantikan untuk menghidupkan lampu, menyalakan AC,

menonton TV dan lain-lain. Kini kita harus berhemat dan menggantikan sumber

energi itu dengan sumber energi yang baru, seperti solar photo voltaic yang

menghimpun panas matahari menjadi energi listrik. Selain itu, memaksimalkan

pengudaraan alami dengan rancangan ventilasi silang, pengunaan void, dan

ventilasi yang benar serta tritisan lebar untuk menangkal panas matahari langsung.

Semua itu dapat mengurangi penggunaan lampu dan AC, sehingga dapat

mengurangi penggunaan energi listrik.

Buku sebagai media baca yang paling umum akan terus bertambah sejalan dengan

ilmu-ilmu dan informasi yang terus terbaharui. Membaca merupakan kegiatan yang

memiliki banyak manfaat terutama bagi pengembangan sumber daya manusia. Membaca

juga merupakan bentuk rekreasi yang simple dan bisa dilakukan siapa saja hampir kapan

dan dimana saja. Kecenderungan masyarakat kota yang senang dengan hal-hal yang baru

Page 19: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan diluar kebiasaan dapat menjadi faktor penarik dalam Pusat Buku ini. Pusat Buku akan

dapat mengalihkan perhatian rekreasi masyarakat yang telah lama stuck hanya di sekitar

mall dan tempat-tempat nongkrong lainnya dengan mengajak masyarakat untuk mulai

kembali mencintai buku, sehingga dapat mengisi waktu luang dan tujuan rekreasinya lebih

positif dan edukatif. Kondisi minat baca di Surakarta dipengaruhi oleh minat baca

masyarakat rendah dan sarana yang tidak memadai. Oleh karena itu, Surakarta

membutuhkan wadah untuk memfasilitasi dan menumbuhkan minat baca masyarakat

melalui sarana rekreatif untuk menarik perhatian dan sarana lain untuk menciptakan

budaya membaca.

Secara natural, manusia akan beradaptasi dengan iklim lingkungannya, begitu juga

yang akan diterapkan pada wadah Pusat Buku ini. Salah satu pertimbangan adalah

berbelanja, membaca dan kegiatan yang berkaitan, membutuhkan kondisi nyaman dimana

salah satu strateginya adalah dengan mendekatkan aktivitas tersebut pada alam.

Disamping itu, perencanaan dan perancangan yang berdasar pada iklim dapat bermanfaat

untuk kenyamanan pengguna dan penghematan energi. Selain demi kelangsungan hidup,

hemat energi juga dapat mengurangi biaya operasional dan pembangunan gedung. Oleh

karena itu dipilih pendekatan bioklimatik untuk menyelesaikan perencanaan dan

perancangan Pusat buku ini.

D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1. PERMASALAHAN

Bagaimana menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku

sebagai pusat perbelanjaan buku dan sarana rekreasi membaca dengan

menekankan pada aspek-aspek perancangan bioklimatik yang didesain dengan

memperhatikan iklim lingkungan melalui perancangan pasif dan minimum energi.

Page 20: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. PERSOALAN

Adapun persoalan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Buku di

Surakarta adalah:

Bagaimana penggabungan toko-toko buku dan fasilitas penunjangnya dalam

satu fungsi Pusat Buku

Bagaimana pembuatan Pusat Buku sebagai tempat edukatif sekaligus sarana

rekreasi masyarakat

Bagaimana perealisasian konsep one stop shopping dalam Pusat Buku

Bagaimana perancangan Pusat Buku dengan memperhatikan iklim lingkungan

melalui perancangan pasif dan minimum energi

Bagaimana perancangan tempat penyimpanan buku yang aman dan terhindar

dari gangguan pengguna dan iklim

Bagaimana perencanaan dan perancangan sebuah tempat rekreasi membaca

dengan pendekatan bioklimatik yang mengutamakan kenyamanan

penggunanya dan penggunaan energi yang efisien

E. BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dibatasi pada faktor-faktor adaptasi bangunan pada iklim

setempat, dan kenyamanan manusia dalam bangunan, kaitannya dengan aktivitas Pusat

Buku dan lain-lain yang berhubungan, dalam sebuah pusat perbelanjaan dan sarana

rekreasi.

F. TUJUAN DAN SASARAN

1. TUJUAN

Adapun tujuan penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat

Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut:

Page 21: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a Merencanakan konsep rancang bangun Pusat Buku yang dapat mewadahi

kegiatan jual beli buku dan perlengkapannya serta fasilitas penunjang yang

lengkap.

b Merencanakan Pusat Buku sebagai alternatif sarana rekreasi lain yang edukatif

di Surakarta.

c Merencanakan Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek bioklimatik

melalui perancangan pasif dan minimum energi.

2. SASARAN

Adapun sasaran penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat

Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat konsep program ruang yang sesuai dengan aktivitas Pusat Buku di

Surakarta.

b. Membuat konsep site, tampilan fisik, struktur, utilitas dan material bangunan

Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek dalam Arsitektur Bioklimatik.

G. METODE PEMBAHASAN

1. Menentukan Main Idea

Main idea merupakan ide atau pemikiran awal mengenai objek perencanaan

dan perancangan yang diperoleh dari fenomena yang mungkin sedang terjadi.

2. Menentukan Kutub-Kutub

Kutub-kutub ditemukan pada main idea sesuai dengan kata kunci main idea

tersebut. Fungsi kutub-kutub ini sebagai dasar (pegangan) perumusan konsep

perencanaan dan perancangan dan mempermudah eksplorasi data.

a. Eksplorasi data dilakukan dengan cara:

1) Studi Literatur

Studi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang telah diteliti

oleh pihak lain melalui studi kepustakaan maupun studi yang telah

Page 22: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan oleh berbagai instansi. Data sekunder tersebut antara lain

Teori teori yang berkaitan dengan pembahasan

Artikel dari media masa yang berkaitan dengan pembahasan.

Media pengambilan data :

Gambar digital

Soft file dari internet

Catatan tertulis

2) Studi Komparasi

Studi komparasi dilakukan untuk menambah background knowledge

dengan membandingkan kawasan yang memiliki latar belakang hampir

sama yang sudah ada dengan obyek perencanaan dan perancangan.

3) Studi Lapangan

Dilakukan untuk memperoleh data primer, antara lain :

Kondisi dan potensi yang ada

Kondisi tata guna lahan

Kondisi fasilitas pendukung yang ada

Aktivitas dalam bangunan sejenis

b. Adapun pengolahan data dilakukan dengan cara:

Dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Buku Surakarta ini, pada

tahapan analisis akan dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul

dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi dan

arsitektural.

Analisis fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan Pusat

Buku, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas didalamnya.

Page 23: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Analisis performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan

site sebuah pusat buku, persyaratan dan program ruang dalam Pusat

Buku.

Analisis arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi

kedua hasil analisis sebelumnya (fungsional dan performasi). Dalam

proses ini akan menganalisis masalah massa, ruang, tampilan, pengolahan

site, material dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan

kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Tahap 1 : Pendahuluan

Berisi tentang judul, pemahaman judul, latar belakang, permasalahan,

persoalan, tujuan dan sasaran, metoda pembahasan, strategi rancang

bangun, dan sistematika pembahasan.

Tahap 2 : Tinjauan Teori

Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang rekreasi, kegiatan

dalam pusat buku dan perkembangannya, arsitektur bioklimatik dan

aplikasi penekanannya pada perencanaan dan perancangan.

Tahap 3 : Tinjauan Kota Surakarta

Berisi tentang eksplorasi kota Surakarta, keadaan iklim, serta tinjauannya

terhadap minat baca dan aplikasi perkembangannya pada masyarakat.

Tahap 4 : Pusat Buku Surakarta dengan Pendektan Arsitektur Bioklimatik

Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) konsepsi sementara yang

diperoleh dari input sinkronisasi potensial, prospek dan kendala yang

dimiliki kota Surakarta sebagai fokus dalam kaitannya dengan substansi

Page 24: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

utama belanja buku dan membaca sebagai bentuk rekreasi dan fokus

pembahasan yang dihasilkan dalam Pusat Buku.

Tahap 5 : Analisis Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Proses penetapan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan

persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain, baik desain

bangunan dan juga pendukungnya.

Tahap 6 : Konsep Perencanaan dan Perancangan

Merupakan kesimpulan dari analisis yang berupa konsep perancangan

yang dijabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis arsitektural.

Page 25: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

POLA PIKIR

Page 26: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU

1. PENGERTIAN PUSAT BUKU

Pusat Buku merupakan pusat informasi dan distribusi buku. Seperti pada

Pusat Buku Indonesia (PBI) yang terletak di Hypermall Kelapa Gading Jakarta,

tempat ini merupakan tempat bagi seluruh penerbit buku yang tergabung dalam

IKAPI menampilkan buku terbitan mereka. Sedangkan yang membedakan dengan

toko buku atau pameran buku adalah bahwa di tempat ini setiap penerbit

mengambil stan. Jadi, layaknya seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun.1

2. TINJAUAN TENTANG BUKU DAN MEMBACA

a. Bahan Dasar Buku

Bahan dasar buku umumnya adalah kertas, yaitu lembaran yang terbuat

dari selulosa yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah

beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan saling menjalin.

Karakteristik kertas sebagai bahan dasar buku adalah:

Dapat disobek, dan sobekannya akan tampak serat-serat.

Sinar ultra violet berperan dalam merusak kertas, diantaranya

mengakibatkan memudarnya warna bahan cetakan dan tulisan, serta

mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan.

Kertas memiliki sifat higroskopis, pengaruh udara lembab akan

mengakibatkan kertas kehilangan kekuatannya.

Partikel debu yang terdapat dalam udara dapat menimbulkan noda

permanen dalam kertas.

1artikel PBI, www kompas.com

Page 27: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Ukuran-ukuran buku

Buku-buku yang beredar memiliki ukuran-ukuran yang bervariasi,

namun pada umumnya buku-buku yang beredar di Indonesia berukuran 16x21

cm untuk ukuran besar, sedangkan untuk ukuran kecil berukuran 10,5x17,5 cm2

Ukuran buku paket didasarkan pada efisiensi penggunaan kertas menurut

Standar Industri Indonesia (SII) adalah 14,5x21 cm. 3

c. Klasifikasi Buku

1) Menururt Ilmu perpustakaan

Menurut Ilmu perpustakaan, buku dibagi menjadi:4

Buku Referensi

Buku bersifat petunjuk, dibaca pada bagian-bagian yang perlu atau

dibutuhkan saja, contohnya kamus, ensiklopedi, bibliografi.

Buku pelajaran/ teks

Buku yang dipakai di sekolah sebagai pegangan belajar, ini sesuai

dengan macam mata pelajaran, contohnya buku matematika, buku ilmu

pengetahuan alam, dsb.

Buku bacaan tambahan (fakta)

Buku yang disajikan secara populer tetapi berisi ilmu pengetahuan,

mudah dan menyenangkan untuk dibaca. Buku ini tidak dipakai oleh

guru sebagai bahan pelajaran, tetapi dianjurkan untuk membacanya

sendiri sebagai penunjang atau penambah pengetahuan yang diberikan

oleh guru di dalam kelas.

2 Sudamia, 1984: 61

3 Sudamia, 1984: 101

4 Soeatminah, 1978

Page 28: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Buku cerita fiksi

Buku cerita atau novel yang dapat dibaca sebagai hiburan, dan ini ada

tingkatan umur sesuai dengan tingkatan cerita, dari mulai buku

bergambar sampai cerita roman.

2) Menurut Sistem Dewey Decimal Classification (DDC) 5

Menurut sistem klasifikasi DDC, ilmu pengetahuan dibagi dalam 10 kelas

utama. Tiap kelas dari susunan kelas utama itu masing-masing dituliskan

dalam bentuk angka yang terdiri dari tiga bilangan. Sepuluh kelas utama

dalam DDC tersebut adalah:

000 karya filsafat

100 filsafat

200 agama

300 ilmu sosial

400 bahasa

500 ilmu murni

600 teknologi

700 seni

800 sastra

900 sejarah

Kemudian tiap-tiap kelas dibagi lagi menjadi sepuluh kelas, dan terakhir ke

dalam desimal.

3) Menurut materi perdagangan

Menurut materi perdagangan, buku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Trade Book, yang masuk dalam golongan ini misalnya novel dan

sejenisnya, yang biasanya dibutuhkan oleh masyarakat umum.

Text Book, merupakan buku pegangan yang digunakan untuk SD,

SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi.

Reference Book, termasuk ensiklopedia dan kamus.

Profesional Book, yaitu buku-buku yang dibutuhkan oleh orang tertentu

sesuai dengan bidangnya.

5 www.wikipedia.com

Page 29: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Pengaruh Perkembangan Teknologi

Hampir semua hal kini ikut terimbasi akibat perkembangan teknologi,

tidak terkecuali buku. Dari jaman kertas papyrus hingga cetakan yang rapi saat

ini, ternyata masih ada lagi bentuk yang lebih sederhana dan terkesan canggih.

Walaupun demikian tidak mengurangi manfaat dan esensi dari media baca itu

sendiri. Sebagai pengembangan dari bentuk konvensional, lahirlah e-book atau

electronic book yang dapat diakses dengan menggunakan alat elektronik

seperti komputer, handphone atau jenis-jenis pengembangannya.

E-book juga merupakan salah satu usaha untuk melestarikan literatur

berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan

yang mahal, yaitu dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk e-

book. Dalam hal ini akan banyak ruang dan juga upaya yang dihemat untuk

merawat literatur-literatur tersebut.

e. Jenis Membaca

Membaca adalah pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan

gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan

dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian,

pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau

pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam

bacaan. 6

6 Farris, 1993: 304

Gb. 2.1 Electronic book (ebook) (sumber: google image)

Page 30: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Membaca dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: 7

Membaca Nyaring

Merupakan kegiatan membaca bersama-sama dengan orang lain atau

pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan

perasaan seorang pengarang. Dapat juga dikatakan proses melisankan

sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara

tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.

Membaca Ekstensif

Merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan

yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan cepat dan

singkat dengan tujuan sekadar memahami isi yang penting dari bahan

bacaan dengan waktu yang singkat dan cepat. Macam-macam membaca

ekstensif adalah: 8

Membaca survey, adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, misalnya melihat

judul, pengarang, daftar isi, dan lain-lain.

Membaca sekilas atau skimming, adalah membaca dengan cepat untuk

mencari dan mendapatkan informasi secara cepat untuk mengetahui isi

umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.

Membaca dangkal, merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh

pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan ringan yang kita baca

dengan tujuan mencari kesenangan.

Membaca Intensif

Merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan

tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu

7 Nurhadi 1987:143 8 Tarigan, 1985:31

Page 31: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara

kritis.

Membaca Cepat (Speed Reading)

Jenis membaca ini bertujuan agar pembaca dalam waktu yang singkat

dapat memahami isi bacaan secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini

dilaksanakan tanpa suara (membaca dalam hati).

3. TINJAUAN PERAWATAN DAN PENJAGAAN BUKU

Standar yang sedang dikembangkan pada penyimpanan buku adalah 220C

240C dan 200C untuk ruang komputer. Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50%

kelembaban relatif.9 Untuk mencapainya harus menggunakan peralatan pendingin

udara yang membutuhkan bahan bakar mahal untuk menjalankannya. Maka dari itu,

harus mengupayakan strategi khusus untuk menghindari fluktuasi baik pada

temperatur maupun kelembaban relatif.

Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan

perancangan Pusat Buku ini adalah:

a. Faktor Penyebab Kerusakan Buku

Unsur-unsur yang merusakkan buku dan cara perawatannya antara lain: 10

1) Binatang pengerat

Binatang pengerat, salah satunya adalah tikus terkadang memang suka

memakan apapun termasuk kertas buku. Cara untuk mencegah hal ini

dapat dengan:

Melakukan pemeriksaan teratur dalam tempat penyimpanan buku

apabila menemukan sarang tikus segera dihancurkan

Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus

9 Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007

10 Maesaroh, 2008

Page 32: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Serangga

Serangga perusak buku dapat dihindari dengan menaruh kamper/kapur

barus pada rak-rak buku atau pada waktu menjilid lemnya dicampur dengan

amoniak. Dapat juga dengan menyemprot bahan insektisida. Pembersihan

lantai tanpa membuat adanya keretakan juga dapat mencegah adanya

serangga.

3) Jamur

Udara yang lembab dapat menimbulkan jamur pada buku.

Pencegahannya dapat dengan cara:

Menggunakan 5% larutan thynol yang disemprotkan pada buku yang

terkena jamur.

Mencegah ruangan agar terhidar dari genangan air.

Menempatkan kapur sirih yang dimasukkan ke dalam baskom pada

setiap rak buku. Kapur sirih akan menyerap uap air yang berlebihan

dalam ruangan.

Menempatkan arang pada setiap rak buku, agar tidak terlihat kotor,

arang dimasukkan ke dalam karung kecil dari kain kasa.

Menggunakan sistem fumigasi atau pengasapan.

4) Debu

Selain membuat kotor, debu dapat merusak buku. Alat yang baik/modern

untuk membersihkan debu adalah penghisap debu.

5) Suhu dan Kelembaban

Udara lembab dalam ruang mudah menimbulkan jamur yang merusak

buku. Untuk mencegah lembabnya udara di ruang buku hendaknya

diusahakan ruang tersebut memiliki suhu udara yang stabil pada tingkat

Page 33: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

temperatur tertentu, yaitu 220C 240C dan 200C untuk ruang komputer.

Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50% kelembaban relatif.11

6) Cahaya

Cahaya yang biasa digunakan adalah cahaya matahari dan lampu listrik.

Keduanya dapat menghasilkan cahaya ultraviolet yang dapat merrusak

kertas.12 Gelombang cahaya mendorong dekomposisi kimiawi bahan

organik, terutama cahaya ultraviolet yang memiliki energi gelombang lebih

tinggi sehingga bersifat paling merusak.13

Sinar matahari yang langsung mengenai buku/gambar terutama yang

berwarna, bila terjadi berulang kali dapat merusak warna gambar atau

tulisan.

7) Manusia

Perbuatan manusia sengaja maupun tidak sengaja dapat juga merusak

koleksi buku. Hal ini dapat dicegah kerusakan dengan cara:

Tidak menyusun buku terlalu padat dalam rak buku.

Menghindari membawa buku yang terlalu banyak, karena bisa

menyebabkan buku jatuh.

Memberi sangsi atau denda pada pelaku perusakan buku.

Memperbaiki kerusakan kecil dengan segera agar tidak merembet ke

lembaran yang lain.

Mengadakan kontrol kontinyu terhadap para pengguna perpustakaan.

8) Banjir

Buku bila terkena air akan berkerinyut bila telah kering, air juga dapat

menyebabkan lepasnya jilidan, meinimbulkan flek-flek warna pada buku.

11 Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007

12 Razak et al, 1992

13 Dureau dan Clements, 1990

Page 34: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bila terjadi banjir, cara yang dilakukan adalah:

- Bila buku basah, keringkan dengan kain katun halus sebelum

membukanya, lalu keringkan secara alami.

- Menggunakan kipas angin untuk mengeringkan secara alami.

- Untuk membersihkan dari lumpur dapat dengan kapas yang telah

dibasahi air.

Memeriksa sumber-sumber air, seperti pipa, ditempat pemanas pusat

atau sistem pendingin udara, seperti halnya pipa air di kamar mandi,

dapur, laboratorium, atau fasilitas ruang kerja secara teratur.

Saluran air dan pipa bawah tanah perlu dijaga kebersihannya, dan

beberapa atap atau jendela yang rusak diperbaiki segera mungkin.

Menghindari perencanaan basement untuk ruang koleksi buku dan

ruang baca untuk mengantisipasi juga bila terjadi gempa bumi.

9) Kebakaran

Api jelas sangat berbahaya bagi buku dan barang-barang lainnya. Hal-hal

untuk mencegahnya antara lain:

Rutin memeriksa jaringan listrik gedung.

Meletakkan alat-alat pemadam kebakaran di tempat yang tepat dan

mudah terjangkau.

Menjauhkan dari bahan-bahan yang mudah menimbulkan api, misal

bahan kimia.

Tidak diperkenankan merokok di dalam ruang.

Sebaiknya kabel listrik, dan saluran penyedia listrik tidak melewati area

penyimpanan, untuk mengurangi kemungkinan bahwa kebakaran akan

menyebar melalui tempat itu

Page 35: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Material dan peralatan harus tahan api dan ketika dipanaskan tidak

mengeluarkan uap racun yang membahayakan kepada material

perpustakaan atau para pembaca.

b. Persyaratan Perancangan Perpustakaan14

1) Penyimpanan Bahan Pustaka

Rak Buku

- Rak harus dibuat secara kuat menopang secara penuh semua item

yang ditempatkan di atasnya dan tidak mudah terbakar. Bahan

pembuatan yang ideal adalah metal, tetapi sebaiknya tidak memiliki

ujung yang tajam atau menonjol

- Rak yang paling rendah harus dinaikkan dari lantai, minimal 10 cm

sehingga bila terjadi banjir atau lantai basah karena pel dapat

dihindarkan.

- Memperhatikan lokasi rak yang tidak menghadap keluar dinding,

sejajar dengan aliran udara untuk meningkatkan ventilasi udara

yang bagus, dan dengan jalan (gang) dengan ukuran cukup untuk

memudahkan gerakan dan penanganan item secara hati-hati.

- Rak harus dijaga kebersihannya dan diperiksa secara teratur tanda-

tanda karat, atau jika kayu lapuk atau dimakan serangga pemakan

kayu.

- Tidak meletakkan rak berhimpitan dengan didnding secara

langsung, karena hal ini dapat menciptakan kantung dari genangan

air di mana jamur dan serangga dapat hidup.

14 Ross Harvey, 1993 dalam Tamara A. 2009

Page 36: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lemari Kaca

Lemari kaca harus terbuat dari konstruksi yang kuat, sehingga tidak

mudah bergeser secara tidak sengaja, dan harus disesuaikan dengan

kunci keamanan. Lemari kaca dikhususkan bagi buku-buku khusus.

Meja dan kursi baca

Harus cukup besar untuk menopang item secara penuh dan

memberikan ruangan bagi pengguna untuk bekerja dengan nyaman.

Meja sebaiknya mempunyai suatu permukaan yang datar dan tidak ada

tonjolannya. Pemilihan kursi diutamakan pada bahan yang nyaman,

memiliki bantalan yang empuk dan lengan kursi bila memungkinkan.

2) Keamanan Bahan Pustaka

- Keamanan di dalam perpustakaan adalah suatu aspek pemeliharaan

pencegahan yang penting. Keamanan berhubungan dengan

pencegahan kerusakan dari air, api dan pencurian, dan juga

memperhatikan bencana alam, seperti: angin topan atau gempa bumi,

tergantung kepada fenomena manakah dapat mungkin terjadi pada

suatu daerah tertentu.

- Untuk mencegah pencurian koleksi, cara-

cara seperti pemeriksaan tas, atau sistem

magnetis dan elektronik dapat dilakukan.

Menyediakan pula tempat penitipan

barang seperti pada toko buku atau loker

seperti pada perpustakaan.

- Mengurangi jumlah pintu masuk dan keluar, baik itu pintu yang biasa

maupun yang tidak biasa (jendela, saluran penyediaan, saluaran

pembuangan).

Page 37: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Persyaratan Ruang 15

a) Fleksibilitas

Fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat

digunakannya sebuah ruang untuk bermacam-macam sifat dan

kegiatan, dan dapat dilakukannya pengubahan susunan ruang sesuai

dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Perencanaan

Pusat Buku yang fleksibel dapat diaplikasikan dengan furniture (rak

buku, meja, kursi) dan sekat dinding yang tidak permanen (dapat

dipindah-pindah). Dinding permanen digunakan pada ruang tangga,

toilet, lift, dan pipa terletak di core, sehingga tidak mengganggu

sirkulasi. Fleksibilitas bangunan juga dapat diciptakan dengan

menggunakan desain terbuka (open plan design), yaitu meminimalisasi

ruang-ruang tertutup sehingga menciptakan area-area yang longgar

terbuka dan menyatu, serta dapat menciptakan hubungan yang

informal dalam Pusat Buku.

b) Aksesibilitas

Aksesibilitas disini maksudnya desain yang mudah digunakan,

nyaman, aman, manusiawi dan tidak diskriminatif. Pencapaian menuju

elemen-elemen di dalam bangunan harus mudah dan tidak boleh

membingungkan baik pengelola maupun pengunjung. Bila perlu

menyediakan peta atau papan tanda di beberapa tempat. Aksesibilitas

juga mencakup pengguna difabel. Menyediakan ramp dan toilet

khusus adalah beberapa contoh yang dapat dilakukan.

Page 38: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Kenyamanan

Kenyamanan merupakan syarat mutlak dalam Pusat Buku.

Kenyamanan dapat dicapai salah satunya karena faktor kebisingan.

Oleh karena Pusat Buku juga merupakan tempat baca, maka

memerlukan ruang yang tidak bising. Selain penataan ruang dan

furniture yang sesuai, hubungan ruang dengan iklim luar juga perlu

diperhatikan. Maka dari itu perlu penggunaan pencahayaan serta

penghawaan yang tepat.

d) Keamanan

Keamanan bagi seluruh koleksi yang ada selalu merupakan hal yang

penting bagi sebuah toko buku dan perpustakaan. Berbagai cara

pengamanan dapat ditempuh untuk mengurangi tindakan pencurian

atau perusakan ataupun mengontrol pengunjung yang akan

melakukan pembelian atau peminjaman. Sistem kontrol keamanan

terhadap koleksi mempunyai rangkaian yang saling berkaitan antara

sistem-sistem sebagai berikut:

Keamanan sirkulasi koleksi dilakukan tanpa mengurangi

kenyamanan pengunjung dan efisiensi ruang. Bangunan yang

konvensional menerapkan sistem penitipan tas dan jaket pada

loker bagi pengunjungnya. Sistem tersebut mengandung

kelemahan:

Penyediaan loker yang tidak sedikit untuk jumlah pengunjung

yang banyak.

Merepotkan pengguna karena harus meningalkan beberapa

barangnya di loker.

Pada bangunan modern sistem yang diterapkan adalah alat

elektromagnetik. Masing-masing koleksi dilengkapi dengan pita

Page 39: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

magnetik yang dapat dinetralisir oleh bagian kontrol, sedangkan

unit detektor diletakkan pada jalur keluar pengguna di bagian

kontrol.

Kemananan koleksi dari keteladanan pengguna. Sistem yang

paling optimal adalah mengumpulkan area baca pada beberapa

kelompok sehingga memudahkan pengawasan.

Keamanan koleksi dari kebakaran berhubungan dengan sistem

pencegahan kebakaran oleh utilitas bangunan, penyediaan

sprinkler, smoke detector, alarm, hydrant, dsb, yang disesuaikan

dengan fungsi ruang. Pada ruang yang menyimpan koleksi-koleksi

buku direkomendasikan penggunaan alat pemadam kebakaran

tanpa air (bubuk).

4. TINJAUAN MEDIA DISTRIBUSI BUKU

a. Perpustakaan

Perpustakaan adalah lembaga pengumpulan koleksi, termasuk tulisan,

cetakan atau materi audio visual yang kemudian dikelola untuk pelayanan

belajar dan penelitian bagi masyarakat umum. 16

Perpustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan buku-buku

dan bahan-bahan pustaka lainnya yang diorganisasikan dan diadministrasikan

untuk bacaan, konsultasi dan belajar. 17

Kegiatan yang ada di perpustakaan

adalah:

Kegiatan pembinaan bahan koleksi

Yaitu kegiatan mengumpulkan, mengadakan, menyediakan bahan koleksi

untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan dengan

16 Encyclopedia Britanica, 1960

17 Tjoen, 1966

Page 40: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemilihan bahan pustaka, pelaksanaan pengadaan bahan koleksi dan

inventarisasi bahan pustaka.

Kegiatan pengolahan bahan koleksi

Yaitu kegiatan pempersiapkan bahan koleksi yang telah diperoleh, agar

dengan mudah dapat diatur di tempat-tempat penyimpanan sehingga

memudahkan pengguna dalam mencari bahan koleksi perpustakaan yang

diperlukan.

Kegiatan pelayanan

Yaitu kegiatan yang meliputi bentuk pelayanan dan sistem pelayanan,

b. Toko Buku

Toko buku adalah sebuah tempat, dapat berupa bangunan atau ruang

yang di dalamnya menjual berbagai jenis buku yang tersusun rapi di rak-rak

buku dan alat-alat yang terkait dengan buku itu sendiri. 18

Beberapa jenis toko buku, antara lain:19

1. Penjualan Buku Eceran

Toko buku yang menjual buku eceran terdiri dari dua jenis, yaitu toko yang

hanya menjual buku dan toko buku yang juga menjual barang-barang lain

berupa alat tulis, perlengkapan sekolah dan kantor, alat olahraga, serta

pernak-pernik.

Penjualan buku eceran memiliki karakter sebagai berikut:

Buku-buku yang diperjualbelikan adalah buku-buku terbitan baru.

Tidak ada tawar-menawar dan harga buku yang ditawarkan sudah

merupakan harga standar.

18 www.wikipedia.com

19 TA Yudhi Herwibowo

Page 41: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Buku-buku didapatkan melalui kiriman dari penerbit serta

cybermarketing.

Sifat penjualan aktif, biasanya buku dikelompokkan dalam rak buku

sesuai dengan jenisnya.

2. Penjualan Grosir

Karakter yang terdapat pada sistem penjualan seperti ini adalah:

Harga yang ditawarkan jelas. Biasanya penjual sudah memiliki standar

harga dan potongan/diskon yang tetap. Tidak terjadi tawar menawar

seperti pada penjualan buku bekas.

Pembeli yang datang biasanya kontinyu membeli.

Penjual buku grosir menerima kiriman buku-buku baru dari penerbit dan

melalui cybermarketing (pembelian melalui internet).

Sifat penjualan tidak aktif, diperuntukkan oleh toko-toko buku yang

membeli dengan sistem borongan sehingga hanya dibutuhkan gudang

dan tempat meletakkan buku sampel maupun katalog.

3. Penjualan Buku Bekas

Karakter khas yang terdapat pada sistem penjualan seperti ini adalah:

Buku yang diperjualbelikan ditumpuk begitu saja, biasanya disesuaikan

dengan jenisnya. Hal ini menyulitkan pembeli karena mereka harus

mencari sendiri buku yang diinginkan di dalam tumpukan-tumpukan

tersebut.

Terjadi tawar menawar harga antara penjual dengan pembeli. Hal ini

disebabkan karena tidak ada patokan harga yang pasti dari penjual

karena buku yang diperjualbelikan adalah buku bekas.

Penjual buku bekas menerima kiriman buku bekas dari tukang loak

maupun persewaan-persewaan buku.

Page 42: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Persewaan Buku

Adalah jenis usaha jasa yang menyewakan buku bacaan kepada orang-

orang yang telah mendaftar menjadi anggota. Biasanya berupa bacaan ringan

seperti novel, komik dan majalah. Bedanya dengan perpustakaan, di

persewaan buku, buku disewakan dengan tarif yang sudah ditentukan. Bagi

kalangan menengah persewaan buku sangat diminati, karena melihat

terbatasnya koleksi perpustakaan terutama pada buku bacaan ringan, ditambah

lagi bila membeli buku di toko buku masih dirasa mahal.

B. TINJAUAN PUSAT BUKU SEBAGAI MODERN MARKET

1. TINJAUAN MODERN MARKET

Modern market atau lebih sering dikenal masyarakat sebagai mall, ialah suatu

wadah yang berupa gabungan dari retail shop atau tenant. Perbedaannya dengan

pasar konvensional, modern market tidak hanya fokus pada aktivitas jual belinya

saja, tetapi juga kegiatan penunjang untuk membuat suasana dan pengunjungnya

betah. Modern market

sehingga para pengunjung mall tidak hanya tertarik untuk mencari barang

kebutuhannya saja, tetapi sekaligus menikmati kegiatan berbelanjanya melalui

tampilan eksterior dan interior. Kelebihannya yang lain, modern market mampu

menyajikan sarana rekreasi sekaligus sebagai tempat memenuhi kebutuhan hidup

masyarakat. Oleh karena itu, modern market mampu menghadirkan nilai lebih

dalam berbelanja dan hal tersebut juga sering diwujudkan dalam konsep modern

market seperti dimana modern market menyediakan tenant-

tenant yang sangat lengkap, serta 20

20 Tabloid Media Mix, Januari 2006 dalam TA Fathurrahman, 2009

Page 43: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Unsur-unsur Modern Market

Shopping mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh

elemen-elemen, antara lain: 21

1) Anchor (magnet)

Perwujudan dari nodes yang dapat pula berfungsi sebagai landmark,

berupa plaza dalam shopping mall.

2) Secondary Anchor ( magnet sekunder)

Perwujudan dari districts yang berupa toko-toko pengecer, retail store,

supermarket, superstore.

3) Street Mall

Perwujudan paths berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-

magnet.

4) Landscaping (pertamanan)

Perwujudan dari edges yang merupakan pembatas pertokoan di tempat-

tempat luar.

b. Pola Sirkulasi Modern Market

Pola sirkulasi antar retail dalam mall dapat dibedakan sebagai berikut: 22

1) Selasar satu ruang.

Dipakai untuk sistem peruangan terbuka/tertutup. Sirkulasi ini paling efektif

dan nyaman bagi konsumen, tetapi kurang efisien karena penggunaannya

hanya untuk satu arah.

21 Lien Edgar, P.Eng. Shoping Mall Center Planing Development and Administration, dalam Fathurraman 2009

22 Lien Edgar, P.Eng. Shoping Mall Center Planing Development and Administration, dalam Fathurraman 2009

Page 44: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Selasar dua arah.

Pemakaian sistem ini lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan sistem

satu ruang. Pemakaian system ini dapat digunakan untuk pola peruangan

terbuka maupun tertutup.

3) Dua selasar tiga ruang.

Sistem ini adalah pembagian dari sitem satu arah dan dua arah, dapat

menggunakan system peruangan terbuka atau tertutup.

4) Perkembangan dari penggunaan sitem peruangan empat arah.

Sistem ini dapat lebih efektif, fleksibel dan efisien.

2. ARSITEKTUR REKREATIF

Rekreatif adalah bersifat rekreasi yaitu menghibur dan menyenangkan yang

merupakan salah satu strategi untuk menarik pengunjung datang dalam Pusat Buku

Surakarta dan selanjutnya dapat meningkatkan minat baca. Beberapa pengertian

mengenai desain arsitektur rekreatif adalah:

Page 45: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Merupakan respon dari tujuan suatu perencanaan yang mengandung muatan

rekreasi. Adalah desain yang bebas, non-formal untuk menghilangkan penat

yang merupakan bentuk pengaplikasian dari lingkungan dan site yang

mendukung. 23

- Desain yang bertujuan menciptakan keindahan, menghadirkan suasana yang

rekreatif melalui penataan interior. 24

- Desain yang memanfaatkan potensi alam sebagai konsep awal yang menarik

untuk digali lagi sesuai dengan kebutuhan perancangan. 25

- Merupakan cermin kebosanan terhadap suatu desain yang kosong, permainan

warna yang sedikit dan hanya mengedepankan fungsi tanpa peduli kebutuhan

pengguna. 26

23 www.astudio.or.id

24 www.archdaily.com

25 Bali Post, edisi 3 Juni 2007

26 www.astudio.or.id

Gb 2.3 Fasade rekreatif (sumber: google image)

Gb 2.4 Interior rekreatif (sumber: google image)

Gb 2.5 Pemanfaatan alam pada fasade (sumber: google image)

Gb 2.6 Fasade interaktif (sumber: google image)

Page 46: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Desain rancangan yang memiliki karakter santai, nyaman, menyenangkan dan

mengundang orang untuk berkunjung. 27

Berdasar beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan suatu

desain yang rekreatif adalah desain yang memiliki tidak biasa, unik dan atraktif

dalam warna-warna cerah dengan permainan massa bebas dan menarik dimana

orientasinya dihadapkan pada lansekap yang menarik dan memanfaatkan view

sekitar.

C. TINJAUAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Bangunan dapat disebut sebagai kulit ketiga manusia yang berfungsi sebagai

ruang untuk menguapkan keringat di kulit dan kelembaban dinding bangunan. Jendela,

pintu, lubang atap atau lubang dinding diperlukan untuk mengendalikan sinar ultra violet,

infra merah dan panas matahari yang berlebihan. Maka dari itu hendaknya tidak serta

merta meniru utuh aliran arsitektur tersebut tanpa memperhatikan kondisi setempat.

Fenomena tentang mewahnya arsitektur modern yang dilomba-lombakan tiap

negara untuk mempercantik kota mereka, nyatanya tidak sedikit pula gaya arsitektur

tersebut yang sebenarnya tidak cocok bila diterapkan di iklim tropis, seperti Indonesia.

Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian dan keselarasan antara desain bangunan

dan iklim setempat, guna menciptakan kondisi kenyamanan yang pas untuk

penghuninya dan akhirnya merupakan bentuk hemat energi bagi lingkungan.

Ken Yeang, merumuskan pendekatan berbasis iklim sebagai: Ecological design,

is bioclimatic design, design with the limate of the locality, and low energy design. Yeang

menekankan pada integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi

27 digilib.itb.ac.id

Gb 2.7 Karakter santai dalam interior (sumber: google image)

Page 47: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tapak, program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap pada iklim,

penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif

dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi,

ventilasi alami, warna. Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah,

melalui tiga tingkatan, yaitu:

Integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah,

topografi,air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya.

Integrasi sistem-sistem dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air,

pengolahan dan pembuangan limbah cair, system pembuangan dari bangunan dan

pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya.

Integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumberdaya alam

yang berkelanjutan.

1. PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur yang berlandaskan pada

pendekatan desain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi alam

iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai

dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi

bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain

fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung

bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.28

Arsitektur Bioklimatik merupakan seni merancang bangunan dengan metode

hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim

dengan menerapkannya pada elemen bangunan. 29

28 Jimmy Priatman, 2002 29 Syarif Hidayat, 2000

Page 48: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arsitektur bioklimatik mengusung desain yang dapat beradaptasi terhadap

perubahan-perubahan iklim sehingga setiap orang yang beraktivitas di bangunan

ini merasakan kesan nyaman dan akrab. Mereka seperti berada di bawah

rindangnya tumbuhan. Iklim pada umumnya terdiri atas beberapa bagian, di

antaranya hujan, panas, lembab, dan dingin.

2. MANFAAT DESAIN BIOKLIMATIK

Secara umum manfaat penerapan desain bioklimatik adalah:

Mengurangi konsumsi energi dengan memanfaatkan unsur alam.

Melakukan perlindungan terhadap ekosistem.

Meningkatkan produktivitas kerja karena didasarkan pada kebutuhan

kenyamanan termal penghuninya.

Berpengaruh baik terhadap kesehatan karena menggunakan unsur-unsur yang

alami.

3. ASPEK-ASPEK BIOKLIMATIK

a. Iklim

1) Radiasi Matahari

Panas dihantarkan matahari hanya dengan satu proses saja yaitu

radiasi. Radiasi ini akan mengalir dari suatu ruang yang lebih panas

menuju suatu ruang yang lebih dingin.

Dalam perancangan pencahayaan alami, cahaya matahari

dihindarkan masuk langsung ke dalam ruangan, karena adanya kerugian

yang dapat ditimbulkan. Kerugian tersebut adalah pemanasan ruangan

yang terkena cahaya matahari langsung. Hal ini dapat dikurangi jika

cahaya matahari direfleksikan oleh benda yang berada di luar bangunan

sebelum masuk ke dalam ruangan

Page 49: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sinar matahari berasal dari:

Sinar matahari yang langsung tanpa halangan apapun.

Sinar matahari yang berasal dari pantulan-pantulan awan. Kedua sinar

matahari tersebut disebut berasal dari langit.

Sinar matahari refleksi luar, yakni hasil pemantulan cahaya dari benda-

benda yang berdiri di luar bangunan dan masuk ke dalam ruangan

melalui bukaan.

Sinar matahari refleksi dalam, yaitu hasil pemantulan cahaya dari

benda-benda yang dekat sekitar bangunan kita maupun benda-benda

dan elemen dalam ruangan itu sendiri. Termasuk disini adalah cahaya

yang terpantul dari tanah/halaman, taman rumput, pepohonan,

pengerasan halaman, dan sebagainya, yang terpantul lagi ke bagian-

bagian bangunan dan dipantulkan lagi ke bidang kerja dalam ruangan

Aspek perencanaan untuk mengatasi radiasi matahari adalah:

Pembayangan, yaitu suatu cara untuk mengelakkan sinar matahari

yang berlebihan.

Pemanasan / pendinginan,

Orientasi atap pemanasan, yang dapat dicapai dengan orientasi massa

bangunan.

Page 50: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Angin

Angin merupakan udara yang bergerak yang disebabkan oleh

pemanasan lapisan-lapisan yang berbeda. Angin yang diiginkan dalam

kondisi nyaman adalah angin lokal, sepoi-sepoi yang dapat memperbaiki

iklim mikro. Aspek perencanaannya adalah sebagai berikut:

Gerakan angin kawasan

Aliran udara dalam bangunan

Treatment udara sejuk

Distribusi kecepatan udara interior

Aliran udara vertikal

Pengaruh angin / udara

3) Cahaya

Cahaya merupakan komponen lain dari sinar matahari yang secara

alami dapat digunakan sebagai penerangan ruang. Cahaya dalam keadaan

nyaman yang dibutuhkan adalah intensitasnya yang hangat, tidak terlalu

silau, tetapi tetap terang. Aspek perencanaannya adalah sebagai berikut:

Distribusi dan kuantitas pencahayaan alami

Pencahayaan tanpa glare dan panas

Karakter visual elemen bangunan

b. Arsitektur Setempat

Arsitektur tradisional merupakan hasil dari proses trial and error dari

para leluhur. Proses ini didasarkan pada aspek geografi, geologi dan iklim

setempat dipadukan dengan sosial kemasyarakatan dan dan kepercayaan

yang berkembang pada saatitu. Berdasarkan hal tersebut maka timbulah ciri

khas dari berbagai bentuk dan gaya arsitektur di seluruh dunia yang berbeda

Page 51: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari masa ke masa. Beberapa penyelesaian arsitektur di daerah topis lembab,

antara lain :

1) Atap

Untuk daerah tropis lembab digunakan atap miring berupa atap pelana,

limasan atau panggang pe dari plat/lembaran monolitik. Pada perancangan

perlu memperhatikan :

Tritisan lebar dapat melindungi dinding dan jendela dari cahaya

matahari dan hujan.

Kemiringan atap dapat mengalirkan air hujan sebelum merembes ke

dalam bahan bangunan. Setiap atap memiliki sudut kemiringan

optimum tertentu.

Digunakan konstruksi atap 2 lapis untuk mendapatkan atap yang lebih

dingin. Fungsi lapisan luar adalah melindungi lapisan dalam dari

cahaya matahari. Ruang diantara kedua lapisan untuk pembuangan

panas melalui ventilasi silang. Lubang keluar udara terletak pada atap

tinggi.

2) Dinding

Dinding akan menjadi panas bila tidak dilindungi dari radiasi matahari dan

akan meneruskan panas ke dalam ruangan. Dinding utara dan selatan

tidak begitu banyak menerima radiasi kiarena sudut jatuh cahaya cukup

besar.

Tanah disekitar bangunan harus di teduhi/diberi tanaman untuk

mencegah pemantulan pada dinding.

Tembok pagar berwarna cerah tetapi tidak memantul pada dinding

bangunan.

Bidang dinding dibuka selebar mungkin untuk mendapat ventilasi siang

yang diperlukan.

Page 52: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konstruksi ringan dan modern dengan dinding tipis dan lubang lubang

yang diperlukan untuk pencahayaan dan penghawaan, dilindungi oleh

tritisan.

3) Lantai

Bangunan dapat didirikan di atas tiang untuk mendapatkan ventilasi

silang yang baik, karena perbedaan temperatur tanah dan udara hanya

sedikit. Gerakan udara ke bawah bangunan bisa menguntungkan,

bangunan aman dari banjir dan binatang kecil.

Bangunan yang tidak berdiri diatas tiang harus memiliki jarak yang

cukup dari tanah untuk mencegah masuknya air, kotoran dan binatang.

Pemakaian lantai batu dianjurkan untuk pengudaraan yang alamiah

karena konstruksinya terbuka, sangat dipengaruhi iklim. Lantai batu

buatan yang licin (teraso) sangat mudah dirawat.

Pemilihan warna lantai yang terkena cahaya matahari dengan

kompromi antara pencegahan kesilauan di satu pihak dan

penghindaran penyerapan panas di pihak lain.

4. DESAIN HEMAT ENERGI

Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi

produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan.

Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam

penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan,

hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan. Desain rancang bangunan

memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya

alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara

pada siang hari.

Page 53: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout

sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan

material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap

(roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun,

pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

5. KENYAMANAN TERMAL

a. Teori

Kenyamanan secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

kenyaman visual (dari aspek pencahayaan) dan kenyamanan termal (dari

aspek penurunan dan penaikan suhu ruang). Ukuran kenyamanan penghuni

secara fisik, sosial dan ekonomi, dicapai melalui penggunaan sistem-sistem

dalam bangunan yang alamiah, ditekankan pada sistem pasif, pengendalian

iklim dan keselarasan dengan lingkungannya. Bentuk dan orientasi bangunan

didasarkan pada selaras dengan alam sekitarnya, kebutuhan penghuni dan

iklim, tidak mengarah pada bentuk bangunan atau style tertentu, tetapi

mencapai keselarasan dengan alam dan kenyamanan penghuni dipecahkan

secara teknis dan ilmiah.

Teori Fanger, Standar Amerika (ANSI/ASHRAE 55-1992), Standar

Internasional untuk kenyamanan termis dan Szokolay (dalam

menyebutkan hal yang sama, yaitu

kenyamanan tergantung pada variabel iklim (matahari/radiasinya, suhu udara,

kelembaban udara, dan kecepatan angin) dan beberapa faktor subyektif seperti

pakaian, aklimatisasi, usia dan jenis kelamin, tingkat kegemukan, tingkat

kesehatan, jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta warna kulit.

Menurut penelitian Lippsmeier, batas-batas kenyamanan manusia untuk

daerah khatulistiwa adalah 19°C TE (batas bawah) 26°C TE (batas atas).

Page 54: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada temperatur 26°C TE umumnya manusia sudah mulai berkeringat. Daya

tahan dan kemampuan kerja manusia mulai menurun pada temperatur 26°C

TE 30°C TE. Kondisi lingkungan yang sukar mulai dirasakan pada suhu

33,5°C TE 35,5 °C TE, dan pada suhu 35°C TE 36°C TE kondisi lingkungan

tidak dapat ditolerir lagi. Produktifitas manusia cenderung menurun pada

kondisi udara yang terlalu dingin atau terlalu panas. Produktifitas kerja manusia

meningkat pada kondisi suhu yang nyaman. 30

Sementara itu, Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi

Energi pada Bangunan Gedung yang diterbitkan oleh Yayasan LPMB-PU

membagi suhu nyaman untuk orang Indonesia atas tiga bagian sebagai berikut:

Tabel. Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada

Bangunan (Sumber: data Yayasan LPMB-PU)

Berdasar penelitian tersebut maka suhu yang dibutuhkan agar dapat

beraktivitas dengan baik adalah suhu nyaman optimal (22,8°C - 25,8°C dengan

kelembaban 70%). Padahal angka ini berada di bawah kondisi suhu udara di

Indonesia yang dapat mencapai angka 35°C dengan kelembaban 80%. Maka

dari itu, untuk menyiasatinya dan mendapatkan suhu nyaman optimal, perlu

dengan pendekatan desain.

30 Idealistina , 1991

Page 55: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Penerapan Desain Bioklimatik

Pendekatan desain yang dimaksud diatas, yaitu:

1) Orientasi Bangunan

a) Orientasi terhadap matahari (Pencahayaan)

Semakin luas bidang yang menerima radiasi matahari secara

langsung, semakin besar juga panas yang diterima bangunan. Dengan

demikian, bagian bidang bangunan yang terluas (bangunan yang

bentuknya memanjang) sebaiknya mempunyai orientasi ke arah Utara-

Selatan sehingga sisi bangunan yang pendek, (menghadap Timur

Barat) yang menerima radiasi matahari langsung.

Gb 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya (sumber: The European Commission)

b) Orientasi terhadap Angin (Penghawaan)

Posisi bangunan yang melintang terhadap angin primer sangat

dibutuhkan untuk pendinginan suhu udara.

Gb 2.9 Orientasi terhadap angin (sumber: www.digilib.unnes.com)

Jenis, ukuran, dan posisi lobang jendela pada sisi atas dan bawah

bangunan dapat meningkatkan efek ventilasi silang (pergerakan

Page 56: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

udara) di dalam ruang sehingga terjadi penggantian udara panas

di dalam ruang dengan menghindari meningkatnya kelembaban

udara.

Untuk menambah kecepatan udara terutama pada saat panas,

bagian inlet udara ditempatkan di bagian atas, dengan luas outlet

sama atau lebih besar dari inlet dan tidak ada perabot yang

menghalangi gerakan udara di dalam ruang.

Bukaan jendela (jalousie atau louvered) dapat membantu udara

langsung ke tempat-tempat yang membutuhkan.

Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit-langit

(khususnya bangunan rendah) sangat perlu agar tidak terjadi

akumulasi panas pada ruang tersebut. Panas yang terkumpul

pada ruang tersebut akan ditransmisikan ke ruang di bawah langit-

langit tersebut.

Ventilasi silang

2) Elemen Arsitektur

a) Pelindung Matahari

Apabila posisi bangunan pada arah Timur dan Barat tidak dapat

dihindari, maka pandangan bebas melalui jendela pada sisi ini harus

dihindari dengan menggunakan elemen pelindung matahari, seperti:

Gb 2.10 Ventilasi Silang Bangunan Tropis (Sumber: Lippsmeier 1980)

Page 57: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Efektif digunakan pada bidang

bangunan yang menghadap

Utara Selatan:

1. Cantilever (overhang)

2. Horizontal Louver Overhang

Elemen Pelindung Shading Coeffisient Cantilever (overhang) Horizontal Louver Overhang Panel (awning) Horizontal Louver Screen Egg crate Vertical louver (moveable) Vertical Louver (permanent)

0,25 0,20 0.15

0,60 0,10 0,10

0,15 0,10 0,30

Tabel. Angka Shading Coefficient (S.C). (Sumber: Concepti In The Thermal Comfort, M. David Egan

b) Material dan Warna

Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi

(lewat dinding, atap, jendela kaca) dan radiasi matahari yang

ditransmisikan melalui jendela/kaca. Besar radiasi matahari yang

ditransmisikan melalui selubung bangunan dipengaruhi oleh fasade

bangunan yaitu perbandingan luas kaca dan luas dinding bangunan

keseluruhan (wall to wall ratio), serta jenis dan tebal kaca yang

digunakan.

Efektif digunakan pada bidang

bangunan yang menghadap

Timur Barat:

3. Panel (awning)

4. Horizontal Louver Screen

5. Egg crate Gb 2.11 Elemen Pelindung Matahari (sumber: Egan, Concept in Thermal

Comfort, 1975)

Page 58: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Penggunaan Kaca Shadding

Coeffisient Jenis Kaca Warna Tebal

1 Kaca Bening - -

1/4 inci 3/8 inci

0.95 0.90

2 Heat Absorbing Glass

Abu abu, bronze, green tinted

-

3/16 inci 1/2 inci

0.75 0.50

3 Revlective Glass

Dark grey metalized, light gray metalized

- -

0.35 s/d 0.20 0.60 s/d 0.35

Tabel Shading Coeffisien untuk berbagai jenis material kaca Sumber: Concept in the Thermal Comfort, M. David Egan

Radiasi matahari yang jatuh pada selubung bangunan

dipantulkan kembali dan sebagian diserap. Panas yang terserap akan

dikumpulkan dan diteruskan ke bagian sisi yang dingin (sisi dalam

bangunan). Masing-masing bahan bangunan mempunyai angka

koefisien serapan kalor (%) seperti terlihat pada tabel berikut. Semakin

besar serapan kalor, semakin besar panas yang diteruskan ke

ruangan.

Permukaan Bahan % Asbes semen baru Asbes semen sabgat kotor (6 tahun terpakai) Kulit bitumen/aspal Kulit bitumen bila dicat alumunium Genteng keramik merah Seng (baru) Seng (kotor sekali) Selulose cat putih Selulose cat hijau tua Selulose cat merah tua Selulose cat hitam Selulose cat kelabu hitam

45 59 83 86 40

62 66 64 92 18 88 57 94 90

Sumber: Pengantar Fisika Bangunan, Mangunwijaya, hal 117

Warna material juga berpengaruh terhadap angka serapan

kalor. Warna-warna muda memiliki angka serapan kalor yang lebih

sedikit dari pada warna tua. Warna putih memiliki angka serapan kalor

paling sedikit (10%-15%), sebaliknya warna hitam dengan permukaan

tekstur kasar dapat menyerap kalor sampai 95%.

Page 59: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Permukaan % Dikapur putih (baru) Dicat minyak (baru) Marmer/pualam putih Kelabu madya Batu bata, beton Hitam mengkilat Hitam kasar

10 15 20 30 40 50 60 70 70 75 80 85 90 95

Tabel Koefisien Serapan Kalor Akibat Pengaruh Warna Sumber: Pengantar Fisika Bangunan, Mangunwijaya, hlm. 116

3) Elemen Lansekap

a) Vegetasi

Keberadaan pohon secara langsung/tidak langsung akan

menurunkan suhu udara di sekitarnya, karena radiasi matahari

akan diserap oleh daun untuk proses fotosintesa dan penguapan.

Merupakan unsur efektif dalam menghalau cahaya matahari yang

bersifat panas dan menyilaukan. Pengaruh vegetasi dalam

bangunan diantaranya adalah:

Mempengaruhi iklim mikro lingkungan. Semakin besar jarak

pohon terhadap bangunan, maka semakin baik pengaruhnya

terhadap ventilasi alami. Dalam arti gerakan udara dalam

bangunan semakin baik.

Jarak pohon 1,5 m thd bangunan

Jarak pohon 3 m thd bangunan

Jarak pohon 9 m thd bangunan

Gb 2.12 Pengaruh jarak pohon pada bangunan

(sumber: Concept in Thermal Comfort, Egan, 1975)

Page 60: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebagai penahan angin dan

penyariang debu. Perlindungan

yang baik adalah membuat

permukaan lunak di sekeliling

bangunan dengan tembok

penahan pasir minimal tinggi 1,6

m dan menghindari bentuk lekukan dan permukaan dimana

pasir dan debu dapat berkumpul, dengan menggunakan bahan-

bahan ahan gesekan.

Memberikan pembayangan. Efek

bayangan oleh vegetasi akan

menghalangi pemanasan

permukaan bangunan dan tanah di

bawahnya.

Sebagai windbreak untuk daerah yang kecepatan anginnya

cukup besar. Pohon sebagai windbreak dapat mengurangi

kecepatan angin lebih dari 35 % jika jaraknya dari bangunan

sebesar 5x tinggi pohon.

Sebagai penahan erosi

Mengurangi kebisingan

Meningkatkan kualitas cahaya

Menimbulkan kesan sejuk dan segar

b) Unsur Air

Keberadaan air akan menurunkan suhu udara di sekitarnya

karena terjadi penyerapan panas pada proses penguapan air.

Namun, proses penguapan akan menaikkan kelembaban dimana

Gb 2.13 Pengaruh vegetasi pada arah angin

(sumber: Lippsmeier 1980)

Gb 2.14 Efek Pembayangan (Sumber:

The European Commission)

Page 61: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hal ini harus dihindari. Oleh sebab itu penggunaan unsur air harus

mempertimbangkan adanya gerakan udara (angin) sehingga tidak

terjadi peningkatan kelembaban.

Kandungan air pada udara dapat ditingkatkan selama masih

belum jenuh. Proses ini terjadi terus menerus di alam dan juga

dapat dibantu secara buatan. Air diuapkan sehingga

mengakibatkan terjadinya pendinginan dan perubahan iklim mikro

yang diinginkan. Hal ini dapat dicapai melalui metode: 31

Menggunakan peralatan dalam bangunan yang menghasilkan

pendinginan langsung melalui penguapan.

Alat yang paling sederhana adalah tikar jerami yang dibentang

pada sebuah bingkai kayu dan dibasahi terus menerus dengan

sebuah alat penyemprot sederhana atau dengan menyiraminya

sekali-sekali dengan air. Dapat juga dengan mempercepat

aliran udara dengan kipas angin. Bila temperatur dibawah

bayangan adalah 350C, maka dengan kelembapan 40% dapat

dihasilkan penurunan temperatr sebesar 50C melalui cara ini.

31 Lippsmeier, 1998

Gb 2.15 Unsur air sebagai pendingin alami (sumber: The European Commission)

Page 62: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menggunakan instalasi di luar dan sekitar bangunan yang

terjadi oleh penurunan temperartur dinding dan atap atau

pendinginan udara yang menyentuh bangunan.

Dalam hal ini yang diberikan percikan air adalah atap, dinding

dan tanah di sekitar bangunan, kemudian akan terjadi

penguapan yang dibawa oleh angin. Namun perlu diperhatikan

bahwa konstruksi harus tahan terhadap air. Dalam hal ini,

temperatur permukaan atap akan turun sebesar 250C 300C.

Keuntungan yang lain, temperature atap menjadi lebih dingin

sehingga tidak mudah retak atau pecah.

D. STUDI KASUS

Studi kasus digunakan sebagai preseden untuk Pusat Buku Surakarta yang

direncanakan. Obyek yang dipilih adalah obyek yang memiliki kesamaan fungsi dan

aktivitas, yaitu Pusat Buku Indonesia (PBI) Jakarta, Shopping Center Yogyakarta dan

Library@Orchad Singapura. Selain itu juga obyek yang memiliki pendekatan sejenis,

yaitu National Library Board (NLB) Singapura dan Mesiniaga Tower Malaysia.

1. PBI (Pusat Buku Indonesia), Jakarta 32

Pusat Buku Indonesi (PBI) terletak di Hypermall Kelapa Gading, Jakarta.

Tempat dimana seluruh penerbit buku yang tergabung dalam Ikapi menampilkan

buku terbitan mereka di sini dalam stan-stan seperti pameran buku. Jadi, layaknya

seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun. PBI digagas untuk memberi

alternatif baru bagi penggemar buku, meningkatkan lagi minat masyarakat kepada

buku dan menjadikan distribusi buku lebih mudah dan merata, karena selama ini,

penerbit menitipkan bukunya di toko buku, termasuk Gramedia, bukan menjual

sendiri.

32 www.kompas.com

Page 63: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PBI direncanakan menjadi tempat berkumpul perusahaan-perusahaan

penerbit yang disebut pelayanan pendidikan dalam satu atap. Direncanakan akan

ada lebih dari 1.500 stand, 776 stand di antaranya khusus untuk anggota IKAPI.

Kegiatan PBI dimulai dari pukul 09.00 -21.00 setiap harinya.

2. Shopping Center, Yogyakarta 33

Berkunjung ke Yogyakarta tidak lengkap

rasanya jika tidak mampir ke Kios Buku Taman

Pintar, atau yang lebih dikenal dengan nama

Shopping Center. Memasuki Jalan Sriwedari -

pararel di sebelah timur Jalan Malioboro- deretan

kios-kios yang memajang beragam buku akan

langsung terlihat.

Buku yang dijual bermacam-macam, dari buku

baru hingga buku bekas. Tiap kios memiliki

spesifikasinya masing-masing, dari buku-buku umum,

religi, buku pelajaran, hingga novel dan komik. Tak

hanya itu, di Shopping center juga tersedia berbagai

kebutuhan untuk mahasiswa, dari kliping artikel dan

makalah-makalah bekas untuk referensi mengerjakan

tugas, hingga buku-buku penunjang kuliah.

Ada 124 kios yang tertata rapi di dua

lantai. Para pedagangnya tergabung dalam

Koperasi Pedagang Buku (Kopaku) Taman Pintar,

yang dibentuk sekitar tahun 1988. Jika dibanding

harga di toko-toko buku, harga buku di shopping

33 www.pesisiran-kidul.blogspot.com

Gb 2.16 Fasade Shopping Center (sumber: dok. Pribadi)

Gb 2.18 Interior Shopping Center (sumber: www.pesisiran-

kidul.blogspot.com

Gb 2.17 Kios-kios Buku (sumber: dok. Pribadi)

Page 64: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

center relatif lebih murah. Untuk buku-buku baru rata-rata diambil langsung dari

penerbit, dengan pengambilan keuntungan yang kecil. Harganya lebih rendah dari

buku-buku di toko buku. Dari keuntungan yang diambil kecil 2,5 5 % untuk

merekrut pelanggan sebanyak-banyaknya, sehingga walau keuntungan sedikit tapi

omzet penjualan lebih banyak dibanding di toko buku.

Hampir setiap hari shopping center selalu ramai dikunjungi calon-calon

pembeli, terlebih lagi pada akhir pekan yaitu Jumat hingga Minggu. Bahkan tidak

sedikit pula pembeli yang datang dari luar kota Yogyakarta. Bagi sebagian orang,

Shopping Center bisa dijadikan sebagai alternatif pilihan ketika di toko-toko buku

tidak bisa menemukan buku yang dicari. Selain toko buku, tersedia juga food court,

game center, toko souvenir dan perlengkapan computer.

3. National Library Board, Singapura 34

NLB merupakan ikon pengetahuan yang terletak di

jantung Singapura. Selain sebagai perpustakaan nasional,

NLB juga menjadi pusat EnterpriseOne Business

Information Services (EBIS) Centre yang menyediakan

informasi pasar dan bisnis bagi pebisnis sebagai bahan

pertimbangan bisnis. Fasilitas lainnya seperti ruang

seminar, promenade pameran dan Plaza terbuka di lantai

dasar dan semuanya digunakan secara teratur untuk

berbagai jenis kegiatan.

Gedung perpustakaan memiliki 16 lantai yang

menawarkan pemandangan panorama cityscape

Singapura. Koleksi ditata menutur jenis bacaan sehingga

pengunjug diarahkan sesuai jenis bacaan yang

34 Site resmi NLB dan beberapa artikel arsitektur

Gb 2.19 NLB, Singapura

(sumber Wikipedia)

Gb 2.20 Entrance NLB (sumber:

www.nationallibraryboard.co

Page 65: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibutuhkannya. Didalam luas site 11.304 m2 dan luas lantai sekitar 58.783 m2,

selain ruang koleksi perpustakaan, juga terdapat Drama Center dengan kapasitas

615 kursi.

NLB dirancang sebagai gedung perpustakaan

tropis dengan pendekatan arsitektur bioklimatik. Dunia

internasional mengakuinya sebagai ikon arsitektur hijau

(green architecture)

operasional gedung dengan cara hemat energi dan

memungkinkan untuk lingkungan yang berkelanjutan.

Fitur hijau termasuk dalam penggunaan lansekap dari ciri bioklimatik untuk

memperbaiki termal lingkungan, pencahayaan dan penghawaan. Memiliki taman

yang luas dan taman di atap (roof garden) untuk dimanfaatkan sebagai penurun

suhu lingkungan lokal. Memiliki ruang tengah sebuah plaza untuk memaksimalkan

penyebaran cahayan dan penghawaan alami pada gedung. Memanfaatkan hujan air

hujan yang ditampung untuk mengairi vegetasi di atap dan menggunakan water

efficient taps atau keran air yang efisien dan tangki untuk menghemat air.

Orientasi bangunan menghidari

matahari di arah barat timur dan

dikombinasikan dengan shading dan

overhang pada fasade sebagai perisai

tambahan bagi sinar matahari.

Sunshading menggunakan double layer glass.

Pencahayaannya berasal dari sinar matahari

yang dipantulkan ke dalam ruangan. Selain itu

menggunakan sensor gerak pada pencahayaan

buatan, sehingga pada saat tidak dipakai, lampu dapat

mati secara otomatis. AC-nya menggunakan control

Gb 2.21 Taman indoor (sumber:

www.nationallibraryboard.com

Gb 2.22 Sun shading pada fasad (sumber: www.nationallibraryboard.com

Gb 2.23 Ruang Koleksi (sumber:

www.nationallibraryboard.com

Page 66: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

chiller otomatis dan dinyalakan pada malam hari setelah jam kunjung perpustakaan

usai untuk menjaga dan merawat benda-benda koleksi.

Konsep green memenuhi tanggung jawab sosial NLB dalam usaha ramah

lingkungan. Selain manfaat biaya konsumsi energi dan operasi yang rendah konsep

green telah membuat jalannya Gedung Perpustakaan Nasional lebih efisien. Pada

tahun 2007, NLB memenangkan Silver Award di Universal Design Award dari BCA,

untuk ruang yang luas, pencahayaan yang baik, aksesibilitas dan kenyamanan

sirkulasi.

4. Library@Orchad, Singapura

Library@orchard adalah perpustakaan umum dibawah NLB yang terletak di

dalam sebuah pusat perbelanjaan, yaitu lantai 5 the Ngee Ann City Shopping Mall.

Dimana mall tersebut berada di kawasan strategis di Singapura, yaitu Orchard

Road. Perpustakaan ini memang dikonsep dan ditujukan untuk kebutuhan anak

muda umur 18-35 tahun.

Dengan suasana yang menarik dan adanya bilik musik dan kafe, rata-rata

pengunjungnya mencapai 1,4 juta per tahun. Tidak seperti perpustakaan pada

umumnya, interior Library@orchad ditata seperti sebuah butik dan merupakan

lifestyle library yang pertama di Singapura. Idenya adalah mengadopsi gaya hidup

masyarakat pada ruang baca dan koleksi yang ditawarkan. Perpustakaan ini

memiliki koleksi 20.000 buku fiksi, 2.600 buku-buku seni, 3.000 buku self-help dan

self-improvement dan 2.500 buku tentang kesehatan dan kebugaran. Sisa dari

Gb 2.24 Suasana Interior (Sumber: www.hkla.org)

Page 67: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

koleksi terdiri dari travel guide dan majalah, sehingga koleksi total mencapai

100.000 pustaka.

Dengan total luas area 1.500 m2, Library@Orchard

memiliki tampilan luar yang merupakan campuran logam,

beton dan kaca sebagai selubung bangunan. Sedangkan

pada interiornya menggunakan lantai kayu serta

penerangan dari lampu kuning yang hangat melembutkan

tampilan dan menciptakan suasana yang nyaman. Di dalam,

pengunjung bisa memilih sendiri jenis musik yang akan

didengar sambil membaca. Kegiatan di dalamnya tidak

terfokus hanya membaca buku saja. Namun, juga diskusi

tentang suatu tema yang menarik, pameran, dan pertunjukan musik di Library Café.

Library@Orchard pertama kali dibuka pada 21 Oktober 1999 dan telah ditutup

pada tahun 2007 yang lalu. Namun, penutupannya adalah usaha untuk menata

kembali dan merelokasi ulang perpustakaan tersebut di tempat yang lain.

5. Mesiniaga Tower, Malaysia 35

Rancangan konsultan T.R. Hamzah & Yeang, Sdn.Bhd.

berupa gedung 15 lantai seluas 12.345 m2 di Kuala Lumpur,

Malaysia tersebut memenangkan penghargaan arsitektur

35 http://artikel-arsitektur.blogdrive.com dan makalah Nelza M Iqbal, 2009

Gb 2.25 Suasana Interior dan aktivitas (Sumber: www.hkla.org)

Gb 2.27 Pertunjukan Musik (Sumber: www.hkla.org)

Gb. 2.26 Ruang Koleksi (Sumber: www.hkla.org)

Gb 2.28 Mesiniaga Tower (sumber: Wikipedia)

Page 68: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbaik se-Asia 1996. Untuk kategori public amenity buildings. Dengan pendekatan

arsitektur tropis, Menara Mesiniaga mampu menjadi bangunan yang lebih murah dan

efisien ketimbang bangunan umum lainnya. Artinya, dengan berkaca pada Menara

Mesiniaga (MM) ternyata aspek ekonomi, teknologi dan ekologi bisa dipertautkan.

MM mampu menghemat energi melalui pendekatan arsitektur tropis. Apalagi

didukung penggunaan material yang biasa dipakai untuk gedung tinggi misalnya

struktur baja dan komponen ringan pembatas ruang.

Arsitek Kenneth Yeang bereksperimen dalam cara penggunaannya melalui

penempatan bahan tersebut sebagai penangkal sengatan panas dalam ukuran yang

berbeda-beda dan bentuk melengkung, sesuai pergerakan matahari. "Dengan

pendekatan bioclimatic architecture, tingkat efisiensi gedung perkantoran ini 80%,"

ungkap Kenneth Yeang.

MM juga menjadi lebih efisien karena infrastruktur bangunan (service core)

yang biasanya di tengah bangunan ditarik ke tepi timur sehingga tangga, lift, toliet

dan mekanikal, elektrikal dan plumbing di sisi yang paling banyak menerima sengatan

matahari yakni timur gedung. Sedangkan ruang kerja bisa lebih leluasa dan gang

untuk sirkulasi lebih sedikit.

Yang paling menarik adalah tampilnya dua 'taman di awan' yang membelit

bangunan bak spiral. Taman itu memberikan efek bayangan dan amat kontras

dengan permukaan dinding dari aluminium dan baja. Struktur bangunan dari rangka

beton bertulang yang dilubangi dua jenis penangkis matahari, dinding baja dan kaca,

Gb 2.30 Balkon yang berada di sisi timur merupakan salah satu aplikasi recessed wall (sumber: artikel-arsitektur.blogdrive.com)

Gb 2.29 Sky court yang dilengkapi dengan lansekap vertikal untuk mengurangi radiasi matahari (sumber: artikel-arsitektur.blogdrive. com)

Page 69: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sejalan dengan podium dan puncak gedung dari metal, mampu menghadirkan

citra high tech.

Gedung jangkung itu memiliki tiga bagian struktur. Pertama, bagian 'kaki'

dengan unsur panggung yang hijau. Kedua, bagian 'badan'dengan balkon- balkon

taman berjenjang berbentuk spiral dan selubung kisi- kisi yang memberikan

bayangan pada ruang kantor. Ketiga, bagian 'kepala' yang berisi fasilitas rekreasi

yaitu kolam renang dan sun roof. Yeang menyebut pendekatannya dengan "gedung

jangkung bioklimatik" yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat

energi, termasuk di dalamnya penggunaan unsur hijau, pengudaraan dan

pencahayaan alami secara intensif. Kepedulian Yeang dalam menggali gedung tinggi

secara bioklimatik bertujuan untuk mengurangi biaya bangunan dengan cara

menekan konsumsi energi dan mengembangkan keuntungan bagi pengguna dengan

memberikan nilai-nilai ekologis. Dia percaya bahwa bangunan yang tanggap terhadap

iklim adalah bangunan yang berhasil.

Di samping berbagai keberhasilannya, MM ternyata tidak bebas masalah.

Karena berada di iklim tropis dengan kelembaban tinggi, beberapa material jadi

mudah berkarat dan berlumut, khususnya pada atap datar. Beberapa menyebutkan

bahwa Yeang kurang memperhitungkan curah hujan, dan lebih mengutamakan sinar

matahari.

Kesimpulan

Bentuk lain dari toko buku saat ini dapat terlihat di Pusat Buku Indonesia (PBI)

-

stan penerbit Ikapi dalam satu tempat. Hal ini serupa dengan Shopping Center yang

berada di Yogyakarta. Bedanya di Shopping Center tersebut mulai buku bekas hingga

baru dijual dalam kios-kios seperti dalam pasar semi tradisional. Hal ini akhirnya dilhami

Page 70: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

oleh Pusat Buku Surakarta untuk membuat fungsi sejenis yang memang belum ada di

Surakarta.

Demi menarik perhatian masyarakat, Pusat Buku Surakarta mengadopsi

bentuk-bentuk modern yang terlihat pada eksteror dan interior. Mengenai interior sendiri,

seperti yang sudah ada pada konsep butik Library@Orchad. Perpustakaan umum di

Singapura ini menghapus kesan kaku dari sebuah perpustakaan demi menciptakan

kenyamanan pengunjung pada tampilan interiornya.

Pendekatan Bioklimatik dalam Pusat Buku dapat dipelajari dari National Library

Board yang memili fungsi sejenis, yaitu perpustakaan. Dari sini, dapat diketahui strategi-

srategi perancangan ruang koleksi buku dan ruang baca dengan menggunakan

pendekatan bioklimatik. Selain itu perancangan bioklimatik dapat dipelajari juga dari

Menara Mesiniaga yang merupan bagunan tinggi bioklimatik terkenal dan diakui

keberhasilannya dalam menciptakan bangunan dengan sistem passive design dan

hemat energi, seperti yang ingin dilakukan pula pada Pusat Buku Surakarta.

Page 71: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TINJAUAN KOTA SURAKARTA

A. PERSPEKTIF KOTA SURAKARTA

Solo, Sala, atau Surakarta, adalah nama sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah,

Indonesia. Kota ini terletak pada jalur strategis, yaitu pertemuan jalur dari Semarang dan

dari Yogyakarta menuju Surabaya dan Bali. Wilayah di sekitar kota ini juga sering pula

disebut sebagai Surakarta, yaitu bekas wilayah Keresidenan, pada awal masa Republik1.

Kota Surakarta merupakan daerah Tingkat II Propinsi Jawa Tengah yang

mempunyai luas +440,040 km (4040 ha), terdiri dari 5 kecamatan dan 51 kelurahan.

Dilihat dari letaknya, Kota Surakarta menjadi kota yang sangat starategis untuk menjadi

tujuan maupun tempat singgah (transit) bagi para pengunjung dari luar kota karena

berada di jalur utama transportasi, yang meliputi kereta api, bis antar kota dan

transportasi bis antar propinsi.

1. BATAS DAN WILAYAH SURAKARTA

Kota Surakarta merupakan daerah Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai

luas wilayah 440,040 km2 (4040 Ha), terdiri dari 5 kecamatan dan 51 kelurahan.

Saat ini kota Surakarta telah berkembang menjadi kota besar yang mempunyai

fungsi sebagai pusat administrasi tingkat regional, kota industri, kota perdagangan,

pariwisata, juga budaya dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Bagian utara : berbatasan dengan kabupaten Karanganyar.

b. Bagian timur : berbatasan dengan kabupaten Karanganyar.

c. Bagian selatan : berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo.

d. Bagian barat : berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan

Sukoharjo.

1 www.wikipedia.com

Page 72: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. POTENSI SURAKARTA

Surakarta dikelilingi oleh daerah hinterland (kerjasama Antar Daerah

Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Sragen dan Boyolali) dan berada pada

jalur strategis yaitu pada simpul Semarang Yogyakarta (Joglo Semar) dan jalur

Surabaya Yogyakarta. Ditambah sebagai salah satu kota di Indonesia yang masih

kental akan suasana sejarah dan budayanya, menjadikan Surakarta sebagai tujuan

wisata atau persinggahan wisatawan domestik dan internasional. Surakarta juga

menjadi pusat kegiatan daerah-daerah eks-karisidenan Surakarta (Sukoharjo,

Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Sragen dan Boyolali) dan sebagai pendukung

daerah besar di dekatnya, yaitu Semarang dan Yogyakarta. Maka dari itu,

perkembangan yang terjadi di Surakarta juga mempengaruhi perkembangan daerah

sekitarnya.

Surakarta mempunyai beberapa brand image. Julukannya sebagai Kota

Budaya memang karena Surakarta memiliki kawasan yang bisa di jual dan

dioptimalkan, seperti Monumen Banjarsari, Taman Air Gilingan, Taman Manahan

dan Taman Sekartaji disamping Kraton Kasunanan, Pasar Klewer, Taman Satwa

Jurug, Pura Mangkunegaran.

Gb 3.1 Peta Kotamadya Surakarta (sumber www.skyscrappercity.com)

Kota Surakarta terbagi

menjadi 5 kecamatan, yaitu :

a. Kecamatan Laweyan

b. Kecamatan Banjarsari

c. Kecamatan Jebres

d. Kecamatan Pasar Kliwon

e. Kecamatan Serengan

Page 73: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Potensi lain Surakarta yang dikenal yaitu Kota Batik, Kota Vokasi, lalu kota

yang memiliki beraneka ragam keaneka ragaman wisata kuliner. Wisata Kuliner bisa

ditemukan di Gladag Langen Bogan (Galabo) yang sudah tertata dan mulai terlihat

geliat pelanggan dan penikmat kuliner.

Kotamadya Surakarta juga dikenal sebagai pusat pertumbuhan Propinsi

Jawa Tengah bagian Timur dan Selatan serta bersama wilayah kecamatan di

sekelilingnya membentuk wilayah perkotaan, Surakarta mempunyai potensi sebagai

pusat perkembangan ekonomi regional.

Dalam sektor perdagangan, kota Surakarta mempunyai peranan yang besar,

baik untuk kepentingan kotamadya sendiri maupun untuk daerah sekitarnya.

Peranan disini menyangkut kemampuan kota Surakarta dalam menyelenggarakan

kegiatan perdagangan dengan berbagai faktor dan fasilitas pendukungnya. Adanya

sarana dan prasarana pendukung berupa jalan sepanjang 591 km, pusat-pusat

perdagangan yang menambah hasil produksi dari kota Surakarta maupun daerah

lain di sekitarnya serta fasilitas jasa komersial menunjukkan salah satu peranan

tersebut.

Pusat- pusat perdagangan baik tradisional maupun modern yang menjadi

pilihan bagi wisatawan di Kota Surakarta seperti Pasar Klewer, Pasar Gedhe, Pasar

Legi, Matahari Singosaren Plaza, Alfa, Goro Assalam, Rimo, dan Solo Grand Mall

mempunyai potensi didalam perdagangan dan bisnis.

jika ditinjau dari infrastruktur sarana prasarana kotanya, kota Surakarta

sudah memiliki cukup fasilitas kota untuk mendukung aktifitas warga kotanya,

seperti jalan, jaringan air bersih, jaringan riol air kota, jaringan listrik dan jaringan

telepon.

Page 74: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. RENCANA PENGEMBANGAN KOTA SURAKARTA

Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi

dalam 4 WP (wilayah pengembangan) dan 10 SWP (Sub Wilayah Pengembangan).

Empat wilayah tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat. Kemudian

untuk 10 SWP.

Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993

2013, adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti

ditunjukkan pada tabel berikut:

Keterangan : A = Fungsi Pariwisata B = Fungsi Kebudayaan C = Fungsi Olahraga D = Fungsi Industri E = Fungsi Pendidikan F = Fungsi Perdagangan

G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran

H = Fungsi Perumahan BWK = Bagian Wilayah Kota Inter = Internasional SWP = Sentra Wilayah Pengembangan

Tabel 3.1 Potensi dan Prosentase sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993-2013 dan RDTRK SKASEL

GB 3.2 Pebagian SWP Sumber : RUTRK Koya Surakarta

Page 75: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. KONDISI KOTA SURAKARTA

Surakarta merupakan kota yang telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan

Jawa Tengah bagian timur dan selatan. Sebelumnya, Surakarta adalah kota yang telah

dikenal sebagai Kota Budaya, Pariwisata dan Industri, Perdagangan dan Pendidikan.

1. KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk di kota Surakarta tahun 1990 adalah 516.967 jiwa, yang

berarti tingkat kepadatan penduduk mencapai 117 jiwa/ha. Proyeksi tambahan

jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tahun Wilayah Luas (Km2)

Jumlah penduduk (jiwa)

Tk.Kepadatan (jiwa/Km2)

1991 Kotamadya Surakarta 44,040 516.967 11.699 1992 Kotamadya Surakarta 44,040 519.997 11.807 1993 Kotamadya Surakarta

Kec. Laweyan Kec. Serengan Kec. Pasar kliwon Kec. Jebres Kec. Banjarsari

44,040 8,638 3,194 4,815 12,582 14,811

527.767 100.407 61.945 82.173 124.980 158.262

11.984 11.624 19.394 17.066 9.933 10.685

1998 Kotamadya Surakarta 44,040 568.280 12.904 2003 Kotamadya Surakarta 44,040 602.910 13.690 2008 Kotamadya Surakarta 44,040 639.650 14.524 2013 Kotamadya Surakarta 44,040 678.620 15.409

Tabel 3.2 Proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta

Sumber: Biro Pusat statistik

Beberapa sifat, ciri, dan karakteristik penduduk Surakarta yang teridentifikasi

dan patut dipertimbangkan dalam perencanaan adalah :

- Terdapat berbagai macam etnis, akan tetapi mayoritas adalah Jawa.

- Sebagaian besar dipengaruhi kebudayaan dan kepercayaan Jawa.

- Mempunyai jiwa seni dan usaha.

- Senang makan, rekreasi, dan berkumpul.

- Pelan, punya tujuan, bergerak dan pasti.

- Bertatakrama Jawa yang masih kental.

Page 76: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Persoalan kependudukan yang dialami Kota Surakarta saat ini ialah bahwa

pada Kota Surakarta terjadi konsentrasi penduduk pada daerah pusat kota dengan

kepadatan mencapai ± 100 jiwa/Km2. Kondisi dan kepadatan yang tinggi ini

disebabkan oleh adanya kecenderungan masyarakat sekitar yang berkeinginan

untuk mendekati lokasi kerja dan mendapat fasilitas pelayanan kota.

2. KONDISI PEREKONOMIAN

Dari data pertumbuhan penduduk dapat diperkirakan jumlah manusia yang

melakukan kegiatan baik siang maupun malam dari di kota Surakarta sekitar

800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang.

Selain itu dari jumlah pendapatan penduduk yang meningkat dari tahun ke

tahun peningkatan ekonomi dapat dilihat dari prosentase distribusi, dimana

peningkatan rata-rata Produk Domestik Bruto Surakarta tiap tahunnya mencapai

6,4% lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa tengah.

Sektor- sektor yang mendominasi dan memiliki prosentase distribusi yang besar

bagi Produk Domestik Regional Bruto adalah sektor perdagangan, industri,

perbankan, bangunan dan konstruksi serta pemerintahan dan hankam.

3. FASILITAS UMUM YANG MENDUKUNG KEBERADAAN OBYEK

Fasilitas-fasilitas umum yang mendukung keberadaan objek dan tersedia di

kota Surakarta khususnya pada daerah SWP II dan III, antara lain adalah :

a. Sekolah dan Universitas

Sebagai fasilitas pendidikan, pasti akan sangat berhubungan dengan buku dan

membaca.

b. Pusat Perbelanjaan

Tempat ini juga merupakan daya tarik bagi pengunjung dan seniman untuk

mempermudah dalam memenuhi kebutuhan mereka, dsb.

Page 77: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Hotel

Sebagai tempat untuk menginap terutama bagi para seniman dan pengunjung

yang berasal dari luar Solo.

d. Rumah Sakit

Sebagai tujuan utama untuk mengamankan dan menyelamatkan pengunjung.

e. Kawasan Budaya

Merupakan daya tarik lainnya yang mampu mendukung keberadaan objek yang

direncanakan sekaligus sebagai daya tarik para wisatawan asing, antara lain

Taman Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Pasar Triwindu, dan Keraton

Mangkunegaran.

4. FASILITAS BACA YANG TELAH ADA DI SURAKARTA

a. Perpustakaan Umum Surakarta

Sirkulasi dan fungsi ruang maupun bangunan kurang representatif. Hal

ini disebabkan oleh perubahan fungsi bangunan yang digunakan, dimana

dulunya merupakan bangunan penunjang dari Hiperkes Fakultas Kedokteran

UNS Surakarta. Kemudian menjadi perpustakaan dengan sedikit renovasi fisik

yang disesuaikan dengan fungsinya sebagai perpustakaan.

Sistem pelayanannya masih manual dan belum menggunakan teknologi

computer sebagai sarana operasional perpustakaan. Pustakawannya dirasa

kurang professional untuk menunjang prospek dan pengembangan

perpustakaan kaitannya dengan globalisasi.

Page 78: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bangunan ini letaknya kurang menonjol karena dihimpit oleh dua

bangunan yang lebih tinggi dan harus masuk sejauh 50 m dari jalan raya. Oleh

Karen aitu tidak heran bahwa banyak masyarakat Surakarta yang tidak

mengetahui eksistensi perpustakaan ini sebagai perpustakaan derah Kota

Surakarta.

Perpustakaan Umum Surakarta telah mencoba untuk melayani

masyarakat dalam pengadaan materi-materi referensi. Buku-buku yang

tersedia telah mencakup banyak bidang ilmu, seperti yang terlihat pada tabel di

bawah ini.

Golongan Buku Tahun

1999 2000 2001 Karya umum Filsafat Agama Ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Seni dan Olahraga Kesusasteraan Sejarah Fiksi Buku Belanda Buku Baru

1.511 712

1.290 6.496 1.309 2.168 4.248 1.266 2.700 2.061

11.598

1.526 713

1.295 6.578 1.315 2.189 4.297 1.275 2.802 2.079

11.630 6.514 1.712

1.716 793

1.405 6.893 1.474 2.299 4.676 1.410 2.842 2.087

11.878 6.517

Jumlah 35.368 43.925 43.990 Tabel 3.2 Peningkatan Jumlah Buku Sumber: Laporan tahunan pembelian buku Perpustakaan Umum Kota Surakarta

Page 79: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel diatas terlihat bahwa tiap tahunnya Perpustakaan Umum Kota

Surakarta telah menambah koleksi buku-bukunya dari berbagai bidang ilmu.

Peningkatan jumlah buku paling tinggi terdapat pada tahun 2000, sedangkan

pada tahun 2001 penambahan buku baru tidak begitu banyak. Antusiasme

masyarakat dalam menanggapi keberadaan perpustakaan dapat terlihat pada

tabel di bawah ini:

Golongan Buku Tahun

1999 2000 2001 Karya umum Filsafat Agama Ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Seni dan Olahraga Kesusasteraan Sejarah Fiksi

396 266 388 657 167 118 706 236 406 308

2.436

358 467 484

1.026 116 191

1.165 206 486 328

3.716

264 390 584

1.154 187 333

1.786 254 570 387

6.668 Jumlah 6.084 8.543 12.977

Tabel 3.3 Peningkatan jumlah peminjaman Perpustakaan Umum Kota Surakarta Sumber: Laporan tahunan Perpustakaan Umum Kota Surakarta

Minat masyarakat Kota Surakarta dalam mendapatkan buku lewat

media perpustakaan tampak meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001

peningkatan peminjam perpustakaan Kota Surakarta meningkat secara

signifikan dan jenis buku yang paling diminati oleh peminjam adalah fiksi.

Tahun Rata-rata pengunjung per hari 1999 2000 2001

157 152 100

Tabel 3.4 Rata-rata pengunjung per hari di Perpustakaan Umum Kota Surakarta Sumber: Laporan tahunan pengelolaan Perpustakaan Umum Kota Surakarta

Pengunjung perpustakaan disini diartikan sebagai pengunjung yang

membaca di tempat, bukan sebagai peminjam. Dari tabel diatas terlihat bahwa

pengunjung Perpustakaan Kota Surakarta dari tahun ke tahun mengalami

penurunan, terutama pada tahun 2001. Menurut hasil pengamatan, pengunjung

Page 80: DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK - …/Pusat... · Kenyamanan Termal II-28 a. Teori II-28 b ... Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya II-30 Gambar 2.9 Orientasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih senang meminjam buku daripada membacanya di perpustakaan. Hal ini

disebabkan karena ruang baca di perpustakaan tidak nyaman, sehingga

menyebabkan orang tidak betah untuk berlama-lama di perpustakaan.

Ketidaknyamanan tersebut disebabkan oleh penerangan yang kurang, kondisi

bangku dan meja yang sudah tidak begitu terawat, penghawaan yang kurang

sehingga ruangan terasa pengap, sirkulasi dan fungsi ruang bangunan kurang

representatif, serta kondisi fisik bangunan yang kurang menarik dan tidak

terawat.

b. Toko-toko Buku di Surakarta

1) Pusat Buku Bekas, Sriwedari

Usaha perdagangan buku di Surakarta sudah ada sejak jaman

pemerintahan Mangkunegoro VII. Pada waktu itu, jual beli masih

menggunakan system barter dan buku yang dijual adalah buku-buku

bekas, di depan Pura Mangkunegran. Kemudian pada tahun 1953,

perdagangan dipindah ke belakang Sriwedari dan masih berlangsung

hingga sekarang. Kompleks Busri (mburi sriwedari) terkenal dengan pusat

jual beli buku bekas di Surakarta. Saat ini bahkan tidak hanya buku bekas

saja yang dijual, tetapi juga buku-buku baru, dengan harga yang bisa

ditawar.

2) Pusat Buku Sekawan

Seiring dengan perkembangan jaman, muncul beberapa toko buku

modern di Surakarta dengan pelopornya yaitu Pusat Buku Sekawan, yang

terletak di Jalan RA Kartini Surakarta. Koleksinya cukup lengkap, mulai dari

buku pelajaran untuk anak SD sampai dengan Perguruan Tinggi, komik,

novel, uku-buku keterampilan dan hobi. Selain itu Sekawan juga

menyediakan alat-alat tulis kantor dan aksesoris yang beragam. Sampai