bab ii kajian teori, kerangka berpikir dan pengajuan ... · 9 bab ii kajian teori, kerangka...

36
9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai keterampilan menulis teks eksposisi, penguasaan kalimat efektif, dan keaktifan siswa. Sesuai dengan judul penelitian Hubungan antara Penguasaan Kalimat Efektif dan Keaktifan Siswa dengan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 5 Surakarta. Kajian teori ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang memadai sebagai pijakan dalam penelitian ini. Selain memuat kajian teori, pada bab ini juga terdapat penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian 1. Hakikat Keterampilan Menulis Pada hakikat keterampilan menulis teks eksposisi akan dijelaskan beberapa pengertian mengenai pengertian menulis, tahap-tahap menulis, jenis-jenis tulisan, tujuan menulis, pengertian teks eksposisi, ciri-ciri teks eksposisi, strutur teks ekspsisi dan pedoman penilaian teks eksposisi. Aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pengertian Menulis Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) telah dikenal dengan adanya kemampuan berbahasa yang meliputi membaca, menulis, menyimak dan mendengarkan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa SMA dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang berlandas pada Kurikulum 2013 adalah keterampilan menulis. Pada dasarnya, keterampilan menulis merupakan kegiatan yang menciptakan sesuatu gagasan dalam bentuk tulisan pada sebuah media.Melahirkan gagasan melalui kegiatan menulis memang tidkalah mudah.Perlu latihan-latihan khusus agar bisa menjadi optimal.Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dianggap rumit karena melaksanakan keterampilan menulis berarti harus mampu menguasai kaidah kebahasaan yang baik dan benar agar gagasan yang

Upload: lamdiep

Post on 20-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

9

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teori

Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai keterampilan menulis

teks eksposisi, penguasaan kalimat efektif, dan keaktifan siswa. Sesuai dengan

judul penelitian Hubungan antara Penguasaan Kalimat Efektif dan Keaktifan

Siswa dengan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi pada Siswa Kelas X MIPA

SMA Negeri 5 Surakarta. Kajian teori ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang memadai sebagai pijakan dalam penelitian ini. Selain memuat

kajian teori, pada bab ini juga terdapat penelitian yang relevan, kerangka berpikir,

dan hipotesis penelitian

1. Hakikat Keterampilan Menulis

Pada hakikat keterampilan menulis teks eksposisi akan dijelaskan beberapa

pengertian mengenai pengertian menulis, tahap-tahap menulis, jenis-jenis tulisan,

tujuan menulis, pengertian teks eksposisi, ciri-ciri teks eksposisi, strutur teks

ekspsisi dan pedoman penilaian teks eksposisi. Aspek-aspek tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut.

a. Pengertian Menulis

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas

(SMA) telah dikenal dengan adanya kemampuan berbahasa yang meliputi

membaca, menulis, menyimak dan mendengarkan. Salah satu keterampilan yang

harus dimiliki oleh siswa SMA dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

yang berlandas pada Kurikulum 2013 adalah keterampilan menulis.

Pada dasarnya, keterampilan menulis merupakan kegiatan yang

menciptakan sesuatu gagasan dalam bentuk tulisan pada sebuah media.Melahirkan

gagasan melalui kegiatan menulis memang tidkalah mudah.Perlu latihan-latihan

khusus agar bisa menjadi optimal.Keterampilan menulis merupakan keterampilan

yang dianggap rumit karena melaksanakan keterampilan menulis berarti harus

mampu menguasai kaidah kebahasaan yang baik dan benar agar gagasan yang

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

10

diciptakan mampu dimengerti oleh pembaca. Menulis merupakan aktivitas

melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan dengan memperhatikan aspek-

aspek kebahasaan yang baik dan benar sehingga dapat dipahami oleh pembaca

(Andayani,2009:29). Meskipun keterampilan menulis merupakan keterampilan

yang rumit, keterampilan menulis mutlak perlu dikuasai karena memiliki manfaat.

Melalui kegiatan menulis seseorang mampu mempengaruhi orang lain sehingga

mampu melakukan perubahan dalam kehidupan pembacanya menuju pada

perubahan yang positif. Seperti pendapat seorang ahli yang bertumpu pada

pendapat Nurgiyantoro (dalam Andayani, 2009:28) bahwa:

Menulis sebagai aktivitas mengemukakan gagasan melalui

bahasa.Aktivitas pertama menekankan gagasan melalui bahasa,

sedangkan yang kedua gagasan. Dalam tulisan, gagasan cemerlang yang

tersirat dalam tulisan akan mampu memikat pembaca dan pada akhirnya

membuat pembaca melakukan perubahan-perubahan besar yang berarti

dalam hidupnya. Keterampilan menulis memerlukan media dalam

pelaksanaanya.

Sejalan dengan hal itu, (Alek dan Achmad, 2010:106) berpendapat

bahwa “menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.” Keterampilan menulis

itu merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak latihan. Untuk

mendapatkan keterampilan menulis tidak cukup dengan mempelajari pengetahuan

tentang toeri menulis apalagi hanya menghafalkan definisi istilah-istilah yang

terdapat dalam bidang karang-mengarang. Hal ini dapat dikaitkan dengan

pendapat Sujanto (2000:60) bahwa “Keterampilan menulis tumbuh dengan

latihan-latihan dengan mengatasi kecemasan dan kebimbangan menuju kepada

kepercaan diri sendiri”.

Sejalan dengan pendapat di atas, Suyitno dan Purwadi (1998:1)

berpendapat bahwa:

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh pengarang, sehingga

orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan lukisan grafik itu.Gambaran atau lukisan

mungkin dapat mengungkapkan makna-makna, tetapi menggambarkan

kesatuan-kesatuan bahasa.Menulis merupakan suatu representasi bagian

kesatuan-kesatuan bahasa.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

11

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa menulis

adalah sebuah kegiatan yang menuangkan gagasan dalam sebuah media yang

dimiliki pengarang melalui suatu bahasa, dengan tidak mengabaikan aspek-aspek

kebahasaan yang baik dan benar agar dapat dipahami pembaca. Keterampilan

menulis tersebut diperoleh dengan cara latihan-latihan secara teratur.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks yang tidak dapat

dikuasai begitu saja tanpa melalui latihan-latihan mengingat kegiatan menulis

merupakan kegiatan yang paling tinggi tingkat kesulitannya dibandingkan dengan

tiga keterampilan berbahasa yang lain.

b. Tahap-tahap Menulis

Untuk dapat menghasilkan suatu tulisan, penulis harus melalui beberapa tahap

penulisan. Tahap penulisan menurut Andayani (2009: 29-30) meliputi beberapa

tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap inkubasi, (3) tahap inspirasi, dan (4)

tahap verifikasi. Berikut merupakan penjabaran tiap-tiap tahap penulisan:

1) Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi:menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan

masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran, dan

refleksi terhadap realitas yang dihadapi.

2) Tahap Inkubasi

Tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang

dimilikinya sedemikian rupa sehingga mengantarkanya pada ditemukannya

pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya.

3) Tahap Inspirasi

Tahapinspirasi yaitu gagasan seakan-akan tiba dan berloncatan pada pikiran

kita.Ide yang muncul pada pemikiran kita setelah direnungkan.Atau dapat juga

muncul dengan stimulus.

4) Tahap Verifikasi

Pada tahap ini, apa yang dituliskan akan diperiksa kembali, diselesaikan, dan

disusun sesuaifokus tulisan.

Setelah melalui tahap-tahap penulisan penulis mampu melahirkan sebuah gagasan

dalam bentuk tulisan.Penulis perlu memperhatikan kualitas tulisanya berdasarkan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

12

beberapa kriteria. Kriteria tulisan yang baik menurut Alek dan Achmad

(2010:108), yakni: (1) kesesuaian topik, (2) kesesuaian antarparagraf, dan (3)

pemilihan kata dan rangkaian kalimat. Berikut merupakan penjabaran tiap-tiap

kriteria tulisan:

1) Kesesuaian Topik

a) relevansi

b) akurasi

2) Kesesuaian Antarparagraf

a) pengaruh terhadap pembaca

b) kerekatan, argumen, ide, dan bukti.

c) gampang dimengerti

d) informasi diatur dengan terstruktur

e) hubungan antarkalimat berjalan dengan “lembut”

f) menukik langsung ke persoalan

g) ide logis

h) ide dan bukti relevan satu dengan yang lain

3) Pemilihan Kata dan Rangkaian Kalimat

a) tidak ada kesalahan

b) formasi kata teratur dengan baik

c) pilihan kata bervariasi.

d) model kalimat bervariasi.

Keterampilan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keterampilan menulis teks eksposisi.Keterampilan menulis teks eksposisi tersebut

merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki dalam kompetensi dasar

pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas pada Kurikulum

2013.Keterampilan menulis dilatih bukan tanpa tujuan, namun setiap penulis

memiliki tujuan saat melahirkan sebuah gagasan.Seperti pendapat Kusumaningsih

dkk (2013: 67) bahwa tujuan utama menulis adalah sebagai alat komunikasi

secera tidak langsung. Pada kegiatan menulis proses komunikasi terjadi secara

tidak langsung. Mengingat hal tersebut maka isi tulisan dan lambang grafik yang

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

13

dipergunakan harus benar-benar jelas guna pesan yang disampaikan akan tepat

sasaran.

c. Tujuan Menulis

Tarigan (dalam Kusumaningsih, dkk. 2013: 67) mengemukakan bahwa

“terdapat beberapa tujuan menulis, yaitu (1) tujuan penugasan, (2) tujuan

altruistik, (3) tujuan persuasif, (4) tujuan informasional, (5) tujuan menyatakan

diri, (6) tujuan kreatif, dan (7) tujuan pemecahan masalah.”

Tujuan menulis yang pertama adalah ujuan penugasan. Penulis tidak

memiliki tujuan, untuk apa dia menulis, tanpa mengetahui tujuanya. Dia menulis

karena mendapatkan tugas, bukan atas keinginanya. Misalnya siswa ditugaskan

merangkum sebuah buku.Tujuan yang kedua adalah tujuan altruistik.Penulis ingin

menolong para pembaca untuk memahami suatu permasalahan atau peristiwa dan

membuat hidup para pembaca lebih mudah melalui tulisan tersebut.Tujuan

persuasif berarti penulis bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar para

pembaca yakin akan kebenaran idea tau gagasan yang dituangkan oleh penulis.

Tulisan semacam ini biasanya digunakan untuk menawarkan sebuah produk atau

kegiatan politik. Tujuan informasional berarti penulis memberikan informasi atau

keterangkan kepada pembaca. Pada hal ini penulis menginformasikan sesuatu

kepada pembaca mengenai sesuatu atau hal baru agar lebih dipahami para

pembaca. Tujuan menyatakan diri berarti penulis berusaha memperkenalkan diri

kepada pembaca. Biasanya berbentuk biografi dan puisi.Tujuan kreatif penulis,

yakni bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistik atau nilai-

nilai kesenian melalui tulisan penulis, sedangkan tujuan pemecahan masalah

berarti penulis bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi. Contoh: skripsi,

tesis, atau disertasi

Pada kegiatan menulis, penulis dapat menuangkan gagasannya dalam

beberapa jenis teks. Setiap jenis teks memiliki ciri khusus. Seperti teks eksposisi

yang memiliki ciri khusus, salah satunya bersifat informatif. Menurut teknik

pemaparannya paragraf dapat dibagi ke dalam empat macam, yaitu paragraf

deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif (Arifin dan Tasai,1985: 108).

Berikut merupakan penjabaran tiap-tiap jenis teks:

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

14

1) Paragraf Deskriptif

Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf

ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata

ruang atau tata letak.Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau

dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil

yang tertangkap oleh pancaindera (Arifin dan Tasai,1985: 108).

Contoh paragraf deskriptif:

Solo Grand Mall (SGM) adalah sebuah mall yang sangat

sempurna di kota Solo. Semua barang ada di sana. Begitu masuk pintu

depan toko itu tergelar show room sepeda motor terbuka, furniture dari

berbagai produk juga menghiasi di sana. Tidak tertinggal stand produk

roti, dan pernik-pernik asessoris ikut andil menyemarakkan kemegahan

mall itu. Di lantai dasar mall itu terdapat stand khusus yang menjajagan

segala kebutuhan rumah tangga. Stand itu sering dinamakan

“hypermart”. Di depannya, tergelar lahan parkir yang sangat luas untuk

menampung khusus sepeda motor. Belum lagi di lantai dua,

kesemarakkan mall itu semakin bertambah dengan hadirnya stand-stand

yang menyediakan barang elektronik, segala merk kaca mata dalam dan

luar negeri, stand butik, stand hand phone dari merk Nokia, Ericson,

Samsung, Philips. Area bermain-main anak pun tersedia di mall itu,

namanya “Time Zone”.Khusus lantai 4, dan 5 digunakan parkir mobil

para pengunjung.Di sekitar jalan mall itu, banyak warung-warung kecil

penjual buah-buahan, makanan kecil, sampai warung makan (Arifin dan

Tasai 1985: 108).

2) Paragraf Ekspositoris

Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan.Paragraf ini

menampakkan suatu objek.Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja.

Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau

keruangan (Arifin dan Tasai,1985: 108).

Contoh paragraf ekspositoris:

Pasar Klewer adalah pasar yang sangat kompleks yang berada di

kota Bengawan. Di lantai dasar terdapat kurang lebih seratus lima puluh

kios penjual dasar kain. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk

setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besar uang masuk ke

kas Pemerintah Kota Surakarta dari Pasar Klewer yang menjadi ciri

masyarakat Solo itu. (Arifin dan Tasai 1985: 108)

3) Paragraf Argumentatif

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

15

Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam

ekspositoris.Paragraf argumentatif disebut juga persuasi.Paragraf ini lebih

bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.

Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analitis (Arifin dan

Tasai,1985: 109).

Contoh paragraf argumentatif:

Dalam pelajaran matematika, murid kelas VI mempunyai nilai

yang cukup baik. Amir mendapat nilai 9, Badu dan Zain mendapat nilai

8, Siti dan Zaenab mendapat 7. Tidak seorang pun yang bernilai

jelek.Data dikatakan bahwa murid kelas VI cukup pintar (Arifin dan

Tasai,1985: 109).

4) Paragraf Naratif

Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh

sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam

novel, cerpen, atau hikayat (Arifin dan Tasai,1985: 109).

Contoh paragraf naratif:

Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali

dilarang berteman dengan Syairul. Bahkan, ayah mengatakan bahwa aku

akan diantar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang

telah memperkenalkan aku dengan Siti.(Arifin dan Tasai,1985: 109).

d. Pengertian Teks Eksposisi

Teks yang diajarkan dalam pembelajaran kelas X semester pertama

Kurikulum 2013 meliputi beberapa teks, yakni: teks laporan hasil observasi, Teks

Prosedur Kompleks, dan teks Eksposisi. Pada Kompetensi Dasar 4.2:

Memproduksi teks eksposisi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang

akan dibuat baik secara lisan/tulisan. Eksposisi merupakan teks yang memaparkan

informasi dan dilengkapi argumentasi yang disdasarkan pada fakta.Seperti

pendapat Semi (dalam Kusumaningsih, dkk. 2013: 80) eksposisi adalah tulisan

yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu.Eksposisi

biasanya dikembangkan dengan susunan logis dengan pola pengembangan

gagasan seperti definisi, klasifikasi, ilustrasi, perbandingan, pertentangan, dan

analisis fungsional.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

16

Teks eksposisi terwujud dalam berbagai bentuk di berbagai media,

namun kita tidak pernah menyadari bentuk teks eksposisi. Eksposisi dapat

berbentuk sebagai artikel, wacana, berita, dan laporan.Untuk itu, perlu mengetahui

ciri khusus yang menjadi penanda bahwa teks tersebut merupakan teks eksposisi.

Murtono (2010:37) berpendapat bahwa “eksposisi adalah jenis tulisan atau

penuturan yang mengemukakan pendapat atau gagasan mengenai suatu fakta,

gejala, atau kejadian yang dengan jelas, yang seringkali juga berlebihan jelasnya.”

Untuk memperjelas apa yang dikemukakan tersebut biasanya disertai dengan alat

penjelas, misalnya: grafik, statistik, denah, peta dan sebagainya. Ciri utama teks

eksposisi adalah terdapat pendapat penulis yang disertai oleh fakta yang valid

sehingga paparanya bersifat informatif

Pendapat yang sama dikemukakan oleh (Keraf, 1995: 7) bahwa

“Eksposisi adalah suatu wacana yang berusaha menguraikan suatu obyek sehingga

memeperluas pandangan atau pengetahuan pembaca”. Sifat eksposisi yang

informatif dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Selain itu, teks eksposisi

merupakan teks yang memuat pendapat penulis beserta fakta yang mendasari

sehingga menulis teks eksposisi layak untuk dipelajari. Usaha untuk mengasah

keterampilan menulis teks eksposisi dapat dilakukan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia kelas X semester pertama pada Kurikulum 2013.

Lebih lanjut Parera (1987:05) berpendapat bahwa eksposisi bertujuan

untuk memberikan informasi. Pengarang dan penulis berusaha memaparkan

kejadian atau masalah agar pembaca dan pendengar memahaminya dan pengarang

mempunyai sejumlah data dan bukti sehingga, ia berusaha menjelaskan persoalan

dan kejadian ini demi kepentingan anda sendiri.

Teori tersebut sejalan dengan hasil penelitian Janah tentang Hubungan

Minat Baca dan Pengusaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Teks

Eksposisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bantul.Penelitian ini

bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan minat baca dengan kemampuan

menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bantul, (2)

mengetahui hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks

eksposisi siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bantul, dan (3) mengetahui

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

17

hubungan minatbaca dan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks

eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bantul.

Populasi dalam penelitian tersebut adalah 19 sekolah dengan jumlah 3220

siswa.Sampel penelitian diambil 10% sehingga didapat sampel sebesar 325 siswa.

Teknik penyampelan yang digunakan adalah random sampling. Pengumpulan

data menggunakan metode kuesioner dan tes tulis. Uji persyaratan analisis

digunakan uji normalitas, linearitas, dan multikolinearitas. Teknik analisis yang

digunakan adalah korelasi Product Moment.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulakan: (1) terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara minat baca terhadap kemampuan menulis teks

eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bantul yang ditunjukkan

dengan koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,585 dan nilai r-hitung lebih besar dari

rtabel dengan N= 325 pada taraf kesalahan 5% (0,585 > 0,113), yang berarti

bahwa semakin tinggi minat baca siswa maka akan semakin tinggi pula

kemampuan menulis teks eksposisi;(2) terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis teks

eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bantul yang dibuktikan

dengan koefisiensi korelasi (rx1y) sebesar 0,559 dan nilai rhitung lebih besar

daripada nilai r-tabel dengan N= 325 pada taraf kesalahan 5% (0,559 > 0,113)

yang berarti bahwa semakin tinggi penguasaan kosakata maka akan semakin

tinggi pula kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA

Negeri se-Kabupaten Bantul; dan (3) terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara minat baca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan

menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bantul

yang ditunjukkan dengan nilai Ry (1,2) sebesar 0,736 dan koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,541. R Square menunjukkan hubungan yang positif antara minat

baca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis teks eksposisi

sebesar 0,541 atau 54,1%

Keterampilan menulis teks eksposisi memang tidaklah serta-merta ada

begitu saja tanpa adanya latihan. Keterampilan menulis teks eksposisi pelru

dikembangkan sehingga akan meningkatkan kualitas hasil teks eksposisi yang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

18

diproduksi mengingat variabel keterampilan menulis teks eksposisi sangat penting

dikuasai oleh siswa kelas X SMA dalam Kurikulum 2013 karena telah masuk

dalam Kompetensi Dasar yang harus dicapai.

Adapun hasil penelitian yang menunjukan terdapat beberapa cara untuk

meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi siswa adalah penelitian Dymok

dan Nicholson tahun 2010 dengan judul “High 5! Strategies to Enhance

Comprehension of Expository Text”.Penelitian tesebut memaparkan lima cara

meningkatkan pemahaman mengenai teks eksposisi. Lima cara tersebut, yaitu (1)

Activating background knowledge, (2) Questioning, (3) Analyzing Text Structure,

(4) Creating Mental Images, (5) Summarizing. Pada tahap Activating background

knowledge guru hendaknya memberikan sebuah gambaran mengenai suatu hal

yang akan di tuliskan atau dibaca dalam teks eskposisi. ”Activating relevant

background knowledge helps readers make connections between what they know

and what they are reading.” (Dymok dan Nicolson 2010: 167). Mengaktifkan

pengetahuan dasar mengenai materi yang akan dibahas menolong siswa mampu

menghubungkan antara apa yang mereka tahu dengan apa yang mereka baca.

Sebagai contoh, ketika guru mampu memberi pemahaman pada siswa mengenai

planet Mars dan Jupiter maka siswa akan terbantu untuk memahami sebuah teks

yang membahas mengenai sistem tata surya. Untuk itu guru dituntut memiliki

wawasan yang luas agar mampu memeberikan pemahaman pada siswa mengenai

sesuatu yang bersifat informatif dan inovatif.

Pada tahap Questioning guru hendaknya mampu mendorong siswa

membuat sebuah pertanyaan mengenai teks eksposisi yang disajikan oleh guru

baik mengenai fakta dalam substansi teks maupun pesan yang terkandung secara

implisit pada teks seperti pendapat Dymok dan Nicolson (2010: 167) “Prior to

reading, good readers also ask themselves questions that activate background

knowledge.”. Dengan begitu siswa menerima banyak kesempatan untuk

memahami teks eksposisi melalui pemaparan fakta serta tujuan implisit yang

terkandung di dalam teks eskposisi.Pada tahap Analyzing text structure siswa

diminta menandai kata kunci yang mencirikan setiap bagian struktur teks

eksposisi. Dymok dan Nicolson (2010: 168) “Text structure awareness, or the

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

19

ability to analyze text in terms of its structure, is a mental awareness of how

writers organize information”. Siswa hendaknya menandai ciri setiap bagian

struktur teks. Struktur thesis yang berarti gambaran awal ditandai dengan adanya

kalimat fakta; agrumentasi, yakni berisi pendapat penulis yang didasarkan fakta

sebuah pokok bahasan ditandai dengan kalimat opini, dan penegasan ulang

pendapat, yakni penulisan kembali alasan penulis mengenai suatu hal.Pada tahap

Creating Mental Images siswa diminta menggamparkan alur point penting sebuah

teks eksposisi dari awal hingga akhir. ”Creating a mental image of the text being

read (or being able to visualize how texts are structured) enhances (Dymok dan

Nicolson 2010: 171). Siswa mampu memahami teks eksposisi dengan baik bila

siswa mampu melihat gambaran struktur teks mulai dari gambaran awal,

argumentasi penulsi, hingga penegasan ulang pendapat.

Tahap terakhir adalah summarizing, pada tahap ini siswa diminta untuk

merangkum gagasan pokok yang terdapat pada teks eksposisi. “Knowing how to

summarize the main ideas has a positive impact on comprehension (Calfee &

Patrick, 1995; NICHD, 2000). To most of us, a summary is concise and gives only

the main points. Research shows that the ability to summarize a text can enhance

comprehension (Dymok dan Nicolson 2010: 171). Melalui lima cara tersebut

siswa diharapakan mampu meningkatkan pemahaman terhadap teks eksposisi.

Dengan demikian, dapat disintesiskan bahwa keterampilan menulis teks eksposisi

merupakan variabel yang didapat dengan terus berlatih mengingat keterampilan

menulis teks kesposisi merupakan kecakapan menuangkan gagasan berupa

paparan informasi baru disertai dengan pendapat yang didasarkan pada fakta yang

valid (eksposisi) dalam sebuah media yang dimiliki pengarang melalui suatu

bahasa, dengan tidak mengabaikan aspek-aspek kebahasaan yang baik dan benar

agar dapat dipahami pembaca gagasan. Keterampilan menulis teks eksposisi

merupakan variabel yang dapat ditingkatkan beberapa melalui cara seperti diatas

sehingga dapat dihipotesiskan bahwa peningkatan keterampilan teks eksposisi

bukan tidak mungkin dilakukan melalui variabel kontrol, seperti penguasaan

kalimat efektif dan keaktifan siswa.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

20

e. Ciri Teks Eksposisi

Setiap teks memiliki ciri yang membedakan anata satu teks dengan yang

lain. Ciri teks eksposisi yang mendasar yakni bersifat informatif dan mengandung

pendapat penulis yang didasarkan pada fakta. Seperti pendapat Semi (dalam

Kusumaningsih, dkk 2013: 80)

Ciri penanda eksposisi sebagai berikut: (1) berupa tulisan yang

memberikan pengertian dan pengetahuan, (2) menjawab pertanyaan

tentang apa, mengapa, kapan, bagaimana, (3) disampaikan dengan lugas

dengan bahasa baku, (4) menggunakan nada netral, tidak memihak, dan

memaksakan sikap penulis kepada pembaca

Sejalan dengan hal tersebut, (Dawud, dkk. 2004: 233) mengemukakan

bahwa “Ciri menonjol dari sebuah teks eksposisi umumnya menjawab pertanyaan

apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana”. Berita di surat kabar dapat

dikatakan sebagai contoh sebagian besar karangan eksposisi. Tulisan paparan

menggugah pikiran tanpa bermaksud menggugah perasaan atau memengaruhi

sikap pembaca. (Dawud dkk, 2004: 233) mengemukakan bahwa ada beberapa

bentuk dasar pemaparan, yaitu:

1) Definisi, bentuk pemaparan ini dianggap paling ilmiah. Sebab merupakan

dasar bagi semua wacana yang sifatnya menjelaskan.

2) Analisis, yaitu proses memisah atau memecah keseluruhan ke dalam

bagian-bagiannya.

3) Perbandingan dan pertentangan, yang bertujuan menyajikan informasi

mengenai suatu hal yang sudah dikenal. Tujuan lainnya yaitu mungkin

ingin menjelaskan dua hal dan melaksanakannya dengan jalan

menghubungkan keduanya dengan beberapa prinsip umum (teori) yang

seharusnya dapat berlaku terhadap keduanya dan dapat dianggap sudah

dikenal oleh penganggap.

4) Ilustrasi (contoh), wacana eksposisi yang memaparkan suatu

permasalahan pada sebuah pernggambaran sehingga pembaca mudah

mengasosiasikan maksud penulis melalui penggambaran tersebut.

Lebih lanjut ciri teks eksposisi menurut Alwasilah (2005:111) bahwa dalam

pokoknya eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi,

menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan.Penulis berniat untuk

memberi informasi atau memberi petunjuk pada pembaca.

Alwasilah (2005:111) mengemukakan bahwa eksposisi mengandalkan

strategi pengembangan alinea seperti lewat pemerincian, proses, sebab akibat,

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

21

klarifikasi, definisi, analisis, komperasi, dan kontras.Hasani (2005:30)

menambahkan bahwa ciri teks eksposisi, antara lain: (1) penjelasanya bersifat

informatif; (2) pembahasan masalahnya bersifat objektif; (3) penjelasanya

disertakan bukti-bukti yang konkret; (4) pembahasanya bersifat logis atau sesuai

penalaran; (5) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar

terjadi atau historis; (6) suatu analisis yang bersifat objektif terdapat seperangkat

fakta. Dengan demikian, dapat disintesiskan bahwa ciri teks teksposisi, yakni

harus memaparkan informasi terkait apa, siapa, dimana, mengapa dan bagaimana

dalam suatu hal yang mengandung fakta dengan penyajian menggunakan bahasa

yang sesuai dengan kaidah.

f. Struktur Eksposisi

Sebuah eksposisi biasanya diwarnai oleh sifat topik yang digarap dan

teknik penyajian yang digunakan. Keterampilan penulis memadukan kedua unsur

itu dengan jalinan bahasa yang baik dan lancar akan memadai kualitas sebuah

eksposisi. Walaupun demikian, Keraf (1995:8) berpendapat bahwa “Sebagai

bentuk tulisan yang paling umum digarap, eksposisi tetap mengandung tiga

bagian utama, yaitu sebuah pendahuuan, Tubuh eksposisi, dan kesimpulan”.Pada

bagian pendahuluan di dalamnya menyajikan latar belakang, alasan memilih

topik, pentingnya topik, luas lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan

tujuan penulisan, kerangka acuan yang digunakan.Selanjutnya pada bagian tubuh

eksposisi meliputi pengembangan organisasi atau kerangka karangan, penyajian

uraian tiap bagian secara terperinci. Pada bagian kesimpulan mengenai apa yang

disajikan dalam isi teks eksposisi. Sesuai dengan sifat eksposisi, apa yang

disimpulkan tidak mengarah kepada usaha mempengaruhi pembaca.

Hal ini berbeda dengan yang ditulis dalam Kemendikbud (2013: 84),

struktur teks eksposisi terbagi menjadi tiga, yaitu 1) tesis (pernyataan pendapat),

2) argumentasi (alasan yang digunakan untuk mempertahankan pendapat), dan 3)

penegasan ulang pendapat.Seiring bertembahnya pengembangan paragraf jenis

teks semakin beragam pula.Untuk teks eksposisis saja terdapat beberapa jenis

berdasarkan struktur teks eksposisi. Sejalan dengan pendapat Dymock dan

Nicholson (2010: 168) yang berpendapat bahwa “Exposition has many types of

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

22

structures, and some are complex. The use of design sketches to capture the

structure helps hugely in terms of comprehension (Calfee & Patrick, 1995;

Dymock, 2009; Dymock & Nicholson, 2007). Capturing the design of the text in

the mind as soon as possible is part of text structure awareness. Teachers need to

teach each type of expository text structure (e.g., cause–effect, description,

problem–solution), so students can internalize all of the structures.Namun begitu,

perbedaan struktur tiap tipe paragraf eksposisi tidak signifikan sehingga masih

menonjolkan ciri khas teks eksposisi yang mengandung argumentasi penulis yang

di dasarkan fakta.Penjabaran materi dalam teks eksposisi juga bersifat informatif.

Pendapat Keraf (1995) memaparkan bahwa struktur teks eksposisi seperti

umunya teks lain yang berisi pendahuluan, initi (tubuh), serta penutup teks

(kesimpulan) memang tepat namun belum terspesifikasi pada ciri teks eksposisi

sehingga belum dapat membedakan struktur teks eksposisi dengan teks lain. Pelu

diperinci secara jelas dan lagi setiap bagian struktur untuk dapat menunjukan

perbedaan struktur teks eksposisi dengan yang lain. Pendapat Kemendikbud

(2014)─Tesis, argumentasi, penegasan pendapat─dapat melengkapi pengertian

struktur teks eksposisi secara tradisional. Meskipun eksposisi memiliki banyak

tipesiswa tidak akan kesulitan memahami karena pemahaman struktur yang tepat

bahwa siswa telah tahu ciri penting teks eksposisi, yaitu memaparkan hal baru dan

terdapatpendapat penulis (argumentasi). Seperti pendapat Dymock (2010) bahwa

teks eksposisi sangatlah beragam tergantung tipe teks.Dengan memahami ciri

khusus teks eksposisi tersebut dapat memudahkan dalam menganalisis struktur

eksposisi.

g. Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi

Untuk mengetahui kualitas teks eksposisi perlu dilakukan pengukuran

terhadap teks eskposisi yang telah diproduksi.Pengukuran dapat didasarkan pada

beberapa kriteria. Kriteria atau syarat penyajian karangan yang baik menurut

Keraf (2004: 172-174) adalah ”(1)Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas,

(2) Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan, (3)

Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, dan (4) Harus

menggunakan pasangan simbol yang konsisten”

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

23

Sejalan dengan pendapat diatas (Keraf, 1981: 3) mengemukakan bahwa

“Pada hakikatnya sebuah teks eksposisi berusaha untuk memperluas pandangan

dan pengetahuan seseorang mengenai objek yang digarapnya”.Oleh sebab itu,

dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, pengarang yang akan menulis

sebuah teks eksposisi harus memenuhi beberapa syarat. Syarat menulis teks

eksposisi harus memenuhi beberapa syarat. Syarat menulis teks eksposisi menurut

Keraf (1981: 6), yaitu: (1) pengarang harus mengetahui tentang subjek atau topik

garapannya dan, (2) kemampuan untuk menganalisis persoalan tersebut secara

jelas dan konkrit. Lebih lanjut, Menurut Hasani (2005) ciri teks eksposisi, antara

lain: (1) penjelasannya bersifat informatif; (2) pembahasan masalahnya bersifat

objektif; (3) penjelasanya disertakan bukti-bukti yang konkret; (4) pembahasanya

bersifat logis atau sesuai penalaran; (5) data faktual, misalnya tentang suatu

kondisi yang benar-benar terjadi atau historis; dan (6) suatu analisis yang bersifat

objektif terdapat seperangkat fakta.

Ciri teks eksposisi yang baik dan benar tersebut diformulasikan kedalam

teknik penilaian yang dilengkapi dengan rambu-rambu atau peraturan penilaian

keterampilan menulis. Slamet (2007: 117) syarat-syarat penerapan rambu-rambu

penyusunan tulisan ada beberapa aspek tata tulis.Aspek-aspek tersebut meliputi

(1) ejaan, (2) diksi, (3) struktur kalimat, dan (4) struktur paragraf. Lebih jelasnya

aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan menulis teks eksposisi dapat dilihat

pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval

No Nama Judul Skor Aspek Penilaian Jumlah

Isi Organisasi Kosakata Pengembangan

Bahasa

Mekanik

1.

2.

3.

4.

Diadaptasi dari Nurgiantoro (2010:441-442)

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

24

Penskoran pada penilai keterampilan menulis teks eksposisi menggunakan

skor yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Berikut merupakan

keterangan kriteria tiap aspek beserta skor. Pada kriteria penilaian isi, terdapat 4

kriteria (1) sangat baikapabila hasil teks siswa padat informasi, substansi obejktif

dan sangat faktual, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan

tuntas dengan skor 4; (1) baik, yakni penjelasanya cukup informasi, substansi

cukup objektif dan cukup faktual, pengembangan tesis terbatas, relevan tapi tidak

lengkap dengan skor 3; (3) sedang, yakni pada penjelasanya informasi terbatas,

substansi kurang objektif dan kurang faktual, pengembangan tesis tak cukup,

permasalahan tak cukup skor 2; (4) kurang, yakni tidak berisi, tidak ada substansi,

tidak ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan.

Pada Kriteria penilaian organisasi karangan terdapat 4 kriteria: (1) sangat

baikapabilaekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata

dengan baik, urutan logis, kohesif dengan skor 4; (2) baik, yakni kurang lancar,

kurang terorganisasi tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan

logis tapi tidak lengkap dengan skor 3; (3) sedang, yakni pada penjelasanya tidak

lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis

dengan skor 2; (4) kurang, yakni tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tidak

layak nilai dengan skor 1.

Pada kriteria kosa kata terdapat 4 kriteria: (1) sangat baik apabila

pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai

pembentukan kata.dengan skor 4; (2) baik, yakni pemanfaatan potensi kata agak

canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tapi tidak

mengganggu dengan skor 3; (3) sedang, yakni pemanfaatan potensi kata terbatas,

sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan merusak makna dengan skor 2;

(4) kurang, yakni: pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang

kosakata rendah, tidak layak nilai dengan skor 1.

Pada kriteria pengembangan bahasa terdapat 4 kriteria: (1) sangat baik

apabila kontruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan

penggunaan bentuk bahasa dengan skor 4; (2) baik, kontruksi sederhana tetapi

efektif, kesalahan kecil pada kontruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

25

tetapi makna tidak kabur dengan skor 3; (3) sedang terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur dengan skor 2; (4) kurang,

yakni: tidak menguasai aturan sintaksis, terjadi banyak kesalahan, tidak

komunikatif, tidak layak nilai dengan skor 1.

Pada kriteria ejaan/mekanik terdapat 4 kriteria: (1) sangat baik apabila

menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.dengan skor

4; (2) baik, kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan

makna dengan skor 3; (3) : sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan

atau kabur dengan skor 2; (4) kurang, yakni tidak menguasai aturan penulisan,

terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tulisan tidak layak

nilai.dengan skor 1.

Berdasarkan pada teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

pengertian, struktur, ciri, dan penilaian teks eksposisi maka perlu dipaparkan

sintesis teori dari variabel keterampilan menulis teks eksposisi. Keterampilan

Menulis Teks eksposisi merupakan Keterampilan atau kecakapan siswa dalam

menulis teks yang bersifat memaparkan informasi baru yang memiliki ciri adanya

pendapat penulis yang didasarkan pada fakta. Teks eksposisi merupakan teks yang

memiliki struktur bentuk bervariasi, yakni eksposisi definisi, eksposisi berita,

eksposisi pertentangan, dan eksposisi perbandingan. Meskipun begitu, bentuk

variatif teks eksposisi tidak meninggalkan ciri khusus, yakni menonjolkan

pendapat penulis yang didasarkan pada fakta valid berupa data, grafik, angka,

tabel, atau peta. Dalam hal penulisan teks eksposisi, perlu menggunakan rambu

berdasarkan kriteria yang terbagi menjadi lima aspek mendasar, yakni isi,

organisasi karangan, kosa kata, pengembangan bahasa, dan ejaan. Lima aspek

tersebut masing-masing diberikan bobot penilaian sesuai kebutuhan penelitian.

Pemberian bobot dalam kriteria ini diharapakan mampu menjadi standar penulisan

teks eksposisi yang baik.

2. Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

Pada dasarnya keterampilan menulis tersusun dari kemampuan penguasaan

komposisi yang baik, seperti ejaan, pemilihan kata, dan penguasaan kalimat

efektif.Kalimat efektif merupakan faktor yang dapat memberikan pengaruh

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

26

terhadap kenaikan keterampilan menulis.Melalui penguasaan kalimat

efektif.Seseorang mampu menyampaikan pendapat atau amanat dalam bentuk

kalimat yang efektif sesuai dengan konteks.Lebih lanjut penulis akan paparkan

pengertian kalimat efektif, ciri kalimat efektif, serta pengukuran penguasaan

kalimat efektif.

a. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat merupakan unsur penting dalam membentuk suatu paragraf

yang baku. Dalam menulis sebuah eksposisi hendaknya disajikan dalam sebuah

kalimat efektif.Hal ini berdasar pada prinsip penulisan teks eksposisi yang harus

disajikan dalam kalimat yang logis, jelas, padat, serta tidak multitafsir. Seperti

pendapat seorang ahli yang berpendapat bahwa “Kalimat dikatakan efektif apabila

berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai

dengan maksud si pembicara atau penulis” (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi

2014: 24)

Sejalan dengan hal tersebut, “kalimat efektif adalah kalimat yang

memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri

pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara

atau penulisnya” (Rahardi, 2009: 129). Pada komunikasi baik lisan maupun tulis

hendaknya dikemas dalam bahasa yang efektif agar pesan yang disampaikan tidak

tertukar maknanya. Bahasa yang efektif sangat diperlukan terutapa dalam

komunikasi tulis yang menuntut susunan kalimat yang baik dan benar.(Sabarianto,

2001:94) berpendapat bahwa selain keefektifan sebuah kalimat, strukturnya juga

harus benar karena bentuk-bentuk yang strukturnya sudah benar merupakan

kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang strkturnya masih salah merupakan

kalimat tidak baku.

Banyak hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan bahasa

utamanya dalam komunikasi dalam bentuk tulisan.Bukan hanya susunan

kalimatnya yang harus tepat, namun juga kelengkapan unsur sebuah kalimat harus

diperhatiakn.Kelengkapan unsur suatu kalimat sangat menentukan kejelasan

sebuah kalimat. Oleh sebeb itu sebuah kalimat harus memiliki paling kurang

subjekdan predikat.Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan aturan-

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

27

aturan Ejaan Yang Disempurnakan (Akhadiah,1988:107). Kelengkapan unsur

maupun ketaatan kaidah kebahasaan dalam menyusun kalimat dirangkum dalam

sebuah kalimat efektif.Hal tersebut ditegaskan Akhadiah (1988:107) mengenai

fungsi kalimat efektif, adalah kalimat yang benar dan jelas yang dengan mudah

dipahami orang lain secara tepat.

Lebih lanjut Kusumaningsih, dkk (2013: 57) menyatakan bahwa kalimat

efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali

gagsan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam

pikiran pembaca atau penulis. Kalimat efektif mengutamakan keefektifan kalimat

sehingga kejelasan kalimat itu terjamin. Komunikasi efektif dapat terjalin apabila

pesan yang disampaikan tepat sasaran dan dapat diterima dengan baik oleh

pembaca.Wijayanti, dkk (2013: 66) mengemukakan pendapat bahwa dalam

menulis, penulis seyogianya menyampaikan pikirannya dalam rangkaian kalimat

efektif. Setiap kalimat yang disususnya hendaknya mudah dipahami, singkat, dan

jelas. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan

informasi yang sama dengan informasi yang diterima pembaca

Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut: (1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan penulis, (2)

Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca

seperti yang dipikirkan oleh penulis. (Murtono, 2010: 18)

Dari beberapa pendapat diatas dapat disintesiskan bahwa penguasaan

kalimat efektif adalah penguasaan mengenai konsep kalimat yang jelas, singkat,

mudah dipahami, logis, dan tidak menimbulkan muliti tafsir sehingga pesan yang

dibaca atau didengar pembaca sama isinya dengan pesan yang ditulis oleh penulis

dalam kalimatnya

Penguasaan kalimat efektif sangat diperlukan dalam keterampilan

menulis.Karena kalimat efektif merupakan syarat unsur kohesi dan koherensi

suatu wacana. Suatu wacana yang telah terpenuhi unsur kohesi dan koherensinya

dapat menyampaikan pesan dalam wacana tersebut. Pada penulisan teks Eksposisi

kalimat efektif mutlak diperlukan. Hal tersebut dikarenakan teks eksposisi

merupakan teks yang memaparkan opini penulis tentang suatu permasalahan.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

28

Pada pemaparan pendapat penulis dituntut untuk mengemas pendapatnya dalam

sebuah kalimat yang efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami

pembaca dengan baik.

b. Ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki beberapa ciri.Kusumaningsih, dkk, (2013: 57-

63) mengemukakan bahwa “terdapat tujuh ciri kalimat efektif, yaitu: (1)

kesepadanan, (2) kepararelan, (3) ketegasan, (4) kehematan, (5) kevermatan, dan

(6) koherensi, dan (7) kelogisan.

1) Kesepadanan

Kesepadanan ialah kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran (gagasan)

dengan struktur bahasa yang dipakai.Kesepadanan kaliamat ini diperlihatkan

oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Adapun

kesepadanan kaliamt memiliki ciri

a) Kalimat mempunyai subjek dan predikat yang jelas

Ketidak jelasan subjek dan predikat dapat dicegah dengan menghindari

pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada di depan subjek

Contoh: Bagi semua peserta diharap berkumpul

b) Tidak terdapat subjek yang ganda

Contoh: Hasil rapat itu dia kurang memahami

Seharusnya dia kurang memahami hasil rapat itu

c) Kata penghubung intrakaliamt tidak dapat dipakai pada kalimat tunggal

Contoh: kami dating agak terlambat. Sehingga kami tidak mengikuti acara

pertama

Seharusnya: kami tidak mengikuti acara perta karena dating terlambat

d) Predikat kalimat didak didahului kata yang

Contoh: bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu

Seharusnya: bahasa Indonesia dari bahasa melayu

2) kepararelan

Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam

kalimat. Apabila bentuk pertama menggunakan ungkapan nomina, bentuk

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

29

kedua dan seterusnya harus nomina juga dst. Apabila bentuk pertama verba

bentuk kedua juga verba.

3) ketegasan

Perlakuan penonjolan pada ide pokok kaliamat. Kalimat tersebut diberi

penekanan. Terdapat beberapa bentuk penekanan kalimat, yaitu

a) Meletakakan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat.

Contoh: bekerjalah yang sungguh-sungguh, jangan setengah-setengah agar

pekerjaan itu dapat selesai dengan baik.

b) Membuat urutan kata yang logis.

Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus juta. Tapi bermiliyar dia telah

membantu anak terlantar

c) Melakukan pengulangan kata (repetisi)

d) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

e) Mempergunakan partikel penekanan

4) Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat menggunkan kata, frasa,

atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan berarti menghilangkan

segala unsur yang menyalahi tata bahasa dan ejaan yang disempurnakan.

Penghematan dapat dilakukan dengan beberapa hal:

a) Menghilangkan pengulangan subjek

b) Menghindari pemakaian subordinat hiponimi kata

Contoh: Ia memekai kebaya warna kuning

Kata warna dihilangkan

c) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat

Seperti misalnya, contohnya seperti, agar supaya, maju ke depan dll

d) Tidak menjamakkan unsur yang berbentuk jamak.

Para calon-calon dll.

5) Kecermatan

Kecermatan berearti kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda.Kalimat

yang cermat dapat dipahami dengan mudah dakam satu makna saja.Hal

tersebut bertujuan agar maksud penulis dan pembaca daspat selaras.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

30

6) Koherensi

Koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu denganbagian

yang lainnya sehingga kalimat itu memiliki makna yang utuh dan

keberadaanya bisa berdiri sebagai bentuk yang mandiri.

7) Kelogisan

Ide kalimat itu tepat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang

disempurnakan.

Sejalan dengan pendapat diatas, Wijayanti, dkk (2013: 70-73)

mengungkapkan bahwa “Ciri-ciri lain kalimat efektif Kebervariasian, Ketepatan,

Kebenaran struktur dan, keringkasan. ”Lebih lanjut Akhadiah (1988:107)

menambahkanciri-ciri kalimat efektif yaitu, “(1) kesepadanan dan kesatuan, (2)

kesejajaran bentuk, (3) penekanan, (4) kehematan dalam mempergunakan kata,

(5) kevariasinan dalam struktur kalimat.Kemudian, Rahardi (2009:129-135)

mengungkapkan bahwa ciri kalimat efektif, yaitu: (1) kesepadanan struktur; (2)

kepararelan bentuk; (3) ketegasan makna; (4) kehematan kata; (5) kecermatan dan

kesatuan; (6) kepaduan makna; (7) kelogisan makna. Ciri lain dikemukakan

Mustakim (1994: 90-111), yaitu: (1) kelengkapan; (2) kesejajaran; (3) kehematan;

dan (4) variatif

Kesepadanan dan kesatuan berarti bahwa kalimat harus memiliki unsur-

unsur subjek dan predikat, atau bisa ditambah dengan objek, keterangan, dan

unsur-unsur subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan

keterpaduan arti yang merupakan ciri keutuhan kalimat.Kesejajaran bentuk berarti

bahwa kalimat harus menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau

konstruksi bahasa yang dipakai dalam susunan serial. Penekanan berarti

menekankan atau menonjolkan inti gagasan.Kehematan dalam mempergunakan

kata merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuklainya yang

dianggap tidak diperlukan, sedangkan kevariasian dalam struktur kalimat

menggunakan kalimat yang tidak monoton.

c. Aspek-aspek Pengukur Penguasaan Kalimat Efektif

Penilaian dilakukan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa

terhadap suatu variabel. Basuki dan Hariyanto (2014: 8) mengatakan bahwa

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

31

“Penilaian adalah proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk

mengumpulkan informasi tentang keberhasilan belajar peserta didik dan

bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran.” Sudjana (2005: 22)

juga berpendapat bahwa penilaian berfungsi sebegai alat untuk mengetahui

keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.” Kingsley dalam Sudjana (2005: 22)

membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan/ psikomotorik, (b)

pengetahuan/kognitif, (c) dan sikap.

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai hasil belajar, terutama hasil

belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan

tujuan pendidikan dan pengajaran.Penguasaan kalimat efektif merupakan hasil

belajar ranah kognitif.Untuk mengetuahui penguasaan kalimat efektif perlu

dilakukan pengukuran dalam bentuk tes objektif dalam bentuk pilihan ganda.Tes

objektif digunakan dalam menilai hasil belajar dari materi yang luas.Penguasaan

kalimat efektif memiliki cakupan indikator yang banyak serta memiliki materi

yang luas sehingga tes objektif pilihan berganda cocok untuk digunakan.

Soal tes objektif dibuat berdasarkan kisi-kisi yang diranyang mengacu

pada indikator.Indikator tersebut meliputi ciri-ciri kalimat efektif yang telah

disebutkan di atas.Namun begitu, melihat kondisi objek penelitian yang hanya

memiliki sebagian pengetahuan dasar unsur kalimat efektif maka indikator

disesuaikan dengan objek penelitian.Indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 2

berikut.

Tabel 2. Kisi-kisi penguasaan kalinat efektif

No Unsur-unsur kalimat efektif No butir soal Jumlah

1. Kehematan 12

2 Kesatuan 12

3 Kesejajaran 12

4 Kecermatan 12

5 Kelogisan 12

Jumlah 60

Penguasaan kalimat efektif sangat diperlukan dalam keterampilan

menulis karena kalimat efektif merupakan syarat unsur kohesi dan koherensi suatu

wacana.Suatu wacana yang telah terpenuhi unsur kohesi dan koherensinya dapat

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

32

menyampaikan pesan dalam wacana tersebut.Pada penulisan teks Eksposisi

kalimat efektif mutlak diperlukan.

Hal tersebut dikarenakan teks eksposisi merupakan teks yang

memaparkan opini penulis tentang suatu permasalahan.Pada pemaparan pendapat

penulis dituntut untuk mengemas pendapatnya dalam sebuah kalimat yang efektif

agar pesan yang disampaikan dapat dipahami pembaca dengan baik.Siswa yang

memiliki penguasaan kalimat efektif tinggi tingkat keterampilan menulis teks

eksposisinya juga tinggi dari pada siswa yang hanyamemiliki penguasaan kalimat

efektif rendag.Dengan demikian,diduga terdapat hubungan antara penguasaan

kalimat efektif dan keterampilan menulis teks eksposisi siswa.

Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian oleh Ardiani R Tahun 2012

dengan judul “Hubungan penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi Menulis Surat

Niaga”. Penelitian tersebut menguji hunungan antara Kalimat Efektif dan

Motivasi menulis terhadap kemampuan menulis surat niaga. Variabel penguasaan

kalimat efektif dalam penelitian tersebut memiliki hubungan positif dengan

menulis surat niaga. Sehingga terdepat kemungkinan besar bahwa variabel

penguasaan kalimat efektif memiliki hubungan positif dengan keterampilan lain

seperti menulis teks ekspoisi.

Adapun penelitian yang mendukung keterkaitan antara variabel kaliamat

efektif dengan keterampilan menulis ditunjukan oleh sebuah penelitian Rukayah

tahun 2014 yang telah dipublikasikan secara internasional dalam jurnal

internasional Macrothink Institute, dengan judul “The Writing Skill of 3th Grade

Students of Sibulue Subdistrict Junior High School of Bone Regency”. Penelitian

tersebut bertujuan (1) untuk menggambarkan tingkat penulisan pengetahuan siswa

berdasarkan tes objektif yang meliputi: penjabaran dari isi tulisan, susunan ayat,

penggunaan kalimat efektif, penggunaan kosakata, penggunaan ejaan dan tanda

baca, (2) untuk menggambarkan tingkat keterampilan menulis siswa berdasarkan

uji subjektif yang meliputi: penjabaran dari isi tulisan, susunan ayat, penggunaan

kalimat efektif, penggunaan kosakata, penggunaan ejaan dan tanda baca, dan (3)

untuk mengungkapkan hubungan antara pengetahuan menulis berdasarkan uji

obyektif dan keterampilan menulis berdasarkan tes subjektif. Populasi penelitian

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

33

tersebut adalah 675 siswa kelas 3 SMP Kecamatan Sibulue. Jumlah sampel

adalah 135 siswa, dengan menggunakan teknik cluster sampling. Data

dikumpulkan dengan menggunakan dua jenis tes, yaitu tes objektif dan subjektif

dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif dan

inferensial dengan sebelumnya melakukan uji normalitas. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pengetahuan penulisan siswa dari kecamatan Sibulue SMP

sangat rendah menurut 85% dari persentase keberhasilan dan skor rata-rata yang

diperoleh oleh siswa. Adapun nilai rata-rata melalui tes objektif dalam lima

komponen pengetahuan menulis hanya mencapai 52,02 dan persentase

keberhasilan mencapai 36,23%. Skor rata-rata dari tes subjektif dalam lima

komponen keterampilan menulis hanya mencapai 50,38 dengan persentase

keberhasilan 47,40%. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat

korelasi positif yang signifikan antara pengetahuan menulis berdasarkan uji

obyektif dan keterampilan menulis berdasarkan uji subjektif: koefisien korelasi =

0,23 (korelasi yang rendah). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan

menulis siswa kelas 3 SMP Kecamatan Sibulue baik di tes objektif dan subjektif

tidak mencapai belum target kemampuan menulis seperti yang diharapkan dalam

kategori cukup 85%.

Selain itu juga pada penetitian Talebzadeh tahun 2012 dengan judul

“Effects of Sentence Making, Composition Writing and Cloze Test Assignments on

Vocabulary Learning of Pre-intermediate EFL Students” yang memaparkan hasil

temuanya bahwa Penelitian tersebut bertujuan untuk menyelidiki efek dari tiga

tugas menulis (membuat kalimat, menulis komposisidan tes close book) dari kosa

kata belajar dan mencoba untuk membandingkan efektivitas tugas ini untuk

melihat manasalah satumemiliki efek terbaik. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ketigatugas secara signifikan efektif untuk membantu peserta didik

belajarkosakata baru dan bahkan peserta didik tidak berbeda secara signifikan satu

sama lain dalam pre-test. Selain itu, kelompok yang menulis komposisimelakukan

signifikan lebih baik dalam tes posting daripada dua kelompok lainnya tetapi

perbedaan antara dua kelompok lainnyatidak signifikan. Pada penelitian tersebut

juga dilakukan wawancara dilakukan oleh peneliti. Hasil wawancaramenegaskan

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

34

efek menguntungkan dari tugas ini pada pembelajaran kosakata peserta didik.

Seperti pendapat Telebzadeh (2012: 717) bahwa“They found out that composition

writing had a great effect on learning second language vocabulary. The results

suggest a wider application of composition writing strategies to promote

meaningful learning.”

Penguasaan komposisi termasuk penguasaan kalimat efektif memiliki

dampak baik terhadap keterampilan berbahasa.Keterampilan berbahasa baik

berbicara, mambaca, menyimak, dan menulis membutuhkan penguasaan

komposisi. Unsur penguasaan komposisi yang dibutuhkan dalam menulis adalah

penguasaan kalimat efektif. Sepertihalnya penguasaan komposisi di atas,

pengetahuan menulis sangat penting dikuasai. Pengetahuan menulis atau writing

skill atau writing knowledge of student yang dimaksud di atas meliputi, penjabaran

dari isi tulisan, susunan ayat, penggunaan kalimat efektif, penggunaan kosakata,

penggunaan ejaan dan tanda baca. Hal tersebut dapat menjadi dasar terlaksananya

penelitian ini mengingat tujuan penelitian ini adalah menguji hubungan antara

penguasaan kalimat efektif dengan menulis.Selain itu, Meskipun koefisien

korelasi yang terbentuk merupakan korelasi yang rendah, Berdasar pada hasil

penelitian Rukayah, penguasaan kalimat efektif memiliki hubungan positif

terhadap keterampilan menulis terutama menulis teks eksposisi.

Berdasarkan pada teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli serta hasil

beberapa penelitian terdahulu mengenai pengertian, ciri kalimat efektif, dan

penilaian teks eksposisi maka perlu dipaparkan sintesis teori dari variabel

penguasaan kalimat efektif. Penguasaan kalimat efektif merupakan kecakapan

seseorang terhadap penggunaan penyusunan kalimat yang memiliki kehematan,

kecermatan, kesejajaran, kesepadanan, dan kelogisan sebuah kalimat. Dalam hal

pengukuran penguasaan kalimat efektif, perlu menggunakan tes yang berbentuk

tes objektif atau pilihan berganda dengan pada indikator penguasaan ciri kalimat

efektif seperti tersebut di atas.

3. Hakikat Keaktifan Menulis

Keaktifan siswa adalah salah satu variabel yang berhubungan positif

dengan keterampilan menulis teks eksposisi.Keaktifan siswa merupakan unsur

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

35

pendukung belajar dari dalam diri siswa.Melalui kekatifan siswa mampu

melakukan pemecahan masalah yang maksimal serta memproduksi suatu teks

dengan baik melalui perolehan wawasan yang untuk menyelesaikan hambatan

yang ditemui siswa saat memproduksi teks, khususnya teks eksposisi.

a. Pengertian Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif,

jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja

tanpa mengadakan transformasi Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono,

2006 : 45). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu

merencanakan sesuatu.Anak mampu untuk mencari, menemukan dan

menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar

anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan

fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Ahmadi dan Prasetya (1977:57) membagi keaktifan menjadi dua yaitu

keaktifan jasmani dan keaktifan rohani.Keaktifan jasmani yaitu murid berbuat

dengan seluruh anggota badannya, seperti membuat sesuatu, bermain maupun

bekerja.Jadi tidak hanya duduk melihat, mendengarkan dan pasif semata. Termos

(2013: 67) mengemukakan bahwa “Active learning, on the other hand, involves an

interactive environment in which questions, participations, and critical thinking

are essential. The efforts exerted to increase engagement are extensive in

instigating students’ involvement and interest as well as enhancing their

understanding” Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dengan paradigm

yang baruyang dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Dari teori – teori di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah siswa

aktif mengolah informasi yang diterima dan berusaha dengan seluruh anggota

badannya untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan

fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan mengenai materi dalam

pembelajaran yang sedang dilaksanakanya.

b. Jenis-jenis Keaktifan

Keaktifan terklasifikasi dalam beberapa kegiatan. Aktifitas utamanya

dalam hal pembelajaran bahasa terbagi menurut menurut empat keterampilan

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

36

berbahasa, salah satunya adalah menulis. Keaktifan dalam menulis merupakan

hal penting untuk dapat ditingkatkan dalam pembelajaran bahasa. Menurut Paul

D. dalam Doly (2015: 3) jenis keaktifan belajar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1) Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, melihat gambar-

gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan

mengamati pekerjaan orang lain

2) Kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu fakta atau

prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,

memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan

interupsi

3) Kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan

penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,

mendengarkan suatu permainan

4) Kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, menulis

laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan

tes, dan mengisi angket

5) Kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu menggambar,

membuat grafik, diagram peta, dan pola

c. Upaya Meningkatkan Keaktifan Menulis

Menurut Gagne dan Briggs dalam Martinis (2013: 84) menjelaskan

rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan faktor

yang mempengaruhi keaktifan dalam belajar untuk menumbuhkan aktivitas dan

partisipasi siswa, masing-masing diantaranya yaitu:

1) Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka

dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa)

3) Mengingat kompetensi belajar kepada siswa

4) Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari)

5) Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

7) Memberi umpan balik (feed back)

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan

siswa selalu terpantau dan terukur

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

37

Dengan meningkatkan keaktifan siswa melalui beberapa hal di atas maka

dapat pula meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam hal menulis.

Keaktifan merupakan variabel yang disinyalir mampu mempengaruhi hasil belajar

siswa. Seperti pada hasil penelitian Ramlah, Firmasyah, dan Zuabair (2014)

dengan judul “Pengaruh gaya Belajar dan Keaktifan Siswa terhadap Prestasi

Belajar Matematika (Survai Pada SMP Negeri di Kecamatan Klari Kab.

Karawang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika. Untuk mengetahui pengaruh

keaktifan siswa terhadap prestasi belajar Matematika serta untuk mengetahui

pengaruh gaya belajar dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar Matematika.

Metode penelitian yang digunakan adalah ekpos facto.Sampel berukuran

235 siswa yang dipilih secara random sampling dari seluruh siswa SMP N yang

ada di kecamatan Klari kabupaten Karawang. Pengumpulan data dilaksanakan

dengan teknik penyebaran angket gaya belajar dan angket keaktifan siswa.

Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif, uji normalitas dan

homogenitas, dan uji ANOVA. Penelitian tersebut dilaksanakan dari bulan Juni

sampai Juli 2014.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan gaya

belajar terhadap prestasi belajar matematika, hal ini ditunjukan dengan nilai sig =

0,001 < 0,05. Terdapat pengaruh yang signifikan keaktifan terhadap prestasi

belajar matematika, hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung = 13,418 > F tabel = 3,

08, dengan sig= 0,00< α = 0,05. Sehingga, menolak hipotesis „tidak terdapat

pengaruh interaksi metode pembelajaran kooperatif dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar Matematika.‟

Adapun penelitian yang mendukung keterkaitan antara variabel keaktifan

dengan pembelajaran bahasa tersmasuk pembelajaran menulis ditinjukan dalam

sebuah hasil penelitian Aidinlou dan Gobhadi tahun 2012 dengan judul

“Examination of Relationships between Factors Affecting on Oral Participation of

ELT Students and Language Development: A Structural Equation Modeling

Approach”.Penelitian tersebut bertujuan untuk membuktikan bahwa partisipasi

kelasdianggap sebagai variabel yang memiliki hubungan positif dengan

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

38

pembelajaran bahasa. Pada pembelajaran bahasa siswa diharapkan muncul secara

aktif ke dalam proses pembelajaran untuk membantu memperkuat transfer materi

dengan memunculkan keaktifan dalam kelas. Pada penelitian tersebut menunjukan

bahwa Partisipasi Oral (OP) penting bagi siswa dari Pelatihan Bahasa Inggris

(ELT). Penelitian ini mencobauntuk menentukan faktorsiswa yang paling

berpengaruh dalam partisipasi lisan mereka di kelas bahasaasing dan hubungan

dengan Inggrisperkembangan bahasa (ELD). Pengolahan data penelitian tersebut

menggunakan software LISREL untuk menentukan persamaan struktural

pemodelan.Interpretasi dari hasil yang diperoleh dari SEM danhasil

hipotesispengujian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

faktor yang mempengaruhi partisipasi lisan dan jugahubungan antara partisipasi

lisan dan perkembangan bahasa. Hasil SEM menunjukkan bahwamodel akhir

berdasarkanELT telah membuktikan bahwa ELD dikendalikan dengan OP sebesar

65%.Oleh karena itu, model yang diusulkan dari penelitian ini dapatmeningkatkan

keberhasilan studi ELD di L2. Oleh karena itu model akhir telah

membuktikanbahwa ELD dikendalikan olehfaktor pendidikan (EF) lebih dari

faktor-faktor sosial (SOF) dan faktor siswa (SF).Struktur umummodel yang

disajikan harus berlaku untuk siswa dari ELT danlingkungan belajar bahasa

kedua. Temuanmenyarankan studi kasus ini sesuai dengan kriteria yang unik dari

pelajar 'bahasa kedua'.

Pada penelitian Aidinlou, Assadi dan Ghobadi, Partisipasi siswa

merupakan keaktifan dalam pembelajaran bahasa. Partisispasi siswa atau

keaktifan dalam penelitian tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa pada penelitian tersebut memang

hanya dalam lingkup berbicara. Namun demikian, empat keterampilan dalam

berbahasa sangat berkaitan erat sepertihalnya berbicara dengan menulis utamanya

menulis teks eksposisi. Hal tersebut menunjukan bahwa hasil penelitian di atas

mempu menjadi acuan dasar terlaksananya penelitian ini dengan hipotesis bahwa

keaktifan memiliki hubungan positif terhadap keterampilan menulis teks

eksposisi. Pada hasil Ramlah, Firmansyah, dan Zubair menunjukan pengaruh

keaktifan dengan prestasi belajar matematika. Meskipun demikian, dapat

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

39

dijadikan dasar pelaksanaan penelitian yang menguji hubungan antara variabel

keaktifan dengan pembelajaran bahasa, utamanya dalam hal menulis teks

eksposisi mengingat keaktifan merupakan variabel yang berpengaruh pada

pembelajaran apapun termasuk pembelajaran bahasa.

d. Indikator Keaktifan

Keaktifan dapat dilihat dari beberapa ciri penanda.Ciri penanda keaktifan dapat

dilihat dari keterlibatan siswa secara optimal dalam pembelajaran.Keterlibatan

tersebut dapat berbentuk sering bertanya, berpendapat, berdiskusi, dan terlibat

penuh dalam pemecahan masalah. Seperti pendapat Sudjana (2005 :61)

keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

(1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) Terlibat dalam

pemecahan masalah; (3) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila

tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) Berusaha mencari

berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah. (5)

Melaksanakan diskusi kelompok; (6) Menilai kemampuan dirinya dan

hasil yang diperolehnya; (g) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa

yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang

dihadapinya; (h) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

Dari ciri – ciri keaktifan menurut Sudjana di atas, maka dapat diambil delapan

indikator antara lain

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya: Maksud dari indikator ini

adalah siswa ikut serta dalam proses pembelajaran misalnya siswa

mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal dan

sebagainya.

2) Terlibat dalam pemecahan masalah: Maksud dari indikator tersebut adalah

ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas,

misalnya ketika guru memberi masalah/ soal siswa ikut membahas.

3) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya: Maksud dari indikator tersebut adalah jika tidak

memahami materi/ penjelasan dari guru hendaknya siswa melontarkan

pertanyaan, baik pada guru/siswa lain.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan

masalah: Maksud indikator tersebut adalah berusaha mencari informasi /cara

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

40

yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah /soal. Yaitu siswa

mencari informasi dari buku.

5) Melaksanakan diskusi kelompok: Maksud dari indikator tersebut adalah

melakukan kerja sama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah/

soal.

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya: Maksud dari

indikator tersebut adalah menilai kemampuan dirinya yaitu dengan mencoba

mengerjakan soal setelah guru menerangkan materi.

7) Melatih diri dalam memecahkan soal/ masalah, yaitu siswa dapat

mengerjakan soal/ permasalahan, dengan mengerjakan LKS: Maksud dari

indikator tersebut adalah dapat menyelesaikan soal/ masalah yang pernah

diajarkan/ dibahas bersama. Yaitu siswa mengerjakan LKS.

8) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya: Maksud dari indikator

tersebut adalah menggunakan/ menerapkan rumus/ langkah – langkah yang

telah diberikan dalam soal yang dihadapi dalam kelas.

Berdasarkan pada teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli serta hasil

beberapa penelitian terdahulu mengenai pengertian, jenis keaktifan, dan faktor

yang mempengaruhi keaktifan maka perlu dipaparkan sintesis teori dari variabel

penguasaan kalimat efektif.Keaktifan siswa adalah salah satu variabel yang

berhubungan positif dengan keterampilan menulis teks eksposisi.Keaktifan siswa

merupakan unsur pendukung belajar dari dalam diri siswa.Melalui kekatifan siswa

mampu melakukan pemecahan masalah yang maksimal serta memproduksi suatu

teks dengan baik melalui perolehan wawasan yang untuk menyelesaikan

hambatan yang ditemui siswa saat memproduksi teks, khususnya teks

eksposisi.Siswa yang tingkat keaktifannya tinggi akan dapat memproduksi teks

eksposisi dengan baik, sedangkan siswa yang kekatifanya rendah, keterampilan

menulis teks eksposisinya juga rendah. Dengan demikian, diduga terdapat

hubugan antara keaktifan siswa dengan Keterampilan menulis teks eksposisi

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

41

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian beberapa teori atau konsep yang relevan dengan

variabelpenelitian (penguasaan kalimat efektif dan keaktifan menulis sebagai

variabel bebas) dan keterampilan menulis teks eksposisi sebagai variabel terikat,

dapat disusun kerangka berpikir penelitian sebagai berikut.

1. Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dengan Keterampilan Menulis

Eksposisi

Sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan

penggunaan komposisi bahasa yang tepat, baik, dan benar.Keduanya tidak dapat

terpisah karena suatu karangan yang bagus tidak terlepas dari penggunaan

komposisi bahasa yang baik dan benar.Kaitanya denganmenulis teks eksposisi,

penguasaan komposisi utamanya penguasaan kalimat efektif sangat diperlukan.

Penguasaan kalimat efektif sangat diperlukan dalam keterampilan

menulis.Karena kalimat efektif merupakan syarat unsur kohesi dan koherensi

suatu wacana.Suatu wacana yang telah terpenuhi unsur kohesi dan koherensinya

dapat menyampaikan pesan dalam wacana tersebut.Pada penulisan teks eksposisi

kalimat efektif mutlak diperlukan.Hal tersebut dikarenakan teks eksposisi

merupakan teks yang memaparkan opini penulis tentang suatu permasalahan.Pada

pemaparan pendapat penulis dituntut untuk mengemas pendapatnya dalam sebuah

kalimat yang efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami pembaca

dengan baik.Siswa yang memiliki penguasaan kalimat efektif tinggi tingkat

keterampilan menulis teks eksposisinya juga tinggi dari pada siswa yang

hanyamemiliki penguasaan kalimat efektif rendah. Dengan demikian,diduga

terdapat hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan keterampilan menulis

teks eksposisi siswa.

2. Hubungan Keaktifan Siswa dengan Keterampilan Menulis Eksposisi

Untuk menulis teks eksposisi yang baik, menuntut seseorang

mengaplikasikan penggunaan komposisi yang baik juga utamanya penggunaan

kalimat efektif.Untuk memenuhi keduanya diperlukan keaktifan siswa dalam hal

menulis.Keinginan siswa untuk aktif mampu memberikan dorongan pada siswa

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

42

untuk terus memperkaya wawasan mengenai struktur dan kaidah teks eksposisi

juga mengenai pengaplikasian kalimat efektif secara tepat.

Keaktifan siswa adalah salah satu variabel yang berhubungan positif dengan

keterampilan menulis teks eksposisi. Keaktifan siswa merupakan unsur

pendukung belajar dari dalam diri siswa.Melalui kekatifan siswa mampu

melakukan pemecahan masalah yang maksimal serta memproduksi suatu teks

dengan baik melalui perolehan wawasan yang untuk menyelesaikan hambatan

yang ditemui siswa saat memproduksi teks, khususnya teks eksposisi.Siswa yang

tingkat keaktifannya tinggi akan dapat memproduksi teks eksposisi dengan baik,

sedangkan siswa yang kekatifanya rendah, keterampilan menulis teks

eksposisinya juga rendah. Dengan demikian, diduga terdapat hubugan antara

keaktifan siswa dengan Keterampilan menulis teks eksposisi

3. Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Keaktifan Menulis Secara

Bersama-sama dengan Keterampilan Menulis Eksposisi

Keterampilan menulis eksposisi pada dasarnya membutuhkan penguasaan

kalimat efektif karena kalimat efektif merupakan unsur penting dalam membuat

wacana sebagai penyampai pesan.Kalimat efektif memuat kohesi dan koherensi

sebuah wacana dengan tujuan maksud yang disampaikan penulis akan tepat

sasaran pada benak pembaca. Mengingat teks eksposisi adalah teks yang

memeaparkan informasi danmenambah wawasan pembaca mengenai suatu

hal.Begitu juga dengan kekatifa siswa merupakan kunci dalam memahami materi

tentang unsur serta struktur yang harusdiperhatikan dalam menulis tekseksposisi

.Siswa yang memiliki keaktifa yang tinggi maka semakin banyak materi yang

diserap semakin paham pula materi tentang unsur serta struktur penulisanteks

eksposisi. Diduga,terdapat hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan

keaktifan siswa dengan keterampilan menulis teks eksposisi. Penulis mencoba

menggambarkan kerangka berpikir penelitian ini dalam sebuah bagan agar dapat

dilihat secara jelas kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

43

Gambar 1. Kerangka Berpikir Hubungan Antarvariabel Penelitian

Keterangan:

1. Hubungan penguasaan kalimat efektif dengan keterampilan menulis teks

eksposisi

a. Penguasaan kalimat efektif siswa tinggi diduga keterampilan menulis

teks eksposisinya juga tinggi.

b. Penguasaan kalimat efektif siswa rendah diduga keterampilan menulis

teks eksposisinya juga rendah.

2. Hubungan keaktifan siswa dengan keterampilan menulis teks eksposisi

a. Keaktifan menulis tinggi diduga keterampiln menulis teks

eksposisinya juga tinggi.

b. Keaktifan menulis rendah diduga keterampiln menulis teks

eksposisinya juga rendah.

Rendah

X2

Tinggi

Penguasaan

Kal. efektif

Tinggi Tinggi

Keaktifan

menulis

Rendah

Rendah

Keterampilan

Menulis teks

eksposisi (Y)

X1

1a 2a

1b 2b 3b

3a

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN ... · 9 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai

44

3. Hubungan penguasaan kalimat efektif dan keaktifan siswa secara bersama-

sama dengan keterampilan menulis teks eksposisi

a. Penguasaan kalimat efektif dan keaktifan menulis tinggi diduga

keterampilan menulis teks eksposisinya juga tinggi.

b. Penguasaan kalimat efektif dan keaktifan menulis rendah diduga

keterampilan menulis teks eksposisinya juga rendah.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka, dan kerangka berpikir di atas, maka

dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan positif antara kalimat efektif dan keterampilan menulis teks

eksposisi siswa kelas X MIPA SMA Negeri 5 Surakarta

2. Terdapat hubungan positif antara keaktifan siswa dan keterampilan menulis

teks eksposisi siswa kelas X MIPA SMA Negeri 5 Surakarta

3. Terdapat hubungan positif antara kalimat efektif dan keaktifan siswa secara

bersama-sama dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X

MIPA SMA Negeri 5 Surakarta