bab ii kajian teori dan pengajuan hipotesis...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”,yang berarti
perantara atau pengantar.1 Dalam kegiatan belajar mengajar media menjadi
sebuah sarana untuk berkomunikasi antar guru dan siswa. Dengan kata lain media
membuat siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Gerlach & Ely dalam bukunya Azhar Arsyad, mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.2
Berbagai batasan yang dikemukakan di atas mengandung pengertian dasar
yang sama. Dalam berkomunikasi kita membutuhkan media atau sarana. Jadi
media pembelajaran merupakan perantara pesan secara tidak langsung dari guru
ke siswa.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Pada dasarnya fungsi media pembelajaran adalah sebagai sarana untuk
mempermudah proses pembelajaran. Secara umum, media mempunyai kegunaan
untuk memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud untuk membantu
siswa belajar secara optimal. Menurut Azhar Arsyad media berfungsi untuk tujuan
instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa
baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata.3
1 Wina Sanjaya. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta:Kencana Prenada Group). 2013. h. 163 2Azhar Arsyad. Media Pengajaran. (Jakarta: Rajawali Pers), 2011. h. 3
3 Ibid,. h. 21
7
Dari uraian pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan beberapa manfaat
dari media, yaitu:4
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
seperti obyek atau benda yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk
ditampilkan langsung di ruang kelas dan dapat disimulasikan dengan
komputer, gambar, foto, video, slide, realita, film, radio, atau pendekatan.
c. Klasifikasi Media Pembelajaran
Berdasarkan jenisnya, media dibagi kedalam media Auditif, Visual dan
Audiovisual. Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan suara saja
seperti radio Cassete Recorder dan piringan hitam. Media visual adalah media
yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ada yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti lukisan dan film rangkai.
Media Audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur gambar dan suara.
Jenis media Audiovisual ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi kemampuan media yang pertama dan kedua.5
2. Pendekatan SAVI (Somatic Auditory Visual Intellectual)
a. Pengertian Pendekatan SAVI
Dave Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera
dan emosi dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang
4 Azhar Arsyad. Op.Cit. h. 26.
5 Pupuh Fathurrohman dan M. Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. (Bandung: Refika
Aditama, 2009). Cet.III,h. 67-68
8
dikenal dengan metode SAVI.6 Menurut Bobbi De Porter “ada tiga modalitas
belajar yang dimiliki seseorang yaitu:7
1) Visual adalah belajar dengan cara melihat,
2) Auditorial adalah belajar dengan cara mendengar,
3) Kinestetik/somatic adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh.
Pembelajaran dengan modalitas ini mementingkan pengalaman secara langsung.
Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatic, Auditory, Visualization
dan Intelletualy, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:8
a. Somatic (belajar dengan berbuat dan bergerak) bermakna gerakan tubuh
(hands-on, aktivitas fisik), yakni belajar dengan mengalami dan melakukan.
b. Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengar) bermakna bahwa belajar
haruslah melalui mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan pendapat, dan menanggapi.
c. Visualization (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) bermakna
belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati,
menggambarkan, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan
alat peraga.
d. Intellectual (belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir) bermakna
bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on).
Belajar haruslah dengan kosentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya
melalui menalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,
mengonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkannya.
Menurut Dave Meier pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan
menyuruh orang berdiri dan bergerak ke sana kemari. Akan tetapi,
6 Rusman. Pendekatan-Pendekatan Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Bandung: Rajawali Pers. 2012. h. 373 7 Bobbi DePorter,dkk,.Quantum Learning. Bandung:Kaifa.cet.21. 2005 h. 113
8 Aris Shoimin. 68 Pendekatan Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media. 2014. h. 177
9
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua
indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.9
b. Prinsip Dasar SAVI
Menurut Dave Meier prinsip pembelajaran SAVI, yaitu: 10
1. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh,
2. Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi,
3. Kerjasama membantu proses pembelajaran,
4. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan,
5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik,
6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran, otak menyerap informasi secara
langsung dan otomatis.
SAVI merupakan pendekatan yang mendasarkan pada belajar berdasarkan
aktivitas. Belajar berdasarkan aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika
belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh
tubuh atau pikiran terlibat dalam proses belajar. Belajar berdasarkan aktivitas
secara jauh lebih efektif dari pada yang didasarkan pada presentasi, materi dan
media. Alasannya sederhana, cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya.
Dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.
c. Kerangka Perencanaan Pembelajaran SAVI
Pembelajaran SAVI akan tercapai dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
jika empat tahap dilaksanakan dengan baik, yaitu persiapan, penyampaian,
pelatihan, dan penampilan hasil, yaitu:
9 Dave Meier. Op.Cit. h. 91
10 Dave Meier. Ibid., h. 54
10
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Pada tahap ini adalah menimbulkan minat para pembelajar, memberikan
perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan
menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar, yaitu:11
a. Memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa.
b. Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna.
c. Membangkitkan rasa ingin tahu.
d. Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah.
e. Merangsang rasa ingin tahu siswa.
f. Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.
2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini adalah membantu pembelajar menemukan materi belajar yang
baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindra
dan cocok untuk semua gaya belajar, yaitu:12
a. Pengamatan fenomena dunia nyata.
b. Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh.
c. Grafik dan sarana yang presentasi berwarna-warni.
d. Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar.
e. Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim.
f. Pelatihan memecahkan masalah.
3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan
menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara
spesifik, yang dilakukan guru sebagai berikut:13
a. Aktivitas pemrosesan siswa.
b. Usaha aktif, umpan balik, renungan, atau usaha kembali.
c. Simulasi dunia nyata.
11
Dave Meier. Ibid., h. 106 12
Dave Meier. Ibid,. h. 107 13
Aris Shoimin. Op.Cit,. h. 179
11
d. Pelatihan aksi pembelajaran.
e. Aktifitas pemecahan masalah.
f. Mengajar balik.
4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)
Pada tahap ini hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas
pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar
akan melekat dan penampilan hasil akan terus menerus meningkat. Hal-hal yang
dapat dilakukan adalah:14
a. Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segara.
b. Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi.
c. Aktivitas penguatan penerapan.
d. Materi penguatan persepsi.
e. Pelatihan terus-menerus.
f. Umpan balik dan evaluasi kinerja.
g. Aktivitas dukungan kawan.
h. Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.
Setelah mengalami tiga tahap pertama dalam siklus pembelajaran, kita perlu
memastikan bahwa orang melaksanakan dan terus mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan baru. Karena pembelajaran yang paling baik berasal dari
mengerjakan pekerjaan itu sendiri.
Berikut merupakan kelebihan dari penggunaan Pendekatan SAVI yaitu:15
1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
2) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya.
3) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa
diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk belajar.
4) Memupuk kerja sama karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat
membantu yang kurang pandai.
14
Aris Shoimin. Ibid,. h. 180 15
Aris Shoimin. Ibid,. h. 182
12
5) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik, dan efektif.
6) Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan
psikomotor siswa.
7) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa.
Dilihat dari banyaknya kelebihan dari pendekatan SAVI, diharapkan guru
dapat menerapkannya sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan,
menciptakan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.
3. Hakikat Belajar
Kemajuan dalam penelitian manusia terhadap tahapan-tahapan dalam
pembelajaran semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari berbagai teori yang
dikemukakan oleh para ahli peneliti seperti teori belajar dan mengajar yang saat
ini banyak berkembang di dunia pendidikan. Menurut Oemar Hamalik, Belajar
adalah suatu proses, bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses mencapai
tujuan.16
Belajar sebagai suatu proses dan belajar hampir selalu mendapat tempat
yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan upaya
kependidikan. Belajar bukan hanya mencari ilmu atau menuntut ilmu di sekolah,
tetapi mencakup masalah manusia dalam mencapai suatu tujuan dalam hidupnya.
Banyak pengertian belajar yang dapat diungkapkan oleh para ahli, namun
pada dasarnya terletak pada perubahan perilaku. Pengertian belajar diantaranya
dikemukakan oleh Morgan, learning is any relatively permanent change in
behavior that is a result of past experience artinya Belajar adalah perubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.17
Belajar sebagai
konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Perubahan
serta kemampuan untuk berubah adalah batasan serta makna yang terkandung di
dalam belajar. Hal ini disebabkan karena kemampuan berubah yang dikarenakan
belajar. Maka, manusia bisa berkembang lebih jauh dari makhluk yang lainnya.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
16
Oemar Hamalik. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, hlm. 29 17
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 3
13
responnya menurun.18
Terkait hal tersebut guru perlu memberikan stimulus dan
penguatan. Aspek guru merupakan stimulus yang paling besar pengaruhnya. Dari
definisi di atas tampak bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang
disebabkan oleh karena individu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Akan
tetapi ternyata tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar, artinya
ada perubahan perilaku yang dipandang sebagai bukan hasil belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku
pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.
4. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Pada bagian lain hasil belajar merupakan peningkatan mental siswa.19
Selain itu hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Menurut Sudjana kriteria dari sudut prosesnya menekankan pada pengajaran
sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai
subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Keberhasilan
pengajaran dapat dilihat dari segi hasil.20
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang
merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan, maka di sini dapat ditentukan dua kriteria hasil belajar yaitu kriteria
yang ditinjau dari sudut prosesnya dan ditinjau dari sudut hasilnya.
Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan
sebagai proses perubahan tingkah laku atau penguasaan ilmu pengetahuan yang
18
Dimyati dan Mudiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta, h. 9 19
Dimyati dan Mudiono. Ibid, h. 4 20
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo, h.
20
14
dimiliki seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya. Batasan
ini cukup luas, meliputi akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah,
masyarakat dan keluarga. Hasil belajar dalam taraf terakhir berupa perkembangan
sikap dan kepribadian siswa yang sekaligus menjadi tujuan dari suatu proses
pendidikan dan pengajaran.
Benyamin S. Bloom mengklarifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.21
Dari ketiga ranah tersebut,
ranah kognitiflah yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di sekolah
karena berhubungan langsung dengan tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan oleh guru selama di dalam kelas. Ranah kognitif meliputi
kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) yang terdiri dari
enam aspek, sebagai berikut:22
1) Mengingat (C1), yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang. Pengetahuan yang disampaikan dalam ingatan akan digali
pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali dan mengingat kembali.
2) Memahami (C2), yaitu mengkonstruksi makna dari materi atau pesan-pesan
pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses
kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan
menjelaskan.
3) Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengeksekusi
dan mengimplementasikan merupakan kategori dari proses-proses kognitif
dalam kategori mengaplikasikan.
4) Menganalisis (C4), yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil
dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian
21
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya). 2009. h. 22 22
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128
15
dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori
menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan.
5) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standard. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa
dan mengkritik.
6) Mencipta (C6), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta meliputi tiga
proses kognitif, diantaranya merumuskan, merencanakan dan memproduksi.
Ranah afektif meliputi ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai terbagi
menjadi lima kategori, yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan
peneranan.23
Ranah psikomotorik meliputi ranah yang berkaitan dengan keterampilan
terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: persepsi, persiapan, repon terpimpin,
mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.24
5. Gejala Pemanasan Global
a. Definisi Pemanasan Global
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi baik
di laut maupun udara yang membuat suhu bumi setiap tahun meningkat.25
Peningkatan suhu ini diakibatkan karena meningkatnya gas-gas rumah kaca akibat
ulah manusia. Kondisi ini memiliki dampak yang luar biasa bagi bumi serta
seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi. Atmosfer bumi terdiri atas
bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang
secara alamiah menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat disebut dengan
23
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67-68 24
Ibid., h. 68-69 25
Marthen Kanginan, FISIKA: untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 404
16
istilah „gas rumah kaca‟. Gas-gas tersebut ialah uap air dan karbon dioksida
(CO2).26
Pemanasan Global ditandai oleh adanya efek rumah kaca. Efek Rumah kaca
sering kali dijumpai seperti ketika mobil diparkir pada siang hari terik dibawah
sinar matahari dengan jendela kaca tertutup rapat. Ketika masuk kedalam mobil
pada sore hari saat matahari sudah tidak bersinar, akan terasa bahwa suhu di
dalam mobil lebih hangat dibanding suhu udara di luar mobil.27
hal ini
dikarenakan kaca memungkinkan radiasi matahari untuk masuk secara bebas,
tetapi menghalangi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan interior
sebagai akibat dari penumpukan energi panas di dalam mobil. Efek pemanasan ini
dikenal sebagai efek rumah kaca.28
b. Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer.
Penyebab pemanasan global berkaitan dengan aktivitas manusia di seluruh dunia
yaitu:29
1) Konsumsi Energi bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil menandung karbon yang menghasilkan gas rumah kaca
karbon dioksida yang merupakan penyumbang terbesar emisi karbon.
2) Sampah Organik
Sampah organik menghasilkan gas rumah kaca metana (CH4). Diperkirakan 1
ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Dengan jumlah penduduk yang
semakin meningkat setiap tahunnya maka diperkirakan pada tahun 2020 Indonesia
akan menghasilkan sampah 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun dengan
jumlah ini maka sampah akan mengemisikan metana sebesar 9.500 ton/tahun.
Dengan demikian sampah pada perkotaan berpotensi besar mempercepat proses
terjadinya pemanasan global.
3) Kerusakan Hutan
26
Ibid., h. 403 27
Ibid., h. 400 28
Fathiah Alatas dan Ai Nurlaela. Termodinamika 1. (Jakarta: UIN PRESS). 2015. h. 115 29
Marthen Kanginan, Op.Cit., h. 405
17
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbon dioksida (CO2) dan
mengubahnya menjadi oksigen (O2). Gas karbon dioksida merupakan gas rumah
kaca sehingga kerusakan atau penggundulan hutan secara besar-besaran berarti
hilangnya faktor penyerap gas rumah kaca karbon dioksida di atmosfer. Dengan
adanya kerusakan hutan penyerapan karbon dioksida menjadi tidak optimal
sehingga akan mempercepat terjadinya pemanasan global.
4) Pemborosan listrik
Sadar atau tidak saat ini pemborosan listrik sudah menjadi gaya hidup
masyarakat modern. Seperti menyalakan lampu pada siang hari dan menggunakan
AC (Air Conditioner) saat cuaca tidak terlalu panas. Hal ini sangat mendukung
mempercepat terjadinya pemanasan global.
5) Penggunaan CFC yang tidak terkontrol
CFC merupakan bahan kimia yang digunakan diberbagai peralatan rumah
tangga salah satunya pendingin ruangan/AC hal ini dapat menimbulkan
pemanasan global karena CFC berperan dalam efek rumah kaca. Penggunaan gas
CFC secara berlebihan dalapat memicu penipisan lapisan ozon di atmosfer.
c. Dampak Pemanasan Global
Akibat aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas-gas rumah kaca,
terutama karbon dioksida, telah meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di
atmosfer bumi sehingga menyebabkan pemanasan global.
Berikut ini merupakan dampak yang sangat merugikan dari pemanasan global,
yaitu:30
1) Naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh mencairnya es yang ada di
kutub akibat suhu udara yang bertambah panas. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai maka akan terjadi banjir akibat air pasang di daratan.
2) Iklim yang tidak stabil seperti kemarau yang berkepanjangan, daerah-daerah
yang mengalami salju ringan tidak mengalaminya lagi, dan daerah subtropis
bagian utara yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat
mencair
30
Ibid., h. 406
18
3) Terjadinya kegagalan panen diberbagai belahan dunia
4) Terjadinya kepunahan spesies makhluk hidup seperti penguin dan beruang
kutub akibat kehilangan tempat tinggalnya karena mencairnya es di kutub
utara, kemudian orangutan akibat pembakaran hutan secara illegal.
Bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam telah
memotori perkembangan industri dan fasilitas kehidupan modern. Polutan yang
dihasilkan dari bahan bakar fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan
asam, pemanasan global dan perubahan iklim.31
d. Upaya Penanggulangan Pemanasan Global
Peningkatan pencemaran lingkungan pada tingkat mengkhawatirkan dan
peningkatan kewaspadaan dari bahaya itu sendiri, perlu dilakukan pengendalian
pencemaran lingkungan.32
Berikut ini merupakan upaya untuk menanggulangi pemanasan global:33
1) Menghilangkan karbon dioksida di udara dengan memelihara pepohonan dan
menanam pohon lebih banyak lagi. Di banyak area, tanaman yang tumbuh
kembali sedikit sekali karena tanah telah kehilangan kesuburannya karena
diubah untuk kegunaan yang lain seperti untuk lahan tempat tinggal atau
pemukiman. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan cara reboisasi
(penghutanan kembali) agar hutan dapat menyerap karbon dioksida untuk
mengurangi bertambahnya gas rumah kaca di atmosfer.
2) Menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda atau menggunakan
transportasi umum yang ramah lingkungan juga dapat memicu berkurangnya
pemanasan global.
3) Membuat rumah dengan ventilasi udara yang baik atau menggunakan kipas
angina yang ramah lingkungan.
31 Fathiah Alatas dan Ai Nurlaela. Op.Cit h. 110
32 Ibid.,
33 Marthen Kanginan. Op.Cit. h.408
19
4) Melakukan 3R yaitu Reuse (penggunaan kembali), Reduce ( mengurangi
segala sesuatu yang mengakibatkan sampah), Recycle (mendaur ulang
sampah)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Widya Meita, dalam skripsinya yang berjudul “Perbedaan Pendekatan
Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy Dengan Teams
Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV
SDN Jati Sari II Bekasi”. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Pendekatan
SAVI dapat memotivasi cara belajar siswa dibandingkan dengan pendekatan
TGT. Artinya penggunaan pendekatan SAVI dapat dilakukan guru dan siswa
secara bersama-sama dalam proses pembelajaran dengan media yang ada atau
dengan lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami
materi yang diajarkan.34
2. Erni Suardani, Lasmawan dan Sadia, dalam jurnalnya “Pengaruh Media CD
pembelajaran Berbasis LKS Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Kelas
V di SD 1,2,5 Banyuasri-Singaraja”. Hasil penelitian ini adalah terdapat
perbedaan motivasi dan hasil belajar yang signifikan antara siswa yan belajar
IPA dengan menggunakan CD pembelajaran berbasis LKS dan
Konvensional.35
3. Lutpiah, dalam skripsinya “Pengaruh CD pembelajaran Investigatif Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” hasil penelitian ini
34
Widya Meita, “Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectualy Dengan Teams Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa
Kelas IV SDN Jati Sari II Bekasi”, 2016. h. 75 35
Erni Suardani, dkk “Pengaruh Media CD pembelajaran berbasis LKS Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar IPA Kelas V di SD 1,2,5 Banyuasri-Singaraja”, e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, vol.3, 2013
20
menyimpulkan bahwa bahwa terdapat pengaruh penggunaan CD pembelajaran
Investigatif terhadap hasil belajar fisika pada konsep listrik dinamis.36
4. Veni Asmarani, dalam skripsinya “Pengaruh Pendekatan Belajar Savi
(Somatic–Auditory–Visualization– Intellectually) Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Di Min 9 Bandar Lampung” hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa dapat belajar presentasi
menguraikan materi setelah bereksperimen, maka dengan demikian
pendekatan belajar SAVI memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.37
5. Haerudin, dalam jurnal ilmiah “Pengaruh Pendekatan SAVI Terhadap
Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematika Serta Kemandirian
Belajar Siswa SMP” hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bila pendekatan
SAVI dilaksanakan dengan baik dan benar maka terdapat peningkatan
kemampuan penalaran dan komunikasi matematik serta kemandirian belajar
siswa.38
C. Kerangka Berpikir
Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memuat banyak konsep yang
bersifat abstrak. Untuk belajar fisika bukan hanya sekedar tahu matematika, tetapi
lebih jauh siswa diharapkan mampu memahami konsep yang terkandung di
dalamnya, menuliskannya kedalam simbol-simbol fisis, memahami permasalahan
serta menyelesaikannya secara matematis. Selain konsep fisika yang abstrak,
kebanyakan guru dalam pembelajaran fisika di kelas masih menggunakan metode
konvensional dan tidak bervariasi. Hal ini menyebabkan siswa menjadi bosan,
kurang antusias mengikuti pembelajaran dan respon siswa terhadap penjelasan.
Sehingga pertanyaan guru menjadi kurang. Permasalahan tersebut mengakibatkan
36
Lutpiah, “Pengaruh CD pembelajaran Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Listrik Dinamis” 2014 37
Veni Asmarani, “Pengaruh Pendekatan Belajar Savi (Somatic–Auditory–Visualization–
Intellectually) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Di Min 9 Bandar
Lampung”, 2017 38
Haerudin, “Pengaruh Pendekatan SAVI Terhadap Kemampuan Komunikasi dan
Penalaran Matematika Serta Kemandirian Belajar Siswa SMP”, 2013
21
pemerolehan hasil belajar fisika menjadi rendah. Untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut, maka diperlukan variasi metode pembelajaran dan media
pembelajaran yang menarik, yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
Media yang menarik akan meminimalisir rasa jenuh siswa dalam belajar serta
dapat mengaktifkan siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
interaktif.
Salah satunya media pembelajaran CD pembelajaran berbasis Pendekatan
SAVI. CD pembelajaran adalah salah satu media alternatif yang dapat digunakan
untuk menunjang proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk video
berisikan materi, contoh soal, soal latihan dan simulasi pengaplikasian dari materi,
khususnya materi gejala pemanasan global.
Materi gejala pemanasan global akan disajikan dalam bentuk video interaktif.
Video yang dimaksud berisi materi dan aplikasi pada kehidupan sehari-hari yang
didesain menarik dan dapat berinteraksi dengan siswa, agar siswa dapat
memahami, lebih cepat mengingat, berperan aktif dalam belajar, dan menstimulus
kemampuan berpikir kritis.
22
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka rumusan hipotesis
pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh CD pembelajaran berbasis
pendekatan pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar siswa pada konsep gejala
pemanasan global. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI
terhadap hasil belajar siswa pada konsep gejala pemanasan global.
Ha : Terdapat pengaruh CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI terhadap
hasil belajar siswa pada konsep gejala pemanasan global.
Rendahnya Hasil Belajar Siswa
Penyebab:
Pembelajaran masih berpusat pada guru
Siswa masih menganggap konsep gejala pemanasan global
sebagai konsep yang sulit untuk dihafalkan.
Solusi: media CD pembelajaran Berbasis
Pendekatan SAVI
Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan siswa dapat
memahami, lebih cepat mengingat, dan berperan aktif dalam
belajar.
Hasil Belajar Siswa Meningkat