bab ii kajian teori dan pengajuan hipotesis...

17
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”,yang berarti perantara atau pengantar. 1 Dalam kegiatan belajar mengajar media menjadi sebuah sarana untuk berkomunikasi antar guru dan siswa. Dengan kata lain media membuat siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Gerlach & Ely dalam bukunya Azhar Arsyad, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. 2 Berbagai batasan yang dikemukakan di atas mengandung pengertian dasar yang sama. Dalam berkomunikasi kita membutuhkan media atau sarana. Jadi media pembelajaran merupakan perantara pesan secara tidak langsung dari guru ke siswa. b. Fungsi Media Pembelajaran Pada dasarnya fungsi media pembelajaran adalah sebagai sarana untuk mempermudah proses pembelajaran. Secara umum, media mempunyai kegunaan untuk memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud untuk membantu siswa belajar secara optimal. Menurut Azhar Arsyad media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata. 3 1 Wina Sanjaya. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:Kencana Prenada Group). 2013. h. 163 2 Azhar Arsyad. Media Pengajaran. (Jakarta: Rajawali Pers), 2011. h. 3 3 Ibid,. h. 21

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”,yang berarti

perantara atau pengantar.1 Dalam kegiatan belajar mengajar media menjadi

sebuah sarana untuk berkomunikasi antar guru dan siswa. Dengan kata lain media

membuat siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Gerlach & Ely dalam bukunya Azhar Arsyad, mengatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.2

Berbagai batasan yang dikemukakan di atas mengandung pengertian dasar

yang sama. Dalam berkomunikasi kita membutuhkan media atau sarana. Jadi

media pembelajaran merupakan perantara pesan secara tidak langsung dari guru

ke siswa.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Pada dasarnya fungsi media pembelajaran adalah sebagai sarana untuk

mempermudah proses pembelajaran. Secara umum, media mempunyai kegunaan

untuk memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud untuk membantu

siswa belajar secara optimal. Menurut Azhar Arsyad media berfungsi untuk tujuan

instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa

baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata.3

1 Wina Sanjaya. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta:Kencana Prenada Group). 2013. h. 163 2Azhar Arsyad. Media Pengajaran. (Jakarta: Rajawali Pers), 2011. h. 3

3 Ibid,. h. 21

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

7

Dari uraian pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan beberapa manfaat

dari media, yaitu:4

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu

seperti obyek atau benda yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk

ditampilkan langsung di ruang kelas dan dapat disimulasikan dengan

komputer, gambar, foto, video, slide, realita, film, radio, atau pendekatan.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Berdasarkan jenisnya, media dibagi kedalam media Auditif, Visual dan

Audiovisual. Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan suara saja

seperti radio Cassete Recorder dan piringan hitam. Media visual adalah media

yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ada yang

menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti lukisan dan film rangkai.

Media Audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur gambar dan suara.

Jenis media Audiovisual ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena

meliputi kemampuan media yang pertama dan kedua.5

2. Pendekatan SAVI (Somatic Auditory Visual Intellectual)

a. Pengertian Pendekatan SAVI

Dave Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera

dan emosi dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang

4 Azhar Arsyad. Op.Cit. h. 26.

5 Pupuh Fathurrohman dan M. Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan

Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. (Bandung: Refika

Aditama, 2009). Cet.III,h. 67-68

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

8

dikenal dengan metode SAVI.6 Menurut Bobbi De Porter “ada tiga modalitas

belajar yang dimiliki seseorang yaitu:7

1) Visual adalah belajar dengan cara melihat,

2) Auditorial adalah belajar dengan cara mendengar,

3) Kinestetik/somatic adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan

menyentuh.

Pembelajaran dengan modalitas ini mementingkan pengalaman secara langsung.

Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatic, Auditory, Visualization

dan Intelletualy, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:8

a. Somatic (belajar dengan berbuat dan bergerak) bermakna gerakan tubuh

(hands-on, aktivitas fisik), yakni belajar dengan mengalami dan melakukan.

b. Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengar) bermakna bahwa belajar

haruslah melalui mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,

mengemukakan pendapat, dan menanggapi.

c. Visualization (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) bermakna

belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati,

menggambarkan, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan

alat peraga.

d. Intellectual (belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir) bermakna

bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on).

Belajar haruslah dengan kosentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya

melalui menalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,

mengonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkannya.

Menurut Dave Meier pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan

menyuruh orang berdiri dan bergerak ke sana kemari. Akan tetapi,

6 Rusman. Pendekatan-Pendekatan Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Bandung: Rajawali Pers. 2012. h. 373 7 Bobbi DePorter,dkk,.Quantum Learning. Bandung:Kaifa.cet.21. 2005 h. 113

8 Aris Shoimin. 68 Pendekatan Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media. 2014. h. 177

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

9

menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua

indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.9

b. Prinsip Dasar SAVI

Menurut Dave Meier prinsip pembelajaran SAVI, yaitu: 10

1. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh,

2. Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi,

3. Kerjasama membantu proses pembelajaran,

4. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan,

5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik,

6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran, otak menyerap informasi secara

langsung dan otomatis.

SAVI merupakan pendekatan yang mendasarkan pada belajar berdasarkan

aktivitas. Belajar berdasarkan aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika

belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh

tubuh atau pikiran terlibat dalam proses belajar. Belajar berdasarkan aktivitas

secara jauh lebih efektif dari pada yang didasarkan pada presentasi, materi dan

media. Alasannya sederhana, cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya.

Dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan

penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.

c. Kerangka Perencanaan Pembelajaran SAVI

Pembelajaran SAVI akan tercapai dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

jika empat tahap dilaksanakan dengan baik, yaitu persiapan, penyampaian,

pelatihan, dan penampilan hasil, yaitu:

9 Dave Meier. Op.Cit. h. 91

10 Dave Meier. Ibid., h. 54

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

10

1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)

Pada tahap ini adalah menimbulkan minat para pembelajar, memberikan

perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan

menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar, yaitu:11

a. Memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa.

b. Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna.

c. Membangkitkan rasa ingin tahu.

d. Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah.

e. Merangsang rasa ingin tahu siswa.

f. Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.

2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)

Pada tahap ini adalah membantu pembelajar menemukan materi belajar yang

baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindra

dan cocok untuk semua gaya belajar, yaitu:12

a. Pengamatan fenomena dunia nyata.

b. Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh.

c. Grafik dan sarana yang presentasi berwarna-warni.

d. Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar.

e. Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim.

f. Pelatihan memecahkan masalah.

3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan

menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara

spesifik, yang dilakukan guru sebagai berikut:13

a. Aktivitas pemrosesan siswa.

b. Usaha aktif, umpan balik, renungan, atau usaha kembali.

c. Simulasi dunia nyata.

11

Dave Meier. Ibid., h. 106 12

Dave Meier. Ibid,. h. 107 13

Aris Shoimin. Op.Cit,. h. 179

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

11

d. Pelatihan aksi pembelajaran.

e. Aktifitas pemecahan masalah.

f. Mengajar balik.

4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)

Pada tahap ini hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas

pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar

akan melekat dan penampilan hasil akan terus menerus meningkat. Hal-hal yang

dapat dilakukan adalah:14

a. Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segara.

b. Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi.

c. Aktivitas penguatan penerapan.

d. Materi penguatan persepsi.

e. Pelatihan terus-menerus.

f. Umpan balik dan evaluasi kinerja.

g. Aktivitas dukungan kawan.

h. Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.

Setelah mengalami tiga tahap pertama dalam siklus pembelajaran, kita perlu

memastikan bahwa orang melaksanakan dan terus mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan baru. Karena pembelajaran yang paling baik berasal dari

mengerjakan pekerjaan itu sendiri.

Berikut merupakan kelebihan dari penggunaan Pendekatan SAVI yaitu:15

1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui

penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.

2) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya.

3) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa

diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk belajar.

4) Memupuk kerja sama karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat

membantu yang kurang pandai.

14

Aris Shoimin. Ibid,. h. 180 15

Aris Shoimin. Ibid,. h. 182

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

12

5) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik, dan efektif.

6) Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan

psikomotor siswa.

7) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa.

Dilihat dari banyaknya kelebihan dari pendekatan SAVI, diharapkan guru

dapat menerapkannya sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan,

menciptakan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.

3. Hakikat Belajar

Kemajuan dalam penelitian manusia terhadap tahapan-tahapan dalam

pembelajaran semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari berbagai teori yang

dikemukakan oleh para ahli peneliti seperti teori belajar dan mengajar yang saat

ini banyak berkembang di dunia pendidikan. Menurut Oemar Hamalik, Belajar

adalah suatu proses, bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses mencapai

tujuan.16

Belajar sebagai suatu proses dan belajar hampir selalu mendapat tempat

yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan upaya

kependidikan. Belajar bukan hanya mencari ilmu atau menuntut ilmu di sekolah,

tetapi mencakup masalah manusia dalam mencapai suatu tujuan dalam hidupnya.

Banyak pengertian belajar yang dapat diungkapkan oleh para ahli, namun

pada dasarnya terletak pada perubahan perilaku. Pengertian belajar diantaranya

dikemukakan oleh Morgan, learning is any relatively permanent change in

behavior that is a result of past experience artinya Belajar adalah perubahan

perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.17

Belajar sebagai

konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Perubahan

serta kemampuan untuk berubah adalah batasan serta makna yang terkandung di

dalam belajar. Hal ini disebabkan karena kemampuan berubah yang dikarenakan

belajar. Maka, manusia bisa berkembang lebih jauh dari makhluk yang lainnya.

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang

belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka

16

Oemar Hamalik. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, hlm. 29 17

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 3

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

13

responnya menurun.18

Terkait hal tersebut guru perlu memberikan stimulus dan

penguatan. Aspek guru merupakan stimulus yang paling besar pengaruhnya. Dari

definisi di atas tampak bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang

disebabkan oleh karena individu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Akan

tetapi ternyata tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar, artinya

ada perubahan perilaku yang dipandang sebagai bukan hasil belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku

pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,

sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.

4. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Pada bagian lain hasil belajar merupakan peningkatan mental siswa.19

Selain itu hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Sudjana kriteria dari sudut prosesnya menekankan pada pengajaran

sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai

subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Keberhasilan

pengajaran dapat dilihat dari segi hasil.20

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang

merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan, maka di sini dapat ditentukan dua kriteria hasil belajar yaitu kriteria

yang ditinjau dari sudut prosesnya dan ditinjau dari sudut hasilnya.

Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan

sebagai proses perubahan tingkah laku atau penguasaan ilmu pengetahuan yang

18

Dimyati dan Mudiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta, h. 9 19

Dimyati dan Mudiono. Ibid, h. 4 20

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo, h.

20

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

14

dimiliki seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya. Batasan

ini cukup luas, meliputi akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah,

masyarakat dan keluarga. Hasil belajar dalam taraf terakhir berupa perkembangan

sikap dan kepribadian siswa yang sekaligus menjadi tujuan dari suatu proses

pendidikan dan pengajaran.

Benyamin S. Bloom mengklarifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu

ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.21

Dari ketiga ranah tersebut,

ranah kognitiflah yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di sekolah

karena berhubungan langsung dengan tingkat pemahaman siswa terhadap materi

yang diajarkan oleh guru selama di dalam kelas. Ranah kognitif meliputi

kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) yang terdiri dari

enam aspek, sebagai berikut:22

1) Mengingat (C1), yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori

jangka panjang. Pengetahuan yang disampaikan dalam ingatan akan digali

pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali dan mengingat kembali.

2) Memahami (C2), yaitu mengkonstruksi makna dari materi atau pesan-pesan

pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang

disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses

kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan,

mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan

menjelaskan.

3) Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengeksekusi

dan mengimplementasikan merupakan kategori dari proses-proses kognitif

dalam kategori mengaplikasikan.

4) Menganalisis (C4), yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil

dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian

21

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda

Karya). 2009. h. 22 22

Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

15

dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori

menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan.

5) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan

standard. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa

dan mengkritik.

6) Mencipta (C6), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu

yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta meliputi tiga

proses kognitif, diantaranya merumuskan, merencanakan dan memproduksi.

Ranah afektif meliputi ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai terbagi

menjadi lima kategori, yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan

peneranan.23

Ranah psikomotorik meliputi ranah yang berkaitan dengan keterampilan

terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: persepsi, persiapan, repon terpimpin,

mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.24

5. Gejala Pemanasan Global

a. Definisi Pemanasan Global

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi baik

di laut maupun udara yang membuat suhu bumi setiap tahun meningkat.25

Peningkatan suhu ini diakibatkan karena meningkatnya gas-gas rumah kaca akibat

ulah manusia. Kondisi ini memiliki dampak yang luar biasa bagi bumi serta

seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi. Atmosfer bumi terdiri atas

bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang

secara alamiah menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat disebut dengan

23

Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67-68 24

Ibid., h. 68-69 25

Marthen Kanginan, FISIKA: untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 404

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

16

istilah „gas rumah kaca‟. Gas-gas tersebut ialah uap air dan karbon dioksida

(CO2).26

Pemanasan Global ditandai oleh adanya efek rumah kaca. Efek Rumah kaca

sering kali dijumpai seperti ketika mobil diparkir pada siang hari terik dibawah

sinar matahari dengan jendela kaca tertutup rapat. Ketika masuk kedalam mobil

pada sore hari saat matahari sudah tidak bersinar, akan terasa bahwa suhu di

dalam mobil lebih hangat dibanding suhu udara di luar mobil.27

hal ini

dikarenakan kaca memungkinkan radiasi matahari untuk masuk secara bebas,

tetapi menghalangi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan interior

sebagai akibat dari penumpukan energi panas di dalam mobil. Efek pemanasan ini

dikenal sebagai efek rumah kaca.28

b. Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer.

Penyebab pemanasan global berkaitan dengan aktivitas manusia di seluruh dunia

yaitu:29

1) Konsumsi Energi bahan bakar fosil

Bahan bakar fosil menandung karbon yang menghasilkan gas rumah kaca

karbon dioksida yang merupakan penyumbang terbesar emisi karbon.

2) Sampah Organik

Sampah organik menghasilkan gas rumah kaca metana (CH4). Diperkirakan 1

ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Dengan jumlah penduduk yang

semakin meningkat setiap tahunnya maka diperkirakan pada tahun 2020 Indonesia

akan menghasilkan sampah 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun dengan

jumlah ini maka sampah akan mengemisikan metana sebesar 9.500 ton/tahun.

Dengan demikian sampah pada perkotaan berpotensi besar mempercepat proses

terjadinya pemanasan global.

3) Kerusakan Hutan

26

Ibid., h. 403 27

Ibid., h. 400 28

Fathiah Alatas dan Ai Nurlaela. Termodinamika 1. (Jakarta: UIN PRESS). 2015. h. 115 29

Marthen Kanginan, Op.Cit., h. 405

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

17

Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbon dioksida (CO2) dan

mengubahnya menjadi oksigen (O2). Gas karbon dioksida merupakan gas rumah

kaca sehingga kerusakan atau penggundulan hutan secara besar-besaran berarti

hilangnya faktor penyerap gas rumah kaca karbon dioksida di atmosfer. Dengan

adanya kerusakan hutan penyerapan karbon dioksida menjadi tidak optimal

sehingga akan mempercepat terjadinya pemanasan global.

4) Pemborosan listrik

Sadar atau tidak saat ini pemborosan listrik sudah menjadi gaya hidup

masyarakat modern. Seperti menyalakan lampu pada siang hari dan menggunakan

AC (Air Conditioner) saat cuaca tidak terlalu panas. Hal ini sangat mendukung

mempercepat terjadinya pemanasan global.

5) Penggunaan CFC yang tidak terkontrol

CFC merupakan bahan kimia yang digunakan diberbagai peralatan rumah

tangga salah satunya pendingin ruangan/AC hal ini dapat menimbulkan

pemanasan global karena CFC berperan dalam efek rumah kaca. Penggunaan gas

CFC secara berlebihan dalapat memicu penipisan lapisan ozon di atmosfer.

c. Dampak Pemanasan Global

Akibat aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas-gas rumah kaca,

terutama karbon dioksida, telah meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di

atmosfer bumi sehingga menyebabkan pemanasan global.

Berikut ini merupakan dampak yang sangat merugikan dari pemanasan global,

yaitu:30

1) Naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh mencairnya es yang ada di

kutub akibat suhu udara yang bertambah panas. Ketika tinggi lautan mencapai

muara sungai maka akan terjadi banjir akibat air pasang di daratan.

2) Iklim yang tidak stabil seperti kemarau yang berkepanjangan, daerah-daerah

yang mengalami salju ringan tidak mengalaminya lagi, dan daerah subtropis

bagian utara yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat

mencair

30

Ibid., h. 406

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

18

3) Terjadinya kegagalan panen diberbagai belahan dunia

4) Terjadinya kepunahan spesies makhluk hidup seperti penguin dan beruang

kutub akibat kehilangan tempat tinggalnya karena mencairnya es di kutub

utara, kemudian orangutan akibat pembakaran hutan secara illegal.

Bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam telah

memotori perkembangan industri dan fasilitas kehidupan modern. Polutan yang

dihasilkan dari bahan bakar fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan

asam, pemanasan global dan perubahan iklim.31

d. Upaya Penanggulangan Pemanasan Global

Peningkatan pencemaran lingkungan pada tingkat mengkhawatirkan dan

peningkatan kewaspadaan dari bahaya itu sendiri, perlu dilakukan pengendalian

pencemaran lingkungan.32

Berikut ini merupakan upaya untuk menanggulangi pemanasan global:33

1) Menghilangkan karbon dioksida di udara dengan memelihara pepohonan dan

menanam pohon lebih banyak lagi. Di banyak area, tanaman yang tumbuh

kembali sedikit sekali karena tanah telah kehilangan kesuburannya karena

diubah untuk kegunaan yang lain seperti untuk lahan tempat tinggal atau

pemukiman. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan cara reboisasi

(penghutanan kembali) agar hutan dapat menyerap karbon dioksida untuk

mengurangi bertambahnya gas rumah kaca di atmosfer.

2) Menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda atau menggunakan

transportasi umum yang ramah lingkungan juga dapat memicu berkurangnya

pemanasan global.

3) Membuat rumah dengan ventilasi udara yang baik atau menggunakan kipas

angina yang ramah lingkungan.

31 Fathiah Alatas dan Ai Nurlaela. Op.Cit h. 110

32 Ibid.,

33 Marthen Kanginan. Op.Cit. h.408

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

19

4) Melakukan 3R yaitu Reuse (penggunaan kembali), Reduce ( mengurangi

segala sesuatu yang mengakibatkan sampah), Recycle (mendaur ulang

sampah)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Widya Meita, dalam skripsinya yang berjudul “Perbedaan Pendekatan

Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy Dengan Teams

Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV

SDN Jati Sari II Bekasi”. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Pendekatan

SAVI dapat memotivasi cara belajar siswa dibandingkan dengan pendekatan

TGT. Artinya penggunaan pendekatan SAVI dapat dilakukan guru dan siswa

secara bersama-sama dalam proses pembelajaran dengan media yang ada atau

dengan lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami

materi yang diajarkan.34

2. Erni Suardani, Lasmawan dan Sadia, dalam jurnalnya “Pengaruh Media CD

pembelajaran Berbasis LKS Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Kelas

V di SD 1,2,5 Banyuasri-Singaraja”. Hasil penelitian ini adalah terdapat

perbedaan motivasi dan hasil belajar yang signifikan antara siswa yan belajar

IPA dengan menggunakan CD pembelajaran berbasis LKS dan

Konvensional.35

3. Lutpiah, dalam skripsinya “Pengaruh CD pembelajaran Investigatif Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” hasil penelitian ini

34

Widya Meita, “Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization,

Intellectualy Dengan Teams Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa

Kelas IV SDN Jati Sari II Bekasi”, 2016. h. 75 35

Erni Suardani, dkk “Pengaruh Media CD pembelajaran berbasis LKS Terhadap

Motivasi dan Hasil Belajar IPA Kelas V di SD 1,2,5 Banyuasri-Singaraja”, e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, vol.3, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

20

menyimpulkan bahwa bahwa terdapat pengaruh penggunaan CD pembelajaran

Investigatif terhadap hasil belajar fisika pada konsep listrik dinamis.36

4. Veni Asmarani, dalam skripsinya “Pengaruh Pendekatan Belajar Savi

(Somatic–Auditory–Visualization– Intellectually) Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Di Min 9 Bandar Lampung” hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa dapat belajar presentasi

menguraikan materi setelah bereksperimen, maka dengan demikian

pendekatan belajar SAVI memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.37

5. Haerudin, dalam jurnal ilmiah “Pengaruh Pendekatan SAVI Terhadap

Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematika Serta Kemandirian

Belajar Siswa SMP” hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bila pendekatan

SAVI dilaksanakan dengan baik dan benar maka terdapat peningkatan

kemampuan penalaran dan komunikasi matematik serta kemandirian belajar

siswa.38

C. Kerangka Berpikir

Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memuat banyak konsep yang

bersifat abstrak. Untuk belajar fisika bukan hanya sekedar tahu matematika, tetapi

lebih jauh siswa diharapkan mampu memahami konsep yang terkandung di

dalamnya, menuliskannya kedalam simbol-simbol fisis, memahami permasalahan

serta menyelesaikannya secara matematis. Selain konsep fisika yang abstrak,

kebanyakan guru dalam pembelajaran fisika di kelas masih menggunakan metode

konvensional dan tidak bervariasi. Hal ini menyebabkan siswa menjadi bosan,

kurang antusias mengikuti pembelajaran dan respon siswa terhadap penjelasan.

Sehingga pertanyaan guru menjadi kurang. Permasalahan tersebut mengakibatkan

36

Lutpiah, “Pengaruh CD pembelajaran Investigatif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Listrik Dinamis” 2014 37

Veni Asmarani, “Pengaruh Pendekatan Belajar Savi (Somatic–Auditory–Visualization–

Intellectually) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Di Min 9 Bandar

Lampung”, 2017 38

Haerudin, “Pengaruh Pendekatan SAVI Terhadap Kemampuan Komunikasi dan

Penalaran Matematika Serta Kemandirian Belajar Siswa SMP”, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

21

pemerolehan hasil belajar fisika menjadi rendah. Untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan tersebut, maka diperlukan variasi metode pembelajaran dan media

pembelajaran yang menarik, yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa.

Media yang menarik akan meminimalisir rasa jenuh siswa dalam belajar serta

dapat mengaktifkan siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih

interaktif.

Salah satunya media pembelajaran CD pembelajaran berbasis Pendekatan

SAVI. CD pembelajaran adalah salah satu media alternatif yang dapat digunakan

untuk menunjang proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk video

berisikan materi, contoh soal, soal latihan dan simulasi pengaplikasian dari materi,

khususnya materi gejala pemanasan global.

Materi gejala pemanasan global akan disajikan dalam bentuk video interaktif.

Video yang dimaksud berisi materi dan aplikasi pada kehidupan sehari-hari yang

didesain menarik dan dapat berinteraksi dengan siswa, agar siswa dapat

memahami, lebih cepat mengingat, berperan aktif dalam belajar, dan menstimulus

kemampuan berpikir kritis.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761...6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Media

22

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka rumusan hipotesis

pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh CD pembelajaran berbasis

pendekatan pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar siswa pada konsep gejala

pemanasan global. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI

terhadap hasil belajar siswa pada konsep gejala pemanasan global.

Ha : Terdapat pengaruh CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI terhadap

hasil belajar siswa pada konsep gejala pemanasan global.

Rendahnya Hasil Belajar Siswa

Penyebab:

Pembelajaran masih berpusat pada guru

Siswa masih menganggap konsep gejala pemanasan global

sebagai konsep yang sulit untuk dihafalkan.

Solusi: media CD pembelajaran Berbasis

Pendekatan SAVI

Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan siswa dapat

memahami, lebih cepat mengingat, dan berperan aktif dalam

belajar.

Hasil Belajar Siswa Meningkat