bab ii kajian pustaka 2.1. kajian teori 2.1.1 hasil belajar...bab ii . kajian pustaka . 2.1. kajian...

19
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, mata pelajaran IPA, pendekatan inkuiri, dan media papan inkuiri. 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Driscoll (Uno, 2011: 195), menyatakan bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal belajar yaitu (1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, (2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan yang bersifat menetap dari pada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:3) yang mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi. Menurut Agus Suprijono (2009: 5), mengatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sehingga hasil belajar merupakan suatu akibat yang diperoleh seseorang dari perbuatan belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses dari belajar. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampa pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa (Mudjiono dan Dimyati, 2006:20 ). Menurut Lapono (2008: 1- 12) hasil belajar diukur berdasarkan terjadi atau tidaknya perubahan tingkah

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Kajian Teori

    Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel

    dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, mata pelajaran IPA,

    pendekatan inkuiri, dan media papan inkuiri.

    2.1.1 Hasil Belajar

    Menurut Driscoll (Uno, 2011: 195), menyatakan bahwa ada dua hal

    yang perlu diperhatikan dalam hal belajar yaitu (1) belajar adalah suatu

    perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, (2) hasil belajar yang

    muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa

    dengan lingkungannya. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa apabila siswa

    belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu

    kegiatan yang bersifat menetap dari pada yang dilakukan sebelumnya sebagai

    akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya.

    Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:3) yang mengatakan

    bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

    tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses

    evaluasi. Menurut Agus Suprijono (2009: 5), mengatakan bahwa hasil belajar

    adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

    apresiasi dan keterampilan. Sehingga hasil belajar merupakan suatu akibat

    yang diperoleh seseorang dari perbuatan belajarnya. Hasil belajar merupakan

    suatu puncak proses dari belajar. Hasil belajar dapat berupa dampak

    pengajaran dan dampa pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi

    guru dan siswa (Mudjiono dan Dimyati, 2006:20 ). Menurut Lapono (2008: 1-

    12) hasil belajar diukur berdasarkan terjadi atau tidaknya perubahan tingkah

  • 9

    proses belajar. Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar yaitu

    perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

    belajar. Hasil belajar hanya akan diperoleh seseorang setelah melaksanakan

    aktivitas belajar. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

    belajar merupakan suatu akibat yang diperoleh seseorang dari perbuatan

    belajarnya atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Apabila

    siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan

    suatu kegiatan yang bersifat menetap.

    Menurut Bloom dalam Poerwanti (2008: 1-24) hasil belajar yang terjadi

    pada diri seseorang meliputi tiga ranah, ketiga ranah tersebut yaitu kognitif,

    afektif, dan psikomotor. Ranah hasil belajar yang pertama adalah ranah

    kognitif. Dalam kaitannya dengan pelajaran, ranah kognitif memegang

    peranan utama dalam mencapai tujuan pembelajaran karena berhubungan

    dengan pengetahuan siswa. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan

    (knowledge), pemahaman (comprehensif), penerapan (application), analisis

    (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation).

    Ranah hasil belajar yang kedua adalah ranah afektif. Secara umum ranah

    afektif diartikan sebagai perwujudan sikap yang dilakukan oleh individu

    setelah menyadari nilai yang diterimanya, sehingga kemudian sikap tersebut

    menjadi tingkah laku yang sesuai dengan nilai yang dipelajarinya. Ranah

    afektif dalam belajar, mencakup kategori menerima (receiving), menjawab

    (responding), menilai (valuing), dan organisasi (organization). Ranah hasil

    belajar yang ketiga menurut Bloom adalah ranah psikomotor. Ranah ini

    berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang

    sederhana sampai yang kompleks.

  • 10

    2.1.2 Hubungan Antara Hasil Belajar (kognitif,afektif, dan psikomotor)

    dengan pendekatan inkuiri

    Menurut Nana Sudjana (Mahardiyanto: 2007) hasil belajar adalah perubahan

    tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

    a. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa,

    sintesa,dan evaluasi.

    b. Aspek sikap (afektif) meliputi menerima atau memperhatikan, merespon,

    penghargaan, mengorganisasikan.

    c. Aspwk psikomotorik meliputi menirukan, manipulasi, keseksamakan,

    artikulasi dan naturalisasi.

    Berdasarkan ketiga ranah hasil belajar yang telah disebutkan

    pendekatan inkurii memfokuskan pada ketiga-tiganya. Pendekatan inkuiri

    juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif,

    afektif, dan psikomotor. Dalam ranah kognitif siswa mampu memahami

    lalau menganalisis dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam

    ranah afektif sikap siswa yang melaksanakan pendekatan inkuiri menjadi

    lebih baik karena mereka mampu menilai, berorganisasi dalam kelompok,

    menjawab pertanyaan atau penyajian masalah yang diberikan oleh guru,

    penghargaan. Sedangkan pada ranah psikomotor kegiatan siswa pada

    pendekatan inkuiri jelas lebih banyak dibandingkan kegiatan siswa yang

    belajar dengan pembelajaran konvensional, misalnya dalam kegiatan

    diskusi yang kegiatannya melakukan percobaan, dengan demikian siswa

    mampu meningkatkan kemampuan psikomotornya. Semakin baik proses

    pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

    maka hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan

    perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan,

    dan sikap yang baru yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

  • 11

    Tahapan pendekatan inkuiri juga senada dengan pembelajaran IPA

    yaitu pada teori kontruktivisme. Pendekatan inkuiri pada pembelajaran

    IPA dibutuhkan siswa kelas IV SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa

    karena beberapa faktor, yaitu :

    a) Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat membentuk siswa aktif.

    Karena pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat membentuk

    siswa aktif. Karena dapat berpikir dan bertindak melalui kegiatan yang

    nyata dan dapat dilakukan oleh diri sendiri.

    b) Dapat melatih siswa dalam berpikir kritis dan kreatif.

    c) Membentuk daya ingat yang tahan lama karena tidak terpacu pada

    hasil tapi lebih kepada proses penemuan.

    d) Pembelajaran yang berpusat pada guru akan berganti pembelajaran

    yang berpusat pada siswa.

    2.1.3 Mata Pelajaran IPA

    2.1.3.1 Hakikat IPA

    Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

    inggris yaitu natural science artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Ilmu yang

    berhubungan dengan alam dan bersangkut paut dengan alam. Menurut Samatowa

    (2011: 1) “pada hakikatnya IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang

    disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

    yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan menurut Laksmi Prihantoro (Trianto,

    2010: 137) IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasinya.

    Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan konsep, sebagai suatu proses IPA

    merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan

    dan mengembangkan produk-produk sains dan sebagai aplikasinya, teori-teori

    IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

    Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan

    Alam adalah Ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa

    yang terjadi di alam. Menurut pendapat di atas peneliti mengkaji bahwa

    pembelajaran IPA pada hakikatnya adalah sebuah proses, produk dan sikap dari

  • 12

    disiplin ilmu yang mempelajari atau mencari tahu cara mengerjakan dan

    melakukan eksperimen untuk membantu siswa memahami alam sekitar secara

    lebih nyata pada jenjang sekolah dasar dengan tujuan mengajak siswa ikut

    berperan aktif dalam proses menggali suatu pengetahuan untuk mendorong

    perkembangan kognitif, afektif dan psikomotornya dan sifat ilmiah anak untuk

    membuat suatu produk tersendiri.

    Berdasarkan KTSP 2006 tujuan dari mata pelajaran IPA adalah agar siswa

    memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memperoleh keyakinan terhadap

    kebesaran Tuhan YME berdasarkan keberadaan,keindahan, dan keteraturan alam

    ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

    IPA yang bermanfaat dan dapat dietrapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3)

    Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

    hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

    masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

    sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan

    kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

    lingkungan alam. Dari beberapa tujuan mata pelajaran IPA berdasarkan KTSP

    2006 di atas , diharapkan dapat diterapkan di sekolah dasar.

    2.1.3.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

    Pada bagian latar belakang Standar Isi Mata Pelajaran IPA SD/MI allinea

    3 diungkapkan bahwa pembelajaran IPA seharusnya dilaksanakan secara inkuiri

    ilmiah (scientific inquiry) yaitu menekankan pada pemberian pengalaman belajar

    secara langsung untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap

    ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup

    (BNSP 2006:143). Menurut Sukarno (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2015)

    IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-

    kejadian yang di alam ini. Menurut Sulistyorini (2007: 39) pembelajaran IPA di

    SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

    penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

  • 13

    IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

    sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

    berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

    penemuan pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

    sehari-hari. Proses pembelajaran pada pemberian pengalaman langsung untuk

    mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

    ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

    membantu siswa untuk memahami secara mendalam tentang alam sekitar

    (Depdiknas, 2006:484)

    Berdasarkan pengertian di atas , penulis menarik kesimpulan bahwa

    pembelajaran IPA di SD dilakukan dengan cara melibatkan langsung siswa dalam

    setiap materi. Pembelajaran IPA menekankan aspek proses bagaimana siswa

    belajar sehingga proses belajar menumbuhkan perkembangan siswa itu sendiri.

    Pembelajaran IPA di sekolah dasar melibatkan keaktifan siswa . Oleh karena itu

    pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pemberian pengalaman belajar secara

    langsung melalui pengamatan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap

    ilmiah

    2.1.4 Pendekatan Inkuiri

    Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry yang dapat diartikan sebagai

    proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang

    diajukan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan

    mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk

    mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan

    masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri

    berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau

    penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan (Ahmadi, 1997:76). Siswa belajar

    melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong agar

    mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

    menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya.

  • 14

    Menurut Anam (2015: 7) pendekatan inkuiri adalah sebuah pendekatan

    yang mendorong siswa untuk terlibat aktif dalan proses kegiatan belajar mengajar.

    Jadi kesimpulannya pendekatan inkuiri merupakan rangkaian pembelajaran yang

    menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis dengan menemukan dan

    mencari tahu sendiri agar siswa aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.

    Berdasarkan uraian diatas maka yang dimaksud dengan pendekatan inkuiri

    adalah menempatkan siswa sebagai subjek yang aktif untuk mencari dan

    menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis. Siswa juga mampu

    meningkatkan rasa ingin tahu agar mempunyai pengalaman dan melakukan

    percobaan sehingga menemukan pengetahuan bagi dirinya.

    2.1.4.1 Prinsip Pembelajaran Inkuiri

    Berikut adalah prinsip-prinsip inkuiri menurut Anam (2015: 20) adalah

    sebagai berikut :

    a) Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual

    Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan

    kemampuan berpikir.

    b) Prinsip Interaksi

    Pembelajaran inkuiri adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa

    dengan guru, maupun interaksi antar siswa dengan lingkungannya.

    c) Prinsip Bertanya

    Peran guru yang seharusnya dilakukan dalam menggunakan metode

    pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai peranannya.

    d) Prinsip Belajar Untuk Berpikir

    Belajar merupakan proses untuk berpikir. Pembelajaran berpikir adalah

    pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal yaitu berpikir secara

    kritis, logis dan rasional.

    e) Prinsip Keterbukaan

    Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Guru

    menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

    mengembangkan hipotesis secara terbuka.

  • 15

    2.1.4.2 Penerapan Pembelajaran Inkuiri di Dalam Proses Belajar

    Proses pembelajaran dengan menitikberatkan pada penelitian siswa secara

    langsung harus di ajak untuk praktik dalam segala hal. Tujuannya yaitu untuk

    melatih siswa untuk berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu

    bukan merupakan tujuan pendidikan yang baru. Hal ini disebut juga strategi

    pembelajaran penemuan. Inkuiri pada tingkat paling dasar yang dipandang

    sebagai proses menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan

    fakta dan pengamatan.

    Siklus inkuiri meliputi kegiatan mengamati, bertanya, menyelidiki,

    menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama

    dengan teman lainnya, dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis. Prinsip

    tujuan pengajaran inkuiri dapat membantu siswa bagaimana merumuskan

    pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan

    keingintahuannya. Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat

    berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis.

    Dalam pengajaran dan pembelajaran semua mata pelajaran di kelas

    haruslah berwujud proses inkuiri, sebuah proses yang ditempuh oleh para

    ilmuwan yang terdiri dari siklus mengamati, mengajukan pertanyaan mengajukan

    penjelasan-penjelasan dan hipotesis-hipotesis, merancang dan melakukan

    eksperimen, menganalisis data eksperimen, menarik kesimpulan eksperimen, dan

    membangun model atau teori. Proses inkuiri selama pengajaran berdampak

    konstruktif yang memberi banyak peluang dan tenaga untuk meningkatkan

    keefektifan pengajaran dan pembelajaran.

    Selama proses inkuri, guru dapat mengajukan pertanyaan atau mendorong

    siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka mereka sendiri, dapat bersifat

    terbuka, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri

    dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan

    mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. Inkuiri menyediakan siswa

    pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan meberikan

    ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam

  • 16

    mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan

    penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

    Inkuiri memungkinkan guru belajar tentang siapakah siswa mereka, apa

    yang siswa ketahui, dan bagaimana pikiran siswa mereka bekerja, sehingga guru

    dapat menjadi fasilitator yang dapat membantu mereka. Inkuiri menghendaki

    siswa untuk mengambil tanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri.

    Menggunakan pendekatan inkuiri ini dapat membantu siswa menjadi mandiri,

    percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat

    secara aktif. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam proses

    pembelajaran. Bukan memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru

    juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan

    tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa. Setiap

    pertanyan yang diajukan siswa sebaiknya tidak langsung dijawab oleh guru,

    namun siswa diarahkan untuk berpikir tentang jawaban dan pertanyaan tesebut.

    Dalam mengemukakan pertanyaan dari siswa ada beberapa langkah atau sintaks

    dalam pendekatan inkuiri yang akan di terapkan dalam proses pembelajarannya.

    2.1.4.3 Sintaks Pendekatan Inkuiri

    Strategi pembelajaran inkuiri secara umum terbagi atas lima tahap, yaitu sebagai

    berikut :

    a. Penyajian Masalah

    Dalam tahap ini pengajar menyajikan suatu masalah dan menerangkan

    prosedur inkuiri pada siswa. Bentuk masalah perlu disesuaikan dengan

    tingkat pengetahuan siswa. Dalam hal ini yang penting adalah bahwa

    masalah itu berisi suatu kejadian / problema yang merangsang aktivitas

    intelektual siswa.

    b. Pengumpulan

    Dalam tahap ini siswa didiorong untuk mau berusaha mengumpulkan

    informasi mengenai kejadian yang mereka lihat atau alami.

  • 17

    c. Pengumpulan data Eksperimentasi

    Dalam hal ini siswa melakukan eksperimen dengan memasukkan hal-

    hal (variabel ) baru, untuk melihat apakah akan terjadi perubahan.

    Dalam tahap ini siswa pun dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan

    yang hampir serupa dengan hipotesis. Dalam tahap verifikasi siswa

    dapat bertanya mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan

    kejadian yang mereka lihat / rasakan , yaitu

    1) Objek : sifat atau identitas suatu objek;

    2) Kejadian: sifat atau sebab terjadinya

    3) Keadaan : keadaan suatu objek atau sistem pada saat tertentu

    4) Sifat : sifat/ karakteristik suatu objek pada keadaan tertentu

    untuk mendapatkan informasi baru yang membantu

    pembentukan suatu teori

    Tahap eksperimentasi mempunyai dua tugas: eksplorasi dan uji

    langsung. Dalam eksplorasi siswa mengubah beberapa hal

    untuk melihat apa yang akan terjadi, sedangkan dalam uji

    langsung siswa melakukan pengujian.

    d. Organisasi Data dan Formulasi Kesimpulan

    Dalam tahap ini siswa mengkoordinasikan dan menganalisis data

    untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang

    telah disajikan.

    e. Analisis Proses Inkuiri

    Dalam tahap ini siswa diminta untuk menganalisis pola inkuiri yang

    telah mereka jalani, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang

    paling produktif (menghasilkan data yang paling relevan ) atau tipe

    informasi yang sebenarnya mereka butuhkan, tetapi tidak mereka

    dapatkan. Tahap ini penting untuk memperbaiki proses inkuiri itu

    sendiri.

  • 18

    Dari sintak pendekatan inkuiri di atas maka peneliti mencoba

    mengembangkan sintak tersebut dengan keadaan dan latar belakang

    siswa tetapi tidak jauh dari sintak di atas. Berdasarkan latar belakang

    dari keadaan objek peneliti maka dari sintak pendekatan inkuiri dari

    Joice and Weil (1986: 61) peneliti mencoba membuat langkah-langkah

    sendiri tetapi tetap mengacu pada sintak tersebut.

    Tabel 2.1 Sintaks Pendekatan Inkuiri

    No Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    1. Penyajian Masalah Guru menyajikan

    permasalahan melalui video

    pembelajaran

    Siswa memahami dan

    mencermati permasalahan yang

    disajikan oleh guru

    Menjelaskan prosedur /

    langkah-langkah inkuiri

    Memahami prosedur / langkah -

    langkah inkuiri

    2. Pengumpulan data

    verifikasi

    Membimbing siswa untuk

    mengumpulkan informasi

    melalui tanya jawab maupun

    membuka buku.

    Melakukan pengumpulan

    informasi/ data

    Membimbing cara-cara

    mentabulasi data

    Melakukan tabulasi / penataan

    data

    Membimbing mengkalsifikasi

    data

    Mengklasifikasikan data sesuai

    dengan kategorisasi

    permasalahan.

    3. Pengumpulan data

    eksperimentasi

    Membimbing siswa melakukan

    eksperimen.

    Guru membimbing dan

    mengarahkan pertanyaan-

    pertanyaan siswa.

    Melakukan eksperimen.

    Siswa menuliskan pertanyaan di

    kartu yang telah diberikan oleh

    guru , setelah selesai siswa dapat

    menempelkannya di papan

    inkuiri yang telah disediakan

  • 19

    oleh guru di depan kelas.

    Membimbing siswa mengamati

    perubahan yang terjadi

    Mencatat dan menganalisis hasil

    eksperimen

    Menumbuhkan dan

    meningkatkan interaksi antar

    siswa

    Berinteraksi dan bekerjasama

    sesama anggota kelompok dalam

    menyelesaikan tugas-tugas

    pembelajaran

    4. Organisasi data dan

    formulasi kesimpulan

    Membimbing siswa melakukan

    pendataan data / hasil

    eksperimen

    Melakukan penataan/

    interprestasi terhadap hasil

    eksperimen/ uji coba.

    Membimbing siswa untuk

    membuat suatu kesimpulan

    Membuat kesimpulan

    5. Analisis proses inkuiri Guru membimbing siswa untuk

    memahami pola-pola

    penemuan yang telah

    dilakukan dengan

    menghubungkan percobaan

    yang dilakukan dengan

    pertanyaan yang mereka

    ajukan di papan inkuiri.

    Guru mengulang pertanyaan di

    papan inkuiri, bagi siswa yang

    bisa menjawab akan diberikan

    apresiasi.

    Siswa menganalisis percobaan

    dengan menghubungkan

    pertanyaan yang telah ditempel

    sebelumnya di papan inkuiri.

    Siswa dengan percaya diri

    menjawab pertanyaan yang

    diberikan oleh guru.

  • 20

    2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri

    Kelebihan pendekatan pembelajaran inkuiri menurut Wardoyo (2013: 344)

    yaitu:

    1) Pembelajaran inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,

    afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran inkuiri

    ini dianggap lebih bermakna.

    2) Pembelajaran inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

    dengan gaya belajar mereka.

    3) Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan

    psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses

    perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

    4) Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki

    kemampuan di atas rata-rata.

    Kelemahan pendekatan pembelajaran inkuiri menurut Wardoyo (2013:

    344) :

    1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa .

    2) Pembelajaran inkuiri sulit dalam merencanakan pembelajaran, karena

    terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

    3) Penerapannya memerlukan waktu yang panjang sehingga pendidik

    sering sulit menyesuaikan waktu.

    4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

    menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inkuiri akan sulit

    diimplementasikan oleh setiap pendidik.

    Dari penjabaran di atas terlihat bahwa pendekatan inkuiri memiliki

    kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dia atas pendekatan

    inkuiri membuat siswa berpikir kritis, inisiatif, dan situasi belajar

    menjadi lebih merangsang. Beberapa kelemahan pendekatan inkuiri

    yaitu sulit mengontrol keberhasilan dan kegiatan siswa, waktu yang

    kurang panjang, dll. Dari beberapa kelemahan di atas maka peneliti

  • 21

    mencoba menggunakan pendekatan inkuiri berbantu papan inkuiri

    pada kelas IV di SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa, karena dalam

    hal ini menurut peneliti kelas IV di SD Kristen Ngampin Kec.

    Ambarawa peneliti dapat langsung mengamati siswa ketika mereka

    berdiskusi atau memperhatikan waktu pelajaran karena di kelas IV

    jumlah murid 16 siswa akan mempermudah peneliti untuk mengamati

    perkembangan. Berhubungan dengan waktu karena jumlah murid

    sedikit ini pasti proses pembelajaran akan cepat.

    2.1.5 Media Pembelajaran

    Menurut Arsyad (2003:14) media adalah yang membawa pesan-pesan atau

    informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

    tertentu. Media yaitu suatu perantara untuk menyampaikan pesan oleh si

    penerima pesan dalam memberikan informasi ilmu pengetahuan. Menurut

    Asnawir (2002), fungsi media dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai

    sarana yang dapat memberikan visual kepada siswa dalam rangka mendorong

    motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan

    abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, serta mudah dipahami. Dari

    pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana

    untuk menyampaikan pesan, dan dapat mendorong motivasi belajar.

    2.1.5.1 Media Papan Inkuiri

    Media pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami materi

    pelajaran, terlebih media tersebut dapat memotivasi peseta didik untuk bisa

    fokus pada saat proses pembelajaran. Dengan begitu hasil belajar siswa dapat

    meningkat. Peneliti menggunakan media pembelajaran yang disebut media

    papan inkuiri. Media papan inkuiri adalah kumpulan dari beberapa kartu yang

    berisikan kumpulan pertanyaan yang dibuat oleh siswa . Dari beberapa

    pertanyaan tersebut guru dan siswa secara bersama-sama menganalisis

    pertanyaan tersebut.

  • 22

    Alat yang digunakan dalam media papan inkuiri ini adalah kertas lipat yang

    berwarna yang digunakan untuk menuliskan pertanyaan, sterofom yang

    digunakan sebagai papan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan siswa . Dari

    beberapa pertanyaan tersebut siswa diminta untuk menganalisis pola inkuiri

    yang telah mereka jalani, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang

    paling produktif (menghasilkan data yang paling relevan) atau tipe informasi

    sebenarnya yang mereka butuhkan, tetapi tidak mereka dapatkan. Dari

    pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa mencari informasi melalui buku ,

    sumber belajar yang lain maupun kegiatan praktik langsung secara

    berkelompok.

    Pembelajaran dengan menggunakan media papan inkuiri ini dapat

    membuat siswa mampu berpikir kritis, lebih aktif dalam kegiatan belajar,

    sebab siswa mampu berpikir kritis dan membuat mereka merasa ingin tahu

    terhadap penyajian masalah yang diberikan oleh guru. Melatih siswa percaya

    diri untuk maju kedepan menempelkan pertanyaan tersebut di papan inkuiri

    yang ditempel di papan tulis. Pembelajaran inkuiri ini juga dapat melatih

    siswa untuk bekerja sama dengan kelompoknya, dan menambah pengetahuan

    atau wawasan mereka karena dalam kegiatan pembelajaran inkuiri ini siswa

    mau tidak mau harus mencari informasi di sumber-sumber belajar, sehingga

    melatih mereka untuk gemar membaca, menulis hal-hal atau informasi yang

    mereka temukan, dan menuliskan pertanyaan sesuai dengan apa yang ingin

    mereka tanyakan atau yang mereka butuhkan.

    Dalam pembelajaran siklus I dengan menggunakan papan inkuiri siswa

    dapat menuliskan pertanyaan tentang materi sifat dan perubahan wujud benda.

    Untuk menjawab beberapa pertanyaan tadi maka siswa diberi kesempatan oleh

    guru untuk mencari informasi di buku dan melakukan kegiatan praktek secara

    berkelompok. Di akhir kegiatan guru mengambil satu pertanyaan di papan

    inkuiri untuk dijawab bagi siswa yang tahu jawabannya. Dalam siklus II masih

    dengan menggunakan papan inkuiri siswa dapat menuliskan pertanyaan

    tentang materi sifat dan perubahan wujud benda. Untuk menjawab beberapa

    pertanyaan tadi maka siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mencari

  • 23

    informasi di buku dan melakukan kegiatan praktek secara berkelompok. Di

    akhir kegiatan guru mengambil satu pertanyaan di papan inkuiri untuk dijawab

    bagi siswa yang tahu jawabannya. Pada siklus II ini bagi siswa yang bisa

    menjawab pertanyaan dengan baik dan benar maka akan mendapatkan reward

    atau penghargaan karena telah menjawab dengan baik dan benar.

    2.2 Kajian Hasil Penelitian yang relevan

    Penelitian dilakukan oleh Purwanto (2012) dalam penelitiannya yang

    berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Pembelajaran

    Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Ngembak Kec.

    Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun ajaran 2011/2012. Dalam

    hasil penelitiannya dapat dilihat bahwa dengan pembelajaran inkuiri dapat

    meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Terbukti dari hasil nilai yang diperoleh

    siswa dari pre test yang semula mendapat nilai rata-rata 62 pada tes siklus 1

    mendapat nilai rata-rata 66 dan yang terakhir paa test siklus 2 yang mendapat nilai

    rata-rta kelas 80 . Hal ini dapat dibuktikan bahwa nilai rata-rata kelas menjadi

    naik dengan mencapai nilai ketuntasan 100%.

    Setyo Wahyuningsih (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Upaya

    Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui

    Pendekatan Inkuiri Pada Siswa kelas IV di SD Negeri Balong Jepon Blora

    Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

    ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan inkuiri. Hal

    ini nampak pada perbandingan rata-rata skor siklus I dan siklus II yaitu 73,36 dan

    90,94. Ketuntasan klasikal dari kondisi pra siklus sebesar 39,28%, siklus 1

    sebesar 71,42%, dan siklus II 92,86%.

    Himatul Wikaningrum (2010) melakukan penelitian dengan judul “Upaya

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri dan

    Media Melalui Konsep Gaya Magnet untuk Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas

    V Semester II SD Negeri Karanganyar Kec. Borobudur Kab. Magelang.

  • 24

    Menurutnya sebelum diterapkannya strategi pembelajaran menggunakan

    pendekatan inkuiri dan media hasil belajar yang diperoleh rata-rata 62,7. Pada

    siklus 1 ada peningkatan hasil belajar rata-rata mencapai 76 dan pada siklus 2

    nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 83,3.

    Dari beberapa penelitian di atas dapat dilihat bahwa dengan menerapkan

    pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPA dapat meningkatakan hasil belajar

    siswa. Hasil dari penelitian juga memuaskan terbukti adanya peningkatan

    ketuntasan yaitu naik menjadi lebih dari 80% yang nilai rata-rata dan ketuntasan

    yang rendah. Berbeda dengan penelitian di atas peneliti lebih menekankan pada

    proses pembelajaran yang menerapkan pendeketan inkuiri berbantu papan inkuiri

    kelas IV SD Kristen Ngampin Kec Ambrawa dan hasil belajar yang terkait dengan

    3 ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

    2.3 Kerangka Pikir

    Pembelajaran IPA di SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa masih

    bersifat teacher- centered yang menjadikan siswa pasif karena guru lebih

    mendominasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang aktif, kurangnya

    pendekatan atau model pembelajaran yang inovatif, lalu penggunaan media yang

    masih kurang, dan hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Siswa juga kurang

    aktif dalam melakukan kegiatan bertanya, mengeluarkan pendapat, dll. Hal ini

    dapat dilihat dari observasi hasil belajar IPA siswa kelas IV masih rendah dari

    KKM yang telah ditentukan oleh SD tersebut sehingga perlu adanya perbaikan

    pembelajaran agar prestasi belajar siswa meningkat.

    Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berbantuan papan

    inkuiri merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk dapat menigkatkan hasil

    belajar IPA. Pendekatan ini didukung oleh teori belajar konstruktivisme.

    Pendekatan ini menekankan agar siswa dipandang sebagai subyek belajar sejalan

    dengan pembelajaran konstruktivistik yang membangunkan pengetahuan melalui

    pengalaman, interaksi sosial dan dunia nyata (Yamin 2012:24).

  • 25

    Selain itu tahapan pelaksanaan ikuiri sejalan dengan karakteristik IPA,

    sehingga pembelajaran IPA cocok diterapi pendekatan inkuiri. Pendekatan ini

    dapat mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan

    menghadapkan siswa pada permasalahan. Pendekatan ini dapat berjalan dengan

    baik jika tersedi media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu media

    yang dapat digunakan untuk membelajarkan IPA adalah papan inkuiri. Papan

    inkuiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dituliskan siswa lalu dikumpulkan

    dan ditempelkan di papan inkuiri yang disediakan oleh guru .

    Dengan menggunakan media ini bahwa pesan yang ditampilkan melalui

    kartu-kartu pertanyaan yang diajukan siswa dapat mendorong aktivitas belajar

    siswa dalam menemukan dan mempengaruhi hasil belajar. Papan inkuiri

    digunakan setelah siswa mengamati video pembelajaran maupun slide power

    point tentang energi dan perubahannya. Dari slide power point maupun video

    pembelajaran guru memberikan suatu masalah, lalu siswa menuliskan pertanyaan

    di kartu yang akan dibagikan oleh guru. Pertanyaan tersebut berupa hal yang

    dirasa mereka aneh dan membuat mereka bertanya-tanya tentang hal itu. Ketika

    siswa sudah menuliskan pertanyaan pertanyaan tersebut siswa menempelkan di

    papan inkuiri yang sudah disediakan guru. Dari masalah tersebut proses inkuiri

    dimulai dengan pengumpulan data, pengumpulan data ekperimentasi, kesimpulan,

    analisis proses inkuri :

    Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris maka dapat dibuat kerangka berpikir

    sebagai berikut :

  • 26

    Gambar 2.3

    Kerangka Pikir

    2.4 Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis

    yaitu:

    1) Melalui penerapan pendekatan inkuiri berbantu papan inkuiri, hasil

    belajar siswa dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor kelas IV SD

    Kristen Ngampin Kec Ambarawa dapat meningkat.

    Guru menggunakan

    pendekatan inkuiri

    berbantu papan

    inkuiri

    Guru ceramah

    dan tanya

    jawab

    Kondisi

    awal

    Tindakan

    Kondisi

    akhir

    Hasil

    belajar

    siswa

    rendah

    Siklus I

    Hasil belajar siswa meningkat

    Siklus II

    Kognitif Afektif

    Psikomotor