teor pakan ayam

Upload: sakurarythem

Post on 14-Apr-2018

286 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    1/14

    TEORI DAN APLIKASI PEMBUATAN PAKAN TERNAK AYAM DAN ITIK

    Oleh : Eko WidodoFakultas Peternakan

    Universitas Brawijaya MalangE-mail: [email protected]

    I. PENDAHULUAN

    Ternak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di

    pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan, yang

    setiap saat bisa dijual saat membutuhkan. Jutaan orang juga untuk kehidupan sehari-hari

    tergantung pada peternakan ayam dan itik ini.

    Pakan merupakan biaya terbesar dalam pemeliharaan ternak ayam maupun itik,

    biasanya berkisar 60-75% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, sebagai salah satu dari

    3 sendi usaha peternakan (bibit pakan manajemen), faktor pakan perlu mendapatkan

    perhatian khusus. Pilihan bibit ayam atau itik yang baik, artinya dihasilkan dari induk dan

    pejantan pilihan yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan bobot badan yang tinggi akan

    menghasilkan keturunan yang memiliki potensi pertumbuhan yang cepat. Bibit yang baik

    mesti dipelihara dengan manajemen yang baik pula sehingga tidak terjangkit penyakit, tidak

    kepanasan/kedinginan dan tidak tertiup angin kencang atau dikandangkan dimalam hari

    sehingga tidak dimakan predator misalnya kucing atau anjing. Bibit yang baik dengan

    manajemen yang baik juga mesti didukung oleh pakan yang baik pula, agar potensi

    genetiknya bisa muncul menjadi ayam yang tumbuh dengan baik. Apa jadinya kalau ayam

    genetiknya baik dan dipelihara dengan manajemen yang baik tetapi tidak diberi pakan yang

    baik, yang terjadi adalah pertumbuhan terganggu karena dari input zat makanan yang

    terdapat dalam pakan yang diberikanlah ayam akan tumbuh. Secara teoritis, kebutuhan zat

    makanan akan dipenuhi dari pakan yang diberikan akan digunakan untuk hidup pokok

    (kebutuhan untuk bernapas, beraktivitas dan gerak misalnya), baru setelah terpenuhi maka

    zat makanan tersebut akan dirombak menjadi daging.

    II. TENTANG BAHAN PAKAN

    Bahan pakan ternak adalah segala bahan yang dapat dimakan, yang bermanfaat

    dan tidak berbahaya terhadap kesehatan ternak unggas. Bila beberapa bahan pakan

    dicampur untuk memenuhi kebutuhan ternak maka akan menghasilkan pakan

    sempurna/komplit. Sebenarnya bahan pakan ternak secara sederhana bisa digolongkan

    menjadi:

    1. Bahan pakan asal tumbuhan, seperti tepung daun lamtoro, daun kelor, daun gamal dsb.

    2. Bahan pakan asal hewan, seperti tepung ikan, tepung teri dsb

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    2/14

    3. Bahan tambahan lain seperti tepung kerang, tepung tulang, premik (produk campuran

    vitamin, mineral, asam amino dll)

    Bagian terpenting yang menjadi pertimbangan suatu bahan bisa dijadikan bahan

    pakan adalah:

    1. komposisi kimianya

    Perlu diketahui bahwa komposisi zat makanan dalam suatu bahan pakan mungkin

    bervariasi, kalau bahan tersebut asal tanaman misalnya tergantung umur panen, varitas

    tanaman, pemupukan dsb. Disamping itu ada beberapa bahan pakan yang rentan untuk

    dipalsukan, misalnya bekatul dipalsukan dengan gilingan sekam, tepung ikan dipalsukan

    dengan hasil pembakaran tepung bulu dll. Tabulasi beberapa bahan pakan yang mungkin

    dipakai dinataranya seperti dalam tabel 1 atau bisa diperoleh dari tabel NRC, atau bahkan

    berbagai buku praktis.

    TABEL 1. KOMPOSISI BAHAN PAKAN UNTUK UNGGAS

    BAHAN PAKAN HARGA EM PK LK SK Ca P Lis Met

    Rp Kkal/kg % % % % % % %

    BEKATUL 1000 2860 10.2 7 3 0.04 0.16 0.71 0.27

    JAGUNG KUNING 2800 3370 8.6 3.9 2 0.02 0.1 0.2 0.18

    MENIR 800 3390 8.9 4 1 0.03 0.4 0 0.27

    POLLARD 1800 1300 15 4 10 0.14 0.32 0.3 0.17

    SORGHUM 900 3250 10 2.8 2 0.03 0.1 0.2 0.13

    TEPUNG GAPLEK 300 2970 1.5 0.7 0.9 0.18 0.09 0.03 0.09TETES (TEBU) 500 1960 3 0.1 0 0.9 0.1 0

    BUNGKIL BIJI KAPAS 1500 2100 41 4.8 12 0.18 0.33 1.6 0.6

    BUNGKIL KEDELE 4000 2240 42 0.9 6 0.29 0.65 2.9 0.65

    BUNGKIL KELAPA 2100 2200 18.5 2.5 15 0.2 0.57 0.64 0.29

    BUNGKIL WIJEN 2500 1910 45 5 5 2 0.3 1.3 1.4

    BUNGKIL.KC. TANAH 3700 2200 42 1.9 17 0.2 0.2 1.8 0.5

    T.IKAN (Herring)) 6500 2640 72 10 1 2 1.5 6.4 2

    T.IKAN LOKAL 5000 2650 58 9 1 5.5 2.8 5 1.8

    TEPUNG LAMTORO 1500 828 18.9 5.9 16.3 0.05 0 0 0.55

    MINYAK KELAPA 8000 8600 0 100 0 0 0 0

    TEPUNG BATU 450 0 0 0 0 40 0 0 0

    DL Metionin 40000 0 0 0 0 0 0 0 90

    GARAM 200 0 0 0 0 0 0 0 0

    KULIT KERANG 250 0 0 0 0 37 0 0 0

    L-lysin HCl 40000 0 0 0 0 0 0 80 0

    PREMIX 5000 0 0 0 0 25 0 0 0

    Suatu bahan pakan dikatakan berkualitas apabila zat-zat makanan yang terkandung

    sesuai atau bahkan lebih tinggi dari standar, misalnya tabel di atas. Ada baiknya senantiasa

    menganalisakan bahan pakan yang akan digunakan sehingga hasil formulasi bisa riil dan

    lebih tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan mendatangi dinas peternakan (beberapa daerah di

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    3/14

    Jawa Timur sudah memiliki fasilitas laboratoriumnya) atau Fakultas Peternakan terdekat.

    Tentu diperlukan biaya, namun tidak semahal jika harus dianalisiskan ke lembaga swasta.

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kadar air bahan pakan. Kadar air bahan

    pakan yang terlalu tinggi akan merugikan peternak dalam 2 aspek, yaitu: 1. Cepat rusak

    atau tidak bisa disimpan untuk waktu yang lama dan 2. Menurunkan kandungan nutrisi.

    Untuk alasan cepat rusak mudah dimengerti karena bahan pakan akan cepat ditumbuhi

    jamur. Alasan yang kedua tentang zat makanan mudahnya dijelaskan dalam diagram

    berikut:

    Air

    Bahan Pakan

    Bahan kering (protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral)

    Diagram tersebut mengilustrasikan bahwa jika kadar air dalam bahan pakan tinggi berarti

    kadar bahan keringnya menurun. Padahal zat-zat makanan yang penting untuk

    pertumbuhan, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral terdapat dalam

    bahan kering. Oleh karena itu, peternak perlu memiliki tabel standar sebagaimana

    perusahaan besar untuk mengontrol kualitas bahan pakan yang akan digunakan. Harga

    bahan pakan mungkin lebih murah, tetapi kalau kadar airnya diatas 14% akan mudah

    ditumbuhi jamur meski disimpan dengan baik.

    2. Batasan penggunaan bahan pakan

    Kenapa penggunaan bahan pakan perlu dibatasi? Alasannya adalah jika dipakai

    terlalu banyak akan berpengaruh negatif terhadap ternak. Pengaruh negatif tersebut bisa

    disebabkan oleh karena mengandung zat anti-nutrisi. Misalnya kedelai mentah kaya akan

    anti-tripsin sehingga menghambat pencernaan protein. Oleh karena itu, perlu perlakuan

    sebelum diberikan pada ternak misalnya dengan penyangraian selama 20-30 menit. Tetapi,

    penyangraian tidak hanya memerlukan proses dan tenaga kerja tambahan dan tentu sajaongkos tambahan untuk pegawai dan penyangraian. Untuk praktisnya, digunakanlah bungkil

    kedelai yaitu kedelai hasil samping pembuatan minyak kedelai.

    Batasan penggunaan bahan pakan juga diperlukan mengingat pakan ternak unggas

    umumnya hanya membolehkan kadar serat kasar 5-7% saja. Serat kasar memang

    dibutuhkan oleh ternak unggas, tetapi karena kemampuannya mencerna serat yang terbatas

    khususnya untuk ternak muda maka penggunaan bahan pakan kaya akan serat kasar mesti

    diatur. Tabel 2 dibawah bisa dijadikan acuan, biasanya peternak juga mendasarkan pada

    pengalaman yang mungkin berbeda dengan teori karena didasarkan pada tingkat

    keuntungan tertinggi.

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    4/14

    TABEL. 2. MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN PAKAN UNTUK UNGGAS

    Bahan Pakan Petelur Pedaging

    Starter Grower Layer Starter Finisher

    Jagung 60 60 70 60 70

    Sorgum 25 40 40 25 40

    Bekatul 10 15 30 10 10

    Menir 40 40 40 40 40

    Tepung gaplek 8 10 10 8 10

    Pollard 5 15 30 15 20

    Gandum 10 20 40 10 30

    Lemak/minyak 5 6 7 5 7

    Tetes 2 2 2 2 2

    Tp. daun lamtoro 5 5 5 5 5

    Kapur 5 5 5 5 5

    Kulit kerang 2 3 5 1 3Limbah udang 5 5 8 5 5

    Bungkil kedele 30 30 40 30 40

    Bungkil kacang 5 7.5 15 5 7.5

    Bungkil kelapa 10 15 25 15 15

    Bungkil biji kapas 5 5 10 2.5 5

    Tepung ikan 7 8 10 7 10

    Tepung bulu 2 5 5 5 5

    Tepung daging 7 7 7 7 7

    Tepung bekicot 3 3 3 3 3

    III. TEORI PEMBUATAN PAKAN

    Dalam hal pembuatan pakan ini diperlukan pertimbangan khusus diantaranya:

    1. Bahan pakan apa yang akan digunakan

    Untuk membuat pakan sendiri lebih sulit, terutama karena peternak umumnya

    memiliki pilihan terhadap jenis bahan pakan yang dipakai terbatas. Mungkin peternak

    memiliki hanya tidak lebih dari 8-10 jenis bahan pakan biasanya terdiri dari jagung, bekatul,

    tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tapioka, tepung kerang, kalsium

    karbinat/tepung batu, dan premik. Hal ini berbeda dengan pabrik pakan besar seperti

    Phokphand atau Comfeed yang memiliki dana dan gudang yang besar mampu mengkoleksi

    50 atau lebih jenis bahan pakan. Terlebih dalam pengadaan bahan pakan ternak

    kontinyuitas suplai dan ketersediaannya merupakan hal yang sangat penting. Suplai bahan

    pakan yang kontinyu dan bahan pakan tersebut selalu tersedia sepanjang tahun penting

    agar formula pakan yang dibuat nanti tidak terlalu sering berubah, karena pada prinsipnya

    ternak bisa diberikan pakan dengan kualitas yang sama tetapi tiap bahan pakan punya

    spesifikasi sendiri misalnya mengandung anti-nutrisi yang menyebabkan palatabilitas/tingkat

    kesukaan menurun dan berakibat konsumsi pakannya juga menurun. Padahal, konsumsi

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    5/14

    pakan adalah langkah awal dari tercapainya produktifitas. Jika level konsumsi pakan tidak

    tercapai maka akan sulit punya tercapai target pertumbuhannya.

    2. Tabel zat makanan yang terkandung dalam bahan pakan tersebut

    Untuk bisa menyusun pakan atau membuat formula pakan diperlukan komposisi zat

    makanan dari setiap bahan pakan yang mau dipakai. Komposisi tersebut untuk mudahnya

    perlu disusun dalam suatu tabel kalau bisa dalam suatu program spreadsheet semacam

    excel (program excel bisa digunakan untuk menyusun ransum). Pada saat mau menyusun

    formula, tabel seperti tabel 1 tersebut akan sangat membantu.

    3. Tabel kebutuhan zat makanan

    Tabel kebutuhan zat makanan adalah spesifik dan berbeda menurut kebutuhannya

    berdasarkan jenis ternak (berbeda antara ayam dan itik misalnya), jenis produksi (untuk

    produksi daging atau telur) dan umur (karena pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh umur,

    juga produksi telur dipengaruhi oleh umur). Penggunaan ayam buras untuk produksi daging,

    atau ayam petelur jantan dan itik jantan sebagai ternak pedaging sebenarnya keluar dari

    kodrat. Hanya peternak Indonesia saja yang melihat ini peluang, walaupun ketiga ternak

    tersebut pertumbuhannya lambat dengan strategi pemberian pemberian yang tepat dan

    murah keuntungan masih bisa diperoleh. Keuntungan dalam usaha peternakan adalah

    orientasi peternak, jika untung maka banyak peternak lain yang ikut-ikutan memelihara

    ternak tersebut. Tabel 3 berikut bisa dijadikan acuan peternak untuk membuat formulasi

    pakan.

    TABEL 3. KEBUTUHAN ZAT MAKANAN UNGGAS PEDAGING DAN PETELUR

    Jenis Unggas Periode / umur

    Kebutuhan zat

    makanan

    EM PK LK SK Ca P Lis Met

    Kkal/kg % % % % % % %

    Ayam Pedaging Starter (0-3mg) 2900 22 5-8 3-5 0.9-1.1 0.7-0.9 1.1 0.5

    Ayam Pedaging Finisher (3-6mg) 3100 20 5-8 3-5 0.9-1.1 0.7-0.9 1 0.38Ayam Petelur Starter (0-8mg) 2800 19 4-6 4-5 0.9-1.1 0.6-0.8 0.85 0.3

    Ayam Petelur Grower (8-22mg) 2600 16 4-6 5-6 0.9-1.1 0.6-0.8 0.6 0.25

    Ayam Petelur Layer1(22-52mg) 2650 17 4-6 4-6 3.3-3.8 0.7-0.9 0.73 0.34

    Ayam Petelur Layer2(>52mg) 2650 15.5 4-6 4-6 3.5-3.8 0.7-0.9 0.6 0.25

    Ayam Petelurjantan 1 hari-dipotong 2900 19 5-8 4-5 0.9-1.1 0.6-0.8 0.85 0.3

    Itik (0-2mg) 2900 22 5-8 3-5 0.65 0.4 0.9 0.4

    Itik (2-7mg) 3000 16 5-8 3-5 0.6 0.3 0.65 0.3

    Itik Layer 2900 15 4-6 4-6 2.75 0.4 0.6 0.27

    Itik jantanpedaging Starter (0-3mg) 2800 22 5-8 3-5 0.65 0.4 0.9 0.4

    Itik jantanpedaging Finisher (3-7mg) 2900 16 5-8 3-5 0.6 0.3 0.65 0.3

    Ayam Buras Starter (0-3mg) 2700 18 4-7 3-6 0.9-1.1 0.7-0.9 0.6 0.25

    Ayam Buras Finisher (3-8mg) 2800 15 4-7 3-6 0.9-1.1 0.7-0.9 0.6 0.25

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    6/14

    4. Metode penyusunan/formulasi pakan

    Ada beberapa metode formulasi pakan, namun kali ini hanya akan dibahas 2 saja

    yaitu metode pearson square dan trial and error. Lebih lanjut akan dibahas secara lebih detil

    dalam sub-bab formulasi pakan.

    5. Harga bahan pakan

    Pakan jadi/komplit yang dibuat peternak akan murah jika disusun dari bahan pakan

    yang berkualitas tetapi murah. Padahal fenomena umumnya adalah semakin murah harga

    bahan pakan kualitasnya semakin jelek atau paling tidak dibawah standar. Tepung ikan

    adalah ilustrasi yang paling mudah, biasanya harga tepung ikan ditentukan oleh kandungan

    proteinnya. Misalnya setiap% protein adalah Rp 100,- maka tepung ikan yang kandungan

    proteinnya 50% harganya Rp 5000,-/kg. Jika peternak ditawari dengan harga di bawah Rp

    5000,-/kg perlu curiga kualitasnya.

    IV. Praktek pembuatan formula pakan

    Seperti telah dijelaskan bahwa hanya 2 metode yang akan diuraikan:

    1. Metode pearson square/segi empat pearson, prinsipnya adalah:

    a. menentukan dahulu standar pakan jadi yang ingin dibuat (hanya 1 zat makanan saja,

    misalnya proteinnya 20%)

    b. mencari 2 bahan pakan dengan ketentuan bahan pertama memiliki protein diatas 20%

    (misalnya bungkil kedelai dengan protein 45%) dan bahan kedua dibawah 20% (misalnya

    jagung dengan protein 9%)

    jika diketahui ingin menyusun pakan jadi sebanyak 72 kg, maka selanjutnya buat segi empat

    berikut:

    Bungkil kedelai 45% 11 (selisih 9 dan 20) = 11/36 x 72 = 22 kg

    Jagung 9% 25 (selisih 45 dan 20) = 25/36 x 72 = 50 kg36 (jumlah antara 11 dan 25)

    Dari perhitungan tersebut di atas maka bisa diperoleh formula bahwa bungkil kedelai yang

    digunakan adalah 22 kg dan jagungnya 50 kg.

    Perhitungan ini memang sederhana, tetapi banyak kelemahannya, yang utama

    adalah hanya 1 zat makanan (misalnya dalam contoh di atas adalah protein) saja yang bisa

    dihitung dengan tepat (20%).

    20

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    7/14

    2. Metode trial and error (coba dan salah) artinya kalau salah ya dicoba hitung lagi.

    Berdasarkan alat perhitungannya maka bisa menggunakan kalkulator atau program excel.

    Tentu saja dengan menggunakan excel akan jauh lebih mudah. Untuk mengingatkan,

    apapun metode yang digunakan memerlukan 2 hal:

    1. Tabel komposisi zat makanan dari bahan penyusun pakan, memang baru memuat

    beberapa yang mungkin digunakan di Indonesia seperti terlihat dalam Tabel 1.

    2. Tabel kebutuhan zat makanan untuk unggas yang bersangkutan (termasuk

    harganya), untuk ayam ras memang sudah ada standarnya tetapi untuk ayam buras

    dan ternak lokal lain mengacu pada label produk yang dikeluarkan oleh beberapa

    perusahaan pakan atau sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.

    3. Mempertimbangkan batasan penggunaannya

    2.1. Prosedur penyusunan ransum dengan kalkulator

    a. buatlah tabel dengan jumlah kolom sebanyak zat makanan yang ingin diketahui

    dan dengan jumlah baris sebanyak jumlah bahan pakan yang ingin digunakan

    sebagai berikut:

    BAHAN HARGA EM PK LK SK Ca P Lis MetRp/kg Kkal/kg % % % % % % %

    b. sandingkan tabel komposisi dengan tabel tersebut untuk memudahkan

    perhitungan.

    c. mulailah memilih bahan pakan yang hendak digunakan sesuai yang ada tersedia

    saat itu, lalu menghitung dengan mengalikan proporsi dibagi 100 dikalikan dengan

    komposisi yang sesuai kolomnya.

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    8/14

    BAHAN HARGA EM PK LK SK Ca P Lis MetRp/kg Kkal/kg % % % % % % %

    BEKATUL 10

    10/100 x

    800=

    80 268 dstJAGUNG

    KUNING 50 1500

    BUNGKIL

    BIJI

    KAPAS dst

    BUNGKIL

    KEDELE

    BUNGKIL

    KELAPA

    T.IKAN

    LOKALTEPUNG

    LAMTORO

    MINYAK

    KELAPA

    GARAM

    KULIT

    KERANG

    PREMIX

    TOTAL 100

    STANDARKUALITAS misalnya 2750 17

    4-8

    3-5

    2.8-3.8

    0.7-1.0 1.0 0.3

    d. jumlahkan hasilnya

    e. bandingkan dengan standar, kemudian evaluasi apakah sudah sesuai (matching).

    Jika belum rubahlah proporsinya hingga didapat hasil yang ideal.

    2.2. Prosedur penyusunan ransum dengan softwareMicrosoft Excel

    Secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

    a. Pilih bahan yang akan dipakai boleh mengacu pada Tabel 1 atau yang lain,

    sebaiknya menggunakan lebih dari 6 jenis bahan pakan supaya jika bahan pakan

    yang satu kekurangan zat "A" mungkin bisa ditutupi oleh bahan pakan yang lain

    (supplementary effect). Masukkan datanya dalam Microsoft excel. Contohnya

    lihat Gambar berikut:

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    9/14

    b. Buatlah kopi tabel kolom 1, lalu dibawahnya masukkan standar kebutuhan

    zat makanannya sesuai jenis ternak yang dipelihara (dalam hal ini dipilih

    ayam petelur layer), bisa mengacu pada Tabel 3. atau yang lainnya dan

    cantumkan proporsinya. Setelah proporsinya ditentukan, buatlah

    rumusnya misalnya seperti contoh berikut:

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    10/14

    c. Bayangkan bahwa pakan jadi yang hendak disusun adalah dalam formula

    100%. Maka total proporsi nanti harus seratus. Lihat Gambar berikut:

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    11/14

    d. Jika proporsi sudah ditemukan, itulah sebenarnya formula pakan jadi

    saudara. Jadi tinggal berapa kilogram pakan yang hendak disusun,

    dikalikan dengan formula itu ketemu berapa bahan pakan yang

    diperlukan. (Ternyata minyak kelapa, DL Methionin dan L Lisin tidak

    diperlukan untuk menyusun pakan karena kebutuhan ternak sudah

    terpenuhi dengan baik). Hasil akhir formulasi dapat dilihat dalam Gambar

    berikut (fokus pada bagian yang diarsir/highlighted) dengan asumsi pakan

    jadi yang ingin dibuat adalah 1000 kg atau 1 ton:

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    12/14

    Sebenarnya kesederhanaan metode formulasi ini terletak pada penggunaan

    perkalian dan penjumlahan saja, tetapi jika digunakan kalkulator akan sangat

    menjemukan karena perubahan proporsi berdampak pada pengulangan perhitungan

    dari awal. Oleh karena itu, perlu digunakan program software Microsoft Excel untuk

    solusinya.

    V. Pakan untuk penggemukan ayam dan itik

    Dalam bab ini akan diberikan formula yang dipakai oleh beberapa peternak.

    Sekali lagi jika ingin dicek apa sesuai kebutuhan bisa digunakan program excel,

    tetapi peternak dasarnya bukan kebutuhan tetapi keuntungan.

    Itik jantan diberi BR1 atau 411 selama 1 minggu pertama, kemudian pakan dirubah

    menjadi campuran antara jagung 30 bagian, bekatul 20 bagian dan BR1 atau

    konsentrat 411 sampai umur 7 minggu.

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    13/14

    VI. Praktek pembuatan/pencampuran pakan

    Formulasi pakan yang baik, juga harus dibuat/dicampur dengan cara yang

    benar untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Yang dimaksud dengan cara

    yang benar adalah proses pencampuran yang merata/homogen. Setelah berhasil

    membuat formulasi, beberapa bahan pakan terpilih akan dicampur baik secara

    manual atau dengan mesin. Agar pencampuran bisa berlangsung dengan baik dan

    homogen/merata. Mulanya bahan pakan harus dalam kondisi yang sama,

    maksudnya semua dalam ukuran yang sama atau sebaiknya digiling dan tidak ada

    yang butiran dengan alat sederhana seperti dalam Gambar 1.

    Gambar 1. Mesin giling butiran/grinder (kiri) dan penyiapan bahan pakan (kanan)

    Kemudian bahan pakan yang akan digunakan disiapkan semua terlebih dahulu baru

    setelah itu dicampur secara manual. Jika volumenya lumayan banyak diatas 50 kg

    misalnya pencampuran bisa menggunakan sekop/pacul.

    Gambar 2. Pencampuran secara manual (kiri) dan menggunakan pacul (kanan)

  • 7/30/2019 Teor Pakan Ayam

    14/14

    Jika telah dicampur, maka bisa langsung diberikan pada ternak dalam bentuk tepung

    atau diproses lebih lanjut menjadi bentuk pellet yang secara sederhana dicetak

    menggunakan gilingan untuk membuat sambel pecel/getuk lindri. Hanya jika ini

    dilakukan bahan perlu dibasahi/dikukus dulu. Setelah itu perlu dilakukan proses

    penjemuran atau pengeringan kembali kemudian disimpan lebih lanjut sebelum

    diberikan pada ternak.

    Demikian semoga tulisan ini bermanfaat.

    Malang, 25 April 2010